• Tidak ada hasil yang ditemukan

EFEKTIFITAS BUDAYA KERJA BAGIAN KEMAHASISWAAN TERHADAP KEPUASAN PELAYANAN MAHASISWA DI UIN SUNAN AMPEL SURABAYA.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "EFEKTIFITAS BUDAYA KERJA BAGIAN KEMAHASISWAAN TERHADAP KEPUASAN PELAYANAN MAHASISWA DI UIN SUNAN AMPEL SURABAYA."

Copied!
70
0
0

Teks penuh

(1)

EFEKTIFITAS BUDAYA KERJA BAGIAN KEMAHASISWAAN

TERHADAP KEPUASAN PELAYANAN MAHASISWA

DI UIN SUNAN AMPEL SURABAYA

SKRIPSI

Oleh:

YENIK WAHYUNINGSIH

NIM. D03212058

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL SURABAYA

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

(2)
(3)
(4)
(5)

DAFTAR ISI

SAMPUL DALAM... ii

PERSETUJUAN PEMBIMBING SKRIPSI ... iii

PENGESAHAN TIM PENGUJI SKRIPSI ... iv

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ... v

MOTTO ... vi

ABSTRAK ... vii

KATA PENGANTAR ... viii

DAFTAR ISI ... x

DAFTAR TABEL ... xii

DAFTAR GAMBAR ... xiii

DAFTAR LAMPIRAN ... xiv

BAB I PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang Masalah ... 1

1.2.Identifikasi Masalah ... 5

1.3.Pembatasan Masalah ... 5

1.4.Rumusan Masalah ... 5

1.5.Tujuan Penelitian ... 6

1.6.Manfaat Penelitian... 6

1.7.Penelitian Terdahulu... 7

1.8.Sistematika Pembahasan... 9

BAB II KAJIAN PUSTAKA

2.1.Hakikat Budaya Kerja ... 15

2.1.1.

Pengertian Budaya Kerja ... 15

2.1.2.

Terbentuknya Budaya Kerja ... 17

(6)

2.1.4.

Manfaat Budaya Kerja ... 19

2.1.5.

Budaya Kerja di Perkantoran ... 20

2.2.Pelayanan Publik ... 22

2.2.1.

Pengertian Pelayanan ... 22

2.2.2.

Pengertian Pelayanan Publik ... 22

2.2.3.

Asas Pelayanan Publik ... 24

2.2.4.

Penyelenggaraan Pelayanan Publik ... 25

2.2.5.

Prinsip-Prinsip Penyelenggaraan Pelayanan Publik ... 26

2.2.6.

Standar Pelayanan Publik ... 27

2.2.7.

Pelaksanaan Pelayanan Publik ... 30

2.2.8.

Pengawasan Pelayanan Publik ... 32

2.3.Kepuasan Pelanggan ... 33

BAB III METODE PENELITIAN

3.1.Pendekatan dan Metode Penelitian ... 37

3.2.Langkah-Langkah Penelitian ... 38

3.3.Teknik Pengumpulan Data ... 39

3.4.Teknik Analisis Data ... 46

BAB IV HASIL PENELITIAN

4.1.Deskripsi Data Penelitian dan Analisis Hasil Penelitian ... 49

BAB V PENUTUP

5.1.Simpulan ... 60

5.2.Saran ... 61

(7)

ABSTRAK

Yenik wahyuningsih, dengan NIM. D03212058, 2016. Efektifitas Budaya Kerja

Bagian Kemahasiswaan Terhadap Kepuasan Pelayanan Mahasiswa di UIN Sunan

Ampel Surabaya.

Latar belakang penelitian ini didasari oleh adanya

statement

mengenai lima budaya

kerja yang sempat disinggung oleh Menteri Agama mengenai lima budaya kerja,

yakni: integritas, profesionalitas, inovasi, tanggungjawab, dan keteladanan. Fokus

pembahasan dalam penelitian ini mengenai efektifitas budaya kerja yang ada pada

bagian kemahasiswaan serta kepuasan pelayanan mahasiswa.

Dalam skripsi ini ada dua rumusan masalah yang telah dikaji, yakni : (1) Apakah ada

hubungan efektifitas budaya kerja bagian kemahasiswaan terhadap kepuasan

pelayanan mahasiswa? (2) Bagaimanakah tingkat kepuasan mahasiswa terhadap

pelayanan yang diberikan oleh bagian kemahasiswaan?

Untuk menjawab permasalahan tersebut peneliti menggunakan metode kuantitatif,

dengan metode random sampling dan sebanyak 73 responden dari berbagai UKK dan

UKM yang menjabat sebagai pengurus pada periode 2015 yang lalu. Dan tenik yang

digunakan untuk menganalisis pemasalahan yang pertama menggunakan rumus

product moment sedang pada permasalahan kedua menggunakan rumus modus.

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakaukan oleh penulis mengenai efektifitas

budaya kerja bagian kemahasiswaan berdasarkan angket. Diperoleh adanya

hubungan yang signifikan terhadap kepuasan pelayanan mahasiswa. Namun, besar

hubungan antara keduanya sangatlah lemah yakni sebesar 0,2. Sedang tingkat

kepuasan mahasiswa yang diwakili oleh 73 responden, sebanyak 43 responden

merasa puas dengan pelayanan yang diberikan oleh bagian kemahasiswaan di UIN

Sunan Ampel Surabaya

(8)

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Mahasiswa merupakan satu dari sekian stakeholder sebagai

konsumen yang berada di lingkungan lembaga pendidikan tinggi. Seiring

dengan banyaknya tuntutan yang melekat pada identitas mahasiswa yang

notabene sebagai agen of change, serta sebagai pengamalan bentuk dari

Tridarma perguruan tinggi. Setidaknya mahasiswa menjadi garda

terdepan dalam perubahan, baik saat ia menyandang gelar sebagai

mahasiswa maupun setelahnya. Terlebih saat mahasiswa tersebut

mengikuti kegiatan yang menunjang minat dan bakatnya dengan

mengikuti Unit Kegiatan Khusus (UKK) maupun Unit Kegiatan

Mahasiswa (UKM). Setidaknya mereka yang berkecimpung dalam

kegiatan pengembangan minat dan bakatnya dapat menjadikan hal

tersebut untuk diimplementasikan langsung dalam Tridarma perguruan

tinggi, yang semisal terkait dengan pengabdian masyarakat yakni salah

satu UKM IQMA UIN Sunan Ampel Surabaya yang didalamnya ada

kegiatan pengembangan minat dan bakat untuk menjadi MC/presenter.

Satu diantara kita yang mengikuti kegiatan tersebut pastilah merasakan

manfaatnya saat berada ditengah masyarakat, apabila ada kegiatan disana

kita dapat berpartisipasi dengan menjadi MC/presenter selagi kita dapat

membantu. Untuk melakukan proses dan upaya pengembanagan minat

(9)

2

dan bakat hingga pengaplikasiannya, tentunya tak lepas dari peran

lembaga yang menaunginya, salah satunya yakni lembaga

kemahasiswaan.

Bagian kemahasiswaan merupakan bagian dari struktur organisasi

birokrat yang berada di tataran kampus UIN Sunan Ampel Surabaya.

Sebagai lembaga yang kerap kali menjadi sebutan hingga tupoksinya

identikkan sebagai bapak ataupun ibu dari mahasiswa yang mempunyai

tugas membimbing, memberikan pengarahan kepada mereka apabila

diperlukan. Terutama mahasiswa yang mengikuti kegiatan UKK maupun

UKM, mau tidak mau kebutuhan mereka diakomodir oleh bagian

kemahasiswaan agar kegiatan pengembangan minat dan bakatnya

berjalan dengan baik.

Dalam hal ini, saat bagian kemahasiswaan yang memberikan

pelayanan langsung terhadap mahasiswa sepertinya menjadi perihal

penting saat untuk melakukan pelayanan yang lebih. Dalam artian,

mahasiswa mendapatkan haknya dengan kepuasan pelayanan yang baik

sebagai satu dari stakeholder di lingkungan perguruan tingginya. Sebagai

mahasiswa yang juga berkecimpung dalam UKM yang bernaung di

tataran kampus UIN Sunan Ampel Surabaya. Dengan adanya statement

mengenai lima budaya kerja yang sempat disinggung oleh Menteri

Agama, maka kepuasan menjadi salah satu poin penting untuk

mengetahui tingkat kepuasan mahasiswa (yang mengikuti UKK dan

(10)

3

Dalam beberapa agenda di lingkungan birokrat kampus, dua

agenda berturut yakni mengenai pembinaan dan pengarahan pegawai

yang dihadiri langsung oleh Kemenag dan disusul dengan peringatan

Hari Amal Bakti Kemenag. Didalamnya, Menteri Agama menyinggung

terkait budaya kerja di lingkungan Kemenag yang sempat disinggung

pada paragraf diatas. Ia menuturkan “sudah sepantasnya untuk

memberikan kinerja terbaik. Islam dinegara kita juga merupakan harapan

dunia”.1 Dimulai dari pernyataan Menteri Agama tersebut hingga

berjalan dua kegiatan yang telah saya sebutkan diatas. Dilingkungan

kemenag ditanamkan lima budaya kerja untuk menopang pelayanan agar

semakin produktif. Lima budaya kerja tersebut diantaranya yakni:

Integritas, profesionalitas, inovasi, tanggungjawab, dan keteladanan.2

Selama ini pelayanan yang diberikan oleh lembaga tersebut dalam

pandanagan saya sudah cukup baik untuk mengakomodir kebutuhan

mahasiswa. Misalnya saja, dalam kegiatan yang UKM yang bergerak

dibidang kepenulisan yang saya ikuti fasilitas mengenai informasi

kegiatan lomba atau apapun yang berkaitan dengan UKM pasti segera

diinformasikan. Akan tetapi, dalam perlu penyempurnaan kembali,

seperti halnya saat mengurus keadministrasi dapat diterapkan “one day

1

Taufiq-Humas UINSA. 11 Desember 2015. Lima Budaya Kerja untuk Tingkatkan Kualitas Pelayanan (online), ( http://www.uinsby.ac.id/news/id/12452/lima-budaya-kerja-untuk-tingkatkan-kualitas-pelayanan, diakses pada 11 Desember 2015)

2

(11)

4

service”, untuk memudahkan mahasiswa terutama dalam mengurus hal-hal yang berkenaan dengan adminstrasi kampus.

