Pranata Pembangunan
Pertemuan 1
Pentingnya
Tangga
kebakaran
Tujuan Instruksional Khusus
•
Mahasiswa
dapat
mengkritisi
issue
‐
issue
yang
terkait
dengan
perangkat
keselamatan
bangunan
berdasarkan
peraturan
yang
terkait
•
Persyaratan
keamanan
bangunan
•
Antara
keamanan
dan
kerawanan
•
Elaborasi
peraturan
• Tangga adalah suatu tempat untuk menghubungkan ruangan bawah dengan ruangan di atasnya. Selain untuk
menghubungkan ruangan‐ruangan tersebut, tangga berfungsi juga sebagai tempat untuk melarikan diri dari gangguan kebakaran.
Tangga kebakaran mempunyai beberapa persyaratan, yaitu :
a. tangga terbuat dari konstruksi beton atau baja yang mempunyai ketahanan kebakaran selama 2 jam.
b. tangga dipisahkan dari ruangan‐ruangan lain dengan dinding beton yang tebalnya minimum 15 cm atau tebal tembok 30 cm yang mempunyai ketahanan kebakaran selama 2 jam.
c. bahan‐bahan finishing, seperti lantai dari bahan yang tidak mudah terbakar dan tidak licin. d. pintu tangga terbuat dari bahan yang tahan kebakar (pintu tahan api)
e. pintu paling atas membuka ke arah luar (atap bangunan) dan semua pintu lainnya membuka ke arah ruangan tangga, kecuali pintu paling bawah membuka ke luar dan langsung berhubungan dengan ruangan luar.
f. supaya asap kebakaran tidak masuk ke dalam ruangan tangga, maka di depan tangga dipasang exhaust fan, sedangkan pada ruangan tangga dipasang pressure fan yang berfungsi menekan atau memberi tekanan di dalam ruangan tangga yang lebih besar daripada tekanan pada ruangan luar. Pada gedung yang menjadi objek pengamatan kami exhaust fan dan pressure fan dapat kita lihat pada gambar potongan gedung.
g. di dalam dan di depan tangga diberi alat penerangan sebagai petunjuk arah ke tangga dengan daya otomatis/emergency.
• LEBAR TANGGA
Lebar tangga yang disyaratkan harus:
a. bebas halangan, seperti pegangan rambat (handrail), bagian dari pagar tangga (balustrade), dan sejenisnya; dan
b. lebar bebas halangan, kecuali untuk list langit‐langit, sampai ketinggian
tidak kurang dari 2 m, vertikal di atas garis sepanjang bagian yang menonjol dari injakan tangga atau lantai bordes.
•
Persyaratan
Umum
Tangga
Kebakaran
dan
Pintu
Keluar
•
•
Fungsi
sistem
pintu
keluar
(
‘egress’
)
baik
berupa
tangga
kebakaran
maupun
pintu
darurat
dimaksudkan
untuk
memberikan
akses
bagi
penghuni/pengguna
bangunan
untuk
dapat
menuju
tempat
yang
aman
dengan
selamat.
Tempat
yang
paling
aman
adalah
ruang
terbuka
yang
besar
pada
elevasi
permukaan
tanah.
Untuk
penghuni/pengguna
pada
lantai
atas
suatu
bangunan
tinggi,
untuk
orang
penyandang
cacat/tuna
daksa
atau
orang
sakit
dan
orang
lanjut
usia,
maka
tempat
yang
aman
adalah
suatu
ruangan
di
dalam
bangunan
itu
yang
dapat
menahan
bahaya
api
untuk
jangka
waktu
tertentu.
Dindingnya
harus
dapat
menahan
api
sekurang
‐
kurangnya
selama
2
jam,
dan
pintu
darurat
yang
digunakan
harus
dapat
menahan
api
sekurang
‐
kurangnya
selama
1,5
jam.
•
•
Peraturan
tentang
tangga
kebakaran
dan
pintu
darurat
berbeda
antara
satu
daerah
(negara)
dengan
wilayah
lainnya,
namun
pendekatan
bagi
sistem
pintu
keluar
pada
dasarnya
sama,
yaitu
memberi
kemudahan
bagi
penghuni/
pengguna
bangunan
untuk
dapat
selamat
keluar
dari
bangunan
yang
terkena
musibah/bencana.
