• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Pelayanan Customer Service Terhadap Citra Perusahaan (Studi Korelasional Pengaruh Pelayanan Customer Service Terhadap Citra Perusahaan di PT. Perusahaan Listrik Negara (Persero) Rayon Medan Baru)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Pengaruh Pelayanan Customer Service Terhadap Citra Perusahaan (Studi Korelasional Pengaruh Pelayanan Customer Service Terhadap Citra Perusahaan di PT. Perusahaan Listrik Negara (Persero) Rayon Medan Baru)"

Copied!
107
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH PELAYANAN CUSTOMER SERVICE TERHADAP CITRA PERUSAHAAN

(Studi Korelasional Pengaruh Pelayanan Customer Service Terhadap Citra Perusahaan di PT. Perusahaan Listrik Negara (Persero) Rayon Medan Baru)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Menyelesaikan Pendidikan Sarjana (S-1) pada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Departemen Ilmu Komunikasi

Disusun oleh:

Wirda Nasty Novita Lubis

060904021

DEPARTEMEN ILMU KOMUNIKASI FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN

(2)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK DEPARTEMEN ILMU KOMUNIKASI

Lembar Persetujuan

Skripsi ini disetujui untuk dipertahankan oleh :

Nama : Wirda Nasty Novita Lubis

NIM : 060904021

Departemen : Ilmu Komunikasi

Judul : Pengaruh Pelayanan Customer Service Terhadap Citra Perusahaan

(Studi Korelasional Pengaruh Pelayanan Customer Service Terhadap Citra Perusahaan di PT. Perusahaan Listrik Negara (Persero) Rayon Medan Baru)

Medan, 29 Desember 2011

Dosen Pembimbing Ketua Departemen

Drs. Safrin, M.Si

NIP.196110011987011001 NIP. 196208281987012001 Dra. Fatma Wardy Lubis, MA

Dekan FISIP USU

(3)

ABSTRAK

Penelitian ini Pengaruh Pelayanan Customer Service terhadap Citra Perusahaan (Studi Korelasional Pengaruh Pelayanan Customer Service Terhadap Citra Perusahaan di PT. Perusahaan Listrik Negara (Persero) Rayon Medan Baru). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sejauhmana pengaruh Pelayanan Customer Service terhadap citra Perusahaan Listrik Negara (Persero) Rayon Medan Baru.

Teori yang digunakan dan dianggap relevan dalam penelitian ini adalah Komunikasi Antarpribadi, Efektivitas Komunikasi Antarpribadi, Customer Service, Pelayanan Jasa dan Citra Perusahaan. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode korelasional, yang bertujuan untuk menemukan ada tidaknya hubungan, seberapa besar hubungan tersebut dan berarti tidaknya hubungan antara Pelayanan Customer Service terhadap citra Perusahaan Listrik Negara (Persero) Rayon Medan Baru.

Populasi dalam penelitian ini adalah Populasi dalam penelitian ini adalah para pelanggan yang datang dan melakukan pengaduan di PT. Perusahaan Listrik Negara (Persero) Rayon Medan Baru yang berjumlah 875 orang. Untuk menentukan jumlah sampel maka digunakan rumus Taro Yamane digunakan rumus Taro Yamane dengan presisi 10% dengan tingkat kepercayaan 90% dan jumlah sampel yang didapat sebanyak 90 orang. Sementara teknik penarikan sampel yang digunakan yaitu Purposive Sampling dan Accidental Random

Sampling.

Teknik pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini melalui dua cara, yaitu Penelitian Kepustakaan (Library research) dan Penelitian Lapangan (Field Research). Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis tabel tunggal, analisis tabel silang dan uji hipotesa melalui rumus Koefisien Korelasi Tata Jenjang (Rank Order) oleh Spearman, dengan menggunakan aplikasi Statistical Product and System Solution (SPPS) 16. Dari hasil penelitian ini diperoleh rs

Kemudian untuk menguji tingkat signifikansi pengaruh variabel X terhadap variabel

Y masih menggunakan aplikasi SPSS 16 serta untuk mengetahui besar kekuatan pengaruh variabel X terhadap Y digunakan Uji Determinan Korelasi. Dari hasil penelitian ini, menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara antara Pelayanan Customer Service terhadap citra Perusahaan Listrik Negara (Persero) Rayon Medan Baru. Dengan memberikan pelayanan yang baik, ramah dan mampu memberikan solusi atas permasalahan pelanggan maka citra dari Perusahaan Listrik Negara (Persero) Rayon Medan Baru akan semakin baik di benak pengguna layanan jasa listrik di Rayon Medan Baru.

sebesar 0,471, untuk melihat kuat lemahnya korelasi (hubungan) kedua variabel dalam penelitian ini digunakan skala Guilford. Hal ini menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang cukup berarti antara Pelayanan Customer

(4)

KATA PENGANTAR

Dengan segala kerendahan hati, peneliti mengucapkan puji dan syukur kepada Allah

SWT yang telah memberikan rahmat dan anugerah-Nya yang berlimpah kepada peneliti

sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Pengaruh Pelayanan Customer

Service Terhadap Citra Perusahaan (Studi Korelasional Pengaruh Pelayanan Customer

Service Terhadap Citra Perusahaan di PT. Perusahaan Listrik Negara (Persero) Rayon Medan

Baru). Skripsi ini merupakan tugas akhir perkuliahan peneliti sebagai syarat pendidikan

sarjana (S-1). Peneliti berharap ke depannya skripsi ini dapat menjadi inspirasi bagi

masyarakat dalam mengembangkan penelitian yang berkaitan dengan sistem pelayanan

customer service untuk dapat menentukan citra di dalam suatu perusahaan. Tentunya skripsi

ini masih sangat jauh dari sempurna, oleh karena itu penulis senantiasa mengharapkan

gagasan baru, kritik serta saran yang membangun demi perbaikan ke depan.

Dalam penyelesaian skripsi ini peneliti banyak mendapat bimbingan dan bantuan dari

berbagai pihak. Pertama sekali peneliti mengucapkan terima kasih yang sedalam-dalamnya

kepada orangtua peneliti yakni Ayahanda Drs. Nasrun H. Lubis dan Ibunda Normawaty yang

selalu ada di rumah untuk membimbing dan memberikan semangat, cinta dan kasih

sayangnya. Untuk Bang Sutan dan Bang Irfan buat semua motivasi dan bantuannya dalam

segala hal yang berhubungan dengan skripsi saya ini, Adik Anggi , dan juga untuk semua

keluarga lainnya. Terima kasih telah selalu mendoakan peneliti dalam setiap kesempatan dan

yang selalu berharap bahwa peneliti nantinya akan menjadi manusia yang berguna di masa

(5)

Dalam proses penyelesaian skripsi ini peneliti tidak hanya mengandalkan kemampuan

diri sendiri. Begitu banyak pihak yang memberi kontribusi, baik berupa materi, pikiran,

maupun dorongan semangat dan motivasi. Oleh karena itu melalui kata pengantar ini penulis

menyampaikan terima kasih kepada :

1. Bapak Prof. Dr. Badaruddin, M,Si selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu

Politik Universitas Sumatera Utara.

2. Ibu Dra. Fatma Wardy Lubis dan Ibu Dayana M,Si selaku Ketua dan juga Sekretaris

Departemen Ilmu Komunikasi sekaligus peneliti anggap sebagai orangtua kedua

yang begitu baik memperlakukan peneliti selama proses pengerjaan skripsi.

3. Bapak Drs.Safrin,M.Si selaku dosen pembimbing peneliti yang memiliki

pengetahuan yang cukup luas mengenai berbagai hal yang membuat peneliti

termotivasi untuk membuat suatu penelitian yang cukup menantang.

4. Para dosen Ilmu Komunikasi FISIP USU yang selalu memberikan contoh, masukan

serta teladan yang patut untuk ditiru oleh peneliti berupa semangat untuk terus

belajar dan meraih cita-cita.

5. Kak Ross untuk semua dorongannya agar peneliti segera menyelesaikan studi, Kak

Icut , Maya, Bang Udin yang memberikan bantuan akhir.

6. Mitra mitra peneliti , Irvan, Ira, Gina, Dema, Ola, Pratika, Upay, Ryan, Putri, Caca,

Dimas dan mitra – mitra lainnya untuk semua bantuan yang tak kan pernah mampu

peneliti balas baik bantuan moril maupun materil serta semua kebahagiaan yang

kalian berikan selama peneliti mengarungi persahabatan, setia menemani dan

terkadang membawa peruntungan dalam hidup peneliti.

7. Kawan kawan Stambuk 06, yang telah bersama-sama sejak awal melewati waktu

(6)

8. Para abang dan adik stambuk yang sedikit banyak memberikan bantuan selama

perkuliahan.

Semoga Skripsi ini bermanfaat bagi seluruh pihak dan dapat membuka khazanah

berpikir kita mengenai sistem belanja online.

