• Tidak ada hasil yang ditemukan

Evaluasi Proses Optimasi Sumber Daya, Pengelolaan Sumber Daya Manusia, dan Pengelolaan Operasional pada Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu DKI Jakarta Menggunakan Kerangka Kerja COBIT 5

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Evaluasi Proses Optimasi Sumber Daya, Pengelolaan Sumber Daya Manusia, dan Pengelolaan Operasional pada Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu DKI Jakarta Menggunakan Kerangka Kerja COBIT 5"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

Fakultas Ilmu Komputer

5760

Evaluasi Proses Optimasi Sumber Daya, Pengelolaan Sumber Daya

Manusia, dan Pengelolaan Operasional pada Dinas Penanaman Modal dan

Pelayanan Terpadu Satu Pintu DKI Jakarta Menggunakan Kerangka

Kerja COBIT 5

Intan Camila1, Admaja Dwi Herlambang2, Aditya Rachmadi3

Program Studi Sistem Informasi, Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Brawijaya Email: 1[email protected], 2[email protected], 3[email protected]

Abstrak

Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (PTSP) DKI Jakarta memiliki visi solusi perizinan warga Jakarta dengan beberapa misi yang menunjukkan bahwa PTSP memberikan pelayanan quick response. Hal tersebut menunjukkan bahwa PTSP harus memiliki sumber daya manusia yang cukup dan memadai, penerapan teknologi informasi yang optimal dan kegiatan operasional yang berjalan dengan lancar. Untuk mengukur nilai optimal pada sumber daya teknologi informasi, sumber daya manusia dan kegiatan operasional dilakukan penilaian tingkat kapabilitas pada proses EDM04 (Ensure Resource Optimizaton), APO07 (Manage Human Resource) dan DSS01 (Manage Operations) menggunakan kerangka kerja COBIT 5. Penilaian dilakukan secara berurut dari

level 0 Incomplete Process hingga level 5 Optimizing Process untuk mengetahui capability level, melakukan analisis kesenjangan antara capability level dengan targeted level dan memberikan rekomendasi sebagai perbaikan atau peningkatan kualitas organisasi. Penilaian dilakukan melalui beberapa metode yaitu wawancara, observasi dan lembar penilaian. Capability level pada proses EDM04, APO07 dan DSS01 masing-masing berada di level 3 dengan targeted level yang juga sama yaitu pada level 5 didapatkan kesenjangan sebanyak 2 dan menghasilkan beberapa rekomendasi yang merujuk pada melakukan analisis, melakukan kegiatan dan membuat dokumen yang berhubungan dengan masing-masing proses.

Kata kunci: ensure resource optimization, manage human resource, manage operations, evaluasi, COBIT 5

Abstract

Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (PTSP) DKI Jakarta had a vision to be a Jakarta citizens licensing solutions with the several missions that indicated that DPM PTSP provided a quick response services. It indicated that DPM PTSP must had sufficient and capable human resources, the application of optimal information technology and operational activities that run smoothly. In order to measure the optimal value of information technology resources, human resources and operational activities, a capability level assessment carried out in EDM04 (Ensure Resource Optimization) process, APO07 (Manage Human Resource) process and DSS01 (Manage Operations) process using the COBIT 5 framework. The capability level assessment carried out sequentially from level 0 Incomplete Process to level 5 Optimizing Process, analyzed the gap between capability level and targeted level, and provided the recommendations as an improvement of organizational’s quality. The assessment carried out through several methods of interview, observation and assessment sheet. The capability level of the EDM04, APO07 and DSS01 process get capability level in level 3 with the targeted level in level 5 which is the same in each process, obtained the gap amount 2 and produced some recommendations that performed activities and made the documents related to each process.

