• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENCEMARAN AIR MATA KULIAH KESEHATAN LIN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "PENCEMARAN AIR MATA KULIAH KESEHATAN LIN"

Copied!
52
0
0

Teks penuh

(1)

CONTROL OF

WATER CONTAMINATION

Kelompok 6:

Asyifa Robiatul Adawiyah

Dhea Ayunanda

Heny Fitriani

(2)

1. Siklus Air

1. Siklus Air

2. Pencemaran

2. Pencemaran

Air

Air

Pencemaran

3. Sumber

Air

3. Sumber

Pencemaran

Air

4.

Pengelompokan

Limbah

4.

Pengelompokan

Limbah

5. Dampak

Buruk Limbah

5. Dampak

Buruk Limbah

6. Parameter

dalam Air

Limbah

6. Parameter

dalam Air

Limbah

7. Dasar-Dasar

Proses Pengolahan

Biologis Untuk Air

Limbah

7. Dasar-Dasar

Proses Pengolahan

Biologis Untuk Air

Limbah

8. Pengelolaan

Air Limbah

8. Pengelolaan

(3)

1. Siklus Air

Gerakan

keseluruhan

air dari curah

hujan melalui

berbagai jalur

yang ada di

bumi dan

kembali ke

atmosfer

disebut siklus

hidrologi

Gerakan

keseluruhan

air dari curah

hujan melalui

berbagai jalur

yang ada di

bumi dan

kembali ke

atmosfer

disebut siklus

(4)

2. Pencemaran Air

Adanya benda-benda asing

yang mengakibatkan

air

tersebut

tidak dapat digunakan

sesuai dengan peruntukannya secara

normal disebut dengan

pencemaran air

(Darmono, 1995)

Air tersebut juga mempunyai

standar 3B

(tidak berwarna,berbau,dan beracun)

.

Dalam PP 82 tahun 2001 pasal 31 disebutkan bahwa setiap

orang wajib :

Melestarikan kualitas air pada sumber air

Mengendalikaan pencemaran air pada sumber air

pada Pasal 32 ditegaskan bahwa

setiap orang yang melakukan usaha

dan atau kegiatan

berkewajiban memberikan informasi yang benar

dan akurat

mengenai pelaksanaan kewajiban

pengelolaan kualitas air

dan

pengendalian pencemaran air.

(5)

3. Sumber

Pencemaran Air

Salah satu

penyebab pencemaran air

adalah

air limbah

yang dibuang tanpa pengolahan ke dalam suatu badan air.

Tinja (feces)

Tinja (feces)

Air seni (urine)

Air seni (urine)

Grey water

Grey water

Air Limbah

Air Limbah

Rumah Tangga

Air Limbah

Industri

Proses

Produksi

Air Limbah

Industri

Proses

Produksi

Sebagai air

pendingin

Sebagai air

pendingin

mentransportasikan

produk atau bahan

baku

mentransportasikan

produk atau bahan

baku

Sebagai air

proses

Sebagai air

proses

mencuci dan

membilas produk

mencuci dan

membilas produk

1

(6)

4. Pengelompokan

Limbah

Berdasarkan

Jenis

Senyawa

Berdasarkan

Jenis

Senyawa

Limbah

Organik

Limbah

Organik

Anorganik

Anorganik

Limbah

Limbah

Berdasarkan

Wujud

Berdasarkan

Wujud

Limbah

Cair

Limbah

Cair

Limbah

Limbah

Padat

Padat

Limbah

Limbah

Zat

Zat

Berdasarkan

Sumber

Berdasarkan

Sumber

Limbah

Domestik

Limbah

Domestik

Limbah

Industri

Limbah

Industri

Limbah

pertanian

Limbah

pertanian

Limbah

pertambangan

Limbah

(7)

4. Pengelompokan Limbah

(Berdasarkan Senyawa)

Limbah Organik

Limbah Organik

Berdasarkan pengertian secara kimiawi limbah organik

merupakan

segala limbah yang mengandung unsure karbon

(C)

, sehingga meliputi limbah dari mahluk hidup yang dapat

dijadikan

sumber nutrisi bagi mikroorganisme, seperti

bakteri dan jamur

.

Berdasarkan pengertian secara kimiawi limbah organik

merupakan

segala limbah yang mengandung unsure karbon

(C)

, sehingga meliputi limbah dari mahluk hidup yang dapat

dijadikan

sumber nutrisi bagi mikroorganisme, seperti

bakteri dan jamur

.

