• Tidak ada hasil yang ditemukan

Peran Physical Capital terhadap Output S

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Peran Physical Capital terhadap Output S"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

1

Peran Input Physical Capital Terhadap Output Sektor Pertanian Indonesia (1980-2002)

Kelompok 4

Kahfi Giovanni M. / 2010110011

Gerry Pramudya S. / 2010110022

Dini D. Rahmatillah / 2010110075

Kelas A

Abstrak

Indonesia merupakan sebuah negara agraris, di mana sektor

pertanian berperan penting dalam menggerakkan roda

perekonomian dan memenuhi kebutuhan masyarakat. Semakin tinggi

output sektor pertanian, maka kebutuhan masyarakat dinilai semakin

mampu dipenuhi. Pertumbuhan output di sektor pertanian dinilai

dapat dipengaruhi oleh faktor input, yaitu teknologi, physical capital

dan labor. Penelitian ini menganalisa secara lebih spesifik apakah

pertumbuhan output sektor pertanian dipengaruhi secara signifikan

oleh input physical capital, baik secara negatif maupun positif.

Namun di sisi lain, input labor tidak dapat dipisahkan karena kedua

faktor input ini saling mempengaruhi satu sama lain. Lebih lanjut

lagi, penelitian ini juga menganalisa tentang input apa saja yang

mempengaruhi pertumbuhan output sektor pertanian Indonesia

secara positif.

Kata kunci : physical capital, input sektor pertanian, teknologi.

Pendahuluan

Output sektor pertanian Indonesia rata-rata mengalami peningkatan sebesar 3,6% per tahun

dari tahun 1961 sampai dengan 2006 (Fuglie, 2009). Hal ini menunjukkan bahwa sektor pertanian

merupakan salah satu roda penggerak perekonomian Indonesia. Physical capital dan labor merupakan

dua contoh faktor input yang dapat mempengaruhi output di sektor pertanian. Perubahan jumlah input

physical capital yang digunakan dapat mempengaruhi produktifitas tenaga kerja dan memiliki

backward and forward linkages terhadap perekonomian Indonesia, di mana keberadaan input physical

(2)

2

mengetahui apakah peningkatan output yang terjadi tersebut dipengaruhi secara signifikan oleh faktor

input physical capital dan/atau input tenaga kerja.

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui faktor input apa saja yang dapat berpengaruh

secara signifikan terhadap pertumbuhan output di sektor pertanian pada tahun 1980 sampai 2002.

Dalam penelitian ini, kami menggunakan faktor input luas panen sawah, luas lahan yang beririgrasi,

jumlah traktor dan jumlah pupuk yang digunakan sebagai proxy input physical capital dan jumlah

petani yang bekerja sebagai proxy input tenaga kerja di sektor pertanian. Kami menggunakan proxy

jumlah produksi padi untuk menganalisa pertumbuhan output di sektor pertanian tersebut. Penelitian

ini mengacu kepada penelitian Fuglie pada tahun 2009 yang menganalisa tentang faktor-faktor apa

saja yang mempengaruhi pertumbuhan sektor pertanian di Indonesia pada tahun 1961-2006.

Perbedaan penelitian kami dengan penelitian sebelumnya adalah dalam penelitian ini kami ingin

menganalisa secara lebih spesifik apakah input physical capital berpengaruh secara signifikan

terhadap pertumbuhan output sektor pertanian, sedangkan Fuglie menganalisa bukan hanya faktor

input, tetapi juga peningkatan di total factor productivity dapat mempengaruhi pertumbuhan sektor

pertanian Indonesia. Dalam penelitian ini, kami mengasumsikan tidak ada perubahan teknologi yang

terjadi pada tahun 1980 sampai 2002.

