• Tidak ada hasil yang ditemukan

DAFTAR ISI. KATA PENGANTAR... ii DAFTAR ISI... iii DAFTAR TABEL... v DAFTAR GAMBAR... vii DAFTAR GRAFIK... viii

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "DAFTAR ISI. KATA PENGANTAR... ii DAFTAR ISI... iii DAFTAR TABEL... v DAFTAR GAMBAR... vii DAFTAR GRAFIK... viii"

Copied!
82
0
0

Teks penuh

(1)

Profil Kesehatan Kab. Donggala Tahun 2016

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ... ii

DAFTAR ISI ... iii

DAFTAR TABEL ... v

DAFTAR GAMBAR ... vii

DAFTAR GRAFIK ... viii

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1

B. Tujuan Profil Kesehatan ... 2

C. Dasar Penyusunan ... 3

D. Sistematika Penyajian ... 5

BAB 2 GAMBARAN UMUM DAN PERILAKU PENDUDUK A. Letak Geografis ... 7

B. Keadaan Iklim ... 9

C. Keadaan Penduduk ... 11

D. Keadaan Ekonomi ... 14

E. Keadaan Pendidikan ... 17

F. Perilaku Masyarakat ... 19

G. Keadaan Lingkungan ... 23

H. Indeks Pembangunan Manusia (IPM) ... 29

I. Indikator dan Usia Harapan Hidup (UHH) ... 30

BAB 3 SITUASI DERAJAT KESEHATAN A. Mortalitas (Angka Kematian) ... 34

B. Morbiditas (Angka Kesakitan) ... 44

C. Status Gizi Masyarakat ... 75

BAB 4 SITUASI UPAYA KESEHATAN A. Pelayanan Kesehatan Dasar ... 81

B. Pelayanan Kesehatan Rujukan dan Penunjang ... 119

C. Pemberantasan Penyakit Menular ... 124

D. Pembinaan Kesehatan Lingkungan dan Sanitasi Dasar ... 136

E. Perbaikan Gizi Masyarakat ... 139

F. Pelayanan Kefarmasian dan Alat Kesehatan ... 146

G. Pelayanan Kesehatan dalam Situasi Bencana ... 147

(2)

Profil Kesehatan Kab. Donggala Tahun 2016 BAB 5 SITUASI SUMBER DAYA KESEHATAN

A. Sarana Kesehatan ... 149

B. Tenaga Kesehatan... 157

C. Pembiayaan Kesehatan ... 162

BAB 6 KESIMPULAN ... 165 LAMPIRAN PROFIL

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Luas Wilayah Menurut Kecamatan Kabupaten Donggala Tahun 2016 8

Tabel 2.2 Kondisi Topografi Berdasarkan Luas Wiayah Kabupaten Donggala Tahun 2012 9

Tabel 2.3 Rata-rata Parameter Cuaca pada Stasiun Meteorologi Mutiara Palu Menurut Bulan Kabupaten Donggala Tahun 2015 10

Tabel 2.4 Jumlah Penduduk Menurut Kecamatan Kabupaten Donggala

(3)

Profil Kesehatan Kab. Donggala Tahun 2016 Tahun 2012 - 2016 11

Tabel 2.5 Luas Wilayah, Jumlah dan Kepadatan Penduduk Menurut Kecamatan Kabupaten Donggala Tahun 2016 12

Tabel 2.6 Rasio Penduduk Menurut Jenis Kelamin Kabupaten Donggala Tahun 2015 14

Tabel 2.7 Total PDRB dan PDRB per Kapita Kabupaten Donggala atas Dasar Harga Berlaku dan Harga Konstan 2010, 2012 - 2015 15

Tabel 2.8 Distribusi Posyandu Menurut Strata Kabupaten Donggala Tahun 2012 - 2016 22

Tabel 2.9 Indeks Pembangunan Manusia dan Komponennya di Kabupaten Donggala Tahun 2014 - 2015 29

Tabel 2.10 Indikator dan Indeks Harapan Hidup Kabupaten Donggala Tahun 2014 - 2015 31

Tabel 3.1 Pola 10 Besar Penyakit pada Pasien di Puskesmas Kabupaten Donggala Tahun 2016 44

Tabel 3.2 Penemuan Kasus Pneumonia pada Balita Kabupaten Donggala Tahun 2012 - 2016 52

Tabel 4.1 Persentase Pola Penggunaan Alat Kontrasepsi Peserta KB Baru di Kabupaten Donggala Tahun 2012 - 2016 108

