• Tidak ada hasil yang ditemukan

2012 Pedoman Penampilan Majalah Ilmiah Indonesia

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "2012 Pedoman Penampilan Majalah Ilmiah Indonesia"

Copied!
54
0
0

Teks penuh

(1)
(2)
(3)
(4)

Pedoman Penampilan Majalah Ilmiah

KATA PENGANTAR

Dalam melaksanakan Program Internasional Serial Data Syatem (ISDS), Pusat Dokumentasi dan Informasi Ilmiah Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (PDII-LIPI) bertindak sebagai pusat nasional. Tugas sebagai pusat nasional antara lain adalah memberikan International Standard Serial Number (ISSN) bagi terbitan berkala Indonesia, dan melaporkan perkembangannya kepada kantor pusat ISDS di Paris. Dalam hal pemberian ISSN maupun pelaporan tersebut berlaku ketentuan-ketentuan yang menyangkut penerbitan publikasi berkala. Selama ini dirasakan masih ada kendala yang dihadapi baik oleh penerbit maupun pihak PDII-LIPI untuk memenuhi ketentuan tersebut.

Sebagai salah satu upaya untuk mengatasi kendala tersebut, PDII-LIPI telah menyelenggarakan Seminar Sehari Penerapan Standar Internasional dan Nasional dalam Penerbitan Majalah pada bulan September 1998. Tujuan seminar sehari tersebut adalah untuk mensosialisasikan ketentuan-ketentuan yang berlaku agar para penerbit dapat menerapkannya sehingga memenuhi persyaratan dalam mendapatkan ISSN. Peserta seminar yang umumnya adalah penerbit di lingkungan lembaga penelitian dan pengembangan, maupun perguruan tinggi, mengusulkan adanya pedoman yang dapat dipakai dalam penerbitan khususnya majalah ilmiah.

(5)

Pedoman Penampilan

Majalah Ilmiah

PDII dan panitia penilai jabatan peneliti dan Dirjen Pendidikan Tinggi, Departemen Pedidikan Nasional dan Badan Standardisasi Nasional yang berlangsung dalam beberapa kali pertemuan, guna menyamakan persepsi tentang aturan penampilan yang sebaiknya diikuti oleh majalah ilmiah Indonesia. Hasil dan Masukan yang ada, digunakan untuk menyempurnakan terbitan sebelumnya yang berjudul Sistematika Penyajian Terbitan Berkala Sesuai Standar Nasional dan Internasional.

Terbitan ini masih perlu selalu disempurnakan, maka sangat diharapkan dan dihargai tanggapan serta masukan guna menyempurnakan pedoman ini. Mudah-mudahan mutu terbitan majalah ilmiah Indonesia semakin meningkat dan dikenal luas di lingkup Internasional. Tidak lupa kami mengucapkan terima kasih kepada Prof. Dr. Ir. Jajah Koswara, Drs. Bambang H. Hadiwiardjo dan Dr. Ir. Astiana, serta pihak lain yang tidak disebutkan yang telah berperan aktif dalam memberikan saran serta masukan berharga untuk menyempurnakan terbitan ini.

Jakarta, April 2001

Blasius Sudarsono, MLS

(6)

Pedoman Penampilan

Majalah Ilmiah

KATA PENGANTAR

Buku Pedoman Penampilan Majalah Ilmiah Indonesia pertama diterbitkan tahun 2002. Penerbitan buku ini dilakukan melalui diskusi, tukar pikiran, dan konsultasi antara PDII-LIPI, Panitia Penilai Jabatan Peneliti dan Dirjen Pendidikan Tinggi, Departemen Pendidikan Nasional dan Badan Standardisasi Nasional. Diskusi bertujuan untuk menyamakan persepsi tentang aturan tampilan yang sebaiknya diikuti oleh majalah ilmiah Indonesia. Cetakan kedua buku pedoman ini diterbitkan pada tahun 2004.

(7)
(8)

Pedoman Penampilan

Majalah Ilmiah

DAFTAR ISI

Kata Pengantar edisi lama ... iii

Kata Pengantar edisi revisi ... v

Daftar Isi ... vii

Daftar Gambar ... ix

Daftar Tabel ... ix

Daftar Lampiran ... ix

I. PENDAHULUAN ... 1

II. KETENTUAN UNSUR-UNSUR MAJALAH ILMIAH SECARA UMUM ... 5

1. Judul Majalah ... 5

2. Volume Majalah ... 7

3. Nomor Majalah... 7

4. Waktu Terbit ... 8

5. Internasional Standard Serial Number ... 9

6. Penanggungjawab Majalah ... 10

7. Penerbit ... 10

8. Suplemen ... 10

(9)

Pedoman Penampilan

Majalah Ilmiah

III. SISTEMATIKA PENAMPILAN BAGIAN-BAGIAN

MAJALAH ILMIAH ... 13

1. Halaman Sampul ... 14

2. Halaman Judul ... 17

3. Halaman Daftar Isi ... 19

4. Halaman Teks ... 21

5. Lembar Abstrak ... 23

(10)

