ANALISA SISA MATERIAL KONSTRUKSI DENGAN
MENGGUNAKAN METODE FAULT TREE ANALYSIS (STUDI KASUS:
PEMBANGUNAN GEDUNG KANTOR JASA ASURANSI INDONESIA
DI PEMATANG SIANTAR)
ANALYSIS OF MATERIAL WASTE BY USING FAULT TREE ANALYSIS
METHOD (CASE STUDY: PROJECT DEVELOPMENT OF ASURANSI
JASA INDONESIA IN PEMATANG SIANTAR )
Dirga Putra Sitepu
1, Ir. Syahrizal, M.T.
2, Rezky Ariessa Dewi, S.T, M.T
3 1,2,3Departemen Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Sumatera Utara
Jalan Perpustakaan Kampus USU, Medan 20155
Email:
[email protected]
ABSTRAK
Pada pelaksanaan sebuah proyek konstruksi material konstruksi merupakan salah satu
komponen penting dalam menentukan besarnya biaya suatu proyek, namun pada pelaksanaan suatu
proyek tidak dapat dihindari munculnya sisa material konstruksi. Semakin besar sisa material yang
terdapat pada pelaksanaan suatu proyek maka semakin tidak efisien penggunaan material dalam
proyek tersebut.Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui jenis-jenis material yang memiliki volume
dan biaya sisa material yang dominan. Sampel penelitian ini adalah
consumable material
pada Proyek
Pembangunan Gedung Kantor Jasa Asuransi Indonesia di Pematang Siantar. Metode yang digunakan
untuk menganalisis jenis material yang memiliki biaya sisa material yang dominan adalah Metode
Pareto, dan menggunakan metode
fault tree analysis
untuk mengetahui akar penyebab sisa material
pada proyek konstruksi.Hasil analisis yang didapat adalah jenis-jenis material yang dominan
menimbulkan sisa pada proyek konstruksi yakni besi beton Rp. 7.701.910,00, keramik lantai Rp.
5.325.554,00 dan beton Rp. 3.718.512,00. Faktor-faktor penyebab terjadinya sisa material karena
adanya perubahan desain, pekerja yang kurang berpengalaman, dan ketidaktelitian memeriksa
material yang dikirim sehingga material yang dikirim rusak.
Kata Kunci : Sisa material,Pareto,
FTA
ABSTRACT
In the implementation of a construction project, construction material is one important
component in determining the cost of a project, but on the implementation of a project can not be
avoided the appearance of the waste material, the more waste material that exists in the
implementation of a project the more inefficient the material used in the project. This research was
conducted to find out the types of materials that have the volume and cost of the remaining material
that is dominant. The sample research is consumable materials in Project Development of Asuransi
Jasa Indonesia in Pematang Siantar. The method used to analyse the type of material that has the
most dominant cost of waste material is Pareto Method and using the fault tree analysis method to
determine the root cause of the remaining material in the construction project. The results of the
analysis obtained are the dominant material types that cause residuals on the construction are iron
concrete Rp. 7.701.901,00, ceramic floor Rp. 5.325.554,00 and concrete Rp. 3.718.512,00. Factors
causing waste materials are desain changes, less experience workers, the inaccuracy of checking the
sent materials causing the material sent is damaged.
1. Pendahuluan
Proyek konstruksi yang ada di Kota Pematang Siantar terutama proyek pembangunan gedung perkantoran merupakan kebutuhan dasar manusia untuk melakukan aktivitas pekerjaan, namun pada pelaksanaan sebuah proyek sebuah konstukrsi tidak dapat dihindari munculnya sisa material konstruksi, atau biasa disebut dengan construction waste yang dapat memberikan dampak buruk bagi lingkungan di sekitarnya.
Permasalahan sisa material ini banyak di jumpai pada proyek pembangunan Gedung Kantor Jasa Asuransi Indonesia . Maka perlu dilakukan analisis terhadap sisa material pada proyek tersebut untuk mengetahui biaya dan kuantitas sisa material dan penyebab utama terjadinya sisa material. Sisa material pada proyek ini belum teridentifikasi sehingga kontraktor tidak mengetahui berapa persentase kerugian yang ditimbulkan oleh waste yang ada di lokasi proyek.
