MAKALAH EPIDEMIOLOGI GIZI
UNIVERSITAS ANDALAS
HUBUNGAN KAUSAL DALAM EPIDEMIOLOGI GIZI
Oleh :
NURDAFRIKA RAHMADIANA
No. BP. 1210336044
Diajukan untuk memenuhi tugas
mata kuliah Epidemiologi Gizi
FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS ANDALAS
i
KATA PENGANTAR
Puji dan Syukur Penulis panjatkan ke Hadirat Allah SWT. yang telah memberikan kesehatan serta kesempatan untuk menyusun makalah ini. Tak luput pula Shalawat beriring Salam Penulis hadiahkan untuk Nabi Besar Muhammad SAW. karena berkat Beliaulah Kita bisa menikmati keindahan dunia yang penuh ilmu pengetahuan dan kemajuan teknologi. Tak lupa juga Penulis berterimakasih kepada Dosen Pengampu, dr. Fauziah Elytha, MSc yang dengan ketulusan dan dengan keikhlasan hatinya senantiasa membimbing Penulis dalam mengikuti perkuliahan dan menyelesaikan tugas ini. Penulis juga berterimakasih kepada semua pihak dan teman-teman yang membantu proses penyelesaian makalah ini.
Makalah ini membahas tentang Hubungan Kausal dalam Epidemiologi Gizi. Tujuan penulisan makalah ini adalah agar pembaca dapat lebih memahami tentang epidemiologi gizi, hubungan asosiasi dan kausalitas dalam epidemiologi gizi, serta kriteria kausalitas yang dikemukakan oleh Bradford Hill.
Semoga makalah ini dapat dipergunakan dengan baik. Jika ada kesalahan dalam penyusunan makalah ini, Penulis mohon dimaklumi, dan Penulispun mengharapkan kritik dan saran yang tentunya dapat menyempurnakan makalah ini.
Padang, September 2013
ii DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ... i
DAFTAR ISI ... ii
BAB 1 : PENDAHULUAN ...1
1.1 Latar Belakang ...1
1.2 Perumusan Masalah...1
1.3 Tujuan Penelitian ...1
1.3.1 Tujuan Umum ...1
1.3.2 Tujuan Khusus ...1
1.4 Ruang Lingkup Penelitian ...2
BAB 2 : TINJAUAN PUSTAKA ...3
2.1 Epidemiologi Gizi ...3
2.2 Hubungan Asosiasi dalam Epidemiologi Gizi ...3
2.2.1 Hubungan Statistik (3) ...3
2.2.1.1 Ada asosiasi staistik ...3
2.2.1.2 Tidak ada asosiasi statistik ...3
2.2.2 Hubungan Kausal ...3
2.2.2.1 Ada hubungan kausal ...3
2.2.2.2 Tidak ada hubungan kausal ...4
2.3 Hubungan Kausal dalam Epidemiologi Gizi (2) ...4
iii
BAB 3 : PENUTUP ...8
3.1 Kesimpulan ...8
3.2 Saran ...8
1
BAB 1 :PENDAHULUAN
Latar Belakang 1.1
Epidemiologi banyak digunakan dalam analisis masalah gizi masyarakat.
Masalah ini erat hubungannya dengan berbagai factor yang menyangkut pola hidup
masyarakat. Pendekatan masalah gizi masyarakat melalui epidemiologi gizi
bertujuan untuk menganalisis berbagai factor yang berhubungan erat denngan
timbulnya masalah gizi masyarakat. Penanggulangan masalah gizi masyarakat yang
disertai denngan surveilans gizi lebih mengarah kepada penanggulangan berbagai
faktor yang berkaitan erat dengan timbulnya masalah tersebut dalam masyarakat dan
tidak hanya terbatas padea sasaran individu atau lingkungan keluarga saja.
Dari berbagai contoh ruang lingkup penggunaan epidemiologi tersebut,
memperjelas bahwa disiplin ilmu epidemiologi sebagai dasar filosofi dalam usaha
pendekatan analisis masalah yang timbul dalam masyarakat.
Perumusan Masalah 1.2
Bagaimana hubungan kausalitas dalam epidemiologi gizi masyarakat?
