• Tidak ada hasil yang ditemukan

Aplikasi Regresi Ganda Model Cobb Dougla

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Aplikasi Regresi Ganda Model Cobb Dougla"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

49

Aplikasi Regresi Ganda Model Cobb-Douglas Terhadap

Produksi Tambak Bandeng di Kec. Wonomulyo

Muhammad Arafat Abdullah *1, St. Haerawati Samil*2 Program Studi Matematika FMIPA Universitas Sulawesi Barat e-mail: arafatmandar@gmail.com; haerawati.samil@gmail.com

Abstrak

Secara umum tujuan penelitian ini adalah untuk mengestimasi tingkat produksi tambak bandeng dan menganalisis penggunaan regresi ganda model Cobb-Douglas tentang hubungan antara faktor-faktor produksi dengan tingkat produksi. Faktor -faktor produksi yang diteliti meliputi, jumlah nener (X1), jumlah pupuk urea (X3), jumlah pupuk SP36 (X2), dan pengalaman

bertani (X4). Jumlah responden dalam penelitian ini 120 orang. Dalam penelitian ini, juga

digunakan data sekunder yang merupakan data-data penunjang yang diperoleh dari Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Polewali Mandar. Regresi ganda model Cobb-Douglas digunakan sebagai alat analisis data dalam penelitian ini. Dengan statistik uji-t, dapat disimpulkan bahwa secara statistik peubah masukan (X2) dan (X3) tidak mempunyai pengaruh

yang signifikan sedangkan peubah masukan (X1) dan (X4) mempunyai pengaruh yang signifikan

terhadap produksi tambak bandeng di Kec. Wonomulyo pada alpha 5%. Dari hasil analisis, jumlah koefesien keelastisan dari keempat peubah masukan yaitu nilai η = 1,203 atau koefisien keelastisan lebih besar dari 1, maka kegiatan produksi sudah berada pada zona I. Oleh karena itu, penambahan faktor produksi secara teknis masih dapat ditingkatkan, sebab penambahan masukan masih memberikan luaran yang besar.

Kata kunci: regresi ganda, Cobb-Douglas, Uji-t

1. PENDAHULUAN

Matematika sebagai salah satu cabang keilmuan telah banyak mengajarkan manusia mengenal dan menjelaskan fenomena-fenomena yang ada di sekitarnya. Salah satunya adalah statistika yang merupakan cabang matematika yang sangat penting dipelajari untuk menelaah berbagai masalah. Saat ini banyak penerapan penting dari statistika, diantaranya adalah penggunaan model regresi ganda.

Model regresi ganda merupakan sebuah model yang digunakan untuk menganalisis hubungan antar variabel. Hubungan tersebut dapat diekspresikan dalam bentuk persamaan yang menghubungkan variabel terikat (Y) dengan satu atau lebih variabel bebas

 

X1 ,

 

X2 ,…,

 

Xk . fungsi produksi Cobb-Douglas banyak digunakan dalam menganalisis hubungan masukan (input) dan luaran (output) produksi dibidang ekonomi.

Budidaya tambak di Kecamatan Wonomulyo mempunyai prospek yang cukup baik. Terutama pada tambak ikan bandeng. Petani tambak di Kecamatan Wonomulyo umumnya membudidayakan bandeng secara tradisional dan melakukan pemupukan untuk memacu pertumbuhan ikan bandeng tersebut. Namun seperti yang peneliti amati, banyak petani yang mengeluh pada saat musim panen tiba.

(2)

50

Tabel 1. Produksi Tambak Bandeng Kec. Wonomulyo

(Dalam Ton) Tahun 2009-2013

Tahun Total Produksi (ton)

2009 4.900,52

2010 3.962,63

2011 5.143,50

2012 6.307,10

2013 5.212,29

Sumber: Dinas Kelautan dan Perikanan Kab. Pol-Man 2013

Dari tabel diatas dapat dilihat tingkat produksi tambak bandeng di Kecamatan Wonomulyo selama 5 tahun. Dari tahun 2009-2010 terjadi penurunan produksi yang cukup besar yakni menurun sebesar 4.900,52 ton menjadi 3.962,63 ton pertahun pada tahun 2010. Namun pada tahun 2011 sampai tahun 2012 hasil yang dicapai petani terus mengalami peningkatan. Pada tahun 2013 hasil panen yang dicapai petani kembali mengalami penurunan yaitu menjadi 5.212,29 ton pertahun.

Oleh karena itu, diperlukan penaksiran parameter regresi ganda model Cobb-Douglas dengan menggunakan multi variabel yang dapat digunakan untuk menganalisis faktor-faktor yang diduga berpengaruh terhadap produksi tambak bandeng dan menganalisis tingkat Return to scale produksi tambak bandeng di Kec. Wonomulyo.

