MATA KULIAH EVALUASI
MATA KULIAH EVALUASI
OLAHRAGA
OLAHRAGA
KODE 409
KODE 409
BEBAN MATAKULIAH 2 SKS BEBAN MATAKULIAH 2 SKS
DENGAN RINCIAN DENGAN RINCIAN
2 SKS TEORI 2 SKS TEORI 1 SKS PRAKTEK 1 SKS PRAKTEK
PADA SEMSMTER IV DI PRODI PKO PADA SEMSMTER IV DI PRODI PKO JURURSAN PENDIDIKAN KEPALTIHAN JURURSAN PENDIDIKAN KEPALTIHAN
FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
EVALUASI OLAHRAGA
EVALUASI OLAHRAGA
•
Dalam melakukan evaluasi ada tiga istilah Dalam melakukan evaluasi ada tiga istilah yang digunakan yaitu: Pengukuran,yang digunakan yaitu: Pengukuran, Asesmen, dan Evaluasi
Asesmen, dan Evaluasi
•
Pengukuran adalah penetapan angka dengan Pengukuran adalah penetapan angka dengan cara yang sistematik untuk menyatakancara yang sistematik untuk menyatakan keadaan individu ( Allen & Yen, 1979)
keadaan individu ( Allen & Yen, 1979)
•
Keadaan Indivudu dapat berupa kemampuan Keadaan Indivudu dapat berupa kemampuan kognitif, Afektif, dan Psikomotor.kognitif, Afektif, dan Psikomotor.
•
Pengukuran membandingkan hasil Pengukuran membandingkan hasil pengamatan dengan kriteria.pengamatan dengan kriteria.
•
Asesmen adalah semua cara yang digunakan Asesmen adalah semua cara yang digunakan untuk menilai unjuk kerja individu danuntuk menilai unjuk kerja individu dan kelompok ( TGAT, 1987)
•
Proses asesmen meliputi pengumpulan Proses asesmen meliputi pengumpulandata atau bukti tentang pencapaian belajar
data atau bukti tentang pencapaian belajar
peserta didik.
peserta didik.
•
Data atau bukti tidak hanya diperoleh Data atau bukti tidak hanya diperolehmelalui tes saja, tetapi dapat dikumpulkan
melalui tes saja, tetapi dapat dikumpulkan
melalui pengamatan atau laporan diri.
melalui pengamatan atau laporan diri.
•
Asesmen menjelaskan dan menafsirkan Asesmen menjelaskan dan menafsirkan hasil pengukuran.hasil pengukuran.
•
Evaluasi suatu rangkaian kegiatan dalam Evaluasi suatu rangkaian kegiatan dalam meningkatkan kualitas, kinerja danmeningkatkan kualitas, kinerja dan
produktivitas suatu lembaga dalam
produktivitas suatu lembaga dalam
melaksanakan program.
melaksanakan program.
•
Evaluasi adalah penetapan nilai atau Evaluasi adalah penetapan nilai atau implikasi suuatu perilaku.implikasi suuatu perilaku.
•
Pengukuran, asesmen dan evaluasi adalah Pengukuran, asesmen dan evaluasi adalah hirarkiPENGUKURAN
PENGUKURAN
• Pengukuran dapat untuk mengetahui Pengukuran dapat untuk mengetahui keberhasilan suatu program.
keberhasilan suatu program.
• Pengukuran merupakan kegiatan penentuan Pengukuran merupakan kegiatan penentuan angka bagi suat objek secara sistematik.
angka bagi suat objek secara sistematik.
• Penentuan angka bertujuan untuk Penentuan angka bertujuan untuk
menggambarkan karakteristik suatu objek. menggambarkan karakteristik suatu objek.
• Penentuan karakteristik individu harus sekecil Penentuan karakteristik individu harus sekecil mungkin mengandung kesalahan.
mungkin mengandung kesalahan.
• Kesalahan ilmu alam sebagian besar Kesalahan ilmu alam sebagian besar disebabkan alat ukurnya, sedangkan disebabkan alat ukurnya, sedangkan
kesalahan ilmu sosial disebabkan oleh alat kesalahan ilmu sosial disebabkan oleh alat
ukur, cara mengukur, dan keadaan objek ukur, cara mengukur, dan keadaan objek
•
Prinsip alat ukur yang digunakan harus Prinsip alat ukur yang digunakan harusmemiliki bukti kesahihan dan kehandalan. memiliki bukti kesahihan dan kehandalan.
•
Kesahihan alat ukur dapat dilihat dari Kesahihan alat ukur dapat dilihat darikonstruk alat ukur, yaitu mengukur seperti konstruk alat ukur, yaitu mengukur seperti
yang direncanakan. yang direncanakan.
•
Konstruk alat ukur dapat ditelaah pada Konstruk alat ukur dapat ditelaah padaaspek materi, teknik penulisan, dan bahasa aspek materi, teknik penulisan, dan bahasa
yang digunakan. yang digunakan.
•
Kasahihan alat ukur dapat dilihat dari kisi-Kasahihan alat ukur dapat dilihat dari kisi-kisi alat ukur.kisi alat ukur.
•
Hasil pengukuran harus memiliki kesalahan Hasil pengukuran harus memiliki kesalahan sekecil mungkin.sekecil mungkin.
•
Tingkat kesalahan berkaitan dengan Tingkat kesalahan berkaitan dengan kehandalan alat ukur.kehandalan alat ukur.
•
Alat ukur yang handal memberikan hasil Alat ukur yang handal memberikan hasil yang konstan bila digunakan yang konstan bila digunakan•
Kesalahan pengukuran ada yang
Kesalahan pengukuran ada yang
bersifat acak dan ada yang bersifat
bersifat acak dan ada yang bersifat
sistematik.
sistematik.
•
Kesalahan acak disebabkan kondisi
Kesalahan acak disebabkan kondisi
fisik dan mental (emosi,cemasdll)
fisik dan mental (emosi,cemasdll)
yang diukur dan yang mengukur
yang diukur dan yang mengukur
bervariasi.
bervariasi.
