• Tidak ada hasil yang ditemukan

LAKIP KABUPATEN OKUT 2016

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "LAKIP KABUPATEN OKUT 2016"

Copied!
160
0
0

Teks penuh

(1)

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah

Kabupaten Ogan Komering Ulu Timur

Tahun2016

LAKIP OKU TIMUR TAHUN

2016

Halaman i

I

I

K

K

H

H

T

T

I

I

S

S

A

A

R

R

E

E

K

K

S

S

E

E

K

K

U

U

T

T

I

I

F

F

Pertanggungjawaban suatu instansi pemerintah kepada publik pada

prinsipnya merupakan perwujudan dari kewajiban Pemerintah Daerah untuk

mempertanggungjawabkan kinerja penyelenggaraan Pemerintahan kepada

masyarakat. Pertanggungjawaban ini tidak semata-mata dimaksudkan

sebagai upaya untuk menampilkan keberhasilan-keberhasilan dan

menemukan kelemahan dalam pelaksanaan pemerintahan daerah melainkan

juga untuk meningkatkan efisiensi, efektifitas, produktifitas dan akuntabilitas

penyelenggaraan Pemerintahan Daerah.

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP)

merupakan bentuk kepedulian Pimpinan Pemerintahan Kabupaten OKU

TIMUR dan seluruh aparatur di lingkungan Pemerintahan Kabupaten OKU

TIMUR untuk menyesuaikan diri dengan era perubahan guna mendorong

terwujudnya Good Governance di Indonesia.

Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten OKU TIMUR

merupakan kewajiban Pemerintah Kabupaten OKU TIMUR sebagai

pertanggungjawaban pelaksanaan program yang telah ditetapkan dalam

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Kabupaten OKU TIMUR

yang dilakukan secara periodik.

Dalam Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP)

Kabupaten OKU TIMUR Tahun 2016, metode yang digunakan untuk

pengukuran pencapaian kinerja dilakukan dengan membandingkan antara

rencana kinerja (performance plan) yang diinginkan dengan realisasi kinerja

(performance result) yang dicapai organisasi. Selanjutnya dilakukan analisis

terhadap hasil untuk mendapatkan penyebab terjadinya perbedaan antara

kinerja dan realisasinya serta tindakan perbaikan yang diperlukan pada masa

mendatang. Metode pengukuran ini dapat bermanfaat dalam memberikan

(2)

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah

Kabupaten Ogan Komering Ulu Timur

Tahun2016

LAKIP OKU TIMUR TAHUN

2016

Halaman ii dengan program, kebijakan, sasaran dan tujuan yang telah ditetapkan untuk

mewujudkan misi dan visi organisasi pemerintah Kabupaten OKU TIMUR.

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Kabupaten

OKU TIMUR Tahun 2016 ini menyajikan hasil pengukuran, evaluasi dan

analisis pencapaian sasaran stratejik, sebagai berikut :

a. Pada tahun 2016 pemerintah kab OKU TIMUR memiliki Bupati dan

Wakil Bupati periode 2016-2021, dimana pengesahan RPJMD pad

bulan Juli 2016 sehingga Perjanjian Kinerja tahun anggaran 2016 belum

berpedoman pada RPJMD 2016-2021

b. Analisa pencapaian sasaran stratejik Tahun 2016, dari 9 tujuan, 29

sasaran dengan 256 indikator kinerja sasaran, 45 Kebijakan dan 205

program yang ada dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah

Kabupaten OKU TIMUR.

c. Hasil analisa terhadap 29 sasaran stratejik yang ditetapkan pada Tahun

2016 adalah sebanyak 19 sasaran stratejik dengan rata-rata tingkat

capaian kinerja 80% - 100% lebih, 10 sasaran stratejik capaianya masih

dibawah 80%.

rata-rata tingkat capaian kinerja secara keseluruhan adalah 69,04%.

d. Hambatan/kendala yang dihadapi bagi 10 sasaran stratejik yang

belum mencapai 80% disebabkan beberapa indikator kinerja yang tidak

tercapainya target hal ini terjadi karena antara lain adalah alokasi dana

anggaran 2016 belum seluruhnya dapat dilaksanakan pada kegiatan

tersebut, adanya faktor alam yang kurang diperhitungkan ditingkat

lapangan, terlambatnya pencairan dana sedangkan kegiatan tidak bisa

dilaksanakan dalam waktu yang terbatas serta masih kurangnya Sumber

Daya Manusia (SDM) .

Untuk mengatasi dan mengantisipasi hambatan/kendala tersebut,

(3)

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah

Kabupaten Ogan Komering Ulu Timur

Tahun2016

LAKIP OKU TIMUR TAHUN

2016

Halaman iii lain, melakukan analisis perencanaan yang lebih akurat dengan

mempertimbangkan faktor alam dan survey pendahuluan, memantapkan

koordinasi, konsultasi dan sinkronisasi dengan instansi/pihak lain terutama

masyarakat dan aparatur yang terlibat dalam pelaksanaan kegiatan

pembangunan, mengoptimalkan upaya peningkatan profesionalisme aparat

dan pihak yang terkait dengan kegiatan secara terencana terkoordinir dan

terevaluasi, perlunya peningkatan infrastruktur yang mengacu kepada

Standar Pelayanan Minimal (SPM).

Akuntabilitas Kinerja Instansi Keuangan Tahun 2016 ditunjukkan dari

sisi penerimaan dan pengeluaran daerah sesuai dengan Sistem Akuntansi

Keuangan Daerah, sebagai berikut :

 Target pendapatan Tahun 2016 sebesar Rp. 1.669.766.891.897,00 dan dapat direalisasikan sebesar 1.521.770.289.548,64 atau 91,14%.  Target belanja Tahun 2016 sebesar 1.668.740.235.527,00 dan dapat

direalisasikan sebesar 1.517.697.965.668,09 atau 90,95%.

Keberhasilan pencapaian tingkat sasaran stratejik Tahun 2016, ini

secara langsung dan tidak langsung telah mampu memberikan kontribusi

terhadap keberhasilan kinerja Pemerintah Kabupaten OKU TIMUR secara

makro. Hal ini ditunjukkan dari perbaikan dan pembangunan baik dalam

bidang pendidikan, kesehatan melalui pembangunan dan perbaikan sarana

dan prasarana penunjang ekonomi, sosial budaya dan peningkatan ekonomi

(4)

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah D. Sistematika Penyusunan LAKIP ... 1 40 45 48 BAB II. PERENCANAAN STRATEGIS DAN PERJANJIAN KINERJA ... 49

(5)

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah

Kabupaten Ogan Komering Ulu Timur

Tahun2016

(6)

1

BAB I

PENDAHULUAN

A

A.. GGAAMMBBAARRAANN UUMMUUMM DDAAEERRAAHH

1. Dasar Hukum Pembentukan Daerah

Kabupaten Ogan Komering Ulu Timur (OKU TIMUR)

merupakan salah satu dari 17 kabupaten dan kota yang ada di

Provinsi Sumatera Selatan. Kabupaten OKU TIMUR tersebut

merupakan salah satu daerah otonom yang terbentuk sebagai hasil

pemekaran dari Kabupaten Ogan Komering Ulu (OKU) melalui

Undang-Undang Nomor 37 Tahun 2003 tentang Pembentukan

Kabupaten Ogan Komering Ulu Timur, Kabupaten Ogan Komering

Ulu Selatan dan Kabupaten Ogan Ilir.

Pembentukan Kabupaten OKU TIMUR didasari dengan

pertimbangan untuk mempersingkat rentang kendali pemerintahan,

memudahkan pengawasan, meningkatkan pelayanan terhadap

masyarakat dan meningkatkan kemampuan daerah dalam

pemanfaatan sumber daya alam serta memacu proses

pembangunan dalam rangka mempercepat kesejahteraan

masyarakat.

Pada tanggal 18 Desember 2003 diresmikanlah pembentukan

Kabupaten OKU TIMUR dengan diterbitkannya Undang-Undang

Nomor 37 Tahun 2003 di atas. Selanjutnya, pada tanggal 17

Januari 2004, Gubernur Sumatera Selatan menunjuk Pejabat

Sementara Bupati OKU TIMUR yang menjadi tonggak sejarah dan

momentum dimulainya pelaksanaan roda pemerintahan Kabupaten

OKU TIMUR. Tanggal 17 Januari ini pula kemudian ditetapkan

menjadi Hari Jadi Kabupaten OKU TIMUR berdasarkan Peraturan

(7)

2

2. Kondisi Geografis

Sesuai dengan Undang-Undang Nomor 37 Tahun 2003, luas

wilayah Kabupaten OKU TIMUR adalah 3.370 km2 dan beribukota

di Martapura. Secara geografis, wilayah ini terletak antara 103040

-104033’ Bujur Timur dan 3045-4055’ Lintang Selatan.

