P
P
e
e
n
n
g
g
e
e
l
l
o
o
l
l
a
a
a
a
n
n
S
S
a
a
m
m
p
p
a
a
h
h
P
P
l
l
a
a
s
s
t
t
i
i
k
k
Aneka Kerajinan
dari Sampah Plastik
Penyusun : Edy Hendras Wahyono dan Nano Sudarno Dokumentasi : YPLK3, Yapeka dan beberapa sumber Desain : Nano Sudarno
2
Kata Pengantar
Cagar Biosfer Cibodas ditetapkan pada tahun 1977 oleh UNESCO. Sebagai kawasan inti Cagar Biosfer Cibodas ini adalah kawasan Taman Nasional Gunung Gede Pangrango. Sebagai kawasan peralihan dan kawasan penyangganya adalah kawasan yang ada di sekitarnya yang dibatasi oleh jalan raya yang
menghubungkan 3 (tiga) kota yaitu: Ciawi (Bogor) – Cianjur –
Sukabumi.
Cagar Biosfer mempunyai tujuan untuk mewujudkan
pengelolaan lahan, perairan tawar, laut dan sumber daya hayati secara terpadu, melalui program perencanaan bioregional, yang mengintegrasikan konservasi keanekaragaman hayati ke dalam pembangunan berkelanjutan, yang dapat dicapai melalui pengembangan sistem zonasi yang tepat.
Cagar Biosfer berakar kuat dalam konteks budaya, gaya hidup
tradisional, pelaksanaan rencana tataguna lahan dan
pengetahuan serta kearifan lokal; oleh kerana itu Cagar Biosfer memberikan kontribusi dalam memelihara nilai-nilai budaya dan secara bersamaan melestarikan keanekaragaman hayati.
Seiring dengan pengelolaan dan pengembangan Cagar Biosfer Cibodas, maka diperlukan suatu kegiatan yang dapat mendukung pelaksanaan program tersebut agar tujuan
mempromosikan pembangunan berkelanjutan serta
peningkatan kesejahteraan masyarakat dapat tercapai. Salah satu bentuk kegiatan untuk mencapai tujuan tersebut adalah dengan memberikan pelatihan pengelolaan sampah plastik. Kegiatan ini difasilitasi oleh project ITTO TFL-PD 019/10 Rev.2
M Developi g Collaborative Ma age e t of Cibodas
Biosphere Reserve West Java, Indonesia .
Semoga buku kecil ini dapat bermanfaat bagi penerapan pengelolaan sampah plastik di masyarakat. Amin...
Daftar Isi
Kata Pe ga tar ……… 2
Daftar Isi ……….……….. 3
Pe dahulua ………...……….………..….. 4
1. Sampah Plastik 5
a. Pengertian Sampah 5
b. Jenis dan Karakteristik Sampah 6
c. Sumber – Sumber Sampah 8
d. Pengelolaan sampah 9
2. Daur Ulang Sampah Plastik 15
3. Aneka Kerajinan Dari Sampah Plastik 18
a. Bros Kupu-Kupu 19
b. Tas Mungil 21
c. Lampion Indah 23
Penutup ………..……….. 25
4
Pendahuluan
Kita semua tahu bahwa sampah plastik adalah jenis sampah yang paling sulit diuraikan oleh tanah. Jika Anda membuang sampah plastik hari ini, hingga 80 tahun mendatang pun sampah plastik ini pun belum bisa teruraikan. Padahal, hampir semua produk kebutuhan rumah tangga menggunakan pembungkus plastik. Jadi, terbayang kan berapa banyak sampah plastik terbuang setiap harinya?
Untuk mencegah penumpukan sampah plastik, kita sebenarnya bisa mencoba mengurangi dampak buruknya. Salah satu caranya adalah dengan memanfaatkannya kembali. Sampah plastik bisa diolah menjadi barang-barang bermanfaat, seperti Bros Kupu-kupu, Gantungan Kunci, Dompet Cantik dan Hordeng Ikan-ikanan. Hasilnya, tentunya tak kalah cantik dengan tas-tas berbahan kain.
