• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian"

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1Gambaran Umum Objek Penelitian

Cineplex 21 Group adalah jaringan bioskop terbesar di Indonesia, dan merupakan pelopor jaringan Cineplex di Indonesia. Jaringan bisokop ini tersebar di beberapa kota besar di seluruh Nusantara dan sebagian besar di antaranya terletak di dalam pusat perbelanjaan, dan didukung oleh teknologi tata suara Dolby Digital dan THX. ( http://www.21cineplex.com)

Pada awalnya 21 Group berada di bawah naungan PT. Suptan Film yang didirikan pada tahun 1978, namun pada perkembangan berikutnya mengalami beberapa kali perubahan nama hingga yang terakhir dengan nama PT. Nusantara Sejahtera Jaya.

Pada tahun 1978 berdiri bioskop yang pertama di Jakarta dengan nama bioskop Studio 21 yang berlokasi di Jl. M.H thamrin kav.21 Jakarta Pusat. Dari bioskop yang pertama tersebut, Cineplex 21 Group terus menambah cabang-cabangnya sehingga menjadi jaringan bioskop terbanyak yang tersebar diseluruh Nusantara. Sebelum Cinema XXI berdiri, Cinema 21 menguasai keseluruhan pangsa pasar penonton bioskop Indonesia dengan memberlakukan harga tiket bervariasi dan jenis film yang diputar, sesuai dengan lokasi dan target yang dituju. Bioskop di Indonesia ini berkembang seiring dengan perkambangan zaman. Bila berbicara tentang Bioskop di Indonesia, maka ingatan kita selalu akan tertuju kepada Cinema 21, atau tepatnya Cineplex 21 Group yang merupakan sebuah jaringan bioskop terbesar yang ada di Indonesia. Selain memiliki group jaringan bioskop terbesar, tercatat 21 cineplex adalah pelopor jaringan bioskop yang ada di Indonesia. Kategori dari 21 adalah bioskop Cinema 21, XXI, IMAX dan The Premier. Bioskop Cinema 21, XXI, IMAX, dan The Premier dibuat untuk ditargetkan sesuai dengan pangsa pasar yang berbeda mulai dari yang menengah kebawah sampai menengah keatas.

Cinema XXI pertama kali didirikan di Plaza Indonesia Entertainment X’nter, dengan empat buah teater regular dan dua buah teater Premier. Cinema XXI yang diberi nama studio XXI merupakan satu-satunya Cinema XXI yang menggukana

(2)

2

sofa empuk di keseluruhan studionya, dan memiliki sertifikat THX untuk semua studionya. Mayoritas film-film yang diputar di Cinema XXI merupakan film-film Hollywood, baik yang terbaru, ataupun yang telah tersimpan lama. Namun beberapa XXI juga tetap memutar film Indonesia, sesuai dengan lokasi dan pasar pengunjung pusat perbelanjaan yang bersangkutan.

Beberapa Cinema 21 turut direnovasi menjadi Cinema XXI, dengan penambahan karpet, perubahan design, dan penggantian kursi studio. Renovasi yang dilakukan termasuk merombak total keseluruhan gedung bioskop dan penambahan beberapa studio menjadi 8 studio reguler dan 2 buah studio The Premiere.

Seiring dengan perkembangan teknologi 3D dan makin maraknya film-film berbasis format tersebut, Cinema XXI turut mengaplikasikan teknologi Dolby Digital Cinema 3D yang memadai. Jumlah bioskop XXI yang mengadakan fasilitas ini pun masih terus bertambah, seiring dengan perkembangan film-film berformat digital dan 3D yang makin meningkat jumlahnya. Perbedaan mencolok antara Cinema XXI dan Cinema 21 adalah dengan disedikannya sejumlah fasilitas seperti games, cafe, lounge, hingga ruang merokok di sejumlah gerai XXI. ( http://www.21cineplex.com)

1.2Latar Belakang Penelitian

Pada era saat ini, dapat kita lihat dalam kehidupan sehari-hari terutama di kota-kota besar seperti Bandung banyak orang selalu sibuk dengan pekerjaan dan rutinitas sehari-hari. Hal ini menyebabkan banyak orang pasti membutuhkan suatu hiburan untuk melepaskan ketegangan akibat rutinitas yang mereka lakukan karena bekerja terlalu lama maka mereka akan jenuh dengan pekerjaannya dan akan menyebabkan stres.

