Observasi Perkembangan dan Peserta DIdik

20  169  Download (13)

Full text

(1)

MAKALAH

PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK

Disusun oleh :

1. Annisa Inggerid Tara Dia (5115154431) 2. Irfan Nurhadi (5115150662) 3. Raihan Afif Ruselando (5115150114) 4. Tesalonika Ananda Utari (5115151846)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRO

JURUSAN TEKNIK ELEKTRO

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA

(2)

KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan Puji serta syukur penulis kepada Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah Perkembangan Peserta Didik.

Pembuatan makalah ini dimaksudkan untuk memenuhi persyaratan kelulusan mata kuliah Perkembangan Peserta Didik Program Studi S-1 Pendidikan Teknik Elektro, Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Jakarta.

Penulis juga mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada :

1. Ibu Dr. Sofia Hartati, M.Si. , sebagai dosen pengampu mata kuliah Perkembangan Peserta Didik, Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Jakarta.

2. SMA Negeri 77 Jakarta, sebagai sekolah yang kami jadikan sebagai tempat melakukan observasi.

3. Orang tua penulis, serta rekan-rekan sejawat senasib sepenanggungan mahasiswa S-1 Pendidikan Teknik Elektro.

Penulis menyadari dalam penyusunan makalah ini masih jauh dari sempurna, sehingga penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari rekan-rekan. Semoga makalah ini dapat dibaca dan dimanfaatkan sebagai sumber ilmu baru atau acuan untuk menambah pengetahuan mahasiswa khususnya pembaca. Atas perhatiannya kami ucapkan terima kasih.

Jakarta, November 2015

(3)

DAFTAR ISI 2.1.3. Perkembangan Sosial dan Emosi Anak………. 2.1.4. Kasus-kasus yang Terjadi Pada Anak………. 2.2. Kajian

Teori………..

2.2.1. Perkembangan Fisik Anak……….. 2.2.2. Perkembangan Kognitif Anak………. 2.2.3. Perkembangan Sosial dan Emosi Anak………

2.3. Implikasi Dalam Aspek

Pembelajar……….

2.3.1. Metode yang Sebaiknya Dilakukan……… 2.3.2. Metode yang Sebaiknya Diganti………

Bab 3. Penutup………

3.1. Kesimpulan………

3.2. Saran……….

(4)
(5)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Observasi adalah Proses pengamatan dan pencatatan secara sistematis mengenai gejala-gejala yang diteliti. Observasi ini menjadi salah satu dari teknik pengumpulan data apabila sesuai dengan tujuan penelitian, yang direncanakan dan dicatat secara sistematis, serta dapat dikontrol keandalan (reliabilitas) dan

kesahihannya (validitasnya). Observasi merupakan proses yang kompleks, yang tersusun dari proses proses psikologis dan biologis. Dalam menggunakan teknik observasi, hal terpenting yang harus diperhatikan ialah mengandalkan pengamatan dan ingatan si peneliti.

Kami melakukan observasi di SMA Negeri 77 Jakarta yang berlokasi di Cempaka Putih Jakarta Pusat. Alasan kami melakukan observasi yaitu untuk memenuhi tugas mata kuliah Peserta Didik dan untuk mengetahui pola perkembangan anak pada masa remaja. Aspek– aspek perkembangan yang diamati meliputi fisik, sosial, emosi, bahasa, dan sebagainya. Perkembangan aspek-aspek tersebut saling mempengaruhi satu sama lain dan seluruh perkembangan tersebut bersifat dinamis. Menurut Santrok (1992) semua aspek dalam perkembangan dipengaruhi oleh faktor-faktor genetik (Nana Syaodih, 2007: 1. 20).

Setiap individu yang normal dan berusia panjang akan mengalami fase-fase perkembangan. Fase perkembangan dapat diartikan sebagai penahapan rentang perjalanan kehidupan individu yang diwarnai ciri-ciri khusus atau pola-pola tingkah laku tertentu. Fase perkembangan tersebut berlangsung secara bertahap atau tidak melompat-lompat. Urutan perkembangan tersebut adalah Bayi – Balita – Anak – Remaja – Dewasa – Tua.

