• Tidak ada hasil yang ditemukan

9 apbd penyusunan dan penetapan1

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "9 apbd penyusunan dan penetapan1"

Copied!
93
0
0

Teks penuh

(1)

ANGGARAN SEKTOR PUBLIIK (AnSP)

Bandi, Dr., M.Si., Ak., CA.

(2)

Proses Penyusunan

dan Penetapan

Anggaran

Pendapatan dan

Belanja Daerah

(APBD)

Copyright © 2016

bandi.staff.fe.uns.ac.id.

Se

si

9

Se

si

(3)

Learning Objectives

Tujuan Pembelajaran pada sesi ini adalah sebagai

berikut.

1. Memahamkan Dasar Hukum, Perencanaan dan Penganggaran APBD 2. Memahamkan Pengertian dan Fungsi Anggaran

3. Memahamkan Pendekatan dalam Penyusunan Anggaran 4. Memahamkan Proses Penyusunan dan Penetapan APBD 5. Memahamkan Struktur (Format) APBD,

6. Memahamkan Struktur Anggaran PPKD, SKPD 7. Menelusur sumber acuan

3

Bandi.staff.fe.uns.ac.id

SIKLUS APBN & ASUMSI DASAR EKONOMI

3

Anggaran Sektor Publik (AnSP)

(4)

Learning Objectives

1. Memahamkan Dasar Hukum, Perencanaan dan Penganggaran APBD

Bandi.staff.fe.uns.ac.id

TATA URUTAN PERUNDANGAN

TATA URUTAN PERUNDANGAN

4

Anggaran Sektor Publik (AnSP)

Bandi, Dr., M.Si., Ak., CA.

UUD

TAP MPR

PERATURAN/ KEPUTUSAN PRESIDEN

PERATURAN DAERAH

KEPUTUSAN KEPALA DAERAH

UU

PERPU

(5)

ALUR PERENCANAAN DAN PENGANGGARAN

ALUR PERENCANAAN DAN PENGANGGARAN

RPJM

Diserasikan melalui Musrenbang

Planning

Anggaran Sektor Publik (AnSP)

Bandi, Dr., M.Si., Ak., CA.

Learning Objectives

5 Bandi.staff.fe.uns.ac.id

(6)

DPR Presiden Menkeau Men/ K- L Gubernur Wal/ Bup

PEENGANGGARAN PUSAT DAN DAERAH

Kekuasaan

APBN APBD APBD

Diserahkan

(7)

PERDA/QANUN

(8)

APBD KU

FKPD

Prioritas & Plafon Anggaran

RKA

POKOK2 PIKIRAN

Penjabaran APBD

RAPBD

DPA SKPD

RPJMD RKPD

RKA SKPD

RKA SKPD : Rencana Kerja dan Anggaran Satuan Kerja Perangkat Daerah

DPA SKPD : Dokumen Pelaksanaan Anggaran Satuan Kerja Perangkat Daerah

(9)

NO JENIS KEGIATAN WAKTU

1 Pelaksanaan Musrenbangda Tahunan dalam Rangka Penyusunan RKPD s/d Maret

2 Penyusunan Kebijakan Umum APBD Maret s.d Medio Juni

3 Penyampaian Kebijakan Umum APBD kpd DPRD Medio Juni

4 Pembahasan Kebijakan Umum APBD, PPAS dgn DPRD

Periode Medio Juni s.d Minggu I Oktober 5 Penyusunan RKA SKPD

6 Pembahasan RKA SKPD dgn DPRD

7 Penyampaian dan Evaluasi RKA SKPD oleh Tim Anggaran Eksekutif Daerah

8 Penyusunan Raperda APBD & Raper KDH ttg Penjabaran APBD & Dok. Pendukung

9 Penyebarluasan Raperda ttg APBD kpd masyarakat

10 Pengajuan Raperda tentang APBD kpd DPRD disertai Penjelasan & Dok. Pendukung

Minggu I, Oktober

11 Pembahasan Raperda APBD & persetujuan bersama DPRD

Mg I – IV November 12 Penyusunan Raper KDH ttg Penjabaran APBD dan Rancangan DPA SKPD

13 Penyampaian Raperda APBD & Raper KDH ttg Penjabaran APBD u/ dievaluasi (3 hari)

14 Evaluasi Raperda APBD dan Raper KDH tentang Penjabaran APBD (15 hari)

15 Penyempurnaan hasil evaluasi (7 hari)

16 Pengesahan Raperda APBD Minggu IV Desember

(10)

Pembahasan & Kesepakaan KUA antara KDH dgn DPRD (Juni)

Pembahasan dan Kesepakatan PPAS antara KDH dgn DPRD

(Juni)

Penyusunan RKA-SKPD & RAPBD (Juli-September)

Pembahasan dan persetujuan Rancangan

APBD dgn DPRD Oktober-November)

Penetapan Perda APBD (Desember)

SKPD Kab/Kota (Maret)

SKEDUL PERENCANAAN & PENGANGGARAN

Penyusunan DPA SKPD Desember) Januari thn berikutnya

Evaluasi Rancangan Perda APBD

(11)

Learning Objectives

Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD)

adalah rencana keuangan tahunan pemerintahan daerah

yang dibahas dan disetujui bersama oleh pemerintah daerah

dan DPRD, dan

ditetapkan dengan peraturan daerah.

APBD merupakan instrumen penting

bagi pemerintah dalam rangka mewujudkan pelayanan dan

peningkatan kesejahteraan masyarakat untuk tercapainya

tujuan bernegara

2. Memahamkan pengertian dan fungsi Anggaran

Bandi.staff.fe.uns.ac.id

PENGERTIAN ANGGARAN

PENGERTIAN ANGGARAN

11

Anggaran Sektor Publik (AnSP)

(12)

Learning Objectives

APBD memiliki fungsi:

a. Fungsi otorisasi

b. Fungsi Perencanaan

c. Fungsi Pengawasan

d. Fungsi Alokasi

e. Fungsi Distribusi

f. Fungsi Stabilisasi

Bandi.staff.fe.uns.ac.id

FUNGSI ANGGARAN

FUNGSI ANGGARAN

12

Anggaran Sektor Publik (AnSP)

(13)

Learning Objectives

APBD memiliki fungsi:

a. Fungsi otorisasi

Fungsi otorisasi mengandung arti bahwa anggaran

menjadi dasar untuk melaksanakan pendapatan dan

belanja pada tahun yang bersangkutan.

Bandi.staff.fe.uns.ac.id

FUNGSI ANGGARAN

FUNGSI ANGGARAN

13

Anggaran Sektor Publik (AnSP)

(14)

Learning Objectives

APBD memiliki fungsi:

b. Fungsi Perencanaan

• Fungsi perencanaan mengandung arti bahwa anggaran

menjadi pedoman bagi manajemen dalam merencanakan kegiatan pada tahun yang bersangkutan.

Bandi.staff.fe.uns.ac.id

FUNGSI ANGGARAN

FUNGSI ANGGARAN

14

Anggaran Sektor Publik (AnSP)

(15)

Learning Objectives

APBD memiliki fungsi:

c. Fungsi Pengawasan

• Fungsi pengawasan mengandung arti bahwa anggaran

menjadi pedoman untuk menilai apakah kegiatan

penyelenggaraan pemerintahan negara sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan.

Bandi.staff.fe.uns.ac.id

FUNGSI ANGGARAN

FUNGSI ANGGARAN

15

Anggaran Sektor Publik (AnSP)

(16)

Learning Objectives

APBD memiliki fungsi:

d. Fungsi Alokasi

• Fungsi alokasi mengandung arti bahwa anggaran harus

diarahkan untuk mengurangi pengangguran dan pemborosan sumber daya, serta meningkatkan efisiensi dan efektivitas

perekonomian.

Bandi.staff.fe.uns.ac.id

FUNGSI ANGGARAN

FUNGSI ANGGARAN

16

Anggaran Sektor Publik (AnSP)

(17)

Learning Objectives

APBD memiliki fungsi:

e. Fungsi Distribusi

• Fungsi distribusi mengandung arti bahwa kebijakan anggaran harus

memperhatikan rasa keadilan dan kepatutan.