Keywords: ensure resource optimization, manage human resource, manage operations, evaluasi, COBIT 5

1. PENDAHULUAN

Dinas Penanaman Modal dan

(2)

berhubungan dengan memberikan pelayanan TI yakni meningkatkan kualitas pelayanan perizinan / non perizinan secara profesional, mengedepankan pemanfaatan sistem informasi untuk mempercepat pelayanan, dan mengelola panduan masyarakat dengan berbasis quick response. Dari visi dan misi yang ada, dijelaskan bahwa DPM PTSP DKI Jakarta menerapkan pengajuan perizinan secara online. Hal ini memiliki tujuan DPM PTSP dapat melayani banyaknya warga Jakarta yang mengurus perizinan secara cepat dan mudah bagi pemohon. Layanan yang diberikan oleh DPM PTSP membutuhkan beberapa hal untuk mendukung berjalannya visi dan misi salah satunya memiliki sumber daya manusia yang memadai dan cukup mengingat banyaknya warga di Jakarta yang mendaftar perizinan, dan sarana prasana yang memadai agar penerapan TI pada DPM PTSP ddapat berjalan dengan optimal. Dibutuhkan penilaian pada sumber daya teknologi informasi, sumber daya manusia dan pengelolaan operasional agar perusahaan dapat mencapai tujuan yang ditetapkan.

Dalam penerapan TI pada DPM PTSP terdapat beberapa permasalahan yakni kurangnya sumber daya manusia yang menyebabkan tumpang tindih tugas, sumber daya manusia yang kurang mampu dalam penggunaan TI, banyaknya warga Jakarta sebagai pemohon juga memacu perusahaan untuk mengantisipasi terjadinya down pada

server dan kehilangan data. Penelitian ini memiliki tujuan untuk melakukan penilaian penerapan teknologi informasi DPM PTSP DKI Jakarta pada proses EDM04 (Ensure Resource optimization), APO07 (Manage human resource), dan DSS01 (Manage operationss).

Penelitian yang sesuai telah dilakukan sebelumnya oleh Wibisono mengenai evaluasi sistem informasi pusat K3 pada Direktorat Bina Keselamatan dan Kesehatan Kerja Kementerian Ketenagakerjaan RI yang menggunakan kerangka kerja COBIT 5 dan berfokus pada proses EDM04 (EnsureResource optimization), APO09 (Manage Service Agreements), DSS01 (Manage Operations) dan DSS04 (Manage Continuity). Penelitian ini dilakukan dengan metode wawancara, observasi dan kuisioner memperoleh hasil bahwa pada proses EDM04 memiliki targeted level sebesar 2 dengan

capability level sebesar 0,5 maka memiliki gap

sebanyak 1,5. Pada proses APO09 memiliki

targeted level sebesar 3 dengan capability level

sebesar 1,83 maka memiliki gap sebanyak 1,17.

Pada proses DSS01 memiliki targeted level

sebesar 3 dan capability level sebesar 1 maka memiliki gap sebanyak 2 dan pada proses DSS04 memiliki targeted level 3 dengan

capability level 1,66 maka memiliki gap

sebesar 1,44 (Wibisono, 2015).

Berlianna juga melakuka penelitian sesuai yakni evaluasi sumber daya teknologi pada Institut Teknologi Malang yang meggunakan kerangka kerja COBIT 5. Penilitian ini berfokus pada proses EDM04 (Ensure Resource optimization), APO07 (Manage human resource), BAI09 (Manage Assets), dan DSS01 (Manage operations) dengan metode wawancara, observasi dan kuisioner. Penilitian ini menghasilkan penilaian pada proses EDM04, APO07, BAI09, dan DSS01 yang memiliki targeted level sebesar 2 dengan capability level 1 maka gap yang ada sebesar 1 (Berlianna, 2018).

