• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II LANDASAN TEORI Manajemen dan Manajemen Pemasaran. berikut adalah pendapat beberapa pakar, yang antara lain adalah :

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB II LANDASAN TEORI Manajemen dan Manajemen Pemasaran. berikut adalah pendapat beberapa pakar, yang antara lain adalah :"

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

13 2.1.1. Pengertian Manajemen

Pada dasarnya, manajemen adalah suatu proses pencapaian tujuan dengan melalui kegiatan orang lain. Untuk memahami lebih mendalam, maka berikut adalah pendapat beberapa pakar, yang antara lain adalah :

Malayu SP. Hasibuan ( 2006 : 2 ) mengatakan bahwa : “Manajemen adalah ilmu dan seni mengatur proses pemanfaatan sumber daya manusia dan sumber-sumber lainnya secara efektif dan efisien untuk mencapai suatu tujuan tertentu”.

Harold Koontz dan Cyril O,Donnel dalam Malayu S.P Hasibuan (2006 : 2) mengatakan bahwa :

“Manajemen adalah usaha mencapai suatu tujuan tertentu melalui kegiatan orang lain. Dengan demikian manajer mengadakan koordinasi atas sejumlah aktivitas orang lain yang meliputi perencanaan, pengorganisasian, penempatan, pengarahan dan pengendalian”.

G.R Terry dalam Malayu S.P Hasibuan (2006 : 2) mengatakan bahwa : “Manajemen adalah suatu proses yang khas yang terdiri dari tindakan-tindakan perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan pengendalian yang dilakukan untuk menentukan serta mencapai sasaran-sasaran yang ditentukan melalui pemanfaatan sumber daya manusia dan sumber-sumber lainnya”.

Berdasarkan ketiga definisi sebagaimana tersebut di atas, maka dapat simpulkan bahwa manajemen adalah ilmu dan seni dengan suatu perencenaan, pengorganisasian, penempatan, pengarahan dan pengendalian terhadap suatu kegiatan untuk mencapai tujuan tertentu.

(2)

2.1.2. Pengertian Pemasaran

Beberapa para ahli menjelaskan tentang istilah pemasaran diantaranya adalah sebagai berikut :

Philip Kotler dan Keller (2009 : 356), mengatakan bahwa :

“Pemasaran adalah sebuah proses sosial dan manajerial dimana setiap individu dan kelompok berusaha mendapatkan apa yang mereka inginkan melalui proses kreasi, penawaran dan kebebasan dalam melakukan pertukaran produk dan jasa dengan kelompok lain”.

Indriyo Gitosudarmo (2008 : 17), mengatakan bahwa “ pemasaran dapat diartikan sebagai suatu kegiatan yang mengusahakan agar produk yang dipasarkannya itu dapat diterima dan disenangi oleh pasar”.

William J. Stanton dalam Basu Swatha (2002:5), mengatakan bahwa: “Pemasaran adalah suatu sistem keseluruhan dari kegiatan-kegiatan bisnis yang ditujukan untuk merencanakan, menentukan harga, mempromosikan, dan mendistribusikan barang dan jasa memuaskan kebutuhan baik kepada pembeli yang ada maupun pembeli potensial”.

Sedangkan Fandy Tjiptono (2007 : 4), mengatakan bahwa : “Pemasaran adalah serangkaian aktivitas yang dilakukan perusahaan untuk menstimulasi permintaan atas produk atau jasanya dan memastikan bahwa produk dijual dan disampaikankepada para pelanggan”.

Berdasarkan berbagai pendapat sebagaimana tersebut di atas, maka dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud dengan pemasaran adalah kegiatan yang berusaha mempengaruhi konsumen untuk bersedia membeli barang dan jasa perusahaan melalui penciptaan, penawaran, dan pertukaran produk yang bernilai.

(3)

2.2. Perilaku Konsumen 2.2.1 Pengertian

Ilmu konsumen berfokus kepada mempelajari perilaku konsumen, sehingga arti dan definisi ilmu konsumen akan difokuskan kepada perilaku konsumen.

