Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah
Kabupaten Ogan Komering Ulu Timur
Tahun2016
LAKIP OKU TIMUR TAHUN
2016
Halaman iI
I
K
K
H
H
T
T
I
I
S
S
A
A
R
R
E
E
K
K
S
S
E
E
K
K
U
U
T
T
I
I
F
F
Pertanggungjawaban suatu instansi pemerintah kepada publik pada
prinsipnya merupakan perwujudan dari kewajiban Pemerintah Daerah untuk
mempertanggungjawabkan kinerja penyelenggaraan Pemerintahan kepada
masyarakat. Pertanggungjawaban ini tidak semata-mata dimaksudkan
sebagai upaya untuk menampilkan keberhasilan-keberhasilan dan
menemukan kelemahan dalam pelaksanaan pemerintahan daerah melainkan
juga untuk meningkatkan efisiensi, efektifitas, produktifitas dan akuntabilitas
penyelenggaraan Pemerintahan Daerah.
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP)
merupakan bentuk kepedulian Pimpinan Pemerintahan Kabupaten OKU
TIMUR dan seluruh aparatur di lingkungan Pemerintahan Kabupaten OKU
TIMUR untuk menyesuaikan diri dengan era perubahan guna mendorong
terwujudnya Good Governance di Indonesia.
Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten OKU TIMUR
merupakan kewajiban Pemerintah Kabupaten OKU TIMUR sebagai
pertanggungjawaban pelaksanaan program yang telah ditetapkan dalam
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Kabupaten OKU TIMUR
yang dilakukan secara periodik.
Dalam Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP)
Kabupaten OKU TIMUR Tahun 2016, metode yang digunakan untuk
pengukuran pencapaian kinerja dilakukan dengan membandingkan antara
rencana kinerja (performance plan) yang diinginkan dengan realisasi kinerja
(performance result) yang dicapai organisasi. Selanjutnya dilakukan analisis
terhadap hasil untuk mendapatkan penyebab terjadinya perbedaan antara
kinerja dan realisasinya serta tindakan perbaikan yang diperlukan pada masa
mendatang. Metode pengukuran ini dapat bermanfaat dalam memberikan
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah
Kabupaten Ogan Komering Ulu Timur
Tahun2016
LAKIP OKU TIMUR TAHUN
2016
Halaman ii dengan program, kebijakan, sasaran dan tujuan yang telah ditetapkan untukmewujudkan misi dan visi organisasi pemerintah Kabupaten OKU TIMUR.
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Kabupaten
OKU TIMUR Tahun 2016 ini menyajikan hasil pengukuran, evaluasi dan
analisis pencapaian sasaran stratejik, sebagai berikut :
a. Pada tahun 2016 pemerintah kab OKU TIMUR memiliki Bupati dan
Wakil Bupati periode 2016-2021, dimana pengesahan RPJMD pad
bulan Juli 2016 sehingga Perjanjian Kinerja tahun anggaran 2016 belum
berpedoman pada RPJMD 2016-2021
b. Analisa pencapaian sasaran stratejik Tahun 2016, dari 9 tujuan, 29
sasaran dengan 256 indikator kinerja sasaran, 45 Kebijakan dan 205
program yang ada dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Kabupaten OKU TIMUR.
c. Hasil analisa terhadap 29 sasaran stratejik yang ditetapkan pada Tahun
2016 adalah sebanyak 19 sasaran stratejik dengan rata-rata tingkat
capaian kinerja 80% - 100% lebih, 10 sasaran stratejik capaianya masih
dibawah 80%.
rata-rata tingkat capaian kinerja secara keseluruhan adalah 69,04%.
d. Hambatan/kendala yang dihadapi bagi 10 sasaran stratejik yang
belum mencapai 80% disebabkan beberapa indikator kinerja yang tidak
tercapainya target hal ini terjadi karena antara lain adalah alokasi dana
anggaran 2016 belum seluruhnya dapat dilaksanakan pada kegiatan
tersebut, adanya faktor alam yang kurang diperhitungkan ditingkat
lapangan, terlambatnya pencairan dana sedangkan kegiatan tidak bisa
dilaksanakan dalam waktu yang terbatas serta masih kurangnya Sumber
Daya Manusia (SDM) .
Untuk mengatasi dan mengantisipasi hambatan/kendala tersebut,
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah
Kabupaten Ogan Komering Ulu Timur
Tahun2016
LAKIP OKU TIMUR TAHUN
2016
Halaman iii lain, melakukan analisis perencanaan yang lebih akurat denganmempertimbangkan faktor alam dan survey pendahuluan, memantapkan
koordinasi, konsultasi dan sinkronisasi dengan instansi/pihak lain terutama
masyarakat dan aparatur yang terlibat dalam pelaksanaan kegiatan
pembangunan, mengoptimalkan upaya peningkatan profesionalisme aparat
dan pihak yang terkait dengan kegiatan secara terencana terkoordinir dan
terevaluasi, perlunya peningkatan infrastruktur yang mengacu kepada
Standar Pelayanan Minimal (SPM).
Akuntabilitas Kinerja Instansi Keuangan Tahun 2016 ditunjukkan dari
sisi penerimaan dan pengeluaran daerah sesuai dengan Sistem Akuntansi
Keuangan Daerah, sebagai berikut :
Target pendapatan Tahun 2016 sebesar Rp. 1.669.766.891.897,00 dan dapat direalisasikan sebesar 1.521.770.289.548,64 atau 91,14%. Target belanja Tahun 2016 sebesar 1.668.740.235.527,00 dan dapat
direalisasikan sebesar 1.517.697.965.668,09 atau 90,95%.
Keberhasilan pencapaian tingkat sasaran stratejik Tahun 2016, ini
secara langsung dan tidak langsung telah mampu memberikan kontribusi
terhadap keberhasilan kinerja Pemerintah Kabupaten OKU TIMUR secara
makro. Hal ini ditunjukkan dari perbaikan dan pembangunan baik dalam
bidang pendidikan, kesehatan melalui pembangunan dan perbaikan sarana
dan prasarana penunjang ekonomi, sosial budaya dan peningkatan ekonomi
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah D. Sistematika Penyusunan LAKIP ... 1 40 45 48 BAB II. PERENCANAAN STRATEGIS DAN PERJANJIAN KINERJA ... 49
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah
Kabupaten Ogan Komering Ulu Timur
Tahun2016
1
BAB I
PENDAHULUAN
A
A.. GGAAMMBBAARRAANN UUMMUUMM DDAAEERRAAHH
1. Dasar Hukum Pembentukan Daerah
Kabupaten Ogan Komering Ulu Timur (OKU TIMUR)
merupakan salah satu dari 17 kabupaten dan kota yang ada di
Provinsi Sumatera Selatan. Kabupaten OKU TIMUR tersebut
merupakan salah satu daerah otonom yang terbentuk sebagai hasil
pemekaran dari Kabupaten Ogan Komering Ulu (OKU) melalui
Undang-Undang Nomor 37 Tahun 2003 tentang Pembentukan
Kabupaten Ogan Komering Ulu Timur, Kabupaten Ogan Komering
Ulu Selatan dan Kabupaten Ogan Ilir.
Pembentukan Kabupaten OKU TIMUR didasari dengan
pertimbangan untuk mempersingkat rentang kendali pemerintahan,
memudahkan pengawasan, meningkatkan pelayanan terhadap
masyarakat dan meningkatkan kemampuan daerah dalam
pemanfaatan sumber daya alam serta memacu proses
pembangunan dalam rangka mempercepat kesejahteraan
masyarakat.
Pada tanggal 18 Desember 2003 diresmikanlah pembentukan
Kabupaten OKU TIMUR dengan diterbitkannya Undang-Undang
Nomor 37 Tahun 2003 di atas. Selanjutnya, pada tanggal 17
Januari 2004, Gubernur Sumatera Selatan menunjuk Pejabat
Sementara Bupati OKU TIMUR yang menjadi tonggak sejarah dan
momentum dimulainya pelaksanaan roda pemerintahan Kabupaten
OKU TIMUR. Tanggal 17 Januari ini pula kemudian ditetapkan
menjadi Hari Jadi Kabupaten OKU TIMUR berdasarkan Peraturan
2
2. Kondisi Geografis
Sesuai dengan Undang-Undang Nomor 37 Tahun 2003, luas
wilayah Kabupaten OKU TIMUR adalah 3.370 km2 dan beribukota
di Martapura. Secara geografis, wilayah ini terletak antara 103040’
-104033’ Bujur Timur dan 3045’-4055’ Lintang Selatan.