2. METODE PENELITIAN

Jenis penelitian ini adalah kajian pustaka dengan mengumpulkan dan mempelajari pustaka-pustaka yang berkenaan dengan materi penelitian dan survey lapangan. Data yang digunakan adalah data primer yang diperoleh dari petani tambak melalui wawancara langsung dengan menggunakan daftar pertanyaan yang telah disiapkan terlebih dahulu. Sedangkan data sekunder yang berhubungan dengan tambak bandeng diperoleh dari Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Polewali Mandar. Populasi dalam penelitian ini meliputi seluruh luas areal tambak bandeng di Kecamatan Wonomulyo sebanyak 2.633 Ha, diantaranya luas tambak yang luasnya 1,00 sebanyak 120 Ha, 2,00 Ha yaitu sebanyak 172 Ha dan tambak yang luasnya 3,00 Ha sebanyak 81 Ha. Sampel yang diambil dan dianggap mewakili seluruh populasi yaitu areal tambak yang luasnya 1.00 Ha yaitu sebanyak 120 Ha areal tambak bandeng.

Pada penelitian ini, peneliti menggunakan teknik sampling Simple Random Sampling

dan untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi produksi tambak bandeng di Kecamatan Wonomulyo digunakan model fungsi produksi Cobb-Douglas dengan menggunakan metode Ordinary Least Square (OLS). Teknik analisa data yang dipergunakan adalah Fungsi Produksi Cobb-Douglas.

3 1 2

0 1 2 3 k k

Y X X  X  X  

Uji Hipotesis :

Untuk menguji pendugaan hipotesis mengenai faktor-faktor yang diduga berpengaruh terhadap produksi tambak bandeng digunakan:

 R2 ( koefisien determinasi ) bertujuan untuk mengetahui kekuatan variabel bebas menjelaskan variabel terikat.

 Uji serempak ( F-test ), dimaksudkan untuk mengetahui signifikansi statistik koefisien regresi secara serempak. Jika F-hit > F-tab, maka H0 ditolak dan H1 diterima.

(3)

51

Untuk memudahkan pemahaman terhadap istilah dan variabel yang digunakan dalam penelitian ini perlu diberikan batasan operasional sebagai berikut:

1. Produksi atau output (Y) adalah produksi tambak bandeng dalam satuan kilogram (kg) dalam satu kali periode panen.

2. Nener (X1) adalah jumlah benih ikan bandeng yang ditebarkan per ha dalam satu kali periode panen.

3. Pupuk SP.36 (X2) adalah pupuk yang digunakan untuk memacu pertumbuhan ikan bandeng, yang diukur dalam satuan kilogram (kg) dalam satu kali periode panen.

4. Pupuk Urea (X3) adalah pupuk yang juga digunakan untuk memacu perkembangan ikan Bandeng, yang diukur dalam satuan kilogram (kg) dalam satu kali periode panen.

5. Pengalaman Petani Tambak (X4) yaitu diukur dalam tahun.

3. HASIL DAN PEMBAHASAN

Analisis Data

Berdasarkan nilai-nilai transformasi logaritma, ditentukan persamaan regresi ganda dengan metode kuadrat terkecil (OLS). Dengan hipotesis sebagai berikut:

H0 : tidak ada pengaruh antara faktor-faktor produksi yang ditentukan terhadap tingkat produksi tambak bandeng di Kecamatan Wonomulyo.

H1 : ada pengaruh antara faktor-faktor produksi yang ditentukan terhadap tingkat produksi tambak bandeng di Kecamatan Wonomulyo.

Uji Residual Berdistribusi Normal

Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah populasi data berdistribusi normal atau tidak. Cara untuk melihat normalitas residual adalah dengan melihat nilai pada Kolmogorov-Smirnov. Data dinyatakan berdistribusi normal jika signifikansi lebih besar dari 0,05 (Priyatno,2010:71)

Berdasarkan uji Kolmogorov-smirnov pada table 1.4 diperoleh nilai-Sig Kolmogorof-Smirnov > α = 0,05. Sehingga asumsi distribusi normal terpenuhi.

Uji Multikolinieritas

Uji multikolonieritas bertujuan untuk mengetahui apakah antar peubah masukan berkorelasi dengan peubah masukan lainnya. Menurut Santoso (2001) dalam buku Priyatno (2010:81) pada umumnya jika nilai Variance Inflation Factor (VIF) > 5 maka terdapat persoalan multikolinearitas diantara variabel bebas.

Dari output Coefficients, dapat diketahui bahwa nilai VIF untuk tiap variabel kurang dari 5, maka dapat disimpulkan bahwa pada model regresi tidak ditemukan adanya masalah multikolinearitas.

Uji Autokorelasi

Uji Autokorelasi bertujuan menguji apakah dalam model regresi linear ada korelasi antara residual pada satu pengamatan dengan pengamatan lain pada model regresi. Metode pengujian menggunakan Uji Durbin-Watson (uji DW) dengan ketentuan sebagai berikut:

1. Jika d lebih kecil dari dl atau lebih besar dari (4-dl), berarti terdapat autokorelasi. 2. Jika d terletak antara du dan (4-du), berarti tidak ada autokorelasi.