Selain itu, Hernandha juga melakukan penelitian serupa yaitu evaluasi manajemen layanan pada Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota Malang menggunakan kerangka kerja COBIT 5 yang berfokus pada proses EDM04 (EnsureResource optimization), APO02 (Manage Strategy) dan APO05 (Manage Portofolio). Penelitian ini menggunakan metode wawancara, observasi dan analisis dokumen yang menghasilkan penilaian pada proses EDM04, APO02, dan APO05 memiliki targeted level sebesar 3 dan

capability level sebesar 1 maka memiliki gap

sebesar 2 (Hernandha, 2018).

2. METODOLOGI

Penilitan memiliki tujuan untuk menilai tingkat kapabilitas (capability level) untuk

proses EDM04 (Ensure Resource

(3)

Selanjutnya, melakukan studi kepustakaan dari berbagai sumber seperti buku, jurnal, artikel dan sumber-sumber lain yang memiliki kesesuaian dengan penggunaan COBIT 5 pada proses EDM04 (EnsureResource optimization), APO07 (Manage human resource), dan DSS01 (Manage operations).

Gambar 1. Alur Penelitian

Mengembangkan instrumen yakni pedoman wawancara, pedoman observasi, dan lembar penilaian. Menentukan responden yang dipilih berdasarkan RACI Chart pada COBIT 5. RACI

Chart adalah matriks yang digunakan untuk memetakan peran dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawab dalam organisasi. RACI

Chart terdiri dari Responsible (R) yang memastikan bahwa pekerjaan berjalan lancar dan bertanggung jawab penuh untuk seluruh pekerjaan , Accountable (A) yang bertanggung jawab pada pekerjaan dan memiliki wewenang untuk memutuskan suatu permasalahan,

Consulted (C) yang memberikan pendapat dan

pendapatnya selalu dicari-cari pada suatu kegiatan, dan Informed (I) yang terus diperbarui tentang kemajuan suatu kegiatan.

Langkah selanjutnya adalah menentukan

targeted level atau level yang diharapkan oleh perusahaan melalui waancara. Masing-masing level memiliki penjelasan yaitu Level 0 (Incomplete Process) dimana proses yang ada tidak terimplementasi atau gagal dalam pengerjaannya. Level 1 (Performed Process) dimana proses yang ada terimplementasi dan mencapai tujuan proses. Level 2 (Managed Process) dimana proses yang ada telah terimplementasikan, mencapai tujuan dan dilaksanakan sesuai dengan pengelolaan yang baik (perencanaan, pemantauan, penyesuaian). Level 3 (Established Process) dimana proses yang terimplementasikan dengan pengelolaan yang baik, dan menggunakan proses yang didefinisikan mampu mencapai hasil. Level 4 (Predictable Process) dimana proses yang diimplementasikan dengan pengelolaan yang baik, beroperasi dalam batasan yang ditetapkan. Level 5 (Optimizing Process) proses yang terimplementasikan dengan baik, ditingkatkan untuk memenuhi tujuan bisnis. Setelah mengetahui targeted level perusahaan, dilakukan pengumpulan data dengan cara wawancara, observasi dan lembar penilaian. Juga dilakukan triangulasi data untuk memvalidasi bahwa data yang didapatkan sesuai dengan bukti yang ada. Menganalisis

capability level dengan melakukan penilaian secara self assessment. Self assessment pada COBIT 5 teori yang dikemukakan oleh ISACA (2012) memiliki beberapa langkah, yaitu

Decide on process to assess pada tahap ini yang dilakukan adalah memilih proses yang akan dinilai. Determine level 1 capability pada tahapan ini melakukan penilaian terhadap proses yang dipilih pada kapabilitas tingkat 1.

Determine capability for levels 2 to 5 pada tahap ini melakukan penilaian proses yang dipilih pada tingkat kapabilitas level 2 sampai level 5. Record and summarise capability levels

pada tahapan ini merekam seluruh hasil penilaian yang diterapkan. Plan process improvement memberikan rekomendasi dengan mengetahui berapa kesenjangan yang ada antara

targeted level dengan capability level.

(4)

kesimpulan dari penelitian dan saran bagi penelitian selanjutnya.

