6.1
Kerangka Kelembagaan
Bagian ini berisikan kondisi kelembagaan di kabupaten Majalengka,
antara lain mengenai organisasi, tata laksanana, dan sumber daya
manusia. Struktur organisasi, tugas, dan fungsi masing-masing unit yang
terkait dengan pembangunan infrastruktur Bidang Cipta Karya.
6.1.1
Tugas, Fungsi, Dan Struktur Organisasi Dinas BMCK
Kabupaten Majalengka
Dalam penyelenggaraan kewenangan Pemerintah di bidang
pekerjaan umum, perumahan, dan penataan ruang, terdapat urusan yang
akan dilaksanakan daerah, dekonsentrasi dan tugas pembantuan dari
pemerintah pusat untuk kegiatan yang bersifat fisik, khususnya untuk
bidang Bina Marga, bidang Penataan Ruang, dan bidang Perumahan.
Sebagaimana telah digariskan dalam Peraturan Pemerintah Nomor 38
Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan antara Pemerintah,
Pemerintahan
Daerah
Provinsi,
dan
Pemerintahan
Daerah
Kabupaten/Kota, maka kewenangan dan tanggungjawab Pemerintah
Provinsi sebagaimana telah diatur sebagai berikut :
a.
Urusan Perumahan merupakan urusan wajib pemerintah daerah terdiri
dari sub bidang pembiayaan, perumahan formal, perumahan swadaya,
pengembangan kawasan dan pembinaan hukum, peraturan
perundang - undangan dan pertanahan, urusan wajib melekat pada
urusan dalam skala provinsi;
b.
Urusan Penataan Ruang, merupakan urusan wajib pemerintah daerah
yang terdiri dari sub bidang pengaturan, pembinaan, pembangunan
dan pengawasan, urusan wajib melekat pada urusan dalam skala
provinsi;
c.
Urusan Pekerjaan Umum, merupakan urusan wajib pemerintah daerah
yang terdiri dari bidang bina marga, cipta karya (perkotaan dan
perdesaan, air minum, air limbah, drainase, permukiman, bangunan
gedung dan lingkungan) dan jasa konstruksi.
Tugas, fungsi, dan struktur organisasi Dinas Bina Marga dan Cipta
Karya Kabupaten Majalengka tertuang dalam Peraturan Daerah Kabupaten
Majalengka Nomor 10 Tahun 2009 tentang Organisasi Perangkat Daerah
Kabupaten Majalengka.
Tugas Pokok Dinas Bina Marga dan Cipta Karya Kabupaten
Majalengka adalah
“Melaksanakan urusan pemerintahan daerah
berdasarkan azas desentralisasi dan tugas pembantuan di bidang
pekerjaan umum meliputi Bina Marga, Tata Ruang dan
Bangunan, Permukiman dan Prasarana Lingkungan, di bidang
perumahan, dan di bidang tata ruang”.
Untuk melaksanakan tugas sebagaimana diatas, Dinas Bina Marga
dan Cipta Karya Kabupaten Majalengka menyelenggarakan fungsi sebagai
berikut:
a.
Perumusan kebijakan teknis urusan bidang pekerjaan umum meliputi
bina marga, tata ruang dan bangunan, permukiman dan prasarana
lingkungan, bidang perumahan dan bidang tata ruang;
b.
Penyelenggaraan urusan pemerintahan daerah dan pelayanan umum
bidang pekerjaan umum meliputi bina marga, tata ruang dan
bangunan, permukiman dan prasarana lingkungan, bidang perumahan
dan bidang tata ruang;
c.
pembinaan dan pelaksanaan tugas bidang pekerjaan umum meliputi
bina marga, tata ruang dan bangunan, permukiman dan prasarana
lingkungan, bidang perumahan dan bidang tata ruang;
d.
pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Bupati sesuai dengan
tugas dan fungsinya.
Sedangkan susunan organisasi Dinas Bina Marga dan Cipta Karya
Kabupaten Majalengka, terdiri dari :
a.
Kepala Dinas
b.
Sekretariat, membawahkan :
1. Sub Bagian Umum;
2. Sub Bagian Keuangan;
3. Sub Bagian Perencanaan, Evaluasi, dan Pelaporan.
c.
Bidang Bina Marga, membawahkan :
1. Seksi Jalan;
2. Seksi Jembatan.
d.
Bidang Tata Ruang dan Bangunan, membawahkan :
1. Seksi Tata Ruang;
2. Seksi Seksi Bangunan dan Jasa Konstruksi.
e.
Bidang Perumahan dan Permukiman, membawahkan :
1. Seksi Perumahan;
2. Seksi Permukiman dan Prasarana Lingkungan.
f.