Mengutip dari buku manajemen pendidikan, Khursid Ahmad menuturkan

“Off all the problem is the most challenging. The future of the muslim

world will depend upon the way it responds to this challenge”, yakni dari

sekian banyak permasalahan yang merupakan tantangan terhadap dunia

Islam dewasa ini, maka masalah pendidikan merupakan masalah

menantang .3 Masa depan Islam tergantung kepda bagaimana cara dunia

Islam menjawab dan memecahkan masalah ini. Dari kutipan tersebut

ditambah dengan adanya pemaparan latar belakangnya, maka akan

dilakukan penelitian dengan mengambil judul “Efektifitas budaya kerja

bagian kemahasiswaan terhadap kepuasan pelayanan mahasiswa UIN

Sunan Ampel Surabaya”. Yang nantinya secara tidak langsung dapat

menjadi indikator berhasil tidaknya suatu universitas dalam

menyelenggarakan pendidikan.4 Dengan adanya kegiatan penelitian ini,

dapat memberikan masukan untuk bagian kemahasiswaan untuk

pelayanan yang lebih baik lagi, dan tentunya sejalan juga dengan identitas

kampus UIN Sunan Ampel Surabaya, yang merupakan kampus yang

bernuansa Islam namun tetap memperhatikan aspek manajemen seperti

pada umumnya.

3

Prof. Dr. H. Muhaimin, M.A.,dkk. 2012. Manajemen Pendidikan, Aplikasinya dalam Penyusunan Rencana Pengembangan Sekolah/Madrasah. hlm. 19.

4

(12)

5

1.2. Identifikasi Masalah

Dari pengajuan latar belakang masalah yang telah di jabarkan diatas,

maka pokok permasalahan dapat diidentifikasikan sebagai berikut:

1. Efektifitas budaya kerja kurang

2. Pelayanan yang kurang memuaskan

3. Masih menggunakan prosedur yang menyita waktu

4. Komunikasi yang tidak searah

5. Tingkat kehadiran yang kurang memadahi

1.3. Pembatasan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah yang telah dijabarrkan diatas, maka

pembatasan masalah dalam penelitian ini sebagai berikut:

1. Efektifitas budaya kerja kurang

2. Pelayanan yang kurang memuaskan

1.4. Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini sebagai berikut:

1. Apakah ada hubungan efektifitas budaya kerja bagian kemahasiswaan

terhadap kepuasan pelayanan mahasiswa?

2. Bagaimanakah tingkat kepuasan mahasiswa terhadap pelayanan yang

(13)

6

Dalam hal ini, efektifitas budaya kerja bagian kemahasiswaan dapat

diketahui melalui angket dengan pertanyaan yang tercantum pada

lampiran angket dengan daftar pertanyaan nomor satu hingga nomor lima.

1.5. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menemukan bukti-bukti atas

hal-hal berikut ini:

1. Untuk mengetahui efektifitas budaya kerja yang dibangun oleh Bagian

Kemahasiswaan UIN Sunan Ampel Surabaya terhadap mahasiswa UIN

Sunan Ampel Surabaya

2. Untuk mengetahui tingkat kepuasan mahasiswa terhadap pelayanan

yang diberikan oleh kemahasiswaan

1.6.Manfaat Penelitian

Berdasarkan tujuan penelitian diatas, maka penelitian diharapkan

memberi manfaat bagi:

1. Bagi Penulis

a. Menerapkan ilmu yang diperoleh selama kuliah.

b. Untuk memenuhi salah satu syarat kelulusan Strata Satu (S1) pada

Progam Studi Manajemen Pendidikan IslamFakultas Tarbiyah dan

(14)

7

2. Bagi Universitas

a. Mengetahui kemampuan mahasiswa dalam menguasai teori yang ia

dapatkan selama di bangku perkuliahan sekaligus menjadi bahan

untuk evaluasi bagi mahasiswa.

b. Sebagai bahan/rujukan penelitian selanjutnya.

c. Memberikan gambaran budaya kerja yang ada di salah satu

lembaga di kampus UIN Sunan Ampel Surabaya.

3. Bagi Lembaga/Institusi Lain

a. Mendorong semangat budaya kerja di lembaga.institusi

masing-masing untuk perbaikan pelayanan.

1.7. Penelitian Terdahulu

Tabel 2.4.1.

Penelitian Terdahulu

No. Peneliti M. Hanif Al Rizal

1. Judul Pengaruh Budaya Organisasi dan Kepuasan Kerja

terhadap Kinerja Karyawan (Studi pada Rumah Sakit

Panti Wilasa “Citarum” Kota Semarang)

Teknik Sample random sampling

Variabel Kinerja karyawan, budaya organisasi dan kepuasan

(15)

8

Hasil Budaya organisasi berpengaruh positif terhadap

kinerja karyawan yang ditunjukkan oleh nilai

probabilitas 0,007 dan t hitung sebesar 2,759 dengan

nilai koefisien 0,241, kepuasan kerja berpengaruh

positif terhadap kinerja karyawan yang ditunjukkan

dengan nilai probabilitas 0,000 dan t hitung sebesar

5,262 dengan nilai koefisien 0,460. Hasil tersebut

mengindikasikan bahwa untuk meningkatkan kinerja

karyawan manajemen Rumah Sakit Panti Wilasa

“Citarum” Kota Semarang perlu memperhatikan

faktor-faktor budaya organisasi dan kepuasan kerja.

Karena faktor-faktor tersebut terbukti mempengaruhi

kinerja karyawan.

No. Peneliti Meyta Indrawari, Dr. Hj. Indi Djastuti, MS

2. Judul Pengaruh Budaya Organisasi dan Motivasi terhadap

Kepuasan Kerja dalam Mempengaruhi Kinerja

Karyawan Kantor Unit PT Telkom Regional IV

Semarang

Teknik Random sampling

(16)

9

ketrampilan kerja

Hasil Dari deskripsi responden menunjukkan bahwa dari ke

lima indikator yang mengukur motivasi kerja

karyawan kantor unit PT Telkom regional IV

Semarang nilai indeks yang paling rendah yakni 5, 29

dalam hal ini motivasi karena upah dinilai respnden

kurang memberikan motivasi dalam bekerja.

1.8. Sistematika Penulisan

Dalam penulisan skripsi ini, pembahasan yang akan penulis sajikan

terbagi dalam lima bab yang secara singkat akan diuraikan sebagai

berikut:

BAB I PENDAHULUAN

Bab ini mengurakan tentang latar belakang masalah, yang

terdiri dari: isi, latar belakang yang mengandung gambaran

menyeluruh secara garis besar, dengan maksud agar

pembaca tulisan ini akan memperoleh kesan dan dapat

menangkap isi (maksud) dari tulisan ini. kemudian barulah

menguraikan identifikasi dari masalah yang ada,

pembatasan rumusan masalah, tujuan dan manfaat

penelitian serta diakhiri dengan sistimatika penulisan.

(17)

10

Bab ini menguraikan tentang landasan teori dan kerangka

berfikir. Pada landasan teori akan dibuka dengan uraian

terkait birokrasi dan efektifitas yang selanjutnya berlanjut

pada uraian pertama tentang hakikat budaya kerja, kedua

menguraikan tentang hakikat pelayanan konsumen, dan

yang terakhir terkait dengan kepuasan konsumen.

BAB III METODE PENELITIAN

Bab ini menguraikan tentang metode dan desain penelitian,

langkah-langkah penelitian, teknik pengumpulan data serta

teknik analisis data.

BAB IV HASIL PENELITIAN

Bab ini menguraikan tentang deskripsi objek penelitian,

deskripsi data penelitian, dan analisis serta interpretasi data

BAB V PENUTUP

Bab ini menguraikan tentang kesimpulan dari hasil

(18)

11

BAB II

LANDASAN TEORI

Sebelum masuk pada bahasan tentang budaya kerja, pelayan konsumen,

dan kepuasan konsumen, terasa hambar apabila kita tidak mengetahui posisi

lembaga/bagaian kemahasiswan dalam suatu unit birokrasi. Birokrasi sendiri

muncul karena andanya perkembangan teori administrasi yang muncul dari

seorang Bapak sosiolog Jerman yang dikenal sebagai Bapak Birokrasi yakni Max

Weber. Sedang istilah birokrasi berasal dari bahasa Perancis, bureau yang berarti

meja, yang kemudian pengertiannya berkembang menjadi kekuasaan yang

diwenangkan di meja-meja kantor.1 Akan tetapi apabila menggunakan kamus

Besar-Bahasa Indonesia (2000), birokrasi mempunyai dua pengertian yakni:

1) Sistem pemerintahan yang dijalankan oleh pegawai pemerintah karena telah

berpegang pada hierarki dan jenjangg jabatan

2) Cara bekerja atau susunan pekerjaan yang serba lamban, dan menurut tata

aturan (adat lainnya) yang berliku-liku.