Schitfman dan Kanuk dalam Ujang Sumarwan (2010 : 6 ) mengatakan bahwa :

The term consumer behavior refers to the behavior that consumers display in searching for, purchashing, using, evaluating, and disposing of products and services that they expect will satisfy their needs : perilaku konsumen

diartikan sebagai perilaku yang diperlihatkan konsumen dalam mencari, membeli, menggunakan, mengevaluasi dan menghabiskan produk dan jasa yang mereka harapkan akan memuaskan kebutuhan mereka.

Sedangkan Engel, Blackwell, dan Miniard (1993) dalam Ujang Sumarwan (2010 : 6 ), mengatakan bahwa :

We define consumer behavior as those activities directly involved in obtaining, consuming, and disposing of products and services, including the decision processes that precede and follow these action : kami

mendefinisikan perilaku konsumen sebagai tindakan yang langsung terlibat dalam mendapatkan, mengonsumsi, dan menghabiskan produk serta jasa, termasuk proses keputusan yang mendahului dan mengikuti tindakan ini.

Sementara itu Loudon dan Della-Bitta (1984) dalam Ujang Sumarwan ( 2010 : 7 ) mengatakan bahwa yang dimaksud dengan perilaku konsumen adalah merupakan proses pengambilan keputusan dan aktivitas fisik dalam mengevaluasi, memperoleh, menggunakan dan menghabiskan barang atau jasa.

Berdasarkan beberapa pengertian sebagaimana tersebut di atas, dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud dengan perilaku konsumen, adalah merupakan tindakan dalam mengevaluasi, mendapatkan, memanfaatkan barang dan atau jasa.

(4)

2.2.2 Faktor-faktor yang mempengaruhi Perilaku Konsumen

Menurut Kotler ( 2007 : 214 ) perilaku konsumen dipengaruhi oleh : 1. Faktor Sosial

a. Kelompok Acuan : Kelompok acuan terdiri dari semua kelompok yang memiliki pengaruh langsung maupun tidak langsung terhadap sikap maupun perilaku seseorang. Kelompok yang memiliki pengaruh langsung terhadap seseorang dinamakan membership group atau kelompok keanggotaan.

Membership group ini terdiri dari dua yaitu primary groups (keluarga, teman,

tetangga dan rekan kerja) dan secondary groups yang lebih formal dan memiliki interaksi rutin yang sedikit (kelompok keagamaan, perkumpulan profesional dan serikat dagang).

b. Pengaruh Keluarga : Keluarga memberikan pengaruh yang besar dalam perilaku pembelian. Keluarga merupakan organisasi pembelian konsumen yang paling penting dalam masyarakat dan para anggota keluarga menjadi kelompok acuan primer yang paling berpengaruh. Pelaku pasar telah memeriksa peran dan pengaruh suami, istri dan anak dalam pembelian produk dan jasa yang berbeda. c. Peran dan Status : Seseorang berpartisipasi dalam banyak kelompok sepanjang hidupnya seperti keluarga, klub dan organisasi. Kedudukan seseorang itu dapat ditentukan berdasarkan peran dan statusnya. Dengan kata lain tiap peran membawa sebuah status yang merefleksikan penghargaan umum yang diberikan oleh masyarakat. Sehingga seseorang memilih produk yang dapat mengkomunikasikan peran dan status mereka di masyarakat.

(5)

2. Faktor Personal

a. Situasi Ekonomi : Keadaan ekonomi seseorang akan mempengaruhi pilihan produk yang akan digunakan, seperti jam tangan rolex diposisikan untuk para konsumen kelas atas sedangkan timex dimaksudkan untuk para konsumen kelas menengah. Situasi ekonomi seseorang amat sangat mempengaruhi pemilihan produk dan keputusan pembelian pada suatu produk tertentu .

b. Gaya Hidup : Pola kehidupan seseorang yang diekspresikan dalam aktivitas, ketertarikan, dan opini orang tersebut. Orang-orang yang datang dari kebudayaan, kelas sosial dan pekerjaan yang sama mungkin saja mempunyai gaya hidup yang berbeda.

c. Kepribadian dan konsep diri :Kepribadian adalah karakteristik unik dari psikologi yang memimpin kepada kestabilan dan respon terus menerus terhadap lingkungan orang itu sendiri, contohnya : orang yang percaya diri, dominan, suka bersosialisasi, otonomi, defensif, mudah beradaptasi dan agresif. Tiap individu memiliki gambaran diri yang kompleks dan perilaku seseorang cenderung konsisten dengan konsep diri tersebut.