Untuk efisiensi waktu , maka penulis membatasi penulisan ini pada

(6)

1.2. Tujuan Penulisan

1. Manfaat Teoritis

Secara teoritis, manfaat dari observasi yang kami lakukan adalah untuk membuktikan beberapa teori perkembangan yang terdiri dari perkembangan individu meliputi kognitif, sosial, emosi, bahasa, moral, dan sebagainya. Selain itu, untuk mengetahui ciri-ciri perkembangan, prinsip-prinsip perkembangan. faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan, dan untuk mengetahui aspek– aspek

perkembangan remaja, serta untuk mengetahui proses perkembangan.

2. Manfaat Praktis

Manfaat praktis dari observasi yang kami lakukan yaitu mendapatkan

pengalaman baru. Selain itu, kami menjadi tahu kasus-kasus yang sering terjadi pada anak selama proses pembelajaran di sekolah, dan menjadi tahu emosi dan

perkembangan sosial anak pada masa remaja sehingga ketika kami menjadi tenaga pendidik telah memahami perkembangan sosial dan emosi anak pada masa remaja.

(7)

BAB II PEMBAHASAN

A. Hasil Observasi

1. Perkembangan Fisik Anak

Dalam perkembangan yang kami amati, perubahan yang tampak jelas adalah perubahan fisik. Tubuh berkembang pesat sehingga mencapai bentuk tubuh orang dewasa yang disertai dengan berkembangnya kapasitas reproduktif.

Perkembangan anatomis ditunjukan dengan adanya perubahan kuantitatif pada indeks tinggi badan, berat badan. Dalam perkembangan seksualitas remaja, ditandai dengan sangat cepatnya pertumbuhan statis, berikutnya tumbuh lebih lambat dan akan mencapai ukuran pada usia 20– 21 tahun.

2. Perkembangan Kognitif Anak

Pada saat pengamatan yang kami lakukan, sedang berlangsung mata pelajaran fisika. Metode pembelajaran yang digunakan adalah presentasi kelompok yang dilakukan oleh siswa-siswi tersebut. Sedangkan guru hanya memperhatikan presentasi yang di tampilkan. Pembelajaran pada metode ini kurang efektif karena, siswa-siswi hanya mementingkan tugas presentasinya selesai, tidak mementingkan teman-temannya mengerti materi yang disampaikan atau tidak.

Pada saat pembelajaran berlangsung siswa-siswi mulai bisa memecahkan suatu permasalahan tetapi dalam memecahkan permasalahan masih membutuhkan orang dewasa dalam hal ini guru dan teman sebayanya yang lebih mampu atau lebih mengerti permasalahan tersebut. Guru hanya memberikan bantuan kepada siswa-siswi selama tahap awal pembelajaran saja, kemudian memberikan kesempatan kepada siswa-siswi untuk mengembangkan materi dan menjelaskan kepada teman-temannya dan memberikan tugas pekerjaan rumah mengenai materi yang telah dipelajari.

3. Perkembangan Sosial dan Emosi Anak

Berdasarkan pengamatan yang kami lakukan emosi anak yang terjadi adalah :

1) Rasa ingin tahu. Berdasarkan pengamatan yang kami lakukan rasa ingin tahu pada siswa-siswi kurang tercapai karena siswa-siswi tidak aktif dalam

(8)

2) Cemas. Siswa-siswa merasakan kecemasan karena tidak semuanya mengerti akan materi yang di terima. Sehingga akan menimbulkan rasa khawatir tidak mengerti dan saat ujian takut mendapatkan nilai yang buruk.

3) Rasa senang dan gembira. Siswa-siswi yang senang dengan materi yang disampaikan akan aktif mengikuti pembelajaran, sedangkan yang tidak suka dengan materi yang disampaikan akan cenderung diam dan menutup diri atas materi yang disampaikan.

4) Marah. Timbul rasa marah ketika ada siswa-siswi yang berisik karena tidak suka dengan materi yang disampaikan sehingga mengganggu konsentrasi teman-temannya yang sedang belajar.

5) Kasih sayang. Antara siswa saling menumbuhkan rasa kasih sayang. Itu bisa dilihat dari akurnya dan rukunnya siswa-siswi selama istirahat, serta tidak terjadi keributan antar siswa. Sehingga siswa-siswi menampilkan rasa kasih sayang nya kepada teman sebaya nya.

