• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR MENGGUNAKAN METODE EKSPERIMEN DALAM MATA PELAJARAN IPA MATERI SIFAT-SIFAT CAHAYA SISWA KELAS V SD KANISIUS KLEPU SEMESTER GENAP TAHUN AJARAN 20102011 SKRIPSI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR MENGGUNAKAN METODE EKSPERIMEN DALAM MATA PELAJARAN IPA MATERI SIFAT-SIFAT CAHAYA SISWA KELAS V SD KANISIUS KLEPU SEMESTER GENAP TAHUN AJARAN 20102011 SKRIPSI"

Copied!
129
0
0

Teks penuh

(1)

PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR MENGGUNAKAN METODE EKSPERIMEN DALAM MATA PELAJARAN IPA

MATERI SIFAT-SIFAT CAHAYA SISWA KELAS V SD KANISIUS KLEPU SEMESTER GENAP

TAHUN AJARAN 2010/2011

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Oleh:

Sisilia Trimurningsih NIM : 091134162

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA

(2)

i

PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR MENGGUNAKAN

METODE EKSPERIMEN DALAM MATA PELAJARAN IPA

MATERI SIFAT-SIFAT CAHAYA SISWA KELAS V

SD KANISIUS KLEPU SEMESTER GENAP

TAHUN AJARAN 2010/2011

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Oleh:

Sisilia Trimurningsih NIM : 091134162

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA

(3)
(4)
(5)

iv

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

Saya percaya bahwa sehelai rumput tidak lebih kecil artinya

dari riwayat sekumpulan bintang-bintang.

Tetapi manusia memiliki arti dan potensi yang luar biasa besar, jauh

melebihi apa yang dapat dia bayangkan.

Karya tulis ini saya persembahkan untuk:

Tuhan Yesus dan Bunda Maria yang selalu memberkati aku

Ayah dan Ibuku tersayang

Kakakku dan keponakanku

Teman-teman S1 PGSD yang selalu memberikan motivasi

(6)
(7)
(8)

vii ABSTRAK

PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR MENGGUNAKAN METODE EKSPERIMEN DALAM MATA PELAJARAN IPA

MATERI SIFAT-SIFAT CAHAYA SISWA KELAS V SD KANISIUS KLEPU SEMESTER GENAP

TAHUN AJARAN 2010/2011

Sisilia Trimurningsih Universitas Sanata Dharma

2011

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bahwa pembelajaran dengan menggunakan metode eksperimen pada materi sifat-sifat cahaya di Sekolah Dasar Kanisius Klepu dapat meningkatkan prestasi belajar siswa.

Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas, dengan subyek penelitian siswa kelas V Sekolah Dasar Klepu yang berjumlah 30 siswa yang terdiri dari 17 siswa putra dan 13 siswa putri. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah soal pilihan ganda dan isian singkat. Teknik analisis data yang digunakan untuk mengkaji data adalah teknik perbandingan, dimana peneliti membandingkan peningkatan persentase jumlah siswa yang memenuhi KKM dan nilai rata-rata dari siklus I dan siklus II. Teknik analisis data didapat dari hasil evaluasi akhir yang telah memenuhi nilai KKM pada siklus I dan siklus II dengan menggunakan rumus yang telah ditentukan.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada siklus I siswa yang memenuhi KKM mencapai 67 % dengan nilai rata-rata 66. Hal ini lebih besar daripada kondisi awal Yang memenuhi KKM sebesar 41 % dengan nilai rata-rata 61. Pada siklus II, siswa yang memenuhi KKM sebesar 77 % dengan nilai rata-rata 72.

Dari hasil analisis dapat disimpulkan bahwa setelah siswa melakukan kegiatan pembelajaran dengan menggunakan metode eksperimen, nilai rata-rata dan persentase jumlah siswa yang mencapai KKM dapat meningkat.

(9)

viii ABSTRACT

PERFORMANCE IMPROVEMENT STUDY USING EXPERIMENTAL METHODS SUBJECTS SCINCE NATURE OF

MATTER – NATURE OF LIGHT IN ELEMENTARY SCHOOL STUDENT IN GRADES V CANISIUS KLEPU SEMESTER

ACADEMIC YEAR 2010/2011

Sisilia Trimurningsih Sanata Dharma University

2011

This study aims to find out that learning by using the experimental method on the material properties of the light at Canisius Klepu Elementary School can improve student achievement.

This research is a class act, with the subject research of the fifth graders in Elementary School amounting to 30 students who consists of 17 boys and 13 female student. The instrument used in this study was multiple choice questions and short field. Data analysis technique used to assess the comparison data is a comparative tecnique, in which researcher compare percentage rice from number of students who meet the KKM in cycle I and cycle II by using a determined formula.

The result show that the cycle I, student who meet the KKM reach 67 % with an average value of 66. It is larger than the initial condition that meet KKM by 41 % with the average value 61. In the cycle II, students who meet the KKM by 77 % with an average value of 72.

From the analysis, it can be concluded that after the students do the learning activities by using the experimental method, the average value and student number percentage that meet KKM can increase.

(10)

ix

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat yang

telah diberikan pada kita semua, sehingga penulis dapat menyelesaikan Skripsi

ini. Skripsi ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat kelulusan program S1

PGSD USD.

Pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih yang

sebesar-besarnya kepada berbagai pihak yang telah membantu hingga Skripsi ini dapat

selesai. Ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada :

1. Drs. T. Sarkim, M.Ed. Ph.D., selaku Dekan Universitas Sanata Dharma.

2. Drs. Puji Purnomo, M.Si., selaku Kaprodi PGSD USD dan dosen

pembimbing I yang telah memberikan bimbingan, dukungan, dan

semangat dalam menyelesaikan skripsi ini.

3. Maria Melani Ika Susanti, S.Pd., selaku Wakaprodi dan dosen

pembimbing II yang telah memberikan bimbingan, dukungan, dan

semangat dalam menyelesaikan skripsi ini.

4. A. Yance Eko Sutopo, S.Pd., selaku Kepala SD Kanisius Klepu yang telah

mengijinkan saya untuk melakukan penelitian.

5. Wali kelas V SD Kanisius Klepu yang telah mengijinkan dan

membimbing saya dalam melaksanakan penelitian.

6. Siswa-siswa kelas V yang telah membantu selama penelitian

7. Ayah dan ibu di rumah yang telah memberi dukungan secara penuh dalam

(11)
(12)

xi

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN ... iv

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... v

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ... vi

ABSTRAK ... vii

ABSTRACT ... viii

KATA PENGANTAR ... ix

DAFTAR ISI ... xi

DAFTAR TABEL ... xiv

DAFTAR GAMBAR ... xv

DAFTAR LAMPIRAN ... xvi

BAB I. PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Pembatasan Masalah ... 3

C. Perumusan Masalah ... 4

D. Pemecahan Masalah ... 4

E. Batasan pengertian ... 4

(13)

xii

G. Manfaat Penelitian ... 5

BAB II. KAJIAN PUSTAKA ... 7

A. Prestasi Belajar ... 7

1.Pengertian Prestasi Belajar ... 7

2.Faktor-faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar . 8 B. Hakekat Ilmu Pengetahuan Alam ... 16

1.IPA ditinjau dari Aspek Produk ... 17

2.IPA ditinjau dari Aspek Proses ... 18

3.IPA ditinjau dari Aspek Sikap ... 18

C. Sifat-sifat cahaya ... 19

1. Cahaya merambat lurus ... 19

2. Cahaya menembus benda bening ... 20

3. Cahaya dapat dipantulkan ... 21

4. Cahaya dapat dibiaskan ... 22

5. Cahaya dapat diuraikan ... 23

D. Metode Eksperimen ... 23

1.Pengertian Metode Eksperimen ... 23

2.Langkah-langkah Metode Eksperimen ... 24

3.Kelebihan dan Kelemahan Metode Eksperimen ... 25

E. Pembelajaran Sains dengan Menggunakan Metode Eksperimen ... 27

F. Kerangka Berpikir ... 28

(14)

xiii

BAB III. METODE PENELITIAN ... 30

A. Jenis Penelitian ... 30

B. Setting Penelitian ... 32

C. Prosedur Penelitian ... 33

D. Pengumpulan Data dan Instrumen Penelitian ... 42

E. Analisis Data ... 49

1. Kriteria Keberhasilan ... 49

2. Analisis Data ... 49

BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 51

A. Hasil Penelitian ... 51

1.Siklus I ... 51

2.Siklus II ... 55

B. Pembahasan ... 58

BAB V. PENUTUP ... 65

A. Kesimpulan ... 65

B. Saran ... 66

DAFTAR PUSTAKA ... 67

(15)

xiv

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1 Jadwal Penelitian ... 33

Tabel 2 Peubah, Indikator, Data, Pengumpulan Data dan Instrumen ... 42

Tabel 3 Kisi-kisi Soal Siklus I ... 43

Tabel 4 Penskoran Soal Siklus I ... 44

Tabel 5 Kisi-kisi Soal Siklus II ... 45

Tabel 6 Penskoran Soal Siklus II ... 46

Tabel 7 Peubah, Indikator, Kondisi Awal, Siklus I, Siklus II ... 49

Tabel 8 Nilai Hasil Evaluasi Siklus I ... 52

Tabel 9 Data Hasil Evaluasi Siklus II ... 55

(16)

xv

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 1 Cahaya merambat lurus ... 20

