1
MODUL
BAHASA INDONESIA
Semester II
Nama
:
Kelas/no :
YAYASAN WIDYA BHAKTI
SEKOLAH MENENGAH ATAS SANTA ANGELA TERAKREDITASI A
Jl. Merdeka No. 24 Bandung 022. 4214714 – Fax.022. 4222587 http//: www.smasantaangela.sch.id, e-mail : smaangela@yahoo.co.id
043
2
I.
Kompetensi Dasar
3.10 Mengevaluasi pengajuan, penawaran dan persetujuan dalam teks negosiasi lisan maupun tertulis.
4.10 Menyampaikan pengajuan, penawaran dan persetujuan dalam teks negosiasi lisan maupun tertulis.
3.11 Menganalisis isi, struktur (orientasi, pengajuan, penawaran, persetujuan, penutup) dan kebahasaan teks negosiasi.
4.11 Mengkonstruksikan teks negosiasi dengen memerhatikan isi, struktur (orientasi, pengajuan, penawaran, persetujuan, penutup) dan kebahasaan.
3.12 Menghubungkan
permasalahan/ isu, sudut pandang dan argument beberapa pihak dan simpulan dari debat untuk menemukan esensi dari debat.
4.12 Mengonstruksi
permasalahan/ isu, sudut pandang dan argument beberapa pihak dan simpulan dari debat secara lisan untuk menemukan esensi dari debat
3.13 Menganalisis isi debat (permasalahan/isu, sudut pandang dan argument beberapa pihak, dan simpulan)
4.13 mengungkapkan kembali hal-hal yang dapat diteladani dari tokoh yang terdapat dalam teks biografi yang dibaca secara tertulis.
3.14 Menilai hal yang dapat diteladani dari teks biografi
4.14 Mengungkapkan kembali hal-hal yang dapat diteladani dari tokoh yang terdapat dalam teks biografi yang dibaca secara tertulis
3.15 Menganalisis aspek makna dan kebahasaan dalam teks biografi
4.15 Menceritakan kembali isi teks biografi baik lisan meupun tulis
3.16 Mengidentifikasi suasana, tema, dan makna beberapa puisi yang terkandung dalam antologi
4.16 Mendemonstrasikan
(membacakan atau
3 puisi yang diperdengarkan atau dibaca
antologi puisi atau kumpulan puisi dengan memerhatikan vocal, ekspresi, dan intonasi (tekanan dinamik, dan tekanan tempo) 3.17 Menganalisis unsur
pembangun puisi.
4.17 Menulisi puisi dengan
memerhatikan unsur
pembangunnya (tema, diksi, gaya bahasa, imaji, struktur, perwajahan)
3.18 Menganalisis isi dari minimal satu buku fiksi dan satu buku nonfiksi yang sudah dibaca.
4.18 Mempesentasikan replikasi isi buku ilmiah yang dibaca dalam bentuk resensi.
II.
Tujuan Pembelajaran
1. Siswa mampu menganalisis, mengevaluasi, menyampaikan, serta mengonstruksikan teks negosiasi secara lisan atau tulis. 2. Siswa mampu menentukan masalah untuk sebuah perdebatan,
menganalisis struktur dan beragam perdebatan dalam diskusi, mampu berdebat dengan teknik yang benar, serta menuliskan bahan perdebatan dalam makalah.
3. Siswa mampu memahami teks biografi, mengungkapkan kembali isi teks biografi, menganalisis struktur dan kaidah kebahasaan teks biografi, serta mampu menceritakan kembali isi teks biografi.
4. Siswa mampu mengidentifikasi karakteristik puisi, membacakan puisi dengan baik, menganalisis puisi serta menulis puisi.
4
III.
Materi
A.
Apa itu negosiasi?
Negosiasi merupakan proses penetapan keputusan secara bersama
antara beberapa pihak yang memiliki keinginan berbeda.
Negosiasi merupakan suatu cara untuk menetapkan keputusan yang
dapat disepakati oleh dua pihak atau lebih untuk mencukupi kepuasan
pihak-pihak yang berkepentingan.
B.
Ciri-ciri kegiatan negosiasi:
Melibatkan dua pihak atau lebih.
Pada umumnya berbentuk komunikasi langsung, menggunakan bahasa lisan, didukung oleh gerak tubuh dan ekspresi wajah. Dalam
komunikasi tertulis, negosiasi dinyatakan dalam bentuk surat, misalnya
surat penawaran dan surat permintaan barang.
