• Tidak ada hasil yang ditemukan

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEEFEKTIFAN SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI SURAKARTA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEEFEKTIFAN SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI SURAKARTA"

Copied!
86
0
0

Teks penuh

(1)

SKRIPSI

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEEFEKTIFAN SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR

DI SURAKARTA

Diajukan untuk Melengkapi Tugas-Tugas dan Memenuhi Syarat-Syarat untuk Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi

Universitas Sebelas Maret Surakarta

Disusun Oleh: HAKNI WULANSARI

F. 1307540

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

(2)

ABSTRACT

FACTORS AFFECTING THE EFFECTIVENESS OF ACCOUNTING INFORMATION SYSTEM IN MANUFACTURING COMPANIES

IN SURAKARTA Hakni Wulansari

NIM F 1307540

This research aims to find out the AIS sophistication achievement, manager’s participation in the AIS implementation, AIS knowledge, accounting knowledge, as well as the effectiveness of outside expert in the manufacturing companies in Surakarta. In addition, it also explains the effect of AIS sophistication effect, manager’s participation in AIS implementation, AIS knowledge, accounting knowledge, consultant effectiveness, vendor effectiveness, outside expert accountant, as well as the effectiveness of governmental institution on the effectiveness of Accounting Information system.

This study belongs to a cross-sectional research with survey design and the sampling technique employed was purposive sampling. The instrument used for collecting data in this research was questionnaire, distributed to the middle managers, particularly those relating to the Accounting Information System in the manufacturing companies in Surakarta, there are accounting staff and IT staff. The hypothesis testing method used is a Multiple Linear Regression.

The data was obtained from 52 respondents with the qualified sample and the sample that can be analyzed consisted of 43 respondents. The result of testing shows that the manager’s participation in AIS implementation, the accounting knowledge, and the effectiveness of outside accountant affect positively the AIS effectiveness. Meanwhile, the AIS sophistication, AIS knowledge, consultant effectiveness, vendor effectiveness, and governmental institution effectiveness variables show the negative effect on the AIS effectiveness.

(3)
(4)
(5)

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

Perjuangan tidak akan mengenal kata “sia-sia”, karena sesungguhnya semua yang terbaik telah disiapkan oleh-Nya.

Manis jangan segera ditelan, pahit jangan segera dimuntahkan, manis akan terasa manis setelah mengecap yang pahit.

Hidup adalah rintangan, maka hadapilah…Hidup adalah lagu, maka nyanyikanlah…Hidup adalah mimpi, maka

sadarilah…Hidup adalah permainan, maka mainkanlah…Hidup adalah cinta, maka nikmatilah.

“Orang yang benar-benar sukses adalah orang yang memiliki mimpi yang besar dan berusaha keras untuk menjadikan mimpi itu

terwujud di alam nyata”

Penulis Persembahkan Kepada: Ayah dan Ibu tercinta

Adek2ku tersayang

(6)

KATA PENGANTAR

Alhamdulillahirobbilalamin, segala puji bagi Allah swt, atas rahmat, hidayah dan taufik-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Banyak pihak yang telah membantu dalam proses penyususnan hingga penyelesaiannya, baik secara langsung maupun tidak langsung. Penulis penyadari bahwa skripsi ini tidak akan selesai tanpa adanya bantuan dari berbagai pihak, untuk itu dengan segala kerendahan dan ketulusan hati penulis ingin menyampaikan rasa terima kasih kepada:

1. Bapak Prof. Dr. Bambang Sutopo, M.Com, Ak., selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret.

2. Bapak Drs. Jaka Winarna, M.Si, Ak., selaku ketua jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret.

3. Bapak Drs. Santosa Tri Hananto, M.Si., Ak, selaku dosen pembimbing yang

telah berkenan meluangkan waktu, tenaga, pikiran untuk mengarahkan dalam penulisan skripsi ini.

4. Bapak, Ibu Dosen dan segenap karyawan-karyawati Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret.

5. Bapak dan Ibu tercinta, yang telah mencurahkan kasih sayangnya, dan

dukungannya sehingga ananda bisa menyelesaikan skripsi ini.

(7)

7. Buat temenku tercinta Puji, yang telah memberi dukungan dan sharing-sharingnya selama ini. Moga kita mendapatkan pekerjaan yang jauh lebih baik dari sebelumnya, Amien:>.

8. Mb Ulfa, Lisa, Tika, Ulang, Ginting, Bondan, Kristin, Bayu, Doni, Devina,

Tuti, dan semua teman-temanku Akuntansi NonReg’07. Tetap jalin silaturohmi ya, dimanapun kalian berada.

9. Niena & Wulan, temen kostQ yang telah kasih support selama ini, Miz U. 10. Ndoet2Q, support kamu sangat berarti bagiku, meski ga selamanya kita

bersama, Q bersyukur kita dipertemukan oleh Tuhan di waktu singkat ini hee:>.

11. Keluarga Besar Bengkel King’s, yang telah memberikan kemudahan waktu (izin) untuk saya agar dapat menyelesaikan skripsi ini.

12. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu-persatu yang telah membantu kelancaran penulisan skripsi ini.

Tak ada gading yang tak retak, demikian pula dengan skripsi yang telah penulis susun, masih banyak kekurangan dan jauh dari kesempurnaan. Namun, penulis berharap skripsi ini dapat bermanfaat baik bagi penulis secara pribadi, maupun bagi pihak lain secara umum.

(8)

DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL……… i

ABSTRAK………... ii

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING……….. iii

HALAMAN PENGESAHAN………. iv

HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN………. v

KATA PENGANTAR………... vi

4. Partisipasi Manajer……….…... 15

5. Pengetahuan SIA dan Pengetahuan Akuntansi……..… 16

6. Ahli Luar……….….. 30

B. Kerangka Teoritis……….... 37

(9)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A. Data………..… 41

B. Populasi dan Sampel Penelitian………... 41

C. Pengukuran Variabel………...…. 42

D. Teknik Pengujian Kualitas Data………..…….… 44

E. Pengujian Asumsi Klasik………... 46

F. Teknik Analisis Data………...………. 48

G. Kriteria Pengujian Hipotesis……… 49

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Diskripsi Data……….. 50

B. Pengujian Instrumen Penelitian 1. Pengujian Validitas……… 53

2. Pengujian Reliabilitas ………..……. 59

C. Pengujian Asumsi Klasik 1. Uji Normalitas……… 60

2. Uji Multikolinearitas ……….……… 61

3. Uji Autokorelasi ………..…... 62

4. Uji Heteroskedastisitas ……….. 63

D. Pengujian Hipotesis……….. 66

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan…….………. 67

B. Keterbatasan dan Saran 1. Keterbatasan………. 68

2. Saran………. 69 DAFTAR PUSTAKA

(10)

DAFTAR TABEL

Tabel Hal

1. Tabel IV.1 Penyebaran dan Penerimaan Kuesioner……… 51

2. Tabel IV.2 Jenis Kelamin Responden……….. 51

3. Tabel IV.3 Umur Responden……… 51

4. Tabel IV.3 Klasifikasi Jabatan Responden………. 52

5. Tabel IV.4 Masa Jabatan Responden……….. 52

6. Tabel IV.5 Tingkat Pendidikan Responden……… 53

7. Table IV.6 Hasil Uji Validitas Partisipasi Manajer………..… 54

8. Table IV.7 Hasil Uji Validitas Pengetahuan SIA.……… 55

9. Tabel IV.8 Hasil Uji Validitas Pengetahuan Akuntansi……… 56

10. Tabel IV.9 Hasil Uji Validitas Keefektifan Konsultan ……….. 56

11. Tabel IV.10 Hasil Uji Validitas Keefektifan Vendor.……….. 57

12. Tabel IV.11 Hasil Uji Validitas Keefektifan Akuntan Luar………… 58

13. Tabel IV.12 Hasil Uji Validitas Keefektifan Lembaga Pemerintah… 58 14. Tabel IV.13 Hasil Uji Validitas Keefektifan SIA……… 59

15. Tabel IV.14 Hasil Uji Reliabilitas………... 60

16. Tabel IV.15 Hasil Uji Normalitas ………. 61

17. Tabel IV.16 Hasil Uji Multikolinearitas ……… 62

18. Tabel IV.17 Hasil Uji Autokorelasi……… 63

(11)

DAFTAR GAMBAR

Gambar Hal

Gambar II.1 Kerangka Pemikiran……… Gambar IV.1 Uji Heteroskedastisitas………

(12)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Ijin Penelitian Lampiran 2 Kuesioner

Lampiran 3 Daftar Perusahaan Lampiran 4 Hasil Pengujian SPSS

§ Hasil Uji Validitas

§ Hasil Uji Reliabilitas

§ Hasil Uji Normalitas

§ Hasil Uji Multikolinearitas

§ Hasil Uji Autokorelasi

§ Hasil Uji Heteroskedastisitas

(13)

BAB I PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Perkembangan dunia usaha (bisnis) dewasa ini ditengarai oleh kompetisi usaha yang semakin ketat dalam skala global. Oleh karena itu, kelangsungan hidup perusahaan sangat ditentukan oleh kemampuannya untuk bersaing di pasar. Kemampuan bersaing memerlukan strategi yang dapat memanfaatkan semua kekuatan dan peluang yang ada, serta menutup kelemahan dan menetralisasi hambatan strategis dalam dinamika bisnis yang dihadapi. Semua itu dapat dilakukan apabila suatu organisasi mampu mengambil keputusan yang didasarkan pada informasi yang berkualitas. Informasi yang berkualitas akan terbentuk dari adanya teknologi atau sistem informasi yang dirancang dengan baik.