Medan, 22 Desember 2011

Peneliti

(7)

DAFTAR ISI

Halaman LEMBAR PERSETUJUAN

ABSTRAKSI ...i

KATA PENGANTAR ...ii

(8)
(9)

Baru ... 72

IV.4 Analisis Tabel Silang ... 82

IV.5 Uji Hipotesis ... 88

IV.6 Pembahasan ... 91

BAB V PENUTUP V.1 Kesimpulan ... 96

V.2 Saran ... 97

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN

(10)
(11)

29 Pengertian akan kejelasan suara petugas ... 76

30 Pengertian akan kecepatan berbicara petugas ... 76

31 Pengertian akan ekspresi wajah petugas ... 77

32 Persepsi mengenai keramahan petugas ... 78

33 Persepsi mengenai kesabaran petugas ...78

34 Persepsi mengenai ketulusan petugas ...79

35 Persepsi mengenai informasi pasang baru oleh petugas ...80

36 Persepsi mengenai infromasi tunggakan oleh petugas ...80

37 Persepsi mengenai informasi pemadaman listrik oleh petugas 81 38 Hubungan antara kesesuaian pakaian yang digunakan oleh petugas Customer Service terhadap perhatian pelanggan akan pakaian yang digunakan oleh petugas Customer Service tersebut ...83

39 Hubungan antara kemampuan petugas Customer Service dalam memberikan informasi mengenai pemasangan listrik bagi pelanggan baru terhadap persepsi pelanggan akan kemampuan petugas Customer Service dalam memberikan informasi mengenai pemasangan listrik bagi pelanggan baru ersebut ...85

40 Hubungan antara nada suara petugas Customer Service ketika melayani terhadap pengertian pelanggan akan nada suara Customer Service ketika melayani pelanggan tersebut ...87

(12)

DAFTAR GAMBAR

Nomor Gambar Halaman

1 Model Teoritis ... 15

2 Model Pembentukan Citra pengalaman mengenai

stimulus ... 43

3 Model Komunikasi dalam Customer Service ... 45

4 Struktur Organisasi PT. Perusahaan Listrik Negara (Persero)

(13)

ABSTRAK

Penelitian ini Pengaruh Pelayanan Customer Service terhadap Citra Perusahaan (Studi Korelasional Pengaruh Pelayanan Customer Service Terhadap Citra Perusahaan di PT. Perusahaan Listrik Negara (Persero) Rayon Medan Baru). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sejauhmana pengaruh Pelayanan Customer Service terhadap citra Perusahaan Listrik Negara (Persero) Rayon Medan Baru.

Teori yang digunakan dan dianggap relevan dalam penelitian ini adalah Komunikasi Antarpribadi, Efektivitas Komunikasi Antarpribadi, Customer Service, Pelayanan Jasa dan Citra Perusahaan. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode korelasional, yang bertujuan untuk menemukan ada tidaknya hubungan, seberapa besar hubungan tersebut dan berarti tidaknya hubungan antara Pelayanan Customer Service terhadap citra Perusahaan Listrik Negara (Persero) Rayon Medan Baru.

Populasi dalam penelitian ini adalah Populasi dalam penelitian ini adalah para pelanggan yang datang dan melakukan pengaduan di PT. Perusahaan Listrik Negara (Persero) Rayon Medan Baru yang berjumlah 875 orang. Untuk menentukan jumlah sampel maka digunakan rumus Taro Yamane digunakan rumus Taro Yamane dengan presisi 10% dengan tingkat kepercayaan 90% dan jumlah sampel yang didapat sebanyak 90 orang. Sementara teknik penarikan sampel yang digunakan yaitu Purposive Sampling dan Accidental Random

Sampling.

Teknik pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini melalui dua cara, yaitu Penelitian Kepustakaan (Library research) dan Penelitian Lapangan (Field Research). Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis tabel tunggal, analisis tabel silang dan uji hipotesa melalui rumus Koefisien Korelasi Tata Jenjang (Rank Order) oleh Spearman, dengan menggunakan aplikasi Statistical Product and System Solution (SPPS) 16. Dari hasil penelitian ini diperoleh rs

Kemudian untuk menguji tingkat signifikansi pengaruh variabel X terhadap variabel

Y masih menggunakan aplikasi SPSS 16 serta untuk mengetahui besar kekuatan pengaruh variabel X terhadap Y digunakan Uji Determinan Korelasi. Dari hasil penelitian ini, menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara antara Pelayanan Customer Service terhadap citra Perusahaan Listrik Negara (Persero) Rayon Medan Baru. Dengan memberikan pelayanan yang baik, ramah dan mampu memberikan solusi atas permasalahan pelanggan maka citra dari Perusahaan Listrik Negara (Persero) Rayon Medan Baru akan semakin baik di benak pengguna layanan jasa listrik di Rayon Medan Baru.

sebesar 0,471, untuk melihat kuat lemahnya korelasi (hubungan) kedua variabel dalam penelitian ini digunakan skala Guilford. Hal ini menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang cukup berarti antara Pelayanan Customer

(14)

BAB I PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang Masalah

Service memang bukan produk utama suatu perusahaan. Sebuah perusahaan

perbankan misalnya, memiliki produk utama funding (tabungan, deposito dan investasi

lainnya) dan produk lending (kredit pemilikan rumah, kredit multi guna, kredit tanpa agunan,

dsb). Tetapi pada saat produk itu disampaikan kepada nasabah tidak akan dapat memuaskan

nasabah apabila tidak ‘dibungkus’ dengan service yang baik. Pada dasarnya semua orang

ingin dan senang dihargai, sehingga ketika dalam satu pertemuan atau transaksi terjadi

hal-hal yang menurut pelanggan tidak sesuai dengan yang harus diterima, akan timbul

ketidaknyamanan. Ketidaknyamanan ini apabila tidak diatasi dengan baik akan menimbulkan

keluhan yang ujung-ujungnya adalah kepergian pelanggan dan yang paling buruk adalah

rusaknya citra perusahaan.

Persaingan, baik sesama industri maupun komplemennya juga merupakan faktor

kunci yang menjadikan service semakin diperhitungkan. Anda menyajikan produk yang baik

saja tetapi pesaing anda menyajikan produk yang baik dan service yang baik, maka pelanggan

akan pergi juga ke pesaing. Service dalam artian yang comprehensive bukan melulu berkaitan

dengan sikap sopan santun para Customer Service atau kenyamanan ruang tunggu pelanggan

tetapi meliputi: People yaitu sikap pelayanan dari orang-orang yang ada di seluruh

perusahaan tersebut, Process yaitu system pelayanan termasuk fasilitas, ketepatan dan

kecepatan melayani dan Physical yaitu fisik bangunan atau lokasi termasuk kenyamanan,

(15)

termasuk layanan purna jual dan customer communication. Dengan demikian luasnya

cakupan pelayanan maka tidak mungkin ada perusahaan atau industri yang tidak perlu

memperhatikan service.

Pelayanan publik harus memperoleh perhatian dan penanganan yang

sungguh-sungguh karena merupakan tugas dan fungsi yang melekat pada setiap Aparatur Pemerintah.

Aparatur Pemerintah hendaknya selalu lebih mengutamakan kepentingan masyarakat, lebih

mempercepat proses penyelesaian urusan masyarakat, memberikan yang lebih berkualitas.

Pada prinsipnya pelayanan harus diberikan oleh semua unsur yang terlibat. Semua harus mau

dan mampu memberikan pelayanan yang kualitasnya sama. Masing-masing harus saling

mendukung, sehingga pelayanan yang diberikan dalam rangka memberikan kepuasan kepada

masyarakat dapat optimal. Hanya saja dalam prakteknya pelayanan utama lebih banyak

diberikan kepada petugas yang langsung menangani atau yang berhubungan langsung dengan

masyarakat, seperti Customer Service karena mereka inilah yang akan menjadi ujung tombak

dalam memberikan pelayanan. Untuk dapat melaksanakan tugas utama dimaksud dengan

baik, Petugas Customer Service perlu dibekali dengan kemampuan dan keterampilan untuk

melayani yaitu tentang dasar-dasar pelayanan agar masyarakat yang dilayani semakin merasa

puas. Pembekalan perlu diberikan mulai dari penampilan luar (fisik) kemudian ditambah

pembekalan dari dalam pribadi manusia itu sendiri.

Pelayanan Customer Service tidak terlepas dari proses komunikasi. Dengan

berkomunikasi orang dapat mengerti dirinya sendiri dan mengerti orang lain, juga dapat

memahami apa yang dibutuhkannya dan apa yang dibutuhkan orang lain. Manusia yang

normal akan selalu terlibat komunikasi dalam melakukan interaksi dengan sesamanya

sepanjang kehidupannya. Melalui komunikasi pula, segala aspek kehidupan manusia di dunia

tersentuh. Besarnya peranan komunikasi dalam kehidupan manusia memancing timbulnya

(16)

berkomunikasi. Bentuk komunikasi yang begitu akrab di dalam interaksi sesama manusia

adalah bentuk komunikasi antar pribadi.

Komunikasi antar pribadi (KAP) adalah komunikasi seputar diri seorang, baik dalam

fungsinya sebagai komunikator maupun komunikan ( Effendy, 2003 : 57 ). Komunikasi antar

pribadi sebagai salah satu bentuk komunikasi adalah salah satu cara yang dipakai dalam

pelayanan oleh Customer Service PT. Perusahaan Listrik Negara (PLN). Peranan

Komunikasi Antarpribadi yang dimaksudkan adalah dapat mengajak atau melayani para

pelanggan dan juga menjawab segala keluh kesah mereka dengan cara yang baik, efektif dan

menyenangkan. Para customer service dapat memberikan solusi yang terbaik bagi pelanggan

dan umpan balik positif dari pelanggan karena disambut hangat dan juga terbuka oleh

petugas.

