• Tidak ada hasil yang ditemukan

fungsi kognitif dan gangguan psikologi

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "fungsi kognitif dan gangguan psikologi"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

Fungsi Kognitif 14.1 Lateralisasi Fungsi

A. Handedness dan Genetikanya

Lebih dari 90% seluruh manusia merupakan manusia kinan dengan menggunakan tangan kanan untuk menulis dan sebagainya. Sementara sisanya 9-10% seluruh manusia merupakan manusia kidal, menggunakan tangan kiri untuk aktivitasnya. Manusia menjadi kinan atau kidal karena adanya kerusakan atau gangguan pada belahan otak kiri pada saat kelahiran atau ketika bayi. Jika seluruh gen manusia dominan yang menghasilkan untuk handedness dengan putaran rambut, mengatur seseorang memiliki “handedness acak dan arah putaran acak” Persentase untuk memiliki kedua gen tersebut adalah 42% x 42% atau hampir mendekati 18%. Hipotesis tersebut masuk akal, karena terdapat fakta bahwa pasangan orang tua kidal dapat memiliki anak kinan. Hipotesis tersebut menjadi dasar bahwa kembar monozigot terkadang memiliki handedness berbeda, satu kinan dan satu kidal

B. Belahan Otak Kiri dan Kanan

Belahan otak kiri hanya melihat sisi kanan dunia, sedangkan belahan otak kanan hanya melihat sisi kiri dunia. Penelitian membandingkan anatomi (vertebrata dan avetebrata) bukti lebih tepat bahwa tubuh kita berkebalikan secara relatif dengan tubuh serangga. Belahan otak kanan dan kiri bertukar informasi yang diberi nama korpus kalosum serta melalui komisura anterior, komisura lipokampus dan beberapa komisura kecil lainnya. Informasi yang pada awalnya masuk ke salah satu belahan otak akan melintas ke belahan otak yang berlawanan dengan penundaan yang singkat. Pada sebagian besar manusia, belahan otak kiri terspesialisasi untuk bahasa, sedangkan fungsi belahan otak kanan sulit untuk diringkas. C. Hubungan Visual dan Auditori ke Belahan Otak

Kedua belahan otak terhubung dengan otak sedemikian rupa sehingga tiap belahan otak mendapat input dari sisi berlawanan dunia visual. Mata manusia tidak terhubung dengan otak seperti kedua mata kita menghadap kedepan. Anda dapat melihat sisi kiri dunia sama baiknya dengan mata kanan ataupun mata kiri. Sistem auditori tersusun dengan cara yang berbeda.

D. Pemotongan Korpus Kalosum

Kerusakan pada korpus kalosum mencegah terjadinya pertukaran informasi antar kedua belahan otak. Terkadang dokter bedah merusak korpus kalosum sebagai bagian terapi epilepsi parah jika penderita epilepsi mengalami kejang-kejang maka dokter melakukan pembedahan untuk menghilangkan sumber serangan epilepsi (fokus) yang ada di otak. E. Perkembangan Lateralisasi dan Handedness

Sebagian besar manusia dipengaruhi oleh belahan otak kiri. Sudah sewajarnya jika kita bertanya apakah kedua belahan otak secara anatomi berbeda?

(2)

Otak manusia telah terspesialisasi untuk memperhatikan suara bahasa mulai dari awal perkembangan. Ukuran planum temporal antara belahan otak kiri dan kanan sedikit lebih besar pada individu yang sangat kinan. Sandra Witelson memeriksa otak bayi yang meninggal sebelum usia 3 bulan meneliti bahwa ukuran planum temporal kiri lebih besar daripada yang kanan ditemukan pada 12 dari 14 bayi.

2. Pendewasaan Korpus Kalosum

Korpus kalosum mengalami pendewasaan secara bertahap selama 5-10 tahun awal kehidupan manusia. Korpus kalosum telah cukup mengalami pendewasaan antara umur 3-5 tahun.

3. Perkembangan Tanpa Korpus Kalosum

Manusia yang dilahirkan tanpa korpus kalosum, berbeda dengan manusia yang mengalami pemotongan korpus kalosum dalam dua hal. Pertama sudah pasti mempengaruhi perkembangan otak dengan cara lain. Kedua ketiadaan korpus kalosum memicu area otak lain mengembangkan abnormalitasnya.

