• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERBANDINGAN DISTRIBUSI OTOT KAMBING KACANG DAN PERANAKAN ETAWAH PADA BOBOT LEPAS SAPIH ANNISA AULIA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PERBANDINGAN DISTRIBUSI OTOT KAMBING KACANG DAN PERANAKAN ETAWAH PADA BOBOT LEPAS SAPIH ANNISA AULIA"

Copied!
25
0
0

Teks penuh

(1)

PERBANDINGAN DISTRIBUSI OTOT KAMBING KACANG DAN PERANAKAN ETAWAH

PADA BOBOT LEPAS SAPIH

ANNISA AULIA

DEPARTEMEN ILMU PRODUKSI DAN TEKNOLOGI PETERNAKAN FAKULTAS PETERNAKAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR

2014

(2)
(3)

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN

SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Perbandingan Distribusi Otot Kambing Kacang dan Peranakan Etawah pada Bobot Lepas Sapihadalah benar karya saya denganarahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir disertasi ini.

Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut Pertanian Bogor.

Bogor, Februari 2014 Annisa Aulia

NIM D14114012

(4)

ABSTRAK

ANNISA AULIA. Perbandingan Distribusi Otot Kambing Kacang dan Peranakan Etawah pada Bobot Lepas Sapih. Dibimbing oleh MUHAMAD BAIHAQI dan RAHCMAT HERMAN.

Sebanyak 43 ekor kambing yang terdiri atas 27 ekor kambing kacang dan 16 ekor kambing peranakan etawah digunakan untuk mengevaluasi perbandingan distribusi ototnya pada bobot potong rata-rata 10 kg. Data komponen tubuh untuk bobot potong dianalisis menggunakan Analysis of Variance (ANOVA), sedangkan distribusi otot dan komponen tubuh lainnya di analisis menggunakan Analysis of Covariance (ANCOVA).Bobot potong, bobot karkas kanan, dan bobot karkas kiri kambing digunakan sebagai covariable. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kelompok otot, dan komponen tubuh antar bangsa tersebut tidak berbeda nyata (P>0.05). Tidak ada perbedaan signifikan antar bangsa dalam kelompok otot kecuali persentase kelompok otot 3 dan kelompok otot 5. Tidak ada perbedaan signifikan antar bangsa dalam komponen tubuh kecuali bobot lemak bawah kulit, bobot lemak antar otot, persentase lemak bawah kulit, persentase lemak antar otot, dan persentase lemak ginjal. Secara umum persentase kelompok otot utama (kelompok 1+3+5) pada kambing kacang adalah 60.35% dan kambing PE adalah 60.71%.

Kata kunci: bangsa, kambing, distribusi otot, komponen tubuh

ABSTRACT

ANNISA AULIA. The Comparison of Muscle Distribution Between Kacang Goat and Peranakan Etawah Goat Were Slaughtered At The Weight 10 Kg. Supervised by MUHAMAD BAIHAQIand RACHMAT HERMAN.

A total of 43 goats which consist of 27 kacang goats and 16 peranakan etawah goatswas used to evaluate the comparison of muscle distribution between kacang goat and PE goat slaughtered over the weight 10 Kg. The data of body components was analyzed using Analysis of Variance (ANOVA) while muscle of distribution and other body components were analyzed using Analysis of Covariance (ANCOVA) with slaughter weight, half carcass weight as a covariable. The result showed that groups of muscles and body components among these breeds were no significantly different (P>0.05). There were no significantly differences among breeds in muscles of groups except the percentages of muscles of groups 3 and the muscles of groups 5. There were no significantly differences among breeds in body components except inter muscle fat weight, subcutan fat weight, inter muscle fat percentage, subcutan fat percentage, and kidney fat percentage. In general, the major muscles groups percentage (groups 1+3+5) in kacang goat is 60.35% and 60.71% for peranakan etawah goat.

Keywords: breads, goat, muscles distribution, body components

(5)

Skripsi

sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Peternakan

pada

Departemen Ilmu Produksi dan Teknologi Peternakan

PERBANDINGAN DISTRIBUSI OTOT KAMBING KACANG DAN PERANAKAN ETAWAH

PADA BOBOT LEPAS SAPIH

ANNISA AULIA

DEPARTEMEN ILMU PRODUKSI DAN TEKNOLOGI PETERNAKAN FAKULTAS PETERNAKAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR

2014

(6)
(7)
(8)

PRAKATA

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah subhanahu wa ta’ala atas segala karunia-Nya sehingga karya ilmiah ini berhasil diselesaikan. Tema yang dipilih dalam penelitian yang dilaksanakan sejak bulan Juli 2013 ini ialah distribusi otot, dengan judul Perbandingan Distribusi Otot Pada Kambing Kacang dan Kambing Peranakan Etawah pada Bobot Lepas Sapih.

Terima kasih penulis ucapkan kepada Bapak Muhamad Baihaqi, SPt MSc dan Bapak Prof Em Dr drh Rachmat Herman, MVSc selaku pembimbing, serta Bapak Dr Ir Didid Diapari, MSi selaku dosen penguji. Ungkapan terima kasih juga disampaikan kepada ayah, mama, dan adik-adik tercinta yang selalu memberikan doa dan kasih sayangnya. Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada teman-teman sepenelitian yaitu Ridha Cindia Yosi dan Fitriayati Siregar, serta M Bangkit Pratama, teman-teman Alih Jenis 2011 serta semua yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan karya ilmiah ini. Semoga karya ilmiah ini bermanfaat.

