• Tidak ada hasil yang ditemukan

Makalah ASKEP Hepatitis Kelompok 4

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Makalah ASKEP Hepatitis Kelompok 4"

Copied!
32
0
0

Teks penuh

(1)

ASUHAN KEPERAWATAN PADA GANGGUAN SISTEM PENCERNAAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA GANGGUAN SISTEM PENCERNAAN

PADA KASUS HEPATITIS PADA KASUS HEPATITIS

DISUSUN OLEH KELOMPOK 4 : DISUSUN OLEH KELOMPOK 4 :

NAMA

NAMA :1. :1. NI NI KOMANG KOMANG ARI ARI WAHYUNIWAHYUNI 2. IWAN ZULHADI

2. IWAN ZULHADI 3. RIAN AULILAH 3. RIAN AULILAH PROGRAM STUDI

PROGRAM STUDI : DIII KEP: DIII KEPERAWATANERAWATAN

YAYASAN RUMAH SAKIT ISLAM NUSA TENGGARA BARAT YAYASAN RUMAH SAKIT ISLAM NUSA TENGGARA BARAT

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN YARSI

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN YARSI MATARAMMATARAM PROGRAM STUDI KEPERAWATAN JENJANG DIII PROGRAM STUDI KEPERAWATAN JENJANG DIII

MATARAM MATARAM

2017 2017

(2)

KATA PENGANTAR KATA PENGANTAR

Segala

Segala puji puji syukur syukur kita pankita panjatkan kjatkan kehadirat ehadirat Allah swt yAllah swt yang ang telahtelah memberikan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan memberikan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudu

makalah yang berjudu Makalah Asuhan Keperawatan Gangguan SistemMakalah Asuhan Keperawatan Gangguan Sistem Pencernaan Pada Hepatitis

Pencernaan Pada Hepatitis” ini sesuai dengan perencanaa” ini sesuai dengan perencanaan yang telahn yang telah ditentukan.

ditentukan.

Salawat serta salam tidak lupa kami haturkan atas junjungan nabi besar Salawat serta salam tidak lupa kami haturkan atas junjungan nabi besar kita Muhammad saw yang telah membawa kita dari alam kegelapan menuju alam kita Muhammad saw yang telah membawa kita dari alam kegelapan menuju alam terang menderang, semoga kami mengikuti jejak beliau sampai akhir zaman. terang menderang, semoga kami mengikuti jejak beliau sampai akhir zaman. Amin.

Amin.

Tak ada gading yang tak retak dan tak seorang pun yang luput dari Tak ada gading yang tak retak dan tak seorang pun yang luput dari kesalahan dan kelemahan, oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran kesalahan dan kelemahan, oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya konsuktif guna penyempurnaan makalah berikutnya.

(3)

KATA PENGANTAR KATA PENGANTAR

Segala

Segala puji puji syukur syukur kita pankita panjatkan kjatkan kehadirat ehadirat Allah swt yAllah swt yang ang telahtelah memberikan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan memberikan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudu

makalah yang berjudu Makalah Asuhan Keperawatan Gangguan SistemMakalah Asuhan Keperawatan Gangguan Sistem Pencernaan Pada Hepatitis

Pencernaan Pada Hepatitis” ini sesuai dengan perencanaa” ini sesuai dengan perencanaan yang telahn yang telah ditentukan.

ditentukan.

Salawat serta salam tidak lupa kami haturkan atas junjungan nabi besar Salawat serta salam tidak lupa kami haturkan atas junjungan nabi besar kita Muhammad saw yang telah membawa kita dari alam kegelapan menuju alam kita Muhammad saw yang telah membawa kita dari alam kegelapan menuju alam terang menderang, semoga kami mengikuti jejak beliau sampai akhir zaman. terang menderang, semoga kami mengikuti jejak beliau sampai akhir zaman. Amin.

Amin.

Tak ada gading yang tak retak dan tak seorang pun yang luput dari Tak ada gading yang tak retak dan tak seorang pun yang luput dari kesalahan dan kelemahan, oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran kesalahan dan kelemahan, oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya konsuktif guna penyempurnaan makalah berikutnya.

(4)

DAFTAR ISI DAFTAR ISI KATA PENGANTAR KATA PENGANTAR ... ... ii DAFTAR ISI DAFTAR ISI ... ... iiii BAB

BAB 1 1 : : PENDAHULUANPENDAHULUAN

1.1.

1.1. Latar Latar Belakang Belakang ... ... 11

1.2.

1.2. Tujuan ...Tujuan ... ... 22

BAB 2

BAB 2 : TINJA: TINJAUAN PUSTUAN PUSTAKAAKA

2.1.

2.1. Anatomi Anatomi Fisiologi Fisiologi Hepar ...Hepar ... 3... 3 2.2.

2.2. Pengertian Pengertian Hepatitis...Hepatitis... 5... 5 2.3.

2.3. Etiologi Etiologi Hepatitis ...Hepatitis ... 5... 5 2.4.

2.4. Manifestasi Manifestasi Klinis ...Klinis ... 8... 8 2.5.

2.5. Patofisiologi ...Patofisiologi ... ... 88 2.6.

2.6. Pathway Pathway ... ... 1212 2.7.

2.7. Pemeriksaan Pemeriksaan Penunjang ...Penunjang ... 13... 13 2.8.

2.8. Penatalaksanaan Penatalaksanaan ... 14... 14 2.9.

2.9. Komplikasi Komplikasi ... 14... 14 BAB 3 :

BAB 3 : ASUHAN KEPERAWATANASUHAN KEPERAWATAN

3.1.

3.1. Pengkajian ...Pengkajian ... ... 1616 3.2.

3.2. Diagnosa Keperawatan Diagnosa Keperawatan ... ... 2020 3.3. 3.3. Intervensi ...Intervensi ... ... 2020 3.4. 3.4. Implementasi ...Implementasi ... ... 2727 3.5. 3.5. Evaluasi ...Evaluasi ... ... 2828 BAB 4 : PENUTUP BAB 4 : PENUTUP 4.1 4.1 Kesimpulan Kesimpulan ... ... 2929 DAFTAR PUSTAKA DAFTAR PUSTAKA

(5)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Hepatitis adalah suatu proses peradangan difusi pada jaringan yang dapat disebabkan oleh infeksi virus dan oleh reaksi toksik terhadap obat-obatan serta bahan-bahan kimia.Tak dapat dipungkiri, Indonesia termasuk daerah endemis hepatitis virus B (HVB).Tentu saja hal ini menjadi masalah  besar karena mempunyai dampak morbiditas (kesakitan), mortalitas (kematian), dan dampak psikososial serta ekonomi. Infeksi HVB pada awal kehidupan (sebelum usia 1 tahun) akan berisiko menjadi kronis sebesar 90%. Sedangkan pada usia 2-5 tahun risikonya menurun menjadi 50%, dan bila terjadi infeksi pada anak usia di atas 5 tahun hanya 5-10% untuk menjadi kronis.