Pada saat pengamatan yang kami amati siswa-siswi sudah bisa

menyelesaikan tugas atau pekerjaan yang diberikan oleh gurunya. Ini terlihat dari siswa-siswi yang membuat materi dan mempresentasikannya kepada teman-temannya.

Siswa-siswi belum menemukan jati diri mereka atau identitas diri mereka salah satu penyebabnya adalah sifat yang masih labil dalam mengambil keputusan, tidak mau berbaur dengan teman sebayanya. Sifat yang masih labil ini

menimbulkan adanya ikut-ikutan dalam kegiatan negatif. Contohnya: pergi ke kantin disaat pelajaran sedang berlangsung.

Pembentukan relasi atau interaksi antara lawan jenis sudah mulai terlihat yaitu ketika mereka pergi ke kantin bersama dan ketika mereka duduk berduaan di depan kelas. Siswa-siswi juga sudah mulai memikirkan akan estetika dalam

berpenampilan. Ini terlihat dari gaya rambut mereka, memakai wangi-wangian, dan memakai atribut sekolah dengan rapi.

4. Kasus-kasus yang Terjadi Pada Anak

Kasus-kasus yang terjadi selama observasi adalah :

1) Pada saat presentasi banyak yang tidak memperhatikan materi yang disampaikan.

2) Merapikan penampilan muka dengan menggunakan handphone. 3) Ada siswi yang mengobrol dengan temannya pada saat pembelajaran. 4) Siswa-siswi sibuk sendiri dengan tugasnya masing-masing yang tidak ada

(9)

5) Banyak yang pergi ke toilet dikarenakan siswa-siswi merasakan bosan dengan materi yang disampaikan.

6) Banyak siswa-siswi yang membuka sosial media di handphone nya masing-masing pada saat pembelajaran berlangsung

B. Kajian Teori

Remaja berasal dari kata latin adolensence yang berarti tumbuh atau tumbuh menjadidewasa. Istilah adolensence mempunyai arti yang lebih luas lagi yang mencakup kematangan mental, emosional sosial dan fisik (Hurlock,1992). Remaja sebenarnya tidak mempunyai tempat yang jelas karena tidak termasuk golongan anak dewasa atau tua. Menurut Hurlock remaja adalah mereka yang berada pada usia 12-18 tahun. Menurut Stanley Hall usia remaja berada pada rentang 12-23 tahun.

Berdasarkan batasan-batasan yang diberikan para ahli, bisa dilihat bahwa mulainya masa remaja relatif sama, tetapi berakhirnya masa remaja sangat bervariasi. Remaja adalah masa yang penuh dengan permasalahan. Statemen ini sudah dikemukakan jauh pada masa lalu yaitu di awal abad ke-20 oleh Bapak Psikologi Remaja yaitu Stanley Hall. Pendapat Stanley Hall pada saat itu yaitu bahwa masa remaja merupakan masa badai dan tekanan (storm and stress) sampai sekarang masih banyak dikutip orang.

1. Perkembangan Fisik Anak Usia Remaja

(10)

Pada masa puber pertumbuhan atau kematangan fisik masih jauh dari sempurna dan juga belum sepenuhnya sempurna. Terdapat penurunan dalam laju pertumbuhan dan perkembangan internal lebih menonjol daripada perkembangan eksternal. Perubahan-perubahan tubuh eksternal dan internal yang penting selama masa puber,

a. perubahan Eksternal

 Tinggi. Rata-rata anak perempuan mencapai tinggi yang matang antara usia 17-18 tahun, laki laki kira-kira setahun sesudahnya. Pada masa bayi yang diberi imunisasi biasanya lebih tinggi dari usia keussia dibandingkan yang tidak diberi imunisasi, karena yang tidak diberi imunisasi lebih banyak menderita sakit sehingga cenderung memperlambat pertumbuhan

 Berat. Perubahan berat badan mengikuti perubahan tinggi.

 Proporsi Tubuh. Berbagai anggota tubuh lambat laun mencapai perbandingan tubuh yang baik.

 Organ seks. Baik organ seks pria maupun wanita mencapai ukuran yang matang pada akhir masa remaja tetapi fungsinya belum matang sampai beberapa tahun kemudian.