Bogor, Februari 2014

Annisa Aulia

(9)

DAFTAR ISI

DAFTAR TABEL vii

PENDAHULUAN 1

Latar Belakang 1

Tujuan Penelitian 1

Ruang Lingkup Penelitian 2

METODE 2

Waktu dan Tempat 2

Bahan 2

Prosedur Penelitian 2

Prosedur Data Primer 2

Prosedur Data Sekunder 3

Rancangan 3

Analisis Data 4

HASIL DAN PEMBAHASAN 5

Komponen Karkas 5

Bobot dan Persentase Karkas 6

Bobot dan Persentase Otot, Tulang, dan Jaringan Pengikat 6 Bobot dan Persentase Lemak Antar Otot, Bawah Kulit, Ginjal, dan Pelvis 7

Distribusi Otot 7

SIMPULAN DAN SARAN 14

Simpulan 14

DAFTAR PUSTAKA 14

RIWAYAT HIDUP 15

DAFTAR TABEL

1 Rataan bobot dan persentase komponen tubuh ternak kambing kacang dan kambing peranakan etawah (PE) pada bobot 10 kg 5 2 Rataan persentase komponen tubuh ternak kambing kacang dan

kambing peranakan etawah (PE) pada bobot 10 kg 6

3 Distribusi otot kambing kacang dan kambing PE 8

4 Distribusi otot kambing kacang dan kambing PE (%) 11

(10)
(11)

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Sejalan dengan pertumbuhan penduduk Indonesia, maka meningkat pula akan kebutuhan protein hewani di Indonesia. Protein hewani sangat dibutuhkan oleh manusia untuk memenuhi kebutuhan hidup dan meningkatkan kecerdasan Daging merupakan salah satu sumber protein hewani yang mempunyai kandungan gizi yang tinggi.Salah satu penghasil daging untuk memenuhi kebutuhan protein hewani di Indonesia adalah kambing. Berdasarkan DPKH (2012) bahwa populasi kambing nasional tahun 2011 mengalami peningkatan 1.97% dibandingkan tahun sebelumnya, yaitu dengan populasi 16 946 000 ekor (2011) dan 16 620 000 ekor (2010). Populasi kambing yang meningkat tiap tahunnya diharapkan dapat meningkatkan konsumsi protein hewani untuk masyarakat Indonesia.

Salah satu kambing lokal Indonesia adalah kambing kacang dan kambing peranakan etawah (PE). Kambing kacang mempunyai sifat tahan derita, lincah, memiliki daya adaptasi yang tinggi terhadap pakan berkualitas rendah dan lingkungan yang ekstrim dan tersebar luas di wilayah Indonesia (Devendra dan Burns 1994). Kegunaan utamanya adalah sebagai penghasil daging (Devendra dan Burns 1994). Kambing PE adalah hasil persilangan antara kambing Etawah (jamnapari) dengan kambing Kacang, dengan proporsi genetik yang tidak jelas.

Jenis kambing ini memiliki ciri muka berbentuk cembung, telinga panjang menggantung, postur tubuh tinggi, panjang dan agak ramping (Balitnak 2004) kambing peranakan etawah merupakan kambing dwiguna yang dapat dimanfaatkan daging dan susunya. Kambing PE mencapai bobot dewasa pada 40- 80 kg, sedangkan kambing kacang mencapai 25 kg untuk jantan dan 20 kg untuk betina. Soeparno (1994) menyatakan bahwa bobot potong yang semakin meningkat menghasilkan karkas yang semakin meningkat pula sehingga diharapkan bagian daging menjadi besar. Bobot potong juga mempengaruhi distribusi otot pada seekor ternak.

Saat ini banyak masyarakat yang menginginkan daging kambing yang tidak prengus serta lebih empuk, sehingga salah satu upayanya adalah dengan menyembelih kambing pada usia muda yang mempunyai bobot tubuh kecil.

Penelitian tentang distribusi otot pada kambing kacang dan kambing PE khususnya yang dipotong pada bobot 10 kg sangatlah jarang dilakukan, oleh sebab itu perlu dilakukan penelititan untuk mempelajari distribusi jaringan karkas terutama distribusi otot sebagai ciri khas dari kedua bangsa kambing tersebut.

Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi perbandingan distribusi otot

antara kambing kacang dan kambing peranakan etawah pada bobot lepas sapih.

(12)

2

Ruang Lingkup Penelitian

Penelitian ini menggunakan data sekunder distribusi otot yang didapatkan dari Laboratorium Ruminansia Kecil, Fakultas Peternakan, Institut Pertanian Bogor. Data kemudian di seleksi berdasarkan kelengkapannya dan kemudian dianalisa berdasarkan parameternya masing-masing.

METODE

Waktu dan Tempat

Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Ruminansia Kecil, Departemen Ilmu Produksi dan Teknologi Peternakan, Fakultas Peternakan, Institut Pertanian Bogor. Penelitian ini berlangsung selama 3 bulan dari bulan Juli hingga September 2013.

Bahan

Penelitian ini menggunakan data sekunder yang didapat dari pemotongan yang dilakukan di Laboratorium Ruminansia Kecil. Data sekunder yang digunakan adalah data otot dari masing-masing individu dan komponen karkas dengan jumlah ternak 27 ekor kambing kacang dan 16 kambing PE. Kambing kacang dan PE yang akan digunakan mempunyai bobot potong rata-rata 10 ± 1,86 kg.

Prosedur Penelitian

Prosedur Data Primer

Pemotongan kambing kacang dan kambing Peranakan Etawah dilakukan secara halal. Pemotongan dilakukan di bagian kepala yang berada pada sendi occipito-atlantis. Kaki depan dan kaki belakang dipisahkan pada sendi carpo- metacarpal dan sendi tarso-metatarsal. Pengulitan dilakukan dengan sangat teliti setelah proses pemotongan hingga menghasilkan karkas. Karkas yang dihasilkan, kemudian ditimbang dan dimasukkan ke dalam kantong plastik yang diikat erat agar terhindar dari penguapan serta disimpan dalam pendingin ± 2

0

C agar dapat diuraikan pada hari selanjutnya.

Karkas yang berada di dalam alat pendingin, kemudian dikeluarkan dan dibelah sepanjang tulang belakang dari leher hingga sacral dengan menggunakan alat gergaji. Karkas yang berada di sebelah kiri diuraikan menjadi otot, tulang, lemak, dan jaringan pengikat. Lemak karkas terdiri atas lemak, subkutan, lemak antar otot, lemak ginjal, dan lemak pelvis.

Otot dikelompokkan menjadi 9 kelompok otot baku (standart muscle

group) dan kelompok otot utama (expensive muscle group) adalah kelompok otot

proksimat paha + otot sekitar tulang belakang + otot proksimat kaki depan (Lohse

et al. 1971). Pengelompokan otot dapat dilihat pada gambar 1.

(13)

3

Gambar 1Sembilan kelompok otot baku (standart muscle group) pada domba (Lohse et al. 1971; Butterfield 1988). 1.

Kelompok Otot 1 = Otot proksimal paha, 2. Kelompok Otot 2 = Otot distal paha, 3. Kelompok Otot 3 = Otot sekitar tulang belakang, 4. Kelompok Otot 4 = Otot dinding abdomen, 5. Kelompok Otot 5

= Otot proksimal kaki depan, 6. Kelompok Otot 6 = Otot distal kaki depan, 7.