Adapun secara administrasi, wilayah Kabupaten OKU TIMUR

memiliki batas-batas sebagai berikut:

Sebelah Utara : Kabupaten OKI (Kecamatan

Tanjung Lubuk dan Lempuing)

Sebelah Timur : Kabupaten OKI (Kecamatan

Lempuing dan Mesuji)

Sebelah Selatan : Kabupaten Way Kanan (Provinsi

Lampung) dan Kabupaten OKU

Selatan (Kecamatan Simpang)

Sebelah Barat : Kabupaten OKU (Kecamatan

Lengkiti, Sosoh Buay Rayap,

Baturaja Timur dan Peninjauan)

dan Kabupaten Ogan Ilir

(Kecamatan Muara Kuang)

Secara umum, kondisi topografi Kabupaten OKU TIMUR

merupakan dataran rendah dengan variasi ketinggian antara 35-67

meter di atas permukaan laut. Kabupaten OKU TIMUR beriklim

tropis dan cenderung basah, karena dipengaruhi musim penghujan

dan musim kemarau. Suhu rata-rata harian berkisar antara 150C

sampai dengan 380C. Curah hujan tahunan sekitar 2690 mm

(rata-rata curah hujan 224,17 mm/bulan) dengan 205 hari hujan

sepanjang tahun 2015. Selama tahun 2015 Kabupaten OKU TIMUR

memasuki 5 bulan basah dimana bulan basah adalah bila rata-rata

(8)

3

Menurut bentuk kontur permukaannya, keadaan tanah di

wilayah Kabupaten OKU TIMUR dapat digolongkan ke dalam

wilayah datar (peneplain zone), bergelombang (piedmont zone) dan

berbukit (hilly zone). Wilayah datar terdapat di Kecamatan Belitang,

Belitang II, Belitang III, Buay Madang, Madang Suku I, Madang

Suku II, Madang Suku III, Cempaka, Semendawai Suku III, BP

Bangsa Raja, Bunga Mayang, Semendawai Timur, Belitang Madang

Raya, Belitang Mulya, Belitang Jaya dan Semendawai Barat.

Sementara itu, wilayah berbukit terdapat di sebagian Kecamatan

Jayapura serta daerah bergelombang terdapat di sebagian

Kecamatan Martapura dan Kecamatan Buay Pemuka Peliung.

Meskipun demikian, sebagian besar wilayah kabupaten ini

merupakan dataran, sehingga cocok dimanfaatkan untuk

pengusahaan pertanian, seperti tanaman bahan makanan,

perkebunan, perikanan, peternakan dan juga untuk pemukiman

penduduk. Sebesar 59,38% wilayah OKU TIMUR didominasi oleh

lahan pertanian diantaranya 35,89% untuk perkebunan, 17,16%

untuk persawahan, dan 6,33% untuk pertanian lainnya.

Tabel I.1

Statistik Geografi dan Iklim OKU TIMUR Tahun 2015

URAIAN SATUAN 2015

Luas Km2 3.370

Suhu Harian 0C 15-38

Tinggi/Topografi Mdpl 35-67

Curah Hujan Mm 2.690

Sungai Alur 53

Pemukiman Ha 9.010

Hutan Ha 75.642

Persawahan Ha 58.527

Lahan Kering Ha 143.945

Lahan Lainnya Ha 12.172

Sumber: Statistik Daerah Kab. OKU TIMUR 2016

3. Gambaran Umum Demografis

a. Data Kependudukan

Kabupaten OKU TIMUR memiliki penduduk yang

(9)

4

kemajuan pembangunan yang juga semakin pesat. Percepatan

dan kemajuan pembangunan di wilayah ini juga telah menjadi

daya tarik bagi penduduk daerah lain untuk melakukan migrasi

ke Kabupaten OKU TIMUR.

Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik Kabupaten

OKU TIMUR, Komposisi penduduk Kabupaten OKU TIMUR

didominasi oleh penduduk muda/dewasa. Besarnya proporsi

penduduk usia produktif (usia 15-64 tahun) tersebut

merupakan potensi bagi pembangunan, kare-nanya dikatakan

bahwa OKU TIMUR sedang menikmati bonus demografi. Bonus

demografi adalah peluang yang dinikmati suatu Negara akibat

dari besarnya proporsi penduduk produktif (OKU TIMUR

sebesar 66,34%). Struktur semacam ini menguntungkan karena

dengan demikian beban ketergantungan atau dukungan

ekonomi yang harus diiberikan oleh penduduk usia produktif

kepada penduduk usia anak-anak (di bawah 15 tahun) dan tua

(di atas 64 tahun) menjadi lebih ringan. Fenomena ini jika dapat

dimanfaatkan dengan baik, akan dapat meningkatakan

kesejahteraan dan memacu pertumbuhan ekonomi OKU TIMUR.

Komposisi penduduk Kabupaten OKU TIMUR pada tahun

2016 didominasi oleh penduduk usia produktif (15 tahun – 64

tahun) yaitu 430.782 jiwa. Kondisi ini memberikan gambaran

kepada Pemerintah OKU TIMUR agar dapat melakukan langkah-

langkah antisipasi, terutama dalam hal pembukaan kesempatan

kerja bagi penduduk usia produktif tersebut.

Tabel I.2

Jumlah Penduduk dan Komposisinya Berdasarkan Kelompok Umur di Kabupaten OKU TIMUR Tahun 2015

No Kelompok Umur Jumlah Penduduk Komposisi

1 0 – 14 tahun 182.957 28,17%

2 15 - 64 tahun 430.782 66,34%

3 > 65 tahun 35.655 5,49%

Jumlah 649.394 100 %

(10)

5

Penyebaran penduduk di Kabupaten OKU TIMUR

cenderung tidak merata yang disebabkan karena sebagian besar

penduduk lebih memilih tinggal di kecamatan yang secara

ekonomi lebih potensial serta memiliki infrastruktur fasilitas

umum lebih lengkap.

Jumlah penduduk dengan kepadatan tertinggi terdapat di

Kecamatan Buay Madang Timur sebesar 56.904 jiwa,

Kecamatan Belitang sebesar 51.252 jiwa, kemudian Kecamatan

Martapura sebesar 53.772 jiwa. Sedangkan jumlah penduduk

terkecil di Kecamatan BP Bangsa Raja sebanyak 11.769 jiwa

dan Kecamatan Jayapura sebanyak 12.386 jiwa.

b. Sosial Keagamaan

Pada awalnya, masyarakat yang ada di Kabupaten OKU

TIMUR terdiri dari Suku Bangsa Komering sebagai penduduk

asli yang telah lama mendiami wilayah ini. Perkembangan

selanjutnya, karena pengembangan wilayah transmigrasi dan

mobilitas penduduk (urbanisasi), terdapat pula suku bangsa

lainnya seperti Jawa, Sunda, Bali, Padang serta Tionghoa.

Penduduk suku bangsa asli tersebar di masing-masing

wilayah kecamatan, sedangkan penduduk Suku Bangsa Jawa

dan Bali umumnya menyebar di kawasan-kawasan transmigrasi

dengan mata pencaharian sebagian besar sebagai petani,

sedangkan penduduk Suku Bangsa Padang dan Tionghoa

menyebar di kawasan perkotaan dengan mata pencaharian

sebagai pedagang.

Salah satu hal yang menarik adalah keanekaragaman

bahasa, budaya, adat istiadat dan suku bangsa yang berada di

Kabupaten OKU TIMUR, namun antara mereka hidup dengan

rukun dan damai. Mobilitas penduduk Kabupaten OKU TIMUR

(11)

6

etnis dan kontak sosial budaya pun terjadi. Kebudayaan yang

masih dilakukan sampai saat ini di Kabupaten OKU TIMUR

diantaranya adalah ruwahan, maulid dan selamatan.

Berdasarkan agama yang dianut, maka pemeluk Agama

Islam adalah mayoritas. Hal ini juga terlihat dari banyaknya

sarana ibadah yang hampir merata di setiap wilayah. Adapun

sebagian lainnya adalah pemeluk agama lain yang relatif kecil

dan khususnya terdapat di wilayah perkotaan atau wilayah

penduduk pendatang pada daerah tertentu.

Adapun jumlah penduduk berdasarkan agama pada tahun

2015 menurut data dari Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil

Kabupaten OKU TIMUR adalah sebagai berikut:

Tabel I.3

Jumlah Penduduk Berdasarkan Agama di Kabupaten OKU TIMUR Tahun 2015

No Uraian Jumlah

1 Islam 595.380

2 Kristen 6.834

3 Katolik 10.593

4 Hindu 15.580

5 Budha 565

6 Lain-lain 1

Jumlah 628.953

Sumber : Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil OKU TIMUR, 2016

Salah satu indikator ketaatan beribadah penduduk dalam

menjalankan ajaran agama dapat dilihat dari jumlah sarana

ibadah yang ada di suatu wilayah. Data menunjukkan hampir

semua rumah ibadah ada di Kabupaten ini. Jumlah rumah

ibadah menurut data dari Kantor Kementerian Agama

(12)

7

Tabel I.4

Jumlah Rumah Ibadah

di Kabupaten OKU TIMUR Tahun 2015

No Uraian Jumlah

1 Masjid 825

2 Musholla 1.017

3 Gereja Protestan 55

4 Gereja Katolik 51

5 Kapel 17

6 Wihara 8

7 Pura 77

Sumber : Kantor Kemenag OKU TIMUR, 2016

Selain kegiatan di rumah ibadah, kegiatan keagamaan juga

dilakukan di berbagai lembaga pendidikan keagamaan non

formal dan kelompok kajian keagamaan. Adapun menurut data

dari Kantor Kementerian Agama Kabupaten OKU TIMUR, pada

tahun 2015 jumlah lembaga pendidikan keagamaan non formal

dan kelompok kajian keagamaan adalah sebagai berikut :

 Pondok Pesantren : 91 unit

 TK/TPA : 2.043 unit

 Majelis Ta’lim : 1.065 unit

 Sekolah Minggu Kristen : 102 unit

 Sekolah Minggu Katolik : 92 unit

 Pasraman Hindu : 53 unit

 Sekolah Minggu Budha : 8 unit

Pergaulan hidup antar umat beragama secara umum

berlangsung damai dan saling menghargai sehingga kondisi

aman dan terpeliharanya kerukunan dapat terjaga di wilayah

Kabupaten OKU TIMUR. Hal ini didukung oleh peran

Pemerintah Kabupaten OKU TIMUR bersama Forum Kerukunan

Umat Beragama (FKUB), organisasi keagamaan, pemuka agama,

(13)

8

c. Pendidikan

Pendidikan merupakan kebutuhan dasar sehingga upaya

untuk meningkatkan kualitas pendidikan terus dilakukan oleh

pemerintah. Bagi pemerintah, keuntungan yang diperoleh dari

investasi di bidang pendidikan antara lain bahwa pendidikan

merupakan salah satu cara upaya dalam peningkatan kualitas

tenaga kerja. Sedangkan bagi masyarakat, pendidikan yang

semakin baik merupakan modal dalam memperebutkan

kesempatan kerja, sehingga pada akhirnya akan meningkatkan

pendapatan masyarakat.