•
Kesalahan yang sistematik
Kesalahan yang sistematik
disebabkan oleh alat ukurnya, yang
disebabkan oleh alat ukurnya, yang
PENILAIAN
PENILAIAN
•
Asesmen merupakan komponen penting Asesmen merupakan komponen penting dalam proses berlatih melatih atlet di klub dalam proses berlatih melatih atlet di klub•
Peningkatan prestasi dapat ditempuh melalui Peningkatan prestasi dapat ditempuh melalui peningkatan kualitas proses berlatih melatih peningkatan kualitas proses berlatih melatihdan kualitas sistem penilaian. dan kualitas sistem penilaian.
•
Penilaian memerlukan data yang baik Penilaian memerlukan data yang baikmutunya sehingga perlu didukung oleh proses mutunya sehingga perlu didukung oleh proses
pengukuran yang baik. pengukuran yang baik.
•
Kegiatan penilaian dalam proses pembelajaran Kegiatan penilaian dalam proses pembelajaran atau proses berlatih melatih perlu diarahkan atau proses berlatih melatih perlu diarahkan4 (Empat) kegiatan
4 (Empat) kegiatan
penilaian
penilaian
• Penelusuran yaitu menelusuri apakah proses Penelusuran yaitu menelusuri apakah proses pembelajaran atau proses berlatih melatih
pembelajaran atau proses berlatih melatih
yang telah dilakukan sesuai yang direncanakan
yang telah dilakukan sesuai yang direncanakan
atau tidak. Pelatih mengumpulkan berbagai
atau tidak. Pelatih mengumpulkan berbagai
informasi selama proses berlatih melatih
informasi selama proses berlatih melatih
dengan berbagai pengukuran untuk
dengan berbagai pengukuran untuk
memperoleh gambaran tentang pencapaian
memperoleh gambaran tentang pencapaian
prestasi atlet.
prestasi atlet.
• Pengecekan yaitu mencari informasi apakah Pengecekan yaitu mencari informasi apakah terdapat kekuranganpada atlet selama proses
terdapat kekuranganpada atlet selama proses
berlatih melatih. Pelatih melakukan berbagai
berlatih melatih. Pelatih melakukan berbagai
pengukuran untuk memperoleh gambaran
pengukuran untuk memperoleh gambaran
menyangkut kemampuan atlet, apa yang telah
menyangkut kemampuan atlet, apa yang telah
berhasil dikuasai dan apa yang belum dikuasai.
•
Pencarian yaitu mencari dan menemukan Pencarian yaitu mencari dan menemukan penyebab kekurangan yang muncul selama penyebab kekurangan yang muncul selamaproses berlatih melatih berlangsung. Dengan proses berlatih melatih berlangsung. Dengan
cara ini pelatih dapat secepatnya mencari cara ini pelatih dapat secepatnya mencari
solusi untuk mengatasi kendala2 yang solusi untuk mengatasi kendala2 yang timbul selama proses berlatih melatih. timbul selama proses berlatih melatih.
•
Penyimpulan yaitu menyimpulkan tentang Penyimpulan yaitu menyimpulkan tentang tingkat pencapaian berlatih melatih yang tingkat pencapaian berlatih melatih yangtelah diikuti atlet. Hal ini sangat penting bagi telah diikuti atlet. Hal ini sangat penting bagi
atlet untuk mengetahui tingkat pencapaian atlet untuk mengetahui tingkat pencapaian
yang diperoleh atlet selama berlatih melatih. yang diperoleh atlet selama berlatih melatih.
Hasil penyimpulan dapat digunakan sebagai Hasil penyimpulan dapat digunakan sebagai
laporan hasil tentang kemajuan berlatih atlet laporan hasil tentang kemajuan berlatih atlet
EVALUASI
EVALUASI
• Evaluasi suatu rangkaian kegiatan dalam Evaluasi suatu rangkaian kegiatan dalam
meningkatkan kualitas, kinerja dan produktivitas meningkatkan kualitas, kinerja dan produktivitas
suatu lembaga dalam melaksanakan program. suatu lembaga dalam melaksanakan program.
• Evaluasi adalah penetapan nilai atau implikasi suuatu Evaluasi adalah penetapan nilai atau implikasi suuatu perilaku.
perilaku.
• Fokus evaluasi pada individu yaitu prestasi berlatih Fokus evaluasi pada individu yaitu prestasi berlatih melatih yang dicapai kelompok atau regu.
melatih yang dicapai kelompok atau regu.
• Evaluasi akan diperoleh informasi apa yang telah Evaluasi akan diperoleh informasi apa yang telah
dicapai dan mana yang belum, sehingga informasi ini dicapai dan mana yang belum, sehingga informasi ini
dapat digunakan untuk perbaikan suatu program dapat digunakan untuk perbaikan suatu program
latihan. latihan.
• Evaluasi adalah judgment terhadap nilai atau Evaluasi adalah judgment terhadap nilai atau
implikasi dari hasil pengukuran ( Griffin & Nox, (1991) implikasi dari hasil pengukuran ( Griffin & Nox, (1991)
• Kegiatan evaluasi selalu didahului dengan kegiatan Kegiatan evaluasi selalu didahului dengan kegiatan pengukuran dan penilaian
• Evaluasi secara singkat dapat didefinisikan Evaluasi secara singkat dapat didefinisikan sebagai proses mengumpulkan informasi
sebagai proses mengumpulkan informasi
untuk mengethui pencapaian belajar atau
untuk mengethui pencapaian belajar atau
berlatih melatih di regu atau kelompok.
berlatih melatih di regu atau kelompok.
• Hasil evaluasi diharapkan dapat mendorong Hasil evaluasi diharapkan dapat mendorong pelatih untuk melatih/mengajar lebih baik dan
pelatih untuk melatih/mengajar lebih baik dan
mendorong atlet/anak latih untuk berlatih
mendorong atlet/anak latih untuk berlatih
lebih baik
lebih baik
• Evaluasi adalah melakukan judgment terhadap Evaluasi adalah melakukan judgment terhadap hasil penilaian, maka kesalahan pada
hasil penilaian, maka kesalahan pada
penilaian dan pengukuran harus sekecil
penilaian dan pengukuran harus sekecil
mungkin
mungkin
• Tiga hal yang harus dievaluasi agar dapat Tiga hal yang harus dievaluasi agar dapat
meningkatkan kualitas berlatih yaitu masukan,
meningkatkan kualitas berlatih yaitu masukan,
lingkungan berlatih, hasil prestasinya.