Sistem informasi ini berperan dalam bidang akuntansi (Handayani, 2007). Dalam Statement of Financial Accounting Concept No. 2, Financial

Accounting Standard Board mendefinisikan akuntansi sebagai sistem

(14)

pengambilan keputusan. Oleh karena itu perlu dievaluasi sejauh mana keefektifan sistem informasi tersebut.

Pemanfaatan sistem informasi memberi pengaruh pada aktivitas perusahaan yang menguntungkan, yaitu: efisien, efektif dan kompetitif. Menurut Seddon, Graeser dan Willcocks (2000) dalam Widowati dan Didi (2004), keefektifan sistem informasi merupakan suatu pertimbangan nilai yang dibuat berdasarkan titik pandang stakeholder, mengenai net benefits yang diperoleh dalam menggunakan suatu sistem informasi. Dalam hasil peneli-tiannya mereka juga mengungkapkan bahwa istilah lain yang memiliki makna sama adalah “Information System (IS) Success” yang digunakan oleh DeLone dan McLean (1992). Sedangkan dalam konteks stakeholder dibatasi pada pemilik (owner) atau manajer senior dari suatu organisasi, beberapa peneliti menggunakan istilah “Evaluating Information Technology Investments” (Farbey et al., 1993), “IT evaluation” (Graeser et al., 1998), “IS evaluation” (Farbey et al., 1999), dan “IS effectiveness”, yang semuanya mengandung makna yang sama.

(15)

pembiayaan, dan aliran kas dengan menyediakan informasi untuk mendukung pengawasan dan pengendalian. McMahon (2001) berpendapat bahwa akuntansi keuangan menyediakan sumber informasi dasar bagi manajemen internal perusahaan.

Peranan informasi akuntansi sebagai alat untuk menilai prestasi seseorang dikembangkan oleh Argris (1952) dalam Lukito (2008) yang meneliti konsekuensi penggunaan informasi akuntansi atau data kuantitatif sebagai alat untuk menilai prestasi bawahan. Penggunaan informasi akuntansi berdampak positif karena informasi akuntansi menyediakan informasi kuantitatif terkait dengan bidang kerja manajer. Berdasarkan informasi tersebut pihak manajemen mengambil kebijakan dan upaya perbaikan. Informasi akuntansi juga dapat membantu operasi perusahaan dalam lingkungan dinamis dan persaingan, untuk menghubungkan pertimbangan operasional dengan rencana strategis jangka panjang.

(16)

Keefektifan SIA tergantung dari seberapa baik pengguna mengetahui sistem, berhubungan dengan layanan pendukung dari penyedia sistem informasi dan kapasitas sistem itu sendiri (Ratnasari, 2000). Keefektifan SIA merupakan salah satu variabel dependen yang paling umum digunakan dalam literatur SIA (Delone & Mclean, 1992). Raymond (1990) dalam Ismail (2009), mendefinisikan Keefektifan SIA sebagai perluasan kontribusi SIA secara nyata untuk mencapai tujuan organisasi.

(17)

B. RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan latar belakang masalah, jelas bahwa SIA sangat penting bagi perusahaan, khususnya yang bergerak di bidang manufaktur. Kegiatan operasi perusahaan yang komplek, menuntut pemilik untuk lebih menggunakan SIA secara efektif. Penelitian mengenai faktor-faktor yang berpengaruh terhadap keefektifan SIA di Indonesia masih belum banyak dilakukan. Untuk itu, permasalahan tersebut akan ditindaklanjuti dengan pertanyaan penelitian berikut ini.

1. Bagaimana pengaruh kecanggihan SIA terhadap keefektifan Sistem

Informasi Akuntansi?

2. Bagaimana pengaruh partisipasi manajer terhadap keefektifan Sistem Informasi Akuntansi?

3. Bagaimana pengaruh pengetahuan SIA terhadap keefektifan Sistem Informasi Akuntansi?

4. Bagaimana pengaruh pengetahuan akuntansi terhadap keefektifan Sistem Informasi Akuntansi?

5. Bagaimana pengaruh konsultan terhadap keefektifan Sistem Informasi Akuntansi?

6. Bagaimana pengaruh vendor terhadap keefektifan Sistem Informasi

Akuntansi?

(18)

8. Bagaimana pengaruh lembaga pemerintah terhadap keefektifan Sistem Informasi Akuntansi?

C. TUJUAN PENELITIAN

Tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini, meliputi:

1. Untuk mengetahui pengaruh kecanggihan SIA terhadap keefektifan Sistem Informasi Akuntansi.

2. Untuk mengetahui pengaruh partisipasi manajer terhadap keefektifan Sistem Informasi Akuntansi.

3. Untuk mengetahui pengaruh pengetahuan SIA terhadap keefektifan Sistem Informasi Akuntansi.

4. Untuk mengetahui pengaruh pengetahuan akuntansi terhadap keefektifan Sistem Informasi Akuntansi.

5. Untuk mengetahui pengaruh konsultan terhadap keefektifan Sistem

Informasi Akuntansi.

6. Untuk mengetahui pengaruh vendor terhadap keefektifan Sistem Informasi Akuntansi.

7. Untuk mengetahui pengaruh akuntan luar terhadap keefektifan Sistem Informasi Akuntansi.

(19)

D. MANFAAT PENELITIAN

Penelitian ini diharapkan memiliki manfaat sebagai berikut ini.

1. Memberikan wacana baru kepada peneliti tentang berbagai faktor yang dapat mempengaruhi keefektifan Sistem Informasi Akuntansi pada perusahaan yang bergerak dalam bidang manufaktur.

2. Memperkuat dan mendukung penerapan keefektifan Sistem Informasi Akuntansi pada perusahaan manufaktur.

3. Dapat memberikan masukan kepada pihak perusahaan khususnya manajer tentang pentingnya Sistem Informasi Akuntansi.

4. Menjadi bahan rujukan bagi pihak-pihak yang berkecimpung dalam penelitian akuntansi.

5. Hasil penelitian diharapkan dapat menjadi sumber informasi bagi penelitian lain yang berkaitan dengan penelitian ini.

E. SISTEMATIKA PENULISAN BAB 1 : PENDAHULUAN

Bab ini berisi mengenai latar belakang masalah, perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika penulisan.

BAB 11 : TINJAUAN PUSTAKA

(20)

pengetahuan akuntansi, ahli luar, kerangka pemikiran, dan hipotesis penelitian.

BAB 111 : METODOLOGI PENELITIAN

Bab ini berisi penjelasan mengenai data, populasi dan sampel penelitian, variabel dan pengukurannya, teknik pengujian kualitas data, pengujian asumsi klasik dan teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian.

BAB IV : HASIL DAN PEMBAHASAN

Bab ini berisi pengolahan data, hasil analisis, interpretasi dari hasil analisis, dan pembahasan.

BAB V : PENUTUP

(21)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. LANDASAN TEORI 1. Sistem Informasi

Menurut Cushing (1974), sistem dapat diartikan sebagai suatu kesatuan yang terdiri dari dua atau lebih komponen atau subsistem yang berinteraksi untuk mencapai suatu tujuan. Menurut Govindarajan (2002) informasi merupakan data yang diolah, menjadi bentuk yang lebih berguna dan lebih berarti bagi yang menerimanya dan menggambarkan kejadian-kejadian, kesatuan nyata yang digunakan untuk pengambilan keputusan. Dari pengertian tersebut dapat disimpulkan, bahwa sistem informasi merupakan sebuah susunan dari orang, aktivitas, data, jaringan dan teknologi yang terintegrasi yang berfungsi untuk mendukung dan meningkatkan operasi sehari-hari sebuah bisnis, juga menyediakan kebutuhan informasi untuk pemecahan masalah dan pengambilan keputusan oleh manajer.

Sistem informasi dapat diklasifikasikan berdasarkan fungsi yang mereka miliki, yaitu:

(22)

b. Sistem Informasi Manajemen, yaitu: sistem yang menggunakan data transaksi untuk menghasilkan informasi yang diperlukan para manajer untuk menjalankan bisnis.

c. Sistem Pendukung Keputusan, yaitu: sistem yang membantu para

pembuat keputusan dalam mengidentifikasi atau memilih antara pilihan atau keputusan.

d. Sistem Informasi Eksekutif, yaitu: sistem yang disesuaikan dengan kebutuhan informasi untuk para eksekutif yang merencanakan bisnis dan menilai performa terhadap rencana tersebut.

e. Sistem Ahli, yaitu sistem yang meng-capture dan menghasilkan kembali pengetahuan pemecahan masalah ahli atau pengambil keputusan kemudian mensimulasikan pemikiran ahli tersebut.

f. Sistem Komunikasi & Kolaborasi, yaitu: sistem yang meningkatkan komunikasi dan kolaborasi antara orang-orang dalam maupun luar organisasi.

g. Sistem Otomatisasi Kantor, yaitu: sistem yang membantu karyawan membuat dan berbagi dokumen yang mendukung aktivitas kantor sehari-hari.