d. Usia dan siklus hidup : Orang-orang mengubah barang dan jasa yang dibeli seiring dengan siklus kehidupannya. Rasa makanan, baju-baju, peralatan rumah tangga dan rekreasi seringkali berhubungan dengan umur. Keputusan pembelian juga dibentuk oleh siklus hidup keluarga. Faktor-faktor penting yang berhubungan dengan umur sering diperhatikan oleh para pelaku pasar. Ini mungkin dikarenakan karena adanya perbedaan yang besar dalam umur.

(6)

e. Pekerjaan : Pekerjaan seseorang mempengaruhi barang dan jasa yang dibeli.Contohnya, pekerja konstruksi sering membeli makan siang dari catering yang datang ke tempat kerja. Para eksekutif membeli makan siang dari full

service restoran, sedangkan pekerja kantor membawa makan siangnya dari

rumah atau membeli dari restoran cepat saji terdekat. 3. Faktor Psikologis

a. Motivasi : Seseorang memiliki banyak kebutuhan pada waktu tertentu. Kebutuhan akan menjadi motif apabila didorong hingga mencapai level intensitas yang memadai (Kotler,2005).Teori motivasi menurut Abraham Maslow bahwa kebutuhan manusia diatur menurut sebuah hierarki, dari yang paling mendesak sampai paling tidak mendesak (kebutuhan psikologikal, keamanan, sosial, harga diri dan pengaktualisasian diri). Ketika kebutuhan yang paling mendesak itu sudah terpuaskan, kebutuhan tersebut berhenti menjadi motivator dan orang tersebut akan kemudian mencoba untuk memuaskan kebutuhan paling penting berikutnya.

b. Persepsi : adalah proses yang digunakan individu untuk memilih, mengorganisasi dan mengartikan masukan informasi guna menciptakan suatu gambaran yang berarti dari lingkungan sekitarnya.

c. Pembelajaran : Pembelajaran adalah perubahan perilaku seseorang yang timbul dari pengalaman, di mana pembelajaran dihasilkan melalui perpaduan kerja antara pendorong, rangsangan, isyarat bertindak, tanggapan, dan penguatan.

(7)

d. Keyakinan dan Sikap : keyakinan adalah suatu gambaran pemikiran yang dianut oleh seseorang mempercayai sesuatu. Keyakinan merek ada di dalam memori konsumen. Sedangkan sikap adalah berkaitan dengan evaluasi, perasaan emosi, dan kecenderungan tindakan yang menguntungkan dan tidak menguntungkan dan bertahan lama pada seseorang terhadap objek atau gagasan tertentu.

4. Faktor Budaya

a. Budaya : Budaya merupakan penentu keinginan dan perilaku yang paling dasar. Nilai – nilai yang didapat dan dianut sejak kecil dapat mendasari seseorang dalam berperilaku.

b. Sub-budaya : Sekelompok orang yang berbagi sistem nilai berdasarkan persamaan dan pengalaman hidup serta keadaan, seperti kebangsaan, agama, ras dan daerah.

c. Kelas Sosial : Pembagian masyarakat yang relatif homogen dan permanen, yang tersusun secara hirarki dan para anggotanya menganut nilai, minat, dan perilaku yang serupa. Sesungguhnya, kelas sosial tidak hanya mencerminkan penghasilan, namun juga termasuk indikator lain seperti pekerjaan, pendidikan dan wilayah di mana ia bertempat tinggal. Beberapa ciri yang dapat diidentifikasi mengenai kelas sosial, yaitu orang – orang di dalam kelas sosial cenderung berperilaku sama, merasa dirinya inferior atau superior di kelas mereka, terdiri dari berbagai macam variabel seperti pekerjaan, penghasilan, pendidikan, dan lain sebagainya.

(8)

Perilaku pembeli, menurut Howard dan Seth ( dalam Basu Swastha Dharmmesta, 2002 : 123 ) dipengaruhi oleh faktor-faktor sebagai berikut : 1. Bahan/Input : dorongan dari sumber pemasaran dan lingkungan sosial.Banyak

sekali tentang informasi dari berbagai macam merk yang berkaitan dengan harga, kualitas, ketersediaan dan pelayanan.

