• Tidak ada hasil yang ditemukan

MUHAMMAD HARTANTO KURNIAWAN Selasa 07 Me

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "MUHAMMAD HARTANTO KURNIAWAN Selasa 07 Me"

Copied!
20
0
0

Teks penuh

(1)

MUHAMMAD HARTANTO KURNIAWAN

Selasa, 07 Mei 2013

contoh proposal

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Perekonomian di Indonesia saat ini memasuki ajang persaingan yang ketat dalam berbagai sektor yang ada. Hal ini mendorong dunia usaha untuk meningkatkan efisiensi kerja dan mutu di bidang usaha yang dikelolanya. Untuk meningkatkan mutu di bidang usaha yang di kelola perusahaan harus tetap menjaga persediaan yang cukup agar kegiatan operasi produksi dapat berjalan dengan lancer dan efisien.

Setiap perusahaan manufaktur selalu memerlukan persediaan. Tanpa adanya persediaan para pengusaha akan dihadapkan pada risiko bahwa perusahaannya pada suatu waktu tidak dapat memenuhi permintaan para pelanggannya. Hal ini bias terjadi karena tidak selamanya barang atau jasa tersediaa setiap saat. Hal ini perlu diperhatikan agar bahan baku yang dibutuhkan hendaknya cukup tersedia sehingga apat menjamin kelancaran produksi.

Seperti hal nya pada UD Netral Jaya, usaha ini bergerak dalam bidang industri yang menjual kayu dan berlokasi di daerah Perkayon Raya – Bekasi. walaupun hanya industri kecil tetapi kayu-kayu yang dipasarkan sudah sampai ke luar kota. Untuk itu agar kegiatan produksi tetap lancar, UD Netral Jaya perlu mengoptimalkan persediaan kayu agar dapat menyediakan persediaan kayu tepat pada waktunya sesuai dengan jumlah yang diperlukan.

(2)

1.2 Rumusan Masalah

Dalam penelitian ini, rumusan masalah yang di ungkapkan oleh penulis adalah sebagai berikut :

1. Berapakah jumlah pembelian bahan baku kayu yang dilakukan perusahaan?

2. Berapakah jumlah persediaan bahan baku kayu yang optimal pada UD Netral Jaya dengan metode EOQ?

1.3 Batasan Masalah

Pada penulisan ini penulis membatasi pada persediaan kayu tahun 2008, karena pada UD Netral Jaya penjualan kayu setiap tahunnya selalu meningkat. Untuk itu penulis ingin

menerapkan metode EOQ dalam perhitungan persediaan kayu agar UD Netral Jaya dapat menyediakan perseiaan kayu tepat pada waktunya sesuai dengan jumlah yang dibutuhkan

1.4 Tujuan Masalah

1. Menentukan berapa jumlah pembelian bahan baku kayu yang harus dilakukan perusahaan 2. Menentukan jumlah persediaan bahan baku kayu yang optimal dengan menggunakan

metode EOQ

1.5 Manfaat Penelitian

(3)

2. Dapat membantu perusahaan dalam mengoptimalkan persediaan bahan baku

3. ddapat membantu perusahaan dalam mengambil langkah untuk evaluasi yaitu perbaikan dan kemajuan perusahaan kedepan dilihat dari pengaruh pesanan terhadap persediaan barang

4. Dapat dujadikan acuan bai penulis lain bila ingin melakukan penelitian sejenis.

1.6 Metode Penelitian

Dalam menyusun penulisan ilmiah ini, penulis membutuhkan data yang bersifat kualitatif dan kuantitatif untuk mendapatkan data tersebut penulis melakukan metode antara lain

1.6.1 Objek Penelitian

Dalam penelitian ini, penulis mengambil objek penelitian pada UD Netral Jaya yang didirikan oleh Ibu Mutmainah dan berlokasi di Pekayon Raya Jl. Swatantra II No.39 Bekasi Selatan 17423.

1.6.2 Data/Variabel yang digunakan

Dalam penulisan ini dibutuhkan data yang relevan sehingga dalam pengumpulan datanya penulis telah melakukan beberapa cara untuk memperolehnya. Data tersebut antara lain :

1.Data Primer

Data Primer yaitu mengadakan peninjauan langsung ke lokasi yang berhubungan dengan objek penelitian untuk mendapatkan ata-data yang dibutuhkan selama penulisan ini.