Teori dan Model

Dalam penelitian ini, teori yang kami gunakan adalah teori produksi yang menjelaskan

kontribusi input dalam memproduksi outputnya. Input physical capital merupakan salah satu input

yang digunakan dalam proses produksi di sektor pertanian. Fungsi produksi yang kami gunakan

adalah:

P= f (C, T, F, I, L)

Keterangan:

P= Jumlah Produksi Padi

C= Luas Panen Sawah

T= Jumlah Traktor Yang Digunakan

F= Jumlah Pupuk yang Digunakan

I= Lahan Sawah Yang Beririgasi

(3)

3

Variabel independen yang diamati dalam penelitian ini dinilai mempunyai pengaruh terhadap

pertumbuhan output sektor pertanian Indonesia dari tahun 1980-2002, diantaranya :

1. Luas panen sawah

Sawah merupakan modal utama dalam memproduksi output padi. Ekstensifikasi lahan

dinilai mempunyai pengaruh terhadap pertumbuhan output di sektor pertanian.

2. Jumlah traktor yang digunakan

Traktor merupakan teknologi yang dapat meningkatkan efisiensi produksi dan

meningkatkan produktifitas para petani dalam memproduksi padi. Traktor dapat

dinyatakan sebagai modal yang dapat meningkatkan produktifitas petani padi.

3. Jumlah pupuk yang digunakan

Pupuk merupakan teknologi yang dapat meningkatkan jumlah produksi dan

meningkatkan kualitas padi. Pupuk menjadi modal yang dapat membantu petani dalam

melakukan efisiensi produksi.

4. Luas lahan yang beririgasi

Irigasi merupakan teknologi untuk mengatur supply air yang ada di lahan pertanian. Luas

sawah yang beririgasi menjadi modal untuk padi tetap mendapatkan supply air yang

cukup, sehingga padi tidak cepat kering.

5. Jumlah petani

Petani merupakan input yang tidak bisa dipisahkan dengan input modal dalam proses

produksi. Dalam hal ini jumlah petani pun akan mempengaruhi perubahan jumlah

produksi padi di sektor pertanian Indonesia.

Penelitian kami yang berjudul “Peran Input Physical Capital Terhadap Output Sektor Pertanian (1980-2002)” menggunakan jurnal dari Keith O. Fuglie (2009) sebagai jurnal utama dalam

referensi penelitian dan jurnal yang dibuat oleh Keith O. Fuglie dan D. Schimmelpfenig sebagai

referensi tambahan. Perbedaan antara penelitian Fuglie yang menjadi jurnal referensi utama dengan

penelitian yang kami lakukan adalah penelitian Fuglie (2009) lebih spesifik untuk menganalisis input

(4)

4

Data dan Metode

Dalam penelitian ini, kami menggunakan data sektor pertanian yang merupaka data time

series sebanyak 22 tahun dimulai dari tahun 1980-2002. Data yang digunakan merupakan data

sekunder yang kami dapatkan dari Badan Pusat Statistik (BPS), Food and Agricultural Organization

(FAO), dan Departemen Pertanian (DEPTAN).

Metode analisis yang kami gunakan adalah analisis regresi linier berganda untuk menunjukan

besarnya pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat dengan menggunakan metode estimasi

Ordinary Least Square (OLS). Dalam penelitian ini kami menggunakan lima variabel independen,

diantaranya luas panen sawah, jumlah traktor yang digunakan, jumlah pupuk yang digunakan, luas

sawah yang beririgasi, dan jumlah petani. Variabel jumlah produksi padi merupakan variabel

dependen yang kami ingin analisis perubahannya akibat variabel independen yang berubah. Data pada

variabel-variabel tersebut berbeda satuan untuk memudahkan dalam mengolah data dan interpretasi

hasil akhirnya, variabel independen dan dependen akan ditransformasi sehingga menjadi bentuk

satuan yang sama, yaitu dalam bentuk log natural (Ln).

