MODUL PERKULIAHAN
Digital Marketing
Communication
Menciptakan Tribe sebagai Aset dan
Wadah Komunikasi Pemasaran
Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh
Fakultas Ilmu
Komunikasi Periklanan & Komunikasi
Pemasaran
12
B31433EL Yani Pratomo, S.S, M.Si.
Abstrak
Kompetensi
Membangun Situs Web atau Facebook Fanpage bukanlah hal yang sulit. Namun, tidaklah mudah
membangun traffic Website yang
tinggi sekaligus mengumpulkan pengunjung yang loyal dan percaya pada apa yang kita sampaikan di Website dan Fanpage. Untuk membina hal tersebut, maka bentuklah Tribe. Tribe juga merupakan strategi yang sangat jitu dalam membentuk konsumen yang loyal dan terikat pada pemasar.
Pada bab ini, peserta kuliah ditunjukkan mengenai pengertian Tribe, mengapa seorang digital marketer membutuhkan Tribe, dan apa syarat-syarat terbentuknya Tribe. Pada bab ini, peserta juga akan diperkenalkan pada apa saja elemen-elemen Tribe, cara menembangkan tribe, tipe-tipe komunikasi apa saja yang ada dalam Tribe, hingga bagaimana cara menghasilkan uang memalui Tribe.
Pengertian tentang Tribe
Istilah “Tribe” selama ini lebih banyak dikenal di bidang ilmu antropologi dengan
makna “suku” atau “komunitas” atau “keramaian (crowd)”. Saat ini istilah tribe mulai
populer digunakan di bidang marketing dan internet. Bila dalam ilmu antropologi tribe
terbentuk secara sosio-antropologis dalam waktu yang relatif lama di lingkup geografis
terbatasa, maka di bidang internet tribe dapat terbentuk dalam waktu yang singkat melalui
dorongan beberapa komponen atau syarat tertentu yang akan dijelaskan di bawah.
Seth Godin (2008: 2), seorang pakar marketing dan pembicara publik lulusan
Stanford Graduate School of Bisnis (USA) mengatakan bahwa “A Tribe is a group of
people connected to one another, connected to a leader, and connected to an idea. For millions of years, human beings have been part of one tribe or another. A group needs only two things to be a tribe: a shared interest and a way to communicate.” Secara umum Godin “Tribe” menyampaikan bahwa Tribe adalah kumpulan orang yang saling terhubung dan berkomunikasi satu sama lainnya. Kumpulan atau komunitas ini terhubung melalui
sebuah media (kali ini dalam media digital) yang dipimpin oleh seorang leader/admin/web
master dan diikuti oleh sejumlah anggota yang memiliki minat (interest) yang sama.
Sejak zaman dahulu kala, manusia sebagai makhluk sosial hidup dalam tribes atau
suku-suku atau komunitas dalam suatu wilayah geografis. Di zaman ini, manusia dapat hidup dalam berbagai komunitas yang dibentuk berdasarkan minat atau ideologi atau
pemahaman yang sama. Lokasi sebuah tribe di zaman modern ini tidak dibatasi oleh
sebuah kondisi geografis. Kemajuan teknologi komunikasi saat ini memungkinkan kita
dapat tergabung dalam sebuah tribe yang bersifat lintasgeografis dan lintasbatas politik.
Yang terpenting dalam sebuah tribe adalah adanya komponen atau syarat-syarat utama,
yaitu tribe leader (pemimpin tribe), tribe members (anggota tribe), minat atau kepentingan
yang sama, dan media komunikasi sebagai alat penghubung. Contoh media yang banyak digunakan sebagai tribe saat ini adalah televisi, radio, media cetak, dan media internet. Di era teknologi komunikasi modern saat ini, media internet berpengaruh dan berperan sangat besar dalam memudahkan terbentuknya banyak tribes. Beberapa contoh media internet digital yang banyak digunakan untuk membangun tribe saat ini adalah Facebook, Twitter, Instagram, Wikipedia, portal-portal berita, Blogger, dan sejumlah situs web. Facebook, Twitter, dan Instagram merupakan contoh media tribe raksasa dengan nilai
puluhan triliun rupiah dan memiliki member ratusan juta hingga satu miliar nama unik.