4. Belahan Otak, Handedness, dan Dominasi untuk Bahasa

Lebih dari 95% belahan otak kiri orang kinan memperlihatkan kemampuan berbahasanya. Sebagian besar individu kidal kemampuan bahasa dibelahan otak kiri, sebagian lagi berada di belahan otak kanan, atau campuran dari dominasi yang ada di belahan otak kiri dan otak kanan.

5. Pemulihan Bicara Setelah Kerusakan Otak

Setelah terjadi kerusakan otak yang menggangu bahasa. Umur adalah satu faktor. Faktor lain yang mempengaruhi pemulihan bahasa setelah terjadinya kerusakan otak adalah bagaimana bicara dilateralisasi pada individu.

F. Menghindari Pernyataan Berlebihan

Sebagian besar kegiatan membutuhkan kerja sama kedua belahan otak. 14.2 Evolusi dan Fisiologi Bahasa

Bahasa manusia berbeda dari bentuk komunikasi lainnya karena produktivitasnya yaitu sebuah kemampuan menghasilkan sinyal baru mewakili ide yang baru.

A. Prekurso Bahasa pada Spesies Bukan Manusia

Kita menduga bahwa bahasa merupakan modifikasi dari sesuatu yang dapat kita lacak yaitu simpanse. Setelah gagalnya mengajak simpanse untuk berbicara, peneliti berhasil mengajarkan American Sign Language. Simpanse belajar untuk menekan simbol untuk mengetik pesan pada sebuah komputer misal “mesin tolong beri apel” atau “tolong bagi coklatmu” (ke simpanse lain)”

(3)

diberi kesempatan untuk menggunakan papan simbol dengan cepat bayi bonono menguasainya. Peneliti menyadari bahwa Kanzi memahami bahasa lisan cukup banyak.

B. Bagaimana Manusia Mengevolusikan Bahasa? Terdapat dua kategori yaitu :

1. Bahasa sebagai produk kecerdasan secara keseluruhan

Manusia memiliki otak yang besar sehingga dapat mengembangkan kecerdasan yang tinggi dan bahasa hanya produk sampingan dari peningkatan kecerdasan yang tidak disengaja yang menghadapi banyak problem, pertama : manusia dengan ukuran otak normal dan gangguan bahasa, kedua : Sindrom Williams

2. Manusia mengevolusi bahasa sebagai bagian tambahan dari otak

C. Kerusakan Otak dan Bahasa

Bagaimana studi terhadap penderita kerusakan otak? Afasia Broca (Afasia Tidak Lancar)

Paul Broca meneliti pasien bisu selama 30 tahun yang meninggal dunia 5 hari menemukan kerusakan pada bagian lobus frontal pada korteks serebrum sebelah kiri didekat korteks motor yang disebut area broca. Kesulitan pembentukan bahasa, penderita afasia broca berbicara pelan dan mereka kesulitan menulis serta menghasilkan bahasa isyarat. Permasalahan dalam pemahaman kata-kata dan peranti tata bahsa

Afasia Wernicke (Afasia Lancar)

Carl Wernicke mengungkapkan bahwa kerusakan korteks temporal belahan otak kiri menyebabkan gangguan bahasa yang berbeda (dari afasia broca). Kerusakan disekitar area Wernicke terletak didekat dibagian auditori korteks serebrum yang ditandai dengan gangguan pada kemampuan untuk mengingat nama dan objek dan pemahaman bahasa lebih dikenal dengan afasia lancar karena penderita masih dapat berbicara dengan lancar.

D. Disleksia

Adalah gangguan spesifik terhadap kemampuan membaca seseorang Disleksia lebih banyak terjadi pada anak laki-laki daripada anak perempuan. Penderita disleksia lebih memiliki korteks serebrum yang bilateral simentris, sementara orang normal memiliki planum temporal berukuran lebih besar pada belahan otak kiri.

