• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan teoritis 1. Corporate Social Responsibility - Pengaruh Corporate Social Responsibility (CSR) Terhadap Kinerja Keuangan pada Perusahaan Perkebunan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan teoritis 1. Corporate Social Responsibility - Pengaruh Corporate Social Responsibility (CSR) Terhadap Kinerja Keuangan pada Perusahaan Perkebunan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia"

Copied!
19
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan teoritis

1. Corporate Social Responsibility

a. Pengertiaan Corporate Social Responsibility (CSR)

Menurut konsep signal theory menyatakan bahwa perusahaan

memberikan sinyal – sinyal kepada pihak luar perusahaan dengan tujuan

meningkatkan nilai perusahaan Selain informasi keuangan yang diwajibkan

perusahaan juga melakukan pengungkapan yang sifatnya sukarela. Pengungkapan

sukarela yang dilakukan oleh perusahan adalah pengungkapan CSR pada laporan

tahunan perusahaan. Pengungkapan CSR ini merupakan sebuah sinyal positif

yang diberikan oleh perusahaan kepada pihak luar perusahaan yang nantinya

akan direspon oleh pemegang kepentingan (stakeholder)

Di Indonesia CSR disepadankan dengan tanggung jawab sosial dan

lingkungan sebagaimana tercantum di dalam UU perseroan Terbatas No

40 tahun 2007. Dalam UU tersebut tanggung jawab sosial dan lingkungan

sebagai komitmen perseroan untuk berperan serta dalam pembangunan

ekonomi berkelanjutan guna meningkatkan kualitas kehidupan dan

lingkungan yang bermanfaat baik bagi perseroan sendiri, komunitas

setempat maupun masyarakat pada umumnya.

Banyak pakar yang telah mengemukakan defenisi dari Corporate

Social Responsibility ini, menurut Kotler dan Lee (2005) dalam Nurkhim

(2009) defenisi CSR sebagai berikut : “corporate social responsibility is a

(2)

business practice and contributions of corporate resources” menurut

defenisi tersebut elemen kunci CSR adalah kata discretionary. Terdapat

pengaruh terhadap kinerja perusahaan dari partisipasi terhadap tanggung

jawab sosial, diantaranya adalah meningkatkan penjualan dan market

share, menguatkan posisi merek, menurunkan biaya oprasional, dan lain

sebagainya.

Sebuah organisasi dunia World Bisnis Council for Sustainable

Development (WBCSD) yang dikutip oleh Wibisono (2007:7),

mendefenisikan Tanggung jawab sosial perusahaan sebagai tanggung

jawab sosial perusahaan adalah komitmen bisnis untuk berkontribusi

dalam ekonomi pembangunan berkelanjutan, bekerja dengan para

karyawan perusahaan, keluarga karyawan tersebut, berikut

komunitas-komunitas setempat (lokal) dan komunitas-komunitas secara keseluruhan, dalam

rangka meningkatkan kualitas kehidupan.

b. Faktor - Faktor yang Mempengaruhi CSR

Faktor-faktor yang mempengaruhi CSR yaitu komitmen

kepemimpinan perusahaan, ukuran dan kematangan perusahaan, dan

regulasi dan system perpajakan yang diatur oleh pemerintah.

1)Komitmen kepemimpinan perusahaan,

Perusahaan yang pimpinannya tidak tanggap dalam masalah sosial

tidak akan mempedulikan aktivitas sosial. Perusahaan secara

keseluruhan sebaiknya meyakini bahwa program tanggung jawab sosial

(3)

2)Ukuran dan kematangan perusahaan,

Perusahaan besar dan mapan memiliki peran yang lebih besar untuk

memberikan kontribusi daripada perusahaan kecil dan belum mapan.

Tanggung jawab sosial perusahaan adalah wujud kesadaran perusahaan

yang merupakan bagian dari masyarakat, dimana sebaiknya antara

perusahaan dan masyarakat memiliki hubungan yang bersifat simbiosa

mutualisme sehingga tercipta harmonisasi hubungan bahkan

meningkatkan citra dan kinerja perusahaan,

3)Regulasi dan sistem perpajakan yang diatur oleh pemerintah,

Regulasi dan penataan sistem pajak yang kacau akan memperkecil

ketertarikan perusahan untuk memberikan donasi dan sumbangan sosial

kepada masyarakat. Peran aktif pemerintah sangat diperlukan sehingga

perusahaan dapat menjadi penolong dalam mengatasi masalah sosial

yang ada di negeri ini.

c. Kategori perusahaan yang melaksanakan CSR

Menurut Suharto (2008) dengan menggunakan dua pendekatan

minimal ada delapan kategori perusahaan dalam melaksanakan CSR yaitu

pendekatan berdasarkan proporsi keuntungan perusahaan dan berdasarkan

tujuan untuk promosi atau pemerdayaan masyarakat.