ACUAN NORMA DAN
ACUAN NORMA DAN
KRETERIA
KRETERIA
•
Dua acuan yang digunakan dalam Dua acuan yang digunakan dalammenyiapkan tes dan menafsirkan hasil tes menyiapkan tes dan menafsirkan hasil tes
yaitu acuan norma dan acuan kreteria yaitu acuan norma dan acuan kreteria
•
Kedua acuan menggunakan asumsi yang Kedua acuan menggunakan asumsi yang berbeda tentang kemampuan atletberbeda tentang kemampuan atlet
•
Acuan norma berasumsi bahwa Acuan norma berasumsi bahwakemampuan orang itu berbeda dan dapat kemampuan orang itu berbeda dan dapat
digambarkan menurut distribusi normal. digambarkan menurut distribusi normal.
•
Acuan kreteria berasumsi bahwa hampir Acuan kreteria berasumsi bahwa hampir semua orang bisa berlatih apa saja namun semua orang bisa berlatih apa saja namunwaktunya yang berbeda waktunya yang berbeda
•
Penafsiran skor hasil selalu dibandingkan Penafsiran skor hasil selalu dibandingkan dengan kreteria yang telah ditetapkandengan kreteria yang telah ditetapkan lebih dahulu
SYARAT-SYARAT INSTRUMEN
SYARAT-SYARAT INSTRUMEN
TES
TES
•
Suatu instrumen tes maupun non tes Suatu instrumen tes maupun non tes harus memiliki bukti kesahihanharus memiliki bukti kesahihan
(validitas), dan keandalan (reabilitas). (validitas), dan keandalan (reabilitas).
•
Validitas berasal dari kata validity yang Validitas berasal dari kata validity yang mempunyai arti sejauhmana akurasimempunyai arti sejauhmana akurasi
suatu tes atau skala dalam menjalankan suatu tes atau skala dalam menjalankan
pengukurannya. pengukurannya.
•
Reabilitas berasal dari kata reliability Reabilitas berasal dari kata reliability yang mempunyai arti dimana suatu yang mempunyai arti dimana suatupengukuran yang menghasilkan data pengukuran yang menghasilkan data
dan memiliki tingkat reliabilitas tinggi dan memiliki tingkat reliabilitas tinggi
disebut sebagai pengukuran yang disebut sebagai pengukuran yang
VALIDITAS
VALIDITAS
•
Pengukuran dikatakan mempunyai Pengukuran dikatakan mempunyai validitas yang tinggi, bilavaliditas yang tinggi, bila
menghasilkan data yang secara akurat menghasilkan data yang secara akurat
memberikan gambaran mengenai memberikan gambaran mengenai
variabel yang diukur. variabel yang diukur.
•
Akurat yang artinya tepat, cermat, dan Akurat yang artinya tepat, cermat, dan mudah digunakan sehingga apabila tes mudah digunakan sehingga apabila tesmenghasilkan data yang tidak relevan menghasilkan data yang tidak relevan
dengan tujuan pengukuran maka dengan tujuan pengukuran maka
dikatakan sebagai pengukuran yang dikatakan sebagai pengukuran yang
BUKTI VALIDITAS
BUKTI VALIDITAS
•
Validitas (keandalan) merupakan indeks Validitas (keandalan) merupakan indeks yang menunjukkan tingkat keajekan atau yang menunjukkan tingkat keajekan ataukonsistensi suatu tes. Validitas dapat konsistensi suatu tes. Validitas dapat
dibuktikan dengan tiga cara. dibuktikan dengan tiga cara.
•
Validitas isiValiditas isia. Validitas Tampang a. Validitas Tampang
b. Validitas Logis b. Validitas Logis
•
Validitas KonstrakValiditas Konstrak•
Validitas berdasar KriteriaValiditas berdasar Kriteria a. Validitas Prediktif1. VALIDITAS ISI
1. VALIDITAS ISI
•
Validitas berdasarkan isi dapat Validitas berdasarkan isi dapatdiperoleh dari suatu analisis hubungan diperoleh dari suatu analisis hubungan
antara isi tes dan konstrak yang ingin antara isi tes dan konstrak yang ingin
diukur. diukur.
•
Validitas berdasarkan isi tes dilakukan Validitas berdasarkan isi tes dilakukan oleh panel pakar pada bidang yangoleh panel pakar pada bidang yang diukur dan pakar bidang pengukuran. diukur dan pakar bidang pengukuran.
•
Validitas isi dapat dijelaskan melalui Validitas isi dapat dijelaskan melalui validitas tampang ( face validity) dan validitas tampang ( face validity) dana.
a.
VALIDITAS TAMPANG ( FACE
VALIDITAS TAMPANG ( FACE
VALIDITY )
VALIDITY )
•
Validitas tampang adalah bukti validitas Validitas tampang adalah bukti validitas yang memiliki signifikansi yang rendah, yang memiliki signifikansi yang rendah,dikarenakan hanya berdasarkan pada dikarenakan hanya berdasarkan pada
penilaian terhadap format penampilan penilaian terhadap format penampilan
tes dan kesesuaian konteks iatem tes dan kesesuaian konteks iatem
dengan tujuan ukur tes. dengan tujuan ukur tes.
•
Validitas tampang yang tinggi (tampak Validitas tampang yang tinggi (tampakmenyakinkan) akan memancing motivasi menyakinkan) akan memancing motivasi
individu yang dites untuk menghadapi individu yang dites untuk menghadapi
tes tersebut dengan tes tersebut dengan
b. VALIDITAS LOGIS (LOGICAL
b. VALIDITAS LOGIS (LOGICAL
VALIDITY)
VALIDITY)
•
Validitas logis kadang-kadang disebut Validitas logis kadang-kadang disebut sebagai validitas sampling (sampling sebagai validitas sampling (samplingvalidity). validity).