Sampah Plastik
a.
Pengertian Sampah
Menurut WHO, sampah adalah sesuatu yang tidak digunakan, tidak dipakai, tidak disenangi atau sesuatu yang dibuang berasal dari kegiatan manusia dan tidak terjadi dengan sendirinya (Chandra, 2007) . Banyak sampah organik masih
mungkin digunakan kembali/pendaurulangan (re-using),
walaupun akhirnya akan tetap merupakan bahan/material yang tidak dapat digunakan kembali (Dainur, 1995).
Sampah dalam ilmu kesehatan lingkungan sebenarnya hanya sebagian dari benda atau hal-hal yang dipandang tidak digunakan, tidak dipakai, tidak disenangi, atau harus dibuang,
sedemikian rupa sehingga tidak sampai mengganggu
kelangsungan hidup. Dari segi ini dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud dengan sampah ialah sebagian dari sesuatu yang tidak dipakai, disenangi atau sesuatu yang harus dibuang, yang umumnya berasal dari kegiatan yang dilakukan oleh manusia (termasuk kegiatan industri), tetapi yang bukan
biologis (karena human waste tidak termasuk didalamnya) dan
6
b.
Jenis dan Karakteristik Sampah
b.1. Jenis Sampah
Pada prinsipnya sampah dibagi menjadi sampah padat, sampah cair dan sampah dalam bentuk gas (fume, smoke). Sampah padat dapat dibagi menjadi beberapa jenis yaitu :
1. Berdasarkan zat kimia yang terkandung didalamnya
a. Sampah anorganik misalnya : logam-logam, pecahan
gelas, dan plastik
b. Sampah organik misalnya : sisa makanan, sisa
pembungkus dan sebagainya 2. Berdasarkan dapat tidaknya dibakar
a. Mudah terbakar misalnya : kertas, plastik, kain, kayu
b. Tidak mudah terbakar misalnya : kaleng, besi, gelas
3. Berdasarkan dapat tidaknya membusuk
a. Mudah membusuk misalnya : sisa makanan, potongan
daging
b. Sukar membusuk misalnya : plastik, kaleng, kaca (Dainur,
1995)
b.2. Karakteristik Sampah
1. Garbage yaitu jenis sampah yang terdiri dari sisa-sisa
potongan hewan atau sayuran dari hasil pengolahan yang sebagian besar terdiri dari zat-zat yang mudah membusuk, lembab, dan mengandung sejumlah air bebas.
2. Rubbish terdiri dari sampah yang dapat terbakar atau yang
tidak dapat terbakar yang berasal dari rumah-rumah, pusat-pusat perdagangan, kantor-kantor, tapi yang tidak termasuk garbage.
3. Ashes (Abu) yaitu sisa-sisa pembakaran dari zat-zat yang
mudah terbakar baik dirumah, dikantor, industri.
4. Street Sweeping “a pah Jala a berasal dari
5. Dead Animal Ba gkai Bi ata g yaitu ba gkai-bangkai yang mati karena alam, penyakit atau kecelakaan.
6. Houshold Refuse yaitu sampah yang terdiri dari rubbish,
garbage, ashes, yang berasal dari perumahan.
7. Abandonded Vehicles (Bangkai Kendaraan) yaitu bangkai-
bangkai mobil, truk, kereta api.
8. Sampah Industri terdiri dari sampah padat yang berasal
dari industri-industri, pengolahan hasil bumi.
9. Demolition Wastes yaitu sampah yang berasal dari
pembongkaran gedung.
10. Construction Wastes yaitu sampah yang berasal dari sisa
pembangunan, perbaikan dan pembaharuan gedung-gedung.