Bandi.staff.fe.uns.ac.id

FUNGSI ANGGARAN

FUNGSI ANGGARAN

17

Anggaran Sektor Publik (AnSP)

(18)

Learning Objectives

APBD memiliki fungsi:

f. Fungsi Stabilisasi

• Fungsi stabilisasi mengandung arti bahwa anggaran

pemerintah menjadi alat untuk memelihara dan mengupayakan keseimbangan fundamental perekonomian.

2. Memahamkan fungsi APBD

Bandi.staff.fe.uns.ac.id

FUNGSI ANGGARAN

FUNGSI ANGGARAN

18

Anggaran Sektor Publik (AnSP)

(19)

Learning Objectives

UU 17/ 2003 --penganggaran tiga pendekatan

.

a. Pendekatan Penganggaran Terpadu

b. Pendekatan Penganggaran Berbasis Kinerja.

c. Pendekatan Penganggaran dengan Perspektif Jangka

Menengah.

Bandi.staff.fe.uns.ac.id

PENDEKATAN PENGANGAGGARAN DAERAH

PENDEKATAN PENGANGAGGARAN DAERAH

19

Anggaran Sektor Publik (AnSP)

Bandi, Dr., M.Si., Ak., CA. 3. Memahamkan Pendekatan dalam

(20)

Learning Objectives

UU 17/ 2003 --penganggaran tiga pendekatan

.

a. Pendekatan Penganggaran Terpadu

b. Pendekatan Penganggaran Berbasis Kinerja.

c. Pendekatan Penganggaran dengan Perspektif Jangka

Menengah.

Bandi.staff.fe.uns.ac.id

PENDEKATAN PENGANGAGGARAN DAERAH

PENDEKATAN PENGANGAGGARAN DAERAH

20

Anggaran Sektor Publik (AnSP)

Bandi, Dr., M.Si., Ak., CA. 3. Memahamkan Pendekatan dalam

(21)

Learning Objectives

UU 17/ 2003 --penganggaran tiga pendekatan

.

a. Pendekatan Penganggaran Terpadu

• dilakukan dengan mengintegrasikan proses perencanaan dan

penganggaran di lingkungan SKPD untuk menghasilkan dokumen rencana kerja, dengan tidak ada lagi dikotomi antara anggaran belanja rutin dan anggaran belanja pembangunan.

• menjadi lebih terarah karena dikaitkan langsung dengan

perencanaan program/kegiatan.

Bandi.staff.fe.uns.ac.id

PENDEKATAN PENGANGAGGARAN DAERAH

PENDEKATAN PENGANGAGGARAN DAERAH

21

Anggaran Sektor Publik (AnSP)

Bandi, Dr., M.Si., Ak., CA. 3. Memahamkan Pendekatan dalam

(22)

Learning Objectives

UU 17/ 2003 --penganggaran tiga pendekatan

.

a. Pendekatan Penganggaran Terpadu

• Dalam menghitung biaya input dan menaksir kinerja program

sangat penting untuk melihat secara bersama-sama biaya secara keseluruhan, baik yang bersifat investasi maupun biaya yang bersifat operasional.

• Memadukan (unifying) anggaran sangat penting untuk memastikan

bahwa investasi dan biaya operasional yang berulang (recurrent)

dipertimbangkan secara simultan pada saat-saat pengambilan keputusan dalam siklus penganggaran.

Bandi.staff.fe.uns.ac.id

PENDEKATAN PENGANGAGGARAN DAERAH

PENDEKATAN PENGANGAGGARAN DAERAH

22

Anggaran Sektor Publik (AnSP)

Bandi, Dr., M.Si., Ak., CA. 3. Memahamkan Pendekatan dalam

(23)

Learning Objectives

UU 17/ 2003 --penganggaran tiga pendekatan

.

b. Pendekatan Penganggaran Berbasis Kinerja.

• Penyusunan anggaran berorientasi pada pencapaian keluaran

dan hasil yang terukur (kinerja).

• dalam merealisasikan anggaran harus memperhatikan prinsip

efisiensi dan efektivitas.

• Efisien diukur dengan membandingkan antara input (misalnya dana)

yang digunakan dengan keluaran (output) yang diperoleh.

• efektivitas diukur dengan menilai apakah keluaran dapat

berfungsi sebagaimana diharapkan sehingga mendatangkan hasil (outcome) yang diinginkan

Bandi.staff.fe.uns.ac.id

PENDEKATAN PENGANGAGGARAN DAERAH

PENDEKATAN PENGANGAGGARAN DAERAH

23

Anggaran Sektor Publik (AnSP)

Bandi, Dr., M.Si., Ak., CA. 3. Memahamkan Pendekatan dalam

(24)

Learning Objectives

UU 17/ 2003 --penganggaran tiga pendekatan

.

b. Pendekatan Penganggaran Berbasis Kinerja.

• anggaran berbasis kinerja, tujuan dan indikator kinerja dari suatu

program/kegiatan harus ditentukan dengan jelas dan terukur untuk mendukung perbaikan efisiensi dan efektivitas dalam pemanfaatan sumber daya dan memperkuat proses pengambilan keputusan tentang kebijakan dalam kerangka jangka menengah

Bandi.staff.fe.uns.ac.id

PENDEKATAN PENGANGAGGARAN DAERAH

PENDEKATAN PENGANGAGGARAN DAERAH

24

Anggaran Sektor Publik (AnSP)

Bandi, Dr., M.Si., Ak., CA. 3. Memahamkan Pendekatan dalam

(25)

Learning Objectives

c. Pendekatan Penganggaran dengan Perspektif Jangka

Menengah.

• dengan perspektif jangka menengah memberikan kerangka

yang menyeluruh,

• meningkatkan keterkaitan antara proses perencanaan dan

penganggaran,

• mengembangkan disiplin fiskal,

• mengarahkan alokasi sumber daya agar lebih rasional dan strategis,

dan

• meningkatkan kepercayaan masyarakat kepada Pemerintah dengan

pemberian pelayanan yang optimal dan lebih efisien

Bandi.staff.fe.uns.ac.id

PENDEKATAN PENGANGAGGARAN DAERAH

PENDEKATAN PENGANGAGGARAN DAERAH

25

Anggaran Sektor Publik (AnSP)

Bandi, Dr., M.Si., Ak., CA. 3. Memahamkan Pendekatan dalam

(26)

Learning Objectives

c. Pendekatan Penganggaran dengan Perspektif Jangka

Menengah.

• Dengan proyeksi jangka menengah, dapat dikurangi ketidakpastian di

masa yang akan datang dalam penyediaan dana untuk membiayai pelaksanaan berbagai inisiatif kebijakan baru dalam penganggaran tahunan tetap dimungkinkan, tetapi pada saat yang sama

harus pula dihitung implikasi kebijakan baru tersebut dalam konteks keberlanjutan fiskal dalam jangka menengah (medium term fiskal sustainability).

Bandi.staff.fe.uns.ac.id

PENDEKATAN PENGANGAGGARAN DAERAH

PENDEKATAN PENGANGAGGARAN DAERAH

26

Anggaran Sektor Publik (AnSP)

Bandi, Dr., M.Si., Ak., CA. 3. Memahamkan Pendekatan dalam

(27)

Learning Objectives

c. Pendekatan Penganggaran dengan Perspektif Jangka

Menengah.

• Cara ini juga memberikan peluang kepada SKPD dan PPKD untuk

melakukan analisis apakah perlu melakukan perubahan terhadap kebijakan yang ada, termasuk menghentikan program- program yang tidak efektif, agar kebijakan-kebijakan baru dapat

diakomodasikan.

• Dengan memusatkan perhatian pada kebijakan-kebijakan yang dapat

dibiayai, diharapkan dapat tercapainya disiplin fiskal, yang merupakan kunci bagi tingkat kepastian ketersediaan sumber daya untuk

membiayai kebijakan-kebijakan prioritas.

