• Tidak ada hasil yang ditemukan

RPIJM KABUPATEN GORONTALO TAHUN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "RPIJM KABUPATEN GORONTALO TAHUN"

Copied!
40
0
0

Teks penuh

(1)

RPIJM KAB. GORONTALO Page 1

4.1

RENCANA PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTUR

4.1.1

RENCANA PROGRAM INVESTASI SEKTOR PENGEMBANGAN

PERMUKIMAN

4.1.1.1

Kondisi Eksisting dan Permasalahan

Pengembangan permukiman ini meliputi pengembangan prasarana dan sarana dasar perkotaan, pengembangan permukiman yang terjangkau, khususnya bagi masyarakat berpenghasilan rendah, proses penyelenggaraan lahan, pengembangan ekonomi kota, serta penciptaan sosial budaya di perkotaan.

Penyelenggaraan pembangunan perumahan dan permukiman mendorong dan memperkukuh demokrasi ekonomi serta memberikan kesempatan yang sama dan saling menunjang antara badan usaha negara, koperasi, dan swasta berdasarkan asas kekeluargaan. Pembangunan di bidang perumahan dan permukiman yang bertumpu pada masyarakat memberikan hak dan kesempatan yang seluas-luasnya bagi masyarakat untuk berperan serta.

Kondisi eksisting sebaran permukiman umumnya terkonsentrasi di pusat kegiatan kota atau atau kota Limboto dan Telaga yaitu disepanjang jalan limboto raya.

Kawasan perumahan yang ada dewasa ini di Kota Limboto dapat dibedakan atas kompleks perumahan yang relatif telah tertata baik dan perumahan yang belum tertata dengan baik. Perumahan yang tertata baik umumnya adalah perumahan terencana yang dibangun oleh BTN, dan yang dibangun secara individu pada lahan-lahan yang telah dipersiapkan sebelumnya dengan tata kapling dan jaringan jalan yang mendukungnya. Perumahan tipe ini dapat dikelompokkan sebagai perumahan yang telah mantap/stabil peruntukannya. Perumahan yang belum tertata dengan baik umumnya adalah berupa kawasan kumuh/Nelayan yang tumbuh secara alami, dengan jaringan jalan, saluran, yang sangat terbatas dan tidak teratur, drainase dan saluran yang tidak memadai, peletakan bangunan yang kurang teratur. Perumahan tipe ini dapat dikelompokkan sebagai perumahan yang belum mantap, yang masih memerlukan upayaupaya penataan berupa peningkatan atau perbaikan kualitas lingkungannya. Pada beberapa lokasi, perumahan tipe ini yang berdekatan dengan kawasan komersial (perdagangan dan jasa) sangat potensial untuk beralih-fungsi atau terintegrasi dengan

(2)

RPIJM KAB. GORONTALO Page 2

fungsi-fungsi komersial tersebut. Sementara itu pada lahan-lahan yang belum terbangun dewasa ini, yang direncanakan sebagai kawasan perumahan baru sesuai arahan tata ruang, haruslah dipersiapkan pengembangan jaringan jalan baru, agar tidak terulang munculnya perumahan yang tidak terencana atau tidak tertata dengan baik. Dengan demikian rencana penanganan terhadap kawasan perumahan ini perlu dibedakan atas 3 tipe kawasan perumahan, yaitu :kawasan perumahan yang telah sesuai peruntukannya, kawsan perumahan yang belum memenuhi syarat kesehatan, dan kawasan perumahan baru yang akan dikembangkan.

4.1.1.2 Analisis Kebutuhan

Sementara itu pada lahan-lahan yang belum terbangun dewasa ini, yang direncanakan sebagai dipersiapkan pengembangan jaringan jalan baru, agar tidak terulang munculnya perumahan yang tidak terencana atau tidak tertata dengan baik. Dengan demikian rencana penanganan terhadap kawasan perumahan ini perlu dibedakan atas 3 tipe kawasan perumahan, yaitu :kawasan perumahan yang telah sesuai peruntukannya, kawasan perumahan yang belum memenuhi syarat kesehatan, dan kawasan perumahan baru yang akan dikembangkan.

4.1.1.3 Usulan Rencana Program/Kegiatan Pengembangan Kawasan RSH

Pemerintah Kabupaten Gorontalo sejak tahun 2006 mempunyai program pembangunan RLH /Mahyani (Rumah Layak Huni) yang di peruntukkan bagi warga masyarakat yang kurang mampu dan belum mempunyai tempat tinggal, dimana program ini sebagian menggunakan dana APBD dan juga swadaya dari masyarakat. Bahkan untuk menunjang program tersebut juga telah dibangun jalan-jalan penghubung ke kawasan tersebut. Sampai sekarang bantuan yang telah tersalurkan sebanyak 2100 unit Mahyani/RLH kepada masyarakat yang di nilai berhak memperoleh Mahyani/RLH. Untuk mendukung sasaran pemerintah tentang pemukiman yang layak bagi masyarakat, kedepan juga akan dilakukan program bedah kampong yang nanti pelaksanaannya akan dikaitkan dengan desa model pemerintah pusat.. Sebagaimana MOU antara Gubernur, Bupati dan Walikota tentang kesepakatan pengentasan kemiskinan sebesar 21% di daerah, maka bantuan perumahan bagi warga miskin di Kabupaten Gorontalo telah berhasil mendorong peningkatan kesejahteraan masyarakat.

(3)

RPIJM KAB. GORONTALO Page 3

Pengembangan Kawasan Permukiman Pedesaan

Pengembangan kawasan permukiman pedesaan dilakukan melalui peningkatan kualitas dan kuantitas permukiman secara terpadu dengan kegiatan ekonomi antara lain pertanian, peternakan, dan perikanan dan meningkatkan prasarana dan sarana penunjang. Pengembangan kawasan permukiman perkotaan dan perdesaan diusahakan agar hanya memanfaatkan lahan-lahan yang kurang produktif.

Rencana pengembangan kawasan pemukiman pedesaan di Kabupaten Gorontalo adalah sebagai berikut:

 Lebih mengkonsentrasikan pemukiman pedesaan pada kelompok pemukiman perkampungan yang sudah ada, agar tidak terjadi penyebaran pemukiman secara sporadik yang mengakibatkan penggunaan lahan dan penyediaan infrastruktur menjadi tidak efisien.

 Pengembangan desa pusat pertumbuhan

 Peningkatan aksesibilitas antara kawasan pemukiman dengan kawasan pertanian

 Peningkatan sarana dan prasarana permukiman

 Untuk mengantisipasi perkembangan kawasan terbangun/permukiman sebagai implikasi dari pembangunan jalan pantai utara, yang tentu akan merangsang perkembangan disekitarnya karena aksesibilitasnya yang tinggi, maka kawasan terbangun pemukiman perlu diarahkan agar perkembangannya tidak sporadik.

Pengembangan Kawasan Agropolitan

Konsep dan Dasar Pertimbangan

Agropolitan merupakan kota pertanian yang tumbuh dan berkembang karena berjalannya sistem usaha agribisnis yang mampu melayani, mendorong, dan menghela kegiatan pembangunan pertanian (agribisnis) di wilayah sekitarnya. Pembangunan yang dijalankan secara terpadu dimana tidak hanya pada usaha budidaya (on farm) tetapi meliputi pembangunan agribisnis hulu (penyediaan sarana pertanian), agribisnis hilir (prosesing dan pemasaran hasil pertanian) dan jasa-jasa pendukungnya adalah merupakan cakupan sistem agribisnis. Sedangkan inti dari sistem agribisnis adalah usaha agribisnis yang dilakukan oleh masyarakat terutama petani dan pengusaha (swasta & BUMN) baik pengusaha penyedia agroinput, pengolahan hasil, pemasaran maupun penyedia jasa.

