• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERUBAHAN PERILAKU KONSUMEN MAKAN CEPAT SAJI (FAST FOOD) PADA REMAJA DI KABUPATEN JOMBANG MASA PANDEMI COVID-19

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PERUBAHAN PERILAKU KONSUMEN MAKAN CEPAT SAJI (FAST FOOD) PADA REMAJA DI KABUPATEN JOMBANG MASA PANDEMI COVID-19"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

129

JURNAL TATA BOGA

Tersedia online di

https://ejournal.unesa.ac.id/index.php/jurnal-tata-boga/

PERUBAHAN PERILAKU KONSUMEN MAKAN CEPAT SAJI (

FAST

FOOD

) PADA REMAJA DI KABUPATEN JOMBANG MASA

PANDEMI COVID-19

1

Maya Amaliyah,

2

Rahayu Dewi Soeyono,

3

Luthfiyah Nurlaela,

4

Dwi Kristiastuti

1Pendidikan Tata Boga, Universitas Negeri Surabaya

2Gizi, 3Tata Boga, 4Pendidikan Tata Boga, Universitas Negeri Surabaya

Artikel Info

Submited: 26 Desember 2020 Recived in revised: 5 Januari 2021 Accepted: 20 Januari 2021

Keyword:

Perilaku, Konsumen, Fast Food, Covid-19

Corresponding author:

Mayaamaliyah18@gmail.com rahayudewi@unesa.ac.id

ABSTRAK

Berdasarkan pola makan remaja, makanan cepat saji dipilih dikarenakan jadwal belajar atau aktivitas yang banyak, telat bangun (kesiangan), dan malas untuk sarapan. Selain itu pada masa remaja pemilihan makan juga tidak lagi didasarkan pada kandungan gizi tetapi juga untuk kepentinganbersosialisasi. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui untuk mengetahui sejauh mana perubahan perilaku konsumsi makanan cepat saji (fast food) pada remaja di Kabupaten Jombang pada masa pandemi covid-19, perilaku konsumsi makanan cepat saji (fast food) pada remaja di Kabupaten Jombang pada masa pandemi covid-19, dan pilihan makanan cepat saji (fast food) pada remaja di Kabupaten Jombang pada masa pandemi covid-19. Metode yang digunakan adalah penelitian kuantitatif. Berdasarkan hasil pengujian secara statistik dapat terlihat dengan jelas bahwa secara parisal (individu) variabel perubahan perilaku remaja mempunyai nilai t hitung sebesar 2.843, variabel perilaku konsumsi remaja mempunyai nilai t hitung sebesar 2.586, dan variabel pilihan makanan cepat saji mempunyai nilai t hitung 2.572. Berarti semua variabel bebas bepengaruh terhadap varibel terikat. Pengaruh yang diberikan ketiga variavel bebas tersebut signifikansi. Artinya perubahan perilaku remaja, perilaku konsumsi remaja dan pilihan makanan cepat saji mempunyai pengaruh pada remaja Kabupaten Jombang di saat masa pandemi covid-19.

PENDAHULUAN

Pada era globalisasi ini, makanan mudah dijumpai di berbagai tempat. Pola hidup masyarakat untuk mengkonsumsi makanan cepat saji (Fast Food) sudah menjadi kebiasaan.

Konsumsi secara umum sebagai penggunaan barang dan jasa untuk memenuhi kebutuhan manusia[1]. Sedangkan menurut ilmu ekonomi, konsumsi adalah suatu kegiatan memanfaatkan, menghabiskan kegunaan barang dan jasa untuk memenuhi kebutuhan dalam upaya menjaga

(2)

130

kelangsungan hidup[2].Fast food merupakan jenis makanan yang mudah dikemas, mudah disajikan, praktis, atau diolah dengan cara sederhanahal ini menjadi kebiasaaan karena tuntutan pekerjaan yang semakin meningkat seiring perkembangan zaman[3]. Dapat dilihat dari persentase perolehan data yang ada dengan tingkat kebiasaaan konsumsi makanan cepat saji sebesar 67,6%, sedangkan persentase responden yang mempunyai alasan memilih makanan cepat saji lebih praktis sebesar 73% dan karena alasan enak sebesar 27%[4]. Makanan tersebut umumnya diproduksi oleh industri pengolahan pangan dengan teknologi tinggi dan memberikan berbagai zat aditif untuk mengawetkan dan memberikan cita rasa bagi produk tersebut[5].