Setiap orang saat ini bisa dengan mudah membentuk tribe atau menjadi anggota tribe melalui media-media digital yang telah disebutkan tadi.
Syarat-syarat terbentuknya Tribe
Seperti telah disebutkan di atas, setiap orang saat ini dapat membuat atau
mengikuti sebuah tribe dengan mudah, asalkan beberapa syarat berikut ini terpenuhi:
1. Ada Leader
Godin mengatakan bahwa sebuah Tribe mutlak membutuhkan Leader (Opinion
Leader) atau Pemimpin atau seseorang atau pihak yang menggerakkan Tribe tersebut. “You can’t have a tribe without a leader and you can’t be a leader without a tribe.” Leader adalah seseorang atau pihak (beberapa orang) yang menjalankan proses
leadership (kepemimpinan). Leadership tidaklah sama persis dengan management
(pengelolaan), karena leadership memiliki kemampuan menggerakkan orang lain.
Leader juga merupakan agen perubahan (change agent), karena seorang leader pada
dasarnya adalah agen yang mengajak pada sesuatu yang “terlihat” berbeda, sehingga menggugah orang lain untuk ikut serta atau bergabung pada ide tersebut.
2. Ada anggota (Members)
Bila ada leader, maka akan muncul followers (pengikut) yang dalam hal ini disebut
anggota. Seorang yang memiliki ide dan leadership cenderung akan membentuk tribe
dan menjadi leader. Namun, bisa saja seseorang menjadi leader di sebuah tribe
sekaligus menjadi follower pada tribe lainnya. Hal tersebut sangat lumrah terjadi di era
kebebasan berkelompok dengan didukung perkembangan digital social media saat ini.
Twitter adalah contoh media di mana seseorang dapat menjadi seorang leader dan
juga menjadi follower di tempat lainnya.
3. Ada Interest yang sama
Seseorang bergabung dalam sebuah Tribe tentu dengan suatu alasan. Alasan utama
itu tidak lain karena adanya interest berupa minat atau hobi atau ketertarikan atau
kepentingan atau ideology atau pemahaman yang sama dengan si pemilik Tribe itu tadi. Sebaliknya, seseorang memutuskan untuk tidak bergabung dengan suatu Tribe
adalah karena memang ia tidak memiliki kesamaan Interest dengan apa yang
dikembangkan dalam Tribe tersebut.
4. Ada Passion yang muncul dari Interest yang dibentuk
Kesamaan Interest dapat mendorong seseorang untuk bergabung dalam sebuah Tribe, namun itu saja tidaklah cukup. Seseorang dapat menjadi sangat loyal dan
Tribe tersebut. Bila kita umpamakan Republik Indonesia ini adalah sebuah Tribe yang
terbentuk berdasarkan Interest letak geografis dan kesamaan politik, maka passion
berupa semangat kebangsaan-lah yang membuat Warga Negara RI mampun mempertahankan kewarganegaraannya. Bila seseorang sudah tidak lagi merasakan
passion kebangsaan tersebut, maka bisa saja ia berpindah kewarganegaraan. Oleh
sebab itu, passion ini sepenuhnya bersifat emosional (passionate) yang dimaknai juga
sebagai sebuah gairah dan rasa cinta yang muncul.
5. Ada media (A Way to Communicate)
Bicara Tribe di era informasi seperti saat ini, maka kita tidak dapat lepas dari keberadaan media komunikasi yang menjadi alat penghubung antara Leader, Member (Followers), dan Interest yang terbentuk. Media ini dapat berupa media komunikasi tradisional (elektronika analog, cetak, dan media tatap muka langsung) dan media komunikasi digital modern. Pada kesempatan ini, kita hanya akan bicara tentang media komunikasi digital modern, karena memang istilah Tribe dalam bidang pemasaran ini justru menjadi populer setelah media digital internet umum digunakan masyarakat dunia. Kemudahan membentuk Tribe benar-benar terbukti di era internet, karena siapapun memiliki potensi membentuk Tribe dan menjadi Leader di dalamnya. Kalaupun kita tidak berminat menjadi Leader, maka dengan mudah kita dapat memilih
Tribe manapun yang sejalan dengan Interest kita untuk kita ikuti.