Pada akhirnya kami menentukan model regresi yang akan kami gunakan :

Y = β0 + β1X1 + β2X2 + β3X3 + β4X4 + β5X5

Pembahasan

Uji Kelayakan OLS

Sebelum melakukan analisis regresi berganda dengan metode estimasi OLS, terlebih dahulu

dilakukan uji asumsi klasik untuk memenuhi syarat. Uji asumsi dilakukan untuk memastikan tidak

ada heteroskedastis, autocorrelation maupun perfect multicollinearity.

1. Multikolineritas

Untuk menemukan ada atau tidaknya multikolineritas, penelitian ini menggunakan correlation matrix

yang menggunakan EViews

Table 1.1

LDLUASPN LDPUPUK LOGLUASLH LOGTRAKTOR LOGPTN

LDLUASPN 1.000000 0.277634 -0.134288 -0.331102 0.029854

LDPUPUK 0.277634 1.000000 -0.113380 -0.028467 0.005153

LOGLUASLH -0.134288 -0.113380 1.000000 0.111360 0.553676

LOGTRAKTOR -0.331102 -0.028467 0.111360 1.000000 -0.133933

(5)

5

Hasil perbandingan terlihat bahwa tidak adanya multikolinieritas sehingga dapat dikatakan

tidak ada hubungan yang kuat antar variabel bebas. Adanya multikolinier ketika terlihat variabel yang

mendekati angka 1 dengan batasan ≥ 0,8.

2. Heteroskedastisitas

Untuk menguji adanya heteroskedastisitas adalah dengan menggunakan white test.

Table 1.2

White Heteroskedasticity Test:

F-statistic 0.873359 Probability 0.570329

Obs*R-squared 8.666508 Probability 0.468610

Hasil uji heterokedasticity membuktikan bahwa kelima variabel independen tidak ada

heteroskedasticity karena nilai observation r-squared (8.666508) lebih besar dari nilai probability

(0.570329).

3. Autocorrelation

Untuk menguji autokorelasi, kami menggunakan Durbin-Watson stat untuk mengukur ada atau

tidaknya autokorelasi antar variabel independen.

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

C -15.90023 1.412449 -11.25721 0.0000

LDLUASPN 0.002414 0.001081 2.233149 0.0393

LDPUPUK 0.000692 0.001062 0.651746 0.5233

LOGLUASLH 0.398940 0.062552 6.377742 0.0000

LOGPTN 2.623332 0.142172 18.45178 0.0000

LOGTRAKTOR 0.012013 0.015536 0.773220 0.4500

R-squared 0.978919 Mean dependent var 17.53131

Adjusted R-squared 0.972718 S.D. dependent var 0.164417

S.E. of regression 0.027157 Akaike info criterion -4.154903

Sum squared resid 0.012538 Schwarz criterion -3.858687

Log likelihood 53.78138 F-statistic 157.8808

Durbin-Watson stat 1.981244 Prob(F-statistic) 0.000000

(6)

6

Hasil uji autocorrelation membuktikan bahwa kelima variabel independen tidak memiliki

autocorrelation, karena dengan data 22 tahun dan 5 variabel independen menghasilkan nilai lower

sebesar 0.8629 dan nilai upper 1.9400, hasil uji yang didapat adalah 1.9812 (lebih besar dari nilai

upper).

Hasil uji regresi linier berganda

Table 1.4

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

C -15.90023 1.412449 -11.25721 0.0000

LDLUASPN 0.002414 0.001081 2.233149 0.0393

LDPUPUK 0.000692 0.001062 0.651746 0.5233

LOGLUASLH 0.398940 0.062552 6.377742 0.0000

LOGPTN 2.623332 0.142172 18.45178 0.0000

LOGTRAKTOR 0.012013 0.015536 0.773220 0.4500

Hasil persamaan regresi :

Jumlah produksi padi = -15,90023+ 0,002414 Luas panen+ 0,000692 Jumlah pupuk+ 0,398940

Luas lahan beririgasi+ 2,623332 Jumlah petani+ 0,012013 Jumlah traktor

 Nilai konstanta (β0) = - 15,90023 menjelaskan bahwa jika semua variabel bebas dianggap

konstan, maka akan menurunkan produksi padi sebesar 15,90023 ton. Hal ini menunjukkan

akan terjadi penurunan produksi padi apabila variabel lainnya dianggap tidak berubah.