Kelompok Otot 7 = Otot penghubung kaki depan dengan dada, 8. Kelompok Otot 8

= Otot penghubung kaki depan dengan leher, 9. Kelompok otot 9 = Otot leher dan dada lainnya

Prosedur Data Sekunder

Data yang ada dalam bentuk hardcopy, di input dengan menggunakan excel dan disimpan kedalam file yang tersendiri. Data awal terdiri atas 28 ekor kambing kacang dan 16 ekor kambing PE, dengan pertimbangan kelengkapan masing-masing data untuk tiap individu ternak, maka data yang digunakan sebanyak 27 ekor kambing kacang dan 16 ekor kambing PE.

Rancangan

Model rancangan yang akan digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap

(RAL)Analysis of Covariance(ANCOVA) dengan perlakuan dua bangsa kambing,

yaitu kambing kacang dan kambing peranakan etawah. Ulangan untuk perlakuan

masing-masing adalah 27 dan 16 ekor kambing. Menurut Gasperz (1992) model

rancangan penelitian sebagai berikut :

(14)

4

Yij = μ +

τ

i + β(Xij -

x

) +

ε

ij

Keterangan :

Analisis Data

Data dianalisis dengan menggunakan analisis peragam Analysis of Covariance (ANCOVA) dan Analysis of Variance (ANOVA). Karkas kanan dijadikan covariable untuk bobot distribusi otot, persen distribusi otot, bobot kelompok otot, dan persentase kelompok otot. Bobot karkas kiri dijadikan covariable untuk data bobot otot, tulang, lemak, jaringan pengikat, recovery, lemak bawah kulit, lemak antar otot, lemak ginjal, lemak pelvis, rasio otot/tulang, rasio otot/tulang, rasio otot/lemak, persentase otot, tulang, lemak, jaringan ikat, susut karena penguraian, lemak bawah kulit, lemak antar otot, lemak ginjal, dan lemak pelvis. Bobot potong dijadikan covariable untuk komponen tubuh (bobot karkas dan bobot karkas kiri) dan persentase komponen tubuh (bobot karkas).

Data yang dianalisis dengan ANOVA adalah parameter untuk bobot potong.

Peubah yang Diamati

1. Bobot Potong. Bobot potong merupakan bobot pada seekor ternak yang ditimbang sebelum pemotongan dan telah dipuasakan 12 jam.

2. Bobot dan Persentase Karkas. Bobot karkas adalah bobot seekor tubuh ternak setelah dipotong dikurangi bobot darah, kepala, keempat kaki, kulit, isi rongga perut, isi rongga dada dan ekor. Persentase karkas adalah hasil perhitungan bobot karkas dibagi bobot potong kemudian dikali 100%.

3. Bobot dan Persentase Otot, Tulang, Lemak, dan Jaringan Pengikat.

Persentase otot, tulang, lemak, dan jaringan pengikat diperoleh dengan penimbangan berat otot, tulang, lemak, dan jaringan pengikat pada karkas kiri (setengah karkas). Perhitungan otot, tulang, lemak, dan jaringan pengikat dibagi bobot setengah karkas dibagi 100%.

4. Bobot dan Persentase Lemak Bawah Kulit, Antar Otot, Ginjal dan Pelvis. Perhitungan persentase lemak antar otot, bawah kulit, ginjal, dan pelvis dibagi bobot total lemak dikali 100%.

5. Distribusi Otot Karkas. Distribusi otot adalah penyebaran otot pada karkas yang dikelompokan menjadi 9 kelompok otot baku (Gambar 1).

Persentase distribusi otot didapat dari perhitungan individu otot dibagi otot setengah karkas kemudian dikali 100%.

Yij = Komponen karkas dan distribusi otot kambing berdasarkan perbedaan bangsa ke-i dan ulangan ke-j

µ = Nilai rataan umum karakteristik komponen dan disrtribusi otot kambing

Τ

i = Pengaruh aditif dari bangsa ke-i

Β = Koefisien regresi yang menunjukkan ketergantungan Yij pada Xij

Xij = Pengukuran kovariat yang dihasilkan bangsa ke-i pada ulangan ke-j yang berkaitan dengan Yij

x

= Nilai rata-rata covariable yang diukur

ε

ij = Pengaruh galat percobaan dari perlakuan bangsa kambing ke-i pada ulangan ke-j

(15)

5

HASIL DAN PEMBAHASAN Komponen Karkas

Komponen utama karkas terdiri atas jaringan daging, tulang, dan lemak.

Pengertian karkas kambing itu sendiri menurut Standart Nasional Indonesia No.

3925-2008 adalah bagian dari tubuh kambing atau domba sehat yang telah disembelih secara halal sesuai dengan CAC/GL 24-1997, telah dikuliti, isi perut dikeluarkan, dipisahkan kepala dan kaki mulai dari tarsus/karpus ke bawah, organ reproduksi dan ambing, ekor serta lemak yang berlebih (Badan Standarisasi Nasional 2008). Oleh karena itu, karkas merupakan bagian yang terpenting pada seekor ternak potong.

Rataan bobot komponen tubuh ternak kambing kacang dan kambing peranakan etawah (PE) pada penelitian ini dapat dilihat pada Tabel 1. Rataan persentase komponen tubuh ternak kambing kacang dan kambing peranakan etawah (PE) pada penelitian ini dapat dilihat pada Tabel 2.

Tabel 1 Rataan bobot dan persentase komponen tubuh ternak kambing kacang dan kambing peranakan etawah (PE) pada bobot 10 kg

Uraian Kacang (n=27)

Rataan ± SD

PE (n=16) Rataan ± SD (g)

Bobot potong (kg)* 9.23±1.87B 11.41±0.74A

Bobot karkas (kg)** 3.34±0.07 3.49±0.10

Bobot setengah karkas (kg)** 1.66±0.03 1.71±0.05

Otot (kg)*** 1.01±0.02 1.00±0.03

Tulang (kg)*** 0.52±0.03 0.51±0.03

Lemak (kg)*** 0.10±0.010a 0.07±0.010b

Jaringan pengikat (g)*** 0.07±0.004B 0.10±0.006A

Bobot recovery (kg)*** 1.69±0.02 1.67±0.03

Lemak

Lemak bawah kulit (g)*** 4.05±0.27A 5.53±0.37A Lemak antar otot (g)*** 28.44±1.48 28.79±2.01 Lemak ginjal (g)*** 17.77±2.39A 6.62±3.26B

Lemak pelvis (g)*** 5.58±0.6A 3.26±0.82B

Rasio Otot/tulang*** 98.27±6.05a 73.22±8.24b

Rasio lemak/tulang*** 1.97±0.09 1.98±0.12

Rasio otot/lemak*** 0.19±0.01 0.14±0.02

Keterangan : * Angka pada baris yang sama dianalisis berdasarkan Anova

** Angka-angka pada baris yang sama dan diikuti oleh huruf kapital yang berbeda berpengaruh sangat nyata (P<0.01). Data dikoreksi berdasarkan rata- rata bobot potong 10 kg.

