RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
Satuan pendidikan : SMK Negeri 1 Bantul Kelas/ semester : X/ 1
Mata Pelajaran : Sejarah
Materi pokok : Manusia Purba Zaman Praaksara
Sub materi pokok : Penelitian manusia purba yang terdapat di Sangiran dan Trinil
Pertemuan ke- : 3
Alokasi waktu : 90 menit (2 x 45 menit)
A. KOMPETENSI INTI
1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya
2. Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif dan pro-aktif dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia
3. Memahami dan menerapkan pengetahuan faktual, konseptual, dan prosedural, berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan
wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian dalam bidang kerja yang spesifik untuk memecahkan masalah.
4. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan mampu melaksanakan tugas spesifik di bawah pengawasan langsung
B. KOMPETENSI DASAR
1.1. Menghayati keteladanan para pemimpin dalam mengamalkan ajaran agamanya.
2.1. Menunjukkan sikap tanggung jawab, peduli terhadap berbagai hasil budaya pada masa praaksara
2.3 Berlaku jujur dan bertanggung jawab dalam mengerjakan tugas-tugas dari pembelajaran sejarah. 3.2. Memahami corak kehidupan masyarakat pada masa pra aksara
4.1. Menyajikan hasil penalaran mengenai corak kehidupan masyarakat pada zaman praaksara
C. INDIKATOR PENCAPAIAN KOMPETENSI 1. Menganalisis Jenis manusia Praaksara
2. Menganalisis corak kehidupan masyarakat Praaksara
D. TUJUAN PEMBELAJARAN
1. Dengan melakukan pengumpulan informasi melalui pustaka peserta didik mampu menganalisis Sangiran dan Trinil sebagai pusat perkembangan manusia purba
2. Dengan melakukan diskusi kelompok peserta didik mampu mengidentifikasi temuan fosil di Sangiran dan Trinil
3. Dengan melakukan diskusi kelompok peserta didik mampu menganalisis corak kehidupan masyarakat Praaksara
E. MATERI AJAR
1. Pusat perkembangan manusia purba di Sangiran dan Trinil 2. Temuan-temuan fosil di Sangiran dan Trinil
F. METODE PEMBELAJARAN
1. Pendekatan pembelajaran : Scientific
2. Strategi : Cooperatif Learning 3. Model Pembelajaran : Discovery Learning
4. Metode pembelajaran : Diskusi, presentasi, penugasan
G. KEGIATAN PEMBELAJARAN
Kegiatan Deskripsi Alokasi
waktu
Pendahuluan Guru memberikan salam
Guru memeriksa
kebersihan kelas dan kesiapan siswa dalam belajar
Mempersilakan salah satu
peserta didik memimpin Berdoa
Guru mengecek kehadiran
siswa
Menyampaikan tujuan
pembelajaran dan kompetensi yang harus dikuasai peserta didik tentang manusia purba di Sangiran dan Trinil
10 menit
Inti MENGAMATI
peserta didik mengamati
gambar jenis manusia purba melalui buku-buku ajar
peserta didik dibimbing
untuk mencari informasi dari buku tentang materi yang dibahas
MENANYA
Peserta didik ditugaskan untuk menuliskan satu hal yang belum jelas berkait dengan materi didalam sebuah kertas (kartu yang diberikan guru) dan dikumpulkan (pertanyaan yang terkumpul menjadi bahan untuk topic diskusi)
MENALAR
Peserta didik ditugaskan
berdiskusi secara berkelompok untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan berkaitan dengan materi corak kehidupan masyarakat Praaksara di Sangiran dan Trinil.
Guru membagi peserta
didik kedalam kelompok –kelompok diskusi berjumlah 5 orang
Guru membagikan kertas
pertanyaan kepada setiap kelompok untuk didiskusikan.
MENCOBA
Peserta didik mencatat
hasil diskusi dengan kelompoknya
Peserta didik membuat
laporan tertulis tentang hasil diskusi MEMBENTUK JEJARING
Guru meminta perwakilan masing-masing kelompok mempresentasikan hasil diskusinya di depan kelas dan kelompok lain menanggapi
Peserta didik mencatat/ menyempurnakan hasil diskusinya
Peserta didik membuat laporan hasil dikusi untuk dikumpulkan
Penutup Klarifikasi/kesimpulan siswa dibantu oleh guru menyimpulkan materi manusia purba yang ada di Sangiran dan Trinil
Evaluasi untuk mengukur ketercapaian tujuan pembelajaran.