Hasil pembusukan limbah

organik

oleh mikroorganisme

sebagian besar adalah berupa

gas metan (CH4)

yang juga

dapat menimbulkan

permasalahan lingkungan

contoh: Pupuk Organik

(8)

4. Pengelompokan Limbah

(9)

4. Pengelompokan Limbah

(Berdasarkan Senyawa)

Limbah Anorganik

Limbah Anorganik

Berdasarkan pengertian secara

kimiawi, limbah anorganik meliputi

limbah-limbah yang

tidak dapat

diurai oleh mikroorganisme

, seperti

logam yang pada umumnya berasal

dari industri yang menggunakan

unsur-unsur logam termasuk pupuk

anorganik (yang mengandung unsur

nitrogen dan fosfor)

Berdasarkan pengertian secara

kimiawi, limbah anorganik meliputi

limbah-limbah yang tidak dapat

diurai oleh mikroorganisme, seperti

logam yang pada umumnya berasal

dari industri yang menggunakan

unsur-unsur logam termasuk pupuk

anorganik (yang mengandung unsur

nitrogen dan fosfor)

Lumpur Lapindo

(10)
(11)

“Bila limbah anorganik langsung dibuang di air lingkungan, maka

akan terjadi peningkatan jumlah ion logam di dalam air. Ion logam

(12)

4. Pengelompokan Limbah

(Berdasarkan Wujud)

Limbah Cair

Limbah cair

domestik

(

domestic

wastewater

)

Limbah cair

domestik

(

domestic

wastewater

)

Limbah cair

industri

(

industrial

wastewater)

Limbah cair

industri

(

industrial

wastewater)

Rembesan

dan luapan

(

infiltration

and inflow)

Rembesan

dan luapan

(

infiltration

and inflow)

(13)

Limbah Padat

Lingkup limbah padat yaitu limbah hasil proses IPAL berupa

endapan (slude)

yang biasanya hasil dari

proses filter press

.

Slude dapat dikategorikan tidak berbahaya

dan dapat juga

dikategorikan sebagai

limbah bahan berbahaya dan beracun (B3)

.

4. Pengelompokan Limbah

(14)

Limbah Bahan Berbahaya dan

Beracun (B3)

1. Mudah meledak (explosive) 2. Pengoksidasi (oxidizing)

3. Amat sangat mudah terbakar (extremely flammable)

4. Sangat mudah terbakar (highly flammable)

5. Mudah terbakar (flammable) 6. Amat sangat beracun (extremely

toxic)

7. Sangat beracun (highly toxic) 8. Beracun (moderately toxic) 9. Berbahaya (harmful)

10. Korosif (corrosive)

11. Bersifat mengiritasi (irritant) 12. Berbahaya bagi lingkungan

(dangerous to the environment) 13. Karsinogenik, dapat

menyebabkan kanker

14. Teratogenik, dapat menyebabkan kecacatan janin

15. Mutagenic, dapat menyebabkan mutasi genetik

1. Mudah meledak (explosive) 2. Pengoksidasi (oxidizing)

3. Amat sangat mudah terbakar (extremely flammable)

4. Sangat mudah terbakar (highly flammable)

5. Mudah terbakar (flammable) 6. Amat sangat beracun (extremely

toxic)

7. Sangat beracun (highly toxic) 8. Beracun (moderately toxic) 9. Berbahaya (harmful)

10. Korosif (corrosive)

11. Bersifat mengiritasi (irritant) 12. Berbahaya bagi lingkungan

(dangerous to the environment) 13. Karsinogenik, dapat

menyebabkan kanker

14. Teratogenik, dapat menyebabkan kecacatan janin

(15)

Penyakit Yang

Berhubungan dengan

Air (WaterBorne

Diseases)

5. Dampak Buruk

Limbah

Gangguan kesehatan

Gangguan kesehatan

Bahaya Zat Kimia Dalam Air Minum

Bahaya Zat Kimia Dalam Air MinumGangguan terhadap keindahanGangguan terhadap keindahanPenurunan kualitas lingkunganPenurunan kualitas lingkungan

Gangguan terhadap kerusakan benda

Gangguan terhadap kerusakan benda

Air limbah yang

tidak dikelola

dengan baik

dapat

menimbulkan

dampak buruk

bagi mahluk

hidup dan

lingkungannya.