(4)

RPIJM KAB. GORONTALO Page 4

Kota pertanian (Agropolitan) berada dalam kawasan pemasok hasil pertanian (sentra produksi pertanian) yang mana kawasan tersebut memberikan kontribusi yang besar terhadap mata pencaharian dan kesejahteraan masyarakatnya. Selanjutnya kawasan pertanian tersebut (termasuk kotanya) disebut dengan kawasan agropolitan. Suatu kawasan agropolitan yang sudah berkembang memiliki ciri-ciri dimana sebagian masyarakatnya di kawasan tersebut memperoleh pendapatan dari kegiatan pertanian (agribisnis), kegiatannya lebih didominasi oleh pertanian atau agribisnis, adanya hubungan antar kota dan daerah serta kehidupan masyarakatnya mirip dengan suasana kota karena keadaan prasarana tidak jauh berbeda dengan di kota.

Persyaratan untuk mengembangkan suatu kawasan agropolitan adalah kawasan tersebut memiliki sumberdaya lahan dengan pedo-agroklimat yang sesuai untuk mengembangkan komoditi pertanian yang dapat dipasarkan. Selain itu, kawasan tersebut memiliki (atau dapat dikembangkan) berbagai sarana dan prasarana agribisnis yang memadai untuk mendukung pengembangan sistem dan usaha agribisnisnya. Batasan suatu kawasan agropolitan tidak ditentukan oleh batasan administratif pemerintah (Desa/Kelurahan, Kecamatan, Kabupaten dsb.) tetapi lebih ditentukan dengan memperhatikan economic of scale dan economic of scope. Karena itu, penetapan kawasan agropolitan hendaknya dirancang secara lokal dengan memperhatikan realitas perkembangan agribisnis yang ada.

Lebih lanjut tujuan pengembangan kawasan agropolitan adalah untuk meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan masyarakat melaui percepatan pengembangan wilayah dan peningkatan keterkaitan desa dan kota dengan mendorong berkembangnya sistem dan usahan agribisnis yang berdaya saing berbasis kerakyatan, berkelanjutan (tidak merusak lingkungan) dan terdesentralisasi (wewenang berada di Pemerintah daerah dan masyarakat) di kawasan agropolitan. Pengembangan ini nantinya tidak hanya membangun usaha budidaya (on farm) akan tetapi off farm-nya yaitu usaha agribisnis hulu, hilir dan jasa penunjang lainnya.

Mayoritas dari kegiatan masyarakat perdesaan di Kabupaten Gorontalo adalah di bidang pertanian, melalui pengusahaan tanaman pangan, perkebunan, hortikultura, perikanan maupun kehutanan. Untuk itu modus yang paling tepat dalam menggerakkan masyarakat perdesaan adalah dengan melakukan kegiatan pertanian atau agribisnis yang berbasis pada pola agropolitan. Pola ini akan mencakup sub sistem hulu (pupuk dan alat pertanian), subsistem usaha tani (KUD), subsistem hilir (agroindustri, pemasaran), dan subsistem penunjang (irigasi desa). Kegiatan-kegiatan dalam pola

(5)

RPIJM KAB. GORONTALO Page 5

agropolitan tersebut diharapkan mampu memberikan berbagai pelayanan sarana produksi, jasa distribusi maupun pelayanan sosial ekonomi lainnya untuk memenuhi kebutuhan masyarakat di kawasan pertanian dan sekitarnya. Dengan layanan dasar yang sudah terpenuhi tersebut diharapkan masyarakat desa tidak perlu ke pusat kota lagi untuk memenuhi kebutuhan dasarnya, sehingga mereka mampu hidup mandiri di lingkungannya.

Cakupan Wilayah Potensil Agropolitan

Dari segi cakupan wilayah, ada dua jenis kawasan agropolitan, yakni urban dan sub-urban, yang masing-masing mempunyai prioritas manfaat sendiri-sendiri. Untuk kawasan agropolitan urban (perkotaan) prioritas manfaatnya pertama untuk kenyamanan. Baru disusul manfaat estetika, hobi, konservasi, produksi pangan, sumber pendapatan, dan kesempatan. Kemudian model pengembangannya terdiri intensifikasi pekarangan, budidaya hemat lahan (vertikultur, pot, hidroponik, rooftoop, living wall garden, dsb.), agribisnis sektor Off Farm (hulu dan hilir), taman/hutan kota, komunitas pecinta tanaman/ hewan, dan jasa konsultasi agribisnis. Kemudian untuk sub-urban, prioritas pemanfaatan utamanya adalah sebagai sumber pendapatan. Kemudian disusul kesempatan kerja, produksi pangan, konservasi, kenyamanan, estetika, dan terakhir untuk hobi. Kemudian model pengembangannya terdiri agribisnis On Farm dan Off Farm, pengembangan kawasan sentra produksi dan lumbung pangan, kemudian pengembangan kelembagaan yang terdiri jaringan informasi, pemasaran, penyuluhan, dan permodalan.

Berdasarkan tata letak dan tipologi kawasan, wilayah dataran Limboto sangat sesuai bagi pengembangan agropolitan dengan pola sub urban, dengan wilayah pengembangan pada Kecamatan Limboto Barat, Tibawa, dan Batudaa. Sarana infrastruktur dan transportasi cukup memadai karena berada dekat dengan pusat kota (Ibukota Kabupaten), lokasi-lokasi agro-industri, dan Bandar Udara Djalaluddin Gorontalo. Di tingkat Provinsi, kawasan ini telah ditetapkan sebagai kawasan contoh implementasi agropolitan dan telah dibuat masterplan pengembangan agropolitan.

(6)

RPIJM KAB. GORONTALO Page 6

Usulan Program Prioritas

1 LAPORAN PEMBINAAN PENGEMBANGAN PERMUKIMAN

1,1 STRATEGI PEMBANGUNAN PERMUKIMAN DAN INFRASTRUKTUR PERKOTAAN (SPPIP) 1,2 RENCANA PENGEMBANGAN KAWASAN PERKOTAAN DAN PERDESAAN (RPKPP)

Penyusunan RPKPP Kws Kota Limboto, Kabupaten Gorontalo 2 INFRASTRUKTUR KAWASAN PERMUKIMAN PERKOTAAN 2,1 INFRASTRUKTUR KAWASAN PERMUKIMAN KUMUH

Penyediaan Infrastruktur Kawasan Permukiman RSH Perum Pentadio Barat Pembangunan MCK Tersebar di Kabupaten Gorontalo

Pembangunan Jalan Lingkungan di Kws Limboto, Kab. Gorontalo

Peningkatan Kualitas Lingkungan Permukiman Kumuh Perkotaan Kel. Kayu Bulan Bawah Peningkatan Kualitas Lingkungan Permukiman Kumuh Perkotaan Desa Kayu Bulan Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh Nelayan Desa Buhu

Peningkatan Kualitas Lingkungan Permukiman Kumuh Perkotaan Desa Datahu 2,2 INFRASTRUKTUR PERMUKIMAN RSH YANG MENINGKAT KUALITASNYA

Pembangunan Jalan Akses Pertanian Dusun Tamboo Desa Bakti Pembangunan Jalan Akses Pertanian Desa Daerah Kec. Limboto Pembangunan Jalan Lingkungan Toidito-Hulango Kec. Pulubala Pemb. Jalan Lingk. Kompleks Pasar Barakati SMP 2 Kec. Batudaa Pek. Jalan Lingkungan Perum BTN Kec. Limboto

3 RUSUNAWA BESERTA INFRASTRUKTUR PENDUKUNGNYA 3,1 Rusunawa Beserta Infrastruktur Pendukungnya

4 INFRASTRUKTUR KAWASAN PERMUKIMAN PERDESAAN

4,1 INFRASTRUKTUR KAWASAN PERMUKIMAN PERDESAAN POTENSIAL YANG MENINGKAT KUALITASNYA (AGROPOLITAN, MINAPOLITAN, KTP2D)

Peningkatan Jalan Desa Dunggala Kec. Tibawa Kab Gorontalo Peningkatan Jalan Lokasi Desa Yosonegoro, Kec. Limboto Barat Peningkatan Jalan Lokasi Desa Dulamayo Utara, Kec. Telaga Biru Peningkatan Jalan Desa Hunggaluwa Kec. Limboto Kab Gorontalo Peningkatan Jalan Lokasi Desa Malahu, Kec. Limboto

(7)

RPIJM KAB. GORONTALO Page 7

4.1.1.4 Kelembagaan

Aspek kelembagaan pengembangan permukiman selama ini baru terbatas pada koordinasi antara pemerintah daerah Kabupaten Gorontalo antara lain Dinas PU / Cipta Karya, BAPPEDA, BALIHRISTA, Dinas Sosial dan Bagian Pembangunan Sekretariat Daerah Kab Gorontalo.

