• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERKEMBANGAN INDIVIDU dari aspek emosi (1)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "PERKEMBANGAN INDIVIDU dari aspek emosi (1)"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

PERKEMBANGAN INDIVIDU

Oleh :

ROSE NUR VITASARI

(14050974045)

SYARIF HIDAYATULLAH

(14050974051)

RISTYAWAN KAUTSAR

(14050974052)

UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA

FAKULTAS TEKNIK

JURUSAN TEKNIK INFORMATIKA

(2)

PERKEMBANGAN INDIVIDU

A. Perkembangan Fisik

1. Masa Kanak-kanak

Ditandai dengan hilangnya ciri-ciri perut yang menonjol, seperti kaki dan tubuh yang tumbuh lebih cepat dari kepala mereka. Pada masa ini juga mengalami perkembangan pada salah satu sisi tubuh, misal menggunakan tangan kanan lebih sering daripada tangan kiri, dan pada umumnya anak-anak cenderung menggunakan bagian tubuh kanan lebih aktif daripada bagian kiri. Pada masa ini juga anak-anak mulai berjalan, berlari, menali sepatu, menulis, mewarnai,dan memotong dengan gunting. Setalah 6 atau 7 tahun keterampilan dasar tersebut mulai dikuasai.

2. Masa Pra-Remaja

Perkembangan fisik anak-anak lebih lambat daripada masa kanak-kanak, dan perubahan relatif sedikit. Pertumbuhan otot didahului oleh pertumbuhan tulang dan kerangka.

Pada usia 9-10 tahun banyak anak perempuan yang terus tumbuh hingga usia 18 tahun, pertumbuhan ini dimulai dengan semakin panjangnya tangan dan kaki secara cepat. Pada usia ini juga mereka menjadi kurang koordinasi yang mengakibatkan canggung atau kikuk.

Menginjak umur 11-12 tahun, hampir semua anak perempuan telah tumbuh otot dan tulang rawan, mereka juga telah mendapatkan kembali kekuatan dan koordinasi mereka. Pada akhir umur 11 tahun anak perempuan lebih tinggi, lebih berat, dan lebih kuat dari anak laki-laki, dan perlahan tumbuh sampai akhir masa anak-anak, dan mulai mengalami menstruasi.

Untuk anak laki-laki masa pra-remaja ditandai dengan ejakulasi pertama antara umur 13 hingga 16 tahun

3. Masa Remaja

Pubertas adalah rangkaian perubahan fisik yang membuat organisme matang dan mampu bereproduksi, mereka mengalami perubahan tinggi, proporsi tubuh, dan perkembangan seksual.

Tantangan penting untuk remaja adalah menyesuaikan diri terhadap perubahan tubuhnya, termasuk koordinasi tubuh, perubahan keterampilan, dan aktivitas fisik.

(3)

Anak yang matang lebih cepat mempuyai rasa cemas, lebih suka marah, sering konflik dengan orang tua. Tapi seiring perubahan waktu mereka akan menyesuaikan diri dengan perubahan yang lebih lama, mereka lebih populer dan mudah bergaul, serta lebih matang.

B. Perkembangan Kognitif

Jean Piaget mengatakan kemampuan atau perkembangan kognitif adalah hasil dari hubungan perkembangan otak dan sistem saraf dengan pengalaman-pengalaman yang membantu individu untuk beradaptasi dengan lingkungannya. Piaget jiga mengasumsikan bahwa manusia dalam perkembangannya akan memperlihatkan keseragaman, atau tahap-tahap perkembangan yang manusia lalui akan sama.

Tabel perkembangan kognitif menurut Piaget Tahap-tahap Usia

(tahun )

Kemampuan

Sensori-motorik 0-2 Belum memiliki konsep permanensi objek (suatu objek tetap ada meskipun tidak terlihat) Pra-operasional 2-7 Kemampuan menggunakan simbol untuk

menggambarkan objek di sekitar Operasional

kongkrit

7-11 Mampu berpikir logis, belum bisa berpikir abstrak

Operasional formal 11 dst Mampu berpikir abstrak, menganalisis dan menyelesaikan masalah secara ilmiah

1. Tahap sensori-motorik

Piaget berpendapat bahwa dalam tahap ini intelegensi anak masih dalam bentuk aktivitas motorik sebagai reaksi stimulisasi sensorik, misal menghisap, meraih, memegang, menggoyang badan, dan memukul sesuatu.