Sisa material tersebut dihitung berdasarkan hasil pengamatan lapangan dan perhitungan kemudian analisa kuantitas sisa material hasil pengamatan lapangan diperoleh dari volume material siap pakai di lapangan di kurangi dengan volume material desain berdasarkan gambar rencana, kemudian dikurangi sisa stok material di lapangan.
2. Tinjauan Pustaka
Pemakaian material merupakan bagian terpenting yang mempunyai persentase cukup besar dari total biaya proyel. Dari beberapa penelitian menyatakan bahwa biaya material menyerap 50-70% dari biaya proyek, biaya ini belm termasuk biaya penyimpanan material. Oleh karena itu penggunaan teknik manajemen yang baik dan tepat untuk membeli, menyimpan, mendistribusikan, dan menghitung material konstruksi menjadi sangat penting (Ervianto, Wulfram I. 2004).
Pada tahap pelaksanaan konstruksi, material yang digunakan diklasifikasian menjadi dua bagian (Gavilan dan Bernold. 1994):
1. Consumable Material, merupakan material yang pada akhirnya akan menjadi, bagian dari struktur fisik bangunan, misalnya: semen, pasir, kerikil,batu kali, besi tulangan, dan lain-lain. 2. Non-consumable material, merupakan material penunjang dalam proses konstruksi, dan bukan merupakan bagian fisik dari bangunan setelah bangunan tersebut selesai, misalnya:
perancah, bekisting, dinding penahan sementara, dan lain-lain.
Terjadinya sisa material dapat disebabkan oleh satu atau kombinasi dari beberapa penyebab.Sumber-sumber yang dapat menyebabkan terjadinya sisa material konstruksi dapat dikategorikan menjadi enam (Gavilan dan Bernold. 1994) : 1. Desain 2. Pengadaan material 3. Penanganan material 4. Pelaksanaan 5. Residul 6. Lain-lain.
3. Metode Penelitan
3.1 Jenis dan Sumber DataBerikut adalah 2 jenis data penelitian yang digunakan :
• Data Primer :
• Wawancara dan diskusi dengan pihak kontraktor pelaksana (wawancara tidak terstruktur)
• Observasi • Data Sekunder :
• Gambar Kerja Proyek • RAB Proyek
• Laporan Harian Proyek
3.2. Identifikasi Consumable Material yang Berpotensi Menimbulkan Sisa Material
Identifikasi consumable material bertujuan untuk mengetahui consumable material apa saja yang ada pada proyek yang di dapat dari RAB dan gambar kerja proyek.
3.3 Menghitung Volume Material Terpasang Analsis volume material terpasang dilakukan dengan menggunakan as built drawing. 3.4 Menghitung Volume Pembelian Material Menghitung volume pembelian materual dilakukan dengan menghitung laporan mingguan penggunaan proyek.
3.5 Menghitung Biaya Sisa Material
Menghitung Biaya Sisa Material dilakukan dengan mengurangi volume pembelian material dengan volume material terpasang. 3.6 Analisis Pareto
Metode Pareto digunakan untuk menganalisi sisa material dominan.
3.7 Diagram Fault Tree Analysis
Untuk menentukan faktor-faktor penyebab sisa material digunakan diagram Fault Tree Analysis.
3.8 Diagram Alir Penelitian
Gambar 3.1 Diagram Alir Penelitian
4. Hasil Dan Pembahasan
4.1. Data Proyek
• Nama Proyek : Pembangunan gedung kantor PT. Asuransi Jasa Indonesia • Lokasi Proyek : Jl. Sutomo No. 57
Pematang Siantar
• Kontraktor : PT. “X” • Konsultan : PT. “Y”
• Nilai Kontrak : Rp 3.400.000.000 • Jumlah Lantai : 3 Lantai
• Luas Lantai : 471,1 m2
4.2. Perhitungan Volume dan Biaya Sisa Material
Perhitungan volume sisa material dapat dilihat pada Tabel 1 dan perhitungan biayanya dapat dilihat pada Tabel 2
Tabel 1 Perhitungan Volume Sisa Material
Tabel 2 Perhitungan Biaya Sisa Material
4.2 Analisa Sisa Material Dominan
Analisa sisa material yang dominan pada proyek ini menggunakan metode Pareto. Hasil perhitungan biaya sisa material yang telah didapat dari perhitungan sebelumnya diurutkan dari nilai sisa material terbesar hingga yang terkecil. Perhitungan dengan Metode Pareto dapat dilihat pada Tabel 3 dan Gambar 1.