Pedoman Penampilan

Majalah Ilmiah

DAFTAR

GAMBAR-TABEL-LAMPIRAN

Daftar Gambar

Gambar 1. Contoh Halaman Sampul ... 16

Gambar 2. Contoh halaman judul ... 18

Gambar 3. Contoh daftar isi ... 20

Gambar 4. Contoh judul sirahan pada halaman genap ... 22

Gambar 5. Contoh judul sirahan pada halaman ganjil ... 23

Gambar 6. Contoh lembar abstrak dalam bahasa Inggris .... 24

Gambar 7. Contoh indeks pengarang tahunan ... 25

Daftar Tabel Tabel 1. Bagian-bagian Majalah Ilmiah ... 3

Daftar Lampiran Lampiran 1. Penampilan Teks Majalah Ilmiah (ISO 215-1986) ... 26

Lampiran 2. Lembar Abstrak/Sari (ISO 5122-1979) ... 32

Lampiran 3. Halaman Indeks (ISO 999-1975) ... 36

(11)

Pedoman Penampilan Majalah Ilmiah

(12)

Pedoman Penampilan

Majalah Ilmiah

PENDAHULUAN

Terbitan berkala atau periodical merupakan sumber informasi dan pengetahuan sangat penting bagi masyarakat yang berkecimpung baik dalam kegiatan bisnis maupun ilmu pengetahuan. Oleh karena itu, pengelolaan sumber informasi tersebut perlu dilakukan dengan sebaik-baiknya agar mudah

dimanfaatkan. Definisi terbitan berkala menurut ISO

3297-2007 standard ISSN adalah sebagai berikut.

“A publication, in any media, issued in successive parts, usually having numerical or chronological designations, and intended to be continued with no predetermined end. Serials include periodicals, newspapers, annuals (reports, yearbooks, directories, etc.), the journal, series, memoirs, proceedings, transactions etc., of societies.”

Kemudahan akses terbitan berkala (selanjutnya disebut majalah ilmiah), didukung oleh kualitas pengendalian dan

bibliografinya. Konsistensi dan kesamaan persepsi dalam

mengolah majalah ilmiah akan mempengaruhi kualitas

pengendalian data bibliografi. Hal ini antara lain dapat

dilakukan dengan cara menerapkan peraturan yang telah disepakati bersama sebagai standar. Majalah ilmiah mudah dideskripsikan jika sistematika penampilannya telah mengikuti peraturan yang berlaku, sehingga konsistensi

(13)

Pedoman Penampilan

Majalah Ilmiah

tampilan terbitan selalu terjaga. Dengan demikian, akan dicapai ketertiban dan kemudahan dalam proses pengolahan, penyusunan, penyebaran, dan pemanfaatan terbitan. Peraturan tentang penampilan majalah ilmiah pada tingkat internasional tertuang dalam ISO 8-1977, sedangkan pada tingkat nasional terdapat dalam SNI 19-1950-1990.

Standar internasional lain yang terkait dengan ISO 8-1977 adalah sebagai berikut.

1. ISO 4: 1981 Information and documentation--Rules for the abbreviation of title words and titles of publications. 2. ISO 18: 1981 Documentation--Contents list of

periodicals.

3. ISO 215: 1986 Documentation--Presentation of contributions to periodicals and other serials.

4. ISO 216: 1975 Writing paper and certain classes of printed matter-Trimmed size –A and B series.

5. ISO 999: 1975 Information and documentation-Index of publication.

6. ISO 2014: Writing of calendar dates in all-numeric form. 7. ISO 3297: 2007 Information and

documentation-International standard serial number (ISSN).

8. ISO 5122: 1979 Documentation-Abstract sheets in serial publications.

9. Documentation--Spine title on books and other publication.

10. SNI ISO 3297: 2010 Informasi dan dokumentasi-International Standard Serial Number (ISSN).

(14)

Pedoman Penampilan

Majalah Ilmiah

dan sangat bervariasi. Berdasarkan permasalahan tersebut PDII-LIPI sebagai pusat nasional untuk International Standard Serial Number (ISSN) perlu menerbitkan Pedoman Penampilan Majalah Ilmiah Indonesia untuk memudahkan penerbit memahami dan menerapkan ketentuan yang ada dalam standar tersebut.

Majalah ilmiah terdiri atas dua bagian, yaitu bagian utama dan bagian tambahan. Bagian utama mencakup halaman sampul, halaman judul, halaman daftar isi, dan halaman teks. Bagian tambahan terdiri atas lembar abstrak dan halaman indeks. (Tabel 1).

No Bagian-bagian

majalah Definisi Unsur yang harus ada 1

f. penanggung jawab majalah g. penerbit

h. nomor halaman awal i. nomor halaman akhir

(15)

Pedoman Penampilan

Majalah Ilmiah

No Bagian-bagian

majalah Definisi Unsur yang harus ada 4

a. judul sirahan halaman genap - judul majalah

- volume majalah - nomor majalah - waktu terbit - cakupan halaman

(16)

Pedoman Penampilan

Majalah Ilmiah

KETENTUAN UNSUR-UNSUR

MAJALAH ILMIAH

SECARA UMUM

1. JUDUL MAJALAH

Judul majalah adalah karakter, kata, frase atau kalimat yang terdapat pada majalah dan merupakan sebutan untuk majalah tersebut.

Ketentuan Wajib

1. Judul majalah menggunakan judul yang bermakna, tepat, dan singkat sehingga mudah diacu.

2. Adanya keselarasan antara judul majalah ilmiah dan disiplin (yang dapat meliputi bidang multidisiplin atau antardisiplin) ilmu, bidang akademis, atau profesi ilmiah.