UPTD
g.
Kelompok Jabatan Fungsional
Bagan Struktur Organisasi Dinas Bina Marga dan Cipta Karya
Kabupaten Majalengka sebagaimana susunan organisasi dapat dilihat
sebagaimana Gambar 6.1 dibawah ini :
Gambar 6.1 : Bagan Struktur Organisasi Dinas BMCK
(Perda No. 10 Tahun 2009)
Adapun Peran Dinas Dinas Bina Marga dan Cipta Karya Kabupaten
Majalengka dalam penyelenggaraan urusan pemerintahan, meliputi :
a.
Bidang penataan ruang, pemerintah daerah berkewajiban untuk
menyusun merencanakan tata ruang skala kabupaten, serta
melakukan pemanfaatan dan pengendalian atas rencana tata ruang
yang menjadi tugas Pemerintah Kabupaten Majalengka;
b.
Bidang kebinamargaan bertanggungjawab untuk melaksanaan
pengelolaan jalan dan jembatan yang berstatus Jalan Desa, Jalan
Lingkungan, Jalan Kabupaten dan Jembatan, baik yang terkait
pemeliharaan rutin, rehabilitasi, peningkatan maupun pembangunan
dari jaringan jalan yang ada di wilayah Kabupaten Majalengka;
c.
Bidang keciptakaryaan melaksanakan tugas penyediaan infrastruktur
dasar (basic infrastructure) untuk peningkatan ekonomi lokal,
pemberdayaan masyarakat, peningkatan layanan masyarakat, dan
kelestarian lingkungan di perkotaan dan perdesaan. Ruang lingkup
pelayanan ini meliputi: (1) Permukiman, (2) Air Minum, (3) Air
Limbah, (4) Drainase, dan (5) Penataan Bangunan dan Lingkungan.
Khusus bidang Cipta Karya, pada prinsipnya hampir semua lingkup
tugas pelaksanaan pembangunan pada bidang ini merupakan
tanggungjawab
pemerintah
kabupaten/kota
sebagaimana
diamanatkan oleh Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang
Pemerintahan
Daerah,
dalam
upaya
pencapaian
sasaran
pembangunan serta Standar Pelayanan Minimum (SPM);
d.
Bidang Jasa Konstruksi, kewenangan lebih terfokus pada sub bidang
pemberdayaan dan pengawasan penyelenggaraan jasa konstruksi;
e.
Bidang Perumahan, mempunyai peran untuk memfasilitasi
pembiayaan perumahan, melakukan pembinaan perumahan formal
dan
swadaya,
mengembangkan
kawasan,
mengembangkan
kompetensi pelaku pembangunan perumahan dan peran serta
masyarakat.
6.1.2
Sumber Daya Dinas BMCK Kabupaten Majalengka
6.1.1.2 Sumber Daya Manusia
Jumlah Pegawai Dinas Bina Marga dan Cipta Karya Kabupaten
Majalengka per tanggal 1 Januari 2014 ada 236 orang, yang apabila
dikategorikan berdasarkan Golongan Ruang Kepangkatan, Pendidikan, dan
Gender sebagaimana ditunjukan dalam
Tabel 6.1, Tabel 6.2, dan Tabel
6.3
dibawah ini :
Tabel 6.1
Jumlah Pegawai Berdasarkan Golongan Ruang Kepangkatan
Golongan Jumlah SDM a b c d Jumlah IV 1 2 - - 3 III 18 49 20 8 95 II 63 44 12 6 125 I - 6 5 2 13 JUMLAH 82 101 37 16 236
Tabel 6.2
Jumlah Pegawai Berdasarkan Jenjang Pendidikan
Golongan
Jumlah Pegawai Dengan Pendidikan
S2
S1
DIV
SM SLTA SMP SD Jumlah
IV
1
2
-
-
-
-
-
3
III
5
35
-
2
53
-
-
95
II
-
-
-
3
95
11
16
125
I
-
-
-
-
-
7
6
13
JUMLAH
6
37
-
5
148
18
22
236
Tabel 6.3
Jumlah Pegawai Berdasarkan Jenis Kelamin
Golongan
Jumlah Pegawai
Laki-Laki
Perempuan
Jumlah
IV
3
-
3
III
81
14
95
II
108
17
125
I
13
-
13
6.1.3
Kinerja Pelayanan Dinas BMCK Kabupaten Majalengka
Bagian ini menunjukkan tingkat capaian kinerja Dinas Bina Marga
dan Cipta Karya Kabupaten Majalengka berdasarkan sasaran/target
Renstra OPD periode sebelumnya, menurut SPM untuk urusan wajib,
dan/atau indikator kinerja pelayanan OPD dan/atau indikator lainnya
seperti MDGs atau indikator yang telah diratifikasi oleh pemerintah.