(4)

atau tidak. Dalam tahap ini yang paling penting adalah hal-hal yang kongkret bukan imaginer.

Menurut Piaget permanensi objek diperlukan sebelum anak dapat menyelesaikan masalah, atau sebelum mereka berpikir dengan apa yang dikeluarkan dari otak mereka.

Piaget memberi saran untuk mendorong perkembangan kognitif selanjutnya: a. Memberikan berbagai macam objek dengan berbagai bentuk, ukuran, dan

warna untuk digunakan oleh bayi.

b. Bayi harus dibebaskan untuk terlibat aktif dengan lingkungan, seperti memegang, meremas, melempar atau menarik benda-benda di sekitar mereka karena memang bayi belajar dengan cara ini.

2. Tahap pra-operasional

Dalam tahan ini anak mulai menggunakan berbagai simbol, seperti bahasa, meskipun belum dapat secara mental melakukan manipulasi. Maksudnya anak-anak belum bisa diminta menguraikan kubus menjadi pola dua dimensi dalam pikiran mereka.

Anak-anak juga dapat meniru tingkah laku orang lain sesudah beberapa waktu, ini berarti mereka memiliki cara simbolik bagaimana mengingat tingkah laku orang lain yang dianggap model.

Kemampuan anak di tahap ini memiliki keterbatasan, yaitu:

a. Pemusatan, kecenderungan anak memusatkan pikiran pada satu bagian objek tertentu

b. Egosentrisme, segala sesuatu berjalan menurut kehendak anak-anak, atau merasa dunia adalah milik mereka dalam konteks mereka

c. Irresiversibility, kemampuan membalik proses berpikir. Piaget mengatakan ada beberapa aktivitas yang disukai anak-anak

a. Imitasi, anak-anak dapat menirukan aktivitas yang baru disaksikannya b. Permainan simbolis, misalnya berpura-pura menjadi orang lain

c. Menggambar, karya seni mereka merupakan gambaran atau refleksi kemampuan berpikir mereka dan apa yang sedang mereka lakukan

d. Kesan mental e. Bahasa

3. Tahap operasional kongkrit

Berpikir logis (kongkrit) adalah ciri utama dalam tahap ini. Anak-anak dapat memahami kejadian-kejadian kongkrit tapi belum bisa memahami pernyataan-pernyataan verbal.

Beberapa ciri tahap operasional kongkrit:

a. Konservasi, kemampuan untuk menyadari hakikat dari suatu benda adalah konstan

(5)

c. Klasifikasi, kemampuan membuat pengelompokan objek ke dalam kelompok yang leboh besar

d. Pikiran untuk menghitung atau mengerti kesatuan dan pengukuran. 4. Tahap operasional formal

Berikut ini beberapa kemampuan kognitif remaja pada tahap operasional formal:

a. Kemampuan memisahkan kenyataan dan kemungkinan b. Berpikir dengan gagasan-gagasan

c. Mengumpulkan banyak informasi dan membuat kombinasi antar variable sebanyak mungkin

C. Perkembangan Bahasa

Sekitar usia satu tahun, anak-anak dapat merespon kata-kata seperti ya atau tidak, segera sesudah itu anak-anak dapat mengucapkan kata-kata seperti Ayah, Ibu. Antara usia satu setengah sampai dua tahun, anak-anak dapat menguasai sekitar 24-200 kata, dan saat masuk SD dapat memahami sekitar 8000 kata dan bisa menggunakan sekitar 4000 kata dalam kata-kata mereka. Kategori berbahasa yang utama pada anak-anak pra-opeasional (2-7th) menurut Piaget :

1. Berbicara Egosentris

Yaitu ketika anak-anak tidak peduli dengan siapa mereka berbicara, atau apakah ada yang mendengar atau tidak, ciri-cirinya ; (1) Pengulangan; (2) Monolog; (3) Monolog koletif.

