• Tidak ada hasil yang ditemukan

OPTIMALISASI PERAN PROGRAM TANGGUNGJAWAB SOSIAL PERUSAHAAN DALAM UPAYA PEMBANGUNAN DAERAH

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "OPTIMALISASI PERAN PROGRAM TANGGUNGJAWAB SOSIAL PERUSAHAAN DALAM UPAYA PEMBANGUNAN DAERAH"

Copied!
130
0
0

Teks penuh

(1)

OPTIMALISASI PERAN PROGRAM TANGGUNGJAWAB

SOSIAL PERUSAHAAN DALAM UPAYA

PEMBANGUNAN DAERAH

Studi pada Kabupaten Sintang Provinsi Kalimantan Barat

TESIS

PROGRAM STUDI MAGISTER MANAJEMEN

Diajukan oleh

Marselina Evy

142222113

FAKULTAS EKONOMI

(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)

viii DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL……… i

LEMBAR PERSETUJUAN DOSEN PEMBIMBING ……… ii

LEMBAR PERSETUJUAN TIM PENGUJI TESIS……… iii

PERNYATAAN ORIGINALITAS……… iv

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ILMIAH……... v

KATA PENGANTAR……….. vi

1.5. Ruang Lingkup dan Batasan Penelitian………. 4

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA………... 6

2.1. Corporate Social Responsibility (CSR)……….. 6

2.1.1. Sejarah dan Praktik Corporate Social Responsibility (CSR)……….. 6

2.1.2. CSR dalam Strategi Bisnis………. 7

2.2. Pembangunan Daerah………. 10

2.2.1. Peran Pemerintah dalam Pembangunan Ekonomi Daerah……..………. 10

2.2.2. Rencana Strategis Pemerintah Daerah Kabupaten Sintang……….. 12

BAB 3. METODE PENELITIAN……… 14

3.1. Teknik Penelitian……… 14

3.2. Lokasi dan Subjek Penelitian………. 15

3.3. Metode Pengumpulan Data……… 17

3.4. Metode Analisis Data………. 18

(9)

ix

BAB 4. PEMBAHASAN……… 23

4.1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian……….. 23

4.1.1. Letak Geografis………... 23

4.2.1. Langkah-Langkah Koordinasi Program CSR oleh Pemerintah Daerah Kabupaten Sintang ……… 29

4.2.2. Implementasi Program CSR oleh Perusahaan-Perusahaan yang Beroperasi di Kabupaten Sintang……….. 31

4.3. Pembahasan ………... 41

4.3.1. Lambatnya Implementasi Kebijakan Daerah…………. 41

4.3.2. Perbedaan Pemahaman CSR antara Pemerintah Daerah dan Perusahaan……….. 50

4.3.3. Praktik CSR oleh Perusahaan……… 53

BAB 5. KESIMPULAN DAN SARAN……… 63

5.1. Kesimpulan………. 63

5.2. Saran………... 64

DAFTAR PUSTAKA……….. 66

(10)

x

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1. Dimentions of Sustainable Business Development (SBD)……… 8 Tabel 4.1. Kelompok Perusahaan yang Beroperasi di Kabupaten Sintang... 32 Tabel 4.2. Ringkasan Implementasi Kegiatan CSR Perusahaan-Perusahaan

yang Beroperasi di Kabupaten Sintang……… 34 Tabel 4.3 Laporan Jumlah Kegiatan CSR di Kabupaten Sintang pada

tahun 2014-2017………..………. 56 Tabel 4.4 Laporan Jumlah Dana CSR yang Dikucurkan di Kabupaten

(11)

xi

DAFTAR GAMBAR

(12)

xii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Peraturan Bupati Sintang Nomor 54 Tahun 2016 tentang Tanggung Jawab Sosial Perusahaan……… 63 Lampiran 2. Foto dan Rilis Berita Kegiatan CSR Perusahaan-Perusahaan

(13)

i ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi dan menganalisis tentang optimalisasi peran tanggung jawab sosial perusahaan dalam upaya pembangunan daerah. Penelitian ini dikaji dalam dua sub bagian yaitu, mengenai implementasi kebijakan daerah berkaitan dengan tanggung jawab sosial perusahaan dan praktik tanggung jawab sosial oleh perusahaan di Kabupaten Sintang. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif. Data berupa hasil wawancara dan dokumen milik pemerintah yang berkaitan dengan informasi tentang tanggung jawab sosial perusahaan.Penelitian ini menggunakan Narasumber dari unsur pimpinan daerah Kabupaten Sintang. Metode analisis data menggunakan model analisis interaktif: Miles dan Huberman. Penelitian ini menghasilkan temuan, yaitu: pelaksanaan koordinasi program CSR oleh Pemerintah Daerah Kabupaten Sintang belum optimal dan praktik CSR perusahaan belum sesuai dengan peraturan yang ada. Dari sisi waktu, terlihat gerak implementasi kebijakan daerah ini berjalan dengan lambat. Langkah sinkronisasi yang telah dilakukan pun belum efektif. Proses implementasi kebijakan daerah yang telah ditempuh belum membawa pemerintah dan perusahaan pada kesamaan pemahaman mengenai CSR, dalam hal ini belum sesuai dengan Peraturan Bupati Sintang nomor 54 tahun 2016 tentang Tanggungjawab Sosial Perusahaan dan prime mover pembangunan Kabupaten Sintang. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada kesenjangan jumlah yang cukup tinggi antara beberapa bidang yang diamanatkan dalam kebijakan daerah dengan yang dilakukan oleh perusahaan. Pada tahun 2017, perusahaan terlihat mulai meningkatkan kembali perhatiannya pada program CSR. Dari sisi sifat kegiatan, praktik CSR perusahaan belum berfokus pada upaya pemberdayaan masyarakat.

(14)

i ABSTRACT

The aim of this research is to identify and to analyze about program of corporate social responsibility in a regional development efforts. This research was examined in two subsections: regarding the implementation of a regional policies relating to corporate social responsibility and corporate social responsibility practice at Sintang Regency. This research used a qualitative method. The data obtained from interviews and CSR document. The researcher interviews with the Sintang Regency government. This research used interactive analysis by Miles and Hubberman. The result of research shows that, implementation of coordination of CSR by regency government is not optimal and the CSR practice is not in accordance with existing regulation. By the time, implementation of regional policies is slowly. The synchronization step that has been done has not been effective. The government and the corporate was misunderstanding about CSR especially about the implementation process, in that mean is the CSR practice is not accordance with Sintang regent regulation number 54, 2016 about Corporate Social Responsibility and the prime mover development of Sintang Regency. The other result of this research is a fairy high gap between some field that mandated to regent policies with the practice. In 2017, corporate seems to increase its attention to the CSR programme. The CSR practice has not focused on community empowerment efforts.

(15)

1 BAB 1

PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang

Kajian tentang Corporate Social Responsibility (CSR) telah berkembang sejak tahun 1950-an. Sejak saat itu, banyak peneliti telah menjabarkan berbagai teori konsep CSR. CSR tidak hanya sekedar kewajiban perusahaan sesaat, hanya pada kurun waktu tertentu, tetapi tanggung jawab yang berdampak jangka panjang. Tanggung jawab ini diharapkan dapat menjadi jaminan untuk kelestarian, keberadaan yang berkelanjutan bagi umat manusia, bumi dan perusahaan itu sendiri.

Praktik CSR wajib dilakukan oleh perusahaan-perusahaan perseroan terbatas di Indonesia. Hal tersebut diatur melalui Undang-Undang nomor 25 tahun 2007 tentang Penanaman Modal dan Undang-Undang nomor 40 tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas. Kebijakan pemerintah ini kemudian diterjemahkan hingga ketingkat pemerintahan daerah. Tujuannya untuk menjabarkan secara teknis pengaturan pelaksanaan CSR agar lebih sesuai dengan situasi dan kondisi di daerah tersebut. Bentuk kebijakan yang muncul di daerah-daerah setingkat kabupaten/kota berupa, Peraturan Daerah (Perda) atau Peraturan Bupati (Perbup).

(16)

2 Peraturan ini merupakan bentuk koordinasi antara Pemerintah Daerah Kabupaten Sintang dengan perusahaan-perusahaan yang beroperasi di wilayahnya. Dalam Peraturan Bupati ini, CSR dimaksudkan sebagai sebuah bentuk komitmen perusahaan untuk berperan serta dalam meningkatkan kualitas kehidupan dan lingkungan. Koordinasi yang Pemerintah Daerah lakukan bertujuan untuk menata dan mengarahkan program CSR yang terjadi di wilayahnya agar sesuai dengan kebutuhan pembangunan di daerah tersebut.

Penulis juga mengulas mengenai implementasi pelaksanaan program CSR yang dilakukan oleh perusahaan-perusahaan yang beroperasi di Kabupaten Sintang. Deskripsi dan analisis mengenai hal ini akan memberikan gambaran pelaksanaan program CSR yang telah terjadi di Kabupaten Sintang dalam beberapa tahun terakhir. Hasil pembahasannya akan menjadi pijakan untuk mengusulkan program-program CSR yang dapat dilakukan oleh perusahaan-perusahaan di masa mendatang.

(17)

3 Berdasarkan uraian tersebut, penulis ingin mengkaji lebih mendalam masalah yang berkaitan dengan proses: Optimalisasi Peran Program Tanggungjawab Sosial Perusahaan dalam Upaya Pembangunan Daerah dengan Studi pada Kabupaten Sintang Provinsi Kalimantan Barat.

1.2.Rumusan Masalah

Bertolak dari latar belakang masalah di atas, dapat penulis merumuskan suatu masalah pokok atau fokus penelitian yakni “Bagaimanakah upaya optimalisasi peran program Tanggungjawab Sosial

Perusahaan dalam upaya pembangunan daerah?”.