*** Angka-angka pada baris yang sama dan diikuti huruf kecil yang berbeda berpengaruh nyata (P<0.05), sedangkan angka-angka pada baris yang sama yang diikuti oleh huruf kapital yang berbeda berpengaruh sangat nyata (P<0.01). Data dikoreksi berdasarkan rata-rata bobot setengah karkas 1.72 kg.

(16)

6

Tabel 2 Rataan persentase komponen tubuh ternak kambing kacang dan kambing peranakan etawah (PE) pada bobot 10 kg

Uraian Kacang (n=27)

Rataan ± SD

PE (n=16) Rataan ± SD (%)

Bobot karkas** 30.16±0.67 34.81±0.91

Otot*** 58.55±1.07 59.22±1.46

Tulang*** 31.93±1.05 30.74±1.44

Lemak*** 5.50±0.36 4.50±0.50

Jaringan pengikat*** 4.02±0.29B 5.54±0.39A

Susut karena penguraian*** 0.06±0.007A 0.004±0.01B Lemak

Lemak bawah kulit*** 4.05±0.27B 5.53±0.37A

Lemak antar otot*** 28.44±1.48 28.79±2.01

Lemak ginjal*** 49.59±1.82b 56.49±2.49a

Lemak pelvis*** 16.36±1.57a 10.12±2.14b

Keterangan : ** Angka-angka pada baris yang sama dan diikuti huruf kecil yang berbeda berpengaruh nyata (P<0.05), sedangkan angka-angka pada baris yang sama yang diikuti oleh huruf kapital yang berbeda berpengaruh sangat nyata (P<0.01). Data dikoreksi berdasarkan rata-rata bobot potong 10 kg

*** Angka-angka pada baris yang sama dan diikuti huruf kecil yang berbeda berpengaruh nyata (P<0.05), sedangkan angka-angka pada baris yang sama yang diikuti oleh huruf kapital yang berbeda berpengaruh sangat nyata (P<0.01). Data dikoreksi berdasarkan rata-rata bobot setengah karkas 1.72 kg.

Bobot dan Persentase Karkas

Menurut Berg dan Butterfield (1976), bobot karkas merupakan pengurangan bobot hidup oleh komponen saluran pencernaan, darah, kepala, kulit dan keempat kaki mulai dari persendian carpus atau tarsus ke bawah. Hasil analisis peragam terhadap bobot karkas menunjukan bahwa kambing kacang dan kambong PE tidak berbeda nyata. Bobot setengah karkas yang telah dianalisis peragam menunjukkan antara kambing kacang dan kambing PE tidak berbeda nyata yaitu sekitar 1.66-1.71 kg.

Hasil analisis peragam terhadap persentase bobot karkas menunjukkan bahwa kambing kacang dan kambing PE tidak berbeda, persentase yang tidak berbeda ini disebabkan karena kambing kacang dan kambing PE dipotong pada bobot yang sama, hal ini sesuai dengan pernyataan Berg dan Butterfield (1976) bahwa beberapa faktor yang mempengaruhi produksi karkas seekor ternak antara lain adalah bangsa, jenis kelamin, umur dan bobot potong disamping faktor nutrisi.

Bobot dan Persentase Otot, Tulang, dan Jaringan Pengikat

Nilai rata-rata bobot dan persentase otot, tulang, dan jaringan pengikat terdapat pada Tabel 1 dan 2. Analisa peragam menunjukkan bahwa bobot dan persentase otot dan tulang tidak terdapat perbedaan antara kambing kacang dan kambing PE. Bobot dan persentase otot pada kambing kacang 1.01 kg per 58.55%

sedangkan kambing PE 1.00 kg per 59.22%, tulang pada kambing kacang sebesar

0.52 kg per 31.93% sedangkan kambing PE 0.51 kg per 30.74%, dan jaringan

pengikat pada kambing kacang sebesar berbeda sangat nyata yaitu 0.07 kg per

4.02% sedangkan pada kambing PE sebesar 0.10 kg per 5.54%.

(17)

7 Hasil penelitian ini juga relatif sama halnya dengan hasil studi penelitian Herman (2003) bahwa komponen karkas memperlihatkan kesamaan yang membedakan hanya pada bentuk karkas, yaitu PE mempunyai tubuh dan kaki yang panjang dan kacang mempunyai tubuh dan kaki lebih pendek. Pada bobot karkas yang sama, karkas kambing kacang mempunyai bentuk karkas yang lebih baik, sedangkan karkas PE tampak lebih panjang (leggy).

Bobot dan Persentase Lemak Antar Otot, Bawah Kulit, Ginjal, dan Pelvis Secara umum baik bobot dan persentase lemak total menunjukkan adanya perbedaan yang nyata (P<0.05) antara kambing kacang dan PE. Kambing kacang mempunyai bobot dan persentase lemak total 0.10 kg dan 5.50%, sementara kambing PE mempunyai bobot dan persentase 01.00 kg dan 4.50%. Meskipun demikian jika dilihat distribusi lemaknya, kambing PE mempunyai persentase lemak di bawah kulit sangat nyata lebih tinggi (P<0.01) dan lemak ginjal nyata lebih tinggi (P<0.05) dibanding kambing kacang, namun persentase lemak pelvis nyata lebih rendah dibanding kacang (P<0.01).

Hal tersebut menunjukkan bahwa pada penelitian ini kambing dipotong pada bobot yang masih rendah (10 kg), sehingga perkembangan distribusi lemaknya pada kambing kacang sudah menunjukkan adanya pertumbuhan lemak yang cepat pada lemak ginjal dan lemak dibawah kulit. Menurut Berg dan Butterfield (1976), lemak mula-mula terbentuk di sekitar rongga perut dan ginjal selanjutnya didepositkan di dalam otot, jaringan kulit dan dibawah serat otot.