(4)

52

Nilai DW yang dihasilkan dari model regresi adalah 2,256. Sedangkan dari tabel DW dengan signifikansi 0,05 dan jumlah data (n)=120, seta k = 4 diperoleh nilai dL = 1,633, dU = 1,771 dan 4-dU = 2,229. Dengan demikian 1,771 < 2,256 > 2,229 atau dU < D > 4-dU dengan kata lain untuk uji autokorelasi tidak ada kesimpulan yang pasti (berada pada daerah keragu-raguan).

Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk mengetahui ada atau tidaknya ketidaksamaan varians dari residual pada model regresi. Jika signifikansi korelasi kurang dari 0,05 maka pada model regresi terjadi masalah heteroskedastisitas (Priyatno,2010:81-87).

Dari hasil output Correlations, dapat diketahui korelasi antara nener dengan

Understandardized Residual menghasilkan nilai signifikansi 0.888 , korelasi antara SP36 dengan Understandardized Residual menghasilkan nilai signifikansi 0.813 , korelasi antara Urea dengan Understandardized Residual menghasilkan nilai signifikansi 0.992 dan korelasi antara Pengalaman Bertani dengan Understandardized Residual menghasilkan nilai signifikansi 0.562. Karena nilai signifikansi korelasi lebih dari 0.05, maka dapat disimpulkan bahwa pada model regresi tidak ditemukan adanya masalah heteroskedastisitas.

Untuk menganalisis faktor-faktor produksi yang mempengaruhi tingkat produksi tambak bandeng digunakan model Cobb-Douglas sebagai berikut:

0 1 1i 2 2i 3 3i 4 4i i

Angka R2 ini dapat digunakan untuk melihat besarnya pengaruh peubah X

1, X2, X3, dan

X4 secara bersama-sama terhadap Y dengan cara menghitung Koefisien Determinasi (KD) (Kurniawan,2008). Adapun rumus yang digunakan sebagai berikut:

KD = R 2 x 100% = 0,833 x 100 % = 83,3%

Sehingga dapat diartikan bahwa pengaruh peubah masukan X1, X2, X3, dan X4 secara bersama-sama terhadap Y adalah sebesar 83,3%, dan sisanya sebesar 16,7% karena pengaruh faktor lain yang tidak terlibat dalam penelitian ini.

Selanjutnyadiperoleh nilai-nilai:

Nilai

ˆ

0 yang dihasilkan pada analisis data transformasi adalah

ln

0. Nilai tersebut

harus ditransformasikan dulu kedalam

0 dengan menghitung nilai eksponen dari

ln

0 jadi,

174

produksi Cobb-Douglas tersebut dapat ditulis sebagai berikut:

343

(5)

53

a) Nilai

ˆ

0

0,309

. Hal ini berarti bahwa konstanta sebesar 0,309. menunjukkan jika peubah masukan dianggap konstan, maka tingkat produksi bandeng sebesar 0,309%.

b) Nilai

ˆ

1

0,835

. Hal ini berarti bahwa untuk masukan X1, produksi telah berada pada tahap menurun (decreacing) karena koefesien keelastisan produksi kurang dari satu. Jadi, penambahan masukan X1 sebesar 1% hanya akan meningkatkan luaran sebesar 0,835%.

c) Nilai

ˆ

2

0,172

. Hal ini berarti bahwa untuk masukan X2, produksi telah berada pada tahap menurun (decreacing) karena koefesien keelastisan produksi kurang dari satu. Jadi, penambahan masukan X2 sebesar 1% hanya akan meningkatkan luaran sebesar 0,172%. d) Nilai

ˆ

3

 

0,147

. Hal ini berarti bahwa terjadi penurunan luaran sebesar 0,147% untuk

setiap penambahan masukan X3 sebesar 1%.

e) Nilai

ˆ

4

0,343

. Hal ini berarti bahwa untuk masukan X4 produksi telah berada pada tahap menurun (decreacing) karena koefesien keelastisan produksi kurang dari satu. Jadi, penambahan masukan X4 sebesar 1% hanya akan meningkatkan luaran sebesar 0,343%.

Ditinjau dari angka-angka statistik, nampak bahwa (X3) mempunyai pengaruh yang negatif terhadap tingkat produksi tambak bandeng. Hal ini menyatakan bahwa bila jumlah input pupuk Urea ditambah penggunaannya sedangkan input lain tetap, maka tambahan output yang dihasilkan mula-mula naik, kemudian seterusnya menurun bila input tersebut terus ditambahkan.

Kemudian tahap selanjutnya yaitu pengujian untuk menentukan kebermaknaan regresi dan kebermaknaan masing-masing peubah masukan. Pengujian dilakukan dengan Uji-f pada tabel ANAVAR untuk mengetahui bagaimana pengaruh peubah masukan terhadap hasil produksi tambak bandeng per Ha.