2. Berbicara Sosial

Yaitu ketika anak-anak saling bertukar pikiran dan mengkritisi satu sama lain, bertanya, menjawab, memerintah, atau bahkan mengancam.

D. Perkembangan Sosio-Emosional 1. Masa Kanak-Kanak

Perkembangan sosial pada masa ini tumbuh dari hubungan yang erat dengan orang tua, atau pengasuh laintermasuk anggota keluarga. Interaksi berkembang dari rumah ke tetangga, dan dari TK ke SD. Identifikasi cara orang tua mendidik anak menurut Diane Baumrind (1983)

a. Orang tua otoriter

(6)

3) Menganggap anak-anak harusnya menerima otoriter tanpa banyak bertanya

b. Orang tua permisif

1) Memberikan kebebasan pada anak-anak mereka

2) Menempatkan harapan-harapan pada anak-anak mereka c. Orang tua yang dapat dipercaya

1) Menghargai kemampuan anak secara langsung, sekaligus menunjukkan standar tingkah laku mereka

2) Bersedia berkompromi

3) Bersikap hangat tapi juga menuntut

2. Masa Pra-Remaja

Pada masa ini (6-12) hubungan antar teman menjadi sangat penting, diterima dan menjadi anggota kelompok menjadi tujuan utama. Kemudian antara umur 7-9 tahun membentuk persahabatan yang erat dengan kelompoknya yang sejenis. Mereka cenderung melihat kelompok mereka cenderung melihat kelompok mereka sebagai model tingkah laku dan sebagai social reinforcement, seperti yang sering mereka lihat pada keluarga mereka sendiri bahkan mereka saling percaya satu sama lain.

Masalah yang berhubungan dengan perkembangan fisik, kognitif, dan sosial pada anak-anak ini adalah umum. Banyak dari para remaja yang memiliki ketakutan dan tekanan seperti tugas sekolah. Remaja harus bisa menyadari bahwa emosi-emosi yang mereka rasakan adalah hal yang wajar.

3. Masa Remaja

Perkembangan remaja dimulai dari masa puber, yaitu sekitar 12-14 tahun, ini adalah masa dimana perkembangan fisik dan mental berkembang dengan cepat. Setelah umur 14-16 tahun akan memasukin pertengahan remaja yang lebih stabil, kemudian usia 18-20 tahun merupakan remaja akhir ditandai dengan mulai munculnya rasa tanggungjawab.

Salah satu ciri remaja adalah kecenderungan untuk berpikir tentang apa yang terjadi pada pikiran seseorang dan mempelajari dirinya sendiri. Remaja mulai terlihat lebih dekat diri mereka sendiri untuk mendefinisikan bahwa diri mereka berbeda. Mereka menjadi tidak puas dengan diri mereka sendiri. Berikut adalah beberapa konsep dalam perkembangan sosioemosional pada remaja hingga dewasa

a. Identitas

(7)

konsep fisik mereka, dan penyesuaian diri. Kemampuan intelektual remaja tumbuh termasuk kecenderungan baru tentang refleksi diri dan juga membuat perubahan dalam konsep diri.

Perubahan fisik dan intelektual remaja dapat berpotensi mengacaukan perasaan dan pribadi anak secara keseluruhan. Tugas psikososial remaja adalah menciptakan suatu perasaan ego identity. Untuk mencapainya tergantung beberap aktifitas.

1) Mereka menaruh perhatian besar pada cara orang lain memandang mereka.

2) Mereka mencari sesuatu yang sudah berlalu

3) Mereka bertindak pada perasaan dan mengekspresikan kepercayaan serta pendapat mereka

b. Otonomi

Perkembangan kepribadian lain yang penting pada masa remaja adalah tuntutan otonomi yang bertambah untuk menentukan dirinya sendiri. Perkembangan remaja sama seperti orang dewasa begitu pula dengan kemampuan mereka berpikir dan analisis sehingga sulit bagi mereka untuk menerima arahan orang dewasa.

c. Penyesuaian Diri

Pada saat yang sama ketika remaja sedang mencari otonomi dari orangtua mereka dan orang lain, mereka juga sedang mencari penyesuaian. Mereka juga membuat aturan-aturan dalam kelompok agar bisa saling menyesuaikan diri. Meskipun kelompok merupakan suatu pernyataan emansipasi sosial, tidak terlepas dari adanya bahaya, sebab setiap pembentukan kelompok kecenderungan kohesi bertambah kuat.

