CONTROL OF
WATER CONTAMINATION
Kelompok 6:
Asyifa Robiatul Adawiyah
Dhea Ayunanda
Heny Fitriani
1. Siklus Air
1. Siklus Air
2. Pencemaran
2. Pencemaran
Air
Air
Pencemaran
3. Sumber
Air
3. Sumber
Pencemaran
Air
4.
Pengelompokan
Limbah
4.
Pengelompokan
Limbah
5. Dampak
Buruk Limbah
5. Dampak
Buruk Limbah
6. Parameter
dalam Air
Limbah
6. Parameter
dalam Air
Limbah
7. Dasar-Dasar
Proses Pengolahan
Biologis Untuk Air
Limbah
7. Dasar-Dasar
Proses Pengolahan
Biologis Untuk Air
Limbah
8. Pengelolaan
Air Limbah
8. Pengelolaan
1. Siklus Air
Gerakan
keseluruhan
air dari curah
hujan melalui
berbagai jalur
yang ada di
bumi dan
kembali ke
atmosfer
disebut siklus
hidrologi
Gerakan
keseluruhan
air dari curah
hujan melalui
berbagai jalur
yang ada di
bumi dan
kembali ke
atmosfer
disebut siklus
2. Pencemaran Air
Adanya benda-benda asing
yang mengakibatkan
air
tersebut
tidak dapat digunakan
sesuai dengan peruntukannya secara
normal disebut dengan
pencemaran air
(Darmono, 1995)
Air tersebut juga mempunyai
standar 3B
(tidak berwarna,berbau,dan beracun)
.
Dalam PP 82 tahun 2001 pasal 31 disebutkan bahwa setiap
orang wajib :
•
Melestarikan kualitas air pada sumber air
•
Mengendalikaan pencemaran air pada sumber air
pada Pasal 32 ditegaskan bahwa
setiap orang yang melakukan usaha
dan atau kegiatan
berkewajiban memberikan informasi yang benar
dan akurat
mengenai pelaksanaan kewajiban
pengelolaan kualitas air
dan
pengendalian pencemaran air.
3. Sumber
Pencemaran Air
Salah satu
penyebab pencemaran air
adalah
air limbah
yang dibuang tanpa pengolahan ke dalam suatu badan air.
Tinja (feces)
Tinja (feces)
Air seni (urine)
Air seni (urine)
Grey water
Grey water
Air Limbah
Air Limbah
Rumah Tangga
Air Limbah
Industri
Proses
Produksi
Air Limbah
Industri
Proses
Produksi
Sebagai air
pendingin
Sebagai air
pendingin
mentransportasikan
produk atau bahan
baku
mentransportasikan
produk atau bahan
baku
Sebagai air
proses
Sebagai air
proses
mencuci dan
membilas produk
mencuci dan
membilas produk
1
4. Pengelompokan
Limbah
Berdasarkan
Jenis
Senyawa
Berdasarkan
Jenis
Senyawa
Limbah
Organik
Limbah
Organik
Anorganik
Anorganik
Limbah
Limbah
Berdasarkan
Wujud
Berdasarkan
Wujud
Limbah
Cair
Limbah
Cair
Limbah
Limbah
Padat
Padat
Limbah
Limbah
Zat
Zat
Berdasarkan
Sumber
Berdasarkan
Sumber
Limbah
Domestik
Limbah
Domestik
Limbah
Industri
Limbah
Industri
Limbah
pertanian
Limbah
pertanian
Limbah
pertambangan
Limbah
4. Pengelompokan Limbah
(Berdasarkan Senyawa)
Limbah Organik
Limbah Organik
Berdasarkan pengertian secara kimiawi limbah organik
merupakan
segala limbah yang mengandung unsure karbon
(C)
, sehingga meliputi limbah dari mahluk hidup yang dapat
dijadikan
sumber nutrisi bagi mikroorganisme, seperti
bakteri dan jamur
.
Berdasarkan pengertian secara kimiawi limbah organik
merupakan
segala limbah yang mengandung unsure karbon
(C)
, sehingga meliputi limbah dari mahluk hidup yang dapat
dijadikan
sumber nutrisi bagi mikroorganisme, seperti
bakteri dan jamur
.