Menurut Herman et al (1983), meningkatnya lemak maka persentase lemak pelvis dan ginjal meningkat.

Distribusi Otot

Distribusi otot pada kambing kacang dan kambing PE terdapat pada Tabel

3 dan tabel 4. Otot dikelompokkan berdasarkan tempat dan fungsinya masing-

masing. Pengelompokkan pada otot kambing kacang dan kambing peranakan

etawah dibagi menjadi 9 kelompok yang terdiri atas kelompok otot 1 proksimal

paha, kelompok otot 2 distal paha, kelompok otot 3 sekitar tulang belakang,

kelompok otot 4 dinding abdomen, kelompok otot 5 proksimal kaki depan,

kelompok otot 6 distal kaki depan, kelompok otot 7 penghubung kaki depan

dengan leher, kelompok otot 8 penghubung kaki depan dengan dada, dan

kelompok otot 9 leher dan dada.

(18)

8

Tabel 3 Bobot distribusi otot kambing kacang dan kambing PE

Otot Kacang (n=27) PE (n=16)

Rataan ± SD Rataan ± SD (g)

Kelompok 1. Otot Proksimal Paha 229.80±14.19 280±14.19 M. Vastus intermedius 10.84±0.75B 15.18±0.99A

M. Gemellus 1.51 ± 0.1 1.75 ± 0.14

M. Gluteus profundus 5.17 ± 0.29 5.32 ± 0.39 M. Quadratus femoris 1.68 ± 0.29 2.46 ± 0.38

M. Sacrococcygeals 1.24 ± 0.30 1.41 ± 0.40

M. Sartorius 2.22 ± 0.55 3.71 ± 0.73

M. Pectineus 7.04 ± 0.52 8.32 ± 0.70

M. Rectus femoris 24.51± 1.29B 31.75± 1.72A

M. Obturators 8.86± 0.39b 10.66± 0.52a

M. Vastus medialis 7.22± 1.43 10.01± 1.91 M. Gluteus accessories 5.99± 0.55B 8.68± 0.73A

M. Gracilis 8.81 ± 0.62 10.22 ± 0.83

M. Vastus lateralis 17.61 ± 1.11 21.38 ± 1.47 M. Semitendinosus 11.68 ± 1.41 15.15 ± 1.88 M. Adductor femoris 19.83 ± 1.64 23.05 ± 2.17 M. Biceps femoris 37.14 ± 3.46 44.87 ± 4.60

M. Tensor latae 8.56 ± 0.97 10.47 ± 1.29

M. Semimembranosus 26.77 ± 2.46 31.68 ± 3.28 M. Gluteus medius 23.19 ± 1.98 24.89 ± 2.63 Kelompok 2 Otot distal paha 40.69±1.99B 50.76±2.71A

M. Popliteus 4.17± 0.19B 5.35± 0.26A

M. Extdiglateralis 2.39± 0.26b 3.54± 0.34a M. Ext group pert ert ext long exmedius 7.08 ± 1.04 9.28 ± 1.38 M. Gastrocnemiusinclsoleus 18.36 ± 1.41 22.50 ± 1.87 M. Peroneus longus 1.97 ± 0.29 2.40 ± 0.39 M. Flexhall longus 6.81 ± 0.43 7.73±0.57 Kelompok 3 Otot Sekitar Tulang

Belakang 130.62±7.34 144.94±9.98

M. iliacus 8.97 ± 0.44 9.70 ± 0.58

M. Quadratus lumburom 4.40 ± 0.44 5.05 ± 0.59

M. Psoasmajor 13.89 ± 1.25 14.79 ± 1.67

M. Longissimus Cervicis 4.89± 0.37b 6.51± 0.51a M. Spinalis Dorsi 13.76 ± 1.17 17.75 ± 1.59

M. Psoasminor 4.52 ± 0.30 4.49 ± 0.41

M. Multifidus Dorsi 17.19 ± 0.93 20.60 ± 1.27

(19)

9

Otot Kacang (n=27) PE (n=16)

Rataan ± SD Rataan ± SD M. Longissimus Dorsi 63.46 ± 3.87 65.99 ± 5.26 Kelompok 4 Otot dinding abdomen 71.07±5.11 82.15±6.94 M. Cutaneus trunci 26.49 ± 2.10 32.69 ± 2.79 M. Rectus abdominis 23.06 ± 1.99 26.83 ± 2.65 M. Transversusabdominis 20.64 ± 1.82 22.74 ± 2.42 Kelompok 5 Otot proksimal kaki depan 126.01±7.25B 168.62±9.85A

M. Teres Minor 2.22± 0.13B 2.96± 0.18A

M. Brachialis 5.87B± 0.52 8.56± 0.71A

M. Triceps Brachii (Caput Medialis) 4.14 ± 0.66 6.00 ± 0.89 M. Briceps brachii 6.24 ± 2.00 12.40 ± 2.72

M. Subscapularis 12.89 ± 0.90 15.16 ± 1.22

M. Deltoideus 4.51± 0.39B 6.49± 0.53A

M. Triceps Brachii (Caput Longum) 23.59± 1.64B 31.97± 2.23A M. Test Fast Ant B 1.92± 0.30b 3.28± 0.41a

M. Infraspinatus 18.61± 1.14b 23.37± 1.55a

M. Supraspinatus 25.65± 1.25B 32.17± 1.71A

M. Coracobrachialis 2.38± 0.22b 3.39± 0.30a M. Tricep Brachii Caput Lateralis 11.90± 0.79b 14.95± 1.08a

M. Teres Major 6.05 ± 0.49 7.86 ± 0.66

Kelompok 6 Otot distal kaki depan 37.41±2.12b 47.45±2.87a M. Flex Carpi Radialis 1.52± 0.14B 2.53± 0.19A M. Ext Carpi Obliquus 0.46 ± 0.05 0.50 ± 0.07 M. Ext Digiti Tertii 1.70± 0.14B 2.53± 0.19A M. Ext Digiti Quarti 1.48± 0.18B 2.45± 0.25A M. Ext Carpi Radialis 9.02± 0.67b 9.97± 0.91b