3. HASIL DAN ANALISIS

EnsureResource optimization

Proses EDM04 (Ensure Resource

optimization) berfungsi untuk memastikan bahwa kemampuan IT memadai (orang, proses, teknologi) tersedia untuk menjadi pendukung tercapainya tujuan perusahaan secara efektif dengan biaya yang optimal. Hasil wawancara menunjukkan Unit PSTIK memiliki targeted level sebesar 5 yakni Optimizing proses yang memiliki pengertian yang mana seluruh proses telah terimplementasi dan mencapai tujuan bisnis.

Tabel 1 Pemetaan dokumen EDM04

Jenis

Dokumen Nama Dokumen

Base practice Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Provinsi DKI Jakarta Dokumen Pelaksanaan Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Provinsi DKI Jakarta Aplikasi E-Kinerja

ANJAB ABK

Net Employee

Pada proses EDM04, terdapat tiga base practice yang telah terpenuhi secara keseluruhan yakni EDM04-BP1 (evaluate resource management), EDM04-BP2 (direct resource management) dan EDM04-BP3 (monitor resource management). Dan pada

merupakan suatu kegiatan yang mana ketika dilakukan secara konsisten dapat berkontribusi untuk mencapai tujuan proses tertentu, base practice berisikan peraturan/kebijakan suatu perusahaan. Work product adalah artefak yang terkait dengan eksekusi suatu kegiatan base practice (ISACA, 2012 PAM). Penilaian dilakukan secara berurut mulai dari level 0,

level 2 sampai dengan level 5. Untuk melanjutkan penilaian ke level selanjutnya, maka level sebelumnya harus memiliki nilai L (Largely achieved) atau F (Fully achieved) jika pada level yang dinilai memiliki nilai sebesar N (Not achieved) atau P (Partially achieved), penilaian ke level selanjutnya tidak bisa diteruskan maka didapatkan capability level

pada level yang terakhir dinilai.

Capability level pada unit Unit PSTIK Penilaian ini dapat dikatakan berada pada level

5 dikarenakan penilaian dilakukan secara berurut dari level 1 sampai dengan level 5 dengan syarat minimal nilai yang didapatkan adalah L atau Largely achieved (>50%-85%). Pada level 4, didapatkan nilai P atau Partially achieved (>15%-50%) maka capability level

yang diperoleh berada pada Level 3.

Manage human resource

Pengelolaan sumber daya manusia dalam proses APO07 (Manage human resource) berfungsi untuk memberikan pendekatan yang terstruktur guna memastikan penataan, penempatan, keputusan, dan kompetensi sumber daya manusia secara optimal. Hasil wawancara menunjukkan Unit PSTIK memiliki targeted level sebesar 5 yakni Optimizing proses yang memiliki pengertian yang mana seluruh proses telah terimplementasi dan mencapai tujuan bisnis. Pada proses APO07 terdapat enam base practice yang telah terpenuhi sebanyak empat

(5)

APO07-BP3 (Maintain the skills and competencies of personnel) meminimalisir ketergantungan antar individu dalam menjalankan tugas pekerjaan yang dilakukan dengan kegiatan memberikan pelatihan dan pengembangan pada kemampuan dan prestasi karyawan, APO07-BP4 (Evaluate employee job performace) mengevaluasi kinerja karyawan yang dilakukan secara rutin dalam kegiatan rapat pimpinan, dan APO07-BP6 (Manage contract staff) pengelolaan kontrak

dengan karyawan perusahaan maupun

karyawan outsource. Memiliki lima belas work product yang telah dimiliki sebanyak dua belas

work product dengan nama dokumen yang sama atau berbeda.