Hasil pembusukan limbah
organik
oleh mikroorganisme
sebagian besar adalah berupa
gas metan (CH4)
yang juga
dapat menimbulkan
permasalahan lingkungan
contoh: Pupuk Organik
4. Pengelompokan Limbah
4. Pengelompokan Limbah
(Berdasarkan Senyawa)
Limbah Anorganik
Limbah Anorganik
Berdasarkan pengertian secara
kimiawi, limbah anorganik meliputi
limbah-limbah yang
tidak dapat
diurai oleh mikroorganisme
, seperti
logam yang pada umumnya berasal
dari industri yang menggunakan
unsur-unsur logam termasuk pupuk
anorganik (yang mengandung unsur
nitrogen dan fosfor)
Berdasarkan pengertian secara
kimiawi, limbah anorganik meliputi
limbah-limbah yang tidak dapat
diurai oleh mikroorganisme, seperti
logam yang pada umumnya berasal
dari industri yang menggunakan
unsur-unsur logam termasuk pupuk
anorganik (yang mengandung unsur
nitrogen dan fosfor)
Lumpur Lapindo
“Bila limbah anorganik langsung dibuang di air lingkungan, maka
akan terjadi peningkatan jumlah ion logam di dalam air. Ion logam
4. Pengelompokan Limbah
(Berdasarkan Wujud)
Limbah Cair
Limbah cair
domestik
(
domestic
wastewater
)
Limbah cair
domestik
(
domestic
wastewater
)
Limbah cair
industri
(
industrial
wastewater)
Limbah cair
industri
(
industrial
wastewater)
Rembesan
dan luapan
(
infiltration
and inflow)
Rembesan
dan luapan
(
infiltration
and inflow)
Limbah Padat
Lingkup limbah padat yaitu limbah hasil proses IPAL berupa
endapan (slude)
yang biasanya hasil dari
proses filter press
.
Slude dapat dikategorikan tidak berbahaya
dan dapat juga
dikategorikan sebagai
limbah bahan berbahaya dan beracun (B3)
.
4. Pengelompokan Limbah
Limbah Bahan Berbahaya dan
Beracun (B3)
1. Mudah meledak (explosive) 2. Pengoksidasi (oxidizing)
3. Amat sangat mudah terbakar (extremely flammable)
4. Sangat mudah terbakar (highly flammable)
5. Mudah terbakar (flammable) 6. Amat sangat beracun (extremely
toxic)
7. Sangat beracun (highly toxic) 8. Beracun (moderately toxic) 9. Berbahaya (harmful)
10. Korosif (corrosive)
11. Bersifat mengiritasi (irritant) 12. Berbahaya bagi lingkungan
(dangerous to the environment) 13. Karsinogenik, dapat
menyebabkan kanker
14. Teratogenik, dapat menyebabkan kecacatan janin
15. Mutagenic, dapat menyebabkan mutasi genetik
1. Mudah meledak (explosive) 2. Pengoksidasi (oxidizing)
3. Amat sangat mudah terbakar (extremely flammable)
4. Sangat mudah terbakar (highly flammable)
5. Mudah terbakar (flammable) 6. Amat sangat beracun (extremely
toxic)
7. Sangat beracun (highly toxic) 8. Beracun (moderately toxic) 9. Berbahaya (harmful)
10. Korosif (corrosive)
11. Bersifat mengiritasi (irritant) 12. Berbahaya bagi lingkungan
(dangerous to the environment) 13. Karsinogenik, dapat
menyebabkan kanker
14. Teratogenik, dapat menyebabkan kecacatan janin
Penyakit Yang
Berhubungan dengan
Air (WaterBorne
Diseases)
5. Dampak Buruk
Limbah
Gangguan kesehatan
Gangguan kesehatan
Bahaya Zat Kimia Dalam Air Minum
Bahaya Zat Kimia Dalam Air MinumGangguan terhadap keindahanGangguan terhadap keindahanPenurunan kualitas lingkunganPenurunan kualitas lingkungan
Gangguan terhadap kerusakan benda
Gangguan terhadap kerusakan benda
Air limbah yang
tidak dikelola
dengan baik
dapat
menimbulkan
dampak buruk
bagi mahluk
hidup dan
lingkungannya.
