• Tidak ada hasil yang ditemukan

Slide04 – Konsep Peluang Materi UTS semester 3 | uneeslamert slideonsep peluang

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Slide04 – Konsep Peluang Materi UTS semester 3 | uneeslamert slideonsep peluang"

Copied!
36
0
0

Teks penuh

(1)

Metode Statistika

Metode Statistika

(STK211)

(STK211)

Konsep Peluang

Konsep Peluang

(2)

Pendahuluan

Pendahuluan

 Suatu fenomena dikatakan “acak” jika Suatu fenomena dikatakan “acak” jika

hasil dari suatu percobaan bersifat tidak hasil dari suatu percobaan bersifat tidak

pasti pasti

 Fenomena “acak” sering mengikuti suatu Fenomena “acak” sering mengikuti suatu

pola tertentu pola tertentu

 Keteraturan “acak” dalam jangka panjang Keteraturan “acak” dalam jangka panjang

dapat didekati secara matematika dapat didekati secara matematika

 Studi matematika mengenai “keacakan” Studi matematika mengenai “keacakan”

TEORI PELUANG – peluang merupakan TEORI PELUANG – peluang merupakan

suatu bentuk matematika dari sifat acak suatu bentuk matematika dari sifat acak

(3)

Teori Peluang

Teori Peluang

Ada dua tipe percobaan:

Ada dua tipe percobaan:

Deterministik :

Deterministik :

Suatu percobaan yang

Suatu percobaan yang

menghasilkan output

menghasilkan output

yang sama

yang sama

Probabilistik :

Probabilistik :

Hasil dari percobaan bisa

Hasil dari percobaan bisa

sembarang kemungkinan

sembarang kemungkinan

hasil yang ada

hasil yang ada

We are waiting the bus

(4)

Bagaimana menghitung banyaknya

Bagaimana menghitung banyaknya

kemungkinan?

kemungkinan?

perlu pengetahuan mengenai KAIDAH perlu pengetahuan mengenai KAIDAH

PENGGANDAAN, KOMBINASI, & PENGGANDAAN, KOMBINASI, &

PERMUTASI PERMUTASI

dapat dihitung peluang kejadian dari dapat dihitung peluang kejadian dari

(5)

Ruang Contoh dan Kejadian

Ruang Contoh dan Kejadian

Ruang Contoh

Ruang Contoh

adalah suatu gugus

adalah suatu gugus

yang memuat semua hasil yang

yang memuat semua hasil yang

berbeda, yang mungkin terjadi dari

berbeda, yang mungkin terjadi dari

suatu percobaan.

suatu percobaan.

Notasi dari ruang contoh adalah sebagai Notasi dari ruang contoh adalah sebagai berikut:

berikut:

(6)

Contoh (1)

Contoh (1)

Pelemparan sebutir dadu yang

Pelemparan sebutir dadu yang

seimbang

seimbang

Pelemparan coin setimbang

Pelemparan coin setimbang

Semua kemungkinan nilai yang muncul S={1,2,3,4,5,6}

(7)

Contoh (1)

Contoh (1)

lanjutan…..

lanjutan…..

Jenis Kelamin Bayi

Jenis Kelamin Bayi

Pelemparan dua keping coin

Pelemparan dua keping coin

setimbang

setimbang

Semua kemungkinan nilai yang muncul S={Laki-laki,Perempuan}

Semua kemungkinan nilai yang muncul

(8)

Ruang kejadian

Ruang kejadian

adalah anak gugus dari ruang contoh,

adalah anak gugus dari ruang contoh,

yang memiliki karakteristik tertentu.

yang memiliki karakteristik tertentu.

Ruang kejadian biasanya dinotasikan Ruang kejadian biasanya dinotasikan dengan huruf kapital (A, B, …).

(9)

Contoh (2)

Contoh (2)

 Percobaan : pelemparan 2 coin setimbangPercobaan : pelemparan 2 coin setimbang

Kejadian : munculnya sisi angka Kejadian : munculnya sisi angka

 Percobaan : Pelemparan dua dadu sisi Percobaan : Pelemparan dua dadu sisi

enam setimbang enam setimbang

Kejadian : munculnya sisi ganjil pada dadu Kejadian : munculnya sisi ganjil pada dadu

I I

A={GA, AG, AA}

B = {11, 12, 13, 14, 15, 16, 31, 32, …., 56}

R u a n g

(10)

Bagaimana cara

Bagaimana cara

menghitung banyaknya

menghitung banyaknya

ruang contoh & kejadian?

