• Tidak ada hasil yang ditemukan

Makalah Hadist Ekonomi Perilaku Konsumen (1)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Makalah Hadist Ekonomi Perilaku Konsumen (1)"

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

MAKALAH

HADITS TENTANG PERILAKU KONSUMEN

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Hadits Ekonomi Dosen Pengampu: Dr. Abdul Rokhim S,Ag.,M.EI

Disusun oleh : Kelompok 6

Ida Saida (083143001)

Deby Nikmatuz Zahro (083143047)

Bella Dwi Saputri (083143021)

Elok Wulan Maulida (083143045)

Imanu Dwisiswo Putranto (083143051)

FAKULTAS SYARIAH

PROGRAM STUDI PERBANKAN SYARIAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) JEMBER

(2)

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya. Makalah ini berisikan pembahasan mengenai Hadits tentang Sumber Daya Manusia.

Penyusun yakin atas pertunjuk-NYA pula sehingga berbagai pihak berkenan memberikan bantuan dan kemudahan bagi penyusun. Untuk itu penyusun mengucapkan terima kasih kepada semua pihak terutama kepada bapak Dr.Abdul RokhimS,Ag.,M.EI. yang telah mendampingi kami dalam mengkaji materi hadist ekonomi, dengan judul bab dadits tentang sumber daya manusia.

Penyusun menyadari dalam penulisan makalah ini masih banyak kekurangan dan keterbatasan untuk itu penyusun mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi penyempurnaan makalah ini.

Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi penyusun dan para pembaca pada umumnya. Dan diharapkan makalah ini dapat memberikan informasi kepada kita semua tentang pembahasan bab yang akan kita pelajari ini.

Jember , September 2015

(3)

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ...1

KATA PENGANTAR...2

DAFTAR ISI...3

BAB I PENDAHULUAN...4

1.1 Latar Belakang...4

1.2 Rumusan Masalah...4

1.3 Tujuan ...4

BAB II PEMBAHASAN ...5

2.1 Hadits dan Terjemah Tentang Sumber Daya Manusia...5

2.2 Kata Kunci Hadits Tentang Sumber Daya manusia ... 2.3 Penjelasan Hadits Tentang Sumber Daya Manusia...7

BAB III PENUTUP...15

3.1 Kesimpulan...15

3.2 Saran...15

(4)

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Hadist-hadist ekonomi tentang perilaku konsumen

لللو ٍفالرْسإإ إرْيلغ يإف اْوُسلبْلالو اْوُق ّدلصلتلو اْوُلُك ْمّللسلو إهْيلللع ُا ىّللص إا ُلْوُسلر للالق للالق إهّدلج ْنلع إهْيإبلا ْنلع ٍبْيلعُش إنْب وٍرْملع ْنلع (يئاسنلا هاور) ٍةللْيإخلم

Artinya : dari Amr bin Syuaib dari ayahnya dari kakeknya berkata, Rasulullah SAW bersabda: “makan dan minumlah, bersedahlah serta berpakaianlah dengan tidak berlebihan dan tidak sombong.” (HR. Nasa’i).

(5)

المإب لنْيإنإمْؤُمْلا لرلملأ لا ّنإلو اًبّيط ّلإ ُلبْقلي لل ٌبّيلط لا ّنإ ُساّنلا الهّيأ لمّللسلو إهْيلللع ُا ّىل لص إا ُلْوُسلر للالق للالق لةلرْيلرُه يإبلأ ْنلع ا ْوُنلمأ لنْيإذّلا الهّيأ الي ) لاقو ( ٌمْيإللع لنْوُللمْعلت المإب ىّنإإ اًحإلالص اْوُللمْعالو إتالبّيّطلا لنإم اْوُلُك ُلُسّرلا الهّيلا الي ) لاقف لنْيإللسْرُمْلا إهإب لرلملأ ٌمالرلح ُهُملعْطلملو ّبلر الي ّبلر الي إءالمّسلا لىلإا إهْيلدلي ّدُملي لرلبْغأ لثلعْشأ لرلفّسلا ُليإطُي ُلُجّرلا لرلكلذ ّمُث (ْمُكالنْقلزلر الم ٍتالبّيلط ْنإم ا ْوُلُك (ملسم هاور) لكإللذإل ُبالجلتْسُي ىّنلالف إمالرلحْلا لىإدُغلو ٌمالرلح ُهُسلبْللملو ٌمالرلح ُهُبلرْشلملو