Ada 17 indikator kinerja yang diterapkan dalam RPJMD Kabupaten
Majalengka Tahun 2009-2013, sedangkan dalam pelaksanaan yang
dituangkan dalam Renstra Dinas Dinas Bina Marga dan Cipta Karya tahun
2009-2013 terdapat 30 Indikator Kinerja, ada indikator yang berhenti
sebelum berakhirnya RPJMD 2009–2013, ada pula yang tambah, dan ada
pula yag menerus, berdasarkan kebutuhan saat itu, adapun Indikator awal
yang tertuang dalam RPJMD 2009–2013 seperti diperlihatkan pada
Tabel
6.4,
sedangkan Pencapaian Kinerja Dinas Bina Marga dan Cipta Karya
sesuai indikator perubahan diperlihatkan pada
Tabel 6.5
Tabel 6.4
Indikator Kinerja Dinas BMCK yang Tertuang Dalam RPJMD
Tahun 2009-2013
No Indikator Satuan Target
2009 2010 2011 2012 2013 1 Pembangunan, pengembangan dan penyediaan lahan untuk jalan Km 2,50 8,70 10,00 10,00 6,00
2 Pemeliharaan jalan kabupaten, kota
dan poros desa Km 116,76 173,68 178,31 172,60 177,70
3 Pemeliharaan jembatan Buah 19 27 25 25 23
4 Pengadaan aspal Drum - 2.400 1.600 1.500 1.500
No Indikator Satuan Target
2009 2010 2011 2012 2013 6 Pengadaan alat ukur dan bahan laboratorium Paket - 1 1 1 1
7 Rumah tidak layak huni Unit 360 360 630 630 630
8 Sarana air bersih perdesaan Jiwa 12.000 15.410 24.650 31.890 39.130
9 Sarana air bersih perkotaan Unit 3 7 5 4 5
10 Drainase lingkungan Km - 36,00 36,00 38,00 40,99
11 MCK KK 400 800 800 1.000 1.000
12 Jalan lingkungan Km - 150,00 145,00 149,00 155,46
13 Jalan setapak Km - 106,30 15,75 15,75 15,75
14 RDTR, RTRK, dan RTBL Paket 6 7 5 5 5
15 Pemetaan wilayah skala 1 : 1.000 Kec - 13 13 - -
16 Penyusunan DED dan dokumen teknis perencanaan Paket - 13 6 4 10
6.1.4 Tantangan Dan Peluang Pengembangan Pelayanan OPD
Selanjutnya tantangan dan peluang masing-masing bidang urusan penataan ruang, pekerjaan umum, dan perumahan diuraikan dibawah ini.
6.1.4.1 Tantangan dan Peluang Pembangunan Bidang ke Kecipta Karyaan
Tantangan Pembangunan Bidang ke Kecipta Karyaan, meliputi :
1) Meningkatkan keterpaduan penanganan drainase dari lingkungan terkecil hingga wilayah yang lebih luas dalam satu wilayah administrasi;
2) Makin meningkatnya kesadaran masyarakat terhadap aspek kesehatan akan menuntut pelayanan sanitasi sesuai dengan kriteria kesehatan dan standar teknis;
3) Memperluas akses pelayanan sanitasi dan peningkatan kualitas fasilitas sanitasi masyarakat yang akan berpengaruh terhadap kualitas kehidupan dan daya saing sebuah kota dan sebagai bagian dari jasa layanan publik dan kesehatan;
4) Mendorong dan meningkatkan keterlibatan dunia usaha (swasta) dalam pendanaan pembangunan prasarana air minum;
5) Mengembangkan kemampuan masyarakat dalam penyediaan air minum baik dalam pengolahan maupun pembiayaan penyediaan air minum;
6) Meningkatkan keandalan bangunan baik terhadap gempa maupun kebakaran melalui pemenuhan persyaratan teknis dan persyaratan administrasi/perizinan;
7) Meningkatkan kesadaran masyarakat agar dalam membangun bangunan gedung memperhatikan daya dukung lingkungan sehingga dapat meminimalkan terjadinya kekumuhan dan banjir;
8) Mendorong penerapan konsep gedung ramah lingkungan (green building) untuk mengendalikan penggunaan energi sekaligus mengurangi emisi gas dan efek rumah kaca dalam kerangka mitigasi dan adaptasi terhadap isu pemanasan global;
9) Meningkatkan pengendalian pemanfaatan ruang khususnya pemanfaatan ruang bagi permukiman;