Adapun secara administrasi, wilayah Kabupaten OKU TIMUR
memiliki batas-batas sebagai berikut:
Sebelah Utara : Kabupaten OKI (Kecamatan
Tanjung Lubuk dan Lempuing)
Sebelah Timur : Kabupaten OKI (Kecamatan
Lempuing dan Mesuji)
Sebelah Selatan : Kabupaten Way Kanan (Provinsi
Lampung) dan Kabupaten OKU
Selatan (Kecamatan Simpang)
Sebelah Barat : Kabupaten OKU (Kecamatan
Lengkiti, Sosoh Buay Rayap,
Baturaja Timur dan Peninjauan)
dan Kabupaten Ogan Ilir
(Kecamatan Muara Kuang)
Secara umum, kondisi topografi Kabupaten OKU TIMUR
merupakan dataran rendah dengan variasi ketinggian antara 35-67
meter di atas permukaan laut. Kabupaten OKU TIMUR beriklim
tropis dan cenderung basah, karena dipengaruhi musim penghujan
dan musim kemarau. Suhu rata-rata harian berkisar antara 150C
sampai dengan 380C. Curah hujan tahunan sekitar 2690 mm
(rata-rata curah hujan 224,17 mm/bulan) dengan 205 hari hujan
sepanjang tahun 2015. Selama tahun 2015 Kabupaten OKU TIMUR
memasuki 5 bulan basah dimana bulan basah adalah bila rata-rata
3
Menurut bentuk kontur permukaannya, keadaan tanah di
wilayah Kabupaten OKU TIMUR dapat digolongkan ke dalam
wilayah datar (peneplain zone), bergelombang (piedmont zone) dan
berbukit (hilly zone). Wilayah datar terdapat di Kecamatan Belitang,
Belitang II, Belitang III, Buay Madang, Madang Suku I, Madang
Suku II, Madang Suku III, Cempaka, Semendawai Suku III, BP
Bangsa Raja, Bunga Mayang, Semendawai Timur, Belitang Madang
Raya, Belitang Mulya, Belitang Jaya dan Semendawai Barat.
Sementara itu, wilayah berbukit terdapat di sebagian Kecamatan
Jayapura serta daerah bergelombang terdapat di sebagian
Kecamatan Martapura dan Kecamatan Buay Pemuka Peliung.
Meskipun demikian, sebagian besar wilayah kabupaten ini
merupakan dataran, sehingga cocok dimanfaatkan untuk
pengusahaan pertanian, seperti tanaman bahan makanan,
perkebunan, perikanan, peternakan dan juga untuk pemukiman
penduduk. Sebesar 59,38% wilayah OKU TIMUR didominasi oleh
lahan pertanian diantaranya 35,89% untuk perkebunan, 17,16%
untuk persawahan, dan 6,33% untuk pertanian lainnya.
Tabel I.1
Statistik Geografi dan Iklim OKU TIMUR Tahun 2015
URAIAN SATUAN 2015
Luas Km2 3.370
Suhu Harian 0C 15-38
Tinggi/Topografi Mdpl 35-67
Curah Hujan Mm 2.690
Sungai Alur 53
Pemukiman Ha 9.010
Hutan Ha 75.642
Persawahan Ha 58.527
Lahan Kering Ha 143.945
Lahan Lainnya Ha 12.172
Sumber: Statistik Daerah Kab. OKU TIMUR 2016
3. Gambaran Umum Demografis
a. Data Kependudukan
Kabupaten OKU TIMUR memiliki penduduk yang
4
kemajuan pembangunan yang juga semakin pesat. Percepatan
dan kemajuan pembangunan di wilayah ini juga telah menjadi
daya tarik bagi penduduk daerah lain untuk melakukan migrasi
ke Kabupaten OKU TIMUR.
Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik Kabupaten
OKU TIMUR, Komposisi penduduk Kabupaten OKU TIMUR
didominasi oleh penduduk muda/dewasa. Besarnya proporsi
penduduk usia produktif (usia 15-64 tahun) tersebut
merupakan potensi bagi pembangunan, kare-nanya dikatakan
bahwa OKU TIMUR sedang menikmati bonus demografi. Bonus
demografi adalah peluang yang dinikmati suatu Negara akibat
dari besarnya proporsi penduduk produktif (OKU TIMUR
sebesar 66,34%). Struktur semacam ini menguntungkan karena
dengan demikian beban ketergantungan atau dukungan
ekonomi yang harus diiberikan oleh penduduk usia produktif
kepada penduduk usia anak-anak (di bawah 15 tahun) dan tua
(di atas 64 tahun) menjadi lebih ringan. Fenomena ini jika dapat
dimanfaatkan dengan baik, akan dapat meningkatakan
kesejahteraan dan memacu pertumbuhan ekonomi OKU TIMUR.
Komposisi penduduk Kabupaten OKU TIMUR pada tahun
2016 didominasi oleh penduduk usia produktif (15 tahun – 64
tahun) yaitu 430.782 jiwa. Kondisi ini memberikan gambaran
kepada Pemerintah OKU TIMUR agar dapat melakukan langkah-
langkah antisipasi, terutama dalam hal pembukaan kesempatan
kerja bagi penduduk usia produktif tersebut.
Tabel I.2
Jumlah Penduduk dan Komposisinya Berdasarkan Kelompok Umur di Kabupaten OKU TIMUR Tahun 2015
No Kelompok Umur Jumlah Penduduk Komposisi
1 0 – 14 tahun 182.957 28,17%
2 15 - 64 tahun 430.782 66,34%
3 > 65 tahun 35.655 5,49%
Jumlah 649.394 100 %
5
Penyebaran penduduk di Kabupaten OKU TIMUR
cenderung tidak merata yang disebabkan karena sebagian besar
penduduk lebih memilih tinggal di kecamatan yang secara
ekonomi lebih potensial serta memiliki infrastruktur fasilitas
umum lebih lengkap.
Jumlah penduduk dengan kepadatan tertinggi terdapat di
Kecamatan Buay Madang Timur sebesar 56.904 jiwa,
Kecamatan Belitang sebesar 51.252 jiwa, kemudian Kecamatan
Martapura sebesar 53.772 jiwa. Sedangkan jumlah penduduk
terkecil di Kecamatan BP Bangsa Raja sebanyak 11.769 jiwa
dan Kecamatan Jayapura sebanyak 12.386 jiwa.
b. Sosial Keagamaan
Pada awalnya, masyarakat yang ada di Kabupaten OKU
TIMUR terdiri dari Suku Bangsa Komering sebagai penduduk
asli yang telah lama mendiami wilayah ini. Perkembangan
selanjutnya, karena pengembangan wilayah transmigrasi dan
mobilitas penduduk (urbanisasi), terdapat pula suku bangsa
lainnya seperti Jawa, Sunda, Bali, Padang serta Tionghoa.
Penduduk suku bangsa asli tersebar di masing-masing
wilayah kecamatan, sedangkan penduduk Suku Bangsa Jawa
dan Bali umumnya menyebar di kawasan-kawasan transmigrasi
dengan mata pencaharian sebagian besar sebagai petani,
sedangkan penduduk Suku Bangsa Padang dan Tionghoa
menyebar di kawasan perkotaan dengan mata pencaharian
sebagai pedagang.
Salah satu hal yang menarik adalah keanekaragaman
bahasa, budaya, adat istiadat dan suku bangsa yang berada di
Kabupaten OKU TIMUR, namun antara mereka hidup dengan
rukun dan damai. Mobilitas penduduk Kabupaten OKU TIMUR
6
etnis dan kontak sosial budaya pun terjadi. Kebudayaan yang
masih dilakukan sampai saat ini di Kabupaten OKU TIMUR
diantaranya adalah ruwahan, maulid dan selamatan.
Berdasarkan agama yang dianut, maka pemeluk Agama
Islam adalah mayoritas. Hal ini juga terlihat dari banyaknya
sarana ibadah yang hampir merata di setiap wilayah. Adapun
sebagian lainnya adalah pemeluk agama lain yang relatif kecil
dan khususnya terdapat di wilayah perkotaan atau wilayah
penduduk pendatang pada daerah tertentu.
Adapun jumlah penduduk berdasarkan agama pada tahun
2015 menurut data dari Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil
Kabupaten OKU TIMUR adalah sebagai berikut:
Tabel I.3
Jumlah Penduduk Berdasarkan Agama di Kabupaten OKU TIMUR Tahun 2015
No Uraian Jumlah
1 Islam 595.380
2 Kristen 6.834
3 Katolik 10.593
4 Hindu 15.580
5 Budha 565
6 Lain-lain 1
Jumlah 628.953
Sumber : Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil OKU TIMUR, 2016
Salah satu indikator ketaatan beribadah penduduk dalam
menjalankan ajaran agama dapat dilihat dari jumlah sarana
ibadah yang ada di suatu wilayah. Data menunjukkan hampir
semua rumah ibadah ada di Kabupaten ini. Jumlah rumah
ibadah menurut data dari Kantor Kementerian Agama
7
Tabel I.4
Jumlah Rumah Ibadah
di Kabupaten OKU TIMUR Tahun 2015
No Uraian Jumlah
1 Masjid 825
2 Musholla 1.017
3 Gereja Protestan 55
4 Gereja Katolik 51
5 Kapel 17
6 Wihara 8
7 Pura 77
Sumber : Kantor Kemenag OKU TIMUR, 2016
Selain kegiatan di rumah ibadah, kegiatan keagamaan juga
dilakukan di berbagai lembaga pendidikan keagamaan non
formal dan kelompok kajian keagamaan. Adapun menurut data
dari Kantor Kementerian Agama Kabupaten OKU TIMUR, pada
tahun 2015 jumlah lembaga pendidikan keagamaan non formal
dan kelompok kajian keagamaan adalah sebagai berikut :
Pondok Pesantren : 91 unit
TK/TPA : 2.043 unit
Majelis Ta’lim : 1.065 unit
Sekolah Minggu Kristen : 102 unit
Sekolah Minggu Katolik : 92 unit
Pasraman Hindu : 53 unit
Sekolah Minggu Budha : 8 unit
Pergaulan hidup antar umat beragama secara umum
berlangsung damai dan saling menghargai sehingga kondisi
aman dan terpeliharanya kerukunan dapat terjaga di wilayah
Kabupaten OKU TIMUR. Hal ini didukung oleh peran
Pemerintah Kabupaten OKU TIMUR bersama Forum Kerukunan
Umat Beragama (FKUB), organisasi keagamaan, pemuka agama,
8
c. Pendidikan
Pendidikan merupakan kebutuhan dasar sehingga upaya
untuk meningkatkan kualitas pendidikan terus dilakukan oleh
pemerintah. Bagi pemerintah, keuntungan yang diperoleh dari
investasi di bidang pendidikan antara lain bahwa pendidikan
merupakan salah satu cara upaya dalam peningkatan kualitas
tenaga kerja. Sedangkan bagi masyarakat, pendidikan yang
semakin baik merupakan modal dalam memperebutkan
kesempatan kerja, sehingga pada akhirnya akan meningkatkan
pendapatan masyarakat.