Lembaga pendidikan umum di Kabupaten OKU TIMUR

meliputi lembaga Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD), Taman

Kanak-kanak (TK) dan yang sederajat, Sekolah Dasar (SD) dan

yang sederajat, Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama (SLTP) dan

yang sederajat, Sekolah lanjutan Tingkat Atas (SLTA) dan yang

sederajat hingga Perguruan Tinggi. Salah satu perguruan tinggi

di Kabupaten OKU TIMUR bahkan telah membuka jenjang studi

pasca sarjana.

Rata-rata lama sekolah merupakan indikator yang

menunjukkan lamanya durasi penduduk mengikuti pendidikan

di sekolah formal. Indikator ini menunjukkan trend peningkatan

selama periode 2013-2015. Secara total rata-rata lamanya

sekolah penduduk OKU TIMUR adalah 6,65 tahun (2012),

meningkat menjadi 6,82 tahun (2013), dan pada tahun 2014

meningkat kembali menjadi 7,05 tahun. Hal ini berarti bahwa

Rata-Rata penduduk OKU TIMUR bersekolah sampai jenjang

pendidikan SMP. Rata-rata lama sekolah penduduk laki-laki

(7,25 tahun) lebih lama dibandingkan dengan perempuan (6,84

tahun).

Angka partisipasi sekolah (APS) menunjukkan jumlah anak

(14)

9

TIMUR tahun 2015 mencapai 99,67%, tingkat SLTP sebesar

95,11%, dan tingkat SLTA sebesar 68,28%. APS yang

menunjukkan peningkatan dari tahun ke tahun menunjukkan

semakin baiknya pendidikan di OKU TIMUR. Namun, semakin

tinggi jenjang pendidikan maka angka partisipasi sekolahnya

semakin turun. Kondisi ini merefleksikan masih adanya kendala

struktural mau-pun kultural bagi penduduk untuk mengakses

pendidikan. Hal tersebut juga terlihat dari banyaknya guru dan

sekolah yang tersedia dimana jumlahnya makin berkurang

dengan makin tingginya jenjang pendidikan. Penyediaan fasilitas

sekolah untuk jenjang SMP ke atas yang lebih menyebar di

setiap kecamatan diharapkan menjadi solusi terhadap

permasalahan ini.

Tabel I.4

Statistik Pendidikan OKU TIMUR

URAIAN 2013 2014 2015

Rata-Rata Lama Sekolah

Rata-Rata Lama Sekolah (Tahun) 6,82 7,05 7,05

Laki-laki (Tahun) 6,93 7,25 7,25

Perempuan (Tahun) 6,71 6,84 6,84

Angka Partisipasi Sekolah (%)

7 – 12 99,24 100 99,67

13 – 15 86,03 93,44 95,11

16 – 18 60,87 67,58 68,28

Sumber: Statistik Daerah Kab. OKU TIMUR 2016

Adapun jumlah sekolah, guru dan siswa pada tahun 2015

di Kabupaten OKU TIMUR adalah sebagai berikut:

Tabel I.5

Jumlah Sekolah, Guru dan Siswa di Kabupaten OKU TIMUR Tahun 2015

URAIAN SD/MI SMP/MTs SMA/MA

Sekolah 515 139 63

Guru 5.664 3.245 1.583

Siswa 75.680 34.626 12.455

(15)

10

d. Kesehatan

Selain pendidikan, sektor kesehatan juga merupakan hak

dasar setiap warga negara. Dengan derajat kesehatan

masyarakat yang relatif baik, maka kehidupan ekonomi dan

sosial budaya juga semakin baik. Oleh karena itu, penyediaan

layanan dan fasilitas kesehatan harus tersedia dengan memadai

serta didukung oleh tenaga medis yang juga cukup guna

mewujudkan kesehatan masyarakat yang lebih baik.

Pemerintah selalu mengupayakan peningkatan derajat

kesehatan penduduk melalui penyediaan sarana dan prasarana

kesehatan. Hingga tahun 2015 sarana kesehatan yang dimiliki

kabupaten ini adalah 5 unit rumah sakit, 22 unit puskesmas, 7

unit klinik, 10 unit rumah bersalin, serta 234 unit poskesdes.

Selain sarana kesehatan yang semakin membaik, di tahun 2014

jumlah tenaga kesehatan terdaftar juga semakin meningkat,

jumlah dokter spesialis dan dokter umum meningkat menjadi

12 dan 72 orang, sementara dokter gigi 4 orang.

Derajat kesehatan penduduk ditunjukkan melalui

peningkatan angka harapan hidup penduduknya. Angka

harapan hidup penduduk Kabupaten OKU Timur tahun

2013-2015 selalu meningkat dari 67,78 tahun (2013) menjadi 68,19

tahun (2015). Sementara itu rata-rata lamanya sakit penduduk

senantiasa menurun menjadi 4,41 hari (2015). Hal ini berarti

jika sakit, rata-rata lama sakit penduduk Oku Timur antara 4

sampai 5 hari. Hal ini menunjukkan bahwa derajat kesehatan

penduduk OKU TIMUR menunjukkan peningkatan yang cukup

memuaskan.

Kesehatan ibu hamil dan bayi juga merupakan salah satu

indicator penting kesehatan suatu lingkungan. Salah satu

indikatornya adalah penolong persalinan, dimana mayoritas

(16)

11

pada bidan (85,22%). Sementara penolong kelahiran oleh dukun

semakin menurun persentasenya.

Tabel I.5

Statistik Kesehatan Penduduk OKU TIMUR

URAIAN 2013 2014 2015

Tempat berobat jalan penduduk (%)

Rumah Sakit 6,05 5,52 5,53

praktek Dokter/Bidan 79,56 83,84 80,16

Puskesmas 7,39 4,64 8,91

Pengobatan Tradisional 1,24 2,01 3,51

Dukun Bersalin 0,35 0 1,90

Penolong Kelahiran (%)

Dokter 11,40 5,97 11,18

Bidan 79,40 87,11 65,22

Dukun 9,20 6,92 3,60

Rata-rata Lama Sakit (hari) 6,10 5,41 4,41

Angka Harapan Hidup (Tahun) 67,78 67,79 68,19

Sumber: Statistik Daerah Kab. OKU TIMUR 2016

Adapun data tenaga dokter di Kabupaten OKU TIMUR pada

tahun 2011 – 2014 adalah sebagai berikut:

Tabel I.5

Statistik Kesehatan Penduduk OKU TIMUR

URAIAN 2011 2012 2013 2014

Dokter Umum 42 54 58 72

Dokter Spesialis 6 6 8 12

Dokter Gigi 3 3 5 4

Sumber: Statistik Daerah Kab. OKU TIMUR 2016

e. Indeks Pembangunan Manusia

Indeks Pembangunan Manusia (IPM) ini merupakan indeks

komposit yang dapat merepresentasikan derajat kesehatan,

pendidikan dan kesejahteraan yang dirasakan langsung oleh

masyarakat (manusia) pada wilayah dan selama kurun waktu

tertentu. IPM dapat bertindak sebagai koreksi atas dominasi

konsep pertumbuhan ekonomi yang selama ini menjadi tolok

(17)

12

Kemajuan pembangunan manusia secara umum dapat

ditunjukkan dengan mencermati indeks pembangunan manusia

(IPM) yang mencerminkan capaian serta kemajuan agregat

pembangunan di bidang pendidikan, kesehatan, dan

perekonomian. IPM merupakan indikator pencapaian hasil

pembangunan suatu wilayah dalam tiga dimensi dasar

pembangunan, yaitu lamanya hidup, tingkat pendidikan, dan

standar hidup layak.

Pada tahun 2014, IPM mengalami perubahan metodologi

karena beberapa indicator sudah tidak tepat dalam

penghitungan IPM seperti Angka Melek Huruf digantikan

Harapan Lama Sekolah dan PDB per kapita digantikan

pengeluaran per kapita disesuaikan. Selain itu penghitungan

IPM juga mengalami perubahan menggunakan rata-rata

geometris.

IPM OKU TIMUR selalu mengalami peningkatan dari tahun

ke tahun, hal itu didukung oleh peningkatan tiap komponennya.

Tahun 2015 IPM OKU TIMUR sebesar 67,17 meningkat 0,43

poin dari tahun sebelumnya, hal ini didukung oleh peningkatan

komponen angka harapan hidup, harapan lama sekolah, dan

pengeluaran per kapita disesuaikan.