Diketahui:

JKR = 78,419 RKR = 19,605 JKK = 15,747 RKK = 0,137 JKT = 94,166

143,10

hitung

RKR f

RKK

P(sign) = 0,000

dk pembilang = m = 4

dk penyebut = n – m – 1 = 120 – 4 – 1 =115

0,05

2, 44

tabel

f

f

1. Pengujian Serentak

Hasil pengujian model regresi secara serentak dengan hipotesis: H0 :

   

1

   

2 3 4

0

; melawan

H1 : minimal satu nilai

i

0

, dimana i = 1,2,3, dan 4 Dengan kriteria pengujian:

a. Jika

(

fhitung

ftabel

)

maka H0 ditolak dan H1 diterima.

b. Jika

(

fhitung

ftabel

)

maka H0 diterima dan H1 ditolak.

Berdasarkan tabel ANOVA diperoleh bahwa nilai fhitung

ftabel yaitu 143,10 > 2,44. sehingga

(6)

54

2. Pengujian Individu

Untuk mengetahui peubah masukan mana yang menunjukkan pengaruh yang signifikan maka dilakukan pengujian individu atau Uji-t dengan α = 0,05, melalui hipotesis:

H0 : βi = 0 H1 : βi ≠ 0

dimana, i = 1,2,3,4 dan ttabel

t 1 n k 1

1, 658

diperoleh:

a. Nilai t hitung dari koefisien regresi

1 adalah 11,968, (thitung > ttabel), dengan nilai p (sign) =

0,000, yang artinya (0,000 < 0,05). Disimpulkan bahwa peubah (X1) mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap tingkat produksi tambak bandeng.

b. Nilai t dari koefisien regresi

2 adalah 1,051 (thitung < ttabel), dengan nilai p (sign) = 0,295, yang artinya (0,295 > 0,05). Dengan demikian disimpulkan bahwa peubah (X2) tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap tingkat produksi tambak bandeng.

c. Nilai t dari koefisien regresi

3 adalah -0,813(thitung < ttabel), dengan nilai p (sign) = 0,418, yang artinya (0,418 > 0,05). Dengan demikian disimpulkan bahwa peubah (X3) juga tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap tingkat produksi tambak bandeng.

d. Nilai t dari koefisien regresi

4 adalah 6,725(thitung > ttabel), dengan nilai p (sign) = 0,000, yang artinya (0,000 < 0,05). Dengan demikian disimpulkan bahwa peubah (X4) mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap tingkat produksi tambak bandeng.

Jika hanya berpatokan pada analisis di atas, maka disimpulkan bahwa kedua pupuk yang digunakan tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap tingkat produksi tambak bandeng per ha di Kecamatan Wonomulyo. Kemudian selanjutnya ingin diketahui Apakah petani tambak bandeng di Kecamatan Wonomulyo sudah beroperasi pada daerah Rasional atau belum? Untuk menentukan pada tahap apa kegiatan produksi tercapai jika kita menggunakan peubah masukan, besarnya koefisien keelastisan dari berbagai masukan tersebut digunakan sebagai kriteria.

Dari hasil olahan data dengan menggunakan SPSS 16.0 di peroleh nilai koefesien keelastisan masing-masing peubah masukan yaitu:

1

= 0,835

2 = 0,172

3 = -0,147

4 = 0,343

Untuk menentukan pada tahap apa kegiatan produksi tercapai, jika digunakan peubah masukan, maka nilai dari koefesien keelastisan dari keempat peubah masukan tersebut dijumlahkan atau

    

   

1 2 3 4. Dengan ketentuan sebagai berikut:

a. Jika besarnya koefisien keelastisan lebih besar dari satu, dapat disimpulkan bahwa kegiatan produksi masih berada pada tahap naik (increasing) atau zona I. Produksi masih dapat ditingkatkan sebab penambahan masukan masih memberikan luaran yang lebih besar. b. Jika koefisien keelastisan berada pada rentang nilai antara 0 dan 1 (0 < η < 1),

kegiatan produksi sudah berada pada tahap rasional atau zona II. Penambahan faktor produksi secara teknis tidak diperlukan lagi, sebab sudah mencapai daerah optimal.

c. Jika salah satu koefisien keelastisan sudah negatif, atau jumlah koefisien tersebut menjadi negatif maka hal itu berarti penggunaan salah satu faktor produksi sudah melampaui batas, sehingga diperlukan pengurangan atau realokasi dari faktor-faktor produksi yang digunakan (Tiro,2007:367-370).

(7)

55

sudah berada pada tahap naik atau zona I. Oleh karena itu, penambahan faktor produksi secara teknis masih dapat ditingkatkan, sebab penambahan masukan masih memberikan luaran yang besar.