3. Bahasa yang digunakan untuk penamaan majalah ilmiah dan maknanya sebaiknya cukup dikenal dan dipahami dalam lingkungan keilmuan terkait.

4. Jika judul majalah berupa inisial atau berupa satu kata yang terdiri atas beberapa inisial maka subjek majalah dapat ditambah sebagai subjudul untuk memperjelas judul utama.

(17)

Pedoman Penampilan

Majalah Ilmiah

Contoh :

• Judul majalah berupa singkatan suatu organisasi.

Berita LIPI (Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia).

• J u d u l m a j a l a h b e r u p a s i n g k a t a n y a n g menggambarkan cakupan/subjek bahasan.

Majalah Teknologi INTIM (Informatika, Telekomunikasi, dan Mesin).

5. Jenis dan ukuran huruf pada judul harus konsisten setiap majalah tersebut diterbitkan.

6. Pergantian judul

• Pergantian judul majalah dapat dilakukan, tetapi tidak dapat melanjutkan volume judul sebelumnya.

• Judul lama sebaiknya tetap diinformasikan pada tempat yang mudah terlihat sekurang-kurangnya selama satu tahun setelah penggantian judul.

• Pergantian judul diikuti dengan pergantian ISSN. Pengelola /penerbit majalah mengajukan ISSN baru dengan melengkapi syarat dan ketentuan pengajuan ISSN ke pusat nasional ISDS dalam hal ini adalah PDII LIPI.

Ketentuan tidak wajib

Pemberian judul dalam beberapa bahasa (judul paralel) dimungkinkan jika judul paralel mempunyai arti yang sama dan dikenal secara umum dalam bahasa aslinya.

Contoh:

Judul utama : Jurnal Gizi Klinik

(18)

Pedoman Penampilan

Majalah Ilmiah

2. VOLUME MAJALAH

Volume majalah adalah nomor yang diberikan pada satu seri majalah untuk jangka waktu tertentu.

Ketentuan wajib

1. Ditulis dengan angka Arab

2. Dimulai dengan nomor 1 untuk terbitan pertama suatu seri dan nomor berikutnya harus urut dan tidak boleh terputus.

Contoh :

Majalah pertama kali terbit tahun 2010, terbit setiap tiga bulan, untuk satu tahun hanya mempunyai satu volume. Cara penomoran untuk tahun 2010 adalah sebagai berikut :

Vol. 1 No. 1 Januari 2010 Vol. 1 No. 2 April 2010 Vol. 1 No. 3 Juli 2010 Vol.1 No. 4 Oktober 2010

Cara penomoran untuk tahun 2011 : Vol. 2 No. 1 Januari 2011

Vol. 2 No. 2 April 2011 Dst.

3. NOMOR MAJALAH

Nomor majalah adalah nomor urut yang diberikan untuk setiap majalah dalam satu volume.

Ketentuan wajib

1. Ditulis dengan angka Arab.

(19)

Pedoman Penampilan

Majalah Ilmiah

3. Setiap majalah hanya memuat satu nomor, kecuali ada penggabungan dua atau lebih nomor majalah.

Contoh: Suatu majalah pertama kali terbit tahun 2010, terbit bulanan dan satu tahun hanya terdiri atas satu volume. Seandainya majalah bulan Juli dan Agustus digabung maka cara penomorannya adalah Vol. 1 No. 7-8 Juli-Agustus 2010.

4. Apabila penerbitan terputus, informasi tersebut harus dicantumkan di tempat yang mudah terlihat pada terbitan berikutnya. Informasi yang harus dicantumkan adalah tenggang waktu terputusnya terbitan, volume, nomor, dan tahun terbit terakhir.

Ketentuan tidak wajib

Jika suatu majalah terbit dalam jumlah yang bervariasi dalam satu tahun, disarankan untuk menuliskan keterangan edisi terakhir dari volume tersebut.

Contoh: Volume 1 Nomor 6 (edisi terakhir volume 1).

4. WAKTU TERBIT

Waktu terbit adalah tahun dan bulan saat majalah tersebut diterbitkan.

Ketentuan Wajib

1. Ditulis dengan angka Arab. Penetapan tahun terbit sebaiknya mengacu pada tahun yang sedang berjalan. 2. Nama bulan, jika dicantumkan pada halaman sampul

(20)

Pedoman Penampilan

Majalah Ilmiah

5. INTERNATIONAL STANDARD SERIAL NUMBER

(ISSN)

ISSN adalah identifikasi unik untuk terbitan berseri tertentu

atau sumber daya berlanjut lain dalam media cetak atau elektronik yang dikeluarkan oleh International Serial Data System (ISDS) Paris. ISSN terdiri atas 8 angka yang terbagi dalam 2 kelompok yang dipisahkan oleh tanda hubung, meskipun karakter terakhir kadang-kadang berupa huruf X. ISSN dapat diperoleh dari PDII LIPI sebagai pusat nasional ISDS untuk Indonesia. Majalah yang terbit dalam dua media (tercetak dan elektronik) wajib memiliki dua ISSN (ISSN dan ISSN-L).

Ketentuan Wajib

1. ISSN untuk majalah tercetak harus dicantumkan pada :

• Halaman sampul di bagian sudut kanan atas suatu majalah.

• Halaman judul pada tempat yang sama setiap terbit.