Beberapa

dampak buruk

tersebut adalah

sebagai

berikut:

DAMPAK

BURUK

• Nitrat

• Fluorida (F)

Air raksa

(Merkuri, Hg)

• Kadmium

(16)

6. Parameter Dalam

Air Limbah

1. BOD (Biochemical

Oxygen Demand)

1. BOD (Biochemical

Oxygen Demand)

banyaknya oksigen

dalam

ppm atau miligram/liter

(mg/lt) yang

diperlukan

untuk menguraikan benda

organik oleh bakteri

pada

suhu 20

0

C selama 5 hari

2. COD (Chemical Oxygen

Demand)

2. COD (Chemical Oxygen

Demand)

jumlah

total oksigen

yang

diperlukan untuk

mengoksidasi bahan

organik secara kimiawi

,

baik yang didekomposisi

secara biologis

(

biodegradable

) maupun

yang sukar didekomposisi

secara biologis (

non

(17)

6. Parameter Dalam

Air Limbah

3. DO (Dissolved Oxygen)

atau Oksigen terlarut

3. DO (Dissolved Oxygen)

atau Oksigen terlarut

banyaknya oksigen

yang

terkandung

di

dalam air

dan diukur di dalam

satuan miligram per

liter.

4. Kesadahan (hardness)

4. Kesadahan (hardness)

gambaran

kation logam

divalen (valensi 2)

yang

terdapat di dalam air.

Kation-kation ini dapat

bereaksi

dengan sabun

membentuk endapan

(

presipitasi

)

maupun

anion-anion yang

(18)

5. Settleable solid

5. Settleable solid

Lumpur yang

mengendap

dengan

sendirinya

pada kondisi

yang tenang

selama 1

jam

6. TSS (Total Suspended

Solid)

6. TSS (Total Suspended

Solid)

Jumlah berat dalam

mg/l lumpur kering

yang ada di dalam air

limbah setelah

mengalami penyaringan

dengan membran

berukuran 0,45 mikron.

(19)

7. MLSS (Mixed Liquor

Suspended Solid)

7. MLSS (Mixed Liquor

Suspended Solid)

Jumlah TSS

yang

berasal dari bak

pengendapan

lumpur aktif

setelah

dipanaskan pada

suhu 103 – 105

0

C.

8. MLVSS (Mixed

Liquor Volatile

Suspended Solid)

8. MLVSS (Mixed

Liquor Volatile

Suspended Solid)

Kandungan organik

matter yang terdapat

dalam MLSS. Didapat

dari pemanasan

MLSS pada suhu 600

0

C, benda volatile

menguap disebut

MLVSS.

(20)

9. Effluent

9. Effluent

Cairan yang keluar dari

salah satu bagian

dari

bangunan pengolah

atau dari bangunan

pengolahan secara

keseluruhan.

10. j. Trickling filter

10. j. Trickling filter

Teknik untuk meningkatkan

kontak

dari air limbah dengan

mikroorganisme

yang

mengambil oksigen untuk

metabolismenya.

Saringannya

berupa hamparan batu koral

berukuran sedang

diletakkan

pd air yg menetes dan

berkontak dengan

mikroorganisme yang

menempel pada batu koral

tersebut.

(21)

6. Parameter Dalam

Air Limbah

11. Kekeruhan

(turbidity

)

11. Kekeruhan

(turbidity

)

ukuran yang

menggunakan

efek cahaya

sebagai

dasar

untuk mengukur keadaan

air sungai

, kekeruhan ini

disebabkan oleh adanya

benda tercampur atau

benda koloid dalam air.