4. KESIMPULAN

Persamaan normal untuk regresi ganda model Cobb-Douglas yang terdiri dari multi variabel adalah sebagai berikut:

Pengaruh peubah masukan (input) terhadap hasil produksi (output) tambak bandeng per Ha di Kecamatan Wonomulyo adalah :

a.Nilai

ˆ

0

0,309

. Hal ini berarti bahwa konstanta sebesar 0,309. menunjukkan jika peubah masukan dianggap konstan, maka tingkat produksi bandeng sebesar 0,309%.

b.Nilai

ˆ

1

0,835

. Hal ini berarti bahwa untuk masukan X1, produksi telah berada pada tahap menurun (decreacing) karena koefesien keelastisan produksi kurang dari satu. Jadi, penambahan masukan X1 sebesar 1% hanya akan meningkatkan luaran sebesar 0,835%.

c.Nilai

ˆ

2

0,172

. Hal ini berarti bahwa untuk masukan X2, produksi telah berada pada tahap menurun (decreacing) karena koefesien keelastisan produksi kurang dari satu. Jadi, penambahan masukan X2 sebesar 1% hanya akan meningkatkan luaran sebesar 0,172%.

(8)

56

e.Nilai

ˆ

4

0,343

. Hal ini berarti bahwa untuk masukan X4 produksi telah berada pada tahap menurun (decreacing) karena koefesien keelastisan produksi kurang dari satu. Jadi, penambahan masukan X4 sebesar 1% hanya akan meningkatkan luaran sebesar 0,343%.

Dari hasil analisis, jumlah koefesien keelastisan dari keempat peubah masukan yaitu jumlah nener, jumlah pupuk SP36, jumlah pupuk Urea dan pengalaman bertani adalah η = 1,203 atau koefisien keelastisan lebih besar dari 1, maka kegiatan produksi sudah berada pada tahap naik atau zona I. Oleh karena itu, penambahan faktor produksi secara teknis masih dapat ditingkatkan, sebab penambahan masukan masih memberikan luaran yang besar.

Saran

 Hasil analisis data pada penelitian ini menggunakan software SPSS 16.0. untuk itu, diharapakan pada peneliti-peneliti berikutnya untuk membandingkan hasil analisisnya dengan menggunakan Software SAS atau Software Minitab.

 Data yang digunakan pada penelitian ini adalah data penelitian sesaat, sehingga analisis regresi ini hanya dilakukan pada satu periode produksi saja. Dengan demikian hasil analisisnya belum dapat menggambarkan usaha tani secara menyeluruh. Khususnya perkembangan usaha tani budidaya tambak bandeng dalam jangka panjang.

DAFTAR PUSTAKA

Bank Indonesia. Pola Pembiayaan Usaha Kecil (PPUK) Budidaya Bandeng. tbtlkm@bi.go.id. Diakses: 02/07/2013.

Djauhari, A. 1999. Pendekatan Fungsi Cobb-Douglas Dengan Elastisitas Variabel Dalam Study Ekonomi Produksi, Suatu Contoh: Aplikasi Pada Padi Sawah. Jurnal Informatika Pertanian, Vol. 8. Diakses : 11/03/2013.

Herawati, E. 2008. Analisis Pengaruh Faktor Produksi Modal, Bahan Baku, Tenaga kerja dan Mesin Terhadap Produksi Glyserine Pada PT. Flora Sawita Chamindo Medan. Tesis. Semarang: Univeritas Diponegoro.

Indriana, A. 2011. Analisis Produksi Uaha Tani Jambu Air di Kabupaten Demak. Skripsi. Semarang: Universitas Diponegoro.

Kurniawan, D. 2008. Regresi Linear (Linear Regression). http://ineddeni.wordpress.com. Diakses: 15/04/2013.

Priyatno, D. 2010. Paham Analisa Statistik Data dengan SPSS. Yogyakarta : MediaKom. Putong, I. 2003. Pengantar Ekonomi Mikro & Makro.

Putranto, D.A. 2007. Analisis Efesiensi Produksi Kasus pada Budidaya Penggemukan Kepiting Bakau di Kabupaten Pemalang. Tesis. Semarang: Universitas Diponegoro.

http://www.google.com/aplikasi/Cobb-Douglas. Diakses: 11/03/2013.

Ramadhani, Y. 2011. Analisis Efisiensi, Skala dan Elastisitas Produksi Dengan Pendekatan Cobb-Douglas dan Regresi Berganda. Jurnal Teknologi, Vol. 4, No. 1, 61-53.

Yuliastuti@akprind.ac.id. Diakses 07/06/2013.

Seber, G. & Lee, A. Linear Regression Analysis. Second Edition. New Zealand : Departement Of Statistics. University Of Anckland

Spyros, dkk. Metode dan Aplikasi Peramalan. Edisi Kedua. Jilid 1. Jakarta: Erlangga

Tajerin. 2007. Efisiensi Teknis Usaha Budidaya Pembesaran Lele di Kolam (Study Kasus di Kabupaten Tulung Agung, Jawa Timur). Jurnal Ekonomi Pembangunan, Vol.12 No. 1, Hal 37-48. Jerin_Jmhr@yahoo.com. Diakses 07/06/2013.