Sebuah survei juga menunjukkan bahwa 96% anak sekolah Amerika Serikat mengenal dan mengkonsumsi fast food [6]. Sementara di Balikpapan, remaja berusia 15-17 tahun memiliki kebiasaan sering mengkonsumsi fast food sebanyak 77,3% [7], dan di Lampung frekuensi remaja dalam mengkonsumsi makan cepat saji di restoran waralaba berkisar antara 1-10 kali dalam sebulan [8].

Berdasarkan pola makan remaja, makanan cepat saji dipilih dikarenakan jadwal belajar atau aktivitas yang banyak, telat bangun (kesiangan), dan malas untuk sarapan. Selain itu, pada masa remaja pemilihan makanan juga tidak lagi didasarkan pada kandungan zat gizi tetapi juga untuk bersosialisasi, kesenangan, dan supaya tidak kehilangan akan status sosial. Oleh karena itu, mereka memilih fast food karena penyajian cepat sehingga menghemat waktu dan dapat dihidangkan kapan dan dimana saja, tempat saji dan penyajian yang bersih dan higienis, harga terjangkau, jenis makannya memenuhi selera, dianggap makanan bergengsi, makanan modern, juga makanan gaul bagi anak muda

[9].

Fenomena gaya hidup remaja pada umumnya menginginkan agar penampilan, tingkah laku, gaya hidup, cara bersikap, dan lain sebagainya akan menarik perhatian orang lain, terutama kelompok teman sebaya [10]. Remaja

ingin diakui eksistensinya oleh lingkungan sosialnya berusaha untuk mengikuti perkembangan yang terjadi. Kebutuhan untuk diterima dan menjadi sama dengan orang lain atau kelompok teman sebaya menyebabkan remaja berusaha untuk mengikuti berbagai atribut yang sedang trend. Saat ini trend yang terjadi di kalangan anak usia remaja adalah lebih terbiasa mengkonsumsi makanan cepat saji (fast food).

Pada awal tahun 2020 ini dunia dikejutkan dengan wabah virus corona (Covid-19) yang menginfeksi hampir seluruh negara di dunia. WHO semenjak Januari 2020 telah menyatakan dunia masuk kedalam darurat terkait virus Covid-19.Kondisi ini menjelaskan bahwa untuk dapat mengurangi bahkan memutus mata rantai infeksi Covid-19 seseorang harus menjaga jarak aman dengan manusia lainnya minimal 2 meter, dan tidak melakukan kontak langsung dengan orang lain, menghindari pertemuan massal.

Perilaku tidak normal yang ditunjukkan dalamsituasi ini mengakibatkan terjadinya banyak perubahan perilaku.Kondisi ini membangkitkan rasa keingintahuan peneliti untuk menganalisis perilaku makan terutama pada remaja. Terutama perilaku konsumsi makanan cepat saji (fast food) pada remaja di Kota Jombang. Maka peneliti tertarik melakukan penelitian yang berjudul Perubahan Perilaku Konsumsi Makanan Cepat Saji (fast food) pada remaja di Kota Jombang masa pandemi Covid-19

Berdasarkan uraian pada latar belakang, maka pokok masalah yang diteliti adalah sejauh mana perubahan perilaku konsumsi makanan cepat saji (fast food) pada remaja di Kota Jombang masa pandemi covid-19.

Berdasarkan latar belakang maka tujuan penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui sejauh mana perubahan perilaku konsumsi makanan cepat saji (fast food) pada remaja di Kabupaten Jombang pada masa pandemi covid-19, perilaku konsumsi makanan cepat saji (fast food) pada remaja di Kabupaten Jombang pada masa pandemi covid-19, dan pilihan makanan cepat saji (fast food) pada

(3)

131

remaja di Kabupaten Jombang pada masa pandemi covid-19.