4.1.1.5 Pembiayaan APBD

(8)

RPIJM KAB. GORONTALO Page 8

KEGIATAN

TOTAL BIAYA

SUMBER PENDANAAN 2013 - 2017 (x Rp. 1.000,-)

APBN

APBD PROV

APBD

KAB/KOTA

RM

1 Pengembangan Kawasan Permukiman 22.130.000 Rp 17.630.000 Rp 1.800.000 Rp 2.700.000

2 Penataan Bangunan Dan Lingkungan 16.500.000 Rp 15.500.000 Rp - Rp 1.000.000

3 Penyehatan Lingkungan Permukiman 28.200.000 Rp 26.650.000 Rp 500.000 Rp 1.050.000 4 Air minum 128.670.700 Rp 122.834.000 Rp - Rp 5.836.700

TOTAL

195.500.700 Rp 182.614.000 Rp 2.300.000 Rp 10.586.700

(9)

RPIJM KAB. GORONTALO Page 9

4.1.2

RENCANA PROGRAM INVESTASI SEKTOR PENATAAN BANGUNAN DAN

LINGKUNGAN

4.1.2.1

Kondisi Eksisting dan Permasalahan

Kondisi penataan bangunan gedung dan lingkungan di Kabupaten Gorontalo selama ini telah dilaksanakan melalui proses perizinan, seperti IMB, izin reklame dll.

1. Dari segi keselamatan baik dari bahaya kebakaran maupun gempa bumi gedung-gedung maupun rumah yang dibangun telah memenuhi standar yang ditetapkan kecuali pada beberapa bangunan bertingkat yang belum memasang alat pemadam api ringan (APAR) pada tiap lantai. Struktur bangunan telah dibangun dengan memperhitungkan beban maksimum agar apabila terjadi keruntuhan struktur penghuni masih dimungkinkan untuk menyelamatkan diri. Seluruh bangunan pemerintah dibangun menggunakan konstruksi beton. Sedangkan kedalaman pondasi dibuat dengan memperhitungkan keadaan alam daerah-daerah permukiman di Kabupaten Gorontalo yang hampir seluruhnya berada di tepi pantai. Pada bangunan-bangunan pemerintah yang dibangun beberapa tahun terakhir ini persyaratan kemampuan bangunan terhadap bahaya petir telah dipenuhi. Akan tetapi bagi sebagian besar rumah milik masyarakat belum memenuhi syarat tersebut. Seluruh gedung dan rumah di Kabupaten Gorontalo telah dialiri listrik. Sedangkan sistim penghawaan buatan hanya digunakan pada gedung-gedung milik pemerintah. Pelayanan air bersih untuk gedung-gedung sebagian dilayani oleh PDAM Kabupaten Gorontalo sedangkan sebagian lainnya (umumnya rumah rakyat) masih menggunakan sumur gali.

2. Hidran umum dibuat pada beberapa lokasi yang diperkirakan rawan terhadap bahaya kebakaran. Akan tetapi lokasi yang dapat dilayani hanya pada kawasan pusat pemerintahan di Ibukota Kabupaten Gorontalo.

3. Pelayanan publik dibidang perijinan bangunan dibebankan sebagai tupoksi dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Gorontalo.

(10)

RPIJM KAB. GORONTALO Page 10

4.1.2.2 Analisis Kebutuhan Penataan Lingkungan Permukiman

Ruang Terbuka Hijau di Kabupaten Gorontalo sajauh ini masih mencakup di lingkungan taman RT, taman lingkungan RW, taman kecamatan dan taman kota.

Adapun Kriteria dari Ruang Terbuka Hijau Adalah :

 Luas ideal Ruang Terbuka Hijau Kawasan Perkotaan minimal 20% untuk public dan 10% untuk privat dari luas kawasan perkotaan.

 Taman kota berupa sebidang tanah yang disekitarnya ditata secara teratur dan artistik, ditanami tanaman atau sejenis pohon pelindung yang memiliki fungsi relaksasi.

 Hutan kota, dengan fungsi utama sebagai hutan raya atau jalur hijau kota

 Rekreasi kota, yaitu sebagai sarana rekreasi kota dalam memanfaatkan Ruang Terbuka Hijau kota.

 Lapangan olahraga, lahan terbuka umum atau lapangan bermain bebas.

 Jalur hijau jalan utama dan jalan lokal, taman persimpangan jalan dan sejenisnya.

 Hijau pekarangan atau halaman perkantoran dan rumah.

Akan tetapi ruang terbuka hijau yang berada disekitar lingkungan permukiman yang benar-benar ditata dan direncanakan masih dalam prosentase yang sangat kecil. Sebagian besar diantaranya berada di pusat-pusat kegiatan komunitas penduduk seperti kantor pemerintahan, sekolah dan pasar.

4.1.2.3 Usulan Rencana Program/Kegiatan

Berikut ini adalah usulan dan prioritas program dalam penataan bangunan dan lingkungan di Kabupaten Gorontalo. Dukungan pembiayaan dari Pemerintah Pusat dan Provinsi sangat dibutuhkan dalam meningkatkan kualitas bangunan gedung dan lingkungan baik melalui bantuan teknis maupun bimbingan teknis penataan bangunan dan lingkungan.

SARANA DAN PRASARANA LINGKUNGAN PERMUKIMAN

SARANA DAN PRASARANA PENANGGULANGAN BAHAYA KEBAKARAN SARANA DAN PRASARANA REVITALISASI KAWASAN

(11)

RPIJM KAB. GORONTALO Page 11

Lanjutan Penataan dan Revit Kws Pusat perdagangan Limboto (Shoppin Center) Lanjutan Penataan dan Revit Kws Pusat perdagangan Limboto (Shopping Center) SARANA DAN PRASARANA PENATAAN RUANG TERBUKA HIJAU (RTH) Lanjutan Dukungan Prasarana dan Sarana Ruang Terbuka Hijau Limboto Lanjutan Dukungan Prasarana dan Sarana Ruang Terbuka Hijau Limboto Pembangunan RTH Isimu

Pembangunan RTH Telaga

SARANA DAN PRASARANA PENATAAN LINGKUNGAN PERMUKIMAN TRADISIONAL DAN BERSEJARAH

Penyusunan Rencana Tindak Tradisional Bersejarah Kampung Jawa

4.1.2.4 Kelembagaan

Aspek kelembagaan pengembangan Penataan Bangunan dan Lingkungan adalah koordinasi antara pemerintah daerah Kabupaten Gorontalo antara lain Dinas PU / Cipta Karya, BAPPEDA, BALIHRISTI, Dinas Sosial dan Bagian Pembangunan Sekretariat Daerah Kab Gorontalo. Selain itu pemerintah Kabupaten Gorontalo terus melakukan koordinasi dengan pemerintah provinsi Gorontalo.