Dalam kelompok dengan kohesi yang kuat, berkembang norma kelompok tertentu. Terdapat sedikit bahaya dari norma yang dibentuk dalam kelompok tersebut karena mereka bisa saja mementingkan norma dalam kelompok daripada diri sendiri. Bila kelompok sudah menuntut hak bertindak kolektif yang membatasi kebebasan individu, maka hilanglah kesempatan emansipasi. Konformitas kelompok ada hubungannya dengan kontrol eksternal. Remaja yang kontrol eksternalnya lebih tinggi akan lebih peka terhadap pengaruh kelompoknya.

d. Perkembangan Pribadi

(8)

besar. Pada permulaan remaja dua kebutuhan baru muncul yaitu; (1) kebutuhan akan berhubungan dengan orang lain secara akrab; (2) kebutuhan untuk kepuasan seks. Tugas remaja adalah mengembangkan keterampilan untuk berhubungan dengan orang lain secara akrab.

e. Keintiman

Tingkah laku manusia dibentuk oleh usaha kita untuk tetap menjalin hubungan dengan orang lain secara enak dan menyenangkan. Kita sering menjaga agar hubungan dengan orang lain terjaga. Hubungan selalu akan berkembang, anak anak juga akan bersosialisasi dengan masyarakat luas. Tapi yang terpenting adalah hubungan dengan orang lain yang aman dan dapat memberikan motivasi.

Belajar dengan memberikan motivasi yang akrab dengan teman adalah salah satu tugas remaja. Keakraban antar teman bisa berbeda antara dengan sesama jenis dan lawan jenis. Karena keakraban dengan teman lawan jenis kadang ada tujuan lain yaitu berhubungan seks. Mereka dibingungkan antara teman biasa atau teman untuk memenuhi hubungan seks. Tetapi remaja yang baik akan mengerti kapan mereka diperbolehkan untuk melakukan itu.

Remaja telah menghabiskan waktu untuk kegiatan sosial dan bersenang-senang dengan seorang lawan jenis. Pertama dengan keterlibatan mereka dengan jenis kelamin yang sama kemudian dengan lawan jenis. Mereka mementingkan bagaimana menyesuaikan diri dengan lawan jenis, sehingga kadang mereka melakukan kencan untuk memahami itu. Reaksi dari lawan jenis memberikan informasi tentang bagaimana berperan sebagai laki-laki atau perempuan. Perkembangan berlanjut sampai para remaja menemukan pasangan yang tetap.

E. Perkembangan Moral

Perilaku atau tingkah laku moral merupakan kombinasi yang kompleks dari kognisi (bagaimana kita berpikir tentang apa yang kita lakukan), emosi (perasaan mengenai apa yang harus dilakukan atau telah dilakukan), dan perilaku (apa yang nyata-nyata dilakukan). Berikut adalah ringkasan dari pola perkembangan moral secara umum dari anak-anak hingga remaja.

(9)

Anak-anak dari lahir hingga usia 2-3 tahun mulai belajar mengenai benar dan salah dari orang tua mereka, terutama dari modeling (mengambil seseorang sebagai contoh atau model untuk ditiru perilakunya). Orang tua yang sering berdialog dengan anak-anak mereka, memberikan contoh atau model perilaku moral yang baik, mendorong perilaku anak-anak yang positif dan menggunakan hukuman-hukuman ringan jika diperlukan, biasanya memberikan anak arahan adalah awal terbaik bagi perkembangan moralnya. 2. Tahap kanak-kanak awal

Fase berikutnya (2-6 tahun) menggambarkan kematangan pertumbuhan kognitif anak dan kemampuan yang semakin berkembang untuk memutuskan antara yang benar dan yang salah. Mereka mulai berinteraksi dengan berbagai figur otoritas selain orang tua mereka, misalnya guru.