Dalam praktiknya yang disebutkan dalam buku Manajemen (Teori,

Praktik, dan Riset Pendidikan) yang ditulis oleh Husain Usman menyebutkan

bahwa regulasi dan birokrasi dapat berkembang secara berlebihan karena:

lemahnya konrol, ambisi berlebihan untuk menambah pemasukan daerah, adanya

untuk kekuasaan pejabat bahwa dirinya harus dianggap penting sehingga segala

sesuatu harus melalui persetujuannya, memang dikondisikan untuk membuka

1

Husaini Usman, 2010. Manajemen, Teori, Praktik, dan Riset Pendidikan. hlm. 31

(19)

12

pungutan liar, kolusi, dan korupsi. Dalam hal ini menurut Weber hal tersebut

merupakan ciri pola organisasi yang strukturnya dibuat sedemikian rupa agar

dapat memanfaatkan tenaga ahli dengan maksimal serta organisasi diatur secara

rasional, impersonal, dan bebas dari sikap prasangka.2 Sejalan dengan hal

tersebut, (Jones:2007:130) mengemukakan beberapa prinsip birokrasi yakni:3

1) Berdasarkan konsep otoritas legal rasional.

2) Peran organisasi didasarkan pada kompetensi.

3) Tanggung jawab peran dan otoritas pembuatan keputusan serta hubungan

dengan peran yang lain dinyatakan dengan jelas.

4) Pengorganisasian peran sedemikian rupa sehingga setiap posisi hierarki yang

lebih rendah diawasi oleh hierarki diatasnya.

5) Aturan, prosedur operasi standar, dan norma dipergunakan untuk mengontrol

perilaku dan hubungan antarperan dalam organisasi.

6) Tindakan administratif, keputusan, dan aturan-aturan dirumuskan tertulis.

Hal yang dikemukakan oleh Weber pada paragraf diatas juga tergambar

dalam struktur yang tertera pada bagan Organisasi Tenaga Kerja (Ortaker) UIN

Sunan Ampel Surabaya berikut:

2

Ibid. ,hlm. 31 3

(20)

13

(21)

14

Pada gambarbagan diatas bagian kemahasiswaan berada dibawah garis

koordinasi dengan Biro Administrasi Akademik, Kemahasiswaan dan Kerjasama

(Biro AAKK). Dan pada bagiannya terdapat sub-bagian diantaranya: Sub. bagian

kemahasiswaan, Sub. bagian bina bakat dan minat mahasiswa dan Sub. bag

administrasi alumni. Pada posisi tersebut juga telah ditempatkan tenaga ahli yang

menangani seperti: Kabag. Kemahasiswaan dan alumni Biro Administrasi

Akademik, Kemahasiswaan dan Kerjasama UIN Sunan Ampel Surabaya (Drs. H.

Jainuddin, M.Si.), Kasubbag. pemberdayaan alumni (Drs. H. Syaikhul Amin.

M.M., Kasubbag. Administrasi dan pembinaan (Drs. Nurhadi,M.M.).4

Untuk menunjang pekerjaan yang dilakukan suatu organisasi dalam

pembahasan ini efektifitas yang secara kuantitatif menjadi perbandingan antara

hasil yang diperoleh kemudian dibagi dengan target yang dicapai. 5 Karena pada

dasarnya efektif (hasil guna) adalah tingkat keberhasilan pencapaian tujuan

(outcomes) dengan cara melakukan pekerjaan yang benar (do the right things) dan

juga mampu mencapai tujuan dengan baik. Menurut Gibson (et.al. 2003) dalam

buku yang ditulis oleh Husaini Usman menyebutkan bahwasannya keefektifan

dapat dilihat dari tiga prespetif yakni:

1) Keefektifan individual (input), ditentukan oleh pengetahuan, sikap

kemampuan (keterampilan), motivasi, dan stress.

2) Keefektifan kelompok (proses), ditentukan oleh kekompakan (cohesiveness),

kepemimpinan, struktur, status, peran, dan norma.

4

http://www.uinsby.ac.id/id/197/administrasi-universitas.html, di akses pada 12 Desember 2015

5

(22)

15

3) Keefektifan organisasi, ditentukan oleh lingkungan, teknologi, pilihan

strategis, struktur, proses dan budaya.

1.1.Hakikat Budaya Kerja

1.1.1. Pengertian Budaya Kerja

Budaya secara harfiah berasal dari bahasa latin yaitu colere

yang memiliki arti mengerjakan tanah, mengolah, memelihara

ladang (Soerjanto Poespawardojo: 1993). Budaya atau

kebudayaan juga berasal dari bahasa sansekerta yaitu buddhayah,

yang merupakan bentuk jamak dari buddhi (budi atau akal)

diartikan sebagai hal-hal yang berkaiatn dengan budi-akal

manusia. Menurut Koentjaraningrat budaya adalah keseluruhan

sistem gagasan tindakan dan hasil karya manusia dalam rangka

kehidupan masyarakat yang dijadikan miliki diri manusia dengan

cara belajar.6

The american herritage dictionary mengartikan kebudayaan

adalah sebagai suatu keseluruhan dari pola perilaku yang

dikirimkan melalui kehidupan sosial, seni agama, kelembagaan,

dan semua hasil kerja dan pemikiran manusia dari suatu

kelompok manusia. Kerja adalah melakukan sesuatu hal yang

diperbuat atau arti lain dari kerja yaitu melakukan sesuatu untuk

mencari nafkah. Sehingga kata budaya dan kerja digabungkan

6

(23)

16

memiliki pengertian yaitu nilai. Nilai sosial atau suatu

keseluruhan pola perilaku yang berkaitan dengana kal dan budi

manusia dalam melakukan suatu pekerjaan.

Sedangkan menurut kamus kamus webster Budaya kerja,

adalah ide, adat, keahlian seni, dan lain-lain yang diberikan oleh

manusia dalam waktu tertentu. Budaya menyangkut moral, sosial,

norma-norma perialku yang medasarkan pada kepercayaan,

kemampuan dan prioritas anggota organisasi. Kekuatan yang

paling kuat mempengaruhi budaya kerja adalah kepercayaan dan

sikap para pegawai tetapi budaya kerja dapat positif, namun juga

dapat negatif.7 Budaya kerja berdampak positif dapat

meningkatkan produktifitas kerja, sebaliknya yang bersifat

negatif akan merintangi perilaku, menghambat efektifiitas

perorangan maupun kelompok dalam organisasi.

Dalam budaya kerja ada simbol (tindakan, rutinitas,

percakapan, dan seterusnya) dan pemahaman budaya yang

dicapai melalui interkasi yang terjadi antar karyawan dan pihak

manajemen. Aktualisasi budaya kerjanya pun mengandung

komponen-komponen nilai yang dimiliki seorang karyawan,

sebagai berikut:

1. Pemahaman substansi dasar tentang makna bekerja

7

(24)

17

2. Sikap baik terhadap pekerjaan dan lingkungan pekerjaan

3. Perilaku ketika bekerja yang benar

4. Etos kerja

5. Sikap terhadap waktu

6. Cara atau alat yang digunakan untuk bekerja

1.1.2. Terbentuknya Budaya Kerja

Terbentuknya budaya kerja tentunya diawali dengan tingkat

kesadaran pemimpin, karena besarnya hubungan antara pemimpin

dengan bawahannya sangat menentukan cara tersendiri apa yang

dijalankan dalam perangkat satuan kerja dalam oraganisasi. Dari

setiap budaya kerja mempunyai nilai dan makna, antara lain

menumbuhkan:8

a. Disiplin; perilaku yang senantiasa berpijak pada peraturan

dan norma yang berlaku diorganisasi. Disiplin meliputi

ketaatan terhadap peraturan perundang-undangan, prosedur,

waktu kerja, berinteraksi dengan mitra dan sebagainya.

b. Keterbukaan, kesiapan untuk memberi dan menerima

informasi yang benar dari dan kepada sesama mitra kerja

untuk kepentingan perusahaan.

8

(25)

18

c. Saling menghargai; perilaku yang menunjukkan penghargaan

terhadap individu, tugas dan tanggung jawab orang lain

sesama mitra kerja.

d. Kerjasama; kesediaan untuk memberi dan menerima

kontribusi dari dan atau kepada mitra kerja dalam mencapai

sasaran dan target perusahaan.

