• Tidak ada hasil yang ditemukan

mata kuliah evaluasi olahraga 2014

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "mata kuliah evaluasi olahraga 2014"

Copied!
52
0
0

Teks penuh

(1)

MATA KULIAH EVALUASI

MATA KULIAH EVALUASI

OLAHRAGA

OLAHRAGA

KODE 409

KODE 409

BEBAN MATAKULIAH 2 SKS BEBAN MATAKULIAH 2 SKS

DENGAN RINCIAN DENGAN RINCIAN

2 SKS TEORI 2 SKS TEORI 1 SKS PRAKTEK 1 SKS PRAKTEK

PADA SEMSMTER IV DI PRODI PKO PADA SEMSMTER IV DI PRODI PKO JURURSAN PENDIDIKAN KEPALTIHAN JURURSAN PENDIDIKAN KEPALTIHAN

FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

(2)

EVALUASI OLAHRAGA

EVALUASI OLAHRAGA

Dalam melakukan evaluasi ada tiga istilah Dalam melakukan evaluasi ada tiga istilah yang digunakan yaitu: Pengukuran,

yang digunakan yaitu: Pengukuran, Asesmen, dan Evaluasi

Asesmen, dan Evaluasi

Pengukuran adalah penetapan angka dengan Pengukuran adalah penetapan angka dengan cara yang sistematik untuk menyatakan

cara yang sistematik untuk menyatakan keadaan individu ( Allen & Yen, 1979)

keadaan individu ( Allen & Yen, 1979)

Keadaan Indivudu dapat berupa kemampuan Keadaan Indivudu dapat berupa kemampuan kognitif, Afektif, dan Psikomotor.

kognitif, Afektif, dan Psikomotor.

Pengukuran membandingkan hasil Pengukuran membandingkan hasil pengamatan dengan kriteria.

pengamatan dengan kriteria.

Asesmen adalah semua cara yang digunakan Asesmen adalah semua cara yang digunakan untuk menilai unjuk kerja individu dan

untuk menilai unjuk kerja individu dan kelompok ( TGAT, 1987)

(3)

Proses asesmen meliputi pengumpulan Proses asesmen meliputi pengumpulan

data atau bukti tentang pencapaian belajar

data atau bukti tentang pencapaian belajar

peserta didik.

peserta didik.

Data atau bukti tidak hanya diperoleh Data atau bukti tidak hanya diperoleh

melalui tes saja, tetapi dapat dikumpulkan

melalui tes saja, tetapi dapat dikumpulkan

melalui pengamatan atau laporan diri.

melalui pengamatan atau laporan diri.

Asesmen menjelaskan dan menafsirkan Asesmen menjelaskan dan menafsirkan hasil pengukuran.

hasil pengukuran.

Evaluasi suatu rangkaian kegiatan dalam Evaluasi suatu rangkaian kegiatan dalam meningkatkan kualitas, kinerja dan

meningkatkan kualitas, kinerja dan

produktivitas suatu lembaga dalam

produktivitas suatu lembaga dalam

melaksanakan program.

melaksanakan program.

Evaluasi adalah penetapan nilai atau Evaluasi adalah penetapan nilai atau implikasi suuatu perilaku.

implikasi suuatu perilaku.

Pengukuran, asesmen dan evaluasi adalah Pengukuran, asesmen dan evaluasi adalah hirarki
(4)

PENGUKURAN

PENGUKURAN

• Pengukuran dapat untuk mengetahui Pengukuran dapat untuk mengetahui keberhasilan suatu program.

keberhasilan suatu program.

• Pengukuran merupakan kegiatan penentuan Pengukuran merupakan kegiatan penentuan angka bagi suat objek secara sistematik.

angka bagi suat objek secara sistematik.

• Penentuan angka bertujuan untuk Penentuan angka bertujuan untuk

menggambarkan karakteristik suatu objek. menggambarkan karakteristik suatu objek.

• Penentuan karakteristik individu harus sekecil Penentuan karakteristik individu harus sekecil mungkin mengandung kesalahan.

mungkin mengandung kesalahan.

• Kesalahan ilmu alam sebagian besar Kesalahan ilmu alam sebagian besar disebabkan alat ukurnya, sedangkan disebabkan alat ukurnya, sedangkan

kesalahan ilmu sosial disebabkan oleh alat kesalahan ilmu sosial disebabkan oleh alat

ukur, cara mengukur, dan keadaan objek ukur, cara mengukur, dan keadaan objek

(5)

Prinsip alat ukur yang digunakan harus Prinsip alat ukur yang digunakan harus

memiliki bukti kesahihan dan kehandalan. memiliki bukti kesahihan dan kehandalan.

Kesahihan alat ukur dapat dilihat dari Kesahihan alat ukur dapat dilihat dari

konstruk alat ukur, yaitu mengukur seperti konstruk alat ukur, yaitu mengukur seperti

yang direncanakan. yang direncanakan.

Konstruk alat ukur dapat ditelaah pada Konstruk alat ukur dapat ditelaah pada

aspek materi, teknik penulisan, dan bahasa aspek materi, teknik penulisan, dan bahasa

yang digunakan. yang digunakan.

Kasahihan alat ukur dapat dilihat dari kisi-Kasahihan alat ukur dapat dilihat dari kisi-kisi alat ukur.

kisi alat ukur.

Hasil pengukuran harus memiliki kesalahan Hasil pengukuran harus memiliki kesalahan sekecil mungkin.

sekecil mungkin.

Tingkat kesalahan berkaitan dengan Tingkat kesalahan berkaitan dengan kehandalan alat ukur.

kehandalan alat ukur.

Alat ukur yang handal memberikan hasil Alat ukur yang handal memberikan hasil yang konstan bila digunakan yang konstan bila digunakan
(6)

Kesalahan pengukuran ada yang

Kesalahan pengukuran ada yang

bersifat acak dan ada yang bersifat

bersifat acak dan ada yang bersifat

sistematik.

sistematik.

Kesalahan acak disebabkan kondisi

Kesalahan acak disebabkan kondisi

fisik dan mental (emosi,cemasdll)

fisik dan mental (emosi,cemasdll)

yang diukur dan yang mengukur

yang diukur dan yang mengukur

bervariasi.

bervariasi.