(9)

57

Tumanggor, D.S. 2009. Analisis Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Produksi Coklat di Kabupaten Dairi. Tesis. Medan: Universitas Sumatra Utara.

Wahab, A. 2011. Statistik Terapan. Majene: FMIPA Universitas Sulawesi Barat.

Wahab, A. 2012. Pengantar Statistik Untuk Pendidikan dan Sains. Majene : Kutub Wacana

Wiwit. 2006. Analisis Pengaruh Faktor Produksi terhadap Produksi Industri Pengasapan Ikan di Kota Semarang. Skripsi. Semarang: Universitas Diponegoro.

(10)

58

Faktor-faktor Psikologis yang Mempengaruhi Kesadaran

Metakognisi dan Kaitannya dengan Prestasi Belajar

Matematika Siswa Kelas X SMA Negeri 2 Majene

Sitti Inaya Masrura

Program Studi Pendidikan Matematika FMIPA Universitas Sulawesi Barat email: masrura.inayah2@gmail.com

Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk mengungkap pegaruh faktor-faktor psikologis (intelegensi, motivasi berprestasi dan kecemasan belajar) terhadap kesadaran metakognisi dan kaitannya terhadap prestasi belajar matematika siswa Kelas X SMA Negeri 2 Majene. Jenis Penelitian ini adalah expost-facto yang bersifat kausalitas. Teknik pengambilan sampel dengan menggunakan proportionate stratified random sampling. Data dianalisis dengan statisik deskriptif dan analisis jalur.Hasil Penelitian menunjukkan bahwa: (1) Siswa Kelas X SMA Negeri 2 Majene memiliki; Kecerdasan (IQ) dengan kategori rata -rata, Motivasi berprestasi dengan kategori tinggi, kecemasan belajar matematika dengan kategori tinggi, kesadaran metakognisi dengan kategori sedang, dan prestasi belajar matematika dengan kategori sedang; (2) Faktor-faktor psikologis yang berpengaruh langsung seca ra signifikan terhadap kesadaran metakognisi dan berpengaruh langsung maupun tidak langsung terhadap prestasi belajar matematika adalah motivasi berprestasi; (3)Faktor-faktor psikologis yang berpengaruh tidak signifikan terhadap kesadaran metakognisi dan tidak pula berpengaruh secara signifikan baik secara langsung maupun tidak langsung terhadap prestasi belajar matematika adalah intelegensi dan kecemasan belajar matematika;(4) Sumbangan efektif motivasi berprestasi secara langsung terhadap prestasi belaja r matematika yaitu 11,5%; (5)Sumbangan efektif motivasi berprestasi secara tidak langsung terhadap prestasi belajar matematika melalui kesadaran metakognisi yaitu 10,1%.

Kata kunci:Faktor-faktor Psikologis, Kesadaran Metakognisi, Prestasi Belajar Matematika

1. PENDAHULUAN

Undang-undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional menyatakan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Lebih lanjut undang-undang sistem pendidikan nasional No.20 tahun 2003 dalam pasal 39 ayat 2 menjelaskan bahwa “pendidik merupakan tenaga profesional yang bertugas merencanakan dan melaksanakan proses pembelajaran, menilai hasil pembelajaran, melakukan pembimbingan dan pelatihan, serta melakukan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat. Hasil belajar siswa pada umumnya masih di Indonesia ditentukan oleh kemampuan kognitifnya dalam memahami sebaran materi pelajaran yang telah ditentukan di dalam kurikulum, contoh konkritnya adalah Nilai ujian nasional (UN) yang mejadi penentu kelulusan siswa.

(11)

59

dari tahun 2009 angka kelulusan siswa SMA dan MA di Sulbar mencapai 88,56%. Sedangkan tahun 2010 tingkat kelulusan hanya 79,87% (Berita kota Makassar, 2010:1).

Salah satu mata pelajaran yang diujikan dalam ujian nasional (UN) adalah mata pelajaran matematika. Para siswa di berbagai jenjang pendidikan termasuk di sekolah menengah dituntut untuk menguasai pelajaran matematika. Akan tetapi kenyataan yang ada dilapangan menunjukkan masih jauh dari apa yang diharapkan. Oleh karena itu peningkatan mutu pengajaran matematika di berbagai jenjang pendidikan formal perlu mendapat perhatian dan penanganan serius. Hal yang penting untuk perlu dicermati dalam penyelenggaraan ujian Nasional (UN) bahwa sangat ironis jika hasil usaha siswa dalam belajar selama tiga tahun hanya dinilai dalam waktu singkat dan hanya diukur dengan skor hasil dari UN.