Bandi.staff.fe.uns.ac.id

PENDEKATAN PENGANGAGGARAN DAERAH

PENDEKATAN PENGANGAGGARAN DAERAH

27

Anggaran Sektor Publik (AnSP)

Bandi, Dr., M.Si., Ak., CA. 3. Memahamkan Pendekatan dalam

(28)

Learning Objectives

c. Pendekatan Penganggaran dengan Perspektif Jangka

Menengah.

• Sebagai konsekuensi dari menempuh proses penganggaran

dengan perspektif jangka menengah secara disiplin, manajemen mendapatkan imbalan dalam bentuk keleluasaan pada tahap implementasi dalam kerangka kinerja yang dijaga dengan ketat

3. Memahamkan Pendekatan dalam Penyusunan Anggaran

Bandi.staff.fe.uns.ac.id

PENDEKATAN PENGANGAGGARAN DAERAH

PENDEKATAN PENGANGAGGARAN DAERAH

28

Anggaran Sektor Publik (AnSP)

(29)

SINKRONISASI PENYUSUNAN RANCANGAN APBD & APBN (UU 17/2003, UU 25/2004 UU 32/2004, UU 33/2004)

SINKRONISASI PENYUSUNAN RANCANGAN APBD & APBN (UU 17/2003, UU 25/2004 UU 32/2004, UU 33/2004)

RPJMD

1 tahun 1 tahun

RKP RPJM

NOTA KESEPAKATAN PIMPINAN DPRD DGN KDH

1 tahun 1 tahun 5 tahun

(30)

Learning Objectives

Sejak era otonomi daerah, pemda telah menjalani dua

periode implementasi peraturan pengelolaan keuangan daerah,

yaitu:

a. Periode PP 105/2000 dan Kepmendagri 29/2002 (periode

sebelum keluarnya paket Undang-Undang di bidang

Keuangan Negara);

b. Periode PP 58/2005 dan Permendagri 13/2006 jo.

Permendagri 59/2007

4. Memahamkan Proses Penyusunan dan Penetapan APBD

Bandi.staff.fe.uns.ac.id

PROSES PENYUSUNAN DAN PENETAPAN APBD

PROSES PENYUSUNAN DAN PENETAPAN APBD

30

Anggaran Sektor Publik (AnSP)

(31)

Learning Objectives

Perbedaan antara PP 105/2000 dengan PP 58/2005

dijabarkan lebih lanjut masing-masing dengan

Kepmendagri 29/2002 dan Permendagri 13/2006)

4. Memahamkan Proses Penyusunan dan Penetapan APBD

Bandi.staff.fe.uns.ac.id

PROSES PENYUSUNAN DAN PENETAPAN APBD

PROSES PENYUSUNAN DAN PENETAPAN APBD

31

Anggaran Sektor Publik (AnSP)

(32)

Learning Objectives

Perbedaan

4. Memahamkan Proses Penyusunan dan Penetapan APBD

Bandi.staff.fe.uns.ac.id

PROSES PENYUSUNAN DAN PENETAPAN APBD

PROSES PENYUSUNAN DAN PENETAPAN APBD

32

Anggaran Sektor Publik (AnSP)

(33)

Learning Objectives

4. Memahamkan Proses Penyusunan dan Penetapan APBD

Bandi.staff.fe.uns.ac.id

PROSES PENYUSUNAN DAN PENETAPAN APBD

PROSES PENYUSUNAN DAN PENETAPAN APBD

33

Anggaran Sektor Publik (AnSP)

(34)

Learning Objectives

4. Memahamkan Proses Penyusunan dan Penetapan APBD

Bandi.staff.fe.uns.ac.id

PROSES PENYUSUNAN DAN PENETAPAN APBD

PROSES PENYUSUNAN DAN PENETAPAN APBD

34

Anggaran Sektor Publik (AnSP)

(35)

Learning Objectives

4. Memahamkan Proses Penyusunan dan Penetapan APBD

Bandi.staff.fe.uns.ac.id

PROSES PENYUSUNAN DAN PENETAPAN APBD

PROSES PENYUSUNAN DAN PENETAPAN APBD

35

Anggaran Sektor Publik (AnSP)

(36)

Learning Objectives

4. Memahamkan Proses Penyusunan dan Penetapan APBD

Bandi.staff.fe.uns.ac.id

PROSES PENYUSUNAN DAN PENETAPAN APBD

PROSES PENYUSUNAN DAN PENETAPAN APBD

36

Anggaran Sektor Publik (AnSP)

(37)

Learning Objectives

4. Memahamkan Proses Penyusunan dan Penetapan APBD

Bandi.staff.fe.uns.ac.id

PROSES PENYUSUNAN DAN PENETAPAN APBD

PROSES PENYUSUNAN DAN PENETAPAN APBD

37

Anggaran Sektor Publik (AnSP)

Bandi, Dr., M.Si., Ak., CA.

Proses penyusunan rancangan APBD meliputi

langkah-langkah sebagai berikut:

1. Penyusunan Rencana Kerja Pemda

2. Penyusunan Kebijakan Umum Anggaran (KUA) dan Prioritas dan Plafon Anggaran Sementara (PPAS)

3. Pembahasan KUA dan PPAS oleh Pemda dengan DPRD 4. Penyusunan Surat Edaran Kepala Daerah tentang Pedoman

Penyusunan RKA SKPD.

(38)

Learning Objectives

4. Memahamkan Proses Penyusunan dan Penetapan APBD

Bandi.staff.fe.uns.ac.id

PROSES PENYUSUNAN DAN PENETAPAN APBD

PROSES PENYUSUNAN DAN PENETAPAN APBD

38

Anggaran Sektor Publik (AnSP)

Bandi, Dr., M.Si., Ak., CA.

1. Penyusunan Rencana Kerja Pemda

a. SKPD menyusun rencana strategis (Renstra-SKPD) yang memuat visi, misi, tujuan, strategi, kebijakan, program dan kegiatan pembangunan yang bersifat indikatif sesuai dengan tugas dan fungsinya masing-masing. b. Penyusunan Renstra-SKPD dimaksud berpedoman pada rencana

pembangunan jangka menengah daerah (RPJMD). RPJMD memuat arah kebijakan keuangan daerah, strategi pembangunan daerah, kebijakan umum, dan program SKPD, lintas SKPD, dan program kewilayahan.

(39)

Learning Objectives

4. Memahamkan Proses Penyusunan dan Penetapan APBD

Bandi.staff.fe.uns.ac.id

PROSES PENYUSUNAN DAN PENETAPAN APBD

PROSES PENYUSUNAN DAN PENETAPAN APBD

39

Anggaran Sektor Publik (AnSP)

Bandi, Dr., M.Si., Ak., CA.

1. Penyusunan Rencana Kerja Pemda

d. Renja SKPD merupakan penjabaran dari Renstra SKPD yang disusun berdasarkan evaluasi pencapaian pelaksanaan program dan kegiatan tahun-tahun sebelumnya.

e. RKPD memuat rancangan kerangka ekonomi daerah,

prioritas, pembangunan dan kewajiban daerah, rencana kerja yang terukur dan pendanaannya, baik yang dilaksanakan langsung oleh pemda maupun ditempuh dengan mendorong partisipasi

masyarakat.

(40)

Learning Objectives

4. Memahamkan Proses Penyusunan dan Penetapan APBD

Bandi.staff.fe.uns.ac.id

PROSES PENYUSUNAN DAN PENETAPAN APBD

PROSES PENYUSUNAN DAN PENETAPAN APBD

40

Anggaran Sektor Publik (AnSP)

Bandi, Dr., M.Si., Ak., CA.

1. Penyusunan Rencana Kerja Pemda

g. RKPD disusun untuk menjamin keterkaitan dan konsistensi antara perencanaan, penganggaran, pelaksanaan, dan

pengawasan.

h. Penyusunan RKPD diselesaikan selambat-lambatnya akhir bulan Mei tahun anggaran sebelumnya.

(41)

Learning Objectives

4. Memahamkan Proses Penyusunan dan Penetapan APBD

Bandi.staff.fe.uns.ac.id

PROSES PENYUSUNAN DAN PENETAPAN APBD

PROSES PENYUSUNAN DAN PENETAPAN APBD

41

Anggaran Sektor Publik (AnSP)

Bandi, Dr., M.Si., Ak., CA.