M. Anconeus 2.71± 0.28B 4.13± 0.38A

M. Extdigiticomm 1.29± 0.09b 1.73± 0.13b M. Ext Carpi Ulnaris 5.58± 0.27b 6.87± 0.37a M. Flex Carpi Ulnaris 2.37± 0.21B 3.45± 0.28A M. Flex Digsublimis 3.34 ± 0.25 3.58 ± 0.33 M. Flex Dig Profundus 7.91 ± 0.64 9.68 ± 0.87 Kelompok 7 Otot penghubung kaki depan 23.57±2.52b 34.70±3.42a M. Cervical Trapezius 3.41± 0.32B 5.92± 0.44A M. Omotranversarius 5.02 ± 0.66 6.20 ± 0.90 M. Brachiocephalicus 15.13± 1.79b 22.57± 2.44a Kelompok 8 otot penghubung kaki depan

dengan dada 23.22±1.85b 30.86±2.52a

M. Transversethoracis 4.26 ± 0.25 5.13 ± 0.34

M. Latisismus Dorsi 12.69 ± 1.20 16.72 ± 1.64

M. Rhomboideus 6.26± 0.59B 9.00± 0.80A

(20)

10

Otot Kacang (n=27) PE (n=16)

Rataan ± SD Rataan ± SD Kelompok 9 Otot leher dan dada lainnya 119.87±8.42 140.24±11.45 M. Multifidus Cervicis 7.23 ± 0.65 8.25 ± 0.88

M. Spleneus 4.75 ± 0.74 7.14 ± 1.01

M. Intercostalis 33.45 ± 2.14 33.98 ± 2.91 M. Rectus Capit Dors Major 4.21 ± 0.39 3.81 ± 0.52 M. Intertrans Longus 5.05 ± 0.34 5.96 ± 0.46 M. Long Capit Et At lant 6.50± 0.77b 9.74± 1.04a M. Obl Capitis Caudalis 7.98 ± 0.51 9.71 ± 0.69 M. Complexus Semispinalis Capitis 14.52± 1.01b 18.93± 1.37a M. Recc Capit Vent Major 3.55± 0.35B 5.63± 0.40A M. Sterno Chephalicus 8.96± 1.42b 14.64± 1.93a M. Sclanesus Ventralis 6.28± 0.42b 7.99± 0.57a

M. Longus Colli 15.32± 1.09 11.93± 1.48

M. Sclanesus Dorsalis 2.01 ± 0.16 2.48 ± 0.21 Kelompok Otot Utama (1+3+5) 489.42±28.19b 594.28±38.29a Bobot Setengah Karkas 1723.89±47.81 1706.20±64.96

Hasil analisis peragam dengan menggunakan karkas kanan atau kiri sebagai covariable menunjukkan bahwa bobot kelompok otot distal paha proksimal kaki depan, distal kaki depan, penghubung kaki depan dan penghubung kaki depan dengan dada pada kambing PE nyata (P<0.05) dan sangat nyata (P<0.01) lebih tinggi dibanding kambing kacang pada bobot setengah karkas yang sama. Demikian pula dengan kelompok otot utama kambing PE nyata lebih tinggi dibanding kambing kacang.

Jika dilihat persentasenya, masing-masing kelompok otot tidak menunjukkan adanya perbedaan antar kedua bangsa, kecuali pada kelompok otot 3 (otot sekitar tulang belakang) dan kelompok otot 5 (otot proksimal kaki depan).

Kelompok otot 3 (otot sekitar tulang belakang) kambing kacang nyata (P<0.05)

lebih tinggi dibanding kambing PE. Kelompok otot 5 (otot proksimal kaki depan)

kambing PE sangat nyata (P<0.01) lebih tinggi dibanding kambing kacang. Hasil

tersebut menunjukkan bahwa pada bobot yang disamakan kambing PE

mempunyai distribusi otot lebih tinggi pada bagian proksimal kaki depan

dibanding dengan kambing kacang. Hal ini dapat dikarenakan kambing PE

merupakan tipe perah.

(21)

11

Tabel 4 Persentase distribusi otot kambing kacang dan kambing PE

Otot Kacang (n=27) PE (n=16)

Rataan ± SD Rataan ± SD (%)

Kelompok 1 Otot Proksimal Paha 28.40±0.29 28.55±0.39 M. Vastusintermedius 1.42±0.08 1.58±0.10

M. Gemellus 0.19 ± 0.01 0.19 ± 0.01

M. Gluteusprofundus 0.64 ± 0.03 0.58 ± 0.04 M. Quadratusfemoris 0.22± 0.02 0.25 ± 0.03 M. Sacrococcygeals 0.15 ± 0.03 0.14 ± 0.04

M. Sartorius 0.27 ± 0.05 0.36 ± 0.07

M. Pectineus 0.89 ± 0.03 0.85 ± 0.04

M. Rectusfemoris 3.04± 0.05 3.26± 0.07

M. Obturators 1.14± 0,03 1.13± 0.04

M. Vastusmedialis 0.89± 0.14 1.04± 0.18

M. Gluteusaccessorius 0.79± 0.05 0.88± 0.07

M. Gracilis 1.01± 0.03 1.02 ± 0.04

M. Vastuslateralis 2.16± 0.05 2.17 ± 0.07 M. Semitendinosus 1.37 ± 0.06 1.44 ± 0.08 M. Adductorfemoris 2.39 ± 0.08 2.34 ± 0.11

M. Bicepsfemoris 4.64±0.16 4.53 ± 0.22

M. Tensorlatae 0.97 ± 0.04 1.07 ± 0.05

M. Semimembranosus 3.25 ± 0.12 3.18 ± 0.16

M. Gluteusmedius 2.91 ± 0.08 2.52 ± 0.11

Kelompok 2 Otot Distal Paha 5.06±0.11 5.26±0.16

M. Popliteus 0.52 ± 0.02 0.56 ± 0.03

M. Extdiglateralis 0.29± 0.02 0.35± 0.03

M. Extgrouppertertextlongexmedius 0.82 ± 0.09 0.94 ± 0.13 M. Gastrocnemiusinclsoleus 2.36 ± 0.09 2.36 ± 0.12 M. Peroneuslongus 0.22 ± 0.02 0.23 ± 0.03