Agar penelitian ini lebih terarah dan memudahkan dalam penganalisaan terhadap hasil penelitian, maka masalah pokok tersebut dijabarkan dalam sub-sub masalah sebagai berikut:

1.2.1. Bagaimanakah Pemerintah Daerah Kabupaten Sintang mengkoordinasi program TSP dari perusahaan-perusahaan yang beroperasi di wilayahnya?

1.2.2. Bagaimanakah perusahaan-perusahaan yang beroperasi di Kabupaten Sintang mengimplementasikan program TSPnya?

1.3.Tujuan Penelitian

(18)

4 Secara khusus, penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi dan menganalisis tentang:

1.3.1. Kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh Pemerintah Daerah Kabupaten Sintang dalam mengkoordinasi program TSP dari perusahaan-perusahaan yang beroperasi di wilayahnya.

1.3.2. Kegiatan-kegiatan TSP yang dilakukan oleh perusahaan-perusahaan yang beroperasi di Kabupaten Sintang.

1.4. Manfaat Penelitian

Penulis mengharapkan hasil penelitian ini dapat memberi konstribusi sebagai tambahan dalam khazanah riset-riset mengenai CSR di Program Studi Magister Manajemen Universitas Sanata Dharma, dalam lingkup yang lebih besar di Indonesia. Penulis juga berharap hasil penelitian ini dapat menjadi rekomendasi bagi proses pendalaman literasi dan praktik CSR bagi pihak-pihak yang tertarik pada riset CSR. Selain itu, penulis berharap hasil penelitian ini dapat menjadi salah satu dokumentasi kajian ilmiah sebagai masukan dalam perencanaan pembangunan di Kabupaten Sintang.

1.5.Ruang Lingkup dan Batasan Penelitian

Asumsi-asumsi yang digunakan dalam penelitian:

(19)

5 1.5.2. Kegiatan-kegiatan CSR yang telah dilakukan oleh

perusahaan-perusahaan yang beroperasi di Kabupaten Sintang.

1.5.3. Peran Pemerintah Daerah Kabupaten Sintang pada praktik CSR perusahaan yang beroperasi di wilayah Sintang melalui kebijakan publik yaitu Peraturan Bupati Sintang nomor 54 tahun 2016 tentang Tanggungjawab Sosial Perusahaan.

(20)

6 BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Corporate Social Responsibility (CSR)

2.1.1. Sejarah dan Praktik Corporate Social Responsibility (CSR)

Perkembangan CSR dalam tinjauan sejarah, dapat ditemukan dalam Idowu (2011) disebutkan mengenai beberapa tahun yang memiliki momen penting dalam perkembangan CSR. Sejarah CSR dapat dilihat pula dari sudut pandang pengaruh media, Frank (2007) mengungkapkan tentang perkembangan CSR melalui sudut pandang Financial Times. Dalam tulisan itu disebutkan bahwa topik mengenai CSR sejak tahun 1984 sampai dengan tahun 2003 mengalami perkembangan yang sangat pesat terutama pada rentang tahun 1999 sampai dengan tahun 2003. Frank (2007) juga menunjukkan jumlah artikel mengenai CSR yang dimuat dalam The Financial Times, dari jumlah artikel yang kurang dari 20 hingga mencapai lebih dari 100 artikel dalam setahun. Riset tersebut mengungkapkan pula bahwa CSR melalui peran media telah menjadi trend dalam dunia bisnis.

Sumodiningrat (dalam Untung, 2014), dalam kata sambutannya menyebutkan bahwa:

(21)

7 (keuntungan), people (masyarakat) dan Planet (lingkungan). Dengan adanya CSR, diharapkan perusahaan tidak hanya memiliki fokus untuk menciptakan profit menciptakan profit yang sebesar-besarnya tapi juga berperan aktif dalam pembangunan masyarakat dan menjaga kelestarian lingkungan. Dari berbagai ulasan di atas, penulis meyimpulkan bahwa praktik corporate social responsibility (CSR) merupakan sesuatu yang dipraktikkan dalam jangka waktu panjang. Sebuah tanggung jawab yang berkelanjutan dari entitas bisnis.

2.1.2. CSR dalam Strategi Bisnis

(22)

8 Tabel 2.1

Dimensions of sustainable business development (SBD) Dimensions of

SBD

Representative

stakeholder Core aspect Key examples Economic growth Shareholders Sumber: Samuel Idowu dan Celine Louche (2011: 98)

(23)

9 Pada strategi pemegang saham, perusahaan bertanggung jawab kepada masyarakat hanya sebatas tanggung jawab ekonomi. Strategi alturistik lebih menekankan ‘memberi kembali’ kepada masyarakat

dalam bentuk sumbangan kepada kelompok-kelompok masyarakat. Pada strategi timbal balik, perusahaan menawarkan beragam manfaat lain selain bidang keuangan. Strategi keempat, strategi kewarganegaraan lebih menargetkan bentuk-bentuk tanggung jawab yang berorientasi pada peningkatan penciptaan nilai jangka panjang bagi para stakeholder serta mempertimbangkan posisi keuangan dan reputasi perusahaan.

Manajemen perusahaan mengaitkan prinsip-prinsip CSR dalam strategi bisnisnya sehingga CSR jadi kewajiban bagi perusahaan dan diadopsi menjadi kegiatan rutin perusahaan. Perusahaan mengharapkan proses ini akan membawa kelestarian bagi keberadaannya.

Mardikanto (2014:212), menyampaikan hal berikut ini:

Strategi tanggungjawab perusahaan kemudian adalah bagaiamana sebuah organisasi/perusahaan mencapai sustainability sedemikian rupa sehingga aktivitas CSR menjadi bagian dari cara perusahaan melakukan praktik bisnisnya.

(24)

10 Penulis menyimpulkan bahwa CSR menjadi sesuatu yang penting bagi perusahaan karena melalui program-program tersebut perusahaan dapat menunjukkan nilai ‘kemanusiaan’ perusahaan. ‘Manusia’ yang bertanggungjawab dan berintegritas. Perusahaan

bukan hanya merupakan alat bisnis untuk tujuan profit semata atau hanya menghasilkan suatu produk.

2.2. Pembangunan Daerah

Di Indonesia, sistem administrasi pemerintah daerah yang digunakan ialah sistem desentralisasi atau yang lebih dikenal dengan istilah otonomi daerah. Pemerintahan kabupaten dan kota dikepalai oleh Bupati dan atau Walikota. Selain itu, ada Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) yang melakukan fungsi kontrol selaku badan legislatif daerah. Adanya kebijakan desentralisasi ini bertujuan agar pemerintah lebih dekat dengan rakyatnya sehingga pelayanan publik dapat dilakukan dengan lebih efisien, cepat dan efektif.

2.2.1. Peran pemerintah dalam Pembangunan Ekonomi Daerah

Kuncoro (2014:171) menyebutkan bahwa pemerintah memiliki beberapa peran dalam proses pembangunan Ekonomi Daerah. Peryataannya berbunyi sebagai berikut:

(25)

11 Penulis memaparkan sekilas penjelasan dari masing-masing peran tersebut sebagai berikut:

2.2.1.1. Wirausaha, pemerintah dapat memanfaatkan potensi tanah dan bangunan untuk tujuan bisnis atau tujuan-tujuan yang bersifat ekonomi dan konservasi. Pemerintah menjalankan peran ini harus dengan jeli dan pro-aktif dalam memanfaatkan aset Pemda, mendorong pertumbuhan bisnis daerah dan memberdayakan masyarakat marginal.

2.2.1.2. Koordinator, selaku koordinator pemerintah mengusulkan strategi-strategi bagi pembangunan di daerahnya dan menetapkan kebijakan. Dalam peran ini, pemerintah dapat melibatkan kelompok-kelompok masyarakat, juga dapat bekerja sama dengan lembaga pemerintah, badan usaha untuk menyusun tujuan, perencanaan dan strategi ekonomi. 2.2.1.3. Fasilitator, pada peran ini, pemerintah melakukan

perbaikan-perbaikan dalam mempercepat pelaksanaan pembangunan di daerahnya. Pemerintah dapat melakukan beberapa hal, yaitu: mengefisienkan proses pembangunan, perbaikan prosedur, perencanaan dan penetapan peraturan.

(26)

12 untuk menjaga agar perusahaan-perusahaan tetap berada di daerah tersebut dengan menyediakan berbagai macam fasilitas pendukung.

2.2.2. Rencana Strategis Pemerintah Daerah Kabupaten Sintang

Kuncoro (2014) menyebutkan bahwa rencana strategis suatu daerah diproses melalui tahapan yang bersifat teknis dan politis.

Kuncoro (2014:115) mengatakan:

Proses teknis berkenaan dengan pemakaian secara keilmuan data dan informasi yang tersedia, sedangkan proses politik berkenaan dengan keterlibatan para stakeholders secara bebas tanpa tekanan.

Tahapan-tahapan tersebut mencakup 9 (Sembilan) langkah, mulai dari melakukan kesepakatan awal, perumusan mandat hingga pada merumuskan prinsip implementasi. Tahapan-tahapan itu meliputi, ada proses perumusan visi dan misi, identifikasi isu-isu strategis, analisis kondisi internal dan eksternal juga termasuk langkah merumuskan strategi, kebijakan, dan program-program strategis.

Sejak bulan Februari tahun 2016, dr. Jarot Winarno, M.Med.PH memimpin Kabupaten Sintang sebagai bupati dan Drs. Askiman, MM sebagai wakil bupati. Kedua pemimpin tersebut mencetuskan visi pembangunan untuk tahun 2016-2021, sebagai berikut: ‘terwujudnya masyarakat Kabupaten Sintang yang cerdas, sehat, maju, religius,

dan sejahtera yang didukung penerapan tata kelola pemerintahan

yang baik dan bersih pada tahun 2021’.