11. Sewage Solid terdiri dari benda-benda kasar yang
umumnya zat organik hasil saringan pada pintu masuk suatu pusat pengelolahan air buangan.
12. Sampah khusus yaitu sampah yang memerlukan
8
c.
Sumber
–
Sumber Sampah
Sampah yang ada di permukaan bumi ini dapat berasal dari beberapa sumber berikut :
1. Pemukiman penduduk
Sampah di suatu pemukiman biasanya dihasilkan oleh satu atau beberapa keluarga yang tinggal dalam suatu bangunan atau asrama yang terdapat di desa atau di kota. Jenis sampah yang dihasilkan biasanya sisa makanan dan bahan sisa proses pengolahan makanan atau sampah basah (garbage), sampah kering (rubbsih), perabotan rumah tangga, abu atau sisa tumbuhan kebun. (Dainur, 1995)
2. Tempat umum dan tempat perdagangan
Tempat umum adalah tempat yang memungkinkan banyak orang berkumpul dan melakukan kegiatan termasuk juga tempat perdagangan. Jenis sampah yang dihasilkan dari tempat semacam itu dapat berupa sisa-sisa makanan (garbage), sampah kering, abu, sisa bangunan, sampah khusus, dan terkadang sampah berbahaya.
3. Sarana layanan masyarakat milik pemerintah
Sarana layanan masyarakat yang dimaksud disini, antara lain, tempat hiburan dan umum, jalan umum, tempat parkir, tempat layanan kesehatan (misalnya rumah sakit dan puskesmas), kompleks militer, gedung pertemuan, pantai empat berlibur, dan sarana pemerintah lain. Tempat tersebut biasanya menghasilkan sampah khusus dan sampah kering.
4. Industri berat dan ringan
5. Pertanian
Sampah dihasilkan dari tanaman dan binatang. Lokasi pertanian seperti kebun, ladang ataupun sawah menghasilkan sampah
berupa bahan-bahan makanan yang telah membusuk, sampah
pertanian, pupuk, maupun bahan pembasmi serangga tanaman (Chandra, 2007).
d.
Pengelolaan Sampah
Ada beberapa tahapan di dalam pengelolaan sampah padat yang baik, diantaranya :
1. Tahap pengumpulan dan penyimpanan di tempat sumber Sampah yang ada dilokasi sumber (kantor, rumah tangga, hotel dan sebagainya) ditempatkan dalam tempat penyimpanan sementara, dalam hal ini tempat sampah. Sampah basah dan sampah kering sebaiknya dikumpulkan
dalam tempat yang terpisah untuk memudahkan
pemusnahannya. Adapun tempat penyimpanan sementara (tempat sampah) yang digunakan harus memenuhi persyaratan berikut berikut ini :
a. Konstruksi harus kuat dan tidak mudah bocor
b. Memiliki tutup dan mudah dibuka tanpa mengotori tangan
c. Ukuran sesuai sehingga mudah diangkut oleh satu orang. Dari tempat penyimpanan ini, sampah dikumpulkan kemudian dimasukkan ke dalam dipo (rumah sampah). Dipo ini berbentuk bak besar yang digunakan untuk menampung sampah rumah tangga. Pengelolaanya dapat diserahkan pada pihak pemerintah. Untuk membangun suatu dipo, ada bebarapa persyaratan yang harus dipenuhi, diantaranya :
1. Dibangun di atas permukaan tanah dengan ketinggian
bangunan setinggi kendaraan pengangkut sampah.
2. Memiliki dua pintu, pintu masuk dan pintu untuk
10
3. Memiliki lubang ventilasi yang tertutup kawat halus
untuk mencegah lalat dan binatang lain masuk ke dalam dipo.
4. Ada kran air untuk membersihkan
5. Tidak menjadi tempat tinggal atau sarang lalat atau
tikus.