(23)

dengan sistem informasi. Apabila rasa nyaman timbul yang merupakan hasil dari implementasi sistem infomasi tersebut, maka akan mendukung efisiensi dan produktivitas mereka dan pada akhirnya akan mendorong tercapainya tujuan perusahaan.

2. Keefektifan Sistem Informasi Akuntansi

Salah satu bidang akuntansi yang banyak dipengaruhi oleh perkembangan teknologi informasi adalah SIA. Pengertian SIA menurut Cushing (1995) adalah kumpulan manusia dan sumber daya modal dalam suatu organisasi yang bertanggung jawab untuk penyediaan informasi keuangan juga informasi yang diperoleh dari pengumpulan dan pengolahan data transaksi. Menurut Baridwan (2004) SIA adalah suatu komponen organisasi yang mengumpulkan, menggolongkan, menga-nalisis, dan mengkomunikasikan informasi keuangan yang relevan untuk pengambilan keputusan, baik kepada pihak luar, seperti: pajak, investor dan kreditor, maupun pihak-pihak dalam perusahaan, terutama manajer. Dari definisi-definisi tersebut, dapat disimpulkan bahwa SIA adalah bagian dari organisasi yang mengumpulkan dan mengolah data transaksi keuangan untuk menghasilkan informasi, baik bagi pihak luar maupun pihak dalam perusahaan.

(24)

Handoko (2005) mendefinisikan keefektifan sebagai kemampuan untuk memilih tujuan yang tepat atau peralatan yang tepat untuk pencapaian tujuan yang telah ditetapkan, menyangkut bagaimana melakukan pekerjaan yang benar. Menurut Govindarajan (2002), keefektifan dapat dipahami sebagai derajat keberhasilan suatu organisasi. Sehingga keefektifan SIA dapat diartikan sejauh mana perusahaan dapat menggunakan SIA untuk mencapai tujuan perusahaan.

Munculnya SIA diawali dengan pemanfaatan komputer sebagai alat bantu untuk mengelola transaksi keuangan berbasis akuntansi. Pada dasarnya siklus akuntansi pada SIA berbasis komputer sama dengan SIA berbasis manual, artinya aktivitas yang harus dilakukan untuk menghasilkan suatu laporan keuangan tidak bertambah ataupun tidak ada yang dihapus. SIA berbasis komputer hanya mengubah karakter dari suatu aktivitas. Komputerisasi SIA diharapkan dapat mendukung penyediaan informasi yang lebih berkualitas.

Muntoro (1987) dalam Setianingsih (1998), keunggulan penggunaan sistem informasi berbasis komputer, yaitu:

a. Memproses sejumlah transaksi dengan cepat dan terintegrasi. b. Menyimpan dan mengambil data dalam jumlah besar.

c. Mengurangi kesalahan matematis.

(25)

e. Menjadi alat bantu pengambilan keputusan khususnya jenis masalah terstruktur.

Subsistem SIA terdiri dari 5 sistem (Febria, 2009), yaitu :

a. Sistem Pengeluaran (Expenditure System), yaitu segala peristiwa yang

berhubungan dengan usaha mendapatkan sumber-sumber ekonomis yang diperlukan oleh perusahaan, baik berupa barang ataupun jasa, baik pemasok dari luar maupun dari karyawan didalam perusahaan. b. Sistem Pendapatan (Revenue System), yang berhubungan dengan

penjualan barang atau jasa yang dihasilkan oleh perusahaan kepada konsumen dan mendapatkan pembayaran atas penjualan tersebut. c. Sistem Produksi (Production System), yang berhubungan dengan

pengumpulan, penggunaan dan pengubahan bentuk suatu sumber ekonomi.

d. Sistem Manajemen Sumber Daya (Resources Management System),

yang meliputi peristiwa-peristiwa yang berkaitan dengan manajemen dan pengendalian sumber daya seperti investasi dan aktiva tetap (fasilitas).

e. Sistem Buku Besar dan Laporan Keuangan (General Ledger and

Financial Accounting), yang berhubungan dengan transaksi keuangan

dan ayat jurnal penyesuaian yang terjadi dalam siklus akuntansi. SIA akan melaksanakan lima fungsi utamanya yaitu :

(26)

b. Memproses data menjadi informasi yang berguna pihak manajemen. c. Mengatur data-data yang ada kedalam kelompok-kelompok yang

sudah ditetapkan oleh perusahaan.

d. Mengendalikan kontrol data yang cukup sehingga aset dari suatu

organisasi atau perusahaan terjaga.

Salah satu tujuan dari pengembangan SIA adalah menambah nilai bagi perusahaan. SIA dapat memberi nilai tambah dengan :

a. Memberikan informasi yang akurat dan tepat waktu.

b. Penerapan sistem informasi akuntansi meningkatkan keefektifan dan

efisiensi biaya dalam mengumpulkan informasi ekonomi.

c. Membantu serta meningkatkan kualitas keputusan yang akan diambil oleh pihak manajemen.

d. Meningkatkan pembagian pengetahuan (knowledge sharing).

3. Kecanggihan SIA

(27)

Kecanggihan SIA dilihat dari sejauh mana perusahaan menggunakan aplikasi SIA dalam kegiatan perusahaannnya, seperti dalam pencatatan akuntansi biaya, akuntansi keuangan, analisis keuangan, penganggaran, penggajian, dll.

4. Partisipasi Manajer

Partisipasi merupakan proses pengambilan keputusan bersama kedua belah pihak yang membawa pengaruh di masa yang akan datang bagi pembuat keputusan (Becker dalam Rinawati, 2002). Dengan kata lain, partisipasi merupakan proses interaksi antara dua individu, atasan dan bawahan untuk menetapkan sesuatu yang dapat diterima oleh kedua belah pihak. Leung dalam Rinawati (2002), menyatakan bahwa partisipasi merupakan suatu proses kerjasama dalam pengambilan keputusan oleh kedua kelompok atau lebih yang berpengaruh terhadap keputusan itu sendiri di masa mendatang.

(28)

perasaan dan kesediaan memberikan sesuatu sumbangan kepada usaha untuk mencapai tujuan kelompok dan adanya unsur tanggungjawab. Partisipasi diharapkan akan meningkatkan kualitas sistem, yaitu dapat menjadi sarana penyediaan pengurusan kebutuhan informasi secara lengkap dan akurat (Ardhinata, 2002).

5. Pengetahuan SIA dan Akuntansi a. Pengetahuan

Menurut Nadler (1986), pengetahuan merupakan proses belajar manusia mengenai kebenaran atau jalan yang benar secara mudahnya mengetahui apa yang harus diketahui untuk dilakukan. Menurut Gordon (1994), pengetahuan merupakan struktur organisasi pengetahuan yang biasanya merupakan suatu fakta prosedur dimana jika dilakukan akan memenuhi kinerja yang mungkin. Sedangkan menurut Dana dkk (2005) dalam Hermana (2006), pengetahuan adalah integrasi dari informasi, gagasan, pengalaman, intuisi, keterampilan, dan pelajaran berharga yang menciptakan nilai tambah untuk perusahaan. Jika disimpulkan maka pengetahuan (knowledge) diartikan sebagai dasar kebenaran atau fakta yang harus diketahui dan diterapkan dalam pekerjaan.

(29)

1) Teoritical Knowledge

Pengetahuan dasar yang dimiliki karyawan seperti prosedur bekerja, moto dan misi perusahaan serta tugas dan tanggung jawab, informasi-informasi lainnya yang diperlukan dan yang diperoleh baik secara formal (sekolah, universitas) maupun dari non formal (pengalaman-pengalaman).

2) Practical knowlwdge

Pengetahuan yang diberikan kepada karyawan dengan tujuan untuk memahami bagaimana dan kapan karyawan bersikap dan bertindak dalam menghadapi berbagai masalah dan penerapan prosedur kerja berdasarkan dari pengetahuan secara teori dari pengalaman-pengalaman yang terjadi.

b. Pengetahuan tentang SIA, seperti: 1) Database

(30)

Dari pengertian tersebut, dapat disimpulkan bahwa database merupakan suatu data yang disimpan secara bersama-sama pada suatu media, tanpa adanya suatu kerangkapan data, sehingga mudah untuk digunakan kembali, dapat digunakan oleh suatu program aplikasi secara optimal. Data disimpan tanpa mengalami ketergantungan pada program yang akan menggunakannya, data disimpan sedemikian rupa sehingga apabila ada penambahan, pengambilan dan modifikasi data dapat dilakukan dengan mudah dan terkontrol.

2) Speadsheets

Spreadsheets adalah program perangkat lunak terpadu yang

dapat digunakan untuk memecahkan berbagai masalah (Yusup, 2005). Program spreadsheets menggantikan cara pemecahan masalah yang semula dilakukan secara manual. Aplikasi program

spreadsheets dalam akuntansi meliputi pembuatan anggaran, daftar

depresiasi, daftar amortisasi, analisis hubungan Biaya-Volume dan Laba, dan anggaran aktiva tetap.