Pemerintah Daerah Kabupaten Sintang menuangkan visi tersebut dalam sejumlah poin misi sebagai berikut:

(27)

13 2.2.2.2. Melaksanakan pembangunan kesehatan yang menyeluruh,

adil, dan terjangkau bagi masyarakat.

2.2.2.3. Mengoptimalkan penyediaan insfrastruktur dasar guna pengembangan potensi ekonomi dan sumber daya daerah. 2.2.2.4. Mengembangkan ekonomi kerakyatan berbasis pedesaan

untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

2.2.2.5. Meningkatkan pemahaman, penghayatan dan pengamalan agama dalam kehidupan sosial.

2.2.2.6. Mengembangkan manajemen pemerintah daerah yang sesuai dengan prinsip tata kelola pemerintahan yang baik dan bersih. Pemerintah Daerah Kabupaten Sintang menjabarkan kembali visi dan misi itu dalam 6 (enam) gerakan pembangunan yang disebut dengan Prime Mover Pembangunan Daerah Kabupaten Sintang. Keenam gerakan tersebut meliputi:

2.2.2.7. Membangun Kabupaten Sintang dari pinggiran, fokusnya pada pembangunan di desa-desa dan membangun koneksi antar desa.

2.2.2.8. Melakukan penataan dan pemekaran wilayah. 2.2.2.9. Melakukan hilirisasi produk.

2.2.2.10.Aksesibilitas terhadap sumber daya listrik. 2.2.2.11.Kegawatdaruratan insfrastruktur.

(28)

14

BAB 3

METODE PENELITIAN

3.1. Teknik Penelitian

Penulis menggunakan pendekatan kualitatif pada penelitian ini. Penulis memilih pendekatan ini karna menganggap metode kualitatif cukup relevan dengan permasalahan yang hendak diteliti, yaitu fenomena kehidupan sosial masyarakat. Creswell (1998) juga mengemukakan hal serupa, bahwa pendekatan kualitatif cukup berguna dalam menjawab persoalan fenomena sosial.

Creswell (1998), mengungkapkan demikian:

Qualitative research is a inquiry process of understanding based on distinct methodological tradition of inquiry that explore a social or human problem. The researcher builds a complex, holistic picture, analyses words, reports detailed views of informants, and conducts the study in a natural setting.

(29)

15

Pendekatan kualitatif, menggunakan si peneliti sebagai instrumen utama (key instrument) dalam pengumpulan data, demikian pula pada penelitian ini. Moleong (2013) juga mengemukakan hal serupa.

Moleong (2013:9) menyebutkan:

Dalam penelitian kualitatif, peneliti sendiri atau dengan bantuan orang lain merupakan alat pengumpul data utama. Hanya manusia sebagai alat sajalah yang dapat berhubungan dengan responden atau objek lainnya, dan hanya manusialah yang mampu memahami kaitan kenyataan-kenyataan di lapangan.

3.2. Lokasi dan Subjek Penelitian

Nasution (1992) mengemukakan bahwa lokasi penelitian menggambarkan pada kondisi sosial yang ditandai oleh adanya tiga unsur, yakni tempat, pelaku dan kegiatan. Pelaksanaan penelitian ini berlokasi di Kabupaten Sintang Provinsi Kalimantan Barat. Penulis memilih lokasi tersebut atas dasar pertimbangan bahwa selain lokasi tersebut relevan dengan masalah yang diteliti, lokasi tersebut juga cukup strategis letaknya, tidak terlalu jauh dari tempat tinggal penulis dan data-data yang mudah didapat. Sehingga, penulis dapat mengadakan penelitian mendalam mengenai permasalahan yang dimaksudkan di atas.

(30)

16

merupakan data yang diperoleh bukan dari sumber asli atau data yang didapat dari sumber kedua.

Berdasarkan bentuk-bentuk data yang dikumpulkan dalam penelitian, maka sumber-sumber data penelitian ini meliputi manusia, benda, dan peristiwa. Manusia dalam penelitian kualitatif merupakan sumber data, berstatus sebagai informan mengenai fenomena atau masalah sesuai fokus penelitian. Benda merupakan bukti fisik yang berhubungan dengan fokus penelitian. Peristiwa merupakan informasi yang menunjukkan kondisi implementasi kegiatan CSR di Kabupaten Sintang.

Data primer pada penelitian ini bersumber dari pejabat-pejabat di lingkungan Pemerintah Daerah Kabupaten Sintang, terdiri dari: Bupati Sintang, Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Sintang, dan Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kabupaten Sintang.

(31)

17

Penulis juga menggunakan data sekunder berupa peristiwa. Dokumentasi peristiwa-peristiwa yang berkaitan dengan program CSR yang terjadi di Kabupaten Sintang. Penulis memakai dokumen foto dan rilis berita yang dimiliki Subbagian Peliputan dan Pemberitaan Bagian Humas dan Protokol Sekretariat Daerah Kabupaten Sintang.

Akan tetapi tidak menutup kemungkinan akan didapatkannya data-data dari sumber selain yang telah ditetapkan di atas, penulis akan menggunakannya pula selama data tersebut dapat menunjang keberhasilan penyelidikan dalam penelitian ini.

3.3. Metode Pengumpulan Data

Pengumpulan data dan informasi dalam penelitian ini menggunakan berbagai cara dan teknik yang berasal dari berbagai sumber baik manusia maupun bukan manusia. Sugiyono (2008) mengemukakan bahwa bila dilihat dari segi cara atau teknik pengumpulan data dapat dilakukan dengan observasi (pengamatan), interview (wawancara), kuesioner (angket), dokumentasi dan gabungan keempatnya. Penulis memakai teknik pengumpulan data dan informasi yang meliputi studi wawancara mendalam dan studi dokumentasi.

(32)

18

pada penelitian ini. Beberapa pertanyaan wawancara dibuat sebelum melakukan wawancara. Kemudian, penulis menambahkan pertanyaan-pertanyaan baru yang disesuaikan jawaban dari narasumber untuk mendalami topik pembicaraan yang menjadi fokus penelitian.

Penulis menggunakan studi dokumentasi untuk menggali, mengkaji, dan mempelajari sumber-sumber tertulis baik dalam bentuk laporan kegiatan, klipping rilis berita, dan dokumen negara (pemerintah). Pemilihan metode ini dilandasi oleh pemikiran bahwa dalam sumber-sumber tertulis tersebut dapat diperoleh ungkapan gagasan, persepsi, pemikiran, serta sikap para praktisi CSR yang ada di Kabupaten Sintang.

3.4. Metode Analisis Data

penelitian ini menggunakan teknik analisis data yang terdiri atas tiga alur kegiatan yang terjadi secara bersamaan yakni reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan/verifikasi. Analisis data milik Milles dan Huberman, (2007) ini merupakan proses berulang dan terus menerus dan merupakan rangkaian kegiatan analisis yang saling susul-menyusul atas kegiatan reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada bagan berikut:

Bagan 3.1 Komponen-komponen Analisis Data (sumber: Miles dan Huberman, 2007: 20)

Pengumpulan data

Reduksi data

Kesimpulan: Penarikan/verifikasi

(33)

19

Dari bagan di atas dapat dijelaskan bahwa terdapat tiga jenis kegiatan utama dan analisis data merupakan proses siklus yang interaktif. Dalam praktiknya, penulis harus bergerak diantara empat ”sumbu” kumparan itu. Selama penulis mengumpulkan data, berlangsung juga proses siklus interaktif diantara kegiatan reduksi, penyajian, dan penarikan kesimpulan/verifikasi.

Pada penelitian ini, data-data berbentuk transkrip wawancara, dokumen laporan kegiatan CSR yang pernah dilakukan di Kabupaten Sintang, dokumen rilis berita yang berkaitan dengan CSR, dokumen Peraturan Bupati nomor 54 tahun 2016 tentang Tanggung Jawab Sosial Perusahaan serta dokumen lain yang terkait.

Moleong (2013:277) menyebutkan:

Penulisan dilakukan dengan mula-mula mengumpulkan catatan-catatan dari setiap kategori. Pelajarilah catatan-catatan-catatan-catatan tersebut, kemudian lakukan penulisan.

Penjelasan lebih rinci mengenai tahapan-tahapan proses analisis data dapat dilihat pada penjelasan berikut:

3.4.1. Reduksi Data

Langkah pertama yang akan dilakukan penulis ialah melakukan reduksi data atas segala bahan yang diperoleh dari proses pengumpulan data. Reduksi Data (data reduction) merupakan proses pemilihan, pemusatan perhatian pada penyederhanaan, pengabstrakan, dan transformasi data “kasar” yang muncul dari catatan-catatan

(34)

20

banyak, sehingga memerlukan pencatatan secara teliti dan rinci. Data-data itu perlu dirangkum dan dipilih hal-hal yang pokok dan penting.

Reduksi data ini dilakukan dengan cara mengelompokkan data sesuai dengan aspek-aspek permasalahan dalam penelitian. Pengelompokan tersebut dipakai untuk menentukan unit-unit analisis data penelitian.

3.4.2. Display Data

Data hasil reduksi kemudian disajikan atau ditampilkan (display) dalam bentuk deskripsi sesuai dengan aspek-aspek penelitian. Penyajian data ini dimaksudkan untuk memudahkan penulis menafsirkan data serta menarik kesimpulan. Data atau informasi yang diperoleh dari lapangan mengenai kegiatan-kegiatan CSR yang dilakukan oleh perusahaan yang beroperasi di Kabupaten Sintang dan peran Pemerintah Daerah pada kegiatan-kegiatan tersebut disajikan untuk kemudian di gunakan untuk menarik kesimpulan, untuk diverifikasi dan direduksi kembali bilamana diperlukan.

3.4.3. Kesimpulan dan Verifikasi

(35)

21

telah ada. Kemudian, verifikasi data juga dilakukan dengan cara membandingkan data yang diperoleh dari sumber tertentu dengan sumber-sumber lain. Pada akhirnya, penulis menarik kesimpulan akhir untuk mengungkapkan temuan-temuan penelitian ini.