12. Lumpur aktif

(activated

sludge)

12. Lumpur aktif

(activated

sludge)

Endapan lumpur yang

berasal dari air limbah

yang

telah mengalami

pemberian udara (aerasi)

secara teratur. Lumpur ini

sangat

banyak

mengandung bakteri

(22)

7. Dasar-Dasar Proses Pengolahan

Biologis untuk Air Limbah

Prinsip pengolahan

Prinsip pengolahan

menggunakan jasa

bakteri (mikroorganisme)

untuk

menguraikan bahan organik

yang terkandung

dalam air limbah dan enzim

menggunakan jasa

bakteri (mikroorganisme)

untuk

menguraikan bahan organik

yang terkandung

dalam air limbah dan enzim

mengubah bahan organik

(23)
(24)
(25)
(26)

7. Dasar-Dasar Proses Pengolahan

Biologis untuk Air Limbah

Ciri-ciri untuk

beberapa

unit

pengolahan

tersebut

dapat dilihat

pada Tabel di

samping ini

Ciri-ciri untuk

beberapa

unit

pengolahan

tersebut

dapat dilihat

pada Tabel di

(27)

Pengolahan air limbah dilakukan oleh

Instalasi Pengolahan Air Limbah/IPAL

(

Waste Water Treatment Plant/WWTP

)

.

Pengolahan air limbah dilakukan oleh

Instalasi Pengolahan Air Limbah/IPAL

(Waste Water Treatment Plant/WWTP)

.

8. Pengelolaan

Air Limbah

Proses pengolahan

Proses pengolahan

pengolaha

n pertama

(Primary

Treatment

)

pengolaha

n pertama

(Primary

Treatment

)

pengolahan

kedua

(

Secondary

Treatment

)

pengolahan

kedua

(

Secondary

Treatment

)

pengolahan

lanjutan

(

Tertiary

Treatment

)

pengolahan

lanjutan

(

Tertiary

Treatment

)

pengolahan

lumpur

(sludge

disposal)

(28)

8. Pengelolaan

Air Limbah

Konsep

Pengolahan

Air Limbah

Konsep

Pengolahan

(29)

8. Pengelolaan Air Limbah

(Primary Treatment)

Pengolahan pertama bertujuan

untuk memisahkan padatan dari air

secara fisik.

Hal ini dapat dilakukan dengan

melewatkan air limbah melalui

saringan (filter) dan/atau bak

sedimentasi (

sedimentation tank

).

(30)

Penyaringan

(

Filtration

)

Penyaringan

(

Filtration

)

Pengendapan

(

sedimentation

)

Pengendapan

(

sedimentation

)

mengurangi padatan

maupun lumpur

tercampur dan

partikel koloid dari

air limbah

mengurangi padatan

maupun lumpur

tercampur dan

partikel koloid dari

air limbah

Ada 2 aktivitas yaitu:

penyaringan polutan

dan

pembersihan alat

filtrasi

tersebut

Ada 2 aktivitas yaitu:

penyaringan polutan

dan

pembersihan alat

filtrasi

tersebut

Untuk

mempercepat proses

pengendapan

dapat ditambahkan

bahan koagulan

seperti

alum (tawas

)

Untuk mempercepat proses

pengendapan dapat ditambahkan

bahan koagulan seperti alum (tawas)

Dalam industri dikenal dengan

Rapid Mixing

dan

Slow Mixing

.

Rapid Mixing

untuk

melarutkan koagulan

di dalam air.

Slow Mixing

untuk

mencampurkan larutan koagulan

dengan

polutan

agar

terbentuk

fock

yang dapat mengendap.

Dalam industri dikenal dengan Rapid Mixing dan Slow Mixing.

Rapid Mixing

untuk melarutkan koagulan di dalam air.

Slow Mixing

untuk mencampurkan larutan koagulan dengan

polutan agar terbentuk fock yang dapat mengendap.

8. Pengelolaan Air Limbah

(31)

Pada

pengolahan anaerobik

harus

tidak ada oksigen

, akibatnya

unit pengolahan sistem ini harus selalu tertutup,

Bakteri anaerobik

menstabilkan zat organik

dalam sedimen

(sludge digestion)

8. Pengelolaan Air Limbah

(Secondary Treatment)

ZONA ANAEROB

Hasil akhir

yang dominan dari

proses anaerobic

:

1. biogas

(campuran methane (CH

4

) dan carbon

dioksida (CO

2

))

2. Amonia, asam amino, dan amida

3. Senyawa sulfur H

2

S, merkaptan,

serta sedikit

exces

sludge.

Hasil akhir

yang dominan dari

proses anaerobic

:

1. biogas

(campuran methane (CH

4

) dan carbon

dioksida (CO

2

))

2. Amonia, asam amino, dan amida

3. Senyawa sulfur H

2

S, merkaptan,

serta sedikit

exces

(32)

Proses di dalam tangki septik

adalah

proses pengendapan

dan

pengeraman lumpur

.