Artinya: Dari Abu hurairah RA berkata, Rasulullah SAW bersabda: “ wahai manusia! Sesungguhnya Allah itu baik, tidak menerima sesuatu kecuali yang baik. Ia memerintahkan kepada orang-orang yang beriman apa yang diperintahkan pada para utusan, “wahai para utusan, makanlah dari yang baik dan beramallah yang baik, karena sesungguhnya kami mengetahui apa yang mereka kerjakan.” Kemudian Nabi menuturkan ada seorang laki-laki yang bepergian jauh, rambutnya acak-acakan dan kotor. Dia menengadahkan kedua tangannya keatas seraya berdo’a: Wahai tuhanku, wahai tuhanku”, sedang yang dimakan dan

Jelas نيب

Subhat تاهبتشم

Telah bebas أربتسا

Untuk agama هندل

Kehormatan هضرع

Terjerumus عقو

Seperti pengembala ىعارلااك Tanah yang dilarang ىمحللوح

Pemimpin كلم

Tubuh دسجلا

Segumpal daging ةغضم

Baik حلص

Jelek دسف

(6)

yang diminum serta dan yang dipakai adalah berasal dari yang haram, mana mungkin

Artinya: Dari Sholih bin Yahya bin al-Miqdam bin Ma’di Kariba dari ayahnyadari kakeknya Miqdam berkata: saya mendengar Rasulullah SAW bersabda: “ tidaklah anak Adam mengisi penuh suatu wadah yang lebih jelek dari perutnya, cukuplah bagi mereka itu beberapa suap makan yang dapat menegakkan punggungnya, maka seharusnya baginya sepertiga untuk makan, sepertiga untuk minum, sepertiga untuk dirinya atau udara.” (HR. Al-Baihaqi)

Mendengar تعمس

Tidaklah anak Adam mengisi penuh satu wadah

ءاعو يمدآ لم ام

Jelek ارش

Dari perutnya هنطب نم

(7)

Beberapa suap تاميقل

Artinya: Dari Abu Hurairah RA berkata: Rasulullah SAW bersabda: “Allah SWT melaknat penyuap dan yang disuap.” (HR. Imam Ahmad)

Allah melaknat لأ نعل

Penyuap ىشارلا

Dan yang disuap ىشترملاو

2.2 penjelasan dari hadist

Islam adalah agama yang memiliki keunikan tersendiri dalam hal syari’ah, sangat komprehensif dan universal. Konprehensif berarti merangkum seluruh aspek kegiatan baik ritual maupun sosial. Universal berarti dapat diterapkan setiap waktu dan tempat. Dalam hal konsumsi pun Isalam mengajarkan sangat moderat dan sederhana, tidak berlebihan, tidak boros dan tidak kekurangan karena pemborosan adalaha saudara- saudara setai sebagaimana dijelaskan surat al-Isra’ ayat 27 sebagai berikut:

) ًاروُفلك إهّبلرإل ُنلاطْيّشلا لنلاكلو إنْيإطلايّشلا ُنالوْخإإ اوُنلاك لنْيإرّذلبُمْلا ّنإإ ٢٧

(

Artinya: Sesungguhnya pemborosan-pemborosan itu adalah saudara-saudara syaitan dan syaitan itu adalah sangat ingkar kepada Tuhannya. (al-Isra’:27)

(8)

bahwa, konsumen muslim tidak akan melakukan permintaan terhadap barang sama banyak dengan pendapatan, sehingga pendapatan habis. Karena mereka mempunyai kebutuhn jangka pendek (dunia) dan kebutuhan jangka panjang (akhirat). hail ini berarti bahwa permintaan harus dihentikan setelah kebtuhan dunia terpenuhi, karena ada kebutuhan akhirat yang harus dibayarkan, yaitu zakat. Dalam ilmu ekonimi konvensional, konsumsi agregat terdiri dari konsumsi barang kebutuhan dasar dan konsumsi barang mewah, dan dapat mempengaruhi konsumsi adalah tingkat harga dan pendapatan. Dalam Islam tingkat harga saja tidak cukup untuk mengurangi konsumsi barang mewah, tetapi dibtuhkan faktor moral dan sosial, diantaranya adalah kewajiban membayar zakat.

