• Tidak ada hasil yang ditemukan

Perbandingan Respon Hemodinamik Akibat Tindakan Laringoskopi dan Intubasi pada Pemberian Intravena Fentanyl 2 μg/kgBB + Magnesium Sulfat 30 mg/kgBB dengan Fentanyl 2 μg/kgBB + Lidokain 1,5 mg/kgBB

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "Perbandingan Respon Hemodinamik Akibat Tindakan Laringoskopi dan Intubasi pada Pemberian Intravena Fentanyl 2 μg/kgBB + Magnesium Sulfat 30 mg/kgBB dengan Fentanyl 2 μg/kgBB + Lidokain 1,5 mg/kgBB"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

PERBANDINGAN RESPON HEMODINAMIK AKIBAT TINDAKAN

LARINGOSKOPI DAN INTUBASI PADA PEMBERIAN INTRAVENA

FENTANYL 2 µg/kgBB + MAGNESIUM SULFAT 30 mg/kgBB

DENGAN FENTANYL 2 µg/kgBB + LIDOKAIN 1.5 mg/kgBB

TESIS

O

Olleehh::

JEFRI AWALUDDIN PANE 097114005

P

PR

RO

O

GR

G

RA

AM

M

M

MA

AG

GI

IS

ST

TE

ER

R

K

KL

LI

IN

N

IK

I

K

-

-

S

SP

PE

ES

SI

IA

AL

LI

IS

S

D

DE

EP

PA

AR

RT

TE

EM

ME

EN

N/

/S

SM

MF

F

A

AN

NE

ES

ST

TE

ES

SI

IO

OL

LO

OG

GI

I

D

DA

AN

N

T

TE

ER

R

AP

A

PI

I

I

IN

NT

TE

EN

NS

SI

IF

F

F

FA

AK

KU

UL

LT

TA

AS

S

K

KE

ED

DO

OK

KT

TE

ER

RA

AN

N

U

US

SU

U/

/R

RS

SU

UP

P.

.

H

H

.

.

A

AD

DA

AM

M

M

MA

AL

LI

IK

K

M

M

E

E

D

D

A

A

N

N

2

(2)

PERBANDINGAN RESPON HEMODINAMIK AKIBAT TINDAKAN

LARINGOSKOPI DAN INTUBASI PADA PEMBERIAN INTRAVENA

FENTANYL 2 µg/kgBB + MAGNESIUM SULFAT 30 mg/kgBB

DENGAN FENTANYL 2 µg/kgBB + LIDOKAIN 1.5 mg/kgBB

TESIS

O

Olleehh::

Jefri Awaluddin Pane 097114005

Pembimbing I : Prof. dr. Achsanuddin Hanafie, SpAn, KIC, KAO

Pembimbing II : dr. Akhyar H. Nasution, SpAn, KAKV

Penelitian ini diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Magister Klinik – Spesialis Bidang Anestesiologi dan Terapi Intensif

P

PR

RO

OG

G

RA

R

AM

M

M

MA

AG

GI

IS

ST

TE

ER

R

K

KL

LI

IN

NI

IK

K-

-S

SP

PE

ES

SI

IA

AL

LI

IS

S

D

DE

EP

PA

AR

RT

TE

EM

ME

EN

N/

/S

SM

MF

F

A

AN

NE

ES

ST

TE

ES

SI

IO

OL

LO

OG

GI

I

D

DA

AN

N

T

TE

ER

R

AP

A

PI

I

I

IN

NT

TE

EN

NS

SI

IF

F

F

FA

AK

KU

UL

LT

TA

AS

S

K

KE

ED

DO

OK

KT

TE

ER

RA

AN

N

U

US

SU

U/

/R

RS

SU

UP

P.

.

H

H

.

.

A

AD

DA

AM

M

M

MA

AL

LI

IK

K

M

M

E

E

D

D

A

A

N

N

2

(3)

Telah diuji pada tanggal : 20 Desember 2014

PANITIA PENGUJI TESIS

1.

dr. Hasanul Arifin, SpAn, KAP, KIC

NIP: 19510423 197902 1 003

2.

dr. Mhd. Ihsan, SpAn, KMN

NIP: 19750414 200801 1 020

(4)

KATA PENGANTAR

Alhamdulillahirabbil ‘alamin, segala puji dan syukur saya sampaikan kehadirat

Allah SWT, sehingga saya dapat menyelesaikan tesis ini sebagai salah satu syarat yang

harus dipenuhi dalam menempuh Program Pendidikan Dokter Spesialis Bidang

Anestesilogi dan Terapi Intensif di Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera

Utara/RSUP H. Adam Malik Medan.