2. Penyusunan Kebijakan Umum Anggaran (KUA) dan

Prioritas dan Plafon Anggaran Sementara (PPAS)

• Kepala daerah menyusun rancangan KUA dan

rancangan PPAS berdasarkan RKPD dan pedoman

(42)

Learning Objectives

4. Memahamkan Proses Penyusunan dan Penetapan APBD

Bandi.staff.fe.uns.ac.id

PROSES PENYUSUNAN DAN PENETAPAN APBD

PROSES PENYUSUNAN DAN PENETAPAN APBD

42

Anggaran Sektor Publik (AnSP)

Bandi, Dr., M.Si., Ak., CA.

2. Penyusunan Kebijakan Umum Anggaran (KUA) dan

Prioritas dan Plafon Anggaran Sementara (PPAS)

Pedoman penyusunan APBD sebagaimana dimaksud

memuat antara lain:

a. pokok-pokok kebijakan yang memuat sinkronisasi kebijakan pemerintah dengan pemerintah daerah;

b. prinsip dan kebijakan penyusunan APBD tahun anggaran berkenaan;

(43)

Learning Objectives

4. Memahamkan Proses Penyusunan dan Penetapan APBD

Bandi.staff.fe.uns.ac.id

PROSES PENYUSUNAN DAN PENETAPAN APBD

PROSES PENYUSUNAN DAN PENETAPAN APBD

43

Anggaran Sektor Publik (AnSP)

Bandi, Dr., M.Si., Ak., CA.

2. Penyusunan Kebijakan Umum Anggaran (KUA) dan

Prioritas dan Plafon Anggaran Sementara (PPAS)

Dalam menyusun rancangan KUA dan rancangan PPAS,

kepala daerah dibantu oleh TAPD yang dipimpin oleh

sekretaris daerah.

Rancangan KUA dan rancangan PPAS yang telah disusun,

disampaikan oleh sekretaris daerah selaku ketua TAPD

(44)

Learning Objectives

4. Memahamkan Proses Penyusunan dan Penetapan APBD

Bandi.staff.fe.uns.ac.id

PROSES PENYUSUNAN DAN PENETAPAN APBD

PROSES PENYUSUNAN DAN PENETAPAN APBD

44

Anggaran Sektor Publik (AnSP)

Bandi, Dr., M.Si., Ak., CA.

2. Penyusunan Kebijakan Umum Anggaran (KUA) dan

Prioritas dan Plafon Anggaran Sementara (PPAS)

Rancangan KUA memuat kondisi ekonomi makro

(45)

Learning Objectives

4. Memahamkan Proses Penyusunan dan Penetapan APBD

Bandi.staff.fe.uns.ac.id

PROSES PENYUSUNAN DAN PENETAPAN APBD

PROSES PENYUSUNAN DAN PENETAPAN APBD

45

Anggaran Sektor Publik (AnSP)

Bandi, Dr., M.Si., Ak., CA.

2. Penyusunan Kebijakan Umum Anggaran (KUA) dan

Prioritas dan Plafon Anggaran Sementara (PPAS)

Rancangan PPAS disusun dengan tahapan sebagai berikut:

a. menentukan skala prioritas pembangunan daerah;

b. menentukan prioritas program untuk masing-masing urusan; dan c. menyusun plafon anggaran sementara untuk

(46)

Learning Objectives

4. Memahamkan Proses Penyusunan dan Penetapan APBD

Bandi.staff.fe.uns.ac.id

PROSES PENYUSUNAN DAN PENETAPAN APBD

PROSES PENYUSUNAN DAN PENETAPAN APBD

46

Anggaran Sektor Publik (AnSP)

Bandi, Dr., M.Si., Ak., CA.

2. Penyusunan Kebijakan Umum Anggaran (KUA) dan

Prioritas dan Plafon Anggaran Sementara (PPAS)

• Rancangan KUA dan rancangan PPAS disampaikan kepala daerah

kepada DPRD paling lambat pertengahan bulan Juni tahun anggaran berjalan untuk dibahas dalam pembicaraan pendahuluan RAPBD tahun anggaran berikutnya. Pembahasan dilakukan oleh TAPD bersama panitia anggaran DPRD.

• Rancangan KUA dan rancangan PPAS yang telah dibahas

(47)

Learning Objectives

4. Memahamkan Proses Penyusunan dan Penetapan APBD

Bandi.staff.fe.uns.ac.id

PROSES PENYUSUNAN DAN PENETAPAN APBD

PROSES PENYUSUNAN DAN PENETAPAN APBD

47

Anggaran Sektor Publik (AnSP)

Bandi, Dr., M.Si., Ak., CA.

(48)

Learning Objectives

4. Memahamkan Proses Penyusunan dan Penetapan APBD

Bandi.staff.fe.uns.ac.id

PROSES PENYUSUNAN DAN PENETAPAN APBD

PROSES PENYUSUNAN DAN PENETAPAN APBD

48

Anggaran Sektor Publik (AnSP)

Bandi, Dr., M.Si., Ak., CA.

4. Penyusunan Surat Edaran Kepala Daerah tentang Pedoman Penyusunan RKA SKPD.

TAPD menyiapkan rancangan surat edaran kepala

daerah tentang pedoman penyusunan RKA-SKPD, sebagai

acuan kepala SKPD dalam menyusun RKA-SKPD:

a. prioritas pembangunan daerah dan program/kegiatan yang terkait; b. alokasi plafon anggaran sementara untuk setiap program/kegiatan

SKPD;

c. batas waktu penyampaian RKA-SKPD kepada PPKD;

(49)

Learning Objectives

4. Memahamkan Proses Penyusunan dan Penetapan APBD

Bandi.staff.fe.uns.ac.id

PROSES PENYUSUNAN DAN PENETAPAN APBD

PROSES PENYUSUNAN DAN PENETAPAN APBD

49

Anggaran Sektor Publik (AnSP)

Bandi, Dr., M.Si., Ak., CA.

4. Penyusunan Surat Edaran Kepala Daerah tentang

Pedoman Penyusunan RKA SKPD.

• Surat edaran kepala daerah perihal pedoman penyusunan

(50)

Learning Objectives

4. Memahamkan Proses Penyusunan dan Penetapan APBD

Bandi.staff.fe.uns.ac.id

PROSES PENYUSUNAN DAN PENETAPAN APBD

PROSES PENYUSUNAN DAN PENETAPAN APBD

50

Anggaran Sektor Publik (AnSP)

Bandi, Dr., M.Si., Ak., CA.

5. Penyusunan Rencana Kerja Anggaran (RKA SKPD dan RKA PPKD)

• Berdasarkan pedoman penyusunan RKA, kepala SKPD menyusun

RKA- SKPD.

• RKA-SKPD disusun dengan menggunakan pendekatan

KPJM, penganggaran terpadu dan penganggaran berdasarkan prestasi kerja.

• Penyusunan RKA-SKPD dengan pendekatan KPJM dilaksanakan

dengan menyusun prakiraan maju yang berisi perkiraan kebutuhan anggaran untuk program dan kegiatan yang

direncanakan dalam tahun anggaran berikutnya dari tahun anggaran yang direncanakan dan merupakan implikasi

(51)

Learning Objectives

4. Memahamkan Proses Penyusunan dan Penetapan APBD

Bandi.staff.fe.uns.ac.id

PROSES PENYUSUNAN DAN PENETAPAN APBD

PROSES PENYUSUNAN DAN PENETAPAN APBD

51

Anggaran Sektor Publik (AnSP)

Bandi, Dr., M.Si., Ak., CA.

5. Penyusunan Rencana Kerja Anggaran (RKA SKPD dan RKA PPKD)

• Penyusunan RKA-SKPD dengan pendekatan penganggaran

terpadu dilakukan dengan mengintegrasikan seluruh proses perencanaan dan penganggaran di lingkungan SKPD untuk menghasilkan dokumen RKA.