METODE

Metode yang digunakan adalah penelitian kuantitatif. Metode penelitian ini adalah metode penelitian yang berlandasakan pada filsafat

positivisme, digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu, pengumpulan data menggunakan instrumen penelitian yang berupa angket atau kuesioner dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan [11].

Penelitian dilakukan pada remaja di Kota Jombang.

Karakteristik responden sampel penelitian ini adalah sebagian remaja yang mengkonsumsi makanan cepat saji (fast food) di Kabupaten Jombang dan berstatus pelajar, Pengukuran sampel jika jumlah populasi tidak diketahui, maka jumlah sampel minimal dapat ditentukan sebagai berikut [12] :

n

=

𝑍2

4 𝑥 (𝑀𝑜𝑒)2

Dimana :

n : Jumlah Sampel

Z : Tingkat distribusi normal pada taraf signifikan 5% =1,96

Moe :Margin of Error Max, yaitu tingkat kesalahan maksimal pengambilan sampelyang masih dapat ditoleransi atau yang di inginkan.

Dengan menggunakan margin of error max

sebesar 10% maka jumlah sampel minimal yang dapat diambil sebesar :

n= 1,96

4𝑥0,102

n= 96,4 atau 97

berdasarkan perhitungan diperoleh jumlah sampel minimal yang harus di penuhi sebanyak 97 responden atau dibulatkan menjadi 100 responden, dengan demikian jumlah sampel sebesar 100 responden. Populasi pada penelitian ini adalah remaja di Kota Jombang sebanyak 100 orang. Besar sampel dalam penelitian ini adalah 100 orang dan teknik pengambilan sampel menggunakan total sampling.

Pada penelitian ini pengumpulan data terkait perubahan perilaku konsumsi makanan cepat saji menggunakan kuesioner (angket) online melalui google form. Alat ukur yang digunakan berupa penilaian persentase yang diolah oleh peneliti.

Kerangka Pemikiran

Dari uraian pemikiran diatas dapat diperjelas melalui variabel bebas antara lain perubahan perilaku remaja, perilaku konsumsi remaja, dan pilihan makanan cepat saji. Sedangkan variabel terikat yaitu masa pandemi covid-19, secara skematis digambarkan seperti pada gambar di bawah ini :

Gambar 1 Kerangka Pemikiran Dalam penelitian ini, terkait analisis data yang digunakan adalah analisis regresi linier berganda dan menggunakan alat bantu berupa

software komputer program SPSS (Statistical Package For Social Sciences) adalah sebuah program komputer yang digunakan untuk

(4)

132

menganalisis sebuah data dengan analisis statistik.

Dalam menganalisis data, penelitian menggunakan uji validitas, reliabilitas dan uji hipotesis.

1. Uji Validitas

Uji validitas digunakan untuk mengukur sah atau valid tidaknya suatu kuesioner. Validitas merupakan derajad ketepatan antara data yang terjadi pada obyek penelitian dengan data yang dapat dilaporkan oleh peneliti. Dengan demikian data yang valid adalah data yang tidak berbeda antara data yang dilaporkan oleh peneliti dengan data yang sesungguhnya terjadi pada obyek penelitian[13].

Uji validitas digunakan untuk menguji sejauh mana ketepatan alat pengukuran dapat mengungkapkan konsep gejala/kejadian yang diukur. Item kuesioner dinyatakan valid apabila r hitung > r tabel (n-2). Pengujian validitas selengkapnya dapat dilihat pada tabel 1 berikut :

Tabel 1 Hasil Uji Validitas Perubahan Perilaku Remaja Item Corrected Item Total Correlation Nilai Kritis Keterangan Item 1 0.922 0.3 Valid Item 2 0.949 0.3 Valid Item 3 0.907 0.3 Valid Item 4 0.867 0.3 Valid Item 5 0.848 0.3 Valid Item 6 0.920 0.3 Valid Item 7 0.742 0.3 Valid Item 8 0.782 0.3 Valid Item 9 0.804 0.3 Valid Item 10 0.806 0.3 Valid

Hasil uji validitas pada variabel perubahan perilaku remaja yang terdiri dari 10 item pertanyaan yang di isi oleh 100 responden diperoleh masing-masing item pertanyaan memiliki r hitung diatas r tabel (0.300). oleh karena itu, dapat diartikan bahwa seluruh item dikatakan valid. Artinya, seluruh item pertanyaan pada variabel perubahan perilaku

remaja layak digunakan untuk mengukur variabel perubahan perilaku remaja.