Terima kasih yang setinggi-tinginya saya ucapkan kepada Prof. dr. Achsanuddin

Hanafie, SpAn, KIC, KAO, dan dr. Akhyar H. Nasution, SpAn, KAKV, sebagai

pembimbing saya, yang telah banyak memberikan petunjuk, perhatian serta bimbingan

sehingga saya dapat menyelesaikan tesis ini.

Ucapan terima kasih juga saya ucapkan kepada para guru/staf pengajar dijajaran

Departemen/SMF Anestesiologi dan Terapi Intensif FK USU/RSUP H. Adam Malik

Medan, yang telah banyak memberikan bimbingan dan pengetahuan di bidang

Anestesiologi dan Terapi Intensif, baik secara teori maupun keterampilan yang kiranya

sangat bermanfaat bagi saya.

Kepada orang tua saya, H. Bahrum Pane, Hj. Nila Kesuma Srg, dr. H. Syarifuddin

Dalimunthe, Sp.A, dan dr. Hj. Nurhaida Lubis, terima kasih saya yang tidak terhingga

atas dorongan semangat dan doa yang tak putus-putusnya dipanjatkan untuk saya. Terima

kasih juga saya ucapkan kepada istri tercinta Rahmi Wardhani Dalimunthe, ST, atas

pengorbanan, kesabaran, ketabahan dan dorongan semangat yang tiada henti-hentinya

kepada saya.

Yang tercinta teman-teman sejawat peserta pendidikan keahlian Anestesiologi

dan Terapi Intensif yang telah bersama-sama baik dalam suka maupun duka, saling

membantu sehingga terjalin rasa persaudaraan yang erat dengan harapan teman-teman

lebih giat lagi sehingga dapat menyelesaikan studi ini. Semoga Allah SWT selalu

memberkahi kita semua.

Akhirnya izinkanlah saya mohon maaf yang setulus-tulusnya atas kesalahan dan

kekurangan selama mengikuti pendidikan ini. Semoga segala bantuan, dorongan,

(5)

ii balasan dari Allah SWT, Yang Maha Pengasih, Maha Pemurah dan Maha Penyayang.

Amin

Medan, Desember 2014

Penulis

(6)
(7)

iv

3.2. TEMPAT DAN WAKTU PENELITIAN……….. 48

3.2.1. Tempat………..48

3.2.2. Waktu………...48

3.3. POPULASI DAN SAMPEL……….. 48

3.3.1. Populasi………..….48

3.3.2. Sampel……….48

3.4. KRITERIA INKLUSI DAN EKSKLUSI……….. 48

(8)

3.6.1.1. Alat………..……….50

4.2. Perbandingan perubahan TDS, TDD, TAR, DJ dan RPP Kelompok A………. ..58

4.2.1. Perubahan rerata TDS pada kelompok A………..……58

4.2.2. Perubahan rerata TDD pada kelompok A……….………58

4.2.3. Perubahan rerata TAR pada kelompok A………...59

4.2.4. Perubahan rerata DJ pada kelompok A………...60

4.2.5. Perubahan rerata RPP pada kelompok ………..……..60

4.3. Perbandingan perubahan TDS, TDD, TAR, DJ dan RPP Kelompok B………...61

4.3.1. Perubahan rerata TDS pada kelompok B………..…...61

4.3.2. Perubahan rerata TDD pada kelompok B……….…………...62

4.3.3. Perubahan rerata TAR pada kelompok B ………...62

4.3.4. Perubahan rerata DJ pada kelompok B ..………...63

4.3.5. Perubahan rerata RPP pada kelompok B ..………..……....64

4.3. Perbandingan perubahan TDS, TDD, TAR, DJ dan RPP kelompok A dan B.... 64

BAB 5………. 67

PEMBAHASAN……… 67

(9)

vi

KESIMPULAN DAN SARAN..……….74

6.1. KESIMPULAN……….. .74

6.2. SARAN……….…..…..74

DAFTAR PUSTAKA………..76

(10)

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1. Anatomi saluran pernafasan atas 9