Keluhan muncul ketika pelanggan menerima produk atau jasa tidak sesuai dengan apa

yang diharapkan atau dibutuhkan. Tidak sesuai dalam artian di bawah standar, apakah itu dari

segi kualitas barang/jasa, waktu, tempat, harga atau yang berkaitan dengan layanan petugas

seperti keramahan dan sebagainya. Literatur service excellence dan pengalaman di lapangan

mengajarkan bahwa komplain atau keluhan yang disampaikan pelanggan tidak untuk

dihindari (John, 2003: 24). Mengapa? Karena keluhan adalah masukan yang berharga bagi

perkembangan bisnis perusahaan dan apabila ditangani dengan prima dapat meningkatkan

loyalitas pelanggan. Keluhan pelanggan dapat diibaratkan cermin yang menggambarkan

“wajah” pelayanan kita kepada pelanggan.

Pada dasarnya penanganan keluhan pelanggan apalagi untuk komplain yang tidak

rumit dan tidak memerlukan waktu panjang dan inovasi mahal untuk menanganinya, secara

sederhana terdiri dari 4 hal utama yaitu mendengarkan, meminta maaf, pastikan penyebab

permasalahan dan berikan jalan keluar (John, 2003: 25). Setiap orang yang kecewa dan ingin

(17)

atau wakil perusahaan menjadi tahu dengan jelas masalah yang terjadi. Kedua, pelanggan

merasa dihargai ketika keluhannya didengarkan baik-baik apalagi dengan penuh empati.

Ketiga, kadar emosi pelanggan yang komplain akan menurun ketika didengarkan dengan

baik, akibatnya pelanggan dapat berpikir dengan tenang dan menangkap penjelasan yang

anda sampaikan. Sekalipun belum jelas siapa yang salah, mintalah maaf terlebih dahulu,

minimal untuk keadaan atau ketidaknyamanan yang terjadi. Permintaan maaf yang tulus

merupakan senjata yang ampuh untuk cooling down emosi pelanggan dan merupakan modal

penting untuk memasuki pembicaraan berikutnya

Seiring perjalanan waktu dan kemajuan teknologi yang semakin canggih, di samping

kesadaran masyarakat sebagai pelanggan listrik semakin tinggi menuntut PT. Perusahaan

Listrik Negara (Persero) untuk memberikan pelayanan yang lebih baik dan cepat. Selama ini

PT. Perusahaan Listrik Negara (Persero) Rayon Medan Baru mengalami tiga kendala dalam

memberikan pelayanan kepada para pelanggan yakni kendala keterbatasan daya, keterbatasan

dana investasi dan tingginya permintaan masyarakat terhadap listrik. Daya dan investasi,

berpengaruh terhadap pelayanan permohonan masyarakat akan listrik. Kondisi seperti itu,

menyebabkan PT. Perusahaan Listrik Negara (Persero) menangguhkan pelayanan sambung

baru dan para pemohon sambung baru harus masuk dalam daftar tunggu. Kondisi ini juga

oleh masyarakat dilihat tidak jelas sejauh mana daftar tunggu yang ada karena terbatasnya

akses informasi masyarakat untuk pemasangan baru. Di lapangan beredar

informasi-informasi terkait sulitnya pemasangan baru listrik dan tingginya biaya pemasangan.

Semua keluhan para pelanggan tersebut dapat diadukan melalui petugas pencatat

pengaduan pelanggan atau sering disebut dengan istilah Customer Service. Hal ini penting

dilakukan sebab hal ini akan mempengaruhi citra perusahaan di mata pelanggan. Jika mereka

(18)

Listrik Negara (Persero) tentunya akan memiliki citra yang positif demikian pula sebaliknya.

Penelitian ini nantinya akan dilakukan di PT. Perusahaan Listrik Negara (Persero) Rayon

Medan Baru dengan alasan tingkat pengaduan pelanggan cukup tinggi dikarenakan adanya

program penambahan daya listrik gratis dari pihak PT. Perusahaan Listrik Negara (Persero).

Berdasarkan uraian di atas maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan

judul “Pengaruh Pelayanan Customer Service terhadap citra PT. Perusahaan Listrik Negara

(Persero) Rayon Medan Baru.”

I.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan uraian di atas, maka dapat dikemukakan perumusan masalah dalam

penelitian ini adalah sebagai berikut:

”Sejauhmana pengaruh Pelayanan Customer Service terhadap citra Perusahaan

Listrik Negara (Persero) Rayon Medan Baru?”

I.3 Pembatasan Masalah

Untuk menghindari permasalahan yang terlalu luas sehingga dapat mengaburkan

penelitian, maka penulis membatasi masalah yang akan diteliti. Adapun pembatasan masalah

tersebut adalah:

a. Penelitian ini bersifat korelasional, yaitu bersifat mencari atau menjelaskan

hubungan dan menguji hipotesis.

b. Penelitian ini menganalisis hubungan antara pelayanan Customer Service

terhadap citra Perusahaan Listrik Negara (Persero) Rayon Medan Baru.

c. Objek penelitian adalah para pelanggan di PT. Perusahaan Listrik Negara

(19)

d. Penelitian dilakukan pada bulan Juli 2011.

I.4 Tujuan dan Manfaat Penelitian I.4.1 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian ini adalah:

a. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sejauhmana komunikasi efektif yang

diberikan oleh Customer Service kepada para pelanggan yang melakukan pengaduan.

b. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui masalah apa saja yang menjadi

permasalahan para pelanggan ketika mengadukan pengaduan kepada Customer

Service.

c. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh Pelayanan Customer

Service terhadap citra Perusahaan Listrik Negara (Persero) Rayon Medan Baru.

I.4.2 Manfaat Penelitian

Manfaat yang diharapkan dari hasil penelitian ini adalah:

a. Secara akademis, penelitian ini diharapakan dapat memperkaya khasanah

penelitian komunikasi dan sumber bacaan, khususnya penelitian tentang

komunikasi efektif.

b. Secara teoritis, penelitian ini diharapakan dapat memperluas cakrawala dan

wawasan peneliti tentang customer service khususnya yang berkaitan dengan

program perusahaan dan citra perusahaan.

c. Secara praktis, penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi terhadap

PT. Perusahaan Listrik Negara (Persero) terutama yang berkaitan dengan

pelayanan kepada pelanggan.

(20)

Setiap penelitian memerlukan kejelasan titik tolak atau landasan berpikir dalam

memecahkan masalah atau menyoroti masalahnya. Untuk itu, perlu disusun kerangka teori

yang memuat pokok-pokok pikiran yang menggambarkan dari sudut mana penelitian tersebut

disoroti (Nawawi, 2001: 40).

Menurut Kerlinger (Rakhmat, 2004: 6), teori merupakan himpunan konstruk (konsep),

yang mengemukakan pandangan sistematis tentang gejala dengan menjabarkan relasi di

antara variabel untuk menjelaskan dan meramalkan gejala tersebut.

Dengan adanya kerangka teori, akan membantu peneliti dalam menentukan tujuan dan

arah penelitiannya. Kerangka teori akan membantu penelitian dalam memilih kosep-konsep

yang tepat, guna membentuk hipotesis-hipotesis selanjutnya.

Adapun teori-teori yang dianggap relevan dengan penelitian ini adalah sebagai

berikut:

I.5.1 Komunikasi Antarpribadi

Dikutip oleh Liliweri (1991 : 12), Devito menjelaskan komunikasi merupakan

pengiriman pesan dari seseorang dan telah diterima oleh orang lain atau sekelompok orang

lain dengan efek dan efek umpan balik yang berlangsung. Untuk memperjelas pengertian

komunikasi antarpribadi Devito memberikan beberapa ciri komunikasi antar pribadi:

1. Keterbukaan

Komunikator dan komunikan saling mengungkapkan segala ide atau gagasan bajwa

permasalahan secara bebas (tidak ditutupi) dan terbuka tanpa rasa takut atau malu,

kedua-duanya saling mengerti dan memahami pribadi masing-masing.

2. Empati

Kemampuan seseorang untuk memproyeksikan dirinya kepada orang lain.

(21)

Setiap pendapat, ide atau gagasan yang disampaikan mendapat dukungan dari

pihak-pihak yang berkomunikasi. Dengan demikian keinginan atau hasrat yang ada

dimotivasi untuk mencapainya. Dukungan membnatu seseorang untuk lebih

bersemangat dalam melaksanakan aktivitas serta meraih tujuan yang didambakan.

4. Rasa Positif

Setiap pembicaraan yang disampaikan dapat tanggapan yang positif, rasa positif

menghindarkan pihak-pihak yang berkomunikasi untuk tidak curiga atau

berprasangka yang menggangu jalinan interaksi.

5. Kesamaan

Suatu komunikasi lebih akrab dan jalinan pribadi pun lebih kuat apabila memiliki

kesamaan tertentu seperti kesamaan pandangan, sikap, usia, ideologi dan sebagainya.

1.5.2 Efektivitas Komunikasi Antarpribadi

Komunikasi antarpribadi merupakan bagian dari komunikasi, oleh karena

itu peneliti akan menjelaskan definisi komunikasi menurut (Devito, 1997:23), dimana

komunikasi didefinisikan sebagai tindakan, oleh satu orang atau lebih, yang mengirimkan dan

menerima pesan yang terdistorsi oleh gangguan (noise), terjadi dalam suatu konteks tertentu,

mempunyai pengaruh tertentu, dan ada kesempatan untuk melakukan umpan balik.

Sedangkan, efektivitas komunikasi antarpribadi didefinisikan sebagai taraf tercapainya tujuan

komunikasi (Devito, 1997 : 281). Dengan demikian dapat dikatakan bahwa efektivitas

komunikasi antarpribadi merupakan taraf tercapainya tujuan komunikasi antara dua orang

yang mengirimkan dan menerima pesan, terdistorsi oleh gangguan (noise), terjadi dalam

suatu konteks tertentu, mempunyai pengaruh tertentu, dan ada kesempatan untuk melakukan

umpan balik.