10) Mengupayakan pengarusutamaan jender dalam proses pelaksanaan kegiatan subbidang infrastruktur permukiman, baik dari segi akses, kontrol,
6.1.4.2 Tantangan dan Peluang Pembangunan Bidang Perumahan
Tantangan pembangunan di Bidang Perumahan, meliputi :
1) Memenuhi backlog perumahan sebagai akibat dari terjadinya penambahan kebutuhan rumah akibat penambahan keluarga baru;
2) Adanya pembangunan lingkungan perumahan yang sering tidak tuntas; 3) Meningkatkan Iklim yang Kondusif dalam Pembangunan Perumahan dan
Permukiman;
4) Meningkatkan pemberdayaan masyarakat, kelembagaan dan para pelaku pembangunan perumahan dan permukiman;
5) Meningkatkan pemenuhan kebutuhan rumah yang layak huni serta meningkatkan kualitas lingkungan perumahan dan permukiman;
6) Meningkatkan pendayagunaan sumberdaya perumahan dan permukiman melalui penerapan teknologi tepat guna dalam rangka mendorong pemanfaatan bahan dan produksi bahan bangunan lokal yang murah serta konstruksi bangunan tahan gempa;
7) Mendorong pengembangan sarana dan prasarana permukiman untuk memfasilitasi interaksi sosial bagi terwujudnya komunitas yang sehat;
8) Pengembangan prinsip kemitraan dan meningkatkan peran Corporate Social Responsibility (CSR) dalam pengembangan perumahan dan permukiman bagi masyarakat.
6.1.5
Tugas, Fungsi, Dan Struktur Organisasi BPLH Kabupaten
Majalengka
Berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Majalengka Nomor 10 Tahun 2009 tentang Organisasi Perangkat Daerah Kabupaten Majalengka, Pasal 43 menyatakan Kedudukan, Tugas Pokok dan Fungsi Badan Pengelolaan Lingkungan Hidup Kabupaten Majalengka yaitu :
1. Badan Pengelolaan Lingkungan Hidup adalah unsur pendukung tugas Bupati yang dipimpin oleh seorang Kepala Badan dan berada di bawah serta bertanggungjawab kepada Bupati melalui Sekretaris Daerah.
2. Badan Pengelolaan Lingkungan Hidup mempunyai Tugas Pokok melaksanakan penyusunan dan pelaksanaan kebijakan daerah bidang lingkungan hidup.
3. Dalam melaksanakan Tugas Pokok sebagaimana dimaksud di atas, Badan Pengelolaan Lingkungan Hidup, menyelenggarakan fungsi :
a. Perumusan kebijakan teknis urusan pemerintahan daerah bidang lingkungan hidup;
b. Pemberian dukungan atas penyelenggaraan pemerintahan daerah bidang lingkungan hidup;
c. Pembinaan dan pelaksanaan tugas bidang lingkungan hidup; dan d. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Bupati sesuai dengan
tugas dan fungsinya.
Untuk penjelasan lebih terperinci tentang Tugas Pokok dan Fungsi Badan Pengelolaan Lingkungan Hidup Kabupaten Majalengka dituangkan dalam Peraturan Bupati Nomor. 9 Tahun 2011 tentang Rincian Tugas Pokok dan Fungsi Satuan Organisasi Badan Perencanaan Pembangunan Daerah, Badan Penanggulangan Bencana Daerah, dan Lembaga Teknis Daerah Kabupaten Majalengka Bab VIII.
6.1.6 Sumber Daya Manusia (SDM) BPLH Kabupaten Majalengka
Dalam melaksanakan Tugas Pokok dan Fungsi sesuai dengan Peraturan Bupati Majalengka Nomor 9 Tahun 2011 tentang Rincian Tugas Pokok dan Fungsi Satuan Organisasi Badan Perencanaan Pembangunan Daerah, Badan Penanggulangan Bencana Daerah, dan Lembaga Teknis Daerah Kabupaten Majalengka, pada Badan Pengelolaan Lingkungan Hidup Kabupaten Majalengka terdapat Sumber Daya Manusia sebanyak 221 (dua ratus dua puluh satu) orang, diantaranya :