1) Berdasarkan proporsi keuntungan perusahaan dan besarnya profit

terdiri dari:

a) perusahaan minimalis yatiu perusahaan dengan profit yang rendah

(4)

b)perusahaan ekonomis yaitu perusahaan yang memiliki keuntungan

tinggi namun anggaran CSR nya rendah,

c) perusahaan humanis yaitu perusahaan yang memiliki profit yang

rendah namun memiliki anggaran CSR yang relatif besar ,

d) perusahaan reformis yaitu perusahaan yang memiliki profit besar dan

angaran CSR yang besar.

2) Berdasarkan tujuan untuk promosi atau pemberdayaan masyarakat

terdiri dari :

a) perusahaan pasif yaitu perusahaan yang menerapkan CSR dengan

tujuan yang tidak jelas. Bukan untuk promosi bukan pula untuk

pemberdayaan masyarakat,

b) perusahaan impresif yaitu perusahaan yang melaksanakan CSR

dengan tujuan sebagai sarana promosi bagi perusahaan,

c) perusahaan agresif yaitu perusahaan yang melaksanakan CSR dengan

tujuan utama pemberdayaan masyarakat disamping juga bertujuan

promosi

d) perusahaan progresif yaitu perusahaan yang melaksanakan CSR

dengan tujuan promosi sekaligus pemberdayaan masyarakat .

d. Ruang lingkup CSR

Jika merujuk pemahaman yang digunakan oleh para ahli yang

menggodok ISO 26000 Guidance Standard on Social Responsibility yang

secara konsisten mengembangkan tanggung jawab sosial, maka masalah

SR akan mencakup beberapa isu pokok antara lain :

(5)

2) konsumen,

3) praktek kegiatan institusi yang sehat,

4) lingkungan ,

5) ketenagakerjaan,

6) hak asasi manusia.

Menurut Wibisono (2007:134), terdapat beberapa jenis lingkup

program CSR yaitu program komunitas dan masyarakat luas,program-

program karyawan, program - program penanganan pelanggan / produk,

program-program lingkungan, program komunikasi dan pelaporan,

Program-program pemasok, program tata pamong/pedoman perilaku.

1) Program Komunitas Dan Masyarakat Luas

Program komunitas dan masyarakat luas ini berfungsi untuk menjalin

hubungan timbal balik bagi perusahaan maupun masyarakat. Adapun

contoh dari pengimplementasian program ini antara lain :

a) mempekerjakan tenaga lokal,

b) membeli produk lokal,

c) mendukung karyawan yang bersedia menjadi sukarelawan,

d) jadwal kerja yang disesuaikan dengan kebutuhan lokal,

e) filantropi,

f) kajian dampak sosial, dan

g) program pengembangan masyarakat.

(6)

Program-program karyawan ini berfungsi untuk menjalin hubungan

timbal balik bagi perusahaan maupun karyawan. Adapun contoh dari

pengimplementasian program ini antara lain:

a) pelatihan / kemajuan karir,

b) manfaat bagi karyawan paruh waktu,

1. partisipasi karyawan dan pengambilan keputusan,

d) kesehatan dan keselamatan kerja,

e) saluran komunikasi yang terbuka antara karyawan dan manajer,

f) survey kepuasan karyawan.

3) Program - Program Penanganan Pelanggan / Produk

Program ini merupakan salah satu upaya perusahaan untuk menjalin

hubungan baik dengan pelanggannya. Contoh dari

pengimplementasian program ini antara lain :

a) program pelabelan,

b) informasi kesehatan,

c) kajian pelanggan,

d) komunikasi dengan pelanggan berdasarkan standar peusahaan,

e) keterlibatan pelanggan dalam pengembangan produk.