2. Proses Intern : proses intern dari pembeli digolongkan menjadi dua bagian, yaitu : (a) pengamatan ; dan (b) belajar. Keduanya mempunyai susunan yang berurutan. Seseorang dapat belajar dari suatu pengamatan lebih dulu.

3. Hasil/Output : adalah “ keputusan untuk membeli ” . Bagi manajer, yang penting adalah memperkirakan keputusan membeli dari konsumen tidak hanya saat itu saja, tetapi juga untuk waktu-waktu mendatang.

2.2.3 Minat Beli

Minat untuk membeli suatu produk ( barang atau jasa ), adalah tahap kecenderungan responden untuk bertindak sebelum keputusan membeli benar-benar dilaksanakan. Minat beli merupakan bagian dari perilaku dalam sikap mengkonsumsi di masa yang akan datang yang bertujuan untuk memaksimumkan prediksi terhadap keputusan pembelian yang benar – benar dilakukan konsumen. Keputusan membeli dipengaruhi oleh nilai produk yang dievaluasi. Bila manfaat yang dirasakan lebih besar dibandingkan pengorbanan untuk mendapatkannya, maka dorongan untuk membeli semakin tinggi dan sebaliknya apabila manfaat yang dirasakan jauh lebih kecil dibanding pengorbanan, konsumen akan cenderung beralih ke produk lain sejenis.

(9)

Schiffman dan Kanuk (2010) dalam ujang Sumarwan (2014: 357) mengatakan bahwa : minat beli adalah suatu keputusan sebagai pilihan suatu tindakan dari dua atau lebih pilihan alternatif. Seorang konsumen yang hendak melakukan pilihan maka ia harus memiliki pilihan alternatif.

Sedangkan J. Supranto ( 2007 : 221 ) mengatakan bahwa minat beli atau keputusan pembelian merupakan tindakan yang dipengaruhi oleh faktor-faktor lingkungan dan juga oleh respon kognitif dan afektif dalam pemecahan masalah tentang tujuan konsumen, pengetahuan pilihan alternatif dan kriteria pilihan, serta tingkatan keterlibatan mereka yang digerakkan selama proses pembuatan keputusan.

Sementara Kotler dan Keller ( 2007 : 235 ) mengatakan bahwa minat beli atau keputusan pembelian bagi para konsumen melalui lima tahapan, yaitu pengenalan masalah, pencarian informasi, evaluasi alternatif, keputusan pembelian, dan perilaku pasca pembelian, dengan demikian jelaslah bahwa proses pembelian dimulai jauh sebelum pembelian aktual dilakukan dan memiliki dampak yang lama setelah itu.

Berdasarkan ketiga uraian pengertian atau pendapat dari para pakar sebagaimana tersebut di atas, dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud dengan minat beli atau keputusan pembelian adalah merupakan tindakan memilih dari beberapa alternatif berdasarkan pengetahuan dan sikap dengan mengevaluasi beberapa pilihan tersebut sehingga dapat diputuskan untuk menjadi pembelian aktual.

(10)

2.2.4 Dimensi Minat Beli

Minat beli, adalah merupakan motif untuk membeli terhadap sustu produk ( barang atau jasa ), yang ini menunjukkan suatu ambisi individualitas dengam berbagai dimensi minat beli. Pembelian setiap merek, lebih disebabkan oleh suatu motif atau minat yang berbeda-beda, yang masing-masing memerlukan pemasaran dan program advertensi yang berbeda.

Konsumen sesungguhnya tidak membeli produk semata, akan tetapi sebagai penggantinya konsumen tersebut membeli motif kepuasan atau pemecahan masalah ( problem solving ). Di dalam perilaku konsumen, melibatkan motif ganda, yaitu bagaimana dapat mempengaruhi pembelian dan bagaimana mereduksi konflik antar motif.