14.3 Perhatian

Apa maknanya jika seseorang menderita kurangnya perhatian? A. Perubahan Respons Otak

(4)

stimulus mana yang akan ditingkatkan responnya, diperhatikan atau disadari? Terkadang jawabannya berkaitan dengan intensitas stimulus, kemiripan dengan stimulus lain yang pernah menjadi penting di masa lalu atau karateristik lain stimulus itu sendiri. Pada sebuah studi memperhatikan sebuah layar dimunculkan X atau O pada layar, sementara individu lain akan mendengan O atau X. Tugas mereka adalah untuk menyebut secepat mungkin huruf yang mereka dengar dan mengabaikan petunjuk visual yang telah ditampilkan. Mereka memberi respon yang lebih cepat apabila huruf yang mereka lihat sama dengan huruf yang mereka dengar Korteks auditori memberikan respon yang lebih tinggi misal mendengar “O” ketika melihat “X” artinya otak akan meningkatkan responnya ketika seseorang memperhatikan suara dan terhadap gangguan.

B. Pengabaian

Penderita kerusakan belahan otak kanan memperlihatkan adanya pengabaian spasial yang meluas yaitu kecenderungan untuk mengabaikan sisi kiri tubuh dan sekitarnya atau sisi kiri sebuah objek. Sebagai contoh apakah nilai tengah antara 11 dan 19? Jawabannya yang benar 15, teapi penderita pengabaian menjawab 17. Beberapa prosedur dapat meningkatkan perhatian sisi yang terabaikan. Pertama, mintalah ke penderita untuk melihat sisi yang terabaikan. Kesimpulannya adalah bahwa pengabaian tidak disebabkan hilangnya sensasi, melainkan kesulitan mengalihkan ke sisi kiri.

C. Gangguan Pemusatan Perhatian dan Hiperaktivitas

Attention Deficit Hyperactivity Disorder (ADHD) ditandai dengan adanya kurangnya perhatian (mudah teralihkan), hiperaktivitas (tidak senang), karakter imulsif, suasana hati mudah berubah, mudah tersinggung, sensitivitas tinggi terhadap setres. Gangguan tersebut mempengaruhi perilaku sosial. Pria lebih banyak menderita ADHD daripada wanita.

1. Pengukuran Perilaku ADHD

Pengukuran juga memungkinkan penelitian untuk menguantifikasi kemajuan yang mungkin timbul setelah pengobatan. Berikut ada kegiatan penderita ADHD rata-rata berbeda dengan orang lain. Pertama, uji penundaan pilihan. Kedua uji sinyal berhenti, ketiga uji kedip perhatian

2. Kemungkinan Penyebab ADHD dan Perbedaan Otak

Terkadang ADHD diturunkan dari keluarga. ADHD mungkin dipengaruhi oleh lebih dari satu gen dan juga dipengaruhi oleh faktor lingkungan. Pengobatan umum untuk ADHD adalah obat-obatan stimulan seperti metilfenidat (Ritalin) atau amfetamin (Adderrall)

Gangguan Psikologis 15.1 Penyalahgunaan Zat Kimia dan Kecanduaan

The Amerika Psychiatric Association (1994) dalam Diagnostic and Statistical Manual mendefinisikan penyalahgunaan zat kimia sebagai sebagai penggunaan suatu zat kimia yang tidak adaptif dan menyebabkan gangguan klinis yang signifikan atau stres.

(5)

Kent Berridge dan Terri Robinson (1998) membedakan antara “menyukai” dan “menginginkan”. Menurut mereka, aktifitas di nucleus accumbens berkaitan dengan menginginkan. Peningkatan kecanduan berarti peningkatan besarnya keinginan kita akan sesuatu

2. Sensitisasi Nucleus Accumbens

Nucleus Accumbens mengalami sensitifitas. Penggunaan kokain yang berulang-ulang akan melepaskan dopamin di nucleus accumbens dan juga meningkatkan kemampuan kokain untuk mengaktivasi bagian dari korteks prafontal kanan dan kecenderungan individu untuk mencari sumber kecanduan.

B. Alkohol dan Ketergantungan Alkohol

Alkohol dalam jumlah yang lebih besar dapat merusak hati dan organ lainnya, mengganggu penilainan serta merusak kehidupan. Kecanduan alkohol adalah pengonsumsian alkohon secara bekepanjangan, meskipun terdapat bahaya terhadap kesehatan atau pun kehidupan sosial, yang dapat muncul bahkan setelah seseorang memutuskan untuk berhenti atau menurunkan konsumsi alkohol. Faktor penentunya adalah: apakah alkohol menjadi penggangu dalam kehidupan seseorang?. Banyaknya pengaruh yang ditimbulkan alkohol, tidak mengherankan jika alkohol mempengaruhi perilaku dengan berbagai macam cara.