Laporan penelitian ini akan berbentuk narasi terstuktur, dengan menggunakan apa yang disebut disebut oleh John W. Creswell (1998) sebagai interpretasi yang dibangun dari natural daya yang ada.

3.5.Pengecekan Keabsahan data

Secara umum, pemeriksaan keabsahaan data dalam penelitian kualitatif dapat menggunakan beberapa teknik. Keabsahan data ditetapkan dari sejumlah pemeriksaan dengan menggunakan beberapa teknik pemeriksaan yang didasarkan atas sejumlah kriteria tertentu.

Moleong (2013:320) menyebutkan:

Pemeriksaan terhadap keabsahan data pada dasarnya merupakan unsur yang tidak terpisahkan dari tubuh pengetahuan penelitian kualitatif. Dengan kata lain, apabila peneliti melaksanakan pemeriksaan terhadap keabsahan data secara cermat sesuai dengan teknik yang ada, maka jelas bahwa hasil upaya penelitiannya benar-benar dapat dipertang-gung jawabkan dari segala segi.

(36)

22

Triangulasi merupakan pengecekan kebenaran data yang dikumpulkan dari suatu sumber berdasarkan kebenarannya dari sumber-sumber lain. Selain itu, triangulasi juga dilakukan untuk pengecekan kebenaran informasi atau data penelitian dari berbagai sumber dan atau teknik pengumpulan data. Misalnya, informasi atau data yang diperoleh melalui teknik wawancara dicek kebenarannya melalui teknik literasi.

(37)

23 BAB IV

PEMBAHASAN

Berdasarkan rencana penelitian pada bab-bab sebelumnya, penulis menyajikan data dan hasil analisis data pada Bab IV ini. Penulis melakukan berbagai proses pada Bab ini untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan pada rumusan masalah.

4.1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian

Penulis mengambil gambaran umum tentang Kabupaten Sintang ini dari Paparan Gambaran Umum Kabupaten Sintang yang disampaikan oleh Wakil Bupati Sintang, Drs. Askiman, MM pada tanggal 3 Agustus 2017. Ketika itu, Wakil Bupati Sintang, Drs. Askiman, MM membuka acara silahturahmi antar umat beragama Forum Komunikasi Umat Beragama

(FKUB) Kota Surakarta dan FKUB Kabupaten Sintang di Balai Praja

Kompleks Kantor Bupati Sintang.

4.1.1. Letak Geografis

Kabupaten Sintang terletak di bagian timur Provinsi Kalimantan Barat. Tepatnya berada diantara 1⁰ 05’ Lintang Utara dan 0⁰ 46’ Lintang Selatan. Serta diantara 110⁰ 50’ Bujur Timur dan 113⁰ 20’ Bujur Timur.

Kabupaten Sintang memiliki luas 21.635 km2. Luas ini

menjadikan Kabupaten Sintang sebagai daerah ketiga terluas di Kalimantan Barat. Bupati Sintang, dr. Jarot Winarno, M.Med.PH sering mengungkapkan bahwa luasan ini hampir setara dengan luas Provinsi Jawa Barat.

(38)

24 sebelah utara berbatasan dengan Kabupaten Kapuas Hulu dan Malaysia Timur (Serawak). Kabupaten Sintang di sebelah selatan berbatasan dengan Provinsi Kalimantan Tengah, Kabupaten Melawi dan Kabupaten Ketapang. Kabupaten ini pada sisi sebelah timur berbatasan dengan Provinsi Kalimantan Tengah dan Kabupaten Melawi dan di sisi barat berbatasan dengan Kabupaten Sanggau, Kabupaten Melawi serta Kabupaten Sekadau.

Lebih dari 50 persen bentang alam, Kabupaten Sintang merupakan bentangan hutan hujan tropis. Kabupaten ini juga memiliki sejumlah bukit, danau dan sungai. salah satu bukit yang terkenal di Sintang, Bukit Kelam yang merupakan batuan monolite tunggal terbesar di dunia. Kabupaten ini dilewati oleh jalur aliran Sungai Kapuas.

4.1.2. Demografis

Badan Pusat Statistik Kabupaten Sintang tahun 2015, mencatat ada 396.392 jiwa yang mendiami kabupaten ini. Jumlah penduduk tersebut meliputi 204.105 jiwa laki-laki dan 192.287 jiwa berjenis kelamin perempuan, dengan rata-rata jumlah anggota per keluarga sebanyak 4 orang. Berdasarkan usia, jumlah penduduk Kabupaten Sintang didominasi oleh angkatan non produktif, dengan rentang usia 0 -19 tahun dan diatas usia 50 tahun, mencapai 211.659 jiwa. Sedangkan penduduk usia produktif hanya 184.733 jiwa.

(39)

25 4.1.3. Sosial Budaya

Masyarakat Kabupaten Sintang merupakan masyarakat yang majemuk. Masyarakatnya terdiri dari beragam agama, suku dan budaya.

Berdasarkan agama, penduduk Kabupaten Sintang paling banyak menganut agama Katolik, secara persentase umat Katolik mencapai 39%. Penduduk Kabupaten Sintang yang beragama Islam sebanyak 37% dari jumlah total masyarakat. Penduduk Kabupaten Sintang yang beragama Protestan sebanyak 24%. Ada juga penduduk yang beragama Budha sebanyak 0,7%, Kong Hu Chu sebanyak 0,2% dan masyarakat yang memeluk kepercayaan Kaharingan sebanyak 0,1%.

Berdasarkan suku bangsa, penduduk Kabupaten Sintang terdiri dari berbagai suku dan budaya. Suku dayak mendominasi, mencapai 42% dari total jumlah penduduk. Kemudian, masyarakat suku Melayu yang mencapai jumlah hingga 19%, masyarakat suku Tiong Hoa sebesar 12%, masyarakat suku Jawa sebanyak 7%, masyarakat suku Batak sebanyak 6%, masyarakat suku Padang sebanyak 5%, masyarakat suku Bugis sebanyak 5% dan masyarakat suku Sunda 4%.

4.1.4. Ekonomi

(40)

26 menyumbang 17,77%. Sedangkan sektor konstruksi berkontribusi sebesar 113,09%.

Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Sintang (2016) menyebutkan bahwa produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kabupaten Sintang memasuki tahun 2015 atas dasar harga berlaku mencapai 10,12 triliun rupiah. Hal ini berarti terjadi peningkatan nilai PDRB atas dasar harga konstan tahun 2010, dengan jumlah naik sebesar 4,65 % (persen) atau sebanyak 7,84 triliun rupiah. Apabila ditinjau dari PDRB per kapita maka masyarakat selama tahun 2015, satu orang penduduk Kabupaten Sintang memiliki pendapatan rata-rata sebesar 25,7 juta setahun atau sebanyak 2,14 juta per bulan. Nilai PDRB juga dapat dilihat dari sisi penggunaannya. Pada tahun 2015, komponen konsumsi rumah tangga merupakan penyumbang terbesar terhadap PDRB Kabupaten Sintang, yaitu sebesar 56,48%.

4.1.5. Pemerintahan

Sejak bulan Februari tahun 2016, Kabupaten Sintang dipimpin oleh dr. Jarot Winarno, M.Med.PH sebagai bupati dan Drs. Askiman, MM sebagai wakil bupati. Kedua pemimpin tersebut mencetuskan rencana pembangunan jangka menengah daerah (RPJMD) tahun 2016-2021 sebagaimana telah penulis paparkan dalam poin 2.2.2. di Bab 2.

(41)

27 Kecamatan Ketungau Hilir, Kecamatan Ketungau Tengah, Kecamatan Ketungau Hulu, Kecamatan Sungai Tebelian, Kecamatan Tempunak, dan Kecamatan Sepauk.

Pemerintah Daerah Kabupaten Sintang juga memiliki RPJMD. Kartiyus, SH, M.Si selaku Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPEDA) Kabupaten Sintang memaparkan tentang implementasi perencanaan pembangunan Kabupaten Sintang pada acara sosialisasi Peraturan Bupati nomor 54 tahun 2016 di Gedung Pancasila Sintang, Senin (2/10/2017).

Kartiyus mengatakan:

Ada 6 (enam) bidang pembangunan pada RPJMD Sintang yang menjadi sasaran TSP, yaitu insfrastruktur, lingkungan, pendidikan, kesehatan, ekonomi kerakyatan, olahraga, serta keagamaan, sosial seni dan budaya.

Kartiyus lalu menjabarkan program-program prioritas pada RPJMD Kabupaten Sintang tahun 2016-2021 yang dapat diintegrasikan dengan bidang pembangunan yang berbasis tanggung jawab sosial perusahaan.

Pengintegrasian itu dapat terjadi pada bidang pendidikan, ada program Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD), wajib belajar pendidikan dasar sembilan tahun, pendidikan menengah, pendidikan non formal, manajemen pelayanan pendidikan dan program peningkatan mutu pendidik dan tenaga kependidikan. Kartiyus memberikan contoh implementasi pembangunan bidang pendidikan sebagaimana berikut:

Kartiyus mengatakan:

Salah satu contohnya, pembangunan SD kelas jauh, di Desa Margahayu Kecamatan Ketungau Tengah oleh PT PALJ

(42)

28 prasarana puskesmas pembantu dan jaringannya. Program-program lainnya meliputi program peningkatan keselamatan ibu dan anak, peningkatan kesehatan anak balita, standarisasi pelayanan kesehatan dan upaya kesehatan masyarakat, program pengadaan, serta upaya peningkatan sarana dan prasarana rumah sakit.