•
Validitas logis menuntut batasan yang Validitas logis menuntut batasan yang seksama terhadap perilaku yang diukur seksama terhadap perilaku yang diukurdan suatu desain logis yang dapat dan suatu desain logis yang dapat
mencakup bagian perilaku yang diukur mencakup bagian perilaku yang diukur
•
Validitas logis akan memperoleh nilai Validitas logis akan memperoleh nilai tinggi, harus dirancang sedemikian tinggi, harus dirancang sedemikianrupa sehingga benar-benar berisi rupa sehingga benar-benar berisi
hanya aitem yang relevan sebagai hanya aitem yang relevan sebagai
2. VALIDITAS KONSTRAK
2. VALIDITAS KONSTRAK
•
Validitas konstrak adalah validitas yang Validitas konstrak adalah validitas yang menunjukkan sejauhmana hasil tesmenunjukkan sejauhmana hasil tes
mampu mengungkap suatu trait atau mampu mengungkap suatu trait atau
konstrak teoritik yang hendak diukurnya. konstrak teoritik yang hendak diukurnya.
•
Pengujian validitas konstrak merupakan Pengujian validitas konstrak merupakan proses yang terus berlanjut sejalanproses yang terus berlanjut sejalan dengan perkembangan konsep
dengan perkembangan konsep mengenai trait yang diukur.
mengenai trait yang diukur.
•
Konsep validitas konstrak sangat Konsep validitas konstrak sangatberguna pada tes yang mengukur trait berguna pada tes yang mengukur trait
Validitas konstrak dapat dicapai
Validitas konstrak dapat dicapai
melalui beberapa cara
melalui beberapa cara
•
Studi mengenai perbedaan di antara
Studi mengenai perbedaan di antara
kelompok –kelompok yang menurut
kelompok –kelompok yang menurut
teori harus berbeda.
teori harus berbeda.
•
Studi mengenai pengaruh perubahan
Studi mengenai pengaruh perubahan
dalam diri individu dan
dalam diri individu dan
lingkungannya terhadap hasil tes.
lingkungannya terhadap hasil tes.
•
Studi mengenai korelasi diantara
Studi mengenai korelasi diantara
berbagai variabel yang menurut teori
berbagai variabel yang menurut teori
mengukur aspek yang sama.
mengukur aspek yang sama.
•
Studi korelasi antar – aitem atau
Studi korelasi antar – aitem atau
antar – belahan tes.
3.
3.
VALIDITAS BERDASAR
VALIDITAS BERDASAR
KRITERIA
KRITERIA
•
Validitas tes berdasar kriteria Validitas tes berdasar kriteriamenghendaki tersedianya kriteria
menghendaki tersedianya kriteria
eksternal yang dapat dijadikan dasar
eksternal yang dapat dijadikan dasar
pengujian skor tes.
pengujian skor tes.
•
Kriteria adalah variabel perilaku yang Kriteria adalah variabel perilaku yang akan diprediksikan oleh skor tes atauakan diprediksikan oleh skor tes atau
berupa suatu ukuran lain yang relevan.
berupa suatu ukuran lain yang relevan.
•
Estimasi tingginya validitas berdasarkan Estimasi tingginya validitas berdasarkan kriteria, dilakukankriteria, dilakukan
komputasi/perhitungan kofisien korelasi
komputasi/perhitungan kofisien korelasi
antara skor tes dengan skor kriteria.
a. Validitas Prediktif
a. Validitas Prediktif
•
Validitas prediktif sangat penting, bila tes Validitas prediktif sangat penting, bila tes dimaksudkan untuk berfungsi sebagaidimaksudkan untuk berfungsi sebagai prediktor bagi performan/prestasi di prediktor bagi performan/prestasi di
waktu yang akan datang. waktu yang akan datang.
•
Validitas prediktif diperoleh apabila Validitas prediktif diperoleh apabila pengambilan skor kreteria tidakpengambilan skor kreteria tidak
bersamaan dengan pengambilan skor bersamaan dengan pengambilan skor
tes. tes.
•
Prosedur validitas prediktif memerlukan Prosedur validitas prediktif memerlukan waktu yang lama dan biaya yang besar waktu yang lama dan biaya yang besarkarena prosedurnya bukan berdasar pada karena prosedurnya bukan berdasar pada
•
Validitas prediktif, dimana skor
Validitas prediktif, dimana skor
performan/prestasi yang diprediksi
performan/prestasi yang diprediksi
dijadikan sebagai kriteria validasi.
dijadikan sebagai kriteria validasi.
•
Contohnya tes seleksi masuk PT yg
Contohnya tes seleksi masuk PT yg
bertujuan untuk menjaring para
bertujuan untuk menjaring para
calon mhs yg diprediksi akan
calon mhs yg diprediksi akan
memiliki prestasi belajar yang bagus
memiliki prestasi belajar yang bagus
bila diterima sebagai mahasiswa.( yg
bila diterima sebagai mahasiswa.( yg
diprediksi dari skor tes masuk PTN
diprediksi dari skor tes masuk PTN
adalah prestasi belajar dalam bentuk
adalah prestasi belajar dalam bentuk
b. Validitas Konkuren
b. Validitas Konkuren
•
Bila suatu tes tdk difungsikan sebagai Bila suatu tes tdk difungsikan sebagai prediktor prestasi, kreteria validitasnyaprediktor prestasi, kreteria validitasnya
pada ukuran lain yg relevan dengan
pada ukuran lain yg relevan dengan
tujuan tes yg bersangkutan.
tujuan tes yg bersangkutan.
•
Validitas konkuren merupakan Validitas konkuren merupakankoefisien korelasi antara skor tes yang
koefisien korelasi antara skor tes yang
divalidasi dengan ukuran kreteria lain.
divalidasi dengan ukuran kreteria lain.
•
Contohnya, bila kita menyusun skala Contohnya, bila kita menyusun skala tes dan dikorelasikan dengan tes yangtes dan dikorelasikan dengan tes yang
ada yang mempunyai fungsi yang
ada yang mempunyai fungsi yang
sama, misal tes intelegensi yang anda
sama, misal tes intelegensi yang anda
buat dengan tes intelegensi yang
buat dengan tes intelegensi yang
sudah ada.
•
Validitas konkuren apabila skor tes dan Validitas konkuren apabila skor tes dan skor kreteria diperoleh dalam waktuskor kreteria diperoleh dalam waktu
yang relatif sama.
yang relatif sama.