Hepatitis B pada anak biasanya tanpa gejala atau ringan saja, walaupun begitu infeksi pada anak mempunyai risiko jadi kronis.Terutama  bila terjadi saat di dalam kandungan. Pada pemeriksaan kadang cuma ditemukan pembesaran hati.Infeksi hepatitis B kronik pada anak dapat  berlanjut jadi sirosis dan kanker hati pada saat dewasa.Memang, umumnya infeksi HVB pada anak tak menimbulkan gejala, tapi pada sebagian kecil kasus dapat menimbulkan hepatitis berat yang bisa menyebabkan kematian.

Mengingat hepatitis mempunyai dampak yang buruk bagi anak maka diperlukan perhatian khusus dari orang tua pada anak misalnya dalam  pemberian imunisasi pada anak secara tepat waktu dan menjaga kebersihan,

dan pengawasan terhadap pola makan anak.

1.2 Tujuan

1.2.1 Tujuan umum

Menengetahui dan memahami konsep teori dan asuhan keperawatan  pada hepatitis

(6)

1. Untuk menjelaskan anatomi fisiologi hepar

2. Untuk menjelaskan pengertian penyakit hepatitis 3. Untuk menjelaskan etiologi hepatitis

4. Untuk menjelaskan manifestasi hepatitis 5. Untuk menjelaskan patofisiologi hepatitis 6. Untuk menjelaskan pathway hepatitis

7. Untuk menjelaskan pemeriksaan penunjang hepatitis 8. Untuk menjelaskan penatalaksanaan hepatitis

9. Untuk menjelaskan komplikasi hepatitis 10. Untuk menjelaskan pengkajian Hepatitis 11. Untuk menjelaskan diagnosa hepatitis 12. Untuk menjelaskan intervensi hepatitis 13. Untuk menjelaskan implementasi hepatitis 14. Untuk menjelaskan evaluasi hepatitis.

(7)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1.Anatomi Fisiologi Hepar

Gambar 2.1: Anatomi hepar

Sumber: http://ainunhairany.blogspot.com/2011/11/mengenal-bahaya-penyakit-hepatitis.html

Hati adalah organ intestinal terbesar dengan berat antara 1,2-1,8 kg atau lebih 25% berat badan orang dewasa dan merupakan pusat metabolisme tubuh dengan fungsi sangat kompleks yang menempati sebagian besar kuadran kanan atas abdomen. Batas atas hati berada sejajar dengan ruangan interkostal V kanan dan batas bawah menyerong ke atas dari iga IX kanan ke iga VI II kiri.

Permukaan posterior hati berbentuk cekung dan terdapat celah transversal sepanjang 5 cm dari sistem porta hepatis. Omentum minor terdapat mulai dari sistem porta yang mengandung arteri hepatica, vena porta dan duktus koledokus. Sistem porta terletak di depan vena kava dan dibalik kandung empedu. Permukaan anterior yang cembung dibagi menjadi 2 lobus oleh adanya perlekatan ligamentum falsiform yaitu lobus kiri dan lobus kanan yang berukuran kira-kira 2 kali lobus kiri. Hati terbagi 8 segmen dengan fungsi yang berbeda. Pada dasarnya, garis cantlie yang terdapat mulai dari vena cava sampai kandung empedu telah membagi hati menjadi 2 lobus fungsional, dan dengan adanya daerah dengan

(8)

vaskularisasi relatif sedikit, kadang-kadang dijadikan batas reseksi. Secara mikroskopis didalam hati manusia terdapat 50.000-100.000 lobuli, setiap lobulus  berbentuk heksagonal yang terdiri atas sel hati berbentuk kubus yang tersusun

radial mengelilingi vena sentralis.

Gambar 2.2: Sirkulasi Hepar

Hati adalah organ terbesar dan terpenting di dalam tubuh. Organ ini penting untuk sekresi empedu, namun juga memiliki fungsi lain antara lain :

1. Metabolisme karbohidrat, lemak, dan protein setelah penyerapan dari saluran pencernaan.

2. Detoksifikasi atau degradasi zat sisa dan hormon serta obat dan senyawa asing lainya.

3. Sintesis berbagai macam protein plasma mencakup untuk pembekuan darah dan untuk mengangkut hormon tiroid, steroid, dan kolesterol. 4. Penyimpanan glikogen, lemak, besi, tembaga, dan banyak vitamin. 5. Pengaktifan vitamin D yang dilaksanakan oleh hati dan ginjal 6. Pengeluaran bakteri dan sel darah merah yang sudah rusak. 7. Ekskresi kolesterol dan bilirubin.

2.2.Pengertian Hepatitis

Hepatitis adalah suatu proses peradangan difus pada jaringan yang dapat disebabkan oleh infeksi virus dan oleh reaksi toksik terhadap obat-obatan serta

(9)

 bahan-bahan kimia. (Sujono Hadi, 1999). akan sama halnya dengan menurut Rahadian Sasongko (2009), yang mengatakan bahwa hepatitis ialah  peradangan hati yang akut karena suatu infeksi karena keracunan.