Beberapa
dampak buruk
tersebut adalah
sebagai
berikut:
DAMPAK
BURUK
• Nitrat
• Fluorida (F)
• Air raksa
(Merkuri, Hg)
• Kadmium
6. Parameter Dalam
Air Limbah
1. BOD (Biochemical
Oxygen Demand)
1. BOD (Biochemical
Oxygen Demand)
•
banyaknya oksigen
dalam
ppm atau miligram/liter
(mg/lt) yang
diperlukan
untuk menguraikan benda
organik oleh bakteri
pada
suhu 20
0C selama 5 hari
2. COD (Chemical Oxygen
Demand)
2. COD (Chemical Oxygen
Demand)
•
jumlah
total oksigen
yang
diperlukan untuk
mengoksidasi bahan
organik secara kimiawi
,
baik yang didekomposisi
secara biologis
(
biodegradable
) maupun
yang sukar didekomposisi
secara biologis (
non
6. Parameter Dalam
Air Limbah
3. DO (Dissolved Oxygen)
atau Oksigen terlarut
3. DO (Dissolved Oxygen)
atau Oksigen terlarut
•
banyaknya oksigen
yang
terkandung
di
dalam air
dan diukur di dalam
satuan miligram per
liter.
4. Kesadahan (hardness)
4. Kesadahan (hardness)
•
gambaran
kation logam
divalen (valensi 2)
yang
terdapat di dalam air.
Kation-kation ini dapat
bereaksi
dengan sabun
membentuk endapan
(
presipitasi
)
maupun
anion-anion yang
5. Settleable solid
5. Settleable solid
•
Lumpur yang
mengendap
dengan
sendirinya
pada kondisi
yang tenang
selama 1
jam
6. TSS (Total Suspended
Solid)
6. TSS (Total Suspended
Solid)
•
Jumlah berat dalam
mg/l lumpur kering
yang ada di dalam air
limbah setelah
mengalami penyaringan
dengan membran
berukuran 0,45 mikron.
7. MLSS (Mixed Liquor
Suspended Solid)
7. MLSS (Mixed Liquor
Suspended Solid)
•
Jumlah TSS
yang
berasal dari bak
pengendapan
lumpur aktif
setelah
dipanaskan pada
suhu 103 – 105
0C.
8. MLVSS (Mixed
Liquor Volatile
Suspended Solid)
8. MLVSS (Mixed
Liquor Volatile
Suspended Solid)
•
Kandungan organik
matter yang terdapat
dalam MLSS. Didapat
dari pemanasan
MLSS pada suhu 600
0
C, benda volatile
menguap disebut
MLVSS.
9. Effluent
9. Effluent
•
Cairan yang keluar dari
salah satu bagian
dari
bangunan pengolah
atau dari bangunan
pengolahan secara
keseluruhan.
10. j. Trickling filter
10. j. Trickling filter
•
Teknik untuk meningkatkan
kontak
dari air limbah dengan
mikroorganisme
yang
mengambil oksigen untuk
metabolismenya.
Saringannya
berupa hamparan batu koral
berukuran sedang
diletakkan
pd air yg menetes dan
berkontak dengan
mikroorganisme yang
menempel pada batu koral
tersebut.
6. Parameter Dalam
Air Limbah
11. Kekeruhan
(turbidity
)
11. Kekeruhan
(turbidity
)
•
ukuran yang
menggunakan
efek cahaya
sebagai
dasar
untuk mengukur keadaan
air sungai
, kekeruhan ini
disebabkan oleh adanya
benda tercampur atau
benda koloid dalam air.
12. Lumpur aktif
(activated
sludge)
12. Lumpur aktif
(activated
sludge)
•
Endapan lumpur yang
berasal dari air limbah
yang
telah mengalami
pemberian udara (aerasi)
secara teratur. Lumpur ini
sangat
banyak
mengandung bakteri
7. Dasar-Dasar Proses Pengolahan
Biologis untuk Air Limbah
Prinsip pengolahan
Prinsip pengolahan
menggunakan jasa
bakteri (mikroorganisme)
untuk
menguraikan bahan organik
yang terkandung
dalam air limbah dan enzim
menggunakan jasa
bakteri (mikroorganisme)
untuk
menguraikan bahan organik
yang terkandung
dalam air limbah dan enzim
mengubah bahan organik
7. Dasar-Dasar Proses Pengolahan
Biologis untuk Air Limbah
Ciri-ciri untuk
beberapa
unit
pengolahan
tersebut
dapat dilihat
pada Tabel di
samping ini
Ciri-ciri untuk
beberapa
unit
pengolahan
tersebut
dapat dilihat
pada Tabel di
Pengolahan air limbah dilakukan oleh
Instalasi Pengolahan Air Limbah/IPAL
(
Waste Water Treatment Plant/WWTP
)
.