•
Validitas konkuren merupakan indikasi Validitas konkuren merupakan indikasi validitas yang layak digunakan, bilavaliditas yang layak digunakan, bila
tesnya tidak dirancang sebagai
tesnya tidak dirancang sebagai
prediktor dan ia merupakan validitas yg
prediktor dan ia merupakan validitas yg
sangat penting dalam situasi diagnostik.
sangat penting dalam situasi diagnostik.
•
Validitas konkuren bila dirncang sebagai Validitas konkuren bila dirncang sebagai prediktor bagi prestasi di masa datang,prediktor bagi prestasi di masa datang,
maka estimasi validitas konkuren tidak
maka estimasi validitas konkuren tidak
akan memuaskan dan presedur viliditas
akan memuaskan dan presedur viliditas
prediktif merupakan keharusan
prediktif merupakan keharusan
digunakan.
RELIABILITAS
RELIABILITAS
•
Reliabilitas atau keandalan merupakan Reliabilitas atau keandalan merupakan koefisien yang menunjukkan tingkatkoefisien yang menunjukkan tingkat
keajegan atau konsistensi hasil
keajegan atau konsistensi hasil
pengukuran suatu tes.
pengukuran suatu tes.
•
Konsisten hasil pengukuran dengan Konsisten hasil pengukuran dengan menggunakan alat ukur yang samamenggunakan alat ukur yang sama
untuk orang yang berbeda atau pada
untuk orang yang berbeda atau pada
waktu yang berbeda, tetapi kondisi yang
waktu yang berbeda, tetapi kondisi yang
sama.
sama.
•
Konsistensi berkaitan dengan tingkat Konsistensi berkaitan dengan tingkat kesalahan hasil suatu tes yang berupakesalahan hasil suatu tes yang berupa
skor.
•
Contoh. Kalau kita mengukur panjang Contoh. Kalau kita mengukur panjang suatu meja kayu dengan menggunakan suatu meja kayu dengan menggunakanmeteran berulang-ulang, baik dalam meteran berulang-ulang, baik dalam
tenggang waktu yang lama, bila hasil tenggang waktu yang lama, bila hasil
pengukurannya sama, maka dapat pengukurannya sama, maka dapat dikatakan bahwa meteran tersebut dikatakan bahwa meteran tersebut
andal atau reliable untuk mengukur andal atau reliable untuk mengukur
panjang meja. panjang meja.
•
Pengukuran pada bidang pendidikan Pengukuran pada bidang pendidikan dan psikologi tidak mudah untukdan psikologi tidak mudah untuk
memperoleh data yang andal, karena memperoleh data yang andal, karena
ada beberapa sumber kesalahan yang ada beberapa sumber kesalahan yang
berasal dari alat ukur, yang diukur, dan berasal dari alat ukur, yang diukur, dan
INDEK RELIABILITAS
INDEK RELIABILITAS
•
Indek Reliabilitas didasarkan pada
Indek Reliabilitas didasarkan pada
teori tes klasik.
teori tes klasik.
•
Teori tes klasik menyatakan bahwa
Teori tes klasik menyatakan bahwa
besarnya skor yang tampak
besarnya skor yang tampak
merupakan penjumlahan dari skor
merupakan penjumlahan dari skor
murni dan kesalahan pengukuran
murni dan kesalahan pengukuran
•
Teori tes klasik dapat ditulis sebagai
Teori tes klasik dapat ditulis sebagai
berikut: X = T + E
berikut: X = T + E
•
X = sebagai skor yang tampak
X = sebagai skor yang tampak
•
T = sebagai skor murni
T = sebagai skor murni
INTERPRESTASI RELIABILTAS
INTERPRESTASI RELIABILTAS
•
1. Bila Pxx = 1 , maka 1. Bila Pxx = 1 , makaa. Pengukuran tanpa kesalahan a. Pengukuran tanpa kesalahan b. Semua varians skor tampak b. Semua varians skor tampak
merefleksikan varians skor murnimerefleksikan varians skor murni c. Perbedaan diantara skor tampak c. Perbedaan diantara skor tampak
merupakan perbedaan skor murnimerupakan perbedaan skor murni d. Korelasi antara skor tampak dan d. Korelasi antara skor tampak dan
skor murni sama dengan 1 ( Pxt=1 ) skor murni sama dengan 1 ( Pxt=1 ) e. Korelasi antara skor tampak dengan e. Korelasi antara skor tampak dengan
•
2. Bila Pxx = 0 , maka2. Bila Pxx = 0 , makaa. Pengukuran berisi kesalahan random a. Pengukuran berisi kesalahan random
semata – matasemata – mata
b. Semua subjek, X = E b. Semua subjek, X = E
c. Semua varians skor tampak merupakan c. Semua varians skor tampak merupakan
varians keslahanvarians keslahan
d. Semua perbedaan diantara skor tampak d. Semua perbedaan diantara skor tampak
mencerminkan kesalahan pengukuranmencerminkan kesalahan pengukuran e. Korelasi antara skor tampak dan skor e. Korelasi antara skor tampak dan skor
murni adalah 0 , ( Pxt = 0 )murni adalah 0 , ( Pxt = 0 )
f. Korelasi antara skor tampak dan f. Korelasi antara skor tampak dan
3. Bila 0 < Pxx < 1 , Maka
3. Bila 0 < Pxx < 1 , Maka
a. Sebagian pengukuran mengandung
a. Sebagian pengukuran mengandung
kesalahan kesalahan b. X = T + E
b. X = T + E
c. Varians skor tampak terdiri atas varians skor murni dan
c. Varians skor tampak terdiri atas varians skor murni dan
varians kesalahanvarians kesalahan
d. Perbedaan diantara skor tampak mungkin
d. Perbedaan diantara skor tampak mungkin
mencerminkan
mencerminkan
perbedaan skor murni maupun kesalahan pengukuranperbedaan skor murni maupun kesalahan pengukuran e. Korelasi antara skor tampak dan skor murni sama
e. Korelasi antara skor tampak dan skor murni sama
dengan akar kuadrat koefisien reliabilitas yaitu :dengan akar kuadrat koefisien reliabilitas yaitu :
Pxt = V Pxx’ Pxt = V Pxx’
f. Korelasi antara skor tampak dengan kesalahan sama
f. Korelasi antara skor tampak dengan kesalahan sama
dengan akar kuadrat dari 1 dikurangi koefisien dengan akar kuadrat dari 1 dikurangi koefisien reliabilitas
reliabilitas
yaitu Pxe = V ( 1 – Pxx’ )yaitu Pxe = V ( 1 – Pxx’ )
g. Semakin tinggi koefisien reliabilitas skor berarti estimasi
g. Semakin tinggi koefisien reliabilitas skor berarti estimasi
skor tampak X terhadap skor murni T semakin dapatskor tampak X terhadap skor murni T semakin dapat
METODE ESTIMASI
METODE ESTIMASI
RELIABILITAS
RELIABILITAS
Estimasi reliabilitas dikategorikan menjadi Estimasi reliabilitas dikategorikan menjadi tiga yaitu metode Konsistensi internal,
tiga yaitu metode Konsistensi internal, Stabilitas, dan Antar penilai (inter-rater) Stabilitas, dan Antar penilai (inter-rater)
I. Konsistensi Internal
I. Konsistensi Internal
• Metode Konsistensi Internal yaitu metode Metode Konsistensi Internal yaitu metode
yang hanya memerlukan satu kali penyajian yang hanya memerlukan satu kali penyajian tes saja yang dikenal dengan nama
tes saja yang dikenal dengan nama single- single-trial administration
trial administration..