M. Flexhalllongus 0.82 ± 0.02 0.78±0.03

Kelompok 3 Otot Sekitar Tulang

Belakang 16.17±0.22a 14.93±0.30b

M. iliacus 1.15 ± 0.06 1.11 ± 0.08

M. Quadratuslumburom 0.50 ± 0.02 0.52 ± 0.03

M. psoasmajor 1.70 ± 0.08 1.49 ± 0.11

M. Longissimus Cervicis 0.60± 0.02 0.66± 0.03 M. Spinalis Dorsi 1.74± 0.06 1.78 ± 0.08

M. Psoasminor 0.57 ± 0.04 0.48±0.06

M. Multifidus Dorsi 2.18± 0.07 2.14± 0.09

(22)

12

Otot Kacang (n=27) PE (n=16)

Rataan ± SD Rataan ± SD M. Longissimus Dorsi 7.68±0.14A 6.71±0.18B Kelompok 4 Otot Dinding Abdomen 8.89±0.22 8.39±0.30 M. Cutaneustrunci 3.32 ± 0.15 3.37 ± 0.21 M. Rectusabdominis 2.91 ± 0.09 2.70 ± 0.13 M. Transversusabdominis 2.64 ± 0.10 2.31 ± 0.13 Kelompok 5 Otot proksimal kaki

depan 15.76±0.22B 17.23±0.31A

M. Teres Minor 0.28± 0.01 0.31± 0.01

M. Brachialis 0.73± 0.04 0.87± 0.05

M. Triceps Brachii (Caput Medialis) 0.53± 0.05 0.63 ± 0.08 M. Briceps brachii 0.78± 0.19 1.26± 0.26

M. Subscapularis 1.62± 0.05 1.58± 0.07

M. Deltoideus 0.55± 0.01B 0.63± 0.02A

M. Triceps Brachii (Caput Longum) 2.91± 0.06B 3.20± 0.08A M. Test Fast Ant B 0.24± 0.03 0.34± 0.04

M. Infraspinatus 2.33± 0.04 2.37± 0.05

M. Supraspinatus 3.24± 0.05 3.34± 0.07

M. Coracobrachialis 0.29± 0.02 0.34± 0.02 M. Tricep Brachii Caput Lateralis 1.45± 0.04 1.51± 0.06

M. Teres Major 0.74± 0.02 0.78 ± 0.03

Kelompok 6 Otot distal kaki depan 4.65±0.074 4.86±0.10 M. Flex Carpi Radialis 0.19± 0.01b 0.26± 0.02a M. Ext Carpi Obliquus 0.05 ± 0.006 0.05 ± 0.009 M. Ext Digiti Tertii 0.21± 0.009b 0.25± 0.01a M. Ext Digiti Quarti 0.18± 0.02 0.25± 0.03 M. Ext Carpi Radialis 1.09± 0.03 0.98± 0.04

M. Anconeus 0.35± 0.02 0.43± 0.03

M. Extdigiticomm 0.16± 0.008 0.17± 0.01

M. Ext Carpi Ulnaris 0.70± 0.01 0.71± 0.02 M. Flex Carpi Ulnaris 0.28± 0.02 0.35± 0.03 M. Flex Digsublimis 0.41± 0.02 0.37 ± 0.02 M. Flex Dig Profundus 0.98± 0.04 0.98 ± 0.05 Kelompok 7 Otot penghubung kaki

depan dengan leher 2.97±0.12 3.40±0.15

M. Cervical Trapezius 0.42± 0.02B 0.59± 0.03A M. Omotranversarius 0.64± 0.08 0.63± 0.11 M. Brachiocephalicus 1.89± 0.08 2.16± 0.11 Kelompok 8 Otot penghubung kaki

depan dengan dada 2.91±0.07 3.07±0.10

M. Transversethoracis 0.54± 0.02 0.53± 0.03

M. Latisismus Dorsi 1.55± 0.03 1.61 ± 0.05

(23)

13

Otot Kacang (n=27) PE (n=16)

Rataan ± SD Rataan ± SD

M. Rhomboideus 0.80± 0.07 0.92± 0.09

Kelompok 9 Otot leher dan dada

lainnya 15.03±0.25 14.23±0.34

M. Multifidus Cervicis 0.87 ± 0.03 0.81 ± 0.04

M. Spleneus 0.58± 0.04 0.66 ± 0.05

M. Intercostalis 4.18± 0.13A 3.50 ± 0.18B

M. Rectus Capit Dors Major 0.53± 0.04a 0.39 ± 0.06b M. Intertrans Longus 0.62 ± 0.02 0.62 ± 0.03 M. Long Capit Et At lant 0.79± 0.03 0.93± 0.05 M. Obl Capitis Caudalis 1.03 ± 0.04 1.02 ± 0.06 M. Complexus Semispinalis Capitis 1.81± 0.05 1.93± 0.07 M. Recc Capit Vent Major 0.45± 0.03 0.57± 0.04 M. Sterno Chephalicus 1.91± 0.08 1.38± 0.11 M. Sclanesus Ventralis 0.80± 0.02 0.81± 0.03

M. Longus Colli 1.87± 0.08A 1.29± 0.11B

M. Sclanesus Dorsalis 0.24± 0.01 0.25 ± 0.02 Kelompok otot utama (1+3+5) 60.35±0.36 60.71±0.48

Otot Setengah Karkas 100 100

Keterangan : * Angka pada baris yang sama dianalisis berdasarkan Ancova

** Angka-angka pada baris yang sama dan diikuti huruf kecil yang berbeda berpengaruh nyata (P<0.05).sedangkan angka-angka pada baris yang sama dan diikuti oleh huruf kapital yang berbeda berpengaruh sangat nyata (P<0.01).

Data dikoreksi berdasarkan rata-rata bobot setengah karkas 1.72

Kelompok otot 1 pada kambing kacang dan kambing PE mempunyai nilai persentase yang paling tinggi yaitu 28.40% dan 28.55%. Kelompok otot 1 paling tinggi karena fungsi dari kelompok otot 1 untuk dapat bergeraknya kambing kacang dan kambing PE, (Herman 1993).Kelompok utama (1+3+5) pada kambing kacang adalah 60.35% dan kambing PE adalah 60.71%. Kelompok otot yang terdapat di bagian toraks dan leher terdiri atas kelompok otot 5, 6, 7, 8 dan 9.