Program spreadsheets yang paling populer adalah Lotus 1-2-3, yaitu suatu elektronik spreadsheets dengan kemampuan membuat grafik dan data manajemen. Program Lotus 1-2-3 dapat dioperasikan dengan berbagai personal computer dan komputer

IBM compatible. Program spreadsheets lain yang dapat dijumpai

(31)

Planner dan Quattro. Keunggulan spreadsheets yang paling menonjol adalah kemampuannya untuk mengingat rumus-rumus dan perhitungan-perhitungan yang telah dimasukkan dalam

spreadsheets.

3) E-mail

Surat elektronik (disingkat ratel atau surel atau surat-e) atau pos elektronik (disingkat pos-el) atau nama umumnya dalam bahasa Inggris "e-mail" adalah sarana kirim mengirim surat melalui jalur internet. Dengan surat biasa umumnya pengirim perlu membayar per pengiriman (dengan membeli perangko), tetapi surat elektronik umumnya biaya yang dikeluarkan adalah biaya untuk membayar sambungan Internet.

Jenis e-mail ada dua macam, yaitu : a) E-mail berbasis web

Ciri-ciri e-mail berbasis web pada umumnya disediakan gratis oleh sebuah website, diakses melalui aplikasi web browser, membaca dan mengirim e-mail harus dalam keadaan online (terhubung internet) dengan membuka situs yang bersangkutan. b) E-mail berbasis POP3 (Post Office Protocol 3)

Ciri-ciri e-mail berbasis POP3 adalah dapat diperoleh dengan

(32)

dengan internet), bisa diakses melalui aplikasi e-mail client seperti outlook express.

4) Internet

Internet berasal dari kata Interconnection Networking yang mempunyai arti hubungan komputer dengan berbagai tipe yang membentuk sistem jaringan yang mencakup seluruh dunia (jaringan komputer global) dengan melalui jalur telekomunikasi seperti telepon, radio link, satelit dan lainnya. Dalam mengatur integrasi dan komunikasi jaringan komputer ini digunakan protokol yaitu TCP/IP. TCP (Transmission Control Protocol) bertugas memastikan bahwa semua hubungan bekerja dengan benar, sedangkan IP (Internet Protocol) yang mentransmisikan data dari satu komputer ke komputer lain. TPC/IP secara umum berfungsi memilih rute terbaik transmisi data, memilih rute alternatif jika suatu rute tidak dapat di gunakan, mengatur dan mengirimkan paket-paket pengiriman data.

Menurut Tjiptono dan Santoso (2001) dalam hal daya tarik komunikasi, internet menawarkan kemampuan berkomunikasi secara elektronik (via email dan chatting) yang relatif mudah dan murah selama 24 jam. Internet juga memberikan kemungkinan dan kemudahan untuk mengakses berbagai macam informasi, seperti keperluan penelitian atau pengambilan keputusan organisasi.

(33)

c. Pengetahuan Akuntansi

Akuntansi adalah seperangkat pengetahuan yang mempelajari perekayasaan penyediaan jasa berupa informasi keuangan kuantitatif unit-unit organisasi dalam suatu lingkungan negara tertentu dan cara penyampaian (pelaporan) informasi tersebut kepada pihak yang berkepentingan untuk dijadikan dasar dalam pengambilan keputusan ekonomik (Suwardjono, 2005). Dari sudut pemakai, Jusup (2005), mendefinisikan akuntansi sebagai suatu disiplin yang menyediakan informasi yang diperlukan untuk melaksanakan keegiatan secara efisien dan mengevaluasi kegiatan-kegiatan suatu organisasi. Sedangkan dari sudut proses kegiatan, akuntansi didefinisikan sebagai proses pencatatan, penggolongan,, peringkasan, pelaporan, dan penganalisisan data keuangan suatu organisasi.

Akuntansi pada dasarnya terdiri dari tiga proses aktivitas, yaitu mengidentifikasi, mencatat dan mengkomunikasikan kejadian ekonomi dari sebuah organisasi atau perusahaan.

1) Proses pertama adalah identifikasi, yaitu aktivitas memilih kegiatan yang termasuk kegiatan ekonomi.

2) Proses kedua adalah pencatatan, yaitu semua kejadian ekonomi

tersebut dicatat untuk menyediakan sejarah dari kegiatan keuangan dari organisasi tersebut.

(34)

tidak dikomunikasikan, informasi ini dikomunikasikan melalui persiapan dan distribusi dari laporan akuntansi, yang paling umum disebut laporan keuangan.

Siklus akuntansi adalah tahapan kegiatan yang dilalui dalam melaksanakan kegiatan akuntansi. Proses tersebut berjalan terus menerus dan berulang kembali sehingga merupakan suatu siklus.

Dalam penelitian ini, tingkat pengetahuan manajer tentang akuntansi dapat dilihat dari segi:

1) Pengetahuan tentang Teknik Akuntansi Keuangan

Akuntansi keuangan disusun terutama untuk menghasilkan informasi yang umumnya dalam bentuk laporan keuangan yang ditujukan kepada pihak-pihak luar perusahaan. Umumnya laporan keuangan yang dihasilkan terdiri dari :

a) Neraca, tujuan spesifiknya adalah untuk memberikan informasi

mengenai sumber daya ekonomi, kewajiban, dan modal sendiri suatu entitas atau perusahaan.

b) Laporan Laba Rugi merupakan hasil dari kegiatan suatu perusahaan selama periode akuntansi tertentu. Laporan ini sering dipandang sebagai laporan akuntasi yang paling penting dalam laporan tahunan.

(35)

memberikan informasi mengenai efek kas dari kegiatan investasi, pendanaan, dan operasi perusahaan selama periode tertentu.

Laporan-laporan ini merupakan ringkasan dari keadaan dan hasil kegiatannya yang ditujukan kepada pihak luar perusahaan yang mempunyai kepentingan terhadap perusahaan seperti langganan, pemegang saham, kreditur, bank, kantor pajak dan lain-lain. Oleh karena itu laporan ini ditujukan kepada pihak luar perusahaan cara penyajian dan isinya diatur oleh prinsip akuntansi yang lazim. Garrison (2006) menjelaskan bahwa akuntansi keuangan menyediakan informasi yang diperlukan untuk pemegang saham, kreditor dan pihak-pihak lain yang berada diluar organisasi. Teknik akuntansi keuangan, seperti:

a) Metode penilaian persediaan, meliputi:

(36)

bergerak mundur sampai semua unit dalam persediaan mendapat harga perolehan.

(2) Metode Last In First Out (LIFO), yang menganggap bahwa barang yang dibeli lebih akhir akan dijual atau dikeluarkan lebih dahulu. Dengan demikian harga perolehan barang yang dibeli akan dialokasikan lebih dahulu sebagai harga pokok penjualan. Metode ini, biasanya tidak sejalan dengan aliran fisik barang. Pada metode ini, persediaan akhir ditentukan dengan mengambil harga perolehan per unit dari barang-barang yang dibeli paling awal dan kemudian bergerak maju, sampai semua unit yang ada dalam persediaan mendapatkan harga perolehan.

(3) Metode Average (Rata-rata), yang menggap bahwa barang tersedia untuk dijual adalah homogin. Pada metode ini pengalokasian harga perolehan barang yang tersedia untuk dijual dilakukan atas dasar harga perolehan rata-rata tertimbang.

(37)

(1) Metode Garis Lurus

Dalam metode ini, beban depresiasi periodik sepanjang masa pemakaian aktiva adalah sama. Harga perolehan dikurangi dengan nilai residu.

(2) Metode Saldo Menurun

Dalam metode ini, biaya depresiasi dari tahun ke tahun semakin menurun. Hal ini terjadi karena perhitungan biaya depresiasi periodik didasarkan pada nilai buku (harga perolehan dikurangi akumulasi depresiasi) aktiva yang semakin menurun dari tahun ke tahun. Biaya depresiasi pertahun dihitung dengan cara mengalikan nilai buku aktiva awal tahun dengan tarif depresiasi.

(3) Metode Jumlah Angka Tahun

(38)

(4) Metode Satuan Hasil

Dalam metode ini, masa pemakaian aktiva tidak dinyatakan dengan jangka waktu, melainkan dengan jumlah satuan (unit) yang dapat dihasilkan oleh aktiva yang bersangkutan. Dalam metode ini yang perlu ditaksir adalah jumlah satuan hasil yang diperlukan dapat dihasilkan oleh aktiva. Taksiran satuan hasil ini dipakai untuk membagi harga perolehan didepresiasi, sehingga dapat ditentukan depresiasi per satuan hasil.

2) Pengetahuan tentang Teknik Akuntansi Manajemen

(39)

a) Activity Based Costing (ABC)

Banyak perusahaan dapat memperbaiki perencanaan, penentuan harga pokok produk, pengendalian operasional dan pengendalian manajemen dengan menggunakan analisis aktivitas untuk mengembangkan gambaran rinci tentang aktivitas spesifik yang dilakukan dalam operasi perusahaan. ABC digunakan untuk meningkatkan akurasi analisis biaya dengan memperbaiki cara penelurusan biaya ke objek biaya. ABC digunakan untuk berbagai objek biaya yang berbeda-beda, yaitu: produk secara individual, kelompok produk yang saling berhubungan dan pelanggan secara individual.

b) Activity Based Management (ABM).