Hepatitis virus merupakan infeksi sistemik oleh virus disertai nekrosis dan klinis, biokimia serta seluler yang khas (Smeltzer, 2001)

2.3.Etiologi Hepatitis

Penyebab Type A Type B Type C Type D Type E Type G

Metode transmisi Fekal-oral melalui orang lain Parenteral seksual,  perinatal Parenteral  jarang seksual, orang ke orang,  perinatal Parenteral  perinatal, memerluka n koinfeksi dengan type B Fekal-oral Kontak dengan darah yang terinfeksi virus HGV Mirip dengan virus hepatitis c Keparah-an Tak ikterik dan asimto-matik Parah Menyebar luas, dapat  berkem-bang sampai kronis Peningkata n insiden kronis dan gagal hepar akut Sama dengan D

(10)

Sumber virus Darah, feces, saliva Darah, saliva, semen, sekresi vagina Terutama melalui darah Melalui darah Darah, feces, saliva Melalui darah Inkubasi(h ari) 15-49 hari, rata-rata 30 hari. 28-160 hari. Rata-rata 70-80 hari 15-160 hari Rata-rata 50 hari 21-140 hari Rata- rata 35 hari 15-65 hari Rata-rata 42 hari 15-160 hari Rata-70-80 hari Imunitas

Homologus homologus Serangn kedua homologus dapat menunjukkan imunitas yang rendah atau iinfeksi oleh agen lain homologus Tidak diketahui Tidak diketahui

(11)

Tanda dan gejala Dapat terjadi dengan atau tanpa gejala, sakit mirip flu. Fase  praikterik: Sakit kepala, malaise, fatigue, anoreksia, febris. Fase ikterik: urine yang  berwarna gelap, gejala ikterus  pada sclera dan kulit, nyeri tekan  pada hati. Dapat terjad tanpa gejala, dapat timbul artralgia, ruam Serupa dengan HBV,tidak  begitu berat dan an ikterik serupa denngan HBv Serupa denngan HAV , sanngat  berat  pada wanita yang hamil. Kebanya kan orang tidak memiliki gejala akut. Sebanyak 20 % dari  penderita hepatitis C juga menderit a hepatitis ini. (brunner&sudart, 2002) 2.4.Manifestasi klinis 1. Fase Pre Ikterik

Keluhan umumnya tidak khas.Keluhan yang disebabkan infeksi virus  berlangsung sekitar 2-7 hari.Nafsu makan menurun (pertama kali timbul),

(12)

nausea, vomitus, perut kanan atas (ulu hati) dirasakan sakit. Seluruh badan  pegal-pegal terutama di pinggang, bahu dan malaise, lekas capek terutama sore hari, suhu badan meningkat sekitar 39oC berlangsung selama 2-5 hari,  pusing, nyeri persendian. Keluhan gatal-gatal mencolok pada hepatitis virus

B.

2. Fase Ikterik

Urine berwarna seperti teh pekat, tinja berwarna pucat, penurunan suhu  badan disertai dengan bradikardi.Ikterus pada kulit dan sklera yang terus meningkat pada minggu I, kemudian menetap dan baru berkurang setelah 10-14 hari.Kadang-kadang disertai gatal-gatal pasa seluruh badan, rasa lesu dan lekas capai dirasakan selama 1-2 minggu.

3. Fase Penyembuhan

Dimulai saat menghilangnya tanda-tanda ikterus, rasa mual, rasa sakit di ulu hati, disusul bertambahnya nafsu makan, rata-rata 14-15 hari setelah timbulnya masa ikterik. Warna urine tampak normal, penderita mulai merasa segar kembali, namun lemas dan lekas capai.

2.5.Patofisiologi

Gambar 2.3: Hepatitis

Penyebab dari hepatitis A adalah virus dari hepatitis A. penularan virus ini melalui fekal, oral dan replikasi virus terjadi dalam hati. Penyakit hepatitis A, atau yang dikenal juga dengan penyakit kuning ini. cara penularannya adalah melalui makanan dan minuman yangn tercemar kotoran yang mengandung virus hepatitis A. HAV ini kemudian diekkresikan lewat empedu.Konsentrasi yang tertinggi didalam fases, khususnya selama dua minggu sebelum ikterus muncul.Anak-anak dan orang dewasa dapat diasumsikan noninfeksius atau minnggu setelah ikterus muncul.Sumber penularan umum adalah dari makanan atau air yang terkontaminasi.Virus hepatitis A terkonsantrasi dan dapat tumbuh

(13)

dekat dengan outletpembuangan limbah pada sayur mentah. Tingakt infeksi lebih tinggi di daerah dimna transmisi lansung antara fekal oral mungkin terjadi , sepeti tempat penitipan anak, penjara dan dan lembaga mental.transmisi homoseksual mungkin antara pria homoseksual.

Infeksi virus hepatitis B ditularkan melalui hematogen dan seksual. HBV merupakan virus yang merepplekasikan hepaotropik dihati dan menyebabkan disfungsi sel-sel hati. Hasil dari intraksi ini adalah intraksi rumit host virus yang mengakibbatkan gelala akut mmaupun simtomatik. Pasien mungki dapat menjadi kebal kembali terhadap HBV atau justru mengembagkan carier kroni ske sisi lainya. Kondis patologis yang disebabkan oleh intraksi virus dan system kekebalan tubuh akan meneyrrang hati dan mengakibatkan cidera sel-sel hati. Sebagai respon terhadap adanya cidera sel oleh bderbagai antigen virus, individu membentuk berbaga macam antibody.Respon aktivasi dari limposit untuk mengenali berbagai HBv dipermukaan hepatosit dan melakukan aktivasi reaksi imunitas. Suatu gangguan reaksi imunitas( misalnya pelepsan toksin, produksi antibody atau toleransi relative status imunitas mengakibatkan hepatitis kronisa dan berahir pada kondisi sirosis hepatic.

Transmisi HCV hampir sama dengan HBV meskipun hepatitis C mempunyai kemampuan untuk merusak sel-sel hati, 80% dari individu dengan  penyakit ini tidak memiliki gejal spesifik yang berhubungna dengan gangguan

fungsi hati.

Infeksi HDV akut dan kronis melibatkan proses peradangan hati, HDV dapat bereplekasi secara independenn dalam hepatitis, tetapi membutuhkan antigen permukaan heoatitis B untuk memeberikan respon propagasi. Virus ini melkukan koinveksi dengan HDV juga dapat timbul keudian sehingga infeksi HDV bwrtambah parah.