Gambar 2.2. Pembagian faring 9

Gambar 2.3. Struktur tulang rawan laring 10

Gambar 2.4. Persarafan sensorik saluran nafas 11

Gambar 2.5. Klasifikasi Mallampati 14

Gambar 2.6. Laringoskop rigid 15

Gambar 2.7. Beberapa jenis bilah laringoskop 15

Gambar 2.8. Pasien dalam posisi sniffing 16

Gambar 2.9. Pipa endotrakhea (Endotracheal tube/ETT) 18

Gambar 2.10. ETT terpasang stylet dibentuk seperti tongkat hoki 19

Gambar 2.11. Posisi sniffing dan laringoskopi dengan bilah lengkung 20

Gambar 2.12. Struktur kimia fentanyl 26

Gambar 2.13. Struktur kimia lidokain 32

Gambar 2.14. Kerangka teori 46

Gambar 2.15. Kerangka konsep 47

(11)

viii

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 2.1. Persarafan motorik dan sensorik laring 12

Tabel 2.2. Panduan ukuran ETT 17

Tabel 2.3. Komplikasi dari tindakan intubasi 22

Tabel 2.4. Morbiditas akibat hipertensi akut dan takikardi 25

Tabel 2.5. Manifestasi dari perubahan konsentrasi magnesium plasma 38

Tabel 2.6. Penyebab hipomagnesemia 39

Tabel 4.1. Karakteristik sampel penelitian pada kedua kelompok 57

Tabel 4.2. Perubahan rerata TDS pada kelompok A dan perbandingannya 58

Tabel 4.3. Perubahan rerata TDD pada kelompok A dan perbandingannya 59

Tabel 4.4. Perubahan rerata TAR pada kelompok A dan perbandingannya 59

Tabel 4.5. Perubahan rerata DJ pada kelompok A dan perbandingannya 60

Tabel 4.6. Perubahan rerata RPP pada kelompok A dan perbandingannya 61

Tabel 4.7. Perubahan rerata TDS pada kelompok B dan perbandingannya 61

Tabel 4.8. Perubahan rerata TDD pada kelompok B dan perbandingannya 62

Tabel 4.9. Perubahan rerata TAR pada kelompok B dan perbandingannya 63

Tabel 4.10. Perubahan rerata DJ pada kelompok B dan perbandingannya 63

Tabel 4.11. Perubahan rerata RPP pada kelompok B dan perbandingannya 64

(12)

ABSTRAK

Latar Belakang. Tindakan laringoskopi dan intubasi endotrakhea merupakan hal yang rutin dilakukan pada anastesi umum. Namun tindakan laringoskopi dan intubasi tersebut dapat menyebabkan terjadinya peningkatan hemodinamik berupa hipertensi dan takikardi, dan dapat membahayakan pada pasien-pasien yang mempunyai faktor resiko seperti hipertensi, penyakit jantung koroner, kelainan serebrovaskular, miokard infark dan tirotoksikosis. Berbagai obat dan cara telah digunakan untuk mengurangi peningkatan hemodinamik akibat tindakan laringoskopi dan intubasi endotrakhea tersebut. Tujuan penelitian ini adalah untuk membandingkan pemberian fentanyl + magnesium sulfat dengan fentanyl + lidokain dalam mengurangi respon peningkatan hemodinamik akibat tindakan laringoskopi dan intubasi endotrakhea.

Metode. Penelitian ini dilakukan pada 30 pasien berusia 18 – 50 tahun dan tergolong dalam ASA 1, yang menjalani pembedahan elektif dengan anestesi umum intubasi endotrakhea secara acak tersamar ganda dibagi dalam 2 kelompok yang sama besar. Kelompok A mendapatkan premedikasi fentanyl 2 µg/kgBB intravena + MgSO4 30 mg/kgBB intravena, dan kelompok B mendapatkan premedikasi fentanyl 2µg/kgBB intravena + Lidokain 1,5 mg/kgBB intravena sebelum tindakan laringoskopi dan intubasi endotrakhea. Dilakukan pencatatan nilai tekanan darah sistolik (TDS), diastolik (TDD), tekanan arteri rerata (TAR), denyut jantung (DJ) dan Rate Pressure Product (RPP) pada saat sebelum pemberian obat uji (basal), setelah pemberian obat uji, sebelum induksi, setelah induksi dan setelah tindakan laringoskopi dan intubasi pada menit ke-1, ke-3 dan ke-5.