Untuk menghindari hal tersebut, ketika sudah merasa jenuh, dapat diantisipasi dengan melakukan hiburan menonton film. Menonton film dapat dilakukan di dalam rumah dengan menonton acara di televisi, VCD, DVD. Menonton film pun dapat dilakukan di luar yaitu di Bioskop. Bioskop berasal dari kata BISCOOP (bahasa Belanda yang juga berasal dari Bahasa Yunani) yang artinya Gambar

(3)

3

Hidup. Bioskop sendiri adalah tempat untuk menonton pertunjukan film dengan menggunakan layar lebar, gambar film dengan menggunakan proyektor dan dilengkapi sound system yang bagus. Dalam hal ini, menonton film di bioskop juga memiliki kekurangan yaitu : besarnya biaya yang harus dikeluarkan (biaya tiket film, biaya transportasi, biaya konsumsi). Tetapi semua biaya itu akan terbayar dengan adanya rasa puas kita setelah menonton bioskop yang bisa ditimbulkan dari : menonton beramai-ramai bersama teman, tempat yang nyaman, suara yang bagus, layar yang lebar, dan menonton film yang terbaru.

Bioskop XXI merupakan bioskop yang ada di Bandung yang berada di lima lokasi atau Mall yang terkenal di Bandung yaitu di Bandung Trade Centre, Trans Studio Mall, Bandung Indah Plaza, Festival Citylink dan Cihampelas Walk. Bioskop XXI selalu lebih dahulu menampilkan film-film yang baru dibandingkan dengan bioskop lainnnya.

Cinema XXI dituntut untuk dapat memberikan pelayanan yang baik kepada konsumen bioskop untuk kualitas film terutama film-film yang ditonton, harga tiket, serta kualitas layanan sehingga dapat mempengaruhi sikap orang menonton terhadap minat menonton di bioskop tersebut. Sekarang ini sudah banyak kompetitor dari Cinema XXI dan yang terbesar adalah Blitzmegaplex, Blitzmegaplex menghadirkan teknologi dan feature - feature baru yang unik, seperti 4DX (water, scent, motion, light) yang memberikan sensasi seakan berada di film itu sendiri. Teknologi lainnya, seperti RealD 3D dan THX, juga menjadi kelebihan yang mendukung pengalaman menonton yang lebih seru. Oleh karena itu Cinema XXI harus meningkatkan pelayanan yang sudah ada agar menjadi lebih baik lagi.

Pelayanan yang baik juga harus didukung dengan fasilitas yang baik pula. Maka dari itu layanan yang diberikan mulai dari satpam, kasir sampai porter pun juga berpengaruh terhadap penonton. Dengan adanya fasilitas yang dirasakan dari jasa bisa berupa fasilitas fisik, peralatan yang dipergunakan , representasi fisik dari jasa, meliputi : kenyamanan studio, ketersediaan fasilitas penunjang (cafe, games, dan lain-lain), ketersediaan tempat menunggu, penampilan pegawai serta kebersihan toilet. Agar produk/jasa yang ditawarkan dapat diterima oleh pasar,

(4)

4

maka perusahaan harus menerapkan suatu manajemen pemasaran yang terarah dan tertata dengan baik supaya hasil yang dicapai tidak menyimpang dari tujuan semula yaitu pencapaian laba.

Konsumen dalam mengeluarkan uangnya selalu berharap apa yang diperoleh sebanding atau lebih besar nilainya dari yang telah dikeluarkan, atau apa yang diperolehnya berkualitas. Dengan kata lain konsumen terpuaskan atas apa yang diperolehnya. Salah satu cara untuk memuaskan konsumen adalah dengan memberikan pelayanan yang sebaik-baiknya, sesuai dengan keinginan konsumen.

Berdasarkan ulasan di atas, maka penelitian ini akan membahas tentang “Analisis Faktor - Faktor Yang Mempengaruhi Tingkat Kunjungan Penonton Bioskop XXI Di Kota Bandung” dimaksudkan untuk mencari tahu faktor-faktor apa saja yang membuat Penonton datang ke Bioskop XXI.