• Penyusunan RKA-SKPD dengan pendekatan dengan

pendekatan prestasi kerja dilakukan dengan memperhatikan keterkaitan antara pendanaan dengan keluaran dan hasil yang

diharapkan dari kegiatan dan program termasuk efisiensi dalam pencapaian kelauran dan hasil tersebut.

• Penyusunan anggaran dan prestasi kerja dimaksud

(52)

Learning Objectives

4. Memahamkan Proses Penyusunan dan Penetapan APBD

Bandi.staff.fe.uns.ac.id

PROSES PENYUSUNAN DAN PENETAPAN APBD

PROSES PENYUSUNAN DAN PENETAPAN APBD

52

Anggaran Sektor Publik (AnSP)

Bandi, Dr., M.Si., Ak., CA.

5. Penyusunan Rencana Kerja Anggaran (RKA SKPD dan RKA PPKD)

• Standar satuan harga ditetapkan oleh kepala daerah.

• Penyusunan RKA-SKPD memuat rencana pendapatan, belanja

(53)

Learning Objectives

4. Memahamkan Proses Penyusunan dan Penetapan APBD

Bandi.staff.fe.uns.ac.id

PROSES PENYUSUNAN DAN PENETAPAN APBD

PROSES PENYUSUNAN DAN PENETAPAN APBD

53

Anggaran Sektor Publik (AnSP)

Bandi, Dr., M.Si., Ak., CA.

5. Penyusunan Rencana Kerja Anggaran (RKA SKPD dan RKA PPKD)

Pada SKPKD disusun RKA-SKPD dan RKA-PPKD.

• RKA-SKPD memuat program/kegiatan yang dilaksanakan oleh PPKD selaku SKPD;

• RKA-PPKD digunakan untuk menampung:

a. pendapatan yang berasal dari dana perimbangan dan pendapatan hibah;

b. belanja bunga, belanja subsidi, belanja hibah, belanja bantuan

sosial, belanja bagi hasil, belanja bantuan keuangan, dan belanja tidak terduga; dan

(54)

Learning Objectives

4. Memahamkan Proses Penyusunan dan Penetapan APBD

Bandi.staff.fe.uns.ac.id

PROSES PENYUSUNAN DAN PENETAPAN APBD

PROSES PENYUSUNAN DAN PENETAPAN APBD

54

Anggaran Sektor Publik (AnSP)

Bandi, Dr., M.Si., Ak., CA.

6. Penyusunan Rancangan APBD

Penyusunan RKA-SKPD dan RKA PPKD yang telah

disusun disampaikan kepada Pejabat Pengelola

(55)

Learning Objectives

4. Memahamkan Proses Penyusunan dan Penetapan APBD

Bandi.staff.fe.uns.ac.id

PROSES PENYUSUNAN DAN PENETAPAN APBD

PROSES PENYUSUNAN DAN PENETAPAN APBD

55

Anggaran Sektor Publik (AnSP)

Bandi, Dr., M.Si., Ak., CA.

6. Penyusunan Rancangan APBD

• Pembahasan oleh TAPD dilakukan untuk menelaah:

a. kesesuaian RKA dengan KUA, PPAS, prakiraan maju pada RKA- SKPD tahun berjalan yang disetujui tahun lalu, dan dokumen perencanaan lainnya;

b. kesesuaian rencana anggaran dengan standar analisis belanja, standar satuan harga;

c. kelengkapan instrumen pengukuran kinerja yang meliputi capaian kinerja, indikator kinerja, kelompok sasaran kegiatan, dan standar pelayanan minimal;

(56)

Learning Objectives

4. Memahamkan Proses Penyusunan dan Penetapan APBD

Bandi.staff.fe.uns.ac.id

PROSES PENYUSUNAN DAN PENETAPAN APBD

PROSES PENYUSUNAN DAN PENETAPAN APBD

56

Anggaran Sektor Publik (AnSP)

Bandi, Dr., M.Si., Ak., CA.

6. Penyusunan Rancangan APBD

• PPKD menyusun rancangan peraturan daerah tentang APBD

berikut dokumen pendukung berdasarkan RKA yang telah ditelaah oleh tim anggaran pemda.

• Dokumen pendukung dimaksud terdiri atas Nota Keuangan dan

(57)

Learning Objectives

4. Memahamkan Proses Penyusunan dan Penetapan APBD

Bandi.staff.fe.uns.ac.id

PROSES PENETAPAN APBD

PROSES PENETAPAN APBD

57

Anggaran Sektor Publik (AnSP)

Bandi, Dr., M.Si., Ak., CA.

Proses penetapan APBD secara garis besar dapat diuraikan

sebagai berikut

:

1. Penyampaian dan Pembahasan Raperda APBD 2. Persetujuan Raperda APBD

3. Evaluasi Raperda tentang APBD dan Peraturan Kepala Daerah tentang Penjabaran APBD

(58)

Learning Objectives

4. Memahamkan Proses Penyusunan dan Penetapan APBD

Bandi.staff.fe.uns.ac.id

1. Penyampaian dan Pembahasan Raperda APBD

1. Penyampaian dan Pembahasan Raperda APBD

58

Anggaran Sektor Publik (AnSP)

Bandi, Dr., M.Si., Ak., CA.

a. Kepala daerah menyampaikan raperda APBD kepada DPRD

disertai penjelasan dan dokumen pendukungnya pada

minggu pertama bulan Oktober untuk dibahas dalam rangka

memperoleh persetujuan bersama.

(59)

Learning Objectives

4. Memahamkan Proses Penyusunan dan Penetapan APBD

Bandi.staff.fe.uns.ac.id

2. Persetujuan Raperda APBD

2. Persetujuan Raperda APBD

59

Anggaran Sektor Publik (AnSP)

Bandi, Dr., M.Si., Ak., CA.

a. Pengambilan keputusan bersama DPRD dan kepala daerah terhadap Raperda APBD dilakukan selambat-lambatnya satu bulan sebelum tahun anggaran yang bersangkutan dilaksanakan. Atas dasar

persetujuan bersama tersebut, kemudian kepala daerah menyiapkan rancangan peraturan kepala daerah tentang penjabaran APBD.

b. Apabila DPRD sampai batas waktu tersebut tidak mengambil keputusan bersama dengan kepala daerah terhadap Raperda APBD, kepla daerah melaksanakan pengeluaran setinggi-tingginya sebesar angka

(60)

Learning Objectives

4. Memahamkan Proses Penyusunan dan Penetapan APBD

Bandi.staff.fe.uns.ac.id

3. Evaluasi Raperda APBD dan Per Daerah Penjabaran APBD

3. Evaluasi Raperda APBD dan Per Daerah Penjabaran APBD

60

Anggaran Sektor Publik (AnSP)

Bandi, Dr., M.Si., Ak., CA.

a. APBD Propinsi

1) Raperda APBD propinsi yang telah disetujui bersama DPRD dan

Rapergub (Rancangan Peraturan Gubernur) tentang penjabaran APBD sebelum ditetapkan oleh gubernur paling lambat 3 (tiga) hari kerja disampaikan kepada Menteri Dalam Negeri untuk

dievaluasi.

(61)

Learning Objectives

4. Memahamkan Proses Penyusunan dan Penetapan APBD

Bandi.staff.fe.uns.ac.id

3. Evaluasi Raperda APBD dan Per Daerah Penjabaran APBD

3. Evaluasi Raperda APBD dan Per Daerah Penjabaran APBD

61

Anggaran Sektor Publik (AnSP)

Bandi, Dr., M.Si., Ak., CA.

a. APBD Propinsi

3) Apabila Menteri Dalam Negeri tidak memberikan hasil evaluasi dalam waktu 15 (lima belas) hari terhitung sejak rancangan tersebut

diterima, gubernur dapat menetapkan Raperda APBD menjadi Perda APBD dan Rapergub tentang penjabaran APBD menjadi Peraturan Gubernur tentang Penjabaran APBD.