2. Data Sekunder

Data Sekunder yaitu dengan membaca buku-buku yang ada kaitannya engan penelitian ini dan juga ari catatan yang diberikan dosen pada saat perkuliahan.

1.6.3 Teknik Pengumpulan Data

(4)

Penulis melakukan peninjauan langsung ke lapangan untuk melihat,mendengar, dan mencatat data-ddata yang dibutuhkan dalam penulisan ini.

2.wawancara (interview)

penulis mengajukan pertanyaan-pertanyaan atau wawancara kepada pimpinan perusahaan,karyawan,serta pihak yang terkait dalam penulisan ini.

1.7 Alat Analisis yang digunakan

Alat analisis yang digunakan dalam penulisan iliah ini adalah metode manajemen persediaan yaitu Economic Order Quantity (EOQ).

Rumus :

Dimana :

D = penggunaaan atau permintaan yang diperkirakan per periode waktu S = Biaya pemesanan per pesanan

H = biaya penyimpanan per unit pertahun

1.8 Sistematika Penulisan

Berdasarkan data yang diperoleh maka penulis menyajikan sistematika penulisan sebagai berikut :

BAB I Pendahuluan

(5)

BAB II

Landasan Teori

Pada bab ini berisi tentang pengertian persediaan, faktor-faktor yang mempengaruhi persediaan bahan baku, pengendalian persediaan, fungsi dan tujuan pengendalian persediaan.

BAB III Gambaran Umum Perusahaan

Mengemukakan sejarah dan berkembangnya perusahaan dan struktur organisasi perusahaan.

BAB IV Pembahasan

Menjelaskan tentang analisa pemecahan masalah

BAB V Penutup

Pada bab terakhir ini penulis akan menguraikan kesimpulan-kesimpelan dari pembahasan-pembahasan yang telah dibuat beserta saran-saran dari pembahasan-pembahasan tersebut.

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1Pengertian Peresediaan

pengertian persediaan menurut Freddy Rangkuti (2004:3) adalah bahan -bahan, bagian yang disediakan, dan bahan-bahan dalam proses yang terdapat dalam perusahaan untuk proses produksi, serta barang-barang jadi atau produk yang disediakan untuk memenuhi permintaan dari konsumen atau pelanggan setiap waktu.

(6)

Pengertian persediaan menurut Teguh Baroto (2002:42) adalah bahan mentah, barang dalam proses (work in process), barang jadi, bahan mentah, bahan pelengkap, komponen yang disimpan dalam antisipasinya terhadap pemenuhan permintaan.

Persediaan (inventory) secara umum di definisikan sebagai bahan-bahan yang disediakan, dan bahan-bahan dalam proses yang terdapat dalam perusahaan untuk proses produksi, serta barang-barang jadi atau produk yanh disediakan untyk memenuhi permintaan dari konsumen atau pelanggan setiap waktu.

Pengertian bahan baku menurut Suyadi Prawirosentono (2007:61) adalah bahan utama dari suatu produk atau barang.

Bahan baku penolong adalah bahan yang menolong terjadinya suatu barang. Barang setengah jadi adalah barang yang masih dalam proses pembuatan.

Barang jadi adalah barang yang telah siap digunakan atau dipakai atau dikonsumsi oleh konsumen.

2.2Ruang Lingkup dan Fungsi Pengelolaan Persediaan

2.2.1 Ruang lingkup persediaan perusahaan

Persediaan yang terdapat di dalam perusahaan merupakan bagian dari asset (kekayaan) perusahaan. Oleh karena itu asset merupakan bagian dari kekayaan maka pimpinan perusahaan sangat berkepentingan untuk memantaunya. Pemantauan ini bertujuan untuk menjaganya dari kehilangan dan menjaganya agar selalu tersedia sesuai dengan kebutuhan perusahaan.