Tabel 4.2 Persentase Pola Penggunaan Alat Kontrasepsi Peserta KB Aktif di Kabupaten Donggala Tahun 2012 - 2016 109

Tabel 4.3 Interval dan Kriteria Kecukupan Obat Kabupaten Donggala Tahun 2016 117

Tabel 5.1 Jumlah Fasilitas Kesehatan Kabupaten Donggala

(4)

Profil Kesehatan Kab. Donggala Tahun 2016 Tahun 2012 - 2016 150

Tabel 5.2 Target Ratio (per 100.000 Penduduk) Tenaga Kesehatan Yang Berada di UPT Puskesmas danRSUD Kabelota

Kabupaten Donggala Tahun 2016 160

Tabel 5.3 Jumlah Tenaga Kesehatan yang Mengikuti Tugas Belajar

Kabupaten Donggala Tahun 2010 - 2015 161

(5)

Profil Kesehatan Kab. Donggala Tahun 2016

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Proporsi Komposisi Penduduk Menurut Kelompok Golongan Umur Kabupaten Donggala Tahun 2016 13

Gambar 5.1 Anggaran Kesehatan Kabupaten Donggala Tahun 2016 163

(6)

Profil Kesehatan Kab. Donggala Tahun 2016

DAFTAR GRAFIK

Grafik 2.1 Rasio Beban Tanggungan Penduduk Kabupaten Donggala Tahun 2012 - 2016 17

Grafik 2.2 Jumlah Penduduk Berumur 10 Tahun Keatas dan Penduduk Berumur 10 Tahun Keatas yang Melek Huruf

Kabupaten Donggala Tahun 2015 18

Grafik 2.3 Persentase Pendidikan Tertinggi yang Ditamatkan di Kabupaten Donggala Tahun 2015 19

Grafik 2.4 Persentase Rumah Tangga Menurut Kriteria Rumah Sehat Per – Puskesmas di Kabupaten Donggala Tahun 2016 24

Grafik 3.1 Trend Angka Kematian Neonatal (AKN) Per 1.000 KH Per Jenis Kelamin dan Puskesmas Kabupaten Donggala Tahun 2016 35

Grafik 3.2 Trend Angka Kematian Neonatal (AKN) Per 1.000 KH Kabupaten Donggala Tahun 2012-2016 36

Grafik 3.3 Trend Angka Kematian Bayi (AKB) Per 1.000 KH Kabupaten Donggala Tahun 2012 - 2016 37

Grafik 3.4 Angka Kematian Bayi (AKB) Per 1.000 KH Per jenis Kelamin dan Puskesmas Kabupaten Donggala Tahun 2016 38

Grafik 3.5 Angka Kematian Balita (AKABA) Per 1.000 KH

Per jenis Kelamin dan Puskesmas Kabupaten Donggala

Tahun 2016 40

(7)

Profil Kesehatan Kab. Donggala Tahun 2016 Grafik 3.6 Trend Angka Kematian Balita (AKABA) Per 1.000 KH

Kabupaten Donggala Tahun 2012-2016 41

Grafik 3.7 Angka Kematian Ibu (AKI) Per 1.000 KH Per jenis Kelamin dan Puskesmas Kabupaten Donggala Tahun 2016 42

Grafik 3.8 Trend Angka Kematian Ibu (AKI) Per 1.000 KH Kabupaten Donggala Tahun 2012-2016 43

Grafik 3.9 CNR Seluruh Kasus TB Paru Per 100.000 Penduduk Kabupaten Donggala Tahun 2013 - 2016 45

Grafik 3.10 Persentase Kasus TB Paru BTA (+) Tingkat Puskesmas Kabupaten Donggala Tahun 2016 46

Grafik 3.11 Trend Penemuan Kasus TB Paru (+) Kabupaten Donggala Tahun 2012 - 2016 47

Grafik 3.12 Angka Keberhasilan Pengobatan atau Success Rate (%) Tingkat Puskesmas Kabupaten Donggala Tahun 2016 48

Grafik 3.13 Jumlah Kasus HIV/AIDS Menurut Kelompok Umur Kabupaten Donggala Tahun 2016 50

Grafik 3.14 Trend Jumlah Penderita Kasus HIV/AIDS Kabupaten Donggala Tahun 2012 - 2016 51

Grafik 3.15 Penderita Pneumonia Ditemukan dan Ditangani pada Balita Menurut Puskesmas Kabupaten Donggala Tahun 2016 53