6. Mudah dijangkau masyarakat
Pengumpulan sampah dapat dilakukan dengan 2 metode :
a. Sistem duet : tempat sampah kering dan tempat
sampah basah
b. Sistem trio : tempat sampah basah, sampah kering dan
tidak mudah terbakar.
2. Tahap pengangkutan
3. Tahap pemusnahan
Di dalam tahap pemusnahan sampah ini, terdapat beberapa metode yang dapat digunakan, antara lain :
a. Sanitary Landfill
Sanitary landfill adalah sistem pemusnahan yang paling baik. Dalam metode ini, pemusnahan sampah dilakukan dengan cara menimbun sampah dengan cara menimbun sampah dengan tanah yang dilakukan selapis demi selapis. Dengan demikian, sampah tidak berada di ruang terbuka dan tentunya tidak menimbulkan bau atau menjadi sarang
binatang pengerat. Sanitary landfill yang baik harus
memenuhi persyatatan yaitu tersedia tempat yang luas, tersedia tanah untuk menimbunnya, tersedia alat-alat besar.
Semua jenis sampah diangkut dan dibuang ke suatu tempat
yang jauh dari lokasi pemukiman. Ada 3 metode yang dapat
digunakan dalam menerapkan teknik sanitary landfill ini,
yaitu:
1. Metode galian parit (trench method)
Sampah dibuang ke dalam galian parit yang memanjang. Tanah bekas galian digunakan untuk menutup parit tersebut. Sampah yang ditimbun dan tanah penutup dipadatkan dan diratakan kembali. Setelah satu parit terisi penuh, dibuat parit baru di sebelah parit terdahulu. 2. Metode area
Sampah yang dibuang di atas tanah seperti pada tanah rendah, rawa-rawa, atau pada lereng bukit kemudian ditutup dengan lapisan tanah yang diperoleh dari tempat tersebut.
3. Metode ramp
Metode ramp merupakan teknik gabungan dari kedua metode di atas. Prinsipnya adalah bahwa penaburan lapisan tanah dilakukan setiap hari dengan tebal lapisan sekitar 15 cm di atas tumpukan sampah. Setelah lokasi sanitary landfill yang terdahulu stabil, lokasi tersebut
dapat dimanfaatkan sebagai sarana jalur hijau
12
b. Incenaration
Incenaration atau insinerasi merupakan suatu metode pemusnahan sampah dengan cara membakar sampah secara besar-besaran dengn menggunakan fasilitas pabrik. Manfaat sistem ini, antara lain :
1. Volume sampah dapat diperkecil sampai sepertiganya. 2. Tidak memerlukan ruang yang luas.
3. Panas yang dihasilkan dapat dipakai sebagai sumber uap. 4. Pengelolaan dapat dilakukan secara terpusat dengan jadwal jam kerja yang dapat diatur sesuai dengan kebutuhan.
Adapun kerugian yang ditimbulkan akibat penerapan metode ini : biaya besar, lokalisasi pembuangan pabrik sukar didapat karena keberatan penduduk.
Peralatan yang digunakan dalam insenarasi, antara lain : 1. Charging apparatus
Charging apparatus adalah tempat penampungan sampah yang berasal dari kendaraan pengangkut sampah. Di tempat ini sampah yang terkumpul ditumpuk dan diaduk.
2. Furnace
Furnace atau tungku merupakan alat pembakar yang dilengkapi dengan jeruji besi yang berguna untuk
mengatur jumlah masuk sampah dan untuk
memisahkan abu dengan sampah yang belum terbakar. Dengan demikian tungku tidak terlalu penuh. 3. Combustion
Combustion atau tungku pembakar kedua, memiliki nyala api yang lebih panas dan berfungsi untuk membakar benda-benda yang tidak terbakar pada tungku pertama.