Gambar 1

Grafik Indeks Pembangunan Manusia

Kabupaten OKU TIMUR 2013 – 2015

(18)

13

f. Ketenagakerjaan

Salah satu masalah yang dihadapi bangsa Indonesia saat

ini adalah tingginya pertumbuhan angkatan kerja dan masalah

pengangguran. Pertumbuhan angkatan kerja yang tinggi

ternyata tidak diimbangi oleh penyediaan dan penciptaan

lapangan kerja baru yang seimbang. Akibatnya, penyerapan

lapangan tenaga kerja yang baru tidak dapat menyerap

angkatan kerja yang tersedia sehingga pengangguran sulit

untuk diturunkan.

Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) penduduk OKU

TIMUR yang sempat mengalami penurunan pada tahun

2013-2014 kembali meningkat di tahun 2015 menjadi 71,68%.

Perekonomian yang beranjak mening-kat menyebabkan

penduduk usia kerja (15 tahun ke atas) kembali berminat untuk

terlibat atau berusaha terlibat dalam kegiatan memproduksi

barang maupun jasa di OKU TIMUR. Berdasarkan data Survei

Angkatan Kerja Nasional (SAKERNAS) terjadi penurunan

persen-tase penduduk OKU TIMUR yang hanya mengurus

rumah tangga dari 21,15% (2014) menjadi 18% (2015).

Sayangnya peningkatan minat masyarakat untuk terlibat

dalam kegiatan memproduksi barang maupun jasa di OKU

TIMUR tidak disertai dengan lapangan usaha yang memadai

sehingga Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) kembali

mengalami peningkatan dari 4,09% (2013) dan 4,32% (2014),

menjadi 4,74% (2015). Angka TPT yang kembali menunjukkan

peningkatan ini sebaiknya menjadi peringatan dini bagi

pemerintah daerah untuk kembali mendorong sector riil dan

semakin memberi kemudahan dalam berusaha, sehingga angka

pengangguran dapat kembali ditekan.

Sesuai karakteristik perekonomian OKU TIMUR yang

(19)

14

angkatan kerja didominasi oleh sektor primer (Agriculture)

sebesar 71,11%, diikuti sektor jasa-jasa (Secunder) sebesar

25,77%. Sementara Sektor Industri (Manufacture) kurang

menunjukkan perannya dalam penyerapan tenaga kerja di OKU

TIMUR.

Tabel I.6

Statistik Ketenagakerjaan OKU TIMUR

URAIAN 2013 2014 2015

TPAK (%) 66,52 66,45 71,68

Pengangguran Terbuka (%) 4,09 4,32 4,74

Bekerja (%) 95,91 95,68 95,26

Sektor A (%) 63,81 62,32 71,11

Sektor M (%) 8,24 4,41 3,12

Sektor S (%) 27,96 33,26 25,77

Sumber: Statistik Daerah Kab. OKU TIMUR 2016

g. Tingkat Kesejahteraan Penduduk

Indikator kesejahteraan penduduk dapat dicerminkan oleh

besarnya pengeluaran perkapita yang juga merefleksikan daya

beli penduduk terhadap barang dan jasa, baik untuk konsumsi

maupun investasi (saving).

Selama periode 2011-2014 konsumsi penduduk Kabupaten

OKU Timur menunjukkan pola yang semakin membaik. Jika

pada tahun 2011 pengeluaran per kapita per bulan penduduk

OKU Timur hanya sebesar Rp.616,35 ribu dan tahun 2012 naik

menjadi Rp.620,17 ribu dan tahun 2014 menjadi Rp.718,40

ribu. Kenaikan pengeluaran penduduk yang diiringi dengan

stabilitas inflasi dapat merefleksikan daya beli penduduk yang

juga meningkat.

Lebih dari separuh dari pengeluaran konsumsi masyarakat

OKU Timur masih digunakan untuk keperlu-an makanan, yaitu

sebesar 53,21%. Sementara sisanya digunakan untuk

(20)

15

Meningkatnya pengeluaran perkapita penduduk

menunjukkan perbaikan kondisi ekonomi dan kesejahteraan

rumah tangga di OKU TIMUR. Di tengah hadangan kenaikan

harga yang terus-menerus ternyata daya beli masyarakat masih

dapat meningkat. Artinya, setelah dikurangi kenaikan

harga-harga (inflasi), pendapatan masyarakat masih mengalami

surplus.

Tabel I.6

Statistik Pengeluaran Penduduk OKU TIMUR

URAIAN 2012 2013 2014

Pengeluaran Perkapita (000 Rp) 620,17 632,06 718,40

Makanan (%) 49,65 54,08 53,21

Non Makanan (%) 50,35 45,91 46,79

Sumber: Statistik Daerah Kab. OKU TIMUR 2016

Selain itu, bertambah besarnya tingkat kesejahteraan

penduduk Kabupaten OKU TIMUR dapat juga dilihat dari

kondisi perumahannya. Kondisi perumahan dan fasilitas yang

ada di dalamnya dapat merefleksikan tingkat kesejahteraan

penghuninya (penduduk). Salah satu indikasi rumah sehat

menurut badan kesehatan dunia adalah yang luas lantai per

kapitanya lebih dari 10m2 karena luas lantai yang sempit dapat

mengurangi konsumsi oksigen dan mempercepat penularan

penyakit. Berdasarkan Survei Sosial Ekonomi Nasional

(SUSENAS) yang diadakan setiap tahun, persentase rumah yang

memiliki luas lantai per kapita di bawah 10 m2 di OKU TIMUR

sebesar 17,46% (2012), turun menjadi 15,20% (2013) dan terus

menurun menjadi 12,9% (2015).

Peningkatan kondisi perumahan di OKU TIMUR

diindikasikan dengan kondisi beberapa indicator perumahan

diantaranya lantai bukan tanah, sumber penerangan listrik, dan

air bersih yang persentasenya terus meningkat setiap tahunnya.

Peningkatan kesejahteraan pada umumnya berbanding

(21)

16

Seiring dengan hal itu, maka penggunaan tempat pembuangan

akhir tinja berupa jamban septik juga meningkat pesat dari

53,17% (2012) menjadi 72,5% (2015). Walaupun begitu perlu

dicermati bahwa masih ada sekitar 27,5% rumah masih

menggunakan lubang tanah, kolam, sawah, sungai, danau, atau

kali sebagai tempat pembuangan akhir tinja.

Tabel I.6

Statistik Perumahan OKU TIMUR

URAIAN 2012 2013 2014 2015

Sumber: Statistik Daerah Kab. OKU TIMUR 2016

Dari sisi kemiskinan, persentase penduduk miskin di

Kabupaten OKU TIMUR mengalami perubahan yang fluktuatif

dari tahun ke tahun. Pada Tahun 2013, persentase penduduk

miskin Kabupaten OKU TIMUR sebesar 10,28%, pada Tahun

2014 turun menjadi 10,13%.

4. Kondisi Perekonomian

a. Sektor Unggulan

i. Pertanian

Kabupaten OKU TIMUR merupakan daerah yang sangat

potensial untuk pengembangan pertanian, baik pertanian

tanaman pangan, perkebunan, buah-buahan, kehutanan,

perikanan dan peternakan. Potensi ini ditunjukkan dengan

angka produktivitas dan luas areal lahan pertanian.

Sebagai salah satu lumbung pangan di Sumatera

Selatan, OKU TIMUR memiliki kawasan persawahan yang

(22)

17

direvitalisasi. Namun usaha di kategori pertanian juga

bergantung pada faktor musim yang tidak sepenuhnya dapat

dikendalikan oleh teknologi. Kondisi tersebut mengakibatkan

produksi hasil pertanian mengalami gangguan, bahkan di

beberapa tempat terjadi gagal panen. Tersedianya jaringan

irigasi teknis di OKU TIMUR dapat meminimalisir dampak

kemarau sehingga ketahanan pangan masih dapat

dipertahankan. Hal ini dapat dilihat dari jumlah produksi

tanaman pangan khususnya padi yang meningkat. Produksi

padi di Kabupaten OKU TIMUR meningkat dari 715,14 ton di

tahun 2014 menjadi 861,24 ton di tahun 2015. Perbaikan

teknologi pertanian juga terlihat dari produktivitas padi yang

meningkat dari 54,38 ton/ha (2014) menjadi 60,77 ton/ha

(2015).

Produktivitas tanaman menunjukkan kemampuan

tanaman berproduksi tiap hektar. Dapat dilihat bahwa

produktivitas ubi kayu adalah yang tertinggi, yaitu 175,55

ton/hektar. Hal ini berarti bahwa petani dapat menghasilkan

175,55 ton ubi kayu per hektar. Sementara itu

produkstivitas tanaman kedelai paling rendah, sebesar 8,05

ton/hektar.

Tabel I.6

Statistik Pertanian Tanaman Bahan Makanan OKU TIMUR

URAIAN LUAS PANEN (000 Ha) PRODUKSI (000 TON)

2013 2014 2015 2013 2014 2015

Padi Sawah 132,11 131,50 141,73 726,01 715,14 861,24

Padi Ladang 1,91 0,96 1,60 4,13 2,51 3,20

Jagung 9,20 8,53 7,77 62,91 60,55 44,51

Kedelai 0,79 0,87 0,75 0,93 1,01 0,67

Kacang Tanah 3,39 0,47 0,32 0,50 0,40 0,30

Ubi Kayu 2,01 1,91 1,75 35,67 28,39 30,77

Ubi Jalar 1,16 0,23 0,14 1,02 2,97 1,69

(23)

18

ii. Perkebunan

Perkebunan di wilayah Kabupaten OKU TIMUR ini

merupakan sub sektor pertanian yang memberikan

kontribusi cukup besar terhadap perekonomian daerah

Kabupaten OKU TIMUR. Jenis tanaman perkebunan pada

tahun 2015 yang dijumpai di wilayah ini adalah karet,

kelapa, kelapa sawit, kopi, lada dan kakao.