Tabel 2 Pemetaan Dokumen APO07

Jenis

Dokumen Nama Dokumen

Base

Analisis Jabatan dan Analisis Beban Kerja (ANJAB ABK) Dokumen Kajian Akademik Pusat Sistem Teknologi Informasi dan Kearsipan (PSTIK) Dinas

Penanaman Modal Dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Provinsi DKI Jakarta

Aplikasi E-Kinerja

Surat Perintah Kerja (SPK) Surat Perintah Mulai Kerja (SPMK)

Dokumen Kajian Akademik Pusat Sistem Teknologi Informasi dan Kearsipan (PSTIK) Dinas

Penanaman Modal Dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Provinsi DKI Jakarta

Aplikasi E-Kinerja

Surat Perintah Kerja (SPK) Surat Perintah Mulai Kerja (SPMK) dikarenakan penilaian dilakukan secara berurut dari level 1 sampai dengan level 5 dengan syarat minimal nilai yang didapatkan adalah L atau

Largely achieved (>50%-85%). Pada level 4, didapatkan nilai P atau Partially achieved

(>15%-50%) maka capability level yang diperoleh berada pada Level 3.

Manage operations

Kegiatan operasional yang terdapat dalam proses DSS01 (Manage operations) berfungsi untuk mengelola dan melaksanakan kegiatan prosedur operasional yang diperlukan untuk memberikan layanan IT termasuk pelaksanaan prosedur operasi standar yang telah ditentukan sebelumnya dan keguatan pemantauan yang diperlukan.

Tabel 3 Pemetaan Dokumen DSS01

Jenis

Dokumen Nama Dokumen

(6)

Hasil wawancara menunjukkan Unit PSTIK memiliki targeted level sebesar 5 yakni Optimizing proses yang memiliki pengertian yang mana seluruh proses telah terimplementasi dan mencapai tujuan bisnis. Pada proses DSS01 terdapat lima base practice yang telah terpenuhi secara keseluruhan, yaitu DSS01-BP1 (Perform operational procedures), DSS01-BP2 (Manage outsourced IT services), DSS01-BP3 (Monitor

level 3 dengan pola nilai L (50%-85%) (>85%-100%) pada level 1, nilai F (>85%-100%) pada dikarenakan penilaian dilakukan mulai dari

level 1 sampai dengan level 5 dengan syarat minimal nilai yang didapatkan adalah L atau

Largely achieved (>50%-85%). Pada level 4, didapatkan nilai P atau Partially achieved

(>15%-50%) maka capability level yang diperoleh berada pada Level 3.

Gap Analysis (Analisis Kesenjangan)

Proses EDM04 memiliki targeted level

sebesar 5 dan capability sebesar 3 maka gap

yang ada pada proses EDM04 sebanyak 2. Tabel 4 Gap Analysis EDM04

Proses APO07 memiliki targeted level

sebesar 5 dan capability sebesar 3 maka gap

yang ada pada proses APO07 sebanyak 2. Tabel 5 Gap Analysis APO07

Proses DSS01 memiliki targeted level

sebesar 5 dan capability sebesar 3 maka gap

yang ada pada proses DSS01 sebanyak 2. Tabel 6 Gap Analysis DSS01 ada pada COBIT 5 didukung oleh work product input dan output. Input dan output COBIT 5 adalah proses work product yang dianggap

perlu untuk mendukung operasi proses, yang dapat mengaudit aktivitas pada proses dan memungkinkan adanya tindak lanjut jika terjadi insiden. Input dan output seringkali menjadi masukan penting untuk mendukung proses-proses lain (ISACA, 2012).

EnsureResource optimization

Pada proses EDM04 base practice

didukung oleh beberapa work productinput dan

output disetiap aktivitas yang dilakukan. Pada Unit PSTIK ditemui ada beberapa work product input dan output yang sudah dimiliki, dan belum dimiliki. Proses EDM04-BP1 didukung oleh work product input APO10-WP1 dan APO07-WP5 yang sudah dimiliki dan APO022-WP8 yang belum dimiliki. Work productoutput

yang mendukung BP2 adalah EDM04-WP1, EDM04-WP2 dan EDM04-WP3 yang sudah semuanya dimiliki. EDM04-BP2 didukung oleh work product output EDM04-WP4, EDM04-WP5 yang sudah dimiliki dan WP6 yang belum dimiliki. EDM04-BP3 didukung oleh work product output

WP8 yang telah dimiliki dan EDM04-WP8 yang belum dimiliki.