Siswa melakukan refleksi tentang pelaksanaan pembelajaran
Siswa membuat tugas materi penelitian manusia purba yang ada di Sangiran dan Trinil dalam bentuk makalah (tugas individu dikumpulkan 1 minggu yang akan datang)
Siswa diberi informasi mengenai materi yang akan dibahas minggu berikutnya (jenis dan cirri-ciri manusia purba)
Guru mengakhiri pelajaran dengan mengucapkan salam
20 menit
H. ALAT DAN SUMBER BELAJAR
- ALAT DAN BAHAN : hand out, gambar
- SUMBER BELAJAR :
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI. 2013. Sejarah Indonesia Kelas X. Kemdikbud: Jakarta
Waridah,Siti dkk,2004. Sejarah nasional Untuk kelas 1 SMA.Jakarta :Bumi Aksara
Widyosisworo,Supartono, dkk,2006.Sejarah SMA kelas 1. Jakarta :Piranti Darma Kalokatama Wimulyani,Endar dan Nursiwi Ismawati.2006. Sejarah SMA kelas 1 .Jakarta : Cempaka Putih Djaja,Wahjudi, dkk,2009. Buku panduan Pendidik Sejarah Untuk SMA/MA.Klaten : Intan
Pariwara
I. PENILAIAN PROSES DAN HASIL BELAJAR - TEKNIK : tertulis
- BENTUK : uraian dan tugas - INSTRUMEN : tes dan non tes
- KUNCI DAN PEDOMAN PENSKORAN - TUGAS
1. Tes uraian:
1) Mengapa Sangiran disebut sebagai laboratorium manusia purba? 2) Fosil apa sajakah yang ditemukan di Sangiran dan Trinil?
4) Mengapa penemuan pithecanthropus erectus sangat penting bagi penyempurnaan teori evolusi
3. Karena situs sangiran tidak hanya memberikan gambaran tentang evolusi fisik manusia saja tetapi juga memberikan gambaran nyata tentang evolusi budaya, binatang dan juga lingkungan.
4. Penemuan Pithecanthropus erectus sangat penting bagi penyempurnaan teori C.Darwin karena penemuan tersebut menjadi bukti dan dapat memecahkan permasalahan yan g dikemukakan C. Darwin bahwa manusia adalah keturunan kera. Penemuan Pithecanthropus Erectus dianggap sebagai misssink link .
5. Kita dapat mengetahui corak kehidupan masa praaksara.
Pedoman penskoran
Materi Pokok : Memahami corak kehidupan masyarakat praaksara Pertemuan ke- : 3
Jumlah skor 1- 5 katagori tidak aktif
Skor 3= cukup Jumlah Skor11-15 katagori cukup aktif Skor 4= baik Jumlah skor 16-20 katagori aktif
Skor 5 = baik sekali Jumlah skor 21 -25 katagori sangat aktif
PENUGASAN :
Siswa diberi tugas untuk membuat makalah :
1. Tema : Sangiran sebagai warisan kekayaan dunia harus dilestarikan
2. Jumlah halaman : minimal 3 lembar
3. Aturan penulisan:
a. Kertas : A4
b. Rata kanan : 2
c. Rata kiri : 2
d. Rata atas : 2
e. Rata bawah : 2
4. Huruf : times new roman 12
5. Waktu : 1 minggu
Mengesahkan: Diverifkasi: Bantul, 15 Juli 2013 Kepala Sekolah WAKA I Guru Mata Pelajaran
Ir. Retno Yuniar Dwi Aryani Drs. M. Hannan Windu Mahmud, S.Pd., M.Eng.
Lampiran : Materi Pembelajaran A. Mengenal Manusia Purba Mengamati lingkungan
Pernahkah kamu mendengar tentang Situs Manusia Purba Sangiran? Kini Situs Manusia Purba Sangiran telah ditetapkan oleh UNESCO sebagai warisanbudaya dunia, tentu ini angatmembanggakan bangsa Indonesia.Pengakuan tersebut tentu didasari berbagai pertimbangan yang kompleks. Satu di antaranya karena di wilayah tersebut tersimpan ribuan peninggalan manusia purba yang menunjukkan proses kehidupan manusia dari masa lalu. Sangiran telah menjadi sentra kehidupan manusia purba.Berbagai penelitian dari para ahli juga dilakukan di sekitar Sangiran.