• Metode ini untuk menghindari masalah yang Metode ini untuk menghindari masalah yang timbul akibat penyajian tes yang ber ulang. timbul akibat penyajian tes yang ber ulang.
• Metode ini terdiri dari tiga yaitu: Pararel Metode ini terdiri dari tiga yaitu: Pararel Klasik, Tauekivalen, dan Konginerik.
a. PARAREL KLASIK
a. PARAREL KLASIK
• Metode pararel klasik dimana suatu tes di bagi dua Metode pararel klasik dimana suatu tes di bagi dua dengan cara gasal dan genap atau bagian awal dan dengan cara gasal dan genap atau bagian awal dan
bagian akhir ( split-half atau belah dua). bagian akhir ( split-half atau belah dua).
• Persyaratan metode ini yang harus dipenuhi yaitu Persyaratan metode ini yang harus dipenuhi yaitu
rerata bagian pertama dan kedua sama, varians kedua rerata bagian pertama dan kedua sama, varians kedua
belahan sama, serta materi yang diukur juga sama. belahan sama, serta materi yang diukur juga sama.
• Formula untuk menghitung besarnya indek reliabilitas Formula untuk menghitung besarnya indek reliabilitas pararel klasik dengan Spearman-Brown
pararel klasik dengan Spearman-Brown
kpkp
Pxx = Pxx = 1 + ( k – 1 ) p1 + ( k – 1 ) p
K adalah jumlah item setelah ada perubahan dibagi K adalah jumlah item setelah ada perubahan dibagi
dengan jumlah atem awal dengan jumlah atem awal
P adalah korelasi antara skor pada item gasal dan skor P adalah korelasi antara skor pada item gasal dan skor
pada item genap atau reliabilitas sebelum ada pada item genap atau reliabilitas sebelum ada
•
Bila suatu tes atau item tes dibagi dua Bila suatu tes atau item tes dibagi dua dengan nomor gasal dan genap, maka dengan nomor gasal dan genap, makarumus Spearmen-Brown sebagai berikut: rumus Spearmen-Brown sebagai berikut:
2ry
2ry11yy22
r
rxxxx = --- =
---1 + ry
1 + ry11yy22 ry
ry11yy22 = koefisien korelasi antara kedua belahan = koefisien korelasi antara kedua belahan
r
rxxxx = estimasi koefisien reliabilitas keseluruhan = estimasi koefisien reliabilitas keseluruhan
test X jadi bila diperoleh ry
test X jadi bila diperoleh ry11yy22=0.676 dari =0.676 dari kedua belahan, maka koefisien reliabilitas kedua belahan, maka koefisien reliabilitas
tast X : tast X :
2 (0.0676)2 (0.0676) r
rxxxx = --- = --- 1 + 0.676 1 + 0.676
r
b. TAU - EKIVALEN
b. TAU - EKIVALEN
•
Pendekatan Tau-ekivalen dapat menggunakan Pendekatan Tau-ekivalen dapat menggunakan formula Rulon dimana estimasi belah duaformula Rulon dimana estimasi belah dua
tanpa berasumsi kedua belahan mempunyai
tanpa berasumsi kedua belahan mempunyai
varians yang sama.
varians yang sama.
•
Formula rulon dimana varians yang perlu Formula rulon dimana varians yang perlu diperhitungkan adalah varians kesalahan.diperhitungkan adalah varians kesalahan.
•
Rulon menyatakan bahwa varians distribusi Rulon menyatakan bahwa varians distribusi perbedaan skor pada belahan-belahan tesperbedaan skor pada belahan-belahan tes
seluruhnya ditentukan oleh varians kesalahan
seluruhnya ditentukan oleh varians kesalahan
masing-masing belahan bersama-sama
masing-masing belahan bersama-sama
membentuk varians kesalahan tes
membentuk varians kesalahan tes
keseluruhan.
keseluruhan.
•
Varians distribusi perbedaan dapat dipakai Varians distribusi perbedaan dapat dipakai untuk mengestimasi reliabilitas tes.•
Formula atau rumus reliabilitas Rulon Formula atau rumus reliabilitas Rulon sebagai berikut:sebagai berikut:
r
rxxxx = 1 – s = 1 – s22dd / s / s22xx
•
Dimana Dimana SS22dd = Varians distribusi perbedaan skor = Varians distribusi perbedaan skor
kedua belahankedua belahan S
S22xx = Varians distribusi skor total = Varians distribusi skor total
•
Bila varians X, telah diketahui SBila varians X, telah diketahui S22 XX = 8.249, = 8.249,
sedangkan varians d telah diketahui S
sedangkan varians d telah diketahui S22 d d = =
1.61
1.61
r
rXXXX = 1 – 1.61/8.249 = 1 – 1.61/8.249
= 1 – 0.1952 = 1 – 0.1952 = 0.8048
•
Eatimasi Koefisien Alpha (Alpha Eatimasi Koefisien Alpha (AlphaCronbach) digunakan bila distribusi skor Cronbach) digunakan bila distribusi skor
belahan Y1 dan Y2 tidak memiliki varians belahan Y1 dan Y2 tidak memiliki varians
yang sama atau tidak cukup alasan yang sama atau tidak cukup alasan
bahwa kedua belahan adalah pararel. bahwa kedua belahan adalah pararel.