ABM menggunakan analisis aktivitas untuk meningkatkan pengendalian operasional dan pengendalian manajemen. ABM ini digunakan manajemen untuk mengevaluasi biaya dan nilai proses aktivitas untuk mengidentifikasi peluang peningkatan efisiensi. ABM mengkombinasikan ABC dan analisis bernilai tambah untuk membuat perbaikan proses yang dapat meningkatkan nilai pelanggan dan mengurangi sumber daya yang tidak berharga.

c) Balance Scorecard

(40)

menunjukkan jalan ke aras keberhasilan kompetitif dan merupakan benchmark untuk keberhasilan kompetitif. Untuk menekankan pada pentingnya penggunaan informasi strategik, baik yang bersifat keuangan maupun non keuangan, sekarang ini sering kali akuntansi melaporakan kinerja perusahaan berdasarkan faktor-faktor keberhasilan kristis (critical success

factors) dalam empat dimensi. Satu dimensi merupakan

dimensi keuangan, sedangkan tiga lainnya merupakan dimensi non keuangan.

(1) Kinerja keuangan

Mengukur profitabilitas dan market value diantara perusahaan-perusahaan lain, sebagai indikator seberapa baik perusahaan memuaskan pemilik dan pemegang saham. (2) Kepuasan pelanggan

Kepuasan mengukur kualitas, pelayanan, dan rendahnya biaya dibandingkan perusahaan lainnya sebagai indikator seberapa baik perusahaan memuaskan pelanggan.

(3) Proses bisnis internal

Mengukur efisiensi dan keefektifan perusahaan dalam memproduksi produk atau jasa.

(4) Inovasi dan pembelajaran

(41)

strategik perusahaan dapat tercapai untuk waktu sekarang dan masa yang akan datang.

d) Total Quality Management

Total Quality Management merupakan suatu sistem

manajemen yang berfokus kepada orang yang bertujuan untuk meningkatkan secara berkelanjutan kepuasan customers pada biaya yang sesungguhnya secara berkelanjutan terus menerus (Mulyadi, 1998). Keefektifan TQM didasarkan empat prinsip, kepuasan pelanggan, perbaikan berkelanjutan, menyatakan dengan fakta, dan menghargai karyawan. TQM meningkatkan keterlibatan organisasi dalam meningkatkan kualitas secara terus menerus. Bertanggung jawab untuk mendeteksi hal-hal yang tidak sesuai dengan pengendalian mutu, hal tersebut membuat pekerja lebih bertanggung jawab untuk pengendalian mutu dan untuk menghentikan produksi ketika ada suatu masalah dalam produksi.

Sim dan Killough (1998) dalam Mardiyah dan Listiyaningsih (2005) menjelaskan bahwa Total Quality

Management merupakan suatu filosofi yang menekankan

(42)

pemanufakturan TQM lebih menekankan karyawan dalam memecahkan masalah, bekerja secara team work, dan membangkitkan pendekatan inovatif untuk memperbaiki produksi. TQM merupakan suatu sistem yang dirancang sebagai kesatuan, yang memfokuskan pendekatan pelanggan dengan meningkatkan kualitas produk dan pelayanan.

6. Ahli Luar

Thong et al. (1996) dalam De Guinea (2005), menyatakan bahwa dukungan manajerial dan ahli luar Sistem Informasi (SI) dapat mengatasi kekurangan sumber daya dan pengetahuan bagi usaha kecil dalam pelaksanaan SI dan, karenanya, dapat mempengaruhi keefektifan SI. Penelitian tersebut menggabungkan teori Attewell dengan teori berbasis sumber daya perusahaan (Wernerfelt, 1984, 1995). Alasan teori berbasis sumber daya dimana perusahaan telah digunakan untuk mempelajari dukungan manajerial dan ahli eksternal SI pada keberhasilan pelaksanaan (yaitu, Thong, 2001). Bisnis membutuhkan ahli luar seperti konsultan, vendor, dan akuntan luar untuk memberikan pengetahuan mengenai masalah teknis demi keefektivan SIA. Selain itu juga pengawasan dari lembaga pemerintah

a. Konsultan

(43)

manajemen, sistem, akuntansi, IT, Keuangan, lingkungan, biologi, bisnis, hukum, dan lain-lain. Perbedaan antara seorang konsultan dengan ahli biasa adalah konsultan bukan merupakan karyawan di perusahaan sang klien, melainkan seseorang yang menjalankan usahanya sendiri atau bekerja di sebuah firma konsultasi, serta berurusan dengan berbagai klien dalam satu waktu.

Seorang konsultan tugas dan tanggung jawabnya dalam memberikan suatu solusi atau pemecahan masalah yang tidak biasanya dapat dilakukan oleh orang biasa, seperti dalam hal ini konsultan manajemen (management consultant), bukan hanya mengerti dan menguasai masalah teknis, namun dituntut lebih bahwa seorang konsultan harus memiliki “communication skill” dalam menyampaikan “knowledge” atau pengetahuan yang dimilikinya sebagai transfer “know how”-nya kepada tim work dan juga seorang konsultan harus bisa memotivasi tim work dalam melaksanakan tugas-tugas yang diberikan sehingga bisa men-drive up sistem manajemen yang telah di atur sebelumnya.

b. Vendor

Vendor adalah orang-orang yang telah mengembangkan paket dari Enterprice Resources Planning (ERP). Menurut Gaspersz (2001) ERP merupakan sistem informasi berorientasi akuntansi

(accounting-oriented information system) untuk mengidentifikasi dan

(44)

dibutuhkan guna memenuhi pesanan-pesanan pelanggan (customer

orders). Sistem ERP merupakan sistem manajemen manufaktur

berorientasi pelanggan (customer oriented manufacturing management

system) (APICS, 1998; Dykstra dan Cornelison, 1998). ERP

mengelola operasi dan fungsi-fungsi pendukung dari industri manufaktur dengan harus memperhatikan sumber-sumber daya kritis dari perusahaan.

Vendor adalah orang-orang yang telah menginvestasikan banyak waktu dan usaha dalam penelitian terhadap solusi dari implementasi ERP. Peranan dari para vendoradalah:

1) Para vendor harus menyediakan produk dan dokumentasi sesegera mungkin setelah kontrak ditandatangani. Setelah software dikirim, perusahaan dapat mengembangkan pelatihan dan melakukan percobaan software serta membentuk tim implementasi. Vendor bertanggung jawab untuk memperbaiki masalah yang ditemukan oleh para tim implementasi, sehingga vendor harus memiliki perwakilan di perusahaan yang secara langsung berhubungan dengan tim implementasi tersebut.

2) Vendor menyedikan pelatihan kepada key user, orang yang akan

(45)

yang menjelaskan bagaimana cara kerja dari software dan

hardware ini.

Peranan vendor tidak berakhir dengan pelatihan, mereka juga berperan dalam sebuah proyek penting untuk mendukung fungsinya dan harus membuat bagaimana software dan hardware dapat diwujudkan menjadi sistem di perusahaan. Dengan demikian vendor mengerti benar perbedaan dari produk dan dapat membuat saran yang tepat, serta meningkatkan kinerja dari sistem sehingga berdampak pada kinerja perusahaan.

Implementasi yang sukses memberikan kepuasan kepada klien yang lain, karena adanya perbaikan terus menerus yakni penyesuaian kondisis nyata dengan kondisi sistem yang selalu didukung oleh

vendors. Mereka harus memastikan dan menjamin bahwa sistem yang

(46)

c. Akuntan Luar

Akuntan adalah salah satu profesi yang terlibat langsung dalam pengelolaan perusahaan. Keterlibatan akuntan mencakup dua pihak, yaitu internal dan eksternal. Keterlibatan internal terjadi bila akuntan menjadi salah satu bagian dari manajemen untuk melaksanakan fungsi sebagai penyedia informasi keuangan yang disajikan dalam laporan keuangan perusahaan. Keterlibatan eksternal akuntan adalah bila akuntan menjalankan profesinya sebagai auditor yang bertugas untuk melakukan pemeriksaan atas kewajaran laporan keuangan.

Profesi auditor dari para akuntan memainkan peran yang penting karena mereka memverifikasi kewajaran informasi yang mendasari dilakukannya berbagai macam transaksi bisnis pemakai laporan keuangan. Tanpa kepercayaan terhadap kebenaran kondisi keuangan suatu perusahaan, para investor akan ragu untuk membeli saham suatu perusahaan terbuka dan pasar akan sulit tercipta (Tjager et al., 2003).

Informasi akuntansi berbasis komputer berpengaruh terhadap peran akuntan dalam SIA. Minimal seorang akuntan harus dapat mengoperasikan komputer, karena profesi akuntan memiliki hubungan yang sangat erat dalam SIA. Profesi akuntan sebagai akuntan publik terutama memberikan jasa dalam bidang pemeriksaan akuntan

(auditing). Pekerjaan akuntan secara teknis sudah digantikan oleh

(47)

manajemen dalam pengambilan keputusan. Akuntan dapat berkonsentrasi pada pengembangan dan pengendalian sistem yang sedang berjalan. Dan hampir sebagian besar akuntan di era globalisasi ini mempunyai akses pada komputer dan menjadi pengguna utama komputer. Hal ini terjadi karena akuntan selain menyediakan informasi yang dibutuhkan oleh pihak-pihak yang berkepentingan juga sekaligus sebagai pemakai informasi.