Lembaga pendidikan umum di Kabupaten OKU TIMUR
meliputi lembaga Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD), Taman
Kanak-kanak (TK) dan yang sederajat, Sekolah Dasar (SD) dan
yang sederajat, Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama (SLTP) dan
yang sederajat, Sekolah lanjutan Tingkat Atas (SLTA) dan yang
sederajat hingga Perguruan Tinggi. Salah satu perguruan tinggi
di Kabupaten OKU TIMUR bahkan telah membuka jenjang studi
pasca sarjana.
Rata-rata lama sekolah merupakan indikator yang
menunjukkan lamanya durasi penduduk mengikuti pendidikan
di sekolah formal. Indikator ini menunjukkan trend peningkatan
selama periode 2013-2015. Secara total rata-rata lamanya
sekolah penduduk OKU TIMUR adalah 6,65 tahun (2012),
meningkat menjadi 6,82 tahun (2013), dan pada tahun 2014
meningkat kembali menjadi 7,05 tahun. Hal ini berarti bahwa
Rata-Rata penduduk OKU TIMUR bersekolah sampai jenjang
pendidikan SMP. Rata-rata lama sekolah penduduk laki-laki
(7,25 tahun) lebih lama dibandingkan dengan perempuan (6,84
tahun).
Angka partisipasi sekolah (APS) menunjukkan jumlah anak
9
TIMUR tahun 2015 mencapai 99,67%, tingkat SLTP sebesar
95,11%, dan tingkat SLTA sebesar 68,28%. APS yang
menunjukkan peningkatan dari tahun ke tahun menunjukkan
semakin baiknya pendidikan di OKU TIMUR. Namun, semakin
tinggi jenjang pendidikan maka angka partisipasi sekolahnya
semakin turun. Kondisi ini merefleksikan masih adanya kendala
struktural mau-pun kultural bagi penduduk untuk mengakses
pendidikan. Hal tersebut juga terlihat dari banyaknya guru dan
sekolah yang tersedia dimana jumlahnya makin berkurang
dengan makin tingginya jenjang pendidikan. Penyediaan fasilitas
sekolah untuk jenjang SMP ke atas yang lebih menyebar di
setiap kecamatan diharapkan menjadi solusi terhadap
permasalahan ini.
Tabel I.4
Statistik Pendidikan OKU TIMUR
URAIAN 2013 2014 2015
Rata-Rata Lama Sekolah
Rata-Rata Lama Sekolah (Tahun) 6,82 7,05 7,05
Laki-laki (Tahun) 6,93 7,25 7,25
Perempuan (Tahun) 6,71 6,84 6,84
Angka Partisipasi Sekolah (%)
7 – 12 99,24 100 99,67
13 – 15 86,03 93,44 95,11
16 – 18 60,87 67,58 68,28
Sumber: Statistik Daerah Kab. OKU TIMUR 2016
Adapun jumlah sekolah, guru dan siswa pada tahun 2015
di Kabupaten OKU TIMUR adalah sebagai berikut:
Tabel I.5
Jumlah Sekolah, Guru dan Siswa di Kabupaten OKU TIMUR Tahun 2015
URAIAN SD/MI SMP/MTs SMA/MA
Sekolah 515 139 63
Guru 5.664 3.245 1.583
Siswa 75.680 34.626 12.455
10
d. Kesehatan
Selain pendidikan, sektor kesehatan juga merupakan hak
dasar setiap warga negara. Dengan derajat kesehatan
masyarakat yang relatif baik, maka kehidupan ekonomi dan
sosial budaya juga semakin baik. Oleh karena itu, penyediaan
layanan dan fasilitas kesehatan harus tersedia dengan memadai
serta didukung oleh tenaga medis yang juga cukup guna
mewujudkan kesehatan masyarakat yang lebih baik.
Pemerintah selalu mengupayakan peningkatan derajat
kesehatan penduduk melalui penyediaan sarana dan prasarana
kesehatan. Hingga tahun 2015 sarana kesehatan yang dimiliki
kabupaten ini adalah 5 unit rumah sakit, 22 unit puskesmas, 7
unit klinik, 10 unit rumah bersalin, serta 234 unit poskesdes.
Selain sarana kesehatan yang semakin membaik, di tahun 2014
jumlah tenaga kesehatan terdaftar juga semakin meningkat,
jumlah dokter spesialis dan dokter umum meningkat menjadi
12 dan 72 orang, sementara dokter gigi 4 orang.
Derajat kesehatan penduduk ditunjukkan melalui
peningkatan angka harapan hidup penduduknya. Angka
harapan hidup penduduk Kabupaten OKU Timur tahun
2013-2015 selalu meningkat dari 67,78 tahun (2013) menjadi 68,19
tahun (2015). Sementara itu rata-rata lamanya sakit penduduk
senantiasa menurun menjadi 4,41 hari (2015). Hal ini berarti
jika sakit, rata-rata lama sakit penduduk Oku Timur antara 4
sampai 5 hari. Hal ini menunjukkan bahwa derajat kesehatan
penduduk OKU TIMUR menunjukkan peningkatan yang cukup
memuaskan.
Kesehatan ibu hamil dan bayi juga merupakan salah satu
indicator penting kesehatan suatu lingkungan. Salah satu
indikatornya adalah penolong persalinan, dimana mayoritas
11
pada bidan (85,22%). Sementara penolong kelahiran oleh dukun
semakin menurun persentasenya.
Tabel I.5
Statistik Kesehatan Penduduk OKU TIMUR
URAIAN 2013 2014 2015
Tempat berobat jalan penduduk (%)
Rumah Sakit 6,05 5,52 5,53
praktek Dokter/Bidan 79,56 83,84 80,16
Puskesmas 7,39 4,64 8,91
Pengobatan Tradisional 1,24 2,01 3,51
Dukun Bersalin 0,35 0 1,90
Penolong Kelahiran (%)
Dokter 11,40 5,97 11,18
Bidan 79,40 87,11 65,22
Dukun 9,20 6,92 3,60
Rata-rata Lama Sakit (hari) 6,10 5,41 4,41
Angka Harapan Hidup (Tahun) 67,78 67,79 68,19
Sumber: Statistik Daerah Kab. OKU TIMUR 2016
Adapun data tenaga dokter di Kabupaten OKU TIMUR pada
tahun 2011 – 2014 adalah sebagai berikut:
Tabel I.5
Statistik Kesehatan Penduduk OKU TIMUR
URAIAN 2011 2012 2013 2014
Dokter Umum 42 54 58 72
Dokter Spesialis 6 6 8 12
Dokter Gigi 3 3 5 4
Sumber: Statistik Daerah Kab. OKU TIMUR 2016
e. Indeks Pembangunan Manusia
Indeks Pembangunan Manusia (IPM) ini merupakan indeks
komposit yang dapat merepresentasikan derajat kesehatan,
pendidikan dan kesejahteraan yang dirasakan langsung oleh
masyarakat (manusia) pada wilayah dan selama kurun waktu
tertentu. IPM dapat bertindak sebagai koreksi atas dominasi
konsep pertumbuhan ekonomi yang selama ini menjadi tolok
12
Kemajuan pembangunan manusia secara umum dapat
ditunjukkan dengan mencermati indeks pembangunan manusia
(IPM) yang mencerminkan capaian serta kemajuan agregat
pembangunan di bidang pendidikan, kesehatan, dan
perekonomian. IPM merupakan indikator pencapaian hasil
pembangunan suatu wilayah dalam tiga dimensi dasar
pembangunan, yaitu lamanya hidup, tingkat pendidikan, dan
standar hidup layak.
Pada tahun 2014, IPM mengalami perubahan metodologi
karena beberapa indicator sudah tidak tepat dalam
penghitungan IPM seperti Angka Melek Huruf digantikan
Harapan Lama Sekolah dan PDB per kapita digantikan
pengeluaran per kapita disesuaikan. Selain itu penghitungan
IPM juga mengalami perubahan menggunakan rata-rata
geometris.
IPM OKU TIMUR selalu mengalami peningkatan dari tahun
ke tahun, hal itu didukung oleh peningkatan tiap komponennya.