Grafik 3.16 Trend Penderita Pneumonia Ditemukan dan Ditangani

(8)

Profil Kesehatan Kab. Donggala Tahun 2016 pada Balita Kabupaten Donggala Tahun 2012 - 2016 54

Grafik 3.17 Kasus Diare yang Ditangani Menurut Puskesmas Kabupaten Donggala Tahun 2016 56

Grafik 3.18 Jumlah Penderita Kusta Selesai Berobat (Release from Treatment) Kusta Kering (Pausi Basiler) dan Kusta Basah (Multi Basiler)

Menurut Jenis Kelamin dan Puskesmas Kabupaten Donggala Tahun 2016 58

Grafik 3.19 Trend Penemuan Kasus Baru Kusta Kabupaten Donggala Tahun 2012 - 2016 59

Grafik 3.20 Trend NCDR dan Angka Cacat Tingkat 2 Penyakit Kusta Per 100.000 Penduduk di Kabupaten Donggala

Tahun 2012 - 2016 60

Grafik 3.21 Jumlah Sediaan Darah Diperiksa yang Positif Malaria Menurut Jenis Kelamin dan Puskesmas

Kabupaten Donggala Tahun 2016 62

Grafik 3.22 Trend API Malaria Per 1.000 Penduduk Kabupaten Donggala Tahun 2012 – 2016 63

Grafik 3.23 Jumlah Kasus dan Kematian Penyakit Malaria Kabupaten Donggala Tahun 2012 - 2016 64

Grafik 3.24 Jumlah Kasus DBD Menurut Jenis Kelamin dan Puskesmas Kabupaten Donggala Tahun 2016 66

Grafik 3.25 Trend Angka Kesakitan (Incidence Rate) DBD Per 100.000 Penduduk Kabupaten Donggala

Tahun 2012 - 2016 67

(9)

Profil Kesehatan Kab. Donggala Tahun 2016 Grafik 3.26 Trend Kaus dan Kematian (Case Fatality Rate) DBD

Kabupaten Donggala Tahun 2012 - 2016 68

Grafik 3.27 Jumlah Seluruh Kasus Filariasis Menurut Jenis Kelamin dan Puskesmas Kabupaten Donggala Tahun 2016 70

Grafik 3.28 Kasus Campak di Kabupaten Donggala Tahun 2012 - 2016 73

Grafik 3.29 Target dan Cakupan Campak Kabupaten Donggala Tahun 2013 - 2016 73

Grafik 3.30 Bayi dengan Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) Menurut Jenis Kelamin dan Puskesmas

Kabupaten Donggala Tahun 2016 76

Grafik 3.31 Bayi dengan Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) Kabupaten Donggala Tahun 2012 - 2016 77

Grafik 3.32 Kasus Balita Gizi Buruk yang Mendapat Perawatan Menurut Jenis Kelamin dan Puskesmas

Kabupaten Donggala Tahun 2016 78

Grafik 3.33 Trend Kasus Balita Gizi Buruk yang Mendapat Perawatan Kabupaten Donggala Tahun 2012 - 2016 79

Grafik 4.1 Trend Cakupan Pelayanan K1 dan K4 Ibu Hamil Kabupaten Donggala Tahun 2012 - 2016 83

Grafik 4.2 Persentase Cakupan Pelayanan K1 dan K4 Ibu Hamil

(10)

Profil Kesehatan Kab. Donggala Tahun 2016 Menurut Puskesmas Kabupaten Donggala Tahun 2016 84

Grafik 4.3 Cakupan Persalinan oleh Tenaga Kesehatan Menurut Puskesmas Kabupaten Donggala Tahun 2016 87

Grafik 4.4 Trend Persalinan Ditolong oleh Tenaga Kesehatan Kabupaten Donggala Tahun 2012 - 2016 88

Grafik 4.5 Trend Pelayanan Kesehatan Ibu Nifas Kabupaten Donggala Tahun 2012 - 2016 90

Grafik 4.6 Cakupan Pelayanan Kesehatan Ibu Nifas Menurut Puskesmas Kabupaten Donggala Tahun 2016 91

Grafik 4.7 Trend Penanganan Komplikasi Kebidanan Kabupaten Donggala Tahun 2012 - 2016 92

Grafik 4.8 Cakupan Pelayanan Komplikasi Kebidanan Menurut Pusksmas Kabupaten Donggala Tahun 2016 93

Grafik 4.9 Trend Penanganan Komplikasi Neonatal Kabupaten Donggala Tahun 2012 - 2016 94