Penilaian yang dilakukan menunjukkan bahwa proses EDM04 memiliki capability level

(7)

penjagaan data dan membuat strategi perencanaan sumber daya. Keempat, membuat pelaporan mengenai proses pemantauan penggunaan sumber daya.

Manage Human Resoruce

Sumber daya manusia yang dikelola secara tepat, tertera dalam proses APO07 base practice didukung oleh beberapa work product input dan output. Pada unit PSTIK ada beberapa work product input dan output yang sudah dimiliki dan ada yang belum dimiliki. Proses APO07-BP1 didukung oleh work product input yang sudah dimiliki oleh Unit PSTIK yaitu EDM04-WP1, EDM04-WP3, EDM04-WP8, APO06-WP4, APO06-WP5, dan yang belum dimiliki yaitu APO01-WP9. Pada APO07-BP3 didukung oleh work productinput

yang dimiliki EDM04-WP8 dan yang belum dimiliki EDM01-WP5, WP2, BAI08-WP4, DSS04-WP14, DSS04-WP15. Pada APO07-BP4 didukung oleh work productinput

yang dimiliki BAI05-WP14, yang belum dimiliki EDM01-WP5, APO04-WP9, BAI05-WP7, dan DSS06-WP6. Pada proses APO07-BP5 didukung oleh work product input yang telah dimiliki EDM04-WP4, APO06-WP7, BAI01-WP9 dan yang belum dimiliki yaitu EDM04-WP7, BAI01-WP27. Pada APO07-BP6 didukung oleh work product input yang sudah dimiliki BAI-WP9 dan yang belum dimiliki BAI01-WP33.

Selain work product input, terdapat

work product output yang juga mendukung beberapa proses yang ada pada APO07. Ada beberapa yang sudah dimiliki oleh Unit PSTIK, ada pula yang belum dimiliki. Pada APO-BP1 telah dimiliki APO07-WP1, APO07-WP3 dan yang belum APO07-WP2. Pada APO07-BP3 telah dimiliki seluruhnya yakni APO07-WP4, WP5 dan WP6. Pada APO07-BP4 telah dimiliki APO07-WP8, belum dimiliki APO07-WP7 dan APO07-WP9. Pada APO07-BP5 telah dimiliki seluruhnya yaitu WP10, WP11, dan APO07-WP12. Pada proses APO07-BP6 telah dimiliki seluruhnya yaitu APO07-WP13, APO07-WP14, dan APO07-WP15.

Penilaian yang dilakukan menunjukkan bahwa proses APO07 memiliki capability level

sebesar 3 dengan targeted level sebesar 5 maka terdapat kesenjangan sebanyak 2. Proses penilaian menghasilkan rekomendasi untuk proses APO07 yaitu pertama melakukan evaluasi ketergantungan antar individu dalam

melakukan tugas, agar dapat diketahui individu mana yang belum mempunyai kemampuan dan memberikan pelatihan. Kedua, memastikan bahwa karyawan perusahaan, karyawan outsource, konsultan mengetahui dan mematuhi kebijakan organisasi yang disepakati. Ketiga, membuat perencanaan yang matang untuk kegiatan pengembangan karir dan kompetensi karyawan atau pelatihan. Pelatihan dan pengembangan menurut Simamora (2003) adalah kegiatan yang ditujukan untuk

mempertahankan dan meningkatkan

kemampuan atau prestasi yang dimiliki

karyawan. Pelatihan berfokus pada

mempertahankan kemampuan karyawan di masa sekarang dengan harapan dapat melakukan pekerjaan saat ini dengan lebih tepat

dan pengembangan berfokus pada

meningkatkan kemampuan karyawan di masa mendatang. Keempat, membuat penilaian staf yang dilakukan secara rutin setiap tahunnya agar dapat diketahui bagaimana perkembangan kompetensi staf disetiap tahunnya. Kelima, melakukan evaluasi kinerja secara khusus untuk karyawan yang sedang dievaluasi dan merencanakan beberapa perbaikan yang akan dilakukan setelah proses evaluasi.