 Ciri-ciri seks sekunder. Pada tingkat perkembangan yang matang pada akhir masa remaja.

b. Perubahan Internal

 Sistem pencernaan. Perut menjadi lebih panjang dan tidak lagi terlampau berbentuk pipa, usu bertambah panjang dan bertambah besar. Otot-otot diperut dan dinding-dinding usus lebuh tebal dan kuat. Hati bertambah berat,

kerongkongan bertambha panjang.

 Sistem Peredaran Darah. Jantung tumbuh pesat pada usia 17 atau 18 beratnya 12 kali berat pada waktu lahir. Panjang dan tebal dinding pembuluh darah

meningkat dan mencapai tingkat kematangan bilamana jantung sudah matang.  Sistem Pernapasan. Kapasitas paru-paru anak perempuan hampir matang pada

(11)

 Sistem Endokrin. Kegiatan gonad yang meningkat pada masa puber

menyebabkan ketidakseimbangan sementara dari seluruh sistem endokrin pada awal masa puber. Kelenjar-kelenjar seks berkembang pesat dan berfungsi meskipun belum mencapai ukuran matang sampaikhir masa remaja.

 Jaringan Tubuh. Perkembangan kerangka berhenti rata-rata pada usia 18 tahun. Jaringan, selaintulang,terus berkembang smapaitulang mencapai ukuran matang khususnya jaringan otot.

Aspek hormonal yang mempengaruhi perkembangan fisik remaja adalah kelenjar endoktrin, yang melibatkan interaksi antara kelenjar hypothalamus (sebuah struktur dalamporsi otak yang paling tinggi yang memonitor makan,minum dan seks), kelenjar pituitary (kelenjar endokrin yang penting untuk mengontrol

pertumbuhan dan regulasi kelenjar lainnya) dan Gonad(kelenjar seks yaiut testis pada pria dan ovarias pada wanita)

2. Perkembangan Kognitif Anak

Perkembangan kognitif adalah perkembangan kemampuan (kapasitas) individu untuk memanipulasi dan mengingat informasi. Menurut Jean

Piaget,perkembangan kognitif remaja berada pada tahap “formal opertion stage”, yaitu tahap ke empat atau terakhir dari tahapan perkembangan kognitif. Tahapan berpikir formal ini terdiri atas 2 subperiode yaitu:

a) Early Formal Operational Thought, yaitu kemampuan remaja untuk berpikir dengan cara-cara hipotetik yang menghasilkan pikiran-pikiran bebas tentang berbagai kemungkinan yang tidak terbatas. Dalam periode ini remaja

mempersepsi dunia sangat bersifat subjektif daan idealistik.

(12)

Kebanyakan peserta didik mencapai tahap operasional formal versi Piaget pada usia sekitar 12 tahun atau lebih,dimana mereka mengembangkan alat baru untuk memanipulasi informasi. Mereka bisa berpikir abstrak dan deduktif. Peserta didik pada tahap ini juga dapat mempertimbangkan kemungkinan masa

depan,mencari jawaban,menangani masalah dengan fleksibel,menguji hipotesis,dan menarik kesimpulan atas kejadian yang mereka tidak mengalaminya secara

langsung.

Titik puncak perkembangan kognitif terjadi ketika sudah mencapai usia dewasa dan jaringan sosial makin berkembang. Ketika itu pula kemampuan otak dan jaringan sosial menawarkan lebih banyak kesempatan dibandingkan dengan fase sebelumnya untuk bereksperimen dengan kehidupan. Karena itu sebagian peserta didik yang sesungguhnya cerdas,namun berprestasi kurang,akibat tidak mengoptimasi diri. Kemampuan rasional yang abstrak dan kritis berkembang melalui proses pendidikan dan pembelajaran serta pelatihan secara kontinyu. Penalan sehari-hari siswa mengalami peningkatan sejak tahun-tahun pertama belajar hingga menamatkan pendidikan jenjang tertentu. Hal ini menunjukan nilai pendidikan dalam pematangan kognitif itu dirangsang oleh kontinyuitas dan konsistensi proses aktivasi. Fenomena ini tidak untuk diberi makna bahwa kecerdasan intelektual sesorang terus meningkat,karena ada titik optimumnya.