TEKS
5
Mengandung konflik, pertentangan, ataupun perselisihan.
Menyelesaikannya melalui tawar-menawar atau tukar-menukar.
Menyangkut suatu rencana, program, suatu keinginan, atau sesuatu yang belum terjadi.
Berujung pada dua hal, sepakat atau tidak sepakat.
C.
Kaidah Teks Negosiasi
•Percakapan dua orang atau lebih
Kalimat dialogis
•harap, minta, mudah-mudahan
Kalimat santun, persuasif
•jika, seandainya
Kalimat bersyarat
6
D.
Struktur Teks Negosiasi
Orientasi •Pengenalan awal/perbincangan
awal
Pengajuan •Permintaan salah
satu pihak
Penawaran •Terjadinya tawar menawar
Persetujuan
•kondisi saling
7
A. Menentukan Masalah untuk Suatu Perdebatan
1. Pengertian Masalah dan Debat
Menurut KBBI, masalah adalah sesuatu yang harus diselesaikan, sedangkan debat adalah pembahasan dan pertukaran pendapat mengenai suatu hal dengan saling memberi alasan untuk mempertahankan pendapat masing-masing.
Hal-hal yang perlu diperhatikan ketika menentukan masalah untuk diskusi adalah sebagai berikut.
a. Menarik para peserta
Suatu masalah akan menarik peserta apabila:
Bermanfaat, baik bagi peserta maupun masyarakat Mengandung banyak perdebatan
Aktual, sedang hangat diperbincangkan. b. Sesuai dengan pengetahuan peserta
c. Memiliki kejelasan
Kejelasan suatu masalah dapat dilihat dari gagasan sentralnya maupun ruang lingkupnya. Masalah yang terlalu kompleks dan terlalu luas dapat menyebabkan arena diskusi menjadi tidak berujung, mengambang, dan bertele-tele.
d. Sesuai dengan waktu dan situasi
Untuk memperoleh pemecahan masalah yang baik, hendaknya masalah diskusi disesuaikan dengan situasi dan waktu yang tersedia.
8
2. Sumber-sumber Permasalahan untuk Perdebatan dalam Diskusi
Sumber masalah debat dapat berasal dari: - Hasil observasi terhadap lingkungan sekitar - Ajuan peserta itu sendiri
- Menemukannya dari buku, majalah, jurnal,surat kabar, ataupun internet.
Dalam berdebat, peserta harus berbicara dengan jelas, tidak terlalu cepat atau terlalu lambat, harus tampil percaya diri, dan jawaban yang disampaikan harus relevan dengan pertanyaan.
B. Menganalisis Struktur dan Beragam Perdebatan dalam Diskusi
1. Struktur Debat
Pengenalan masalah
Menyangkut kepentingan banyak pihak
Sesuatu yang penting untuk didiskusikan
Penyampaian argumen
Ditinjau dari berbagai sudut pandang
Melibatkan pihak yang pro dan kontra
Kesimpulan
Berupa kompromi
Menarik kesimpulan
Dalam berdebat, diperlukan suatu keahlian tertentu, yaitu:
9
Kemampuan menganalisis kelebihan dan kelemahan setiap pendapat
Kemampuan untuk menghargai setiap orang, terlepas dari benar salahnya pendapat itu
Kemampuan untuk meramu pendapat-pendapat yang ada sehingga menjadi satu rumusan yang akurat dan dapat dipertanggungjawabkan.
2. Beragam Tanggapan Perdebatan dalam Diskusi
a) Pertanyaan harus disampaikan setelah mendapat kesempatan dari moderator.
b) Dukungan setuju dan tidak setuju
c) Sanggahan disampaikan ketika ada pernyataan pemakalah yang bertentangan atau kita tidak setuju dengan uraian peserta diskusi lain. Sanggahan harus disampaikan dengan pilihan kata yang tepat. d) Kritik disebut juga celaan atau kecaman. Kritik yang baik harus
disertai alasan yang jelas dan meyakinkan.