Pada bidang insfrastruktur terdapat program pembangunan jalan dan jembatan, ada rehabilitasi dan pemeliharaan jalan jembatan, program pengembangan dan pengelolaan jaringan irigasi, rawa dan jaringan pengairan lainnya; ada pembangunan insfrastruktur pedesaan, rehabilitasi dan pemeliharaan talud; ada pembangunan saran aprasarana serta gasilitas umum perumahan. Program lainnya meliputi program penyediaan dan pengelolaan air baku; ada progam legalitas tata ruang dan perencanaan tata ruang; ada program pembangunan prasarana dan fasilitas perhubungan; ada program pengendalian dan pengamanan lalu lintas; ada program peningkatan pelayanan angkutan serta program pengembangan komunikasi, informasi, media massa dan pemanfaatan teknologi informasi.

Kartiyus mengatakan:

Salah satu contoh pembangunan insfrastruktur yang menggunakan dana CSR, itu, pembangunan jembatan girder di Sungai Temuduk yanga ada di Kecamatan Ketungau Hulu. Bentangan jembatan sekitar 20 meter.

Pada bidang ekonomi kerakyatan terdiri dari program peningkatan ketahanan pangan, peningkatan produksi pertanian, pengembangan budidaya perikanan, pengingkatan produksi hasil peternakan, pembangunan perkebunan, dan penciptaan iklim usaha yang kondusif pada usaha mikro kecil dan menengah (UMKM). Pada bidang ini terdapat pula program pengembangan industri kecil dan menengah.

(43)

29 lingkungan hidup. Pada bidang ini juga terdapat program kinerja pengelolaan sampah, pengelolaan ruang terbuka hijau (RTH), dan peningkatan kesiagaan pencegahan bahaya kebakaran.

Terakhir pada bidang sosial budaya terdapat program pengembangan destinasi wisata, penataan kawasan budaya, pengelolaan kekayaan budaya dan pengembangan nilai budaya dan program peningkatan saran dan prasarana olahraga. Pada bidang ini terdapat pula program pembinaan dan pemasyarakatan olahraga. Ada program peningkatan peran serta kepemudaan, pelayanan dan rehabilitasi kesejahteraan sosial serta ada program pemberdayaan fakir miskin, komunitas adat terpencil (KAT), dan penyandang masalah kesejahteraan sosial (PMKS) lainnya.

4.2. Temuan dalam Penelitian

Pada subbab ini, penulis menidentifikasi upaya koordinasi yang dilakukan oleh Pemerintah Daerah Kabupaten Sintang pada program CSR yang terjadi di wilayahnya. Penulis juga ingin menganalisis bentuk-bentuk implementasi kegiatan CSR milik perusahaan-perusahaan yang beroperasi di wilayah Kabupaten Sintang.

4.2.1. Langkah-langkah Koordinasi Program CSR oleh Pemerintah Daerah Kabupaten Sintang

Penulis menemukan ada 3 (tiga) langkah yang dilakukan oleh Pemerintah Daerah Kabupaten Sintang untuk mengkoordinasi program CSR yang terjadi di wilayahnya.

(44)

30 bupati. Kebijakan ini merupakan turunan dari produk hukum di atasnya yaitu Undang-Undang Nomor 25 tahun 2007 tentang Penanaman Modal.

Peraturan Bupati Sintang Nomor 54 tahun 2016 tentang Tanggungjawab Sosial Perusahaan (TSP/CSR) juga merupakan pedoman dan arahan untuk melaksanakan program-program CSR di Kabupaten Sintang. Peraturan Bupati tersebut, terdiri dari 19 bab dan 29 pasal serta Bagian lampiran terdiri dari 7 (tujuh) berkas adminsitrasi yang berkaitan dengan teknis pelaksanaan tanggung jawab sosial perusahaan.

Kemudian, Pemerintah Daerah Kabupaten Sintang mengenalkan Peraturan Bupati Sintang Nomor 54 tahun 2016 tentang Tanggungjawab Sosial Perusahaan dalam sebuah acara sosialisasi. Kegiatan tersebut diselenggarakan di Gedung Pancasila Sintang -sebuah gedung serbaguna yang ada di Kabupaten Sintang- pada bulan Oktober 2017. Peserta kegiatan berasal dari berbagai Organisasi Perangkat Daerah di lingkungan Pemerintah Daerah Kabupaten Sintang, unsur pimpinan dari berbagai perusahaan yang beroperasi di Kabupaten Sintang, para camat, para kepala desa, tokoh masyarakat dan sejumlah perwakilan Non Govermance Organization (NGO) yang ada di Kabupaten Sintang.

(45)

31 2018. Pemerintah Daerah Kabupaten Sintang mengharapkan lewat kegiatan ini akan ada penyesuaian antara program CSR yang dilakukan oleh pihak perusahaan dengan rencana pembangunan daerah milik Pemerintah Daerah Kabupaten Sintang.

4.2.2. Implementasi program CSR yang dilakukan oleh perusahaan-perusahaan yang beroperasi di Kabupaten Sintang.

Penulis melakukan pengumpulan data sekunder berupa dokumentasi kegiatan CSR yang terjadi di Kabupaten Sintang. Dokumen tersebut berupa laporan kegiatan CSR milik perusahaan-perusahaan yang beroperasi di Kabupaten Sintang dan dokumen rilis berita seputar CSR milik Subbagian Peliputan dan Pemberitaan Bagian Humas dan Protokol Sekretariat Daerah Kabupaten Sintang.

(46)

32 Tabel 4.1

Kelompok Perusahaan yang Beroperasi di Kabupaten Sintang

No Bidang Usaha paling banyak beroperasi di Kabupaten Sintang adalah perusahaan bidang perkebunan dan kehutanan, ada 48 perusahaan perkebunan dan kehutanan, atau sebesar 53,33%. Perusahaan yang menempati urutan kedua terbanyak ialah perusahaan-perusahaan perbankan, sebanyak 17 perusahaan atau sebesar 18,89%. Perusahaan lainnya mencapai jumlah sebagai berikut: ada perusahaan-perusahaan bidang perhotelan sebanyak 11 perusahaan atau sebesar 12,22%; ada 6 credit union yang beroperasi di Kabupaten Sintang, dalam persentase, jumlah ini sebesar 6,67%, ada pula perusahaan BUMN sebanyak 4 perusahaan atau sebesar 4,44%, ada 3 perusahaan yang bergerak dibidang asuransi atau sebesar 3,33%, dan yang terakhir dalam daftar yaitu BUMD, hanya ada 1 perusahaan atau sebesar 1,11%.

(47)
(48)

34 Tabel.4.2.

Ringkasan Implem`entasi Kegiatan CSR Perusahaan-perusahaan yang Beroperasi di Kabupaten Sintang

Bidang

(49)

35 yaitu sejak tahun 2008 hingga tahun 2017. Sementara itu di sisi lain, berdasarkan bidang kegiatan, ada 1.782 kegiatan, dengan rincian: total kegiatan pada Bidang Keagamaan ada 440 kegiatan; Bidang Insfrastruktur ada 401 kegiatan; Bidang Sosial ada 347 kegiatan; Bidang Pendidikan ada 250 kegiatan; Bidang Olahraga ada 140 kegiatan; Bidang Seni dan Budaya ada 128 kegiatan; Bidang Kesehatan ada 57 kegiatan; Bidang Ekonomi Kerakyatan ada 11 kegiatan; dan Bidang Lingkungan ada 8 kegiatan. Dengan total dana CSR yang dikucurkan sebesar Rp14.382.619.748,00 (empat belas milyar tiga ratus delapan puluh dua juta enam ratus sembilan belas

ribu tujuh ratus empat puluh delapan rupiah).

(50)

36 Pada tahun 2016 ada 14 berkas laporan, berdasarkan laporan tersebut diketahui total kegiatan CSR yang dilaporkan sebanyak 358 kegiatan dengan rincian sebagai berikut: Bidang Insfrastruktur ada 87 kegiatan; Bidang Keagamaan ada 81 kegiatan; Bidang Sosial ada 70 kegiatan; Bidang Pendidikan ada 56 kegiatan; Bidang Seni dan budaya ada 25 kegiatan; Bidang Olahraga ada 19 kegiatan; Bidang Kesehatan ada 14 kegiatan; Bidang Lingkungan ada 4 kegiatan; dan Bidang Ekonomi Kerakyatan ada 2 kegiatan. Dengan total dana CSR yang dikucurkan sebesar Rp2.710.874.274,00 (dua milyar tujuh ratus sepuluh juta delapan ratus tujuh puluh empat ribu dua ratus tujuh

puluh empat rupiah).

(51)

37 Pada tahun 2014, ada 7 perusahaan yang melaporkan kegaitan CSRnya. Berdasarkan laporan tersebut diketahui bahwa total kegiatan CSR yang dilaporkan sebanyak 185 kegiatan dengan rincian sebagai berikut: Bidang Insfrastruktur ada 66 kegiatan; Bidang Keagamaan ada 54 kegiatan; Bidang Sosial ada23 kegiatan; Bidang Pendidikan ada13 kegiatan; Bidang Seni dan budaya ada12 kegiatan; Bidang Olahraga ada11 kegiatan; Bidang Kesehatan ada 5 kegiatan; dan Bidang Ekonomi Kerakyatan ada 1 kegiatan. Pada bidang lingkungan tidak ada kegiatan. Total dana CSR yang dikucurkan sebesar Rp3.775.909.700,00 (tiga milyar tujuh ratus tujuh puluh lima juta sembilan ratus sembilan ribu tujuh ratus rupiah).

Pada tahun 2013, ada 4 perusahaan yang melaporkan kegiatan CSRnya. Berdasarkan laporan tersebut diketahui bahwa total kegiatan CSR yang dilaporkan sebanyak 104 kegiatan dengan rincian sebagai berikut: Bidang Sosial ada 31 kegiatan; Bidang Insfrastruktur ada 27 kegiatan; Bidang Keagamaan ada 25 kegiatan; Bidang Olahraga ada 9 kegiatan; Bidang Pendidikan ada 7 kegiatan; dan Bidang Seni dan budaya ada 5 kegiatan; Bidang Kesehatan, Bidang Lingkungan dan Bidang Ekonomi Kerakyatan tidak ada kegiatan. Total dana CSR yang dikucurkan sebesar Rp670.740.000,00 (enam ratus tujuh puluh juta tujuh ratus empat puluh ribu rupiah).