Gambar 1 Diagram Pareto
Pada Gambar 1, axis sebelah kanan menunjukkan percent cumulative, axis sebelah kiri menunjukkan biaya sisa material dan axis sebelah bawah adalah jenis bahan material yang menimbulkan sisa material. Sisa material konstruksi dominan didapatkan dengan menarik garis lurus pada axis 80% hingga memotong garis kurva, kemudian titik perpotongan tersebut ditarik kebawah. Sisa material dominan yang masuk dalam Pareto’s Principle adalah nilainya yang masuk dalam kumulatif 80%. Sisa material konstruksi dominan pada proyek ini, yakni besi beton, keramik lantai dan beton.
4.3 Analisis Faktor-Faktor Penyebab Sisa Material
Untuk menganalisis faktor-faktor penyebab sisa material menggunakan metode Fault Tree Analysis yang memfokuskan kegagalan sistem dan menyediakan metode untuk menentukan penyebab persitiwa terjadinya suatu kejadian yang tidak diinginkan/diharapkan. FTA bertujuan untuk mengidentifikasi kombinasi kegagalan atau kesalahan peralatan yang dapat menimbulkan kerugian.
Langkah pertama yang harus dilakukan dalam penyusunan diagram Fault Tree adalah dengan menentukan top event. Top Event adalah situasi penuh resiko yang teridentifikasi secara spesifik. Top Event diidentifikasi berdasarkan data sisa material yang timbul pada Proyek Pembangunan Gedung Kantor Jasa Asuransi Indonesia. Nilai Top Event dapat dilihat pada tabel 4.
Tabel 4 Top Event
Kolom 1:
Top Event, pengelompokkan jenis sisa material berdasarkan kejadian
Kolom 2:
Konsekuensi dihitung berdasarkan dari besarnya biaya sisa material terbesar yang dihitung
Total biaya masing-masing material adalah: Besi Beton : Rp 7.701.910
Keramik Lantai : Rp 5.325.524 Beton : Rp 3. 718.512 Kolom 3
Skala dari konsekuensi dapat dilihat dari besarnya biaya sisa material pada kolom 2. Skala tingkat konsekuensi berdasarkan biaya sisa material terbayar yaitu Besi Beton senilai Rp 7.701.910 (dibulatkan Rp. 8.000.000,00). Sehingga skala tingkat konsekuensi yang didapat adalah:
Low :<Rp.200.000,00 (1) Minor : Rp. 200.000,00-s/d Rp. 400.000,00 (2) Moderate : Rp.400.000,-s/d Rp. 600.000 (3) Major : Rp. 600.000,-s/d Rp. 800.000 (4) Critical : Rp.800.000 (5) Kolom 4
Skala tingkat frekuensi berdasarkan jumlah kejadian per orang per tahun yaitu:
Almost certain : 1 kejadian/100 orang =0,01 Likely : 1 kejadian/1000 orang = 0,001 Possible : 1 kejadian/10000 orang = 0,0001 Unlikely : 1 kejadian/100000 orang= 0.00001 Rare : 1 kejadian/1000000 orang= 0,000001
Kolom 5
Tingkat resiko didasarkan pada perkalian tingkat konsekuensi dengan tingkat frekuensi seperti dapat dilihat pada tabel berikut:
Dari hasil analisa skala tingkat resiko, maka sisa material besi beton, keramik lantai,dan beton termasuk kategori signifikan dengan nilai tingakt resiko 20 dan 15
Penyebab Sisa Material Besi Beton Desain
a) Adanya perubahan dari pengembang disebabkan perencaan yang kurang sempurna.
b) Informasi gambar yang kurang jelas. Pengadaan material
a) Tidak sesuai spesifikasi karena ketidaktelitian. b) Pemesanan material melebihi kebutuhan. Penanganan Material
a) Meletakkan material tidak pada tempat semestinya menyebabkan material berkurang. b) Ketidaktelitian memeriksa material dari supplier menyebabkan material yang di terima rusak. Pelaksanaan
a) Pekerja yang kurang berpangalaman menyebabkan kesalahan pemotongan material.