Kesalahan yang sistematik

Kesalahan yang sistematik

disebabkan oleh alat ukurnya, yang

disebabkan oleh alat ukurnya, yang

(7)

PENILAIAN

PENILAIAN

Asesmen merupakan komponen penting Asesmen merupakan komponen penting dalam proses berlatih melatih atlet di klub dalam proses berlatih melatih atlet di klub

Peningkatan prestasi dapat ditempuh melalui Peningkatan prestasi dapat ditempuh melalui peningkatan kualitas proses berlatih melatih peningkatan kualitas proses berlatih melatih

dan kualitas sistem penilaian. dan kualitas sistem penilaian.

Penilaian memerlukan data yang baik Penilaian memerlukan data yang baik

mutunya sehingga perlu didukung oleh proses mutunya sehingga perlu didukung oleh proses

pengukuran yang baik. pengukuran yang baik.

Kegiatan penilaian dalam proses pembelajaran Kegiatan penilaian dalam proses pembelajaran atau proses berlatih melatih perlu diarahkan atau proses berlatih melatih perlu diarahkan
(8)

4 (Empat) kegiatan

4 (Empat) kegiatan

penilaian

penilaian

• Penelusuran yaitu menelusuri apakah proses Penelusuran yaitu menelusuri apakah proses pembelajaran atau proses berlatih melatih

pembelajaran atau proses berlatih melatih

yang telah dilakukan sesuai yang direncanakan

yang telah dilakukan sesuai yang direncanakan

atau tidak. Pelatih mengumpulkan berbagai

atau tidak. Pelatih mengumpulkan berbagai

informasi selama proses berlatih melatih

informasi selama proses berlatih melatih

dengan berbagai pengukuran untuk

dengan berbagai pengukuran untuk

memperoleh gambaran tentang pencapaian

memperoleh gambaran tentang pencapaian

prestasi atlet.

prestasi atlet.

• Pengecekan yaitu mencari informasi apakah Pengecekan yaitu mencari informasi apakah terdapat kekuranganpada atlet selama proses

terdapat kekuranganpada atlet selama proses

berlatih melatih. Pelatih melakukan berbagai

berlatih melatih. Pelatih melakukan berbagai

pengukuran untuk memperoleh gambaran

pengukuran untuk memperoleh gambaran

menyangkut kemampuan atlet, apa yang telah

menyangkut kemampuan atlet, apa yang telah

berhasil dikuasai dan apa yang belum dikuasai.

(9)

Pencarian yaitu mencari dan menemukan Pencarian yaitu mencari dan menemukan penyebab kekurangan yang muncul selama penyebab kekurangan yang muncul selama

proses berlatih melatih berlangsung. Dengan proses berlatih melatih berlangsung. Dengan

cara ini pelatih dapat secepatnya mencari cara ini pelatih dapat secepatnya mencari

solusi untuk mengatasi kendala2 yang solusi untuk mengatasi kendala2 yang timbul selama proses berlatih melatih. timbul selama proses berlatih melatih.

Penyimpulan yaitu menyimpulkan tentang Penyimpulan yaitu menyimpulkan tentang tingkat pencapaian berlatih melatih yang tingkat pencapaian berlatih melatih yang

telah diikuti atlet. Hal ini sangat penting bagi telah diikuti atlet. Hal ini sangat penting bagi

atlet untuk mengetahui tingkat pencapaian atlet untuk mengetahui tingkat pencapaian

yang diperoleh atlet selama berlatih melatih. yang diperoleh atlet selama berlatih melatih.

Hasil penyimpulan dapat digunakan sebagai Hasil penyimpulan dapat digunakan sebagai

laporan hasil tentang kemajuan berlatih atlet laporan hasil tentang kemajuan berlatih atlet

(10)

EVALUASI

EVALUASI

• Evaluasi suatu rangkaian kegiatan dalam Evaluasi suatu rangkaian kegiatan dalam

meningkatkan kualitas, kinerja dan produktivitas meningkatkan kualitas, kinerja dan produktivitas

suatu lembaga dalam melaksanakan program. suatu lembaga dalam melaksanakan program.

• Evaluasi adalah penetapan nilai atau implikasi suuatu Evaluasi adalah penetapan nilai atau implikasi suuatu perilaku.

perilaku.

• Fokus evaluasi pada individu yaitu prestasi berlatih Fokus evaluasi pada individu yaitu prestasi berlatih melatih yang dicapai kelompok atau regu.

melatih yang dicapai kelompok atau regu.

• Evaluasi akan diperoleh informasi apa yang telah Evaluasi akan diperoleh informasi apa yang telah

dicapai dan mana yang belum, sehingga informasi ini dicapai dan mana yang belum, sehingga informasi ini

dapat digunakan untuk perbaikan suatu program dapat digunakan untuk perbaikan suatu program

latihan. latihan.

• Evaluasi adalah judgment terhadap nilai atau Evaluasi adalah judgment terhadap nilai atau

implikasi dari hasil pengukuran ( Griffin & Nox, (1991) implikasi dari hasil pengukuran ( Griffin & Nox, (1991)

• Kegiatan evaluasi selalu didahului dengan kegiatan Kegiatan evaluasi selalu didahului dengan kegiatan pengukuran dan penilaian

(11)

• Evaluasi secara singkat dapat didefinisikan Evaluasi secara singkat dapat didefinisikan sebagai proses mengumpulkan informasi

sebagai proses mengumpulkan informasi

untuk mengethui pencapaian belajar atau

untuk mengethui pencapaian belajar atau

berlatih melatih di regu atau kelompok.

berlatih melatih di regu atau kelompok.

• Hasil evaluasi diharapkan dapat mendorong Hasil evaluasi diharapkan dapat mendorong pelatih untuk melatih/mengajar lebih baik dan

pelatih untuk melatih/mengajar lebih baik dan

mendorong atlet/anak latih untuk berlatih

mendorong atlet/anak latih untuk berlatih

lebih baik

lebih baik

• Evaluasi adalah melakukan judgment terhadap Evaluasi adalah melakukan judgment terhadap hasil penilaian, maka kesalahan pada

hasil penilaian, maka kesalahan pada

penilaian dan pengukuran harus sekecil

penilaian dan pengukuran harus sekecil

mungkin

mungkin

• Tiga hal yang harus dievaluasi agar dapat Tiga hal yang harus dievaluasi agar dapat

meningkatkan kualitas berlatih yaitu masukan,

meningkatkan kualitas berlatih yaitu masukan,

lingkungan berlatih, hasil prestasinya.