Sistem pemisahan

antara dua

kompartemen tangki

dimaksudkan agar

terjadi

endapan sempurna.

Proses di dalam tangki septik

adalah

proses pengendapan

dan

pengeraman lumpur

.

Sistem pemisahan

antara dua

kompartemen tangki

dimaksudkan agar

terjadi

endapan sempurna.

2

8. Pengelolaan Air Limbah

(33)

1. Anaerobik Filter

1. Anaerobik Filter

Umumnya anaerobik filter

digunakan

sebagai

pengolahan kedua

setelah septik tank

jika

alternatif peresapan ke

tanah tidak mungkin

dilakukan.

2. UASB (Upflow Anaerobic

Sludge Blanket)

2. UASB (Upflow Anaerobic

Sludge Blanket)

Penggunaan UASB ini

biasanya dipakai pada

konsentrasi BOD di atas

1.000 mg/l, yang

umumnya

digunakan oleh

industri dengan beban

organik tinggi

. Jika beban

organik rendah, maka

akan sukar untuk

membentuk sludge

blanket.

(34)

Unit-Unit Pengolahan Anaerobik

yang Umum Digunakan

3. Kolam Anaerobik

(Anaerobic Pond)

3. Kolam Anaerobik

(Anaerobic Pond)

Kolam biasanya tanpa

penutup, tetapi

permukaannya diharapkan

tertutup oleh scum hasil

proses fermentasi. Jadi

pengaturan kedalaman

kolam sangat diperlukan

untuk menjaga kondisi

anaerob yaitu berkisar

antara (2-5) m.

4. Phytoremediasi

4. Phytoremediasi

Phytoremediation

merupakan

sistem dimana

tanaman tertentu yang

bekerjasama dengan

micro-organisme

dalam media

(tanah, koral dan air) dapat

mengubah zat kontaminan

(pencemar/pollutan)

menjadi tidak berbahaya

(35)

8. Pengelolaan Air Limbah

(Secondary Treatment)

ZONA AEROB

Pengolahan kedua bertujuan untuk

mengkoagulasikan

dan

menghilangkan koloid

serta

menstabilisasi zat organik

dalam air

limbah. Proses penguraian bahan organik dilakukan oleh

mikroorganisme secara aerobik atau anaerobik.

1.oksigen

sebagai

Electron Acceptor

mikroorganisme

2.Proses aerobik biasanya dilakukan dengan bantuan

lumpur aktif (

Activated Sludge

)

3.Hasil akhir yang dominan dari proses ini bila

konversi terjadi secara sempurna adalah

karbon

dioksida

,

uap air

serta

excess sludge

.

1.oksigen

sebagai

Electron Acceptor

mikroorganisme

2.Proses aerobik biasanya dilakukan dengan bantuan

lumpur aktif (Activated Sludge)

3.Hasil akhir yang dominan dari proses ini bila

(36)

Terdapat

dua hal penting

dalam proses

ini, yaitu

proses pertumbuhan bakteri

dan

proses penambahan oksigen

Ada

2 cara

untuk

menambahkan

oksigen

ke dalam air limbah, sebagai

berikut:

1. Memasukkan udara ke dalam air

limbah

2. Memaksa air ke atas untuk

berkontak dengan oksigen

Ada

2 cara

untuk

menambahkan

oksigen

ke dalam air limbah, sebagai

berikut:

1. Memasukkan udara ke dalam air

limbah

2. Memaksa air ke atas untuk

berkontak dengan oksigen

2

8. Pengelolaan Air Limbah

(37)

1. Kolam Aerasi

(aerated

lagoon)

1. Kolam Aerasi

(aerated

lagoon)

Kolam aerasi menggunakan

peralatan aerator mekanik

berupa surface aerator yang

digunakan untuk membantu

mekanisasi pasokan oksigen

terlarut di dalam air.

2. Kolam Aerasi Fakultatif

2. Kolam Aerasi Fakultatif

Tipe ini selaras dengan

kolam algae pada pada

kolam stabilisasi, hanya

oksigen yang diperlukan

disuplai melalui aerator dan

bukan melalui proses

fotosintesis algae.