4. Chimmey atau stalk
Chimmey atau stalk adalah cerobong asap untuk
mengalirkan asap keluar dan mengalirkan udara ke dalam
Miscellaneous features adalah tempat penampungan sementara dari debu yang terbentuk, yang kemudian diambil dan dibuang (Chandra, 2007).
c. Composting menghasilkan bahan berupa kompos atau pupuk hijau (Dainur, 1995). Berikut tahap-tahap di dalam pembuatan kompos:
1. Pemisahan benda-benda yang tidak dipakai sebagai pupuk seperti gelas, kaleng, besi dan sebagainya.
2. Penghancuran sampah menjadi partikel-partikel yang lebih kecil (minimal berukuran 5 cm)
3. Penyampuran sampah dengan memperhatikan kadar karbon dan nitrogen yang paling baik (C:N=1:30)
4. Penempatan sampah dalam galian tanah yang tidak begitu dalam. Sampah dibiarkan terbuka agar terjadi proses aerobik.
5. Pembolak-balikan sampah 4-5 kali selama 15-21 hari agar pupuk dapat terbentuk dengan baik.
d. Hog Feeding
14
e. Discharge to sewers
Sampah dihaluskan kemudian dimasukkan ke dalam sistem pembuangan air limbah. Metode ini dapat efektif asalkan sistem pembuangan air limbah memang baik.
f. Dumping
Sampah dibuang atau diletakkan begitu saja di tanah lapangan, jurang atau tempat sampah.
g. Dumping in water
Sampah dibuang ke dalam air sungai atau laut. Akibatnya, terjadi pencemaran pada air dan pendangkalan yang dapat menimbulkan bahaya banjir. (Mukono, 2006)
h. Individual Incenaration
Pembakaran sampah secara perorangan ini biasa dilakukan oleh penduduk terutama di daerah pedesaaan.
i. Recycling
Pengolahan kembali bagian-bagian dari sampah yang masih dapat dipakai atau di daur ulang. Contoh bagian sampah yang dapat di daur ulang, antara lain plastik, kaleng, gelas, besi, dan sebagainya.
j. Reduction
Metode ini digunakan dengan cara menghancurkan sampah (biasanya dari jenis garbage) sampai ke bentuk yang lebih kecil, kemudian di olah untuk menghasilkan lemak.
k. Salvaging
Daur Ulang Sampah Plastik
Nama plastik mewakili ribuan bahan yang berbeda sifat fisis, mekanis, dan kimia. Secara garis besar plastik dapat digolongkan menjadi dua golongan besar, yakni plastik yang
bersifat thermoplastic dan yang bersifat thermoset.
Thermoplastic dapat dibentuk kembali dengan mudah dan
diproses menjadi bentuk lain, sedangkan jenis thermoset bila
telah mengeras tidak dapat dilunakkan kembali. Plastik yang paling umum digunakan dalam kehidupan sehari-hari adalah dalam bentuk thermoplastic.
Seiring dengan perkembangan teknologi, kebutuhan akan plastik terus meningkat. Data BPS tahun 1999 menunjukkan
16
sedangkan pada tahun 1999 sebesar 182.523,6 ton, sehingga dalam kurun waktu tersebut terjadi peningkatan sebesar 34,15%. Jumlah tersebut diperkirakan akan terus meningkat pada tahun-tahun selanjutnya. Sebagai konsekuensinya, peningkatan limbah plastikpun tidak terelakkan. Menurut Hartono (1998) komposisi sampah atau limbah plastik yang dibuang oleh setiap rumah tangga adalah 9,3% dari total sampah rumah tangga. Di Jabotabek rata-rata setiap pabrik menghasilkan satu ton limbah plastik setiap minggunya. Jumlah tersebut akan terus bertambah, disebabkan sifat-sifat yang dimiliki plastik, antara lain tidak dapat membusuk, tidak terurai secara alami, tidak dapat menyerap air, maupun tidak dapat berkarat, dan pada akhirnya akhirnya menjadi masalah bagi lingkungan. (YBP, 1986).
Plastik juga merupakan bahan anorganik buatan yang tersusun dari bahan-bahan kimia yang cukup berahaya bagi lingkungan.