(12)

ACUAN NORMA DAN

ACUAN NORMA DAN

KRETERIA

KRETERIA

Dua acuan yang digunakan dalam Dua acuan yang digunakan dalam

menyiapkan tes dan menafsirkan hasil tes menyiapkan tes dan menafsirkan hasil tes

yaitu acuan norma dan acuan kreteria yaitu acuan norma dan acuan kreteria

Kedua acuan menggunakan asumsi yang Kedua acuan menggunakan asumsi yang berbeda tentang kemampuan atlet

berbeda tentang kemampuan atlet

Acuan norma berasumsi bahwa Acuan norma berasumsi bahwa

kemampuan orang itu berbeda dan dapat kemampuan orang itu berbeda dan dapat

digambarkan menurut distribusi normal. digambarkan menurut distribusi normal.

Acuan kreteria berasumsi bahwa hampir Acuan kreteria berasumsi bahwa hampir semua orang bisa berlatih apa saja namun semua orang bisa berlatih apa saja namun

waktunya yang berbeda waktunya yang berbeda

Penafsiran skor hasil selalu dibandingkan Penafsiran skor hasil selalu dibandingkan dengan kreteria yang telah ditetapkan

dengan kreteria yang telah ditetapkan lebih dahulu

(13)

SYARAT-SYARAT INSTRUMEN

SYARAT-SYARAT INSTRUMEN

TES

TES

Suatu instrumen tes maupun non tes Suatu instrumen tes maupun non tes harus memiliki bukti kesahihan

harus memiliki bukti kesahihan

(validitas), dan keandalan (reabilitas). (validitas), dan keandalan (reabilitas).

Validitas berasal dari kata validity yang Validitas berasal dari kata validity yang mempunyai arti sejauhmana akurasi

mempunyai arti sejauhmana akurasi

suatu tes atau skala dalam menjalankan suatu tes atau skala dalam menjalankan

pengukurannya. pengukurannya.

Reabilitas berasal dari kata reliability Reabilitas berasal dari kata reliability yang mempunyai arti dimana suatu yang mempunyai arti dimana suatu

pengukuran yang menghasilkan data pengukuran yang menghasilkan data

dan memiliki tingkat reliabilitas tinggi dan memiliki tingkat reliabilitas tinggi

disebut sebagai pengukuran yang disebut sebagai pengukuran yang

(14)

VALIDITAS

VALIDITAS

Pengukuran dikatakan mempunyai Pengukuran dikatakan mempunyai validitas yang tinggi, bila

validitas yang tinggi, bila

menghasilkan data yang secara akurat menghasilkan data yang secara akurat

memberikan gambaran mengenai memberikan gambaran mengenai

variabel yang diukur. variabel yang diukur.

Akurat yang artinya tepat, cermat, dan Akurat yang artinya tepat, cermat, dan mudah digunakan sehingga apabila tes mudah digunakan sehingga apabila tes

menghasilkan data yang tidak relevan menghasilkan data yang tidak relevan

dengan tujuan pengukuran maka dengan tujuan pengukuran maka

dikatakan sebagai pengukuran yang dikatakan sebagai pengukuran yang

(15)

BUKTI VALIDITAS

BUKTI VALIDITAS

Validitas (keandalan) merupakan indeks Validitas (keandalan) merupakan indeks yang menunjukkan tingkat keajekan atau yang menunjukkan tingkat keajekan atau

konsistensi suatu tes. Validitas dapat konsistensi suatu tes. Validitas dapat

dibuktikan dengan tiga cara. dibuktikan dengan tiga cara.

Validitas isiValiditas isi

a. Validitas Tampang a. Validitas Tampang

b. Validitas Logis b. Validitas Logis

Validitas KonstrakValiditas Konstrak

Validitas berdasar KriteriaValiditas berdasar Kriteria a. Validitas Prediktif
(16)

1. VALIDITAS ISI

1. VALIDITAS ISI

Validitas berdasarkan isi dapat Validitas berdasarkan isi dapat

diperoleh dari suatu analisis hubungan diperoleh dari suatu analisis hubungan

antara isi tes dan konstrak yang ingin antara isi tes dan konstrak yang ingin

diukur. diukur.

Validitas berdasarkan isi tes dilakukan Validitas berdasarkan isi tes dilakukan oleh panel pakar pada bidang yang

oleh panel pakar pada bidang yang diukur dan pakar bidang pengukuran. diukur dan pakar bidang pengukuran.

Validitas isi dapat dijelaskan melalui Validitas isi dapat dijelaskan melalui validitas tampang ( face validity) dan validitas tampang ( face validity) dan
(17)

a.

a.

VALIDITAS TAMPANG ( FACE

VALIDITAS TAMPANG ( FACE

VALIDITY )

VALIDITY )

Validitas tampang adalah bukti validitas Validitas tampang adalah bukti validitas yang memiliki signifikansi yang rendah, yang memiliki signifikansi yang rendah,

dikarenakan hanya berdasarkan pada dikarenakan hanya berdasarkan pada

penilaian terhadap format penampilan penilaian terhadap format penampilan

tes dan kesesuaian konteks iatem tes dan kesesuaian konteks iatem

dengan tujuan ukur tes. dengan tujuan ukur tes.

Validitas tampang yang tinggi (tampak Validitas tampang yang tinggi (tampak

menyakinkan) akan memancing motivasi menyakinkan) akan memancing motivasi

individu yang dites untuk menghadapi individu yang dites untuk menghadapi

tes tersebut dengan tes tersebut dengan

(18)

b. VALIDITAS LOGIS (LOGICAL

b. VALIDITAS LOGIS (LOGICAL

VALIDITY)

VALIDITY)

Validitas logis kadang-kadang disebut Validitas logis kadang-kadang disebut sebagai validitas sampling (sampling sebagai validitas sampling (sampling

validity). validity).

Validitas logis menuntut batasan yang Validitas logis menuntut batasan yang seksama terhadap perilaku yang diukur seksama terhadap perilaku yang diukur

dan suatu desain logis yang dapat dan suatu desain logis yang dapat

mencakup bagian perilaku yang diukur mencakup bagian perilaku yang diukur

Validitas logis akan memperoleh nilai Validitas logis akan memperoleh nilai tinggi, harus dirancang sedemikian tinggi, harus dirancang sedemikian

rupa sehingga benar-benar berisi rupa sehingga benar-benar berisi

hanya aitem yang relevan sebagai hanya aitem yang relevan sebagai

(19)

2. VALIDITAS KONSTRAK

2. VALIDITAS KONSTRAK

Validitas konstrak adalah validitas yang Validitas konstrak adalah validitas yang menunjukkan sejauhmana hasil tes

menunjukkan sejauhmana hasil tes

mampu mengungkap suatu trait atau mampu mengungkap suatu trait atau

konstrak teoritik yang hendak diukurnya. konstrak teoritik yang hendak diukurnya.