(11)

Mengingat kembali apa itu Faktorial

Mengingat kembali apa itu Faktorial

 Jika n adalah bilangan bulat positif, makaJika n adalah bilangan bulat positif, maka

n! = n (n-1) (n-2) ... (3)(2)(1) n! = n (n-1) (n-2) ... (3)(2)(1)

n! = n (n-1)! n! = n (n-1)!

 Kasus khusus 0! Kasus khusus 0! 0! = 1 0! = 1  Contoh :Contoh :

 4! = 4.3.2.1 = 244! = 4.3.2.1 = 24

 5! = 5.4.3.2.1 = 5.4! = 1205! = 5.4.3.2.1 = 5.4! = 120  6! =6.5! = 7206! =6.5! = 720

 7! =7.6! =7! =7.6! =

(12)

Penggandaan (1)

Penggandaan (1)

Pengandaan dapat digunakan jika setiap Pengandaan dapat digunakan jika setiap kemungkinan dibentuk dari kemungkinan dibentuk dari

komponen-komponen yang saling bebas. komponen yang saling bebas.

N(S) = n1 x n2 x … x n1 N(S) = n1 x n2 x … x n1 – ContohContoh

Melempar 3 buah mata uang: Melempar 3 buah mata uang:

N(S) = 2 x 2 x 2 = 8 N(S) = 2 x 2 x 2 = 8

Melempar 2 buah dadu Melempar 2 buah dadu

(13)

Permutasi merupakan kejadian dimana Permutasi merupakan kejadian dimana SUSUNAN OBJEK yang terpilih SUSUNAN OBJEK yang terpilih

DIPERHATIKAN. DIPERHATIKAN.

Misalkan Misalkan memilih memilih orang orang untuk untuk membentuk kepengurusan suatu membentuk kepengurusan suatu organisasi, dimana jika Si A terpilih organisasi, dimana jika Si A terpilih menempati posisi ketua berbeda menempati posisi ketua berbeda maknanya dengan Si A terpilih maknanya dengan Si A terpilih

menempati posisi wakil ketua. menempati posisi wakil ketua.

(14)

Permutasi tingkat r dari n unsur/objek dapat dirumuskan Permutasi tingkat r dari n unsur/objek dapat dirumuskan sebagai berikut:

sebagai berikut:

Lanjutan Permutasi (2)

Lanjutan Permutasi (2)

– Misalkan terdapat 5 kandidat. Akan dibenuk Misalkan terdapat 5 kandidat. Akan dibenuk susunan pengurus yang terdiri dari Ketua, susunan pengurus yang terdiri dari Ketua,

Wakil Ketua, dan Bendahara : Wakil Ketua, dan Bendahara :

!

= 60 Permutasi tingkat 3 dari 5 objek

(15)

Kombinasi

Kombinasi

(3)

(3)

Kombinasi merupakan kejadian dimana Kombinasi merupakan kejadian dimana SUSUNAN OBJEK yang terpilih TIDAK

SUSUNAN OBJEK yang terpilih TIDAK DIPERHATIKAN

DIPERHATIKAN

Misalkan memilih sejumlah orang untuk Misalkan memilih sejumlah orang untuk menempati suatu sejumlah kursi tempat menempati suatu sejumlah kursi tempat

duduk, dimana susunan tempat duduk duduk, dimana susunan tempat duduk

(16)

Lanjutan Kombinasi (3)

Lanjutan Kombinasi (3)

– Misalkan terdapat 5 orang yang akan dipilih 3 Misalkan terdapat 5 orang yang akan dipilih 3 orang untuk masuk ke dalam tim cepat tepat orang untuk masuk ke dalam tim cepat tepat

!

Kombinasi tingkat r dari n Kombinasi tingkat r dari n

unsur/objek dapat dirumuskan unsur/objek dapat dirumuskan

Kombinasi 3 dai 5

(17)

Contoh (3)

Contoh (3)

 Dalam satu kepengurusan terdiri dari 5 laki-Dalam satu kepengurusan terdiri dari 5

laki-laki dan 4 perempuan. Jika akan dipilih satu laki dan 4 perempuan. Jika akan dipilih satu

tim yang terdiri dari 2 orang laki-laki dan tim yang terdiri dari 2 orang laki-laki dan

seorang perempuan untuk mewakili dalam seorang perempuan untuk mewakili dalam

munas, ada berapa susunan tim yang munas, ada berapa susunan tim yang

mungkin terbentuk! mungkin terbentuk!