Elemen-eleman sebuah Tribe
Berikut ini elemen-elemen yang perlu ada dalam sebuah Tribe:
1. Content (Isi), merupakan elemen terpenting dalam sebuah Tribe, karena inilah
memang materi yang Anda “jual” kepada para pengikut Anda. Keberhasilan
sebuah Tribe bergantung kepada seberapa baik Anda menampilkan content.
Buatlah konten yang memiliki passion, menggugah semangat viral (menyebarkan
ke orang banyak) pada setiap yang menerima konten, dan membuat peserta merasa mendapat manfaat dari konten yang Anda berikan. Konten sebuah Tribe umumnya berupa artikel, tips-tips, foto, materi audio atau video, hingga data
statistik dalam berbagai bentuk chart maupun tabel.
2. Website adalah tempat Anda meletakkan konten dan tempat berkumpul Anda
bersama para peserta Tribe. Website dapat di-ibaratkan sebagai rumah atau markas bagi Tribe Anda. Website di sini dapat berupa website dengan domain
berbayar, blog gratis (Wordpress atau Blogger), Facebook Fan Page, Akun Twitter/Instagram/Path/Pinterest dll, maupun Akun Line/BBM/Whatsapp/KakaoTalk dll. Umumnya orang akan mengatakan Website adalah domain berbayar atau blog
sebagai Home Page, namun pada kenyataannya Tribe juga dapat dibangun
melalui aku berbagai Social Media maupun aplikasi pesan instan.
3. Traffic, yaitu arus lalu-lintas komunikasi antara Leader dengan Members dan
sebaliknya, Members dengan Members, hingga kunjungan Outsiders ke Website Anda. Bila Website Anda adalah domain berbayar atau blog yang merupakan tempat Anda meletakkan konten dan tempat Anda berkumpul, maka tingkatkan traffic dengan berbagai cara, termasuk tindakan SEO.
4. Newsletter, yaitu konten (isi) yang Anda hantarkan langsung ke hadapan
Members atau Member’sInbox. Newsletter ini dapat berupa halaman HTML yang
Anda kirim ke alamat email para anggota. Para anggota yang menerima
newsletter ini tentu tidak lagi merasa menerima spam, karena mereka telah secara
sengaja melakukan pendaftaran (registration/subscribing) atas dasar Interest yang
sama. Selain ke alamat email (inbox), newsletter juga dapat dikirim melalui
SMS/MMS, update status Facebook, kicauan Twitter, foto di Instagram, dan pesan singkat di aplikasi pesan instan (Whatsapp/BBM/LINE/KakaoTalk/Hangout, dan lain sebagainya). Sebuah Newsletter yang baik dapat menghasilkan viral, yaitu pesan berantai yang dikirim sambung-menyambung hingga tak terbatas.
Tipe-tipe Komunikasi dalam Tribe
Kemunculan banyak Tribes di dunia maya telah memunculkan juga beberapa tipe
komunikasi (types of communication). Yang dimaksud dengan tipe komunikasi di sini
adalah alur komunikasi yang terjadi (communication flow) terkait dengan keberadaan
Tribe, yaitu:
1. Tribe Leader to Tribe Members
Tribe tidak akan beroperasi bila Leader tidak berkomunikasi di dalam Tribe-nya kepada pada members atau followersnya. Leader adalah penggerak Tribe, sehingga Leader-lah yang harus berinisiatif memulai komunikasi. Leader dapat berkomunikasi dengan members mereka melalui sebuah posting di media yang ia gunakan dan dapat pula
di-publish hingga inbox members melalui email newsletter, update status di Face Book/Fanpage/Twitter/Instagram dan lain-lain, atau pun melalui aplikasi obrolan (chatting) seperti SMS/MMS, Blackberry Messenger (BBM), Whatsapp, LINE, Hangout, KakaoTalk, dan lain sebagainya. Leader dalam Tribe di dunia internet seringkali juga disebut Web Master, Web Admin, atau Moderator.