Pengujian validitas konstrak merupakan Pengujian validitas konstrak merupakan proses yang terus berlanjut sejalan

proses yang terus berlanjut sejalan dengan perkembangan konsep

dengan perkembangan konsep mengenai trait yang diukur.

mengenai trait yang diukur.

Konsep validitas konstrak sangat Konsep validitas konstrak sangat

berguna pada tes yang mengukur trait berguna pada tes yang mengukur trait

(20)

Validitas konstrak dapat dicapai

Validitas konstrak dapat dicapai

melalui beberapa cara

melalui beberapa cara

Studi mengenai perbedaan di antara

Studi mengenai perbedaan di antara

kelompok –kelompok yang menurut

kelompok –kelompok yang menurut

teori harus berbeda.

teori harus berbeda.

Studi mengenai pengaruh perubahan

Studi mengenai pengaruh perubahan

dalam diri individu dan

dalam diri individu dan

lingkungannya terhadap hasil tes.

lingkungannya terhadap hasil tes.

Studi mengenai korelasi diantara

Studi mengenai korelasi diantara

berbagai variabel yang menurut teori

berbagai variabel yang menurut teori

mengukur aspek yang sama.

mengukur aspek yang sama.

Studi korelasi antar – aitem atau

Studi korelasi antar – aitem atau

antar – belahan tes.

(21)

3.

3.

VALIDITAS BERDASAR

VALIDITAS BERDASAR

KRITERIA

KRITERIA

Validitas tes berdasar kriteria Validitas tes berdasar kriteria

menghendaki tersedianya kriteria

menghendaki tersedianya kriteria

eksternal yang dapat dijadikan dasar

eksternal yang dapat dijadikan dasar

pengujian skor tes.

pengujian skor tes.

Kriteria adalah variabel perilaku yang Kriteria adalah variabel perilaku yang akan diprediksikan oleh skor tes atau

akan diprediksikan oleh skor tes atau

berupa suatu ukuran lain yang relevan.

berupa suatu ukuran lain yang relevan.

Estimasi tingginya validitas berdasarkan Estimasi tingginya validitas berdasarkan kriteria, dilakukan

kriteria, dilakukan

komputasi/perhitungan kofisien korelasi

komputasi/perhitungan kofisien korelasi

antara skor tes dengan skor kriteria.

(22)

a. Validitas Prediktif

a. Validitas Prediktif

Validitas prediktif sangat penting, bila tes Validitas prediktif sangat penting, bila tes dimaksudkan untuk berfungsi sebagai

dimaksudkan untuk berfungsi sebagai prediktor bagi performan/prestasi di prediktor bagi performan/prestasi di

waktu yang akan datang. waktu yang akan datang.

Validitas prediktif diperoleh apabila Validitas prediktif diperoleh apabila pengambilan skor kreteria tidak

pengambilan skor kreteria tidak

bersamaan dengan pengambilan skor bersamaan dengan pengambilan skor

tes. tes.

Prosedur validitas prediktif memerlukan Prosedur validitas prediktif memerlukan waktu yang lama dan biaya yang besar waktu yang lama dan biaya yang besar

karena prosedurnya bukan berdasar pada karena prosedurnya bukan berdasar pada

(23)

Validitas prediktif, dimana skor

Validitas prediktif, dimana skor

performan/prestasi yang diprediksi

performan/prestasi yang diprediksi

dijadikan sebagai kriteria validasi.

dijadikan sebagai kriteria validasi.

Contohnya tes seleksi masuk PT yg

Contohnya tes seleksi masuk PT yg

bertujuan untuk menjaring para

bertujuan untuk menjaring para

calon mhs yg diprediksi akan

calon mhs yg diprediksi akan

memiliki prestasi belajar yang bagus

memiliki prestasi belajar yang bagus

bila diterima sebagai mahasiswa.( yg

bila diterima sebagai mahasiswa.( yg

diprediksi dari skor tes masuk PTN

diprediksi dari skor tes masuk PTN

adalah prestasi belajar dalam bentuk

adalah prestasi belajar dalam bentuk

(24)

b. Validitas Konkuren

b. Validitas Konkuren

Bila suatu tes tdk difungsikan sebagai Bila suatu tes tdk difungsikan sebagai prediktor prestasi, kreteria validitasnya

prediktor prestasi, kreteria validitasnya

pada ukuran lain yg relevan dengan

pada ukuran lain yg relevan dengan

tujuan tes yg bersangkutan.

tujuan tes yg bersangkutan.

Validitas konkuren merupakan Validitas konkuren merupakan

koefisien korelasi antara skor tes yang

koefisien korelasi antara skor tes yang

divalidasi dengan ukuran kreteria lain.

divalidasi dengan ukuran kreteria lain.

Contohnya, bila kita menyusun skala Contohnya, bila kita menyusun skala tes dan dikorelasikan dengan tes yang

tes dan dikorelasikan dengan tes yang

ada yang mempunyai fungsi yang

ada yang mempunyai fungsi yang

sama, misal tes intelegensi yang anda

sama, misal tes intelegensi yang anda

buat dengan tes intelegensi yang

buat dengan tes intelegensi yang

sudah ada.

(25)

Validitas konkuren apabila skor tes dan Validitas konkuren apabila skor tes dan skor kreteria diperoleh dalam waktu

skor kreteria diperoleh dalam waktu

yang relatif sama.

yang relatif sama.

Validitas konkuren merupakan indikasi Validitas konkuren merupakan indikasi validitas yang layak digunakan, bila

validitas yang layak digunakan, bila

tesnya tidak dirancang sebagai

tesnya tidak dirancang sebagai

prediktor dan ia merupakan validitas yg

prediktor dan ia merupakan validitas yg

sangat penting dalam situasi diagnostik.

sangat penting dalam situasi diagnostik.

Validitas konkuren bila dirncang sebagai Validitas konkuren bila dirncang sebagai prediktor bagi prestasi di masa datang,

prediktor bagi prestasi di masa datang,

maka estimasi validitas konkuren tidak

maka estimasi validitas konkuren tidak

akan memuaskan dan presedur viliditas

akan memuaskan dan presedur viliditas

prediktif merupakan keharusan

prediktif merupakan keharusan

digunakan.