• Halaman daftar isi pada tempat yang sama setiap terbit.

2. ISSN ditulis dengan format ISSN XXXX-XXXX Contoh: ecolab ISSN 1978-5860

3. Majalah yang diterbitkan dalam dua media, pada media elektronik harus mencantumkan kedua ISSN (ISSN dan ISSN-L).

Contoh:

(21)

Pedoman Penampilan

Majalah Ilmiah

6. PENANGGUNGJAWAB

Penanggung jawab majalah adalah organisasi atau perorangan yang bertanggung jawab atas isi, distribusi, dan/atau penerbitan majalah tersebut.

Ketentuan Wajib

1. Nama organisasi atau lembaga dicantumkan pada halaman judul di tempat yang mudah terlihat.

2. Penempatan nama organisasi/lembaga atau perorangan harus konsisten setiap kali majalah tersebut diterbitkan.

Ketentuan tidak wajib

• Nama organisasi/lembaga dicantumkan pada halaman sampul.

7. PENERBIT

Penerbit adalah nama organisasi atau perorangan yang bertanggung jawab atas penerbitan majalah. Penerbit harus memiliki alamat yang jelas.

Ketentuan Wajib

Nama dan alamat penerbit dicantumkan pada halaman judul.

8. SUPLEMEN

(22)

Pedoman Penampilan

Majalah Ilmiah

Ketentuan wajib

1. Nomor suplemen harus diberikan apabila terdapat lebih dari satu suplemen untuk volume yang bersangkutan.

Contoh : Vol. 1, No. 1, suplemen 1

2. Nomor suplemen yang berurutan hanya untuk volume yang sama.

Contoh : Vol. 1, suplemen 1, 2, dst. Vol. 2, suplemen 1, 2, dst.

3. Kata “suplemen” harus selalu dicantumkan di halaman sampul dan halaman pertama teks atau halaman abstrak.

9. JUDUL SIRAHAN (RUNNING TITLE)

Judul sirahan adalah informasi bibliografi yang dicetak berulang-ulang pada halaman teks/artikel.

Ketentuan wajib

1. Judul sirahan harus ditempatkan pada posisi yang sama setiap kali terbit.

2. Judul sirahan dapat ditempatkan di pinggir atas atau pinggir bawah halaman yang kosong (lihat gambar 4 dan gambar 5).

3. Informasi yang harus tercantum dalam halaman genap adalah sebagai berikut:

• Judul majalah atau singkatannya

• Volume majalah

• Nomor majalah

• Waktu terbit

• Cakupan halaman

(23)

Pedoman Penampilan

Majalah Ilmiah

4. Informasi yang harus tercantum pada halaman ganjil, adalah:

• Judul artikel (lengkap atau sebagian)

• Pengarang atau pengarang utama dalam hal karya bersama.

Contoh: Pengendalian emisi merkuri di cerobong industri … (Isa Ansyori).

(24)

Pedoman Penampilan

Majalah Ilmiah

SISTEMATIKA PENAMPILAN

BAGIAN-BAGIAN MAJALAH

ILMIAH

3

Penyajian bagian-bagian majalah ilmiah didasarkan pada ketentuan dalam SNI 19-1950-1990. Ketentuan untuk bagian-bagian yang belum tercakup dalam SNI tersebut disarankan merujuk ke ISO 8-1977. Sistematika penampilan majalah ilmiah untuk masing-masing bagian adalah sebagai berikut.

a. Ukuran majalah harus konsisten setiap kali terbit (ISO 216). Apabila diperlukan perubahan ukuran maka pe-rubahan tersebut harus dimulai pada saat menerbitkan volume baru. Disarankan menggunakan ukuran A4 (sesuai persyaratan akreditasi majalah ilmiah).

b. Tipografi artikel dalam satu judul majalah harus konsisten. Variasi ukuran dan huruf yang digunakan dalam satu artikel hanya untuk menekankan adanya pembedaan bagian-bagian/paragraf yang dianggap penting.

(25)

Pedoman Penampilan

Majalah Ilmiah

d. Apabila suatu majalah dipecah menjadi dua terbitan atau lebih, penomoran majalah baru harus dimulai dari volume 1.

e. Semua perubahan pada butir c dan d serta perubahan judul atau frekuensi terbitan harus disebutkan dengan jelas dalam beberapa terbitan sebelumnya, mendahului perubahan yang akan dibuat. Judul lama harus dican-tumkan pada halaman sampul atau halaman judul sekurang-kurangnya satu tahun sesudah perubahan.

1. HALAMAN SAMPUL

Halaman sampul atau halaman kulit adalah halaman yang terletak paling depan dari majalah.

Ketentuan wajib

1. Halaman sampul harus memuat unsur-unsur:

a. Judul majalah (judul utama, judul tambahan dan/ atau judul paralel apabila ada)

b. Volume majalah c. Nomor majalah d. Waktu terbit e. ISSN

2. Halaman sampul tidak diberi nomor halaman.

3. Apabila meletakkan iklan atau gambar pada halaman sampul, sebaiknya iklan dan gambar tersebut tidak

mengaburkan judul atau informasi bibliografi lainnya

(26)

Pedoman Penampilan

Majalah Ilmiah

Ketentuan tidak wajib.