1.1.3. Tujuan Budaya Kerja

Budaya kerja memiliki tujuan untuk mengubah sikap dan

perilaku SDM yang ada agar dapat meningkatkan produktifitas

kerja untuk menghadapi berbagai tantangan dimasa yang akan

datang.9 Dengan demikian tujuan budaya kerja yakni sebagai

berikut:10

1. Memahami pola kerja suatu perusahaan

2. Mengimplementasikan pola kerja yang sesuai di tempat kerja

3. Menciptakan suasana harmonis dengan patner kerja atau

dengan klient

4. Membangun rasa kerjasama terhadap rekan kerja dalam team

5. Bisa beradaptasi dengan lingkungan secara baik

1.1.4. Manfaat Budaya Kerja

9

Leon Shiffmandan Leslie Lazar Kanuk.Perilaku Konsumen Edisi Ketujuh. Jakarta: PT Indeks. hlm. 24

10

(26)

19

Adapun manfaat budaya kerja dalam suatu pekerjaan:11

1. Menjamin hasil kerja dengan kualitas baik

2. Keterbukaan anatara para individu dalam melakukan pekerjaan

3. Saling bergotong royong apabila dalam suatu pekerjaan ada

masalah yang sulit

4. Menimbulkan rasa kebersamaan antara individu dengan

individu lain dalam pekerjaan

5. Cepat menyesuaikan diri dengan perkembangan yang terjadi di

dunia luar (teknologi, masyarakat, sosial, ekonomi, dan

lain-lain).

Sedangkan manfaat dari penerapan budaya kerja yang baik

secara psikologis adalah sebagai berikut:12

1. Meningkatkan jiwa gotong-royong

2. Meningkatkan kebersamaan

3. Saling terbuka satu sama lain

4. Meningkatkan jiwa kekeluargaan

5. Meningkatkan rasa kekeluargaan

6. Membangun komunikasi yang lebih baik

7. Meningkatkan produktivitas kerja

8. Tanggap dengan perkembangan dunia luar, dan lain-lain.

9. Menciptakan suasana nyaman

11

Ibid .hlm. 34 12

(27)

20

10.Dapat menciptakan kekompakan dalam bekerja

11.Meningkatkan kerjasama

1.1.5. Budaya Kerja di Perkantoran

Budaya kerja diperkantoran adalah kedisiplinan dan budaya

sikap kesopanan. Agar budaya kerja dapat tumbuh kembang

dengan subur dikalangan karyawan dan staf maka dibutuhkan

pendekatan-pendekatan melalui tindakan manajemen puncak dan

proses sosialisasi.13

1. Tindakan manajemen puncak

Apa yang dikatakan manajemen puncak akan menjadi

panutan karyawan. Bagaimana manajemen puncak

berperilaku akan menunjukkan karyawan bersikap dalam

berkomunikasi dan berprestasi untuk mencapai standar kinerja

perusahaan. Bagaimana manajemen puncak menegakkan

norma-norma kerja akan menumbuhkan integritas dan

komitmen karyawan yang tinggi. Imbalan dan hukuman yang

diberikan manajemen puncak akan memacu karyawan untuk

meningkatkan semangat dan disiplin kerja.

2. Proses sosialisasi

Proses sosialisasi dilakukan dalam bentuk advokasi

bagi karyawan baru untuk penyesuaian diri dengan budaya

13

(28)

21

organisasi. Sosialisasi dilakukan ketika mereka sedang dalam

tahap penyeleksian atau prakedatanagan. Setelahh diterima,

karyawan baru melihat kondisi organisasi sebenarnya dan

menganalisis harapan kenyataan, antara lain lewat proses

orientasi kerja. Pada tahap ini para karyawan berada dalam

tahap perjuangan untuk menentukan keputusan apakah sudah

siap menjadi anggota sosial dalam sistem sosial perusahaan,

ragu-ragu ataukah mengundurkan diri.

Dalam proses sosialisasi ini, seperti halnya yang ada di

Kampus UIN Sunan Ampel Surabaya melalui Menag sempat

disinggung lima budaya kerja untuk diterapkan di lingkungan

Kemenang, diantaranya yakni Lima budaya kerja tersebut

diantaranya yakni: Integritas, profesionalitas, inovasi,

tanggungjawab, dan keteladanan.14 Dalam kamus manajemen,

intergitas dapat diartikan dengan kompakan, kewibawaan, dan

selalu siap sedia, profesional diartikan dengan terampil pada

bidangnya, inovasi diartikan dapat memberikan suatu

pembaharuan seperti halnya menggunakan media yang dapat

mengefisiensikan waktu sehingga tidak membuang waktu dalam

menyelesaikan permasalahan, kemudian bertanggung jawab, dan

dapat memberi keteladanan diartikan dapat dijadikan panutan.

14

(29)

22

1.2. Pelayanan Publik

1.2.1. Pengertian Pelayanan

Layanan adalah cara melayani. Pelayanan adalah

kegiatan atau urutan kegiatan yang terjadi dalam interaksi

langsung antar seseorang dengan orang lain atau mesin secara

fisik dan menyediakan kepuasan pelanggan.15 Berdasarkan

pendapat diatas maka Penulis berpendapat bahwa Pelayanan

adalah usaha sadar dalam penyelenggaraan layanan untuk

masyarakat sesuai dengan tugas dan kewajiban yang mereka

emban dengan rasa saling menghargai.

1.2.2. Pengertian Pelayanan Publik

Menurut Poltak Lijan (2008), berpendapat bahwa:

Pelayanan Publik adalah setiap kegiatan yang dilakukan oleh

pemerintah terhadap sejumlah manusia yang memiliki setiap

kegiatan yang mengntungkan dalam suatu kumpulan atau

kesatuan, dan menawarkan kepuasan meskipun hasilnya tidak

terikat pada suatu produk secara fisik.16 Poltak Lijan (2008),

menyatakan bahwa: Pelayanan publik adalah sebagai pemberian

layanan (melayani) keperluan orang atau masyarakat yang

15

Lijan Poltak Sinambela, dkk. 2008., RevormasiPelayanan Publik sebuah Teori, Kebijakan, dan Implementasi (Jakarta: PT. Bumi Aksra, 2008),hlm. 5

16

(30)

23

mempunyai kepentingan pada organisasi sesuai dengan aturan

pokok dan tata cara yang telah ditetapkan.17

Hakekat pelayanan publik adalah pemberian pelayanan

prima kepada masyarakat yang merupakan perwujudan

kewajiban aparatur negara sebagai abdi masyarakat. Menurut

Kepmenpan No.63/KEP/M.PAN/7/2003, Pelayanan publik

adalah segala kegiatan pelayanan yang dilaksanakan oleh

penyelenggara pelayanan publik sebagai upaya pemenuhan

kebutuhan penerima pelayanan maupun pelaksana ketentuan

peraturan perundang-undangan.18 Konsep dasar Pelayanan

Publik adalah Pelayanan Umum, dan mendefinisikan Pelayanan

Umum adalah suatu proses bantuan kepada orang lain dengan

cara-cara tertentu yang memerlukan kepekaan dan hubungan

interpersonal tercipta kepuasan dan keberhasilan. Setiap

pelayanan menghasilkan produk, baik berupa barang dan jasa.19

Dari beberapa pengertian pelayanan dan pelayanan

publik yang diuraikan tersebut, dapat disimpulkan bahwa:

pelayanan publik adalah sebagai pemberi layanan atau melayani

keperluan orang atau masyarakat dan/atau organisasi lain yang

mempunyai kepentingan pada organisasi, sesuai dengan aturan

17

Ibid, hlm. 5 18

Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor : Kep/63/M.Pan/7/2003 Pedoman Umum Penyelenggaraan Pelayanan Publik.

19

(31)

24

pokok dan tata cara yang ditentukan dan ditujukan untuk

memberikan kepuasan kepada penerima pelayanan.

1.2.3. Asas-asas Pelayanan Publik

Pelayanan publik memiliki beberapa asas dalam

penyelengaraannya Asas Pelayanan Publik tersebut sebagai

berikut:

1) Transparansi. Bersifat terbuka, mudah dan dapat diakses

oleh semua pihak yang membutuhkan dan disediakan secara

memadai serta mudah dimengerti.

2) Akuntabilitas. Dapat dipertanggungjawabkan sesuai dengan

ketentuan peraturan perundang-undangan.

3) Kondisional. Sesuai dengan kondisi dan kemampuan

pemberi dan penerima pelayanan dengan tetap berpegang

pada prinsif efisiensi dan efektivitas.

4) Partisipatif. Mendorong peran serta masyarakat dalam

penyelenggaraan pelayanan publik dengan memperhatikan

aspirasi, kebutuhan dan harapan masyarakat.

5) Kesamaan hak. Tidak diskriminatif dalam arti tidak

membedakan suku, ras, dan agama, golongan, gender dan

status ekonomi.

(32)

25

Keberhasilan pelayanan masyarakat ditentukan oleh

kompetensi yang memberikan pelayanan, Prosedur pelayanan

publik harus sederhana, tidak berbelitbelit, mudah dipahami, dan

mudah dilaksanakan, serta diwujudkan dalam bentuk Bagan Alir

(Flow Chart) yang dipampang dalam ruangan pelayanan.