(26)

RELIABILITAS

RELIABILITAS

Reliabilitas atau keandalan merupakan Reliabilitas atau keandalan merupakan koefisien yang menunjukkan tingkat

koefisien yang menunjukkan tingkat

keajegan atau konsistensi hasil

keajegan atau konsistensi hasil

pengukuran suatu tes.

pengukuran suatu tes.

Konsisten hasil pengukuran dengan Konsisten hasil pengukuran dengan menggunakan alat ukur yang sama

menggunakan alat ukur yang sama

untuk orang yang berbeda atau pada

untuk orang yang berbeda atau pada

waktu yang berbeda, tetapi kondisi yang

waktu yang berbeda, tetapi kondisi yang

sama.

sama.

Konsistensi berkaitan dengan tingkat Konsistensi berkaitan dengan tingkat kesalahan hasil suatu tes yang berupa

kesalahan hasil suatu tes yang berupa

skor.

(27)

Contoh. Kalau kita mengukur panjang Contoh. Kalau kita mengukur panjang suatu meja kayu dengan menggunakan suatu meja kayu dengan menggunakan

meteran berulang-ulang, baik dalam meteran berulang-ulang, baik dalam

tenggang waktu yang lama, bila hasil tenggang waktu yang lama, bila hasil

pengukurannya sama, maka dapat pengukurannya sama, maka dapat dikatakan bahwa meteran tersebut dikatakan bahwa meteran tersebut

andal atau reliable untuk mengukur andal atau reliable untuk mengukur

panjang meja. panjang meja.

Pengukuran pada bidang pendidikan Pengukuran pada bidang pendidikan dan psikologi tidak mudah untuk

dan psikologi tidak mudah untuk

memperoleh data yang andal, karena memperoleh data yang andal, karena

ada beberapa sumber kesalahan yang ada beberapa sumber kesalahan yang

berasal dari alat ukur, yang diukur, dan berasal dari alat ukur, yang diukur, dan

(28)

INDEK RELIABILITAS

INDEK RELIABILITAS

Indek Reliabilitas didasarkan pada

Indek Reliabilitas didasarkan pada

teori tes klasik.

teori tes klasik.

Teori tes klasik menyatakan bahwa

Teori tes klasik menyatakan bahwa

besarnya skor yang tampak

besarnya skor yang tampak

merupakan penjumlahan dari skor

merupakan penjumlahan dari skor

murni dan kesalahan pengukuran

murni dan kesalahan pengukuran

Teori tes klasik dapat ditulis sebagai

Teori tes klasik dapat ditulis sebagai

berikut: X = T + E

berikut: X = T + E

X = sebagai skor yang tampak

X = sebagai skor yang tampak

T = sebagai skor murni

T = sebagai skor murni

(29)

INTERPRESTASI RELIABILTAS

INTERPRESTASI RELIABILTAS

1. Bila Pxx = 1 , maka 1. Bila Pxx = 1 , maka

a. Pengukuran tanpa kesalahan a. Pengukuran tanpa kesalahan b. Semua varians skor tampak b. Semua varians skor tampak

merefleksikan varians skor murnimerefleksikan varians skor murni c. Perbedaan diantara skor tampak c. Perbedaan diantara skor tampak

merupakan perbedaan skor murnimerupakan perbedaan skor murni d. Korelasi antara skor tampak dan d. Korelasi antara skor tampak dan

skor murni sama dengan 1 ( Pxt=1 ) skor murni sama dengan 1 ( Pxt=1 ) e. Korelasi antara skor tampak dengan e. Korelasi antara skor tampak dengan

(30)

2. Bila Pxx = 0 , maka2. Bila Pxx = 0 , maka

a. Pengukuran berisi kesalahan random a. Pengukuran berisi kesalahan random

semata – matasemata – mata

b. Semua subjek, X = E b. Semua subjek, X = E

c. Semua varians skor tampak merupakan c. Semua varians skor tampak merupakan

varians keslahanvarians keslahan

d. Semua perbedaan diantara skor tampak d. Semua perbedaan diantara skor tampak

mencerminkan kesalahan pengukuranmencerminkan kesalahan pengukuran e. Korelasi antara skor tampak dan skor e. Korelasi antara skor tampak dan skor

murni adalah 0 , ( Pxt = 0 )murni adalah 0 , ( Pxt = 0 )

f. Korelasi antara skor tampak dan f. Korelasi antara skor tampak dan

(31)

3. Bila 0 < Pxx < 1 , Maka

3. Bila 0 < Pxx < 1 , Maka

a. Sebagian pengukuran mengandung

a. Sebagian pengukuran mengandung

kesalahan kesalahan b. X = T + E

b. X = T + E

c. Varians skor tampak terdiri atas varians skor murni dan

c. Varians skor tampak terdiri atas varians skor murni dan

varians kesalahanvarians kesalahan

d. Perbedaan diantara skor tampak mungkin

d. Perbedaan diantara skor tampak mungkin

mencerminkan

mencerminkan

perbedaan skor murni maupun kesalahan pengukuranperbedaan skor murni maupun kesalahan pengukuran e. Korelasi antara skor tampak dan skor murni sama

e. Korelasi antara skor tampak dan skor murni sama

dengan akar kuadrat koefisien reliabilitas yaitu :dengan akar kuadrat koefisien reliabilitas yaitu :

Pxt = V Pxx’ Pxt = V Pxx’

f. Korelasi antara skor tampak dengan kesalahan sama

f. Korelasi antara skor tampak dengan kesalahan sama

dengan akar kuadrat dari 1 dikurangi koefisien dengan akar kuadrat dari 1 dikurangi koefisien reliabilitas

reliabilitas

yaitu Pxe = V ( 1 – Pxx’ )yaitu Pxe = V ( 1 – Pxx’ )

g. Semakin tinggi koefisien reliabilitas skor berarti estimasi

g. Semakin tinggi koefisien reliabilitas skor berarti estimasi

skor tampak X terhadap skor murni T semakin dapatskor tampak X terhadap skor murni T semakin dapat

(32)

METODE ESTIMASI

METODE ESTIMASI

RELIABILITAS

RELIABILITAS

Estimasi reliabilitas dikategorikan menjadi Estimasi reliabilitas dikategorikan menjadi tiga yaitu metode Konsistensi internal,

tiga yaitu metode Konsistensi internal, Stabilitas, dan Antar penilai (inter-rater) Stabilitas, dan Antar penilai (inter-rater)

I. Konsistensi Internal

I. Konsistensi Internal

• Metode Konsistensi Internal yaitu metode Metode Konsistensi Internal yaitu metode

yang hanya memerlukan satu kali penyajian yang hanya memerlukan satu kali penyajian tes saja yang dikenal dengan nama

tes saja yang dikenal dengan nama single- single-trial administration

trial administration..