Tabel 2 Hasil Uji Validitas Perilaku Konsumsi Remaja Item Corrected Item Total Correlation Nilai Kritis Keterangan Item 1 0.812 0.3 Valid Item 2 0.932 0.3 Valid Item 3 0.912 0.3 Valid Item 4 0.717 0.3 Valid Item 5 0.738 0.3 Valid Item 6 0.620 0.3 Valid Item 7 0.642 0.3 Valid Item 8 0.652 0.3 Valid Item 9 0.714 0.3 Valid Item 10 0.736 0.3 Valid Item 11 0.740 0.3 Valid Item 12 0.815 0.3 Valid Item 13 0.804 0.3 Valid Item 14 0.827 0.3 Valid Item 15 0.842 0.3 Valid

Dari tabel 2 Hasil uji validitas pada variabel perilaku konsumsi yang terdiri dari 15 item pertanyaan yang diisi oleh responden diperoleh masing-masing item pertanyaan memiliki r hitung diatas r tabel (0.300). oleh karena itu, dapat diartikan bahwa seluruh item pertanyaan dikatakan valid. Artinya, seluruh item pertanyaan pada variabel perilaku konsumsi layak digunakan untuk mengukur variabel perilaku konsumsi.

Tabel 3 Hasil Uji Validitas Pilihan Makanan Cepat Saji Item Corrected Item Total Correlation Nilai Kritis Keterangan Item 1 0.677 0.3 Valid Item 2 0.556 0.3 Valid Item 3 0.619 0.3 Valid Item 4 0.588 0.3 Valid Item 5 0.798 0.3 Valid Item 6 0.878 0.3 Valid Item 7 0.692 0.3 Valid Item 8 0.614 0.3 Valid

(5)

133

Item 9 0.768 0.3 Valid Pada tabel 3 Hasil uji validitas pada variabel pilihan makanan cepat saji yang terdiri dari 9 item pertanyaan yang diisi oleh 100 responden diperoleh masing-masing item pertanyaan memiliki r hitung diatas r tabel (0.300). oleh karena itu, dapat diartikan bahwa seluruh item dikatakan valid. Artinya, seluruh item pertanyaan pada variabel perubahan perilaku remaja layak digunakan untuk mengukur variabel perubahan perilaku remaja.

2. Uji Reliabilitas

Uji reliabilitas adalah suatu alat ukur instrumen disebut reliabel, jika alat tersebut dalam mengukur segala sesuatu pada waktu berlainan, menunjukkan hasil yang relatif sama. Reliabilitas atau tingkat keandalan, ketepatan, keajegan (konsisten) adalah tingkat kemampuan instrumen riset untuk mengumpulkan data secara konsisten dari sekelompok individu. Instrumen yang memiliki tingkat variabel atau unsur-unsurnya, jika diulangi pada waktu yang berbeda pada sekelompok individu yang sama, sehingga instrumen tersebut dapat dinilaireliabel[14].

Uji reliabilitas digunakan untuk menguji sejauh mana keandalan suatu alat pengukur untuk dapat digunakan lagi untuk penelitian yang sama. Pengujian reliabilitas dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan rumus Alpha. Hasil pengujian reliabilitas untuk masing-masing variabel yang diringkas pada tabel 4berikut ini:

Tabel 4 Hasil Pengujian Reliabilitas Pengaruh Cronbach Alpha Nilai Kritis Keterangan Perubahan Perilaku Remaja 0.893 0.6 Reliabel Perilaku Konsumsi Remaja 0.710 0.6 Reliabel Pilihan Makanan 0.846 0.6 Reliabel Cepat Saji

Hasil uji reliabilitas tersebut menunjukan bahwa variabel perubahan perilaku remaja mempunyai koefisien Alpha sebesar 0.893 yang cukup besar yaitu di atas 0.6, sedangkan variabel perilaku konsumsi remaja mempunyai koefisien Alpha sebesar 0.710 lebih besar dari nilai kritis 0.6, dan variabel pilihan makanan cepat saji mempunyai koefisien Alpha sebesar 0.846 sehingga dapat dikatakan indikator pengukuran variabel kuesioner adalah reliabel sehingga untuk selanjutnya item pada masing-masing variabel kuesioner tersebut layak digunakan sebagai alat ukur.