Beberapa temuan fosil di Sangiran telah mendorong para ahli untukterus melakukan penelitian termasuk di luar Sangiran.Dari Sangiran kita mengenal beberapa jenis manusia purba diIndonesia. Setelah ditetapkan sebagai warisan dunia, Situs ManusiaPurba Sangiran dikembangkan sebagai pusat penelitian dalamnegeri dan luar negeri, serta sebagai tempat wisata. Selain ituSangiran juga memberi manfaat kepada masyarakat di sekitarnya,karena pariwisata di daerah tersebut.Untuk memahami jenis dan ciri-ciri manusia purba di Indonesiamari kita telaah bacaan berikut ini.
„.
1. Sangiran
Perjalanan kisah perkembangan manusia di dunia tidak dapat kita lepaskan dari keberadaan bentangan luas perbukitan tandusyang berada diperbatasan Kabupaten Sragen dan kabupaten Karanganyar. Lahan itu dikenal dengan nama Situs Sangiran. Didalam buku Harry Widianto dan Truman manjuntak, SangiranMenjawab Dunia diterangkan bahwa Sangiran merupakansebuah kompleks situs manusia purba dari Kala Pleistosen yangpaling lengkap dan paling penting di Indonesia, dan bahkan di Asia.
Lokasi tersebut merupakan pusat perkembangan manusia dunia,yang memberikan petunjuk tentang keberadaanmanusia sejak 150.000 tahun yang lalu. SitusSangiran itu mempunyai luas delapan kilometerpada arah utara-selatan dan tujuh kilometer arahtimur-barat. Situs Sangiran merupakan suatukubah raksasa yang berupa cekungan besardi pusat kubah akibat adanya erosi di bagian puncaknya. Kubah raksasa itu diwarnai denganperbukitan yang bergelombang. Kondisi deformasi geologis itu menyebabkan tersingkapnya berbagailapisan batuan yang mengandung fosil-fosil manusia purba dan binatang, termasuk artefak.Berdasarkan materi tanahnya, Situs Sangiranberupa endapan lempung hitam dan pasir fluviovolkanik,tanahnya tidak subur dan terkesangersang pada musim kemarau.
Sangiran pertama kali ditemukan oleh P.E.C. Schemullingtahun 1864, dengan laporan penemuan fosil vertebrata dari Kalioso,bagian dari wilayah Sangiran. Semenjak dilaporkan chemullingsitus itu seolah-olah terlupakan dalam waktu yang lama. EugeneDubois juga pernah datang ke Sangiran, akan tetapi ia kurangtertarik dengan temuan-temuan di wilayah Sangiran. Pada 1934,G.H.R von Koenigswald menemukan artefak litik di wilayahNgebung yang terletak sekitar dua km di barat laut kubah Sangiran.Artefak litik itulah yang kemudian menjadi temuan penting bagi Situs Sangiran. Semenjak penemuan von Koenigswald, Situs Sangiranmenjadi sangat terkenal berkaitan dengan penemuan-penemuanfosil Homo erectus secara sporadis dan berkesinambungan. Homo
manusia saja, akan tetapi juga memberikan gambarannyata tentang evolusi budaya, binatang, dan juga lingkungan.Beberapa fosil yang ditemukan dalam seri geologis-stratigrafis yangdiendapkan tanpa terputus selama lebih dari dua juta tahun,menunjukan tentang hal itu. Situs Sangiran telah diakui sebagaisalah satu pusat evolusi manusia di dunia. Situs itu ditetapkan secararesmi sebagai Warisan Dunia pada 1996, yang tercantum dalamnomor 593 Daftar Warisan Dunia (World Heritage List) UNESCO.Perhatikan baik-baik gambar fosilmanusia purba di samping, fosil itu juga disebut sebagai Sangiran 17 sesuai dengan nomor seripenemuannya. Fosil itu merupakan fosil Homo erectus yang terbaik di Sangiran. Ia ditemukan diendapan pasir fluvio-volkanik di Pucang, bagian wilayah Sangiran. Fosil itu merupakan dua diantara Homo erectus di dunia yang masih lengkap dengan mukanya. Satu ditemukan di Sangiran dan satu lagi di Afrika.