(18)
(19)

Peluang Klasik

Peluang Klasik

Pendekatan klasik terhadap

Pendekatan klasik terhadap

penentuan nilai peluang diberikan

penentuan nilai peluang diberikan

dengan menggunakan nilai frekuensi

dengan menggunakan nilai frekuensi

relatif.

relatif.

Andaikan dilakukan percobaan

Andaikan dilakukan percobaan

sebanyak N kali, dan kejadian A

sebanyak N kali, dan kejadian A

terjadi sebanyak n

terjadi sebanyak n

N kali maka

N kali maka

peluang A didefinisikan sebagai P(A)

peluang A didefinisikan sebagai P(A)

= n/N

(20)

Hukum Bilangan Besar

Hukum Bilangan Besar

P(A)

P(A)

m/n

m/n

Jika suatu proses atau percobaan diulang Jika suatu proses atau percobaan diulang

sampai beberapa kali (DALAM JUMLAH sampai beberapa kali (DALAM JUMLAH

BESAR = n), dan jika karakteristik A BESAR = n), dan jika karakteristik A

muncul m kali maka frekuensi relatif, m/n, muncul m kali maka frekuensi relatif, m/n,

(21)

Peluang Subyektif

Peluang Subyektif

Berapa peluang hidup di mars?

Berapa peluang hidup di mars?

Berapa peluang dapat bertahan

Berapa peluang dapat bertahan

hidup dalam kondisi dingin?

(22)

Aksioma Peluang

Aksioma Peluang

Beberapa kaidah sebaran peluang,

Beberapa kaidah sebaran peluang,

yaitu:

yaitu:

1.

1. 0 0  p(xi) p(xi)  1, untuk i=1,2, …, n 1, untuk i=1,2, …, n

2.

2. Jumlah peluang seluruh kejadian dalam Jumlah peluang seluruh kejadian dalam ruang contoh adalah 1,

ruang contoh adalah 1,

3.

3. p(A1+A2+…+Am) = p(A1)+p(A2)+…p(A1+A2+…+Am) = p(A1)+p(A2)+…

+p(Am), jika A1, A2, …, Am merupakan +p(Am), jika A1, A2, …, Am merupakan

kejadian-kejadian yang terpisah. kejadian-kejadian yang terpisah.

1 ) (

1

n

i

i

(23)

Contoh (4):

Contoh (4):

1.

1. Sebuah dadu dilempar, maka ruang contohnya:Sebuah dadu dilempar, maka ruang contohnya:

S = {1, 2, 3, 4, 5, 6}, n(S)=6 S = {1, 2, 3, 4, 5, 6}, n(S)=6

jika setiap sisi seimbang maka peluangnya jika setiap sisi seimbang maka peluangnya p(1)=p(2)=….=p(6)=1/6

p(1)=p(2)=….=p(6)=1/6

2.

2. Sebuah kejadian yang diharapkan adalah sisi Sebuah kejadian yang diharapkan adalah sisi

yang muncul kurang atau sama dengan empat yang muncul kurang atau sama dengan empat maka ruang kejadiannya:

maka ruang kejadiannya:

A = {1, 2, 3, 4}, n(A) = 4 A = {1, 2, 3, 4}, n(A) = 4

Maka peluang kejadian A adalah: Maka peluang kejadian A adalah: P(A) = 4/6 = 2/3

(24)

Lanjutan Contoh (4)

Lanjutan Contoh (4)

 Dalam satu kepengurusan terdiri dari 5 laki-laki Dalam satu kepengurusan terdiri dari 5 laki-laki

dan 4 perempuan. Jika akan dipilih satu tim yang dan 4 perempuan. Jika akan dipilih satu tim yang

terdiri dari 2 orang laki-laki dan seorang terdiri dari 2 orang laki-laki dan seorang

perempuan untuk mewakili dalam munas, perempuan untuk mewakili dalam munas,

berapa peluang dari tim tersebut terbentuk? berapa peluang dari tim tersebut terbentuk?