Grafik 4.10 Trend Cakupan KN1 dan KN3

Kabupaten Donggala Tahun 2012 - 2016 96

Grafik 4.11 Cakupan KN1 dan KN3 Menurut Puskesmas Kabupaten Donggala Tahun 2016 97

Grafik 4.12 Cakupan Pelayanan Kesehatan Bayi Menurut Puskesmas

Kabupaten Donggala Tahun 2016 100

(11)

Profil Kesehatan Kab. Donggala Tahun 2016 Grafik 4.13 Trend Pelayanan Kesehatan Bayi

Kabupaten Donggala Tahun 2012 - 2016 101

Grafik 4.14 Trend Pelayanan Kesehatan Anak Balita Kabupaten Donggala Tahun 2012 - 2016 102

Grafik 4.15 Cakupan Pelayanan Kesehatan Anak Balita Menurut Kecamatan dan Puskesmas

Kabupaten Donggala Tahun 2016 103

Grafik 4.16 Cakupan Penjaringan Kesehatan Siswa SD dan Setingkat Menurut Jenis Kelamin dan Puskesmas

Kabupaten Donggala Tahun 2016 105

Grafik 4.17 Trend Penjaringan Kesehatan Siswa SD dan Setingkat Kabupaten Donggala Tahun 2012 - 2016 106

Grafik 4.18 Persentase Pola Penggunaan Alat Kontrasepsi Peserta KB Baru Menurut Puskesmas

Kabupaten Donggala Tahun 2016 108

Grafik 4.19 Persentase Pola Penggunaan Alat Kontrasepsi Peserta KB Aktif Menurut Puskesmas

Kabupaten Donggala Tahun 2016 110

Grafik 4.20 Trend Imunisasi pada Bayi Menurut Jenis Vaksin Kabupaten Donggala Tahun 2012 - 2016 113

Grafik 4.21 Cakupan Imunisasi TT2 pada Ibu Hamil Menurut Puskesmas

Kabupaten Donggala Tahun 2016 115

(12)

Profil Kesehatan Kab. Donggala Tahun 2016 Grafik 4.22 Trend Kelompok Usila yang Mendapat Pelayanan Kesehatan

Kabupaten Donggala Tahun 2012 - 2016 118

Grafik 4.23 Trend Kunjungan Pasien Rawat Jalan dan Rawat Inap Di Fasilitas Pelayanan Kesehatan Kabupaten Donggala Tahun 2012 - 2016 119

Grafik 4.24 Pencapaian BOR, BTO, TOI, ALOS, GDR, dan NDR

di RSUD Kabelota Kabupaten Donggala Tahun 2012 - 2016 122

Grafik 4.25 Trend KLB di Desa/Kelurahan yang Terkena dan Ditangani <24 jam Kabupaten Donggala

Tahun 2012 - 2016 124

Grafik 4.26 Trend Penemuan dan Penanganan (Pengobatan) Kasus Pneumonia pada Balita Kabupaten Donggala Tahun 2012 - 2016 127

Grafik 4.27 Jumlah Kasus HIV, AIDS, IMS/Syphilis dan Kematian Akibat AIDS Kabupaten Donggala Tahun 2012 - 2016 129

Grafik 4.28 TTU Memenuhi Syarat Kesehatan Kabupaten Donggala Tahun 2016 138

Grafik 4.29 TPM Menurut Status Higiene Sanitasi Kabupaten Donggala Tahun 2016 139

Grafik 4.30 Trend Jumlah Balita Ditimbang dan Balita BGM Kabupaten Donggala Tahun 2012 - 2016 141

Grafik 4.31 Trend Jumlah Balita Mendapat Kapsul Vitamin A Dua Kali

Kabupaten Donggala Tahun 2012 - 2016 143

(13)

Profil Kesehatan Kab. Donggala Tahun 2016 Grafik 4.32 Persentase Cakupan Pemberian Tablet Besi (Fe) pada Ibu Hamil

Kabupaten Donggala Tahun 2012 - 2016 144

Grafik 5.1 Jumlah Posyandu Menurut Strata

Kabupaten Donggala Tahun 2012 - 2016 156

Grafik 5.2 Jumlah Tenaga Kesehatan Menurut Jenis Tenaga Kabupaten Donggala Tahun 2016 159

Grafik 5.3 Jumlah Anggaran Kesehatan Perkapita

Kabupaten Donggala Tahun 2012 - 2016 164

(14)

Profil Kesehatan Kab. Donggala Tahun 2016 A. Latar Belakang

Profil Kesehatan adalah produk dari sistem informasi kesehatan yang penyusunan dan penyajiannya dibuat sesederhana mungkin tetapi informatif untuk dipakai sebagai alat tolak ukur kemajuan pembangunan kesehatan dan dapat sebagai bahan evaluasi program-program kesehatan. Serta sebagai dasar penyusunan Rencana Pembangunan Daerah Bidang Kesehatan.