1. Jika judul majalah dicetak pada punggung terbitan, judul harus dapat dibaca jika majalah tersebut diletak-kan pada posisi sampul depan menghadap ke atas. Selain judul, juga harus dicantumkan volume, nomor, tahun terbit, dan cakupan halaman.

Contoh : Ecolab, Volume 5 Nomor 1 Januari 2011: 1-44 2. Nama penerbit dapat dicantumkan pada halaman

sampul.

3. Apabila majalah memuat indeks kumulatif untuk vol-ume tersebut, keterangan tentang indeks harus dinya-takan pada halaman sampul.

Contoh: Jika Volume 5 Nomor 2 Juli 2011 adalah akhir Volume 5 yang memuat indeks kumulatif maka pada halaman sampul harus dicantumkan keterangan “Vol-ume 5 Nomor 2 Juli 2011 (termasuk indeks kumulatif).” 4. Jika indeks diterbitkan terpisah dari majalah maka

keterangan tentang indeks harus dinyatakan pada halaman sampul.

(27)

Pedoman Penampilan

Majalah Ilmiah

(28)

Pedoman Penampilan

Majalah Ilmiah

2. HALAMAN JUDUL

Halaman judul adalah halaman yang terletak setelah halaman sampul.

Ketentuan wajib

1. Halaman judul harus ada pada setiap nomor majalah. 2. Halaman judul tidak diberi nomor halaman.

3. Unsur yang harus ada: a. Judul majalah b. Volume majalah c. Nomor majalah d. Waktu terbit e. ISSN

f. Penanggung jawab majalah g. Nama dan alamat redaksi h. Suplemen, jika ada.

Ketentuan Tidak Wajib

(29)

Pedoman Penampilan Majalah Ilmiah

18

Gambar 2.

(30)

Pedoman Penampilan

Majalah Ilmiah

3

. HALAMAN DAFTAR ISI

Daftar isi adalah daftar judul artikel dari suatu nomor majalah.

Ketentuan Wajib

1. Daftar isi harus dicetak di setiap nomor majalah. 2. Halaman yang memuat daftar isi tidak diberi nomor

halaman.

3. Daftar isi suatu majalah ditempatkan pada halaman pertama setelah halaman judul.

4. Di atas daftar isi harus tercantum: a. Judul majalah

b. Volume majalah c. Nomor majalah d. Waktu terbit e. ISSN

5. Informasi pada butir 4 harus tercetak jelas pada tempat yang sama untuk setiap nomor majalah.

6. Di bawah informasi yang dalam ketentuan pada butir 4 ditulis kata “DAFTAR ISI”.

7. Informasi yang harus ada pada daftar isi: a. Nama Pengarang

b. Judul artikel

c. Nomor halaman awal artikel d. Nomor halaman akhir artikel

(31)

Pedoman Penampilan

Majalah Ilmiah

Ketentuan Tidak Wajib

1. Judul artikel majalah dalam bahasa Indonesia pada daftar isi disertai terjemahannya dalam bahasa Inggris. 2. Pada artikel bersambung, tiap judul diberi nomor

ba-giannya dalam tanda kurung.

(32)

Pedoman Penampilan

Majalah Ilmiah

4. HALAMAN TEKS

Halaman teks adalah halaman dalam majalah yang memuat teks/artikel.

Ketentuan Wajib

1. Sistem penomoran halaman:

a. Penomoran halaman harus menggunakan angka Arab.

b. Penomoran halaman dimulai dari halaman teks pertama.

c. Penomoran halaman dalam suatu volume harus berkelanjutan, tidak dimulai dengan penomoran baru pada setiap nomor.

Contoh:

Ecolab, Vol. 5 No. 1 Januari 2011: hlm. 1-44 Ecolab, Vol. 5 No. 2 Juli 2011: hlm. 45-89 Ecolab, Vol. 6 No. 1 Januari 2012: hlm. 1-46 Ecolab, Vol. 6 No. 2 Juli 2012: hlm. 47-90 dan seterusnya.

d. Gambar dan gambar lipatan yang menjadi bagian suatu teks dimasukkan dalam urutan penomoran halaman.

e. Gambar atau tabel yang tercetak pada halaman tersendiri diberi nomor halaman dan judul sirahan. f. Halaman yang memuat iklan dipisahkan dari

halaman teks dan tidak perlu diberi nomor halaman sehingga jika majalah akan dijilid halaman iklan dapat dibuang.

(33)

Pedoman Penampilan

Majalah Ilmiah

2. Penampilan teks untuk majalah ilmiah (lihat Lampiran 1).

3. Lain-lain

a. Teks pada suatu volume harus dicetak dengan warna, tipe, dan ukuran huruf yang sama.

b. Variasi ukuran dan ketebalan huruf dapat digunakan dalam satu artikel untuk memperjelas judul bagian-bagian teks dan urutan pentingnya.

c. Abstrak, catatan kaki, dan daftar pustaka sebaiknya mempergunakan tipe dan ukuran huruf yang berbeda dengan teks.

d. Gambar dan gambar lipatan yang menjadi bagian suatu teks ditempatkan berdekatan dengan teks yang mengacunya. Hindari penempatan gambar dan gambar lipatan sebagai lampiran.