Kelompok otot ini mempunyai persentase 41.35% pada kambing kacang dan 42.77% pada kambing PE. Fungsi dari kelompok 5 otot proksimal kaki depan untuk menyangga bobot tubuh bagian depan. Kelompok 6 adalah otot-otot distal kaki depan, fungsinya untuk melakukan aktivitas. Kelompok 7 adalah otot-otot penghubung kaki depan dengan dada, fungsinya adalah untuk melakukan bobot tubuh kepada kaki depan. Kelompok 8 adalah otot-otot penghubung kaki depan dengan leher.fungsinya mirip dengan kelompok 7. Kelompok 9 adalah otot-otot leher dan dada lainnya, fungsinya lebih memperhatikan sifat jantan (Herman.

1993).

Kelompok otot utama pada kambing kacang adalah 60.35% dan kambing PE

adalah 60.71% dari otot karkas. Kelompok otot utama pada kambing Peranakan

Etawah relatif sama. Kedua jenis bangsa kambing tersebut mempunyai otot utama

yang relatif sama, hal tersebut juga sesuai dengan pernyataan Herman (2003)

(24)

14

yaitu sumbangan kelompok otot utama pada otot karkas kambingtidak terdapat perbedaan yang besar.

SIMPULAN DAN SARAN Simpulan

Kambing kacang dan kambing PE yang disembelih pada bobot yang kecil (10 kg) menunjukkan bahwa lemak ginjal dan lemak bawah kulit kambing PE lebih besar persentasenya dibanding kambing kacang. Distribusi otot kambing kacang mempunyai persentase kelompok otot 3 (sekitar tulang belakang) lebih tinggi dibanding kambing PE. Persentase otot kelompok 5 (proksimal kaki depan) pada kambing PE lebih tinggi dibanding kacang. Kambing kacang mempunyai persentase otot yang relatif sama dengan kambing PE.

DAFTAR PUSTAKA

[Balitnak] Balai Penelitian Ternak. 2004. Kambing Peranakan Etawah : Kambing Perah Indonesia. Bogor : Puslitbang Deptan. [terhubung berkala].http:/www.peternakan. Litbang.deptan.go.id [20 Oktober 2013]

[BSN] Badan Standardisasi Nasional 2008. Mutu Karkas dan Daging Kambing/Domba. Standar Nasional Indonesia 3925:2008. Jakarta (ID):BSN.

Berg RT, Butterfield RM. 1976. New Concepts of Cattle Growth. Sydney (AUS):

Sydney University Press.

Butterfield RM. 1988.The New Concepts of Cattle Growth. Sydney (AUS): The Department of Veterinary Anatomy, University of Sydney.

Devendra C,Burns M. 1994. Produksi Kambing di Daerah Tropis. Bandung (ID) Terjemahan: IDK Harya Putra. Penerbit ITB.

[DPKH] Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan. 2012. Statistik Peternakan. Bina Produksi Peternakan. Departemen Pertanian. Jakarta (ID):

Ditjennak.

Gasperz V. 1992.Teknik Analisis Dalam Penelitian Percobaan. Volume 2.

Bandung (ID): Tarsito.

Herman R, Duldjaman M, Sugana N. 1983. Perbaikan Produksi Daging Kambing Kacang. Poceeding Scientific Meeting on Small Ruminant Research; 1983 November 22-23; Bogor, Indonesia. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor.

Herman R. 1993. Perbandingan pertumbuhan, komposisi tubuh dan karkas antara domba priangan dan ekor gemuk [disertasi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor.

Herman R. 2003. Komposisi dan distribusi otot karkas kambing peranakan etawah.Media Kedokteran Hewan 19 (1) : 31-60

Lohse CL, Moss FP, Butterfield RM. 1971. Growth patterns of muscles of merino sheep from birth to 517 days. Anim. Prod. 23 : 117-126.

Soeparno. 1994. Ilmu dan Teknologi Daging. Yogyakarta (ID) :Gadjah Mada

University Pr.

(25)

15

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan pada tanggal 7 Desember 1990 di Jakarta dari pasangan bapak Pentadi SPd dan ibu A Rinny Rismaningsih. Penulis adalah anak pertama dari 3 bersaudara. Jenjang pendidikan dasar penulis dimulai pada tahun 1996 di SD Muhammadiyah 24 Jakarta dan diselesaikan pada tahun 2002. Pendidikan sekolah tingkat pertama diselesaikan di SMP Muhammadiyah 31 Jakarta dan lulus tahun 2005. Pada tahun yang sama penulis melanjutkan pendidikan sekolah menengah atas di SMA Negeri 36 Jakarta dan lulus tahun 2008.

Tahun 2008 penulis diterima menjadi mahasiswa Diploma Institut Pertanian

Bogor pada Program Keahlian Teknologi dan Manajemen Ternak melalui jalur

USMI (Undangan Seleksi Masuk IPB). Tahun 2011 penulis lulus dari progam

Diploma Institut Pertanian Bogor dan pada tahun yang sama penulis melanjutkan

ke jenjang Sarjana di Departemen Ilmu Produksi dan Teknologi Peternakan

Fakultas Peternakan IPB.

Referensi

Dokumen terkait

Hasil penelitian menunjukkan penggunaan kemasan vakum menunjukkan kandungan TPT dan tingkat keretakan buah yang lebih rendah dibandingkan dengan kemasan MAP, namun tidak

Setelah diperoleh pemikiran desain, selanjutnya akan dikembangkan suatu nuansa yang tercipta dari pengaplikasian tema ramah lingkungan pada elemen pembentuk ruang maupun

(10) Asam lemak omega-3 merupakan asam lemak yang sangat tidak jenuh sehingga dapat mengalami reaksi oksidasi asam lemak dengan lebih mudah dibandingkan asam

Untuk mata pelajaran bahasa indonesia, didapatkan hasil penelitian untuk pemahaman guru terhadap kurikulum mendapat rata-rata skor sebesar 3,7 (kriteria baik), pemahaman

Dari kedua sektor yang dilakukan oleh baitul maal KSPPS Binama Semarang dalam memberdayakan ekonomi dhuafa tersebut, penulis melakukan penelitian pada mustahik yang

Namun kemudian, sebagai- mana dikemukakan oleh Muhammad Hami- dullah, secara bertahap, berdasarkan wahyu (al-Qur’an) dan sunnah Nabi Muhammad, sistem sosial yang

Berdasarkan hal tersebut, dapat disimpulkan bahwa kemampuan berhitung permulaan merupakan kemampuan yang dimiliki oleh setiap anak dalam hal berhitung seperti