• Tidak ada hasil yang ditemukan

1. Islam Sebagai Sasaran Studi Doktrinal > > - Islam sbg sasaran Studi

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "1. Islam Sebagai Sasaran Studi Doktrinal > > - Islam sbg sasaran Studi"

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

1. Islam Sebagai Sasaran Studi Doktrinal > >

Kata doktrin berasal dari bahasa Inggris doctrine yang berarti ajaran.Dari kata doctrine itu kemudian dibentuk kata doktrinal yang berarti yang dikenal dengan ajaran atau bersifat ajaran. Sedangkan studi doktrinal berarti studi yang berkenaan dengan ajaran atau studi tentang sesuatu yang bersifat teoritis dalam arti tidak praktis. Uraian ini berkenaan dengan Islam sebagai sasaran atau obyek studi doktrinal tersebut. Ini berarti dalam studi doktrinal kali yang dimaksud adalah studi tentang ajaran Islam atau studi Islam dari sisi

teori-teori yang dikemukakan oleh Islam. > >

Islam didefinisikan oleh sebagian ulama adalah wahyu yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW sebagai pedoman untuk kebahagiaan hidup di dunia dan akhirat.Berdasarkan pada definisi Islam, maka inti dari Islam adalah wahyu. Sedangkan wahyu yang dimaksud adalah Al-Qur’an dan Al-Sunnah. Dari kedua sumber itulah ajaran Islam diambil. Namun meski kita mempunyai sumber, ternyata dalam realitasnya ajaran Islam yang digali dari dua sumber tersebut memerlukan keterlibatan ulama dalam memahami

dua smber ajaran tersebut. Keterlibatan tersebut dalam bentuk Ijtihad. > >

Dengan Ijtihad maka ajaran berkembang. Karena ajaran Islam yang ada di dalam dua sumber tersebut ada yang tidak terperinci, banyak yang diajarkan secara garis besar atau global. Masalah-masalah yang berkembang kemudian yang tidak secara terang disebut di dalam dua sumber itu didapatkan dengan cara Ijtihad. Studi Islam dari sisi doctrinal.

> >

Untuk penelitian agama yang sasarannya adalah agama sebagai doktrin. Agama sebagai teologi, tidak terbatas hanya sekedar menerangkan hubungan antara manusia dengan tuhan (transendental) saja, tetapi tidak terelakan adalah melibatkan kesadaran berkelompok (sosiologis), kesadaran pencairan asal usul agama (antropologi), pemenuhan kebutuhan untuk membentuk kepribadian yang kuat dan ketenangan jiwa (psikologis) bahkan ajaran agama tertentu dapat di teliti sejauh mana keterkaitan ajaran etikanya dengan corak pandangan hidup yang memberi dorongan yang kuat untuk memperoleh derajat kesejahteraan hidup yang

optimal (ekonomi). > >

Apabila pandangan agama sebagai doktrin yang sakral, suci dan tabu,maka tertutup

untuk kajian-kajian atau penelitian. > >

Sebelum mendekati agama,memang amat perlu mengetahui sasaran yang akan didekati, yaitu agama atau kepercayaan yang terjadi karena adanya di pandang mahakuasa menjadi sumber segala sesuatu. Dalam berbagai disiplin ilmu sosial dipelajari adanya dua

(2)

a. Agama Alam atau disebut juga agama suku bangsa primitif, disebut juga “innerweltlicreligion “ seperti Animisme, Dinamisme, Polytheisme dan ada yang menyebut dengan agama leluhur, kepercayaan nenek moyang; paganisme, syamanisme.