(34)

Pedoman Penampilan

Majalah Ilmiah

Gambar 5. Contoh judul sirahan pada halaman ganjil

5. LEMBAR ABSTRAK

(35)

Pedoman Penampilan

Majalah Ilmiah

(36)

Pedoman Penampilan

Majalah Ilmiah

6. HALAMAN INDEKS

Halaman indeks adalah halaman yang memuat indeks baik kumulatif maupun tahunan yang dimuat pada akhir volume untuk satu tahun periode. Indeks majalah adalah daftar

semua subjek, nama perorangan, nama geografis dan nama

tempat, peristiwa, dan istilah penting lain yang diambil dari satu majalah. Contoh halaman indeks dapat dilihat pada gambar 7.

(37)

Pedoman Penampilan

Majalah Ilmiah

LAMPIRAN 1

PENAMPILAN TEKS MAJALAH ILMIAH

(ISO 215-1986)

Pendahuluan

Standar Internasional ini dimaksudkan untuk meningkatkan kemudahan akses informasi yang terkandung dalam majalah ilmiah dengan memberikan fasilitas temu kembali untuk kepentingan pembaca dan jasa dokumentasi. Standar internasional ini diharapkan dapat membantu pengarang dalam menyajikan teks/artikel serta membantu editor dan penerbit dalam menyusun panduan untuk para penulis. Standar internasional ini mencakup peraturan dalam penyiapan dan penampilan teks untuk majalah ilmiah, termasuk ilmu terapan dan teknologi. Ketentuan-ketentuan tersebut adalah sebagai berikut.

Elemen Identifikasi

1. Judul, judul umum dan anak judul.

a. Judul hendaknya singkat, mencerminkan isi

dan mudah diidentifikasi jika digunakan dalam bibliografi, terbitan jasa informasi, pengindeksan

dan penelusuran. Sebaiknya gunakan deskriptor untuk penyusunan kata dalam judul, atau istilah yang digunakan dalam judul hendaknya dapat dipakai sebagai deskriptor.

(38)

Pedoman Penampilan

Majalah Ilmiah

spesifik.

c. Judul dapat diikuti anak judul yang mengandung tambahan informasi. Judul dan anak judul hendaknya terpisah secara jelas, misalnya dengan tanda titik dua (:).

d. Susunan kata dalam judul hendaknya sama dalam satu majalah, atau dapat disingkat jika digunakan dalam judul sirahan.

e. Hindari pemakaian singkatan, akronim, simbol, kode dan formula yang tidak lazim digunakan. 2. Nama dan alamat pengarang

a. Untuk keperluan identifikasi, pengarang hendaknya mencantumkan nama keluarga, dan atau nama lain, nama diri atau nama tambahan yang dapat dikutip. Inisial hanya digunakan jika ada beberapa nama tambahan. Nama keluarga dan sejenisnya hendaknya dibedakan dengan menggunakan

tipografi. Nama yang diberikan oleh pengarang

dan urutan nama dalam kelompok pengarang hendaknya tidak diubah oleh editor maupun pengindeks.

b. Jika nama pengarang berupa nama lembaga, nama resmi lembaga hendaknya dinyatakan secara lengkap, diikuti dengan alamat lembaga yang dicantumkan pada catatan kaki atau akhir naskah. Singkatan nama lembaga dapat ditambahkan dalam tanda kurung. Jika pengarang bekerja sama, misalnya dalam komite, semua nama hendaknya dicantumkan.

(39)

Pedoman Penampilan

Majalah Ilmiah

3. Abstrak Artikel

a. Semua artikel hendaknya disertai abstrak dalam bahasa yang sama dengan bahasa artikel dan dalam bahasa Inggris. Pembuatan abstrak hendaknya mengacu pada ISO 214.

b. Dalam abstrak sedapat mungkin diberikan kata kunci dengan penekanan khusus pada istilah yang telah disetujui atau istilah baru atau tata nama dan data kuantitatif untuk memudahkan temu kembali informasi.

c. Sebaiknya gunakan deskriptor sebagai kata kunci. d. Kode klasifikasi subjek misalnya UDC dapat

ditambahkan jika sesuai peraturan penerbitan. 4. Tanggal penyelesaian artikel

a. Tanggal penyelesaian artikel hendaknya dicantumkan, misalnya Jakarta, 11-11-2011 (format bahasa Indonesia); Jakarta, 2011-11-11 (format bahasa Inggris).

b. Tanggal penyelesaian revisi artikel juga dicantumkan, sebaiknya dalam tanda kurung setelah tanggal penyelesaian artikel, misalnya Jakarta, 11-11-2011 (Rev. 20-11-2012).

Teks Utama Artikel

1. Struktur

Artikel, termasuk artikel tinjauan, hendaknya logis dan jelas. Artikel juga menjelaskan alasan dilakukannya penelitian dan hubungannya dengan karya sejenis se-belumnya. Metode dan cara hendaknya jelas sehingga mudah diikuti pembaca. Hasil dan pembahasan serta

saran sebaiknya dibuat terpisah. Istilah dan definisi

(40)

Pedoman Penampilan

Majalah Ilmiah

2. Daftar Isi

Untuk membantu pembaca, daftar isi mungkin dapat disertakan sebelum teks yang panjang (lihat ISO 18). 3. Penomoran bab dan subbab

Penomoran bab dan subbab, bila ada, lihat ISO 2145 4. Notasi dan tata nama

a. Pengarang hendaknya menggunakan notasi yang sesuai standar yang berlaku untuk setiap disiplin ilmu sebagaimana termuat dalam ISO, asosiasi ilmiah dan ketentuan internasional lainnya.

b. Pengukuran hendaknya sesuai dengan satuan sistem internasional ISO 31 dan ISO 1000.

c. Nama, simbol, dan tata nama khusus hendaknya sesuai ISO 31 dan ketentuan internasional lainnya. d. Tanggal dan waktu dalam pernyataan numerik

hendaknya sesuai dengan ISO 2014 dan ISO 3307. 5. Catatan Kaki

Catatan kaki hanya dimasukkan ke dalam naskah pada kasus tertentu. Catatan kaki hendaknya hanya

men-gandung teks tambahan, bukan referensi bibliografi

dan ditandai dengan serangkaian simbol yang berbeda dengan simbol yang digunakan untuk referensi

biblio-grafi.