J. Supranto, dkk. ( 2007 : 100 ), mengatakan bahwa motif pembelian atau minat beli, dengan dua dimensi minat beli atau motif pembelian, yaitu :

1. Manifest Motives : yaitu suatu motif atau minat yang sesuai dengan sistem nilai yang sedang berlaku di masyarakat, seperti : produk sedang ngetren; kawannya sedang memakai produk tersebut; produk tersebut cocok untuk dirinya; mampu membelinya; prestise;

2. Latent Motives : yaitu suatu motif atau minat beli bagi seseorang yang mana sebagai konsumen segan untuk mengakuinya karena merasa malu untuk berterus terang, seperti : semua manfaat diperoleh jika mengonsumsi produk tersebut; merasa lebih sehat jika mengkonsumsi produk tersebut; merasa dirinya telah sukses; menjadi lebih kuat; mempesona.

(11)

Oleh karena banyak motif atau minat yang dimiliki oleh konsumen dan banyak situasi di mana motif digerakkan, maka tidak menutup kemungkinan akan banyak terjadi konflik minat yang dapat mempengaruhi terhadap pola konsumsi. Sementara suatu iklan untuk suatu produk berfokus hanya pada satu atau beberapa motif atau minat pembelian saja.

Oleh karena itu perlu uapaya suatu iklan yang dapat meng”cover” semua motif pembelian di pasar sasaran, di mana keseluruhan iklan mencoba untuk memposisikan produk dalam memori pasar sasaran yang skematis dengan cara yang sama dengan motif manifest dan latent untuk pembelian suatu produk.

Sehingga dengan demikian, bahwa minat beli dapat diidentifikasi melalui indikator-indikator sebagai berikut :

a. Minat transaksional, yaitu kecenderungan seseorang untuk membeli produk. b. Minat referensial, yaitu kecenderungan seseorang untuk mereferensikan

produk kepada orang lain.

c. Minat preferensial, yaitu minat yang menggambarkan perilaku seseorang yang memiliki preferensi utama pada produk tersebut. Preferensi sebagaimana dimaksud hanya dapat diganti jika terjadi sesuatu dengan produk preferensinya.

d. Minat eksploratif, minat ini menggambarkan perilaku seseorang yang selalu mencari informasi mengenai produk yang diminatinya dan mencari informasi untuk mendukung sifat-sifat positif dari produk tersebut.

(12)

Hal ini yang dinamakan “The Buying Process” (Proses Pembelian), di mana proses pembelian tersebut dapat direalisasi dengan menempuh atau meliputi lima hal :

1. Need (kebutuhan) : adalah merupakan proses pembelian yang berawal dari adanya kebutuhan yang mana kebutuhan tersebut tidak harus dipenuhi atau kebutuhan yang muncul pada saat itu dan memotivasi untuk melakukan pembelian.

2. Recognition (Pengenalan) : kebutuhan belum cukup untuk merangsang terjadinya pembelian karena mengenali kebutuhan itu sendiri untuk dapat menetapkan sesuatu untuk memenuhinya.

3. Search (Pencarian) : adalah merupakan tindakan sebagai bagian aktif untuk mencari dalam pembelian yaitu mencari jalan untuk mengisi kebutuhan tersebut.

4. Evaluation (Evaluasi) : adalah suatu proses untuk mempelajari semua apa yang didapat selama proses pencarian dan mengembangkan beberapa pilihan.

5. Decision (Keputusan) : ini merupakan langkah terakhir dari suatu proses pembelian untuk bagaimana mengambil keputusan berdasarkan informasi yang diterima.

Lima tahap sebagaimana tersebut di atas merupakan suatu proses dimana kita dapat memberikan suatu informasi persuasif yang spesifik untuk mempengaruhinya.

(13)

2.2.5 Proses Pengambilan Keputusan Membeli : Model Lima Tahap

Berdasarkan uraian pengertian di atas maka perilaku konsumen merupakan tindakan- tindakan dan hubungan sosial yang dilakukan oleh konsumen perorangan, kelompok maupun organisasi untuk menilai, memperoleh dan menggunakan barang-barang serta jasa melalui proses pertukaran atau pembelian yang diawali dengan proses pengambilan keputusan yang menentukan tindakan- tindakan tersebut.