3. Uji Hipotesis

Setelah terpenuhinya uji validitas dan reliabilitas maka langkah selanjutnya yaitu melkukan uji hipotesis. Dalam melakukan uji hipotesis, peneliti ini menggunakan perhitungan statistik dengan analisis korelasi. Keseluruhan perhitungan analisis dalam penelitian akan menggunakan program SPSS (Statistical Package For Social Sciences).

HASIL DAN PEMBAHASAN

1. Hasil penelitian

Dari kuesioner yang telah diisi oleh responden didapat data profil responden. Penyajian data mengenai profil responden untuk memberikan gambaran tentang karakteristik responden yang terpilih menjadi sampel.

Jenis Kelamin Responden

Jenis kelamin respondensecara umum dapat memberikangambaran terkait penentu perbedaan perubahan perilaku yang dilakukan seseorang.penyajian data responden berdasar jenis kelamin dijelaskan dalam tabel 5 berikut ini.

Tabel 5 Jenis Kelamin Responden Jenis

Kelamin

Jumlah

Responden Persentase Laki-laki 9 9%

(6)

134

Perempuan 91 91% Total 100 100%

Berdasarkan tabel 5 jenis kelamin responden diatas dapat diketahui bahwa responden terbanyak adalah perempuan yaitu 91 orang atau 91% dibanding laki-laki yang hanya 9 orang atau 9%. Hal ini menjelaskan bahwa remaja dengan jenis kelamin perempuan lebih mendominasi pengkonsumsian terhadap makanan cepat saji (fast food).

Latar Belakang Pendidikan Responden

Latar belakang pendidikan yang ditempuh seseorang seringkali dipandang sebagai satu kondisi yang mendasari atau melatarbelakangiindividu dalam mengambil keputusan. Penyajian data responden berdasarkan pendidikan adalah sebagaimana terlihat pada tabel 6 pendidikan responden berikut ini:

Tabel 6 Pendidikan Responden Pendidikan Jumlah Responden Persentase SMA/SMK 77 77% D3 0 0 S1 13 13% Lain-lain 10 10% Total 100 100%

Berdasarkan tabel 6 pendidikan respondendiatas menunjukan bahwa jumlah responden yang terbanyak adalah dari kelompok responden yang berpendidikan SMA/SMK yaitu 77 orang atau 77% dari jumlah keseluruhan responden. Hal ini menunjukkan bahwa remaja yang mendominasidalampengkonsumsian makanan cepat saji (fast food) di Kota Jombang memiliki latar belakang pendidikan menegah. Uang Saku

Dalam kesehariannya remaja cenderung mengikuti yang terjadi di lingkungan sekitarnya, tidak terkecuali dalam aktivitas di sekolah saat membelanjakan uang saku. Biasanya uang saku diberikan harian, mingguan bahkan bulanan namun makin besar tingkat pendidikan remaja,

orang tua mulai mengajari anak untuk mengelola uang saku dengan sistem pemberian uang saku bulanan.

Uang saku adalahsejumlah uang bagian dari pendapatan keluarga yang diberikan kepada anaknya untuk jangka waktu tertentu misalnya, harian, mingguan dan bulanan untuk memenuhi kebutuhan anaknya. Dari hasil penelitian bahwa jumlah rata-rata uang saku harian remaja yang diberikan oleh orang tua cukup variatif. Penyajian data responden berdasarkan uang saku adalah sebagaimana terlihat pada tabel 7 uang saku berikut ini:

Tabel 7 Uang Saku Jenis Kelamin Jumlah

Responden Persentase < Rp. 25.000 68 68% Rp. 26.000 – Rp. 50.000 22 22% Rp. 51.000 – Rp. 75.000 3 3% Rp. 76.000 – Rp. 100.000 3 3% > Rp. 100.000 4 4% Total 100 100%