Pengolahan air limbah dilakukan oleh
Instalasi Pengolahan Air Limbah/IPAL
(Waste Water Treatment Plant/WWTP)
.
8. Pengelolaan
Air Limbah
Proses pengolahan
Proses pengolahan
pengolaha
n pertama
(Primary
Treatment
)
pengolaha
n pertama
(Primary
Treatment
)
pengolahan
kedua
(
Secondary
Treatment
)
pengolahan
kedua
(
Secondary
Treatment
)
pengolahan
lanjutan
(
Tertiary
Treatment
)
pengolahan
lanjutan
(
Tertiary
Treatment
)
pengolahan
lumpur
(sludge
disposal)
8. Pengelolaan
Air Limbah
Konsep
Pengolahan
Air Limbah
Konsep
Pengolahan
8. Pengelolaan Air Limbah
(Primary Treatment)
Pengolahan pertama bertujuan
untuk memisahkan padatan dari air
secara fisik.
Hal ini dapat dilakukan dengan
melewatkan air limbah melalui
saringan (filter) dan/atau bak
sedimentasi (
sedimentation tank
).
Penyaringan
(
Filtration
)
Penyaringan
(
Filtration
)
Pengendapan
(
sedimentation
)
Pengendapan
(
sedimentation
)
mengurangi padatan
maupun lumpur
tercampur dan
partikel koloid dari
air limbah
mengurangi padatan
maupun lumpur
tercampur dan
partikel koloid dari
air limbah
Ada 2 aktivitas yaitu:
penyaringan polutan
dan
pembersihan alat
filtrasi
tersebut
Ada 2 aktivitas yaitu:
penyaringan polutan
dan
pembersihan alat
filtrasi
tersebut
Untuk
mempercepat proses
pengendapan
dapat ditambahkan
bahan koagulan
seperti
alum (tawas
)
Untuk mempercepat proses
pengendapan dapat ditambahkan
bahan koagulan seperti alum (tawas)
Dalam industri dikenal dengan
Rapid Mixing
dan
Slow Mixing
.
Rapid Mixing
untuk
melarutkan koagulan
di dalam air.
Slow Mixing
untuk
mencampurkan larutan koagulan
dengan
polutan
agar
terbentuk
fock
yang dapat mengendap.
Dalam industri dikenal dengan Rapid Mixing dan Slow Mixing.
Rapid Mixing
untuk melarutkan koagulan di dalam air.
Slow Mixing
untuk mencampurkan larutan koagulan dengan
polutan agar terbentuk fock yang dapat mengendap.
8. Pengelolaan Air Limbah
Pada
pengolahan anaerobik
harus
tidak ada oksigen
, akibatnya
unit pengolahan sistem ini harus selalu tertutup,
Bakteri anaerobik
menstabilkan zat organik
dalam sedimen
(sludge digestion)
8. Pengelolaan Air Limbah
(Secondary Treatment)
ZONA ANAEROB
Hasil akhir
yang dominan dari
proses anaerobic
:
1. biogas
(campuran methane (CH
4) dan carbon
dioksida (CO
2))
2. Amonia, asam amino, dan amida
3. Senyawa sulfur H
2S, merkaptan,
serta sedikit
exces
sludge.
Hasil akhir
yang dominan dari
proses anaerobic
:
1. biogas
(campuran methane (CH
4) dan carbon
dioksida (CO
2))
2. Amonia, asam amino, dan amida
3. Senyawa sulfur H
2S, merkaptan,
serta sedikit
exces
Proses di dalam tangki septik
adalah
proses pengendapan
dan
pengeraman lumpur
.
Sistem pemisahan
antara dua
kompartemen tangki
dimaksudkan agar
terjadi
endapan sempurna.
Proses di dalam tangki septik
adalah
proses pengendapan
dan
pengeraman lumpur
.
Sistem pemisahan
antara dua
kompartemen tangki
dimaksudkan agar
terjadi
endapan sempurna.
2
8. Pengelolaan Air Limbah
1. Anaerobik Filter
1. Anaerobik Filter
•
Umumnya anaerobik filter
digunakan
sebagai
pengolahan kedua
setelah septik tank
jika
alternatif peresapan ke
tanah tidak mungkin
dilakukan.