(22)

Customer Service adalah setiap kegiatan yang diperuntukkan atau ditujukan untuk

memberikan kepuasan melalui pelayanan yang diberikan seseorang secara memuaskan.

Pelayanan yang diberikan termasuk menerima keluhan / masalah yang sedang dihadapi.

Pelayanan pelanggan atau yang sering kita dengar sebagai Customer Service Officer

berasal dari dua kata yaitu Customer yang berarti pelanggan dan Service yang berarti

pelayanan. Pelayanan diartikan sebagai tindakan atau perbuatan seseorang atau organisasi

untuk memberian kepuasan kepada pelanggan atau nasabah Layanan pelanggan (customer

service) yang baik bisa diungkapkan dalam satu kata, yaitu respek. Menghormati waktu dan

kepintaran pelanggan. Menghargai keinginan mereka untuk menentukan kemauan sendiri.

(Foster, 2001:9)

Seorang Customer Service harus pandai dalam mencari jalan keluar untuk

menyelesaikan masalah yang dihadapi oleh tamunya. Customer Service Officer dituntut untuk

selalu berhubungan dengan nasabah dan menjaga hubungan itu tetap baik. Hal ini tentu saja

harus dilakukan karena menjaga hubungan yang baik dengan pelanggan juga berarti menjaga

image perusahaan agar citra perusahaan dapat terus meningkat di mata pelanggan.

Barrie Berg dalam Foster (2001:93) mencatat tujuh langkah yang dilakukan oleh

customer service sebuah perusahaan yang berhasil memanfaatkan masukan dari

pelanggannya. Mereka bisa:

1. Mengembangkan visi konsumen mengenai apa yang harus mereka lakukan dalam persaingan dan masukan mana yang digunakan untuk melakukannya. Komunikasi yang lebih baik, produk baru, ataupun saluran pemasaran yang berbeda.

2. Menentukan dengan jelas cakupan bidang yang mesti diperhatikan, tujuan dan standar tentang apa yang harus mereka pahami.

3. Membuka diri untuk memahami para pelanggan.

4. Menghilangkan berbagai hambatan organisasi, menyiapkan proses dan aliran yang terbuka untuk menciptakan, berbagi, memanfaatkan dan mengembangkan masukan. 5. Menyiapkan perangkat masukan baik yang keras, seperti teknologi informasi, maupun

yang lunak, seperti mengatur insentif kinerja yang difokuskan pada pertumbuhan dan memberikan penghargaan atas inovasi.

(23)

Customer Service di PT. Perusahaan Listrik Negara (Persero) memiliki fungsi sebagai

mediator antara perusahaan dan juga pelanggan. Mereka akan menampung segala keluh

kesah para pelanggan yang berkaitan dengan permasalahan pelayanan kelistrikan seperti

adanya gangguan, pemadaman listrik hingga pembayaran listrik yang terkadang tidak sesuai

dengan pemakaian mereka. Oleh karena itu, seorang Customer Service akan selalu menjadi

bagian yang penting bagi pelayanan pelanggan di PT. Perusahaan Listrik Negara (Persero)

khususnya di rayon Medan Baru.

I.5.4 Pelayanan Jasa

Pada Perusahaaan jasa, pelayanan juga merupakan strategi perusahaan untuk merebut

pangsa pasar dalam menghadapi persaingan. Hal ini dikarenakan dengan memberikan

pelayananan yang baik kepada konsumen, maka setiap konsumen akan merasa mendapat

kepuasan dan dihargai sehingga akan tetap merasa senang untuk menjadi langganan

perusahaan tersebut.

Pengertian Pelayanan menurut A.S. Moenir (1998:16) adalah suatu proses pemenuhan

kebutuhan memalui aktifitas orang lain secara langsung. Dari pengertian diatas dapat

dikemukakan bahwa pelayanan jasa mempunyai aktivitas melalui orang lain dalam bentuk

jasa yang menyajikan berbentuk keramah-tamahan yang menyenangkan dan daya tarik pada

pelanggan atau pengguna jasa dalam pelayanan tersebut.

Menurut A. Azis Hasan (2003: 30) “Penerapan pelayanan kebayakan diperankan

oleh wanita, dikarenakan wanita lebih memiliki daya tarik bagi kaum pria, terlebih-lebih

dengan kata-katanya yang lembut atau parasnya yang lumayan, mungkin pria akan tertarik

dan membeli produk yang ditawarkan”. Dengan demikian kebayakan perusahaan

menempatkan wanita sebagai Pelayanan yang melayani keperluan pelanggan yang

(24)

Pelayanan yang diberikan oleh perusahaan merupakan salah satu strategi perusahaan

dalam memperkenalkan atau memberikan kepuasan kepada calon pembeli atau

pelanggannya. Jenis pelayanan jasa harus bervariasi sehingga dapat menarik pelanggan agar

ingin dating kembali membeli atau mempergunakan jasa yang ditawarkan oleh perusahaan.

Pelayanan merupakan semua aktifitas Ekomomi yang hasilnya tidak merupakan

produk dalam bentuk fisik atau kontruksi, yang biasanya dikosumsi pada saat yang sama

dengan waktu yang dihasilkan dan memberikadan nilai tambah (seperti: kenyamanan,

hiburan, kesenangan, atau kesehatan) atau pemecahan atas masalah yang dihadapi konsumen

(Lupiyoadi, 2001:5).

I.5.5 Citra Perusahaan

Menciptakan citra yang positif terhadap perusahaan merupakan tujuan utama bagi

seorang Customer Service. Citra merupakan suatu penilaian yang sifatnya abstrak yang hanya

bisa dirasakan oleh perusahaan dan pihak-pihak yang terkait. Citra yang ideal merupakan

impresi yang benar, yang sepenuhnya berdasarkan pengalaman, pengetahuan, serta

pemahaman atas kenyataan yang sesungguhnya.

Dalam buku Essential of Public Relations (Soemirat dan Ardianto, 2004: 111),

Jefkins menyebut bahwa citra adalah kesan yang diperoleh berdasarkan pengetahuan dan

pengertian seseorang tentang fakta-fakta atau kenyataan. Jalaluddin Rakhmat dalam bukunya

Psikologi Komunikasi (Soemirat dan Ardianto, 2004: 111) menyebutkan bahwa citra adalah

penggambaran tentang realitas dan tidak harus sesuai dengan realitas, citra adalah dunia

menurut realitas. Citra terbentuk berdasarkan pengetahuan dan informasi-informasi yang

diterima seseorang.

Untuk mengetahui citra seseorang terhadap suatu objek, dapat diketahui dari sikapnya

terhadap objek tersebut. Solomon, dalam Rakhmat (Soemirat dan Ardianto, 2004: 115),

(25)

pengetahuan yang kita miliki. Efek kognitif dari komunikasi sangat mempengaruhi proses

pembentukan citra seseorang. Citra terbentuk berdasarkan pengetahuan dan

informasi-informasi yang diterima seseorang. Komunikasi tidak secara langsung menimbulkan perilaku

tertentu, tetapi cenderung mempengaruhi cara kita mengorganisasikan citra kita tentang

lingkungan.

I.6 Kerangka Konsep

Kerangka sebagai hasil pemikiran yang rasional merupakan uraian yang bersifat kritis

dalam memperkirakan kemungkinan hasil yang dicapai dan dapat mengantar penelitian pada

rumusan hipotesis (Nawawi, 2001: 33). Konsep adalah penggambaran secara tepat fenomena

yang hendak diteliti, yakni istilah dan definisi yang digunakan untuk menggambarkan secara

abstrak kejadian, keadaan, kelompok atau individu yang menjadi perhatian ilmu sosial.

Dengan demikian, kerangka konsep adalah hasil pemikiran yang rasional dalam

menguraikan rumusan hipotesis, yang sebenarnya merupakan jawaban sementara dari

masalah yang diuji kebenarannya. Agar konsep-konsep dapat diteliti secara empiris, maka

harus dioperasionalisasikan dengan mengubahnya menjadi variabel.

Adapun variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

a. Variabel Bebas (X)

Variabel bebas merupakan segala faktor atau unsur yang menentukan atau

mempengaruhi munculnya variabel kedua yang disebut variabel terikat. Tanpa variabel ini

maka variabel berubah, sehingga akan muncul variabel terikat yang berbeda atau yang lain

sama sekali tidak muncul (Nawawi, 2001: 57).

Variabel bebas dalam penelitian ini adalah Pelayanan Customer Service.

(26)

Variabel terikat merupakan sejumlah gejala ataupun faktor maupun unsur yang ada

ataupun muncul, dipengaruhi atau ditentukan oleh adanya variabel bebas (Nawawi, 2001:

57).

Variabel terikat dalam penelitian ini adalah citra PT. Perusahaan Listrik Negara

(Persero) Rayon Medan Baru.

c. Karakteristik Responden

Karakteristik responden adalah adalah hal/ciri tertentu yang ada pada diri responden

penelitian yang berguna dalam memudahkan penelitian.