2. Trinil, Ngawi, Jawa Timur
Trinil adalah sebuah desa di pinggiran Bengawan Solo, masukwilayah administrasi Kabupaten Ngawi, Jawa Timur. Tinggalanpurbakala telah lebih dulu ditemukan di daerah ini jauh sebelum von Koenigswald menemukan Sangiran pada 1934. Ekskavasiyang dilakukan oleh Eugene Dubois di Trinil telah membawapenemuan sisa-sisa manusia purba yang sangat berharga bagidunia pengetahuan. Penggalian Dubois dilakukan pada endapanalluvial Bengawan Solo. Dari lapisan ini ditemukan atap tengkorakPithecanthropus erectus, dan beberapa buah tulang paha (utuh danfragmen) yang menunjukkan pemiliknya telah berjalan tegak.
Tengkorak Pithecanthropus erectus dari Trinilsangat pendek tetapi memanjang ke belakang.Volume otaknya sekitar 900 cc, di antara otak kera(600 cc) dan otak manusia modern (1.200-1.400cc). Tulang kening sangat menonjol dan di bagianbelakang mata, terdapat penyempitan yang sangat jjelas, menandakan otak yang belum berkembang.Pada bagian belakang kepala terlihat bentuk yang meruncing yang diduga pemiliknya merupakanperempuan. Berdasarkan kaburnya sambungan perekatan antar tulang kepala, ditafsirkan inividuini telah mencapai usia dewasa. Selain tempattempat di atas, peninggalan manusia purba tipe inijuga ditemukan di Perning, Mojokerto, Jawa Timur; Ngandong, Blora, Jawa Tengah; Sambungmacan,Sragen, Jawa Tengah.
Berdasarkan beberapa penelitian yang dilakukan oleh para ahli, dapatlah direkonstruksi beberapa jenis manusia purba yang pernah hidup di zaman praaksara.
1. Jenis Meganthropus
Jenis manusia purba ini terutama berdasarkan penelitianvon Koenigswald di Sangiran tahun 1936 dan 1941 yangmenemukan fosil rahang manusia yang berukuran besar. Darihasil rekonstruksi ini kemudian para ahli menamakan jenismanusia ini dengan sebutan Meganthropus paleojavanicus, artinya manusia raksasa dari Jawa. Jenis manusia purbaini memiliki ciri rahang yang kuat dan badannya tegap.Diperkirakan makanan jenis manusia ini adalah tumbuhtumbuhan.Masa hidupnya diperkirakan pada zaman Pleistosen Awal.
2. Jenis Pithecanthropus
Jenis manusia ini didasarkan pada penelitian EugeneDubois tahun 1890 di dekat Trinil, sebuah desa di pinggiranBengawan Solo, di wilayah Ngawi. Setelah direkonstruksiterbentuk kerangka manusia, tetapi masihterlihat tanda-tanda kera. Oleh karena itujenis ini dinamakan Pithecanthropus erectus, artinya manusia kera yang berjalan tegak.Jenis ini juga ditemukan di Mojokerto,sehingga disebut Pithecanthropus mojokertensis. Jenis manusia purba yangjuga terkenal sebagai rumpun Homo erectusini paling banyak ditemukan di Indonesia.Diperkirakan jenis manusia purba ini hidup
dan berkembang sekitar zaman PleistosenTengah. 3. Jenis Homo
Fosil jenis Homo ini pertama diteliti oleh von Reitschotendi Wajak. Penelitian dilanjutkan oleh Eugene Dubois bersamakawan-kawan dan menyimpulkan sebagai jenis Homo.Ciri-ciri jenis manusia Homo ini muka lebar, hidung danmulutnya menonjol. Dahi juga masih menonjol, sekalipuntidak semenonjol jenis Pithecanthropus. Bentukfisiknya tidak jauh berbeda dengan manusia sekarang.Hidup dan perkembangan jenis manusia ini sekitar40.000 – 25.000 tahun yang lalu. Tempat-tempatpenyebarannya tidak hanya di Kepulauan Indonesiatetapi juga di Filipina dan Cina Selatan.
