• Tidak ada hasil yang ditemukan

Sistem_Ekonomi.pdf

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Sistem_Ekonomi.pdf"

Copied!
41
0
0

Teks penuh

(1)

D

Deesskkrriippssi i SSiinnggkkaatt :: MMeennjjeellaasskkaan n tteennttaanng g kkoonnsseep p uummuumm, , ssttrraatteeggii,, ke

kebibijajaksksananaaaan,n, fafaktktaa ekekononomomi i dadan n glglobobalalisisasasii ekonomi

ekonomi

Tuju

Tujuan an InstrInstruksiuksional onal KhusuKhususs :: DihaDiharapkrapkan an mahamahasiswa siswa dapadapat t memamemahami hami dandan menjelaskan

menjelaskan konsep-konsekonsep-konsep sistep sistem ekm ekonomionomi sertaserta globalisasi ekonomi. Selain itu, mahasiswa juga globalisasi ekonomi. Selain itu, mahasiswa juga diharapkan mahasiswa dapat memahami konsep diharapkan mahasiswa dapat memahami konsep siste

(2)

DAFTAR ISI DAFTAR ISI

Halaman Halaman DAFTAR

DAFTAR JUDULJUDUL ... DAFTAR ISI... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR TABEL... ii ii ii ii iiii A.

A. DefDefinisi inisi SisteSistem...m... 11 B.

B. EvEvoluolusi Sistesi Sistem m EkEkononomiomi... 22 C.

C. BeBentuntuk k dan dan PerPerbanbandindingagan Sn Sististem em EkEkononomiomi... 55 C.1

C.1 SisteSistem m EkoEkonomnomi i KapKapitalis.italis... 55 C.2

C.2 SisteSistem m EkoEkonomnomi Si Sosiaosialis.lis... 99 C.3

C.3 SisteSistem m EkoEkonomnomi i CamCampurapuran...n... 1111 D.

D. HisHistortoriogiografrafi Ekoni Ekonomi Inomi Indodonesnesia.ia... 1313 E.

E. PePerbarbandndingingan an SisSistem tem PePerekrekononomiomian an InIndodonenesiasia... 1616 F

F.. OvOvererviview ew PePererekokononomimiaan In Indndononesesiaia... …………... 1919 G.

G. Globalisasi Ekonomi dan Globalisasi Ekonomi dan Perekonomian Indonesia……Perekonomian Indonesia…… 2121 G.

G.11 KeKebibijajakakan Pen Perdrdagaganangagan.n... 2222 G

G..22 PPeel ul uaan g n g ddaan Tn Taannt at an gn gaan bn baaggi Di Duunni a i a BBi si snni si s. .. .. .. .. .. ... .. ... 2233 G

G..33 PPeerra n a n N eN egga ra ra Da Daal al am Em Erra Ga Gl ol obbaal .l .. .. ... .. ... .. .. .. .. .. .... .. .... .. .. .. .... .. . 2244 G

G..44 DDaam pm paak G lk G lo bo baal il is as assi T ei T errh ah addaap I np I nddoon en essi ai a. .. .... .. .... .. ... .. ... 2255 H.

H. Sistem Ekonomi Alternatif Untuk Indonesia…………...Sistem Ekonomi Alternatif Untuk Indonesia…………... 2727 H.

H.11 SiSiststem em EkEkononomomii PaPancncasasilila.a... 2727 H

H..22 SSi si st et em m EEkkoonnoom im i KKe re ra ka kyyaat at an .n ... .. .. .. .. .. ... .. ... .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .... .. . 3300 I.

I. PePenunutuptup................................................................................ 3333

Da

Daftaftar Refer Referenrensi.si... 3434 Te

Tes s FoFormarmatiftif... 3535 Ku

(3)

DAFTAR ISI DAFTAR ISI

Halaman Halaman DAFTAR

DAFTAR JUDULJUDUL ... DAFTAR ISI... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR TABEL... ii ii ii ii iiii A.

A. DefDefinisi inisi SisteSistem...m... 11 B.

B. EvEvoluolusi Sistesi Sistem m EkEkononomiomi... 22 C.

C. BeBentuntuk k dan dan PerPerbanbandindingagan Sn Sististem em EkEkononomiomi... 55 C.1

C.1 SisteSistem m EkoEkonomnomi i KapKapitalis.italis... 55 C.2

C.2 SisteSistem m EkoEkonomnomi Si Sosiaosialis.lis... 99 C.3

C.3 SisteSistem m EkoEkonomnomi i CamCampurapuran...n... 1111 D.

D. HisHistortoriogiografrafi Ekoni Ekonomi Inomi Indodonesnesia.ia... 1313 E.

E. PePerbarbandndingingan an SisSistem tem PePerekrekononomiomian an InIndodonenesiasia... 1616 F

F.. OvOvererviview ew PePererekokononomimiaan In Indndononesesiaia... …………... 1919 G.

G. Globalisasi Ekonomi dan Globalisasi Ekonomi dan Perekonomian Indonesia……Perekonomian Indonesia…… 2121 G.

G.11 KeKebibijajakakan Pen Perdrdagaganangagan.n... 2222 G

G..22 PPeel ul uaan g n g ddaan Tn Taannt at an gn gaan bn baaggi Di Duunni a i a BBi si snni si s. .. .. .. .. .. ... .. ... 2233 G

G..33 PPeerra n a n N eN egga ra ra Da Daal al am Em Erra Ga Gl ol obbaal .l .. .. ... .. ... .. .. .. .. .. .... .. .... .. .. .. .... .. . 2244 G

G..44 DDaam pm paak G lk G lo bo baal il is as assi T ei T errh ah addaap I np I nddoon en essi ai a. .. .... .. .... .. ... .. ... 2255 H.

H. Sistem Ekonomi Alternatif Untuk Indonesia…………...Sistem Ekonomi Alternatif Untuk Indonesia…………... 2727 H.

H.11 SiSiststem em EkEkononomomii PaPancncasasilila.a... 2727 H

H..22 SSi si st et em m EEkkoonnoom im i KKe re ra ka kyyaat at an .n ... .. .. .. .. .. ... .. ... .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .... .. . 3300 I.

I. PePenunutuptup................................................................................ 3333

Da

Daftaftar Refer Referenrensi.si... 3434 Te

Tes s FoFormarmatiftif... 3535 Ku

(4)

DAF

DAFTARTAR TABTABELEL

Halaman Halaman

Tabel 1

Tabel 1 PerbandingaPerbandingan SEP versi n SEP versi Emil Salim, Mubyarto, dan SumitroEmil Salim, Mubyarto, dan Sumitro D

Djojojojohhaadidikukussumumoo... 2828

Tabel 2

Tabel 2 Perkiraan Pemilikan Alat Produksi Menurut Sektor EkonomiPerkiraan Pemilikan Alat Produksi Menurut Sektor Ekonomi

sseertrtaa SiSifafat t PPeembmbeenntutukkaan n HaHargrga.a... 2929

Tabel 3

Tabel 3 Peran NegaPeran Negara dalam EkonomiKerakyatan Kerakyatan dan ra dalam Ekonomi Ditinjau dari Sistem Edan Kapitalis...Kapitalis...Ditinjau dari Sistem Ekonomi......konomi

32 32

(5)

A

A.. DDeeffiinniissi Si Siisstteemm

Banyak ahli di berbagai disiplin ilmu mengemukakan pendapatnya Banyak ahli di berbagai disiplin ilmu mengemukakan pendapatnya mengenai arti sistem. Namun, apapun definisinya suatu sistem perlu memiliki ciri mengenai arti sistem. Namun, apapun definisinya suatu sistem perlu memiliki ciri seb

sebagai beragai berikut ( Surosoikut ( Suroso, 1997, 1997 ) :) :

• Setiap sistem memiliki tujuanSetiap sistem memiliki tujuan •

• Setiap sistem mempunyai batas yang memisahkannya dari lingkunganSetiap sistem mempunyai batas yang memisahkannya dari lingkungan •

• Walau mempunyai batas, sistem tersebut bersifat terbuka, dalam artiWalau mempunyai batas, sistem tersebut bersifat terbuka, dalam arti berinteraksi juga d

berinteraksi juga dengan lingkungannyaengan lingkungannya

• Suatu sistem dapat terdiri dari beberapa subsistem yang biasa juga disebutSuatu sistem dapat terdiri dari beberapa subsistem yang biasa juga disebut dengan bagian, unsur, atau komponen.

dengan bagian, unsur, atau komponen.

• Walau sistem tersebut terdiri dari berbagai komponen, bagian, atau unsur.Walau sistem tersebut terdiri dari berbagai komponen, bagian, atau unsur. Tidak berarti bahwa sis

Tidak berarti bahwa sistem tersebut merupakan stem tersebut merupakan sekedar kumpulan daekedar kumpulan dariri bagian- bagian-bagian, unsur, atau komponen tersebut, melainkan merupakan suatu kebulatan bagian, unsur, atau komponen tersebut, melainkan merupakan suatu kebulatan yang utuh dan padu, atau memiliki

yang utuh dan padu, atau memiliki sifatsifat wholismwholism..

• Terdapat Terdapat salingsaling hubungan hubungan dan sadan saling ketergaling ketergantungan ntungan baik didalabaik didalam sistemm sistem ( intern ) itu sendiri, ma

( intern ) itu sendiri, maupun antara supun antara sistemistem dengan lingkungdengan lingkungannya.annya.

• Setiap sistem melakukan kegiatan atau proses transformasi atau prosesSetiap sistem melakukan kegiatan atau proses transformasi atau proses mengubah masukan menjadi keluaran. Karena itu, sistem sering disebut mengubah masukan menjadi keluaran. Karena itu, sistem sering disebut sebagai

sebagai processor  processor atauatau transformator transformator ..

• Didalam sistem terdapat mekanisme kontrol dengan memanfaatkanDidalam sistem terdapat mekanisme kontrol dengan memanfaatkan tersedianya umpan balik.

tersedianya umpan balik.

• Karena adanya mekanisme kontrol itu, maka sistem mempunyai kemampuanKarena adanya mekanisme kontrol itu, maka sistem mempunyai kemampuan mengatur diri dan menyesuaikan diri dengan lingkungan atau keadaan secara mengatur diri dan menyesuaikan diri dengan lingkungan atau keadaan secara otomatis.

otomatis.