Tahun 2015 IPM OKU TIMUR sebesar 67,17 meningkat 0,43
poin dari tahun sebelumnya, hal ini didukung oleh peningkatan
komponen angka harapan hidup, harapan lama sekolah, dan
pengeluaran per kapita disesuaikan.
Gambar 1
Grafik Indeks Pembangunan Manusia
Kabupaten OKU TIMUR 2013 – 2015
13
f. Ketenagakerjaan
Salah satu masalah yang dihadapi bangsa Indonesia saat
ini adalah tingginya pertumbuhan angkatan kerja dan masalah
pengangguran. Pertumbuhan angkatan kerja yang tinggi
ternyata tidak diimbangi oleh penyediaan dan penciptaan
lapangan kerja baru yang seimbang. Akibatnya, penyerapan
lapangan tenaga kerja yang baru tidak dapat menyerap
angkatan kerja yang tersedia sehingga pengangguran sulit
untuk diturunkan.
Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) penduduk OKU
TIMUR yang sempat mengalami penurunan pada tahun
2013-2014 kembali meningkat di tahun 2015 menjadi 71,68%.
Perekonomian yang beranjak mening-kat menyebabkan
penduduk usia kerja (15 tahun ke atas) kembali berminat untuk
terlibat atau berusaha terlibat dalam kegiatan memproduksi
barang maupun jasa di OKU TIMUR. Berdasarkan data Survei
Angkatan Kerja Nasional (SAKERNAS) terjadi penurunan
persen-tase penduduk OKU TIMUR yang hanya mengurus
rumah tangga dari 21,15% (2014) menjadi 18% (2015).
Sayangnya peningkatan minat masyarakat untuk terlibat
dalam kegiatan memproduksi barang maupun jasa di OKU
TIMUR tidak disertai dengan lapangan usaha yang memadai
sehingga Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) kembali
mengalami peningkatan dari 4,09% (2013) dan 4,32% (2014),
menjadi 4,74% (2015). Angka TPT yang kembali menunjukkan
peningkatan ini sebaiknya menjadi peringatan dini bagi
pemerintah daerah untuk kembali mendorong sector riil dan
semakin memberi kemudahan dalam berusaha, sehingga angka
pengangguran dapat kembali ditekan.
Sesuai karakteristik perekonomian OKU TIMUR yang
14
angkatan kerja didominasi oleh sektor primer (Agriculture)
sebesar 71,11%, diikuti sektor jasa-jasa (Secunder) sebesar
25,77%. Sementara Sektor Industri (Manufacture) kurang
menunjukkan perannya dalam penyerapan tenaga kerja di OKU
TIMUR.
Tabel I.6
Statistik Ketenagakerjaan OKU TIMUR
URAIAN 2013 2014 2015
TPAK (%) 66,52 66,45 71,68
Pengangguran Terbuka (%) 4,09 4,32 4,74
Bekerja (%) 95,91 95,68 95,26
Sektor A (%) 63,81 62,32 71,11
Sektor M (%) 8,24 4,41 3,12
Sektor S (%) 27,96 33,26 25,77
Sumber: Statistik Daerah Kab. OKU TIMUR 2016
g. Tingkat Kesejahteraan Penduduk
Indikator kesejahteraan penduduk dapat dicerminkan oleh
besarnya pengeluaran perkapita yang juga merefleksikan daya
beli penduduk terhadap barang dan jasa, baik untuk konsumsi
maupun investasi (saving).
Selama periode 2011-2014 konsumsi penduduk Kabupaten
OKU Timur menunjukkan pola yang semakin membaik. Jika
pada tahun 2011 pengeluaran per kapita per bulan penduduk
OKU Timur hanya sebesar Rp.616,35 ribu dan tahun 2012 naik
menjadi Rp.620,17 ribu dan tahun 2014 menjadi Rp.718,40
ribu. Kenaikan pengeluaran penduduk yang diiringi dengan
stabilitas inflasi dapat merefleksikan daya beli penduduk yang
juga meningkat.
Lebih dari separuh dari pengeluaran konsumsi masyarakat
OKU Timur masih digunakan untuk keperlu-an makanan, yaitu
sebesar 53,21%. Sementara sisanya digunakan untuk
15
Meningkatnya pengeluaran perkapita penduduk
menunjukkan perbaikan kondisi ekonomi dan kesejahteraan
rumah tangga di OKU TIMUR. Di tengah hadangan kenaikan
harga yang terus-menerus ternyata daya beli masyarakat masih
dapat meningkat. Artinya, setelah dikurangi kenaikan
harga-harga (inflasi), pendapatan masyarakat masih mengalami
surplus.
Tabel I.6
Statistik Pengeluaran Penduduk OKU TIMUR
URAIAN 2012 2013 2014
Pengeluaran Perkapita (000 Rp) 620,17 632,06 718,40
Makanan (%) 49,65 54,08 53,21
Non Makanan (%) 50,35 45,91 46,79
Sumber: Statistik Daerah Kab. OKU TIMUR 2016
Selain itu, bertambah besarnya tingkat kesejahteraan
penduduk Kabupaten OKU TIMUR dapat juga dilihat dari
kondisi perumahannya. Kondisi perumahan dan fasilitas yang
ada di dalamnya dapat merefleksikan tingkat kesejahteraan
penghuninya (penduduk). Salah satu indikasi rumah sehat
menurut badan kesehatan dunia adalah yang luas lantai per
kapitanya lebih dari 10m2 karena luas lantai yang sempit dapat
mengurangi konsumsi oksigen dan mempercepat penularan
penyakit. Berdasarkan Survei Sosial Ekonomi Nasional
(SUSENAS) yang diadakan setiap tahun, persentase rumah yang
memiliki luas lantai per kapita di bawah 10 m2 di OKU TIMUR
sebesar 17,46% (2012), turun menjadi 15,20% (2013) dan terus
menurun menjadi 12,9% (2015).
Peningkatan kondisi perumahan di OKU TIMUR
diindikasikan dengan kondisi beberapa indicator perumahan
diantaranya lantai bukan tanah, sumber penerangan listrik, dan
air bersih yang persentasenya terus meningkat setiap tahunnya.
Peningkatan kesejahteraan pada umumnya berbanding
16
Seiring dengan hal itu, maka penggunaan tempat pembuangan
akhir tinja berupa jamban septik juga meningkat pesat dari
53,17% (2012) menjadi 72,5% (2015). Walaupun begitu perlu
dicermati bahwa masih ada sekitar 27,5% rumah masih
menggunakan lubang tanah, kolam, sawah, sungai, danau, atau
kali sebagai tempat pembuangan akhir tinja.
Tabel I.6
Statistik Perumahan OKU TIMUR
URAIAN 2012 2013 2014 2015
Sumber: Statistik Daerah Kab. OKU TIMUR 2016
Dari sisi kemiskinan, persentase penduduk miskin di
Kabupaten OKU TIMUR mengalami perubahan yang fluktuatif
dari tahun ke tahun. Pada Tahun 2013, persentase penduduk
miskin Kabupaten OKU TIMUR sebesar 10,28%, pada Tahun
2014 turun menjadi 10,13%.
4. Kondisi Perekonomian
a. Sektor Unggulan
i. Pertanian
Kabupaten OKU TIMUR merupakan daerah yang sangat
potensial untuk pengembangan pertanian, baik pertanian
tanaman pangan, perkebunan, buah-buahan, kehutanan,
perikanan dan peternakan. Potensi ini ditunjukkan dengan
angka produktivitas dan luas areal lahan pertanian.
Sebagai salah satu lumbung pangan di Sumatera
Selatan, OKU TIMUR memiliki kawasan persawahan yang
17
direvitalisasi. Namun usaha di kategori pertanian juga
bergantung pada faktor musim yang tidak sepenuhnya dapat
dikendalikan oleh teknologi. Kondisi tersebut mengakibatkan
produksi hasil pertanian mengalami gangguan, bahkan di
beberapa tempat terjadi gagal panen. Tersedianya jaringan
irigasi teknis di OKU TIMUR dapat meminimalisir dampak
kemarau sehingga ketahanan pangan masih dapat
dipertahankan. Hal ini dapat dilihat dari jumlah produksi
tanaman pangan khususnya padi yang meningkat. Produksi
padi di Kabupaten OKU TIMUR meningkat dari 715,14 ton di
tahun 2014 menjadi 861,24 ton di tahun 2015. Perbaikan
teknologi pertanian juga terlihat dari produktivitas padi yang
meningkat dari 54,38 ton/ha (2014) menjadi 60,77 ton/ha
(2015).
Produktivitas tanaman menunjukkan kemampuan
tanaman berproduksi tiap hektar. Dapat dilihat bahwa
produktivitas ubi kayu adalah yang tertinggi, yaitu 175,55
ton/hektar. Hal ini berarti bahwa petani dapat menghasilkan
175,55 ton ubi kayu per hektar. Sementara itu
produkstivitas tanaman kedelai paling rendah, sebesar 8,05
ton/hektar.