Perilaku konsumen mempelajari bagaimana manusia memilih diantara berbagai pilihan yang dihadapinya. Sesungguhnya pembagian Allah SWT atas rezeki hamba-Nya telah ditentukan batasan, kadar dan jenisnya. Allah SWT mengetahui kemampuan seorang hamba dalam membelanjakan dan mentasarufkan rezeki yang telah diberikan tanpa adanya sikap melampaui batas dan tindak pemborosan. Selain itu, pembuatan untuk memanfaatkan atau mengonsumsi barang-barang yang baik itu sendiri dianggap sebagai suatu kebaikan, sebab kenikmatan yang diciptakan Allah SWT kepada manusia adalah ketaatan kepada-Nya.

Prinsip konsumsi dalam ekonomi Islam diakui sebagai salah satu perilaku ekonomi dan kebutuhan asasi dalam kenutuhan manusia. Perilaku konsumsi diartikan sebagai setiap perilaku seorang konsumen untuk menggunakan dan memanfaatkan barang dan jasa untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Namun Islam memberikan penekanan bahwa fungsi perilaku konsumsi adalah untuk memenuhi kebutuhan manusia baik jasmani dan rohani sehingga mampu memaksimalkan fungsi kemanusiaannya sebagai hamba dan khilafah Allah untuk mendapatkan kebahagiaan dunia dan akhirat.1

2.3 Pengertian perilaku konsumen

Dalam memahami perilaku konsumen ini apa saja yang harus dipahami. Menurut Enggel, Blackwell dan miniard (1995) pemahaman terhadapat perilaku konsumen mencakup pemahaman terhadap tindakan yang langsung yang dilakukan konsumen dalam mendapatkan, mengkonsumsi dan menghabis produk dan jasa termasuk proses keputusan yang mendahului dan mengikuti tindakan tersebut.

1 Abdul Rokhim, Ekonomi Islam Persepektif Nabi Muhammad SAW,(Stain Jember

(9)

Merujuk pada pendapat Hawkins dkk ini berati perilaku konsumen merupakan studi tentang bagaiman individu, kelompok, organisasi dan proses yang dilakukan untuk memilih, mengamankan mengunakan dan menghentikan produk, jasa pengalaman atau ide untuk memuaskan kebutuhannya dan dampaknya terhadap konsumen dan masyarakat. Dengan demikian studi prilaku konsumen itu mencakup bidang yang lebih luas, karna termasuk didalamnya juga mempelajari dampak dari proses dan aktivitas yang dilakukan konsumen ke konsumen lain maupun masyarakat.

Hal yang hampir sama diungkapkan oleh schiffman dan Kanuk (2007) bahwa prialaku konsumen merupakaan studi yang mengkaji bagaimana individu membuat keputusan membelajakan sumberdaya yang tersedia dan dimiliki (waktu,uang dan usaha) untuk mendapatka barang atau jasa yang nantinya akan dikonsumsi.2

Perilaku konsumen adalah tingkah laku dari konsumen, dimana mereka dapat mengilustrasikan pencarian untuk membeli, menggunakan, mengevaluasi dan memperbaiki suatu produk dan jasa mereka. focus dari perilaku konsumen adalah bagaimana individu membuat keputusan untuk menggunakan sumber daya mereka yang telah tersedia untuk mengkonsumsi suatu barang. Konsumsi pada dasarnya dibangun atas dua hal yaitu kebutuhan (hajat) dan kegunaan/kepuasaan (manfaat). Karena secara rasional, seseorang tidak akan pernah mengonsumsi suatu barang manakala dia tidak membutuhkannya sekaligus mendapatkan manfaat dirinya.Adapun perilaku konsumen dalam Islam yang diteladankan oleh Rasullah SAW sebagai yang diterangkan dalam beberapa hadistnya sebagai berikut:

a. Konsumsi halal

b. Konsumsi baik/bergizi

c. konsumsi tidak berlebih-lebihan

d. Konsumsi tidak mengandung riba, tidak kotor/najis dan tidak menjijikkan dan bukan dari hasil suap.3

2.4 Etika konsumsi dalam islam

Setiap orang mukmin berusaha mencari kenikmatan dengan cara mematuhi perintahnya dan memuaskan dirinya sendiri dengan barang-barang dan anugerah yang di ciptakan allah untuk umat manusia demi kemaslahatan umat. Konsumsi berlebih-lebihan, yang merupakan ciri khas masyarakat yang tidak mengenal tuhan, tidak di bolehkan dalam

2 Tatik suryani,perilaku konsumen,Graha ilmu,yogjakata:2008 hlm 5-8

3 Abdul Rokhim, Ekonomi Islam Persepektif Nabi Muhammad SAW,(Stain Jember

(10)

islam yang di sebut israf (pemborosan) atau tabzir (menghambur-hamburkan harta tanpa guna.