1. Genetika

Dasar-dasar genetika merupakan faktor yang kuat mempengaruhi munculnya ketergantungan alkohol pada usia muda.

Bukti adanya dasar genetika untuk ketergantungan alkohol, antara lain:

a. Penemuan bahwa kembar homozigot lebih memiliki persamaan dalam hal penyalahgunaan alkohol dari pada kembar dizigot.

b. Anak kandung dari orang tua yang ketergantungan alkohol memiliki resiko yang lebih besar untuk menjadi pecandu alkohol, meskipun jika mereka diadopsi oleh orang tua yang bukan pecandu alkohol.

C. Pengobatan Melawan Penyalahgunaan Zat Kimia 1. Antabus

Obat yang bernama disulfram memiliki pengaruh dengan cara meningkatkan diri pada ion tembaga enzime tesebut. Ahli terapi mencoba memanfaatkan disulfram (Antabus) sebagai obat mereka berharap bahwa pecandu alkohol akan mengasosiasikan alkohol dengan sakit sehingga mereka akan berhenti mengonsumsi alkohol. Pengobatan mengunakan antabus akan lebih efektif jika sahabat yang memastikan obat tersebut dikonsumsi setiap hari oleh pecandu alkohol.

2. Metadon

(6)

penarikan diri juga timbul secara bertahap. Tetatpi metadon sering disalahgunakan pengunaannya.

15.2 Gangguan Mood

Individu yang depresi. Permasalahannya, gejala yang sama dapat timbul karena gangguan hormon luka pada kepala, tumor otak dan penyakit lainnya. Banyak penderita depresi yang dibarengi oleh penyalahgunaan zata adiktif, kecemasan, skifrenia, atau penyakit parkinson. Konsekuensi bagi pasien secara individu adalah adanya kemungkinan pengobatan terhadap satu gangguan sementara gangguan yang lain tidak diobati.

A. Gangguan Depresi Mayor

Depresi mayor adalah pengalaman yang intensitasnya lebih tinggi serta berlangsung lebih lama. DSM-IV (American Psychiatric Associtioan 1994, penderita depresi mayor merasa sedih dan tidak bahagia setiap hari selama berminggu-minggu. Mereka memiliki sedikit energi, merasa tidak berguna, mempertimbangkan untuk bunuh diri, sulit tidur, tidak dapat berkonsentrasi, hanya mendapatkan sedikit kenikmatan dari kegiatan seks dan makan, serta pada banyak kasus mereka tidak dapat membayangkan dapat merasa bahagia.

1. Genetika dan Pewarisan dalam Kehidupan

Studi terhadap anak kembar dan asuh mengindikasi bahwa pewarisan karakter depresi berada dalam kadar moderat. Sebuah bentuk gen tertentu menyebabkan kemampuan penurunan otak untuk memproduksi neurotransmiter serotin sebanyak 80%. Gen lain yang menarik adalah gen pengendali protein pengangkut serotonin. Protein tersebut mengendalikan sebuah kemampuan akson untuk menyerap kembali serotonin yang dilepaskan, yaitu kemampuan untuk mendaur ulang serotonin untuk digunakan kembali. Pengaruh gen tersebut terhadap depresi berkaitan dengan pengalaman seseorang.

2. Hormon.

Depresi terjadi lebih banyak dalam kurun waktu tertentu salah satu pemicunya adalah stress, yang akan melepaskan kartisol menyiapkan tubuh bertindak, tetapi kadar tinggi kartisol dalam jangka panjang akan akan menguras tubuh, mengganggu sistem imunitas dan memicu terjadi depresi. Sekitar 20% wanita depresi postpatrum, yaitu depresi setelah melahirkan. Depresi postpartum lebih banyak ditemukan pada wanita yang pernah menderita depresi mayor dan wanita yang mengalami ketidaknyamanan parah saat menstruasi. Satu studi mengungkapkan bahwa setelah terjadi penuruan kadar estradiol dan progesteron yang dipicu obat, wanita yang memiliki riwayat depresi postpartum tiba-tiba memperlihatkan gejala-gejala depresi baru, sementara wanita normal tidak mengalami itu.