3. Tahap kanak-kanak madya

Anak-anak pada fase ini (6-11 tahun) mulai banyak berinteraksi dengan teman sebaya mereka, di sekolah, maupun di lingkungan tempat mereka tinggal. Di sini mereka belajar peraturan-peraturan lain yang tidak dibuat oleh orang tua mereka, dan akibatnya mereka belajar bagaimana membuat dan mengikuti aturan.

4. Tahap remaja

Anak-anak pada usia 12 atau 13 tahun (sebenarnya sulit untuk benar-benar memastikan waktu yang tepat dimulainya masa remaja), anak-anak belajar untuk mengendalikan perilaku-perilaku impulsif yang tidak sesuai dengan peraturan yang ada di masyarakat. dalam pergaulan dengan teman-teman sebaya, anak-anak mulai belajar untuk membuat keputusan sendiri dan mengevaluasi nilai-nilai yang perilaku teman-teman mereka dan menentukan apakah hal itu benar atau salah. Keputusan-keputusan tersebut dipengaruhi antara lain oleh pengalaman mereka di rumah, hubungan mereka dengan orang tua dan guru (orang dewasa lain), dan dibarengi dengan kemampuan kognitif mereka yang terus berkembang. Tapi ada yang harus diingat, bahwa pada usia ini, tekanan dari teman-teman sebaya sangat kuat, yang tidak selalu sesuai dengan apa yang dipelajari remaja di rumah.

Perkembangan Moral Menurut Piaget

(10)

pikiran kongkrit operasional. Menurut Piaget ada dua tahap perkembangan moral, yaitu:

1. Heteronomous morality atau moral realism atau morality of constraint

Yaitu suatu masa dimana anak-anak tunduk pada peraturan yang berlaku tanpa penalaran dan penilaian. Mereka semata-mata menghindari hukuman sebab mereka percaya bahwa orang jahat akan mendapat hukuman. Hal ini membuat anak percaya bahwa aturan moral harus ditepati dan tidak bisa berubah.

2. Autonomous morality (moralitas otonomi) atau morality of cooperation (moralitas atas kerjasama)

Tahap ini menurut Piaget, dimulai antara 7 atau 8 tahun hingga 12 tahun atau lebih, dan timbul akibat berkembangnya dunia sosial anak yang makin luas, termasuk dunia anak remaja bersama kelompok-kelompoknya. Dengan berinteraksi dan bekerjasama terus menerus dengan orang lain, pikiran tentang moral mulai berubah. Anak menilai perilaku atas dasar tujuan yang mendasarinya. Berikut adalah poin-poin singkat mengenai perkembangan moral menurut Piaget.

Menurut pengamatan Piaget, kira-kira sebelum anak berumur 6 tahun, tidak ada aturan yang benar. Anak-anak dengan umur kira-kira 2 tahun bermain kelereng secara sederhana. Dari 2 sampai 6 tahun mereka mengekspresikan kesadaran tentang aturan, tetapi tidak mengerti kebutuhan mengikuti aturan. Ide tentang "menang" dalam permainan juga tidak tampak, atau walaupun tampak adanya keinginan untuk menang, bukan karena aturan.

Antara umur 6 sampai 10 tahun, Piaget menemukan bahwa anak-anak mulai mengetahui adanya aturan-aturan, walaupun mereka sering tidak konsisten dalam mengikuti aturan tersebut. Pada umur ini anak juga tidak mengerti bahwa aturan dari satu permainan kadang-kadang bisa diubah. Walau demikian, mereka melihat bahwa aturan-aturan seperti dipaksakan oleh orangtua yang kedudukannya lebih tinggi dan tidak berubah.