4.1.2.5 Pembiayaan APBD

(12)

RPIJM KAB. GORONTALO Page 12

KEGIATAN

TOTAL BIAYA

SUMBER PENDANAAN 2013 - 2017 (x Rp. 1.000,-)

APBN

APBD PROV

APBD

KAB/KOTA

RM

1 Pengembangan Kawasan Permukiman 22.130.000 Rp 17.630.000 Rp 1.800.000 Rp 2.700.000

2 Penataan Bangunan Dan Lingkungan 16.500.000 Rp 15.500.000 Rp - Rp 1.000.000

3 Penyehatan Lingkungan Permukiman 28.200.000 Rp 26.650.000 Rp 500.000 Rp 1.050.000 4 Air minum 128.670.700 Rp 122.834.000 Rp - Rp 5.836.700

TOTAL

195.500.700 Rp 182.614.000 Rp 2.300.000 Rp 10.586.700

(13)

RPIJM KAB. GORONTALO Page 13

4.1.3

RENCANA PROGRAM PENGEMBANGAN PENYEHATAN LINGKUNGAN

PERMUKIMAN

4.1.3.1 Kondisi Eksisting dan Permasalahan A. Persampahan

Sampah merupakan konsekuensi dari adanya aktifitas manusia. Setiap aktifitas manusia pasti menghasilkan buangan atau sampah. Jumlah atau volume sampah sebanding dengan tingkat konsumsi kita terhadap barang/material yang kita gunakan sehari-hari. Demikian juga dengan jenis sampah, sangat tergantung dari jenis material yang kita konsumsi. Oleh karena itu pegelolaan sampah tidak bisa lepas juga dari ‘pengelolaan’ gaya hidup masyrakat.

Menyajikan Gambaran pelayanan pengelolaan persampahan mulai dari sumber seperti rumah, perkantoran,pasar,dsb, sampai dengan prosedur pengumpulan, pengangkutan, dan pengolahan akhir di tempat pemrosesan akhir (TPA).

Secara umum, jenis sampah dapat dibagi 2 yaitu sampah organik (biasa disebut sebagai sampah basah) dan sampah anorganik (sampah kering). Sapah basah adalah sampah yang berasal dari makhluk hidup, seperti daun-daunan, sampah dapur, dll. Sampah jenis ini dapat terdegradasi (membusuk/hancur) secara alami. Sebaliknya dengan sampah kering, seperti kertas, plastik, kaleng, dll. Sampah jenis ini tidak dapat terdegradasi secara alami.

Untuk system pengolahan sampah di Kabupaten Gorontalo di bagi menjadi 4 daerah: 1. Permukiman

Mengadakan kerja sama dengan masyarakat melalui Pemerintah Kelurahan dalam pembuatan tong – tong sampah. Memperbaiki TPS yang sudah rusak.

2. Perumahan

Menempatkan container dan gerobak – gerobak sampah. 3. Jalan Protokol, Perkantoran, sekolah, dll

Menempatkan tenaga penyapu jalan pada jalur protokol, dan merekrut tenaga kebersihan yang bertugas membersihkan bahu jalan pada 4 kecamatan sekitar Ibu Kota Limboto (Telaga, Telaga Biru, Limboto Barat, dan Tibawa) masing masing 10 orang. Selain itu

(14)

RPIJM KAB. GORONTALO Page 14

menempatkan gerobak sampah dan tempat sampah pada kompleks perkantoran, serta mengadakan kerja sama dengan pihak sekolah dalam pengadaan tempat sampah di sekolah masing - masing. Sampah – sampah yang dikumpulkan pada TPS, kemudian diangkut oleh dump truck dengan ritasi 2-3 kali sehari.

4. Pusat perdagangan/ pasar/ shoping centre, dll.

Menempatkan tenag penyapu, container, tong sampah, dan TPS. Sampah kemudian diangkut dengan dump truck dan arm rol dengan rotasi 2-3 kali sehari.

Kondisi Sarana dan Prasarana Pengelolaan Persampahan

Pengelolaan persampahan yang sudah ada selama ini dilakukan adalah dengan menggunakan sarana dan prasarana di mulai dari tingkat masyarakat secara sukarela membuat tong – tong sampah sederhana didepan rumahnya masing –masing sampai di tingkat sekolah, selain itu beberapa pihak swasta maupun BUMN/BUMD dan beberapa instansi Pemda Kabupaten Gorontalo juga turut berpartsipasi menyediakan tempat penampungan sampah pada masing – masing kantor.

Selain itu melalui Badan Lingkungan Kabupaten Gorontalo juga membuat/ menyediakan sarana dan prasarana persampahan yang meliputi:

Pewadahan

Tong sampah : 20 buah, kapasitas @ 0,3 m3

Kapasitas TPS pasangan bata : 10 buah, kapasitas @ 2 m3

Pengumpulan

Gerobak Sampah : 14 unit, kapasitas @ 1 m3

Bentor Sampah : 1 unit, kapasitas @ 1 m3

Becak Sampah : 5 unit, kapasitas @ 0,5 m3

Pemindahan

Container : 12 buah, kapasitas @ 6 m3

Pengangkutan (ritasi 2-3 kali/hari)

(15)

RPIJM KAB. GORONTALO Page 15

Dump Truck : 3 unit, kapasitas @ 6 m3/hari,

Arm Roll : 1 unit, kapasitas @ 5 m3/hari

Kapasitas pengangkutan : 46 m3/hari

Tempat Penegelolaan Akhir (TPA)

Kapasitas : 2 ha, yang telah terpakai 1 ha

Dilokasi TPA terdapat tempat pengomposan yang telah dilengkapi dengan 3 unit Mesin Pencacah sampah, dimana kapasitas sampah yang mampu diolah sebesar 3 m3/hari

Saat ini pula, telah dibangun TPA Regional yang berlokasi di Desa Talumelito Kecamatan Telaga Biru Kabupaten Gorontalo. Pembangunan ini diprakarsai oleh Pemrov Gorontalo melalui Dinas PU Provinsi Gorontalo.

B. Permasalahan Drainase

Permasalahan drainase di Kabupaten Gorontalo lebih banyak menyangkut masalah genangan yang disebabkan oleh luapan banjir sungai-sungai yang melewati Kabupaten Gorontalo. Namun bagaimanapun sistem jaringan drainase kota berpengaruh pada masalah banjir maupun genangan. Selain masalah sistem jaringan drainase yang belum direncanakan secara sistematis dan menyeluruh, beberapa masalah lainnya adalah :

 Belum adanya perencananaan yang menyeluruh untuk sistem drainase di daerah ibukota kecamatan akibatnya arah pembuangan air tidak sesuai dengan kondisi existing lokasi. (Terjadi pada Semua Ibukota Kecamatan)

 Saluran Pembuang Irigasi masih berfungsi juga sebagai saluran drainase menyebabkan tersumbatnya saluran akibat sedimentasi lumpur dan tanah, sampah dan rumput-rumputan. (terjadi pada lokasi saluran existing yang sudah ada)

 Tidak adanya upaya pemeliharaan saluran-saluran dan bangunan pelengkap yang telah ada sehingga terjadi penurunan fungsi drainase.

 Sebagian saluran termasuk pada daerah padat rumah penduduk berukuran kecil dan tidak memenuhi syarat sebagai saluran drainase kota.