Salah satu ciri penting dalam islam bahwa ia tidak hanya mengubah nilai-nilai dan kebiasaan masyarakat tetapi juga menyajikan kerangka legislatif yang perlu untuk mendukung dan memperkuat tujuan-tujuan ini dan menghindari penyalahgunaan.

Etika islam dalam konsumsi sebagai berikut:

a. Tauhid (Unity/kesatuan)

Dalam persepektif islam, kegiatan konsumsi dilakukan dalam rangka beribadah kepada Allah SWT, sehingga senantiasa berada dalam hukum Allah (syariah). Karena itu orang mukmin berusaha mencari kenikmatan dengan mentaati perintahnya, dan memuaskan dirinya dengan barang-barang yang disediakan Allah untuk umat manusia.

b. Adil

Pemanfaatan atas karunia allah tersebut harus di lakukan secara adil sesuai dengan syariah, sehingga di samping mendapatkan keuntungan materiil, ia juga merasakan kepuasan spritual.

c. Free will (kehendak bebas)

Manusia di beri kekuasaan untuk mengambil keuntungan dan manfaat sebanyak-banyaknya sesuai dengan kemampuan atas barang-barang ciptaaan Allah. Atas segala karunia yang di berikan oleh Allah manusia dapat berkehendak bebas, namun kebebasan ini tidaklah terlepas dari qadha dan qadar yang merupakan hukum sebab akibat yang di dasarkan pada pengetahuan dan kehendak Allah. Sehingga kebebasan dalam melakukan aktivitas haruslah memiliki batasan.

d. Amanah

Dalam hal melakukan konsumsi manusia dapat berkehendak bebas, tetapi mereka juga akan mempertanggung jawabkan atas kebebasan tersebut terhadap keseimbangan alam, masyarakat, diri sendiri maupun di akhirat kelak. Jadi pertanggung jawaban seorang muslim bukan hanya kepada Allah SWT namun juga pada lingkungannya.

(11)

Dalam kerangka acuan islam, barang-barang yang dapat di konsumsi hanyalah barang-barang yang menunjukkan nilai-nilai kebaikan, kesesuaian, keindahan serta akan menimbulkan kemaslahatan untuk umat baik secara materiil maupun spritual. f. Sederhana

Islam sangat melarang perbuatan yang melampaui batas (israf), termasuk pemborosan dan berlebih-lebihan (bermewah-mewahan), yaitu membuang-buang harta dan menghambur-hamburkannya tanpa faedah serta manfaat dan hanya memperuntukkan nafsu semata.4

2.5 Perbedaan Perilaku Konsumen Muslim dengan Perilaku Konsumen Konvensioanal

Dalam islam, perilaku seorang konsumen harus mencerminkan hubungan dirinya dengan Allah SWT. Setiap pergerakan dirinya, yang berbentuk belanja sehari-hari , tidak lain adalah manginvestasi dzikir dirinya atas nama Allah. Dengan demikian, dia lebih memilih jalan yang dibatasi Allah dengan tidak memilih barang haram, tidak kikir, dan tidak tamak supaya hidupnya selamat baik didunia maupaun akhirat.

Kemudian, yang tidak kita dapati pada kajian perilaku konsumsi dalam perspektif ilmu ekonomi konvensional adalah kehadiran saluran penyeimbangan dari saluran kebutuhan individual yang disebut dengan saluran konsumsi social. Hala ini dapat berbentuk zakat dan sedekah. Konsumsi social ternyata mendapat sorotan penting dalam Al-qur’an dan al-Hadist. Ini pertanda bahwa pengeluaran zakat dan sedekah mendapat kedudukan amat penting dalam Islam, sebab pengeluaran konsumsi tersebut akan memperkuat sendi-sendi social masyarakat.

Selain itu, konsumsi social berkontribusi besar terhadap penguatan syiar islam. Sebab, kontibusi zakat dan sedekah dapat membsantu secara langsung dalam memenuhi kebutuhan sarana dan prasarana fisik, seperti bangunan rumah sakit, sekolah, tempat-tempat pengungsian,masjid, buku-buku dan lain sebagainya.5

Konsumen Muslim memiliki keunggulan bahwa mereka dalam memenuhi kebutuhannya tidak sekadar memenuhi kebutuhan individual (materi), tetapi juga memenuhi kebutuhan sosial (spiritual). Konsumen Muslim ketika mendapatkan penghasilan rutinnya, baik mingguan, bulanan, atau tahunan, ia tidak berpikir pendapatan yang sudah diraihnya itu