Definisi sistem yang

Definisi sistem yang lain menurut Dumairy lain menurut Dumairy ( 1997( 1997 ) adalah suatu o) adalah suatu organisasirganisasi besar yang menjalin berbagai subyek dan obyek serta perangkat kelembagaan besar yang menjalin berbagai subyek dan obyek serta perangkat kelembagaan dalam suatu tatanan tertentu. Adapun subyek dan obyek yang terlibat dalam dalam suatu tatanan tertentu. Adapun subyek dan obyek yang terlibat dalam

(6)

sistem itu sendiri sangatlah beragam. Berikut beberapa contoh, diantaranya adalah sebagai berikut :

• Sistem kemasyarakatan yang terdiri dari orang atau masyarakat.

• Sistem kehidupan atau lingkungan yang terdiri dari makluk hidup dan benda alam.

• Sistem peralatan yang terdiri dari barang dan alat.

• Sistem informasi yang terdiri dari data, catatan, dan fakta.

Selain itu sistem seharusnya dilengkapi dengan kontrol. Perangkat kontrol ini dapat berupa perangkat kelembagaan dan tatanan atau kaidah. Perangkat kelembagaan dapat didefinisikan sebagai lembaga atau wadah subyek dalam melakukan hubungan, cara dan mekanisme untuk menjalin hubungan. Sedangkan tatanan atau kaidah merupakan norma atau peraturan yang mengatur hubungan subyek atau obyek agar berjalan serasi.

B. Evolusi Sistem Ekonomi

Sistem biasanya terdiri dari beberapa subsistem, karena itulah sistem pada akhirnya terbentuk. Sistem ini kemudian membentuk suatu sistem perekonomian yang menjadi awal peradaban umat manusia. Berdasarkan karakteristik  perekonomian subsistem, orang melakukan kegiatan ekonomi dalam hal ini produksi, hanya untuk memenuhi kebutuhan sendiri atau kelompoknya saja. Dengan kata lain, saat itu orang belum terlalu berpikir untuk melakukan kegiatan ekonomi untuk pihak lain. Alih-alih demi keutungan, meski diawal individu ketika berhubungan dengan orang lain untuk melakukan transaksi ekonomi melakukan barter atau kegiatan tukar menukar barang untuk kepentingan masing-masing pihak.

Fakta bahwa kebutuhan dan jumlah manusia semakin berkembang, maka semakin dirasakan perlunya sistem perekonomian yang lebih teratur dan

(7)

terencana. Ini membuat sistem barter sulit bahkan tidak dapat lagi dipertahankan, mengingat mulai munculnya kendala yang dihadapi, seperti :

• Sulitnya mempertemukan dua belah pihak atau lebih yang memiliki keinginan yang sama.

• Sulitnya menentukan nilai komoditi yang akan dipertukarkan • Sulitnya melakukan pembayaran yang tertunda

• Sulitnya melakukan transaksi dalam jumlah besar

Hal diatas membuat persoalan-persoalan ekonomi menjadi temaram, padahal hakekatnya persoalan ekonomi adalah masalah transformasi atau pengolahan alat-alat atau sumber pemenuh / pemuas kebutuhan, yang berupa faktor-faktor produksi yaitu tenaga kerja, modal, sumber daya alam dan keterampilan ( skill) menjadi barang dan jasa. Adanya hambatan tersebut diatas mendorong para cendekiawan mencoba berpikir mengenai sistem perekonomian lain agar lebih bermanfaat dan dapat digunakan oleh manusia.

Kemudian, hal lain yang mendasari adalah sistem ekonomi yang dimiliki suatu negara biasanya dapat dikatakan bersifat khas sehingga dapat dibedakan dari sistem ekonomi yang berlaku atau diterapkan di negara lain. Berdasarkan beberapa sudut tinjauan seperti :

• Sistem pemilikan sumber daya atau faktor-faktor produksi

• Keluwesan masyarakat untuk saling berkompentisi satu sama lain dan untuk  menerima imbalan atas prestasi kerjanya

Hal ini terjadi karena setiap kelompok masyarakat pada tataran yang lebih kompleks ketika membentuk negara bangsa, pastilah memiliki sebuah sistem ekonomi, yaitu konsepsi ekonomi suatu negara untuk mengatasi berbadai persoalan. Seperti (1) barang apa yang seharusnya dihasilkan; (2) bagaimana cara menghasilkan barang itu; dan (3) untuk siapa barang tersebut dihasilkan serta bagaimana barang tersebut didistribusikan. Jawaban atas ketiga pertanyaan tersebut akan menentukan sistem ekonomi sebuah negara ( Hudiyanto, 2001 ).

(8)

Sistem ekonomi merupakan cabang ilmu ekonomi yang membahas persoalan pengambilan keputusan dalam tata susunan organisasi ekonomi untuk  menjawab persoalan-persoalanekonomi untuk mewujudkan tujuan nasional suatu negara. Menurut Dumairy ( 1997 ), sistem ekonomi adalah suatu sistem yang mengatur serta menjalin hubungan ekonomi antar manusia dengan seperangkat kelembagaan dalam suat tatanan kehidupan, selanjutnya dikatakannya pula bahwa suatu sistem ekonomi tidaklah harus berdiri sendiri, tetapi berkaitan dengan falsafah, padangan dan pola hidup masyarakat tempatnya berpijak. Sistem ekonomi sesungguhnya merupakan salah satu unsur saja dalam suatu supra sistem kehidupan masyarakat. Sistem ekonomi merupakan bagian dari kesatuan ideologi kehidupan masyarakat di suatu negara.

Hamid ( 2004 ) mendefinisikan sistem ekonomi sebagai keseluruhan lembaga atau pranata ekonomi yang hidup dalam suatu masyarakat yang dijadikan acuan oleh masyarakat tersebut dalam mencapai tujuan ekonomi yang telah ditetapkan. Karena sistem mempunyai lembaga, maka yang dimaksud dengan lembaga adalah organisasi atau kaidah ekonomi, baik formal maupun informal yang mengatur perilaku dan tindakan anggota masyarakat tertentu baik dalam melakukan kegiatan rutin sehari-hari maupun dalam mencapai suatu tujuan ekonomi tertentu.

Oleh sebab itu penentuan sistem ekonomi tidak dapat dilepaskan dari ideologi yang diyakini oleh negara. Ideologi tertentu akan melahirkan sistem ekonomi tertentu pula. Karena pada dasarnya negara melalui ideologinya telah memiliki cara pandang tertentu untuk memandang dan menyelesaikan persoalan yang mereka hadapi. Setiap sistem membutuhkan sekumpulan peraturan, ideologi yang mendasarinya, menjelaskan peraturan tersebut, dan keyakinan individu akan membuatnya terus dijalankan. Tentu saja, kadar peranan pemerintah dalam mengatur, mengarahkan dan merencanakan kehidupan bisnis dan perekonomian pada umumnya bisa berbeda pada tiap negara.

(9)

C. Bentuk dan Perbandingan Sistem Ekonomi1 C.1 Sistem Ekonomi Liberalis

Sistem ekonomi kapitalis lahir pada abad ke-18 yaitu pada saat Adam Smith menuliskan buku yang terkenal hingga sampai sekarang ini, buku ini adalah  An  Inquiry Into the natural and Cause of The Wealth of Nations dan dikenal dengan The Wealth of Nations. Buku tulisan Adam Smith ini menggambarkan tentang perekonomian yang seharusnya di dunia. Pandangan pemikiran ini menjadi panutan hingga sekarang bagi negara yang menerapkan sistem ekonomi kapitalis.

Dasar bekerjanya sistem ini adalah adanya kegiatan invisible hand atau tangan-tangah yang tidak kelihatan sebagaimana dicetuskan oleh ahli ekonomi Adam Smith. Dasar ini berasal dari paham kebebasan. Buku Adam Smith yang lain, berjudul The Theory of Sentiments menjadi kerangka moral bagi ide-ide ekonominya, dimana mereka menganut paham laissez faire, yang menghendaki kebebasan melakukan kegiatan ekonomi dengan seminim mungkin campur tangan pemerintah.

Salah satu hasil besar yang oleh pemikiran Adam Smith adalah karena ia meluruskan dan menghalau pelbagai anggapan yang jadi panutan orang sebelumnya. Adu pendapat dan menentang teori lama ekonomi perdagangan yang menekankan arti penting perlunya negara punya persediaan batangan emas dalam  jumlah besar. Begitu pula, bukunya menolak pandangan para physiokrat yang mengatakan bahwa tanah merupakan sumber utama dari nilai. Sebaliknya Smith menekankan arti pokok yang paling penting adalah tenaga kerja. Smith dengan gigih menekankan bahwa peningkatan produksi dapat dicapai lewat pembagian kerja dan dia menyerang habis semua peraturan pemerintah yang usang dan campur tangannya berikut hambatan-hambatan yang menghalangi perkembangan dan perluasan industri.

1

Bagian ini menggabungkan referensi dari berbagai sumber seperti Deliarnov ( 2005 ), Dumairy ( 1997 ), Hamid ( 2004 ), Hudiyanto ( 2001 ), dan Suroso ( 1997 ).

(10)

Ide sentral The Wealth of Nations adalah pasar bebas yang bergerak menurut mekanisme pasar yang dianggapnya secara otomatis bisa memprodusi bermacam-macam dan jumlah barang yang paling disenangi dan diperlukan masyarakat konsumen. Misalnya, persediaan barang yang justru disenangi merosot, dengan sendirinya harga akan naik dan kenaikan harga ini akan mendatangkan untung banyak bagi siapa saja yang memproduksinya. Karena untung banyak, pabrik-pabrik lain tergerak untuk memproduksi juga. Akibat dari kenaikan produksi tidak  bisa tidak akan menyingkirkan keadaan kekurangan barang. Lagi pula, kenaikan suplai dalam kaitan dengan kompetisi antar pelbagai perusahaan akan cenderung menurunkan harga komoditi pada tingkat harga yang normal, misalnya ongkos produksinya. Tak ada pihak mana pun yang membantu melenyapkan kelangkaan, tetapi kelangkaan itu akan teratasi dengan sendirinya. Tiap orang, cenderung mencari keuntungan untuk dirinya, tetapi dia dituntun oleh tangan gaib untuk  mencapai tujuan akhir yang bukan menjadi bagian keinginannya. Dengan jalan mengejar kepentingan dirinya sendiri dia sering memajukan masyarakat lebih efektif dibanding bilamana dia betul-betul bermaksud memajukannya.