3. Abnormalitas Dominasi Belahan Otak

Sebagian besar penderita depresi mengalami penurunan aktivitas pada korteks prafontal kiri dan peningkatan aktivitas pada korteks prafrontal kanan. Banyak individu yang menderita depresi berat setelah mengalami kerusakan belahan otak kiri, lebih sedikit individu yang menderita depresi berat setelah mengalami kerusakan belahan otak kanan

(7)

Penyakit borna ditandai dengan adanya pengaruh terhadap perilaku, seperti adanya periode aktivitas sangat tinggi yang berseling dengan periode inaktif. Virus Borna ditemukan pada 2% dari individu normal, 30% dari penderita depresi parah, dan 13-14% dari penderita penyakit otak kronis. Tetapi virus Borna juga ditemukan pada penderita penyakit lain selain depresi, dan menimbulkan penyakit kejiwaan secara umum bukan hanya depresi secara spesifik.

Tipe-tipe obat anti depresi:

Trisiklik (impiramin, nama dagang Trofanil), Selective serotonin reuptake inhibitor (SSRI), Monoanime oxidase inhibitor (MAOI) dan Antidepresi Atipikal

B. Ganguan Biopolar

Depresi dapat berupa gangguan unipolar atau bipolar. Penderita gangguan unipolar keadaannya berselin antara keadaan normal dan depresi. Penderita gangguan biopolar keadaannya berseling antara depresi dan kebalikannya, yaitu mania ditandai dengan adanya aktifitas resah, kegembiraan, tertawa, percaya diri, berbicara tidak fokus, dan hilangnya kendali diri. Individu yang menderita periode mania penuh disebut dengan penderita gangguan biopolar I. Individu gangguan biopolar II memiliki periode mania lebih ringan yang disebut hipomania, ditandai sebagian besar dengan adanya agitasi dan kecemasan.

C. Gangguan Afektif Musiman

Gangguan afektif musiman yaitu depresi yang secara teratur muncul pada musim-musim tertentu. Contohnya, penderita gangguan ini memiliki fase tidur tertunda (phase dalayed) dan retme suhu menjadi lebih mengantuk dan dan bangun tidur lebih lambat dari biasanya, berbeda dengan penderita gangguan depresi lainnya yang ritmenya lebih cepat.

15.3 Skizofrenia A. Karakteristik

Sekizofrenia adalah suatu kelainan yang ditandai oleh penurunan kemampuan dalam menjalani kehidupan sehari-hari karena adanya suatu kombinasi dari halusinasi, delusi, gangguan pikiran, gangguan pergerakan. Sebagian penderita memperlihatkan tanda-tanda kerusakan otak yang jelas, tetapi sebagian penderita lain tidak memperlihatkan tanda-tanda yang sama. Kondisi akut kemunculananya terjadi secara tiba-tiba dan pemulihannya berbrospek baik. Kondisi kronis kemunjulan terjadi secara bertahap dan berlangsung dalam jangka panjang.

B. Genetika

1. Studi terhadap Anak Kembar

Semakin dekat kekerabaan biologis seseorang yang menderita skizofrenia, semakin besar pula probabilitas terhadap skizofrenia, kesamaan tinggi untuk kembar monozigot telah lama digunakan sebagai bukti pengaruh genetik yang kuat.

(8)

Ketika anak angkat (anak adopsi) menderita skizofrenia, maka skizofrenia lebih mungkin ditemukan pada kerabat biologisnya dari pada kerabat angkatnya.

3.Usaha Mencari Sebuah Gen

Bukti terkuat tentang adanya pengaruh genetik adalah dengan mendapatkan gen yang secara konsisten berkaitan dengan skizofrenia. Kemunculan skizofrenia pada kanak-kanak sangat jarang terjadi dan berbeda dalam beberapa hal. Usaha untuk mangaitkan antara kemunculan skizofernia pada masa dewasa dengan sebuah gen yang telah berhasil diidentifikasi telah memberikan hasil yang sulit direplikasi dan tidak mengembirakan. Jika skizofrenia memiliki pengaruh genetik yang kuat tetapi kita tidak menemukan gen yang bertanggung jawab..