(16)

RPIJM KAB. GORONTALO Page 16

C. Air Limbah

Belum ada penanganan khusus yang dilakukan terhadap permasalahan limbah. Sebagian besar masyarakat/ rumah tangga kurang peduli terhadap permasalahan air limbah. Hampir disetiap sudut kota dan perdesaan terlihat genangan air kotor (mandi, cuci dan air bekas lainnya). Penganganan terhadap limbah tinja juga masih kurang dipahami, terutama pembangunan sistem sanitasi yang sehat dan aman.

Secara umum, masalah air limbah dan limbah manusia dikota ini adalah

1. Fasilitas pembuangan air limbah manusia kurang menadai dan umumnya kurang hygenis. 2. Fasilitas MCK dan jamban umum biasanya kurang terpelihara.

3. Fasilitas pengerasan lumpur biasanya kurang memadai lokasi TPA Tianya belum terpelihara. 4. Kesadaran masyarakat akan kebersihan dan sanitasi masih rendah.

Kabupaten Gorontalo sekitar 46 % Fasilitas pembuangan limbah manusia secara on site dengan menggunakan cubbuk. Sedangkan yang menggunakan on site komunal seperti jamban umum atau MCK sekitar 20% dari jumlah KK, dan yang lainnya menggunakan tempat terbuka atau sungai untuk fasilitas pembuangan limbah manusia.

Pengembangan sektor air limbah dapat diarahkan terhadap penyehatan llingkungan secara keseluruhan, terpadu dan berkelanjutan. Langkah awal yang perlu dilakukan adalah membuat data base kondisi sarana air limbah rumah tangga, perilkau masyarakat terhadap penanganan masalah limbah, dak kebutuhan sarana air limbah untuk perumahan dan permukiman.

4.1.3.2 Analisis Kebutuhan A. Drainase

Perbaikan/pembangunan drainase diprioritaskan pada kawasan genangan air hujan. Sungai,

kanal saluran irigasi, waduk dan bendungan sebagai badan air terbuka selain sebagai

penerima air hujan juga berfungsi penerima buangan air drainase, maka diperlukan

pematangan pada bibir sungai untuk menjaga kapasitas tampung air.

(17)

RPIJM KAB. GORONTALO Page 17

Tabel 4. 1

Persyaratan umum jaringan drainase :

Sarana Prasarana

Badan Penerima Air Sumber air di permukaan tanah (laut, sungai, danau) Sumber air di bawah permukaan tanah

Bangunan Pelengkap Gorong-gorong

Pertemuan saluran Bangunan terjunan Jembatan Street Inlet Pompa Pintu air Sumber : SNI 02-2406-1991

Standar / Juknis Drainase :

Drainase terletak berdampingan atau dibawah dari ruang pejalan kaki. Drainase

berfungsi sebagai penampung dan jalur aliran air pada ruang pejalan kaki. Keberadaan

drainase akan dapat mencegah terjadinya banjir dan genangan genangan air pada saat

hujan. Dimensi minimal adalah lebar 50 centimeter dan tinggi 50 centimeter.

(18)

RPIJM KAB. GORONTALO Page 18

B. Air Limbah

Pemanfaatan ruang sistem pengelolaan air limbah di Kabupaten Gorontalo, meliputi:

1.

Pengelolaan air limbah domestic

Pengelolaan Limbah Cair Sistem Setempat (On Site Sanitation) ;

Diterapkan pada kawasan dengan kepadatan relatif rendah, menggunakan

tangki septik dan peresapan ;

Penyediaan prasarana jamban jamak / MCK pada kawasan permukiman yang

rata-rata belum memilik MCK Pribadi, dengan kriteria 1 unit jamban jamak / MCK

melayani 5 KK.

Pembuangan air limbah rumah tangga lain (cuci, mandi) masih dapat dibuang ke saluran

drainase yang ada mengingat limbah yang terkandung belum begitu besar dan dapat

diuraikan.

2.

Pengelolaan air limbah non domestic

Pengelolaan Limbah Cair Non Domestik direncanakan agar masing-masing

industri yang ada harus memiliki IPAL untuk mengolah limbah-limbah yang

dihasilkan sesuai dengan karakteristiknya ;

Perancangan peraturan yang mengatur serta mengelola air limbah dalam bentuk

produk hukum dan peraturan.

(19)

RPIJM KAB. GORONTALO Page 19

Off Site System On Site System

C. Persampahan

Permasalahan Yang di Hadapi

 Masih kurangnya kesadaran masyarakat dalam mengelola sampah dan menjaga kebersihan.

 Masih kurangnya sarana dan prasarana Pengangkutan Sampah

 Masih kurangnya sarana dan prasarana penunjang di lokasi TPA Kuda Mati.

 Ketersediaan SDM dibidang pengelolaan sampah masih minim.

Alternatif Pemecahan Masalah

 Membangun kesadaran masyarakat dalam pengelolaan kebersihan melalui program Adipura Tingkat Desa/Kelurahan (MOTIDITO).

 Mensosialisasikan pelaksanaan 3R di desa/kelurahan dan sekolah –sekolah.

 Meski dengan keterbatasan anggaran, Badan Lingkungan Hidup tetap berupaya setiap tahun menambah sarana dan prasarana persampahan (tong sampah, gerobak sampah, container), dan menganggarkan biaya pemeliharaannya.

 Mengoptimalkan kinerja petuga kebersihan

 Meningkatkan SDM dibidang pengelolaan sampah.

(20)

RPIJM KAB. GORONTALO Page 20

4.1.3.3 Usulan Program Kegiatan

Berikut ini adalah usulan dan prioritas program dalam penataan bangunan dan lingkungan di

Kabupaten Gorontalo. Dukungan pembiayaan dari Pemerintah Pusat dan Provinsi sangat

dibutuhkan dalam meningkatkan kualitas bangunan gedung dan lingkungan baik melalui

bantuan teknis maupun bimbingan teknis penataan bangunan dan lingkungan.

LAPORAN PEMBINAAN PELAKSANAAN PENYEHATAN LINGKUNGAN PERMUKIMAN (RENCANA INDUK & PRA STUDI KELAYAKAN)

Bantek PS Air Limbah Penunjang RSH

INFRASTRUKTUR AIR LIMBAH DENGAN SISTEM TERPUSAT SKALA KOTA

INFRASTRUKTUR AIR LIMBAH DENGAN SISTEM SETEMPAT DAN SISTEM KOMUNAL

INFRASTRUKTUR DRAINASE PERKOTAAN

Infrastruktur Drainase Perkotaan

Pemb. Saluran Drainase Kompleks Mesji Al Asri Kel. Hepuhulawa Pemb. Saluran Drainase Kel. Dutulanaa Lingk. I Kec. Limboto Pemb. Saluran Drainase Desa Luhu

Pembangunan Drainase

INFRASTRUKTUR STASIUN ANTARA DAN TEMPAT PEMROSESAN AKHIR SAMPAH Infrastruktur Tempat Pengolah Sampah Terpadu/3R

Peningkatan/Pembangunan TPST/3R

Pembangunan PS Sampah Terpadu 3R Perum Ferlinda Jaya Pembangunan PS Sampah Terpadu 3R Hepuhulawa

4.1.3.4 Kelembagaan

Pelayanan drainase, persampahan dan air limbah perkotaan di Kabupaten Gorontalo dikelola oleh Bidang Cipta Karya Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Gorontalo. Beberapa saluran pembuang irigasi yang berfungsi juga sebagai drainase dikoordinasikan dengan Bidang Pengairan. Selain itu juga pengembangan drainase di koordinasikan dengan instansi terkait seperti BAPPEDA, BLH, Dinas Kebersihan Kabupaten Gorontalo serta pemerintah provinsi Gorontalo.

(21)

RPIJM KAB. GORONTALO Page 21

4.1.3.5 Pembiyaan APBD

Pembiayaan APBD dapat dilihat pada table berikut.