I.7 Model Teoritis

Variabel-variabel yang telah dikelompokkan dalam kerangka konsep dibentuk

menjadi suatu model teoritis sebagai berikut:

Gambar 1 Model Teoritis

I.8 Variabel Operasional

Berdasarkan kerangka konsep di atas, maka dibuat operasionalisasi variabel yang

berfungsi membentuk kesamaan dan kesesuaian dalam penelitian, yaitu sebagai berikut:

Variabel Terikat (Y)

Citra PT. Perusahaan Listrik Negara (Persero) Rayon Medan

Baru

Variabel Bebas (X)

Pelayanan Customer Service

(27)

Tabel 1

Variabel Operasional

Variabel Teoritis Variabel Operasional

Variabel Bebas (X)

Citra PT. Perusahaan Listrik Negara (Persero) Rayon Medan

I.9 Defenisi Operasional

Definisi operasional merupakan unsur penelitian untuk mengetahui bagaimana

caranya mengukur suatu variabel. Dengan kata lain, definisi operasional adalah suatu

informasi alamiah yang sangat membantu peneliti lain yang akan menggunakan variabel yang

sama (Singarimbun, 2006: 46).

Adapun definisi operasional variabel-variabel dalam penelitian ini adalah sebagai

berikut:

1. Variabel Bebas (Pelayanan Customer Service)

a. Penampilan adalah cara berpakaian Customer Service agar selalu kelihatan sopan

dan menarik.

b. Sikap petugas adalah pola tingkah dari Customer Service ketika menerima

pelanggan yang mengadukan permasalahannya.

c. Cara berbicara adalah tekanan nada bicara dan juga mimik wajah ketika

(28)

d. Kompetensi adalah kemampuan Customer Service dalam memberikan solusi atas

permasalahan yang disampaikan oleh pelanggan listrik PT. Perusahaan Listrik

Negara (Persero).

2. Variabel Terikat (Citra PT. Perusahaan Listrik Negara (Persero) Rayon Medan Baru)

a. Perhatian, yakni atensi yang diberikan responden, yakni perhatian terhadap

petugas Customer Service PT.PLN.

b. Pengertian, yakni responden mengerti untuk melanjutkan proses berikutnya.

c. Persepsi, yakni hasil pengamatan terhadap unsur lingkungan yang dikaitkan

dengan suatu proses pemaknaan.

d. Kognisi, yakni suatu keyakinan diri dari individu terhadap stimulus.

e. Sikap, yakni kecenderungan bertindak, berpersepsi, berpikir dan merasa dalam

menghadapi objek, ide, situasi atau nilai.

3. Karakteristik Responden

a. Usia adalah tingkatan umur responden.

b. Jenis kelamin adalah jenis kelamin pria atau wanita yang dijadikan sampel

c. Pendidikan adalah tingkatan sekolah yang pernah dilalui oleh responden.

d. Pekerjaan adalah mata pencaharian responden.

e. Penghasilan adalah jumlah pendapatan dari mata pencaharian responden.

I.10 Hipotesis

Secara etimologis hipotesis dibentuk dari dua kata, yaitu hypo dan thesis. Hypo berarti

kurang dan thesis berarti pendapat. Jadi, hipotesis merupakan kesimpulan yang belum

sempurna, sehingga perlu disempurnakan dengan membuktikan kebenaran hipotesis itu

(29)

Hipotesis adalah suatu pernyataan sementara mengenai sesuatu, yang keandalannya

biasanya tidak diketahui. Dengan hipotesis, penelitian menjadi tidak mengambang, karena

dibimbing oleh hipotesis tersebut.

Hipotesis dalam penelitian ini adalah:

Ho : Tidak terdapat pengaruh antara pelayanan Customer Service dalam meningkatkan

citra PT. Perusahaan Listrik Negara (Persero) Rayon Medan Baru.

Ha : Terdapat pengaruh antara pelayanan Customer Service dalam meningkatkan citra PT.

(30)

BAB II

URAIAN TEORITIS

II.1 Komunikasi Antarpribadi

II.1.1 Pengertian Komunikasi Antarpribadi

Pada dasarnya, komunikasi antarpribadi merupakan suatu proses sosial dimana

orang-orang yang terlibat di dalamnya saling mempengaruhi. Sebagaimana diungkapkan oleh

Devito (1997:97), bahwa komunikasi antarpribadi merupakan pengiriman pesan-pesan dari

seseorang dan diterima oleh orang lain, atau sekelompok orang dengan efek dan umpan balik

yang langsung.

Selanjutnya Devito (1997: 169-170) menjabarkan komunikasi antarpribadi menjadi

tiga pendekatan secara umum, yaitu :

a. Komunikasi antarpribadi didefinisikan sebagai pengiriman pesan-pesan dari seseorang

dan diterima oleh orang lain. Atau sekelompok kecil orang, dengan efek dan umpan

balik yang langsung.

b. Komunikasi antarpribadi merupakan komunikasi antara dua orang yang memang telah

ada hubungan di antara keduanya.

c. Interpersonal communication is seen a kind of proggresstion (or development) from

interpersonal communication at one extreme to personal communication at the other

extreme, yang artinya “Komunikasi antarpribadi merupakan bentuk perkembangan atau

peningkatan dari komunikasi dari satu sisi menjadi komunikasi pribadi pada sisi yang

lain”.

Dalam bukunya “Komunikasi Antarpribadi” (1991:12), Alo Liliweri mengemukakan

bahwa pada hakikatnya komunikasi anatarpribadi adalah komunikasi antara komunikator

(31)

mengubah sikap, pendapat, atau perilaku sesorang, karena sifatnya yang dialogis berupa

percakapan dan arus balik bersifat langsung. Komunikator mengetahui tanggapan

komunikank etika itu juga, pada saat komunikasi dilancarkan. Komunikan mengetahui pasti

apakah komunikasi itu positif atau negatif, berhasil atau tidak. Jika tidak, ia dapat

memberikan kesempatan kepada komunikan untuk bertanya seluas-luasnya.

Menurut Evert M. Rogers, dalam Komunikasti antarpribadi (Liliweri 1991:46) ada

beberapa ciri komunikasi yang menggunakan saluran antarpribadi, yaitu:

1) Arus pesan yang cenderung dua arah

2) Konteks komunikasinya tatap muka

3) Tingkat umpan balik yang terjadi tinggi

4) Kemampuan mengatasi tingkat selektifitas (terutama “selectivitas exposure’) yang tinggi

5) Kecepatan jangkauan terhadap audiens yang besar relatif lambat

6) Efek yang mungkin terjadi ialah perubahan sikap

II.1.2 Sifat-Sifat Komunikasi Antarpribadi

Komunikasi antarpribadi dari mereka yang saling mengenal lebih bermutu dari

mereka yang belum mengenal karena setiap pihak mengetahui secara baik tentang liku-liku

hidup pihak lain, pikiran, dan pengetahuannya, perasaanya, maupun menanggapi tingkah

lakunya. Sehingga jika hendak menciptakan komunikasi antarpribadi yang lebih bermutu

maka didahului dengan keakraban, dengan kata lain tidak semua bentuk interaksi yang

dilakukan anatara dua orang dapat digolongkan ke dalam komunikasi antarpribadi.

Ada tujuh sifat yang menunjukan bahwa sesuatu komunikasi antara dua orang

merupakan sikap komunikasi anatarpribadi dan bukanya komunikasi lainnya yang terangkum

dari pendapat Effendy (2003:.46) Sifat-sifat komunikasi antarpribadi itu sendiri adalah : (1)

(32)

ungkapan yang spontan, scripted, dan contrived; (3) tidak statis, namun dinamis; (4)

melibatkan umpan balik pribadi, hubungan interaksi dan koherensi (pernyataan satu dan

harus berkaitan dengan sebelumnya); (5) dipandu oleh tata aturan yang bersifat intrinsic dan

ekstrinsik. (6) komunikasi antarpribadi merupakan satu kegiatan dan tindakan; (7) melibatkan

didalamnya bidang persuasif (Liliweri, 1991:31).

II.1.3 Komponen Komunikasi Antarpribadi dan Proses Komunikasi Antarpribadi

Menurut Effendy (2003:7), yang mencoba mengutip paradigma Laswell. Ada lima

komponen penting yang menyebabkan suatu komunikasi dapat berjalan dengan baik, yaitu:

Who : komunikator : pihak penyampaian pesan

Says what : pesan : pernyataan yang didukung oleh lambang-lambang

In which channel : media : sarana atau saluran penyampaian pesan

To whom : komunikan : pihak penerima pesan

With what effect : efek : dampak yang timbul sebagai pengaruh dari pesan

Apabila digambarkan secara sederhana kelima komponen yang telah diuraikan di atas

melalui proses sebagai berikut : Komunikator dan komunikan dalam proses komunikasi

antarpribadi dapat berganti peran, artinya suatu ketika komunikator dapat berganti peran,

demikian juga sebaliknya dengan komunikasi (Effendy, 2003:12).

II. 2 Efektifitas Komunikasi Antarpribadi

Dikatakan efektifitas dalam waktu tertentu tujuan dapat tercapai dengan baik. Ini

berarti komunikasi antarpribadi efektif jika dalam waktu tertentu komunikasi memahami

pesan yang disampaikan komunikatornya dengan baik dan melaksanakannya. Berkomunikasi

(33)

sama tentang suatu pesan. Rakhmat (2004:159) menyatakan bahwa komunikasi yang efektif

bila pertemuan komunikasi merupakan hal yang menyenangkan bagi komunikan.

Menurut Effendy (2003:219) Komunikasi yang efektif adalah komunikasi yang

menimbulkan sikap, opini ataupun perilaku. Efek komunikasi yang timbul pada komunikan

diklasfikasikan sebagai berikut:

a. Efek kognitif yaitu efek yang berkaitan dengan pikiran, nalar atau ratio. Dengan efek ini

diharapkan komunikan yang semula tidak mengerti menjadi mengerti, yang semula tidak

tau membedakan mana yang salah dan yang benar.

b. Efek afektif adalah efek yang berhubungan dengan perasaan. Misalnya yang semula

tidak senang menjadi senang, yang semula rendah diri menjadi mimiliki rasa percaya

diri.

c. Efek behavioral yakni efek yang menimbulkan etika untuk berprilaku tertentu dalam arti

kata melakukan suatu tindakan atau kegiatan yang bersifat fisik atau jasmani.