Dalam SIA berbasis komputer, ada 3 pendekatan yang dilakukan oleh akuntan dalam melakukan auditing (Robertson dan Fredrick, 1985) dalam Astutin (2008):

1) Auditing Around The Computer.

Pemeriksaan dilakukan hanya disekitar komputer. Pendekatan ini memperlakukan komputer dalam perusahaan sebagai black box. Asumsi yang digunakan adalah apabila sampel keluaran dari suatu sistem ternyata benar berdasarkan masukan sistem tadi, maka pemrosesannya tentunya dapat diandalkan.

2) Auditing With The Computer.

(48)

3) Auditing Trough The Computer.

Akuntan memasukkan data kedalam komputer untuk diproses hasilnya, kemudian dianalisis untuk memeriksa keandalan dan kecermatan program komputer tersebut. Disini komputer tidak lagi diperlakukan sebagai black box.

Dari ketiga pendekatan di atas, akuntan dalam melakukan pemeriksaan akan lebih baik jika menggunakan auditing trough the

computer, karena dengan pendekatan ini akuntan tidak percaya

sepenuhnya terhadap sistem komputer perusahaan, tetapi juga melakukan pengujian mengenai kehandalan keefektifan SIA dalam perusahaan.

d. Lembaga Pemerintah

(49)

B. KERANGKA PEMIKIRAN

C. HIPOTESIS PENELITIAN

Kecanggihan SIA terhadap Keefektifan Sistem Informasi Akuntansi Perusahaan akan menghasilkan lebih banyak keakuratan dan ketepatan waktu informasi untuk pengambilan keputusan dengan melakukan investasi pada teknologi informasi. Sesuai tingkat teknologi informasi dan kecanggihan SIA telah ditemukan pengaruh positif dan signifikan pada kemampuan perusahaan untuk menyelaraskan strategi TI dan strategi bisnis (Hussin et al., 2002; Ismail dan King, 2007). Oleh karena itu, diharapkan bahwa perusahaan dengan SIA yang lebih canggih akan memiliki derajat yang lebih tinggi. Hipotesis penelitian dirumuskan sebagai berikut.

Keefektifan SIA Kecanggihan SIA

Partisipasi Manajer

Pengetahuan SIA

Pengetahuan Akuntansi

Konsultan

Lembaga Pemerintah Akuntan Luar

(50)

H1: Kecanggihan SIA akan memberikan pengaruh positif terhadap keefektifan SIA.

Partisipasi Manajer dalam SIA terhadap Keefektifan Sistem Informasi Akuntansi

Komitmen manajemen memainkan peran penting dalam pelaksanaan SIA. Komitmen manajemen, seperti dalam bentuk partisipasi manajer dalam SIA, dapat membawa SIA ke dalam penyelarasan sesuai dengan tujuan dan strategi perusahaan (Jarvenpaa dan Ives, 1991 dalam Ismail dan King, 2009). Lebih penting lagi, manajer memiliki otoritas untuk menjamin kecukupan alokasi sumber daya dalam pelaksanaan SIA. Bentuk partisipasi ini dapat meyakinkan pengguna untuk mengembangkan perilaku positif kedalam SIA, dan kemudian keefektifan SIA dapat tercapai. Hipotesis penelitian dirumuskan sebagai berikut.

H2 : Partisipasi manajer akan memberikan pengaruh positif terhadap keefektifan SIA.

Pengetahuan SIA dan Akuntansi Manajer terhadap Keefektifan Sistem Informasi Akuntansi

(51)

penting dalam sistem informasi modern, manajer baik dengan pengetahuan SIA atau akuntansi berada dalam posisi lebih baik dibanding jika tidak memiliki pengetahuan tersebut. Manajer dapat mengerti lebih baik tentang kebutuhan informasi perusahaan dan menggunakan pengetahuannya untuk menentukan apa yang dibutuhkan perusahaan. Hipotesis penelitian dirumuskan sebagai berikut.

H3: Pengetahuan SIA akan memberikan pengaruh positif terhadap keefektifan SIA.

H4: Pengetahuan akuntansi akan memberikan pengaruh positif terhadap keefektifan SIA.

Ahli Luar terhadap Keefektifan Sistem Informasi Akuntansi

(52)

pemrosesan informasi, sehingga diharapkan dapat mencapai keefektifan SIA perusahaan. Hipotesis penelitian dirumuskan sebagai berikut.

H5: Peran konsultan akan memberikan pengaruh positif terhadap keefektifan SIA.

H6: Peran vendor akan memberikan pengaruh positif terhadap keefektifan SIA.

H7: Peran akuntan akan memberikan pengaruh positif terhadap keefektifan SIA.

(53)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Data

Data yang diperlukan dalam penelitian ini terdiri atas data primer dan data sekunder. Data primer dikumpulkan melalui kuesioner yang ditujukan kepada responden, dalam hal ini manajer menengah yang menggunakan Sistem Informasi Akuntansi pada industri manufaktur di Surakarta dan juga melalui wawancara dengan pihak terkait. Sedangkan data sekunder adalah dengan cara mempelajari jurnal-jurnal serta karya tulis lain yang berhubungan dengan penelitian ini.

B. Populasi dan Sampel

(54)

peranan penting dalam pengambilan keputusan. Peranan tersebut menjadi penting karena mereka berhubungan langsung dengan atasan dan bawahan.

Sedangkan sampel merupakan bagian dari populasi yang memiliki karakteristik yang relatif sama dan dianggap dapat mewakili populasi tersebut. Sampel yang digunakan adalah individu, dimana terfokus pada satu objek yaitu manajer menengah pada industri manufaktur. Metode sampling yang digunakan adalah Purposive Sampling. Dalam penentuan jumlah sampel yang akan digunakan, peneliti mengacu pada Rule of Thumb yang dikemukakan oleh Roscoe dalam Sekaran (2000), antara lain:

1. Jumlah sampel yang tepat, sesuai pada penelitian ini yaitu 30< x <500. 2. Jika sampel dibagi ke dalam beberapa sub sampel, maka jumlah sampel

minimum adalah 30 atau setiap kelompok sub sampel.

C. Pengukuran Variabel

Variabel-variabel penelitian dalam penelitian ini, meliputi: 1. Keefektifan SIA

(55)

2. Kecanggihan SIA

Kecanggihan SIA diartikan sebagai jumlah penggunaan aplikasi SIA yang digunakan untuk peningkatan perusahaan. Responden akan diberikan pertanyaan untuk mengindikasikan kenapa mereka menggunakan atau tidak 18 aplikasi SIA. Untuk mengukur tingkatan kecanggihan SIA, pengukuran agregat digunakan dengan memberikan nilai aplikasi yang dibuat untuk merepresentasikan jumlah aplikasi yang digunakan oleh perusahaan. Nilai dari kecanggihan SIA antara 1 sampai dengan 18.

3. Partisipasi Manajer

Dalam penelitian ini, partisipasi manajer dalam pelaksanaan SIA diukur dengan menggunakan instrumen yang sama oleh Hussein et al.

(2002). Instrumen ini menggunakan empat point skala likert. 4. Pengetahuan SIA

Dalam penelitian ini, pengetahuan SIA manajer menggunakan daftar dari 7 aplikasi yang secara umum ditemukan dalam perusahaan. Responden diberikan pertanyaan yang mengindikasikan tingkat pengetahuan mereka dalam pemrosesan kata, spreadsheet, database, Aplikasi Dasar Akuntansi, e-mail, internet dan Computer Assisted

production Management. Pengukuran menggunakan instrumen yang

(56)

5. Pengetahuan Akuntansi

Seperti halnya lingkup pada pengetahuan SIA, responden diberikan pertanyaan yang mengindikasikan tingkat pengetahuan mereka yang berhubungan dengan teknik akuntansi keuangan dan teknik akuntansi manajemen. Pengukuran menggunakan instrumen yang digunakan oleh Ismail (2009). Instrumen ini menggunakan empat point skala likert.

6. Ahli luar

Kuesioner ditanyakan kepada responden untuk mengidentifikasi penasehat luar yang digunakan oleh perusahaannya (seperti: konsultan, vendor, akuntan luar, dan lembaga pemerintah). Kemudian mereka diberikan pertanyaan untuk menilai keefektifannya, dengan empat point skala likert.

D. Teknik Pengujian Kualitas Data

Mengingat pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan kuesioner, maka kesungguhan responden dalam menjawab pertanyaan-pertanyaan merupakan hal yang sangat penting dalam penelitian. Keabsahan suatu hasil penelitian sosial sangat ditentukan oleh alat ukur yang digunakan. Apabila alat ukur yang dipakai tidak valid dan atau tidak dapat dipercaya, maka hasil penelitian yang dilakukan tidak akan menggambarkan keadaan yang sesungguhnya. Dalam mengatasi hal tersebut diperlukan dua macam pengujian, yaitu uji validitas (test of validity) dan uji reliabilitas (test of

(57)

1. Uji Validitas (Test of Validity)

Uji validitas dilakukan untuk mengetahui apakah alat ukur yang telah disusun benar-benar mengukur apa yang perlu diukur. Uji validitas berguna untuk menentukan seberapa cermat suatu alat melakukan fungsi ukurannya. Alat ukur validitas yang tinggi berarti mempunyai varian kesalahan yang kecil, sehingga memberikan keyakinan bahwa data yang terkumpul merupakan data yang dapat dipercaya. Dalam penelitian ini uji validitas dilakukan dengan menggunakan pendekatan Construct Validity, yang merupakan konsep pengukuran validitas dengan cara menguji suatu instrumen dalam mengukur construct sesuai dengan yang diharapkan (Novivanti, 2007). Pengujian validitas akan menggunakan teknik korelasi

product moment dari Pearson yang mengkorelasikan scor per item dengan

scor totalnya.