2.2.2 Fungsi pengelolaan persediaan agar perusahaan dagang dapat memenuhi permintaan pembeli. Umtuk perusahaan industri persediaan bahan baku dan barang dalam proses bertujuan untuk memperlancar kegiatan produksi. Sementara itu persediaan barang jadi dimaksudkan untuk memenuhi permintaan pasar. Persoalan persediaan yang perlu dipecahkan adalah bagaimana perusahaan mampu memprediksi dengan tepat kebutuhan akan bahan baku dan juga barang jadi, dan bagaimana perusahaan dapat menyediakaan persediaan tepat pada waktunya sesuai dengan jumlah yang diperlukan.

2.3 jenis-jenis persediaan

(7)

persediaan yang diadakan karena kita membeli atau membuat bahan-bahan atau barang-barang dalam jumlah yang lebih besar dan pada jumlah yanh dibutuhkan saat itu.

Keuntungannya :

a. potongan harga pada harga pembelian

b. efisiensi produksi

c. penghematan biaya angkutan

2. Fluctuation Stock

persediaan yang diadakan untuk menghadapi fluktuasi permintaan konsumen yang tidak dapai diramalkan.

3. Anticipation Stock

persediaan yang diadakan untuk menghadapi fluktuasi permintaan yang dapat diramalkan berdasarkan pola musiman yang terdapat dalam satu tahun dan untuk menghadapi penggunaan penjualan atau permintaan yang meningkat.

2.3.2 Jenis-Jenis Persediaan Fisik

setiap jenis persediaan memiliki karakteristik tersendiri dan cara pengelolaan yang berbeda. Persediaan dapat dibedakan menjadi beberapa jenis.

1. persediaan bahan mentah (raw material) yaitu persediaan barang-barang berwujud, seperti besi,kayu,serta komponen-komponen lain yang digunakan dalam proses produksi.

2. persediaan komponen-komponen rakitan (purchased parts/components), yaitu persediaan barang-barang yang terdiri dari komponen-komponen yang diperoleh dari perusahaan lain yang secara langsung dapat dirakit menjadi suatu produk.

3. persediaan bahan pembantu atau penolong (supplies), yaitu persediaan barang-barang yang diperlukan dalam proses produksi tetapi bukan merupakan bagian atau komponen barang jadi. 4. persediaan barang dalam proses (work in process), yaitu persediaan barang-barang yang

(8)

5. persediaan barang jadi (finished goods), yaitu persediaan barang-barang yang telah selesai diproses atau diolah dalam pabrik dan siap dijual atau dikirim kepada pelanggan.

2.4 Fungsi-fungsi Persediaan

1. Fungsi Decoupling

adalah persediaan yang memungkinkan perusahaan dapat memenuhi permintaan pelanggan tanpa tergantung pada supplier. Persediaan bahan mentah diadakan agar perusahaan tidak akan sepenuhnya tergantung pada pengadaannya dalam hal kuantitas dan waktu pengiriman. Persediaan barang dalam proses diadakan agar departemen-departemen dan proses-proses individual perusahaan terjaga kebebasannya. Persediaan barang jadi diperlukan untuk memenuhi permintaan produk yang tidak pasti dari para pelanggan. Persediaan yang diadakan untuk menghadapi fluktuasi permintaan konsumen yang tidak dapat diperkirakan atau diramalkan disebut fluctuation stock.

2. Fungsi Economic Lot Sizing

persediaan lot size ini perlu mempertibangkan penghematan atau potongan pembelian, biaya pengangkutan per unit menjadi lebih murah dan sebagainya. Hal ini disebabkan perusahaan melakukan pembelian dalam kuantitas yang lebih besar dibandingkan biaya-biaya yang timbul karena besarnya persediaan (biaya sewa gudang,investasi,risiko dan sebagainya).

3. Fungsi Antisipasi

apabila perusahaan menghadapi fluktuasi permintaan yang dapat diperkirakan dan diramalkan berdasar pengalaman atau data-data masa lalu, yaitu permintaan musiman. Dalam hal ini perusahaan dapat mengadakan persediaan musiman (seasional inventories).