Gambar 12.2 Leader (merah) berhadapan dengan Follower (biru) dalam sebuah Tribe
2. Tribe Members to Tribe Leader
Peserta Tribe dapat berkomunikasi langsung dengan Leader secara khusus ataupun
melalui jalur publik sebagai bagian dari feedback atas apa yang disampaikan oleh
Leader di dalam Tribe. Media komunikasi digital yang konvergensif sangat memudahkan terjadinya interaksi antara Leader dengan Member atau sebaliknya. Bila
tidak ada feedback dari Member, justru Leader harus melakukan review (pemeriksaan) atau isu atau tema yang dilontarkannya, karena mungkin saja hal yang disampaikan
tidak menarik. Di media sosial, tanggapan (feedback) dari Members tidak selalu harus
berupa kalimat-kalimat (komentar) yang ditulis, namun bisa saja dengan hanya
menekan (click) tanda Like (Suka).
3. Tribe Members to Tribe Members
Dalam sebuah Tribe layak terjadi forum diskusi atau perdebatan antaranggota Tribe. Justru hidupnya sebuah forum ditandai dengan banyaknya aktivitas komunikasi antara Leader dengan Members, Members dengan Leader, dan tentunya antarsesama anggota Tribes. Saling melontarkan komentar di medium yang sama adalah sebuah kelebihan media interaktif yang konvergensif di era digital. Leader tetap harus memegang kendali di sini, karena memang Leader memiliki wewenang penuh terhadap Tribe yang ia buat.
4. Tribe Members to Outsiders
Sebuah Tribe dapat berkembang terus. Anggota-angota baru dapat masuk, biasanya setelah mereka tahu keberadaan suatu Tribe dari Member lain atau bisa juga dari sang Leader. Seringkali, sebuah tema atau isu yang dilontarkan oleh Leader berkembang menjadi sebuah viral yang menyebar cepat bagaikan virus. Hal ini biasanya terjadi bila
posting atau materi yang dilontarkan Leader sangat menarik dan layak untuk dibagi
(di-shared) lagi oleh members kepada pihak luar. Memang pada kenyataannya, materi yang buruk pun bisa saja menarik perhatian dan menjadi viral, namun dalam dunia pemasaran digital seorang Leader layaknya mampu membuat materi Tribe yang menarik dan bermanfaat. Bila materi yang bagus dan kreatif itu menyebar ke pihak luar, maka pihak luar berpeluang untuk tertarik dan bergabung juga ke dalam Tribe, sehingga seperti inilah biasanya perekrutan anggota baru sebuah Tribe terjadi.
Menciptakan Tribe yang Cocok
Tribe seperti apa yang cocok untuk kita bangun? Kita lihat dulu, apakah kita membangun Tribe untuk kepentingan kita sendiri ataukah dalam rangka mengkampanyekan suatu produk atau suatu perusahaan? Bila kita membangun Tribe untuk diri kita sendiri, maka pilihlah Tribe yang benar-benar kita minati. Kita haruslah menaruh Interest yang tinggi pada Tribe tersebut, sehingga kita tentunya akan “memelihara” Tribe tersebut dengan semangat yang sangat tinggi. Selain itu, bila kita
memiliki Interest yang tinggi pada Tribe yangkita bangun, maka kita seolah tidak akan pernah kehabisan ide dan kreativitas, karena memang kita sangat menyukainya. Hal berbeda bila kita membangun Tribe atas kepentingan sebuah produk atau perusahaan, maka kita tentunya harus mengesampingkan Interest yang tinggi tersebut dan secara profesional kita harus dapat meleburkan diri pada Tribe yang kita kelola.
Upayakan Tribe yang dibangun untuk kepentingan pribadi --atas dasar Interest pribadi yang tinggi-- tidak terlalu sempit cakupannya. Ingat, Tribe yang dibangun secara pribadi akan sulit di-monetisasi (istilah para pengguna internet untuk menjadikan internet sebagai sumber pendapatan atau menghasilkan uang) bila cakupannya terlalu sempit.