C. Berdebat dengan Teknik yang Benar
1) Kelogisan Berargumen dan Kejelasan Fakta
2) Kesantunan dan Keefektifan Berbahasa a) Kesantunan
- Pendapat Anda kurang tepat bukan pendapat Anda salah - Sebaiknya dikoreksi bukan harus diulang
- Keliru bukan ngawur
- Susah dipahami bukan tidak logis - Tidak satu pemikiran bukan tidak setuju
b) Keefektifan kalimat
10 - Pilihan kata harus tepat
- Pesan yang dikandung harus jelas c) Kelancaran Berbahasa
d) Intonasi
e) Ekspresi
D.Menuliskan Bahan Perdebatan ke dalam Makalah
Sistematika makalah a) Pendahuluan
- Latar belakang masalah - Rumusan masalah
- Prosedur pemecahan masalah - Manfaat pemecahan masalah b) Pembahasan
Memuat uraian tentang kajian penulis dalam mengeksplorasi jawaban terhadap masalah yang diajukan yang dilengkapi oleh data pendukung serta argumentasi-argumentasi yang berlandaskan pandangan ahli dan teori yang relevan.
c) Kesimpulan
Dalam bagian ini, kesimpulan berupa makna yang diberikan penulis terhadap hasil diskusi/uraian yang telah dibuat pada bagian pembahasan. Dalam mengambil kesimpulan, penulis makalah harus mengacu kembali pada bagian permasalahan yang diajukan pada bagian pendahuluan. Jangan lupa sertakan daftar pustaka.
E. Kaidah Kebahasaan Debat
Menggunakan ragam bahasa ilmiah
Tujuannya adalah menghindari kesalahan dalam menafsirkan argumen yang diajukan oleh setiap orang dalam tim debat.
11
Bahasa yang
Penggunaan kata teknis
Penggunaan kalimat pendukung atau penolakan
Penanda kohesi leksikal dan gramatikal
Penggunaan modalitas F. Mari berlatih
12
Biografi ditulis oleh orang lain tentang riwayat hidup seseorang. Biografi dapat dipaparkan dalam beberapa kalimat, tetapi dapat juga diuraikan panjang lebar dalam bentuk buku.
Autobiografi juga berupa tulisan tentang riwayat hidup yang ditulis secara lebih mendetail oleh orang yang bersangkutan.
STRUKTUR TEKS CERITA ULANG BIOGRAFI
Dalam menulis teks cerita ulang biografi, hal-hal dasar seperti nama, tempat, dan tanggal lahir menjadi informasi dasar. Berikutnya adalah informasi mengenai riwayat keluarganya.
Pada sebuah cerita ulang biografi, partisipannya adalah manusia yang terlibat pada peristiwa lampau. Pronomina atau dikenal juga dengan kata ganti merupakan kata yang digunakan untuk menggantikan benda dan menamai seseorang atau sesuatu secara tidak langsung, misalnya ia, -nya, mereka, kita, dan kami. Pada teks model yang telah disajikan tersebut terdapat beberapa pronomina, antara lain dia dan –nya.
Selain pronomina yang digunakan untuk penyebutan berikutnya, seperti –nya (pronomina orang ketiga tunggal) tersebut, dalam teks cerita ulang biografi terdapat juga pengacuan. Pengacuan merupakan
CERITA ULANG
13
alat kohesi yang baik karena dapat menghindari pengulangan kata yang sama terus-menerus.
Dalam menguraikan urutan peristiwa dalam teks cerita ulang biografi, akan menjumpai kata-kata yang menunjukkan kejadian atau peristiwa, waktu, dan tempat. Seperti dalam kalimat Rolihlahla Mandela lahir pada 18 Juli 1918 di Umtata, Afrika Selatan, kata yang digarisbawahi menunjukkan telah terjadi sebuah peristiwa pada 18 Juli 1918, yakni kelahiran Rolihlahla Mandela yang berlangsung di Umtata, Afrika Selatan. Peristiwa yang terjadi berikutnya: Dia bergabung dengan Liga Kaum Muda, organisasi pemuda Kongres Nasional Afrika (ANC) pada 1944. Dari potongan kalimat itu tergambar pula sebuah peristiwa bergabungnya Mandela pada 1944 dengan Liga Kaum Muda, organisasi pemuda Kongres Nasional Afrika (ANC).
Dalam teks cerita ulang biografi, akan banyak ditemui kata kerja (verba) material untuk menunjukkan aktivitas atau perbuatan nyata yang dilakukan oleh partisipan. Kata kerja material menunjukkan perbuatan fisik atau peristiwa, misalnya membaca, menulis, dan memukul. Pada kata kerja material terdapat partisipan yang melakukan sesuatu yang disebut aktor dan partisipan yang lain (tidak selalu ada) yang dituju oleh kata kerja itu atau yang disebut sasaran. Misalnya, Ayah (aktor) membaca (kata kerja material) koran (sasaran).