• Metode ini untuk menghindari masalah yang Metode ini untuk menghindari masalah yang timbul akibat penyajian tes yang ber ulang. timbul akibat penyajian tes yang ber ulang.

• Metode ini terdiri dari tiga yaitu: Pararel Metode ini terdiri dari tiga yaitu: Pararel Klasik, Tauekivalen, dan Konginerik.

(33)

a. PARAREL KLASIK

a. PARAREL KLASIK

• Metode pararel klasik dimana suatu tes di bagi dua Metode pararel klasik dimana suatu tes di bagi dua dengan cara gasal dan genap atau bagian awal dan dengan cara gasal dan genap atau bagian awal dan

bagian akhir ( split-half atau belah dua). bagian akhir ( split-half atau belah dua).

• Persyaratan metode ini yang harus dipenuhi yaitu Persyaratan metode ini yang harus dipenuhi yaitu

rerata bagian pertama dan kedua sama, varians kedua rerata bagian pertama dan kedua sama, varians kedua

belahan sama, serta materi yang diukur juga sama. belahan sama, serta materi yang diukur juga sama.

• Formula untuk menghitung besarnya indek reliabilitas Formula untuk menghitung besarnya indek reliabilitas pararel klasik dengan Spearman-Brown

pararel klasik dengan Spearman-Brown

kpkp

Pxx = Pxx = 1 + ( k – 1 ) p1 + ( k – 1 ) p

K adalah jumlah item setelah ada perubahan dibagi K adalah jumlah item setelah ada perubahan dibagi

dengan jumlah atem awal dengan jumlah atem awal

P adalah korelasi antara skor pada item gasal dan skor P adalah korelasi antara skor pada item gasal dan skor

pada item genap atau reliabilitas sebelum ada pada item genap atau reliabilitas sebelum ada

(34)

Bila suatu tes atau item tes dibagi dua Bila suatu tes atau item tes dibagi dua dengan nomor gasal dan genap, maka dengan nomor gasal dan genap, maka

rumus Spearmen-Brown sebagai berikut: rumus Spearmen-Brown sebagai berikut:

2ry

2ry11yy22

r

rxxxx = --- =

---1 + ry

1 + ry11yy22 ry

ry11yy22 = koefisien korelasi antara kedua belahan = koefisien korelasi antara kedua belahan

r

rxxxx = estimasi koefisien reliabilitas keseluruhan = estimasi koefisien reliabilitas keseluruhan

test X jadi bila diperoleh ry

test X jadi bila diperoleh ry11yy22=0.676 dari =0.676 dari kedua belahan, maka koefisien reliabilitas kedua belahan, maka koefisien reliabilitas

tast X : tast X :

2 (0.0676)2 (0.0676) r

rxxxx = --- = --- 1 + 0.676 1 + 0.676

r

(35)

b. TAU - EKIVALEN

b. TAU - EKIVALEN

Pendekatan Tau-ekivalen dapat menggunakan Pendekatan Tau-ekivalen dapat menggunakan formula Rulon dimana estimasi belah dua

formula Rulon dimana estimasi belah dua

tanpa berasumsi kedua belahan mempunyai

tanpa berasumsi kedua belahan mempunyai

varians yang sama.

varians yang sama.

Formula rulon dimana varians yang perlu Formula rulon dimana varians yang perlu diperhitungkan adalah varians kesalahan.

diperhitungkan adalah varians kesalahan.

Rulon menyatakan bahwa varians distribusi Rulon menyatakan bahwa varians distribusi perbedaan skor pada belahan-belahan tes

perbedaan skor pada belahan-belahan tes

seluruhnya ditentukan oleh varians kesalahan

seluruhnya ditentukan oleh varians kesalahan

masing-masing belahan bersama-sama

masing-masing belahan bersama-sama

membentuk varians kesalahan tes

membentuk varians kesalahan tes

keseluruhan.

keseluruhan.

Varians distribusi perbedaan dapat dipakai Varians distribusi perbedaan dapat dipakai untuk mengestimasi reliabilitas tes.
(36)

Formula atau rumus reliabilitas Rulon Formula atau rumus reliabilitas Rulon sebagai berikut:

sebagai berikut:

r

rxxxx = 1 – s = 1 – s22dd / s / s22xx

Dimana Dimana S

S22dd = Varians distribusi perbedaan skor = Varians distribusi perbedaan skor

kedua belahankedua belahan S

S22xx = Varians distribusi skor total = Varians distribusi skor total

Bila varians X, telah diketahui SBila varians X, telah diketahui S22 X

X = 8.249, = 8.249,

sedangkan varians d telah diketahui S

sedangkan varians d telah diketahui S22 d d = =

1.61

1.61

r

rXXXX = 1 – 1.61/8.249 = 1 – 1.61/8.249

= 1 – 0.1952 = 1 – 0.1952 = 0.8048

(37)

Eatimasi Koefisien Alpha (Alpha Eatimasi Koefisien Alpha (Alpha

Cronbach) digunakan bila distribusi skor Cronbach) digunakan bila distribusi skor

belahan Y1 dan Y2 tidak memiliki varians belahan Y1 dan Y2 tidak memiliki varians

yang sama atau tidak cukup alasan yang sama atau tidak cukup alasan

bahwa kedua belahan adalah pararel. bahwa kedua belahan adalah pararel.

Formula atau rumus Alpha Cronbach:Formula atau rumus Alpha Cronbach: 2 ( S

2 ( S22XX – (S – (S22Y1Y1 + S + S22Y2Y2))))

Alpha = - - - -- - - -Alpha =

-S S22XX

Dimana : Dimana :

S

S22Y1Y1 = varians skor subjek pada belahan Y= varians skor subjek pada belahan Yjj

S

S22X1X1 = varians skor pada keseluruhan test = varians skor pada keseluruhan test

X X

(38)

Diketahui S

Diketahui S

22

Y1

Y1

= 2.239, S

= 2.239, S

22Y2Y2

= 2.689

= 2.689

S

S

22

X

X

= 8.249

= 8.249

2(8.249-(2.239+2.689))

2(8.249-(2.239+2.689))

Koefisien Alpha =

Koefisien Alpha =

---8.249

8.249

= 0.805

(39)

c.

c.