Manage operations

Pengelolaan kegiatan operasional yang dijelaskan dalam proses DSS01 base practice

didukung oleh beberapa work productinput dan

output. Pada Unit PSTIK ditemui ada beberapa

work product input dan output yang sudah dimiliki, dan belum dimiliki. Proses DSS01-BP1 didukung oleh work product input BAI05-WP10 yang telah dimiliki oleh Unit PSTIK. Pada proses DSS01-BP2 didukung oleh APO09-WP6 dan APO09-WP7 yang belum dimiliki. Proses DSS01-BP3 didukung oleh APO09-WP3 yang sudah dimiliki. Selain work product input, terdapat work product output

(8)

Penilaian yang dilakukan menunjukkan bahwa proses DSS01 memiliki capability level

sebesar 3 dengan targeted level sebesar 5 maka terdapat kesenjangan sebanyak 2. Proses penilaian menghasilkan rekomendasi untuk proses DSS01 yaitu pertama, membuat

Standard Operating Procedure (SOP) yang berisi tentang langkah rutin yang harus dikerjakan dalam penyelesaian tugas lengkap dengan jadwal aktifitas setiap divisi. Kedua, membuat Operations Logs atau pelaporan aktivitas agar setiap pekerjaan dapat tercatat guna mengetahui layanan TI sudah sesuai dan dapat menelusuri akar permasalahan. Ketiga, membuat report dan Shift Schedule yaitu dokumen yang berisi kegiatan operasional yang perlu untuk dilakukan dan menampilkan keterkaitan antar aktifitas. Keempat, membuat

Operation Schedule yaitu dokumen yang hampir sama dengan shift schedule hanya saja pada operation schedule dilengkapi dengan perubahan-perubahan yang sudah direncanakan, pemeliharaan, dan pekerjaan tambahan yang dilakukan dimasa mendatang, dokumen ini membantu melacak perkembangan pada kegiatan operasional (Sutomo, 2011). Kelima, melakukan pemantauan secara rutin dan mencatat insiden-insiden yang telah terjadi dan mungkin terjadi lengkap dengan cara penanganan. Keenam, melakukan penilaian terhadap risiko yang terjadi. Ketujuh, membuat standard keamanan dan keselamatan kerja dan lingkungan.

5. KESIMPULAN

1. Kondisi base practice dan generic practice proses EDM04 telah melakukan evaluasi pengelolaan sumber daya, pengarahan manajemen sumber daya, dan pengawasan manajemen sumber daya. Unit PSTIK telah memiliki beberapa dokumen yang menjelaskan kegiatan atau proses mengenai sumber daya teknologi informasi. Pada proses APO07 telah melakukan menjaga karyawan yang memadai dan tepat, mempertahankan keterampilan atau kemampuan karyawan, mengevaluasi kinerja karyawan, dan pengelolaan kontrak pada karyawan. Unit PSTIK telah memiliki beberapa dokumen yang menjelaskan kegiatan atau proses mengenai sumber daya manusia. Pada proses DSS01 telah melakukan kegiatan operasional sesuai peraturan, pengelolaan

layanan TI dengan karyawan outsource, memantau infrastruktur TI, memerhatikan pengelolaan lingkungan, dan pengelolaan fasilitas. Unit PSTIK juga memiliki beberapa dokumen yang menjelaskan kegiatan atau proses mengenai manajemen operasional.