Proses psikologis dasar ini memainkan peran penting dalam memahami bagaimana konsumen secara aktual mengambil keputusan pembelian. Philip Kotler dan Kevin Lane Keller ( 2007 : 235 ), mengemukakan tentang lima tahap sebagai faktor-faktor yang mempengaruhi untuk keputusan pembelian, yaitu : 1. Pengenalan Masalah/Kebutuhan : pembeli mengenali masalah atau

kebutuhan yang dapat dicetuskan dari rangsangan internal ( misal : lapar, haus, seks ) mencapai ambang batas tertentu dan menjadi pendorong, atau dari rangsangan eksternal ( misal : mengagumi produk barang/jasa orang lain ) yang memicu pemikiran tentang kemungkinan untuk melakukan pembelian. 2. Pencarian Informasi : konsumen yang terangsang kebutuhannya akan

terdorong untuk mencari informasi yang lebih banyak, dengan dua level rangsangan, yaitu : (a). Penguatan perhatian, di mana orang hanya sekedar lebih peka terhadap informasi produk. (b). Aktif mencari informasi, seperti mencari bahan bacaan, menelepon teman, dan mengunjungi toko untuk mempelajari produk tersebut.

(14)

3. Evaluasi Alternatif : sebagaoi proses evaluasi yang berorientasi kognitif, yaitu membentuk penilaian atas produk dengan sangat sadar dan rasional, dengan tahapan evaluasi.

Adapun tahapan evaluasi tersebut adalah sebagai berikut :

a. Konsumen berusaha memenuhi kebutuhan berdasarkan informasi tentang produk yang diterima sebelumnya;

b. Konsumen mencari manfaat tertentu dari solusi produk berdasarkan informasi tentang produk yang diterima sebelum;

c. Konsumen memandang masing-masing produk sebagai sekumpulan atribut dengan kemampuan yang berbeda-beda dalam memberikan manfaat yang digunakan untuk memuaskan kebutuhan itu.

4. Keputusan Pembelian : dalam tahap evaluasi, konsumen preferensi atas merek-merek yang ada di dalam kumpulan pilihan. Dalam melaksanakan maksud pembelian, konsumen mengambil lima sub keputusan ( merek, dealer, kuantitas, waktu, dan metode pembayaran ). Dalam membeli kebutuhan sehari-hari, konsumen tidak akan banyak berfikir tentang lima sub tadi.

5. Perilaku Pasca Pembelian : setelah melakukan pembelian, konsumen mungkin mengalami ketidaksesuaian karena memperhatikan fitur-fitur tertentu yang mengganggu atau mendengar hal-hal yang menyenangkan tentang merek lain dan akan selalu siaga terhadap informasi yang mendukung keputusannya.

(15)

2.3. Hasil Penelitian Terdahulu

Penelitian terdahulu yang memiliki kanjian yang sama dengan adalah : Tabel 2.1

Hasil Penelitian Terdahulu

No Peneliti Hasil Penelitian Persamaan Perbedaan 1.

---- 1

Ari Luhur Sasangka C2A305005 Undip-2010 Judul : Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Keputusan Konsumen dalam Membeli Minuman Energi --- Indriyatri Rima Prasetyani C2A008079 Undip-2012 Judul : Analisis faktor-faktor yang Mempengaruhi Perilaku Konsumen Netizen Terhadap Minat Beli Produk Smartphone Samsung Galaxi Series

Hasilnya memastikan bahwa budaya, sosial, kepribadian dan psikologi bersama-sama

berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian minuman energi. Ini adalah menemukan keluar dari F hitung berjumlah lebih besar dari F (60299> 2,6415

--- Hasil : citra merek dan daya tarik iklan memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap minat beli. Dua variabel independen, bahwa daya tarik iklan memiliki pengaruh yang paling besar. Maka, implikasi yang disarankan agar Samsung untuk lebih memperbaiki iklan terlebih dahulu agar memiliki daya tarik yang besar dalam menarik perhatiankonsumen baru kemudian diikuti dengan peningkatan citra merek dari smartphone

Samsung Galaxy Series.

Analisis Faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan pembelian --- Analisis Faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan pembelian 1. Metode analisis 2. Objek --- 1. Metode analisis 2. Objek

(16)

2.4. Teori Hubungan Perilaku Konsumen dengan Minat Beli

Membangun kepedulian konsumen ( minat beli ) berhubungan dengan perilaku konsumen itu sendiri, yang mana dapat disebabkan oleh adanya beberapa faktor.

