BAB IV
ANALISIS DAN PEMBAHASAN
4.1 Analisis Deskriptif
Dari hasil analisa, penulis mencoba membagi persaingan retail bakery dalam beberapa kuadran pada gambar dibawah ini :
Tabel 4.1 Mapping Outlet Retail Bakery
Mall
Sepi
Rata-rata
Pengunjung
< 20000 / hari
Mall Sedang
Rata-rata
Pengunjung
20000 – 30000
/hari
Mall Ramai
Rata-rata
Pengunjung
> 30000 / hari
Outlet Sepi
< 100 Cust
< 200 cust
< 300 Cust
Outlet Ramai
> 100 cust
> 200 cust
> 300 Cust
Berdasarkan data yang didapatkan, rata – rata pengunjung Pluit Village pertahun adalah 28.000 pengunjung/hari sehingga dikategorikan sebagai mall
sedang dan rata-rata pengunjung Senayan City pertahun adalah 50.000 pengunjung / hari sehingga dikategorikan sebagai mall ramai.
Rata – rata jumlah customer Jesslyn K Cakes pada pluit village adalah 70 – 100 customer / hari ,sedangkan rata – rata jumlah customer Jesslyn K Cakes pada Senayan City adalah 100 – 150 Customer/ hari ,sehingga dikategorikan sebagai outlet sepi Untuk lebih lengkapnya dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 4.2 Mapping Outlet Retail Bakery
Mall
Sepi
Rata-rata
Pengunjung
< 20000 / hari
Mall Sedang
Rata-rata
Pengunjung
20000 – 30000
/hari
Mall Ramai
Rata-rata
Pengunjung
> 30000 / hari
Outlet Sepi
Jesslyn K
Cakes
Pluit Village
Jesslyn K
Cakes Senayan
City
Outlet
Ramai
dan Mall ramai outlet sepi. Tujuan yang ingin dicapai adalah meningkatkan awareness yang mengarah kepada peningkatan jumlah pengunjung outlet yang berakibat kepada peningkatan jumlah customer.
Di bawah adalah nama, kondisi dan situasi sekarang ,Mall-mall yang akan digunakan menjadi studi kasus :
1.
Senayan City
Berlokasi didaerah senayan, dengan jumlah pengunjung yang sangat ramai. Jesslyn K Cakes berada di foodhall yang bukan merupakan arus pengunjung dimana BreadTalk menjadi leader karena posisi nya yang lebih strategis. Pengunjung mall mayoritas adalah pegawai kantor dan mahasiwa. Pengunjung terpusat pada lantai 5 dan lantai LG.
2.
Pluit Village
Berlokasi di daerah pluit dan berada dalam lingkungan perumahan.. Jumlah pengunjung menurun drastis semenjak pindahnya carefour namun hypermart akan dibangun disana dan mall tersebut sedang menjalani renovasi. Jesslyn K Cakes berada di ujung dekat dengan Hypermart dan tidak begitu terlihat. Breadtalk masih menjadi leader. Pengunjung mall mayoritas adalah penduduk sekitar dan anak-anak sekolah. Pengunjung mall terpusat pada FJ Square dan
lantai 4.