Ketiga jenis efek ini adalah hasil proses psikologi yang berkaitan satu sama lain,

secara terpadu. Efek behavioral tidak mungkin timbul pada komunikan apabila sebelumnya

dia tidak tahu atau tidak mengerti disertai rasa senang dan berani.

Menurut Tubbs dan Moss (Rakhmat, 2004:13) komunikasi yang efektif menimbulkan

5 hal yaitu :

a. Pengertian, artinya penerimaan yang cermat dari isi stimulus/pesan seperti yang

dimaksud oleh komunikator.

b. Kesenangan, artinya tidak semua komunikasi ditujukan untuk menyampaikan

informasi dan membentuk pengertian, akan tetapi ada juga dilakuakan untuk

menimbulkan kesenangan, misalnya menanyakan seseorang. Komunikasi inilah yang

(34)

c. Pengaruh pada sikap. Komunikasi seringkali dilakukan dengan tujuan untuk

mempengaruhi orang lain. Komunikasi yang efektif ditandai dengan perubahan sikap,

perilaku atau pendapat komunikan sesuai dengan kehendak komunikator.

d. Hubungan sosial yang baik. Komunikasi juga ditunjukan untuk menumbuhkan

hubungan sosial yang baik. Manusia juga adalah makhluk sosial yang tidak tahan

hidup sendiri.

e. Tindakan Efektifitas komunikasi biasanya diukur dari tindakan nyata yang dilakukan

komunikan.

Komunikasi yang efektif ditandai dengan hubungan interpersonal yang baik. Menurut

Rakhmat (2004:129) ada tiga faktor menumbuhkan hubungan interpersonal, yaitu:

1. Percaya.

Definisi ini menyebutkan tiga unsur percaya, yaitu:

a. Ada situasi yang menimbulkan resiko. Bila orang menaruh kepercayaan

kepada orang lain, ia akan menghadapi resiko.

b. Orang yang menaruah kepercayaan pada orang lain berarti menyadari bahwa

akibat-akibatnya bergantung pada perilaku orang lain.

c. Orang yakin bahwa perilaku pihak lain akan berakibat baik baginya.

Selain itu, faktor kepercayaan juga berhubungan dengan karakterisitik dan

maksud orang lain, hubungan kekuasaan, serta sifat dan kualitas komunikasi.

2. Sikap Suportif

Sikap suportif adalah sikap yang mengurangi sikap defensif dalam

berkomunikasi. Orang dikatakan defensif bila tidak menerima, tidak jujur, dan tidak

empatis; dan tentunya akan menggagalkan komunikasi interpersonal. Jack R. GIBB

(35)

Tabel 2. Perilaku Defensif dan suportif dari Jack Gibb

Iklim Defernsif Iklim Suportif

1. Evaluasi

2. Control

3. Strategi

4. Netralisasi

5. Superioritas

6. Kepastian

1. Deskripsi

2. Orientasi masalah

3. Spontanitas

4. Empati

5. Persamaan

6. Profesionalisme

3. Sikap terbuka

Sikap terbuka (open mindness) amat besar pengaruhnya dalam menumbuhkan

komunikasi interpersonal yang efektif. Brooks dan Emmert (Rakhmat, 2004:136),

mengkarakteristikkan orang bersikap terbuka sebagai orang yang menilai pesan

objektif dengan data dan logika, serta membedakan dengan mudah dengan melihat

suasana.

II.3 Customer Service

Customer Service Officer harus memiliki kemampuan melayani pelanggan secara

tepat dan cepat serta memiliki kemampuan berkomunikasi yang baik. Customer Service

Officer yang baik harus diikuti dengan tersedianya sarana dan prasarana yang mendukung

kecepatan, ketepatan, dan keakuratan pekerjaannya. Selain itu, Customer Service Officer

dituntut untuk memberikan pelayanan yang prima kepada nasabahnya, agar pelayanan yang

(36)

memiliki dasar-dasar pelayanan yang kokoh seperti etiket pelayanan, pengenalan produk, dan

dasar-dasar lainnya. Pelayanan yang diberikan akan berkualitas jika setiap petugas Customer

Service Officer dibekali pengetahuan tentang dasar-dasar pelayanan yang sesuai dengan

bidang pekerjaan yang akan dihadapinya, termasuk kemampuannya menguasai pengetahuan

tentang segala sesuatu yang berhubungan dengan bidang kelistrikan dan produk yang

ditawarkan.

II.3.1 Tugas dan Fungsi Customer Service

Tugas utama Customer Service adalah memberikan pelayanan dan membina

hubungan baik dengan masyarakat/pelanggan, sehingga harus ditekuni dengan penuh

kemampuan, kecekatan dan kesabaran. Seorang Customer Service juga harus

bertanggungjawab dari awal sampai selesainya suatu pelayanan.

Customer Service dapat juga berfungsi sebagai :

1. Penerima Tamu

Dalam hal ini Customer Service melayani pertanyaan yang diajukan tamu dan

memberikan informasi yang diinginkan selengkap mungkin dengan ramah, sopan,

menarik dan menyenangkan. Harus selalu memberikan perhatian, bicara dengan suara

lembut dan jelas, menggunakan bahasa yang mudah dimengerti.

2. Customer Relation Office

Artinya bahwa Customer Service adalah orang yang dapat membina hubungan baik

dengan seluruh tamunya.sehingga merasa senang, puas dan makin percaya. Customer

Service harus menyiapkan brosur dan formulir-formulir untuk tamu, ikut membantu

mengisi formulir.

3. Komunikator

Dengan cara memberikan segala informasi dan kemudahan-kemudahan kepada

(37)

II.3.2 Syarat Customer Service

Seorang petugas Customer service haruslah memiliki kriteria tertentu baik dari segi

fisik maupun mental, yaitu seperti

1. Syarat Fisik:

- Menarik dari segi wajah;

- Ukuran badan, misalnya tinggi badan ideal untuk wanita 160 cm, dan laki-laki 165

cm. Berat badan juga harus ideal, jangan melebihi berat normal yang ideal juga

jangan terlalu kurus.

- Memiliki jiwa yang sehat artinya sehat jasmani dan rohaninya.

2. Syarat mental, harus memiliki:

- Mental yang kuat dalam melayani tamunya, karena dengan mental yang kuat akan

memberikan kepercayaan diri yang lebih baik, memberikan keyakinan dan

menimbulkan sifat kejujuran dan tanggungjawab yang besar terhadap apa yang

dilakukannya.

3. Syarat Kepribadian:

- Energik dan gesit;

- Rasa humor dan selalu ingin maju;

- Mampu mengendalikan diri;

- Tidak mudah marah;

- Tidak terpancing untuk berbuat atau berkata kasar;

- Mengendalikan gerakan-gerakan tubuh yang terlalu mengesankan

4. Syarat Sosial:

- Jiwa Sosial yang tinggi;

(38)

- Budi pekerti yang luhur;

- Pandai bergaul dengan siapapun;

- Dapat bekerjasama dengan berbagai pihak;

- Pandai bicara dan tidak kaku.

II.3.3 Sikap yang harus dilakukan oleh Customer Sevice

1. Cara Melayani Tamu

a. Berikan perhatian kepada setiap tamu yang datang

b. Senyumlah kepadanya

c. Ucapkan Salam

d. Sapa: “apa yang dapat kami bantu”

e. Service memberikan layanan yang terbaik

f. Ucapkan maaf untuk memperhalus permintaan

g. Menanggapi komplain dengan bijaksana

h. Responsif setelah mengetahui keluhan tamu

i. Ucapkan terima kasih

2. Telepon Masuk

a. Pesawat telepon segera diangkat, minimal 3x nada panggil

b. Terima dengan sopan

c. Berikan salam

d. Jelaskan nama kantor / instansi anda

e. Jelaskan bahwa anda siap membantu

f. Tanyakan darimana / siapa

g. Dengarkan dengan baik

(39)

i. Buat catatan pembicaraan

j. Biarkan lawan bicara menutup gagang telepon lebih dahulu

3. Etiket Pelayanan

Etiket pelayanan adalah ketentuan yang dibuat agar semua komponen yang

berhubungan dengan pelayanan dapat menunjang satu sama lainnya. Oleh karena itu etiket

pelayanan harus dilakukan oleh semua komponen agar pelayanan yang diberikan benar

benar sempurna.