14
dengan kalimat berikutnya disebut dengan konjungsi antarkalimat, misalnya sementara itu, selanjutnya, dan selain itu.
Ciri kebahasaan lain yang sering ditemukan dalam sebuah teks cerita ulang biografi adalah kalimat simpleks (yang sesungguhnya sama dengan kalimat tunggal).
Kalimat simpleks hanya mengandung satu struktur: subjek^predikator^(pelengkap)^(keterangan). Unsur yang diletakkan di dalam kurung belum tentu terdapat pada sebuah kalimat.
Kaidah Kebahasaan:
Penggunaan kata ganti pronomina
Penggunaan kata kerja tindakan
Penggunaan kata deskriptif
Penggunaan kata kerja pasif
Penggunaan kata kerja mental
15
Contoh struktur teks cerita ulang
Struktur teks Kalimat dalam teks
Orientasi Rolihlahla Mandela lahir pada 18 Juli 1918 di Umtata,
ditambahkan oleh guru sekolah dasarnya yang membayangkan suatu kemegahan kerajaan pada nama itu. Masa kecil Mandela cukup damai, dia banyak menghabiskan waktu menggembala atau melakukan kesibukan pedesaan yang lain. Ketika ayahnya meninggal, dia diurus oleh seorang sanak keluarganya yang menjadi bupati. Wanita yang pernah mendampingi hidupnya ada beberapa orang, yaitu Evelyn Mase (cerai 1957), Nkosikazi Nomzamo Madikizela atau Winnie Mandela (cerai 1996), dan Graca Machel-Mandela (menikah 1998).
Urutan peristiwa hidup tokoh
Tahap I
Nelson Mandela pernah mengenyam pendidikan di College of Fort
Hare, University of South Africa, dan University of Witwaterrand,
Johannesburg. Keterlibatannya dalam politik dimulai saat dia keluar
16
menentukan jalan panjang yang harus ditempuhnya dalam memperjuangkan persamaan hak bagi mayoritas orang kulit hitam di Afrika Selatan.
Urutan peristiwa hidup tokoh
Tahap II
Mandela kemudian magang pada sebuah biro hukum. Kariernya dalam bidang hukum berlanjut hingga dia bisa menjadi pengacara yang cukup sukses. Namun, selama bertahun-tahun kemudian dia menyaksikan bagaimana politik apartheid (politik diskriminasi warna kulit) sangat tidak manusiawi. Hanya karena berkulit hitam orang bisa kehilangan status sebagai manusia. Mandela meneguhkan hatinya untuk melawan semua ini. Dia rela meninggalkan kehidupan desa yang damai, bahkan kariernya sebagai pengacara, untuk memasuki masa depan yang penuh pengorbanan dan penderitaan.
Urutan peristiwa hidup tokoh
Tahap III
Harapan Mandela untuk berhasil sangatlah kecil karena selama berabad-abad pemerintah kolonial telah mengonsentrasikan semua kekuasaan politik dan militer, akses pendidikan, dan sebagian besar kekayaan di tangan minoritas kulit putih. Kondisi yang mendukung keberhasilan revolusi hampir tidak ada sama sekali. Rakyat banyak telah dijinakkan dalam kepatuhan, wilayah geografis yang luas merintangi komunikasi dan mobilitas, sementara perang antar-ras bukan suatu pilihan yang realistis, bahkan bisa menghebohkan.
Urutan peristiwa hidup tokoh
Tahap IV
17
kulit hitam membawa pas jalan dan membuat mereka tetap dalam posisi budak terus-menerus.
Urutan peristiwa hidup tokoh
Tahap V
Pemerintah kemudian menggelar peradilan besar-besaran terhadap
para “pengkhianat”, Mandela termasuk di antaranya.