(11)

mengerti bahwa adalah sesuatu yang sederhana, dimana setiap orang menyetujui dan karena itu jika tiap orang setuju untuk mengubahnya, aturan itu dapat diubah. Setelah dicermati tahapan perkembangan moral menurut Piaget, dilihat dari satu teori perbandingan yang dicetuskan Lawrence Kohlberg, yang merupakan sebenarnya merupakan perbaikan dan perluasan dari teori Piaget. Perbandingan teori Piaget dan Kohlberg.

Perkembangan Moral Menurut Kohlberg

Teori perkembangan moral Lawrence Kohlberg merupakan pengembangan teori struktural-kognitif yang telah dilakukan Piaget sebelumnya. Di atas bangunan teori Piaget itu, Lawrence Kohlberg mengusulkan suatu teori perkembangan pemikiran moral (teori development-kognitif). Teori ini menyatakan bahwa setiap individu melalui sebuah "urutan berbagai tahapan" (invariant sequence of stages) moral.

Level I. Pra-konvensional

(sekitar 4-10 tahun)

Anak-anak terutama hanya

memperhatikan kontrol budaya atau

kultural untuk menghindari hukuman dan

memperoleh kepuasan. Terdapat

2 tahap, yaitu:

Tahap 1.

Hukuman dan kepatuhan. Anak-anak mematuhi peraturan semata-mata untuk

menghindari hukuman; tidak ada pertimbangan moral.

Tahap 2. Perilaku instrumental yang naif. Anak-anak mematuhi peraturan tapi semata-mata karena keinginan dan

kepuasan pribadi, tanpa

(12)

Level II. persetujuan dari orang lain; mentalitas 'anak baik'. Mereka juga mulai menilai

perbuatan dari niat atau tujuan perbuatan itu, bukan semata-mata untuk melihat perbuatan yang dilakukan; "Dia

bermaksud baik".

Tahap 4. Mentalitas hukum dan aturan. Anak-anak tertarik pada otoritas dan

kegiatan untuk mempertahankan keteraturan sosial. Perilaku yang baik

adalah 'melakukan apa yang menjadi tugasnya'.

Tahap 5. Individu membuat keputusan moral berdasarkan hukum atau legalitas, artinya nilai-nilai yang terbaik

adalah nilai-nilai yang didukung oleh hukum, sebab itu artinya nilai-nilai tersebut telah diterima oleh seluruh masyarakat. Jika ada konflik antara kebutuhan manusia dan hukum yang

ada, maka hukum itu harus diubah. Tahap 6. Kata hati atau nurani menentukan apa yang benar. Manusia

bertindak bukan karena takut hukum atau mencari persetujuan, melainkan

(13)

F. Tugas-Tugas Perkembangan

Kekuatan-kekuatan dalam diri yang berinteraksi dengan lingkungan akan menumbuhkan kepribadian dengan kemampuan untuk memenuhi tugas-tugas perkembangan. Untuk memudahkan pengajian maka tahapan atau masa perkembangan secara relatif umumnya ditunjukkan dengan batas relatif berbentuk usia. Berikut ini adalah Tugas-Tugas Perkembangan berdasarkan tahapan perkembangan menurut Havighurst.

Menurut Havighurst pada masa anak kecil atau early childhood (2-3 tahun), ada tiga tugas perkembangan, yaitu:

1. Membentuk konsep dan belajar bahasa untuk menggambarkan realitas sosial dan lingkungan fisik.

2. Menyiapkan diri belajar membaca.

3. Belajar membedakan yang benar dari yang salah dan mulai mengembangkan kata hatinya.

Setelah melalui usia early childhood anak-anak pada umumnya telah lancar berjalan, mampu bercakap-cakap, melakukan koordinasi gerak secara lebih efesien, mampu membentuk konsep sederhana tentang lingkungannya, dapat berinteraksi sosial dan emosional dalam keluarga serta teman sebaya, serta mampu membedakan baik-buruk atau benar-salah dalam kemampuan moralnya. Pemenuhan Tugas-Tugas Perkembangan membawanya pada kesiapan memasuki lingkungan yang lebih luas. Anak telah siap dimasukkan ke sekolah.