4) Program – Program Lingkungan

Program ini berfungsi agar perusahaan dapat menjalankan kegiatan

usahanya dan berwawasan lingkungan sehingga menciptakan hubungan

timbal balik yang menguntungkan antara organisasi lingkungan dengan

perusahaan. Contoh dari pengimplementasian program ini antara lain :

(7)

b) evaluasi lingkungan atas investasi atau proyek modal,

c) program gas rumah kaca,

d) program energi alternative,

e) program efisiensi sumber daya (air, bahan baku, energi),

f) transportasi serta distribusi .

5) Program Komunikasi dan Pelaporan

Komunikasi dan pelaporan diperlukan dalam rangka membangun

sistem reformasi baik bagi stakeholders maupun bagi shareholders.

Contoh pengimplementasian program ini antara lain :

a) memasukkan data kontribusi sosial ke laporan tahunan,

b) membuat laporan tersendiri tentang lingkungan hidup,

c) membuat laporan tersendiri tentang tanggung jawab social, korporat,

d) situs web,

e) berbagai laporan kepada pemerintah,

f) program - program pemegang saham.

6) Program - Program Pemasok

Program ini berfungsi untuk menjalin hubungan timbal balik bagi

perusahaan maupun pemasok. Contoh dari pengimplementasian

program ini antara lain :

a) kajian atas pemasok (lingkungan, kondisi kerja),

b) komunikasi dengan pemasok,

c) audit pemasok dan,

d) pelatihan atau bekerja bersama pemasok untuk memperbaiki

(8)

7) Program Tata Pamong / Pedoman Perilaku

Standar - standar yang berlaku untuk diperhatikan sebagai pedoman

perusahaan dalam beroperasi sehingga masalah tidak muncul karena

perusahaan telah mengikuti standar tersebut. Contoh dari

pengimplementasian program ini antara lain:

a) Kode etik,

b) Sistem akuntabilitas,

c) Kajian investasi (HAM & lingkungan hidup).

e. Manfaat dan Faktor Penghambat Program CSR

Rogovsky (2000) dalam Wibisono (2007 : 131) memberikan

manfaat dari program tanggung jawab sosial perusahaan yaitu bagi

individu karyawan, manfaat bagi penerima program, dan manfaat bagi

perusahaan.

1) Bagi Individu Karyawan antara lain :

a) belajar metode alternatif dalam bisnis ,

b)menghadapi tantangan pengembangan dan bisa berprestasi dalam

lingkungan baru,

c) mengembangkan keterampilan yang ada dan keterampilan baru,

d)memperbaiki pengetahuan perusahaan atas komunitas lokal dan

memberi kontribusi bagi komunitas lokal,

e) mendapat persepsi baru atas bisnis.

(9)

a) mendapatkan keahlian dan keterampilan profesional yang tak

dimiliki organisasi atau tidak memiliki dana untuk

mengadakannya,

b) mendapatkan keterampilan manajemen yang membawa

pendekatan yang kreatif dalam pemecahan masalah,

c) memperoleh pengalaman dari organisasi besar sehingga

melahirkan pengelolaan organisasi seperti mejalankan tugas.

3) Manfaat Bagi Perusahaan:

a) memperkaya kapabilitas karyawan yang telah menyelesaikan

tugas bekerja bersama komunitas,

b) peluang untuk menanamkan bantuan praktis pada komunitas,

c) meningkatkan pengetahuan tentang komunitas lokal,

d) meningkatkan citra dan profil perusahaan karena para karyawan

menjadi duta besar perusahaan Selain manfaat, terdapat juga

faktor penghambat dalam menjalankan program tanggung jawab

sosial perusahaan.

f. Pengungkapan Corporate Social Responsibility perusahaan

Menurut Martin Freedman, dalam Henny dan Murtanto (2001)

dalam Kusumadilaga (2010), ada dua pendekatan dalam pelaporan kinerja

sosial, yaitu : pemeriksaan sosial, dan laopran sosial.

1) Pemeriksaan sosial

Pemeriksaan sosial mengukur dan melaporkan dampak ekonomi,

sosial dan lingkungan dari program-program yang berorientasi

(10)

perusahaan yang memilki konsekuensi sosial, lalu auditor sosial

akan mengestimasi dan mengukur dampak-dampak yang

ditimbulkan oleh aktivitas-aktivitas tersebut,

2) Laporan sosial

Berbagai alternative format laporan untuk menyajikan laporan sosial

telah dajukan oleh para akedemis dan praktisioner.

pendekatan-pendekatan yang dapat dipakai oleh perusahaan untuk melaporkan

aktivitas-aktivitas pertanggungjawaban sosialnya.