Uang saku biasanya diberikan orang tua kepada anaknya untuk memenuhi kebutuhan di luar rumah. Kebutuhan seorang remaja di dalam rumah dan di luar rumah sangat berbeda. Orang tua biasanya sudah melengkapi kebutuhan di dalam rumah namun kebutuhan di luar rumah disesuaikan oleh remaja tersebut. Orang tua memberikan uang saku berdasarkan kemampuan keuangan yang dimilikinya. Penghasilan orang tua remaja berbeda-beda sesuai dengan pekerjaan dan jabatan yang dimiliki.

Hubungan dari jenis kelamin, latar pendidikan responden, dan uang saku pada responden digunakan untuk mengetahui keragaman dari responden. Selain itu juga diharapkan dapat memberikan gambaran yang cukup jelas mengenai kondisi dari responden dan kaitannya dengan masalah dan tujuan penelitian ini.

(7)

135

Uji Hipotesis

Uji t (pengujian Hipotesis SecaraParsial)

Untuk melhat adanya pengaruh Variabel perubahan perilaku remaja, perilaku konsumsi remaja, dan pilihan makanan cepat saji pada masa pandemi covid-19 secara parsial digunakan uji t diperoleh sebagai berikut : Uji F (Pengujian Hipotesis Secara Simultan)

Tabel 8 Hasil Uji t (Parsial) Variabel t Sig. Perubahan Perilaku Remaja 2.843 0.002b Perilaku Konsumsi Remaja 2.586 0.011b

Pilihan Makanan Cepat Saji

2.572 0.014b

Dari tabel 8 Hipotesis pertama tentang perubahan perilaku. Hasil analisis regresi untuk variabel perubahan perilaku remaja menunjukan nilai t sebesar 1.843 dengan signifikansi sebesar 0.002. nilai signifikansi lebih kecil dari 0.05 (0.002< 0.05) maka dengan demikian perubahan perilaku remaja berpengaruh terdahap masa pandemi covid-19.

Hipotesis kedua tentang perilaku konsumsi remaja. Hasil analisis regresi untuk variabel perilaku konsumsi remaja menunjukkan nilai t sebesar 2.586 dengan signifikansi sebesar 0.011. nilai signifikansi lebih kecil dari 0.05 (0.011 < 0.05) maka dengan demikian perilaku konsumsi remaja berpengaruh terhadap masa pandemi covid-19.

Hipotesis ketiga tentang pilihan makanan cepat saji. Hasil analisis regresi untuk variabel pilihan makanan cepat saji menunjukkan nilai t sebesar 2.572 dengan signifikansi sebesar 0.014. nilai signifikansi lebih kecil dari 0.05 (o.014 < 0.05) maka dengan demikian pilihan

makanan cepat saji berpengaruh terhadap masa pandemi covid-19

Untuk menguji pengaruh variabel secara bersama-sama diuji dengan menggunakan uji F. Hasil perhitungan Regresi secara simultan diperoleh sebagai berikut :

Tabel 9 Hasil Uji F (Simultan) Variabel Fhitung Sig.

Perubahan Perilaku Remaja 21.010 0.001b Perilaku Konsumsi Remaja 37.075 0.000b

Pilihan Makanan Cepat Saji

33.159 0.0b

Dari tabel 9 diatas hasil pengujian hipotesis yang dilakukan dengan menggunakan uji F. Hasil perhitungan statistik menujukan nilai F

hitung = variabel perubahan perilaku remaja

sebesar 21.010, variabel perilaku konsumsi remaja sebesar 37.075 dan variabel pilihan makanan cepat saji sebesar 33.159 dengan menggunakan batas signfiikansi 0.05. maka diperoleh nilai signfikansi tersebut lebih kecil dari 0.05. Hal ini menunjukkan bahwa hipotesis perubahan perilaku remaja, perilaku konsumsi remaja dan pilihan makanan cepat saji secara simultan mempunyai pengaruh terhadap masa pandemi Covid-19.