(52)

38 CSR yang dilaporkan sebanyak 76 kegiatan dengan rincian sebagai berikut: Bidang Insfrastruktur ada 31 kegiatan; Bidang Sosial ada 15 kegiatan; Bidang Keagamaan ada 13 kegiatan; Bidang Seni dan budaya ada 8 kegiatan; Bidang Olahraga ada 5 kegiatan dan Bidang Pendidikan ada 4 kegiatan; Bidang Ekonomi Kerakyatan, Bidang Kesehatan dan Bidang Lingkungan tidak ada kegiatan. Total dana CSR yang dikucurkan sebesar Rp606. 843.879,00 (enam ratus enam juta delapan ratus empat puluh tiga ribu delapan ratus tujuh puluh

sembilan rupiah).

Pada tahun 2011, ada 2 perusahaan yang melaporkan kegiatan CSRnya. Berdasarkan laporan tersebut diketahui bahwa total kegiatan CSR yang dilaporkan sebanyak 58 kegiatan dengan rincian sebagai berikut: Bidang Insfrastruktur dan Bidang Sosial masing-masing ada 20 kegiatan; Bidang Keagamaan ada 9 kegiatan; Bidang Olahraga ada 4 kegiatan; Bidang Seni dan budaya ada 3 kegiatan; dan Bidang Pendidikan ada 2 kegiatan; Bidang Lingkungan, Bidang Kesehatan dan Bidang Ekonomi Kerakyatan tidak ada kegiatan.Total dana CSR yang dikucurkan sebesar Rp466.086.982,00 (empat ratus enam puluh enam juta delapan puluh ribu sembilan ratus delapan puluh dua

rupiah).

(53)

39 berikut: Bidang Insfrastruktur ada 22 kegiatan; Bidang Keagamaan ada 11 kegiatan; Bidang Sosial ada 7 kegiatan; Bidang Pendidikan ada 6 kegiatan; Bidang Olahraga ada 3 kegiatan; Bidang Seni dan Budaya serta Bidang Ekonomi Kerakyatan masing-masing ada 1 kegiatan; Bidang Lingkungan Bidang Kesehatan tidak ada kegiatan. Total dana CSR yang dikucurkan sebesar Rp438.450.298,00 (empat ratus tiga puluh delapan juta empat ratus lima puluh ribu dua ratus sembilan

puluh delapan rupiah).

Pada tahun 2009, hanya ada 1 perusahaan yang melaporkan kegiatan CSRnya. Berdasarkan laporan tersebut diketahui bahwa total kegiatan CSR yang dilaporkan sebanyak 3 kegiatan. Rincian sebagai berikut: Bidang Insfrastruktur ada 2 kegiatan dan Bidang Keagamaan ada 1 kegiatan; Bidang Lingkungan, Bidang Pendidikan, Bidang Kesehatan, Bidang Ekonomi Kerakyatan, Bidang Seni dan budaya, Bidang Olahraga dan Bidang Sosial tidak ada kegiatan. Total dana CSR yang dikucurkan sebesar Rp4.997.000,00 (empat juta sembilan ratus sembilan puluh tujuh ribu rupiah).

(54)

40 Kerakyatan, Bidang Olahraga dan Bidang Sosial tidak ada kegiatan. Total dana CSR yang dikucurkan sebesar Rp385.175.000,00 (tiga ratus delapan puluh lima juta seratus tujuh puluh lima ribu rupiah).

Selain data laporan kegiatan milik perusahaan, penulis juga mendapatkan dokumen beberapa rilis berita sebagai bahan penelitian. Dokumen rilis ini berisi deskripsi dan petikan wawancara dengan tokoh pimpinan daerah Kabupaten Sintang berkenaan dengan kegiatan sosialisasi dan acara sinkronisasi yang telah diadakan.

Dari sejumlah temuan tersebut, penulis menemukan ada beberapa temuan menarik yang akan dianalisis lebih lanjut. Temuan-temuan itu secara ringkas, sebagai berikut:

4.2.2.1. Lambatnya proses tindak lanjut antar langkah implementasi kebijakan milik Pemerintah Daerah Kabupaten Sintang. 4.2.2.2. Belum tuntasnya proses sinkronisasi.

4.2.2.3. Adanya perbedaan pemahaman tentang CSR antara Pemda Sintang dan Perusahaan.

4.2.2.4. Ada ketimpangan pada pelaksanaan CSR yang cukup besar antar bidang.

4.2.2.5. Ada peningkatan jumlah kegiatan dan jumlah dana untuk CSR dalam kurun waktu 2014-2017.

4.2.2.6. Banyak kegiatan CSR yang kurang memberdayakan masyarakat.

(55)

41 4.3. Pembahasan

4.3.1. Lambatnya Implementasi Kebijakan Daerah

Penulis sudah menyampaikan pada subbab sebelumnya tentang Pemerintah Daerah Kabupaten Sintang yang menerbitkan sebuah kebijakan mengenai CSR dalam bentuk peraturan bupati. Kebijakan tersebut diterbitkan pada September 2016.

Peraturan Bupati Sintang Nomor 54 tahun 2016 tentang Tanggungjawab Sosial Perusahaan (TSP/CSR) bertujuan sebagai pedoman dan arahan untuk melaksanakan program-program CSR di Kabupaten Sintang. Pada Bab II tertulis tentang maksud dan tujuan.

Bab II Perbup Sintang nomor 54 tahun 2016 tentang Tanggungjawab Sosial Perusahaan, disebutkan:

Peraturan Bupati ini dimaksudkan sebagai pedoman dan arahan dalam penyelenggaraan TSP dengan mensinergikan dan mengintegrasikan penyelenggaraan Pemerintah Daerah dan program TSP

Dalam Pasal 3 ayat d disebutkan:

TSP bertujuan mewujudkan kepedulian pelaku usaha dengan masyarakat di sekitar lokasi usaha

(56)

42 perundangan yang disebutkan dalam pembukaan dan Bab I. Hal senada juga diungkapkan oleh Bupati Sintang dalam wawancara.

dr. Jarot Winarno, M.Med,.PH mengatakan:

CSR itukan dasar hukumnya itu UU no 40 tentang perseroan terbatas. Lalu dibawahnya ada banyak peraturan pemerintah yang menyebutkan masalah CSR. Kemudian juga peraturan pemerintah yang menyebutkan masalah permbangunan berkelanjutan dan sebagainya. payung hukum yang di atas tadi perlu peraturan yang lebih aplikatif. Makanya Pemkab membuat Perbup.

dr. Jarot Winarno, M.Med,.PH menegaskan kembali hal tersebut dengan mengatakan:

Satu, untuk meneruskan perintah UU dan perpen dan peraturan-peraturan lain di atasnya. Dua, bisa mneyusun kegiatan yang lebih aplikatif, bisa dikerjakan di tingkat kabupaten, kan kalau dalam Undang-Undangkan bunyinya hanya begitu saja bahwa ada CSR dari perusahaan tapi yang mengaturnya bagaimana-bagaimananya kan ndak ada. Perbup kira-kira begitu.

Peraturan Bupati Nomor 54 tahun 2016 tentang Tanggungjawab Sosial Perusahaan terdiri dari 19 bab dan 29 pasal serta Bagian lampiran terdiri dari 7 (tujuh) berkas adminsitrasi yang berkaitan dengan teknis pelaksanaan tanggung jawab sosial perusahaan. Bab-bab dalam Peraturan Bupati Sintang ini meliputi, Bab-bab I (satu) tentang ketentuan umum terdiri dari 1 pasal yang terdiri dari definisi berbagai isitilah yang terdapat dalam peraturan ini serta peraturan perundang-undangan yang berkaitan dengan tanggung jawab sosial perusahaan.

(57)

43 Bab III menjabarkan tentang definisi dan klasifikasi perusahaan pelaksana TSP. Penjelasan dimulai dengan subjek pelaku tanggung jawab perusahaan mulai dari ketentuan yang mewajibkan semua perusahaan yang beroperasi di Kabupaten Sintang harus melaksanakan CSR sampai kategori perusahaan pelaksana.

Bab IV dengan judul bab Kelembagaan memaparkan mengenai tim fasilitasi TSP. Pemerintah Daerah Kabupaten Sintang menetapkan struktur sebuah tim yang terdiri dari berbagai unsur di lingkungan Pemerintahan Daerah untuk memfasilitasi berbagai kegiatan CSR perusahaan yang ada. Pada Bab V dipaparkan tentang bentuk tanggung jawab sosial perusahaan dan di Bab VI mengenai pelaksanaan TSP, masing-masing terdiri dari 2 pasal. Bab dan pasal-pasal tersebut menjelaskan mengenai proses dan bentuk implementasi kegiatan tanggung jawab sosial perusahaan. Keterangan tersebut dilanjutkan pada Bab VII dengan 1 pasal penjabaran dan Bab VIII dengan 4 pasal mengenai mekanisme dan prosedur serta tata laksana TSP.

Kemudian ada pengaturan yang berkaitan dengan hak dan kewajiban para mitra TSP yang dituangkan dalam 1 pada di Bab IX. Selain itu, ada penjabaran peraturan berkenaan dengan perencanaan, pelaksanaan, moni-toring, evaluasi dan pelaporan di Bab XI. Bahasan bab ini dipaparkan secara detail dalam 4 bagian dengan 6 pasal. Pengaturan sehubungan dengan TSP ini dilanjutkan dengan keterangan bagian penghargaan di Bab XII.