Tribe pribadi tidak perlu dibentuk dengan niche yang terlalu sempit, agar Leader bisa lebih
leluasa dalam melakukan scaling up atau memperbesar bisnis. Leader juga akan
kesulitan mengembangkan ide bila menggunakan niche yang terlalu sempit. Yang penting
Leader harus mengupayakan munculnya passion, sehingga Members dapat engaged
(terlibat erat) dalam Tribe dan menjadi loyal dan percaya (trust). Tribe yang terlalu sempit
juga akan menyulitkan Leader dalam upaya mencari uang dari Tribe melalui Adsense, Affiliate Marketing, pemasangan iklan banner, maupun penjualan produk langsung (product owner). Usahakan juga Anda membuat Tribe yang mampu mengundang peserta
yang memiliki kemampuan spending yang cukup memadai, terutama bila pada akhirnya
Anda berjualan produk langsung melalui Tribe tersebut. Bila Anda membuat Tribe yang ternyata banyak mendatangkan anak-anak usia sekolah dari kalangan menengah ke bawah dengan daya beli yang rendah, tentu saja Anda akan sulit berharap untuk bisa menjual produk langsung dengan hasil memuaskan.
Masih bagi Anda yang ingin membangun Tribe pribadi, Anda bisa mencari ide Tribe dengan berbagai cara. Beberapa cara yang bisa Anda gunakan:
1. Melakukan riset dengan cara bertanya pada teman atau kerabat tentang hal-hal apa yang menarik bagi mereka sekaligus juga menarik untuk diri Anda sendiri
2. Pergi ke toko buku atau took majalah untuk mencari-cari tahu perihal hobi atau bidang-bidang yang memiliki penggemar-penggemar khusus
3. Kunjungi Google dan lakukan search forum. Ketikkan kata kunci apa pun terkait hobi
yang menarik dan tambahkan “+ forum”, misalkan ketik “kucing ras + forum” atau “motor ducati + forum”. Cobalah Anda cek sudah berapa banyak forum Tribe yang ada terkait kata kunci yang Anda cari dan seberapa aktif dan antusias para peserta Tribe di sana. Bila Anda melihat masih ada peluang untuk masuk, maka lakukanlah. Bila Tribe yang dimaksud sudah terlalu jenuh, maka cari lagi Tribe lain.
4. Kunjungi Facebook dan lakukan search page. Cobalah cek seberapa banyak halaman Fan Page yang bisa Anda temukan terkait kata kunci yang Anda cari dan seberapa
aktif dan antusias para pesertanya. Lihat juga seberapa banyak Like yang muncul
sebagai penanda berapa besar anggota sebuah Fan Page. Sama halnya dengan poin nomor tiga, bila Tribe tersebut sudah terlihat jenuh atau kurang bergairah, maka carilah Tribe lain.
Teknik Mengembangkan Tribe
Dalam dunia Digital Marketing Communication, pembentukan Tribe adalah sebuah
langkah strategis yang sangat bagus. Dengan mengembangkan Tribe, maka upaya merekrut konsumen sesuai Interest yang sama dapat terbentuk. Selain Interest terbentuk,
konsumen yang loyal juga dapat dibentuk melalui sebuah penciptan Passion yang tepat.
Bila Follower sudah loyal, maka Leader tidaklah terlalu sulit untuk menawarkan berbagai
hal yang berkaitan dengan Interest yang ada kepada para Members Tribe tersebut.
Leader memegang peranan utama dalam pengembangan Tribe, meskipun dalam Tribe yang telah memiliki anggota loyal, maka bisa saja anggota turut berperan aktif dalam mengembangkan Tribe. Berikut ini beberapa langkah yang dapat diambil oleh Leader untuk mengembangkan Tribe:
1. Bentuk kemampuan Leadership dan Kemampuan Memotivasi Members
Leader sesuai posisinya sebagai pemimpin Tribe harus memiliki kemampuan memotivasi anggotanya. Caranya memotivasi anggota tercermin dalam tiap-tiap
posting yang dilontarkannya. Bila Leader pandai memotivasi anggota, maka anggota
akan merasakan passion juga dari kepemimpinan (leadership) yang dilakukan oleh
seorang Leader. Seorang leader juga harus kreatif membuat terobosan-terobosan baru. Leader jangan hanya bersifat reaktif pada sebuah keadaan. Bedakan Antara Reaktif, Responsif, dan Inisiatif. Upayakan untuk menghindari sikap reaktif. Responsif adalah sikap yang jauh lebih baik. Sikap inisiatif adalah yang terbaik. Bersikaplah
yang baik dan jangan pelit kepada Member (pelit informasi, ilmu, dan bahkan rewards).