2. Pembahasan

Berdasarkan hasil pengujian secara statistik dapat terlihat dengan jelas bahwa secara parisal (individu) semua variabel bebas bepengaruh terhadap varibel terikat. Pengaruh yang diberikan ketiga variavel bebas tersebut signifikansi. Artinya perubahan perilaku remaja, perilaku konsumsi remaja dan pilihan makanan cepat saji mempunyai pengaruh pada remaja Kabupaten Jombang di saat masa pandemi covid-19.

Penelitian ini dilakukan untuk melihat pengaruh perilaku konsumsi makanan cepat saji (fast food) pada remaja di Kota Jombang masa pandemi Covid-19. Penelitian ini dilakukan dengan analisis data dengan bantuan SPSS.

(8)

136

Peneliti dalam menggunakan kuesioner dalam pengambilan data dengan subjek sebanyak 100 orang atau responden. Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa perubahan perilaku remaja, perilaku konsumsi remaja, dana pilihan makanan cepat saji memiliki pengaruh dalam perilaku konsumsi makanan cepat saji (fast food) pada remaja di Kabupaten Jombang.

Pengetahuan pada penelitian ini dilihat dari pemahaman informasi mengenai pengertian fast food, kandungan gizi dan dampaknya terhadap kesehatan. Fast Food adalah makanan yang tersedia dalam waktu cepat dan siap disantap[15]. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, maka dapat diketahui bahwa sebagian responden sudah mengetahui yang dimaksud dengan makanan cepat saji, yaitu makanan yang langsung jadi dan dapat langsung disantap, serta merupakan makanan yang tidak sehat. Yang termasuk makanan cepat saji adalah ayam crispy, pizza hut, mie dan burger.

Dari beberapa pertanyaan yang berkaitan dengan pengetahuan responden mengenai fast food, diharapkan pengetahuan yang baik, maka responden memiliki perilaku konsumsi fast food

yang kurang dan memiliki perilaku makan yang baik. Sehingga, dapat disimpulkan bahwa pengetahuan responden berpengaruh terhadap perilaku konsumsi fast food, dimana pengetahuan responden dapat dikatakan sudah baik dengan frekuensi konsumsi fast food yang jarang.

Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh [16] yang menemukan bahwa ada hubungan antara pengetahuan gizi (p=0,000) dengan perilaku makan. Hasil uji Chi Square menyatakan nilai p sebesar 0,000 atau nilai p < 0.05 yang artinya bahwa ada hubungan antara pengetahuan gizi dengan perilaku makan pada remaja SMA Negeri 1 Palu.

Penelitian ini juga sejalan dengan penelitian sebelumnya juga menyatakan bahwa ada hubungan yang bermakna antara pengetahuan siswa tentang makanan cepat saji dengan kebiasaaan konsumsi makanan cepat saji[17]. Hasil penelitian terdahulu juga berpemdapat

bahwa terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara pengetahuan mengenai fast food dengan perilaku konsumsi fast food pada siswa SMA Pembangunan Laboratorium UNP[18].

SIMPULAN

Berdasar pembahasan dari analisis data yang telah diolah pada hasil analisis diatas, maka terdapat adanya pengaruh dalam mengkonsumsi makanan cepat saji (fast food) terhadap perubahan perilaku konsumsi makanan cepat saji (fast food) pada remaja di Kota Jombang masa pandemi covid-19.

SARAN

Adapun saran dari penelitian ini yaitu khususnya untuk remaja yang sering mengkonsumsi makanan cepat saji (fast food), hendaklah di saat masa pandemi covid-19 ini bisa menjaga pola makan dengan makanan yang lebih sehat.

REFERENSI

[1]Vinna Sri Yuniarti. 2016. Ekonomi Mikro Syariah. Bandung: CV. Pustaka Setia. [2]Sukarno. 2015. Ekonomi Mikro Islam.

Bandung: CV Pustaka Setia.

[3]Virgianto. 2016. Konsumsi Fas Food Sebagai Faktor Risiko Terjadinya Obesitas Pada Remaja. Fakultas Kedokteran, Universitas Diponegoro.

[4]Rizki. 2015. Textbook of Medical Physiology.

Philadelphia: Elsevier Saunders.