Penyebab Sisa Matrial Keramik Lantai Desain
a) Kesalahan membaca gambar. b) Informasi gambar yang kurang jelas. Pengadaan material
a) Tidak sesuai spesifikasi karena ketidaktelitian b) Pemesanan material melebihi kebutuhan. c) Rusaknya material pada waktu pengiriman.
Penangana Material
a) Sisa potongan material keramik tidak dapat digunakan kembali.
b) Ketidaktelitian memeriksa material dari supplier menyebaban material diterima rusak.
Pelaksanaan
a) Pekerja yang kurang berpengalaman atau ceroboh memyebabkan material tercecer.
Penyebab Sisa material beton Desain
a) Informasi gambar sulit dipahami. Pengadaan material
a) Rusaknya material pada waktu pengiriman. b) Jumlah material yang dibutuhkan tidak direncanakan dengan baik.
Penanganan material
a) Ketidaktelitian memeriksa material dari supplier menyebabkan material yang di terima rusak. Pelaksanaan
a)Pengukuran dilapangan tidak tepat sehingga terjadi kelebihan volume material.
4.4 Langkah-langkah yang harus dilakukan untuk meminimalisir sisa material dominan Secara umum langkah-langkah untuk meminimalkan sisa material dominan pada proyek ini adalah:
Desain
a) Membuat program perencanaan material yang baik agak material yang dikirim sesuai dengan spesifikasi.
b) Melakukan pengecekan/pengukuran material jika dirasa perlu dan membuat informasi gambar yang jelas dan mudah dipahami
Pengadaan material
a) Meningkatkan koordinasi pengawasan terhadap pembelian dan penyimpanan material untuk mengurangi resiko rusaknya material pada waktu pengiriman.
Penanganan Material
a) Melakukan kerja sama dengan proyek lain untuk mengalihkan sisa material yang masih bisa digunakan untuk proyek yang lain atau proyek selanjutnya.
b) Pengawasan dan penanganan material yang rentan disimpan pada tempat khusu atau terpisah dan dilakukan oleh orang yang ahli dan berpengalaman.
Pelaksanaan
a) Memilih mandor yang memiliki intregitas baik dan pekerja yang memiliki kemampuan yang cakap untuk memberikan semangat bagi para pekerja agar lebih giat bekerja.
b) Tenaga yang dipekerjakan harus memiliki keterampilan dan pengalaman kerja dalam melakukan pekerjaan.
5. Kesimpulan dan Saran
5.1 Kesimpulan1. Hasil analisa dan evaluasi perhitungan sisa material (waste) yang paling dominan pada proyek ini adalah besi beton, keramik lantai dan beton :
2. Faktor-faktor yang menyebabkan sisa material konstruksi besi beton adalah : -Desain
a) Adanya perubahan dari pengembang disebabkan perencaan yang kurang sempurna.
b) Informasi gambar yang kurang jelas -Pengadaan material
a) Tidak sesuai spesifikasi karena ketidaktelitian.
b) Pemesanan material melebihi kebutuhan. -Penanganan Material
a) Meletakkan material tidak pada tempat semestinya menyebabkan material berkurang.
b) Ketidaktelitian memeriksa material dari supplier menyebabkan material yang di terima rusak.
-Pelaksanaan
a) Pekerja yang kurang berpangalaman menyebabkan kesalahan pemotongan material.
3. Faktor-faktor yang menyebabkan sisa material konstruksi keramik lantai adalah:
-Desain
a) Kesalahan membaca gambar. b) Informasi gambar yang kurang jelas. -Pengadaan material
a) Tidak sesuai spesifikasi karena ketidaktelitian b) Pemesanan material melebihi kebutuhan. c) Rusaknya material pada waktu pengiriman. -Penanganan Material
a) Sisa potongan material keramik tidak dapat digunakan kembali.
b) Ketidaktelitian memeriksa material dari supplier menyebaban material diterima rusak.
-Pelaksanaan
a) Pekerja yang kurang berpengalaman atau ceroboh memyebabkan material tercecer.
4. Faktor-faktor yang menyebabkan sisa material konstruksi beton adalah:
-Desain
a) Informasi gambar sulit dipahami. -Pengadaan material
a) Rusaknya material pada waktu pengiriman. b) Jumlah material yang dibutuhkan tidak direncanakan dengan baik.