KEGIATAN

TOTAL BIAYA

SUMBER PENDANAAN 2013 - 2017 (x Rp. 1.000,-)

APBN

APBD PROV

APBD

KAB/KOTA

RM

1 Pengembangan Kawasan Permukiman 22.130.000 Rp 17.630.000 Rp 1.800.000 Rp 2.700.000

2 Penataan Bangunan Dan Lingkungan 16.500.000 Rp 15.500.000 Rp - Rp 1.000.000

3 Penyehatan Lingkungan Permukiman 28.200.000 Rp 26.650.000 Rp 500.000 Rp 1.050.000 4 Air minum 128.670.700 Rp 122.834.000 Rp - Rp 5.836.700

TOTAL

195.500.700 Rp 182.614.000 Rp 2.300.000 Rp 10.586.700

(22)

RPIJM KAB. GORONTALO Page 22

4.1.4

RENCANA PROGRAM INVESTASI SEKTOR AIR MINUM

4.1.4.1 Kondisi Eksisting dan Permasalahan

Kondisi Sistem Sarana dan Prasarana Penyediaan dan Pengelolaan Air Minum Produksi, Distribusi, dan Kehilangan Air

PDAM Kabupaten Gorontalo mempunyai Sumber Produksi Air Baku sebanyak 9 unit yaitu : 3 unit air permukaan, 3 unit sumur dalam dan 3 unit sumber mata air dengan total kapasitas produksi : 202,5 L/detik dengan rincian sebagai berikut :

 Kapasitas produksi SPC Biyonga (Limboto) : sebesar 60 L/detik

 Kapasitas produksi SPC Pilohayango (Telaga) : sebesar 90 L/detik

 Kapasitas produksi SB Isimu (Tibawa) : sebesar 15 L/detik

 Kapasitas produksi SPC Kwandang : sebesar 20 L/detik

 Kapasitas produksi SPC Atinggola : sebesar 2,5 L/detik

 Kapasitas produksi SPC Anggrek : sebesar 5 L/detik

 Kapasitas produksi SPL Tolangohula : sebesar 5 L/detik

 Kapasitas produksi SB Mootilango, Boliyohuto : sebesar 5 L/detik Gambar 7.2 Produksi Air Minum

Sedangkan untuk total kapasitas distribusi saat ini 130.5 L/detik dengan rincian sebagai berikut :

(23)

RPIJM KAB. GORONTALO Page 23  Kapasitas distribusi SPC Pilohayango (Telaga) : sebesar 20 L/detik

 Kapasitas distribusi SB Isimu (Tibawa) : sebesar 15 L/detik

 Kapasitas distribusi SPC Kwandang : sebesar 20 L/detik

 Kapasitas distribusi SPC Atinggola : sebesar 2,5 L/detik

 Kapasitas distribusi SPC Anggrek : sebesar 5 L/detik

 Kapasitas produksi SPL Tolangohula : sebesar 5 L/detik

 Kapasitas produksi SB Mootilango, Boliyohuto : sebesar 5 L/detik

Gambar Distribusi Air Minum

Data Jaringan Pipa Terpasang

Pompa & Pipa distribusi Air Bersih

(24)

RPIJM KAB. GORONTALO Page 24 Tahun 2009 NO JENIS DIAMETER K A B U P A T E N G O R O N T A L O JUMLAH KETERANGAN

PIPA LIMBOTO BATUDAA TELAGA TIBAWA TLGHULA BOLIYOHUTO

1 ACP 350 1,128 1,128

Pipa Trans. Air Baku

2 DCI 300 36 36

Pipa Trans. Air Baku

3 DCI 250 72 72

Pipa Trans. Air Baku

4 DCI 300 372 372 Pipa Distribusi 5 GIP 300 12 12 Pipa Distribusi 6 PVC 300 3,762 3,762 Pipa Distribusi 7 DCI 250 232 530 762 Pipa Distribusi 8 DCI 200 172 172 Pipa Distribusi 9 PVC 200 4,512 4,512 Pipa Distribusi 10 ACP 200 2,122 2,122 Pipa Distribusi 11 ACP 150 3,000 3,000 Pipa Distribusi 12 GIP 200 36 36 Pipa Distribusi 13 PVC 200 4,512 4,512 Pipa Distribusi 14 GIP 150 192 156 348 Pipa Distribusi

15 PVC 150 11,090 5,500 11,035 1,532 29,157 Pipa Distribusi 16 GIP 100 76 60 84 66 286 Pipa Distribusi

17 PVC 100 22,960 14,080 16,362 10,048 4,120 1,800 69,370 Pipa Distribusi 18 GIP 75 - - - - - - Pipa Sekunder

19 PVC 75 12,199 9,550 15,067 10,890 8,212 1,500 57,418 Pipa Sekunder 20 PVC 63 3,854 - - - - 3,854 Pipa Sekunder 21 GIP 50 72 - 36 376 - 484 Pipa Sekunder

(25)

RPIJM KAB. GORONTALO Page 25 NO JENIS DIAMETER K A B U P A T E N G O R O N T A L O JUMLAH KETERANGAN

PIPA LIMBOTO BATUDAA TELAGA TIBAWA TLGHULA BOLIYOHUTO

22 PVC 50 21,234 6,980 14,048 6,677 1,800 3,800 54,539 Pipa Sekunder 23 GIP 38 - - - Pipa Tertier 24 PVC 38 210 552 762 Pipa Tertier 25 GIP 32 290 290 Pipa Tertier

26 PVC 32 - Pipa Tertier 27 PVC 25 - Pipa Tertier 28 PVC 250 500 500 29 PVC 200 218 218 30 PVC 150 420 420 J U M L A H 92,145 36,170 58,456 30,141 7,100 238,144

Sumber : PDAM Kab. Gorontalo, (Data per Juli 2009 )

Rata-rata tingkat kebocoran sebesar 35.12 % terdiri dari kebocoran fisik yakni jaringan pipa dan kebocoran non fisik yaitu pada meteran air pelanggan Untuk masing-masing unit/kecamatan sebagai berikut :

 SPC Biyonga (Limboto) : sebesar 11 %

 SPC Pilohayango (Telaga) : sebesar 54 %

 SB Isimu (Tibawa) : sebesar 41 %

 SPC Kwandang : sebesar 33 %  SPC Atinggola : sebesar 21 %  SPC Anggrek : sebesar 0 %  SPL Tolangohula : sebesar 18 %  SB Mootilango : sebesar 17 %  SB Boliyohuto : sebesar 0 %  SB Batud

(26)

RPIJM KAB. GORONTALO Page 26 Laporan Produksi Tahun 2009 NO KAPASITAS/JAM OPERASI K A B U P A T E N G O R O N T A L O JUMLAH KETERANGAN

DAN AIR PRODUKSI LIMBOTO BATUDAA TELAGA TIBAWA MOOTILNGO TOLANGOHULA

1 KAPASITAS SUMBER - Sungai l/dt 220 - 350 - - 200 770 - Sumur Boor 1/dt - - - 25 10 - 35 - Grafitasi 1/dt - 7 - - - - 7 2 KAPASITAS INTAKE - Terpasang 1/dt 60 - 60 - - 5 125 - Terpakai 1/dt 30 - 30 - - 2.5 62.5

(27)

RPIJM KAB. GORONTALO Page 27 NO

KAPASITAS/JAM OPERASI K A B U P A T E N G O R O N T A L O

JUMLAH KETERANGAN

DAN AIR PRODUKSI LIMBOTO BATUDAA TELAGA TIBAWA MOOTILNGO TOLANGOHULA

- Terpasang 1/dt - - - 20 5 - 25 - Terpakai 1/dt - - - 14 2.5 - 16.5 4 KAPASITAS DISTRIBUSI - Terpasang 1/dt 80 - 40 - - 5 125 - Terpakai 1/dt 40 - 17.5 - - 2.5 60 5 KAPASITAS GRAFITASI - Terpasang 1/dt 60 7 - - 67 - Terpakai 1/dt 30 3 - - 0.7 33.7 6 KAPASITAS INTAKE/S.B.