Gambar 2 Bayangan terbentuk karena cahaya tidak dapat menembus benda ... 20

Gambar 3 Pemantulan baur dan pemantulan teratur ... 21

Gambar 4 Cahaya dapat dibiaskan ... 22

Gambar 5 Cakram warna ... 23

(17)

xvi

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1 Silabus ... 69

Lampiran 2 RPP Siklus I Pertemuan 1 ... 71

Lampiran 3 RPP Siklus I Pertemuan 2 ... 74

Lampiran 4 RPP Siklus II Pertemuan 1 ... 77

Lampiran 5 RPP Siklus II Pertemuan 2 ... 80

Lampiran 6 LKS Sklus I Pertemuan 1 ... 83

Lampiran 7 LKS Sklus I Pertemuan 2 ... 86

Lampiran 8 LKS Sklus II Pertemuan 1 ... 90

Lampiran 9 LKS Sklus II Pertemuan 2 ... 92

Lampiran 10 Soal Evaluasi Siklus I ... 94

Lampiran 11 Soal Evaluasi Siklus II ... 97

Lampiran 12 Kunci Jawaban Siklus I ... 100

Lampiran 13 Kunci Jawaban Siklus II ... 101

Lampiran 14 Data Nilai Kondisi Awal ... 102

Lampiran 15 Foto Kegiatan Belajar Siklus I ... 103

Lampiran 16 Foto Kegiatan Belajar Siklus II ... 104

Lampiran 17 Surat Ijin Penelitian dari FKIP USD ... 105

(18)

1 BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan suatu kebutuhan manusia yang harus dipenuhi,

karena di dalam pendidikan itu terdapat berbagai macam komponen yang

menunjang terbentuknya suatu kepribadian manusia. Pendidikan menjadi hal

yang mendasar bagi manusia untuk mengembangkan diri, sehingga kualitas

dan kuantitas hidupnya dapat semakin meningkat.

Dalam suatu pembelajaran setidaknya perlu adanya kelas yang hidup

atau kelas yang aktif. Suatu kelas dikatakan aktif apabila kelas itu penuh rasa

ingin tahu, sehingga menimbulkan siswa untuk bertanya pada guru dan

suasana kelas menjadi hidup dengan keaktifan siswa tersebut. Saat ini masih

banyak kita jumpai pembelajaran IPA di Sekolah Dasar yang cenderung

menggunakan metode ceramah. Dimana penggunaan metode ceramah ini

hanya terjadi komunikasi satu arah saja. Pembelajaran dengan menggunakan

metode ceramah secara terus-menerus tidak efektif. Hal ini dapat

mengakibatkan siswa merasa bosan, mengantuk, bermain sendiri, dll. Melihat

kenyataan seperti ini membuat kita sebagai calon guru merasa prihatin.

(19)

IPA. Peneliti berharap penggunaan metode eksperimen ini dapat membantu

siswa dalam memahami pelajaran IPA, khususnya materi sifat-sifat cahaya.

Metode ini mengajak siswa untuk terjun langsung dalam kegiatan

pembelajaran dan diharapkan pemahamannya menjadi lebih jelas

dibandingkan dengan siswa yang hanya mendengar saja.

Pada kenyataannya pelajaran IPA merupakan pelajaran yang

menyenangkan karena berkaitan dengan kehidupan siswa sehari-hari. Pada

materi sifat-sifat cahaya tentunya sangat berkaitan dengan kehidupan

sehari-hari. Contoh-contoh penerapan materi sifat-sifat cahaya dapat kita jumpai

dalam kehidupan sehari-hari, misalnya: ketika berenang kaki kita terlihat lebih

pendek merupakan sifat cahaya yang dapat dibiaskan, boneka yang diletakkan

dalam lemari kaca dapat kita lihat adalah sifat cahaya yang dapat menembus

benda bening, dll. Pembelajaran IPA yang seharusnya menjadi menyenangkan

akan terasa membosankan bagi siswa karena guru dalam pembelajarannya

hanya terpaku pada buku paket dan jarang menggunakan alat peraga, sehingga

pembelajaran menjadi pasif. Tipe pembelajaran seperti ini dapat

mempengaruhi prestasi belajar siswa. Berdasarkan data yang didapat dari

kelas V SD Kanisius Klepu Tahun Pelajaran 2009/2010, nilai rata-rata siswa

untuk materi sifat-sifat cahaya adalah 61. Kemudian untuk persentase jumlah

siswa yang mencapai KKM adalah 41 % dari siswa sebanyak 29. KKM di SD

(20)

Berdasarkan uraian di atas, peneliti mencoba untuk menerapkan salah

satu metode pembelajaran yang dapat meningkatkan prestasi belajar IPA yaitu

metode eksperimen. Peneliti mencoba menggunakan metode eksperimen

untuk membuktikan apakah penggunaan metode eksperimen dapat

meningkatkan prestasi belajar IPA atau tidak.

B. Pembatasan Masalah

Dalam melakukan penelitian ini tidak mungkin masalah tersebut dapat

teratasi dalam waktu yang singkat dengan semua kemungkinan ada penyebab

dan masalah yang akan dihadapi. Maka penelitian ini hanya dibatasi pada:

1. Prestasi belajar IPA siswa kelas V semester genap SD Kanisius Klepu.

2. Standar Kompetensi :

6. Menerapkan sifat-sifat cahaya melalui kegiatan membuat suatu

karya/model

Kompetensi Dasar :

6.1 Mendeskripsikan sifat-sifat cahaya

3. Metode yang digunakan adalah metode eksperimen. Peneliti

menggunakan metode ini untuk meningkatkan pemahaman siswa, karena

dengan melakukan kegiatan eksperimen diharapkan siswa akan belajar

(21)

4. Penelitian ini ditujukan pada siswa kelas V SD Kanisius Klepu semester

genap Tahun Pelajaran 2010/2011

C. Perumusan Masalah

Apakah pembelajaran dengan menggunakan metode eksperimen dapat

meningkatkan prestasi belajar IPA dalam materi sifat-sifat cahaya pada siswa

kelas V SD Kanisius Klepu semester genap Tahun Pelajaran 2010/2011?

D. Pemecahan Masalah

Dalam meningkatkan prestasi belajar siswa tentang sifat-sifat cahaya

dengan menggunakan metode eksperimen.

E. Batasan Pengertian

Agar tidak menimbulkan pertanyaan dan multi tafsir tentang suatu

istilah yang akan digunakan dalam penelitian ini maka perlu pembatasan

seperti:

1. Prestasi belajar adalah hasil yang dicapai dari kegiatan balajar yang

biasanya dinyatakan dalam bentuk angka.

2. Metode eksperimen adalah suatu cara yang digunakan oleh guru dimana

siswa dalam pembelajarannya melakukan kegiatan untuk membuktikan

(22)

3. Sifat-sifat cahaya merupakan suatu bentuk yang dihasilkan oleh cahaya

terhadap perlakuan yang meliputi:

a. Cahaya merambat lurus

b. Cahaya menembus benda bening

c. Cahaya dapat dipantulkan

d. Cahaya dapat dibiaskan

e. Cahaya mengalami penguraian warna

F. Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui prestasi belajar yang nampak pada nilai rata-rata siswa

kelas V di SD Kanisius Klepu semester genap Tahun Pelajaran 2010/2011

setelah menggunakan metode eksperimen.

2. Untuk mengetahui prestasi belajar yang nampak pada persentase jumlah

siswa yang mencapai KKM kelas V di SD Kanisius Klepu semester genap

Tahun Pelajaran 2010/2011 setelah menggunakan metode eksperimen.

G. Manfaat Penelitian 1. Bagi peneliti

Merupakan pengalaman berharga untuk menerapkan metode eksperimen

sehingga dapat diterapkan pada materi pokok yang lain untuk dapat

(23)

2. Bagi rekan-rekan guru

Merupakan salah satu metode pembelajaran yang dapat dikembangkan

untuk materi pokok lain dan di kelas yang berbeda.

3. Bagi sekolah

Laporan penelitian ini dapat dijadikan sebagai acuan dalam proses belajar

mengajar IPA di Sekolah Dasar.

4. Bagi Prodi PGSD

Laporan penelitian ini dapat menambah referensi bacaan yang

dimanfaatkan untuk teman-teman dan sebagai contoh penelitian tindakan

kelas.