[5]Valoka, Adwi. 2017. Sejarah Fast Food dan

Junk Food.

[6]Marlen. 2015. Teknologi Pengawetan Pangan.

Jakarta : Alfabeta.

[7]Mahpolah, 2018. Food Product Management di Hotel dan Restoran. Yogyakarta : CV Andi Offset.

(9)

137

[8]Adawiyah. 2018. Teknologi Pengolahan Roti dan Kue. Bandung : Widya Padjajaran. [9]Lutfi. 2015. Perbedaan Pengetahuan Remaja

Sebelum dan Sesudah Diberikan Penyuluhan Tentang Gizi Seimbang Dengan Menggunakan Video di SMP N 2 Kartasura. Skripsi Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Surakarta.

[10]Rachmawati. 2017. Perkembangan Anak. Jakarta : Erlangga.

[11]Sugiyono. 2015. Statistik Untuk Penelitian. Bandung : Alfabeta.

[12]Sujarweni. 2015. Pengantar Pangan dan Gizi.Jakarta : Penebar Swadaya.

[13]Sugiyono. 2015. Metode Penelitian Kombinasi (mix methods). Bandung: Alfabeta.

[14]Dewi Rahmawati. 2017. Aplikasi Analisis. Bandung: Alfabeta.

[15]Sulistijani. 2014. Sehat dengan Menu Berserat. Jakarta : Trubus Agriwidya. [16]Susanti. 2018. Psikologi Remaja. Jakarta :

Raja Grafindo Persada.

[17]Triyanti. 2013. Statistik untuk Kesehatan.

Yogyakarta : Gava Media.

[18]Khomsan. 2014. Pangan dan Gizi Untuk Kesehatan. Jakarta : Raja Grafindo Persada.

[19]Papalia dan Old. 2014. Perkembangan Pada Remaja. Jakarta : Rineka Cipta.

Gambar

Gambar 1 Kerangka Pemikiran  Dalam  penelitian  ini,  terkait  analisis  data  yang  digunakan  adalah  analisis  regresi  linier  berganda  dan  menggunakan  alat  bantu  berupa
Tabel 1 Hasil Uji Validitas Perubahan Perilaku  Remaja  Item  Corrected  Item Total  Correlation  Nilai  Kritis  Keterangan  Item 1  0.922  0.3  Valid  Item 2  0.949  0.3  Valid  Item 3  0.907  0.3  Valid  Item 4  0.867  0.3  Valid  Item 5  0.848  0.3  Val
Tabel 4 Hasil Pengujian Reliabilitas
Tabel 6 Pendidikan Responden

Referensi

Dokumen terkait

(a) Daun trifoliat pertama kedelai yang diinokulasi dengan spora penyakit karat (foto: Sumartin, 2010), dan (b) pustul atau uredium pada daun dilihat dari dekat

Forum Srikandi Desa Kabupaten Gunungkidul periode 2015/2018 merupakan periode kepemimpinan FSD pertama, sehingga rapat kerja pertama ini diupayakan seoptimal mungkin dapat

Misalnya jika kita ingin membuat sebuah halaman yang berbeda dengan halaman lainnya dari website kita, kita dapat menambahkan class pada halaman tersebut untuk

perusahaan[23][24]. Perusahaan dalam mencapai tujuan bisnisnya tidak terlepas dari nilai bisnis perusahaan tersebut. Keterjamninan bisnis menjadi penting manakala

Cara orang tua mengasuh atau mendidik anak akan mempengaruhi kemandirian belajar siswa. Orang tua terlalu banyak melarang atau mengeluarkan kata “jangan” kepada

Dalam sistem pengendali konvensional dan pengendali digital digunakan sinyal analog/ kontinyu dan sinyal diskret.Sinyal kontinyu adalah sinyal yang nilainya dapat

Berdasarkan pada masalah tersebut, maka yang menjadi permasalahan dalam penelitian ini adalah Apakah ada hubungan keseimbangan terhadap keterampilan Sepak Sila

1). Menggunakan pisau untuk memotong makanan. Berikan pisau yang tidak terlalu tajam. Di atas piring, letakkan makanan yang mudah dipotong seperti sejuring pepaya yang