1. Pegawai Negeri Sipil (PNS) sebanyak 94 orang. 2. Tenaga Kontrak Kerja (TKK) sebanyak 127 orang.
6.1.7 Struktur Organisasi Badan Pengelolaan Lingkungan Hidup Kabupaten Majalengka.
Gambar 6.2 : Bagan Struktur Organisasi BPLH Kabupaten Majalengka
Sekretaris Badan
Sub Bagian Umum Sub Bagian Keuangan Sub Bagian PEP
Bidang
Pengendalian Lingkungan Hidup Pengendalian Pelestarian Hidup Bidang Pengelolaan Sampah Dan Pengolahan Sampah / Limbah Bidang
Sub Bidang Pengedalian Pencemaran Dan Kerusakan lingkungan
Sub Bidang Amdal, Sarana Dan
Prasarana
Sub Bidang Pelestarian Sda Dan Keanekaragaman Hayati
Sub Bidang Penaatan Hukum Dan Kemitraan Lingkungan
Sub Bidang Pengelolaan Sampah Dan Pengolahan Sampah / Limbah
Sub Bidang Kebersihan Dan Pertamanan Kelompok Jabatan
Fungsional
Pembagian Tugas kerja sesuai Tugas Pokok dan Fungsi Badan Pengelolaan Lingkungan Hidup Kabupaten Majalengka diantaranya :
1. Kepala Badan Pengelolaan Lingkungan Hidup Kabupaten Majalengka sebanyak 1 (satu) orang.
2. Sekretaris Badan Pengelolaan Lingkungan Hidup Kabupaten Majalengka sebanyak 1 (satu) orang.
3. Bidang Pengendalian Lingkungan Hidup sebanyak 10 (sepuluh) orang. 4. Bidang Pelestarian Linglungan Hidup sebanyak 12 (dua belas) orang.
5. Bidang Kebersihan dan Pertamanan sebanyak 171 (seratus tujuh puluh satu) orang.
6. Sub Bagian Keuangan sebanyak 9 (Sembilan) orang. 7. Sub Bagian Umum sebanyak 13 (tiga belas) orang.
8. Sub Bagian Perencanaan, Evaluasi, Monitoring dan Pelaporan sebanyak 4 (empat) orang.
6.1.8 Kinerja Pelayanan Badan Pengelolaan Lingkungan Hidup Kabupaten Majalengka.
Kinerja Pelayanan Bidang Lingkungan Hidup pada Badan Pengelolaan Lingkungan Hidup Kabupaten Majalengka diantaranya :
6.1.8.1 Pelayanan Persampahan/Kebersihan
Berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Majalengka Nomor 13 Tahun 2010 tentang Retribusi Pelayanan Persampahan/Kebersihan di Kabupaten Majalengka bahwa pelayanan persampahan/kebersihan diselenggarakan berdasarkan asas tanggung jawab, asas keberlanjutan, asas manfaat, asas keadilan, asas kesadaran, asas kebersamaan, asas keselamatan, asas keamanan dan asas nilai ekonomi.
Penyelenggaraan pelayanan persampahan/kebersihan dimaksudkan sebagai salah satu upaya untuk melakukan pengendalian kegiatan pembuangan sampah yang berwawasan kelestarian lingkungan yang serasi dan seimbang.
Pelayanan persampahan/kebersihan bertujuan untuk meningkatkan kesehatan masyarakat dan kualitas lingkungan serta menjadikan sampah sebagai sumber daya.
6.7.1.1 Penyedotan Kakus
Berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Majalengka Nomor 12 Tahun 2010 tentang Retribusi Penyediaan dan/atau Penyedotan Kakus di Kabupaten Majalengka adalah Pemerintah Daerah bertugas menjamin terselenggaranya pelayanan persampahan/kebersihan yang baik dan berwawasan lingkungan.
Tugas Pemerintah Daerah dalam pelayanan penyedotan kakus adalah : a. Menumbuhkembangkan dan meningkatkan kesadaran masyarakat
dalam pengelolaan sampah;
b. Melakukan penelitian, pengembangan teknologi pengurangan dan penanganan sampah;
c. Mempasilitasi, mengembangkan dan melaksanakan upaya pengurangan, penanganan dan pemanfaatan sampah;
d. Melaksanakan pelayanan persampahan/kebersihan dan memfasilitasi penyediaan prasarana dan sarana pelayanan persampahan/kebersihan;
e. Mendorong dan mempasilitasi pengembangan manfaat hasil pengolahan sampah;
f. Mempasilitasi penerapan teknologi spsifikasi lokal yang berkembang pada masyarakat setempat untuk mengurangi dan menanggani sampah; dan
g. Melakukan koordinasi antar lembaga pemerintah, masyarakat dan dunia usaha agar terdapat keterpaduan dalam pelayanan persampahan/kebersihan dan pengelolaan sampah.