Sesuai dengan studi kasus penulis pada dua mall yaitu Senayan City dan Pluit Village, maka dilakukan observasi terhadap dua mall tersebut dikarenakan ada perbedaan behaviour dan pola belanja diantara keduanya
Pengumpulan data deskriptif mengenai responden diperoleh dengan total 450 yang kami bagi yaitu 200 responden pada Mall Pluit Village dan 250 responden pada Mall Senayan City. Responden ini kami pilih secara random untuk mendapatkan data mengenai komparasi awareness Jesslyn K Cakes dan BreadTalk. Hal yang kami tanyakan adalah apakah mereka aware akan keberadaan Jesslyn K Cakes pada mall tersebut. Awareness pengunjung Pluit Village terhadap Jesslyn K Cakes dapat dilihat pada Gambar berikut :
Gambar 4.1 Awareness Pengunjung Pluit Village terhadap Jesslyn K Cakes
Tahu ada Jesslyn Tidak Tahu Ada Jesslyn 79%
Awareness Pengunjung Pluit Village terhadap Jesslyn K Cakes
Sedangkan awareness pengunjung Senayan City terhadap Jesslyn K Cakes dapat dilihat pada gambar berikut :
Gambar 4.2 Awareness Pengunjung Senayan City terhadap Jesslyn K Cakes
Dari hasil survey diatas, dapat kita lihat bahwa kecenderungan untuk pengunjung mall Senayan City yang tidak mengetahui adanya Jesslyn K Cakes pada mall tersebut cukup tinggi yaitu sekitar 43%. Sedangkan di Pluit Village awareness sudah cukup terbangun, 22% pengunjung mall tidak tahu ada Jesslyn K Cakes pada mall tersebut. Dapat disimpulkan bahwa brand awareness Jesslyn K Cakes harus dibangun dengan strategi – strategy yang tepat untuk menunjang traffic dan sales.
Tahu ada Jesslyn Tidak Tahu Ada Jesslyn 57%
Awareness Pengunjung Senayan City terhadap Jesslyn K Cakes
Setelah itu kami juga menganalisa responden yang terbagi menjadi 85 orang pada Senayan City dan 69 orang pada Pluit Village untuk mendapatkan analisa bauran pemasaran. Berdasarkan hasil survey pada Senayan City didapatkan bahwa persentase jenis kelamin responden wanita yaitu 89.41% (76 orang) dan persentase jenis kelamin responden pria yaitu 10,59% (19 orang). Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar berikut :
Gambar 4.3 Jenis Kelamin Responden Kuesioner Senayan City
Berdasarkan hasil survey pada Pluit Village didapatkan bahwa persentase jenis kelamin responden wanita yaitu 62.31% (43 orang) dan persentase jenis kelamin responden pria yaitu 27.69% (26 orang). Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar berikut :
Wanita Pria 89%
Perbandingan Responden Pria dan Wanita pada Senayan City
Gambar 4.4 Jenis Kelamin Responden Kuesioner Pluit Village
4.2
Analisis Jenis Bisnis Bakery
Bisnis Bakery dapat dibagi menjadi tiga kategori sebagai berikut : • Boutique Bakery
Salah satu kategori bisnis bakery dimana produk dipajang dalam etalase yang menarik dan konsumen disuguhkan pilihan-pilihan produk bakery. Biasanya berupa outlet baik pada wilayah – wilayah yang ramai ataupun mall.
Contoh : Jesslyn K Cakes, Breadtalk, Holland Bakery • Mass Production / Industrial Bakery
Kategori bisnis bakery dimana produk diproduksi dalam jumlah massal dan lalu dengan distribusi channel yang baik, produk didistribusikan ke seluruh
Wanita Pria 62%
Perbandingan Responden Pria dan Wanita pada Pluit Village
wilayah jangkauan perusahaan. Contoh : Sari Roti.
• Homemade Bakery
Kategori bisnis bakery dimana roti diproduksi oleh unit usaha kecil, biasanya keluarga yang didistribusikan ke wilayah sekitar unit usaha tersebut. Contoh bakery-bakery sekitarnya yang
Senayan City dan Pluit Village termasuk ke dalam kategori Boutiqe bakery , dimana lokasi biasa yang dipilih adalah di dalam mall ,atau pusat perbelanjaan yang ramai yang dapat menarik customer.
Tentunya Key Succes Factor di dalam kategori ini terletak pada
- Produk dan brand dari bakery itu sendiri yang ditawarkan
- Lokasi yang strategis, walaupun sudah berada di dalam mall akan tetapi , perlu diperhatikan juga letak dan posisi outletnya di dalam mall.