5. Bagi pembaca

Laporan penelitian ini dapat menambah wawasan pembaca tentang

(24)

7 BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Prestasi Belajar

1. Pengertian Prestasi Belajar

a. Menurut Winkel (1996:226)

Prestasi belajar adalah bukti keberhasilan yang telah dicapai oleh

seseorang. Maka prestasi belajar merupakan hasil maksimum yang

dicapai oleh seseorang setelah melaksanakan usaha-usaha belajar.

b. Menurut Arif Gunarso (1993:77)

Prestasi belajar adalah usaha maksimal yang dicapai oleh

seseorang setelah melaksanakan usaha-usaha belajar.

c. Menurut Saifudin Anwar (2005:8)

Prestasi belajar dapat diukur melalui tes yang sering dikenal

dengan tes prestasi belajar. Tes prestasi belajar dilihat dari tujuannya

yaitu mengungkap keberhasilan seseorang dalam belajar. Testing pada

hakekatnya menggali informasi yang dapat digunakan sebagai dasar

pengambilan keputusan. Tes prestasi belajar berupa tes yang disusun

secara terencana untuk mengungkap performasi maksimal subyek

dalam menguasai bahan-bahan atau materi yang telah diajarkan.

(25)

ulangan harian, tes formatif, tes sumatif bahkan ebtanas dan ujian

masuk perguruan tinggi.

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa prestasi belajar

adalah hasil yang dicapai oleh seseorang dalam usaha belajar dengan

diukur melalui suatu tes.

2. Faktor-faktor yang mempengaruhi Prestasi Belajar

a. Faktor Intern

Faktor intern adalah faktor yang timbul dari dalam diri individu

itu sendiri, adapun yang dapat digolongkan ke dalam faktor intern

yaitu: kecerdasan/inteligensi, bakat, minat, dan motivasi.

1) Kecerdasan/inteligensi

Menurut Hamdani (2010:139) kecerdasan adalah kemampuan

belajar disertai kecakapan untuk menyesuaikan diri dengan

keadaan yang dihadapinya. Kemampuan ini sangat ditentukan oleh

tinggi rendahnya inteligensi yang normal selalu menunjukkan

kecakapan sesuai dengan tingkat perkembangan sebaya.

Adakalanya perkembangan ini ditandai oleh kemajuan-kemajuan

yang berbeda antara satu anak dengan anak yang lainnya, sehingga

anak pada usia tertentu sudah memiliki tingkat kecerdasan yang

(26)

itu, faktor inteligensi merupakan suatu hal yang tidak diabaikan

dalam kegiatan belajar mengajar.

Menurut Kartono (1999:1) kecerdasan merupakan salah satu

aspek yang penting dan sangat menentukan berhasil tidaknya studi

seseorang. Kalau seorang murid mempunyai tingkat kecerdasan

normal atau di atas normal maka secara potensi ia dapat mencapai

prestasi yang tinggi.

Muhibbin (1999:135) berpendapat bahwa inteligensi adalah

semakin tinggi kemampuan inteligensi seseorang siswa maka

semakin besar peluangnya untuk meraih sukses. Sebaliknya,

semakin rendah kemampuan inteligensi seseorang siswa maka

semakin kecil peluangnya untuk meraih sukses.

Dari pendapat di atas dapat kita ketahui bahwa inteligensi

yang baik merupakan faktor yang sangat penting bagi seorang

anak dalam usaha belajar. Inteligensi sangat berpengaruh terhadap

perkembangan anak. Tingkat inteligensi yang baik semakin bagus

perkembangan anak tersebut dan sebaliknya.

2) Bakat

Menurut Hamdani (2010:141) bakat adalah kemampuan

potensial yang dimiliki seseorang untuk mencapai keberhasilan

(27)

Menurut Ngalim Purwanto (1986:28) bahwa bakat dalam hal

ini lebih dekat pengertiannya dengan kata aptitude yang berarti

kecakapan, yaitu mengenai kesanggupan-kesanggupan tertentu.

Kartono (1995:2) menyatakan bahwa bakat adalah potensi

atau kemampuan kalau diberikan kesempatan untuk dikembangkan

melalui belajar akan menjadi kecakapan yang nyata.

Syah Muhibbin (1999:136) mengatakan bahwa bakat

diartikan sebagai kemampuan individu untuk melakukan tugas

tanpa banyak bergantung pada upaya pendidikan dan latihan.

Dari pendapat di atas dapat kita ketahui bahwa terbentuknya

keahlian tertentu pada seseorang sangat ditentukan oleh bakat yang

dimilikinya sehubungan dengan bakat ini dapat mempunyai tinggi

rendahnya prestasi belajar pada bidang studi tertentu. Dalam

proses belajar terutama belajar keterampilan, bakat memegang

peranan penting dalam mencapai suatu hasil akan prestasi yang

baik. Apalagi seorang guru atau orang tua memaksa anaknya untuk

melakukan sesuatu yang tidak sesuai dengan bakatnya maka akan

(28)

3) Minat

Menurut Winkel (1996:24) minat adalah kecenderungan yang

menetap dalam subjek untuk merasa tertarik pada bidang/hal

tertentu dan merasa senang berkecimpung dalam bidang itu.

Menurut Slameto (1995:57) mengemukakan bahwa minat

adalah kecenderungan yang tetap untuk memperhatikan dan

mengenang beberapa kegiatan, kegiatan yang diminati seseorang,

diperhatikan terus yang disertai dengan rasa sayang.

Menurut Sardiman (1992:76) minat adalah suatu kondisi yang

terjadi apabila seseorang melihat ciri-ciri atau arti sementara

situasi yang dihubungkan dengan keinginan-keinginan atau

kebutuhan-kebutuhan sendiri.

Berdasarkan pendapat di atas dapat kita ketahui bahwa minat

yang besar berpengaruh terhadap belajar atau kegiatan. Pelajaran

yang menarik minat siswa lebih mudah dipelajari dan disimpan

karena minat menambah kegiatan belajar. Untuk menambah minat

seorang siswa di dalam menerima pelajaran di sekolah siswa

diharapkan dapat mengembangkan minat untuk melakukannya

sendiri. Minat belajar yang telah dimiliki siswa merupakan salah

satu faktor yang dapat mempengaruhi hasil belajarnya. Apabila

(29)

maka akan terus berusaha untuk melakukan, sehingga apa yang

diinginkan dapat tercapai sesuai dengan keinginannya.

4) Motivasi

Motivasi dalam belajar adalah faktor yang penting karena hal

tersebut merupakan keadaan yang mendorong keadaan siswa untuk

melakukan belajar. Persoalan mengenai motivasi dalam belajar

adalah bagaimana cara mengatur agar motivasi dapat ditingkatkan.

Demikian pula dalam kegiatan belajar mengajar seorang anak

didik akan berhasil jika mempunyai motivasi untuk belajar.

Nasution (1995:73) mengatakan bahwa motivasi adalah

segala daya yang mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu.

Sardiman (1992:77) mengatakan bahwa motivasi adalah

menggerakkan siswa untuk melakukan sesuatu atau ingin

melakukannya.

Dalam perkembangannya motivasi dapat dibedakan menjadi

dua macam yaitu: motivasi instrinsik dan motivasi ekstrinsik.

Motivasi instrinsik dimaksudkan dengan motivasi yang bersumber

dari dalam diri seseorang yang atas dasarnya kesadaran sendiri

untuk melakukan sesuatu pekerjaan belajar. Sedangkan motivasi

ekstrinsik dimaksudkan dengan motivasi yang datangnya dari luar

(30)

kegiatan belajar. Dalam memberikan motivasi seorang guru harus

berusaha dengan segala kemampuan yang ada untuk mengarahkan

perhatian siswa kepada sasaran tertentu. Dengan adanya dorongan

dalam diri siswa akan timbul inisiatif untuk menekuni pelajaran.

Untuk membangkitkan motivasi kepada mereka, supaya dapat

melakukan kegiatan belajar dengan kehendak sendiri dan belajar

secara aktif.

b. Faktor ekstern

Faktor ekstern adalah faktor-faktor yang dapat mempengaruhi

prestasi belajar yang sifatnya di luar diri siswa, yaitu beberapa

pengalaman-pengalaman keadaan keluarga, keadaan sekolah dan

keadaan masyarakat.

1) Keadaan keluarga

Keluarga merupakan lingkungan terkecil dalam masyarakat

tempat seseorang dilahirkan dan dibesarkan. Selanjutnya Slameto

(1995:58) mengatakan bahwa keluarga adalah lembaga

pendidikan pertama dan utama. Keluarga yang sehat besar artinya

untuk pendidikan kecil, tetapi bersifat menentukan dalam ukuran

(31)

Adanya rasa aman dalam keluarga sangat penting dalam

keberhasilan seseorang dalam belajar. Rasa aman itu membuat

seseorang akan terdorong untuk belajar secara aktif, karena rasa

aman merupakan salah satu kekuatan pendorong dari luar yang

menambah motivasi untuk belajar. Dalam hal ini Hasbullah

(1994:46) mengatakan bahwa keluarga adalah lingkungan

pendidikan yang pertama, karena dalam keluarga inilah anak

pertama-tama mendapatkan pendidikan dan bimbingan,

sedangkan tugas utama dalam keluarga bagi pendidikan anak

ialah sebagai peletak dasar bagi pendidikan akhlak dan pandangan

hidup keagamaan. Oleh karena itu orang tua hendaknya

menyadari bahwa pendidikan dimulai dari keluarga.

2) Keadaan sekolah

Sekolah merupakan lembaga pendidikan formal pertama yang

sangat penting dalam menentukan keberhasilan belajar siswa.