dibanding sang pendahulu tersebut.Di lain pihak, ciri-ciri morfologis maupun biometriks Homosapiens menunjukkan karakter yang lebih berevolusi dan lebihmodern dibandingkan dengan Homo erectus. Sebagai misal,karakter evolutif yang paling signifikan adalah bertambahnya kapasitas otak. Homo sapiens mempunyai kapasitas otak yangjauh lebih besar (rata-rata 1.400 cc), dengan atap tengkorakyang jauh lebih bundar dan lebih tinggi dibandingkan dengan Homo erectus yang mempunyai tengkorak panjang danrendah, dengan kapasitas otak 1.000 cc.Segi-segi morfologis dan tingkatan kepurbaannyamenunjukkan ada perbedaan yang sangat nyata antara keduaspesies dalam genus Homo tersebut. Homo sapiens akhirnyatampil sebagai spesies yang sangat tangguh dalam beradaptasidengan lingkungannya, dan dengan cepat menghuni berbagai
permukaan dunia ini.Berdasarkan bukti-bukti penemuan, sejauh ini manusiamodern awal di Kepulauan Indonesia dan Asia Tenggara paling tidaktelah hadir sejak 45.000 tahun yang lalu. Dalam perkembangannya,kehidupan manusia modern ini dapat dikelompokkan dalam tigatahap, yaitu (i) kehidupan manusia modern awal yang kehadirannyahingga akhir zaman es (sekitar 12.000 tahun lalu), kemudiandilanjutkan oleh (ii) kehidupan manusia modern yang lebihbelakangan, dan berdasarkan karakter fisiknya dikenal sebagairas Austromelanesoid. (iii) mulai di sekitar 4000 tahun lalu munculpenghuni baru di Kepulauan Indonesia yang dikenal sebagaipenutur bahasa Austronesia. Berdasarkan karakter fisiknya, makhlukmanusia ini tergolong dalam ras Mongolid. Ras inilah yang kemudianberkembang hingga menjadi bangsa Indonesia sekarang.
Beberapa spesimen (penggolongan) manusia Homo sapiensdapat dikelompokkan sebagai berikut, a. Manusia Wajak
Manusia Wajak (Homo wajakensis) merupakan satusatunyatemuan di Indonesia yang untuk sementara dapatdisejajarkan perkembangannya dengan manusia modernawal dari akhir Kala Pleistosen. Pada tahun 1889, manusiaWajak ditemukan oleh B.D. van Rietschoten di sebuah ceruk di lereng pegunungan karst di barat laut Campurdarat, dekatTulungagung, Jawa Timur.
b. Manusia Liang Bua
Pengumuman tentang penemuan manusia Homofloresiensis tahun 2004 menggemparkan dunia ilmu pengetahuan. Sisa-sisa manusia ditemukan di sebuah guaLiang Bua oleh tim peneliti gabungan Indonesia dan Australia.Sebuah gua permukiman prasejarah di Flores. Liang Buabila diartikan secara harfiah merupakan sebuah gua yangdingin. Sebuah gua yang sangat lebar dan tinggi dengan
permukaan tanah yang datar, merupakan tempat bermukimyang nyaman bagi manusia pada masa praaksara. Hal itu bisadilihat dari kondisi lingkungan sekitar gua yang sangat indah,yang berada di sekitar bukit dengan kondisi tanah yang datardi depannya. Liang Bua merupakan sebuah temuan manusiamodern awal dari akhir masa Pleistosen di Indonesia yangmenakjubkan yang diharapkan dapat menyibak asal usulmanusia di Kepulauan Indonesia.Manusia Liang Bua ditemukan oleh Peter Brown danMike J. Morwood pada bulan September 2003 lalu. Temuanitu dianggap sebagai penemuan spesies baru yang kemudiandiberi nama Homo floresiensis, sesuai dengan tempatditemukannya fosil manusia Liang Bua.Pada tahun 1950-an, Th. Verhoeven lebih dahulumenemukan beberapa fragmen tulang manusia di Liang Bua.Saat itu ia menemukan tulang iga yang berasosiasi denganberbagai alat serpih dan gerabah. Tahun 1965, ditemukantujuh buah rangka manusia beserta beberapa bekal kuburyang antara lain berupa beliung dan barang-barang gerabah.
Diperkirakan Liang Bua merupakansebuah situs neolitik dan paleometalik.Manusia Liang Bua mempunyai ciritengkorak yang panjang dan rendah,berukuran kecil, dengan volume otak380 cc. Kapasitas kranial tersebut beradajauh di bawah Homo erectus (1.000 cc),manusia modern Homo sapiens (1.400cc), dan bahkan berada di bawah volumeotak simpanse (450 cc).