Pada masa anak sekolah dasar, mereka aktif melakukan sesuatu. Erickson menyebutkan masa ini sebagai periode aktif, sementara Havighurst menyebutkan masa ini sebagai middle childhood, dengan tugas-tugas perkembangan berikut. 1. Mempelajari keterampilan fisik yang diperlukan untuk permainan biasa. 2. Membentuk sikap sehat terhadap diri.

3. Belajar bergaul bersama teman sebaya.

4. Mempelajari peranan sosial yang sesuai untuk pria atau wanita. 5. Mengembangkan kemampuan dasar membaca, menulis berhitung.

(14)

7. Mengembangkan kata hati, menurut suatu skala nilai. 8. Mencapai kebebasan pribadi.

9. Mengembangkan sikap demokratis terhadap kelompok sosial dan lembaga-lembaga kemasyarakatan. Umumnya tugas-tugas perkembangan masa ini dapat dicapai mereka yang normal di tengah lingkungan pada waktunya. Pada akhir masa ini, mereka memasuki tahap remaja awal serta siap menghadapi tugas-tugas perkembangan berikutnya.

Masa remaja atau adolescence, dalam masyarakat kita disebut masa belasan tahun. Masa ini berlangsung sekitar 11-17 tahun bagi wanita, atau 13-19 tahun bagi pria. Beberapa penulis (Luella Cole, 1996) membaginya ke dalam beberapa sub tahapan. Tugas perkembangan remaja sebagian adalah kelanjutan, atau peningkatan tugas perkembangan masa sebelumnya.

Mereka membina hubungan sosial berbentuk persahabatan dengan teman sebaya baik laki-laki maupun wanita. Usia remaja biasanya ditandai dengan pembentukan kelompok kecil remaja, yang bersifat akrab, tertutup, dan masyarakat, mereka bereksplorasi dan bereksperimen, dan belajar berperilaku seperti orang dewasa, misalnya mulai mengembangkan hubungan yang lebih dekat dengan lawan jenis. Tugas perkembangan masa remaja menurut Havighurst, adalah sebagai berikut: 1. Mencapai hubungan-hubungan baru yang lebih matang dengan teman seusia. 2. Mencapai suatu peranan sosial kepriaan (masculine) atau keputihan

(feminime).

3. Mencapai bentuk fisik dan kemampuan memanfaatkan tubuh secara efektif. 4. Mencapai kebebasan emosional dalam hubungan dengan orang tua atau orang

dewasa lainnya.

5. Menyiapkan diri untuk perkawinan dan kehidupan berkeluarga. 6. Memiliki suatu sistem nilai dan etika sebagai pedoman berperilaku. 7. Berkeinginan mencapai perilaku sosial yang bertanggung jawab.

(15)

Gambar

Tabel perkembangan kognitif menurut Piaget

Referensi

Dokumen terkait

panjang tunas, diameter tunas, bobot basah akar, dan bobot kering akar sedangkan perlakuan K 1 terbaik pada sisa parameter lainnya.Interaksi ukuran berbagai

K-Means merupakan salah satu atau lebih clustering non hirarki yang berusaha mempartisi data kedalam cluster atau kelompok sehingga data yang memiliki karakteristik

Derek Adii, Saksi melihat seorang warga (yang belakangan diketahui teman Sdr. Derek Adii) berkaos merah, menghampiri Terdakwa langsung memaki-maki dan hendak

Desain dari modul SD ditekankan kepada penggunaan strategi penjualan yang sensitif terhadap perubahan yang terjadi di pasar. Prioritas utama dari penggunaan modul ini adalah

Dalam tahap implementasi sistem ini penulis akan memaparkan hasil penelitian ini yaitu aplikasi pengenalan merek minuman kaleng menggunakan metode K-Means dengan

Elemen tersebut sangat erat kaitannya dengan risiko finansial, karena proyeksi aliran kas dalam perhitungan dengan metoda capital budgeting menggambarkan bahwa investasi

Peranan AMDAL dalarn Pengelolaan Proyek.. Masib Hutan

Luka venous adalah luka yang mengenai lapisan kulit sampai jaringan subkutan dan terjadi pada bagian kaki akibat terhambatnya aliran darah