6. Sitiran

Sitiran dalam teks hendaknya sesuai dengan ISO 690. 7. Penghargaan dan ucapan terima kasih

(41)

Pedoman Penampilan

Majalah Ilmiah

hendaknya minta izin untuk kutipan yang luas; peng-gunaan atau pengambilan tabel atau gambar dari karya lain. Ucapan terima kasih atas bantuan seseorang dapat dinyatakan secara terpisah setelah artikel utama. Dalam hal ini hendaknya dinyatakan nama, tempat kerja, dan jenis bantuan yang diberikan.

8. Bibliografi

Daftar referensi yang berhubungan dengan sitiran dalam teks hendaknya ditempatkan pada akhir artikel. Referensi hendaknya sesuai ISO 690. Daftar referensi hendaknya hanya memuat dokumen yang diterbitkan dan berkaitan dengan informasi yang dibahas dalam artikel.

LAIN-LAIN

1. Artikel asli disajikan dalam bentuk lain.

Hendaknya ditunjukkan dengan jelas bahwa artikel tersebut sebelumnya telah dipergunakan untuk keper-luan lain, misalnya laporan teknis, tesis atau makalah konferensi. Tujuan naskah disiapkan hendaknya dinyatakan dalam catatan yang ditempatkan di bawah halaman pertama naskah yang menunjukkan :

a. Nama dan alamat organisasi yang mensponsori karya atau pertemuan.

b. Kota atau negara tempat teks pertama kali disajikan (sesuai ISO 5966 dan ISO 7144).

c. Tanggal, bulan, dan tahun disajikan secara lengkap dalam delapan digit (sesuai ISO 2114).

2. Gambar dan tabel

(42)

Pedoman Penampilan

Majalah Ilmiah

diberi nomor urut untuk memudahkan referensi dalam teks dan diberi penjelasan.

b. Tabel hendaknya diberi nomor dan diberi judul yang tepat.

c. Semua ilustrasi dan tabel hendaknya mengacu ke teks, dan dikutip sebagai bagian dari penjelasan. 3. Hak cipta

Karena undang-undang hak cipta berbeda antara negara yang satu dengan negara yang lain, pengarang harus mendapat izin dari pemegang hak cipta sebelum men-gutip bagian dari sebuah karya. Jika tidak dilakukan, dapat dianggap penjiplakan. Dokumen yang tidak diterbitkan juga dapat dilindungi dengan hak cipta dan tidak boleh digandakan tanpa izin.

4. Lampiran

Hal lain yang terdapat dalam artikel, misalnya metode analisis, print out komputer, dan kamus secara luas atau daftar simbol, tabel gambar, dapat disajikan dalam lampiran. Lampiran hendaknya ditempatkan pada akhir naskah sesudah daftar referensi dan dicantumkan dengan kata lampiran atau nomor atau judul subjek. 5. Daftar kesalahan (Errata)

(43)

Pedoman Penampilan

Majalah Ilmiah

LAMPIRAN 2

LEMBAR ABSTRAK (ISO 5122-1979)

Ketentuan

1. Pada bagian atas lembar abstrak tercantum: a. Judul terbitan dengan huruf cetak tebal b. ISSN

c. Waktu terbit

d. Sumber kata kunci yang digunakan e. Izin untuk mencetak lembar abstrak. Contoh :

2. Pada setiap kotak dalam lembar abstrak, tercermin: a. Nomor klasifikasi internasional yang digunakan,

misalnya UDC, DDC

b. Nama penulis. Cara penulisan lihat contoh (sesuai AACR II)

c. Lembaga tempat penulis bekerja

d. Judul dan anak judul dalam bahasa artikel

e. Bahasa yang digunakan dalam artikel (beri kode: Indonesia = Ind, Inggris = Eng).

f. Keterangan secara rinci dengan urutan sebagai berikut.

• Judul terbitan atau singkatannya

(44)

Pedoman Penampilan

Majalah Ilmiah

• Volume terbitan

• Nomor penerbitan

• Cakupan halaman dan keterangan lain (hala-man awal, hala(hala-man akhir, gambar, tabel, dan referensi).

g. Abstrak

h. Kata kunci atau istilah bebas (free terms).

(45)

Pedoman Penampilan

Majalah Ilmiah

Contoh: Informasi dalam kotak (bahasa Inggris).

3. Ukuran fisik

a. Ukuran lembar abstrak pada suatu majalah harus tetap.

b. Ukuran kotak pada lembar abstrak mempunyai lebar maksimum 95 mm dan tinggi maksimum 64 mm.

c. Jumlah halaman untuk lembar abstrak diusahakan sedikit mungkin.