 Variabel Luas panen berpengaruh signifikan positif terhadap besarnya produksi padi. Nilai

koefisien β

1 = 0,002414; menjelaskan bahwa apabila variabel independen lainnya tetap, maka

setiap kenaikan 1 hektar lahan panen akan meningkatkan jumlah produksi padi 0,002414 ton.

 Variabel Jumlah pupuk tidak signifikan sehingga dapat dikatakan tidak berpengaruh

terhadap produksi padi. Dalam penelitian ini, penggunaan pupuk masih dinilai fluktuatif dan

tidak semua petani menggunakan pupuk, sehingga tidak terlalu berpengaruh terhadap

pertumbuhan output padi.

 Variabel Luas lahan beririgasi berpengaruh signifikan positif terhadap jumlah produksi

padi. Nilai koefisien β

3 = 0,398940; artinya apabila variabel independen lainnya tetap, maka

setiap penambahan area sawah yang beririgasi sebesar 1 hektar akan menaikkan produksi padi

sebesar 0,398940 ton.

 Variabel Jumlah petani berpengaruh signifikan positif terhadap jumlah produksi padi. Nilai

koefisien β

4 = 2,623332; artinya apabila variabel independen lainnya tetap, maka setiap

(7)

7

 Variabel Jumlah traktor tidak signifikan sehingga dapat dikatakan tidak berpengaruh

terhadap produksi padi. Dalam penelitian ini, dari tahun 1980-2002 sektor pertanian dianggap

masih melakukan proses produksi dengan teknik tradisional, dengan mengandalkan hewan

ternak seperti kerbau untuk membajak sawah, sehingga traktor masih belum berpengaruh

terhadap produktifitas padi.

Kesimpulan

Hasil penelitian ini menunjukan bahwa input physical capital yang berpengaruh signifikan

terhadap pertumbuhan output sektor pertanian dari tahun 1980-2002 adalah luas panen sawah sebagai

modal utama sektor pertanian dalam memproduksi padi, ekstensifikasi lahan menjadi cara yang dapat

meningkatkan produksi padi. Dan input physical capital lain yang berpengaruh signifikan adalah luas

sawah yang beririgasi, artinya semakin banyak area sawah yang beririgasi akan membantu

meningkatkan produksi padi di Indonesia dari tahun 1980-2002. Variabel independen lain yang

berpengaruh signifikan terhadap pertumbuhan produksi padi adalah jumlah petani, jika jumlah petani

ditambah maka akan meningkatkan produksi padi. Variabel yang tidak berpengaruh terhadap

peningkatkan produksi padi adalah jumlah pupuk yang digunakan dan jumlah traktor yang digunakan.

Hasil tersebut disinyalir diakibatkan karena sektor pertanian Indonesia masih menggunakan teknik

tradisional dalam memproduksi padi. Sehingga penggunaan teknologi pupuk dan traktor tidak

berpengaruh dalam peningkatan produksi padi di tahun 1980-2002. Maka pupuk dan traktor tidak bisa

dinyatakan sebagai input physical capital yang berpengaruh signifikan dalam meningkatkan produksi

padi Indonesia.

Dalam penelitian ini, kami menggunakan asumsi bahwa tidak ada perubahan teknologi

dimaksudkan untuk mempermudah penelitian. Dalam penelitian ini, sektor pertanian di Indonesia

dianggap tidak menggunakan teknologi selain penggunaan pupuk, ekstensifikasi lahan panen,

penggunaan irigasi sebagai pengatur supply air, dan penggunaan traktor yang dapat meningkatkan

produksi output sektor pertanian.