Kotler & Keller ( 2007 : 226 ) menggambarkan teori model perilaku konsumen yang ada hubungannya dengan minat beli atau keputusan pembelian, yang disebabkan oleh beberapa faktor, yang antara lain sebagai berikut :

1. Rangsangan Pemasaran : meliputi produk dan jasa, harga, distribusi, dan komuniktor.

2. Rangsangan lain : meliputi kondisi ekonomi, sarana teknologi, situasi politik, dan budaya.

3. Psikologi Konsumen : meliputi motivasi, persepsi, pembelajaran, dan memori. 4. Karakteristik Konsumen : meliputi budaya, sosial, dan personal

5. Proses Keputusan Pembelian; meliputi pengenalan masalah, pencarian informasi, penilaian alternatif, keputusan pembelian, dan perilaku pasca pembelian.

6. Keputusan Pembelian atau Minat Beli : meliputi pilihan produk, pilihan merek, pilihan dealer, jumlah pembelian, saat yang tepat melakukan pembelian, dan metode pembayaran

Berdasarkan keenam faktor tersebut, maka terdapat hubungan antara perilaku konsumen dengan keputusan pembelian, sebagaimana diuraian pada butir keenam sebagaimana uraian teori tersebut di atas.

(17)

2.5. Kerangka Pemikiran

Berdasarkan uraian teoritis sebagaimana tersebut di atas, maka dapat digambarkan dalam kerangka pemikiran teoritis sebagai berikut :

Gambar 2.1 Pradigma Peneliti Sumber : Hasil Kajian, 2015 2.6 Hipotesis

1. Terhadap hasil akhir dimensi dari perilaku konsumen terhadap minat beli konsumen air mineral isi ulang kemasan galon di wilayah Kosambi Kecamatan Klari, Kabupaten Karawang ?

2. Terhadap pengaruh langsung dan tidak langsung perilaku konsumen terhadap minat beli konsumen air mineral isi ulang kemasan galon di wilayah Kosambi Kecamatan Klari, Kabupaten Karawang ?

Faktor Sosial ( X1 ) Faktor Personal ( X2 ) Faktor Psikologis ( X3 ) Faktor Budaya ( X4 ) Minat Beli ( Y ) J. Supranto, ( 2007 : 100 ) rXY = Kotler & Keller ( 2007 : 226 ) Perilaku Konsumen Kotler ( 2007 : 214 ) ( 2007 : 214 )

Gambar

Gambar 2.1 Pradigma Peneliti  Sumber : Hasil Kajian, 2015  2.6  Hipotesis

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan SNI 03-0691-1996, Bata beton ( paving block) adalah suatu komposisi bahan bangunan yang dibuat dari campuran semen portland atau bahan perekat hidrolis

Perlakuan interval pemberian pupuk organik cair urin sapi berpengaruh sangat nyata terhadap bobot umbi segar per petak, tetapi tidak berpengaruh nyata terhadap tinggi

Pengumpulan data pada penelitian ini sebagian besar menggunakan kuesioner yang terdiri dari karakteristik responden dan persepsi responden mengenai motivasi kerja,

Bagi Pegawai Tugas Karya sebagaimana dimaksud dalam ayet (2) pada saat masa Tugas Karyanya berakhir diberi kesempatan untuk memilih menjadi Pegawai Organik lnstitusi

8.1 Oleh kerana perseimbangan antara bidang kurikulum (akademik) dengan ko- kurikulum ke arah pembentukan peribadi secara total di kalangan pelajar- pelajar sangat penting,

Dibandingkan dengan tahun sebelumnya, ekspor nasional dengan migas mengalami penurunan sebesar persen, dimana untuk komoditi non migas memberikan kontribusi sebesar

Ini adalah pemilu kita yang pertama, yang dalam lebih dua dasawarsa ini kita akan memilih untuk pertama ka- linya para pemimpin kita, para wakil rakyat Timor Lorosae yang akan

Sertifikasi ISPO dan RSPO hendaklah dapat mengintegrasikan prinsip sustainability dan multifungsi perkebunan kelapa sawit sebagai bagian dari continues improvement