(62)

Learning Objectives

4. Memahamkan Proses Penyusunan dan Penetapan APBD

Bandi.staff.fe.uns.ac.id

3. Evaluasi Raperda APBD dan Per Daerah Penjabaran APBD

3. Evaluasi Raperda APBD dan Per Daerah Penjabaran APBD

62

Anggaran Sektor Publik (AnSP)

Bandi, Dr., M.Si., Ak., CA.

a. APBD Propinsi

5) Apabila Menteri Dalam Negeri menyatakan hasil evaluasi Raperda APBD dan Rapergub tentang penjabaran APBD bertentangan dengan kepentingan umum dan peraturan perundang-undangan yang lebih tinggi, gubernur bersama DPRD melakukan

(63)

Learning Objectives

4. Memahamkan Proses Penyusunan dan Penetapan APBD

Bandi.staff.fe.uns.ac.id

3. Evaluasi Raperda APBD dan Per Daerah Penjabaran APBD

3. Evaluasi Raperda APBD dan Per Daerah Penjabaran APBD

63

Anggaran Sektor Publik (AnSP)

Bandi, Dr., M.Si., Ak., CA.

a. APBD Propinsi

6) Apabila hasil evaluasi tidak ditindaklanjuti oleh gubernur dan

DPRD, dan gubernur tetap menetapkan Raperda APBD dan Rapergub tentang penjabaran APBD menjadi perda dan

peraturan gubernur, Menteri Dalam Negeri membatalkan perda dan peraturan gubernur tersebut sekaligus menyatakan berlakunya pagu APBD tahun anggaran sebelumnya.

7) Penetapan Raperda APBD dan Rapergub tentang penjabaran APBD menjadi perda dan peraturan gubernur paling lambat tanggal 31

(64)

Learning Objectives

4. Memahamkan Proses Penyusunan dan Penetapan APBD

Bandi.staff.fe.uns.ac.id

Proses Evaluasi Raperda APBD

Proses Evaluasi Raperda APBD

64

Anggaran Sektor Publik (AnSP)

Bandi, Dr., M.Si., Ak., CA.

(65)

Learning Objectives

4. Memahamkan Proses Penyusunan dan Penetapan APBD

Bandi.staff.fe.uns.ac.id

3. Evaluasi Raperda APBD dan Per Daerah Penjabaran APBD

3. Evaluasi Raperda APBD dan Per Daerah Penjabaran APBD

65

Anggaran Sektor Publik (AnSP)

Bandi, Dr., M.Si., Ak., CA.

b. APBD Kabupaten/Kota

1) Raperda APBD kabupaten/kota yang telah disetujui bersama DPRD dan Rancangan peraturan bupati/walikota tentang

penjabaran APBD sebelum ditetapkan oleh bupati/walikota paling lambat 3 (tiga) hari kerja disampaikan kepada gubernur untuk

dievaluasi.

(66)

Learning Objectives

4. Memahamkan Proses Penyusunan dan Penetapan APBD

Bandi.staff.fe.uns.ac.id

3. Evaluasi Raperda APBD dan Per Daerah Penjabaran APBD

3. Evaluasi Raperda APBD dan Per Daerah Penjabaran APBD

66

Anggaran Sektor Publik (AnSP)

Bandi, Dr., M.Si., Ak., CA.

b. APBD Kabupaten/Kota

3) Apabila gubernur tidak memberikan hasil evaluasi dalam waktu 15 (lima belas) hari terhitung sejak rancangan tersebut diterima, bupati/walikota dapat menetapkan Raperda APBD menjadi Perda APBD dan rancangan peraturan bupati/wali kota tentang

penjabaran APBD menjadi Peraturan Bupati/Walikota tentang Penjabaran APBD.

(67)

Learning Objectives

4. Memahamkan Proses Penyusunan dan Penetapan APBD

Bandi.staff.fe.uns.ac.id

3. Evaluasi Raperda APBD dan Per Daerah Penjabaran APBD

3. Evaluasi Raperda APBD dan Per Daerah Penjabaran APBD

67

Anggaran Sektor Publik (AnSP)

Bandi, Dr., M.Si., Ak., CA.

b. APBD Kabupaten/Kota

5) Apabila gubernur menyatakan hasil evaluasi Raperda APBD dan Rancangan Peraturan Bupati/Walikota tentang penjabaran APBD bertentangan dengan kepentingan umum dan peraturan perundang-undangan yang lebih tinggi, bupati/wali kota bersama DPRD

melakukan penyempurnaan selambat- lambatnya 7 (tujuh) hari terhitung sejak diterimanya hasil evaluasi.

6) Apabila hasil evaluasi tidak ditindaklanjuti oleh bupati/walikota dan DPRD, dan bupati/walikota tetap menetapkan Raperda

APBD dan rancangan peraturan bupati/walikota tentang penjabaran APBD menjadi perda dan peraturan bupati/walikota, gubernur

(68)

Learning Objectives

4. Memahamkan Proses Penyusunan dan Penetapan APBD

Bandi.staff.fe.uns.ac.id

3. Evaluasi Raperda APBD dan Per Daerah Penjabaran APBD

3. Evaluasi Raperda APBD dan Per Daerah Penjabaran APBD

68

Anggaran Sektor Publik (AnSP)

Bandi, Dr., M.Si., Ak., CA.

b. APBD Kabupaten/Kota

7) Penetapan Raperda APBD dan Rancangan Peraturan

Bupati/Walikota tentang penjabaran APBD menjadi Perda dan

(69)

Learning Objectives

4. Memahamkan Proses Penyusunan dan Penetapan APBD

Bandi.staff.fe.uns.ac.id

ASAS UMUM APBD

ASAS UMUM APBD

69

Anggaran Sektor Publik (AnSP)

Bandi, Dr., M.Si., Ak., CA.

1) APBD disusun sesuai dengan kebutuhan penyelenggaraan pemerintahan dan kemampuan pendapatan daerah.

2) Penyusunan APBD berpedoman pada rencana kerja pemerintah daerah (RKPD) dalam rangka mewujudkan pelayanan kepada

masyarakat untuk tercapainya tujuan bernegara.

3) APBD mempunyai fungsi otorisasi, perencanaan, pengawasan, alokasi, distribusi, dan stabilisasi.

4) APBD, perubahan APBD, dan pertanggungjawaban pelaksanaan APBD setiap tahun ditetapkan dengan peraturan daerah.

(70)

Learning Objectives

4. Memahamkan Proses Penyusunan dan Penetapan APBD

Bandi.staff.fe.uns.ac.id

ASAS UMUM APBD

ASAS UMUM APBD

70

Anggaran Sektor Publik (AnSP)

Bandi, Dr., M.Si., Ak., CA.

6) Jumlah pendapatan yang dianggarkan dalam APBD merupakan

perkiraan yang terukur secara nasional yang dapat dicapai untuk setiap sumber pendapatan.

7) Seluruh pendapatan daerah, belanja daerah, dan pembiayaan daerah dianggarkan secara bruto dalam APBD.

8) Pendapatan daerah yang dianggarkan dalam APBD harus berdasarkan pada ketentuan peraturan perundang-undangan.

9) Dalam penyusunan APBD, penganggaran pengeluaran harus didukung dengan adanya kepastian tersedianya penerimaan dalam jumlah yang cukup.

10) Penganggaran untuk setiap pengeluaran APBD harus didukung dengan dasar hukum yang melandasinya.

(71)

Learning Objectives

4. Memahamkan Proses Penyusunan dan Penetapan APBD

Bandi.staff.fe.uns.ac.id

PRINSIP DISIPLIN APBD

PRINSIP DISIPLIN APBD

71

Anggaran Sektor Publik (AnSP)

Bandi, Dr., M.Si., Ak., CA.

1) Pendapatan yang direncanakan merupakan perkiraan yang terukur

secara rasional yang dapat dicapai untuk setiap sumber pendapatan, sedangkan belanja yang dianggarkan merupakan batas tertinggi

pengeluaran belanja;

1) Penganggaran pengeluaran harus didukung dengan adanya kepastian tersedianya penerimaan dalam jumlah yang cukup dan tidak dibenarkan melaksanakan kegiatan yang belum tersedia atau tidak mencukupi kredit anggarannya dalam APBD/Perubahan APBD;

2) Semua penerimaan dan pengeluaran daerah dalam tahun anggaran yang bersangkutan harus dimasukan dalam APBD dan dilakukan melalui

(72)

Learning Objectives

4. Memahamkan Proses Penyusunan dan Penetapan APBD

Bandi.staff.fe.uns.ac.id

STRUKTUR APBD

STRUKTUR APBD

72

Anggaran Sektor Publik (AnSP)

Bandi, Dr., M.Si., Ak., CA.