Infeksi virus hevatitis E ditularkan melalui fekal-oral setelah masuk ke sirkulasi maka target organ dari virus ini adalah sel-sel hepatosis dan menyebabkann cidera pada sel hati. Respon cidera ini terjadi pada seluruh sel-sel hati dan menjadi nekrosis.(arifmuttaqin, komala sari, 2011)

(14)

SECARA UMUM

Inflamasi yang menyebar pada hepar (hepatitis) dapat disebabkan oleh infeksi virus dan oleh reaksi toksik terhadap obat-obatan dan bahan-bahan kimia. Unit fungsional dasar dari hepar disebut lobul dan unit ini unik karena memiliki suplai darah sendiri. Sering dengan berkembangnya inflamasi pada hepar, pola normal pada hepar terganggu. Gangguan terhadap suplai darah normal pada sel-sel hepar ini menyebabkan nekrosis dan kerusakan sel-sel-sel-sel hepar. Setelah lewat masanya, sel-sel hepar yang menjadi rusak dibuang dari tubuh oleh respon sistem imun dan digantikan oleh sel-sel hepar baru yang sehat. Oleh karenanya, sebagian  besar klien yang mengalami hepatitis sembuh dengan fungsi hepar normal.

Inflamasi pada hepar karena invasi virus akan menyebabkan peningkatan suhu badan dan peregangan kapsula hati yang memicu timbulnya perasaan tidak nyaman pada perut kuadran kanan atas. Hal ini dimanifestasikan dengan adanya rasa mual dan nyeri di ulu hati.

Timbulnya ikterus karena kerusakan sel parenkim hati. Walaupun jumlah  billirubin yang belum mengalami konjugasi masuk ke dalam hati tetap normal,

tetapi karena adanya kerusakan sel hati dan duktuli empedu intrahepatik, maka terjadi kesukaran pengangkutan billirubin tersebut didalam hati. Selain itu juga terjadi kesulitan dalam hal konjugasi. Akibatnya billirubin tidak sempurna dikeluarkan melalui duktus hepatikus, karena terjadi retensi (akibat kerusakan sel ekskresi) dan regurgitasi pada duktuli, empedu belum mengalami konjugasi (bilirubin indirek), maupun bilirubin yang sudah mengalami konjugasi (bilirubin direk). Jadi ikterus yang timbul disini terutama disebabkan karena kesukaran dalam pengangkutan, konjugasi dan eksresi bilirubin.

Tinja mengandung sedikit sterkobilin oleh karena itu tinja tampak pucat (abolis). Karena bilirubin konjugasi larut dalam air, maka bilirubin dapat dieksresi ke dalam kemih, sehingga menimbulkan bilirubin urine dan kemih berwarna gelap. Peningkatan kadar bilirubin terkonjugasi dapat disertai peningkatan garam-garam empedu dalam darah yang akan menimbulkan gatal-gatal pada ikterus.

(15)

2.6.Pathway

Sumber; google/imageshepatitis.com

2.7.Pemeriksaan Penujang

Pengaruh alkohol, virus hepatitis, toksin

Hipertermi Inflamasi pada hepar Peregangan kapsula hati

Hepatomegali

Perasaan tidak nyaman di kuadran kanan atas

Gangguan suplay darah normal pada sel-sel he ar

Kerusakan sel parenkim, sel hati dan duktulii em edu intrahe atik Gangguan metabolisme karbohidrat

lemak dan rotein

Gglikogenesis menurun

Glukoneogenesis menurun

Glikogen dalam hepar berkurang Glikogenolisis menurun Glukosa dalam darah berkurang

Cepat lelah Keletihan

 Nyeri Anoreksia

Perubahan Nutrisi : Kurang Dari Kebutuhan Perubahan kenyamanan

Kerusakan sel parenkim, sel hati dan duktuli em edu intrahe atik

Obstruksi Kerusakan konjugasi Kerusakan sel eksresi

Gangguan eksresi em edu

Retensi bilirubin Regurgitasi pada duktuli

em edu intra he atik Bilirubin direk

menin kat

Ikterus Larut dalam air  Peningkatan garam

em edu dalam darah

Pruritus Perubaha kenyamanan

Eksresi ke dalam kemih

Billirubinuria dan kemih  berwarna ela Bilirubin tidak sempura dikeluarkan

melalui duktus he atikus Bilirubin direk meningkat

(16)

1. ASR (SGOT) / ALT (SGPT)

Awalnya meningkat.Dapat meningkat 1-2 minggu sebelum ikterik kemudian tampak menurun. SGOT/SGPT merupakan enzim  –  enzim intra seluler yang terutama berada dijantung, hati dan jaringan skelet, terlepas dari jaringan yang rusak, meningkat pada kerusakan sel hati

2. Darah Lengkap (DL)

SDM menurun sehubungan dengan penurunan hidup SDM (gangguan enzim hati) atau mengakibatkan perdarahan.

a. Leukopenia: Trombositopenia mungkin ada (splenomegali)

 b. Diferensia Darah Lengkap: Leukositosis, monositosis, limfosit, atipikal dan sel plasma.

c. Alkali phosfatase: Agaknya meningkat (kecuali ada kolestasis berat) d. Feses; Warna tanah liat, steatorea (penurunan fungsi hati)

e. Albumin Serum: Menurn, hal ini disebabkan karena sebagian besar  protein serum disintesis oleh hati dan karena itu kadarnya menurun  pada berbagai gangguan hati.

f. Gula Darah: Hiperglikemia transien / hipeglikemia (gangguan fungsi hati).

g. Anti HAVIgM: Positif pada tipe A

h. HbsAG: Dapat positif (tipe B) atau negatif (tipe A)

i. Masa Protrombin: Mungkin memanjang (disfungsi hati), akibat kerusakan sel hati atau berkurang. Meningkat absorbsi vitamin K yang  penting untuk sintesis protombin.

 j. Bilirubin serum: Diatas 2,5 mg/100 ml (bila diatas 200 mg/ml,  prognosis buruk, mungkin berhubungan dengan peningkatan nekrosis

seluler)

k. Biopsi Hati: Menujukkan diagnosis dan luas nekrosis

l. Skan Hati: Membantu dalam perkiraan beratnya kerusakan parenkin hati.