4 M.Nur Rianto Al Arif dan Euis Amalia,Teori Mikro Ekonomi.(Kencana Prenadamedia

Group:Jakarta,2010) hlm 86-91

5 Muhammad Mufih, Perilaku Konsumen dalam Perspektif Ilmu Ekonomi Islam, PT

(12)

harus dihabiskan untuk dirinya sendiri, tetapi karena kesadarannya bahwa ia hidup untuk mencari ridha Allah, sebagian pendapatannya dibelanjakan di jalan Allah (fi sabilillah). Dalam Islam, perilaku seorang konsumen Muslim harus mencerminkan hubungan dirinya dengan Allah (hablu mina Allah) dan manusia (hablu mina an-nas).

Konsep inilah yang tidak kita dapati dalam ilmu perilaku konsumen konvensional. Selain itu, yang tidak kita dapati pada kajian perilaku konsumsi dalam perspektif ilmu ekonomi konvensional adalah adanya saluran penyeimbang dari saluran kebutuhan individual yang disebut dengan saluran konsumsi sosial. Alquran mengajarkan umat Islam agar menyalurkan sebagian hartanya dalam bentuk zakat, sedekah, dan infaq. Hal ini menegaskan bahwa umat Islam merupakan mata rantai yang kokoh yang saling menguatkan bagi umat Islam lainnya.6

2.6 Batasan Konsumsi dalam Syariah

Perilaku konsumen islam sangat apresiatif terhadap konstibusi pemikiran ibn khaldun tentang ekonomi dan masyarakat. Ibn khaldun dalam karya besarnya muqaddimah, telah memberikan pemahaman ilmiah mengenai jatuh bangunnya sebuah peradban yang tarkait dengan polemic kesejahteraan dan kesengsaraan masyarakat suatu negara. Dalam membangun kesejahteraan masyarakat, ekonomi tidak hanya tergantung pada variable politik, social, ekonomi, dan demogarfri, tetapi juga pada variable syariah. Syariah membantu masyarakat menanamkan kualitas kebaikan seperti ketaatan, kejujuran, integritas, kesederhanaan, kebersamaan, keadilan, kedamaian, keharmonisan dan berperannya fungsi konterl tingkah laku terhadap hal yang dapat membahayakan masyarakat.

Dalam islam konsumsi tidak dapat dipisahkan dari peranan keimanan. Perana keimanan menjadi tolak ukur penting karena keimanaan member cara pandang dunia yang cenderung mempengaruhi kepribadian manusia, yaitu dalam bentuk perilaku, gaya hidup, selera, sikap-sikapterhadap sesama manusia. Dalam konteks inilah kita dapat berbicra tentang bentuk-bentuk konsumsi halal dan haram, contohnya dalam soal makanan yang terlarang seperti bangakai, daging babi, darah. Selain itu makanan yang diharamkan karena sesuatu yang bukan dari dzatnya , seperti makanan yang tidak diizinkanoleh pemiliknya untuk dimakan, merugikan diri sendiri atau orang lain dan dampak negative lainnya.

Kemudian yang termasukbatasan konsumsi dalam syariah adalah laranagn israf atau berlebih-lebihan. Perilaku israf diharamkan sekalipun komuditi yang dibelanjakan adalah

(13)

halal. Namun islam tetap membolehkan seorang muslim untuk menikmati karunia kehidupan selama dalam batas kewajaran. Karena banyak sekali efek israf, diantaranya egoisme, inefiensi pemanfaatan sumber daya, dan tunduknya diri terhadap hawa nafsu. Oleh sebab itu, dalam menghapus israf, islam memerintahkan:

1) memprioritaskan konsumsi yang lebih diperlukan dan bermanfaat,

2) menjauhkan konsumsi yang berlebihan untuk semua komuditi.7

2.7 Manfaat dari mempelajari perilaku konsumen

Dalam linkungan kehidupn yang relatif konsumtif seperi saat ini dan bombardir saat ini iklan seperti jenis promosi lainnya sangat gencar untuk mempengaruhi masyarakat agar membeli suatu produk, maka tuntunan lebih apat memahami secara baik akan perilaku konsumen menjadi penting. Karna dengan tau akan dirinya sendiri bagaiman motif, sikap maupun perilakunya serta faktor- faktor usaha pemasaran maupun lingkungan eksternal lain yang mempengaruhi pengambilan keputusan pada gilirannya akan pengaruh terhadap perilakunya, individu sebagai konsumen akan lebih sadar dan bijaksana dalam mengambil keputusan lebih cermat atas dasar pertimbangan yang matang.s