Lingkungan sekolah yang baik dapat mendorong siswa untuk

belajar yang lebih giat. Keadaan sekolah ini meliputi: cara

penyajian pelajaran, hubungan guru dengan siswa, alat-alat

pelajaran dan kurikulum. Hubungan antara guru dan siswa yang

(32)

Menurut Kartono (1995:6) mengemukakan “guru dituntut

untuk menguasai bahan pelajaran yang akan diajarkan dan

memeiliki tingkah laku yang tepat dalam mengajar.” Oleh sebab

itu, guru harus dituntut untuk menguasai bahan pelajaran yang

disajikan dan memiliki metode yang tepat dalam mengajar.

3) Keadaan masyarakat

Lingkungan merupakan salah satu faktor yang tidak sedikit

pengaruhnya terhadap hasil belajar siswa dalam proses

pelaksanaan pendidikan. Lingkungan alam sekitar sangat besar

pengarunya terhadap perkembangan pribadi anak, sebab dalam

kehidupan sehari-hari anak akan lebih banyak bergaul dengan

lingkungan dimana anak itu berada. Kartono (1995:5)

berpendapat bahwa lingkungan masyarakat dapat menimbulkan

kesukaran belajar anak, terutama anak - anak yang sebayanya.

Apabila anak-anak yang sebaya merupakan anak-anak yang rajin

belajar, maka anak akan terangsang untuk mengikuti jejak

mereka. Sebaliknya jika anak-anak di sekitarnya merupakan

kumpulan anak-anak nakal yang berkeliaran maka anak pun dapat

(33)

Dengan demikian dapat dikatakan lingkungan membentuk

kepribadian anak, karena dalam pergaulan sehari-hari seorang anak

akan selalu menyesuaikan dirinya dengan kebiasaan-kebiasaan

lingkungannya. Oleh karena itu, apabila seorang siswa tinggal di suatu

di lingkungan temannya yang rajin belajar maka kemungkinan besar

hal tersebut akan membawa pengaruh pada dirinya, sehingga ia akan

turut belajar sebagaimana temannya.

B. Hakekat Ilmu Pengetahuan Alam

Pendidikan IPA merupakan salah satu aspek pendidikan dengan

menggunakan IPA sebagai alatnya untuk mencapai tujuan pendidikan IPA

khususnya. Sebelum melangkah lebih jauh lagi, hendaknya kita mengetahui

pengertian dari IPA. Berikut ini merupakan beberapa pengertian IPA:

Menurut Fisher (1975) dalam Moh. Amin (1987:4) menyatakan IPA

adalah suatu kumpulan pengetahuan yang diperoleh dengan menggunakan

metode-metode yang berdasarkan observasi.

Menurut Carin (1985) dalam Moh. Amin (1987:4) IPA adalah suatu

kumpulan pengetahuan yang tersusun secara sistematis, yang di dalam

penggunaannya secara umum terbatas pada gejala-gejala alam.

Perkembangan IPA ditunjukkan tidak hanya oleh kumpulan fakta saja

(34)

Menurut Depdikbud (1995:17) IPA adalah hasil kegiatan manusia

berupa pengetahuan, gagasan dan konsep yang terorganisasi tentang alam

sekitar yang diperoleh dari pengalaman melalui serangkaian proses ilmiah

antara lain penyelidikan, penyusunan dan pengujian gagasan.

IPA merupakan ilmu pengetahuan yang dinamis, tidak statis, baik

dalam prinsip maupun dalam praktik. Berdasarkan uraian di atas kita tahu

bahwa IPA adalah suatu kumpulan pengetahuan berupa gagasan, konsep,

prinsip dan gagasan yang tersusun secara sistematis dan diperoleh melalui

pengalaman, pengamatan fakta yang ada.

Dari uraian di atas IPA dapat lebih diperjelas lagi sebagai berikut:

1. IPA ditinjau dari Aspek Produk

Istilah produk (hasil) yang diterapkan pada prinsip-prinsip,

hukum-hukum, dan teori-teori di dalam IPA menyatakan bahwa fakta-fakta atau

konsep-konsep, prinsip-prinsip, hukum-hukum atau teori-teori itu buatan

manusia dalam rangka memahami dan menjelaskan alam bersama dengan

berbagai fenomena yang terjadi di dalamnya. Fakta adalah sesuatu yang

telah terjadi yang dapat berupa keadaan, sifat atau peristiwa.

Konsep adalah suatu ide yang merupakan generalisasi dari berbagai

peristiwa dan pengalaman khusus yang dinyatakan dengan istilah atau

simbol tertentu yang dapat diterima sesuai budaya setempat.

(35)

Prinsip dan hukum adalah hubungan sebab akibat antara dua konsep

atau lebih yang merupakan generalisasi dari beberapa kejadian khusus.

Yang membedakan hukum dan prinsip adalah hukum memiliki ciri khas,

antara lain ditentukan secara khusus, bermanfaat untuk pengembangan

ilmu selanjutnya dan untuk memecahkan berbagai masalah IPA serta

diberi nama khusus sebagai apresiasi pada penemuannya yang pertama

kali mensosialisasikan atau orang yang berjasa dalam bidangnya.

Teori adalah suatu generalisasi prinsip-prinsip ilmiah yang

berkaitan dan yang menjelaskan gejala-gejala ilmiah. Teori

menghubungkan, menerangkan dan meramalkan berbagai macam hasil

eksperimen dan observasi melalui cara-cara yang paling sederhana

sampai cara yang paling kompleks.

2. IPA ditinjau dari Aspek Proses

Aspek proses yaitu cara memperoleh pengetahuan. Metode ini

dikenal sebagai metode keilmuan atau metode ilmiah. Jadi proses IPA

adalah eksperimen yang meliputi penemuan masalah dan perumusannya,

perumusan hipotesis, merancang percobaan, melaksanakan pengukuran,

menganalisis data dan menarik kesimpulan. (Kartika Budi, 1998:161)

3. IPA ditinjau dari Aspek Sikap

Aspek sikap adalah berbagai keyakinan, opini dan nilai-nilai yang

(36)

atau mengembangkan pengetahuan baru, diantaranya tanggung jawab,

rasa ingin tahu, disiplin, tekun, jujur, dan terbuka terhadap pendapat

orang lain. (Sarkim, 1998:134). Ciri-ciri sikap ilmiah: obyektif terhadap

fakta, tidak tergesa-gesa dalam mengambil keputusan, berhati terbuka,

tidak mencampuradukkan antara pendapat dengan fakta, teliti dalam

mengamati dan sifat ingin menyelidiki.

C. Sifat-sifat Cahaya

Cahaya berasal dari sumber cahaya. Contoh sumber cahaya adalah

matahari, bintang, api, lampu, dll. Sifat-sifat cahaya meliputi: cahaya

merambat lurus, cahaya menembus benda bening, cahaya dapat dipantulkan,

cahaya dapat dibiaskan, cahaya dapat diuraikan. Sifat-sifat cahaya tersebut

akan dijelaskan lebih luas di bawah ini.

1. Cahaya merambat lurus

Saat berjalan di kegelapan, kita memerlukan senter. Ketika senter

dinyalakan, arah rambatan cahaya yang keluar dari senter tersebut

(37)

Gambar 1. Cahaya merambat lurus

2. Cahaya menembus benda bening

Kaca jendela rumah merupakan kaca bening. Cahaya matahari

dapat masuk ke dalam rumah karena kaca merupakan benda bening.

Apabila kaca tersebut ditutup oleh triplek maka cahaya tidak dapat masuk

ke dalam rumah. Hal ini membuktikan bahwa cahaya menembus benda

bening. Apabila cahaya tidak dapat menembus benda maka akan

membentuk bayangan.

Gambar 2 . Bayangan terbentuk karena cahaya tidak dapat menembus

(38)

3. Cahaya dapat dipantulkan

Senter yang dinyalakan dan diarahkan ke cermin akan memantulkan

cahaya. Pemantulan cahaya ada dua jenis yaitu pemantulan baur

(pemantulan difus) dan pemantulan teratur. Pemantulan baur terjadi

apabila cahaya mengenai permukaan yang kasar atau tidak rata. Pada

pemantulan ini, sinar pantul arahnya tidak beraturan. Sedangkan

pemantulan teratur terjadi jika cahaya mengenai permukaan yang rata,

licin, dan mengkilap. Permukaan yang mempunyai sifat seperti ini adalah

cermin. Sinar pantul yang dihasilkan oleh cermin memiliki arah yang

teratur. Berdasarkan bentuk permukaannya, ada cermin datar, cermin

cembung dan cermin cekung.

Gambar 3. Pemantulan baur dan pemantulan teratur

Keterangan :

1. Sinar datang

2. Permukaan cermin atau benda

(39)

4. Cahaya dapat dibiaskan

Cahaya yang merambat melalui dua zat yang kerapatannya berbeda,

cahaya tersebut akan dibelokkan. Peristiwa pembelokan arah rambatan

cahaya setelah melewati medium rambatan yang berbeda disebut

pembiasan.

Apabila cahaya merambat dari zat yang kurang rapat ke zat yang

lebih rapat, cahaya akan dibiaskan mendekati garis normal, misalnya:

cahaya merambat dari udara ke air. Sebaliknya, apabila cahaya merambat

dari zat yang lebih rapat ke zat yang kurang rapat, cahaya akan dibiaskan

menjauhi garis normal, misalnya: cahaya merambat dari air ke udara.