- Invoasi dari pihak boutique bakery itu sendiri.Dimana mereka terus menciptakan sesuatu yang unik, dan menarik sehingga customer semakin loyal dan tetap setia dengan brand favoritnya
4.3
Analisis Tipe Customer retail Roti
Berdasarkan teori Mark Hunter (www.about.com), kami membagi tipe customer pada industri retail roti dapat dimodelkan sebagai berikut :
Gambar 4.5 Tipe customer pada industri retail roti
Diurutkan dari atas, dalam bisnis retail setiap penjual atau produsen
menginginkan loyal customer sebagai pelanggan utama mereka dimana mereka akan mencari produk yang mereka sukai meskipun ada kompetitor lain. Biasanya ada produk yang sudah melekat dihati pelanggan
Loyal
Need-Based
Impulse Konsumens
Discount Konsumens
Loyal customer adalah pelanggan dengan kontribusi terbanyak dalam penjualan, meskipun jumlahnya cukup sedikit. Namun mereka sangat berperan penting dalam pemasukan perusahaan.
Impulse customer merupakan pelanggan yang pada awalnya tidak
menginginkan produk, namun ketika datang ke outlet dan melihat-lihat ada produk yang menarik mereka. Jesslyn K Cakes harus menciptakan ambience dan produk yang menarik mata pengunjung yang melihat-lihat sehingga mereka hendak mencoba. Tentu didukung dengan produk yang enak sehingga bisa membuat mereka menjadi pelanggan loyal.
Need-Based customer merupakan customer yang memang mempunyai kebutuhan akan produk tersebut. Biasanya mereka mementingkan ketersediaan. Hal ini erat dengan lokasi outlet yang strategis, biasanya konsumen seperti ini tidak mempunyai loyalitas brand.
Discount customer membeli produk karena ada promosi berupa pemotongan harga yang ditawarkan. Namun setelah discount berakhir, kembali kepada produk apakah melekat dihati customer atau tidak. Apabila tidak, tentu mereka akan mencari outlet yang menawarkan discount.
Wandering customer hanya datang melihat-lihat tanpa tujuan apapun. Customer ini penting untuk menciptakan traffic pada outlet. Biasanya customer
berikut datang karena ada promosi atau ambience toko yang menarik mereka untuk sekedar melihat-lihat.
4.3
Analisis Preferensi Merk Roti
Berdasarkan hasil kuesioner pada Senayan City, didapatkan bahwa 58 orang memilih BreadTalk sebagai merk roti yang paling sering mereka beli, dan 5 orang memilih Jesslyn K Cakes, serta 22 orang memilih lain-lain (Sari Roti, Eaton, Breadlife, dan merk-merk lainnya). Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar berikut
Gambar 4.6 Preferensi merk Roti pengunjung Senayan City
BreadTalk Jesslyn Cake Lain-Lain
68%
Preferensi Merk roti Pengunjung Senayan City
6% 26%
Sedangkan berdasarkan hasil kuesioner pada Pluit Village, didapatkan bahwa 51 orang memilih BreadTalk sebagai merk roti yang paling sering mereka beli, dan 12 orang memilih Jesslyn K Cakes, serta 6 orang memilih lain-lain (Sari Roti, Eaton, merk-merk lainnya). Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar berikut :
Gambar 4.7 Preferensi merk roti pengunjung Pluit Village
68% BreadTalk Jesslyn Cake Lain-Lain 17% 74% 7%
4.4 Analisis Jesslyn K Cakes dibandingkan dengan Kompetitor
Jesslyn K Cakes mempunyai beberapa kompetitor baik yang secara langsung bersaing ataupun yang tidak langsung. Beberapa kompetitor yang tidak secara langsung bersaing adalah Sari Roti, roti yang tersebar hampir di seluruh pelosok Indonesia dan dapat dengan mudah ditemui oleh konsumen roti. Ataupun JCO Donuts yang merupakan alternatif konsumen roti untuk dikonsumsi.
Karena studi kasus dari penulis adalah pada mall Senayan City dan Pluit Village, penulis mencoba menganalisa beberapa faktor pada Jesslyn K Cakes dibandingkan dengan kompetitor terkuat yang bersaing secara langsung yaitu BreadTalk. Adapun dimensi yang diukur adalah Segmentasi, target, dan positioning, ditambah awareness, konsep dan bauran pemasaran.