2.5 Kegunaan Persediaan

menurut Suyadi Prawirosentono (2001:69) kegunaan persediaan yang diadakan mulai dari yang berbentuk bahan mentah, barang setengah jadi sampai dengan barang jadi, antara lain sebagai berikut :

a. mengurangi resiko keterlambatan datangnya bahan-bahan yang dibutuhkan untuk menunjang

(9)

b. Mengurangu risiko penerimaan bahan baku yang dipesan tetapi tidak sesuai dengan pesanan

sehingga harus dikembalikan.

c. Menyimpan bahan atau barang yang dihasilkan secara musiman (seasonal) sehingga dapat

digunakan seandainya pun bahan atau barang itu tidak tersedia di pasaran.

d. Mempertahankan stabilitas operasi produksi perusahaan, berarti menjamin kelancaran proses

produksi.

e. Upaya penggunaan mesin yang optimal karena terhindar dari terhentinya operasi produksi

karena ketidakadaan persediaan (stock out).

f. Memberikan pelayanan kepada pelanggan secara lebih baik. Barang cukup tersedia dipasaran

agar ada setiap waktu diperlukan. Khusus untuk barang yang dipesan (job order), barang dapat selesai pada waktunya sesuai dengan yanf dijanjikan (delivery date).

2.6 Biaya-Biaya Persediaan

untuk pengambilan keputusan penentuan besarnya jumlah persediaan, biaya-biaya variable berikut ini harus dipertimbangkan.

1. biaya penyimpanan (holding cost atau carrying cost), yaitu terdiri dari atas biaya-biaya yang bervariasi secara langsung dengan kuantitas persediaan. Biaya penyimpanan per periode akan semakin besar apabila kuantitas bahan yang dipesan semakin banyak atau rata-rata persediaan semakin tinggi. Biaya-biaya yang termasuk sebagai biaya penyimpanan adalah :

a. biaya fasilitas-fasilitas penyimpanan (termasuk penerangan,pendingin ruangan dan sebagainya) b. biaya modal (opportunity cost of capital), yaitu alternative pendapatan atas dana yang di

investasikan dalam persediaan. c. Biaya keusangan

d. Biaya penghitungan fisik

e. Biaya asuransi persediaan f. Biaya pajak persediaan

(10)

Biaya-biaya tersebut di atas merupakan variable apabila bervariasi dengan tingkat persediaan. Apabila biaya fasilitas penyimpanan (gudang) tidak variable, tetapi tetap. Maka tidak dimasukkan dalam biaya penyimpanan per unit.

2. biaya pemesanan atau pembelian (ordering cost atau procurement cost). Biaya- biaya ini meliputi :

a. pemrosesan pesanan dan biaya ekspedisi

b. upah

c. biaya telepon

d. pengeluaran surat menyurat

e. biaya pengepakan dan penimbangan

f. biaya pemeriksaan penerimaan

g. biaya pengiriman ke gudang

h. biaya utang lancer dan sebagainya.

Pada umunya, biaya perpesanan (diluar biaya bahan dan potongan kuantitas) tidak naik apabila kuantitas pesanan bertambah besar. Tetapi, apabila semakin banyak komponen yang di pesan setiap kali pesan jumlah pesanan per periode turun, maka biaya pemesanan total akan turun. Ini berarti, biaya pemesanan total per periode sama dengan jumlah pesanan yang dilakukan setiap periode dikalikan biaya yang harus dikeluarkan setiap kali pesan.

3. biaya penyiapan (manufacturing) atau set-up cost. Hal ini terjadi apabila bahan-bahan tidak dibeli tetapi diproduksi sendiri dalam pabrik perusahaan, perusahaan menghadapi biaya penyiapan (set-up cost) untuk memproduksi komponen tertentu. Biaya-biaya ini terdiri dari :

a. biaya mesin-mesin menganggur b. biaya persiapan tenaga kerja langsung c. biaya penjadwalan

(11)

Seperti halnya biaya pemesanan, biaya penyiapan total per periode sama dengan biaya penyiapan dikalikan jumlah penyiapan per periode.

4. biaya kehabisan atau kekurangan bahan (shortage cost) adalah biaya yang timbul apabila persediaan tidak mencukupi adanya permintaan bahan. Biaya-biaya yang termasuk biaya kekurangan bahan adalah sebagai berikut :

a. kehilangan penjualan b. kehilangan pelanggan c. biaya pemesanan khusus d. biaya ekspedisi

e. selisih harga

f. terganggunya operasi

g. tambahan pengeluaran kegiatan manajerial dan sebagainya.