Tangan gaib ini tak dapat melakukan pekerjaan sebagaimana mestinya jika ada gangguan terhadap persaingan bebas. Smith karena itu percaya kepada sistem perdagangan bebas dan menentang keras harga tinggi. Pada dasarnya dia menentang keras hampir semua ikut campurnya pemerintah di bidang bisnis dan pasar bebas. Campur tangan ini, kata Smith, hampir senantiasa akan mengakibatkan kemerosotan efisiensi ekonomi dan ujung-ujungnya akan menaikkan harga.

Kaum klasik berpendapat seperti itu, karena mereka menganggap bahwa keseimbangan ekonomi atau pasar akan tercipta dengan sendirinya. Mekanisme pasarlah yang akan mengaturnya, kekuatan penawaranlah yang akan mewujudkannya. Adapun dasar yang melandasi pemikiran kaum klasik adalah sebagai berikut :

(11)

• Hukum Say, yang mengatakan bahwa setiap komoditi yang diproduksi tentulah ada yang membutuhkannya. Dengan hukum ini para pengusaha atau produsen tidak perlu khawatir bahwa barang dagangannya tidak akan terbeli. Ini terjadi karena berapapun yang ia produksi akan dimanfaatkan dan digunakan oleh masyarakat.

• Harga setiap komoditi bersifat fleksibel. Dengan demikian, keseimbangan akan selalu terjadi. Kalaupun tidak terjadi keseimbangan pasar atau dalam hal ini kekurangan atau kelebihan komoditi, itu hanya bersidat sementara, karena selanjutnya keadaan tersebut akan kembali dalam kondisi seimbang ( equilibrium ). Sebagai contoh produksi melimpah, menyebabkan harga komoditi bersangkutan menjadi murah. Karena harga sekarang menjadi murah maka masyarakat berbondong-bondong untuk membelinya sehingga komoditi tersebut berkurang drastis. Oleh karenanya komoditi yang ada sekarang menjadi sedikit maka harga akan naik kembali. Ketika harga komoditi membaik, produsen akan meningkatkan produksinya dengan harapan akan mendapat keuntungan yang lebih besar. Seiring dengan meningkatnya produksi, jumlah komoditi dipasar menjadi banyak sehingga perlahan-lahan harga bergerak turun. Kedua keadaan tersebut akan mengarah pada terjadinya keseimbangan pasar.

Dari pemikiran Adam Smith tentang invisible hand  dan pasar bebas, kemudian memunculkan sistem ekonomi yang sangat kuat hingga sekarang ini. Sistem ekonomi liberalis ini sekarang diikuti oleh setiap negara yang ada di dunia. sistem ekonomi liberalis yang diterapkan ditiap negara ini karena mempunyai keunggulan tersendiri dari sistem ekonomi yang lain. Keunggulan dari sistem kapitalis ini adalah sebagai berikut:

1. Orang bebas memiliki sendiri alat-alat produksi atau modal (tanah, pabrik, toko, rumah, dan lain-lain). Hak milik pribadi atas alat-alat produksi ini

(12)

disebut dasar dari kapitalis. Disebut dasar karena kapitalis adalah ekumulasi kapital (modal).

2. Orang bebas memilih lapangan pekerjaan dan bidang usaha sendiri. Produksi dilaksanakan oleh para pengusaha swasta atas prakarsadan tanggung jawab sendiri, melayai permintaan di pasar. Kebebasan berusaha ini merupakan ciri yang begitu penting hingga sistem liberalis/kapitalis kerap kali disebut  free enterprises system.

3. Para produsen bebas menentukan apa dan berapa yang akan diproduksi, didorong/dimotivasi oleh harapan mendapatkan laba.

4. Harga-harga dibentuk di pasar bebas dalam pertemuan antara permintaan dan penawaran. Bentuk pasar terabaik adalah pasar bebas.

Campur tangan negara dibatasi pada hal-hal yang tidak dapat diusahakan oleh swasta, serta menjaga tertib hukum dan pertahanan/keamanan negara yang merupakan pra-syarat untuk perkembangan pasar bebas. Jika demikian, selajutnya apa tugas pemerintah. Menurut kaum klasik, tugas pemerintah adalah (1) mengelola kegiatan yang tidak efisien jika ditangani pihak swasta, sebagai missal mengani pamong praja dan sejenisnya. (2) Membantu memperlancar dan menciptakan kondisi yang mendukung kegiatan ekonomi yang sedang berlangsung. Sebagai contoh membangun prasarana jalan agar transportasi menjadi lancar serta mengeluarkan kebijakan kebijaksanaan yang mendukung dan sejenisnya.

Sedangkan menurut Suroso ( 1997 ), pemerintah memiliki tiga tugas penting yaitu (1) Berkewajiban melindungi negara dari kekerasan dan serangan negara liberal lainnya. (2) Melindungi setiap anggota masyarakat sejauh mungkin dari ketidakadilan atau penindasan oleh anggota masyarakat lainnya atau mendirikan badan hukum yang dapat diandalkan. (3) Mendirikan dan memelihara beberapa institusi atau sarana umum yang tidak dapat dibuat perorangan dikarenakan keuntungan yang didapat darinya terlalu kecil sehingga tidak dapat menutup biaya

(13)

yang telah dikeluarkan. Dengan kata lain, diluar itu kegiatan ekonomi diserahkan sepenuhnya kepada swasta.

C.2 Sistem Ekonomi Sosialis

Sistem ekonomi sosialis lahir pada saat kemunculan tulisan Karl Marx yaitu  Das Kapital. Buku ini menceritakan kritikan atas sistem ekonomi liberal atau

kapitalis. Tulisan ini diilhami dengan penderitaan kaum buruh yang terjadi saat itu, sebagai ulah para kaum kapitalis. Dalam sistem ini praksis kegiatan ekonomi sepenuhnya diatur dalam kendali negara. Sistem ini dapat kita lihat pada negara yang menganut sistem komunisme seperti Uni Sovyet misalnya.

Adapun kritikan terhadap sistem liberal atau kapitalis oleh Karl Marx adalah sebagai berikut:

1. Dari segi moral bahwa sistem liberalis mewarisi ketidak adailan dari dalam. 2. Dari segi sosiologi, adanya sumber konflik antara kelas yang ada.

3. Sistem liberalis menciptakan manusia berkelas-kelas.

4. Dari segi ekonomi, akumulasi kapital memungkinkan pertumbuhan ekonomi tapi bias.

Kritikan ini memberikan pandangan yang lain dalam kehidupan ekonomi dunia. Pandangan lain ini karena pemikiran ekonomi Marx melihat dari berbagai segi seperti filsafat, sosiologi, hukum, sejarah dan segi-segi yang lain.

Pemikiran Marx tidak jauh berbeda dengan pemikiran ekonomi sebelumnya yaitu tetap mengkaitkan nilai ekonomi suatu barang dengan tenaga kerja yang telah dicurahkan untuk menghasilkan berang tersebut. Hal ini sesuai dengan pemikiran David Ricardo, akan tetapi Marx menambahkan untuk menghasilkan barang yang bernilai, tenaga kerja tersebut harus secara sosial perlu (menjawab kebutuhan masyarakat), artinya barang yang dihasilkan harus bermanfaat bagi seseorang. Dengan perkembangan sistem pasar, nilai tukar dapat saja diukur dengan uang. Tetapi seadandainya semua bayangan dan tipuan-tipuan yang

(14)

berkaitan dengan uang dihilangkan, maka konsumen yang menggunakan barang tersebut hanya menggunakan untuk membayar tenaga kerja saja.

Selain itu, Marx juga mempunyai pandangan tentang upah. Pandangan tentang upah ini dikarenakan upah yang diberikan oleh majikan sangat rendah atau sangat pas untuk kebutuhan hidup. Melihat kenyataan pada saat itu dimana terjadi pemerasan terhadap kaum buruh, dan pemilik modal yang berkuasa maka marx mengusulkan revolusi bagi kaum buruh supaya mendapatkan hak-haknya dalam hidup. Ketika kaum buruh berkuasa maka seluruh kekuatan ekonomi (modal dan sebagainya) akan dikuasai oleh negara.

Sistem ekonomi sosialis ini seyogyanya tidak serta merta muncul, melainkan melalui beberapa tahapan, seperti tahap ketika prinsip ekonomi berupa setiap orang memberi kepada masyarakat menurut kemampuannya dan setiap orang menerima sesuai dengan karyanya. Tahap tersebut kemudian berkembang menjadi setiap orang memberi sesuai kemampuannya, dan setiap orang menerima menurut kebutuhannya, dengan kata lain terjadi distribusi menurut kebutuhannya.

Selain itu, sistem sosialis terbagi dalam beragam karakteristik dimana masing-masing mempunyai keunggulan ciri yang khas sehingga berbeda antara satu dengan yang lain. Secara umum ciri sistem sosialis adalah seabgai berikut : 1. Semua sumber daya ekonomi (alat-alat produksi, tanah, perusahaan, bank an

lain-lainnya) dimiliki oleh negara atas nama rakyat. Tidak ada hal milik  perorangan atas alat-alat produksi, juga petani tidak dapat memiliki tanahnya sendiri.

2. Seluruh kegiatan ekonomi/produksi harus diusahakan bersama. Tidak ada usaha swasta, semua perusahaan (termasuk usaha tani) adalah perusahaan milik negara.

3. Apa dan berapa yang diproduksi ditentukan berdasarkan rencana ekonomi yang disusun oleh pemerintah pusat dan diusahakan langsung oleh negara.

(15)

4. Harga-harga ditentukan oleh pemerinta; penyaluran barang dikendalikan oleh negara dan tidak ada pasar bebas.

5. Semua warga masyarakat adalh karyawan yang wajib ikut berproduksi menurut kemampuannya, dan akan diberi updah oleh negara menurut kebutuhannya.

Sedangkan secara khusus, penggolongan sistem sosialis itu memiliki karakteristik  sendiri yang diantaranya adalah sebagai berikut :

• Sistem Sosialis Pasar, dengan karakterisitik :

 Faktor-faktor produksi dimiliki dan dikuasai oleh pihak pemerintah atau negara

 Pengambilan keputusan ekonomi bersifat desentralisasi dengan dikoordinasi oleh pasar

 Rangsangan dan insentif diberikan berupa material dan moral, sebagai sarana motivasi bagi para pelaku ekonomi.