2. Kinerja keuangan

a. Defenisi kinerja keuangan

Kinerja keuangan diartikan sebagai penentuan ukuran – ukuran

tertentu yang dapat mengukur keberhasilan suatu perusahaan dalam

menghasilkan laba. Dalam mengukur kinerja keuangan perlu dikaitkan

antara perusahaan dengan pusat pertanggungjawaban (Ermayanti, 2009).

Penilaian kinerja keuangan merupakan salah satu cara yang dilakukan oleh

pihak manajemen agar dapat memenuhi kewajibannya kepada para

pemilik perusahaan. Dalam evaluasi kinerja keuangan tentunya

memerlukan standar tertentu baik bersifat eksternal maupun internal.

Kinerja keuangan perusahaan merupakan hasil dari banyak

keputusan individual yang dibuat secara terus menerus oleh manajemen.

Oleh karena itu untuk menilai kinerja keuangan suatu perusahaan, perlu

dilibatkan analisa dampak keuangan kumulatif dan ekonomi dari

keputusan dan mempertimbangkannya dengan menggunakan ukuran

(11)

perusahaan harus didasarkan pada data keuangan yang dipublikasikan

yang dibuat sesuai dengan prinsip akuntansi keuangan yang berlaku

umum. Laporan ini merupakan data yang paling umum yang tersedia

untuk tujuan tersebut, walaupun seringkali tidak mewakili- hasil dan

kondisi ekonomi.

Laporan keuangan disebut sebagai "kartu skor" periodik yang

memuat hasil investasi operasi dan pembiayaan perusahaan, maka fokus

akan diarahkan pada hubungan dan indikator keuangan yang

memungkinkan analisa penilaian kinerja masa lalu dan juga proyeksi hasil

masa depan dimana akan menekankan pada manfaat serta keterbatasan

yang terkandung didalamnya (Sucipto, 2003).

Kinerja keuangan perusahaan merupakan suatu gambaran

mengenai kondisi dan keadaan dari suatu perusahaan yang dianalisis

dengan alat – alat analisis keuangan, sehingga dapat diketahui baik atau

buruknya kondisi keuangan dan prestasi kerja sebuah perusahaan dalam

waktu tertentu. Kinerja keuangan adalah penentuan ukuran-ukuran

tertentu yang dapat mengukur keberhasilan suatu perusahaan dalam

menghasilkan laba. Dalam mengukur kinerja keuangan perlu dikaitkan

antara organisasi perusahaan dengan pusat pertanggungjawaban.

Dalam melihat organisasi perusahaan dapat diketahui besarnya

tanggungjawab manajer yang diwujudkan dalam bentuk prestasi kerja

keuangan. Namun demikian mengatur besarnya tanggungjawab sekaligus

mengukur prestasi keuangan tidaklah mudah sebab ada yang dapat diukur

(12)

Pengukuran dilakukan untuk memperlihatkan kepada para

penanam modal maupun pelanggan atau masyarakat secara umum bahwa

perusahaan memiliki kredibilitas yang baik ( Munawir, 1995 : 85). Secara

umum semakin bagus kinerja keuangan suatu perusahaan maka semakin

bagus pula nilai perusahaan tersebut. Kinerja keuangan perusahaan dapat

diukur dari laporan keuangan perusahaan yang dikeluarkan secara periodic

dimana laporan keuangan akan memberikan gambaran tentang posisi

keuangan perusahaan. Informasi yang terkandung dalam laporan keuangan

digunakan oleh investor untuk memperoleh perkiraan tentang laba dan

deviden di masa mendatang dan resiko atas penilaian tersebut (Weston dan

Brigham, 1993). Indikator ini dapat diukur dengan rasio profitabilitas yaitu

return on asset (ROA) dan net profit margin (NPM)

1) Metode Analisis Kinerja Keuangan dengan Rasio Keuangan

Analisis rasio keuangan merupakan metode umum yang digunakan

untuk mengukur kinerja perusahaan di bidang keuangan. Rasio

merupakan alat yang memperbandingkan suatu hal dengan hal lainnya

sehingga dapat menunjukkan hubungan atau korelasi dari suatu laporan

finansial berupa neraca dan laporan laba rugi. Menurut Harahap (2008),

jenis rasio keuangan yang sering digunakan yaitu rasio likuiditas, rasio

solvabilitas, dan rasio rentabilitas / profitabilitas.