(38)

3. Tipe Aerobic

Flow

Through

3. Tipe Aerobic

Flow

Through

Tipe ini pada prinsipnya

menempatkan aerator

yang dapat mengangkat

seluruh endapan

tersuspensi dalam aliran

sehingga dianggap

terjadi pengadukan

lengkap dari seluruh sisi

kolam sebagaimana

terjadi pada aerasi di

tangki sistem activated

sludge/lumpur aktif.

4. Tipe

Aerated lagoon Extended

Aearation

4. Tipe

Aerated lagoon Extended

Aearation

Proses pengolahan air limbah

dengan menggunakan lumpur

aktif extended aeration

merupakan pengembangan dari

proses lumpur aktif

konvensional (standar) yang

secara umum terdiri dari bak

pengendap awal, bak aerasi, dan

bak pengendap akhir, serta bak

klorinasi untuk membunuh

bakteri patogen.

(39)

Unit-Unit Pengolahan

Aerobik

yang Umum Digunakan

5. Lumpur Aktif

(Activated

Sludge)

5. Lumpur Aktif

(Activated

Sludge)

Lumpur aktif adalah seluruh

lumpur yang tersuspensi

dan diberi oksigen sehingga

seluruh mikroorganisme

aerobik yang ada dan

melekat dengan lumpur

menjadi sangat aktif. Ada

dua jenis lumpur aktif yaitu

tipe konvensional dan tipe

extended aeration.

6. Oxidation Ditch

6. Oxidation Ditch

Pada prinsipnya sistem

oxidation ditch adalah

extended aeration yang

semula dikembangkan

berdasarkan saluran sirkular

dengan kedalaman 1-1,5 m

yang dibangun dengan

(40)

7. Kolam stabilisasi

fakultatif

7. Kolam stabilisasi

fakultatif

Pengolahan sistem ini

menggunakan teknolgi

paling sederhana yaitu

proses mengandalkan O2

dari fotosintesis algae.

Sedangkan penguraian

bakteri terhadap bahan

organik menjadi posfat

dan amoniak diperlukan

algae sebagai nutrisinya

(fertilizer) untuk

pertumbuhannya.

8. RBC ( Rotating Biological

Contactor)

8. RBC ( Rotating Biological

Contactor)

Prinsip pengolahan dengan

RBC adalah pengolahan zat-zat

organik yang ada pada air

limbah dengan mengunakan

bakteri yang melekat pada

media berbeda dengan

trickling filter yang

menggunakan filter media

yang diam sebagai tempat

koloni bakteri berkembang.

(41)

9. Sistem IPAL Bio-filter

9. Sistem IPAL Bio-filter

Air limpasan

dari bak pengendap awal

selanjutnya dialirkan ke bak kontaktor

anaerob dengan arah aliran dari atas ke bawah, dan dari bawah ke atas.

(42)

8. Pengelolaan Air Limbah

(Tertiary Treatment)

pengolahan ini

menghilangkan

nutrisi/unsur

hara khususnya

nitrat

dan

posfat.

pengolahan ini

menghilangkan

nutrisi/unsur

hara khususnya

nitrat dan

posfat.

Disamping itu

juga pada

tahapan ini dapat

dilakukan

pemusnahan

mikro organisme

patogen

dengan

penambahan

Chlor

pada air

limbah.

Disamping itu

juga pada

tahapan ini dapat

dilakukan

pemusnahan

mikro organisme

patogen

dengan

penambahan

Chlor

pada air

limbah.

(43)

8. Pengelolaan Air Limbah

(Teknologi Pengolahan Lumpur)

Untuk mengurangi volume lumpur dengan

membuang supernatannya Untuk mengurangi volume lumpur dengan

membuang supernatannya

mengurangi bakteri pathogen, mengurangi bau

yang

menyengat dan mengendalikan pembusukan zat

organik. mengurangi

bakteri pathogen, mengurangi bau

yang

menyengat dan mengendalikan pembusukan zat

organik.

diperlukan untuk menghilangkan

bau dan memudahkan

pengeringan lumpur. diperlukan

untuk menghilangkan

bau dan memudahkan

pengeringan lumpur.