KONGINERIK

KONGINERIK

Metode ini digunakan bila varians Metode ini digunakan bila varians

kedua belahan tidak sama da rerata

kedua belahan tidak sama da rerata

dua belahan juga tidak sama.

dua belahan juga tidak sama.

Model pengukuran dapat ditulis Model pengukuran dapat ditulis sebagai berikut: P

sebagai berikut: PT1T2T1T2 = 1.0 = 1.0

Ti

Ti22 = b = b1212 Ti Ti11 + C + C1212

Formula yang termasuk metode ini Formula yang termasuk metode ini

adalah Kristoff untuk tes belahan-tiga.

adalah Kristoff untuk tes belahan-tiga.

Setiap belahan tidak perlu panjang

Setiap belahan tidak perlu panjang

tetapi harus diasumsikan sebagai

tetapi harus diasumsikan sebagai

memiliki isi yang

memiliki isi yang

homogen(Congeneric).

(40)

Formula Kristoff untuk melakukan estimasi Formula Kristoff untuk melakukan estimasi terhadapvarians skor murni sebagai

terhadapvarians skor murni sebagai berikut:

berikut:

SS1212SS13 13 SS1313SS23 23 SS1313SS2323

• S2T= --- + --- + --- +2 (SS2T= --- + --- + --- +2 (S1212+S+S1313+S+S2323))

SS23 23 SS13 13 SS1212

Dimana : Dimana :

S

S22TT = Varians skor murni= Varians skor murni

S

Sikik = Kovarians belahan Y= Kovarians belahan Yii dan belahan Y dan belahan Ykk

Maka rumusan reliabilitas Maka rumusan reliabilitas r

rXXXX = S = Sikik /S /S22XX

(41)

Bila diketahui jumlah belahan YBila diketahui jumlah belahan Y11 = 10 Y = 10 Y22 = =

11, dan Y

11, dan Y33 = 12 = 12

Penghitungan kovarians antar ketiga Penghitungan kovarians antar ketiga belahan S

belahan S1212 = 0.63, S = 0.63, S1313 = 0.13, S = 0.13, S2323 = 0.61 = 0.61

(.63)(.13) (.63)(.61) (.13)(.61)(.63)(.13) (.63)(.61) (.13)(.61) S

S22 T

T = --- + --- + --- = --- + +

.61 .13 .63.61 .13 .63

+ 2 (.63+.13+.61)+ 2 (.63+.13+.61) S

S22TT = 5.9563 (125)= 5.9563 (125)22

1645- ---1645- ---Varians X, S

Varians X, S22 X

X = 10 = 10

--- = 8.25--- = 8.25

(42)

Reliabilitas Test dihitung sebagai

Reliabilitas Test dihitung sebagai

berikut:

berikut:

r

r

XXXX

= S

= S

22TT

/ S

/ S

22X X

= 5.9563 /8.25

= 5.9563 /8.25

(43)

II. Stabilitas II. Stabilitas

1. Stabilitas hasil pengukuran dapat dilihat 1. Stabilitas hasil pengukuran dapat dilihat

dari besarnya korelasi skor hasil pengukuran dari besarnya korelasi skor hasil pengukuran

pertama dan hasil pengukuran kedua. Dua pertama dan hasil pengukuran kedua. Dua

distribusi skor dikorelasikan dan besarnya distribusi skor dikorelasikan dan besarnya

korelasi sebagai indek reliabilitas yang korelasi sebagai indek reliabilitas yang

diartikan sebagai stabilitas pengukuran diartikan sebagai stabilitas pengukuran 2. Metode tes retes dilakukan dengan

2. Metode tes retes dilakukan dengan menggunakan tes yang sama pada menggunakan tes yang sama pada

kelompok subjek yg sama dengan kelompok subjek yg sama dengan

memberikan waktu yg cukup diantara dua memberikan waktu yg cukup diantara dua

kali tes tersebut. kali tes tersebut.

3. Menghitung korelasi antara distribusi skor 3. Menghitung korelasi antara distribusi skor

tampak kedua hasil tes akan diperoleh tampak kedua hasil tes akan diperoleh

(44)

Koefisien korelasi sempurna diperoleh bila Koefisien korelasi sempurna diperoleh bila setiap subjek mendapatkan skor yang sama setiap subjek mendapatkan skor yang sama

pada kedua tes dan bila distribusi skor pada kedua tes dan bila distribusi skor

kelompok tersebut variansnya tidak sama kelompok tersebut variansnya tidak sama

dengan nol. Misalnya:

dengan nol. Misalnya:SubjekSubjek Skor XSkor X11 Skor XSkor X22

1 1 2 2 3 3 4 4 5 5 6 6 7 7 8 8 9 9 10 10 40 40 43 43 39 39 52 52 50 50 44 44 44 44 51 51 48 48 47 47 42 42 43 43 38 38 50 50 51 51 45 45 44 44 49 49 49 49 46 46 Jmlh X1 = 458

Jmlh X1 = 458 Jmlh X1

Jmlh X122 = 21160 = 21160

Jmlh X1 X2 = Jmlh X1 X2 = 21090

21090

Jmlh X2 = 457 Jmlh X2 = 457 Jmlh X2

(45)

Kofesien reliabilitas test X dihitung dengan

Kofesien reliabilitas test X dihitung dengan

formulan Product Moment dari Pearson.

formulan Product Moment dari Pearson.

(Jmh X1) ( Jmh X2)(Jmh X1) ( Jmh X2)

Jmh X1X2 - ---Jmh X1X2 -

NN r

rX1X2X1X2 = --- =

(Jmh X1)(Jmh X1)22 (Jmh X2) (Jmh X2)22

JmhX1JmhX122 - --- Jmh X2 - --- Jmh X222 - --- -

(46)

(458) ( 457)

(458) ( 457)

21090 - ---

21090 -

---10

10

r

r

X1X2 X1X2

= ---

=

(458)

(458)

22

(457)

(457)

22

21160 - --- 21037 - ---

21160 - --- 21037 -

10 10

10 10

159.400

159.400

r

r

X1x2X1x2

= ---

=

167.109

167.109

r

(47)

Metode tes-retes sangat peka terhadap Metode tes-retes sangat peka terhadap masalah efek bawaan (carry over effect) masalah efek bawaan (carry over effect) diantara kedua penyajian skor subjek.

diantara kedua penyajian skor subjek.