Namun, pada
1961 semua itu berakhir dengan pembebasan ke-156
tertuduh. Kemudian, Afrika Selatan “bergolak” karena
pembantaian para demonstran kulit hitam di Sharpeville pada Maret 1960. Akan tetapi,
Pemerintah tetap konsisten menghantam oposisi: sebagian besar gerakan pembebasan, termasuk ANC, dilarang. Mandela yang telah
meraih reputasi sebagai pemimpin orang kulit hitam, berjuang di bawah tanah selama lebih dari setahun dan bepergian ke luar negeri
untuk mencari dukungan bagi ANC. Urutan
“Sepanjang hidup saya, saya mendedikasikan diri pada
18
Puisi adalah bentuk karya sastra yang terkikat oleh rima, ritma, atau pun jumlah baris serta ditandai oleh bahasa yang padat. Puisi berdasarkan periodisasinya dibedakan menjadi 2, puisi lama dan puisi baru.
A. Puisi Lama
Puisi yang terikat oleh aturan-aturan, seperti: jumlah baris tiap bait, jumlah suku kata dalam tiap baris, jumlah kata dalam tiap bait, persajakan (rima), dan irama.
Puisi
Puisi Lama
19
Jenis-jenis puisi lama: 1. Mantra
Mantra adalah puisi yang berisi ucapan-ucapan yang dianggap memiliki kekuatan gaib.
contoh mantra:
Assalammu’alaikum putri satulung besar
Yang beralun berilir simayang Mari kecil, kemari
Aku menyanggul rambutmu Aku membawa sadap gading Akan membasuh mukamu
2. Pantun
Pantun merupakan puisi lama yang asli dari tanah air. Kata pantun
berarti ’bagai’, ’seperti’, ’ibarat’, ’seumpama’, atau ’laksana’.
Ciri-ciri pantun: a) Bersajak a-b-a-b
b) Tiap bait terdiri dari 4 baris.
c) Tiap baris terdiri dari 8-12 suku kata.
d) Baris 1-2 disebut sampiran dan baris 3-4 disebut isi.
Pohon anggur di tepi pagar Besar dahannya tergolong sedang Jangan malas untuk belajar Agar prestasi semakin gemilang
20 Jika malas, orangtua meradang Tinggal kelas tentu jadi akibatnya
3. Seloka
Seloka adalah pantun berkait.
Ciri-ciri seloka: a) Bersajak a-b-a-b.
b) Tiap bait terdiri dari 4 baris.
c) Tiap baris terdiri dari 8-12 suku kata.
d) Baris 1-2 disebut sampiran dan baris 3-4 disebut isi.
e) Pada bait kedua, baris 2 dan 4 pada bait pertama dijadikan baris 1 dan 3 pada bait kedua.
Pohon anggur di tepi pagar Besar dahannya tergolong sedang Jangan malas untuk belajar Agar prestasi semakin gemilang
Besar dahannya tergolong sedang Meski tak sebesar kepalan tangan Agar prestasi semakin gemilang Cita-cita pun tak berhenti di angan
4. Karmina
Karmina adalah pantun kilat.
Ciri-ciri karmina:
21 b) Tiap baris terdiri dari 8-12 suku kata c) Tiap baris, isinya saling berlawanan.
d) Bersajak a-a.
Dahulu parang, sekarang besi Dahulu sayang, sekarang benci
5. Gurindam
Gurindam adalah puisi lama yang berasal dari India yang berarti
’perhiasan’ atau ’bunga’.
Ciri-ciri gurindam:
a) Tiap bait terdiri dari 2 baris.
b) Tiap baris terdiri dari 8-12 suku kata.
c) Baris pertamanya berisi sebab dan baris keduanya berisi akibat.
d) Bersajak a-a.
Kurang pikir kurang siasat Tentu dirimu akan tersesat
Barang siapa tinggalkan sembahyang Bagai rumah tiada bertiang
22
6. Syair
Syair adalah puisi lama yang berasal dari Arab yang artinya ’perasaan’.
Syair berisi kisah perjalanan hidup atau ungkapan isi hati.
Ciri-ciri syair:
a) Tiap bait terdiri dari 4 baris.
b) Tiap baris terdiri dari 8-12 suku kata. c) Bersajak a-a-a-a.
d) tidak memiliki sampiran (semuanya isi)
Suatu kisah di sebuah istana Hiduplah seorang maharaja Beliau sangat bijaksana
Terkenal hingga ke mana-mana
7. Talibun
Talibun adalah puisi lama yang berasal dari Timur Tengah. Talibun merupakan alat dalam menjalin hubungan yang mesra/akrab, seperti percintaan, berolok-olok atau berkelakar.