6.1.8.2 Kajian lingkungan
Lahirnya konsep pembangunan yang berwawasan lingkungan didorong oleh lahirnya kesadaran terhadap masalah-masalah lingkungan dan lahirnya hukum lingkungan sebagai konsep yang mandiri, terdorong oleh kehendak untuk menjaga, membina dan meningkatkan kemampuan lingkungan dan sumber daya alam agar dapat mendukung terlanjutkannya pembangunan. Lingkungan hidup seharusnya dikelola dengan baik agar dapat memberikan kehidupan dan kesejahteraan bagi manusia. Adapun tujuan pengelolaan lingkungan hidup adalah sebagai berikut:
a. Tercapainya keselarasan hubungan antara manusia dan lingkungan hidup sebagai tujuan membangun manusia seutuhnya.
b. Terkendalinya pemanfaatan sumber daya secara bijaksana. c. Terwujudnya manusia sebagai pembina lingkungan hidup.
d. Terlaksananya pembangunan berwawasan lingkungan untuk generasi sekarang dan mendatang.
e. Terlindunginya Negara terhadap dampak kegiatan luar wilayah negara yang menyebabkan kerusakan dan pencemaran lingkungan.
Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup dan Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup, yang selanjutnya disebut UKL-UPL, adalah pengelolaan dan pemantauan terhadap Usaha dan/atau Kegiatan yang tidak berdampak penting terhadap lingkungan hidup yang diperlukan bagi proses pengambilan keputusan tentang penyelenggaraan Usaha dan/atau Kegiatan.
6.1.8.3 Tantangan dan Peluang Pengembangan Pelayanan.
Analisis SWOT adalah metode perencanaan strategis yang digunakan untuk mengevaluasi kekuatan (strengths), kelemahan (weaknesses), peluang (opportunities), dan ancaman (threats) dalam suatu proyek atau suatu spekulasi bisnis. Keempat faktor itulah yang membentuk akronim SWOT (strengths, weaknesses, opportunities, dan threats). Proses ini melibatkan penentuan tujuan yang spesifik dari spekulasi bisnis atau proyek dan mengidentifikasi faktor internal dan eksternal yang mendukung dan yang tidak dalam mencapai tujuan tersebut. Analisis SWOT dapat diterapkan dengan cara menganalisis dan memilah berbagai hal yang mempengaruhi keempat faktornya, kemudian menerapkannya dalam gambar matrik SWOT, dimana aplikasinya adalah bagaimana kekuatan (strengths) mampu mengambil keuntungan (advantage) dari peluang (opportunities) yang ada, bagaimana cara mengatasi kelemahan (weaknesses) yang mencegah keuntungan (advantage) dari peluang (opportunities)yang ada, selanjutnya bagaimana kekuatan (strengths) mampu menghadapi ancaman (threats) yang ada, dan terakhir adalah bagaimana cara mengatasi kelemahan (weaknesses) yang mampu membuat ancaman (threats) menjadi nyata atau menciptakan sebuah ancaman baru “Wikipedia”).
Analisa SWOT diatas sangat efektiv bila dihubungkan dengan Rencana Stratejik (RENTRA) Badan Pengelolaan Lingkungan Hidup Kabupaten Majalengka
Tahun 2014-2018 dalam menentukan perencanaan Program dan Kegiatan lima tahun kedepan adalah sebagai berikut :
a. Strength/Kekuatan
Yang menjadi Strrength/Kekuatan Badan Pengelolaan Lingkungan Hidup Kabupaten Majalengka yang menanggani Bidang Lingkungan Hidup Kabupaten Majalengka yaitu :
1. Badan Pengelolaan Lingkungan Hidup Kabupaten Majalengka sebagai Lembaga Teknis Pemerintah Daerah yang mana semua kegiatan dan anggaran yang dibutuhkan diatur oleh pemerintah, baik Pemerintah Pusat, Pemerintah Provinsi dan Pemerintah Daerah Kabupaten Majalengka.
2. Kabupaten Majalengka adalah Kabupaten/Kota yang tidak terlalu luas dan kepadatan penduduknya belum terlalu padat sehingga Kondisi lingkungan hidup dapat tertanggani dengan baik.
3. Kondisi Tanah, Air dan Udara di Kabupaten Majalengka terbebas dari pencemaran.
4. Kondisi Lingkungan Visual di Kabupaten Majalengka dapat tertata rapi.
5. Kondisi Ruang Terbuka Hijau (RTH) di Kabupaten Majalengka dapat tertata proposional.
6. Kondisi hutan di Kabupaten Majalengka kondisinya masih sesuai dengan harapan sehingga Sumber Daya Alam (SDA) dan Keanekaragaman Hayati (KEHATI) terlestarikan.
7. Penduduk di Kabupaten Majalengka belum terlalu padat sehingga timbulan sampah masih dapat diatasi dan belum mencemari lingkungan sehingga Pengelolaan dan Pengolahan sampah/limbah dapat tertangani dengan baik.