Sektor pertanian Indonesia harus meningkatkan penggunaan input physical capital dan

teknologi modern untuk meningkatkan efisiensi produksi output di sektor pertanian, diharapkan akan

terjadi perpindahan tenaga kerja dari tenaga kerja di sektor pertanian ke sektor industri atau jasa.

Sehingga ada transisi dari labour intensive ke capital intensive yang saat ini sudah diterapkan di

(8)

8

Daftar Pustaka

Fuglie, K., O. (2010). Sources of growth in Indonesian agriculture. Journal of production analysis,

33, 225-240. doi: 10.1007/s11123-009-0150-x.

Fuglie, K., & Schimmelpfennig, D. (2010). Introduction to the special issue on agricultural

productivity growth: A closer look at large, developing countries. Journal of Productivity Analysis,

(9)

9

Lampiran Data

Tahun Padi (ton) Luas Panen (ha) Irigasi (1000 ha)

Traktor

(unit) Pupuk (ton) Petani

1980 27993088 7824046 4107 5149 850931 80848

1981 30988801 8191020 4107 3577 997054 82272

1982 31775624 7872600 4107 4159 1082400 83695

1983 33294263 7986909 4107 4340 1049155 85097

1984 36017309 8547125 4107 2178 1285800 86467

1985 37027443 8755721 4107 1907 1298900 87796

1986 37739620 8888012 4107 1727 1366200 89073

1987 37969591 8796321 4106 1852 1467400 90338

1988 39316072 8927374 4300 2220 1585400 91567

1989 42371324 9374956 4387 2300 1469100 92743

1990 42825267 9377514 4410 3365 1609900 93867

1991 42330934 9168502 4410 2500 1551700 94133

1992 45413648 9799107 4410 2700 1697000 94331

1993 45558933 9806895 4415 2200 1557900 94499

1994 43959181 9493966 4415 3200 1649000 94607

1995 46805672 10081220 4420 3257 1844000 94619

1996 48188255 10251393 4428 4562 2084000 94569

1997 46591874 9881764 4772 7130 1706600 94462

1998 46482803 10475562 5015 4400 2120900 94360

1999 48201136 10794211 5260 1250 1925500 94146

2000 49207201 10617600 5500 3500 1964400 93918

2001 47895512 10419375 5745 3350 1953480 93666

Gambar

Table 1.1
Table 1.2 White Heteroskedasticity Test:
Table 1.4 Variable

Referensi

Dokumen terkait

Sintesis dan Karakterisasi Baja Feritik ODS (Oxide Dispersion Strengthened) dengan Variasi Komposisi Cr dan Waktu

 Bagian ini juga memuat dasar teori utama yang berhubungan dengan fungsi sistem atau piranti yang akan digunakan dalam mengimplementasikan rancangan tugas

Berdasarkan hasil dan pembahasan, siswa mengubah pemahaman awalnya setelah diberi ilustrasi, pertanyaan yang sesuai dan konfirmasi dari peneliti, ini berarti

Berdasarkan pengamatan dan analisis diperoleh hasil penelitian sebagai berikut : (1) Respon peserta didik kelas IX-C SMP negeri 5 Subang sangat baik terhadap

Krisis moral yang melanda Indonesia diduga menimbulkan krisi social, ekonomi budaya, politik dan hukum, hal ini melanda semua lapisan masyarakat. Krisis moral juga

 Kita mengimani kebenaran adanya hari akhirat , yaitu hari kiamat, yang tiada kehidupan lain sesudah hari tersebut, ialah ketika umat manusia dibangkitkan kembali untuk

ginms. už kuriuos numatyta bausmė, nesus ij ug· su laisvės atėmimu, išskyrus areštą. Baudž' 1 ia, majame kodekse įvesta nauja sąvoka -ribot. pakaltinamumas, kai asmenį

Berdasarkan angka sementara hasil pencacahan lengkap Sensus Pertanian 2013, jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kabupaten Seram Bagian Barat mengalami