Ciri-ciri talibun:
a) Tiap bait terdiri lebih dari 4 baris dan harus berjumlah genap.
b) Tiap baris terdiri dari 8-12 suku kata.
c) Jika 1 bait berisi 6 baris, susunannya: 3 baris berupa sampiran dan tiga baris berupa isi.
d) bersajak a-b-c
23
Jika punya teman baru
Teman lama jangan dilupakan Agar pertemanan makin luas
B. Puisi Baru
Puisi baru bentuknya lebih bebas daripada puisi lama, baik dalam segi jumlah baris, suku kata, maupun rima.
1. Puisi baru menurut isinya dibedakan atas: a. Balada
Balada adalah puisi sederhana yang berisi kisah/cerita yang mengharukan.
Modal Nekad
Terus berusaha tanpa henti Walau hanya di beri recehan
Namun tak membuat Patah Semangat (Balada Pengamen)
b. Himne
Himne adalah puisi yang berisi pujaan untuk Tuhan, tanah air, atau pahlawan.
Bahkan batu-batu yang keras dan bisu
Mengagungkan nama-Mu dengan cara sendiri Menggeliat derita pada lekuk dan liku
bawah sayatan khianat dan dusta.
24
Yang dikarati oleh dosa manusia. Tanpa luka-luka yang lebar terbuka dunia kehilangan sumber kasih Besarlah mereka yang dalam nestapa mengenal-Mu tersalib di datam hati. (Saini S.K)
c. Ode
Ode adalah puisi sanjungan/pujian untuk orang yang berjasa atau peristiwa yangg dimuliakan.
Di atas puncak gunung fantasi
Berdiri aku, dan dari sana
Mandang ke bawah, ke tempat berjuang
Generasi sekarang di panjang masa
Menciptakan kemegahan baru
Pantoen keindahan Indonesia
Yang jadi kenang-kenangan
Pada zaman dalam dunia
(Generasi Sekarang, karya Asmara Hadi)
d. Epigram
25
Hari ini tak ada tempat berdiri Sikap lamban berarti mati
Siapa yang bergerak, merekalah yang di depan Yang menunggu sejenak sekalipun pasti tergilas. (Iqbal)
e. Romansa (Romance)
Romansa (romance) adalah puisi yang berisi luapan perasaan cinta kasih/kasih sayang.
Cinta akan terasa bahagia Bila kita selalu bersama Cinta tak kan indah Bila kita jauh terpisah Cinta akan abadi Bila kita saling berbagi Cinta akan sejati
Bila kita saling mengerti
(Arti Cinta)
f. Elegi
Elegi adalah puisi yang berisi ratap tangis/kesedihan.
Ini kali tidak ada yang mencari cinta
di antara gudang, rumah tua, pada cerita tiang serta temali.
Kapal, perahu tiada berlaut menghembus diri dalam mempercaya mau berpaut
Gerimis mempercepat kelam.
Ada juga kelepak elang menyinggung muram, desir hari lari berenang menemu bujuk pangkal akanan.
26
Tiada lagi. Aku sendiri.
Berjalan menyisir semenanjung,
masih pengap harap sekali tiba di ujung
dan sekalian selamat jalan dari pantai keempat, sedu penghabisan bisa terdekap
(Senja di Pelabuhan Kecil, karya Chairil Anwar)
g. Satire
Satire adalah puisi yang berisi sindiran/kritik/ejekan.
Aku bertanya
tetapi pertanyaan-pertanyaanku
membentur jidad penyair-penyair salon, yang bersajak tentang anggur dan rembulan, sementara ketidakadilan terjadi
di sampingnya,
dan delapan juta kanak-kanak tanpa pendidikan, termangu-mangu di kaki dewi kesenian.
(Rendra)
2. Puisi baru menurut bentuknya dibedakan atas: a. Distikon
Distikon adalah puisi yang tiap baitnya terdiri dari dua baris.
Berkali kita gagal
Ulangi lagi dan cari akal
Berkali-kali kita jatuh
Kembali berdiri jangan mengeluh (Or. Mandank)
27
Terzina adalah puisi yang tiap baitnya terdiri dari tiga baris.
Dalam ribaan bahagia datang Tersenyum bagai kencana Mengharum bagai cendana
Dalam bah’gia cinta tiba melayang Bersinar bagai matahari
Mewarna bagaikan sari
(Dari ; Madah Kelana, karya Sanusi Pane)
c. Kuantrain (Quatrain)
Kuantrain (quantrain) adalah puisi yang tiap baitnya terdiri dari empat baris.