Ketentuan tersebut adalah sebagai berikut:

a. Sikap perilaku dan ekspresi wajah

b. Penampilan

c. Cara berpakaian

d. Cara bertanya

e. Cara berbicara

Hal perlu mendapat perhatian:

1) Selalu ingin membantu setiap keinginan dan kebutuhan tamu

2) Memberi perhatian terhadap permasalahan yang dihadapi tamu

3) Sopan dan ramah dalam melayani tamu

4) Memiliki rasa toleransi yang tinggi dalam menghadapi setiap tindak tanduk

tamu

5) Menjaga perasaan tamu, agar tetap merasa tenang, nyaman dan menimbulkan

kepercayaan

6) Dapat menahan emosi

7) Menyenangkan orang lain

Hal yang tidak boleh dilakukan:

(40)

- Melayani sambil makan, minum atau merokok

- Sambil mengobrol

- Menampakkan wajah cemberut

- Sambil membaca

- Petugas hendaknya tidak mengiklankan atau menjual dirinya sendiri

- Dandanan yang berlebihan

- Berbicara seenaknya

- Bertindak semaunya

- Minta imbalan / janji-janji

- Meninggalkan tamu sendirian

II.3.4 Sikap Perilaku dan Ekspresi Wajah

Dalam bersikap dan berperilaku harus memberikan kualitas yang sama, tidak

dibeda-bedakan, karena pengaruh sikap dan perilaku ini sangat besar guna memberikan

kepuasan kepada masyarakat. Hal yang perlu diperhatikan:

a. Jujur

b. Rajin, tepat waktu dan tidak pemalas

c. Pandai bergaul

d. Simpatik

e. Fleksibel

f. Serius

(41)

h. Suka menolong

i. Sopan

j. Tenang

k. Tabah

l. Loyal

m. Pandai menyembunyikan kekecewaan, kekesalan dan kesedihan

II.3.5 Penampilan

Penampilan merupakan hal yang pertama yang dilihat oleh tamu. Penampilan awal

yang baik akan memberikan kesan yang baik, sehingga timbul rasa kagum, simpatik dan

hormat. Penampilan yang harus dilakukan:

a. Wajar, tidak dibuat buat

b. Selalu ceria

c. Rapi dalam berpakaian

d. Pandangan mata ke satu arah tertentu

e. Selalu mengucapkan salam

f. Bersikap optimis

g. Berperilaku baik

h. Tidak mengundang perhatian

i. Lincah, gesit, tanggap

j. Gerak gerik wajar

k. Selalu memberi perhatian

l. Suka membantu

m. Tidak over acting

(42)

o. Make up sederhana

II.3.6 Cara berpakaian :

Faktor-faktor yang harus diperhatikan dalam berpakaian agar tampak serasi dan

sepadan, antara lain :

a. Warna yang dikenakan serasi, tidak mencolok mata

b. Model yang digunakan, jangan menggunakan model yang tidak lazim

c. Keserasian antara rok / baju

d. Cara mengenakan pakaian :

- Lengan baju jangan digulung

- Kancing baju terpasang rapi

- Kancing lengan panjang agar terpasang

- Saku kemeja dan celana panjang tidak penuh macam barang

- Tanda pengenal agar dipakai

II.3.7 Cara Berbicara

Etika bicara yang perlu diperhatikan :

a. Biarkan tamu bicara lebih dulu

b. Jangan sekali-kali memotong pembicaraan

c. Saat tamu bicara, kita sebagai pendengar yang baik

d. Tanggapi isi pembicaraan

e. Bersikap jangan terlalu kaku

f. Tidak bersikap kasar

g. Hargai dan jangan berprasangka buruk

h. Berbicara dengan wajar :

(43)

- Positif, menyakinkan

- Sopan, efisien

e. Cara Bertanya

Cara bertanya yang baik :

 Sikap bertanya

- Gerakan badan dan tangan jangan menunjuk atau mengacungkantangan ke

tamu

- Usahakan dalam keadaan duduk

 Pilih waktu

 Gunakan bahasa yang baik dan benar

 Hindari mengajukan pertanyaan yang tidak jelas  Ciptakan suasana yang kondusif

 Jangan bertanya dengan nada mengancam

II.3.8 Manfaat Etiket Pelayanan

a. Percaya Diri

Karena petugas merasa memiliki nilai lebih dibandingkan dengan tamu atau pengguna

jasa, kelebihan ini dalam hal penampilan, cara berbicara, kemampuan maupun

perilaku.

b. Dihormati dan dihargai

Dengan berperilaku sopan, ramah, murah senyum dan berperilaku menyenangkan,

tamu akan merasa dihormati dan dihargai sehingga membuat suasana menjadi

nyaman.

(44)

Petugas akan sangat disegani dan disenangi tamu karena etiket yang dimilikinya.

Tamu yang kita hormati pada akhirnya akan merasa segan untuk berbuat yang

tidak-tidak.

II.3.9 Kualitas Pelayanan

a. Cepat : waktu pelayanan tidak terlalu lama

b. Tepat : dilayani sesuai dengan keinginan tamu

c. Cermat : tidak menyimpang dari prosedur

d. Cekatan : cepat tanggap dalam pelayanan

e. Teliti : melaksanakan tahapan pekerjaan tanpa kesalahan

f. Benar : tidak berbuat kesalahan

g. Ramah : melayani dengan ramah

h. Sopan : tidak tinggi hati

II.3.10 Kesan Pertama Dalam Pelayanan

Penampilan awal yang baik akan memberikan kesan yang baik sehingga timbul rasa

kagum, simpatik dan hormat.

a. Apa yang anda katakan pada menit menit pertama sangat menentukan sikap

tamu terhadap anda

b. Kesan pertama sangat penting dan menentukan

c. Karena itu usahakan agar tamu memperoleh kesan yang baik terhadap anda

d. Menyenangkan

e. Memuaskan

f. Penuh perhatian

(45)

Pada Perusahaaan jasa, pelayanan juga merupakan strategi perusahaan untuk merebut

pangsa pasar dalam menghadapi persaingan. Hal ini dikarenakan dengan memberikan

pelayananan yang baik kepada konsumen, maka setiap konsumen akan merasa mendapat

kepuasan dan dihargai sehingga akan tetap merasa senang untuk menjadi langganan

perusahaan tersebut.

Pengertian Pelayanan menurut A.S. Moenir (1998:16) adalah suatu proses pemenuhan

kebutuhan memalui aktifitas orang lain secara langsung. Dari pengertian diatas dapat

dikemukakan bahwa pelayanan jasa mempunyai aktivitas melalui orang lain dalam bentuk

jasa yang menyajikan berbentuk keramah-tamahan yang menyenangkan dan daya tarik pada

pelanggan atau pengguna jasa dalam pelayanan tersebut.

Menurut A. Azis Hasan (2003: 30) “Penerapan pelayanan kebayakan diperankan

oleh wanita, dikarenakan wanita lebih memiliki daya tarik bagi kaum pria, terlebih-lebih

dengan kata-katanya yang lembut atau parasnya yang lumayan, mungkin pria akan tertarik

dan membeli produk yang ditawarkan”. Dengan demikian kebayakan perusahaan

menempatkan wanita sebagai Pelayanan yang melayani keperluan pelanggan yang

berkunjung.

II.4.2 Bentuk Pelayanan

Menurut A. S Moenir ( 1998 : 190 ) bentuk pelayanan secara umum ada 3 (tiga)

macam yaitu:

1) Pelayanan dengan lisan

2) Pelayanan dengan tulisan

3) Pelayanan dengan perbuatan

Ketiga bentuk pelayanan ini memang tidak selamanya berdiri sendiri secara murni, melainkan

sering berkombinasi.

(46)

Pelayanan dengan lisan dilakukan oleh tugas-tugas dibidang hubungan masyarakat,

dibidang pelayanan informasi dan bidang lain yang tugasnya memberikan penjelasan atau

keterangan kepada siapapun yang memerlukan, agar pelayanan lisan berhasil sesuai dengan

yang diharapkan, contoh : Seseorang petugas pada stand barang-barang hasil industri mobil,

ia harus menguasai masalah-masalah yang berkaitan dengan industri permobilan secara garis

besar.

• Pelayanan dengan tulisan

Pelayanan dengan tulisan merupakan bentuk pelayanan yang paling menonjol dalam

pelaksanaan tugas, tidak hanya dari segi jumlah tapi jumlah peranannya. Pada dasarnya

layanan melalui tulisan cukup efisien terutama bagi pelayanan jarak jauh karena fakor biaya.

Layanan tulisan terdiri atas 2 golongan yaitu:

1) Layanan berupa petunjuk informasi dan sejenis, ditujukan pada orang-orang yang

berkepentingan, agar memudahkan mereka dalam berurusan dengan instansi atau lembaga.

2) Layanan berupa reaksi tetulis atas permohonan laporan, keluhanan, pemberiaan atau

penyerahan, pemberitahuan dan sebagainya.

• Pelayanan dengan perbuatan

Pada umumnya pelayanan dalam bentuk 70% - 80% dilakukan oleh petugas-petugas

tingkat menengah kebawah. Oleh karena itu factor keahlian dan keahlian dan ketrampilan

petugas tersebut sangat memutuskan terhadap hasil perbuatan atau pekerjaan. Layanan

perbuatan dan lisan sering bergabung, hal ini disebabkan.karena hubungan lisan paling

banyak dilakukan dalam hubungan pelayanan. Secara umum, hanya titik berat terletak pada

perbuatan itu sendiri yang ditunggu oleh yang berkepentingan.

(47)

Menurut A.S. Moenir (1998:197) Agar layanan dapat memuaskan orang atau

sekelompok orang yang dilayanin, maka sipelaku dalam hal ini petugas harus dapat

memenuhi 4 persyaratan pokok yaitu:

1) Tingkah laku yang sopan

2) Cara menyampaikan

3) Waktu penyampaian yang tepat

• Tingkah laku yang sopan

Sudah menjadi norma masyarakat bahwa sopan santun merupakan suati bentuk

penghargaan atau penghormatan orang lain. Dengan sopan, orang merasa dihargai dan

dihormati. Kesopanan dalam tingkah laku tidak terbatas pada tindak tanduk saja melainkan

ada rangkaian dengan tegur sapa dan tegur kata. Contoh seorang tamu akan merasa puas

apabila ditegur terlebih dahulu petugs yang haus dia lakukan dari pada dibiarkan saja berdiri

sampai mencari kesempatan untuk dapat bertanya kepada petugas.

