• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kontribusi layanan bimbingan kelompok terhadap pencegahan perilaku beresiko pada siswa

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Kontribusi layanan bimbingan kelompok terhadap pencegahan perilaku beresiko pada siswa"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

Original Article

Volume 2, Number 1, June, (2018), pp. 26-31 ISSN 2580-2046 (Print) | ISSN 2580-2054 (Electronic) Pusat Kajian BK Unindra - IKI | DOI:10.26539/teraputik.21167

Open Access | | Url: https://journal.unindra.ac.id/index.php/teraputik/index

Kontribusi layanan bimbingan kelompok terhadap pencegahan

perilaku beresiko pada siswa

Masnurrima Heriansyah

Universitas Mulawarman, Samarinda, Indonesia

herijonk@yahoo.com

Article History: Received: 08/04/2018; Revised: 19/05/2018; Accepted: 11/06/2018; Published: 30/06/2018 How to cite: Heriansyah, M. (2018). Kontribusi Layanan Bimbingan

Kelompok Terhadap Pencegahan Perilaku Beresiko

pada Siswa. Teraputik: Jurnal Bimbingan dan Konseling, 2(1),

26-31. DOI:10.26539 /teraputik.21167

This is an open access article distributed under the Creative Commons 4.0 Attribution License, which permits

unrestricted use, distribution, and reproduction in any medium, provided the original work is properly cited. © 2018, Heriansyah, M.

Abstract: Student life is adjacent to risky behaviors that can lead to mental health disorders such as smoking, alcohol consumption, drug addiction and pre-marital sexual intercourse. Risk behavior that can disrupt these students need to be prevented so that students do not do things negative in life. This study aims to determine the contribution of group guidance services in preventing risky behavior on the students. This study uses quantitative ex post facto method with correlational descriptions and a sample of 65 students. The results showed that group guidance services showed a contribution in preventing risky behavior in students by 35% so that group counseling services can be used as a prevention strategy for risky behavior and provide a positive understanding for students about the negative impact of risk behavior. The implications of the research are to provide an overview of the importance of counseling and guidance services in the form of prevention and for students to recognize and understand and not to engage in risky behaviors that can damage them.

Keywords: contribution, group guidance, risky behavior.

Abstrak: Kehidupan siswa berdekatan dengan perilaku-perilaku beresiko yang dapat mengakibatkan gangguan-gangguan kesehatan mentalnya seperti merokok, mengkonsumsi alkohol, kecanduan narkoba dan melakukan hubungan seksual sebelum menikah. Perilaku beresiko yang dapat mengganggu siswa ini perlu di cegah sehingga siswa tidak melakukan hal-hal yang negatif dalam kehidupannya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kontribusi layanan bimbingan kelompok dalam mencegah perilaku beresiko pada siswa. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif ex post facto dengan desian korelasional dan sampel 65 siswa. Hasil penelitian menunjukan bahwa layanan bimbingan kelompok menunjukan kontribusi dalam mencegah perilaku beresiko pada siswa sebesar 35% sehingga layanan bimbingan kelompok dapat digunakan sebagai strategi pencegahan bagi perilaku beresiko dan memberikan pemahaman positif bagi siswa mengenai dampak negatif perilaku beresiko. Implikasi penelitian adalah memberikan gambaran mengenai pentingnya layanan bimbingan dan konseling dalam bentuk pencegahan dan bagi siswa dapat mengenal dan memahami serta tidak melakukan perilaku-perilaku beresiko sehingga dapat merusak dirinya.

Kata Kunci: bimbingan kelompok, kontribusi, perilaku beresiko.