Tabel I.6
Statistik Pertanian Tanaman Bahan Makanan OKU TIMUR
URAIAN LUAS PANEN (000 Ha) PRODUKSI (000 TON)
2013 2014 2015 2013 2014 2015
Padi Sawah 132,11 131,50 141,73 726,01 715,14 861,24
Padi Ladang 1,91 0,96 1,60 4,13 2,51 3,20
Jagung 9,20 8,53 7,77 62,91 60,55 44,51
Kedelai 0,79 0,87 0,75 0,93 1,01 0,67
Kacang Tanah 3,39 0,47 0,32 0,50 0,40 0,30
Ubi Kayu 2,01 1,91 1,75 35,67 28,39 30,77
Ubi Jalar 1,16 0,23 0,14 1,02 2,97 1,69
18
ii. Perkebunan
Perkebunan di wilayah Kabupaten OKU TIMUR ini
merupakan sub sektor pertanian yang memberikan
kontribusi cukup besar terhadap perekonomian daerah
Kabupaten OKU TIMUR. Jenis tanaman perkebunan pada
tahun 2015 yang dijumpai di wilayah ini adalah karet,
kelapa, kelapa sawit, kopi, lada dan kakao.
Hasil produksi tanaman perkebunan yang ada di
Kabupaten OKU TIMUR pada tahun 2015 dapat dilihat pada
tabel berikut:
Tabel I.7
Statistik Perkebunan OKU TIMUR Tahun 2015
No Jenis
Perkebunan
Luas Lahan (Ha)
Jumlah Produksi (Ton)
1 Karet 75.072,04 35.755.342,50
2 Kelapa 3.168,03 2.626.635,00
3 Kelapa Sawit 6.809,03 55.913.721,00
4 Kopi 2.138,21 2.169.672,00
5 Lada 2.295,93 3.047.545,00
6 Kakao 814,09 367.177,77
Sumber: OKU TIMUR Dalam Angka 2016
iii.Peternakan dan Perikanan
Sub sektor peternakan, baik ternak besar, ternak kecil
dan unggas berkembang cukup baik, namun pada
umumnya usaha peternakan di OKU TIMUR merupakan
usaha rumah tangga yang bersifat sampingan. Belum ada
perusahaan besar yang berinvestasi di bidang peternakan di
Kabupaten OKU TIMUR, akan tetapi usaha peternakan tetap
berkembang. Demikian juga usaha perikanan, masih
didominasi oleh usaha rumah tangga yang masih
mengandalkan kemurahan alam.
Populasi hewan ternak di OKU TIMUR pada tahun 2015
19
Tabel I.7
Statistik Peternakan OKU TIMUR Tahun 2015
No Jenis Ternak Populasi (Ekor) Jumlah Yang
Dipotong (Ekor)
1 Sapi Potong 63.430 8.790
2 Kerbau 2.919 27
3 Kambing 37.347 16.618
4 Domba 6.496 2.648
5 Babi 17.374 8.500
Sumber: OKU TIMUR Dalam Angka 2016
Untuk jenis unggas, populasi ayam kampung di OKU
TIMUR pada tahun 2015 sebanyak 518.669 ekor dengan
produksi daging 510.497 Kg, Ayam Petelur sebanyak 3500
ekor dengan produksi daging 455.353 Kg, Ayam Pedaging
sebanyak 180.033 ekor dengan produksi daging 1.673.840
Sedangkan populasi itik pada tahun 2015 sebanyak 156.167
ekor dengan produksi daging 96.012 Kg.
Usaha bidang perikanan yang terdapat di Kabupaten
OKU TIMUR dikelompokkan ke dalam usaha perikanan
perairan umum (danau, rawa dan sungai) dengan produksi
sebesar 477,43 Ton dan usaha perikanan yang khusus
dibudidayakan di kolam, sawah dan keramba dengan
produksi sebesar 42.417,80 Ton. Dengan demikian, total
produksi ikan di Kabupaten OKU TIMUR pada tahun 2015
adalah sebesar 42.895,23 Ton.
iv. Pertambangan dan Energi
Sektor pertambangan dan energi dapat menjadi sektor
andalan dan aset Kabupaten OKU TIMUR. Untuk itu, perlu
dimanfaatkan secara optimal agar di masa yang akan datang
dapat memberikan kontribusinya dalam pembangunan dan
pengembangan wilayah. Kekayaan bahan galian alam dan
energi yang cukup besar di Kabupaten OKU TIMUR
sangatlah potensial untuk dikembangkan mengingat baru
20
Kategori pertambangan dan penggalian di Kabupaten
OKU Timur masih didominasi oleh penggalian golongan C,
yang terdiri dari penggalian pasir, batu/koral, dan tanah
liat. Usaha penggalian pasir dan koral di kabupaten ini
kebanyakan dilakukan di sepanjang aliran Sungai Komering.
Kualitas pasir dan koral yang berasal dari Sungai Komering
ini terkenal baik, akibatnya permintaan datang dari
kabupaten/wilayah lain, seperti OKU, OKUS, OKI dan
bahkan Lampung. Potensi bahan galian golongan A dan B
seperti minyak bumi, gas dan batubara masih merupakan
potensi OKU TIMUR namun belum dieksploitasi.
Nilai tambah yang tercipta akibat berbagai usaha
penggalian di Kabupaten OKU TIMUR juga meningkat akibat
peningkatan jumlah produksi dan harga. Jika pada tahun
2010 nilai tambah kategori penggalian ini sebesar Rp 169,71
miliar, kini meningkat menjadi Rp 309,28 miliar di tahun
2015.
Sebagai sumber penerangan dan energi baik di sektor
rumah tangga maupun industri, listrik memegang peran
yang sangat vital. Produksi listrik di OKU TIMUR sebesar
136,83 juta Kwh (2015), naik dari tahun lalu yang hanya
130,06 juta Kwh (2014). Kenaikan ini juga seiring dengan
kenaikan jumlah konsumen yang menggunakan listrik PLN
dari 58.654 pelanggan (2013) menjadi 64.160 pelanggan
(2014) bertambah kembali menjadi 68.752 pelanggan (2015).
Tabel I.8
Statistik Energi OKU TIMUR
URAIAN 2013 2014 2015
Produksi Listrik (KWh)
113.612.866 130.834.151 136.834.151
Pelanggan Listrik 58.654 64.160 68.752
Pelanggan PDAM 2.731 2.857 3.377
Air Yang Disalurkan PDAM
976.575 971.393 1.040.006
21
v. Industri Pengolahan dan Perdagangan
Kabupaten OKU TIMUR sebenarnya memiliki potensi di
bidang industri pengolahan dan perdagangan. Di bidang
industri pengolahan, keberadaan hasil pertanian dan
perkebunan yang melimpah dapat menjadi peluang industri
pengolahan. Meskipun demikian, hingga saat ini sektor
industri pengolahan belum berperan penting dalam
perekonomian Kabupaten OKU TIMUR dibandingkan dengan
sektor pertanian dan perdagangan.
Kategori industri pengolahan belum berperan secara
signifikan dalam perekonomian Kabupaten OKU TIMUR
dibandingkan dengan kategori pertanian dan perdagangan.
Kontribusi kategori industri pengolahan di kabupaten ini
hanya sebesar 6,52 persen (2010), dan selanjutnya terus
meningkat hingga 7,92 persen (2015).
Meski kategori industri pengolahan bukan termasuk
kategori potensial di kabupaten ini, namun sejak 4 tahun
terakhir pertumbuhan kategori ini terus tumbuh secara
signifikan seiring dengan pertumbuhan ekonomi OKU
TIMUR, bahkan tahun 2015 pertumbuhannya mencapai
9,21% dengan nilai tambah yang dihasilkan Rp 870,86
miliar. Jenis industri yang berkembang kebanyakan adalah
industri kecil dan rumah tangga (industri dengan tenaga
kerja kurang dari 20 orang).
Berdasarkan Survei Perusahaan Manufaktur Tahunan
dimana yang menjadi responden adalah perusahaan
berskala Menengah dan Besar (tenaga kerja lebih dari 20
orang) maka terdapat 241 orang tenaga kerja dari 8
perusahaan berskala besar di OKU TIMUR dengan nilai
investasi mencapai Rp 255.358.500,- dan nilai produksi
22
Kategori perdagangan memainkan peran penting
sebagai penghubung antara produsen dan konsumen.
Melalui proses inilah kategori perdagangan mendapat
keuntungan atau margin perdagangan. Semakin besar
omset (tingkat transaksi) antara produsen dan konsumen
maka margin yang tercipta juga semakin besar. Dalam
perekonomian OKU TIMUR kategori perdagangan
memberikan kontribusi yang cukup signifikan dan rata-rata
di atas 12%. Terdapat 1.959 pedagang yang tercatat dalam
11 pasar yang lebih dari tiga perempatnya didominasi oleh
pedagang kecil sebanyak 1.519 pedagang.
Kontribusi kategori perdagangan dalam perekonomian
OKU TIMUR merupakan ketiga terbesar setelah Pertanian,
Kehutanan, dan Perikanan, dan kategori Konstruksi.
Tingginya kontribusi kategori perdagangan menunjukkan
peran penting kategori ini dalam menopang perekonomian
OKU TIMUR, melalui pembukaan lapangan kerja dan
penciptaan nilai tambah.
Pertumbuhan kategori perdagangan kembali meningkat,
yaitu 7,50% (2015) setelah sempat melambat di tahun 2014
(6,75%).