(58)

44 dengan hal-hal lain, seperti tentang sanksi administratif di Bab XVI pasal 26, Bab XVII tentang penyelesaian sengketa dan tentang ketentuan peralihan di Bab XVIII masing-masing tertuang dalam 1 pasal.

Penulis mengamati bahwa meski sudah disebutkan dalam Bab XVI mengenai sanksi administratif yang akan diberikan oleh Pemerintah Daerah Kabupaten Sintang terhadap pelanggaran hak dan kewajiban perusahaan berkaitan dengan TSP namun sejak diterbitkan hingga penelitian ini berlangsung, belum ada dokumentasi yang menyebutkan adanya proses penegakkan pasal ini. Penulis menghubungkan dengan adanya perbedaan bentuk kegiatan CSR yang dihimbau oleh pemerintah dengan praktik CSR yang dilakukan oleh perusahaan tentu akan ada tindak lanjut sebagaimana disebutkan dalam peraturan Bupati tersebut. Namun, penulis menyarankan bahwa penerapan pasal ini belum perlu untuk diberlakukan secara ketat karena pemerintah dan perusahaan masih dalam tahap membangun sinergi melalui program CSR ini.

Dari paparan di atas, penulis menyimpulkan bahwa Peraturan Bupati Nomor 54 tahun 2016 tentang Tanggungjawab Sosial Perusahaan ini untuk menunjukkan standarisasi yang diharapkan oleh Pemerintah Daerah pada pelaksanaan CSR di Kabupaten Sintang.

(59)

45 Tanggungjawab Sosial Perusahaan dalam sebuah acara sosialisasi. Kegiatan tersebut diselenggarakan di Gedung Pancasila Sintang -sebuah gedung serbaguna yang ada di Kabupaten Sintang- pada hari Senin, 2 Oktober 2017. Kegiatan ini berlangsung selama 1 (satu) hari. Kegiatan dibagi dalam 2 (dua) sesi acara. Pada sesi pertama disajikan materi tentang CSR sebagai salah satu komponen pendukung pembangunan daerah. Disesi kedua diulas mengenai daya dukung CSR dalam implementasi perencanaan pembangunan di Kabupaten Sintang.

Peserta yang terlibat pada kegiatan sosialisasi berjumlah 120 orang. Para peserta berasal dari berbagai unsur masyarakat, mulai dari perwakilan Organisasi Perangkat Daerah di lingkungan Pemerintah Daerah Kabupaten Sintang, unsur pimpinan dari berbagai perusahaan yang beroperasi di Kabupaten Sintang, para camat, para kepala desa, tokoh masyarakat dan sejumlah perwakilan Non Govermance Organization (NGO) yang ada di Kabupaten Sintang. Masing-masing peserta mendapatkan salinan dari naskah Peraturan Bupati Sintang Nomor 54 tahun 2016 tentang Tanggungjawab Sosial Perusahaan.

(60)

46 Pemerintah Daerah Kabupaten Sintang melalui kegiatan ini, mengharapkan adanya penyesuaian antara program CSR yang dilakukan oleh pihak perusahaan dengan rencana pembangunan daerah milik Pemerintah Daerah Kabupaten Sintang. Pemerintah Daerah Kabupaten Sintang dalam hal ini diwakili oleh Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA) menyampaikan sejumlah Rencana Kegiatan Pembangunan Daerah (RKPD) milik Kabupaten Sintang. Kepala BAPPEDA juga menyampaikan beberapa contoh yang sudah dan yang diharapkan oleh Pemerintah Daerah Kabupaten Sintang untuk dilakukan oleh pihak perusahaan melalui program CSR mereka.

(61)

47 di dalam proses diskusi perlu ada kegiatan analisis tertentu misalnya, SWOT Analysis atau SOAR Analysis sebagai pertimbangan. Pemerintah dan perushaan perlu juga menentukan mengenai indikator dan jadwal kegiatan monitoring dan evaluasi kegiatan CSR yang telah disepakati. Setelah kedua belah pihak mencapai suatu kesepakatan barulah dapat dikatakan telah terjadi sinkronisasi.

Dari sisi lama pelaksanaan kegiatan sinkronisasi, penulis beranggapan bahwa sulit untuk mencapai kesesuaian antara rencana kerja milik pemerintah dan rencana CSR milik perusahaan sebagaimana yang diharapkan apabila hanya dilakukan dalam satu hari, terlebih bila melibatkan lebih dari 50 orang perwakilan dari 50 perusahaan. Para pihak terkait juga perlu memperhatikan bahwa tiap belum lagi perusahaan memiliki jumlah anggaran CSR yang berbeda dan kebijakan CSR perusahaan yang juga berbeda-beda. Penulis, menganggap bahwa dengan durasi yang hanya sehari, kedua belah pihak tidak memiliki cukup waktu berdiskusi secara mendalam.

(62)

48 Dalam wawancara usai membuka kegiatan tersebut, Bupati Sintang, dr. Jarot Winarno, M.Med,.PH menyebutkan bahwa kegiatan sinkronisasi ini bertujuan juga untuk memberikan penyadaran kepada para investor bahwa Kabupaten Sintang sangat mendukung dan bersedia memfasilitasi kegiatan CSR perusahaan.

dr. Jarot Winarno, M.Med,.PH mengatakan:

Hari ini pertemuan pertama kita dalam rangka mengim-plementasikan Perbup no 54 tahun 2016 tentang CSR yang dalam Bahasa Indonesia jadi TSP. Kita buat Perbup, dalam Perbup ini kita juga buat Tim Fasilitasi TSP. Tujuannya jelas, satu untuk memberi penyadaran kepada seluruh perusahaan yang ada di Kabupaten Sintang bahwa Kabupaten Sintang ini kabupaten yang sangat terbuka. Kemudian lagi juga pro bisnis, mudah mengurus segala sesuatunya. Dan pemkab yang siap membantu semua perusahaan dalam kalau dia menghadapi masalah apapun juga. Dua, memberi penyadaran juga kepada para perusahaan bahwa tujuan kita berusaha di Sintang ini pada dasarnya tetap harus mengacu pada tripple bottom line-nya, ini garis bawah tujuan utamanya ini jadi tujuan ekonomi, mendapatkan laba dan keuntungan itu wajar, namanya orang beramal, beriktiar dan berusaha tetapi ia juga ingatkan dia ada juga tanggung jawab terhadap masyarakat di sekitar dan masyarakat Sintang dan yang ketiga ada tanggung jawab dia untuk menjaga keberlanjutan untuk menjaga kelestarian lingkungan kira-kira demikian.

dr. Jarot Winarno, M.Med,.PH menambahkan:

(63)

49 Selain itu juga, Pemerintah Daerah Kabupaten Sintang mengharapkan bahwa dengan adanya proses sinkronisasi akan dapat memberikan gambaran lebih menyeluruh mengenai kegiatan CSR yang ada. Termasuk hal-hal di dalamnya yang diinginkan oleh Pemerintah Daerah untuk kiranya bisa dikerjakan oleh perusahaan melalui kegiatan CSR.

dr. Jarot Winarno, M.Med,.PH mengatakan:

Mudah-mudahan dengan pertemuan ini kedua belah pihak ini ya kan? Ini akan menghasilkan hasil yang baiklah. CSR perusahaan yang memang nyata, tersusun rapi, dan ya bisa mengisi kekurangan-kekurangan pemerintah atau program-program kegiatan yang belum dilakukan oleh pemerintah.

dr. Jarot Winarno, M.Med,.PH menegaskan:

We cannot stand alone! Kita ndak bisa menghadapi masalah Sintang ini sendirian. Jadi diharapkan CSR ini bisa mengisi rongga kosong, ruang-ruang kosong yang tidak bisa didanai dan diselenggarakan oleh Pemerintah Kabupaten.

(64)

50 implementasi kebijakan daerah ini tentu mempengaruhi proses pembangunan di Kabupaten Sintang.

4.3.2. Perbedaan Pemahaman CSR antara Pemerintah Daerah dan Perusahaan

Penulis telah menyebutkan pada subbab sebelumnya, di dalam Peraturan Bupati Nomor 54 tahun 2016 tentang Tanggungjawab Sosial khususnya ada bab mengenai definisi CSR.

Bab I pasal 1 ayat 4 berbunyi:

Tanggungjawab sosial perusahaan yang selanjutnya disingkat TSP adalah komitmen perusahaan untuk berperan serta dalam pembangunan ekonomi berkelanjutan guna meningkatkan kualitas kehidupan dan lingkungan yang bermanfaat, baik bagi perusahaan itu sendiri, komunitas setempat maupun masyarakat Kabupaten SIntang yang bersinergi dengan Pembangunan Daerah.

Mengacu pada paparan definisi ini, penulis menilai jenis kegiatan-kegiatan CSR yang dilaporkan oleh perusahaan. Ada 9 bidang yang dilaporkan oleh perusahaan sebagai kegiatan CSR, yaitu: bidang insfrastruktur, bidang lingkungan, bidang pendidikan, bidang kesehatan, bidang ekonomi, bidang olahraga, bidang keagamaan, bidang sosial, serta bidang seni dan budaya.

(65)

51 Olahraga); bantuan perataan halaman balai desa (Bidang Insfrastruktur); bantuan transportasi warga sakit atau meninggal (Bidang Sosial); bantuan perayaan Natal dan Tahun Baru (Bidang Keagamaan); bantuan pelaksanaan Gawai Dayak (Bidang Seni dan Budaya); bantuan hadiah turnamen peringatan HUT RI 17 Agustus (Bidang Olahraga); bantuan pengadaan pengobatan gratis bagi warga di sekitar kebun (Bidang Kesehatan); dan sosialisasi pencegahan Kebakaran Hutan dan Lahan (Karhutla) (Bidang Lingkungan).