(17)

2.8.Penatalaksanaan

1. Pengobatan pada hepatitis virus lebih di tekankan pada tindakan  penceghan

2. Rawat jalan, kecuali dengan pasien mual atau anoreksia yang akan menyebabkan dehidrasi

3. Memperthankan asupan kalori dan cairan yang adekuat

4. Aktifitas fisik yang berlebiha dan berkepanjangan harus dihindari.

5. Pembatan aktifitas sehari-hari tergantung dari derajat kelelahan dan malaise

6. Pemeberian interferon alfa pada hepatitis C dapat menurunkan resiko hepatitis kronik

7. Obat-obat tidak penting harus dihentikan. 2.9.Komplikasi

1. Jangan biasakan anak jajanan SEMBARANGAN.

2. Jangan biarkan anak anda menggunakan sikat gigi, sisir, handuk, atau gunting kuku, bersama-sama dengan orang lain (mencegah hepatitis B dan C)

3. Untuk mencegah virus hepatitis A, jagalah higene dan sanitasi lingkungan sekita anak anda dengamn baik.

4. Selain itu, berhati-hatilah dalam memberikan obat untuk anak. bacalah aturan pakai atau tanyakan pada dokter anak tentang potensi efek samping obat tersebut.

5. Kerusakan jaringan paremkin hati yang meluas akan menyebabkan sirosis hepatis, penyakit ini lebih banyak ditemukan pada alkoholik.

6. Kegagalan sel liver untuk regenerasi, dengan kemajuan proses nekrotik dihasilkan secara hebat, sering membentuk hepatitis yang fatal yang lebih dikenal dengan hepatitis fulminan.

7. Bentuk nekrosis hepatitis secara besar  –   besaran sangat jarang. Hepatitis kronik terjadi seperti hepatitis B atau hepatitis C. Infeksi sangat tidak mungkin pada agent delta hepatitis ( HDV ), dalam klien dengan  penampakan antigen hepatitis B atau HbS Ag mungkin menuju hepatitis

(18)

8. Dalam beberapa kasus hepatitis fulminan dengan kematian mungkin terjadi.

Pada seseorang dengan hepatitis kronik aktif ( CAH ) kerusakan liver yang meningkat dan dikarakteristikkan oleh nekrosis hepatitis secara terus  –  menerus, inflamasi akut dan fibrosis.

(19)

BAB III

ASUHAN KEPERAWATAN 3.1.Pengkajian

Pengkajian merupakan tahap awal dan landasan dalam proses keperawatan, untuk itu diperlukan kecermatan dan ketelitian tentang masalah-masalah klien sehingga dapat memberikan arah terhadap tindakan keperawatan. Keberhasilan proses keperawatan sangat bergantuang pada tahap ini. Tahap ini terbagi atas:

Pengumpulan Data

1. Anamnesa

a. Identitas Klien

Meliputi nama, jenis kelamin, umur, alamat, agama, bahasa yang dipakai, status perkawinan, pendidikan, pekerjaan, asuransi, golongan darah, no. register, tanggal MRS, diagnosa medis.

2. Keluhan utama

Keluhan anak sehingga anak membutuhkan perawatan. Keluhan dapat  berupa nafsu makan menurun, muntah, lemah, sakit kepala, batuk,

sakit perut kanan atas, demam dan kuning 3. Riwayat Kesehatan Sekarang

Pada riwayat penykit sekarang keluhan pasien pada gejala awal selama  periode prodromal, meliputi nyeri otot, nyeri sendi, sakit kepala, lemah anoreksia, mual muntah, demam, nyeri perut kanan atas, penurunan nafsu makan dan gejala dehidrasi. Pada pase ikterik akan akana timbul gejala seperti ikterrus, malaise, urine gelap, pases berwarna terang, dan pruritus. 4. Riwayat Penyakit Dahulu

Riwayat kesehatan masa lalu berkaitan dengan penyakit yang pernah diderita sebelumnya, kecelakaan yang pernah dialami termasuk keracunan,  NAPZA prosedur operasi dan perawatan rumah sakit serta perkembangan

anak dibanding dengan saudara-saudaranya/ anak-anak yang lainya 5. Riwayat kesehatan keluarga

(20)

khususnya berkaitan dengan penyakit pencernaan.

6. Pengkajian psikososial dan spiritual

Dengan hepatitis vital sering merasa bersalah bahwa mereka membawa virus untuk orang lain. Injfeksi adanya penyakit hepatitis dapat menyebabkan kesenjangan sosial, kien akan merasa malu dengan adanya tindakan isolasi dan perasaan kesehatan yang diberikan oleh pihak rumah sakit dan akhirnya berkelanjutan di rumah. Adanya ras malu inilah menyebabkan klien membatasai interaksi sosial dengan lingkungan sekitar. Klien takut akan penyebarab virus kepada keluarga dan teman. Anggota keluarga klien setiap takut kontak dengan penyakit dan mereka akan menjaga jarak dengan klien. Perawat memberi ijin kepada klien  beserta keluarganya untuk saling mengungkapkan perasaannya dan mengetahui penyebab penyebarannya. Tindakan pencegahan berupa isolasi membuat klien beserta keluarganya menjadi gelisah

7. Pola fungsi kesehatan

Pola Persepsi dan Tata Laksana Hidup Sehat

Pada kasus hepatitis akan timbul rasa mual, rasa sakit diulu hati, rasa lesu dan lekas capek, . Dan harus menjalani penatalaksanaan kesehatan untuk membantu penyembuhannya. Selain itu, pengkajian juga meliputi kebiasaan hidup klien seperti kontak langsung dengan penderita yang dapat mengganggu kesehatan hati. (Ignatavicius, Donna D,1995).

Pola Nutrisi dan Metabolisme

Pada klien hepatitis harus mengkonsumsi nutrisi melebihi kebutuhan sehari-harinya seperti kalsium, zat besi, protein, vit. C, vit c, dan lainnya untuk membantu proses penyembuhan hati. Evaluasi terhadap pola nutrisi klien bisa membantu menentukan penyebab masalah hat Pola Eliminasi

Untuk kasus campak gangguan pada pola eliminasi, tapi walaupun begitu  perlu juga dikaji frekuensi, konsistensi, warna serta bau feces pada pola eliminasi alvi. Sedangkan pada pola eliminasi uri dikaji frekuensi,

(21)

kepekatannya, warna, bau, dan jumlah. Pada kedua pola ini juga dikaji ada kesulitan atau tidak.

Pola Tidur dan Istirahat

Semua klien hepatitis timbul rasa nyeri, keterbatasan sosialisasi, sehingga hal ini dapat mengganggu pola dan kebutuhan tidur klien. Selain itu juga,  pengkajian dilaksanakan pada lamanya tidur, suasana lingkungan,

kebiasaan tidur. (Doengos. Marilynn E, 2002).