Carry over effect yaitu penyajian (tes) kedua Carry over effect yaitu penyajian (tes) kedua sangat mungkin dipengaruhi oleh penyajian sangat mungkin dipengaruhi oleh penyajian (tes) yang pertama atau sebaliknya.

(tes) yang pertama atau sebaliknya.

Carry over effect disebabkan oleh subyek Carry over effect disebabkan oleh subyek ada waktu latihan, karena belajar, waktu ada waktu latihan, karena belajar, waktu pendek, sikap subjek ( bersikap negatif, pendek, sikap subjek ( bersikap negatif,

tidak sungguh-sungguh, atau memberikan tidak sungguh-sungguh, atau memberikan jawaban seadanya/sekenanya)

jawaban seadanya/sekenanya)

Tes-retes lebih cocok untuk mengestimasi Tes-retes lebih cocok untuk mengestimasi reliabilitas test yang mengukur percobaan reliabilitas test yang mengukur percobaan yang stabil selama tenggang waktu

yang stabil selama tenggang waktu

penyajian tes dan tak mudah dipengaruhi penyajian tes dan tak mudah dipengaruhi carry over effect.

(48)

III. Reliabiltas Antar penilai (Inter Rater ) III. Reliabiltas Antar penilai (Inter Rater )

Pengumpulan data dilapangan bisa Pengumpulan data dilapangan bisa pengamatan, observasi terhadap pengamatan, observasi terhadap

perilaku seseorang atau karya tertulis perilaku seseorang atau karya tertulis

seseorang. seseorang.

Pengamatan dapat berupa karya tulis, Pengamatan dapat berupa karya tulis, karya seni, atau tes kinerja (test

karya seni, atau tes kinerja (test performans)

performans)

Koefisien reliabilitas data pengamatan Koefisien reliabilitas data pengamatan menggunakan inter rater atau

menggunakan inter rater atau

konsistensi antar penilai, dan teknik konsistensi antar penilai, dan teknik

(49)

Pendekatan inter rater dapat Pendekatan inter rater dapat

menggunakan pendekatan hoyt, korelasi

menggunakan pendekatan hoyt, korelasi

intraklas, teori generaliabilitas ( G theory

intraklas, teori generaliabilitas ( G theory

dan D theory), skor komposit.

dan D theory), skor komposit.

Pendekatan hoyt, dimana skor item dalam Pendekatan hoyt, dimana skor item dalam hal ini dianggap sebagai desain faktorial

hal ini dianggap sebagai desain faktorial

dua jalan yang dikenal dengan sebutan

dua jalan yang dikenal dengan sebutan

treatment x subjek design treatment x subjek design

Pendekatan hoyt dalam perhitungan Pendekatan hoyt dalam perhitungan

hasilnya sama dengan perhitungan dengan

hasilnya sama dengan perhitungan dengan

formula KR 20 karena untuk item dikotomi.

formula KR 20 karena untuk item dikotomi.

Item dikotomi adalah jawaban ya tidak, Item dikotomi adalah jawaban ya tidak, benar salah, dan item politomi adalah

benar salah, dan item politomi adalah

jawaban skor angka 1, 2, 3, 4, 5, dst.

(50)

Pendekatan reliabilitas pengukuran

Pendekatan reliabilitas pengukuran

observasi merupakan koefisien

observasi merupakan koefisien

kesepakatan antar penilai atau

kesepakatan antar penilai atau

korelasi intrakelas (fernandes).

korelasi intrakelas (fernandes).

Formula koefisien korelasi intrakelas

Formula koefisien korelasi intrakelas

yaitu rasio varians skor murni dan

yaitu rasio varians skor murni dan

varians skor tampak.

varians skor tampak.

Pendekatan teori generalibilitas

Pendekatan teori generalibilitas

terdiri atas G theory dan D theory.

terdiri atas G theory dan D theory.

G theory digunakan untuk

G theory digunakan untuk

mengestimasi besarnya koefisien

mengestimasi besarnya koefisien

reliabilitas antar penilai pada

reliabilitas antar penilai pada

keadaan tertentu.

(51)

Pendekatan reliabilitas skor komposit

Pendekatan reliabilitas skor komposit

merupakan suatu tes yang terdiri

merupakan suatu tes yang terdiri

atas beberapa subtes, bukan bentuk

atas beberapa subtes, bukan bentuk

paralel, tetapi mengukur hal yang

paralel, tetapi mengukur hal yang

berbeda.

berbeda.

Skor komposit bisa tediri dari subtes

Skor komposit bisa tediri dari subtes

verbal, kuantitatif, dan penalaran,

verbal, kuantitatif, dan penalaran,

sehingga skor akhir merupakan skor

sehingga skor akhir merupakan skor

(52)

Selamat Belajar

Selamat Belajar

Selamat Bekerja

Selamat Bekerja

Terima Kasih

Referensi

Dokumen terkait

Penangangan Bank gagal yang berdampak sistemik menjelaskan Pasal 1 angka (6) dan(7) Bank Gagal Sistemik adalah bank gagal yang dinyatakan sistemik oleh Komite Koordinasi

dimaksud pada huruf a dan dalam rangka melaksanakan ketentuan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 28 Tahun 2014 tentang Pedoman Pelaksanaan Program Jaminan

7 Ibnu Burdah AKSELERASI MUTU JURNAL THAQAFIYYAT MENUJU AKREDITASI UIN Sunan Kalijaga Rp 25,000,000 8 Abusiri PENINGKATAN MUTU PUBLIKASI ILMIAH STAI Al Hikmah Jakarta Rp

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana analisis penggunaan aplikasi quipper school dalam proses pembelajaran rumpun PAI yang digunakan oleh peserta didik dan

Pengumpulan data AHP menggunakan metode wawancara kepada pihak pengambil keputusan dan juga observasi langsung, pengolahan data AHP dan pengujian konsistensi menghasilkan

1) Terdapat pengaruh secara simultan pelatihan terhadap prestasi kerja pegawai pada kantor Gubernur Sulawesi Selatan (Biro Bina Prekonomian) telah berjalan dengan

Kata entmythologisierung berasal dari bahasa Jerman, yang berarti bahwa mitologi (kumpulan mitos-mitos) perlu dihilangkan. Mitos adalah suatu cerita kuno, yang di