b. Agama profetis, yang biasa juga di sebut agama samawi, yaitu agama yang di turunkan oleh

khalik (pencipta) melalui utusan atau nabi-Nya kepada manusia. > >

Masalah keagamaan, merupakan masalah yang selalu hadir dalam sejarah kehidupan manusia sepanjang zaman dan sama dengan masalah kehidupan lainnya. Fenomena keagamaan yang berakumulasi pada pola prilaku manusia dalam kehidupan beragama adalah perwujudan dari “sikap” dan “prilaku “manusia yang menyangkut dengan hal-hal yang di

pandang sakral, suci, keramat yang berasalan dari suatu kegaiban. > >

Sedangkan ilmu pengetahuan, dalam hal ini pengetahuan sosial dengan caranya masing-masing atau metode, teknik dan peralatannya, dapat mengamati secra cermat perilaku manusia itu, hingga menemukan segala unsur yang menjadi komponen terjadinya perilaku

tersebut. > >

2. Islam Sebagai Sasaran Studi Sosial > >

Islam sebagai sasaran studi sosial ini dimaksudkan sebagai studi tentang Islam sebagai gejala sosial. Hal ini menyangkut keadaan masyarakat penganut agama lengkap dengan struktur, lapisan serta berbagai gejala sosial lainnya yang saling berkaitan. Dengan demikian yang menjadi obyek dalam kaitan dengan Islam sebagai sasaran studi sosial adalah

Islam yang telah menggejala atau yang sudah menjadi fenomena Islam. > >

Menurut M. Atho Mudzhar agama sebagai gejala sosial pada dasarnya bertumpu pada konsep sosiologi agama. Sosiologi agama mempelajari hubungan timbal balik antara agama dan masyarakat. Masyarakat mempengaruhi agama, dan agama mempengaruhi masyarakat. Jika Islam dijadikan sebagai sasaran studi sosial, maka harus mengikuti paradigma positivisme yaitu dapat diambil

gejalanya, dapat diukur, dan dapat diverifikasi.

Dari pandangan terntang agama sebagai gejala budaya dan sebagai gejala sosial, elemen-elemen yang harus di ketahui dalam Islam adalah persoalan teologi, komsmologi, dan antropolgi, yang tentu menyangkut dengan persoalan sosial kemanusian dan budaya.

3. Islam Sebagai Sasaran Studi Budaya > >

Pada awalnya, ilmu hanya ada dua yaitu: ilmu kealaman dan ilmu budaya. Ilmu kealaman, seperti fisika, kimia, biologi dan lain-lain mempunyai tujuan utama mencari hukum-hukum alam, mencari keteraturan-keteraturan pada alam. Sebaliknya ilmu budaya

(3)

Menurut M.Antho Mudzar, di antara penelitian kalaman dan budaya,terdapat

penelitian-penelitian ilmu-ilmu sosial. > >

Suatu penemuan,baru dikatakan atau dianggap sebagai ilmu apabila memenuhi syarat

yaitu : > >

a. Dapat di amati (observable) > >

b. Dapat diukur (measurable) > > c. Dapat dibuktikan (verifiable)

Menurut beberapa para ahli,ada 5 (lima) bentuk gejala agama, yang diperhatikan,

apabila kita hendak mempelajari atau meneliti suatu agama, yaitu: > >

1).Scripture, naskah-naskah atau sumber ajaran dan simbol- sombol agama. > >

2).Para penganut, pimpinan, pemuka agama, menyangkut dengan sikap, perilaku dan

penghayatan para penganut nya. > >

3).Ritus-ritus, lembaga–lembaga, ibadat-ibadat, seperti sholat, haji, puasa, perkawinan dan

waris. > >

4).Alat-alat, seperti masjid, gereja, lonceng, peci dan semacamnya. > >

5).Organisasi-organisasi keagamaan, tempat para penganut agama berkumpul dan berperan, seperti Nahdatul Ulama Muhammadiyah, gereja katholik, Protestan, Syi’ah, Sunni dan

sebagainya. > >

Dalam penelitian naskah atau sumber-sumber ajaran agama yang pernah diteliti adalah persoalan filologi dan kemudian adalah isi dari naskah yang ada.Misalnya saja, membahas Al-Qur’an dan isinya, kritik atas terjemahan orang lain, kitab tafsir atau penafsiran seseorang,

kitab hadis,naskah-naskah sejarah agama dan sebagainya. > >

Dalam konsep Islam sebenarnya tidak ada hal-hal atau benda-benda yang dianggap sakral atau suci.