8. Badan Pengelolaan Lingkungan Hidup Kabupaten Majalengka yang menanggani bidang lingkungan hidup dapat membantu dalam meningkatnya Pendapatan Asli Daerah (PAD) melalui pemungutan retribusi persampahan dan penyedotan kakus sesuai dengan Peraturan Daerah Kabupaten Majalengka Nomor 12 Tahun 2010 tentang Retribusi Penyediaan dan/atau Penyedotan Kakus di
Kabupaten Majalengka dan Peraturan Daerah Kabupaten Majalengka Nomor 13 Tahun 2010 tentang Retribusi Pelayanan Persampahan/Kebersihan di Kabupaten Majalengka.
b. Weakness/Kelemahan
Yang menjadi Weakness/Kelemahan Badan Pengelolaan Lingkungan Hidup Kabupaten Majalengka yaitu:
1. Keterbatasan Anggaran Badan Pengelolaan Lingkungan Hidup Kabupaten Majalengka untuk pembangunan infrastruktur lingkungan hidup terbilang masih terbatas dikarenakan Pendapatan Asli Daerah Kabukpaten Majalengka terbilang kecil.
2. Kurangnya pembangunan Infrastruktur dan kurangnya Sarana Prasarana Lingkungan Hidup dikarenakan keterbatasan anggaran yang diberikan kepada Badan Pengelolaan Lingkungan Hidup Kabupaten Majalengka.
3. Kualitas dan Kuantitas Sumber Daya Manusia (SDM) pada Badan Pengelolaan Lingkungan Hidup Kabupaten Majalengka masih kurang dibandingkan dengan luas wilayah Kabupaten Majalengka.
4. Masyarakat Kabupaten Majalengka masih kurang sadar akan lingkungan hidup dan perlu dilaksanakan sosialisasi tentang pentingnya menjaga lingkungan hidup.
5. Penanganan lingkungan hidup belum sampai ke pelosok wilayah Kabupaten Majalengka dikarenakan sarana dan prasarana penunjang belum memadai dan kondisi geografis yang jauh dari pusat kota. 6. Penaatan Hukum Lingkungan Hidup di Kabupaten Majalengka belum
berjalan dengan baik.
7. Ijin lingkungan belum berjalan dengan baik dan masih banyak dunia usaha belum memiliki ijin lingkungan baik AMDAL,UKL,UPL maupun SPPL.
c. Opportunity/Peluang
Yang menjadi Opportunity/Peluang Badan Pengelolaan Lingkungan Hidup Kabupaten Majalengka yaitu:
1. Untuk meningkatkan pendapatan asli daerah (PAD) Kabupaten Majalengka dan mengurangi tingkat pencemaran lingkungan maka
Badan pengelolaan Lingkungan Hidup Kabupaten Majalengka harus bekerjasama dengan pihak lain dalam pengelolaan dan Pengolahan Sampah/Limbah supaya pemanfaatan sampah/limbah bernilai ekonomis.
2. Dukungan program, kegiatan dan anggaran dari Pemerintah Pusat, Pemerintah Provinsi dan Pemerintah Daerah Kabupaten Majalengka menjadi salah satu peluang untuk meningkatkan pengendalian pencemaran lingkungan dan pembangunan infrastruktur yang lebih baik.
3. Masyarakat, dunia usaha, instansi vertical dan instansi lainnya sama-sama menjaga lingkungan sesuai kewenangannya sehingga tercipta Kabupaten Majalengka yang Bersih, Indah, Sejuk dan Asri sesuai dengan Visi Badan Pengelolaan Lingkungan Hidup Kabupaten Majalengka yaitu BPLH BISA.
d. Threat/Ancaman
Yang menjadi Threat/Ancaman pada Badan Pengelolaan Lingkungan Hidup yaitu :
1. Masyarakat, dunia usaha dan aparatur sudah tidak sadar akan menjaga lingkungan hidup yang dapat mengakibatkan terjadi pencemaran dan perusakan lingkungan hidup di Kabupaten Majalengka.
2. Pemerintah, Pemerintah Provinsi dan Pemerintah daerah kurang mendukung dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsi Badan Pengelolaan Lingkungan Hidup Kabupaten Majalengka.
3. Pembangunan di Kabupaten Majalengka yang terus-menerus tanpa memperdulikan lingkungan hidup.
6.1.9 Analisis kebutuhan SDM dibandingkan dengan kondisi eksisting
Analisis Kebutuhan SDM di Dinas Bina Marga dan Cipta Karya (BMCK) Kabupaten Majalengka dan BPLH Kabupaten Majalengka Bidang Cipta Karya adalah sebagai berikut :
1. Jumlah SDM di Bidang Perumahan dan Permukiman :
Tenaga Teknis S1 Teknik Lingkungan sebanyak 2 (dua) orang, terdiri dari Kasie Perumahan dan Staff;
Tenaga Teknis S1 Teknik Sipil sebanyak 4 (empat) orang terdiri dari Kabid Perumahan dan Permukiman, Kasie Permukiman dan 2 orang Staff.