Pembiasan cahaya sering dijumpai dalam kehidupan sehari-hari,

misalnya: dasar kolam terlihat lebih dangkal daripada kedalaman

sebenarnya. Gejala pembiasan juga dapat dilihat pada pensil yang

dimasukkan ke dalam gelas yang berisi air, pensil tersebut akan tampak

patah.

(40)

5. Cahaya dapat diuraikan

Pelangi terjadi karena peristiwa penguraian cahaya (dispersi).

Dispersi merupakan penguraian cahaya putih menjadi berbagai cahaya

berwarna. Cahaya matahari yang kita lihat berwarna putih, namun

sebenarnya cahaya matahari tersusun atas banyak cahaya berwarna.

Cahaya matahari diuraikan oleh titik-titik air di awan sehingga terbentuk

warna-warna pelangi.

Gambar 5. Cakram warna

D. Metode Eksperimen

1. Pengertian Metode Eksperimen

Metode eksperimen adalah suatu metode pembelajaran yang

memberi peluang kepada guru dan siswa untuk melakukan percobaan

terhadap sesuatu serta mengamati proses dan hasil percobaan itu.

(41)

Metode eksperimen adalah salah satu cara mengajar, dimana siswa

melakukan suatu percobaan tentang sesuatu hal; mengamati prosesnya

serta menuliskan hasil percobaannya, kemudian hasil pengamatan itu

disampaikan ke kelas dan dievaluasi oleh guru.( Ruestiyah, 1998:80)

Dari pengertian di atas dapat diidentifikasi tentang metode eksperimen

sebagai berikut:

a. Adanya kegiatan percobaan baik dengan bimbingan guru maupun

tanpa bimbingan guru.

b. Siswa aktif, manakala ada petunjuk yang jelas tentang

langkah-langkah apa yang harus ditempuh.

c. Guru dapat menilai kegiatan proses dan hasil dengan obyektif.

d. Siswa dapat berkreasi sesuai dengan kreativitasnya, sekaligus dapat

menarik kesimpulan sendiri dari hasil percobaan.

2. Langkah-langkah Metode Eksperimen

Adapun langkah-langkah dari metode eksperimen adalah sebagai berikut:

a. Langkah pertama

Guru menerangkan dan menjelaskan tujuan dari diadakannya

eksperimen, misalnya : untuk mengetahui proses apa yang terjadi, cara

(42)

b. Langkah kedua

Guru atau siswa menyediakan alat-alat yang digunakan. Dalam

langkah ini guru menerangkan fungsi dan cara pemakaian alat-alat

tersebut.

c. Langkah ketiga

Guru menjelaskan langkah-langkah dalam mempertunjukkan atau

mencobakan sesuatu

d. Langkah keempat

Pelaksanaan dari eksperimen dan mendemonstrasikannya.

e. Langkah kelima

Mencatat dan menyimpulkan hasil

f. Langkah keenam

Dalam langkah ini diadakan penilaian atau membicarakan

kebaikan-kebaikan dari apa yang telah dikerjakan atau membicarakan

kekurangan dan cara menanggulanginya.

3. Kelebihan dan Kelemahan Metode Eksperimen

Muhammad Ali (1979:123), mengemukakan bahwa metode eksperimen

(43)

Kelebihan Metode Eksperimen:

a. Siswa secara aktif terlibat mengumpulkan fakta, informasi atau data

yang diperlukan melalui percobaan.

b. Siswa memperoleh kesempatan untuk membuktikan kebenaran teoritis

secara empiris melalui eksperimen.

c. Siswa berkesempatan melaksanakan prosedur ilmiah, dalam rangka

menguji kebenaran hipotesis.

Kelemahan Metode eksperimen:

a. Memerlukan sarana dan prasarana yang cukup banyak.

b. Jika guru dan siswa kurang paham akan materi percobaan,

dimungkinkan percobaan akan menyita waktu terlalu lama bahkan

percobaan kemungkinan gagal.

c. Kegagalan eksperimen akan mengakibatkan perolehan belajar yang

salah atau menyimpang.

Untuk menekan kegagalan, sebaiknya guru menempuh prosedur

(44)

a. Tahap persiapan

Tahap ini berupa: penetapan tujuan yang sesuai, penyediaan

fasilitas, uji eksperimen sendiri dan menyusun skenario

pembelajaran serta perangkat pembelajaran yang menunjang.

b. Tahap pelaksanaan

Pada tahap ini guru dan siswa mendiskusikan mengenai prosedur

penelitian, alat dan bahan, serta membimbing siswa selama siswa

melakukan percobaan. Bimbingan tersebut dilaksanakan selama

proses pembelajaran sehingga siswa dapat menarik kesimpulan.

c. Tahap lanjut

Tahap ini berupa diskusi tentang hambatan-hambatan eksperimen,

penyimpangan peralatan, hingga evaluasi akhir kegiatan

percobaan

E. Pembelajaran Sains dengan Menggunakan Metode Eksperimen

Pembelajaran Sains dengan metode eksperimen berarti siswa diberi

kesempatan untuk menemukan sendiri apa yang sedang dipelajari. Menurut

Slameto (1995:156) pembelajaran yang demikian ini bercirikan:

1. Bertanya, tidak semata-mata mendengarkan dan menghafal.

2. Bertindak, tidak semata-mata melihat dan menghafal.

(45)

4. Menemukan masalah, tidak semata-mata mempelajari fakta

5. Menganalisis, tidak semata-mata mengamati.

6. Membuat sintesis, tidak semata-mata membuktikan.

7. Berpikir, tidak semata-mata membayangkan.

8. Memproduksi/menghasilkan, tidak semata-mata menggunakan.

9. Menyusun, tidak semata-mata mengumpulkan.

10.Menerapkan, tidak semata-mata mengingat.

11.Mengujikan, tidak semata-mata membenarkan.

12.Memberikan kritik konstruktif, tidak semata-mata menerima.

13.Merancang, tidak semata-mata melaksanakan.

14.Melakukan penilaian dan menghubungkan, tidak semata-mata

mengulangi.

Format pembelajaran Sains yang didesain dengan metode eksperimen,

memungkinkan siswa berekspresi kreatif, karena siswa akan terlibat langsung

dalam menentukan hipotesis yang akan diuji lewat praktikum (percobaan).

F. Kerangka Berpikir

Pembelajaran dengan menggunakan metode ceramah secara

terus-menerus tidaklah efektif, karena pemahaman siswa tentang materi yang

(46)

menawarkan metode eksperimen pada kegiatan pembelajaran IPA. Metode

eksperimen ini bertujuan untuk mengaktifkan siswa dalam pembelajaran

sehingga siswa dapat menemukan sendiri konsep-konsep IPA itu. Peneliti

berharap pembelajaran menggunakan metode eksperimen, pemahaman siswa

tentang IPA menjadi jelas dan dapat meningkatkan prestasi belajarnya.

G. Hipotesis Tindakan

Berdasarkan kajian teori dan kerangka berpikir di atas, penelitian ini

dilakukan dengan harapan bahwa pembelajaran menggunakan metode

eksperimen dapat meningkatkan prestasi belajar siswa dalam mata pelajaran

IPA materi sifat-sifat cahaya kelas V semester genap Tahun Pelajaran

(47)

30 BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Penelitian PTK ini menggunakan model Kemmis dan MC. Taggart

yang biasanya terdiri dari rencana, pelaksanaan, observasi dan refleksi.

Alur pelaksanaan tindakan yang dilakukan dapat dilihat pada bagan di

bawah ini.

Siklus I Siklus II

(48)

Dari gambar di atas dapat kita ketahui bahwa dalam alur

pelaksanaan tindakan terdapat: perencanaan tindakan, pelaksanaan

tindakan, observasi dan refleksi. Adapun penjelasannya adalah sebagai

berikut:

1. Perencanaan tindakan

Rencana tindakan dalam penelitian tindakan kelas disusun

berdasarkan masalah yang hendak dipecahkan dan hipotesis tindakan

yang diajukan. Langkah-langkah atau tindakan yang akan dilakukan

perlu direncanakan secara rinci sehingga benar-benar dapat dijadikan

pegangan dalam melaksanakan tindakan.

2. Pelaksanaan tindakan

Jenis tindakan yang dilakukan dalam penelitian tindakan kelas

hendaknya didasarkan atas pertimbangan teoritik dan empirik agar

hasil yang diperoleh berupa peningkatan kinerja dan hasil program

adalah optimal.

3. Observasi

Kegiatan observasi merupakan suatu kegiatan pengumpulan data.

Data atau informasi yang dikumpulkan adalah data tentang proses

(49)

4. Refleksi

Refleksi merupakan bagian yang penting untuk memahami dan

memberikan makna terhadap proses dan hasil (perubahan) yang

terjadi sebagai akibat adanya tindakan (intervensi) yang dilakukan.

Refleksi bermanfaat untuk meningkatkan kemampuan peneliti dalam

melaksanakan penelitian tindakan kelas.