•
Formula atau rumus Alpha Cronbach:Formula atau rumus Alpha Cronbach: 2 ( S2 ( S22XX – (S – (S22Y1Y1 + S + S22Y2Y2))))
Alpha = - - - -- - - -Alpha =
-S S22XX
Dimana : Dimana :
S
S22Y1Y1 = varians skor subjek pada belahan Y= varians skor subjek pada belahan Yjj
S
S22X1X1 = varians skor pada keseluruhan test = varians skor pada keseluruhan test
X X
Diketahui S
Diketahui S
22Y1
Y1
= 2.239, S
= 2.239, S
22Y2Y2= 2.689
= 2.689
S
S
22X
X
= 8.249
= 8.249
2(8.249-(2.239+2.689))
2(8.249-(2.239+2.689))
Koefisien Alpha =
Koefisien Alpha =
---8.249
8.249
= 0.805
c.
c.
KONGINERIK
KONGINERIK
•
Metode ini digunakan bila varians Metode ini digunakan bila varianskedua belahan tidak sama da rerata
kedua belahan tidak sama da rerata
dua belahan juga tidak sama.
dua belahan juga tidak sama.
•
Model pengukuran dapat ditulis Model pengukuran dapat ditulis sebagai berikut: Psebagai berikut: PT1T2T1T2 = 1.0 = 1.0
Ti
Ti22 = b = b1212 Ti Ti11 + C + C1212
•
Formula yang termasuk metode ini Formula yang termasuk metode iniadalah Kristoff untuk tes belahan-tiga.
adalah Kristoff untuk tes belahan-tiga.
Setiap belahan tidak perlu panjang
Setiap belahan tidak perlu panjang
tetapi harus diasumsikan sebagai
tetapi harus diasumsikan sebagai
memiliki isi yang
memiliki isi yang
homogen(Congeneric).
•
Formula Kristoff untuk melakukan estimasi Formula Kristoff untuk melakukan estimasi terhadapvarians skor murni sebagaiterhadapvarians skor murni sebagai berikut:
berikut:
SS1212SS13 13 SS1313SS23 23 SS1313SS2323
• S2T= --- + --- + --- +2 (SS2T= --- + --- + --- +2 (S1212+S+S1313+S+S2323))
SS23 23 SS13 13 SS1212
Dimana : Dimana :
S
S22TT = Varians skor murni= Varians skor murni
S
Sikik = Kovarians belahan Y= Kovarians belahan Yii dan belahan Y dan belahan Ykk
•
Maka rumusan reliabilitas Maka rumusan reliabilitas rrXXXX = S = Sikik /S /S22XX
•
Bila diketahui jumlah belahan YBila diketahui jumlah belahan Y11 = 10 Y = 10 Y22 = =11, dan Y
11, dan Y33 = 12 = 12
•
Penghitungan kovarians antar ketiga Penghitungan kovarians antar ketiga belahan Sbelahan S1212 = 0.63, S = 0.63, S1313 = 0.13, S = 0.13, S2323 = 0.61 = 0.61
(.63)(.13) (.63)(.61) (.13)(.61)(.63)(.13) (.63)(.61) (.13)(.61) S
S22 T
T = --- + --- + --- = --- + +
.61 .13 .63.61 .13 .63
+ 2 (.63+.13+.61)+ 2 (.63+.13+.61) S
S22TT = 5.9563 (125)= 5.9563 (125)22
1645- ---1645- ---Varians X, S
Varians X, S22 X
X = 10 = 10
--- = 8.25--- = 8.25
Reliabilitas Test dihitung sebagai
Reliabilitas Test dihitung sebagai
berikut:
berikut:
r
r
XXXX= S
= S
22TT/ S
/ S
22X X
= 5.9563 /8.25
= 5.9563 /8.25
II. Stabilitas II. Stabilitas
1. Stabilitas hasil pengukuran dapat dilihat 1. Stabilitas hasil pengukuran dapat dilihat
dari besarnya korelasi skor hasil pengukuran dari besarnya korelasi skor hasil pengukuran
pertama dan hasil pengukuran kedua. Dua pertama dan hasil pengukuran kedua. Dua
distribusi skor dikorelasikan dan besarnya distribusi skor dikorelasikan dan besarnya
korelasi sebagai indek reliabilitas yang korelasi sebagai indek reliabilitas yang
diartikan sebagai stabilitas pengukuran diartikan sebagai stabilitas pengukuran 2. Metode tes retes dilakukan dengan
2. Metode tes retes dilakukan dengan menggunakan tes yang sama pada menggunakan tes yang sama pada
kelompok subjek yg sama dengan kelompok subjek yg sama dengan
memberikan waktu yg cukup diantara dua memberikan waktu yg cukup diantara dua
kali tes tersebut. kali tes tersebut.
3. Menghitung korelasi antara distribusi skor 3. Menghitung korelasi antara distribusi skor
tampak kedua hasil tes akan diperoleh tampak kedua hasil tes akan diperoleh
•
Koefisien korelasi sempurna diperoleh bila Koefisien korelasi sempurna diperoleh bila setiap subjek mendapatkan skor yang sama setiap subjek mendapatkan skor yang samapada kedua tes dan bila distribusi skor pada kedua tes dan bila distribusi skor
kelompok tersebut variansnya tidak sama kelompok tersebut variansnya tidak sama
dengan nol. Misalnya:
dengan nol. Misalnya:SubjekSubjek Skor XSkor X11 Skor XSkor X22
1 1 2 2 3 3 4 4 5 5 6 6 7 7 8 8 9 9 10 10 40 40 43 43 39 39 52 52 50 50 44 44 44 44 51 51 48 48 47 47 42 42 43 43 38 38 50 50 51 51 45 45 44 44 49 49 49 49 46 46 Jmlh X1 = 458
Jmlh X1 = 458 Jmlh X1
Jmlh X122 = 21160 = 21160
Jmlh X1 X2 = Jmlh X1 X2 = 21090
21090
Jmlh X2 = 457 Jmlh X2 = 457 Jmlh X2
Kofesien reliabilitas test X dihitung dengan
Kofesien reliabilitas test X dihitung dengan
formulan Product Moment dari Pearson.
formulan Product Moment dari Pearson.