Mendatang-datang jua Kenangan masa lampau Menghilang muncul jua Yang dulu sinau silau
Membayang rupa jua Adi kanda lama lalu Membuat hati jua
Layu lipu rindu-sendu (A.M. Daeng Myala)
d. Kuint (Quint)
Kuint (quint) adalah puisi yang tiap baitnya terdiri dari lima baris.
Hanya Kepada Tuan Satu-satu perasaan
Hanya dapat saya katakan Kepada tuan
28
Satu-satu kegelisahan Yang saya serahkan
Hanya dapat saya kisahkan Kepada tuan
Yang pernah diresah gelisahkan
Satu-satu kenyataan Yang bisa dirasakan
Hanya dapat saya nyatakan Kepada tuan
Yang enggan menerima kenyataan (Or. Mandank)
e. Sektet
Sektet adalah puisi yang tiap baitnya terdiri dari enam baris.
Merindu Bagia
Jika hari’lah tengah malam
Angin berhenti dari bernafas Sukma jiwaku rasa tenggelam Dalam laut tidak terwatas Menangis hati diiris sedih (Ipih)
f. Septima (Septime)
Septima (septime) adalah puisi yang tiap baitnya terdiri dari tujuh baris.
29
Ditimpah air mulia tampaknya Tumpah darahku Indonesia namanya
(Indonesia Tumpah Darahku, karya Muhammad Yamin)
g. Stanza/Oktaf
Stanza/oktaf adalah puisi yang tiap baitnya terdiri dari delapan baris.
Awan datang melayang perlahan Serasa bermimpi, serasa berangan Bertambah lama, lupa di diri Bertambah halus akhirnya seri Dan bentuk menjadi hilang Dalam langit biru gemilang Demikian jiwaku lenyap sekarang
Dalam kehidupan teguh tenang (Awan, karya Sanusi Pane)
h. Soneta
Soneta adalah puisi yang tiap baitnya terdiri dari empat belas baris. Soneta terdiri atas 4 bait, yang terdiri atas 2 kuantrain (quatrain) dan 2 terzina.
Perasaan siapa ta ‘kan nyala
Melihat anak berelagu dendang Seorang saja di tengah padang Tiada berbaju buka kepala
Beginilah nasib anak gembala
Berteduh di bawah kayu nan rindang Semenjak pagi meninggalkan kandang Pulang ke rumah di senja kala
30
Melagukan alam nan molek permai
Wahai gembala di segara hijau
Mendengarkan puputmu menurutkan kerbau Maulah aku menurutkan dikau
(Gembala, karya Muhammad Yamin)
C. Bentuk dan Gaya Membaca Puisi
Poetry reading
Ciri khas gaya ini adalah membawa teks puisi. Posisinya dapat dilakukan dengan cara berdiri, duduk, dan kombinasi gerak berdiri dan duduk.
Deklamatoris
Gaya membaca puisi ini tidak membawa teks puisi, dan harus dihafalkan terlebih dahulu.
Teatrikal
Ketika memilih gaya membaca puisi ini, Anda harus melakukannya dengan total, mulai dari ekspresi, kostum, properti, setting, musik.
D. UNSUR-UNSUR PUISI
Unsur-unsur puisi meliputi struktur fisik dan struktur batin puisi.
1. Struktur fisik puisi, meliputi: a. Perwajahan Puisi (Tipografi)
Bentuk puisi seperti halaman yang tidak dipenuhi kata-kata, tepi kanan-kiri, pengaturan barisnya, hingga baris puisi yang tidak selalu dimulai dengan huruf kapital dan diakhiri dengan tanda titik.
b. Diksi/Pemadatan Kata/Pilihan Kata
31
mengungkapkan banyak hal, maka kata-katanya harus dipilih secermat mungkin.
c. Citraan (Pengimajian)
Citraan dapat dibagi menjadi lima, yaitu citraan pendengaran, citraan penglihatan, dan citraan rabaan atau sentuhan, citraan perasaan (hati), citraan pengecapan, dan citraan penciuman.
d. Kata Konkret
Penggunaan kata konkret penting untuk membangkitkan imajinasi. Dengan penggunaan kata konkret, pembaca dapat membayangkan secara jelas peristiwa atau keadaan yang dilukiskan oleh penulis (terkait dengan citraan).