• Sistem Sosialis Terencana, dengan karakterisitik :

 Faktor-faktor produksi dimiliki dan dikuasai oleh pihak pemerintah atau negara

 Pengambilan keputusan ekonomi bersifat sentralisasi dengan dikoordinasi secara terencana

 Rangsangan dan insentif diberikan berupa material dan moral, sebagai sarana motivasi bagi para pelaku ekonomi

Dengan semakin berkembangnya kesadaran masyarakat dan tuntutan perekonomian internasional, tampaknya sistem sosialis terencana ini mulai ditinggalkan penganutnya. Salah satu contoh adalah, yang diawali oleh Presiden Rusia, Mikhail Gorbachev dengan tindakan pembaharuannya.

C.3 Sistem Ekonomi Campuran

Sistem ekonomi campuran ini adalah suatu kombinasi logis dari ketidaksempurnaan kedua sistem ekonomi diatas ( liberalisme dan etatisme ).

(16)

Sistem ini merupakan sistem yang mengatur pola hubungan kedua pihak dimana pihak perorangan dan pemerintah bersama-sama membuat keputusan dan solusi terhadap masalah ekonomi yang muncul. Sistem ini muncul ketika terjadi resesi tahun 1930-an, sistem yang ada tidak mampu mengawal perekomian untuk dapat bertahan terhadap krisis yang terjadi. Oleh karenanya, lahirlah sistem ekonomi campuran yang mencoba mengkombinasikan kebaikan dari kedua sistem tersebut. Diantaranya dengan menyarankan perlunya campur tangan pemerintah secara aktif dalam kebebasan pihak swasta dalam melaksanakan kegiatan ekonominya. Sistem ini kemudian diadopsi oleh banyak negara tidak terkecuali Indonesia.

Meski penerapan sistem ini mengkombinasi kebaikan kedua sistem diatas, masyarakat masih mempunyai kebebasan yang cukup luas untuk menentukan kegiatan ekonomi seperti apa yang baik untuk dapat dijalankan. Adapun contohnya negara yang menerapkan sistem ekonomi campuran adalah Malaysia dan Singapura. Disini ada campur tangan dari negara yang biasanya untuk :

1. Menjamin dan menjaga perkembangan ekonomi yang stabil.

2. Menjamin pendapatan yang lebih rata dan menghindarkan penindasan yang tidak adil.

3. Menyediakan barang secara lengkap untuk meningkatkan kesejahteraan sosial dan kemakmuran masyarakat.

4. Mengawasi pesaing luar yang merugikan masyarakat. 5. Mengawasi monopoli.

Pemikiran dan penerapan ekonomi campuran ini merupakan sumbangan dari pemikiran Keynes. Dimana pemikirannya menggunakan dua pendekatan yaitu pendekatan moneter dan pendekatan fiskal. Selain itu keynes juga memperlihatkan kemampuannya dalam mengatasi krisis pada saat itu dengan pendekatan ini. Pendekatan ini bisa mengatasi permasalahan ekonomi pada saat itu. Pemikirannya ini merupakan gabungan dari dua besar pemikiran sebelumnya yaitu Adam Smith dan Karl Marx. Pemikirannya keynes ini kemudian dikenal

(17)

dengan sistem ekonomi campuran. Sistem ekonomi campuran ini mempunyai keunggulan sebagai berikut:

1. Hak milik atas barang konsumsi diserahkan kepada individ, tetapi pemilikan terhadap sarana-sarana produksi yang vital cenderung kepada negara.

2. Apa dan berapa yang diproduksi memang dapat ditentukan oleh usaha swasta berdasarkan pertimbangan pasar, tetapi sektor-sektor yang strategis diawasi, diatur, bila perlu dikuasai oleh negara.

3. Harga tidak semata-mata ditentukan oleh kekuatan pasar, tetapi diawasi oleh oleh campur tangan pemerintah.

4. Kesempatan kerja penuh dan jasa-jasa kolektif mendapat prioritas yang sangat tinggi. Demikian juga dengan demokratisasi dunia usaha untuk menuju kepemilikan bersama.

5. Pemerintah menyelenggarakan jaminan sosial dan berusaha agar distribusi pendapatn lebih merata.

D. Historiografi Ekonomi Indonesia2

Sejarah ekonomi bangsa Indonesia lekat dengan eksploitasi dan sub ordinasi oleh bangsa lain. Selama kurang lebih 350 tahun, Bangsa Indonesia merasakan pedih getirnya perilaku penjajah dalam mengeruk kekayaan yang dimiliki negara Indonesia. Bila meniliki sejarah, diawali dengan hisapan kongsi monopolis Belanda melalui VOC, kemudian berubah menjadi sistem tanam paksa untuk  memenuhi kebutuhan Pemerintah Hindia Belanda pada waktu itu agar dapat mencukupi kebutuhan komoditi terhadap hasil alam nusantara.

Tidak hanya itu, kesengsaraaan rakyat Indonesia semakin menjadi dengan upaya perusahaan swasta Belanda yang berupaya menguasai perkebunan nusantara dengan pelaksanaan sistem kapitalis liberal. Kondisi ini tetaplah bertahan sampai kini karena ekonomi rakyat atau pribumi tetaplah sebagai korban

2

(18)

keserakahan kolonialis yang menerapkan perlakukan ondernaming besar dan penyedia buruh murah bagi pasar luar negri.

Sistem ekonomi yang dilaksanakan Pemerintah Hindia Belanda tersebut sering dikenal dengan sistem ekonomi kolonial yang mewariskan struktur ekonomi yang sangat timpang. Struktur ekonomi terkait dengan kekuasaan dan kemampuan ekonomi politik sehingga mereka yang masuk dalam kelompok  ekonomi atas meskipun jumlahnya sedikit, tetaplah dapat menguasai dan menikmati banyak surplus perekonomian.

Hal ini tentu berkebalikan dengan kondisi yang menimpa kelompok  ekonomi menengah bawah yang nota bene merupakan kelompok mayoritas, dikondisikan sebagai pihak yang menguasai dan menikmati hasil produksi dalam taraf yang sangat minimal. Gambaran riil perihal struktur ekonomi dapat diilustrasikan melalui suatu hasil observasi yang memetakan struktruk ekonomi Indonesia pada masa kolonial Belanda dalam tiga golongan besar, yaitu : (1) Golongan Atas, yang terdiri dari bangsa Eropa ( khususnya Belanda ) yang menguasai dan menikmati hasil penjualan komoditi pertanian dan perkebunan di negeri jajahan mereka. (2) Golongan Menengah, yang terdiri dari kaum perantara perdagangan khususnya etnis Tionghoa yang mendistribusikan hasil produksi masyarakat jajahan kepada perusahaan besar dan ekonomi luaran. Dalam kelompok ini terdapat sepuluh persen bangsa Indonesia yang mampu menguasai dan menikmati hasil perekonomian karena mempunyai kekuasaan tertentu, meski berada di posisi yang paling bawah. ( 3) Golongan Bawah, terdiri dari massa rakyat pribumi yang bergerak pada perekonomian rakyat, yang tidak mampu menguasai dan menikmati hasil-hasil produksi mereka karena berada dalam perekonoian kolonial.

Berdasarkan pandangan para pendiri bangsa, hakekat kemerdaan berarti merdeka secara politik dan ekonomi. Maka, pasca kemerdekaan perlu adanya reformasi sosial yaitu suatu agenda nasional untuk menggantikan sistem ekonomi

(19)

kolonial dengan sistem ekonomi nasional guna menghapus pola hubungan ekonomi yang timpang, eksplotatif, dan sub ordinatif terhadap ekonomi rakyat Indonesia sehingga dapat mengubah struktur sosial ekonomi warisan kolonial yang jauh dari nilai-nilai keadilan sosial tersebut.

Hatta dalam pidatonya ditahun 1960-an menegaskan bahwa demokrasi politik saja tidak dapat melaksanakan persamaan dan persaudaraan, melainkan perlu demokrasi ekonomi disebelah demokrasi politik. Kalau ini tidak terjadi maka manusia belum merdeka sehingga persamaan dan persaudaraan belum ada. Sebab itu cita-cita demokrasi Indonesia adalah demokrasi berkeadilan sosial yang melingkupi seluruh lingkungan hidup yang dapat menentukan nasib manusia.

Kesadaran ini muncul didasari bahwa perbaikan kondisi ekonomi rakyat tidak mungkin hanya disandarkan pada proklamasi kemerdekaan. Perjuangan untuk memperbaiki kondisi ekonomi rakyat harus terus dilanjutkan dengan mengubah struktur ekonomi kolonial menjadi struktur ekonomi nasional. Sebagaimana dikemukakan Bung Karno, yang dimaksud dengan struktur ekonomi nasional adalah sebuah struktur perekonomian yang ditandai oleh meningkatnya peran serta rakyat Indonesia dalam penguasaan modal atau faktor-faktor produksi tanah air.

Reformasi sosial hanya dimungkinkan terlaksana melalui demokratisasi ekonomi, dimana kolektivitas baik berupa kekeluargaan dan kebersamaan menjadi dasar pola produksi dan distribusi ( mode ekonomi ). Sebagaimana Hatta menyatakan bahwa Diatas sendi yang ketiga dapat didirikan tonggak demokrasi ekonomi. Tidak lagi orang seorang atau satu golongan kecil yang mesti menguasai penghidupan orang banyak seperti sekarang, melainkan keperluan dan kemauan rakyat banyak yang harus menjadi pedoman. Sebab itu, segala tangkai penghasilan besar yang mengenai penghidupan rakyat harus berdasar pada milik  bersama dan terletak dibawah penjagaan rakyat dan perantaraan badan yang mewakilinya.

(20)

E. Perkembangan Sistem Perekonomian Indonesia3

Sejak berdirinya negara Republik Indonesia, telah banyak tokoh negara yang merumuskan bentuk perekonomian yang tepat bagi bangsa Indonesia, baik itu secara individu maupun kelompok. Sebagai contoh Bung Hatta, semasa hidupnya mencetuskan ide bahwa dasar perekonomian Indonesia yang sesuai dengan cita-cita tolong menolong adalah koperasi. Namun bukan berarti semua kegiatan ekonomi harus dilakukan secara koperasi, pemaksaan terhadap bentuk ini justru melanggar dasar ekonomi koperasi. Demikian juga dengan tokoh ekonomi Indonesia saat itu, Sumitro Djojohadikusumo, dalam pidatonya di negara Amerika Serikat tahun 1949, menegaskan bahwa yang dicita-citakan adalah ekonomi semacam campuran. Namun demikian dalam proses perkembangan berikutnya disepakatilah suatu bentuk ekonomi baru yang dinamakan sebagai Sistem Ekonomi Pancasila yang didalamnya mengandung unsur penting berupa Demokrasi Ekonomi.