Pendahuluan / Introductions

Kehidupan siswa sangat berdekatan dengan perilaku-perilaku beresiko yang dapat mengganggu perkembangan dan kesehatan mentalnya. Perkembangan pergaulan di era modern sekarang banyak menimbulkan dampak secara positif maupun negatif. Dampak secara positif pergaulan adalah membantu siswa mengembangkan diri, meningkatkan kepercayaan diri, mengenal lingkungan dan melatih beradaptasi dengan lingkungan. Dampak secara negatif pergaulan adalah timbulnya perilaku beresiko seperti merokok, mengkonsumsi alkohol, kecanduan narkoba dan melakukan hubungan seksual sebelum menikah.

Data Riset Kesehatan Dasar tahun 2013 menunjukkan bahwa terjadi kehamilan di usia 15-19 tahun sebesar 1,97%. Survei Kesehatan Reproduksi Remaja Indonesia (SKRRI) tahun 2012 ditemukan bahwa persentase remaja yang mengetahui ada orang yang melakukan praktik aborsi cenderung meningkatkan. Menurut data Riset Kesehatan Dasar tahun 2010 menunjukkan merokok pada remaja berusia 15-24 tahun sebesar 36,7%. Kelompok usia 15-19 tahun adalah usia mulai merokok yang paling tinggi mencapai angka

(2)

2 Kontribusi layanan bimbingan kelompok terhadap pencegahan perilaku beresiko pada siswa

43,3%, di susul dengan usia 20-24 tahun dengan 14,6%. Data SKKRI pada tahun 2012 terjadi peningkatan remaja yang mengonsumsi minuman beralkohol. Remaja laki-laki yang mengkonsumsi alkohol sebesar 39% meningkat dibandingkan tahun 2002-2003 sebesar 34%. Dari 39% tersebut terdiri 23% yang pernah berhenti, 16% kadang-kadang minum dan kurang dari 1% adalah yang minum setiap hari. Remaja perempuan yang meminum alkohol meningkat dari 2,5% tahun 2002-2003 menjadi 6% 2007 dan 5 % di tahun 2012.

Survei dari Pusat Penelitian Kesehatan Universitas Indonesia bersama Badan Narkoba Nasional (PPKUI-BNN) pada tahun 2016 menemukan adanya kecenderungan angka penyalahgunaan narkoba seiring dengan semakin tingginya tingkat pendidikan. Menurut Ditjen PP & PL Kementerian Kesehatan RI pada tahun 2016, Perkembangan kasus HIV/AIDS di Indonesia masih menjadi persoalan dan menunjukkan peningkatan dari tahun ke tahun.

Persentase kumulatif AIDS tertinggi pada kelompok usia 20-29 tahun 31,4%. Untuk usia 15-19 tahun adalah sebesar 2,7%. Berdasarkan hasil suvei yang dilakukan Direktorat Pengendalian Penyakit Kementerian Kesehatan di ketahui sebanyak 24% pelajar SMP dan SMA di Samarinda merokok dan pernah mencoba rokok, survei ini dilakukan pada delapan sekolah tingkat SMP dan SMA dengan melibatkan 230 pelajar (Republika.co.id, Akses 10 Agustus 2017). Berdasarkan data menunjukkan bahwa perilaku beresiko berada di kisaran usia remaja dan sekolah.

Usia remaja di mulai pada usia 11 atau 12 sampai awal usia dua puluhan atau remaja akhir (Papalia,

2008). Menurut Erikson (dalam Yusuf, 2007) menyatakan masa remaja merupakan tahapan penting dalam

siklus kehidupan. Masa remaja berkaitan erat dengan perkembangan “sense ofidentity vs role confusion”

yaitu perasaan atau kesadaran akan jati dirinya. Usia remaja berada di kisaran SMP, SMA dan Perguruan

Tinggi. Usia remaja melekat dengan pencarian jati diri sehingga keinginan untuk mencoba hal-hal yang baru sangat besar, oleh sebab itu pencegahan harus di lakukan khususnya pada perilaku-perilaku beresiko yang mengakibatkan dampak negatif.