2. UASB (Upflow Anaerobic
Sludge Blanket)
2. UASB (Upflow Anaerobic
Sludge Blanket)
•
Penggunaan UASB ini
biasanya dipakai pada
konsentrasi BOD di atas
1.000 mg/l, yang
umumnya
digunakan oleh
industri dengan beban
organik tinggi
. Jika beban
organik rendah, maka
akan sukar untuk
membentuk sludge
blanket.
Unit-Unit Pengolahan Anaerobik
yang Umum Digunakan
3. Kolam Anaerobik
(Anaerobic Pond)
3. Kolam Anaerobik
(Anaerobic Pond)
•
Kolam biasanya tanpa
penutup, tetapi
permukaannya diharapkan
tertutup oleh scum hasil
proses fermentasi. Jadi
pengaturan kedalaman
kolam sangat diperlukan
untuk menjaga kondisi
anaerob yaitu berkisar
antara (2-5) m.
4. Phytoremediasi
4. Phytoremediasi
•
Phytoremediation
merupakan
sistem dimana
tanaman tertentu yang
bekerjasama dengan
micro-organisme
dalam media
(tanah, koral dan air) dapat
mengubah zat kontaminan
(pencemar/pollutan)
menjadi tidak berbahaya
8. Pengelolaan Air Limbah
(Secondary Treatment)
ZONA AEROB
Pengolahan kedua bertujuan untuk
mengkoagulasikan
dan
menghilangkan koloid
serta
menstabilisasi zat organik
dalam air
limbah. Proses penguraian bahan organik dilakukan oleh
mikroorganisme secara aerobik atau anaerobik.
1.oksigen
sebagai
Electron Acceptor
mikroorganisme
2.Proses aerobik biasanya dilakukan dengan bantuan
lumpur aktif (
Activated Sludge
)
3.Hasil akhir yang dominan dari proses ini bila
konversi terjadi secara sempurna adalah
karbon
dioksida
,
uap air
serta
excess sludge
.
1.oksigen
sebagai
Electron Acceptor
mikroorganisme
2.Proses aerobik biasanya dilakukan dengan bantuan
lumpur aktif (Activated Sludge)
3.Hasil akhir yang dominan dari proses ini bila
Terdapat
dua hal penting
dalam proses
ini, yaitu
proses pertumbuhan bakteri
dan
proses penambahan oksigen
Ada
2 cara
untuk
menambahkan
oksigen
ke dalam air limbah, sebagai
berikut:
1. Memasukkan udara ke dalam air
limbah
2. Memaksa air ke atas untuk
berkontak dengan oksigen
Ada
2 cara
untuk
menambahkan
oksigen
ke dalam air limbah, sebagai
berikut:
1. Memasukkan udara ke dalam air
limbah
2. Memaksa air ke atas untuk
berkontak dengan oksigen
2
8. Pengelolaan Air Limbah
1. Kolam Aerasi
(aerated
lagoon)
1. Kolam Aerasi
(aerated
lagoon)
•
Kolam aerasi menggunakan
peralatan aerator mekanik
berupa surface aerator yang
digunakan untuk membantu
mekanisasi pasokan oksigen
terlarut di dalam air.
2. Kolam Aerasi Fakultatif
2. Kolam Aerasi Fakultatif
•
Tipe ini selaras dengan
kolam algae pada pada
kolam stabilisasi, hanya
oksigen yang diperlukan
disuplai melalui aerator dan
bukan melalui proses
fotosintesis algae.
3. Tipe Aerobic
Flow
Through
3. Tipe Aerobic
Flow
Through
•
Tipe ini pada prinsipnya
menempatkan aerator
yang dapat mengangkat
seluruh endapan
tersuspensi dalam aliran
sehingga dianggap
terjadi pengadukan
lengkap dari seluruh sisi
kolam sebagaimana
terjadi pada aerasi di
tangki sistem activated
sludge/lumpur aktif.
4. Tipe
Aerated lagoon Extended
Aearation
4. Tipe
Aerated lagoon Extended
Aearation
•
Proses pengolahan air limbah
dengan menggunakan lumpur
aktif extended aeration
merupakan pengembangan dari
proses lumpur aktif
konvensional (standar) yang
secara umum terdiri dari bak
pengendap awal, bak aerasi, dan
bak pengendap akhir, serta bak
klorinasi untuk membunuh
bakteri patogen.