(Jmh X1) ( Jmh X2)(Jmh X1) ( Jmh X2)
Jmh X1X2 - ---Jmh X1X2 -
NN r
rX1X2X1X2 = --- =
(Jmh X1)(Jmh X1)22 (Jmh X2) (Jmh X2)22
JmhX1JmhX122 - --- Jmh X2 - --- Jmh X222 - --- -
(458) ( 457)
(458) ( 457)
21090 - ---
21090 -
---10
10
r
r
X1X2 X1X2= ---
=
(458)
(458)
22(457)
(457)
2221160 - --- 21037 - ---
21160 - --- 21037 -
10 10
10 10
159.400
159.400
r
r
X1x2X1x2= ---
=
167.109
167.109
r
•
Metode tes-retes sangat peka terhadap Metode tes-retes sangat peka terhadap masalah efek bawaan (carry over effect) masalah efek bawaan (carry over effect) diantara kedua penyajian skor subjek.diantara kedua penyajian skor subjek.
•
Carry over effect yaitu penyajian (tes) kedua Carry over effect yaitu penyajian (tes) kedua sangat mungkin dipengaruhi oleh penyajian sangat mungkin dipengaruhi oleh penyajian (tes) yang pertama atau sebaliknya.(tes) yang pertama atau sebaliknya.
•
Carry over effect disebabkan oleh subyek Carry over effect disebabkan oleh subyek ada waktu latihan, karena belajar, waktu ada waktu latihan, karena belajar, waktu pendek, sikap subjek ( bersikap negatif, pendek, sikap subjek ( bersikap negatif,tidak sungguh-sungguh, atau memberikan tidak sungguh-sungguh, atau memberikan jawaban seadanya/sekenanya)
jawaban seadanya/sekenanya)
•
Tes-retes lebih cocok untuk mengestimasi Tes-retes lebih cocok untuk mengestimasi reliabilitas test yang mengukur percobaan reliabilitas test yang mengukur percobaan yang stabil selama tenggang waktuyang stabil selama tenggang waktu
penyajian tes dan tak mudah dipengaruhi penyajian tes dan tak mudah dipengaruhi carry over effect.
III. Reliabiltas Antar penilai (Inter Rater ) III. Reliabiltas Antar penilai (Inter Rater )
•
Pengumpulan data dilapangan bisa Pengumpulan data dilapangan bisa pengamatan, observasi terhadap pengamatan, observasi terhadapperilaku seseorang atau karya tertulis perilaku seseorang atau karya tertulis
seseorang. seseorang.
•
Pengamatan dapat berupa karya tulis, Pengamatan dapat berupa karya tulis, karya seni, atau tes kinerja (testkarya seni, atau tes kinerja (test performans)
performans)
•
Koefisien reliabilitas data pengamatan Koefisien reliabilitas data pengamatan menggunakan inter rater ataumenggunakan inter rater atau
konsistensi antar penilai, dan teknik konsistensi antar penilai, dan teknik
•
Pendekatan inter rater dapat Pendekatan inter rater dapatmenggunakan pendekatan hoyt, korelasi
menggunakan pendekatan hoyt, korelasi
intraklas, teori generaliabilitas ( G theory
intraklas, teori generaliabilitas ( G theory
dan D theory), skor komposit.
dan D theory), skor komposit.
•
Pendekatan hoyt, dimana skor item dalam Pendekatan hoyt, dimana skor item dalam hal ini dianggap sebagai desain faktorialhal ini dianggap sebagai desain faktorial
dua jalan yang dikenal dengan sebutan
dua jalan yang dikenal dengan sebutan
treatment x subjek design treatment x subjek design
•
Pendekatan hoyt dalam perhitungan Pendekatan hoyt dalam perhitunganhasilnya sama dengan perhitungan dengan
hasilnya sama dengan perhitungan dengan
formula KR 20 karena untuk item dikotomi.
formula KR 20 karena untuk item dikotomi.
•
Item dikotomi adalah jawaban ya tidak, Item dikotomi adalah jawaban ya tidak, benar salah, dan item politomi adalahbenar salah, dan item politomi adalah
jawaban skor angka 1, 2, 3, 4, 5, dst.
•
Pendekatan reliabilitas pengukuran
Pendekatan reliabilitas pengukuran
observasi merupakan koefisien
observasi merupakan koefisien
kesepakatan antar penilai atau
kesepakatan antar penilai atau
korelasi intrakelas (fernandes).
korelasi intrakelas (fernandes).
•
Formula koefisien korelasi intrakelas
Formula koefisien korelasi intrakelas
yaitu rasio varians skor murni dan
yaitu rasio varians skor murni dan
varians skor tampak.
varians skor tampak.
•
Pendekatan teori generalibilitas
Pendekatan teori generalibilitas
terdiri atas G theory dan D theory.
terdiri atas G theory dan D theory.
•
G theory digunakan untuk
G theory digunakan untuk
mengestimasi besarnya koefisien
mengestimasi besarnya koefisien
reliabilitas antar penilai pada
reliabilitas antar penilai pada
keadaan tertentu.
•
Pendekatan reliabilitas skor komposit
Pendekatan reliabilitas skor komposit
merupakan suatu tes yang terdiri
merupakan suatu tes yang terdiri
atas beberapa subtes, bukan bentuk
atas beberapa subtes, bukan bentuk
paralel, tetapi mengukur hal yang
paralel, tetapi mengukur hal yang
berbeda.
berbeda.
•
Skor komposit bisa tediri dari subtes
Skor komposit bisa tediri dari subtes
verbal, kuantitatif, dan penalaran,
verbal, kuantitatif, dan penalaran,
sehingga skor akhir merupakan skor
sehingga skor akhir merupakan skor
Selamat Belajar
Selamat Belajar
Selamat Bekerja
Selamat Bekerja
Terima Kasih