Limbah daripada plastik ini
sangatlah sulit untuk diuraikan secara alami. Untuk menguraikan
sampah plastik itu sendiri
membutuhkan kurang lebih 80 tahun agar dapat terdegradasi
Bayangkan saja jika kita berbelanja makanan di warung tiga kali sehari berarti dalam satu bulan satu orang dapat menggunakan 90 kantung plastik yang seringkali dibuang begitu saja. Jika setengah penduduk Indonesia melakukan hal itu maka akan terkumpul 90×125 juta=11250 juta kantung plastik yang mencemari lingkungan. Berbeda jika kondisi berjalan sebaliknya yaitu dengan penghematan kita dapat menekan hingga nyaris 90% dari total sampah yang terbuang percuma. Namun fenomena yang terjadi adalah penduduk Indonesia yang masih malu jika membawa kantung plastik kemana-mana. Untuk informasi saja bahwa di supermarket negara China, setiap pengunjung diwajibkan membawa kantung plastik sendiri dan apabila tidak membawa maka akan dikenakan biaya tambahan atas plastik yang dikeluarkan pihak supermarket.
Pemanfaatan limbah plastik merupakan upaya menekan pembuangan plastik seminimal mungkin dan dalam batas
tertentu menghemat sumber daya dan mengurangi
18
Aneka Kerajinan Dari Sampah
Plastik
Kemasan plastik tidak
selalu berakhir menjadi sampah. Kemasan plastik bisa dirangkai jadi aneka
kerajinan cantik. Kita
semua tahu bahwa
sampah plastik adalah jenis sampah yang paling sulit diuraikan oleh tanah.
Jika Anda membuang
sampah plastik hari ini, hingga 80 tahun mendatang pun sampah plastik ini pun belum bisa teruraikan. Padahal, hampir semua produk kebutuhan rumah tangga menggunakan pembungkus plastik. Jadi, terbayang kan berapa banyak sampah plastik terbuang setiap harinya?
Untuk mencegah penumpukan sampah plastik, kita sebenarnya bisa mencoba mengurangi dampak buruknya. Salah satu caranya adalah dengan memanfaatkannya kembali. Sampah plastik bisa diolah menjadi aneka kerajinan cantik. Hasilnya tak kalah cantik dengan kerajinan berbahan kain.
Dengan membuat aneka kerajinan cantik berbahan kemasan plastik ini, Anda bisa mendapat dua manfaat. Selain mendapat aneka kerajinan cantik, Anda pun sudah turut berpartisipasi menyelamatkan lingkungan dari ancaman sampah plastik. Berikut adalah uraian dalam proses pembuatan kerajinan dari sampah plastik :
a.
Bros Kupu-Kupu
Cara Pembuatan Kupu-kupu Plastik
Bahan
Plastik bekas Benang
Peniti bros / magnet
Peralatan yang Dibutuhkan Gunting
Lem tembak
Tata cara pembuatan
1. Potong pinggiran plastik kemasan
agar menjadi lembaran tunggal
2. Lembaran plastik pertama
Lipat menjadi empat bagian, kemudian gunting
20
3. Lipatan kedua
Lembaran plastik kedua dilipat menjadi empat bagian, kemudian digunting agak bulat dan dilipat menjadi lipatan kecil.
4. Gabungkan plastik yang pertama
dengan plastik yang kedua dengan menggunakan benang jahit
5. Lembaran plastik ke tiga
Lipat menjadi dua bagian, guntung 3 bulatan dengan bagian tengah yang memanjang dan salah satu
ujungnya dibentu menyurupai
antene kupu-kupu .
Bagian ini merupakan badan dari kupu-kupu
6. Tempelkan bagian badan kupu-kupu di tengah atas
bentangan sayap dengan bantuan lem tembak
7. Di belakang badan kupu-kupu bisa
b.