2. Uji Reliabilitas (Test of Reliability)

(58)

yang dipakai dalam variabel dikatakan handal jika Cronbach’s Alpha lebih besar 0,60 (Sekaran, 2000).

E. Pengujian Asumsi Klasik

Sebelum melakukan pengujian hipotesis, perlu dilakukan pengujian untuk mendeteksi ada tidaknya penyimpangan terhadap asumsi klasik atas persamaan regresi. Pengujian asumsi klasik yang akan digunakan, meliputi: 1. Uji Normalitas

Pengujian ini dilakukan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel independen dan dependen mempunyai distribusi data normal atau tidak. Alat yang digunakan yaitu Kolmogorov Smirnov yang merupakan goodness of fit yang dilaksanakan dengan membandingkan

score observasian dengan suatu sebaran teoritis tertentu. Uji ini

menetapkan apakah score dalam sampel dianggap berasal dari populasi yang sama dengan distribusi teoritis tertentu. Apabila nilai Sig hitung > 0,05 maka data berdistribusi normal, namun jika Sig hitung ≤ 0,05 maka data tidak berdistribusi normal.

2. Uji Heteroskedastisitas

Pengujian ini dilakukan untuk menguji apakah sebuah model regresi terjadi ketidaksamaan varian dari satu pengamatan ke pengamatan lain. Jika tetap maka disebut homokedastisitas, sedangkan jika berbeda disebut heteroskedastisitas. Metode yang digunakan yaitu Metode

(59)

penyebaran atau pengumpulan plot-plot dalam gambar. Jika tidak terjadi heteroskedastisitas maka gambar plot akan menyebar di atas dan di bawah sumbu 0 serta tidak membentuk suatu pola tertentu (seperti: mengumpul dan menyamping), begitu juga sebaliknya jika gambar plot tidak berada di atas dan di bawah sumbu 0 serta membentuk suatu pola tertentu maka terjadi heteroskedastisitas.

3. Uji Auto Korelasi

Pengujian ini dilakukan untuk menguji apakah sebuah model regresi linier terdapat korelasi antar anggota-anggota dari serangkaian pengamatan. Autokorelasi merupakan korelasi antar anggota serangkaian observasi yang diurutkan menurut waktu atau ruang (Gujarati, 1997) dalam Nugroho (2007). Ada tidaknya autokorelasi dalam penelitian ini dideteksi dengan menggunakan Uji Durbin Watson. Ukuran yang digunakan untuk menyatakan ada tidaknya autokorelasi yaitu apabila nilai statistik Durbin Watson mendekati angka 2, maka dapat dinyatakan bahwa data tersebut tidak memiliki autokorelasi.

4. Uji Multikolinearitas

Multikolinieritas merupakan hubungan variabel independen terhadap variabel independen lain, yang menyebabkan varian (standar error) koefisien regresi tidak akan signifikan berbeda dengan nol. Untuk menguji multikoliniearitas, dilakukan dengan melihat nilai Variance

Inflation Factor (VIF) dan nilai tolerance. Apabila nilai VIF lebih besar 10

(60)

F. Teknik Analisis Data

Pengujian hipotesis 1 s/d 8 menggunakan Analisis Regresi Berganda untuk mengetahui pengaruh variabel independen, seperti: kecanggihan SIA, partisipasi manajer, pengetahuan SIA, pengetahuan akuntansi, keefektifan konsultan, keefektifan vendor, keefektifan akuntan luar, serta keefektifan lembaga pemerintah terhadap variabel dependen yaitu keefektifan SIA.

Analisis Regresi Berganda ini merupakan salah satu alat uji yang digunakan pada analisis data dalam ilmu sosial (Bryman dan Cramer, 2001). Alat uji ini dapat digunakan untuk menganalisis hubungan antara satu variabel dependen dengan beberapa variabel independen. Tujuan dari analisis ini untuk memprediksi perubahan pada variabel dependen dalam merespon perubahan yang disebabkan oleh variabel independen.

Model Regresi:

Y = a + b1 X1 + b2 X2 + b3 X3 + b4 X4 + b5 X5 + b6 X6 + b7 X7+

b8 X8 + e.

Keterangan:

Y = Variabel keefektifan SIA, a = Konstanta,

b = Koefisien regresi,

(61)

X5 = Variabel keefektifan konsultan, X6 = Variabel keefektifan vendor, X7 = Variabel keefektifan akuntan luar,

X8 = Variabel keefektifan lembaga pemerintah, dan e = Error.

G. Kriteria Pengujian Hipotesis

Pengukuran hipotesis dilihat melalui koefisien regresi. Koefisien regresi dari tiap-tiap variabel yang diuji menunjukkan bentuk hubungan antar variabel. Pengujian hipotesis dilakukan dengan cara membandingkan antara nilai probabilitas (Sig.) dengan tingkat signifikansinya (a). Pengujian dilakukan dengan tingkat signifikansi 5%. Jika probabilitas (Sig.) lebih besar dari 0,05 maka Ho diterima yang berarti variabel independen tidak memiliki pengaruh terhadap variabel dependen. Adapun jika probabilitas (Sig.) lebih kecil dari 0,05 maka Ho ditolak yang berarti variabel independen memiliki pengaruh terhadap variabel dependen. Kriteria pengujian hipotesis sebagai berikut:

§ Jika (P) t-hit > 0,05, maka Ho diterima.

(62)

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara keefektifan SIA dengan delapan faktor yang mempengaruhinya, seperti: kecanggihan SIA, partisipasi manajer dalam implementasi SIA, pengetahuan SIA, pengetahuan akuntansi, keefektifan konsultan, keefektifan vendor, keefektifan akuntan luar, serta keefektifan lembaga pemerintah. Instrumen yang digunakan untuk pengumpulan data dalam penelitian ini adalah kuesioner yang disebar kepada manajer menengah yang menggunakan SIA pada perusahaan manufaktur di Surakarta. Periode pengumpulan data adalah Februari sampai Maret 2010. Pembahasan pada bab ini mengenai diskripsi data beserta analisis data dan interprestasinya.

A. Deskripsi Data

Data primer diperoleh dari jawaban atas pertanyaan yang diajukan kepada responden melalui kuesioner, dari 70 jumlah kuesioner disebarkan, diperoleh pengembalian sebanyak 52 buah (74%) dengan sampel layak uji sejumlah 43 buah (61%). Sisanya sebanyak 9 buah (13%) tidak disertakan dalam analisis karena jawaban responden tidak lengkap. Dengan demikian ada 43 buah (61%) jawaban responden yang digunakan dalam analisis data.

(63)

Tabel IV.1

Penyebaran dan Penerimaan Kuesioner

Jumlah Persentase

Kuesioner yang disebar 70 100%

Kuesioner yang kembali 52 74%

Kuesioner tidak dapat diolah 9 13% Kuesioner yang dapat diolah 43 61% Sumber : data primer diolah

Deskripsi karakteristik responden yang menjadi sampel penelitian ini ditabulasikan pada tabel-tabel berikut ini.

Tabel IV.2

Jenis Kelamin Responden

Jenis Kelamin Jumlah Persentase

Laki-laki 9 20,9%

Perempuan 34 79,1%

Total 43 100 %

Sumber : data primer diolah

Dari seluruh responden yang berjumlah 43 orang, 9 orang (20,9%) berjenis kelamin laki-laki dan 34 orang (79,1%) adalah perempuan.

Tabel IV.3

Umur Responden

Umur Responden Jumlah Persentase

Kurang dari 30 tahun 15 34,9%

30 tahun – 39 tahun 20 46,5%

40 tahun – 49 tahun 8 18.6%

50 tahun ke atas - 0 %

Total 43 100 %

(64)

Dari tabel di atas, ternyata responden paling banyak berumur antara 30 tahun – 39 tahun sejumlah 20 orang ( 46,5%), selanjutnya umur kurang dari 30 tahun sejumlah 15 orang (34,9%), dan kemudian berumur antara 40 tahun– 49 tahun sejumlah 8 orang (18,6%).

Tabel IV.4 Jabatan Responden

Jabatan Responden Jumlah Persentase

Staf Akuntansi 26 60%

Staf IT 17 40%

Total 43 100%

Sumber : data primer

Dari tabel di atas, ternyata responden paling banyak memiliki jabatan sebagai Staf Akuntansi yaitu sebanyak 26 orang (60%), sedangkan yang memiliki jabatan sebagai Staf IT sebanyak 17 orang (40%).