Buatlah selalu kegiatan interaktif dan hindari kevakuman. Kreatiflah dalam menciptakan hal-hal baru dan selalu berinisiatif. Leader bahkan harus selalu
meng-update informasi terkait Tribe-nya. Bila Leader seringkali terlambat dalam meng-update atau bahkan ketinggalan berita, maka kepercayaan Members terhadap Leader bisa luntur.
2. Mengembangkan koneksi
Leader harus luwes dan fleksibel dalam mengembangkan koneksi. Koneksi yang ia kembangkan tidak hanya melalui jalur online, melainkan juga melalui jalur offline. Seorang Tribe Leader yang baik biasanya juga memiliki kemampuan mengembangkan koneksi di luar jalur online. Sikapnya yang baik di luar jalur online dapat juga
mendorong Outsiders untuk turut bergabung sebagai Follower Tribe yang
dikembangkan Leader. Hal ini banyak terjadi pada tokoh-tokoh atau publicfigure yang
juga berperan sebagai Tribe Leader. Kita bisa lihat sejumlah Tribe yang dikembangkan oleh sejumlah tokoh atau figur, seperti Aa Gym (Manajemen Qolbu), Mario Teguh (Golden Ways) atau Ary Ginanjar (ESQ).
3. Membentuk leverage
Leader harus kreatif dalam mengembangkan segala potensi yang ada dalam Tribe, baik itu potensi sosial maupun potensi ekonomi. Potensi sosial sebuah Tribe adalah segala kemungkinan untuk menjadikan Tribe sebagai agen pengembangan potensi sosial-kemasyarakatan. Bila Anda mengembangkan Tribe melalui kemampuan menulis artikel-artikel yang bermanfaat soal pengasuhan balita, maka jadikan Tribe Anda sebagai Tribe terbaik yang paling dicari orang yang ingin mendapatkan informasi berkualitas tentang pengasuhan anak. Terkait potensi ekonomi, Anda bisa mengembangkan Tribe Anda untuk kepentingan marketing perusahaan yang Anda bawa atau untuk memperoleh penghasilan tak terbatas dari Tribe Anda (hal ini akan dijelaskan pada sub bab selanjutnya). Sebuah produsen sepatu olah raga seperti Nike yang memiliki tagline “Just Do It” bisa membuat Tribe terkait olah raga professional. Produsen minuman kesehatan Pocari Sweat bisa membentu Tribe terkait pentingnya menjaga volume cairan tubuh agar tubuh tetap segar dan sehat. Dari sanalah pesan-pesan marketing dapat disisipkan tanpa Members merasa dimanfaatkan untuk
kepentingan marketing, karena ada passion yang dibentuk terlebih dahulu agar
Members menjadi loyal pada Tribe yang diikutinya.
Menghasilkan uang Melalui Tribe
Bagi Anda yang menggunakan Tribe untuk kepentingan pribadi, Anda berkesempatan untuk menghasilkan uang melalui Tribe Anda. Bahkan, Tribe sangat efektif digunakan untuk menghasilkan uang, dibandingkan bila Anda sekedar mengelola website pribadi atau Facebook Fan Page tanpa adanya Tribe. Dengan adanya Tribe,
maka Anda akan memiliki follower setia yang loyal dan merasa percaya (trustful) pada
Anda. Tribe juga memungkinkan Anda memiliki database follower dalam jumlah besar. Ini
merupakan aset berharga yang bisa didapatkan dari sebuah Tribe. Sebuah Tribe yang
memiliki ratusan ribu atau bahkan jutaan followers akan menyebabkan Tribe Anda
memiliki nilai yang tinggi. Seperti kita tahu, sejumlah Tribe raksasa memiliki nilai milyaran hingga ratusan triliun rupiah, seperti Facebook, Twitter, Instagram, Youtube, Whatsapp, hingga Kaskus. Tidak harus sebesar mereka, bila Anda berhasil membuat Tribe dengan ribuan atau puluhan ribu pengikut saja, maka Anda berpeluang besar untuk memonetisasi Tribe yang Anda buat dan Anda pimpin.