Salah satu bagian penting dari reformasi di bidang

pengelolaan keuangan daerah adalah reformasi di bidang

penganggaran

berimplikasi pada struktur APBD.

PP No. 105 Tahun 2000 tentang Pengelolaan Keuangan

Daerah, di awal bergulirnya era otonomi daerah

(73)

Learning Objectives

4. Memahamkan Proses Penyusunan dan Penetapan APBD

Bandi.staff.fe.uns.ac.id

STRUKTUR APBD

STRUKTUR APBD

73

Anggaran Sektor Publik (AnSP)

Bandi, Dr., M.Si., Ak., CA.

Karakteristik Struktur APBD:

membedakan antara penerimaan dan pendapatan

Anggaran belanja tidak dibagi ke dalam belanja

rutin dan pembangunan, melainkan ada penyatuan

anggaran belanja dengan orientasi pada program

dan kegiatan

Surplus/defisit dinyatakan secara eksplisit sebagai

selisih antara anggaran pendapatan dan belanja.

Anggaran pembiayaan dimunculkan sebagai rencana

(74)

Learning Objectives

4. Memahamkan Proses Penyusunan dan Penetapan APBD

Bandi.staff.fe.uns.ac.id

STRUKTUR APBD

STRUKTUR APBD

74

Anggaran Sektor Publik (AnSP)

Bandi, Dr., M.Si., Ak., CA.

PP 105/2000 direvisi dengan PP 58/2005

guna menyesuaikan dengan paket undang-undang di

bidang keuangan negara ( UU 17/2003, UU 1/2004 dan UU

15/2004).

Namun struktur APBD tidak mengalami perubahan lagi.

Struktur APBD dalam format yang lebih rinci, mengacu

(75)

Learning Objectives

4. Memahamkan Proses Penyusunan dan Penetapan APBD

Bandi.staff.fe.uns.ac.id

STRUKTUR APBD

STRUKTUR APBD

75

Anggaran Sektor Publik (AnSP)

Bandi, Dr., M.Si., Ak., CA.

Berdasarkan pasal 20, PP 58/2005, struktur APBD

merupakan satu kesatuan yang terdiri dari:

(76)

Learning Objectives

4. Memahamkan Proses Penyusunan dan Penetapan APBD

Bandi.staff.fe.uns.ac.id

STRUKTUR APBD

STRUKTUR APBD

76

Anggaran Sektor Publik (AnSP)

(77)

Learning Objectives

4. Memahamkan Proses Penyusunan dan Penetapan APBD

Bandi.staff.fe.uns.ac.id

STRUKTUR APBD

STRUKTUR APBD

77

Anggaran Sektor Publik (AnSP)

Bandi, Dr., M.Si., Ak., CA.

Struktur APBD diklasifikasikan menurut urusan

pemerintahan daerah dan organisasi yang bertanggung

jawab melaksanakan urusan pemerintahan tersebut

sesuai dengan peraturan perundang-undangan, antara

lain,

• PP No. 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan

antara Pemerintah, Pemerintah Daerah Propinsi dan Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota;

(78)

Learning Objectives

4. Memahamkan Proses Penyusunan dan Penetapan APBD

Bandi.staff.fe.uns.ac.id

STRUKTUR APBD--Pendapatan

STRUKTUR APBD--Pendapatan

78

Anggaran Sektor Publik (AnSP)

Bandi, Dr., M.Si., Ak., CA.

Pendapatan daerah meliputi semua penerimaan uang

melalui rekening kas umum daerah, yang menambah

ekuitas dana, merupakan hak daerah dalam satu tahun

anggaran dan tidak perlu dibayar kembali oleh daerah.

Pendapatan daerah dirinci menurut urusan pemerintahan

(79)

Learning Objectives

4. Memahamkan Proses Penyusunan dan Penetapan APBD

Bandi.staff.fe.uns.ac.id

STRUKTUR APBD--Pendapatan

STRUKTUR APBD--Pendapatan

79

Anggaran Sektor Publik (AnSP)

Bandi, Dr., M.Si., Ak., CA.

Klasifikasi pendapatan daerah berdasarkan kelompok terdiri

dari:

a. pendapatan asli daerah;

b. dana perimbangan; dan

(80)

Learning Objectives

4. Memahamkan Proses Penyusunan dan Penetapan APBD

Bandi.staff.fe.uns.ac.id

STRUKTUR APBD Belanja Daerah

STRUKTUR APBD Belanja Daerah

80

Anggaran Sektor Publik (AnSP)

Bandi, Dr., M.Si., Ak., CA.

Belanja daerah meliputi semua pengeluaran dari

rekening kas umum daerah yang mengurangi ekuitas dana,

merupakan kewajiban daerah dalam satu tahun anggaran

(81)

Learning Objectives

4. Memahamkan Proses Penyusunan dan Penetapan APBD

Bandi.staff.fe.uns.ac.id

STRUKTUR APBD Belanja Daerah

STRUKTUR APBD Belanja Daerah

81

Anggaran Sektor Publik (AnSP)

Bandi, Dr., M.Si., Ak., CA.

Pengklasifikasian belanja diatur sebagai berikut:

1. Belanja daerah dirinci menurut urusan pemerintahan daerah, organisasi, program, kegiatan, kelompok, jenis, obyek dan rincian obyek belanja.

2. Belanja daerah dipergunakan dalam rangka mendanai pelaksanaan urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan daerah yang terdiri dari urusan wajib, urusan pilihan dan urusan yang

(82)

Learning Objectives

4. Memahamkan Proses Penyusunan dan Penetapan APBD

Bandi.staff.fe.uns.ac.id

STRUKTUR APBD Belanja Daerah

STRUKTUR APBD Belanja Daerah

82

Anggaran Sektor Publik (AnSP)

Bandi, Dr., M.Si., Ak., CA.

Pengklasifikasian belanja diatur sebagai berikut:

3. Belanja penyelenggaraan urusan wajib diprioritaskan untuk

melindungi dan meningkatkan kualitas kehidupan masyarakat dalam upaya memenuhi kewajiban daerah yang diwujudkan dalam bentuk peningkatan pelayanan dasar, pendidikan,

kesehatan, fasilitas sosial dan fasilitas umum yang layak sefta mengembangkan sistem jaminan sosial.

4. Peningkatan kualitas kehidupan masyarakat diwujudkan melalui prestasi kerja dalam pencapaian standar pelayanan minimal sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

(83)

Learning Objectives

4. Memahamkan Proses Penyusunan dan Penetapan APBD

Bandi.staff.fe.uns.ac.id

STRUKTUR APBD Belanja Daerah

STRUKTUR APBD Belanja Daerah

83

Anggaran Sektor Publik (AnSP)

Bandi, Dr., M.Si., Ak., CA.

Pengklasifikasian belanja diatur sebagai berikut:

6. Belanja menurut urusan pemerintahan yang penanganannya dalam bagian atau bidang tertentu yang dapat dilaksanakan bersama

antara Pemerintah dan pemerintah daerah yang ditetapkan dengan ketentuan perundang-undangan dijabarkan dalam bentuk program dan kegiatan yang diklasifikasikan menurut urusan wajib dan urusan pilihan.

7. Belanja menurut kelompok belanja terdiri dari:

(84)

Learning Objectives

4. Memahamkan Proses Penyusunan dan Penetapan APBD

Bandi.staff.fe.uns.ac.id

STRUKTUR APBD Pembiayaan Daerah

STRUKTUR APBD Pembiayaan Daerah

84

Anggaran Sektor Publik (AnSP)

Bandi, Dr., M.Si., Ak., CA.