1.3Perumusan Masalah

Berdasarkan uraian di atas, maka dapat dirumuskan permasalahan dalam penelitian ini adalah faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi tingkat kunjungan Penonton dari bioskop XXI?

1.4Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor yang berpengaruh terhadap tingkat kunjungan penonton, dalam hal ini adalah faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat kunjungan Penonton di bioskop XXI di kota Bandung.

1.5Kegunaan Penelitian 1. Kegunaan Praktis

Penelitian ini digunakan sebagai informasi dan referensi dalam hal minat yang ditimbulkan untuk menonton bioskop dilihat dari faktor-faktor yang akan mempengaruhi tingkat kunjungan pada Bioskop XXI di kota Bandung.

(5)

5 2. Kegunaan Akademis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi perkembangan ilmu Pemasaran (Marketing), khususnya yang terkait dengan faktor-faktor yang mempengaruhi kepuasan pelanggan. Serta penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai referensi untuk penelitian selanjutnya yang berkaitan atau berhubungan dengan masalah dalam penelitian ini.

1.6Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan ini disusun untuk memberikan gambaran umum tentang penelitian yang dilakukan.

BAB I PENDAHULUAN

Pada bab ini berisi tentang gambaran umum objek penelitian, latar belakang penelitian, perumusan masalah, tujuan penelitian, dan kegunaan penelitian.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Pada bab ini berisi kajian pustaka dan uraian umum tentang teori-teori yang digunakan serta literature yang berkaitan dengan penelitian, kerangka pemikiran dan hipotesis penelitian.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Pada bab ini akan diuraikan tentang metode penelitian yang digunakan, operasionalisasi variabel, data dan sumber data, serta analisis data.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Pada bab ini akan menjelaskan secara rinci tentang pembahasan “Analisis Faktor - Faktor Yang Mempengaruhi Tingkat Kunjungan Penonton Bioskop XXI Di Kota Bandung” yang berisi data-data yang telah dikumpulkan dan diolah untuk mendapatkan solusi dari permasalahan yang sedang dihadapi.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

Berisi kesimpulan akhir dari analisis dan pembahasan pada bab sebelumnya serta saran-saran yang dapat dimanfaatkan oleh mahasiswa maupun instansi berkaitan dengan pembahasan “Analisis Faktor - Faktor Yang Mempengaruhi Tingkat Kunjungan Penonton Bioskop XXI Di Kota Bandung”.

Referensi

Dokumen terkait

Data sekunder yang digunakan diperoleh dari beberapa sumber antara lain dari Bank Sentral Nigeria, Kantor Federal Statistik dan Organisasi Perdagangan Pangan dan

Nilai raw accelerometer yang dihasilkan dimana pada dasarnya memiliki (noise) difilter dengan menggunakan low-pass filter dan nilai raw gyroscope yang dihasilkan memiliki

dibantu perencana Comprehensive Planning Perencana dibantu aspirasi masyarakat Strategic Planning Stakeholders di- bantu perencana Participatory Planning Masyarakat

Persetujuan tertulis dibuat dalm bentuk pernyataan yang tertuang dalam formulir persetujuan tindakan kedokteran sebelum ditandatangani atau dibubuhkan cap ibu

Cooper, (1982:38) latihan aerobik adalah kerja tubuh yang memerlukan oksigen untuk kelangsungan proses metabolisme energi selama latihan. Sehingga latihan aerobik

Dalam melakukan perilaku menggosok gigi adalah dengan memecah langkah-langkah yang harus dilakukan dalam sebuah task analysis. Berikut ini merupakan task analysis

Terdapat implementasi pengelolaan fauna tetapi tidak mencakup kegiatan pengelolaan secara keseluruhan sesuai dengan ketentuan terhadap jenis-jenis yang

(2) Menjelaskan penerapan model kooperatif tipe Contextual Teaching and Learning Pada Tema 4 Berbagai Pekerjaan Muatan IPS dan Bahasa Indonesia untuk Meningkatkan Hasil Belajar