Menurut Suroso ( 1997 ), demokrasi ekonomi dipilih karena memiliki ciri-ciri positif yang diantaranya, (1) Perekonomian disusun sebagai usaha bersama berdasar atas asas kekeluargaan. (2) Cabang-cabang produksi yang penting bagi negara dan menguasai hajat hidup orang banyak dikuasai oleh negara. (3) Bumi,, air, dan kekayaan alam yang terkandung didalamnya dikuasai oleh negara dan dipergunakan untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat. (4) Sumber-sumber kekayaan dan keuangan negara digunakan dengan pemufakatan lembaga perwakilan rakyat serta pengawasan terhadap kebijaksanaannya ada pada lembaga perwakilan pula. (5) Warga negara memiliki kebebasan dalam memilih pekerjaan yang dikehendaki serta mempunyai hak akan pekerjaan dan penghidupan yang layak. (6) Hak milik perorangan diakui dan pemanfaatannya tidak boleh bertentangan dengan kepentingan masyarakat. (7) Potensi, inisiatif, dan daya kreasi setiap warga negara dikembangkan sepenuhnya dalam batas-batas yang

3

(21)

tidak merugikan kepentingan umum. Serta (8) Fakir miskin dan anak terlantar dipelihara oleh negara.

Dengan demikian didalam perekonomian Indonesia tidak mengijinkan adanya  free fight liberalism, adanya kebebasan usaha yang tidak terkendali sehingga memungkinkan terjadinya eksploitasi kaum ekonomi lemah, dengan akibat semakin bertambah luasnya jurang pemisah si kaya dan si miskin.  Etatisme, keikutsertaan pemerintah yang terlalu dominan sehingga mematikan motivasi dan kreasi dari masyarakat untuk berkembang dan bersaing secara sehat.  Monopoli, suatu bentuk pemusatan kekuatan ekonomi pada satu kelompok 

tertentu sehingga tidak memberikan pilihan lain pada konsumen untuk tidak  mengikuti keinginan sang monopoli.

Meskipun pada awal perkembangannya, perekonomian Indonesia menganut sistem ekonomi Pancasila. Ekonomi Demokrasi dan mungkin campuran, namun bukan berarti sistem perekonomian liberalis dan etatisme tidak pernah terjadi di Indonesia. Awal tahun 1950-an sampai tahun 1957-an merupakan bukti sejarah adanya corak liberalis dalam perekonomian Indonesia. Demikian juga dengan sistem etatisme, pernah juga mewarnai corak perekonomian tahun 1960-an sampai masa orde baru.

Keadaan ekonomi Indonesia antara tahun 1950 sampai tahun 1965-an sebenarnya telah diisi dengan beberapa program dan rencana ekonomi pemerintah. Program tersebut diantarannya, (1) Program Banteng tahun 1950, yang bertujuan membantu pengusaha pribumi. (2) Program Sumitro tahun 1951. (3) Rencana Lima Tahun Pertama tahun 1955 – 1960. Terakhir, Rencana Delapan Tahun.

Meski demikian, kesemua program dan rencana tersebut tidak berhasil membawa perekonomian Indonesia menjadi lebih baik. Beberapa faktor yang menyebabkan kegagalan diantaranya, yaitu :

(22)

 Program-program tersebut disusun oleh tokoh yang relatif bukan bidangnya, melainkan oleh tokoh politik. Dengan demikian, keputusan yang dibuat cenderung menitikberatkan pada masalah politik bukannya masalah ekonomi. Hal ini dapatlah dimengerti mengingat pada masa-masa ini kepentingan politik  tampak lebih dominan seperti mengembalikan negara Indonesia ke negara kesatuan, usaha mengembalikan Irian Barat, menumpas pemberontakan didaerah, dan masalah politik sejenisnya.

 Akibat lanjut dari keadaan diatas adalah dana negara yang seharusnya dialokasikan untuk kepentingan kegiatan ekonomi justru dialokasikan untuk  kepentinga politk dan perang.

 Faktor berikutnya adalah terlalu pendeknya masa kerja setiap kabinet yang dibentuk saat demokrasi parlementer. Tercatat tidak kurang dari tiga belas kali kabinet berganti. Akibatnya, banyak program dan rencana ekonomi yang telah disusun oleh masing-masing kabinet tidak dapat dijalankan dengan tuntas.

 Program dan rencana yang disusun kurang memperhatikan potensi dan aspirasi dari berbagai pihak. Karena lebih mengedepankan utusan individu atau pribadi dan partai, nota bene lebih dominan kepentingannya dibanding pada pemerintah dan negara.

 Muncul kecenderungan ikutan yang terpengaruh untuk menggunakan sistem perekonomian yang tidak sesuai dengan kondisi masyarakat Indonesia yakni pelaksanaan sistem ekonomi liberalis ( 1950  –  1957 ) dan sistem ekonomi sosialis ( 1958 – 1965 ).

Adapun akibat yang dapat ditimbulkan dari pelaksanaan sistem ekonomi yang telah dilaksanakan di Indonesia adalah sebagai berikut, yaitu (1) Semakin rusaknya sarana produksi dan komunikasi yang membawa dampak menurunnya nilai ekspor kita. (2) Hutang luar negri yang dipergunakan untuk proyek  mercusuar. (3) Defisit anggaran negara makin besar yang ditutup dengan mencetak uang baru sehingga inflasi yang tinggi tidak dapat dicegah kembali.

(23)

Terakhir, laju pertumbuhan penduduk lebih besar dibandingkan laju pertumbuhan ekonomi saat itu. Dimana laju pertumbuhan penduduk sebesar 2,8 persen sedangkan laju pertumbuhan ekonomi sebesar 2,2 persen.

Berikutnya, diera orde baru dimana iklim kebangsaan mendukung untuk  permulaan dilaksanakannya sistem ekonomi yang menjadi harapan rakyat Indonesia. Periode ini diwarnai dengan masa rehabilitasi dan perbaikan sektor ekonomi. Bentuk upaya yang dilakukan berupa, (1) Membersihkan segala aspek  kehidupan dari sisa-sisa paham dan sistem perekonomian lama. (2) Menurunkan dan mengendalikan laju inflasi yang saat itu sangat tinggi, sehingga berakibat terhambatnya proses pemulihan kegiatan ekonomi secara umum.

F. Overview Perekonomian Indonesia

Indonesia negara berpenduduk 215 juta jiwa yang secara geografis terletak  paling selatan wilayah Asia Tenggara dengan luas wilayah 1,89 juta kilometer persegi yang terbagi atas 33 propinsi merupakan negara terluas dikawasan ( ASEAN Statistical Year Book 2005 ).

Dalam sejarahnya Indonesia sering mengalami masalah rasial sebagai akibat dari zaman penjajahan dimana minoritas Eropa dan China menguasai dan mengontrol ekspor perdagangan primer di negeri ini. Kejadian berbalik ketika pasca kemerdekaan banyak perusahaan milik Belanda yang dinasionalisasikan kemudian menimbulkan peluang bagi aktivitas bisnis minoritas China tumbuh secara mengejutkan ( Ariff dan Hill, 1990 ). Hal ini kemudian diikuti dengan upaya pemerintah untuk menerbitkan mata uang Republik Indonesia ( ORI ) yang bertujuan untuk menggantikan peranan mata uang Hindia Belanda dan Jepang dalam perekonomian Indonesia. Pelaksanaannya dilakukan oleh dua bank umum yang didirikan pemerintah di tahun 1946 yaitu BNI dan BRI ( Warjiyo dan Solikhin, 2003 ).

(24)

Kondisi ini jelas menjadi tantangan bagi pemerintah Indonesia dalam mengatur ekonomi diwaktu itu yang memang tidak mudah. Rencana strategis ekonomi dimulai era Presiden Sukarno dengan menggalakkan rencana industri skala menengah namun dalam perjalanannya ditemui ketidakefisien birokrasi sehingga diubah dengan rencana 5 tahun pertama yang menitikberatkan pada industrialisasi. Pemerintahan ini tidak berlangsung lama rentetan kejadian seperti mismanagement terhadap kontrol pemerintah, melemahnya nilai tukar yang diikuti dengan tingginya inflasi, dan menurunnya daya saing ekspor menjadi dorongan kuat rezim pemerintahn ini berganti namun pada periode ini Indonesia telah memiliki Bank Sentral yang didirikan tauhn 1951 disamping juga terdapat bank  umum yaitu BNI dan BRI yang berdiri tahun 1946. Ditahun 1966 muncullah rezim pemerintahan baru dibawah kepemimpinan Suharto ( Ariff dan Hill, 1990 ).

Awal Pemerintahan Suharto memberi penekanan kebijakan ekonomi yang memunculkan ide dasar atas intervensi pemerintah, stabilitas harga, prioritas ekspor, sistem lalu lintas devisa bebas, mendorong investasi privat, perbaikan infrastruktur ekonomi termasuk didalamnya transportasi, komunikasi, energi, dan irigasi. Upaya ini mencapai momentumnya ditahun 1973 dimana terjadi oil boom dimana negara produsen minyak menikmati hasil yang besar dari usaha eksplorasi minyak karena harga minyak mentah dipasaran dunia tengah naik. Hal ini membawa konsekuensi dengan naiknya nilai ekspor Indonesia selama 9 tahun dimulai dari 1969  –  1977. Periode itu membawa Indonesia dalam kebijakan pembangunan industri yang menitikberatkan pada pertumbuhan ekspor yang ekstraktif dan subtitusi impor yang intensif. Pada awal dekade 1980-an terjadi kemerosotan harga minyak dunia sebagai akibat adanya kecenderungan terjadinya resesi dunia. Hal ini menyebabkan penerimaan pemerintah berkurang sehingga muncul ide untuk menggalakkan industri non migas guna mempertahankan kinerja ekonomi disamping tambahan pemasukan negara diluar sektor migas. Upaya ini diikuti dengan perubahan kebijakan perdagangan dan nilai tukar

(25)

menuju pada arah liberalisasi. Keadaan ini berlangsung hingga pertangahan tahun 1990. Pasca tahun itu Indonesia mengalami pertumbuhan cepat sehingga sering disebut sebagai macan Asia. Keadaan ini tidak berlangsung lama karena pertengahan tahun 1997 Indonesia dan negara lainnya dikawasan mengalami krisis ekonomi yang hingga sekarang masih dalam proses pemulihan.