Tujuan Penelitian 1.3
1.3.1Tujuan Umum
Mengetahui hubungan kausalitas dalam epidemiologi gizi masyarakat.
1.3.2Tujuan Khusus
1. Mengetahui pengertian epidemiologi gizi.
2. .Mengetahui hubungan asosiasi dalam epidemiologi gizi.
2
Ruang Lingkup Penelitian 1.4
Makalah ini membahas tentang hubungan kausalitas dalam epidemiologi gizi,
yaitu tentang pengertian epidemiologi gizi, hubungan asosiasi dan hubungan kausal
3
BAB 2 :TINJAUAN PUSTAKA
Epidemiologi Gizi 2.1
Epidemiologi gizi merupakan penerapan teknik epidemiologi dalam upaya
memahami penyebab (kausa) pemyakit di dalam populasi yang terpajan dengan satu
atau lebih faktor gizi yang diyakini sangat penting. Epidemiologi dalam ilmu gizi
bertujuan untuk : menguraikan distribusi, pola dan luas penyakit pada populasi
manusia; memahami mengapa penyakit lebih sering terjadi pada sebagian kelompok
atau orang; memberikan informasi yang diperlukan untuk mengelola dan
merencanakan pelyanan bagi pencegahan, pengendalian dan penanganan penyakit. (1)
Hubungan Asosiasi dalam Epidemiologi Gizi 2.2
Hubungan asosiasi dalam epidemiologi adalah hubungan keterikatan atau
saling pengaruh antara dua atau lebih variable, hungan tersebut dapat beruoa
hubungan sebab akibat atau bukan hubungan sebab akibat.(2)
2.2.1Hubungan Statistik (3) 2.2.1.1Ada asosiasi staistik
Ditemukan adanya hubungan yang bermakna setelah dilakukan uji statistik.
2.2.1.2Tidak ada asosiasi statistik
Setelah dilakukan uji statistik, tidak ditemukan adanya hubungan.
2.2.2Hubungan Kausal 2.2.2.1Ada hubungan kausal
1. Permanen
4
2. Temporal
Faktor penyebab bersifat sementara, sewaktu-waktu dapat berubah, atau
hilang dengan sendirinya.
2.2.2.2 Tidak ada hubungan kausal
Tidak ada hubungan kausal, baik secara uji statistik,maupun uji laboratorium.
Hubungan Kausal dalam Epidemiologi Gizi (2) 2.3
Hubungan kausal adalah hubungan antara dua atau lebih variable, dimana
salah satu atau lebih variable tersebut merupakan variabel penyebab kausal (primer
dan sekunder) terhadap terjadinya variabel lainnya sebagai hasil akhir dari suatu
proses terjadinya penyakit.
Dalam menilai hubungan kausal tersebut di atas, maka ada tiga faktor penting
yang harus dijumpai pada hubungan kausal, yakni :
1. Faktor keterpaparan memegang peranan penting dalam timbulnya
penyakit
2. Setiap perubahan pada variabel yang merupakan unsur penyabab akan
diikuti oleh perubahan pada variabel lainnya sebagai akibat/hasil akhir
proses
3. Hubungan antara timbulnya penyakit (hasil akhir) serta proses
keterpaparan tidak tergantung atau tidak harus dipengaruhi oleh faktor
lainnya diluar variabel hubungan tersebut.
Dalam menilai hasil suatu pengamatan terutama dalam analisis epidemiologi
untuk menentukan hubungan sebab akibat serta faktor penyebab terjadinya penyakit,
5
Untuk menilai hubungan asosiasi dari suatu hasil pengamatan, perlu
diperhatikan berbagai hal berikut :
1. Perlu dianalisis secara cermat apakah hubungan asosiasi tersebut masuk
akal atau tidak. Umpanya pada suatu penelitian dijumpai bahwa secara
statistic ada hubungan yang erat antara panjang rambut dengan kanker
payudara.
2. Perlu dianalisis apakah hubunga semua asosiasi yang dijumpai pada
pengamatan cukup kuat, sehingga memiliki kemaknaan secara biologis.