B. Setting Penelitian 1. Tempat Penelitian

Penelitian dilaksanakan di SD Kanisius Klepu yang beralamat di

Klepu, Sendangmulyo, Minggir, Sleman.

2. Subyek Penelitian

Subyek penelitian ini adalah siswa kelas V yang berjumlah 30 siswa,

yang terdiri dari 17 siswa laki-laki dan 13 siswa perempuan.

3. Obyek Penelitian

Obyek penelitian adalah prestasi belajar IPA materi Sifat-sifat Cahaya.

4. Waktu Penelitian

Pengambilan data dilakukan sekitar bulan Maret sampai April 2011.

(50)

Tabel 1. Jadwal Penelitian

No Kegiatan

Tahun 2011

Jan Feb Mar Apr Mei Juni Juli

1. Pengumpulan data, kondisi awal dan observasi √

2. Penyusunan proposal √

3. Ijin pengambilan data √

4. Pengambilan data √

5. Analisis data √

6. Penyusunan laporan √ √

7. Ujian skripsi √

8. Revisi laporan skripsi √

C. Prosedur Penelitian

Penelitian ini akan dilaksanakan dengan dua siklus, dimana

masing-masing siklus terdiri dari 2 pertemuan (5 x 35 menit) dan di akhir siklus

siswa mengerjakan soal evaluasi. Proses penelitian ini meliputi empat

tahap yaitu rencana tindakan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi.

1. Persiapan

Hal-hal yang perlu dipersiapkan oleh peneliti dalam tahap ini adalah

mengidentifikasi masalah, mengkaji kompetensi dasar dan materi

(51)

Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), menyusun alat dan bahan yang

diperlukan dan menyiapkan instrument penelitian.

a. Identifikasi Masalah

Sebelum melaksanakan penelitian, peneliti mengidentifikasi

masalah tentang prestasi belajar siswa khususnya pada materi :

Sifat-sifat cahaya. Tahapan ini adalah pada pembelajaran IPA

siswa kelas V Semester genap SD Kanisius Klepu Tahun

Pelajaran 2009/2010. Hal ini untuk mengetahui permasalahan

pembelajaran IPA khususnya pada materi pokok tersebut.

Dari hasil studi pendahuluan diperoleh informasi bahwa

prestasi siswa pada materi pokok tersebut masih rendah. Hal ini

terbukti dari hasil ulangan siswa pada kondisi awal. Dari 29 siswa,

hanya 12 siswa yang mencapai KKM dan 17 siswa tidak

mencapai KKM atau sekitar 41 %, padahal KKM mata pelajaran

IPA adalah 65.

Untuk memecahkan permasalahan tersebut peneliti

merencanakan sebuah pembelajaran dengan metode eksperimen

pada mata pelajaran IPA siswa kelas V SD Kanisius Klepu

(52)

b. Mengkaji Kompetensi Dasar dan materi pokok pembelajaran

Kompetensi Dasar yang mengalami permasalahan adalah

mendeskripsikan sifat-sifat cahaya.

c. Mempersiapkan silabus

Silabus disusun dengan mengambil satu Kompetensi Dasar dari

sebelas Kompetensi Dasar yang ada dalam kurikulum kelas V

Semester Genap yang sesuai dengan permasalahan yang diteliti.

d. Menyusun RPP

Langkah berikutnya adalah menyusun Rencana Pelaksanaan

Pembelajaran yang dibuat tiap siklus.

e. Menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan untuk

pelaksanaan metode belajar eksperimen.

f. Menyiapkan instrumen penelitian

Langkah terakhir dalam tahap persiapan adalah menyiapkan

instrumen penelitian. Lampiran tentang instrumen penelitian dapat

(53)

2. Rencana Tindakan Setiap Siklus

a. Siklus I

1) Rencana Tindakan

Pembelajaran siklus I ini terdiri dari lima jam pelajaran.

Pertemuan pertama terdiri dari 2 jp dan pertemuan kedua

terdiri dari 3 jp, dimana 2 jp untuk penyampai materi dan 1 jp

untuk mengerjakan soal evaluasi. Pertemuan pertama

digunakan untuk menyampaikan materi tentang sifat-sifat

cahaya. Pada pembelajaran ini siswa diharapkan mampu

menunjukkan melalui percobaan bahwa cahaya merambat

lurus, sifat cahaya yang mengenai berbagai benda (bening,

berwarna, dan gelap). Dari kegiatan percobaan ini, siswa

diharapkan mampu menyebutkan kegunaan cahaya matahari

dalam kehidupan sehari-hari. Pada pertemuan kedua ini

menyampaikan materi tentang sifat bayangan yang mengenai

cermin datar, cermin cembung, dan cermin cekung dengan

melakukan percobaan. Dengan adanya percobaan ini, siswa

diharapkan mampu menyebutkan kegunaan cermin datar,

cermin cembung, dan cermin cekung yang dapat digunakan

(54)

dengan evaluasi. Adapun rencana tindakan siklus I akan

dijabarkan sebagai berikut :

a) Siswa dibagi dalam kelompok yang masing-masing

kelompok terdiri dari 5 siswa

b) Menyampaikan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai

c) Membagikan LKS dan menjelaskan petunjuk

pengerjaan

d) Di dalam kelompok siswa melaksanakan percobaan dan

menulis hasilnya di LKS yang sudah disediakan.

e) Perwakilan kelompok untuk membacakan hasil

percobaan.

f) Kelompok lain memperhatikan dan memberi tanggapan

atas presentasi yang dilakukan.

g) Merevisi hasil kerja kelompok dan menyimpulkannya.

h) Melaksanakan tes untuk mengukur keberhasilan siswa.

i) Siswa mengerjakan lembar tes secara tertulis

2) Pelaksanaan Tindakan

(55)

3) Observasi

Selama proses pelaksanaan tindakan I, dilakukan pengamatan

atau observasi.

Pada proses pengamatan, guru melakukan hal-hal sebagai

berikut:

a) Melakukan pengamatan terhadap aktivitas siswa dalam

pembelajaran secara keseluruhan.

b) Melakukan pengamatan terhadap aktivitas siswa dalam

mengerjakan tugas.

c) Melakukan pengamatan terhadap aktivitas siswa dalam

melakukan eksperimen.

d) Melakukan pengamatan terhadap kesulitan siswa dalam

melakukan eksperimen

e) Melakukan pengamatan terhadap kegiatan demonstrasi

f) Melakukan penilaian hasil dan membuat laporan hasil

temuan.

g) Melakukan pengumpulan data dan menghitung

persentase keberhasilan belajar.

4) Refleksi

Pada tahap refleksi peneliti melakukan evaluasi terhadap

(56)

Hasil kajian dan refleksi digunakan untuk menerapkan tindakan

apa yang perlu diperbaiki dan dilaksanakan pada siklus

berikutnya.

b. Siklus II

1) Rencana Tindakan

Pembelajaran siklus II ini terdiri dari lima jam pelajaran.

Pertemuan pertama terdiri dari 2 jp dan pertemuan kedua

terdiri dari 3 jp, dimana 2 jp untuk penyampaian materi dan 1

jp untuk mengerjakan soal evaluasi. Pertemuan pertama

digunakan untuk menyampaikan materi tentang cahaya dapat

dibiaskan. Pada pembelajaran ini siswa diharapkan mampu

menunjukkan melalui percobaan bahwa cahaya dapat

dibiaskan dengan. Dari kegiatan percobaan ini, siswa

diharapkan mampu menyebutkan contoh pembiasan cahaya

dalam kehidupan sehari-hari. Pada pertemuan kedua ini

menyampaikan materi tentang sifat cahaya dapat diuraikan

dengan melakukan percobaan. Dengan adanya percobaan ini,

siswa diharapkan mampu menyebutkan contoh penguraian

(57)

dilanjutkan dengan evaluasi. Adapun rencana tindakan siklus I

akan dijabarkan sebagai berikut :

a) Siswa dibagi dalam kelompok yang masing-masing

kelompok terdiri dari 3 siswa

b) Menyampaikan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai

c) Membagikan LKS dan menjelaskan petunjuk pengerjaan

d) Di dalam kelompok siswa melaksanakan percobaan dan

menulis hasilnya di LKS yang sudah disediakan

e) Perwakilan kelompok untuk membacakan hasil percobaan

f) Kelompok lain memperhatikan dan memberi tanggapan

atas presentasi yang dilakukan.

g) Merevisi hasil kerja kelompok dan menyimpulkannya.

h) Melaksanakan tes untuk mengukur keberhasilan siswa.

i) Siswa mengerjakan lembar tes secara tertulis

2) Pelaksanaan Tindakan

Melakukan pembelajaran sesuai dengan perencanaan tindakan

3) Observasi

Selama proses pelaksanaan tindakan I, dilakukan pengamatan

(58)

Pada proses pengamatan, guru melakukan hal-hal sebagai

berikut:

a) Melakukan pengamatan terhadap aktivitas siswa dalam

pembelajaran secara keseluruhan.

b) Melakukan pengamatan terhadap aktivitas siswa dalam

mengerjakan tugas.

c) Melakukan pengamatan terhadap aktivitas siswa dalam

melakukan eksperimen.

d) Melakukan pengamatan terhadap kesulitan siswa dalam

melakukan eksperimen

e) Melakukan pengamatan terhadap kegiatan demonstrasi

f) Melakukan penilaian hasil dan membuat laporan hasil

temuan.

g) Melakukan pengumpulan data dan menghitung

persentase keberhasilan belajar.