e. Gaya Bahasa
Gaya bahasa merupakan bahasa yang dipakai penulis untuk mengatakan sesuatu dengan cara mengiaskan secara tidak langsung makna yang dimaksud. Gaya bahasa yang digunakan disebut dengan majas.
f. Rima/Irama
Rima/irama adalah persamaan bunyi pada puisi, baik di awal, tengah, dan akhir baris puisi. Rima mencakup:
1) Onomatope (tiruan terhadap bunyi, misal /ng/ yang memberikan efek magis pada puisi Sutadji C.B.),
2) Bentuk intern pola bunyi (aliterasi, asonansi, persamaan akhir, persamaan awal, sajak berselang, sajak berparuh, sajak penuh, repetisi bunyi [kata], dan sebagainya.
3) Pengulangan kata/ungkapan. Ritma merupakan tinggi rendah, panjang pendek, keras lemahnya bunyi. Rima sangat menonjol dalam pembacaan puisi.
32
a. Tema/Makna (Sense)
Pokok persoalan yang akan diungkapkan oleh penulis. Secara tersirat, tema ada di dalam keseluruhan puisi. Tema merupakan respon penyair terhadap kenyataan sosial, ekonomi, maupun budaya di masyarakat.
b. Perasaan (Feeling)
Puisi merupakan ekspresi terdalam dari perasaan penulis. Bentuknya dapat berupa kerinduan, kekaguman, kegelisahan terhadap seseorang (atau suatu hal) sehingga bahasa puisi lebih padat dan ekspresif.
c. Nada (Tone) dan Suasana
Nada adalah sikap penyair/penulis terhadap sesuatu (bersikap menggurui,menyindir, memuji, mengejek, dan lain-lain). Suasana adalah keadaan jiwa pembaca setelah membaca puisi atau akibat psikologis yang ditimbulkan puisi itu terhadap pembaca.
d. Amanat/tujuan/maksud (itention)
33
Resensi buku adalah teks berupa ulasan atau komentar mendalam tentang kelebihan dan kelemahan suaru buku. Objeknya dapat berupa buku ilmiah populer, film, pementasan drama, album lagu.
Secara garis besar, buku (bacaan) dibagi menjadi dua jenis, yaitu:
a. Buku fiksi, contohnya kumpulan puisi, dongeng, cerpen, novel, drama, hikayat, anekdot. Buku-buku tersebut merupakan hasil imajinasi penulisnya dan tidak menggunakan fakta sebagai dasar penulisannya. b. Buku nonfiksi, contohnya buku pelajaran, ilmiah popular, atau biografi.
Buku-buku tersebut menggunakan fakta-fakta atau pendapat penulis yang kebenarannya dapat dipertanggungjawabkan secara keilmuan (objektif).
Buku
Nonfiksi
Faktual Objektif
Fiksi
34
Hal-hal yang dapat dicantumkan dalam penilaian buku (resensi ) adalah:
Identitas buku (judul, penulis, penerbit, tahun terbit, tebal buku, harga)
Latar belakang buku (bisa dari pengarang, ataupun badan mana yang telah menerbitkan buku tersebut)
Jenis buku (roman/komedi/biografi/novel/dsb)
Ringkasan/sinopsis/garis besar isi buku
Keunggulan buku
Kelemahan buku
Saran bagi pembaca.
Mari Berlatih
1) Bacalah sebuah buku nonfiksi. Usahakanlah buku itu merupakan buku terbitan terbaru, lalu buatlah resensi dari buku tersebut!
2) Bacalah sebuah buku fiksi. Usahakanlah buku itu merupakan buku terbitan terbaru, lalu buatlah resensi dari buku tersebut!
DAFTAR PUSTAKA
Kosasih, Engkos. 2016. Cerdas Berbahasa Indonesia untuk SMA/MA Kelas X.
Jakarta. Erlangga.
Mulyadi, Yadi. 2016. Bahasa Indonesia untuk Siswa SMA-MA/SMK-MAK Kelas X. Bandung: Yrama Widya.
KBBI Online
.Pradopo, Rahmat Djoko. 1983. Kesusastraan Indonesia Modern. Jakarta : Gramedia. ---. 2010. Beberapa Teori Sastra, Metode Kritik, dan
35
Sukarworo, Ign, dkk. 2010. Bahasa dan Sastra Indonesia untuk SMA dan MA Kelas X. Jakarta: Piranti Dharma Kalokatama.