Strategi yang dapat di lakukan di sekolah dalam mencegah perilaku beresiko adalah dengan memberikan layanan bimbingan kelompok. Layanan bimbingan kelompok merupakan salah satu strategi layanan di dalam bimbingan dan konseling. Bimbingan dan konseling merupakan bagian yang terintegral di Sistem Pendidikan di Sekolah yang memiliki tujuan mengembangkan potensi siswa. Dalam mengembangkan potensi siswa salah satunya melaksanakan proses pencegahan dari perilaku-perilaku negatif siswa di sekolah.

Layanan bimbingan bimbingan dan konseling memiliki fungsi pencegahan dengan strategi layanan bimbingan kelompok. Layanan bimbingan kelompok bertujuan untuk mencegah berkembangnya masalah atau kesulitan pada diri konseli atau siswa (Nurihsan, 2005). Layanan bimbingan kelompok adalah penyampaian infomasi atau aktivitas kelompok membahas masalah-masalah pendidikan, pekerjaan, pribadi dan masalah sosial (Nurihsan, 2006). Layanan bimbingan kelompok berdasarkan fungsinya sangat bermanfaat di laksanakan di sekolah sebagai salah satu strategi pencegahan.

Layanan bimbingan kelompok dengan topik mengenai perilaku beresiko seperti bahaya merokok,

mengkonsumsi alkohol, kecanduan narkoba dan melakukan hubungan seksual sebelum menikah telah

dilaksanakan di beberapa SMP maupun SMA di Samarinda sebagai wujud dalam melaksanakan proses pencegahan bagi siswa dalam mengembangkan diri siswa kearah perilaku yang positif. Sehingga penelitian ini

bertujuan untuk mengetahui kontribusi layanan bimbingan kelompok terhadap pencegahan perilaku

beresiko pada siswa.

Metode / Method

Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif ex post facto dengan desian korelasional. Terdapat

dua variabel yaitu layanan bimbingan kelompok dan perilaku beresiko. Sampel dalam penelitian ini adalah siswa kelas VII dan VIII sebanyak 65 siswa. Dengan teknik sampling menggunakan teknik purposive sampling. Menurut Sugiyono (2009) menyatakan bahwa terdapat cara menentukan ukuran sampel yang praktis yaitu dengan tabel dan nomogram. Metode pengumpul data menggunakan kuesioner. Uji validitas instrumen menggunakan validitas konstruk dengan rumus pearson product moment dan tingkat reliabilitas menggunakan rumus alpha. Teknik analisis data menggunakan analisis regresi untuk melihat ada atau tidaknya kontribusi layanan bimbingan kelompok terhadap pencegahan perilaku beresiko pada siswa.

(3)

Masnurrima Heriansyah 3

Hasil dan Diskusi / Result and Discussions

Hasil penelitian menjelaskan kontribusi layanan bimbingan kelompok terhadap pencegahan perilaku beresiko pada siswa yaitu kebermanfaatan layanan bimbingan kelompok maupun pemahaman sebagai bentuk pencegahan perilaku beresiko. Berikut ini pemaparan hasil penelitian.

A. Analisis Deskriptif

1. Layanan Bimbingan Kelompok

Kebermanfaatan layanan bimbingan kelompok menunjukkan hasil bermanfaat bagi siswa dalam strategi penyampaian informasi pencegahan. Data bimbingan kelompok dapat di lihat pada tabel di bawah ini:

Tabel 1. Deskripsi Layanan Bimbingan Kelompok

No Interval Frekuensi Persentase(%) Kategori Penafsiran

1 106-128 25 38% Sangat Setuju Sangat Bermanfaat

2 82- 105 40 62% Setuju Bermanfaat

3 57- 81 - - Tidak setuju Tidak Bermanfaat

4 32-56 - - Sangat Tidak

setuju

Sangat Tidak Bermanfaat

Jumlah 65 100

Berdasarkan data tabel di atas menunjukan bahwa layanan bimbingan kelompok dengan persentase 38% atau 25 siswa dalam kategori sangat setuju atau sangat bermanfaat dan 62% atau 40 siswa dalam kategori setuju atau bermanfaat. Dengan hasil ini siswa menyatakan bahwa layanan bimbingan kelompok bermanfaat sehingga dapat di gunakan sebagai salah satu strategi dalam mencegah perilaku beresiko.