Pola Aktivitas

Karena timbulnya nyeri, keterbatasan gerak, maka semua bentuk kegiatan klien menjadi berkurang dan kebutuhan klien perlu banyak dibantu oleh orang lain. Hal lain yang perlu dikaji adalah bentuk aktivitas klien terutama pekerjaan klien. Karena ada beberapa bentuk pekerjaan beresiko untuk terjadinya penularan hepatitis dibanding pekerjaan yang lain (Ignatavicius, Donna D, 1995).

Pola Hubungan dan Peran

Klien akan kehilangan peran dalam keluarga dan dalam masyarakat. (Ignatavicius, Donna D, 1995).

Pola Persepsi dan Konsep Diri

Dampak yang timbul pada klien hepatitis yaitu timbul pernafasan tidak efektif, saluran cerna trganggu, konjungtivtis, mudah lelah, rasa ketidakmampuan untuk melakukan aktivitas secara optimal, dan  pandangan terhadap dirinya yang salah (gangguan body image)

(Ignatavicius, Donna D, 1995).

Pola Sensori dan Kognitif

Pada klien hepatitis daya rabanya meningkat terutama pada bagian ulu hati yang terkena, sedang pada indera yang lain tidak timbul gangguan. begitu

(22)

 juga pada kognitifnya tidak mengalami gangguan. Selain itu juga, timbul rasa nyeri akibat hepatitis (Ignatavicius, Donna D, 1995).

Pola Penanggulangan Stress

Pada klien hepatitis timbul rasa cemas tentang keadaan dirinya,. Mekanisme koping yang ditempuh klien bisa tidak efektif.

Pola Tata Nilai dan Keyakinan

Untuk klien hepatitis tidak dapat melaksanakan kebutuhan beribadah dengan baik terutama frekuensi dan konsentrasi. Hal ini bisa disebabkan karena nyeri dan keterbatasan gerak klien.

Pemeriksaan fisik secara umum.

 pemeriksaan fisik yang didapatkan sesuai dengan manifestasi klinis pada survey umum terlihat sakit ringan sampai lemah. TTV biasanya normal atau bisa didapatkan perubahan seperti taki kardi

o inspeksi: pase akut ikterus merupakan tanda khas, terutama

apada sclera, pada integument mungkin muncul selam fase ikterik dan menghilang selama masa penyembuhan, urine gelap sela kecoklatan seperti kola tau the kental.. Pada masa kronis pasien terlihat kelelahan (fatigue), asites, edema perifer, dan didapatkan pedarahan dadri muntah(hematemesis dan melena.

o Auskultasi: biasanya bising usu normal, tetapi bisa didapatkan

 peningkatan peningkatan bisisng usus pada anak-anak dan  penurunan pada orang dewasa.

o Perkusi: nyeri ketuk pada kudran kanan atas.

o Palpasi:nyeri palpasi kuadaran kanan atas mungkin ada.

Hepatospelenomegali beriringan dengan dengan gela ikterus. 3.2.Diagnosa

1. Intoletarsi akitifitas berhubungan dengan lelah, kelemahan fisik umum respon sekunder dari perubahan metabolism sistemik.

(23)

2. Pemenuhan informasi berhubungan dengan ketidakadekuatan informasi  penatalasanaan perawatan adan pengobatan, rencana perawatan rumah 3. Hipertermi berhubungn dengan respon sistemik, pemenuhan cairan tubuh,

 perubahan metabolism

4. Ketidakseimangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan intake makanan yang kurang adekuat

5. Resiko ketidakseimbangan cairan dan elektrolit berhubungan dengan muntah, hipokalemia, penurunan intake cairan dan diaphoresis.

6. nyeri berhubungan dengan pembengkakan hepar yang mengalami inflamasi hati dan bendungan vena porta.

3.3.Intervensi

Intoletarsi akitifitas berhubungan dengan lelah, kelemahan fisik umum respon sekunder dari perubahan metabolism sistemik.

Tujuan: pasien dapat melakukan perawatan diri yang optimal sesuai tingkat toleransi individu.

Criteria hasil:

1. Kebutuhan sehari-hari pasien dapat terpenuhi

2. Tidak terjanya komplkasi sekunder, seperti peningkatan suhu tubuh dan diaphoresis

Intervensi Rasional

1. Kaji perubhan pada system saraf  pusat

2. Lakukan tirah baring khususny  pada masa akut

3. Berikan linkukan psiologis yang kondusif

4. Bantu aktifitas sehari-hari

1. Idendifikasi terhadap penurunan tingkat kesadaran

2. Menghentikan peradangan sel-sel sampai terjadi peningkata regenersisel hati.

3. Linngkungan yang tenang akan menurunkan stimulus psikoligis eksternel dan pembatasann dan  pembatsan penngujunng akan membantu meningkatkan kondisi

(24)

oksigen ruangan dimna akan  berkurang apabila banyak  pengunjung ruangan

4. Membantu mmemfasilitasi kebutuhan pasien untuk melakukan  perawatan diri

Pemenuhan informasi berhubungan dengan ketidakadekuatan informasi  penatalasanaan perawatan adan pengobatan, rencana perawatan rumah

Tujuan: terpenuhinya informasi kesehatan Criteria hasil:

1. Pasien mampu menjelaskan kembali pendidikan kesehatan yang diberikan 2. Pasien termotivasi untuk melaksanakan penjelsan yang telah diberikan

Intervensi Rasional

1. Kaji tingkat pengetahuan pasien tentangb kondisi penyakit dan rencana perawatan rumah

2. Kaji sumber yang meningkatkan  penerimaan informasi

3. Beritahu kondisi penykit hepatitis

4. Berikan informasi pada pasien yang menjalani perawatan rumah meliputi:

 Anjurkan untk=uk istirahat

setelah pulang

 Beritahu untuk melkukan

kontol(follow up)

 Anjurkan pada keluarga

untuk melakukan

vaksinasihevatiti

1. Dengan mengetahui tingkat  pengetahuan tersebut , perwata dapat lebih terarah dala memberikan pendidikan yang dengan pengetahuan pasien secra efisien dan efektif

2. Untuk menurunkan resiko misinterpretasi tentang informasi yang diberikan

3. Kebersihan umum ynagg terdiri atas menjaga jebersihan, mencuci tangan, minum air yang sudah dimasak,.

4. Untuk menegtahu perawatan dirumah:

 Meningkatkan tengaga dan

(25)