40

(25)

Hukum Penjumlahan dalam Peluang

Jika terdapat dua kejadian A dan B maka P(AB) = P(A) + P(B) – P(AB)

Jika A dan B saling lepas (mutually exclusive), P(AB) =0, sehingga

P(AB) = P(A) + P(B)

Hukum Perkalian dalam Peluang

Jika terdapat dua kejadian A dan B maka P(AB) = P(A)P(B|

A) = P(B)P(A|B)

Jika A dan B saling bebas, P(AB) = P(A) P(B)

(26)

Kejadian Saling Bebas

Kejadian Saling Bebas

Kejadian saling bebas adalah

Kejadian saling bebas adalah

kejadian-kejadian yang tidak saling

kejadian-kejadian yang tidak saling

mempengaruhi.

mempengaruhi.

Peluang dari dua buah kejadian yang

Peluang dari dua buah kejadian yang

saling bebas adalah:

saling bebas adalah:

P(A

(27)

Contoh (5)

Contoh (5)

Peluang bayi berjenis kelamin laki-laki

Peluang bayi berjenis kelamin laki-laki

diketahui 0.6. Jika jenis kelamin anak

diketahui 0.6. Jika jenis kelamin anak

pertama (A) dan kedua (B) saling

pertama (A) dan kedua (B) saling

bebas, berapa peluang jenis kelamin

bebas, berapa peluang jenis kelamin

anak pertama dan anak kedua

anak pertama dan anak kedua

laki-laki?

laki?

(28)

Peluang Bersyarat

Peluang Bersyarat

 Peluang bersyarat adalah peluang suatu Peluang bersyarat adalah peluang suatu

kejadian (A) jika kejadian lain (B) diketahui kejadian (A) jika kejadian lain (B) diketahui

telah terjadi. telah terjadi.

 Peluang A bersyarat B dinotasikan P(A/B), Peluang A bersyarat B dinotasikan P(A/B),

dimana: dimana:

P(A/B) = P(A

P(A/B) = P(AB) / P(B)B) / P(B)

 Jika kejadian A dengan B saling bebas Jika kejadian A dengan B saling bebas

maka, maka,

P(A/B)=P(A

(29)

Contoh (5):

Contoh (5):

Dalam sebuah kotak berisi 2 bola

Dalam sebuah kotak berisi 2 bola

merah dan 3 bola biru. Jika diambil

merah dan 3 bola biru. Jika diambil

dua buah bola tanpa pemulihan.

dua buah bola tanpa pemulihan.

Berapakah peluang bola kedua

Berapakah peluang bola kedua

berwarna merah (A) jika pada

berwarna merah (A) jika pada

pengambilan pertama diketahui

pengambilan pertama diketahui

berwarna biru (B).

(30)

P(A/B)= P(A

P(A/B)= P(AB)/P(B) B)/P(B)

= (3/5)(2/4)/(3/5) = (3/5)(2/4)/(3/5)

= 2/4= 2/4

I II

3/5 2/4

MIsalkan : MIsalkan :

A= terambilnya bola merah A= terambilnya bola merah pada pengambilan II

pada pengambilan II

B = terambilnya bola biru B = terambilnya bola biru pada pengambilan I

pada pengambilan I A

(31)

 Untuk mengerjakan Untuk mengerjakan

kasus diatas, dapat

kasus diatas, dapat

juga dilakukan sebagai

juga dilakukan sebagai

berikut:

berikut:

 MIsalkan B = MIsalkan B =

terambilnya bola biru

terambilnya bola biru

pada pengambilan I

pada pengambilan I

 A= terambilnya bola A= terambilnya bola

merah pada

merah pada

pengambilan II

pengambilan II

Pertama

(B) TotalTotal

Merah

6/20 6/206/20 12/2012/20

Total

Total 8/208/20 12/2012/20 20/2020/20

P(A B) = P(A).P(B)

Perhatikan tabel kemungkinan

Perhatikan tabel kemungkinan

P(A/B)=(6/20)/(12/20)=1/2

(32)
(33)

Contoh (6)

Contoh (6)

Kota Bogor disebut kota hujan karena peluang Kota Bogor disebut kota hujan karena peluang terjadinya hujan (H) cukup besar yaitu sebesar terjadinya hujan (H) cukup besar yaitu sebesar

0.6. Hal ini menyebabkan para mahasiswa harus 0.6. Hal ini menyebabkan para mahasiswa harus siap-siap dengan membawa payung (P). Peluang siap-siap dengan membawa payung (P). Peluang

seorang mahasiswa membawa payung jika hari seorang mahasiswa membawa payung jika hari

hujan 0.8, sedangkan jika tidak hujan 0.4. hujan 0.8, sedangkan jika tidak hujan 0.4.