Beberapa hal berikut ini adalah cara memonetisasi Tribe Anda:
1. Menempatkan Adsense pada Tribe Anda, baik itu pada Website maupun
Newsletter. Ini adalah cara monetisasi paling mudah. Anda cukup berperan
sebagai content publisher yang memproduksi konten (isi) berupa artikel atau video
atau tips-tips menarik. Bila Website Anda memiliki traffic yang tinggi, maka Anda
bisa menempatkan Google Adsense di sana ataupun di HTML Newsletter yang
Anda distribusikan. Setiap klik menuju link Adsense pada Website Anda, maka
Anda akan menerima bayaran (pay per click) dengan nilai bervariasi (mulai USD
0.20 hingga USD 5.00).
2. Anda berperan juga sebagai Affiliate Marketing dari website lain yang menjual
berbagai produk tangible dan intangible maupun jasa. Nama lain dari affiliate
adalah makelar. Website Anda adalah makelar dari jualannya website lain. Di sini
Anda akan mendapatkan komisi atas penjualan produk (kamera, ponsel, sparepart,
e-book, asuransi) dari para retailer atau perusahaan besar, seperti Amazon.com atau Clickbank.com. Pembayaran biasanya dilakukan melalui Paypal atau kartu
kredit. Bila traffic Tribe Website Anda tinggi, maka peluang adanya pengunjung
Website yang berbelanja produk di Website Anda juga tinggi, asalkan produk yang Anda tempatkan di sana sesuai atau cocok dengan Tribe Anda.
3. Anda menjual produk Anda sendiri (Your Own Product) yang tentunya cocok
dengan Tribe yang Anda buat. Bila Anda membuat Tribe tentang kucing ras, tentu akan cocok bila Anda berjualan makanan kucing atau gelang/kalung kucing. Di sini Anda juga bisa menjual jasa salon kucing ataupun sebuah Workshop cara memelihara kucing ras atau menyelenggarakan kursus perawatan kucing ras. Anda bisa bekerjasama langsung dengan ahli kucing ras atau salon perawatan
4. Anda sengaja mengembangkan Tribe yang bernilai tinggi untuk kemudian dijual ke pihak lain. Youtube adalah salah satu contoh Tribe yang awalnya memang tidak difokuskan untuk menghasilkan uang secara langsung. Namun, seiring pertumbuhan pesat jumlah pengguna Youtube dalam waktu singkat, maka Youtube memiliki penggemar dan database pengguna dalam jumlah besar. Kondisi ini menarik minat perusahaan-perusahaan besar untuk mengakuisisinya. Tentunya ada sejumlah Tribe yang sengaja dibuat untuk hal demikian. Setelah pemilik Tribe menjual Tribe-nya dengan harga mahal (padahal ia membangun Tribe tersebut dengan modal yang relative kecil), ia menyerahkan Tribe tersebut kepada pembelinya, lalu kemudian ia membentuk Tribe baru lagi. Hal seperti ini dikenal
dengan istilah Site Flipping.
5. CPA Marketing (Cost per Acquisition) adalah usaha membawa seseorang untuk
masuk ke website lain melalui website Anda. Dalam hal ini, bisa juga Anda menjual data members Anda ke perusahaan lain, meskipun hal ini bukanlah sesuatu yang baik. Bisa saja Anda membuat Tribe tentang Pengelolaan Keuangan Keluarga, lantas Anda membawa anggota Tribe Anda untuk membeli produk asuransi di website sebuah perusahaan asuransi atau membawa members Anda ke sebuah perusahaan penyelenggara danareksa. Dari sini Anda akan menerima komisi dari perusahaan-perusahaan tersebut.
Beberapa Catatan Tambahan tentang Tribe
Tribe harus ditangani dengan penuh ketekunan dan kesabaran. Tribe bukan merupakan pekerjaan instan dan bisa menghasilkan sesuatu dalam waktu singkat. Namun bila berhasil, maka Anda akan bisa memperoleh penghasilan yang menyenangkan sekaligus kepuasan. Banyak cerita tentang Tribe yang dibangun dalam beberapa tahun saja, namun sudah menghasilkan uang yang tidak sedikit. Salah satu kisah fenomenal adalah Youtube, sebuah Tribe berbagai video pribadi yang didirikan pada awal 2005 oleh tiga karyawan Paypal (Jawed Karim, Chad Hurley, dan Steve Chen). Video bersejarah yang pertama kali di-upload ke Youtube pada tanggal 23 April 2005 berjudul “Me at the Zoo” adalah rekaman Jawed Karim sendiri. Kurang dari dua tahun, tepatnya pada November 2006, Youtube dibeli oleh Google Inc. seharga USD 1,65 milyar atau lebih dari IDR 20 triliun. Nilai yang fantastis untuk sebuah kerja selama kurang dari dua tahun.