Pelaksanaan pelanyanan publik sekurang-kurangmnya meliputi:20

1. Landasan hukum pelayanan Publik,

2. Maksud dan tujuan Pelayanan Publik,

3. Sistem dan Prosedur Pelayanan Publik,

4. Persyaratan Pelayanan Publik,

5. Biaya Pelayanan Publik,

6. Waktu Penyelesaian,

7. Hak dan kewajiban pemberi dan penerima pelayanan publik,

dan

8. Pejabat penerima pengaduan pelayanan publik.

1.2.5. Prinsip-Prinsip Penyelenggaraan Pelayanan Publik

Ada sepuluh prinsip pelayanan umum yang diatur dalam

Keputusan Menteri Negara Pemberdayaan Aparatur Negara

Nomor 63/KEP/M.PAN/7/2003 Tentang Pedoman Umum

20

(33)

26

Penyelenggaraan Pelayanan Publik, kesepuluh prinsip tersebut

adalah sebagai berikut:21

a. Kesederhanaan; Prosedur pelayanan publik tidak berbelit-belit,

mudah dipahami, dan mudah dilaksanakan.

b. Kejelasan:

1. Persyaratan teknis dan administratif pelayanan publik.

2. Unit kerja/pejabat yang berwenang dan bertanggung jaweb

dalam memberikan pelayanan dan penyelesaian

keluhan/persoalan/sengketa dalam pelaksanaan pelayanan

publik. Rincian biaya pelayanan publik dan tata cara

pembayaran.

c. Kepastian waktu; Pelaksanaan pelayanan publik dapat

diselesaikan dalam kurun waktu yang telah ditentukan.

d. Akurasi; Produk pelayanan publik diterima dengan benar,

tepat dan sah

e. Keamanan; Proses dan produk pelayanan publik memberikan

rasa aman dan kepastian hukum.

f. Tanggung jawab; Pimpinan penyelenggara pelayanan publik

atau pejabat yang ditunjuk bertanggungjawab atas

penyelenggaraan pelayanan dan Penyelesaian

keluhan/persoalan dalam pelaksanaan pelayanan publik.

21

(34)

27

g. Kelengkapan sarana dan prasarana kerja, peralatan kerja dan

pendukung lainnya yang memadai termasuk penyediaan sarana

teknologi telekomunikasi dan informatika (teletematika).

h. Kemudahan Akses; Tempat dan lokasi sarana prasarana

pelayanan yang memadai, mudah dijangkau oleh masyarakat

dan dapat memanfaatkan teknologi telekomunikasi dan

informasi.

i. Kedisiplinan, Kesopanan dan Keramahan; Pemberi pelayanan

harus bersikap disiplin, sopan dan santun, ramah, serta

memberikan pelayanan dengan ikhlas.

j. Kenyamanan; Lingkungan pelayanan harus tertib, teratur,

disediakan ruang tunggu yang nyaman, bersih, rapih,

lingkungan yang indah dan sehat, serta dilengkapi dengan

fasilitas pendukung pelayanan, seperti parkir, toilet, tempat

ibadah dan lainnya.

1.2.6. Standar Pelayanan Publik

Setiap Penyelenggaraan pelayanan publik harus memiliki

standar pelayanan, sebagai jaminan adanya kepastian bagi

pemberi didalam pelaksanaan tugas dan fungsinya dan bagi

penerima pelayanan dalam proses pengajuan permohonannya.

Standar pelayanan merupakan ukuran yang dibakukan dalam

(35)

28

ditaati dan dilaksanakan oleh penyelenggara pelayanan, dan

menjadi pedoman bagi penerima pelayanan dalam proses

pengajuan permohonan, serta sebagai alat kontrol masyarakat

dan/atau penerima layanan atas kinerja penyelenggara pelayanan.

Oleh karena itu, perlu disusun dan ditetapkan standar

pelayanan sesuai dengan sifat, jenis dan karakteristik layanan

yang diselenggarakan serta memperhatikan lingkungan. Dalam

proses perumusan dan penyusunannya melibatkan masyarakat

dan/atau stakeholder lainnya (termasuk aparat birokrasi) untuk

mendapatkan saran dan masukan dan membangun kepedulian dan

komitmen. Setiap penyelenggaraan pelayanan publik harus

memiliki standar pelayanan dan dipublikasikan sebagai jaminan

adanya kepastian bagi penerima pelayanan. Standar pelayanan

merupakan ukuran yang dibakukan dalam penyelenggaraan

pelayanan publik yang wajib ditaati oleh pemberi dan atau

penarima pelayanan. Standar pelayanan, sekurang- kurangnya

meliputi:22

a. Prosedur pelayanan. Prosedur pelayanan yang dibakukan bagi

pemberi dan penerima pelayanan termasuk pengaduan.

b. Waktu Penyelesaian. Waktu penyelesaian yang ditetapkan

sejak saat pengajuan permohonan sampai dengan

penyelesaian pelayanan termasuk pengaduan.

22

(36)

29

c. Biaya Pelayanan. Biaya/ tarif pelayanan termasuk rinciannya

yang ditetapkan dalam proses pemberian pelayanan

d. Produk Pelayanan. Hasil pelayanan yang akan diterima sesuai

dengan ketentuan yang telah ditetapkan.

e. Sarana dan Prasarana. Penyediaan sarana dan prasarana

pelayanan yang memadai oleh penyelenggara pelayanan

publik.

f. Kompetensi petugas pelayanan. Kompetensi petugas pemberi

pelayanan harus ditetapkan dengan tepat berdasarkan

pengetahuan, keahlian, keterampilan, sikap dan perilaku yang

dibutuhkan.

Sedangkan Lijan Poltak (1999) menyatakan bahwa:

Kualitas pelayanan prima yang tercermin sebagai berikut:23

a. Transparansi, yakni pelayanan yang bersifat terbuka, mudah

dan dapat diakses oleh semua pihak yang membutuhkan dan

disediakan secara memadai serta mudah dimengerti.

b. Akuntabilitas, yakni pelayanan yang dapat

dipertanggungjawabkan sesuai dengan ketentuan peraturan

perundang-undangan.

c. Konditional, yakni pelayanan yang sesuai dengan kondisi dan

kemampuan pemberi dan penerima pelayanan dengan tetap

berpegang pada prinsip efisiensi dan efektivitas.

23

(37)

30

d. Partisipatif, yakni pelayanan yang dapat mendorong peran

serta masyarakat dalam penyelanggaraan pelayanan publik

dengn memperhatikan aspirasi, kebutuhan, dan harapan

masyarakat.

e. Kesamaan hak yaitu pelayanan yang tidak melakukan

diskriminasi dilihat dari aspek apa pun khususnya suku, ras,

agama, golongan, status sosial, dan lain-lain.

f. Keseimbangan hak dan kewajiban, yaitu pelayanan yang

mempertimbangkan aspek keadilan antara pemberi dan

penerima pelayanan publik.

1.2.7. Pelaksana dalam menyelenggarakan pelayanan publik

Pelaksana dalam menyelenggarakan pelayanan publik harus

berperilaku pelayanan Publik adalah sebagai bertikut: 39

a. Fungisional adalah Pola pelayanan publik diberikan oleh

penyelenggara pelayanan, sesuai dengan tugas, fungsi dan

kewenangannya.

b. Terpusat adalah Pola pelayanan publik diberikan secara

tunggal oleh penyelenggara pelayanan berdasarkan

pelimpahan wewenang dari penyelenggara pelayanan terkait

lainnya yang bersangkutan.

c. Terpadu Satu Atap

1. Pola pelayanan terpadu satu atap diselenggarakan dalam

(38)

31

tidak mempunyai keterkaitan proses dan dilayani melalui

beberapa pintu. Terhadap pelayanan yang sudah dekat

dengan masyarakat tidak perlu disatu atapkan.

2. Terpadu satu pintu adalah Pola pelayanan terpadu satu

pintu diselenggarakan pada satu tempat yang meliputi

berbagai jenis pelayanan yang memiliki keterkaitan proses

dan dilayani melalui satu pintu.

d. Gugus tugas adalah Petugas pelayanan publik secara

perseorangan atau dalam bentuk gugus tugas ditempatkan

pada instansi pemberi pelayanan dan lokasi pemberian

pelayanan tertentu.

1.2.8. Pengawasan penyelenggaraan pelayanan publik

Adapun untuk Pengawasan penyelenggaraan pelayanan

publik, dilakukan melalui:24

a. Pengawasan penyelenggaraan pelayanan publik dilakukan

oleh pengawas internal dan pengawas eksternal.

24

(39)

32

b. Pengawasan internal penyelenggaraan pelayanan publik

dilakukan melalui:

1. Pengawasan oleh atasan langsung sesuai dengan

peraturan perundang-undangan, dan

2. pengawasan oleh pengawas fungsional sesuai dengan

peraturan perundang-undangan.

c. Pengawasan eksternal penyelenggaraan pelayanan publik

dilakukan melalui: pengawasan oleh masyarakat berupa

laporan atau pengaduan masyarakat dalam penyelenggaraan

pelayanan publik, dan pengawasan oleh ombudsman sesuai

dengan peraturan perundang-undangan; dan pengawasan oleh

Dewan Penvakilan Rakyat, Dewan Perwakilan Rakyat

Daerah Provinsi, Dewan Perwakilan Rakyat Daerah

Kabupaten /Kota.

1.3.Kepuasan Pelanggan

Dewasaini perhatian terhadap kepuasan maupun ketidakpuasan

pelanggan telah semakin besar karena pada dasarnya tujuan dari

suatuperusahaan adalah untuk menciptakan rasa puas pada pelanggan.