4) Refleksi

Pada tahap refleksi peneliti melakukan evaluasi terhadap

pelaksanaan siklus II dilihat dari kegiatan guru maupun siswa.

Hasil evaluasi digunakan untuk mengetahui apakah siklus perlu

dilanjutkan atau dinyatakan berhasil. Bila belum berhasil

(59)

berikutnya. Namun bila prestasi belajar siswa telah memenuhi

indikator keberhasilan, tindakan tidak perlu dilaksanakan lagi

dan dinyatakan bahwa penelitian telah berhasil.

D. Pengumpulan Data dan Instrumen Penelitian 1. Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini pengumpulan data menggunakan tes tertulis

yang dilakukan setiap akhir siklus. Teknik pengumpulan data dapat

dilihat pada tabel berikut:

Tabel 2. Peubah, Indikator, Data, Pengumpulan data, dan Instrumen

Peubah Indikator Data

Pengumpulan

dalam materi sifat-sifat

cahaya.

2. Persentase jumlah

(60)

Tabel 3. Kisi-kisi Soal Siklus I

No Indikator

Jenis penilaian

Tes

Bentuk Soal Aspek dan nomor soal

Pilihan

Pengetahuan Pemahaman Penerapan

(61)

cahaya

matahari bagi tumbuhan dalam proses fotosintesis 4 Siswa dapat

menjelaskan sifat bayangan yang mengenai cermin datar

√ √ A4, B9

5 Siswa dapat menjelaskan sifat bayangan yang mengenai cermin

cembung.

√ B3, B8 A2

6 Siswa dapat menjelaskan sifat bayangan yang mengenai cermin cekung.

(62)

Tabel 4. Penskoran Soal Siklus I

No Jenis soal Jumlah Soal Skor Maksimal

Tiap Soal Jumlah Skor

1 Pilihan Ganda 10 1 10

2 Isian singkat 10 1 10

Jumlah Skor maksimal 20

Penyekoran soal evaluasi pilihan ganda

Skor 0 jika jawaban salah atau tidak menjawab

Skor 1 jika jawaban benar

Penyekoran soal evaluasi isian singkat

Skor 0 jika jawaban salah atau tidak menjawab

Skor 1 jika jawaban benar

Penilaian Siklus I

Misal: siswa A memperoleh skor 10

(63)

Tabel 5. Kisi-kisi Soal Siklus II

No Indikator

Jenis penilaian

Tes

Bentuk Soal Aspek dan nomor soal Pilihan

ganda (A)

Isian (B)

Pengetahuan Pemahaman Penerapan

(64)

Tabel 6. Penskoran Soal Siklus II

No Jenis soal Jumlah Soal Skor Maksimal Tiap soal

Jumlah Skor

1 Pilihan Ganda 10 1 10

2 Isian singkat 10 1 10

Jumlah Skor maksimal 20

Penyekoran soal evaluasi pilihan ganda

Skor 0 jika jawaban salah atau tidak menjawab

Skor 1 jika jawaban benar

Penyekoran soal evaluasi isian singkat

Skor 0 jika jawaban salah atau tidak menjawab

Skor 1 jika jawaban benar

Penilaian Siklus II

Misal: siswa A memperoleh skor 10

(65)

2. Penyusunan Instrumen

Instrumen yang digunakan dalam pemberian tes pada siswa

berupa tes tertulis. Tes tertulis ini terdiri dari 20 butir soal, dimana 10

butir soal pilihan ganda dan 10 butir soal jawaban singkat.

Mutu suatu tes, dapat diukur pada taraf validitas atau

kesahihannya. Menurut Masidjo (1995:242) validitas suatu tes

adalah taraf sampai di mana suatu tes mampu mengukur apa yang

seharusnya diukur. Adapun macam-macam validitas suatu tes antara

lain: validitas isi, validitas konstruksi atau konsep, dan validitas

kriteria.

Penyusunan instrumen pada penelitian ini menggunakan

validitas isi, yaitu pengujian validitas dilakukan atas isinya untuk

memastikan apakah butir tes hasil belajar mengukur secara tepat

keadaan yang ingin diukur. Kevaliditasan ini dapat dilihat dan dapat

dibuktikan melalui kisi-kisi soal yang dibuat. Pengujian validitas isi

dilakukan dengan meminta pertimbangan ahli (expert judgement),

dimana bahan atau isi instrumen ini sudah dikonsultasikan kepada

orang yang lebih ahli dalam hal ini adalah dosen pembimbing dan

(66)

E. Analisis Data

1. Kriteria Keberhasilan

Penelitian ini dikatakan berhasil, apabila persentase jumlah siswa yang

memiliki nilai di atas KKM pada kondisi akhir adalah 70 % dari

seluruh jumlah siswa kelas V.

Tabel 7. Peubah, Indikator, Kondisi awal, Siklus I, Siklus II

Peubah Indikator Kondisi

Awal Siklus I

Siklus II

Prestasi belajar siswa

1. Nilai rata-rata siswa dalam

materi sifat- sifat cahaya 61 65

a. Rumus Menentukan Banyaknya Siswa yang Memenuhi KKM.

Cara yang digunakan untuk menarik kesimpulan banyaknya siswa yang

sudah memenuhi KKM dalam persen dari setiap siklus, dengan rumus:

100

b. Rumus Menentukan Peningkatan Siswa yang Memenuhi KKM.

Cara yang digunakan untuk mengetahui seberapa besar peningkatan siswa

yang memenuhi KKM dalam persen, dengan rumus:

(67)

Ket:

n : Besarnya peningkatan jumlah siswa yang memenuhi KKM dalam

persen

N1 : Jumlah siswa yang memenuhi KKM dalam persen pada siklus 1

(68)

51 BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dengan judul “Peningkatan Prestasi Belajar

IPA Dalam Materi Sifat-Sifat Cahaya Menggunakan Metode Eksperimen Pada

Siswa Kelas V SD Kanisius Klepu Semester Genap Tahun Pelajaran 2010/2011” dilaksanakan selama 2 minggu, dimulai pada tanggal 31 Maret

2011 sampai 12 April. Penelitian ini terdiri dari 2 siklus yang dilaksanakan

dalam empat tahapan, yaitu rencana kegiatan, pelaksanaan kegiatan,

pengamatan, dan refleksi. Berikut penjelasan hasil penelitian dari setiap siklus:

1. Siklus I

a. Pelaksanaan Penelitian

Pelaksanaan penelitian kelas siklus pertama dilaksanakan pada hari

Kamis tanggal 31 Maret 2011 dan pada hari Kamis 7 April 2011 di

kelas V dengan jumlah 30 siswa. Pembelajaran berlangsung dengan

menggunakan metode eksperimen dan berpedoman dengan rencana

(69)

siswa mengerjakan soal evaluasi untuk mengetahui tingkat

pemahaman siswa setelah menerima pembelajaran.

b. Hasil Penelitian

Setelah dilakukan penelitian, hasil yang didapat dari penelitian siklus

pertama adalah nilai ulangan siswa sebagai berikut :

Tabel 8. Nilai Hasil Evaluasi Siklus I

No Urut Siswa Nilai Ketuntasan

Tuntas Tidak Tuntas

(70)

25 65 √

26 55 √

27 65 √

28 70 √

29 55 √

30 70 √

Jumlah 1975 20 10

Rata-rata nilai 66

Persentase 67 % 33 %

c. Pengamatan

Pengamatan dilakukan dengan bantuan satu orang guru yang

telah ditunjuk. Pelaksanaan pengamatan dilakukan bersamaan dengan

berlangsungnya pembelajaran. Adapun tugas guru pengamat adalah

untuk mengamati berlangsungnya pembelajaran dari kegiatan awal,

kegiatan inti, dan penutup yang menghasilkan data apakah guru telah

melaksanakan pembelajaran sesuai dengan rencana (RPP).

Pada siklus I ini siswa bekerja dalam kelompok. Selama kegiatan

itu berlangsung ada siswa yang tidak mau bekerja dalam kelompoknya

karena tidak satu kelompok dengan teman akrabnya sehingga

mengganggu kelompok lain. Sebagian besar siswa antusias mengikuti

pembelajaran ini, karena siswa dilibatkan dalam pembelajaran. Hal ini

terbukti dengan adanya siswa mendengarkan penjelasan dari guru,

bertanya ketika belum jelas dan dapat menjawab pertanyaan yang

(71)

d. Refleksi

Dari hasil ulangan siswa pada tabel 8 diperoleh nilai rata-rata

ulangan kelas sebesar 66,00. Hal ini meningkat bila dibandingkan

dengan kondisi awal yaitu 61,00. Nilai rata-rata ulangan harian kelas

belum memenuhi indikator keberhasilan siklus kedua yaitu 70, maka

penelitian ini dilanjutkan pada siklus kedua.

Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan saat pembelajaran

berlangsung, berikut hasil refleksi yang diperoleh:

1) Adanya siswa yang tidak mau bekerja dalam kelompok dan

mengganggu temannya, guru menegurnya dan mengarahkannya

untuk bekerja dalam kelompok

2) Pada pertemuan pertama siswa merasa kesulitan dalam melakukan

percobaan cahaya merambat lurus. Siswa dalam membuat lubang

pada karton kurang sejajar sehingga cahaya tidak bisa terlihat.

Guru membantunya dalam membuat lubang sehingga percobaan

(72)

2. Siklus II

a. Pelaksanaan Penelitian

Pelaksanaan penelitian kelas siklus kedua dilaksanakan pada hari

Selasa tanggal 12 April 2011 dan pada hari Sabtu 16 April 2011 di

kelas V dengan jumlah 30 siswa. Pembelajaran berlangsung dengan

menggunakan metode eksperimen dan berpedoman dengan rencana

pelaksanaan pembelajaran yang telah dibuat. Dan pada akhir siklus II

siswa mengerjakan soal evaluasi untuk mengetahui tingkat

pemahaman siswa setelah menerima pembelajaran.

b. Hasil Penelitian

Setelah dilakukan penelitian, hasil yang didapat dari penelitian siklus

kedua adalah sebagai berikut :

Tabel 9. Data Hasil Evaluasi Siklus II

No Urut siswa Nilai Ketuntasan

Tuntas Tidak Tuntas

1 60 √

2 65 √

3 80 √

4 60 √

5 70 √

6 75 √

7 65 √

8 55 √

(73)

10 85 √

Rata-rata nilai 72 Persentase jumlah

siswa yang mencapai KKM

77% 23%

c. Pengamatan

Pengamatan dilakukan dengan bantuan satu orang guru yang telah

ditunjuk. Pelaksanaan pengamatan dilakukan bersamaan dengan

(74)

sesuai dengan rencana pelaksanaan pembelajaran. Pada siklus kedua

ini siswa lebih aktif dalam berdiskusi dan lebih bersemangat dalam

proses pembelajaran. Pada siklus ini terdapat kendala yaitu siswa

kesulitan melubangi tutup botol tetapi semua itu masih bisa diatasi

dengan baik. Pada akhir siklus kedua dilaksanakan ulangan harian

untuk mengetahui tingkat pemahaman siswa setelah menerima

pembelajaran.

Pada siklus II ini siswa tampak lebih semangat mengikuti

pembelajaran dibandingkan dengan siklus I. Hal ini nampak pada

kegiatan siswa yang lebih aktif dalam kegiatan percobaan dan

menyelesaikan tugas yang diberikan guru dengan tepat waktu. Secara

keseluruhan pembelajaran berjalan lancar dan aktivitas yang dilakukan

siswa mengarah pada pembelajaran tersebut.

d. Refleksi

Dari hasil ulangan siswa pada tabel 9 di atas diperoleh nilai rat-rata

kelas mencapai 72,00 meningkat dari nilai rata-rata pada siklus

pertama yaitu 66,00. Karena nilai ulangan kelas telah memenuhi

indikator keberhasilan siklus kedua yaitu 75 maka penelitian sudah

(75)

Pada pembelajaran siklus II siswa aktif melakukan kegiatan

eksperimen dalam kelompok dan mengerjakan lembar kerja. Dalam

kegiatan pembelajaran semua siswa terlibat dalam kegiatan

eksperimen. Dalam siklus I ada siswa yang tidak mau mengikuti

pembelajaran tersebut (asyik bermain dengan temannya), tetapi dalam

siklus II ini siswa justru asyik dengan kegiatan membuat alat peraga.

Keadaan ini diperkirakan karena pembagian tugas yang merata dan

siswa ingin membuktikan bahwa alat peraga yang mereka buat dapat

menjawab pertanyaan yang ada dalam lembar kerja.

Dalam pembuatan alat peraga untuk membuktikan bahwa

cahaya putih terdiri dari banyak warna ada kelompok yang mengalami

kesulitan. Siswa dalam mewarnai kertas kurang rapat, sehingga

cakram ketika diputar warnanya tidak putih. Adanya guru kelas V

yang ikut membimbing siswa dalam kegiatan pembelajaran sangat

membantu dalam kegiatan pembelajaran ini.

B. Pembahasan

Pada bagian ini penulis mencoba mengkaji, mengkritisi apa yang sudah

dilakukan dan hasil yang telah dicapai. Untuk memperjelas hasil penelitian

yang telah dilakukan, maka akan diperlihatkan ringkasan hasil penelitian

(76)
(77)

21 60 √ 75 √

Berdasarkan tabel di atas, kita dapat mengetahui bahwa dari kondisi awal,

siklus I, dan siklus II terjadi kenaikan, baik dari segi nilai rata-rata maupun

persentasenya yang telah mencapai target dari yang diinginkan peneliti. Pada

siklus I pencapaian nilai rata-rata 66 dari target yang diharapkan 65,

sedangkan pencapaian persentase 67 % dari target yang diharapkan 60 %.

Pada siklus ini kenaikan persentase sebesar 5 %. Untuk siklus II pencapaian

nilai rata-rata 72 dari target yang diharapkan 70, sedangkan pencapaian

persentase 77 % dari target yang diharapkan 70 %. Pada siklus ini kenaikan

persentase sebesar 7 %. Jadi, dapat dikatakan bahwa dari kondisi awal, siklus

I, dan siklus II terjadi kenaikan baik dari segi nilai rata-rata maupun

(78)

Berdasarkan analisis data pada tabel 10 di atas terdapat kenaikan rata-rata

nilai ulangan sampai dengan akhir siklus II. Data awal sebelum adanya

tindakan nilai rata-rata hasil ulangan siswa adalah 61,00 yang diambil dari

analisis nilai selama satu tahun pada kompetensi dasar yang sama dan pada

akhir siklus II nilai rata-rata hasil ulangan siswa adalah 72,00. Dengan adanya

peningkatan rata-rata nilai ulangan siswa yang telah mencapai indikator yang

telah ditentukan pada penelitian ini maka dapat ditarik kesimpulan bahwa

peningkatan prestasi belajar siswa susah tercapai. Oleh karena itu penelitian

dihentikan sampai siklus II dan tidak dilanjutkan.

Pada siklus I penelitian telah dilaksanakan menggunakan metode

eksperimen dengan materi cahaya merambat lurus, cahaya menembus benda

bening, sifat bayangan cermin datar, cembung dan cekung. Pada siklus I kelas

dibagi dalam kelompok dimana masing-masing kelompok terdiri dari 5 siswa.

Pada pelaksanaan siklus I ini, satu siswa mendapat nilai 85, lima siswa

mendapat nilai 80, satu siswa mendapat nilai 75, tujuh siswa mendapat nilai

70, enam siswa mendapat nilai 65, dua siswa mendapat nilai 60, lima siswa

mendapat nilai 55, dua siswa mendapat nilai 50, dan satu siswa mendapat

nilai 40. Jadi siswa yang memperoleh nilai ulangan di atas kriteria ketuntasan

minimal pada akhir siklus I sebanyak 20 siswa atau mencapai 67 % dari 30

siswa. Sebanyak 10 siswa masih memperoleh nilai ulangan di bawah kriteria

Gambar

Gambar 2 Bayangan terbentuk karena cahaya tidak dapat menembus benda
Gambar 1. Cahaya merambat lurus
Gambar 3. Pemantulan baur dan pemantulan teratur
Gambar 4 . Cahaya dapat dibiaskan
+7

Referensi

Dokumen terkait

Pada ujicoba pemakaian menunjukkan bahwa nilai rata-rata kelompok control sebesar 6,68 dan nilai rata-rata kelompok eksperimen sebesar 8,18 Adanya perbedaan hasil

Mempersiapkan rancangan kegiatan dengan menggunakan metode eksperimen yang meliputi rencana pembelajaran, Lembar Kegiatan Siswa (LKS), media dan sumber belajar yang

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah penggunaan metode eksperimen dapat meningkatkan prestasi belajar siswa kelas V SDN Pasuruhan I Mertoyudan

Gambar 4.5 Siswa melakukan eksperiman cahaya 3 : cahaya dapat dibiaskan.. Usai kegiatan eksperimen, pembelajaran dilanjutkan dengan membahas hasil eksperimen. Guru

Diharapkan dengan menggunakan metode demonstrasi eksperimen dalam pembelajaran di kelas V dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas V dalam mata pelajaran IPA materi

Pada pelaksanaan pembelajaran siklus 2, kegiatan pembelajaran menggunakan metode eksperimen dalam pelaksanaan perbaikan pembelajaran IPA Kelas V SD Negeri 011 Pulau

Hasil analisis yang dilakukan setelah melakukan tes akhir diperoleh rata-rata nilai pada kelas eksperimen dengan kelas kontrol memiliki perbedaan yang sangat signifikan,

Skripsi dengan judul “Pengaruh Penggunaan Metode Eksperimen Terhadap Literasi Sains dalam Mata Pelajaran IPA Materi Sifat-Sifat Cahaya Kelas IV Mi An-Nur Kota