Arah baru penilaian pendidikan menurut Degeng (2001) antara lain adalah: “Perubahan dari teori behavioristik ke kognitif yaitu : Perubahan tekanan dari hasil belajar ke proses belajar, perubahan dari respon pasif ke penyusunan makna secara aktif, dari penilaian keterampilan secara terpisah ke keterampilan terintegrasi. Menurut Arifin (1991: 3) dalam hasman (2008), prestasi berarti hasil usaha. Dalam hubungannya dengan usaha belajar, prestasi berarti hasil belajar yang dicapai oleh siswa setelah melakukan kegiatan belajar pada kurun waktu tertentu.

Marzano (1998) dalam Intel Education menyatakan memberikan siswa waktu dan alat untuk membantu mereka menjadi lebih metakognitif dalam pembelajaran mereka adalah satu cara yang paling efektif untuk mengembangkan prestasi siswa. Sekolah merupakan tempat dan sarana yang paling bertanggung jawab dalam mengembangkan dan memperbaiki prestasi belajar siswa. Selain itu orang tua dan pemerintah setempat harus ikut berperan aktif. Oleh karena itu guru dalam menilai pencapaian hasil belajar hanya memberikan penekanan pada tujuan kognitif tanpa memperhatikan dimensi proses kognitif, khususnya pengetahuan tentang metakognisi.

Metakognisi adalah suatu kata yang berkaitan dengan apa yang dia ketahui tentang dirinya sendiri sebagai individu yang belajar dan bagaiman dia mengontrol serta menyesuaikan perilakunya. Metakognitif adalah suatu bentuk kemampuan untuk melihat pada diri sendiri sehingga apa yang dilakukan dapat terkontrol secara optimal. Dengan kemampuan seperti ini seseorang dimungkinkan memiliki kemampuan tinggi dalam pemecahan masalah (Suherman, et al, 2003:104) selanjutnya akan berdampak pada prestasi belajarnya sendiri.

Belajar merupakan kegiatan penting yang harus dilakukan oleh setiap orang secara maksimal untuk dapat mengatasi masalah dan memperoleh pengetahuan Slameto (2010:54) megungkapk!an faktor-faktor yang mempengaruhi belajar banyak jenisnya, tetapi dapat digolongkan menjadi dua golongan saja, yaitu faktor intern dan faktor ekstern. Faktor intern terdiri dari tiga faktor, yaitu: faktor jasmaniah (kesehatan, kondisi fisik), faktor psikologis (Inteligensi, perhatian, minat, bakat, motif, kematangan), dan faktor kelelahan. Sedangkan faktor ekstern terdiri dari: faktor keluarga, faktor sekolah dan faktor masyarakat. Dalam hubungannya dengan proses interaksi belajar mengajar, kehadiran faktor-faktor psikologis memberikan andil yang cukup penting. Faktor-faktor psikologis dapat mempermudah atau memperlambat proses belajar, bahkan dapat pula menambah kesulitan dalam mengajar sehingga berdampak pada prestasi belajar siswa (Sardiman, 2010:39).

Prestasi belajar siswa pada umumnya diukur berdasarkan kemampuan kognitif, Ada beberapa faktor yang mempunyai kedekatan hubungan dengan perkembangan struktur kognitif siswa, seperti kecerdasan (intelligence), struktur medan kognitif atau skema berpikir, kemampuan apersepsi, dan strategi kognitif dapat diduga sebagai penentu perkembangan struktur kognitif siswa. Strategi kognitif merupakan keterampilan intelektual khusus yang sangat penting di dalam belajar dan berpikir (Muisman,2003:7). Proses kognitif manusia dikendalikan oleh otak sedangkan kecerdasan ada di dalam otak sehingga proses kognitif manusia dipengaruhi kecerdasan atau inteligensi (West, Farmer, dan Wolf dalam Hsiao, 1997:2).

(12)

60

wujudnya hubungan antara metakognisi dan motivasi dalam mempengaruhi pencapaian pelajar. Maksudnya Tingkat kemampuan atau kesadaran metakognisi mempengaruhi prestasi sebenarnya bergantung kepada pola motivasi seseorang siswa ini menunjukkan hubungan antara motivasi seseorang dalam mempengaruhi prestasi belajar siswa (Rahman & Philips, 2006). Strategi-strategi metakognitif antaralain kesadaran metakognitif, meliputi kesadaran mengidentifikasi apa yang telah diketahui, menentukan tujuan belajar, mempertimbangkan alat bantu belajar, mempertimbangkan bentuk tugas, menentukan cara mengevaluasi prestasi belajar, mempertimbangkan tingkat motivasi, dan menentukan tingkat kecemasan (Halter dalam Muisman, 2003:29).

Berdasarkan hasil identifikasi yang telah dilakukan beberapa diantaranya mempunyai peran kepada kesadaran metakognisi yaitu: kecerdasan (inteligensi) dan motivasi serta kecemasan belajar, kemudian faktor-faktor psikologis tersebut bersama dengan kesadaran metakognisi mempunyai pengaruh terhadap prestasi belajar siswa. Selanjutnya faktor-faktor psikologi (inteligensi, motivasi, dan kecemasan belajar), kesadaran metakognisi dan prestasi belajar akan dijadikan sebagai variabel-variabel dalam penelitian ini.