(28)

RPIJM KAB. GORONTALO Page 28 NO

KAPASITAS/JAM OPERASI K A B U P A T E N G O R O N T A L O

JUMLAH KETERANGAN

DAN AIR PRODUKSI LIMBOTO BATUDAA TELAGA TIBAWA MOOTILNGO TOLANGOHULA

- Terpasang 1/dt - Terpakai 1/dt 7 JAM OPERASI - Intake I / Grafitasi 720 372 207 1299 - Intake II - Sumur Boor I 358.5 403 761.5 - Sumur Boor II 338.5 338.5 - Distribusi I 228.5 211 2.8 442.3 - Distribusi II 62 202 264 - Distribusi III - Grafitasi (Taiping) 453.5 744 369 1566.5 - Genset 0 - P L N

(29)

RPIJM KAB. GORONTALO Page 29 NO

KAPASITAS/JAM OPERASI K A B U P A T E N G O R O N T A L O

JUMLAH KETERANGAN

DAN AIR PRODUKSI LIMBOTO BATUDAA TELAGA TIBAWA MOOTILNGO TOLANGOHULA

- Produksi

720 744 372 697 403 207 2399

- Distribusi 744 744 413 697 403 371.8 2272.8

(30)

RPIJM KAB. GORONTALO Page 30

Jaringan

Panjang keseluruhan Jaringan pipa terpasang di Kabupaten Gorontalo adalah : 304,503 Km yakni 50 % dari total rencana yang dibutuhkan dan berada pada 9 unit/kecamatan. Pelayananan jaringan tersebut hanya mampu melayani kebutuhan air bersih pada 16.000 KK. Dengan rincian sebagai berikut :

Limboto 92.145 Km (40 % ) Kwandang 34.741 Km (25 % ) Anggrek 8.810 Km (20 % ) Batudaa 36.170 Km (15 %) Telaga (cs) 59.664 Km (35 % ) Tibawa 30.141 Km (20 % ) Atinggola 16.200 Km (10 % ) Tolangohula 14.132 Km (15 % ) Mootilango 7.100 Km (10 % )

Sumalata 5.400 Km ( tidak beroperasi )

System Pelayanan

 Penyambungan kategori kelompok I ( hydran umum, KM/WC umum, Terminal air, tempat ibadah ) sebagai berikut :

Tabel Penyambungan Kategori Kelompok I

KELOMPOK PELANGGAN I TERPASANG NON AKTIF AKTIF

Hidran Umum Km/Wc Umum Terminal Air 163 126 35 80 57 28 83 68 7

(31)

RPIJM KAB. GORONTALO Page 31

Tempat Ibadah 56 10 46

 Penyambungan kategori kelompok II ( rumah sangat sederhana, rumah yatim piatu, yayasan social, sekolah negeri, rumah sakit pemerintah, instansi pemerintah dan hankam ) sebagai berikut :

Tabel Penyambungan Kategori Kelompok II

KELOMPOK PELANGGAN II TERPASANG NON AKTIF AKTIF

RSS

Rumah Yatim Piatu Yayasan Sosial Sekolah Negeri RS Pemerintah

Instansi Pemerintah Kec. Hankam Kecamatan 28 5 9 49 31 35 7 10 3 2 7 5 7 - 18 2 7 42 26 28 7

 Penyambungan kategori kelompok III ( terdiri dari rumah selain RSS dan mewah, niaga kecil, instansi rumah tangga, instansi pemerintah dan hankam ) sebagai berikut :

Tabel Penyambungan Kategori Kelompok III

KELOMPOK PELANGGAN III TERPASANG NON AKTIF AKTIF

Rumah selain RSS/mewah Niaga kecil

Instansi Pemerintah Kab/Kota Hankam Kab/Kota 5059 106 81 12 986 20 6 - 4073 86 75 12

(32)

RPIJM KAB. GORONTALO Page 32  Penyambungan kategori kelompok IV ( rumah mewah, industri, dan niaga besar, lembaga

pemerintah tingkat pusat, kedutaan besar/konsul ) sebagai berikut :

 Tabel Penyambungan Kategori Kelompok IV

KELOMPOK PELANGGAN IV TERPASANG NON AKTIF AKTIF

Rumah Mewah

Industri Dan Niaga Besar

4 6 - 7 4 29

 Penyambungan kategori kelompok V ( Pelabuhan Udara dan Laut ) sebagai berikut :

 Tabel Penyambungan Kategori Kelompok V

KELOMPOK PELANGGAN V TERPASANG NON AKTIF AKTIF

Pelabuhan Udara Pelabuhan Laut 1 1 - 1 1 -

(33)

RPIJM KAB. GORONTALO Page 33

Tabel

Cakupan Pelayanan SPAM Kabupaten Gorontalo

NO

NAMA KATE TAHUN JUMLAH CAKUPAN

SUMBER SISTEM

RESER KAPASITAS JUMLAH SAMB. TERPASANG TERLAYANI YANG SUDAH/

KETERANGAN

PENDUD. PELAYA - BELUM TERLAYANI

WILAYAH GORI

DI TOTAL NAN

VOAR SUM TPSG

KEL. KEL. KEL. KEL. KEL. KEL. KEL. KEL. PENDUD. CAPAI TAR REALI SISA

BANGUN (JIWA) (JIWA) AN GET SASI

(M3) BER I. A I. B II. A II. B III. A III. B III. C IV (JIWA) (%) DS/KEL. DS/KEL. DS/KEL.

1 LIMBOTO BNA 1979/1980 41,916 32,767 Sungai SPL 1,425 220 90 69 102 2,546 4 88 59 25 45,780 74 20 15 5 2 LIMBOTO BARAT 22,316 17,961 - - Dilayani Limboto 3 BATUDAA IKK 1983/1984 12,717 19,775 MA/Grafit MAG 10 7.5 7.5 30 7 360 5 2 7,352 12 12 8 4 4 BONGOMEME IKK 1983/1984 33,333 - - - 16 16 Blm Masuk PDAM 5 TELAGA BNA 1986/1987 18,556 35,128 Sungai IPA/SPC 200 400 60 60 42 861 13 25 10 36,696 58 18 16 2 6 TELAGA BIRU 24,263 16,621 - 11 7 4 Dilayani Telaga

7 TELAGA JAYA 9,326 Dilayani Telaga

8 TILANGO 11,484 Dilayani Telaga 9 TIBAWA BNA 1989/1990 34,216 18,642 SB SB 20 15 27 25 458 11 20 3 1 13,510 39 12 5 7 10 MOOTILANGO IKK 1994/1995 18,303 2,525 SB SB 10 5 6 3 28 1,620 9 10 1 9 11 BOLIYOHUTO IKK 23,493 6,310 5 8 128 2 2 4 4,518 19 11 1 10 Dilayani Mooti.

12 TOLANGOHULA IKK 1994/1995 20,667 11,040 Sungai SPL 50 150 5 6 40 2 2 1,024 5 12 1 11 13 BATUDAA PANTAI 10,511 Blm Masuk PDAM 14 PULUBALA 22,852 Blm Masuk PDAM TABONGO Blm Masuk

(34)

RPIJM KAB. GORONTALO Page 34 15 16,186 PDAM 16 BILUHU 7,511 Blm Masuk PDAM 17 ASPARAGA 11,970 Blm Masuk PDAM J U M L A H 339,620 160,769 - - 1,685 808 183 203 187 4,421 6 119 112 40 1 110,500 33 122 54 68 Sumber : PDAM Kabupaten Gorontalo

(35)

RPIJM KAB. GORONTALO Page 35

4.1.4.2 Analisis Kebutuhan

Adapun standar kebutuhan air bersih yang menjadi pedoman estimasi kebutuhan di Kabupaten Gorontalo adalah :

 Kebutuhan air bersih untuk rumah tangga adalah 60 liter/orang/hari.