a) Rasio likuiditas

Rasio likuiditas menggambarkan kemampuan perusahaan untuk

menyelesaikan kewajiban jangka pendeknya. rasio-rasio ini dapat

(13)

aktiva lancar dan utang lancar. beberapa rasio likuiditas ini antara lain:

rasio lancar, rasio cepat, rasio kas atas aktiva lancar, rasio kas atas

utang lancar, rasio aktiva lancar dan total aktiva, serta rasio aktiva

lancar dan hutang.

b) Rasio solvabilitas

Rasio solvitabilitas menggambarkan kemampuan perusahaan dalam

membayar kewajiban jangka panjangnya atau kewajiban-kewajibannya

apabila perusahaan dilikuidasi. rasio ini dapat dihitung dari pos-pos

yang sifatnya jangka panjang

c) Rasio rentabilitas/profitabilitas

Rasio rentabilitas/ profitabilitas menggambarkan kemampuan

perusahaan mendapatkan laba melaui semua kemampuan dan sumber

yang ada,seperti kegiatan penjualan, kas, modal, jumlah karyawan,

jumlah cabang, dan sebagainya. beberapa jenis rasio ini antara lain:

margin laba, aset turn over, retun on investment, return on total aset,

basic earning power, earning per share, dan contribution margin.

d)Rasio leverage

Rasio leverage menggambarkan hubungan antara utang perusahaan

terhadap modal maupun aset. rasio ini dapat melihat seberapa jauh

perusahaan dibiayai utang atau pihak luar dengan kemampuan

perusahaan yang digambarkan oleh modal (equity). rasio ini terdiri

dari: rasio hutang terhadap modal, rasio kecukupan modal, dan rasio

capital formation

(14)

Rasio aktivitas menggambarkan aktivitas yang dilakukan perusahan

dalam menjalankan operasinya baik dalam kegiatan penjualan,

pembelian dan kegiatan lainnya. rasio ini antara lain: inventory turn

over, receivable turn over, fixed aset turn over, dan total aset turn

over.

f) Rasio pertumbuhan

Rasio pertumbuhan menggambarkan persentasi pertumbuhan

pos-pos perusahan dari tahun ke tahun. rasio ini terdiri dari: rasio

kenaikan penjualan, rasio kenaikan laba bersih, earning per share,

dan rasio kenaikan deviden per share.

g) Rasio penilaian pasar

Rasio penilaian pasar merupakan rasio yang lazim digunakan di

pasar modal yang menggambarkan situasi/keadaan prestasi

prusahaan di pasar modal. rasio ini terdiri dari: price earning ratio

dan market to book value ratio.

h) Rasio produktivitas

Rasio produktivitas menunjukkan tingkat produktivitas dari unit

atau kegiatan yang dinilai, misalnya rasio karyawan atas penjualan,

rasio biaya per karyawan, rasio penjualan terhadap space ruangan,

rasio laba terhadap karyawan, rasio laba terhadap cabang, dan

(15)

b) Review Peneliti Terdahulu NO Nama

Penelitian

Variabel Penelitian Hasil penelitian

1 Julianty (2008)

ROA, NPM, PER Penerapan tanggung jawab sosial perusahaan tidak berpengaruh terhadap kinerja keuangan perusahaan.

2 Larasati (2011) CSR,

Profitabilitas, NPM, ROE

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa CSR berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas baik yang ukur menggunakan Net Profit Margin (NPM) dan berpengaruh terhadap Return On Aset (ROA)

3 Chatrine (2008)

CSR, ROA dan NPM

Program CSR dan profitabilitas tidak berhubungan secara nyata

Berdasarkan review terdahulu, Julianty (2008) Pengujian data

menggunakan analisi statistik yang menggunakan analisis regresi sederhana untuk

melihat pengaruh tanggung jawab sosial perusahaan terhadap kinerja keuangan

perusahaan, serta menggunakan uji t dan adjusted R2 untuk menguji hipotesis

yang telah dibuat sebelumny Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa

hipotesis ditolak. Hal ini dapat dilihat dari nilai signifikansi untuk ROA 0,525 (>

0,05), NPM 0,223 (>0,05) dan PER 0,387 (>0,05) sehingga menunjukan

penerapan tanggung jawab sosial perusahaan tidak berpengaruh terhadap kinerja

keuangan perusahaan.