Semakin tinggitingkat kepuasan pelanggan, maka akan mendatangkan

(40)

33

melakukan pembelian ulangterhadap produk perusahaan. Namun, apabila

tingkat kepuasan yang dirasakanpelanggan kecil, maka terdapat

kemungkinan bahwa pelanggan tersebut akanpindah ke produk pesaing.

Menurut Kotler, kepuasan adalah tingkat perasaan seseorang

setelahmembandingkan kinerja atau hasil yang dia rasakan dibandingkan

denganharapannya (Kotler dkk, 2000 : 52). Sedangkan Tse dan Wilton

(1988) dalamLupiyoado (2004:349) kepuasan atau ketidakpuasan

pelanggan adalah responpelanggan terhadap evaluasi ketidaksesuaian

(disconfirmation) yang dirasakanantara harapan sebelumnya dan kinerja

aktual produk yang dirasakan setelahpemakaiannya.

Wilkie (1990) mendefinisikannya sebagai suatu tanggapan

emosionalpada evaluasi terhadap pengalaman konsumsi suatu produk

atau jasa. Engel, et al(1990) menyatakan bahwa kepuasan pelanggan

merupakan evaluasi purna belidimana alternatif yang dipilih

sekurang-kurangnya sama atau melampaui harapanpelanggan, sedangkan

ketidakpuasan timbul apabila hasil (outcome) tidakmemenuhi harapan

(Tjiptono, 2004 : 349) .

Kepuasan pelanggan terhadap suatu produk ataupun jasa,

sebenarnyasesuatu yang sulit untuk didapat jika perusahaan jasa atau

industri tersebut tidakbenar-benar mengerti apa yang diharapkan oleh

konsumen. Untuk produk ataulayanan dengan kualitas yang sama, dapat

(41)

34

berbeda. Oleh karena itu, suatu perusahaanharus selalu memperhatikan

kualitas produk maupun pelayanan yang diberikankepada konsumen.

Kepuasan pelanggan merupakan respon pelanggan

terhadapketidaksesuaian antara tingkat kepentingan sebelumnya dan

kinerja aktual yang dirasakannya setelah pemakaian (Rangkuti, 2002:30).

Kepuasan pelanggan dipengaruhi oleh persepsi kualitas jasa, kualitas

produk, harga dan faktor-faktor yang bersifat pribadi serta yang bersifat

[image:41.612.155.500.258.557.2]

situasi sesaat.

Gambar 2.3.1

Konsep Kepuasan Pelanggan

Sumber :Tjiptono, 1997:25

Dari berbagai pendapat yang dilontarkan para ahli bisa

disimpulkandefinisi kepuasan pelanggan adalah respon dari perilaku

yang ditunjukkan olehpelanggan dengan membandingkan antara kinerja

(42)

35

dibawah harapan, maka pelangganakan kecewa, kurang puas bahkan

tidak puas, namun sebaliknya bila sesuaidengan harapan, pelanggan akan

puas dan bila kinerja melebihi harapan,pelanggan akan sangat puas.

Menurut Kotler (2000:41), ada empat metode yang bisa digunakan

untuk mengukur kepuasan pelanggan, yaitu :

1. Sistem keluhan dan saran

Perusahaan yang memberikan kesempatan penuh bagi pelanggannya

untukmenyampaikan pendapat atau bahkan keluhan merupakan

perusahaan yangberorientasi pada konsumen (costumer oriented).

2. Survei kepuasan pelanggan

Sesekali perusahaan perlu melakukan survei kepuasan pelanggan

terhadapkualitas jasa atau produk perusahaan tersebut. Survei ini

dapat dilakukandengan penyebaran kuesioner oleh karyawan

perusahaan kepada parapelanggan. Melalui survei tersebut,

perusahaan dapat mengetahui kekurangandan kelebihan produk atau

jasa perusahaan tersebut, sehingga perusahaandapat melakukan

perbaikan pada hal yang dianggap kurang oleh pelanggan.

3. Ghost Shopping

Metode ini dilaksanakan dengan mempekerjakan beberapa orang

perusahaan(ghost shopper) untuk bersikap sebagai pelanggan di

perusahaan pesaing,dengan tujuan para ghost shopper tersebut dapat

(43)

36

dijadikan sebagai koreksiterhadap kualitas pelayanan perusahaan itu

sendiri.

4. Analisa pelanggan yang hilang

Metode ini dilakukan perusahaan dengan cara menghubungi

kembalipelanggannya yang telah lama tidak berkunjung atau

melakukan pembelianlagi di perusahaan tersebut karena telah

berpindah ke perusahaan pesaing.Selain itu, perusahaan dapat

menanyakan sebab-sebab berpindahnyapelanggan ke perusahaan

pesaing.Terciptanya kepuasan pelanggan dapat memberikan

beberapa manfaat,diantaranya adalah hubungan antara perusahaan

dan pelanggan jadi harmonis,memberikan dasar yang baik bagi

pembelian ulang dan terciptanya loyalitaspelanggan dan membentuk

suatu rekomendasi dari mulut ke mulut yangmenguntungkan bagi

perusahaan, reputasi perusahaan menjadi baik dimatapelanggan, dan

(44)

37

BAB III

METODE PENELITIAN

1.1. Pendekatan dan Metode Penelitian

Untuk mempermudah penulis dalam pengumpulan data, fakta, dan

informasi dalam penelitian “Efektifitas Budaya Kerja Lembaga

Kemahsiswaan terhadap Kepuasan Pelayanan Mahasiswa di UIN Sunan

Ampel Surabaya”, maka penelitian pada penulisan ini menggunakan

penelitian secara terapan, penelitian terapan yang bertujuan untuk

mempergunakan pengetahuan ilmiah yang telah diketahui dalam

memecahkan permasalahan pada kehidupan secara praktis. Agar penulis

dapat memperoleh data yang ia perlukan, maka dalam penelitian ini

penulis menggunakan pendekatan dan metode sebagai berikut:

1. Menggunakan pendekatan kuantitatif dan menggunakan metode

survey dalam metode analisis diskriptif, yaitu metode yang bertujuan

untuk menggambarka suatu untuk kegiatan atau keadaan tertentu

terlebih dahulu dengan menganalisis kejadiannya untuk dibandingkan

dengan teori yang ada.

2. Adapun dalam memperoleh data yang dibutuhkan, penulis

menggunkan dua macam metode penelitian yang dilakukan melalui:

a. Penelitian lapangan digunakan agar penulis dapat memperoleh

fakta, data dan informasi yang lebih objektif dan akurat mengenai

(45)

38

kepuasan mahasiswa UIN Sunan Ampel Surabaya terhadap

budaya kerja lembaga kemahasiswaan.

b. Penelitian kepustakaan digunakan agar penulis memperoleh

teori-teori yang relevan dan teori-teori yang memiliki kaitan erat dengan

masalah yang akan dibahas yakni mengenai kepuasan mahasiswa

UIN Sunan Ampel Surabaya terhadap budaya kerja lembaga

kemahasiswaan. Maka penulis mengunjungi beberapa

perpustakaan diantaranya: perpustakaan UIN Sunan Ampel

Surabaya, perpustakaan Balai Diklat Keagamaan kota Suarabaya,

perpustakaan Universitas Negeri Surabaya, perpustakaan

Universitas Airlangga, Perpustakaan Daerah Sidoarjo, Balai

Perpustakaan Daerah dan Kearsipan Jawa Timur, berkunjung ke

toko buku untuk mencari referensi serta meminjam buku milik

kawan-kawan.

1.2. Langkah-Langkah Penelitian

1. Persiapan

a. Penyusunan proposal

b. Pengurusan izin penelitian

c. Pemilahan informasi penelitian

d. Penyusunan jadwal pelaksanaan penelitian

(46)

39

2. Pengumpulan Data

a. Pengumpulan data dilokasi penelitian menggunakan observasi

wawancara, angket dan analisis dokumen

b. Mempelajari dan memahami data yang telah terkumpul

c. Pengumpulan data lebih lanjut agar lebih fokus

3. Menganalisis Data

a. Melakukan analisis awal apabila ada data yang terkumpul telah

memadahi

b. Mengembangkan reduksi data temuan

c. Mengadakan pengayaan dan pendalaman data

d. Merumuskan kesimpulan akhir

e. Mempersiapakan penyusunan laporan penelitian dan menguji

keabsahan data

4. Penyusunan Laporan Penelitian

a. Penyusunan laporan awal

b. Perbaikan laporan serta menyusun laporan akhir penelitian

c. Memperbanyak laporan

1.3. Teknik Pengumpulan Data

Untuk memperoleh data yang diperlukan dalam penelitian ini penulis

menggunakan prosedur pengumpulan dan perekaman data sebagai

(47)

40

1.3.1.Variabel Penelitian

Variabel penelitian merupakan segala sesuatu yang berbentuk

apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga

diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemuadian ditarik

kesimpulannya.1 Dalam penelitian ini menggunakan dua variabel.

Adapun variabel yang dapat diukur dalam penelitian ini yakni:

1) Variabel independen/variabel bebasnya yakni budaya kerja

2) Variabel dependen/varibel terikatnya yakni pelayanan bagian

kemahasiswaan dan mahasiswa yang mengikuti UKK dan

UKM.