Berapa peluang hari akan hujan jika diketahui Berapa peluang hari akan hujan jika diketahui mahasiswa membawa payung?

mahasiswa membawa payung?

Hujan atau tidak hujan harus siap-siap bawa payung nih, soalnya ga

(34)

Misalkan : Misalkan :

H = Bogor hujan, H = Bogor hujan,

P = mahasiswa membawa payung P = mahasiswa membawa payung

P(H) = 0.6 P(TH) = 1-0.6=0.4 P(P|H) = 0.8 P(H) = 0.6 P(TH) = 1-0.6=0.4 P(P|H) = 0.8 P(P|TH) = 0.4

P(P|TH) = 0.4

Ditanya : P(H|P) Ditanya : P(H|P) Jawab :

(35)

Teorema Bayes

Teorema Bayes

 Suatu gugus universum disekat menjadi Suatu gugus universum disekat menjadi

beberapa anak gugus B1, B2, …, Bn dan A beberapa anak gugus B1, B2, …, Bn dan A

suatu kejadian pada U dengan p(B)

suatu kejadian pada U dengan p(B)0 0

maka, maka,

P(A) =

P(A) =  P(Bi)P(A/Bi) P(Bi)P(A/Bi)

 Peluang BPeluang Bkk bersyarat A, dapat dihitung bersyarat A, dapat dihitung

sebagai berikut: sebagai berikut:

P(B

(36)

 Perhatikan diagram berikut:Perhatikan diagram berikut:

– Ruang contoh dipecah Ruang contoh dipecah menjadi kejadian B1, B2, menjadi kejadian B1, B2, …,Bn saling terpisah

…,Bn saling terpisah

– Disamping itu ada kejadian Disamping itu ada kejadian A, yang dapat terjadi pada A, yang dapat terjadi pada kejadian B1, B2,…,Bn.

kejadian B1, B2,…,Bn. Dengan demikian, A=(A

Dengan demikian, A=(AB1) B1) + (A

+ (AB2) + …. + (AB2) + …. + (ABn)Bn)

– Peluang kejadian A adalah: Peluang kejadian A adalah: P(A)=P(A

P(A)=P(AB1) + P(AB1) + P(AB2) + B2) + …. + P(A

…. + P(ABn)Bn)

– Dengan memanfaatkan sifat Dengan memanfaatkan sifat peluang bersyarat, diperoleh peluang bersyarat, diperoleh peluang Bk bersyarat A

peluang Bk bersyarat A adalah:

adalah:

B1 ………. Bn

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan studi tersebut posisi EVWSG pada ujung balok, 5 cm dari ujung untuk spesimen ukuran laboratorium (Gambar 1a) dan 70 cm dari ujung untuk spesimen skala

Hal ini dinyatakan dari hasil penelitian dengan menggunakan alat yang sudah disesuaikan sehingga sudut terbaik untuk menghasilkan jarak lemparan yang jauh sebesar

Jika browser menemukan alamat dari tujuan link tersebut, browser akan menampilkan informasi yang ada, dan jika tidak menemukannya browser akan memberikan suatu pesan yang

Pada penelitian ini pola asuh orang tua yang baik dalam mendidik dan memberikan pola asuh yang baik terhadap anak atau remaja ditujukan pada item soal yang menunjukkan

Meskipun terjadi banyak pergantian kabinet, pemerintah pada masa Demokrasi Liberal berhasil menyelenggarakan pemilihan umum (pemilu) untuk pertama kali di Indonesia. Pemilu pertama

Maksud dalam penyusunan Profil Kesehatan Propinsi Sulawesi Barat Tahun 2011 adalah untuk memantapkan dan mengembangkan Sistem Informasi Kesehatan, sehingga dapat

Namun pada umumnya seperti yang telah diuraikan diataslah cara memasaknya.Arti dalam bahasa Batak Toba, Naniura adalah ikan yang tidak dimasak, namun rendaman asam

setiap pengusul hanya diperbolehkan mendapatkan program penelitian ini maksimum dua periode sebagai ketua dan/atau anggota; kecuali bagi peneliti yang berhasil memublikasikan