Berdasarkan jumlah tenaga teknis yang ada di Bidang Perumahan dan Permukiman, tenaga teknis saat ini dibantu oleh Tenaga Kontrak yang dominasi oleh lulusan STM. Secara akademis tenaga teknis S1 Teknik Sipil dan S1 Teknik Lingkungan yang mendukung pada tupoksi Bidang Perumahan dan Permukiman (Keciptakaryaan) masih sangat kurang sehingga perlu adanya penambahan tenaga teknis Bidang Cipta Karya.
2. Jumlah SDM di Bidang Bidang Kebersihan dan Pertamanan sebanyak 202 (dua ratus dua) orang terdiri dari :
Kepala Bidang dan 2 Kepala Seksi;
60 orang PNS dan 142 Tenaga Kerja Harian (TKH);
Rincian berdasarkan tingkat pendidikan S1 sebanyak 27 orang, SMA sebanyak 75 orang, SMP sebanyak 80 orang dan SD sebanyak 80 orang;
Sarjana S1 di dominasi oleh Sarjana Ekonomi, Sosial dan Komunikasi, dalam pekerjaan teknis dilapangan diperlukan S1 Teknik Lingkungan dan S1 Teknik Sipil yang mendukung pada tupoksi Bidang Kebersihan dan Pertamanan, sementara saat ini tidak terdapat pada Bidang Kebersihan dan Pertamanan; Di Bidang Kebersihan dan Pertamanan sangat diperlukan
tenaga teknis seperti S1 Teknik Lingkungan dan S1 Teknik Sipil.
6.2
Kerangka Regulasi
Tabel 6.5
Matriks Kebutuhan Regulasi
No Arah Regulasi dan/atau kebutuhan regulasi Urgensi Pembentukan berdasarkan Evaluasi Regulasi Eksisting, Kajian dan
Penelitian
Substansi Arahan
Regulasi Unit Penanggung Jawab Unit Terkait Institusi Target
1 SK Kumuh Berdasarkan hasil pemutakhiran
data kawasan permukiman
kumuh yang dilakukan di
Kabupaten Majalengka pada
bulan Oktober - November 2014
tergambar bahwa kawasan
permukiman kumuh berada di 8
Kecamatan Kabupaten
Majalengka dengan jumlah 21 kawasan kumuh seluas 83,91 Ha.
Penataan Kawasan dan peningkatan kwalitas pelayanan prasarana bidang ke Cipta Karyaan dan Program Rutilahu. Bappeda Kabupaten
Majalengka Dinas BMCK Kabupaten Majalengka
2015
2 Perda Air Minum RISPAM sudah disusun tahun
2013, Jaksatrada SPAM disusun Tahun 2016, Perda mengenai pengolaaan air minum belum disusun. Penyelenggaraan pelayanan air minum kepada masyarakat khususnya di wilayah Kabupaten Majalengka Dinas BMCK, PDAM Kabupaten Majalengka Dinas BMCK, PDAM Kabupaten Majalengka 2017 3 Perda Persampahan dan Masterplan
Sudah ditetapkan Perda 12/2010 tentang Retribusi Penyediaan
dan/atau penyedotan kakus,
Cakupan pelayanan persampahan dan air limbah di Dinas BMCK, BPLH Kabupaten Majalengka Dinas BMCK, BPLH Kabupaten Majalengka 2017
No Arah Regulasi dan/atau kebutuhan regulasi Urgensi Pembentukan berdasarkan Evaluasi Regulasi Eksisting, Kajian dan
Penelitian
Substansi Arahan
Regulasi Unit Penanggung Jawab Unit Terkait Institusi Target
Perda Rencana
Induk Air Limbah Perda 13/2010 tentang Retribusi Pelayanan Persampahan/
Kebersihan tetapi masih
diperlukan Peraturan Bupati (Perbup) yang mengatur masalah tarif/penyesuaian tarif retribusi sampah, perda yang sudah ada perlu ditinjau per 4 tahun sekali.
Kabupaten Majalengka. 4 Raperda Bangunan Gedung (Prolegda Triwulan IV Pembahasan dengan Dewan)
Keperluan IMB, Keluarnya SLFG (Serifikat Layak Fungsi Gedung) , Readyness Criteria terhadap usulan cipta karya sumber dana APBN dan APBD Provinsi.
Pemanfaatan dan Pengendalian Bangunan Gedung. Dinas BMCK Kabupaten Majalengka Dinas BMCK Kabupaten Majalengka 2016