Kondisi makro hingga saat ini menurut Asian Development Outlook 2006 mencatat pertumbuhan domestik bruto yang meyakinkan dari 3,6 persen ditahun 2001 menjadi 5,6 persen ditahun 2005. Indikator lain juga mengalami perbaikan: defisit fiskal berada dibawah persen terhadap PDB dan utang publik mencapai 52 persen terhadap PDB, turun 30 persen poin selama empat tahun. Perbaikan senantiasa dilakukan ditahun 2005 meskipun tengah dihantam bencana alam dan tsunami, yang merusak Propinsi Aceh, Kepulauan Nias, Yogyakarta, dan beberapa daerah lain. Disamping itu kejadian perubahan dalam prosedur anggaran, kemerosotan nilai rupiah, peningkatan yang tajam terhadap harga minyak  domestik, dan gelombang inflasi beserta nilai tukar masih mewarnai Republik ini.

G. Globalisasi Ekonomi dan Perekonomian Indonesia4

Perekonomian dunia mengalami perubahan sejak dasarwarsa tujuh puluh hingga tahun 2000-an yang bersifat mendasar atau struktural serta mempunyai kecenderungan jangka panjang dan konjungtural. Perubahan dan perkembangan ini dikenal orang dengan istilah globalisasi.

Gejala globalisasi terjadi pada kegiatan finansial, produksi, investasi perdagangan yang kelak berpengaruh pada hubungan antar bangsa dan hubungan antar individu dalam segala aspek kehidupan. Hubungan antar bangsa menjadi lebih saling tergantung yang bahkan menjadikan ekonomi dunia menjadi satu

4

Bagian ini merupakan ringkasan Diktat Materi Kuliah Sistem Ekonomi Indonesia di FISIP Universitas Indonesia.

(26)

sehinga seolah-olah batas antar negara dalam kegiatan perdagangan, bisnis tidak  ada lagi. (borderless world )

Pada umumnya negara di dunia menghadapi perkembangan tersebut dengan melakukan langkah penyesuaian baik dalam wilayah regional maupun masing individu negara yang kecenderungannya mengarah kepada proteksionisme. Hal terlihat jelas dengan munculnya blok blok perdagangan yang pada intinya justru melanggar kesepakatan yang dituangkan dalam WTO. Oleh karenanya tidak  mengherankan jika globalisasi ekonomi berdampak pada kebijakan perdagangan, peluang tantangan dunia bisnis, peran pemerintah dalam era globalisasi ekonomi serta dampaknya terhadap Indonesia. Berikut akan coba diurai penjelasannya sebagai berikut.

G.1 Kebijakan Perdagangan

Kebijakan perdangan dalam periode memasuki era lepas landas diarahkan pada penciptaan dan pemantapan kerangka landasan perdagangan yaitu dengan meningkatkan efisiensi perdagangan dalam negeri dan perdagangan luar negeri dengan tujuan untuk memperlancar arus barang dan jasa, mendorong pembentukan harga yang layak dalam iklim persaingan yang sehat, menunjang usaha peningkatan efisiensi produksi, mengembangkan ekspor, memperluas kesempatan berusaha dan lapangan kerja, meningkatkan dan memeratakan pendapatan rakyat serta memantapkan stabilitas ekonomi.

Kerangka landasan yang ingin dicapai tersebut meliputi unsur sebagai berikut :

• Penciptaan struktur ekspor non migas yang kuat dan tangguh dengan cara melakukan diversifikasi produk maupun pasar serta pelakunya,

• Penciptaan sistem distribusi nasional yang efektif dan efisien dalam rangka meningkatkan daya saing produk ekspor, mempertahan tingkat harga yang stabil dalam negeri,

(27)

• Peningkatan daya saing usaha pelaku dalam kegiatan ekonomi perdangan baik dalam negeri maupun ekspor dengan memupuk kebersamaan yang kokoh dalam menghadapi pasar dunia yang makin ketat,

• Tranparansi pasar dan pengelolaan kegiatan perdagangan dengan membangun sistem jaringan perdagangan.

• Meningkatkan peran lembaga penunjang perdagangan seperti badan pelaksana bursa komoditi, pasar lelang, BPEN , dll.

G.2 Peluang Dan Tantangan bagi Dunia Bisnis

Terbukanya pasar dunia akibat globalisasi ekonomi membuka peluang bisnis antara lain :

• Tersebarnya pasar yang lebih luas skalanya dan terdiversifikasinya barang manufaktur dan produk yang mempunyai nilai tambah tinggi ( value added   products).

• Terjadi relokasi industri manufaktur dari negara industri maju ke negara-negara sedang berkembang dengan upah buruh yang lebih murah. Sebagai konsekuensi logis dari relokasi industri tersebut, siklus proses bahan baku menjadi produk akhir menjadi lebih pendek. Hal ini akan menurunkan harga per unit serta meningkatkan volume perdagangan.

• Tersedianya sumber pendanaan yang dapat diperoleh dengan biaya yang lebih murah (bunga) karena makin beragamnya portofolio pendanaan terutama bagi negara yang sedang tumbuh perekonomiannya.

Selain memberikan peluang yang terbuka lebar bagi dunia bisnis, globalisasi ekonomi juga memberikan dampak negatif bagi dunia bisnis, antara lain :

• Terjadinya tranfer pricing untuk memarkir dana maupun keuntungan di negara yang menganut tax shelter  (memberikan perlindungan terhadap pesembunyian kewajiban membayar pajak).

(28)

• Relokasi industri karena  footlose industry membawa pula teknologi kadaluwarsa ke negara sedang berkembang ( host country), hal ini terjadi di negara asalnya (home country) teknologi yang dipakai industri tersebut ketinggalan jaman.

• Masuknya FDI ( foreign direct investment ) dengan teknologi canggih, seringkali tidak diimbangi dengan tersedianya sumberdaya manusia yang siap mengoperasikannya sehingga membuat ketergantungan pada negara asal investasi tersebut.

• Masuknya FDI juga seringkali menimbulkan trade off politis, yang merugikan masyarakat dan pelaku bisnis di dalam negeri.

G.3 Peran Negara Dalam Era Global

Robert Gilpin, salah satu tokoh realis menyatakan, peran negara bangsa (nation state) dalam era globalisasi sekarang ini masih sangat diperlukan. Gilpin pada awalnya menggugat beberapa keyakinan yang dianut pendukung globalisasi dan pasar bebas. Menurut Gilpin banyak peneliti mempunyai keyakinan bahwa tengah terjadi pergeseran besar dari ekonomi state dominated ke arh ekonomi market dominated. Hancurnya Uni Soviet, kegagalan strategi subtitusi impor negara dunia ketiga, dan suksesnya AS pada era 1990 an telah mendoring penerimaan unrestricted market  sebagai solusi bagi penyakit ekonomi modern. Karena peran negara menjadi berkurang sebagai gantinya pasar akan menjadi mekanisme penting baik untuk perekonomian domestik maupun perekonomian internasional. Menurutnya peran negara bangsa diyakini akan menjadi pembuka kearah ekonomi global yang sesungguhnya, yang dicirikan oleh tiadanya hambatan dalam perdagangan, aliran uang dalam skala global dan kegiatan internasional perusahaan multinasional (Anonim, 2007).

Namun fakta regionalisme ekonomi diberbagai belahan dunia membuktikan bahwa peran negara bangsa masih relevan. Regionalisme ini menunjukkan respon penting dari negara bangsa dalam menyelesaikan secara bersama-sama masalah

(29)

politik dan interdependensi yang tinggi dari ekonomi global yang hypercompetitive. Dibanding regionalisme pada tahun 1950-an dan 1960-an, bentuk reginalisme baru ini lebih signifikan dalam ekonomi global. Kadangkala regionalisme ekonomi ini mewakili kepentingan individual negara bangsa baik  untuk kepentingan mereka di level nasional maupun kolektif.

Karena ekonomi global semakin terintegrasi, pengelompokan regional negara bangsa telah meningkatkan kerjasama dalam rangka memperkokoh otonomi, memperbaiki posisi tawar, dan memperjuangkan kepentingan ekonomi politik lainnnya. Dimasa sekarang ini peran negara bangsa justru dibutuhkan demi berlakunya perdagangan bebas seperti harapan neoliberal . Hambatan-hambatan perdagangan tidak mungkin dihilangkan tanpa adanya dukungan kebijakan yang pada gilirannya makin menunjukkan peran negara bangsa makin diperlukan dalam perekonomian global.

G.4 Dampak Globalisasi Terhadap Indonesia

Sejak tahun 1993, OECD sudah memberi sinyal Indonesia akan dirugikan dengan berlakunya liberalisasi perdagangan internasional. Akan tetapi Soeharto sebagai penguasa Orde Baru yakin sekali dengan prakarsa perdagangan bebas. Akhirnya yang terjadi adalah ramalan OECD tersebut terbukti, yakni Indonesia  justru menghadapi persaingan baru dari negara-negara maju yang mampu

menghasilkan produk dengan kualitas baik dan harga bersaing, sedang produk  Indonesia sulit masuk ke pasar negara maju karena dihambat dengan pencabutan fasilitas kemudahan ekspor yang bernama Generalized System of Preference. GSP ini merupakan fasilitas yang diberikan oleh Departemen Perdagangan AS kepada sejumlah negara untuk mengurangi dan menghilangkan pajak impor bagi negara yang dianggap berdagang secara “sehat“ dengan AS.

Sejak peristiwa WTC 11 September 2001, AS khususnya melakukan proteksi yang dikemas dengan istilah undang-undang bio-terrorism, iso-labeling, eco-labeling, ditambah embargo ekonomi dan sangsi ekonomi. Peristiwa Santa

(30)

Cruz di Timor Timur (waktu itu) membuat Indonesia diembargo dalam pengadaan alat militer dan juga perdagangan ekspor Indonesia ke AS. Tekanan paling keras dilakukan AS terhadap negara industri baru di Asia Timur termasuk Indonesia. Hal ini dilakukan oleh AS guna menyeimbangkan neraca perdagangan As yang merosot pada beberapa tahun terakhir ini. Hal ini tentu berdampak pada perekonomian nasional karena masuknya produk asing, embargo, dan proteksi negara tujuan ekspor khususnya AS menjadikan daya saing produk domestik  lemah dan munculnya efek domino karena tutupnya sejumlah industri, yaitu PHK dan pengangguran.