Pembiayaan adalah setiap penerimaan yang perlu dibayar

kembali dan/atau pengeluaran yang akan diterima kembali,

baik pada tahun anggaran yang bersangkutan maupun

tahun-tahun anggaran berikutnya.

Pembiayaan dimaksudkan untuk menutup defisit dan/atau

mengalokasi surplus.

Selisih antara anggaran pendapatan daerah dengan

(85)

Learning Objectives

4. Memahamkan Proses Penyusunan dan Penetapan APBD

Bandi.staff.fe.uns.ac.id

STRUKTUR APBD Pembiayaan Daerah

STRUKTUR APBD Pembiayaan Daerah

85

Anggaran Sektor Publik (AnSP)

Bandi, Dr., M.Si., Ak., CA.

Surplus APBD terjadi apabila anggaran pendapatan

daerah diperkirakan lebih besar dari anggaran belanja

daerah.

Dalam hal APBD diperkirakan surplus, diutamakan untuk

pembayaran pokok utang, penyertaan modal

(86)

Learning Objectives

4. Memahamkan Proses Penyusunan dan Penetapan APBD

Bandi.staff.fe.uns.ac.id

STRUKTUR APBD Pembiayaan Daerah

STRUKTUR APBD Pembiayaan Daerah

86

Anggaran Sektor Publik (AnSP)

Bandi, Dr., M.Si., Ak., CA.

Defisit anggaran terjadi apabila anggaran pendapatan

daerah diperkirakan lebih kecil dari anggaran belanja

daerah.

Dalam hal APBD diperkirakan defisit, ditetapkan

pembiayaan untuk menutup defisit tersebut yang

diantaranya dapat bersumber dari sisa lebih perhitungan

anggaran tahun anggaran sebelumnya, pencairan dana

cadangan, hasil penjualan kekayaan daerah yang

(87)

Learning Objectives

4. Memahamkan Proses Penyusunan dan Penetapan APBD

Bandi.staff.fe.uns.ac.id

STRUKTUR APBD Pembiayaan Daerah

STRUKTUR APBD Pembiayaan Daerah

87

Anggaran Sektor Publik (AnSP)

Bandi, Dr., M.Si., Ak., CA.

Pembiayaan daerah dirinci menurut urusan pemerintahan

daerah, organisasi, kelompok, jenis, obyek dan rincian obyek

pembiayaan.

Pembiayaan daerah yang dirinci berdasarkan kelompok

(88)

Learning Objectives

4. Memahamkan Proses Penyusunan dan Penetapan APBD

Bandi.staff.fe.uns.ac.id

STRUKTUR Anggaran PPKD

STRUKTUR Anggaran PPKD

88

Anggaran Sektor Publik (AnSP)

Bandi, Dr., M.Si., Ak., CA.

APBD akan dilaksanakan oleh PPKD dan Kepala SKPD

sesuai dengan kewenangannya masing-masing

berdasarkan peraturan peundang-undangan yang

berlaku.

Kewenangan PPKD dan Kepala SKPD di dalam

melaksanakan APBD tertuang di dalam Dokumen

Pelaksanaan Anggaran (DPA) masing- masing.

Satuan Kerja Pengelola Keuangan Daerah (SKPKD) yang

dipimpin oleh PPKD memiliki dua jenis DPA yaitu

(89)

Learning Objectives

4. Memahamkan Proses Penyusunan dan Penetapan APBD

Bandi.staff.fe.uns.ac.id

STRUKTUR Anggaran PPKD

STRUKTUR Anggaran PPKD

89

Anggaran Sektor Publik (AnSP)

Bandi, Dr., M.Si., Ak., CA.

Permendagri No. 13/2006 tentang Pedoman Pengelolaan

Keuangan Daerah sebagaimana telah direvisi dengan

Permendagri No. 59/2007, struktur anggaran PPKD

sebagaimana tertuang di dalam DPA-PPKD terdiri dari:

a. Anggaran pendapatan yang berasal dari dana perimbangan dan pendapatan hibah;

b. Anggaran Belanja Tidak Langsung selain belanja pegawai yang terdiri dari: belanja bunga, belanja subsidi, belanja hibah, belanja bantuan sosial, belanja bagi hasil, belanja bantuan keuangan, dan belanja tidak terduga;

(90)

Learning Objectives

4. Memahamkan Proses Penyusunan dan Penetapan APBD

Bandi.staff.fe.uns.ac.id

STRUKTUR Anggaran SKD

STRUKTUR Anggaran SKD

90

Anggaran Sektor Publik (AnSP)

Bandi, Dr., M.Si., Ak., CA.

Dengan adanya pembagian kewenangan yang jelas

dalam hal penganggaran dan pelaksanaannya antara PPKD

dan Kepala SKPD, maka

• tidak akan terjadi tumpang tindih (overlap) penganggaran antara

PPKD dan SKPD

Penganggaran pendapatan dan belanja yang tidak

dianggarkan di dalam DPA PPKD, sebagaimana dijelaskan

di atas, akan dianggarkan di dalam DPA SKPD.

• Sementara itu, penganggaran pembiayaan seluruhnya merupakan kewenangan PPKD sehingga anggaran pembiayaan tidak akan

(91)

Learning Objectives

4. Memahamkan Proses Penyusunan dan Penetapan APBD

Bandi.staff.fe.uns.ac.id

STRUKTUR Anggaran SKD

STRUKTUR Anggaran SKD

91

Anggaran Sektor Publik (AnSP)

Bandi, Dr., M.Si., Ak., CA.

struktur anggaran SKPD sebagaimana tertuang di dalam DPA

SKPD terdiri dari:

a. Anggaran Pendapatan Asli Daerah (PAD) dan anggaran pendapatan lainnya selain Pendapatan Dana Perimbangan dan Hibah;

(92)

Learning Objectives

4. Memahamkan Proses Penyusunan dan Penetapan APBD

Bandi.staff.fe.uns.ac.id

STRUKTUR Anggaran SKD

STRUKTUR Anggaran SKD

92

Anggaran Sektor Publik (AnSP)

Bandi, Dr., M.Si., Ak., CA.

Perlu diingat bahwa tidak semua SKPD memiliki

kewenangan untuk memungut PAD. Kewenangan untuk

memungut PAD berupa pajak daerah berada pada SKPKD

sedangkan SKPD tertentu memiliki kewenangan untuk

(93)

Dirjen Anggaran. 2013. Dasar-dasar Praktek Pengyusunan APBN di

Indonesia.

UU 14 tahun 2015 tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja

Negara Tahun Anggaran 2016

Mulyana, Budi. 2010. Modul Perencanaan dan Penganggaran

Daerah. Kementerian Keuangan Republik Indonesia. Badan

Pendidikan dan Pelatihan Keuangan

Referensi

6. Menelusur sumber acuanLearning Objectives

93

Referensi

Dokumen terkait

[r]

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi pada pihak manajemen hotel kelas melati di Yogyakarta mengenai dampak positif penerapan strategi orientasi pada pasar

Permasalahan penelitian ini didasarkan karena situasi dan kondisi pembelajaran geografi di sekolah ini belum optimal karena keterbatasan fasilitas belajar. Tujuan

Rangkaian pelaksanaan tidak ada kendala yang berarti sama sekali,Para peserta terlihat sangat antusias dan penuh perhatian serta aktif bertanya sampai dengan acara pelatihan

Perkembangan mutu terpadu pada mulanya sebagai suatu sistem perkembangan di Perkembangan mutu terpadu pada mulanya sebagai suatu sistem perkembangan di Amerika

(kecenderungan menaik atau menurun) dan sangat berguna untuk membuat ramalan yang sangat diperlukan bagi perencanaan. 2) Gerakan siklus (cyclical movement), adalah

Pada umumn ya orang mengartikan Golput sebagai tindakan orang yang secara sengaja dan sadar untuk tidak ikut mencoblos dalam pemilihan umum karena alasan tidak

Lokasi kompleks ini berada di kawasan kotabaru Jogjakarta, terletak di pusat kota, bersebelahan dengan lapangan bola kridosono yang dapat menunjang aktivitas yang terdapat