1.3.2.Populasi dan Sample

Totalitas semua nilai yang mungkin, hasil menghitung

ataupun pengukuran kuantitatif maupun kualitatif mengenai

karakteristik tertentu dari semua anggota kumpulan yang lengkap

dinamakan dengan populasi.Sedangkan sebagian yang diambil dari

populasi disebut sample.2 Dalam penelitian ini teknik yang

digunakan yakni random sampling atau sample acak. Cara yang

dapat dilakukan pada analisis penelitiannya cenderung deskriptif

dan bersfat umum. Dalam setiap unsur populasi yang digunakan

harus mempunyai kesempatan yang sama untuk bisa dipih menjadi

1

Prof. Dr. Sugiyono, 2014. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. hlm. 38 2

(48)

41

sample.3 Pada penelitian ini sample yang diambil yakni mahasiswa

yang mengikuti UKK dan UKM (yang berperan sebagai pengurus

dalam organisasi). Dengan pertimbangan karena mahasiswa yang

berperan sebagai pegurus di tingkat UKK dan UKM universitas

sering melakukan interaksi langsung dengan pihak Kemahasiswan

Rektorat UIN Sunan Ampel Surabaya. Dari data yang ada di

lembaga kemahasiswaan terdapat dua UKK dan sembilan UKM

yang langsung dianungi olehnya. Dengan detail rincian jumlah

[image:48.612.154.509.257.667.2]

populasinya sebagai berikut:

Tabel 3.3.2.1

Data Jumlah Pengurus UKK dan UKM Periode 2015 di UIN Sunan Ampel Surabaya

No. Nama UKK/UKM

Jumlah Pengurus

Periode 2015

1. UKK Menwa 18

2. UKK Pramuka 33

3. UKM IQMA 35

4. UKM MAPALSA 8

5. UKM Paduan Suara 27

3

(49)

42

6. UKM Pencak Silat 26

7. UKM UPTQ 19

8. UKM LPM Solidaritas 46

9. LPM UKOR 22

10. UKPI 16

11 UKSB 14

Jumlah pengurus UKK dan UKM 264

Dengan demikian, jumlah keseluruhan dari UKK dan UKM

berjumlah 264mahasiswa, maka pengambilan sample dilakukan

dengan rumus slovin sebagai berikut:

n= N___ x100 % 1+Ne2

Keterangan:

n : Jumlah sample

e : Selisih atau kesalahan yang di rencanakan, semisal 0.1

N : Jumlah populasi

Berdasarkan rumus tersebut, maka jumlah sample yang

didapat sebagai berikut:

(50)

43

n = 264____ 1+264(0,01)

n = 264_ 3,64

n = 72,527 ≈ 73

Dengan demikian, jumlah sample yang digunakan untuk

penelitian ini berjumlah 73 sample.

1.3.3.Angket

Angket atau kuesioner adalah alat pengumpulan data yang

berisi daftar pertanyaan atau pernyataan yang disusun secara

tertulis dan digunakan untuk memperoleh keterangan atau

informasi dari responden. Untuk mengetahui bagaimana kepuasan

mahasiswa UIN Sunan Ampel Surabaya terhadap budaya kerja

bagian kemahasiwaan, maka angket disebarkan menggunakan

media online yakni google form. Dan respondennya yakni

mahasiswa UIN Sunan Ampel Surabaya yang bersatus sebagai

pengurus UKK maupun UKM masih aktif menempuh study dan

menjabat sebagai pengurus pada periode 2015di UIN Sunan Ampel

(51)

44

Untuk membuat angket tersebut, penulis menggunakan skala

likert yang berbentuk pernyataan positif dan pernyataan negatif

[image:51.612.156.523.206.547.2]

yang dapat berupa kata-kata antara lain:4

Tabel 3.3.1.

Skala Likert

Jenis pernyataan

Pernyataan Positif Pernyataan Negatif

No.

Skor

Jawaban Jawaban

No.

Skor

Jawaban Jawaban

1 Selalu Sangat baik 4 Selalu Sangat baik

2 Sering Baik 3 Sering Baik

3 Kadang-kadang Cukup baik 2 Kadang-kadang Cukup baik 4 Tidak pernah Tidak baik 1 Tidak pernah Tidak baik

1.3.4. Observasi

Observasi atau pengamatan adalah teknik pengumpulan data

dengan mengkaji suatu gejala atau peristiwa melalui upaya

mengamati, mencatat data secara sistematis. Observasi dibutuhkan

dalam pengumpulan data yang relevan dengan masalah yang

4

(52)

45

sedang diteliti dan teori-teori pendukung. Teknik ini dilakukan

untuk memperoleh data tentang kepuasan mahasiswa UIN Sunan

Ampel Surabaya terhadap budaya kerja bagian kemahasiswaan.

1.3.5.Dokumentasi

Dalam penelitian ini penulis juga menggunakan metode

dokumentasi, yakni mencari data mengenai hal-hal atau variable

yang berupa catatan, transkrip, buku, surat kabar, majalah,

prasasti, notulen rapat, dan sebagainya.5 Teknik ini digunakan

untuk memperoleh data responden yang akan dipakai oleh peneliti

dalam pemilihan sampel dan berbagai hal yang berkaitan dengan

fokus penelitian.

1.3.6.Wawancara

Dalam penelitian ini penulis menggunakan pedoman

wawancara (interview guide) adalah percakapan dengan maksud

tertentu.Percakapan tersebut dilakukan oleh dua pihak, yakni

pewawancara (interveweer) yang menunjukkan pertanyaan dan

yang diwawancarai (intervieweer) yang memberikan jawaban atas

pertanyaan.6 Dengan teknik wawancara ini akan mendorong

terciptanya hubungan baik anatara peneliti dengan informan.

Sehingga sangat membantu dalam upaya memperoleh

5

Suharsimi Arikunto. 2000, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek ..hlm. 206. 6

(53)

46

informasi.Tujuan wawancara adalah untuk mendapat informasi

mengenai penelitian terdahulu tentang kepuasan mahasiswa yang

pernah diteliti oleh Lembaga Penjaminan Mutu (LPM) UIN Sunan

Ampel Surabaya, serta memperoleh beberapa data ataupun

dokumen dari Bagian Kemahasiswaan dan Alumni di Rektorat

UIN Sunan Ampel Surabaya

1.4. Teknik Analisis Data

Analisis data dimulai dengan menelaah seluruh data yang tersedia

dari berbagai sumber yaitu angket dan wawancara.Setelah itu memeriksa

data (editing) yang terkumpul guna memastikan kesempurnaan pengisian

dari setiap instrumen.Karena tidak ada pengujian hipotesis untuk

menjawab pertanyaan penelitian pertama dan kedua, maka menggunakan

analisis deskriptif persentase.Data yang telah terkumpul melalui angket

kemudian dianalisis secara kuantitatif melalui distribusi frekuensi dengan

memberikan prosentase. Dengan rumus sebagai berikut:7

= %

Keterangan:

F : Frekuensi yang sedang dicari prosentasenya

N : Jumlah frekuensi (banyaknya responden)

P : Angka prosentase

7

(54)

47

Kemudian penulis mengkatorikannya menggunakan skala sebagai

berikut:

1. Baik, jika nilai yang diperoleh pada interval 76% s/d 100%

2. Cukup baik, jika nilai yang diperoleh pada interval 56% s/d 75%

3. Kurang baik, jika nilai yang diperoleh pada interval 40% s/d 55%

4. Tidak baik, jika nilai yang dperoleh kurang dari 40%

Langkah selanjutnya peneliti menggunakan rumus korelasi. Untuk

mengukur kuat tidaknya hubungan antar 2 variabel atau lebih, dengan

memakai rumus Korelasi sebagai Berikut:

= (∑ )−(∑ )(∑ )

(∑ 2)−(∑ )2 . ∑ 2 −(∑ )2

Dimana:

r = Koefisien Korelasi untuk X dan Y

n = Jumlah Sampel

X = Variabel Bebas

Y = Variabel Terikat

Jika:

r = 0 atau mendekati 0, hubungan antara dua variabel sangat lemah.

r = +1 atau mendekati +1, dua variabel memiliki hubungan positif

sangat erat

r = -1 atau mendekati -1, dua variabel memiliki hubungan negatif

sangat erat

(55)

[image:55.612.158.493.110.529.2]

48

Tabel 3.4.1

Interval Koefisien Tingkat hubungan

0,00 – 0,199 Sangat rendah

0,20 – 0,399 Rendah

0,40 – 0,599 Sedang

0,60 – 0,799 Kuat

(56)

49

BAB IV

HASIL PENELITIAN

1.1. Deskripsi Data dan Interpretasi Penelitian

Berikut adalah deskripsi data penelitian mengenai efektifitas

budaya kerja bagian kemahasiswaan terhadap kepuasan pelayanan

mahasiswa UIN Sunan Ampel Surabaya dengan jumlah responden 73

mahasiswa/i:

N 1 2 3 4 5 6 7 8

1 2 2 2 2 4 3 1 2

2 1 1 2 3 2 3 1 1

3 2 2 2 2 2 3 2 2

4 3 1 3 2 2 3 2 1

5 1 1 2 2 2 3 2 1

6 2 1 2 2 2 2 2 1

7 2 2 2 2 2 2 2 2

8 2 2 1 2 2 2 2 2

9 2 3 3 2 2 2 3 3

10 2 2 3 2 2 2 3 2

11 2 3 2 2 2 2 3 3

12 2 1 3 3 3 2 3 1

13 3 1 2 3 3 2 3 1

14 2 2 2 3 3 2 2 2

(57)