Perluasan ekspor Indonesia terasa makin berat sejak dicabutnya GSP tahun 2005 belum lagi halangan masuk ( entry barrier ) yang sengaja diciptakan oleh negara maju. Sehingga ekspor tekstil Indonesia tidak memiliki kuota untuk masuk  pasar AS. Didalam negeri gempuran produk China terus-menerus terjadi, sehingga beberapa industri domestik rontok dan merumahkan karyawannya.

Globalisasi bukan hanya menggempur pelaku ekonomi di negara sedang berkembang. Globalisasi mampu mengendalikan demokrasi bahkan bertindak  lebih jauh dengan mendikte apa yang harus dilakukan pemenang pemilu yang diselenggarakan secara demokratis sekalipun. Rakyat memang menentukan siapa yang menang dalam pemilihan umum. Namun siapa yang akan duduk di kabinet bisa ditentukan oleh konstituen pasar yang berada di sentra finansial global.

Hal di atas bisa terlihat jelas waktu Presiden Soeharto kembali menduduki kursi kepresidenan tahun 1996, Presiden AS Bill Clinton mengutus Walter Mondale datang ke Indonesia membujuk Soeharto agar sepenuhnya melakukan liberalisasi ekonomi sesuai resep dari IMF. Mondale menunjukkan jika Soeharto mengisi kabinetnya dengan menteri yang anti globalisasi maka pasar akan merespon negatif.

Di pasar global Indonesia tidak menghadapi persaingan biasa yang hanya menggantungkan diri pada mekanisme pasar, tetapi Indonesia menghadapi

(31)

kekuatan yang terpola. Kekuatan ini bisa berbentuk TNCs, MNCs, pemerintahan negara kaya, lembaga dunia seperti IMF, Word Bank dan WTO. Indonesia saat ini  berada dalam jebakan “perang modern” yang dimulai dari krisis moneter 

1997/1998 ( Deliarnov, 2005 ).

H. Sistem Ekonomi Alternatif Untuk Indonesia

Tidak dapat disangkal bahwa hangatnya polemik tentang sistem ekonomi Indonesia terjadi sekitar tahun 1980  –  1981. Saat itu, polemik yang terjadi berkisar kepada gagasan Mubyarto mengenai Sistem Ekonomi Pancasila ( SEP ). Sebutan SEP sebenarnya telah dilontarkan lebih dulu oleh Emil Salim dalam suatu artikel pada harian surat kabar Kompas tanggal 30 Juni 1966 ( Kuncoro, 2001 ). Melalui bagian ini, kita akan membahas alternatif sistem ekonomi bagi Indonesia yang diurai dalam dua bahasan yakni sistem ekonomi pancasila dan sistem ekonomi kerakyatan.

H.1 Sistem Ekonomi Pancasila5

Dikalangan pelopor Sistem Ekonomi Pancasila, terdapat dua cara pandang yakni melalui jalur yuridis formal dan jalur orientasi. Jalur Yuridis, berangkat dari keyakinan bahwa landasan hukum SEP adalah pasal 33 UUD 1945 yang dilatarbelakangi oleh jiwa Pembukaan UUD 1945 dan dilengkapi oleh pasal 23, 27 ayat 2, 34, serta penjelasan pasal 2 UUD 45. Pelopor jalur ini adalah Sri Edi Swasono dan Potan Arif Harahap.  Jalur Orientasi, berangkat dari menghubungkan sila-sila dalam Pancasila. Pelopor dalam kubu ini adalah Emil Salim, Mubyarto, dan Sumitro Djojohadikusumo. Mereka menafsirkan SEP sebagai sistem ekonomi yang berorientasi pada sila I, II, III, IV, dan V. Perbandingan pemikiran ketiga tokoh ini dapat dilihat dalam tabel 1 dibawah nanti.

5

Materi bagian ini sebagian besar berasal dari tulisan Kuncoro ( 2001 ). Sistem Ekonomi Pancasila : Antara Mitos dan Realitas.

(32)

Tabel 1

Perbandingan SEP versi Emil Salim, Mubyarto, dan Sumitro Djojohadikusumo

Sila Emil Salim Mubyarto Sumitro

Djojohadikusumo I

Mengenal etika dan moral agama.

Roda perekonomian

digerakkan oleh rangsangan ekonomi dan moral.

Ikhtiar untuk senantiasa hidup dekat dengan Tuhan Yang Maha Esa.

II

Titik berat pada nuansa manusiawi dalam menggalang hubungan ekonomi dalam

perkembangan masyarakat.

Ada kehendak kuat dari masyarakat untuk 

mewujudkan kemerataan sosial sesuai asas

kemanusiaan.

Ikhtiar untuk mengurangi dan memberantas kemiskinan dan pengangguran dalam penataan perekonomian. III Membuka kesempatan ekonomi secara adil bagi semua. Terlepas dari kedudukan suku, agama, ras, dan daerah.

Nasionalisme menjiwai setiap kebijaksanaan ekonomi.

Pola kebijakan ekonomi dan cara

penyelenggaraannya tidak  menimbulkan kekuatan yang mengganggu persatuan dan kesatuan bangsa.

IV

Bermuara pada

pelaksanaan ekonomi dan politik.

Koperasi merupakan

sokoguru perekonomian dan merupakan bentuk paling konkrit dari usaha bersama.

Rakyat berperan aktif  dalam usaha

pembangunan.

V

Memberi warna egalitarian dansocial equitydalam proses pembangunan.

Imbangan yang tegas antara perencanaan di tingkat nasional dan desentralisasi.

Pola pembagian hasil produksi lebih merata antar golongan, daerah, serta kota-desa.

Sumber : Kuncoro ( 2001 )

Silang pendapat sering terjadi ketika mencoba mendiskusikan sistem ekonomi yang dianut oleh Indonesia sekarang ini. Pendapat mengenai ini terbagi menjadi dua, yakni (1) Pendapat yang mengatakan bahwa sistem ekonomi Indonesia bukan sistem kapitalisme maupun sosialisme. Emil Salim ( 1979 ) mengatakan bahwa Sistem Ekonomi Pancasila adalah sistem ekonomi pasar dengan unsur perencanaan. Dengan kata lain, sifat dasar dari kedua kutub ekstrim ini berada dalam keseimbangan. Mubyarto ( 1980 ) berpendapat bahwa Sistem Ekonomi Pancasila mungkin sekali berada diantara dua kutub tersebut, tapi diluarnya.

Tentu saja pandangan ini mendapat banyak kritikan tajam. Frans Seda, misalnya, menjuluki pandangan ini sebagai paham bukan-isme, yaitu paham yang serba bukan. Entah itu paham bukan kapitalisme, bukan liberalisme, tidak ada persaingan bebas yang saling mematikan, dan sebagainya ( Kwik, 1996 ). Tidak 

(33)

berlebihan bila ada yang menyebut sistem ini hanya dihuni para malaikat dan masyarakat utopia.

Pandangan kedua melihat sistem ekonomi Indonesia dalam tataran normatif  maupun dataran positif. Secara normatif menurut UUD 1945, terutama pasal 33 ayat 2 dan ayat 3, sistem ekonomi Indonesia seharusnya condong mengarah pada sosialisme. Oleh Mubyarto, ini diterjemahkan sebagai ekonomi kerakyatan. Ia menggambarkan bahwa pengembangan sistem ekonomi kerakyatan ibarat  perang gerilya ekonomi yang bisa diwujudkan dengan pengembangan dan pemihakan penuh pada ekonomi rakyat, lewat upaya penanggulangan kemiskinan, peningkatan desentralisasi dan otonomi daerah, serta menghapus ketimpangan ekonomi dan sosial.

Tabel 2

Perkiraan Pemilikan Alat Produksi Menurut Sektor Ekonomi serta Sifat Pembentukan Harga

Sektor Pemilikan Sifat Pembentukan Harga

Pertanian Petani untuk beras, negara dan swasta untuk tanaman ekspor

Pengaruh negara dominan ( Bulog, Departemen Pertanian )

Pertambangan Negara dan swasta ( asing ) Ditentukan harga dunia untuk ekspor, ditetapkan negara untuk dalam negri Industri

Manufaktur

Negara, swasta ( asing dan nasional ) Sebagian ditetapkan negara, sebagian ditetapkan mekanisme pasar terbatas Konstruksi Swasta dan negara Negara berpengaruh melalui APBN Perdagangan

Swasta dan negara Sebagian mekanisme pasar, sebagian negara melalui rente ekonomi

( ditransfer ke swasta tertentu untuk  ekspor )

Administrasi Negara

Negara Negara

Perbankan

Negara dominan ( 80% ) dan swasta Pengaruh negara melalui Bank  Indonesia dominan; sebagian mekanisme pasar berlaku ( khususnya sektor informal ) Jasa-Jasa

Lainnya

Swasta dan negara Pengaruh negara dan sebagian mekanisme pasar

Sektor-Sektor Lainnya

Swasta dan negara Sebagian mekanisme pasar dan sebagian pengaruh negara Sumber : Sjahrir ( 1997 ) dalam Kuncoro ( 2001 )

Namun, dewasa ini semakin kuatnya lapisan pengusaha dan munculnya gejala konglomerasi dan konsentrasi kekuatan ekonomi agaknya membuat tidak  dapat menyangkal bahwa kapitalisme telah tumbuh subur di negeri ini. Kendati demikian, menurut pengamatan Sjahrir ( 1987 ), dilihat dari segi kepemilikan dan

(34)

sifat pembentukan harga sebagaimana tersaji dalam tabel 2 diatas. Sistem ekonomi yang berlangsung di Indonesia adalah (1) Sistem ekonomi dimana peranan negara dominan. (2) Peranan swasta baik nasional maupun asing tidak  kecil. (3) Harga yang berlangsung pada umumnya mencerminkan inefisiensi karena jauh lebih tinggi harga domestik dibandingkan harga internasional.

H.2 Sistem Ekonomi Kerakyatan6

Agenda reformasi sosial berupa demokratisasi ekonomi untuk mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia telah dirumuskan sebagai cita-cita konstitusional yang termaktub dalam filosofi Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945 khususnya pasal 33. Muhammad Hatta merumuskannya dalam sebuah sistem ekonomi Indonesia yaitu Sistem Ekonomi Kerakyatan. Dalam Sistem Ekonomi Kerakyatan, semua aktivitas ekonomi harus disatukan dalam organisasi koperasi sebagai bangun bangsa yang sesuai dengan asas kekeluargaan. Hanya dalam asas kekeluargaan dapat diwujudkan prinsip demokrasi ekonomi yaitu produksi dikerjakan oleh semua, untuk semua, sedangkan pengelolaannya dipimpin dan diawasi oleh anggota masyarakat sendiri.