2.8 Faktor-faktor Penentu atas Persediaan

2.8.1 Faktor-faktor Dominan

Terdapat beberapa factor yang menentukan besarnya persediaan yang harus diadakan, di mana faktor-faktor tersebut saling bertautan satu sama lain. Factor-faktor dominant yang dimaksud adalah sebagai berikut :

1. perkiraan pemakaian bahan

penentuan besarnya persediaan bahan yang diperlukan harus sesuai dengan kebutuhan pemakaian bahan tersebut dalam suatu periode produksi tertentu.

Perencanaan pemakaian bahan baku pada suatu periode yang lalu (actual usage) dapat digunakan untuk memperkirakan kebutuhan bahan, alasannya adalah bahwa pemakaian bahan periode lalu merupakan indicator tentang penyerapan bahan oleh proses produksi. Dengan demikian bila kondisinya sama berarti pada periode yang akan dating dapat ditentukan besarnya persediaan bahan baku bersangkutan.

(12)

Harga bahan yang diperlukan merupakan factor lainnya yang dapat mempengaruhi besarnya persediaan yang harus diadakan. Harga bahan ini bila dikalikan dengan jumlah bahan yang diperlukan merupakan kebutuhan modal yang harus disediakan untuk membeli persediaan tersebut.

3. biaya persediaan

terdapat beberapa jenis biaya untuk menyelenggarakan persediaan bahan. Adapun jenis biaya persediaan adalah biaya pemasaran (biaya order) dan biaya penyimpanan bahan gudang.

4. Waktu Menunggu pesanan (lead time)

Waktu menunggu pesanan (lead time) adalah waktu antara tenggang waktu sejak pesanan dilakukan sampai dengan saat pesanan tersebut masuk ke gudang. Waktu tenggang ini merupakan salah satu factor yang perlu di perhatikan agar barang atau bahan yang dipesan datang tepat pada waktunya.. artinya jangan sampai terjadi kehabisan bahan di gudang.

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Objek Penelitian

Usaha perseorangan merupakan salah satu bentuk yang banyak sekali di pakai di Indonesia, bentuk ini biasanya dipakai untuk kegiatan usaha kecil atau pada saat permulaan mengadakan kegiatan usaha. Usaha perseorangan ini dimiliki oleh seseorang dan bertanggung jawab sepenuhnya terhadap semua risiko dan kegiatan perusahaan.

(13)

Usaha ini didirikan pada tahun 1999 dan merupakan cabang dari UD.NETRAL JAYA yang terletak di daerah Bintara yang sudal lebih dulu didirikan. Usaha ini didirikan karena meneruskan usaha orang tua yang didirikan sendiri dan sekarang ini menjadi usaha yang mengalami perkembangan yang pesat dan sudah memiliki tiga cabang salah satunya yaitu yang terletak di daerah Pekayon Raya yang menjadi objek penelitian penulis.

Kegiatan utama dari UD.NETRAL JAYA. Adalah mnyediakan kayu yang terdiri dari kayu kaso, kayu kamper, kayu jati belanda dan kayu meranti. Karena UD.NETRAL JAYA ini merupakan industri kecil sehingga hanya memiliki dua karyawan, tetapi walaupun hanya memiliki dua karyawan kayu yang di jual UD.NETRAL JAYA sudah di pasarkan sampai keluar kota. Usaha ini didirikan dengan tujuan utama sebagai penghasilan pokok keluarga dan diharapkan mempunyai prospek kedepan.

3.2 Data/Variabel yang digunakan

Dalam penulisan ini di butuhkan data yang relevan sehingga dalam pengumpulan datanya penulis telah melakukan beberapa cara untuk memperolehnya. Data tersebut antara lain : 3.2.1 Data Primer

Data Primer adalah mengadakan peninjauan langsung ke lokasi yang berhubungan dengan objek penelitian untuk mendapatkan data-data yang dibutuhkan selama penulisan ini.

3.2.2 Data Sekunder

Data Sekunder adalah dengan membaca buku-buku yang ada kaitannya dengan penelitian ini dan juga dari catatan yang diberikan dosen pada saat perkuliahan.