Upaya pemerintah Kabupaten untuk menggairahkan
perdagangan dilakukan dengan merevitalisasi infrastruktur
pasar secara bertahap agar pedagang maupun pembeli lebih
nyaman dalam melakukan aktivitas jual beli barang/jasa.
Bangunan pasar tradisional yang sudah tidak representatif
secara bertahap dilakukan renovasi agar pedagang maupun
pembeli lebih nyaman dalam melakukan aktivitas transaksi
23
vi. Pariwisata
Pariwisata diyakini merupakan salah satu kategori
pembangkit tumbuhnya berbagai aktivitas ekonomi dan
sekaligus mampu mengembangkan serta melestarikan
budaya lokal. Daerah di OKU TIMUR dengan tempat wisata
terbanyak adalah Kecamatan Martapura dengan 12 tempat
wisata, mulai dari wisata air, wisata alam, wisata kuliner,
sampai wisata budaya dan ziarah.
Daya tarik pariwisata selain ditentukan oleh faktor
keindahan alam, budaya dan event tertentu juga bergantung
pada sarana prasarana pendukung, seperti hotel, restoran
dan hiburan. Hingga Tahun 2015 terdapat 7
hotel/penginapan dengan 1 hotel berbintang dan 26
Restoran. Kenyamanan dan keamanan daerah juga menjadi
pertimbangan utama para pelancong dalam memilih tujuan
wisatanya. Belum optimalnya fasilitas penunjang pariwisata
serta persepsi masyarakat tentang kemananan yang
tampaknya belum sepenuhnya dapat dikikis menyebabkan
kurang optimalnya perkembangan jumlah wisatawan yang
berkunjung ke OKU TIMUR.
Meskipun begitu, geliat masyarakat untuk berwisata di
daerah ini mulai bangkit. Hal ini ditunjukkan dengan
penciptaan nilai tambah kategori penunjang pariwisata
(penyediaan akomodasi dan makan minum) juga meningkat,
yaitu dari 55,03 miliar (2010) menjadi Rp 136,84 miliar
(2015). Begitupun dengan laju pertumbuhan kategori ini
yang selama 5 tahun terakhir selalu menunjuk angka di atas
9%, yaitu 9,57% (2011), 9,80% (2012), 9,87% (2013), 9,91%
24
vii.Transportasi dan Komunikasi
Sarana transportasi dan media komunikasi merupakan
urat nadi bagi keberlangsungan aktivitas sosial, ekonomi,
pemerintahan dan pembangunan. Ketersediaan
sarana-prasarana transportasi dan komunikasi kini menjadi salah
satu indikator utama yang menentukan daya saing suatu
wilayah.
Sarana transportasi utama yang ada di OKU TIMUR
adalah transportasi darat, yang didukung jalan negara
(21,31 km), jalan provinsi (206,71 km) dan jalan kabupaten
(932,58 km). Dari 932,58 km jalan kabupaten, 310,29 km
dalam kondisi baik, 490 km dalam kondisi sedang, sisanya
rusak (132,29 km). Keseluruhan jalan tersebut sebagian
telah diaspal (356,79 km), sisanya merupakan jalan kerikil
(575,78), sedangkan jalan tanah sudah tidak ada di tahun
2014.
Adanya pembangunan jalan meningkatkan nilai tambah
sector angkutan darat dari Rp 54,86 miliar (2010) menjadi
92,80 miliar (2014).
Pesatnya kemajuan teknologi informasi dan komunikasi
juga memengaruhi pola komunikasi masyarakat OKU
TIMUR. Masyarakat kini mulai beralih dari telepon rumah ke
telepon selular, tercermin dari sedikitnya rumah tangga yang
memiliki telepon rumah, hanya 1,04% (2014). Rumah tangga
yang memiliki telepon selular (HP) makin meningkat dari
84,96 (2012) menjadi 86,36% (2013) dan terus meningkat
menjadi 88,96% (2014). Seiring perkembangan jaman,
masyarakat lebih membutuhkan kepraktisan dan
kemudahan dalam berkomunikasi dimana saja dan kapan
25
b. Statistik Indikator Perekonomian
i. Pendapatan Regional
Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) sebagai salah
satu indikator ekonomi makro suatu wilayah masih
merupakan ukuran yang valid untuk digunakan dalam
melihat potensi sekaligus perkembangan kapasitas
perekonomian suatu wilayah pada kurun waktu tertentu.
PDRB sebagai ukuran produktivitas mencerminkan
seluruh nilai barang dan jasa yang dihasilkan oleh suatu
wilayah dalam satu tahun. Dengan fakta ini, maka PDRB
sering dijadikan acuan dalam menilai tingkat capaian
pembangunan ekonomi suatu wilayah, baik antar periode
maupun antar daerah. Pada tahun 2014, PDRB dihitung
menggunakan tahun dasar baru, yaitu 2010. pergantian
tahun dasar ini diharapkan ukuran PDRB lebih mewakili
kondisi terkini. Nilai PDRB (ADHB) meningkat dari Rp 6,09
triliun (2010) menjadi Rp 10,99 triliun (2015) dengan
pertumbuhan 6,82%. Hal ini juga sejalan dengan
per-cepatan pertumbuhan ekonomi yang terjadi di Provinsi
Sumatera Selatan. PDRB Kabupaten OKU TIMUR adalah
sebagai berikut:
Tabel I.9
PDRB Kabupaten OKU TIMUR
No Tahun
PDRB Atas Dasar Harga Berlaku
(Juta Rupiah)
PDRB Atas Dasar Harga Konstan
(Juta Rupiah)
1 2013 8.775.034,33 7.435.450,17
2 2014 9.764.619,63 7.821.515,83
3 2015 10,999.597,22 8.354.954,40
Sumber: Statistik Daerah Kab. OKU TIMUR 2016
Dari data di atas, terlihat bahwa PDRB Kabupaten OKU
TIMUR semakin meningkat tiap tahunnya, baik atas dasar
harga berlaku ataupun atas dasar harga konstan. Hal ini
berarti perkembangan kapasitas perekonomian di
26
ii. Struktur Perekonomian
Kabupaten OKU TIMUR merupakan Lumbung Pangan
di Provinsi Sumatera Selatan sehingga memberikan
pengaruh tersendiri pada karakteristik ekonomi wilayah ini.
Berdasarkan kontribusi masing-masing sektor (lapangan
usaha) dalam PDRB, tampak bahwa perekonomian daerah
Kabupaten OKU TIMUR masih didominasi oleh sektor
primer, dimana sektor pertanian masih merupakan sektor
unggulan atau “leading sector” sebagai penyumbang utama
PDRB Kabupaten OKU TIMUR.
Tabel I.10
Distribusi Persentase PDRB OKU TIMUR 2015
No Sektor 1 Pertanian, Kehutanan dan
Perikanan
37.81 % 43.06%
2 Pertambangan dan Penggalian 7 Perdagangan Besar dan
Eceran
14.13 % 12.99 %
8 Transportasi dan Pergudangan
1.17 % 1.16 %
9 Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum dan Jaminan Sosial Wajib
27
iii.Pendapatan Per Kapita
Dalam mengukur kemajuan perekonomian wilayah
tidak cukup hanya dilihat dari sisi nilai PDRB yang tercipta,
harus pula dipertimbangkan seberapa besar dampaknya
bagi peningkatan kesejahteraan penduduk. Dalam hal ini
dikenal dengan istilah pendapatan per kapita yang
merupakan hasil pembagian antara nilai PDRB dengan
jumlah penduduk pertengahan tahun. Pendapatan per
kapita penduduk OKU Timur meningkat dari Rp 9,97 juta
(2010) menjadi Rp 16,94 juta (2015).
Secara umum, besaran pendapatan per kapita didapat
dari pembagian besaran PDRB dengan jumlah penduduk
pertengahan tahun pada periode waktu tertentu. Sebagai
indikator ekonomi makro, pendapatan per kapita suatu
wilayah dapat memberi informasi awal mengenai tingkat
kesejahteraan penduduk. Semakin tinggi pendapatan per
kapita penduduk maka semakin sejahtera masyarakatnya.
Pendapatan per kapita penduduk Kabupaten OKU
TIMUR mengalami peningkatan secara konstan dan stabil
dari tahun ke tahun baik dihitung berdasarkan harga
berlaku maupun atas dasar harga konstan. Informasi
mengenai hal ini dapat terlihat pada tabel berikut :
Tabel I.11
Pendapatan Per Kapita Penduduk OKU TIMUR 2015
No Tahun Atas Dasar Harga
Berlaku (Rp)
Atas Dasar Harga Konstan (Rp)
1 2013 13.840.000 11.720.000
2 2014 15.200.000 12.180.000
3 2015 16.940.000 12.870.000
28
iv. Pertumbuhan Ekonomi
Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu ukuran
dalam melihat hasil pembangunan yang telah dilaksanakan,
khususnya di dalam bidang ekonomi. Pertumbuhan tersebut
merupakan agregat dari pertumbuhan di setiap sektor
ekonomi. Pertumbuhan yang positif menunjukkan adanya
peningkatan perekonomian, sebaliknya apabila negatif
menunjukkan adanya penurunan.