3. Perkembangan Sosial dan Emosi Remaja

a. Perkembangan Sosial

(13)

Menginjak masa remaja, interaksi dan perkenalan atau pergaulan dengan teman sebaya terutama lawan jenis menjadi semakin penting. Pada akhirnya pergaulan sesama manusia menjadi suatu kebutuhan. Remaja telah mulai memperhatikan dan mengenal berbagai norma pergaulan yang berbeda dengan morma yang berlaku sebelumnya didalam keluarganya.

1) Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Sosial

1. Pengaruh Orang Tua

Orang tua sangat mempengaruhi perkembangan tingkah laku sosial remaja. Remaja telah diperkenalkan tingkah laku-tingkah laku sosial, dan nilai-nilai bertingkah laku yang dijunjung tinggi oleh orang tua. Disamping itu hubungan dengan orang tua merupakan hubungan paling akrab dibandingkan dengan siapapun dalam kehidupan remaja. Hubungan yang mendalam dan akrab besar pengaruhnya terhadap proses sosialisasi remaja.

2. Pengaruh sekolah

Sekolah merupakan lembaga pendidikan resmi yang bertanggung jawab untuk memberikan pendidikan kepada siapapun yang berhak. Oleh karena itu remaja banyak menghabiskan waktunya di sekolah semenjak berumur 4 tahun. Dengan demikian, sekolah mempengaruhi tingkah laku remaja khususnya tingkah laku sosial remaja. Di sekolah seharusnya banyak dilakukan kegiatan kelompok untuk mengembangkan tingkah laku sosial seperti kerjasama, saling membantu, saling menghormati dan menghargai misalnya kelompok belajar, kelompok pengembangan bakat khusus seperti kelompok menyanyi, menari, olahraga dan keterampilan khusus lainnya.

(14)

3. Pengaruh teman sebaya

Kelompok teman sebaya memungkinkan remaja belajar keterampilan sosial, mengembangkan minat yang sama dan saling membantu dalam mengatasi kesulitan dalam rangka mencapai kemandirian. Teman sebaya dijadikan tempat memperoleh sokongan dan penguatan, guna melepaskan diri dari ketergantungan terhadap orang tua. Begitu pentingnya peranan teman sebaya bagi perkembangan sosial remaja, maka apabila terjadi penolakan dari kelompok teman sebaya dapat menghambat kemajuan dalam hubungan sosial.

4. Kematangan

Bersosialosasi memerlukan kematangan fisik dan psikis. Untuk mampu mempertimbangkan dalam proses sosial, memberi dan menerima pendapat oranaglain, memerlukan kematangan intelektual dan emosional dismaping itu kemampuan berbahasa dengan demikian untuk mampu bersosialisasi dengan baik diperlukan kematangan fisik sehingga setiap orang fisiknya telah mampu menjalankan fungsinya dengan baik.

5. Kapasitas Mental : Emosi dan Intelegensi

Kemampuan berpikir banyak mempengaruhi banyak hal seperti kemampuan belajar,memecahkan masalah,dan berbahasa. Anak berkemampuan intelektual tinggi akan berkemampuan berbahasa secara baik. a) Upaya pengembangan Hubungan Sosial Remaja dan Implikasinya dalam

Penyelenggaraan Pendidikan

(15)

Seperti contoh didalam sekolah adalah kelompok olahraga,koperasi,kesenia, bakti karya dan kelompok-kellompok belajar.

b. Perkembangan Emosi

Masa remaja dianggap sebagai masa “badai&tekanan” yaitu suatu masa dimana ketegangan emosi meninggi sebagai akibat dari perubahan fisik dan kelenjar. Meningginya emosi pada anak usia remaja biasanya disebabkan oleh tekanan sosial dan menghadapi kondisi baru sedangakn masa kanak-kanak ia kurang mempersiapkan diri untuk menghadapi keadaan-keadaan itu.

 Pola Emosi pada Masa Remaja

Perbedaan pola emosi masa remaja dengan anak-anak adalah rangsangan yang membangkitkan emosi dan derajat dan khususnya pada pengendalina latihan individu terhadap ungkapan emosi mereka. Remaja tidak lagi mengungkapkan kemarahannya dengan cara gerakan amarah yang meledak-ledak melainkan dengan menggerutu, tidak mau berbicara atau dengan suara keras mengkritik orang-orang yang menyebabkan amarah.