Untuk lebih lengkapnya bisa dilihat pada tabel berikut :
Tabel 4.3 :Analisa Jesslyn K Cakes dengan kompetitor
Jesslyn K Cakes BreadTalk Segmentasi Wanita
Usia 20 - 40
Pria dan Wanita Usia 20-40
Target Moms, Kids, Family Pengkonsumsi roti
Konsep Delicious and Healthy
Share the love
Fresh from the oven See through Kitchen
Produk Sehat, tidak menggunakan bahan pengawet dan tidak
menggunakan daging
Fresh from the oven, variasi produk yang terus dikembangkan. Roti abon sebagai trademark
Place Lokasi sebagian besar
kurang strategis
Lokasi sebagian besar strategis
Promotion Discount Buy 5 get 1
Price Lebih mahal dibandingkan
kompetitor
Ekonomis dan terjangkau
4.5 Analisis
SWOT
Untuk mencapai tujuan, Jesslyn K Cakes harus bisa mengetahui kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman nya. Untuk itu penulis menganalisa SWOT Jesslyn K Cakes sebagai berikut:
• Strength
o Desain roti yang unik
o Produk yang menarik bagi anak-anak untuk membeli roti
o Kualitas produk tinggi karena menggunakan bahan impor. • Weakness
o Awareness kurang jika dibandingkan dengan kompetitor
o Outlet berada pada tempat yang kurang strategis
o Rotasi produk kurang dibandingkan dengan kompetitor
o Harga produk lebih tinggi dibandingkan dengan competitor • Opportunities
o Kesadaran masyarakat akan hidup sehat, karena produk Jesslyn tidak menggunakan daging dan tanpa bahan pengawet
• Threat
o Semakin banyak competitor yang bermunculan
4.6 Product – Market Strategies
Menurut Roger A. Kerin dan Robert A. Peterson , product – market strategies adalah rencana-rencana untuk mencocokan apa yang bisa perusahaan berikan atau tawarkan dengan keadaan pasar.
Pemetaan product – market strategy dapat dilihat pada gambar berikut :
Existing
New
Market Penetration
Market Development
New Offering
Development
Diversification
Gambar 4.8 Product-Market Strategies Existing
Product-Market strategy meliputi pemilihan market yang spesifik dan bagaimana mencapai market melalui program terintegrasi yang disebut Marketing Mix atau Bauran pemasaran.
.
4.7 Analisis
bauran
pemasaran
Penulis menganalisi bauran pemasaran yaitu produk, harga, lokasi dan promosi terhadap responden dengan pertanyaan hal yang paling penting bagi responden dalam membeli roti
Produk diartikan sebagai Rasa, wangi, bentuk, tekstur roti. Harga diartikan sebagai harga roti apakah kompetitif atau murah. Lokasi diartikan sebagai letak outlet yang strategis dan dekat dengan customer, outlet yang sering terlihat oleh customer. Promosi diartikan sebagai event-event, discount, dan promosi berhadiah lainnya.
Hasil survey pada Senayan City mengenai bauran pemasaran dapat dilihat pada gambar berikut :
Gambar 4.9 Alasan pengunjung membeli roti di Senayan City
Hasil survey pada Pluit Village mengenai bauran pemasaran dapat dilihat pada gambar berikut :
Gambar 4.10 Alasan pengunjung membeli roti di Pluit Village
Product Price Place Promotion 83%
Alasan pengunjung mall membeli roti pada Senayan City
2% 15% Product Price Place Promotion 67%
Alasan pengunjung mall membeli roti pada Pluit Village
7% 23%
Dari survey diatas dapat dilihat bahwa mayoritas pengunjung mall membeli roti karena produk, 67% pada Pluit Village dan 83% pada Senayan City. Lewat
pertanyaan lebih lanjut pada saat survey, kami mendapatkan bahwa responden tersebut rela untuk mencari produk yang mereka suka meskipun lokasi nya berubah. Kedua terbesar adalah lokasi, bahwa responden membeli roti karena produk tersebut berada pada lokasi yang strategis dan dekat dengan responden. Responden berikut juga tidak peduli dengan brand dan harga.