Tabel IV.5

Masa Jabatan Responden

Masa Jabatan Responden Jumlah Persentase

≤ 3 tahun 11 25,6%

(65)

Tabel IV.6

Tingkat Pendidikan Responden

Jabatan Responden Jumlah Persentase

Diploma 1 1 2,3 %

Diploma 3 23 53,5 %

Strata 1 19 44,2 %

Total 43 100 %

Sumber : data primer

Latar belakang pendidikan responden terdiri dari berbagai jenjang pendidikan, responden dengan tingkat pendidikan Diploma 1 berjumlah 1 orang (2,3%), Diploma 3 berjumlah 23 orang (53,5%), Strata 1 berjumlah 19 orang (44,2%).

B. Pengujian Instrumen Penelitian

Data dari kuesioner yang sudah dijawab oleh responden, dikumpulkan dan kemudian ditabulasi sesuai keperluan. Setelah data ditabulasi, kemudian dilakukan uji validitas dan reliabilitasnya. Data yang dianalisis harus valid dan reliabel, tetapi tidak menutup kemungkinan terjadi kesalahan misalnya dalam pengukuran variabel yang diteliti dan adanya faktor eksternal yang tidak dapat dikendalikan oleh peneliti, misalnya jawaban asal-asalan atau ketidakjujuran responden dalam menjawab pertanyaan yang diajukan. Untuk memperkecil kemungkinan kesalahan tersebut, maka dilakukan uji validitas dan reliabilitas. 1. Pengujian Validitas

(66)

Tabel IV.7

Hasil Uji Validitas Partisipasi Manajer

Pertanyaan r p Interprestasi

1 0,705** 0,00 Valid

2 0,654** 0,00 Valid

3 0,720** 0,00 Valid

4 0,846** 0,00 Valid

5 0,805** 0,00 Valid

Sumber: print out SPSS ** Signifikan pada level 0,01

* Signifikan pada level 0,05

Hasil uji validitas yang disajikan pada tabel IV.7 menunjukkan bahwa dari keseluruhan item pertanyaan dalam instrumen yang digunakan untuk mengukur variabel partisipasi manajer dalam SIA menunjukkan besarnya probabilitas (p) kurang dari 0,05. Dengan demikian, seluruh pertanyaan yang digunakan dalam mengukur partisipasi manajer dalam SIA dapat diikutsertakan dalam uji reliabilitas.

(67)

Tabel IV.8

Hasil Uji Validitas Pengetahuan SIA

Pertanyaan r p Interprestasi

1 0,615** 0,00 Valid

2 0,759** 0,00 Valid

3 0,538** 0,00 Valid

4 0,697** 0,00 Valid

5 0,766** 0,00 Valid

6 0,754** 0,00 Valid

7 0,764** 0,00 Valid

Sumber: print out SPSS ** Signifikan pada level 0,01

* Signifikan pada level 0,05

Hasil uji validitas yang disajikan pada tabel IV.8 menunjukkan bahwa dari keseluruhan item pertanyaan dalam instrumen yang digunakan untuk mengukur variabel pengetahuan SIA menunjukkan besarnya probabilitas (p) kurang dari 0,05. Dengan demikian, seluruh seluruh pertanyaan yang digunakan dalam mengukur menunjukkan variabel pengetahuan SIA dapat diikutsertakan dalam uji reliabilitas.

(68)

Tabel IV.9

Hasil Uji Validitas Pengetahuan Akuntansi

Pertanyaan r p Interprestasi

1 0,649** 0,00 Valid ** Signifikan pada level 0,01 * Signifikan pada level 0,05

Hasil uji validitas yang disajikan pada tabel IV.9 menunjukkan bahwa dari keseluruhan item pertanyaan dalam instrumen yang digunakan untuk mengukur variabel pengetahuan akuntansi menunjukkan besarnya probabilitas (p) kurang dari 0,05. Dengan demikian, seluruh pertanyaan yang digunakan dalam mengukur menunjukkan variabel pengetahuan akuntansi dapat diikutsertakan dalam uji reliabilitas.

Pengujian validitas untuk variabel keefektifan konsultan memberikan hasil berupa data yang ditunjukkan dalam tabel berikut ini.

Tabel IV.10

Hasil Uji Validitas Keefektifan Konsultan

Pertanyaan r p Interprestasi

1 0,988** 0,00 Valid

2 0,986** 0,00 Valid

Sumber: print out SPSS ** Signifikan pada level 0,01 * Signifikan pada level 0,05

(69)

Hasil uji validitas yang disajikan pada tabel IV.10 menunjukkan bahwa dari keseluruhan item pertanyaan dalam instrumen yang digunakan untuk mengukur variabel keefektifan konsultan menunjukkan besarnya probabilitas (p) kurang dari 0,05. Dengan demikian, seluruh pertanyaan yang digunakan dalam mengukur menunjukkan variabel keefektifan konsultan dapat diikutsertakan dalam uji reliabilitas.

Pengujian validitas untuk variabel keefektifan vendor memberikan hasil berupa data yang ditunjukkan dalam tabel berikut ini.

Tabel IV.11

Hasil Uji Validitas Keefektifan Vendor

Pertanyaan r p Interprestasi

1 0,994** 0,00 Valid

2 0,992** 0,00 Valid

Sumber: print out SPSS ** Signifikan pada level 0,01 * Signifikan pada level 0,05

Hasil uji validitas yang disajikan pada tabel IV.11 menunjukkan bahwa dari keseluruhan item pertanyaan dalam instrumen yang digunakan untuk mengukur variabel keefektifan vendor menunjukkan besarnya probabilitas (p) kurang dari 0,05. Dengan demikian, seluruh pertanyaan yang digunakan dalam mengukur menunjukkan variabel keefektifan vendor dapat diikutsertakan dalam uji reliabilitas.

(70)

Tabel IV.12

Hasil Uji Validitas Keefektifan Akuntan Luar

Pertanyaan r p Interprestasi

1 0,994** 0,00 Valid

2 0,993** 0,00 Valid

Sumber: print out SPSS ** Signifikan pada level 0,01 * Signifikan pada level 0,05

Hasil uji validitas yang disajikan pada tabel IV.12 menunjukkan bahwa dari keseluruhan item pertanyaan dalam instrumen yang digunakan untuk mengukur variabel keefektifan akuntan luar menunjukkan besarnya probabilitas (p) kurang dari 0,05. Dengan demikian, seluruh pertanyaan yang digunakan dalam mengukur menunjukkan variabel keefektifan akuntan luar dapat diikutsertakan dalam uji reliabilitas.

Pengujian validitas untuk variabel keefektifan lembaga pemerintah memberikan hasil berupa data yang ditunjukkan dalam tabel berikut ini.

Tabel IV.13

Hasil Uji Validitas Keefektifan Lembaga Pemerintah

Pertanyaan r p Interprestasi

1 0,992** 0,00 Valid

2 0,992** 0,00 Valid

Sumber: print out SPSS ** Signifikan pada level 0,01 * Signifikan pada level 0,05

(71)

pertanyaan yang digunakan dalam mengukur menunjukkan variabel keefektifan lembaga pemerintah dapat diikutsertakan dalam uji reliabilitas.

Pengujian validitas untuk variabel keefektifan SIA memberikan hasil berupa data yang ditunjukkan dalam tabel berikut ini.

Tabel IV.14

Hasil Uji Validitas Keefektifan SIA

Pertanyaan r p Interprestasi

1 0,732** 0,00 Valid bahwa dari keseluruhan item pertanyaan dalam instrumen yang digunakan untuk mengukur variabel keefektifan SIA menunjukkan besarnya probabilitas (p) seluruh pertanyaan kurang dari 0,05. Dengan demikian, seluruh pertanyaan tersebut dapat diikutsertakan dalam uji reliabilitas.

2. Pengujian Reliabilitas

Pengujian reliabilitas memberikan hasil berupa data yang ditunjukkan dalam tabel berikut ini.

Gambar

Tabel IV.3
Tabel IV.6
Tabel IV.8
Tabel IV.10
+7

Referensi

Dokumen terkait

Sehubungan dengan pelaksanaan pelelangan PENGA DA A N PERA LATA N PRA KTEK DA N PERA GA SISWA SD pada Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olah Raga Kota Bima Tahun

[r]

Selanjutnya berdasarkan hasil pengumpulan/ inventarisasi sanggahan/ keberatan yang disampaikan kepada Panitia, Pejabat Pembuat Komitmen/ Kuasa Pengguna Anggaran dapat

penyesuaian diri dengan baik dalam lingkungan sosial adalah sikap positif ibu. terhadap anaknya yang autis, yaitu dengan menerima kondisi anak apa

Evaluasi Penawaran dilaksanakan berdasarkan Dokumen Pengadaan Nomor : 011/talud- dpu/IX/2017 tanggal 14 September 2017, Berita Acara Penjelasan Dokumen Pengadaan, dan Dokumen

Perancangan sistem pengambilan keputusan kelayakan bisnis ini diharapkan dapat membantu pelaku usaha dalam menilai suatu bisnis. Sistem ini menggunakan tiga komponen utama

Retribusi Daerah di bidang Industri, perdagangan yang selanjutnya disebut retribusi adalah pungutan daerah sebagai jasa atas pemberian izin tertentu khusus disediakan dan

Dari hasil uji t di atas terlihat bahwa variabel yang memiliki pengaruh signifikan terhadap Kesempatan Kerja pada Kabupaten/Kota di Provinsi Jawa Tengah