Apakah besarnya jumlah anggota Tribes menjadi patokan utama keberhasilan sebuah Tribe? Jangan risau dengan jumlah member, yang penting bangunlah
engagement, passionate, dan trust member kepada Anda. Jumlah member yang besar tetapi tidak loyal, tidak akan terlalu menguntungkan juga. Akan tetapi, dengan 5.000 member saja yang loyal dan menaruh kepercayaan tinggi kepada Anda, maka Anda akan mudah mengajak mereka untuk selalu meramaikan Tribe Anda dan bahkan Anda tidak akan terlalu sulit untuk mengajak mereka membeli sebuah produk yang bermanfaat atau
menyelenggarakan sebuah event yang bisa menghasilkan uang untuk Anda. Yang
penting, Anda jangan terlalu bernafsu menjual sesuatu kepada members Anda yang dapat menimbulkan kesan bahwa Anda hanya memanfaatkan keberadaan mereka untuk keuntungan Anda semata. Berilah manfaat Tribe Anda kepada mereka sebaik-baiknya.
Berhati-hati dan telitilah dalam melakukan posting pada Tribe Anda. Hindari
pandangan-pandangan yang kontroversial atau blunder (kesalahan fatal) yang bisa
berakibat pada rusaknya reputasi Tribe Anda. Bila Anda sudah terlanjur melakukan kesalahan (tiap Leader berpotensi “terpeleset” melakukan kesalahan), maka akuilah kesalahan Anda. Mintalah maaf dan koreksi dari Members. Katakanlah, justru itu pentingnya kehadiran rekan-rekan Members untuk saling mengingatkan dan memberi koreksi. Pernyataan ini justru dapat mengundang simpati. Jangan bersikap otoriter pada members yang mengkritik Anda secara terbuka di depan forum dengan “menendang sang kritikus” keluar dari Tribe. Anda tidak perlu merasa dipermalukan, karena mereka yang bersikap kasar dan tidak sopan biasanya akan menerima hukuman sosial dari anggota
lainnya. Ini adalah cara in how to handle a mistake pada saat Anda melakukan kesalahan
Daftar Pustaka
Ashley-Roberts, Alex. An Introduction to Digital Marketing. Simply Digital Marketing (2nd
Edition), 2012/2013
_________________. Digital Marketing Communication Plan (Template). Simply Digital
Marketing (2nd Edition), 2012/2013
Brannan, Tom. A Practical Guide to Integrated Marketing Communications: Komunikasi
Pemasaran Terpadu. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 1998
Godin, Seth. Tribes. London: Hachette Digital (Brown Book Group), 2008.
Ryan, Damian. Understanding Digital Marketing: Marketing Strategies for Engaging the
Digital Generation. Google E-book: Kogan Page, 2014
Salim, Andry. The Internet Millionaire: Blueprint Bisnis Internet Paling Update,
Menciptakan Aset Bukan Hanya Quick Cash!!! Jakarta: Media Pressindo, 2014
Smith, Paul Russel and Ze Zook. Marketing Communication: Integrating Offline and
Online with Social Media. Google E-book: Kogan Page, 2011
Sulianta, Feri. 101 Jurus Promosi Online Paling Top. Jakarta: Elex Media Komputindo,
2014
Thomases, Hollis. Twitter Marketing: An Hour a Day. Indianapolis: Wiley Publishing, 2010
Tomy, Matius et.al. Anda Bos-nya, Facebook dan Twitter Staf Marketingnya. Yogyakarta:
Penerbit Andi, 2013
Treadaway, Chris and Mari Smith. Facebook Marketing: An Hour a Day. Indianapolis:
Wiley Publishing, 2010
Yadin, Daniel L. Creating Effective Marketing Communications: Menciptakan Komunikasi
Pemasaran yang Efektif. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 1999