Unit-Unit Pengolahan
Aerobik
yang Umum Digunakan
5. Lumpur Aktif
(Activated
Sludge)
5. Lumpur Aktif
(Activated
Sludge)
•
Lumpur aktif adalah seluruh
lumpur yang tersuspensi
dan diberi oksigen sehingga
seluruh mikroorganisme
aerobik yang ada dan
melekat dengan lumpur
menjadi sangat aktif. Ada
dua jenis lumpur aktif yaitu
tipe konvensional dan tipe
extended aeration.
6. Oxidation Ditch
6. Oxidation Ditch
•
Pada prinsipnya sistem
oxidation ditch adalah
extended aeration yang
semula dikembangkan
berdasarkan saluran sirkular
dengan kedalaman 1-1,5 m
yang dibangun dengan
7. Kolam stabilisasi
fakultatif
7. Kolam stabilisasi
fakultatif
•
Pengolahan sistem ini
menggunakan teknolgi
paling sederhana yaitu
proses mengandalkan O2
dari fotosintesis algae.
Sedangkan penguraian
bakteri terhadap bahan
organik menjadi posfat
dan amoniak diperlukan
algae sebagai nutrisinya
(fertilizer) untuk
pertumbuhannya.
8. RBC ( Rotating Biological
Contactor)
8. RBC ( Rotating Biological
Contactor)
•
Prinsip pengolahan dengan
RBC adalah pengolahan zat-zat
organik yang ada pada air
limbah dengan mengunakan
bakteri yang melekat pada
media berbeda dengan
trickling filter yang
menggunakan filter media
yang diam sebagai tempat
koloni bakteri berkembang.
9. Sistem IPAL Bio-filter
9. Sistem IPAL Bio-filter
• Air limpasan
dari bak pengendap awal
selanjutnya dialirkan ke bak kontaktor
anaerob dengan arah aliran dari atas ke bawah, dan dari bawah ke atas.
8. Pengelolaan Air Limbah
(Tertiary Treatment)
pengolahan ini
menghilangkan
nutrisi/unsur
hara khususnya
nitrat
dan
posfat.
pengolahan ini
menghilangkan
nutrisi/unsur
hara khususnya
nitrat dan
posfat.
Disamping itu
juga pada
tahapan ini dapat
dilakukan
pemusnahan
mikro organisme
patogen
dengan
penambahan
Chlor
pada air
limbah.
Disamping itu
juga pada
tahapan ini dapat
dilakukan
pemusnahan
mikro organisme
patogen
dengan
penambahan
Chlor
pada air
limbah.
8. Pengelolaan Air Limbah
(Teknologi Pengolahan Lumpur)
Untuk mengurangi volume lumpur dengan
membuang supernatannya Untuk mengurangi volume lumpur dengan
membuang supernatannya
mengurangi bakteri pathogen, mengurangi bau
yang
menyengat dan mengendalikan pembusukan zat
organik. mengurangi
bakteri pathogen, mengurangi bau
yang
menyengat dan mengendalikan pembusukan zat
organik.
diperlukan untuk menghilangkan
bau dan memudahkan
pengeringan lumpur. diperlukan
untuk menghilangkan
bau dan memudahkan
pengeringan lumpur.
Lumpur dikeringkan
untuk memudahkan pembuangannya
terutama dalam hal transpotasi
Lumpur dikeringkan
untuk memudahkan pembuangannya
terutama dalam hal transpotasi
setelah melalui proses digesting sebenarnya sudah merupakan humus sehingga dapat digunakan untuk conditioning tanah
tandus, dan dapat juga digunakan sebagai landfill.
setelah melalui proses digesting sebenarnya sudah merupakan humus sehingga dapat digunakan untuk conditioning tanah
9. Pengelolaan
Excreta
Timbunan
•
Air
Limbah
Rumah
Tangga
Timbunan
•
Air
Limbah
Rumah
Tangga
Pengelolaan Setempat
•
Septik
Tank
•
cubluk
•
Jamban
Pengelolaan Setempat•
Septik
Tank
•
cubluk
•
Jamban
Pengurasan dan
Pengangkutan
•
Truk tinja
Pengurasan danPengangkutan
•
Truk tinja
Pengolahan
•
Instalas
i
Pengol
ahan
Lumpur
Tinja
(IPLT)
Pengolahan
•
Instalas
i
Pengol
ahan
Lumpur
Tinja
(IPLT)
Badan Air Penerima
•
Sungai
•
Saluran
air
Badan Air Penerima