Dari hasil survey diatas, penulis akan memaparkan bauran pemasaran secara mendetail satu persatu.
4.7.1 Analisis Bauran pemasaran harga (Price)
Dari hasil survey pada kedua mall, didapatkan bahwa sangat sedikit responden yang menganggap harga adalah alasan mereka untuk memilih roti, 2% pada senayan city dan 7% pada Pluit Village. Jadi bisa disimpulkan bahwa harga bukanlah faktor utama konsumen untuk memilih roti.
4.7.2 Analisis Bauran pemasaran produk (Product)
konsumen cenderung memilih roti karena menyukai produknya, 83% pada senayan city dan 63% pada Pluit Village. Produk dapat dijabarkan menjadi rasa roti, isi roti, bentuk roti, tekstur roti. Dapat disimpulkan bahwa Produk menjadi alasan utama konsumen untuk memilih roti
Jesslyn K Cakes sebaiknya mengembangkan produk dari satu atau lebih produk yang menjadi kekuatan utama dari Jesslyn K Cakes. Menurut observasi, roti tawar Jesslyn K Cakes merupakan produk yang paling digemari oleh konsumen roti. Jesslyn K Cakes berangkat dari roti tawar sebagai main product dengan membawa produk-produk lain sebagai pendukung untuk bersaing.
4.7.3 Analisis Bauran Pemasaran lokasi (Place)
Dari hasil survey pada kedua mall, didapatkan bahwa sebagian kecil
konsumen membeli roti karena lokasi outlet yang dekat, strategis, mudah dijangkau, dan sering terlihat, 15% pada senayan city dan 23% pada Pluit Village. Mereka tidak begitu mementingkan produk dan harga, selama ada outlet yang dekat mereka beli. Hal ini dikarenakan roti sudah menjadi kebutuhan utama mereka sehingga mereka mencari ketersediaan.
4.7.4 Analisis Bauran pemasaran promosi (Promotion)
Dari hasil survey pada kedua mall, promosi bukanlah faktor utama mereka membeli roti. Memang apabila ada promosi tertentu mereka akan membeli roti
tersebut namun apabila produk tidak disukai, mereka tidak akan kembali lagi setelah promosi selesai.
4.8 Strategi pengembangan Jesslyn K Cakes
Strategi pengembangan Jesslyn K Cakes berfokus kepada 3 hal yaitu
Bagaimana menarik pengunjung ke outlet Jesslyn K Cakes, bagaimana memberikan mereka suatu pengalaman ketika mereka datang ke outlet, dan bagaimana
mempertahankan mereka agar kembali ke outlet Jesslyn K Cakes. Tahap-tahap ini berputar dalam suatu siklus yang terus menerus berulang. Setiap bagian dari siklus ini harus saling mendukung dan berjalan bersama-sama. Semakin cepat siklus ini
berputar semakin cepat pula perkembangan Jesslyn K Cakes. Berikut penulis jabarkan satu persatu secara detail.
4.8.1 Bagaimana menarik pengunjung mall ke outlet Jesslyn K
Cakes
Tahap pertama dari strategi pengembangan Jesslyn K Cakes adalah
bagaimana menarik pengunjung mall, dikarenakan kedua outlet berada pada mall, untuk aware dan datang ke outlet Jesslyn K Cakes. Untuk itu hal yang harus
dilakukan yaitu promosi dan kerja sama dengan mall, dan tempat-tempat keramaian pada mall dimana pengunjung mall terpusat disana.
4.8.2 Bagaimana memberikan mereka suatu pengalaman ketika
mereka datang ke outlet Jesslyn K Cakes
Tahap kedua, setelah pengunjung datang ke outlet, Jesslyn K Cakes harus memberikan suatu pengalaman yang berkesan kepada pengunjung yang datang. Pengalaman ini bisa berupa produk yang enak, pelayanan yang memuaskan, suasana yang kondusif, dan rasa penghargaan yang diberikan oleh Jesslyn K Cakes.
Pengalaman ini bisa berujung kepada sales ataupun publicity apabila pengunjung memang merasakan suatu pengalaman yang luar biasa.