Hasil produksi tanaman perkebunan yang ada di

Kabupaten OKU TIMUR pada tahun 2015 dapat dilihat pada

tabel berikut:

Tabel I.7

Statistik Perkebunan OKU TIMUR Tahun 2015

No Jenis

Perkebunan

Luas Lahan (Ha)

Jumlah Produksi (Ton)

1 Karet 75.072,04 35.755.342,50

2 Kelapa 3.168,03 2.626.635,00

3 Kelapa Sawit 6.809,03 55.913.721,00

4 Kopi 2.138,21 2.169.672,00

5 Lada 2.295,93 3.047.545,00

6 Kakao 814,09 367.177,77

Sumber: OKU TIMUR Dalam Angka 2016

iii.Peternakan dan Perikanan

Sub sektor peternakan, baik ternak besar, ternak kecil

dan unggas berkembang cukup baik, namun pada

umumnya usaha peternakan di OKU TIMUR merupakan

usaha rumah tangga yang bersifat sampingan. Belum ada

perusahaan besar yang berinvestasi di bidang peternakan di

Kabupaten OKU TIMUR, akan tetapi usaha peternakan tetap

berkembang. Demikian juga usaha perikanan, masih

didominasi oleh usaha rumah tangga yang masih

mengandalkan kemurahan alam.

Populasi hewan ternak di OKU TIMUR pada tahun 2015

(24)

19

Tabel I.7

Statistik Peternakan OKU TIMUR Tahun 2015

No Jenis Ternak Populasi (Ekor) Jumlah Yang

Dipotong (Ekor)

1 Sapi Potong 63.430 8.790

2 Kerbau 2.919 27

3 Kambing 37.347 16.618

4 Domba 6.496 2.648

5 Babi 17.374 8.500

Sumber: OKU TIMUR Dalam Angka 2016

Untuk jenis unggas, populasi ayam kampung di OKU

TIMUR pada tahun 2015 sebanyak 518.669 ekor dengan

produksi daging 510.497 Kg, Ayam Petelur sebanyak 3500

ekor dengan produksi daging 455.353 Kg, Ayam Pedaging

sebanyak 180.033 ekor dengan produksi daging 1.673.840

Sedangkan populasi itik pada tahun 2015 sebanyak 156.167

ekor dengan produksi daging 96.012 Kg.

Usaha bidang perikanan yang terdapat di Kabupaten

OKU TIMUR dikelompokkan ke dalam usaha perikanan

perairan umum (danau, rawa dan sungai) dengan produksi

sebesar 477,43 Ton dan usaha perikanan yang khusus

dibudidayakan di kolam, sawah dan keramba dengan

produksi sebesar 42.417,80 Ton. Dengan demikian, total

produksi ikan di Kabupaten OKU TIMUR pada tahun 2015

adalah sebesar 42.895,23 Ton.

iv. Pertambangan dan Energi

Sektor pertambangan dan energi dapat menjadi sektor

andalan dan aset Kabupaten OKU TIMUR. Untuk itu, perlu

dimanfaatkan secara optimal agar di masa yang akan datang

dapat memberikan kontribusinya dalam pembangunan dan

pengembangan wilayah. Kekayaan bahan galian alam dan

energi yang cukup besar di Kabupaten OKU TIMUR

sangatlah potensial untuk dikembangkan mengingat baru

(25)

20

Kategori pertambangan dan penggalian di Kabupaten

OKU Timur masih didominasi oleh penggalian golongan C,

yang terdiri dari penggalian pasir, batu/koral, dan tanah

liat. Usaha penggalian pasir dan koral di kabupaten ini

kebanyakan dilakukan di sepanjang aliran Sungai Komering.

Kualitas pasir dan koral yang berasal dari Sungai Komering

ini terkenal baik, akibatnya permintaan datang dari

kabupaten/wilayah lain, seperti OKU, OKUS, OKI dan

bahkan Lampung. Potensi bahan galian golongan A dan B

seperti minyak bumi, gas dan batubara masih merupakan

potensi OKU TIMUR namun belum dieksploitasi.

Nilai tambah yang tercipta akibat berbagai usaha

penggalian di Kabupaten OKU TIMUR juga meningkat akibat

peningkatan jumlah produksi dan harga. Jika pada tahun

2010 nilai tambah kategori penggalian ini sebesar Rp 169,71

miliar, kini meningkat menjadi Rp 309,28 miliar di tahun

2015.

Sebagai sumber penerangan dan energi baik di sektor

rumah tangga maupun industri, listrik memegang peran

yang sangat vital. Produksi listrik di OKU TIMUR sebesar

136,83 juta Kwh (2015), naik dari tahun lalu yang hanya

130,06 juta Kwh (2014). Kenaikan ini juga seiring dengan

kenaikan jumlah konsumen yang menggunakan listrik PLN

dari 58.654 pelanggan (2013) menjadi 64.160 pelanggan

(2014) bertambah kembali menjadi 68.752 pelanggan (2015).

Tabel I.8

Statistik Energi OKU TIMUR

URAIAN 2013 2014 2015

Produksi Listrik (KWh)

113.612.866 130.834.151 136.834.151

Pelanggan Listrik 58.654 64.160 68.752

Pelanggan PDAM 2.731 2.857 3.377

Air Yang Disalurkan PDAM

976.575 971.393 1.040.006

(26)

21

v. Industri Pengolahan dan Perdagangan

Kabupaten OKU TIMUR sebenarnya memiliki potensi di

bidang industri pengolahan dan perdagangan. Di bidang

industri pengolahan, keberadaan hasil pertanian dan

perkebunan yang melimpah dapat menjadi peluang industri

pengolahan. Meskipun demikian, hingga saat ini sektor

industri pengolahan belum berperan penting dalam

perekonomian Kabupaten OKU TIMUR dibandingkan dengan

sektor pertanian dan perdagangan.

Kategori industri pengolahan belum berperan secara

signifikan dalam perekonomian Kabupaten OKU TIMUR

dibandingkan dengan kategori pertanian dan perdagangan.

Kontribusi kategori industri pengolahan di kabupaten ini

hanya sebesar 6,52 persen (2010), dan selanjutnya terus

meningkat hingga 7,92 persen (2015).

Meski kategori industri pengolahan bukan termasuk

kategori potensial di kabupaten ini, namun sejak 4 tahun

terakhir pertumbuhan kategori ini terus tumbuh secara

signifikan seiring dengan pertumbuhan ekonomi OKU

TIMUR, bahkan tahun 2015 pertumbuhannya mencapai

9,21% dengan nilai tambah yang dihasilkan Rp 870,86

miliar. Jenis industri yang berkembang kebanyakan adalah

industri kecil dan rumah tangga (industri dengan tenaga

kerja kurang dari 20 orang).

Berdasarkan Survei Perusahaan Manufaktur Tahunan

dimana yang menjadi responden adalah perusahaan

berskala Menengah dan Besar (tenaga kerja lebih dari 20

orang) maka terdapat 241 orang tenaga kerja dari 8

perusahaan berskala besar di OKU TIMUR dengan nilai

investasi mencapai Rp 255.358.500,- dan nilai produksi

(27)

22

Kategori perdagangan memainkan peran penting

sebagai penghubung antara produsen dan konsumen.

Melalui proses inilah kategori perdagangan mendapat

keuntungan atau margin perdagangan. Semakin besar

omset (tingkat transaksi) antara produsen dan konsumen

maka margin yang tercipta juga semakin besar. Dalam

perekonomian OKU TIMUR kategori perdagangan

memberikan kontribusi yang cukup signifikan dan rata-rata

di atas 12%. Terdapat 1.959 pedagang yang tercatat dalam

11 pasar yang lebih dari tiga perempatnya didominasi oleh

pedagang kecil sebanyak 1.519 pedagang.

Kontribusi kategori perdagangan dalam perekonomian

OKU TIMUR merupakan ketiga terbesar setelah Pertanian,

Kehutanan, dan Perikanan, dan kategori Konstruksi.

Tingginya kontribusi kategori perdagangan menunjukkan

peran penting kategori ini dalam menopang perekonomian

OKU TIMUR, melalui pembukaan lapangan kerja dan

penciptaan nilai tambah.

Pertumbuhan kategori perdagangan kembali meningkat,

yaitu 7,50% (2015) setelah sempat melambat di tahun 2014

(6,75%).

Upaya pemerintah Kabupaten untuk menggairahkan

perdagangan dilakukan dengan merevitalisasi infrastruktur

pasar secara bertahap agar pedagang maupun pembeli lebih

nyaman dalam melakukan aktivitas jual beli barang/jasa.

Bangunan pasar tradisional yang sudah tidak representatif

secara bertahap dilakukan renovasi agar pedagang maupun

pembeli lebih nyaman dalam melakukan aktivitas transaksi

(28)

23

vi. Pariwisata

Pariwisata diyakini merupakan salah satu kategori

pembangkit tumbuhnya berbagai aktivitas ekonomi dan

sekaligus mampu mengembangkan serta melestarikan

budaya lokal. Daerah di OKU TIMUR dengan tempat wisata

terbanyak adalah Kecamatan Martapura dengan 12 tempat

wisata, mulai dari wisata air, wisata alam, wisata kuliner,

sampai wisata budaya dan ziarah.

