SEJARAH LAHIRNYA SOSIOLOGI
Sosiologi tergolong ilmu yang belum lama terbentuk atau masih berumur muda. Sosiologi dibentuk berdasarkan Setting Sosialnya sekaligus menjadikan setting social sebagai landasan untuk mengkaji masalah sosioloigj. Sosiologi bermula dari adanya revolusi perancis dan revolusi industry yang terjadi sekitar abad ke-19. Kedua revolusi tersebut menimbulkan kehaaawatiran dan kecemasan, dan semua itu adalah dampak dari politik dan ekonomi kapitalis yang
diterapkan.
Kata sosiologi dipopulerkan pertama kali oleh Agust Comte yang sekarang dikenal sebagai bapak sosiologi. Dia adalah ahli filsafat perancis yang lahir pada tahun 1798. Sosiologi berasal dari kata latin Socius yang artiinya “kawan” dan kata yunani Logos yang artinya
“kata/berbicara”. Jadi maksud dari sosiologi secara keseluruhan adalah berbicara mengenai kehidupan bermasyarakat. Menurut comte, sosiologi ada diperingkat teratas sebagai ilmu
diantara ilmu astronomis, fisika, kimia,dan biologi (coster 1977). Sosiologi berasal dari observasi dan klaisifikasi, bukan dari kekuasaan dan spekulasi
sosiologi lebih terkenal setengah abad kemudian berkat Herbert Spencer. Ia menulis buku yang berjudul Principles of Sociology (1876). Herbert Spencer mengembangkan teori evolusi social yang dapat diterima beberapa puluh tahun kemudian.
Para ahli sepakat bahwa yang menjadi latar belakang sosiologi yaitu adanya kritis-kritis yang terjadi di masyarakat. Sosiologi sering disebut sebagai “ilmu keranjang sampah”, hal ini dikarenakan sosiologi membahas ikhwal atau masalah yang tidak dipelajari pada ilmu lain dan lebih terfokus pada masalah kemasyarakatan
Sosiologi banyak dipengaruhi oleh filsafat social. Berbeda dengan ilmu filsafat lainya, filsafat yang mempengaruhi sosiologi lebih menitik beratkan warga masyarakat sebagai individu yang relative bebas. Sosiologi mendapat bentuk dan eksistensinya sejak abad ke-19.
Meskipun Agust Comte dikenal sebagai bapak sosiologi, namun sosiologi atau hal yang berkaitan dengan masyarakat telah terfikirkan oleh orang-orang sebelum comte berdasarkan pengalaman mereka. Namun karena saat itu pemikiran tersebut belum berdasarkan metode yang mantap, maka hal itu disebut sebagai pengetahuan social (bukan pengetahuan ilmiah atau ilmu). Tidak dikatakan sebagai ilmu karena tidak dapat diuji kembali dan memiliki beberapa
keterbatasan dan kelemahan. Menurut Leonardus Laeyendecker (1983), ada 3 kelemahan pengetahuan social, yaitu 1. Diperoleh dari lingkunkungan yang relative terbatas. 2. Diperoleh secara selektif menurut emosi dan karakteristik masing-masing orang, sehingga besar
Sosiologi menjadi ilmu yang semakin mantap pada tahun 1895. Emile Durkheim saat itu menulis buku Rules of Sosiological Method yang berisi pentingnya metodologi ilmiah dalam sosiologi untuk meneliti fakta social. Dan Emile Durkheim dikenal sebaga “Bapak Metodologi Sosiologi”. Pendiri sosiologi lainya adalah Max Weber. Menurutnya, sebagai ilmu yang memahami