•
Komponen Penentuan Lebar Pintu Keluar
--- Jenis Bangunan Beban Okupansi Lebar (mm per orang) (m2/orang) Pintu/Koridor Tangga/Ramp
--- Pertemuan dengan kursi sejumlah kursi 9,2 9,2 Pertemuan 0,75 9,2 9,2 Pertemuan (bentuk Arena) 0,60 9,2 9,2 Pertemuan (Terbuka) 0,40 berdiri 1,8 2,4 0,60 duduk
Institusi (Tertutup) 11,6 18,4 18,4 Rumah Sakit 10,0 18,4 18,4 Hunian 4,6 9,2 9,2 Perkantoran 9,3 umum 9,2 9,2 4,6 pribadi
Komersial 3,7 basemen 9,2 9,2 5,6 lantai lain
•
Jadi,
untuk
menetukan
secara
tepat
lebar
koridor,
jumlah
dan
lebar
pintu
keluar
dan
tangga,
maka
:
•
•
Tentukan
jenis
bangunan
•
Dengan
menggunakan
Tabel
di
atas.,
diperoleh
beban
okupansi
dan
lebar
per
orang.
•
Tentukan
ada
berapa
zona
pintu
ke
luar
yang
disediakan
•
Bagi
luasan
lantai
dengan
jumlah
zona
pintu
keluar
•
Gunakan
Diagram
pada
Gambar
4.15,
di
mana
nilai
butir
‘d’
dicari
pada
sumbu
Y
diagram.
•
Tarik
garis
horizontal
dari
titik
di
sumbu
Y
hingga
berpotongan
dengan
garis
miring
(
‘lebar
per
orang’)
tertentu.
•
Tarik
garis
vertikal
ke
bawah,
sehingga
memotong
daftar
yang
ada
di
bawah
diagram.
•
Jumlah
Tangga
dan
Lebar
Tangga
Kebakaran
•
•
Pada
bangunan
bertingkat
yang
digunakan
untuk
kepentingan
umum,
maka
jumlah
tangga
yang
perlu
disediakan
minimal
dua
buah
untuk
sirkulasi
manusia,
dengan
lebar
minimal
1,20
meter.
Untuk
bangunan
dengan
ketinggian
kurang
dari
8
lantai
(< 25
meter),
tangga
sirkulasi
dapat
dipergunakan
sebagai
tangga
kebakaran,
sedang
untuk
bangunan
di
atas
delapan
lantai
(>
25
meter)
perlu
dilengkapi
dengan
tangga
kebakaran
dan
persyaratan
evaluasi
darurat
lainnya.
•
•
Untuk
dapat
menentukan
jumlah
dan
lebar
tangga
darurat
perlu
ditentukan
jenis
fungsi
bangunan,
sehingga
dapat
ditentukan
perkiraan
penggunaan
per
m
2
per
orang
dan
leber
per
mm
per
•
Jarak
antar
pintu
yang
disyaratkan
dapat
dilihat
pada
Gambar
berikut,
dengan
jarak
maksimum
30
meter
(untuk
bangunan
tanpa
sprinkler)
dan
45
meter
(untuk
bangunan
dengan
sprinkler).
Adapun
lebar
pintu
keluar
minimum
adalah
80
cm,
sedang
lebar
tangga
kebakaran
dan
koridor
minimum
120
cm.
•
Pintu
pada
tangga
kebakaran
hanya
terbuka
ke
arah
dalam
tangga,
kecuali
pintu
di
lantai
dasar,
pintu
hanya
terbuka
ke
arah
luar.
Jika
bangunan
mempunyai
basement,
maka
tangga
turun
dari
lantai
1
dan
tangga
naik
dari
basemen
harus
disekat,
agar
orang
yang
ingin
Referensi
•
Pedoman
Detail
Teknis
Ketatakotaan
tentang
Bangunan
Tunggal,
Dinas
Tata
Kota
DKI
•
Perda
DKI
No.7
tahun
1991
tentang
Bangunan