3. Hubunga asosiasi yang diamati harus didukung oleh uji statistic yang
sesuai
4. Perlu diperhatikan apakah hubungan asosiasi dari suatu pengamatan
epidemiologi tidak dipengaruhi oleh gaktor kesalahan atau bias atau
timbul karena adanya hubungan asosiasi semu
5. Perlu dianalisis apakah hubungan asosiasi dari hasil pengamatan
epidemiologi tidak dipengaruhi oleh faktor lain dimana faktor tersebut
ikut mempengaruhi nilai risiko yang mendorong timbulnya hubungan
asosiasi tersebut.
2.3.1Kriteria Kausalitas Menurut Bradford Hill (1, 4)
Hill merupakan orang pertama yang menyususn perangkat standar yang
sistematik untuk kualitas. Peneliti lainnya memperluas karya Hill tersebut. Hal-hal
berikut ini perlu dipertimbangkan ketika akan menetapkan kausalitas :
1. Kekuatan
Korelasi yang kuat cenderung bersifat kausal sementara kebalikannya
6
2. Temporalitas
Ada anggapan bahwa kausa (sebab) mendahului efek (akibat). Namun
demikian, keadaan saat kausa yang dicurigai baru timbul setelah outcome
-nya muncul (misal-nya kadar kolesterol yang sangat tinggi baru terjadi
setelah serangan infark miokard) tidak berarti bahwa faktor yang
umumnya dipertimbangkan tidak berperan ketika diukur dalam kondisi
yang lain.
3. Dose response/efek dosis-respon
Ketika pajanan meningkat, kemungkinan terujadinya hasil akhir
(outcome) juga meningkat.
4. Reversibilitas
Penurunan pajanan terhadap kausa diikuti penurunan kejadian penyakit
5. Konsistensi
Jika kondisi yang sama terus terlihat pada sejumlah populasi yang
berbeda berdasarkan tipe-tipe penelitian epidemiologi yang berbeda, hal
ini memberikan bobot kepada pandangan kausalitas. Namun demikian,
kurangnya konsistensi tidak menyingkirkan korelasi yang mungkin hanya
terdapat pada keadaan-keadaan yang special.
6. Biological plausibility
Harus ada penjelasan yang rasional untuk korelasi yang terlihat antara
pajanan dan outcome. Namun demikian, kurangnya penjelasan yang
masuk akal (plausible explanation) tidak selalu berarti bahwa korelasi
tersebut bukan kausal, hal ini semata-mata berarti bahwa mekanisme yang
7
7. Specificity
Yaitu satu penyebab menimbulkan satu efek. Hill berargumen bahwa
spesifisitas merupakan unsur yang penting, tetapi Rothman dan Greenland
menganggap kriterian tersebut memiliki nilai yang kecil dalam
memahami penyakit yang kausalitasnya lebih dari satu, karena satu
pajanan (mis. Kebiasaan merokok) dapat menimbulkan banyak efek.
8. Analogy
Yaitu hubungan sebab akibat sudah terbukti untuk penyabab atau
8
BAB 3 :PENUTUP
Kesimpulan 3.1
Epidemiologi gizi merupakan penerapan teknik epidemiologi dalam
memahami pemenyebab penyakit dalam populasi terpajan dengan satu atau lebih
faktor gizi.
Hubungan asosiasi dalam epidemiologi terbagi atas hubungan statistik dan
hubungan kausal.
Hubungan kausal dalam epidemiologi gizi terdiri atas hubungan permanen
(bersifat tetap) dan hubungan temporal (sementara). Dalam menetapkan suatu
kausalitas, Bradford Hill menyusun perangkat standar yang sistematik untuk kualitas,
yaitu kekuatan, temporalitas, dosis-respon, reversibilitas, konsistensi, biological
plausibility, specificity dan analogy.
Saran 3.2
Disarankan dalam menentukan kualitas suatu kausalitas, hendaknya
memerhatikan standar yang telah disusun oleh Bradford Hill. Karena standar ini juga
DAFTAR PUSTAKA
1. J M, Gibney, Margetts BM, Kerney JM, Arab L. Gizi Kesehatan Masyarakat. Oxford: EGC; 2009.
2. Sehat Online. Hubungan Asosiasi dalam Epidemiologi. 2013.
3. Ruspita. Hubungan Sebab Akibat menurut Epidemiologi. wordpress.com; 2012.