Tas Mungil
Cara Pembuatan Tas Mungil
Bahan:
4 kemasan plastik 450 ml dengan corak dan warna yang senada (2 buah untuk sisi depan dan belakang, 2 buah lagi untuk sisi kiri dan kanan).50cm bisban dengan ukuran lebar 3cm untuk tali tas.
1m bisban dengan ukuran lebar 2cm. 4cm perekat
30cm renda katun sebagai pemanis.
Peralatan yang Dibutuhkan Gunting
Jarum (ukuran 16) dan benang jahit berwarna senada.
Tata cara pembuatan
1. Bersihkan kemasan plastik dari segala noda dan kotoran.
22
2. Gunting dua buah kemasan dengan ukuran yang diinginkan.
Usahakan potongan kedua kemasan plastik memiliki ukuran yang sama.
3. Gunting dua kemasan lain (untuk sisi kiri dan kanan)
menjadi dua bagian lebarnya (7cm). Jahit bisban pada sisi lebar masing-masing kemasan yang sudah dipotong.
4. Pasang dan jahit perekat, dengan menggunakan mesin jahit,
pada bagian dalam masing sisi depan dan belakang.
5. Pasang dan jahit bisban lebar 3cm pada bagian permukaan
plastik (sisi depan dan belakang), sebagai tali tas.
6. Kemudian pasang dan jahit renda katun sekaligus bisban
pada sisi atas lembar kemasan plastik. Lakukan langkah ini pada kemasan plastik untuk sisi depan dan belakang.
7. Sambungkan kedua kemasan plastik yang sudah dipotong
berukuran 7cm (untuk sisi kiri dan kanan tas). Sehingga membentuk lembaran panjang.
8. Hubungkan dan sambung dengan jahitan mesin, bagian tadi
(no.7) dengan lembaran plastik untuk sisi depan dan belakang.
9. Lalu pasang bisban pada seluruh tepinya. Jadilah sebuah tas
c.
Lampion Indah
Cara Pembuatan lampion Indah
Bahan
Botol Plastik bekas
Peralatan yang Dibutuhkan Gunting
Pisau Cutter Lem tembak Spidol
Penggaris Ampelas
Tata cara pembuatan
1. Garisi bagian lekukan dasar botol
2. Potong bagian yang sudah digarisi dengan hati-hati
3. Lepas bagian dasar botol
4. Pada bagian lingkaran
atas dan bawah botol, tandai dengan titik berjarak 1 cm
5. Titik lingkaran atas
24
menggunakan pisau dan dibantu dengan gunting
7. Tekan ujung bawah dan
ujung atas dan akan
menghasilkan sayatan
botol yang berkembang
8. Mulut botol dibalik dan
disatukan dengan dasar
botol yang sudah
dipotong dengan menggunakan lem tembak
9. Hasilnya, botol dapat berdiri
10.Terakhir, berilah warna
sesuai selera dengan
menggunakan cat
semprot dan pasanglah dudukan lampu
Penutup
Belajar dari pengalaman, merupakan suatu pembelajaran dalam menangani berbagai pemasalahan yang timbul dan tenggelam dalam kehidupan masyarakat. Pelaksanaan sampah plastik menjadi aneka kerajinan, tentunya dapat diharapkan berdampak kepada pendapatan alternatif masyarakat desa.
Semoga dengan penerapan aneka kerajinan dari sampah plastik, lingkungan di wilayah penyangga kawasan Taman Nasional Gunung Gede Pangrango dapat bersih lingkungannya dari sampah plastik. Dan tentunya akan dapat berdampak kepada peningkatan pendapan masyarakatnya.
26
Daftar Pustaka
1.
http://griyagawe.com/2010/02/fajar-purwaningsih-perajin-sampah-daur-ulang/.
http://dablugen.blogspot.com
2. http://bulekbasandiang.wordpress.com
3. Yapeka, Agustus 2011.Laporan program pengelolaan