3.3 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan penulis antara lain : 3.3.1 Penelitian (observasi)

Penulis melakukan peninjauan langsung ke lapangan untuk melihat, mendengar, dan mencatat data-data yang dibutuhkan dalam penulisan ini.

3.3.2 Wawancara (interview)

(14)

Kajian Penelitian Sejenis

1. Nama : Sundityo Cahyadi

Npm : 11200784

Jurusan : Manajemen

Pembimbing : Lies Handrijaningsih,SE.,MM

Judul : Pengendalian Persediaan Bahan Baku Dengan Metode EOQ Perusahaan Roti Mayan Bakery

Kesimpulan :

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, maka hasil perhitungan EOQ pada perusahaan Roti Mayan Bakery di peroleh kesimpulan tingkat EOQ dalam pemesanan bahan baku tepung terigu adalah sebesar Rp 8250787,777 atau setara dengan 2993 kg dengan frekuensi pemesanan sebanyak 3 kali per bulan. Tingkat Reorer Point atau titik pemesanan kembali bahan baku tepung terigu adalah ketika jumlah persediaan mencapai titik 432 kg dengan tingkat Safety Stock atau persdiaan penyelamat bahan baku tepung terigu yang paling dianjurkan adalah sebesar 216 kg

2. Nama : Tria Ekawati

Npm : 11203041

Jurusan : Manajemen

(15)

Judul : Pengendalian Perseiaan Bahan Baku Kacang Kedelai dengan Metode EOQ pada UD. Pak Anwar.

Kesimpulan :

Setelah menguraikan pmbahasan terhadap usaha penelitian persediaan bahan baku kacang kedelai, maka dapat disimpulkan berapa jumlah persediaan bahan baku untuk setiap kali pesan. Metode yang digunakan dalam pengendalian persediaan bahan baku ini adalah metode EOQ dan ROP. Dengan metodw EOQ dapat terlihat jumlah pemesanan kacang kedelai yamg paling ekonomis adalah sebesar 124 karuns setiap kali pesan dan dilakukan dengan13,55 kali pesan dengan total biaya sebesar rp 870.576 sedangkan waktu atau saat diadakan pemesanan kembali pada saat persediaan tinggal 7 karung

3.4 Alat analisis yang digunakan

alat analisis yang digunakan dalam penulisan ini adalah metode manajemen persediaan yaitu Economic Order Quantity (EOQ). Di dalam EOQ juga terdapat perhitungan pemesanan kembali (ROP) dan persediaan penyelamat (safety stock).

3.4.1 Economic Order Quantity (EOQ

Model penyeimbangan agar perusahaan tidak mengalami kerugian akibat dari investasi yang terlalu besar atau terlalu kecil di dalam persediaan adalah Economic Order Quantity (EOQ). Apabola perusahaan memiliki jumlah persediaan yang besar untuk jumlah kenutuhan yang sama dalam suatu periode maka perusahaan tidak perlu melakukan pembelian berulang-u;ang dan akan menghemat biaya pembelian, akan tetapi akibat dari itu perusahaan akan menanggung biaya penyimpanan yang besar atau terlalu tertinggi. Oleh karena itu perlu dicari pada jumlah pembelian bahan berapa yang akan membuat biaya persediaan terkeci;. Jadi EOQ adalah jumlah bahan yang dapat di peroleh dengan biaya minimal atau jumlah pembelian yang optimal.

(16)
(17)

Dimana :

D : penggunaaan atau permintaan yang diperkirakan per periode waktu S : biaya pemesanan per pesanan

H : biaya penyimpanan per unit pertahun

3.4.2 Reorder Point (ROP)

Reorder Point adalah saat harus diadakan pesanan kembali sedemikian rupa sehingga kedatangan barang yang di pesan itu tepat pada waktu persediaan di atas safety stock sama dengan nol. Dalam penentuan reorder point hal yang diperhatikan adalah :

a. penggunaan material selama tenggang waktu mendapatkan barang (procurement leadtime)

b. besarnya safety stock

procurement lead time adalah waktu yang meliputi saat dimulainya pelaksanaan usaha-usaha yang diperlukan untuk memesan barang, sampai barang tersebut dapat diterima dan ditempatkan digudang.