• Cara menyampaikan

Cara menyampaikan sesuatu hendaknya memperhatikan pada prinsip sesuai dengan

ketentuan yang berlaku, Hal ini menghindari penyampaian menyimpang sehingga

memungkinkan berbuat penyimpanngan lebih jauh.

• Waktu menyampaikan yang tepat

Waktu penyampaian sura-surat atau dokumen sebagai produk dari pengolahan masalah

merupakan hal penting dalam rangkaian pelayanan. Untuk beberapa kasus faktor

ketetapan.waktu sering terabaikan sehingga mengurangi rasa kepuasan bagi penerima tidak

bergairah lagi dalam menerima haknya itu.

(48)

Mengenai keramah tamahan ini hanya ada dalam lisan, baik berhadapan maupun melalui

hubungan telepon. Didalam hal kermah htamahan perlu diketahui bahwa perwujudan

keramah tamahan dapat ditandai melalui:

a. Cara pembicaraan wajar, dalam arti tidak dibuat-buat

b. Cukup jelas, tidak menimbulkan keraguan

c. Disampaikan dengan hati tulus dan terbuka

d. Gaya bahasa sopan dan benar

II.4.4 Pengertian Pelayanan Jasa

Pelayanan yang diberikan oleh perusahaan merupakan salah satu strategi perusahaan

dalam memperkenalkan atau memberikan kepuasan kepada calon pembeli atau

pelanggannya. Jenis pelayanan jasa harus bervariasi sehingga dapat menarik pelanggan agar

ingin dating kembali membeli atau mempergunakan jasa yang ditawarkan oleh perusahaan.

Pelayanan merupakan semua aktifitas Ekomomi yang hasilnya tidak merupakan

produk dalam bentuk fisik atau kontruksi, yang biasanya dikosumsi pada saat yang sama

dengan waktu yang dihasilkan dan memberikadan nilai tambah (seperti: kenyamanan,

hiburan,kesenangan, atau kesehatan) atau pemecahan atas masalah yang dihadapi konsumen

(Lupiyoadi, 2001:5).

Jasa adalah setiap tindakan atau kegiatan yang dapat ditawarkan oleh suatu pihak

kepada pihak lain, yang pada dasarnya tidak berwujud, dan tidak mengakibatkan kepemilikan

apa pun, produksinya dapat dikaitkan atau tidak dikaitkan pada suatu produk fisik (Kotler,

1997:83).

Jasa merupakan aktivitas, manfaat, atau kepuasan yang ditawarkan untuk dijual. Dari

pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa pelanyanan jasa adalah berupa aktivitas yang

(49)

II.4.5 Karaktristik Pelayanan Jasa

Berdasarkan definisi diatas pelayanan jasa menurut Fandy Tjiptono (2004:15)

mempunyai beberapa karekteristik yaitu:

1. Intangibility: Jasa tidak dapat dilihat, dirasa,diraba,dicium atau didengar

sebelum dibeli.

2. Inseparability: Jasa biasanya dijual terlebih dahulu, baru kemudian diproduksi

dan dikosumsi secara bersamaan dan tidak dapat dipisahkan.

3. Variability: Jasa Bersifat sangat variabel artinya banyak variasi bentuk, kualitas

dan jenis, tergantung pada siapa,kapan dan dimana jasa tersebut dihasilkan.

4. Perishability: Jasa merupakan komoditas tidak tahan lama dan tidak dapat

disimpan.

II.5 Citra

Menciptakan citra yang positif terhadap perusahaan merupakan tujuan utama bagi

seorang public relations (PR). Citra merupakan suatu penilaian yang sifatnya abstrak yang

hanya bisa dirasakan oleh perusahaan dan pihak-pihak yang terkait. Citra yang ideal

merupakan impresi yang benar, yang sepenuhnya berdasarkan pengalaman, pengetahuan,

serta pemahaman atas kenyataan yang sesungguhnya.

Sekarang ini banyak sekali perusahaan atau organisasi yang sangat memahami

perlunya memberi perhatian yang cukup untuk membangun suatu citra yang menguntungkan

bagi suatu perusahaan tidak hanya melepaskan diri terhadap terbentuknya suatu kesan publik

yang negatif. Dengan perkataan lain, citra perusahaan adalah fragile commodity (komoditas

yang rapuh/ mudah pecah). Namun, kebanyakan perusahaan juga meyakini bahwa citra

perusahaan yang positif adalah esensial, sukses yang berkelanjutan dan dalam jangka

(50)

Bill Canton dalam Sukatendel (Soemirat dan Ardianto, 2004: 111) mengatakan bahwa

citra adalah kesan, perasaan, gambaran diri publik terhadap perusahaan, kesan yang dengan

sengaja diciptakan dari suatu objek, orang, atau organisasi. Jadi, menurut Sukatendel citra itu

dengan sengaja perlu diciptakan agar bernilai positif. Citra itu sendiri merupakan salah satu

aset terpenting dari suatu perusahaan atau organisasi.

Dalam buku Essential of Public Relations, Jefkins (Soemirat dan Ardianto, 2004:

111) menyebut bahwa citra adalah kesan yang diperoleh berdasarkan pengetahuan dan

pengertian seseorang tentang fakta-fakta atau kenyataan. Jalaluddin Rakhmat dalam bukunya

Psikologi Komunikasi (Soemirat dan Ardianto, 2004: 111) menyebutkan bahwa citra adalah

penggambaran tentang realitas dan tidak harus sesuai dengan realitas, citra adalah dunia

menurut realitas. Citra terbentuk berdasarkan pengetahuan dan informasi-informasi yang

diterima seseorang.

Ada beberapa jenis citra (image) (Jefkins, 2004: 20), yakni:

a. Citra bayangan (mirror image), merupakan citra yang dianut oleh orang dalam atau

anggota-anggota organisasi mengenai pandangan pihak luar terhadap organisasinya.

b. Citra yang berlaku (current image), yaitu citra atau pandangan yang dianut oleh

pihak-pihak luar mengenai suatu organisasi.

c. Citra yang diharapkan (wish image), yaitu citra yang diinginkan oleh pihak

manajemen. Biasanya lebih baik atau lebih menyenangkan daripada citra yang ada.

d. Citra perusahaan (corporate image), yaitu citra dari suatu organisasi secara

keseluruhan, bukan sekedar citra akan produk dan pelayanan yang diberikan.

e. Citra majemuk (multiple image), yaitu citra yang beraneka ragam (banyak) yang

hampir sama banyaknya dengan jumlah pegawai yang dimiliki oleh organisasi/

(51)

Citra perusahaan dapat dilihat, antara lain dari riwayat perusahaan, keberhasilan di

bidang keuangan, hubungan industri yang baik, reputasi sebagai pencipta lapangan kerja dan

tanggung jawab sosialnya. Bentuk Community Relations dari pihak PT.PLN Medan berupa

adanya petugas pencatat pengaduan pelanggan (Customer Service). Program Community

Relations yang dilaksanakan dengan baik dan berhasil akan berdampak positif terhadap citra

perusahaan maupun produknya.

Untuk mengetahui citra seseorang terhadap suatu objek, dapat diketahui dari sikapnya

terhadap objek tersebut. Solomon, dalam Rakhmat (Soemirat dan Ardianto, 2004: 115),

menyatakan semua sikap bersumber pada organisasi kognitif, pada informasi dan

pengetahuan yang kita miliki. Efek kognitif dari komunikasi sangat mempengaruhi proses

pembentukan citra seseorang. Citra terbentuk berdasarkan pengetahuan dan

informasi-informasi yang diterima seseorang. Komunikasi tidak secara langsung menimbulkan perilaku

tertentu, tetapi cenderung mempengaruhi cara kita mengorganisasikan citra kita tentang

lingkungan.

Proses pembentukan citra dalam struktur kognitif yang sesuai dengan pengertian

sistem komunikasi dijelaskan oleh John S. Nimpoene (Soemirat dan Ardianto, 2004: 115),

dalam laporan penelitian tentang tingkah laku konsumen sebagai berikut:

Gambar 2

Model Pembentukan Citra pengalaman mengenai stimulus

Stimulus Respon

Kognisi

Persepsi Sikap

Gambar

Tabel 2. Perilaku Defensif dan suportif dari Jack Gibb
Gambar 3
 Gambar 4 Manager Rayon Medan Baru
Tabel 5 Pendidikan
+7

Referensi

Dokumen terkait

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis hubungan antara tingkat pengetahuan tentang pasien keluarga tuberkulosis dengan kepatuhan menggunakan alat pelindung

Setiap bisnis atau usaha pasti memeliki aturan-aturan tersendiri seperti halnya bisnis makanan khas enting-enting gepuk dan gulo kacang, yang menjadikan

3.1 Mengenal teks laporan sederhana tentang alam sekitar, hewan, dan tumbuhan serta jumlahnya dengan bantuan guru atau teman dalam bahasa Indonesia lisan dan tulis yang dapat

[r]

[r]

Setiap perusahaan tentu mempunyai visi dan misi yang harus dijalankan sesuai dengan tujuan instansi, butuh waktu untuk mencapai itu semua, begitu juga pada Madrasah Tsanawiyah

Secara parsial, faktor yang mempengaruhi produktivitas usahatani padi sawah petani penyewa lahan adalah bibit, sedangkan umur, lama berusahatani, pupuk tidak

Dari 190 individu pohon sebanyak 101 jenis pohon, dimana terdapat 52 pohon pakan orangutan berdasarkan daftar tanaman pohon pakan orangutan Pusat Pengamatan Orangutan Bukit