 Ajarkan pasien untuk

meningkatkan asupan cairan oral

 Beritahu untuk menghindrai

obat yang bdrsifat hehpatoksik

 Hindari minuman berarkohol  Beritahu pasien atau

keluarga apabila didapatkan  perubahan klinik untuk

segera memeriksa diri

 Menindaklanjuti studi enzim

hati pada interval  bulanansamapi pada tingkat

normal

 Mencegah terjani hepatitis  Mencegah dehidrasi

 Hindari obbat-obatan dan zat

yang mengandung

asetaminopen dan parasetamol serta pareparat yang mengandung asetaminopen

 Dapat memperberat fungsi hati  Untuk mencegah resiko

kerusakan hati

Hipertermi berhubungn dengan respon sistemik, pemenuhan cairan tubuh,  perubahan metabolism

Tujuan: Penurunan sushu tubuh. Criteria hasil:

1. Suhu tubuh dalam batas normal 2. Diaporesis berkurang

Intervensi Rasional

1. Kaji pengetahuan pasien tentang cara dan kelurga tentang cara  penurunan suhu tubuh

2. Lakukan tirah baring pada pase akut

3. Atur lingkungan yang kondusif 4. Beri kompres denngan air

dinngin pada daerah aksila, lipatan paha, dan tempral bila

1. Sebagai data dasar untuk memberikan intervensi selanjutnya

2. Akan menurunkan laju metabolisme yang tinggi pada masa akut , dengan emikian dapat membantu menurunkan suhu tubuh

(26)

terjadi panas

5. Beri dan anjurkan keluarga untuk memakai pakaianyang dapat meneyerap keringat seperti katun 6. Lakukan dan anjurkan keluarga

untuk melkaukan masase

7. Kolaborasi dengan dokter dalam  pemberian ati perik

 proses peneyembuhan.

4. Kompres dingin merupan tehik untuk menurukan suhu tubuh dengan meningkatkan efek konduktifitas

5. Dapat meningkatkan efek evavorasi

6. Unntuk meninngkatkan aliran darah ke perifer yang akan meningkatkan efek evaporasi 7. Untuk memblok respon panas

sehingga panas tubuh pasien dapat menuru denga cepat.

Ketidakseimangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan intake makanan yang kurang adekuat

Tujuan: Pasien akan mempertahankan kebutuha yang adekuat. Criteria hasil

1. Mebuat pilihn diet untuk memenuhi kebutuhan nutrisi dalam situasi individu

2. Menunjukkan peningkatan BB

Intervensi Rassional

1. Kaji status nutrisi pasien, turgor kulit, berat badan, dan derajat  penurunan berat badan, integritas mukosa oral, kemampuan menelan, riwayat mual atau muntah dan diare 2. Kaji pengetahuan pasien

tentang intake nutriisi

3. Berui diet sesuai kondisi klinis

1. Untuk menertapkan pilihan intervensi yang tepat

2. Dengan mengetahuo tingkat  pengetahuan tersebut pearwat dapa lebih terarah dalam memberikan pendidikan yang sesuai dengan pengetahuan  pasien secara efisien dan efektif.

(27)

4. Anjurkan makan tiga kali sehari denga diet yang disukai pasien, tetapi tetap menghindari  predisposisi peningkatan asan 5. Berikan makan berlahan dengan

lingkunag n yang tenang

6. Kolaborasi dengan ahli diet uuntuk menetapkan komposi dan jenis diet yang tepat.

7. Monitor pekembangan berat  badan

3. Pada kondisi akut dan hepatitis kronis(non sirosis) pemebrian diet tidak ada pembatasan.

4. Die sering mennguntunngkan dari pada makanan biasa, maka  pasien telah dianjurkan untuk makan apa saja yang disukainya. 5. Pasien dapat berkonsentrasi pada

mekanisme makan tanpa adanya distraksi atau ganggan dari luar. 6. Untuk memenuhi peningkatan

kebutuhan energy dan kalori sehubungan dengan perubahan metabolic pasien.

7. Penimbangan berat badan sebagai evaluasi terhadap intetvensi yang diberikan.

Resiko ketidakseimbangan cairan dan elektrolit berhubungan dengan muntah, hipokalemia, penurunan intake cairan dan diaphoresis.

Tujuan: Pasca rehidarasi, intake caitran dan elektrplit optimal Krteri hasil:

1. Pasien tidak menegluh pusing, TTV dalam batas normal, kesadaran optimal.

2. Membrane mukosa lembab, turgor kulit normal, CRT kurang dari 3 detik 3. Laboratorium: nilai elektrolit normal, analisa gas darah normal.

4. Penurunna respon muntah

 Ntervensi Rasional

1. Identifikasi fakor penyebab, awiatan, spesipikasi usia dan adanay riwayat penyakit lain

1. Memberikan tingakt keprahan dari kondisi ketidakseimbanagn cairan dan elektrolit

(28)

2. Kolaborasi skofr dehidrasi 3. Lakukan pemasangan IVFD 4. Dokumentasi dengan akurat

tentang intake dan output cairan 5. Bantu pasien apabila muntah 6. Evaluasi kadar elektrolit serum 7. Dokumentasikan perubahan

klinik dan laorkan dengan tim medis

2. Menentukan jumlah cairan yang akan diberikan sesui dengan derfajat dehidrasi dari individu.

3. Pemberian cairan intra vena di sesuaikan dengan derajat dehidrasi.

4. Sebagai evaluasi penting dari intervensi hidrasi dan

mencegah terjadinya

overhidrasi.

5. Mendekatkan tempat muntah dan memberikan masase ringan  pada pundak un tuk membantu menurunkan respon nyeri dan muntah.

6. Untuk mendeteksi adanya kondisi hiponatremi dan hipokalemi sekunder dari hilangnya elektrolit dari  plasma.

7. Untuk mendapatkan intervensi selanjutnya dan menurunkan risiko terjadinya asidosis metabolik.

nyeri berhubungan dengan pembengkakan hepar yang mengalami inflamasi hati dan bendungan vena porta.