Manfaat lain dari mempelajari perillaku konsumen bagi perusahaan adalah memungkinkan perusahaan memahami dengan tepat kebutuhan dan keingianan pelanggannya sehingga daapat membantu untuk memuaskaan pelanggang , menerapkan konsep pemasaran dan memperluas legitiminasi ke masyarakat (Sheth dan Mittal,2004) Jadi alangkah bermaanfatnya jka konsumen maupun praktisi pemasaran mempelajari perilaku konsumen, tidak hanya bermanfaat secara individu tetapi secara bisnis sangat memiliki nilai strategi bagi perusahaan.8

7 Muhammad Mufih, Perilaku Konsumen dalam Perspektif Ilmu Ekonomi Islam, PT

RajaGravindo Persada, Jakarta:2006,hlm11-16

(14)

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan

(15)

membuat keputusan untuk menggunakan sumber daya mereka yang telah tersedia untuk mengkonsumsi suatu barang.

Adapun perilaku konsumen dalam Islam yang diteladankan oleh Rasullah SAW sebagai yang diterangkan dalam beberapa hadistnya sebagai berikut:

e. Konsumsi halal

f. Konsumsi baik/bergizi

g. konsumsi tidak berlebih-lebihan

h. Konsumsi tidak mengandung riba, tidak kotor/najis dan tidak menjijikkan dan bukan dari hasil suap.

Perbedaan perilaku konsumen muslim dan non muslim/konvensional yaitu, jika konsumen muslim dalam memenuhi kebutuhannya tidak sekadar memenuhi kebutuhan individual (materi), tetapi juga memenuhi kebutuhan sosial (spiritual). Dalam Islam, perilaku seorang konsumen Muslim harus mencerminkan hubungan dirinya dengan Allah (hablu mina Allah) dan manusia (hablu mina an-nas). Konsep inilah yang tidak kita dapati dalam ilmu perilaku konsumen konvensional. Selain itu, yang tidak kita dapati pada kajian perilaku konsumsi dalam perspektif ilmu ekonomi konvensional adalah adanya saluran penyeimbang dari saluran kebutuhan individual yang disebut dengan saluran konsumsi sosial.

DAFTAR PUSTAKA

Rokhim, abdul. Ekonomi Islam Persepektif Nabi Muhammad SAW,(Stain Jember press,Jember:2003)

Mufih, muhammad. Perilaku Konsumen dalam Perspektif Ilmu Ekonomi Islam, (PT RajaGravindo

Persada, Jakarta:2006)

Al Ari, M.Nur Rianto dan Amalia, Euis.Teori Mikro Ekonomi.(Kencana Prenadamedia

(16)

Suryani, tatik.perilaku konsumen,(Graha ilmu,yogjakata:2008)

Referensi

Dokumen terkait

Perilaku Konsumen adalah kegiatan-kegiatan individu yang secara langsung terlibat dalam mendapatkan dan menggunakan barang dan jasa termasuk di dalamnya proses pengambilan

Perilaku konsumen di perbankan syari‘ah dikaji dalam perspektif Hukum Islam, Ilmu Ekonomi, Sosiologi, Psikologi dan Antropologi merupakan bentuk kolaborasi

Konsumen dan Perilaku Konsumen, Motivasi dan Kebutuhan Konsumen, Kepribadian, Konsep Diri dan Pola Konsumsi, Proses Belajar Konsumen, Pengetahuan Konsumen, Sikap, dan

Ada beberapa pengertian perilaku konsumen yang dikemukakan oleh para ahli diantaranya adalah menurut Mangkunegara (2002) : “Perilaku konsumen adalah tindakan-tindakan yang

Ekonomi mikro merupakan ilmu yang memiliki beberapa pokok bahasan, salah satunya adalah studi mengenai Teori perilaku konsumen. Terdapat suatu alasan ketika konsumen membeli

Setelah membeli produk, konsumen akan merasa puas atau tidak puas dan terlibat dalam perilaku pasca pembelian (postpurchase behavior) yang harus diperhatikan oleh

Masyarakat di Banjarmasin yang akan di teliti dalam perilaku konsumen menurut hukum Islam, pendapatan yang digunakan untuk konsumsi menurut hukum Islam

Lebih lanjut, fungsi model perilaku konsumen adalah sebagai berikut: i Deskriptif, yaitu fungsi yang berhubungan dengan pendalaman mengenai langkah-langkah yang diambil konsumen dalam