2. Perilaku Beresiko

Pemahaman siswa mengenai perilaku beresiko seperti bahaya merokok, narkoba dan melakukan hubungan seksual sebelum menikah menunjukan hasil mereka mendapat pemahaman dan pengetahuan mengenai perilaku beresiko. Data perilaku beresiko dapat di lihat pada tabel di bawah ini.

Tabel. 2 Deskripsi Pemahaman Siswa Terhadap Perilaku Beresiko

No Interval Frekuensi Persentase(%) Kategori Penafsiran

1 131-160 35 53,9% Sangat Setuju Sangat

Bermanfaat

2 101- 130 30 46,1% Setuju Bermanfaat

3 71-100 - - Tidak Setuju Tidak

Bermanfaat 4 40-70 - - Sangat Tidak Setuju Sangat Tidak Bermanfaat Jumlah 65 100

Berdasarkan data tabel di atas menunjukan bahwa pemahaman siswa mengenai perilaku beresiko yang di berikan sangat bermanfaat dengan jumlah siswa yang memiliki pemahaman sebesar 53, 9%, atau 35 siswa dalam kategori sangat setuju atau sangat bermanfaat dan 46,1% kategori setuju atau bermanfaat. Hasil ini menunjukkan bahwa materi atau topik pencegahan mengenai perilaku beresiko sangat di pahami dan

bermanfaat bagi siswa sehingga siswa dapat membingkai diri mereka dari hal-hal negatif B. Hasil Uji

Persyaratan

Uji persyaratan analisis regresi meliputi 1 uji normalitas, 2 uji homogenitas, 3 uji linearitas, yang di jelaskan sebagai berikut:

1. Uji Normalitas

Uji normalitas untuk mengetahui distirbusi masing-masing data yaitu layanan bimbingan kelompok dan perilaku beresiko. Teknik analisis uji normalitas dengan bantuan program SPSS Versi 15. Jika probabilitas > 0,05, maka data penelitian berdistribusi normal. Berikut ini hasil uji normalitas.

(4)

4 Kontribusi layanan bimbingan kelompok terhadap pencegahan perilaku beresiko pada siswa

Tabel 3. Hasil Uji Normalitas Data Penelitian

No Varia bel Asymp. Sig. (probab ilitas) Taraf signifi kansi Ket erangan Distribus i Data 1 Laya nan Bimbingan Kelompok 0,308 0,05 0,30 8>0,05 Norma l 2 . Peril aku Beresiko 0,393 0,05 0,39 3>0,05 Normal

Dari tabel di atas menunjukan bahwa data penelitian berdistribusi normal karena probabilitas di atas 0,05, sehingga layanan bimbingan kelompok dan perilaku beresiko berdisbusi normal.

2. Uji Linearitas

Uji linieritas untuk mengetahui linieritas antara layanan bimbingan kelompok dengan pemahaman terhadap perilaku beresiko. Linieritas di uji dengan uji F dan bantuan program SPSS versi 15. Hasil analisis uji linearitas sebagai berikut:

Tabel 4. Hasil Uji Linearitas Data Penelitian

Variabel F Signifikansi

(p) Keterangan

Y atas X 0,945 0,706 Linear

Berdasarkan tabel di atas menunjukan bahwa data variabel Y atas X adalah linier. Dengan angka probabilitas dari analisi uji linier 0,05.

3. Uji Homogenitas

Uji homogenitas bertujuan mengetahui kesamaan varian masing-masing variabel. Uji homogenitas untuk mengetahui varian variabel Y atas X dengan bantuan komputer program SPSS versi 15. Hasil analisis uji homogenitas sebagai berikut:

Tabel 5 Hasil Uji Homogenitas

Variabel Statistik Signifikansi

(p) Keterangan

Y atas X 3,723 0,537 Homogen

Berdasarkan tabel di atas menunjukan bahwa variabel X atas Y adalah homogen dengan probabilitas uji varian lebih dari 0,05.