Rumus :

= D X L + SAFETY STOCK Dimana :

L = Lead Time

3.4.3 safety stock

(18)

RUMUS :

= D X L

Dimana :

D : penggunaaan atau permintaan yang diperkirakan per periode waktu L : Lead Time

TC = H Q + S D 2 Q

Volume Pesanan : D EOQ

Interval Waktu Pemesanan : EOQ X Hari Kerja

3.4.4 Metode Coba – coba

Untuk menghitung EOQ dapat dilakukan dengan metode coba – coba (Trial and Error), dan menggunakan formula atau rumus tertentu. Metode trial and error menggunakan pendekatan berdasarkan ongkos (basic cost) sehingga jika hasilnya digambarkan dalam bentuk grafik akan menunjuikkan hubungan antara ordering cost, caryying cost dan total cost. Dan EOQ akan terlihat pada total cost terendah.

Dalam metode ini dilakukan percobaan perhitungan dengan beberapa frekuensi pembelian yang berbeda sampai diperoleh jumlah pembelian yang menghasilkan biaya penyimpanan dan biaya pemesanan yang optimal atau dengan kata lain pembelian yang paling ekonomis. Rumus yang digunakan dalam metode coba – coba (trial and error) frekuensi pembelian dalam 1 periode = Biaya penyimpanan + Biaya pemesanan

3.5 Asumsi-asumsi yang harus diterapkan dalam EOQ :

1. permintaan akan prodek adalah konstan, seragam dan diketahui 2. harga per unit produk adalah konstan

(19)

4. biaya pemesanan perpesanan adalah konstan

5. waktu antara pesanan dilakukan dan barang-barang di terima adalah konstan 6. tidak terjadi kekuranan barang (back order).

Diposkan oleh m.h kurniawan di 23.14

Kirimkan Ini lewat Email BlogThis! Berbagi ke Twitter Berbagi ke Facebook Bagikan ke Pinterest

Tidak ada komentar: Poskan Komentar

Posting Lebih Baru Posting Lama Beranda Langganan: Poskan Komentar (Atom)

Pengikut

Arsip Blog

 ► 2014 (2)

 ▼ 2013 (26)

o ► Desember (2) o ► Juni (3) o ▼ Mei (6)

 proposal

 proposal

 biografi bapak b.j habibie

(20)

 contoh proposal

 Laporan o ► April (9) o ► Januari (6)

 ► 2012 (17)

 ► 2011 (17)

 ► 2010 (15)

Mengenai Saya

m.h kurniawan

saya hanya manusia biasa Lihat profil lengkapku

Referensi

Dokumen terkait

delan jika menggunakan parameter pemu- lusan optimum (Tabel 2). Hal ini menun- jukkan bahwa fungsi diskriminan kernel yang dibangun pada model 2 juga konsis- ten untuk setiap

Nisbah keefektifan (kemanjuran) pupuk organik Superganik dan arang hayati adalah perbandingan nilai karakterisitik pertumbuhan tanaman (tinggi tanaman, jumlah daun,

Uraian di atas memberikan gambaran bahwa perlakuan tetes pada jerami padi memperlihatkan hasil yang lebih baik daripada perlakuan urea, terutama dilihat dari segi kadar

Seksi Pelayanan Kesehatan Primer dan Krisis Kesehatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 11 ayat ( 1) huruf a mempunyai tugas melaksanakan sebagian tugas

Menurut Campbell (2008:4), dalam menanggapi struktur nilai, pilihan- pilihan dapat dilakukan suatu industri dengan menciptakan unsur-unsur dinamis. Unsur dinamis rantai nilai

konsumen tentang terjadinya pelanggaran. Melakukan penelitian dan pemeriksaan sengketa konsumen. Memanggil pelaku usaha yang diduga telah melakukan pelanggaran terhadap

ANALISIS DAMPAK PEMBERIAN INSENTIF PAJAK BERUPA TAX HOLIDAY SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN INVESTASI DI INDONESIA SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Akademika Dan

Berbagai cara komunikasi dapat digunakan agar terjadi penguasaan bahasa yang sama, walaupun cara bicara merupakan cara komunikasi yang paling efektif, dan kita