Indikator ini sangat dibutuhkan untuk mengetahui
sejauh mana capaian pembangunan ekonomi suatu wilayah
secara riil dan keberhasilan pembangunan yang telah
dicapai oleh suatu daerah. Perkembangan pertumbuhan
ekonomi Kabupaten OKU TIMUR pada tahun 2013 sebesar
6,96% turun menjadi 5,19% pada tahun 2014, kemudian
pada tahun 2015 meningkat menjadi 6,82 %.
Gambar 2
Grafik Pertumbuhan Ekonomi OKU TIMUR
29
v. Tingkat Inflasi
Secara umum, tingkat kenaikan harga barang dan jasa
secara agregat lebih dikenal dengan istilah inflasi,
sedangkan tingkat penurunan harga barang dan jasa secara
agregat lebih dikenal dengan istilah deflasi. Inflasi pada
tingkat wajar sesungguhnya adalah stimulus yang baik bagi
bertumbuhnya kegiatan ekonomi, khususnya pada sektor
produksi atau sektor riil.
Inflasi adalah indikator ekonomi makro yang
menggambarkan kenaikan harga-harga umum berbagai
komoditi dalam perekonomian, kondisi sebaliknya disebut
dengan deflasi. Dalam ekonomi, terjadinya perubahan harga
terkait adanya mekanisme supply dan demand di pasar yang
saling bersaing. Dalam pasar persaingan sempurna,
peningkatan permintaan akan mendorong terjadinya inflasi.
BPS menghitung inflasi berdasarkan Indeks Harga
Konsumen (IHK) yang dihitung di 82 kota IHK. IHK adalah
indeks yang menghitung rata-rata perubahan harga dalam
suatu periode, dari suatu kumpulan barang dan jasa yang
dikonsumsi oleh penduduk/rumah tangga dalam kurun
waktu tertentu. Jenis barang dan jasa tersebut
dikelompokkan menjadi 7 kelompok yaitu bahan makanan;
makanan jadi, minuman, rokok, dan tembakau; perumahan;
sandang; kesehatan; pendidikan, rekreasi, dan olahraga;
transpor dan komunikasi. Untuk provinsi Sumatera Selatan,
IHK dihitung di Kota Palembang dan Lubuk Linggau.
Sementara untuk OKU TIMUR penghitungan inflasi didekati
dengan laju implisit PDRB. Inflasi OKU TIMUR cenderung
stabil dengan inflasi di tahun 2015 sebesar 5,72%.
Laju inflasi PDRB Kabupaten OKU TIMUR berfluktuasi
dari tahun ke tahun. Selama periode tahun 2012-2014 laju
30
Gambar 3
Grafik Inflasi OKU TIMUR
Sumber: Statistik Daerah Kab. OKU TIMUR 2016
vi. Sektor Perbankan dan Investasi
Pertumbuhan nilai tambah kategori jasa keuangan dan
asuransi di OKU TIMUR sempat menurun selama 2008-2009
dan mengalami recovery selama 2010-2015. Pada tahun
2011 pertumbuhan kategori ini mencapai 7,39% dan
meningkat pesat menjadi 8,62% (2012), namun kemudian
sedikit melambat menjadi 7,09% (2014) dan kembali
melambat menjadi 4,58% (2015). Perlambatan pertumbuhan
kategori jasa keuangan dan asuransi di OKU TIMUR lebih
didominasi oleh perlambatan subkategori perbankan. Hal ini
sejalan dengan data pinjaman yang diberikan Bank Umum
dan BPR yang men-galami perlambatan.
Berdasarkan Statistik Ekonomi Keuangan Daerah yang
diterbitkan Bank Indonesia, pinjaman yang diberikan Bank
Umum dan BPR lebih banyak diberikan kepada bukan
lapangan usaha sebesar Rp 710,15 miliar, diantaranya
pinjaman untuk rumah tinggal, ruko dan rutan, kendaraan
31
usaha sebesar Rp 522,92 miliar, yang didominasi oleh
lapangan usaha pertanian, peternakan, kehutanan, dan
perikanan. Pinjaman tersebut diharapkan dapat mendorong
pertumbuhan sektor riil dan membuka lapangan pekerjaan
baru di OKU TIMUR.
Tabel I.12
Posisi Pinjaman yang Diberikan Bank Umum dan BPR Menurut Sektor Ekonomi Berdasarkan Lokasi Proyek di
OKU TIMUR Tahun 2015 (Juta Rp)
URAIAN Besar Pinjaman
(Juta Rupiah)
Pinjaman Berdasarkan Lapangan Usaha 522.920
Pertanian, Peternakan, Kehutanan, dan Perikanan
225.090
Pertambangan dan Penggalian 217
Industri Pengolahan 50.303
Konstruksi 13.795
Perdagangan, Hotel, dan Restoran 205.297
Pengangkutan dan Komunikasi 2.800
Keuangan, Real estate, dan Jasa Perusahaan 13.605
Jasa-Jasa 11.183
Pinjaman Kepada Bukan Lapangan Usaha 710.151
Rumah Tinggal 3.788
Ruko dan Rukan 6.899
Kendaraan Bermotor 26.034
Lainnya 673.430
Sumber: Statistik Daerah Kab. OKU TIMUR 2016
B
B.. GGAAMMBBAARRAANNUUMMUUMMPPEEMMEERRIINNTTAAHHAANN DDAAEERRAAHH
Menindaklanjuti Undang-Undang Republik Indonesia Nomor
23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah, maka Pemerintah
Kabupaten Ogan Komering Ulu Timur membentuk perangkat
Pemerintahan Kabupaten sebagai berikut:
• Sekretariat Daerah, terdiri dari 1 Sekretaris Derah, 4
Asisten, 12 Bagian;
• Dinas Daerah, sebanyak 18 Dinas Daerah ;
• Lembaga Teknis Daerah, terdiri dari Inspektorat Daerah,
11 Badan, 1 unit RSUD ;
32
• Sekretariat DPRD;
• Sekretariat Dewan Pengurus Korpri;
• Kecamatan, sebanyak 20 kecamatan
• Kelurahan, sebanyak 7 kelurahan
• Desa, sebanyak 289 Desa
• Desa Persiapan sebanyak 10 Desa
1. Sekretariat Daerah
Sekretariat Daerah Kabupaten OKU TIMUR dibentuk
berdasarkan Peraturan Daerah Nomor Nomor 2 Tahun 2012
tentang Susunan Organisasi dan Tata Kerja Sekretariat
Daerah dan Sekretariat Dewan Perwakilan Rakyat Daerah
Kabupaten Ogan Komering UluTimur.
Sekretariat Daerah merupakan unsur staf Pemerintah
Daerah yang dipimpin oleh seorang Sekretaris Daerah yang
berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Bupati.
Tugas pokok Sekretariat Daerah adalah membantu Bupati
dalam melaksanakan tugas penyelenggaraan administrasi
pemerintahan, administrasi pembangunan, administrasi
kemasyarakatan, organisasi dan tata laksana serta
memberikan pelayanan administratif kepada seluruh
perangkat daerah kabupaten.
Sementara itu, untuk melaksanakan tugas pokok
tersebut, fungsi dari Sekretariat Daerah ini mencakup:
1) Pengkoordinasi perumusan kebijakan Pemerintah
Kabupaten.
2) Penyelenggaraan administrasi pemerintahan,
administrasi pembangunan, dan administrasi
kemasyarakatan.
3) Pengelola sumber daya aparatur, keuangan, sarana
33
4) Pelaksana tugas lain yang diberikan Bupati sesuai
dengan tugas dan fungsinya.
Susunan Organisasi Sekretariat Daerah terdiri dari :
5) Sekretaris Daerah
6) Asisten, terdiri dari Asisten Tata Pemerintahan dan
Administrasi (Asisten I) dan Asisten Ekonomi dan
Pembangunan (Asisten II), Asisten Administrasi
Umum dan Keuangan (Asisten III), dan Asisten
Kesejahteraan Rakyat (Asisten IV)
7) Bagian, terdiri dari 12 bagian yaitu Bagian Tata
Pemerintahan, Bagian Hukum, Bagian Hubungan
Masyarakat (Humas) dan Protokol, Bagian
Pemerintahan Desa dan Kelurahan, Bagian
Administrasi Pembangunan, Bagian Perekonomian,
Bagian Kesra, Bagian Pemberdayaan Perempuan,
Bagian Organisasi dan Tata Laksana, Bagian
Perlengkapan, Bagian Umum, Bagian Rumah
Tangga.
2. Dinas Daerah
Dinas Daerah Kabupaten OKU TIMUR dibentuk
berdasarkan Peraturan Daerah Nomor 2 Tahun 2005 tentang
Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Dinas-Dinas Daerah
Kabupaten Ogan Komering Ulu Timur, yang direvisi dengan
Peraturan Daerah Kabupaten Ogan Komering Ulu Timur
Nomor 2 tahun 2006 tentang Pembentukan Organisasi dan
Tata Kerja Dinas-Dinas Daerah Kabupaten Ogan Komering
Ulu Timur dan perubahan kedua Nomor 36 tahun 2007
tentang Perubahan Kedua Organisasi dan Tata Kerja
Sekretariat Daerah dan Sekretariat Dewan Perwakilan Rakyat
34
Dinas daerah merupakan unsur pelaksana Pemerintah
Daerah yang dipimpin oleh seorang Kepala Dinas yang berada
di bawah dan bertanggung jawab kepada Bupati melalui
Sekretaris Daerah.