Lumpur dikeringkan

untuk memudahkan pembuangannya

terutama dalam hal transpotasi

Lumpur dikeringkan

untuk memudahkan pembuangannya

terutama dalam hal transpotasi

setelah melalui proses digesting sebenarnya sudah merupakan humus sehingga dapat digunakan untuk conditioning tanah

tandus, dan dapat juga digunakan sebagai landfill.

setelah melalui proses digesting sebenarnya sudah merupakan humus sehingga dapat digunakan untuk conditioning tanah

(44)

9. Pengelolaan

Excreta

Timbunan

Air

Limbah

Rumah

Tangga

Timbunan

Air

Limbah

Rumah

Tangga

Pengelolaan Setempat

Septik

Tank

cubluk

Jamban

Pengelolaan Setempat

Septik

Tank

cubluk

Jamban

Pengurasan dan

Pengangkutan

Truk tinja

Pengurasan dan

Pengangkutan

Truk tinja

Pengolahan

Instalas

i

Pengol

ahan

Lumpur

Tinja

(IPLT)

Pengolahan

Instalas

i

Pengol

ahan

Lumpur

Tinja

(IPLT)

Badan Air Penerima

Sungai

Saluran

air

Badan Air Penerima

Sungai

Saluran

air

Pengelolaan

Excreta

Pengelolaan

Excreta

On-site

On-site

Off-site

Off-site

Community

on-site

Community

(45)

9. Pengelolaan

Excreta

Pada pengelolaan

off-site, excreta

dialirkan ketempat

pengolahan untuk mengalami pengolahan selanjutnya

Pada pengelolaan

off-site, excreta

dialirkan ketempat

pengolahan untuk mengalami pengolahan selanjutnya

Pengelolaan

excreta dapat dilakukan di

dalam septic tank.

Di dalam septic tank

excreta

akan

dikonversi

secara

anaerobic

menjadi

biogas (campuran gas carbondioksida

dan gas Methane).

Pengelolaan

Excreta

Pengelolaan

Excreta

On-site

On-site

Off-site

Off-site

Community

on-site

Community

(46)

9. Pengelolaan

Excreta

Pembangunan

sistem

pengolahan air

limbah

terpusat skala

lingkungan

untuk 200 –

400 KK.

Pengelolaan

Excreta

Pengelolaan

Excreta

On-site

On-site

Off-site

Off-site

Community

on-site

Community

(47)

Kesimpulan

Kesimpulan

Pencemaran air dapat disebabkan oleh berbagai hal.

Penyebab pencemaran air adalah aktivitas manusia yang

menciptakan limbah rumah tangga, selain itu pencemaran

air juga disebabkan dari limbah industri yang dibuang

sembarangan di sungai, selokan, laut, dll.

Proses pengolahan air buangan dapat mengurangi

pencemaran air dari limbah rumah tangga atau limbah

industri.

(48)

Pemerintah Kabupaten/ Kota melakukan upaya penanggulangan

pencemaran dan pemulihan kualitas air dengan

menetapkan mutu

air sasaran

, dengan cara:

1. menetapkan daya tampung beban pencemaran

2. melakukan inventarisasi dan identifikasi sumber pencemar

3. menetapkan persyaratan air limbah untuk aplikasi pada tanah

4. menetapkan persyaratan pembuangan air limbah ke air atau

sumber air

5. memantau kualitas air pada sumber air

6. memantau faktor lain yang menyebabkan perubahan mutu air

melakukan pembinaan

untuk meningkatkan ketaatan penanggung

jawab usaha dan atau kegiatan dalam pengelolaan kualitas air dan

pengendalian pencemaran air.

Untuk Pemerintah

Untuk Pemerintah

(49)

Setiap penanggung jawab usaha dan atau kegiatan yang

membuang air limbah ke air atau sumber air

wajib

mencegah

dan

menanggulangi

terjadinya

pencemaran air

, yaitu:

1. kewajiban untuk

mengolah limbah

2. mengetahui persyaratan

mutu dan kuantitas air

limbah

yang boleh dibuang ke media lingkungan

3. Mengetahui persyaratan

cara pembuangan air

limbah

4. Mengetahui persyaratan untuk mengadakan sarana

dan

prosedur penanggulangan keadaan darurat

5. Melakukan

pemantauan mutu dan debit air

6. Dilarang melakukan pembuangan secara sekaligus

dalam satu waktu atau pelepasan dadakan

Setiap penanggung jawab usaha dan atau kegiatan yang

membuang air limbah ke air atau sumber air

wajib

mencegah

dan

menanggulangi

terjadinya

pencemaran air

, yaitu:

1. kewajiban untuk

mengolah limbah

2. mengetahui persyaratan

mutu dan kuantitas air

limbah

yang boleh dibuang ke media lingkungan

3. Mengetahui persyaratan

cara pembuangan air

limbah

4. Mengetahui persyaratan untuk mengadakan sarana

dan

prosedur penanggulangan keadaan darurat

5. Melakukan

pemantauan mutu dan debit air

6. Dilarang melakukan pembuangan secara sekaligus

dalam satu waktu atau pelepasan dadakan

Untuk Pelaku

Usaha

(50)

1. Mengetahui status mutu air

2. Mengetahui bahaya terhadap kesehatan

masyarakat dan ekosistem

3. Mengatasi sumber pencemaran dan

penyebab lainnya

4. Mengetahui dampaknya terhadap kehidupan

masyarakat

5. Mengaplikasikan langkah-langkah yang

dilakukan untuk mengurangi dampak dan upaya

pengelolaan kualitas air dan atau pengendalian

pencemaran air.

1. Mengetahui

status mutu air

2. Mengetahui

bahaya

terhadap

kesehatan

masyarakat dan ekosistem

3. Mengatasi

sumber pencemaran

dan

penyebab lainnya

4. Mengetahui

dampaknya terhadap kehidupan

masyarakat

5. Mengaplikasikan langkah-langkah

yang

dilakukan untuk mengurangi dampak dan upaya

pengelolaan kualitas air dan atau pengendalian

pencemaran air.

(51)

Referensi

---

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 82 Tahun 2001,

Tentang Pengelolaan Kualitas Air Dan Pengendalian Pencemaran Air

Annonim:

Study on Urban Drainage and Wastewater Disposal In The City of

Jakarta

, Master Plan Study, Supporting Report (Draft) Vol. 1, 1990.

Annonim: Perencanaan Pengelolaan Air Limbah dengan Sistem Terpusat, Master

Plan Sistem Pengelolaan Air Limbah, Pdf (Adobe Reader)

Dr. Azrul Azwar M.P.H,

Pengantar Ilmu Kesehatan Lingkungan

: Jakarta, Mutiara

Sumber Widiya, 1990.

James F. McKenzie,at.al,

An Introduction To Community Health

, EGC, 2002.

JICA: Water Supply Engineering Vol 1. Edited by Japan Water Work Association.

Moeller, Dade W.,

Environmental Health Third Edition

: United States of America,

Harvard University Press, 2005.

Ricki M. Mulia,

Kesehatan Lingkungan

, yogyakarta, Graha Ilmu, 2005 .

Slamet, Juli Soemirat,

Kesehatan Lingkungan,

Jogjakarta: Gajah Mada University

Press, 2002.

Wiley, John and Sons,

Environmental Health From Global to Local

: United States of

America, A Wiley Imprint, 2010.

World Health Organization (WHO),

Water Recreation and Disease

: Ukraina, IWA

(52)

Thank You

Saving the

Referensi

Dokumen terkait

Tujuan dari tugas perencanaan pengolahan air buangan adalah untuk merencanakan bangunan pengolahan air buangan industri gula yang mempunyai karakteristik limbah

umum untuk pengolahan air limbah rumah tangga dari perumahan yang tidak tersambung.. dengan sistem perpipaan air buangan

Masalah utama yang harus dihadapi dalam pengolahan air ialah semakin tingginya tingkat pencemaran air, baik pencemaran yang berasal dari air limbah rumah tangga

rumah sakit yang berasal dari buangan domistik maupun buangan limbah cair klinis umumnya mengadung senyawa pulutan organik yang cukup tinggi, dan dapat diolah dengan proses

Limbah cair atau air buangan adalah sisa air yang dibuang yang berasal dari rumah tangga, industri maupun tempat-tempat umum lainnya, dan pada umunya mengandung

Dengan pembuangan limbah cair rumah tangga tanpa melalui pengelolaan atau karena bangunan pengolahan limbah rumah tangga yang kurang bagus maka kualitas air menjadi turun,

Bertambahnya beban pencemaran Sungai Tuntang akibat buangan air limbah industri kecil tahu – tempe permukiman di dekat badan air untuk bisa berperilaku hidup bersih

Berikut beberapa inovasi yang dapat dilakukan untuk mengatasi pencemaran air dengan prinsip 5R: Reduce Mengurangi Pengurangan limbah air dapat dilakukan dengan cara mengurangi