Penelitian yang dilakukan oleh Larasati (2011) dimana tujuan dari

penelitian ini adalah untuk mengetahui pengungkapan tanggung jawab sosial atau

Corporate Social Responsibility Corporate Social Responsibility dengan

pengukuran terhadap Profitabilitas yang diukur menggunakan net profit margin

(NPM) dan ROA(Return On Asset) berbeda, dimana hasil penelitiannya adalah

(16)

yaitu pada indicator Net Profit Margin (NPM), CSR berpengaruh positif margin

laba bersih perusahaan karena nilai signifikansinya yaitu sebesar 0.0272874 < α

0,05 (5%) Sedangkan hasil analisis pengaruh CSR terhadap profitabilitas

perusahaan produsen rokok dengan indikator Return On Asset (ROA) memiliki

nilai signifikansi sebesar 0.0138757 < α 0.05 (5%) yang artinya CSR berpengaruh

positif terhadap tingkat pengembalian Asset yang dimiliki oleh principal dan

investor. Dari hasil penelitian tersebut maka dapat diketahui bahwa CSR memiliki

pengaruh terhadap profitabilitas perusahaan dengan indikator pengukuran

terhadap margin laba bersih dan tingkat pengembalian Asset perusahaan. Hal ini

tidak sesuai dengan hipotesis yang dilakukan pada awal penelitian dimana pada

hipotesis dinyatakan bahwa CSR berpengaruh signifikan terhadap peningkatan

profitabilitas dengan menggunakan skala pengukuran NPM dan ROA Hasil ini

memiliki makna yaitu H0 ditolak yang berarti CSR berpengaruh terhadap

profitabilitas perusahaan yang diukur melalui NPM dan ROA Maka dari itu

peningkatan kegiatan CSR perusahaan berpengaruh terhadap penjualan rokok dan

konsumsi rokok yang terus meningkat dari tahun ke tahunnya. Peningkatan

penjualan berarti terjadi juga peningkatan produksi rokok yang menyebabkan

peningkatan negatif externalities seperti polusi dari asap rokok yang merusak

kesehatan dan juga limbah dari proses produksi. Namun hal tersebut sama sekali

tidak mempengaruhi peningkatan penjualan yang dapat dilihat melalui tingkat

profitabilitas produsen rokok tetapi penelitian ini bertolak belakang dengan

penelitian Chatrine (2008) yang menyatakan bahwa Program CSR tidak

berhubungan secara nyata terhadap kinerja keuangan yang diproyeksikan dengan

(17)

c) Kerangka Konseptual 1)Kerangka konseptual

Kinerja keuangan dalam penelitian ini dilihat dari sisi profitabilitas

perusahaan. Profitabilitas perusahaan dalam penelitian ini diwakilkan oleh

ROA, dan NPM Perusahaan yang menerapkan CSR dalam aktivitasnya

akan berpengaruh pada persepsi masyarakat atas perusahaan tersebut yang

dapat meningkatkan citra dan nilai perusahaan di mata masyarakat serta

meningkatkan kepercayaan masyarakat atas produk yang dihasilkan oleh

perusahaan tersebut, sehingga akan berpengaruh pada peningkatan mutu

penjualan yang berdampak pada peningkatan profit atau laba perusahaan

dan menarik minat investor untuk menanamkan sahamnya di perusahaan

tersebut.

Kegiatan CSR dapat meningkatkan penjualan dan laba yang

diperoleh perusahaan. Selanjutnya peningkatan laba akan meningkatkan

ROA dan NPM, di mana ROA dan NPM dapat digunakan sebagai alat

untuk mengukur kinerja keuangan. Perusahaan yang memiliki kinerja

keuangan yang baik akan mampu menanik investor untuk menanamkan

modalnya dan dengan semakin banyaknya orang yang berinvestasi akan

mampu meningkatkan nilai dari perusahaan tersebut.