Untuk memahami suatu agama, khususnya Islam memang harus melalui dua model yaitu tekstual dan konstekstual. Tektual artinya memahami Islam melalui wahyu yang berupa kitab suci. Sedangkan konstekstual berarti memahami Islam lewat realitas sosial yang berupa

perilaku masyarakat yang memerlukan agama bersangkutan. > >

(4)

mengiterprestasi lingkungan yang dihadapi, dan untuk mendorong dan menciptakan tindakan-tindakan yang diperlukan.

> >

> >

BAB III > >

PENUTUP

A Kesimpulan

Dari pembahasan yang telah penyusun uraikan bahwa : > >

1. Islam sebagai sasaran studi doktrinal > >

Studi doktrinal berarti studi yang berkenaan dengan ajaran atau studi tentang sesuatu yang bersifat teoritis dalam arti tidak praktis. Uraian ini berkenaan dengan Islam sebagai sasaran atau obyek studi doktrinal tersebut. Ini berarti dalam studi doktrinal kali yang dimaksud adalah studi tentang ajaran Islam atau studi Islam dari sisi teori-teori yang dikemukakan oleh

Islam. Ajaran Islam itu berupa wahyu dari Allah, yaitu Al-Qur’an dan As-Sunnah. > >

2. Islam sebagai sasaran studi sosial > >

Islam sebagai sasaran studi sosial ini dimaksudkan sebagai studi tentang Islam sebagai gejala sosial. Sosiologi agama mempelajari hubungan timbal balik antara agama dan masyarakat.

Masyarakat mempengaruhi agama, dan agama mempengaruhi masyarakat. > >

3. Islam sebagai sasaran studi budaya > >

Untuk memahami suatu agama, khususnya Islam memang harus melalui dua model yaitu tekstual dan konstekstual. Tektual artinya memahami Islam melalui wahyu yang berupa kitab suci. Sedangkan konstekstual berarti memahami Islam lewat realitas sosial yang berupa perilaku masyarakat yang memerlukan agama bersangkutan.

> >

> >

> >

(5)

John M. Echols dan Hassan Shadily, Kamus Inggris Indonesia, lace w:st="on">Jakarta lace> : Gramedia, 1990.

Nata, Abuddin, Metodologi Studi Islam, lace w:st="on">Jakarta lace>: PT. Raja Grafindo, 1999.

Mudzhar, M.Atho, Pendekatan Studi Islam, dalam Teori dan Praktek, lace w:st="on">Yogyakarta lace> : Pustaka Pelajar, 1998.

Referensi

Dokumen terkait

Studi islam secara harfiyah adalah kajian tentang hal-hal yang berkaitan dengan keislaman makna ini angat umum karena segala sesuatu yang berkaitan dengan islam dikatakan studi

Berdasarkan berbagai teori sosiologi sastra yang telah dikemukakan tersebut, pokok-pokok ajaran Islam karya Habiburrahman El shirazy dalam novel Ketika Cinta Bertasbih

Kesimpulan tulisan tersebut di atas, Islam sebagai agama yang berdasarkan Al- Qur’an dan Hadits Nabi Muhammad SAW, menjawab dengan rinci tentang teori evolusi

Tulisan singkat ini akan sedikit menggambarkan tentang makna persaudaraan ajaran Islam dan ajaran Budha dalam studi komparatif; sebagai bagian memahami perbedaan dalam

Seperti telah dijelaskan pada teori di atas, bahwa pendidikan Islam merupakan salah satu aspek dari ajaran Islam secara keseluruhan, karena tujuan pendidikan

Pengantar Studi Islam (PSI), merupakan sebuah mata kuliah yang berupaya mengkaji keislaman dengan wilayah telaah materi ajaran agama dan fenomena kehidupan beragama. Pendekatan

dihadapi islam sebelum menjadi saat ini, selain itu studi islam bertujuan untuk mempelajari secara mendalam tentang hakikat islam itu sendiri, di dalam kehidupan

Berdasarkan penegasan konseptual di atas maka secara opersional yang dimaksud dengan, “ Metode Penyampaian Nilai Ajaran Islam (Studi Deskriptif pada Majlis Ta’lim