Tujuan : Diharap nyeri hilang atau teratsi

kriteria hasil: Menunjukkan tanda-tanda nyeri fisik dan perilaku dalam nyeri (tidak meringis kesakitan, menangis intensitas dan lokasinya)

(29)

Intervensi Rasional 1. Kolaborasi dengan individu untuk

menentukan metode yang dapat digunakan untuk intensitas nyeri 2. Tunjukkan pada klien penerimaan

tentang respon klien terhadap nyeri

3. Berikan informasi akurat dan Jelaskan penyebab nyeri, Tunjukkan berapa lama nyeri akan  berakhir, bila diketahui

4. Bahas dengan dokter penggunaan analgetik yang tak mengandung efek hepatotoksi

1. nyeri yang berhubungan dengan hepatitis sangat tidak nyaman, oleh karena terdapat peregangan secara kapsula hati, melalui pendekatan kepada individu yang mengalami  perubahan kenyamanan nyeri diharapkan lebih efektif mengurangi nyeri.

2. klienlah yang harus mencoba meyakinkan pemberi pelayanan kesehatan bahwa ia mengalami nyeri

3. klien yang disiapkan untuk mengalami nyeri melalui  penjelasan nyeri yang sesungguhnya akan dirasakan (cenderung lebih tenang dibanding klien yang penjelasan kurang/tidak terdapat penjelasan)

4. kemungkinan nyeri sudah tak bisa dibatasi dengan teknik lain

3.4.Implementasi

1. Kaji perubhan pada system saraf pusat

2. Lakukan tirah baring khususny pada masa akut 3. Berikan linkukan psiologis yang kondusif 4. Bantu aktifitas sehari-hari

5. Kaji tingkat pengetahuan pasien tentangb kondisi penyakit dan rencana  perawatan rumah

6. Kaji sumber yang meningkatkan penerimaan informasi 7. Beritahu kondisi penykit hepatitis

(30)

8. Berikan informasi pada pasien yang menjalani perawatan rumah meliputi: a. Anjurkan untuk istirahat setelah pulang

 b. Beritahu untuk melkukan kontol(follow up)

c. Anjurkan pada keluarga untuk melakukan vaksinasihevatiti d. Ajarkan pasien untuk meningkatkan asupan cairan oral e. Beritahu untuk menghindrai obat yang bdrsifat hehpatoksik f. Hindari minuman berarkohol

9. Beritahu pasien atau keluarga apabila didapatkan perubahan klinik untuk segera memeriksa diri

10. Kaji pengetahuan pasien tentang cara dan kelurga tentang cara  penurunan suhu tubuh

11. Lakukan tirah baring pada pase akut 12. Atur lingkungan yang kondusif

13. Beri kompres denngan air dinngin pada daerah aksila, lipatan paha, dan tempral bila terjadi panas

14. Beri dan anjurkan keluarga untuk memakai pakaianyang dapat meneyerap keringat seperti katun

15. Lakukan dan anjurkan keluarga untuk melkaukan masase 16. Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian ati perik

17. Identifikasi fakor penyebab, awiatan, spesipikasi usia dan adanay riwayat penyakit lain

18. Kolaborasi skofr dehidrasi 19. Lakukan pemasangan IVFD

20. Dokumentasi dengan akurat tentang intake dan output cairan 21. Dokumentasikan perubahan klinik dan laorkan dengan tim medis 22. Kolaborasi dengan individu untuk menentukan metode yang dapat

digunakan untuk intensitas nyeri

23. Tunjukkan pada klien penerimaan tentang respon klien terhadap nyeri

24. Berikan informasi akurat dan Jelaskan penyebab nyeri, Tunjukkan  berapa lama nyeri akan berakhir, bila diketahui

(31)

25. Bahas dengan dokter penggunaan analgetik yang tak mengandung efek hepatotoksi.

3.5.Evaluasi

1. Aktivitas pasien dapat optimal sesuai tingkat tolerasi 2. Informasi kesehatan terpenuhi

3. Terjadi penurunan hipertermi 4. Intake nutrisi adekuat

5. Tidak terjadi kertidakseimbangan cairan dan elektrolit 6. Penurunan respon nyeri

(32)

BAB IV

PENUTUP

4.1.Kesimpulan

Infeksi virus merupakan infeksi sistemik oleh virus dsertai nekrosis dan inflamasi pada sel-sel hati yang menghasilkan kumpulan perubahan,  biokimia serta seluler yang khas.sampai saat ini sudah teridentifikasi lima tipe hepatitis yang pasti: hepatitis A, B, C, D, E. Hepatitis A dan E mempunyai cara penularan yan serupa(jalur fekal oral)sedangkan hepatitis B, C dan D memiliki banyak karakteristik yang sama.

Insidens hepatitis virus yang terus meningkat semakin menjadi masalah kesehatan maasyarakat , penyakit tersebut penting karena mudah ditularkan, memiliki morbiditas yang tinggi dan menyebabkan penderitanya abse dari sekolah atau bekerja unntuk waktu yang lama.

Gambar

Gambar 2.1: Anatomi hepar
Gambar 2.2: Sirkulasi Hepar
Gambar 2.3: Hepatitis

Referensi

Dokumen terkait

Hepatitis adalah peradangan atau infeksi yang terutama terjadi pada hati dan bisa disebabkan oleh virus, bakteri, cedera atau toksik serta dapat menular. Hepatitis B

∗ Hepatitis adalah penyakit infeksi sistemik yang menimbulkan efek utama pada organ hati yang disebabkan oleh berbagai virus

Apabila hepatitis yang disebabkan oleh alkohol, narkoba, obat-obatan atau racun yang mengakibatkan gejala yang sama seperti virus hepatitis, pengobatan yang paling baik

Hepatitis adalah penyakit yang ditandai dengan peradangan pada organ hati karena toxin/racun, seperti bahan kimia atau obat-obatan ataupun agent penyebab infeksi

Virus hepatitis adalah istilah yang digunakan untuk infeksi hepar oleh virus disertai nekrosis dn inflamasi pada sel-sel hati yang menghasilkan kumpulan perubahan klinis,

Pada umumnya miokarditis disebabkan penyakit-penyakit infeksi tetapi dapat sebagai akibat reaksi alergi terhadap obat-obatan dan efek toksik bahan-bahan

 Hepatitis virus merupakan infeksi sistemik oleh virus disertai nekrosis dan inflamasi pada sel-sel hati yang menghasilkan kumpulan perubahan

Hepatitis adalah peradangan atau infeksi yang terutama terjadi pada hati dan bisa disebabkan oleh virus, bakteri, cedera atau toksik serta dapat menular. Hepatitis B