Konsep Sistem Ekonomi Kerakyatan inilah yang kemudian dituangkan dalam UUD 1945 sebagai dasar sistem perekonomian nasional. Sistem Ekonomi Kerakyatan merupakan sistem ekonomi yang mengacu pada amanat konstitusi nasional sehingga landasan konsitusionalnya adalah produk hukum yang mengatur perikehidupan ekonomi nasional yaitu Pancasila, Pasal 27 ayat 2 UUD 1945, Pasal 28 UUD 1945, Pasal 31 UUD 1945, Pasal 33 UUD 1945, dan Pasal 34 UUD 1945.

Sistem ekonomi kerakyatan mengacu pada nilai Pancasila sebagai sistem nilai bangsa Indonesia yang tujuannya adalah mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia dengan salah satu unsur intrinsiknya berdasarkan

6

Materi bagian ini sebagian besar berasal dari tulisan Revrisond Baswir ( 2009 ) dan Situs www.ekonomikerakyatan.com yang diunduh pada 29 Mei 2010.

(35)

Pancasila. Adapun peran negara disini menjadi penting dalam sistem ekonomi kerakyatan. Peran negara tidak hanya terbatas sebagai pengatur jalannya roda perekonomian melainkan dengan pendirian Badan Usaha Milik Negara (BUMN), yaitu untuk menyelenggarakan cabang-cabang produksi yang penting bagi negara dan yang menguasai hajat hidup orang banyak, maka negara dapat terlibat secara langsung dalam menyelenggarakan berbagai kegiatan ekonomi. Tujuan yang in gin dicapai adalah untuk menjamin agar kemakmuran masyarakat senantiasa lebih diutamakan daripada kemakmuran orang seorang dan agar tampuk produksi tidak   jatuh ke tangan orang seorang, yang memungkinkannya penindasan rakyat banyak 

oleh segelintir orang yang berkuasa.

Disisi lain, Baswir ( 2009 ) menjabarkan ekonomi kerakyatan, sebagaimana dikemukakan dalam Pasal 33 UUD 1945, adalah sebuah sistem perekonomian yang ditujukan untuk mewujudkan kedaulatan rakyat dalam bidang ekonomi. Tiga prinsip dasar ekonomi kerakyatan adalah sebagai berikut : (1) perekonomian disusun sebagai usaha bersama berdasar atas asas kekeluargaan. (2) Cabang-cabang produksi yang penting bagi negara dan yang menguasai hajat hidup orang banyak dikuasai oleh negara. Dan (3) Bumi, air, dan segala kekayaan yang terkandung didalamnya dikuasai oleh negara dan dipergunakan sebesar-besarnya bagi kemakmuran rakyat.

Berdasarkan ketiga prinsip tersebut dapat disaksikan betapa sangat besarnya peran negara dalam sistem ekonomi kerakyatan. Sebagaimana dilengkapi oleh Pasal 27 ayat 2 dan Pasal 34, peran negara dalam sistem ekonomi kerakyatan antara lain meliputi lima hal, yakni sebagai berikut : (1) Mengembangkan koperasi. (2) Mengembangkan BUMN. (3) Memastikan pemanfaatan bumi, air, dan segala kekayaan yang terkandung didalamnya bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat. (4) Memenuhi hak setiap warga negara untuk mendapatkan pekerjaan dan penghidupan yang layak. Terakhir, memelihara fakir miskin dan anak terlantar.

(36)

Bila mencermati perbedaan mencolok antara ekonomi kerakyatan dengan sistem yang lain, misal neoliberalisme. Tidaklah terlalu berlebihan bila disimpulkan bahwa ekonomi kerakyatan pada dasarnya adalah antitesis dari neolib. Meski demikian, ekonomi negara kesejahteraan ( Keynesianisme ), juga tidak dapat disamakan dengan ekonomi kerakyatan. Keynes memang menaruh perhatian yang besar terhadap penciptaan kesempatan kerja penuh, namun demikian sistem ini dibangun berdasarkan prinsip persaingan bebas dan pemilikan alat produksi secara pribadi. Berikut dalam tabel 3, akan disajikan perbandingan peran negara dalam sistem ekonomi kerakyatan dan sistem ekonomi kapitalisme.

Tabel 3

Peran Negara dalam Ekonomi

Ditinjau dari Sistem Ekonomi Kerakyatan dan Kapitalis

Ekonomi Kerakyatan Kapitalisme

Negara Kesejahteraan Ekonomi Neoliberal

Menyusun perekonomian sebagai usaha bersama berdasar atas asas kekeluargaan;

mengembangkan koperasi ( Pasal 33 ayat 1 )

Mengintervensi pasar untuk  menciptakan kondisi

kesempatan kerja penuh

Mengatur dan menjaga bekerjanya mekanisme pasar; mencegah monopoli

Menguasai cabang-cabang produksi yang penting bagi negara dan yang menguasai hajat hidup orang banyak; mengembangkan BUMN ( Pasal 33 ayat 2 )

Menyelenggarakan BUMN pada cabang-cabang produksi yang tidak dapat

diselenggarakan oleh perusahaan swasta

Mengembangkan sektor swasta dan melakukan privatisasi BUMN

Menguasai dan memastikan pemanfaatan bumi, air, dan segala kekayaan yang terkandung didalamnya bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat ( Pasal 33 ayat 3 )

Menjaga keseimbangan antara pertumbuhan ekonomi dengan pemerataan pembangunan

Memacu laju pertumbuhan ekonomi, termasuk dengan menciptakan lingkungan yang kondusif bagi masuknya investasi asing

Mengelola anggaran negara untuk kesejahteraan rakyat; memberlakukan pajak  progresif dan memberikan subsidi.

Mengelola anggaran untuk  kesejahteraan rakyat; memberlakukan pajak  progresif dan memberikan subsidi

Melaksanakan kebijakan anggaran ketat termasuk  menghapuskan subsidi

Menjaga stabilitas moneter Menjaga stabilitas moneter Menjaga stabilitas moneter Memastikan setiap warga

negara memperoleh haknya untuk mendapatkan pekerjaan dan penghidupan yang layak  bagi kemanusiaan ( Pasal 27 ayat 2.

Memastikan setiap warga negara memperoleh haknya untuk mendapatkan pekerjaan dan penghidupan yang layak 

Melindungi pekerja

perempuan, pekerja anak, dan bila perlu menetapkan upah minimum

Memelihara fakir miskin dan anak terlantar ( Pasal 34 )

Memelihara fakir miskin dan anak terlantar

-Sumber : Baswir ( 2009 )

(37)

I. Penutup

Tawaran sistem ekonomi yang beragam tentu memerlukan perhatian yang awas guna menentukan pilihan sistem ekonomi yang pas bagi Indonesia. Pilihan ini patut dicermati karena dituntut adanya kajian mendalam mengenai struktur pengambilan keputusan, mekanisme informasi, dan koordinasi yang kelak apakah akan ditentukan oleh pasar atau perencanaan, juga adanya pengaturan hak milik  dan sistem intensif. Disamping itu, juga perlu diperhatikan unsur lain seperti pertumbuhan ekonomi, efisiensi, distribusi pendapatan, stabilitas, dan tujuan pembangunan yang ingin dicapai oleh suatu negara.

Sistem ekonomi yang aplikatif dan memiliki fondasi yang tahan gempa sangatlah diharapkan apalagi ditengah-tengah situasi perekonomian yang tidak  menentu. Dimana pada kondisi ini, perekonomian dunia dikuasai oleh kapitalisme kasino. Oleh karenanya segenap elemen perekonomian baik itu kekuatan pemerintah daerah, sumberdaya dan pasar domestik, partisipasi para pekerja, usaha pertanian rakyat, serta jaringan koperasi sejati amatlah diperlukan untuk  membangun pondasi ekonomi yang tahan goncangan bagi keberlanjutan perekonomian Indonesia.

Tidaklah mengherankan, jika perbandingan sistem ekonomi akan senantiasa menjadi kajian menarik terutama analisa berbagai sistem ekonomi yang saat ini tengah berada dipersimpangan jalan. Oleh karenanya, diperlukan suatu sistem ekonomi yang baik untuk selanjutnya dapat menciptakan masyarakat yang berkeadilan, partisipatif, dan berkelanjutan. Mudah-mudahan kajian sistem ekonomi yang tepat bagi Indonesia tidak pernah surut dan padam, sehingga harapan akan terwujudnya masyarakat yang adil dan makmur dapat terealisasi sebagaimana pernah dicita-citakan oleh para Bapak Pendiri Bangsa.

Referensi

Dokumen terkait

Badan Usaha Milik Negara (BUMN) adalah badan usaha yang didirikan oleh negara dengan dana yang berasal dari kekayaan negara yang dipisahkan. Tujuan dari

Komunisme adalah suatu sistem perekonomian di mana peran pemerintah sebagai pengatur seluruh sumber-sumber kegiatan perekonomian. Setiap orang tidak

Angkasa Pura II Bandar Udar Polonia Medan merupakan badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang mempunyai struktur organisasi berbentuk garis dan staff, di pimpin oleh Kepala Cabang yang

Badan Usaha Milik Negara (BUMN) adalah badan usaha yang didirikan oleh negara dengan dana yang berasal dari kekayaan negara yang dipisahkan. Tujuan dari

Badan Usaha Milik Negara (BUMN) adalah badan usaha yang didirikan oleh negara dengan dana yang berasal dari kekayaan negara yang dipisahkan. Tujuan dari

Sebagaimana dimaksud dalam pasal 2 ayat 2 huruf d yaitu saham milik negara pada BUMN atau Perseroan Terbatas; dan/atau dijadikan penyertaan modal negara pada BUMN lain

BANK RAKYAT INDONESIA CABANG JEMURSARI , Bank Rakyat Indonesia (BRI) cabang Jemursari adalah bank milik Negara (BUMN) yang bergerak dalam lingkup penghimpunan

dimana dalam metode PPP ini ada pihak lain selain pemerintah (swasta, Perseroan Terbatas, Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Badan Usaha Milik Daerah (BUMD), dan