D. Uji Hipotesis

1. Uji Regresi Sederhanaantara X Terhadap Y

Dalam uji regresi sederhana dapat di ketahui pengaruh antara variabel X terhadap Y, dalam menguji pengaruh variabel X terhadap Y menggunakan uji F dan mencari r dengan berdasarkan data yang dilakukan dengan uji korelasi product moment untuk mengetahui kuat dan lemahnya masing-masing variabel.

2. Kontribusi Layanan Bimbingan Kelompok Terhadap Pencegahan Perilaku Beresiko pada siswa

Berdasarkan hipotesis bahwa ada kontribusi layanan bimbingan kelompok terhadap pencegahan perilaku beresiko pada siswa dinyatakan signifikan dalam bentuk persamaan sebagai berikut:

(5)

Masnurrima Heriansyah 5

Tabel 6. Signifikansi Bimbingan kelompok terhadap pencegahan perilaku beresiko ANOVA

Model Squares f Mean

Squares F Signifikansi

Regresi 8435,589 8447,497 1 38,776 0,005

Residual 43795,420 08 324,485

Total 52231,009 09

Berdasarkan uji signifikan di atas di ketahui bahwa layanan bimbingan kelompok terhadap

pencegahan perilaku beresiko di peroleh nilai Fhitung 38,776 dengan signifikansi 0,005 sehingga layanan

bimbingan kelompok secara signifikan berkontribusi terhadap pencegahan perilaku beresiko pada siswa. Hubungan layanan bimbingan kelompok terhadap pencegahan perilaku beresiko pada siswa menunjukan angka 35% berdasarkan angka R square yang menunjukan ada hubungan bimbingan kelompok terhadap pencegahan perilaku beresiko pada siswa.

Hasil penelitian memberikan gambaran bahwa layanan bimbingan kelompok dapat di manfaatkan di sekolah sebagai strategi dalam memberikan bantuan melalui pencegahan awal. Layanan bimbingan dan konseling sudah menjadi bagian dalam sistem pendidikan di sekolah. Saat ini layanan bimbingan dan konseling tidak hanya berada di lingkup SMP dan SMA saja tetapi sudah berada dari lingkungan sekolah dasar. Dalam bimbingan dan konseling, layanan tidak hanya di berikan dalam bentuk pencegahan tetapi juga ada jenis layanan lain di dalam bimbingan dan konseling yang bisa di manfaatkan sebagai bentuk pengentasan masalah dan pengembangan.

Layanan bimbingan kelompok fokus pada pencegahan karena sebelum melakukan perbaikian maka langka pertama adalah pencegahan. Layanan bimbingan kelompok dapat terlaksana dengan baik apabila dilakukan secara terus-menerus. Bebarapa faktor yang dapat mengganggu terlaksananya layanan bimbingan kelompok seperti ketersedian guru bimbingan dan konseling, sarana prasarana, dan kerjasama antar seluruh komponen di dalam sistem layanan bimbingan dan konseling karena layanan bimbingan dan konseling tidak akan optimal tanpa dukungan dari semua pihak. Penguatan dalam proses pencegahan akan menghindarkan siswa dari perilaku beresiko.

Simpulan / Conclusions

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan di atas dapat di simpulkan bahwa layanan bimbingan kelompok berkontribusi terhadap pencegahan perilaku beresiko. Hal ini menunjukan bahwa layanan bimbingan kelompok bisa di jadikan strategi sekolah dalam mencegah perilaku beresiko karena bukti secara empiris dapat mencegah.