-Penanganan material
a) Ketidaktelitian memeriksa material dari supplier menyebabkan material yang di terima rusak. -Pelaksanaan
a)Pengukuran dilapangan tidak tepat sehingga terjadi kelebihan volume material.
5.2 Saran
1. Langkah-langkah yang seharusnya dilakukan untuk meminimalkan sisa material konstruski besi beton, keramik lantai dan beton pada proyek pembangunan Gedung Kantor Jasa Asuransi Indonesia berdasarkan wawancara dengan site manager adalah:
a) Membuat program perencanaan material yang baik agak material yang dikirim sesuai dengan spesifikasi.
b) Melakukan pengecekan/pengukuran material jika dirasa perlu dan membuat informasi gambar yang jelas dan mudah dipahami
b.Pengadaan material
a) Meningkatkan koordinasi pengawasan terhadap pembelian dan penyimpanan material untuk mengurangi resiko rusaknya material pada waktu pengiriman.
c.Penanganan Material
a) Melakukan kerja sama dengan proyek lain untuk mengalihkan sisa material yang masih bisa digunakan untuk proyek yang lain atau proyek selanjutnya.
b) Pengawasan dan penanganan material yang rentan disimpan pada tempat khusu atau terpisah dan dilakukan oleh orang yang ahli dan berpengalaman.
d.Pelaksanaan
a) Memilih mandor yang memiliki intregitas baik dan pekerja yang memiliki kemampuan yang cakap untuk memberikan semangat bagi para pekerja agar lebih giat bekerja.
b) Tenaga yang dipekerjakan harus memiliki keterampilan dan pengalaman kerja dalam melakukan pekerjaan.
2. Lokasi penelitian dapat dilakukan pada proyek lain dengan skala yang lebih besar dan item pekerjaan yang lebih kompleks. 3. Perlu membangun komunikasi yang baik
antara site manager dan tim di lapangan. 6. Daftar Pustaka
Asnudin, Andi & Labombang, Masutra. 2012. Faktor-Faktor Penyebab Terjadinya Waste Material Pada Proyek Konstruksi Gedung (Studi Kasus: Pembangunan Gedung Rektorat Blok B dan Rumah Sakit Pendidikan Universitas Tadulako). Jurnal Konferensi Nasional Teknik Sipil 8, Institut Teknologi Nasional, Bandung
Devia, Y.P, dkk. 2010. Identifikasi Sisa Material Konstruksi Dalam Upaya Memenuhi Bangunan Berkelanjutan. Universitas Brawijaya, Malang.
Ervianto, Wulfram I. 2004. Manajemen Proyek Konstruksi. Penerbit Andi Yogyakarta. Farida, Rahmawati. 2013. Analisa Sisa Material
Konstruksi Dan Penangannya Pada Proyek Gedung Pendidikan Profesi Guru Univeristas Negeri Surabaya Universitas Sebelas Maret, Surakarta.
Hartomo, Christian, dkk. 2015.Analisa Dan Evaluasi Sisa Material Konstruksi Menggunakan Fault Tree Analysis (Studi Kasus Pada Proyek Pembangunan di Surakarta). Universitas Sebelas Maret, Surakarta
Hasibuan, Rizky Ade Putra. 2017. Manajemen Resiko Terhadap Biaya Dan Waktu Pada Pekerjaan Struktur Gedung Bertingkat Tinggi. Universitas Sumatera Utara, Medan.
Intan, Suryanto, dkk . 2005. Analisa Dan Evaluasi Sisa Material Konstruksi: Sumber Penyebab Kuantitas dan Biaya. Jurnal Civil Engineering Dimension, Vol 7, No 1, 36-45, Universitas Kristen Indonesia Maluku, Maluku.
Priyanta, Dwi. 2000. Keandalan Dan Perawatan: Modul 1 Probabilitas. Institut Teknologi Sepuluh November, Surabaya.
Rangkuti, Aditya Fahmi. 2017.Analisa Sisa Material Konstruksi Menggunakan Pareto’s Principle dan Fishbone Diagram(Studi Kasus: Proyek Rehabilitasi Berat Puskesmas Parsoburan di Kota Pematangsiantar). Universitas Sumatera Utara, Medan. .