 Kebutuhan air bersih untuk fasilitas pendidikan (TK, SD, SMP, SMA) adalah 10 liter/orang/hari.

 Kebutuhan air bersih untuk fasilitas kesehatan menurut jenisnya adalah rumah sakit bersalin 5000 liter/unit/hari, puskesmas 3000 liter/unit/hari, PUSTU 1500 liter/unit/hari, Balai Pengobatan 8000 liter/unit/hari, dan Apotik 30 liter/unit/hari

Kebutuhan air bersih untuk fasilitas olahraga dan rekreasi adalah balai pertemuan 1000

liter/unit/hari, gedung serbaguna 10000 liter/unit/hari, taman untuk bermain untuk 250 jiwa membutuhkan 1000 liter/unit/hari, taman untuk 2500 jiwa membutuhkan 5000 liter/unit/hari dan lapangan olahraga liter/unit/hari.

 Kebutuhan air bersih air bersih untuk fasilitas perekonomian menurut jenisnya adalah warung 250 liter/unit/hari, pertokoan 10000 liter/unit/hari dan pusat perbelanjaan 86 m3 ha/hari.

 Kebutuhan air bersih untuk fasilitas peribadatan adalah mesjid 10000 liter/unit/hari dan mushollah/langgar 2000 liter/unit/hari.

Kebutuhan air bersih untuk fasilitas pelayanan umum adalah parkir dan MCK membutuhkan

air sebanyak 1000 liter/unit/hari.

3. Analisis & Perkiraan Kebutuhan Air Bersih

Analisis perkiraan kebutuhan utilitas di Kabupaten Gorontalo pada masa akan datang akan membutuhkan beberapa instalasi pengolahan air bersih yang akan melayani seluruh kecamatan di Kabupaten Gorontalo.

Fasilitas yang akan di estimasi kebutuhan jumlah air bersihnya meliputi :

 Kebutuhan Air Bersih untuk Sarana Perumahan

 Kebutuhan Air Bersih untuk Sarana Pendidikan

 Kebutuhan Air Bersih untuk Sarana Kesehatan

 Kebutuhan Air Bersih untuk Sarana Perdagangan

(36)
(37)

RPIJM KAB. GORONTALO Page 37

4.1.4.3 Usulan Rencana Program Kegiatan

Berikut ini adalah usulan dan prioritas program dalam Penembangan Air Minum di

Kabupaten Gorontalo. Dukungan pembiayaan dari Pemerintah Pusat dan Provinsi sangat

dibutuhkan dalam meningkatkan kualitas.

PDAM Yang memperoleh pembinaan Bantuan Program Penyehatan PDAM

SPAM REGIONAL

SPAM Regional

SPAM DI KAWASAN MBR

SPAM DI KAWASAN RSH/RUSUNAWA Pembangunan SPAM Huyula + Kec Mootilango Pembangunan SPAM Bongo + Batudaa pantai

Pembangunan SPAM di Kawasan MBR Tolangohula (40 l/dt) SPAM DI KAWASAN KUMUH/NELAYAN

Pembangunan SPAM di Kawasan MBR Biyonga

Pembangunan SPAM di Kawasan MBR Huyula + Kec Mootilango

SPAM DI IBU KOTA KECAMATAN (IKK)

SPAM DI IBU KOTA KECAMATAN (IKK) Pembangunan SPAM IKK Telaga jaya Tilango Pembangunan SPAM IKK Tolangohula 30 l/dt ( I ) Pembangunan SPAM IKK Mootilango

Pembangunan SPAM IKK Ayumolingo 10 l/dt Perencanaan Pembangunan SPAM IKK Asparga Perencanaan Pembangunan SPAM IKK Batudaa Pantai Pembangunan SPAM IKK Telaga Biru 30 l/dt ( I ) Pembangunan SPAM IKK Huyula

Pengembangan Jaringan Distribusi Utama Bongomeme-Tibawa Pengembangan Jaringan Distribusi Utama Limboto-Telaga Optimalisasi IPA Pilohayanga

SPAM PERDESAAN

(38)

RPIJM KAB. GORONTALO Page 38

Pemb.SPAM Perdesaan Huidu Pemb.SPAM Perdesaan Motinelo Pemb.SPAM Perdesaan Bugudaa Pemb.SPAM Perdesaan Tualango Pemb.SPAM Perdesaan Karya Baru Pemb.SPAM Perdesaan Tamaila Pemb.SPAM Perdesaan Olobua Pemb.SPAM Perdesaan Toyidito Pemb.SPAM Perdesaan Bihe Pemb.SPAM Perdesaan Batu Layar

4.1.4.4 Aspek Kelembagaan

Kelembagaan air minum ditangani oleh PDAM berkoordinasi dengan DInas Pekerjaan Umum Kabupaten Gorontalo.

4.1.4.5 Pembiayaan APBD

(39)

RPIJM KAB. GORONTALO Page 39

KEGIATAN

TOTAL BIAYA

SUMBER PENDANAAN 2013 - 2017 (x Rp. 1.000,-)

APBN

APBD PROV

APBD

KAB/KOTA

RM

1 Pengembangan Kawasan Permukiman 22.130.000 Rp 17.630.000 Rp 1.800.000 Rp 2.700.000

2 Penataan Bangunan Dan Lingkungan 16.500.000 Rp 15.500.000 Rp - Rp 1.000.000

3 Penyehatan Lingkungan Permukiman 28.200.000 Rp 26.650.000 Rp 500.000 Rp 1.050.000 4 Air minum 128.670.700 Rp 122.834.000 Rp - Rp 5.836.700

TOTAL

195.500.700 Rp 182.614.000 Rp 2.300.000 Rp 10.586.700

(40)

Gambar

Gambar 4. 1 Standar Drainase
Gambar Distribusi Air Minum
Tabel Penyambungan Kategori Kelompok I
Tabel Penyambungan Kategori Kelompok III

Referensi

Dokumen terkait

Antarmuka halaman detail Alamat digunakan sebagai tampilan detail data alamat mahasiswa pada aplikasi sistem informasi biaya studi mahasiswa STTT-NF, pada tampilan

The most common route to take when going from San José down to Jacó is to drive via Alajuela, continue to Atenas and further down the dark green slopes of the west side of Costa

a) Peserta didik terlatih untuk mempertanggungjawabkan jawaban yang diberikan.. c) Mengembangkan dan melatih keterampilan fisik dalam berbagai bidang. d) Merencanakan

Harga sebuah hunian pada sebuah apartemen sangatlah bervariasi, selain dari yang disebutkan di atas, harga dari sebuah hunian juga tergantung pada ketinggian (hunian yang berada

Berdasarkan pantauan hotspot BMKG pada tanggal 17 September 2019 terlihat bahwa di wilayah Kabupaten Barito Utara Kalimantan Tengah hanya memiliki sedikit hotspot

Mengenal Allah melalui sifat-sifat Allah yang terkandung dalam Al- Asma al-Husna (As Salaam, Al Mukmin dan Al Latiif).. Mengenal Rosul dan

Tindakan perbaikan sebagai bentuk peningkatan berkelanjutan yang juga dilakukan oleh MA NU Banat Kudus adalah dengan meningkatkan grade pada sasaran mutu yang telah dicapai

Predictors: (Constant), Reputasi Auditor, Profitabilitas, Umur Obligasi, Likuiditas,