Dari contoh kegiatan CSR perusahaan ini, penulis melakukan telaah kembali dengan mencocokkan sampel kegiatan dengan definisi yang tercantum di dalam kebijakan Pemerintah Daerah Kabupaten Sintang. Penulis melihat donasi perusahaan pada aspek sosial masyarakat (bidang keagamaan, sosial, olah raga, seni dan budaya) cukup tinggi.

Keadaan ini dapat berimplikasi pada: dengan bantuan perusahaan, masyarakat dapat melestarikan budaya warisan nenek moyang. Dengan bantuan perusahaan dapat meningkatkan kesehatan fisik masyarakat melalui olahraga. Dengan bantuan perusahaan, masyarakat dapat meningkatkan rasa cinta tanah air lewat berbagai kegiatan pada peringatan HUT RI.

(66)

52 masyarakat berputar dengan baik. Kondisi ini tergambar dari kemudahan dalam mengangkut hasil bumi dari desa ke kota begitu pula sebaliknya mudah dalam membawa barang produksi pabrik dari kota ke desa.

Penulis lalu menelaah juga bentuk-bentuk CSR yang Pemerintah Daerah Kabupaten Sintang harapkan sebagaimana tercantum dalam Bab V Peraturan Bupati Sintang nomor 54 tahun 2016 tentang Tanggungjawab Sosial Perusahaan.

Kutipan Bab V Pasal 7 Peraturan Bupati Sintang nomor 54 tahun 2016 tentang Tanggungjawab Sosial Perusahaan berbunyi:

Bentuk TSP melalui program pembangunan, meliputi:

1. Program Pendidikan, yang diarahkan untuk mencapai tujuan bebas putus sekolah jenjang pendidikan dasar dan menengah serta penambahan Ruang Kelas Baru (RKB), Unit Sekolah Baru (USB) dan Beasiswa;

2. Program Kesehatan yang diarahakan pada sarana dan prasarana kesehatan, alat kesehatan yang memadai, penignkatan kualitas tenaga kesehatan yang kompeten dan pengembangan puskesmas menjadi Puskesmas Mampu Pelayanan Obstetri Neonatal Emergensi Dasar (PONED); 3. Program Bina Lingkungan, yang diarahkan pada kegaitan

pemberdayaan kondisi sosial masyarakat melalui pencegahan polusi, penggunaan sumber daya yang berkelanjutan, mitigasi dan adaptasdi terhadap perubahan iklim serta proteksi dan restorasi lingkungan;

4. Program peningkatan ekonomi, yang diarahkan untuk meningkatkan pendapatan masyarakat melalui pengembangan sektor UMKM (Usaha Mikro, Kecil dn Menengah);

5. Program Pembangunan Insfrastruktur, yang diarahkan untuk meningkatkan sarana dan prasarana lingkungan pedesaan; dan 6. Program kegiatan lainnya yang dinilai mempunyai dampak

(67)

53 Pada kutipan itu disebutkan ada 6 program yang ditetapkan pemerintah beserta beberapa bentuk contoh kegiatan namun kegiatan CSR perusahaan yang mendekati bentuk tersebut, hanya kegiatan bidang infrastruktur. Pada kegiatan lainnya, penulis menemukan belum terdapat kesesuaian, misalnya pada bidang kesehatan, bantuan pengobatan gratis diadakan oleh satu perusahaan saja dan hanya tercatat 1 (satu) kali dalam laporan. Dengan berdasarkan pada paparan di atas, penulis melihat bahwa pemahaman tentang CSR antara Pemerintah Daerah dan perusahaan belum selaras. Hal-hal lain yang mungkin dari penafsiran data ini, penulis menyarankan untuk adanya penelitian lebih lanjut, misalnya untuk mengetahui mengenai motif pemilihan bentuk kegiatan CSR oleh perusahaan.

4.3.3. Praktik CSR oleh Perusahaan

Pada subbab sebelumnya, penulis telah menyebutkan bahwa proses analisis pada subbab ini diperoleh dari data sekunder dalam bentuk laporan dan rilis berita. Penulis menganalisis laporan pelaksanaan CSR yang pernah dilakukan perusahaan pada tahun 2017 dan beberapa tahun sebelumnya. Laporan tersebut berbeda dalam hal jumlah berkas dan format yang dilaporkan dari masing-masing perusahaan.

(68)

54 Penulis melihat perbedaan antara jumlah kegiatan CSR dibidang keagamaan dan bidang infrastruktur dengan jumlah kegiatan dibidang lingkungan sangat tinggi. Pada bidang keagamaan mencapai 440 kegiatan sementara kegiatan dibidang lingkungan hanya ada 8 (delapan) kegiatan). Kegiatan lingkungan pun muncul pada catatan laporan tahun 2016 dan tahun 2017, selain itu nihil. Hal serupa juga terjadi pada bidang-bidang lain, yaitu: bidang ekonomi kerakyatan yang hanya mendapat porsi 11 kegiatan dan bidang kesehatan yang mendapat 57 kegiatan. Pada bidang pendidikan terdapat 250 kegiatan, yang berarti ada perhatian yang cukup banyak pada bidang ini.

Penulis menyayangkan bahwa bidang-bidang yang sedikit jumlah kegiatannya merupakan bidang-bidang yang diharuskan di dalam Bab V Peraturan Bupati Sintang nomor 54 tahun 2016 tentang Tanggungjawab Sosial Perusahaan, yaitu: bidang program Bina Lingkungan, Program Peningkatan Ekonomi, Program Kesehatan dan Program Pendidikan. Sementara itu, penulis melihat pelaksanaan Program Pembangunan Insfrastuktur sudah selaras dengan yang disebutkan dalam perturan tersebut.

(69)

55 hilirisasi produk dan aksesibilitas terhadap sumber daya listrik merupakan prime mover part yang lain merupakan salah satu pilihan yang dapat perusahaan lakukan melalui program CSR.

Penulis menghubungkan kondisi kesenjangan ini dengan dimensi pembangunan berkelanjutan versi Jeremy Galbreath (2009). Penulis melihat bahwa pada laporan informasi tentang kegiatan internal perusahaan bidang lingkungan masih minim. Kegiatan yang dimaksudkan ialah seperti kegiatan penggunaan bahan biodiesel dari tempurung kelapa sawit pada operasional pabrik CPO. Padahal hal tersebut merupakan bentuk kepedulian perusahaan pada lingkungan alam.

Penulis menemukan hal menarik lainnya yang muncul dalam pengolahan data laporan CSR perusahaan ini, ada geliat positif dalam program CSR di Kabupaten Sintang. Geliat yang dimaksudkan ialah ada peningkatan pada jumlah kegiatan CSR disetiap dari tahun ke tahun. Namun, penulis berpendapat bahwa karna hal ini juga selaras dengan peningkatan jumlah perusahaan yang menyampaikan laporan sehingga kurang relevan untuk menyebutkan gerakan positif dari program CSR.

(70)

56 hingga tahun 2017. Pemilihan sampel ini menggunakan teknik purposive sampling, yaitu teknik pengambilan sampel dengan kriteria

tertentu.kriteria yang dimaksud ialah, perusahaan memiliki laporan kegiatan CSR minimal 4 tahun secara berturut-turut. Ada 7 perusahaan yang secara konsisten menyampaikan laporan selama kurun waktu 4 tahun.

Rinciannya sebagai berikut:

Tabel 4.3.

(71)

57 kegaitan CSR naik menjadi 156 kegiatan, lebih banyak 24 kegiatan dibanding tahun 2016, namun jumlah ini masih lebih sedikit 16 kegiatan dibandingkan tahun 2015, sedangkan bila dibandingkan dengan tahun 2014, 29 kegiatan lebih kecil.

Perubahan pada jumlah dana yang dikeluarkan oleh perusahaan untuk mengimplementasikan kegiatan CSR juga selaras polanya dengan pola pada jumlah kegiatan yang dilaksanakan. Berikut data rinci jumlah dana yang dikucurkan untuk kegiatan CSR yang telah dilakukan oleh perusahaan sampel selama waktu sampling sebagai berikut:

Tabel 4.4.

Laporan Jumlah Dana CSR yang dikucurkan di Kabupaten Sintang pada Tahun 2014 - 2017

Gambar

Tabel 2.1.
Gambar 3.1.
Tabel 2.1
Tabel 4.1 Kelompok Perusahaan yang Beroperasi di Kabupaten Sintang
+3

Referensi

Dokumen terkait

10 PERBUP 10 10 JANUARI 2014 PERUBAHAN ATAS PERATURAN BUPATI BELITUNG TIMUR NOMOR 40 TAHUN 2013 TENTANG PERJALANAN DINAS DALAM NEGERI BAGI BUPATI DAN WAKIL BUPATI, PIMPINAN DPRD

Sedangkan hasil dari penelitian ini tidak mendukung penelitian dari Thalib (2013) yang menunjukkan bahwa VAHU tidak berpengaruh terhadap kinerja perbankan

 Decision tree ini berisi urutan pertanyaan mengenai bahaya yang mungkin muncul dalam suatu langkah proses, dan dapat juga diaplikasikan pada bahan baku untuk

b. Perbedaan mengenai sunnah diantaranya yaitu: 52 Muhammad Abu Zahrah, op.. 1) Perbedaan dalam penerimaan hadits. Sahabat Nabi yang menerima dan meriwayatkan hadits tidak sama,

RSUD Kota Semarang pada tahun 2010 telah dinyatakan Lulus Penuh Akreditasi 16 (enam belas) pelayanan dan berstandar ISO 9001-2008 (International Standar

Guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan

Indikator yang akan diukur dari tingkat pengetahuan dan sikap remaja tentang perilaku hidup sehat dalam penelitian ini yaitu makan dengan menu seimbang, olahraga teratur,

Berdasarkan analisis dan pembahasan hasil penelitian tentang implikatur percakapan yang terjadi dalam komunikasi antarsiswa di SMP N 1 Sawan yang telah diuraikan