 Kematangan Emosi

Anak remaja dikatakan telah mencapai kematangan emosi bila pada akhir masa remaja tdak “meledakan” emosinya dihadapan ornag lain melainkan menunggu saat dan tempat yang lebih tepat untuk mengungkapkan emosinya dengan cara-cara yang lebih dapat diterima.

(16)

C. Implikasi dalam Aspek Pembelajaran

1 Metode yang sebaiknya dilakukan

a. Menyiapkan perlengkapan mengajar dan belajar (spidol,penghapus,tinta, dsb) sebelum kegiatan belajar dimulai

b. Guru menjelaskan materi dengan alat peraga c. Pembentukan Interaksi antara guru dan murid

d. Memancing siswa supa lebih aktif dengan mengadakan kuis setelah materi selesai. e. memberi reward atau penghargaan kepada siswa supaya siswa lebih semangat

dalam belajar

2. Metode yang sebaiknya diganti

a. Guru hanya terfokus pada murid yang presentasi.

Sebaiknya guru juga memperhatikan para murid yang mendengarkan presentasi sehingga mereka juga fokus dan tidak sibuk sendiri.

b. Presentasi yang monoton

(17)

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan

 Perkembangan (development) adalah proses atau tahapan pertumbuhan ke arah yang lebih maju.

 Perkembangan fase remaja merupakan segmen perkembangan individu yang sangat penting dan ditandai dengan matangnya organ-organ fisik (seksual) sehingga individu tersebut bisa bereproduksi dengan baik.

 Semua individu khususnya remaja akan mengalami perkembangan baik fisik maupun psikis yang meliputi aspek-aspek intelektual, sosial, emosi, bahasa, moral.

 Solusi bagi problem perkembangan dalam proses pembelajaran siswa yaitu menyediakan bimbingan dan penyuluhan bagi mahasiswa, meningkatkan kuantitas maupun kualitas pengajar dan sarana dan administrasi pendidikan.

B. Saran

 Sebaiknya sebelum melakukan observasi, lebih dahulu menentukan sekolah mana yang akan menjadi tempat untuk melaksanakan observasi.

(18)

Daftar Pustaka

Syamsu, Yusuf LN dan Nani M. Sugandhi.2013.Perkembangan Peserta Didik.

Jakarta: Rajawali Pers.

Danim, Sudarwan.2011. Perkembangan Peserta Didik . Bandung: Alfabeta.

Aji, Muhammad. 2012. Psikologi Remaja : Perkembangan Peserta Didik .

Jakarta: Bumi Aksara.

Lieza.Perkembangan Sosial Remaja. 29 Oktober 2015.

http://my-lieza.blogspot.co.id/2013/perkembangan-sosial-remaja.html?m=1

Fatimah, Enung. 2006. Psikologi Perkembangan : Perkembangan Peserta Didik.

Bandung: Pustaka Setia.

Sinolungan, A.E. 1997. Perkembangan Peserta Didik : Psikologi Perkembangan.

Jakarta : Gunung Agung

Sinolungan, A.E. 2001. Psikologi Perkembangan : Perkembangan Peserta Didik. Manado :

Universitas Negeri Manado

Hurlock, Elizabeth B. 1980.Psikologi Perkembangan : Suatu Pendekatan Sepanjang \

(19)

LAMPIRAN

Gambar 1.1 : Siswa-siswi melakukan presentasi

(20)

Gambar 1.3 : Siswa-siswi melakukan praktikum

Figure

Gambar 1.1 : Siswa-siswi  melakukan presentasi

Gambar 1.1 :

Siswa-siswi melakukan presentasi p.19
Gambar 1.2 : Saat melakukan diskusi

Gambar 1.2 :

Saat melakukan diskusi p.19
Gambar 1.3 : Siswa-siswi melakukan praktikum

Gambar 1.3 :

Siswa-siswi melakukan praktikum p.20
Gambar 1.4 : Siswa-Siswi mendengarkan penjelasan dari guru

Gambar 1.4 :

Siswa-Siswi mendengarkan penjelasan dari guru p.20

References

Scan QR code by 1PDF app
for download now

Install 1PDF app in