Daya tarik pariwisata selain ditentukan oleh faktor

keindahan alam, budaya dan event tertentu juga bergantung

pada sarana prasarana pendukung, seperti hotel, restoran

dan hiburan. Hingga Tahun 2015 terdapat 7

hotel/penginapan dengan 1 hotel berbintang dan 26

Restoran. Kenyamanan dan keamanan daerah juga menjadi

pertimbangan utama para pelancong dalam memilih tujuan

wisatanya. Belum optimalnya fasilitas penunjang pariwisata

serta persepsi masyarakat tentang kemananan yang

tampaknya belum sepenuhnya dapat dikikis menyebabkan

kurang optimalnya perkembangan jumlah wisatawan yang

berkunjung ke OKU TIMUR.

Meskipun begitu, geliat masyarakat untuk berwisata di

daerah ini mulai bangkit. Hal ini ditunjukkan dengan

penciptaan nilai tambah kategori penunjang pariwisata

(penyediaan akomodasi dan makan minum) juga meningkat,

yaitu dari 55,03 miliar (2010) menjadi Rp 136,84 miliar

(2015). Begitupun dengan laju pertumbuhan kategori ini

yang selama 5 tahun terakhir selalu menunjuk angka di atas

9%, yaitu 9,57% (2011), 9,80% (2012), 9,87% (2013), 9,91%

(29)

24

vii.Transportasi dan Komunikasi

Sarana transportasi dan media komunikasi merupakan

urat nadi bagi keberlangsungan aktivitas sosial, ekonomi,

pemerintahan dan pembangunan. Ketersediaan

sarana-prasarana transportasi dan komunikasi kini menjadi salah

satu indikator utama yang menentukan daya saing suatu

wilayah.

Sarana transportasi utama yang ada di OKU TIMUR

adalah transportasi darat, yang didukung jalan negara

(21,31 km), jalan provinsi (206,71 km) dan jalan kabupaten

(932,58 km). Dari 932,58 km jalan kabupaten, 310,29 km

dalam kondisi baik, 490 km dalam kondisi sedang, sisanya

rusak (132,29 km). Keseluruhan jalan tersebut sebagian

telah diaspal (356,79 km), sisanya merupakan jalan kerikil

(575,78), sedangkan jalan tanah sudah tidak ada di tahun

2014.

Adanya pembangunan jalan meningkatkan nilai tambah

sector angkutan darat dari Rp 54,86 miliar (2010) menjadi

92,80 miliar (2014).

Pesatnya kemajuan teknologi informasi dan komunikasi

juga memengaruhi pola komunikasi masyarakat OKU

TIMUR. Masyarakat kini mulai beralih dari telepon rumah ke

telepon selular, tercermin dari sedikitnya rumah tangga yang

memiliki telepon rumah, hanya 1,04% (2014). Rumah tangga

yang memiliki telepon selular (HP) makin meningkat dari

84,96 (2012) menjadi 86,36% (2013) dan terus meningkat

menjadi 88,96% (2014). Seiring perkembangan jaman,

masyarakat lebih membutuhkan kepraktisan dan

kemudahan dalam berkomunikasi dimana saja dan kapan

(30)

25

b. Statistik Indikator Perekonomian

i. Pendapatan Regional

Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) sebagai salah

satu indikator ekonomi makro suatu wilayah masih

merupakan ukuran yang valid untuk digunakan dalam

melihat potensi sekaligus perkembangan kapasitas

perekonomian suatu wilayah pada kurun waktu tertentu.

PDRB sebagai ukuran produktivitas mencerminkan

seluruh nilai barang dan jasa yang dihasilkan oleh suatu

wilayah dalam satu tahun. Dengan fakta ini, maka PDRB

sering dijadikan acuan dalam menilai tingkat capaian

pembangunan ekonomi suatu wilayah, baik antar periode

maupun antar daerah. Pada tahun 2014, PDRB dihitung

menggunakan tahun dasar baru, yaitu 2010. pergantian

tahun dasar ini diharapkan ukuran PDRB lebih mewakili

kondisi terkini. Nilai PDRB (ADHB) meningkat dari Rp 6,09

triliun (2010) menjadi Rp 10,99 triliun (2015) dengan

pertumbuhan 6,82%. Hal ini juga sejalan dengan

per-cepatan pertumbuhan ekonomi yang terjadi di Provinsi

Sumatera Selatan. PDRB Kabupaten OKU TIMUR adalah

sebagai berikut:

Tabel I.9

PDRB Kabupaten OKU TIMUR

No Tahun

PDRB Atas Dasar Harga Berlaku

(Juta Rupiah)

PDRB Atas Dasar Harga Konstan

(Juta Rupiah)

1 2013 8.775.034,33 7.435.450,17

2 2014 9.764.619,63 7.821.515,83

3 2015 10,999.597,22 8.354.954,40

Sumber: Statistik Daerah Kab. OKU TIMUR 2016

Dari data di atas, terlihat bahwa PDRB Kabupaten OKU

TIMUR semakin meningkat tiap tahunnya, baik atas dasar

harga berlaku ataupun atas dasar harga konstan. Hal ini

berarti perkembangan kapasitas perekonomian di

(31)

26

ii. Struktur Perekonomian

Kabupaten OKU TIMUR merupakan Lumbung Pangan

di Provinsi Sumatera Selatan sehingga memberikan

pengaruh tersendiri pada karakteristik ekonomi wilayah ini.

Berdasarkan kontribusi masing-masing sektor (lapangan

usaha) dalam PDRB, tampak bahwa perekonomian daerah

Kabupaten OKU TIMUR masih didominasi oleh sektor

primer, dimana sektor pertanian masih merupakan sektor

unggulan atau “leading sector” sebagai penyumbang utama

PDRB Kabupaten OKU TIMUR.

Tabel I.10

Distribusi Persentase PDRB OKU TIMUR 2015

No Sektor 1 Pertanian, Kehutanan dan

Perikanan

37.81 % 43.06%

2 Pertambangan dan Penggalian 7 Perdagangan Besar dan

Eceran

14.13 % 12.99 %

8 Transportasi dan Pergudangan

1.17 % 1.16 %

9 Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum dan Jaminan Sosial Wajib

(32)

27

iii.Pendapatan Per Kapita

Dalam mengukur kemajuan perekonomian wilayah

tidak cukup hanya dilihat dari sisi nilai PDRB yang tercipta,

harus pula dipertimbangkan seberapa besar dampaknya

bagi peningkatan kesejahteraan penduduk. Dalam hal ini

dikenal dengan istilah pendapatan per kapita yang

merupakan hasil pembagian antara nilai PDRB dengan

jumlah penduduk pertengahan tahun. Pendapatan per

kapita penduduk OKU Timur meningkat dari Rp 9,97 juta

(2010) menjadi Rp 16,94 juta (2015).

Secara umum, besaran pendapatan per kapita didapat

dari pembagian besaran PDRB dengan jumlah penduduk

pertengahan tahun pada periode waktu tertentu. Sebagai

indikator ekonomi makro, pendapatan per kapita suatu

wilayah dapat memberi informasi awal mengenai tingkat

kesejahteraan penduduk. Semakin tinggi pendapatan per

kapita penduduk maka semakin sejahtera masyarakatnya.

Pendapatan per kapita penduduk Kabupaten OKU

TIMUR mengalami peningkatan secara konstan dan stabil

dari tahun ke tahun baik dihitung berdasarkan harga

berlaku maupun atas dasar harga konstan. Informasi

mengenai hal ini dapat terlihat pada tabel berikut :

Tabel I.11

Pendapatan Per Kapita Penduduk OKU TIMUR 2015

No Tahun Atas Dasar Harga

Berlaku (Rp)

Atas Dasar Harga Konstan (Rp)

1 2013 13.840.000 11.720.000

2 2014 15.200.000 12.180.000

3 2015 16.940.000 12.870.000

(33)

28

iv. Pertumbuhan Ekonomi

Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu ukuran

dalam melihat hasil pembangunan yang telah dilaksanakan,

khususnya di dalam bidang ekonomi. Pertumbuhan tersebut

merupakan agregat dari pertumbuhan di setiap sektor

ekonomi. Pertumbuhan yang positif menunjukkan adanya

peningkatan perekonomian, sebaliknya apabila negatif

menunjukkan adanya penurunan.

Indikator ini sangat dibutuhkan untuk mengetahui

sejauh mana capaian pembangunan ekonomi suatu wilayah

secara riil dan keberhasilan pembangunan yang telah

dicapai oleh suatu daerah. Perkembangan pertumbuhan

ekonomi Kabupaten OKU TIMUR pada tahun 2013 sebesar

6,96% turun menjadi 5,19% pada tahun 2014, kemudian

pada tahun 2015 meningkat menjadi 6,82 %.

Gambar 2

Grafik Pertumbuhan Ekonomi OKU TIMUR

(34)

29

v. Tingkat Inflasi

Secara umum, tingkat kenaikan harga barang dan jasa

secara agregat lebih dikenal dengan istilah inflasi,

sedangkan tingkat penurunan harga barang dan jasa secara

agregat lebih dikenal dengan istilah deflasi. Inflasi pada

tingkat wajar sesungguhnya adalah stimulus yang baik bagi

bertumbuhnya kegiatan ekonomi, khususnya pada sektor

produksi atau sektor riil.

Inflasi adalah indikator ekonomi makro yang

menggambarkan kenaikan harga-harga umum berbagai

komoditi dalam perekonomian, kondisi sebaliknya disebut

dengan deflasi. Dalam ekonomi, terjadinya perubahan harga

terkait adanya mekanisme supply dan demand di pasar yang

saling bersaing. Dalam pasar persaingan sempurna,

peningkatan permintaan akan mendorong terjadinya inflasi.