Ucapan Terima Kasih / Acknowledgement

Terima kasih diucapkan kepada SMP dan SMA secara sukarela menjadi tempat pelaksanaan penelitian. Tulisan ini dipersembahkan kepada para guru BK agar guru BK mampu lebih meningkatkan lagi kinerja profesionalnya demi tegaknya profesi konseling di Indonesia.

Daftar Rujukan / References

Ditjen PP & PL Kementerian Kesehatan RI. 2016.Kasus HIV & AIDS. Jakarta.

Kementerian Kesehatan RI. Pusat Data dan Informasi. Situasi Kesehatan Reproduksi Remaja. Diunduh dari

http://www.depkes.go.id/resources/ download/pusdatin/infodatin/infodatin%20

reproduksi%20remaja-ed.pdf (diakses 10 Agustus 2017).

Kementerian Kesehatan, Badan Penelitan dan Pengembangan. 2010.Riset Kesehatan Dasar 2010. Jakarta.

Kementerian Kesehatan, Badan Penelitan dan Pengembangan. 2013.Riset Kesehatan Dasar 2013. Jakarta.

Kusumaryani, M. 2017. Brief Notes Lembaga Demografi FEB UI. Depok: Universitas Indonesia.

Nurihsan, J.A. 2006. Bimbingan dan Konseling Dalam Berbagai Latar Kehidupan. Bandung Refika

(6)

6 Kontribusi layanan bimbingan kelompok terhadap pencegahan perilaku beresiko pada siswa

Nurihsan, J.A. 2005. Startegi Layanan Bimbingan dan Konseling. Bandung: Refika aditama.

Papalia, D.E, 2008. Human Development (Psikologi Perkembangan). Jakarta: Kencana.

Republika.co.id.

http://www.republika.co.id/berita/nasional/umum/13/12/20/my3hw0-survei-24-persen-pelajar-di-samarinda-merokok (di akses 10 Agustus 2017).

Ringkasan Eksekutif Hasil Survei BNN-PPK UI. 2016. Penyalahgunaan Narkoba. Jakarta.

Sugiyono. 2009. Penelitian Pendidikan: Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfa Beta.

Survei Kesehatan Reproduksi Remaja Indonesia (SKRRI). 2012. Kesehatan Reproduksi Remaja. Jakarta.

Yusuf, S. 2007. Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja. Bandung: Rosda.

Competing interests:

The authors declare that they have no significant competing financial, professional or personal interests that might have influenced the performance or presentation of the work described in this

Gambar

Tabel 1. Deskripsi Layanan Bimbingan Kelompok
Tabel 4. Hasil Uji Linearitas Data Penelitian

Referensi

Dokumen terkait

loadDataAutodebetDetail() Digunakan untuk mengambil data autodebet dari tahun akademik yang dipilih oleh pengguna logout() Digunakan oleh sistem untuk keluar secara otomatis

Indonesia merupakan bangsa yang memiliki karakteristik masyarakat yang majemuk. Kemajemukan tersebut yang menghasilkan adanya stratifikasi sosial atau pengelompokan

Usaha pembudidayaan ikan alamiah dapat dilakukan dengan baik jika sifat -sifat bio lo gi ikan diket ahui dengan sebaik-baiknya, di ant aranya adalah aspek bio

Segala puji syukur penulis haturkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala berkat dan karunia-Nya, penulis dapat menyelesaikan tugas akhir yang berjudul “ANALISA TEKNIS

Untuk mengetahui adakah pengaruh fasilitas terhadap kepuasan pelanggan Aston Madiun Hotel & Conference Center.Metode dalam penelitian ini adalah metode

2) ketentuan pemberian insentif dan disinsentif yang merupakan ketentuan yang memberikan insentif bagi kegiatan pemanfaatan ruang yang sejalan dengan rencana tata

4) Apabila Dosen yang telah aktif bertugas 4 (empat) tahun berturut- turut sebagaimana yang dimaksud pada poin 3 tidak ada, maka dapat diusulkan Dosen yang telah aktif bertugas 2