Pratomo et al (dalam Azwar, 2010:168) menemukan korelasi inteligensi dengan prestasi belajar sebesar 0,276 yang signifikan pada taraf signifikansi 5%. Kusumaningrum (1985:179) membuktikan ada hubungan berbanding lurus IQ dengan prestasi belajar sebesar 0,14. Di samping itu, ia juga berhasil membuktikan ada hubungan antara IQ dengan nilai tes masuk sebesar 0,23. Gorzelanczyk et al (1998:3) menyimpulkan tidak ada korelasi yang signifikan antara nteligensi dengan proses-proses belajar dengan rata-rata r = 0,11278. Surya (1979:397) dalam kesimpulan penelitian yang dilakukannya tentang pengaruh faktor-faktor non intelektual terhadap gejala berprestasi kurang (studi terhadap siswa SMA proyek perintis sekolah pembangunan) mengatakan bahwa sekurang-kurangnya ada tiga komponenyang terlibat dan saling berinteraksi untuk menghasilkan prestasi belajar yaitu pelajar, proses belajar dan situasi belajar. Surya juga menyarankan bahwa dalam rangka memberikan bantuan kepada siswa berprestasi kurang dalam masalah kesulitan belajar mencakup peningkatan keterampilan, penyesuaian diri, dan proses kematangan perlu diperhatikan faktor intelektual dan non intelektual.

Penelitian yang dilakukan oleh Pujadi pada tahun 2005 mengenai faktor-faktor motivasi yang mempengaruhi motivasi belajar: Studi kasus pada fakultas Ekonomi Universitas Budi Mulia. Hasil dari penelitian ini menunjukkan motivasi belajar mahasiswa budi mulya memiliki karakteristik dimana pada umumnya masih memiliki tingkat keseriusan yang tinggi dan menyimak perkuliahan yang diberikan dosen, serta rajin dalam mengerjakan tugas mandiri.

Rahman & Philips meneliti tentang Hubungan antara Kesedaran Metakognisi, Motivasi dan Pencapaian Akademik Pelajar Universiti, dalam penelitian tersebut mendapatkan hasil bahwa hubungan tidak langsung antara motivasi dengan prestasi belajar. Yang melibatkan variabel matlamat pembelajaran dan efikasi diri, matlamat pembelajaran didapati mempunyai hubungan tidak langsung dengan pencapaian yang lebih besar (r = 0.271) yang dibandingkan dengan variabel efikasi kendiri (r = 0.043). Kedua variabel tersebut mempunyai hubungan yang signifikan dengan kesedaran metakognisi dan mempunyai hubungan yang signifikan dengan prestasi belajar matematika.

Berpedoman pada masalah tentang penurunan prestasi belajar, faktor-faktor psikologi yang diduga mempengaruhi belajar, pentingnya kesadaran metakognisi serta hasil-hasil penelitian di atas, sangat menarik untuk mengkaji tentang faktor-faktor psikologis (Inteligensi, motivasi berprestasi dan kecemasan belajar) yang mempengaruhi kesadaran metakognisi dan kaitanya dengan prestasi belajar Matematika siswa kelas X SMA Negeri 2 Majene tahun pelajaran 2010/2011

Gambar

Tabel 1. Produksi Tambak Bandeng Kec. Wonomulyo (Dalam Ton) Tahun 2009-2013 Tahun Total Produksi (ton)

Referensi

Dokumen terkait

(1) Keputusan dan/atau Tindakan yang ditetapkan dan/atau dilakukan dengan melampaui Wewenang sebagaimana dimaksud dalam Pasal 17 ayat (2) huruf a dan Pasal 18 ayat (1)

Pengaruh Penambahan Buah Durian (Durio zibethinus Murr.) terhadap Kadar Air, Tekstur, Rasa, Bau dan Kesukaan Karamel Susu Kambing, dan penelitian yang terkait

bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Bupati tentang Perubahan Atas Peraturan Bupati Blitar

Interaktif menyatakan pada capaian pembelajaran lulusan diraih dengan mengutamakan proses interaksi dua arah antara mahasiswa dan dopsen ;holistic menyatakan bahwa proses

Hasil sidik ragam menunjukkan ukuran partikel bahan berpengaruh nyata terhadap rendemen, kadar flavonoid dan tanin ekstrak meniran, sedangkan lama ekstraksi tidak

Pada pengukuran gain antena dalam praktikum ini, antena dipole pertama digunakan seagai antena pemancar, sedangkan antenna dipole kedua digunakan seagai

Peta struktur ekologi bentanglahan diperoleh dari overlay peta bentuklahan dan peta penutup lahan yang telah digeneralisasi menjadi data vektor.. Kenampakan

Hasil uji hipotesis menggunakan statistik non perametrik Friedman test menunjukkan bahwa ada pengaruh pelatihan mendengarkan musik klasik Mozart terhadap penurunan tingkat