50

15 1 2 3 3 3 2 2 2

16 1 2 2 3 3 3 2 2

17 1 2 1 2 2 3 2 2

18 2 3 2 2 3 3 2 3

19 2 3 3 2 4 3 2 3

20 3 2 2 2 2 3 2 2

21 2 2 1 3 2 2 2 2

22 3 2 2 3 2 2 2 2

23 1 2 2 2 2 2 2 2

24 1 1 2 3 2 2 2 1

25 2 2 2 3 2 3 2 2

26 2 3 2 4 2 3 3 3

27 3 1 3 2 2 2 3 1

28 2 2 3 2 2 3 3 2

29 3 2 2 3 3 3 3 2

30 3 2 3 3 3 4 3 2

31 2 2 2 3 3 2 2 2

32 2 2 3 2 3 2 2 2

33 2 2 2 2 3 3 2 2

34 2 2 2 3 2 3 2 2

35 1 3 3 2 2 3 3 3

(58)

51

37 3 2 3 2 2 2 2 2

38 1 1 4 2 3 3 3 1

39 2 1 3 2 3 2 3 1

40 2 2 3 2 2 2 4 2

41 2 2 2 2 3 2 2 2

42 2 3 2 2 3 2 2 3

43 2 2 3 2 4 2 3 2

44 2 3 4 2 2 2 3 3

45 2 1 3 3 2 2 3 1

46 3 3 2 3 3 2 2 3

47 2 2 1 3 3 2 2 2

48 1 2 3 3 3 2 3 2

49 1 3 2 2 2 3 2 3

50 1 2 2 2 2 3 2 2

51 2 3 2 2 3 3 2 3

52 2 3 2 3 2 3 2 3

53 3 2 2 2 2 2 2 2

54 2 2 2 2 2 2 2 2

55 3 2 2 2 2 2 2 2

56 1 1 2 1 2 3 2 1

57 1 2 2 3 2 2 2 2

(59)

52

59 2 3 3 2 2 2 3 3

60 3 2 3 3 2 1 3 2

61 2 3 3 2 2 3 3 3

62 3 2 3 2 3 3 3 2

63 3 3 2 3 3 2 2 3

64 2 2 2 2 3 3 2 2

65 2 2 2 1 3 2 2 2

66 2 3 2 2 2 2 3 3

67 1 2 3 3 2 3 2 2

68 2 3 3 2 2 2 2 3

69 2 3 2 1 3 1 2 3

70 3 2 3 2 2 2 1 2

71 2 2 3 2 2 3 3 2

72 3 2 4 2 2 2 3 2

73 1 2 2 2 1 1 2 2

N 1 X x^2 Y y^2 xy

1 1 12 144 2 4 24

2 2 12 144 1 1 12

3 2 13 169 2 4 26

4 2 15 225 1 1 15

(60)

53

6 2 15 225 1 1 15

7 2 16 256 2 4 32

8 3 16 256 2 4 32

9 3 20 400 3 9 60

10 3 21 441 2 4 42

11 3 21 441 3 9 63

12 3 25 625 1 1 25

13 2 25 625 1 1 25

14 2 25 625 2 4 50

15 2 27 729 2 4 54

16 2 28 784 2 4 56

17 2 26 676 2 4 52

18 2 29 841 3 9 87

19 2 32 1024 3 9 96

20 2 30 900 2 4 60

21 2 30 900 2 4 60

22 2 32 1024 2 4 64

23 2 32 1024 2 4 64

24 2 34 1156 1 1 34

25 3 36 1296 2 4 72

26 3 39 1521 3 9 117

(61)

54

28 3 40 1600 2 4 80

29 3 42 1764 2 4 84

30 2 45 2025 2 4 90

31 2 42 1764 2 4 84

32 2 43 1849 2 4 86

33 2 44 1936 2 4 88

34 3 45 2025 2 4 90

35 3 47 2209 3 9 141

36 2 48 2304 2 4 96

37 3 47 2209 2 4 94

38 3 52 2704 1 1 52

39 4 51 2601 1 1 51

40 2 52 2704 2 4 104

41 2 51 2601 2 4 102

42 3 52 2704 3 9 156

43 3 56 3136 2 4 112

44 3 56 3136 3 9 168

45 2 57 3249 1 1 57

46 2 57 3249 3 9 171

47 3 57 3249 2 4 114

48 2 61 3721 2 4 122

(62)

55

50 2 60 3600 2 4 120

51 2 62 3844 3 9 186

52 2 63 3969 3 9 189

53 2 62 3844 2 4 124

54 2 63 3969 2 4 126

55 2 64 4096 2 4 128

56 2 65 4225 1 1 65

57 2 67 4489 2 4 134

58 3 69 4761 2 4 138

59 3 70 4900 3 9 210

60 3 71 5041 2 4 142

61 3 73 5329 3 9 219

62 2 75 5625 2 4 150

63 2 74 5476 3 9 222

64 2 75 5625 2 4 150

65 3 74 5476 2 4 148

66 2 76 5776 3 9 228

67 2 79 6241 2 4 158

68 2 78 6084 3 9 234

69 1 77 5929 3 9 231

70 3 79 6241 2 4 158

(63)

56

72 2 84 7056 2 4 168

73 3 80 6400 2 4 160

74 2 3491 199225 152 346 7563

Selanjutnya dihitung melalui rumus berikut:

= (∑ )−(∑ )(∑ )

( (∑ 2)−(∑ )2)( ∑ 2 −(∑ )2)

= 74(1796)−(863)(152)

(74(10361)−(863)2)(74(346)(152)2)

= 132904−131176

(776714−744769)(25604−23104)

= 1728 (21945)(2500)

= 1728

√54862500

= 1728 7406,9

= 0,2

Selanjutnya uji signifikasi, yakni dengan cara:

1. Menentukan hipotesis

0 : Tidak ada hubungan antara efektifitas budaya kerja bagian

kemahasiswaan terhadap kepuasan pelayanan mahasiswa

(64)

57

1 : Ada antara efektifitas budaya kerja bagian kemahasiswaan

terhadap kepuasan pelayanan mahasiswa UIN Sunan

Ampel Surabaya

2. Menentukan Uji Signifikasi

Akan digunakan uji signifikasi sebesar 1% dan menghitung

degree of freedom (df)

df = n – 2

= 74 – 2

= 72

maka = 2,65

3. Kriteria pengujian

jika > 2,65 maka tolak 0 terima 1

jika < 2,65 maka tolak 1 terima 0

4. Menentukan nilai “

ℎ = √ −2

1− 2

ℎ = 0,2√74−2

1−0,22

ℎ = 0,2√72

1−0,04

ℎ = 0,2 8,5

0,06

ℎ = 0,241,7

(65)

58

5. Membandingkan t hitung dengan t tabel

7,1 > 2,65 maka tolak 0 terima 1

6. Kesimpulan

Karena terima 1 maka ada hubungan antara efektifitas budaya kerja

bagian kemahasiswaan terhadap kepuasan pelayanan mahasiswa

UIN Sunan Ampel Surabaya.

Setelah mengetahui hubungan antara efektifitas budaya kerja

bagian kemahasiswaan terhadap kepuasan pelayanan mahasiswa UIN

Sunan Ampel Surabaya, selanjutnya dilakukan penghitungan untuk

mengetahui tingkat kepuasan mahasiswa dengan menggunakan modus.

Dalam hal ini modus untuk data kualitatif ditentukan dengan jalan

menentukan frekuensi terbanyak diantara data tersebut.1 Pada

penghitungan tingkat kepuasan mahasiswa menggunakan daftar

pertanyaan nomor delapan. Dan berikut sajian data penghitungannya:

xi fi

1 (Sangat puas) 12

2 (Puas) 43

3 (Cukup puas) 18

4 (Kurang puas) 0

1

(66)

Gambar

Tabel 2.4.1.
Gambar. 1 (Bagan Ortaker UINSA)
Gambar 2.3.1
Tabel 3.3.2.1
+3

Referensi

Dokumen terkait

Tujuan penulisan skripsi ini adalah membuat Sistem Penelusuran Skripsi yang memiliki hasil pencarian yang lebih akurat dari sistem lama dengan menggunakan

Pengambilan data dilakukan dengan uji eksperimental pada engine stand yang dilengkapi sistem AC dengan menyalakan sistem starter dan AC menggunakan remote control

118 Faktor-faktor yang Mendukung dan Menghambat Pembelajaran Unsur-unsur dan Sifat-sifat Bangun Ruang dengan Menggunakan Pendekatan RME .............................

1) Dibuat dan diselesaikan sendiri, dengan menggunakan hasil kuliah, tinjauan lapangan, dan buku-buku serta jurnal acuan yang tertera di dalam referensi pada

Permission to use more than one teacher/Examiner will only be granted on the understanding that teacher/Examiners at the centre work together to ensure a common approach to the

Menurut Zaki Baridwan dalam (Utami, Astuti, &amp; Sunarko, 2016) “sistem informasi akuntansi adalah suatu komponen yang mengumpulkan, menggolongkan, mengolah,

[r]

Selanjutnya upaya tersebut berakibat pada adanya aktivitas atau tindakan, sehingga dapat ditemukan perubahan perilaku, baik itu berupa perubahan pengetahuan,