Secara teori menunjukkan bahwa meningkatnya CSR dapat

menyebabkan peningkatan dalam kinerja keuangan dan pada perusahaan

besar dengan praktek manajerial yang baik dapat meningkatkan laba

perusahan. Sebaliknya menyatakan bahwa perusahaan yang melakukan

(18)

pemegang saham berkurang, yang pada akhirnya membatasi investasi yang

bertanggung jawab secara sosial. Peraturan kepatuhan, sistem dan

manajemen baik dalam pengendalian sumber daya dan polusi harus secara

teoritis membuat reputasi sosial antara para pemangku kepentingan, yang

pada akhirnya akan meningkatkan keuangan kinerja. Pengaruh ukuran

perusahaan terhadap lingkungan cukup dapat diprediksi

Secara teoritis terdapat hubungan positif antara kinerja keuangan

suatu perusahaan dengan pengungkapan tanggung jawab sosial. Hal ini

dikaitkan dengan teori agensi dengan premis bahwa perolehan laba yang

semakin besar akan membua perusahaan mengungkapkan informasi sosial

lebih besar. Dari sisi teori legitimasi, profitabilitas berpengaruh negatif

terhadap pengungkapan informasi sosial perusahaan. Hal ini didukung

dengan argumentasi bahwa ketika perusahaan memiliki tingkat laba yang

tinggi, perusahaan (manajemen) menggangap tidak perlu melaporkan

hal-hal yang dapat mengganggu informasi tentang sukses keuangan

perusahaan.

Secara teori, CSR dapat berpengaruh negatif dikarenakan CSR

disebabkan karena penerapan program CSR tidak berhasil menarik simpati

masyarakat atas nama perusahaan dan produk yang ditawarkan oleh

perusahaan sehingga tidak berdampak signifikan terhadap tingkat

penjualan perusahaan dan laba yang dihasilkan, sedangkan NPM memiliki

berpengaruh negatif hal ini mengindikasikan bahwa perusahaan gagal

menjadikan program CSR sebagai salah satu teknik marketing atas produk

(19)

penjualan dan laba yang di peroleh perusahaan. Program CSR tersebut

justru menambah pengeluaran perusahaan dari aktivitas operasionalnya

sehingga berdampak pada berkurangnya laba yang diperoleh.

Berdasarkan latar belakang masalah maka dapat disimpulkan

kerangka konseptual sebagai berikut:

2)Pengembangan Hipotesis

Hipotesis merupakan jawaban sementara atas rumusan masalah

yang masih harus dibuktikan kebenarannya sercara empiris. Berdasarkan

perumusan masalah dan kerangka konseptual, maka hipotesis dari penelitian

ini adalah :

a. Penerapan CSR berpengaruh terhadap ROA (return on asset)

b. Penerapan CSR berpengaruh terhadap NPM (net profit margin) Corporate

Social

Responsiblility

ROA

( return on Asset)

NPM

( Net Profit margin) H1

H2

Gambar 2.1

Gambar

Gambar 2.1

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian menyimpulkan bahwa: (1) dukungan keluarga dalam mengkonsumsi obat antipsikotik adalah cukup (66%), (2) kepatuhan mengkonsumsi obat antipsikotik adalah cukup patuh

Gedung H, Kampus Sekaran-Gunungpati, Semarang 50229 Telepon: (024) 8508081, Fax. Jabatan : Kepala Bagian (Kepala Bagian Kemahasiswaan

Monitoring Pelaksanaan Musrembang Tingkat Kelurahan di wilayah Kecamatan Kebayoran Baru.. 15 Monitoring dan Silaturahmi Minggu Pagi di Wilayah Kecamatan

Tabel di bawah ini menunjukkan persentase sikap responden yang baik meningkat dari 62,5% menjadi 93,8% dan sikap responden yang cukup menurun dari 37,5% menjadi 6,3%

4.4.3 Personal Financial Need dengan Proksi Kepemilikan Saham Oleh Orang Dalam sebagai variabel untuk mendeteksi Financial Statement Fraud dengan Proksi

Kepuasan pasien terhadap pelayanan Departemen Ortodonti Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara dengan menggunakan metode regresi logistik dengan menyebar

Berdasarkan informasi dan penelaahan hasil penelitian yang telah dilakukan baik tentang program sanitasi berbasis masyarakat secara umum ataupun tentang sistem

Pesan agama sebenarnya terbuka untuk ditemui dimana saja dalam kehidupan sehari-hari // Salah satu cara penyampaian pesan agama dapat melalui lukisan // Menurut dosen Theologi UKDW