BPS menghitung inflasi berdasarkan Indeks Harga

Konsumen (IHK) yang dihitung di 82 kota IHK. IHK adalah

indeks yang menghitung rata-rata perubahan harga dalam

suatu periode, dari suatu kumpulan barang dan jasa yang

dikonsumsi oleh penduduk/rumah tangga dalam kurun

waktu tertentu. Jenis barang dan jasa tersebut

dikelompokkan menjadi 7 kelompok yaitu bahan makanan;

makanan jadi, minuman, rokok, dan tembakau; perumahan;

sandang; kesehatan; pendidikan, rekreasi, dan olahraga;

transpor dan komunikasi. Untuk provinsi Sumatera Selatan,

IHK dihitung di Kota Palembang dan Lubuk Linggau.

Sementara untuk OKU TIMUR penghitungan inflasi didekati

dengan laju implisit PDRB. Inflasi OKU TIMUR cenderung

stabil dengan inflasi di tahun 2015 sebesar 5,72%.

Laju inflasi PDRB Kabupaten OKU TIMUR berfluktuasi

dari tahun ke tahun. Selama periode tahun 2012-2014 laju

(35)

30

Gambar 3

Grafik Inflasi OKU TIMUR

Sumber: Statistik Daerah Kab. OKU TIMUR 2016

vi. Sektor Perbankan dan Investasi

Pertumbuhan nilai tambah kategori jasa keuangan dan

asuransi di OKU TIMUR sempat menurun selama 2008-2009

dan mengalami recovery selama 2010-2015. Pada tahun

2011 pertumbuhan kategori ini mencapai 7,39% dan

meningkat pesat menjadi 8,62% (2012), namun kemudian

sedikit melambat menjadi 7,09% (2014) dan kembali

melambat menjadi 4,58% (2015). Perlambatan pertumbuhan

kategori jasa keuangan dan asuransi di OKU TIMUR lebih

didominasi oleh perlambatan subkategori perbankan. Hal ini

sejalan dengan data pinjaman yang diberikan Bank Umum

dan BPR yang men-galami perlambatan.

Berdasarkan Statistik Ekonomi Keuangan Daerah yang

diterbitkan Bank Indonesia, pinjaman yang diberikan Bank

Umum dan BPR lebih banyak diberikan kepada bukan

lapangan usaha sebesar Rp 710,15 miliar, diantaranya

pinjaman untuk rumah tinggal, ruko dan rutan, kendaraan

(36)

31

usaha sebesar Rp 522,92 miliar, yang didominasi oleh

lapangan usaha pertanian, peternakan, kehutanan, dan

perikanan. Pinjaman tersebut diharapkan dapat mendorong

pertumbuhan sektor riil dan membuka lapangan pekerjaan

baru di OKU TIMUR.

Tabel I.12

Posisi Pinjaman yang Diberikan Bank Umum dan BPR Menurut Sektor Ekonomi Berdasarkan Lokasi Proyek di

OKU TIMUR Tahun 2015 (Juta Rp)

URAIAN Besar Pinjaman

(Juta Rupiah)

Pinjaman Berdasarkan Lapangan Usaha 522.920

Pertanian, Peternakan, Kehutanan, dan Perikanan

225.090

Pertambangan dan Penggalian 217

Industri Pengolahan 50.303

Konstruksi 13.795

Perdagangan, Hotel, dan Restoran 205.297

Pengangkutan dan Komunikasi 2.800

Keuangan, Real estate, dan Jasa Perusahaan 13.605

Jasa-Jasa 11.183

Pinjaman Kepada Bukan Lapangan Usaha 710.151

Rumah Tinggal 3.788

Ruko dan Rukan 6.899

Kendaraan Bermotor 26.034

Lainnya 673.430

Sumber: Statistik Daerah Kab. OKU TIMUR 2016

B

B.. GGAAMMBBAARRAANNUUMMUUMMPPEEMMEERRIINNTTAAHHAANN DDAAEERRAAHH

Menindaklanjuti Undang-Undang Republik Indonesia Nomor

23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah, maka Pemerintah

Kabupaten Ogan Komering Ulu Timur membentuk perangkat

Pemerintahan Kabupaten sebagai berikut:

• Sekretariat Daerah, terdiri dari 1 Sekretaris Derah, 4

Asisten, 12 Bagian;

• Dinas Daerah, sebanyak 18 Dinas Daerah ;

• Lembaga Teknis Daerah, terdiri dari Inspektorat Daerah,

11 Badan, 1 unit RSUD ;

(37)

32

• Sekretariat DPRD;

• Sekretariat Dewan Pengurus Korpri;

• Kecamatan, sebanyak 20 kecamatan

• Kelurahan, sebanyak 7 kelurahan

• Desa, sebanyak 289 Desa

• Desa Persiapan sebanyak 10 Desa

1. Sekretariat Daerah

Sekretariat Daerah Kabupaten OKU TIMUR dibentuk

berdasarkan Peraturan Daerah Nomor Nomor 2 Tahun 2012

tentang Susunan Organisasi dan Tata Kerja Sekretariat

Daerah dan Sekretariat Dewan Perwakilan Rakyat Daerah

Kabupaten Ogan Komering UluTimur.

Sekretariat Daerah merupakan unsur staf Pemerintah

Daerah yang dipimpin oleh seorang Sekretaris Daerah yang

berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Bupati.

Tugas pokok Sekretariat Daerah adalah membantu Bupati

dalam melaksanakan tugas penyelenggaraan administrasi

pemerintahan, administrasi pembangunan, administrasi

kemasyarakatan, organisasi dan tata laksana serta

memberikan pelayanan administratif kepada seluruh

perangkat daerah kabupaten.

Sementara itu, untuk melaksanakan tugas pokok

tersebut, fungsi dari Sekretariat Daerah ini mencakup:

1) Pengkoordinasi perumusan kebijakan Pemerintah

Kabupaten.

2) Penyelenggaraan administrasi pemerintahan,

administrasi pembangunan, dan administrasi

kemasyarakatan.

3) Pengelola sumber daya aparatur, keuangan, sarana

(38)

33

4) Pelaksana tugas lain yang diberikan Bupati sesuai

dengan tugas dan fungsinya.

Susunan Organisasi Sekretariat Daerah terdiri dari :

5) Sekretaris Daerah

6) Asisten, terdiri dari Asisten Tata Pemerintahan dan

Administrasi (Asisten I) dan Asisten Ekonomi dan

Pembangunan (Asisten II), Asisten Administrasi

Umum dan Keuangan (Asisten III), dan Asisten

Kesejahteraan Rakyat (Asisten IV)

7) Bagian, terdiri dari 12 bagian yaitu Bagian Tata

Pemerintahan, Bagian Hukum, Bagian Hubungan

Masyarakat (Humas) dan Protokol, Bagian

Pemerintahan Desa dan Kelurahan, Bagian

Administrasi Pembangunan, Bagian Perekonomian,

Bagian Kesra, Bagian Pemberdayaan Perempuan,

Bagian Organisasi dan Tata Laksana, Bagian

Perlengkapan, Bagian Umum, Bagian Rumah

Tangga.

2. Dinas Daerah

Dinas Daerah Kabupaten OKU TIMUR dibentuk

berdasarkan Peraturan Daerah Nomor 2 Tahun 2005 tentang

Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Dinas-Dinas Daerah

Kabupaten Ogan Komering Ulu Timur, yang direvisi dengan

Peraturan Daerah Kabupaten Ogan Komering Ulu Timur

Nomor 2 tahun 2006 tentang Pembentukan Organisasi dan

Tata Kerja Dinas-Dinas Daerah Kabupaten Ogan Komering

Ulu Timur dan perubahan kedua Nomor 36 tahun 2007

tentang Perubahan Kedua Organisasi dan Tata Kerja

Sekretariat Daerah dan Sekretariat Dewan Perwakilan Rakyat

(39)

34

Dinas daerah merupakan unsur pelaksana Pemerintah

Daerah yang dipimpin oleh seorang Kepala Dinas yang berada

di bawah dan bertanggung jawab kepada Bupati melalui

Sekretaris Daerah.

Dinas Daerah Kabupaten OKU TIMUR sebanyak 18

Dinas adalah sebagai berikut

1) Dinas Pendidikan Nasional

2) Dinas Kesehatan

3) Dinas Pekerjaan Umum Bina Marga

4) Dinas Pekerjaan Umum Pengairan

5) Dinas Pekerjaan Umum Cipta Karya

6) Dinas Perhubungan

7) Dinas Kebersihan, Keindahan dan Pasar (DKKP)

8) Dinas Kesejahteraan Sosial

9) Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi

10)Dinas Koperasi, Usaha Kecil Menengah dan

Penanaman Modal

11)Dinas Pendapatan Daerah

12)Dinas Pemberdayaan Masyarakat Desa

13)Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura

14)Dinas Peternakan dan Perikanan

15)Dinas Kehutanan dan Perkebunan

16)Dinas Pertambangan dan Energi

17)Dinas Perindustrian dan Perdagangan

18)Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil

3. Lembaga Teknis Daerah

Lembaga Teknis Kabupaten OKU TIMUR dibentuk

berdasarkan Peraturan Daerah Nomor 3 Tahun 2005 tentang

Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Lembaga Teknis

Daerah Kabupaten Ogan Komering Ulu Timur direvisi dengan

(40)

35

Lembaga Teknis Daerah merupakan perangkat

kelembagaan daerah yang berupa badan/kantor yang

dikepalai oleh seorang Kepala Badan/Kepala Kantor sebagai

unsur penunjang, berfungsi membantu Bupati dalam

penyelenggaraan pemerintahan daerah untuk bidang-bidang

tertentu. Kepala badan/kepala kantor berada di bawah dan

bertanggung jawab kepada Bupati melalui Sekretaris Daerah.