2. Capability level pada proses EDM04 (Ensure Resource optimization) berada pada level 3. Proses APO07 (Manage human resource) berada pada level 3. Dan proses DSS01 (Manage operationss) berada pada level 3.

3. Targeted level pada proses EDM04 adalah sebesar 5 dan capability level yang dimiliki adalah 3 maka terdapat kesenjangan sebesar 2. Proses APO07 adalah sebesar 5 dan capability level yang dimiliki adalah 3 maka terdapat kesenjangan sebesar 2. Proses DSS01 adalah sebesar 5 dan

capability level yang dimiliki adalah 3 maka terdapat kesenjangan sebesar 2.

4. Pada proses EDM04 dihasilkan

rekomendasi sebanyak empat rekomendasi. Proses APO07 menghasilkan rekomendasi sebanyak lima rekomendasi. Dan proses

DSS01 menghasilkan rekomendasi

sebanyak enam rekomendasi.

6. DAFTAR PUSTAKA

Ardentius, Hasyim, M. H. & Negara, K. P. Analisis Perataan Sumber Daya

Menggunakan Metode Burgess Dengan Alat Bantu Software Primavera Project Planner Pada Pembangunan Proyek Gedung PT Bank Muamalat Cabang Malang, [online] Tersedia di: <

https://media.neliti.com/media/publicati ons/119152-ID-none.pdf> [Diakses 10 Juli 2018]

Berlianna, S. N., 2018. Evaluasi Tingkat Kapabilitas Sumber Daya Teknologi Informasi Pada Institut Teknologi Nasional Malang Menggunakan Kerangka Kerja COBIT 5. S1. Universitas Brawijaya.

(9)

ISACA, 2012. A Business Framework for the Governance and Management of Enterprise IT 5. United States of America: ISACA.

ISACA, 2012. Process Assessment Model (PAM): Using COBIT 5. United States of America: ISACA.

ISACA, 2012. Self-assessment Guide: Using COBIT 5. United States of America: ISACA.

Simamora, H., 2003. Manajemen Sumber Daya Manusia (Edisi 2). Yogyakarta: STIE YKPN.

Sutomo, E., 2011. IT Operation Management, [online] Tersedia di:

<http://blog.stikom.edu/erwin/files/201 1/02/IT-Operation-Management.pdf> [Diakses 10 Mei 2018]

Gambar

Gambar 1. Alur Penelitian
Tabel 6 Gap Analysis DSS01

Referensi

Dokumen terkait

Dengan demikian Komunitas ASEAN telah menempuh suatu alur konstruksi sosial dalam mengubah kultur Hobbesian yang “semestinya” menjadikan negara-negara Asia

berbantuan e-modul, model pembelajaran learning cycle 7e , dan model pembelajaran konvensional terhadap peningkatan kemampuan berpikir kritis peserta didik sekolah

Standar Kompetensi: Mahasiswa mampu menganalisis berbagai produk interaksi antara seniman dan masyarakat, fungsi seni di dalam masyarakat, seni sebagai produk

[r]

Kemudian setelah didapat lokasi tegangan maksimum, maka dibuatlah suatu area pada posisi tegangan tersebut, dengan tujuan mengoptimasikan ukuran mesh supaya mendapatkan ukuran mesh

Hasil penelitian, Optimasi variable pada proses pembuatan kecap dari biji buah lamtoro gung dengan cara hidrolisa menggunakan HCl diperoleh kecap berkadar protein 2,982

Seringkali dalam perjalan waktu, mimpi besar dan action plans luntur karena tekanan- tekanan psikologis yang muncul, benturan dan sandungan yang menghambat pencapaian tujuan

Ruang lingkup penelitian ini meliputi: (1) pembuatan kantong plastik komposit yang terbuat dari campuran tepung ubi kayu dan LLDPE, (2) karakterisasi tepung ubi kayu 100