C.Hipotesis Perkembangan Neuron

Berdasarkan hipotesis perkembangan neuron yang populer dikalangan peneliti, skizofrenia dicetuskan oleh adanya abnormalitas dalam tahap perkembangan neuron prenatal (sebelum dilahirkan) dan postnatal (setelah dilahirkan). Abnormalitas tersebut menimbulkan kelainan terpendam pada anatomi otak dan kelainan perilaku yang sangat besar. Abnormalitas tersebut dapat ditimbulkan oleh gen, kesulitan yang dialami ketika mengandung atau melahirkan, atau kombinasi dari dua macam pengaruh tersebut. Hipotesis tersebut meyakini bahwa pengalaman yang membuat stress memperburuk gejala yang ada.

1. Lingkungan Pranatal Dan Neonatal

Resiko skizofrenia mengalami peningkatan pada individu-individu yang mengalami kesulitan pada masa perkembangan, sehingga dapat memengaruhi perkembangan otak mereka, termasuk gizi buruk ibu yang sedang hamil, kelahiran prematur, berat badan bayi yang sangat rendah saat melahirkan, dan komplikasi pada saat melahirkan, misalnya pendarahan hebat. Singkatnya, beberapa kasus skizofrenia mungkin ditimbulkan sebagai akibat infeksi virus atau parasit.

2. Abnormalitas Otak yang Ringan

Penderita skizofrenia memperlihatkan adanya abnormalitas ringan pada anatomi otak. Abnormalitas yang ada adalah kecil, berbeda-beda untuk tiap orang, dan hasil akhirnya bergantung pada umur. Ukuran ventrikel (ruang berisi cairan dalam otak) penderita skizofrenia lebih besar daripada individu normal. Sebagian besar pasien penderita skizofrenia memperlihatkan kurangnya memori dan perhatian serupa dengan individu yang mengalami kerusakan pada korteks temporal atau prafontal.

D. Neurotransmiter dan Obat-obatan 1. Obat Antipsikotik dan Dopamin

(9)

2. Peran Glutamat

Permasalahan terletak pada kurangnya aktivitas pada sinapsis glutamat yang khususnya terjadi pada korteks prafrontal. Pada banyak area otak, dopamin menghambat pelepasan glutamat atau glutamat menstimulasi neuron yang menghambat pelepasan dopamin. Oleh karena itu peningkatan dopamin akan menghasilkan efek yang sama seperti pengurangan glutamat, sehingga efek obat antipsikotik dopamin berlebih atau hipotesis dopamin glutamat defisiensi glutamat.

3. Obat-obatan Baru

Referensi

Dokumen terkait

Es gibt verschiedene Typen von Aufgaben: die Schüler sollen verschiedene Sätze vollenden, selbst etwas schreiben, einen Hörtext hören und danach eine Aufgabe lösen, in einer

Kebijakan puritanisme oleh sultan Aurangzeb dan pengislaman orang-orang Hindu secara paksa demi menjadikan tanah India sebagai negara Islam, dengan menyerang berbagai praktek

Iklan Baris Iklan Baris Serba Serbi PERLNGKPN MOBIL PRIVAT LES JAKARTA BARAT Rumah Dijual BODETABEK JAKARTA PUSAT.. DIJUAL RMH / TOKO

Sedangkan menurut Suharsimi (2013:272) menyatakan bahwa metode observasi adalah format yang disusun berisi item-item tentang kejadian atau tingkah laku yang digambarkan

Uji ini menunjukkan ada perbedaan rerata pengetahuan remaja terhadap aspek kesehatan, sosial, dan hukum aborsi yaitu : 10 remaja dengan hasil pengetahuan lebih rendah daripada

Erwin Schrodinger, mengajukan teori atom mekanika kuantum, bahwa kedudukan elektron dalam atom tidak dapat ditentukan dengan pasti, yang dapat ditentukan

Nah, kalau kalian pengen banget fokus ngerjain tugas dan butuh tempat wifi cepat di surabaya, kalian bisa manfaatin Wifi Corner.. Wifi Corner ada di setiap

Pada butir soal nomor 5 aspek menguraikan ide matematika mahasiswa dalam mengukur kesalahan konsep menjawab dengan benar, menjawab tidak lengkap dan ada mahasiswa