4. Penempatan

a. Lembar abstrak hendaknya ditempatkan pada tempat yang sama setiap kali diterbitkan

(46)

Pedoman Penampilan

Majalah Ilmiah

5. Bahasa

a. a. Bahasa yang digunakan dalam lembar abstrak sesuai dengan bahasa terbitan, dan dibuat terjemahannya dalam bahasa Inggris. Jika menggunakan bahasa Indonesia, lembar abstrak dibuat dalam bahasa Indonesia dan Inggris. Jika majalah menggunakan bahasa Inggris, lembar abstrak dibuat dalam bahasa Inggris.

(47)

Pedoman Penampilan

Majalah Ilmiah

LAMPIRAN 3

HALAMAN INDEKS (ISO 999-1975)

1. Indeks majalah hendaknya diterbitkan sekali dalam setahun.

2. Penempatan

a. Halaman indeks tahunan ditempatkan pada halaman terakhir dari akhir volume untuk satu tahun periode.

b. Halaman indeks kumulatif ditempatkan pada halaman terakhir dari beberapa volume.

c. Halaman indeks mempunyai urutan tersendiri dalam penomoran halaman, yaitu menggunakan angka Arab diikuti dengan simbol untuk membedakan dengan nomor halaman teks. Contoh: 419-1

3. Pada judul sirahan (running titles) di setiap halaman supaya dicantumkan judul majalah dan jenis indeks. 4. Jenis indeks:

a. indeks pengarang b. indeks subjek

c. indeks badan korporasi d. indeks nama geografi e. dll.

5. Susunan indeks

a. secara berabjad atau alfabetis b. berdasarkan klasifikasi

(48)

Pedoman Penampilan

Majalah Ilmiah

(49)

Pedoman Penampilan

Majalah Ilmiah

LAMPIRAN 4

EVALUASI PENAMPILAN MAJALAH ILMIAH

Untuk mengetahui suatu majalah telah sesuai standar atau belum, perlu dilakukan evaluasi. Untuk keperluan tersebut,

telah disiapkan formulir evaluasi untuk mengindentifikasi

bagian-bagian yang sudah atau belum sesuai standar.

Petunjuk pengisian formulir evaluasi

Perhatikan setiap unsur terbitan yang tercantum dalam formulir. Bandingkan kesesuaian setiap unsur terbitan yang ada dengan pedoman penampilan majalah yang telah diuraikan sebelumnya, dengan ketentuan sbb.

a. Jika unsur yang diperiksa ada dan sesuai dengan pedoman, berilah tanda (v) pada kolom sesuai. b. Jika unsur yang diperiksa ada dalam majalah tetapi

tidak sesuai dengan pedoman, berilah tanda (v) pada kolom tidak sesuai. Isi alasan ketidaksesuaian pada kolom keterangan.

c. Jika unsur yang diperiksa tidak muncul dalam majalah, berilah tanda (v) pada kolom tidak ada.

Hasil evaluasi

(50)

Pedoman Penampilan

Majalah Ilmiah

No BAGIAN Sesuai Tidak

Sesuai

Penempatan halaman daftar isi Nama penulis artikel Judul artikel

Nomor hlm. awal artikel Nomor hlm. akhir artikel

Halaman Teks

Judul sirahan hlm. genap Judul sirahan hlm. ganjil Penomoran halaman

FORMULIR EVALUASI KESESUAIAN PENAMPILAN MAJALAH ILMIAH STANDAR

(51)

Pedoman Penampilan Majalah Ilmiah

(52)

41

(53)

Pedoman Penampilan Majalah Ilmiah

(54)

Gambar

Tabel 1. Bagian-bagian Majalah Ilmiah
Gambar 1. Contoh halaman sampul
Gambar 2. Contoh halaman judul
Gambar 3. Contoh daftar isi
+5

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini bertujuan untuk mengrtahui tingkat bahaya limbah cair tepung tapioka terhadap ikan nila (Oreochromis niloticus) dan menentukan nilai LC50, serta

Permasalahannya bagaimana hasil pendeteksian heteroskedastisitas dengan uji Park dan uji Breusch Pagan Godfrey , uji manakah yang lebih efektif.Berdasarkan hasil penelitian

Sebagaimana diungkapkan oleh Lickona (2013) bahwa karakter mengalami pertumbuhan yang membuat suatu nilai menjadi budi pekerti, sebuah watak batin yang dapat diandalkan

B.Ing mempunyai beberapa gugus konsonan yang menempati posisi onset, di antaranya /sn-/ yang dihubungkan dengan hal-hal tentang mulut dan hidung, /dr-/ yang dihubungkan

Pelampung dapat bergerak naik turun sesuai dengan tinggi permukaan bahan bakar, sedang jarum pelampung berfungsi untuk membuka dan menutup saluran bahan bakar

Halaman judul lembar yang kedua memuat: (1) judul skripsi secara lengkap yang diketik dengan huruf kapital, (2) teks skripsi diajukan kepada Universitas

Variabel independen yang digunakan dalam penelitian merupakan struktur corporate governance yaitu ukuran dewan direksi, dewan komisaris independen, reputasi auditor,

Pengguna dapat mengaitkan suatu file tertentu ke program dengan mendefinisikan suatu objek dari salah satu kelas berikut