Lembaga Teknis terdiri dari 11 badan / Inspektorat, dan 5

Kantor.

Lembaga Teknis berupa Badan adalah sebagai berikut :

1) Badan Perencanaan Pembangunan Daerah

(Bappeda);

2)Badan Kepegawaian dan Diklat Daerah (BKD);

3)Badan Pengendalian Dampak Lingkungan Daerah

(Bapedalda);

4)Badan Pelaksana Penyuluhan dan Ketahanan

Pangan;

5)Badan Keluarga Berencana dan Keluarga Sejahtera;

6)Badan Pengelola Aset Daerah;

7)Badan Pengelola Administrasi Keuangan Daerah

(BPAKD);

8)Badan Pariwisata Seni dan Budaya;

9)Badan Penanggulangan Bencana;

10) Badan Kesbang dan Linmas;

11) Badan Narkotika Kabupaten;

12) Inspektorat Kabupaten;

13) Rumah Sakit Umum Daerah Gumawang;

14) Sekretariat Dewan;

15) Sekretariat Dewan Pengurus Korpri;

Sedangkan berupa Kantor adalah sebagai berikut:

(41)

36

17) Kantor Pemuda dan Olahraga

18) Kantor Informasi dan Komunikasi

19) Kantor Perpustakaan dan Arsip Daerah

20) Kantor Pelayanan Terpadu

4. Pemerintah Kecamatan

Pemerintah Kecamatan merupakan perangkat daerah

yang dipimpin oleh seorang Camat yang berada di bawah dan

bertanggungjawab kepada Bupati melalui Sekretaris Daerah.

Organisasi Kecamatan terdiri dari Camat, Sekretaris

Kecamatan, dan empat Kasi.

Jumlah Kecamatan Lingkup Pemerintah Kabupaten

OKU TIMUR selama Tahun 2016 sebanyak 20 Kecamatan

adalah sebagai berikut :

1) Kecamatan Martapura

2) Kecamatan Buay Pemuka Peliung

3) Kecamatan Buay Madang

4) Kecamatan Buay Madang Timur

5) Kecamatan Madang Suku I

6) Kecamatan Madang Suku II

7) Kecamatan Madang Suku III

8) Kecamatan Belitang I

9) Kecamatan Belitang II

10) Kecamatan Belitang III

11) Kecamatan Cempaka

12) Kecamatan Semendawai Suku III

13) Kecamatan Semendawai Timur

14) Kecamatan Semendawai Barat

15) Kecamatan Bunga Mayang

16) Kecamatan Jayapura

17) Kecamatan Buay Pemuka Bangsa Raja

18) Kecamatan Belitang Madang Raya

19) Kecamatan Belitang Mulya

(42)

37

C

C.. MMAAKKSSUUDD DDAANN TTUUJJUUAANNPPEENNYYUUSSUUNNAANNLLAAKKIIPP

1. Pengertian LAKIP

LAKIP adalah media pertanggungjawaban yang berisi

informasi capaian kinerja instansi pemerintah. Perwujudan

kewajiban suatu instansi pemerintah untuk

mempertanggungjawabkan keberhasilan dan kegagalan

pelaksanaan misi organisasi dalam mencapai sasaran dan tujuan

yang telah ditetapkan melalui sistem pertanggungjawaban secara

periodik.

Kinerja Instansi Pemerintah itu sendiri adalah gambaran

mengenai tingkat pencapaian sasaran ataupun tujuan instansi

pemerintah sebagai penjabaran dari visi, misi, dan strategi

instansi pemerintah yang mengidentifikasikan tingkat

keberhasilan dan kegagalan pelaksanaan kegiatan sesuai dengan

program dan kebijakan yang ditetapkan.

Adapun Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah

(SAKIP) pada pokoknya adalah instrumen yang digunakan instansi

pemerintah dalam memenuhi kewajiban untuk

mempertanggungjawabkan keberhasilan dan kegagalan

pelaksanaan dan misi organisasi, terdiri dari berbagai komponen

yang merupakan satu kesatuan, yaitu perencanaan stratejik,

perencanaan kinerja, pengukuran kinerja, dan pelaporan kinerja.

Sistem pengukuran kinerja dibangun dan dikembangkan untuk

menilai sejauh mana capaian kinerja pemerintah Kabupaten OKU

TIMUR yang bisa dicapai pada saat akhir periode pelaksanaan

program/kegiatan, capaian kinerja yang berhasil diperoleh itu

dikomunikasikan kepada para Stakeholder dalam wujud Laporan

(43)

38

2. Tujuan Penyusunan LAKIP

Penyusunan LAKIP ditujukan untuk :

• Memberi pertanggung jawaban kepada pemberi amanah

(unit lebih rendah kepada unit yang lebih

tinggi/stakeholder).

• Memberi dasar bagi pengambilan keputusan untuk

perbaikan dalam mencapai kehematan, efesiensi dan

efektivitas pelaksanaan tupoksi, dalam upaya mencapai

misi dan visi.

• Memberi masukan untuk memperbaiki perencanaan

(khususnya jangka pendek dan jangka menengah).

3. Fungsi LAKIP

Penyusunan LAKIP berfungsi sebagai:

• Umpan balik untuk pengambilan keputusan pihak-pihak

terkait

• Alat perbaikan manajemen kepemerintahan di lingkungan

instansi pemerintah

• Media pertanggung jawaban kepada lembaga legislatif

• Media pertanggung jawaban kepada publik

4. Manfaat LAKIP

Penyusunan LAKIP bermanfaat untuk:

• Mendorong instansi pemerintah untuk menyelenggarakan

tugas pemerintah dan pembangunan secara baik dan

benar (good governance).

• Mendorong tumbuhnya instansi pemerintah yang

akuntabel, sehingga beroperasi secara efesien, efektif dan

(44)

39

• Memberi masukan dan umpan balik bagi yang

berkepentingan untuk dasar pengambilan keputusan dan

peningkatan kinerja instansi pemerintah.

• Memelihara kepercayaan masyarakat kepada pemerintah.

Dengan demikian, maksud dan tujuan penyusunan dan

penyampaian LAKIP Kabupaten OKU TIMUR Tahun 2016 adalah

sebagai berikut :

Aspek Akuntabilitas kinerja bagi keperluan eksternal

organisasi, menjadikan LAKIP sebagai sarana

pertanggung jawaban pemerintah Kabupaten OKU TIMUR

atas capaian kinerja yang berhasil diperoleh selama

Tahun 2016. Esensi capaian kinerja yang dilaporkan

merujuk pada sampai sejauh mana visi, misi, tujuan dan

sasaran stratejik telah dicapai selama Tahun 2016

Aspek Manajemen Kinerja bagi keperluan internal

organisasi, menjadikan LAKIP 2016 sebagai sarana

evaluasi pencapaian kinerja oleh manajemen pemerintah

Kabupaten OKU TIMUR bagi upaya–upaya perbaikan

kinerja di masa datang sehingga dapat ditingkatkan

secara berkelanjutan.

D

D.. SSIISSTTEEMMAATTIIKKAA PPEENNYYUUSSUUNNAANN LLAAKKIIPP

LAKIP Kabupaten OKU TIMUR Tahun 2016 ini disusun

dengan mengacu pada ketentuan dalam Peraturan Menteri Negara

Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi

Republik Indonesia Nomor 53 Tahun 2014 tentang petunjuk

Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Reviu

Atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah . Adapun sistematika

Gambar

Tabel I.1 Statistik Geografi dan Iklim OKU TIMUR Tahun 2015
Tabel I.3 Jumlah Penduduk Berdasarkan Agama
Tabel I.4 Jumlah Rumah Ibadah
Tabel I.4 Statistik Pendidikan OKU TIMUR
+7

Referensi

Dokumen terkait

Well, since money and fame are not the answers, then the best solution is to be smart in how you manage your fears.. Here are some ways in how to manage your persistent fears

Pengumuman resmi dapat dilihat di Website LPSE Pemko Tebing Tinggi dengan alamat.. http://lpse@pemkotebingtinggi.co.id dan Website Pemkab Asahan dengan

 はなす: Menyampaikan informasi secara lisan dengan lafal yang tepat dalam kalimat yang sederhana sesuai konteks yang mencerminkan kecakapan berbahasa yang santun dan tepat..

Demikian surat pernyataan ini dibuat dan apabila dikemudian hari surat pernyataan ini tidak benar yang mengakibatkan kerugian terhadap Negara Kesatuan Republik Indonesia, maka

Kemungkinan tipe mineralisasi emas yang berkembang di daerah penelitian dengan didasarkan pada asosiasi geokimia unsur (Au, As, Cu, Pb, Zn, Ag, Sb, dan Hg) dan ditunjang

Tiga hari sebelum sakit penderita mengaku makan siang di warung pinggir jalan yang dekat dengan tempat pengumpulan sampah sementara.. Pemeriksaan

Seluruh asli dokumen penawaran Saudara yang telah diunggah melalui LPSE Kota Medan.. Asli Dokumen Kualifikasi sesuai data isian kualifikasi dan fotokopinya sebanyak 1(satu)

Sehubungan dengan dilakukannya penelitian untuk menempuh sidang akhir yang berjudul Uji Efektivitas Ekstrak Metanol Rimpang Jeringau ( Acorus calamus L.) Sebagai Nefroprotektor