Hasil. Data karakteristik pasien tidak didapatkan perbedaan yang bermakna antara kedua kelompok penelitian (p>0,05). Pada kedua kelompok dijumpai penurunan TDS, TDD, TAR dan dijumpai peningkatan DJ serta RPP setelah tindakan laringoskopi dan intubasi dibandingkan nilai basal. Peningkatan yang bermakna terlihat pada peningkatan frekuensi DJ pada saat menit ke-1 setelah tindakan laringoskopi. Pada kelompok A peningkatan DJ sebesar 12,20% dan pada kelompok B peningkatan sebesar 11,54% bila dibandingkan dengan nilai basal, dan secara statistik bermakna (p<0,05). Namun peningkatan tersebut tidak mencapai 20% dari nilai basal. Tidak dijumpai perbedaan nilai TDS, TDD, TAR, DJ dan RPP yang bermakna antara kelompok A dan kelompok B pada pengamatan menit ke-1, ke-3 dan ke-5 setelah tindakan laringoskopi dan intubasi (p<0,05).

Kesimpulan. Fentanyl + Magnesium Sulfat dan Fentanyl + Lidokain sama-sama efektif dalam mengurangi respon peningkatan hemodinamik akibat tindakan laringoskopi dan intubasi endotrakhea.

(13)

x ABSTRACT

Background. Laryngoscopy and endotracheal intubation is routine performed in general anesthesia. However laryngoscopy and endotracheal intubation can lead to an increase in hemodynamic that characterized by hypertension and tachycardia, and can endanger the patients who have risk factors such as hypertension, coronary heart disease, cerebrovascular disorders, myocardial infarction, and thyrotoxicosis. Various drugs and methods have been used to reduce the hemodynamic responses due to laryngoscopy and endotracheal intubation. The purpose of this study was to compare the administration of fentanyl + magnesium sulfate with fentanyl + lidocaine in reducing hemodynamic response due to laryngoscopy and endotracheal intubation.

Method. This study was performed on 30 patients aged 18-50 years, ASA 1, who underwent elective surgery with general anesthesia endotracheal intubation. The patients randomly divided into two equal groups. Group A get Fentanyl 2 µg/kg iv + MgSO4 30 mg/kg iv as premedication, and Group B get Fentanyl 2 µg/kg iv + Lidocaine 1.5 mg/kg iv before laryngoscopy and endotracheal intubation. Systolic blood pressure value (SBP), diastolic (DBP), mean arterial pressure (MAP), heart rate (HR) and Rate Pressure Product (RPP) were recorded at the time before administration of the test drug, after administration of the test drug, before induction, after induction and at minute 1st, 3rd, and

5th after laryngoscopy and endotracheal intubation.

Result. Patient characteristic data showed no differences between two groups (p> 0.05). Both groups had decreased SBP, DBP, MAP and had increased HR and RPP after endotracheal intubation compared to baseline value. There was significant rise in HR at the first minute after laryngoscopy and intubation. Maximum rise in HR in Group A was 12.20% and maximum rise in Group B was 11.54%, when compared with baseline value, and statistically significant (p <0.05). However, this rise in HR did not reach 20% of baseline value. There is no significant difference of SBP, DBP, MAP, HR and RPP between group A and group B at minute 1st, 3rd, and 5th after laryngoscopy and

endotracheal intubation (p<0,05).

Conclusion. Fentanyl + Magnesium Sulfate and Fentanyl + Lidocaine are equally effective in reducing hemodynamic response due to laryngoscopy and endotracheal intubation.

Referensi

Dokumen terkait

Pada penelitian ini disimpulkan bahwa rata rata kinerja saham syariah Indonesia lebih baik dibandingkan dengan Malaysia pada tahun 2011-2015 dengan menggunakan 5

pengontrolan negara terhadap bentuk-bentuk protes yang nyata, LSM di Indonesia lebih memilih untuk bergerak di bawah payung slogan-slogan pembangunan pemerintah sambil

Bank Tabungan Negara (persero) Tbk. Syariah Semarang.Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif.Alat analisa yang digunakan adalah analisis regresi

Masa jabatan Presiden (juga Wakil Presiden) adalah lima tahun, dan sesudahnya dapat dipilih kembali untuk jabatan yang sama dalam satu masa jabatan saja (pasal 7 UUD 1945

KAJIAN NILAI-NILAI BUDAYA UPACARA ADAT NYANGKU DALAM KEHIDUPAN DI ERA MODERNISASI Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu..

Mulai menggeliatnya keinginan masyarakat yogyakarta dalam bersepeda / tidak terlepas dari sejumlah toko dan tempat yang menjual alat transportasi ramah lingkungan ini // Salah

H.M SOLEH NAIM, SE,

Selain faktor kompetensi sumber daya manusia faktor lain yang cukup berperan dalam upaya meningkatkan kepuasan konsumen adalah penerapan teknologi informasi