Dinas Daerah Kabupaten OKU TIMUR sebanyak 18
Dinas adalah sebagai berikut
1) Dinas Pendidikan Nasional
2) Dinas Kesehatan
3) Dinas Pekerjaan Umum Bina Marga
4) Dinas Pekerjaan Umum Pengairan
5) Dinas Pekerjaan Umum Cipta Karya
6) Dinas Perhubungan
7) Dinas Kebersihan, Keindahan dan Pasar (DKKP)
8) Dinas Kesejahteraan Sosial
9) Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi
10)Dinas Koperasi, Usaha Kecil Menengah dan
Penanaman Modal
11)Dinas Pendapatan Daerah
12)Dinas Pemberdayaan Masyarakat Desa
13)Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura
14)Dinas Peternakan dan Perikanan
15)Dinas Kehutanan dan Perkebunan
16)Dinas Pertambangan dan Energi
17)Dinas Perindustrian dan Perdagangan
18)Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil
3. Lembaga Teknis Daerah
Lembaga Teknis Kabupaten OKU TIMUR dibentuk
berdasarkan Peraturan Daerah Nomor 3 Tahun 2005 tentang
Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Lembaga Teknis
Daerah Kabupaten Ogan Komering Ulu Timur direvisi dengan
35
Lembaga Teknis Daerah merupakan perangkat
kelembagaan daerah yang berupa badan/kantor yang
dikepalai oleh seorang Kepala Badan/Kepala Kantor sebagai
unsur penunjang, berfungsi membantu Bupati dalam
penyelenggaraan pemerintahan daerah untuk bidang-bidang
tertentu. Kepala badan/kepala kantor berada di bawah dan
bertanggung jawab kepada Bupati melalui Sekretaris Daerah.
Lembaga Teknis terdiri dari 11 badan / Inspektorat, dan 5
Kantor.
Lembaga Teknis berupa Badan adalah sebagai berikut :
1) Badan Perencanaan Pembangunan Daerah
(Bappeda);
2)Badan Kepegawaian dan Diklat Daerah (BKD);
3)Badan Pengendalian Dampak Lingkungan Daerah
(Bapedalda);
4)Badan Pelaksana Penyuluhan dan Ketahanan
Pangan;
5)Badan Keluarga Berencana dan Keluarga Sejahtera;
6)Badan Pengelola Aset Daerah;
7)Badan Pengelola Administrasi Keuangan Daerah
(BPAKD);
8)Badan Pariwisata Seni dan Budaya;
9)Badan Penanggulangan Bencana;
10) Badan Kesbang dan Linmas;
11) Badan Narkotika Kabupaten;
12) Inspektorat Kabupaten;
13) Rumah Sakit Umum Daerah Gumawang;
14) Sekretariat Dewan;
15) Sekretariat Dewan Pengurus Korpri;
Sedangkan berupa Kantor adalah sebagai berikut:
36
17) Kantor Pemuda dan Olahraga
18) Kantor Informasi dan Komunikasi
19) Kantor Perpustakaan dan Arsip Daerah
20) Kantor Pelayanan Terpadu
4. Pemerintah Kecamatan
Pemerintah Kecamatan merupakan perangkat daerah
yang dipimpin oleh seorang Camat yang berada di bawah dan
bertanggungjawab kepada Bupati melalui Sekretaris Daerah.
Organisasi Kecamatan terdiri dari Camat, Sekretaris
Kecamatan, dan empat Kasi.
Jumlah Kecamatan Lingkup Pemerintah Kabupaten
OKU TIMUR selama Tahun 2016 sebanyak 20 Kecamatan
adalah sebagai berikut :
1) Kecamatan Martapura
2) Kecamatan Buay Pemuka Peliung
3) Kecamatan Buay Madang
4) Kecamatan Buay Madang Timur
5) Kecamatan Madang Suku I
6) Kecamatan Madang Suku II
7) Kecamatan Madang Suku III
8) Kecamatan Belitang I
9) Kecamatan Belitang II
10) Kecamatan Belitang III
11) Kecamatan Cempaka
12) Kecamatan Semendawai Suku III
13) Kecamatan Semendawai Timur
14) Kecamatan Semendawai Barat
15) Kecamatan Bunga Mayang
16) Kecamatan Jayapura
17) Kecamatan Buay Pemuka Bangsa Raja
18) Kecamatan Belitang Madang Raya
19) Kecamatan Belitang Mulya
37
C
C.. MMAAKKSSUUDD DDAANN TTUUJJUUAANNPPEENNYYUUSSUUNNAANNLLAAKKIIPP
1. Pengertian LAKIP
LAKIP adalah media pertanggungjawaban yang berisi
informasi capaian kinerja instansi pemerintah. Perwujudan
kewajiban suatu instansi pemerintah untuk
mempertanggungjawabkan keberhasilan dan kegagalan
pelaksanaan misi organisasi dalam mencapai sasaran dan tujuan
yang telah ditetapkan melalui sistem pertanggungjawaban secara
periodik.
Kinerja Instansi Pemerintah itu sendiri adalah gambaran
mengenai tingkat pencapaian sasaran ataupun tujuan instansi
pemerintah sebagai penjabaran dari visi, misi, dan strategi
instansi pemerintah yang mengidentifikasikan tingkat
keberhasilan dan kegagalan pelaksanaan kegiatan sesuai dengan
program dan kebijakan yang ditetapkan.
Adapun Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah
(SAKIP) pada pokoknya adalah instrumen yang digunakan instansi
pemerintah dalam memenuhi kewajiban untuk
mempertanggungjawabkan keberhasilan dan kegagalan
pelaksanaan dan misi organisasi, terdiri dari berbagai komponen
yang merupakan satu kesatuan, yaitu perencanaan stratejik,
perencanaan kinerja, pengukuran kinerja, dan pelaporan kinerja.
Sistem pengukuran kinerja dibangun dan dikembangkan untuk
menilai sejauh mana capaian kinerja pemerintah Kabupaten OKU
TIMUR yang bisa dicapai pada saat akhir periode pelaksanaan
program/kegiatan, capaian kinerja yang berhasil diperoleh itu
dikomunikasikan kepada para Stakeholder dalam wujud Laporan
38
2. Tujuan Penyusunan LAKIP
Penyusunan LAKIP ditujukan untuk :
• Memberi pertanggung jawaban kepada pemberi amanah
(unit lebih rendah kepada unit yang lebih
tinggi/stakeholder).
• Memberi dasar bagi pengambilan keputusan untuk
perbaikan dalam mencapai kehematan, efesiensi dan
efektivitas pelaksanaan tupoksi, dalam upaya mencapai
misi dan visi.
• Memberi masukan untuk memperbaiki perencanaan
(khususnya jangka pendek dan jangka menengah).
3. Fungsi LAKIP
Penyusunan LAKIP berfungsi sebagai:
• Umpan balik untuk pengambilan keputusan pihak-pihak
terkait
• Alat perbaikan manajemen kepemerintahan di lingkungan
instansi pemerintah
• Media pertanggung jawaban kepada lembaga legislatif
• Media pertanggung jawaban kepada publik
4. Manfaat LAKIP
Penyusunan LAKIP bermanfaat untuk:
• Mendorong instansi pemerintah untuk menyelenggarakan
tugas pemerintah dan pembangunan secara baik dan
benar (good governance).
• Mendorong tumbuhnya instansi pemerintah yang
akuntabel, sehingga beroperasi secara efesien, efektif dan
39
• Memberi masukan dan umpan balik bagi yang
berkepentingan untuk dasar pengambilan keputusan dan
peningkatan kinerja instansi pemerintah.
• Memelihara kepercayaan masyarakat kepada pemerintah.
Dengan demikian, maksud dan tujuan penyusunan dan
penyampaian LAKIP Kabupaten OKU TIMUR Tahun 2016 adalah
sebagai berikut :
• Aspek Akuntabilitas kinerja bagi keperluan eksternal
organisasi, menjadikan LAKIP sebagai sarana
pertanggung jawaban pemerintah Kabupaten OKU TIMUR
atas capaian kinerja yang berhasil diperoleh selama
Tahun 2016. Esensi capaian kinerja yang dilaporkan
merujuk pada sampai sejauh mana visi, misi, tujuan dan
sasaran stratejik telah dicapai selama Tahun 2016
• Aspek Manajemen Kinerja bagi keperluan internal
organisasi, menjadikan LAKIP 2016 sebagai sarana
evaluasi pencapaian kinerja oleh manajemen pemerintah
Kabupaten OKU TIMUR bagi upaya–upaya perbaikan
kinerja di masa datang sehingga dapat ditingkatkan
secara berkelanjutan.
D
D.. SSIISSTTEEMMAATTIIKKAA PPEENNYYUUSSUUNNAANN LLAAKKIIPP
LAKIP Kabupaten OKU TIMUR Tahun 2016 ini disusun
dengan mengacu pada ketentuan dalam Peraturan Menteri Negara
Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi
Republik Indonesia Nomor 53 Tahun 2014 tentang petunjuk
Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Reviu
Atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah . Adapun sistematika