Berdasarkan Permenkes Nomor 75 Tahun 2014 tentang Puskesmas disebutkan bahwa sistem informasi kesehatan wajib dilakukan oleh Dinas Kesehatan dan Puskesmas sehingga disusunlah Profil Kesehatan Kabupaten Donggala Tahun 2016 ini.

Dengan tersusunnya Profil ini, maka dapat dijadikan sebagai sumber data dan informasi resmi yang disajikan secara sederhana dan informatif dengan harapan dapat dimanfaatkan oleh pihak-pihak yang berkepentingan.

Data dan informasi kesehatan semakin dibutuhkan masyarakat. Hal ini menunjukkan bahwa masyarakat semakin peduli dengan situasi kesehatan sebagai hasil pembangunan kesehatan yang telah dilakukan oleh pemerintah

terutama terhadap masalah-masalah kesehatan yang berhubungan dengan kesehatan mereka, sebab kesehatan menyangkut hajat hidup masyarakat luas dan semua orang butuh untuk sehat. Kepedulian masyarakat akan informasi kesehatan, memberikan nilai positif bagi pembangunan kesehatan.

Untuk itu, harus dapat menyediakan data dan informasi yang dibutuhkan masyarakat dengan penyajian yang sistematik, informatif, lengkap dan tepat waktu.

Dalam penyusunan Profil Kesehatan Kabupaten Donggala Tahun 2016 ini, menyajikan bentuk data terpilah menurut jenis kelamin yang berbetuk kuantitatif dan kualitatif. Pengarusutamaan gender (PUG) adalah salah satu strategi pembangunan yang dilakukan untuk mencapai kesetaraan gender melalui pengintegrasian permasalahan, aspirasi, kebutuhan dan permasalahan perempuan dan laki-laki harus

PENDAHULUAN

(15)

Profil Kesehatan Kab. Donggala Tahun 2016 dimasukkan ke dalam perencanaan, pelaksanaan, pemantaun dan evaluasi dari seluruh kebijakan, program, proyek dan kegiatan diberbagai bidang kehidupan dan pembangunan. Data terpilah menurut jenis kelamin sangat penting artinya dalam setiap penyusunan perencanaan kebijakan/program/kegiatan pembangunan.

B. Tujuan Profil Kesehatan

Tujuan umum penyusunan Profil Kesehatan Kabupaten Donggala untuk menyediakan data dan informasi yang relevan, akurat, dan sesuai kebutuhan dalam rangka meningkatkan manajemen kesehatan secara berhasil guna dan berdaya guna sehingga dapat melaporkan hasil pemantauan dan evaluasi terhadap pencapaian hasil pembangunan kesehatan, termasuk kinerja dari penyelenggaraan standar pelayanan minimal di bidang kesehatan dan pencapaian target indikator Sustainable Development Goals (MDG`s) bidang kesehatan, serta berbagai upaya terkait dengan pembangunan kesehatan yang diselenggarakan lintas sektor seperti Badan Pusat Statistik (BPS).

Secara khusus tujuan penyusunan Profil Kesehatan Kabupaten Donggala adalah :

1. Diperolehnya data dan informasi umum dan lingkungan yang meliputi lingkungan fisik dan biologi, perilaku masyarakat yang berkaitan dengan kesehatan masyarakat, data kependudukan dan sosial ekonomi ;

2. Diperolehnya data dan informasi tentang status kesehatan masyarakat yang meliputi angka kematian, angka kesakitan dan status gizi masyarakat ;

3. Diperolehnya data dan informasi tentang upaya kesehatan yang meliputi cakupan kegiatan dan sumber daya kesehatan ;

4. Diperolehnya data dan informasi untuk bahan penyusunan perencanaan kegiatan program kesehatan ;

5. Tersedianya alat untuk pemantauan dan evaluasi tahunan program–

program kesehatan ;

6. Tersedianya wadah integrasi berbagai data yang telah dikumpulkan oleh berbagai sistem pencatatan dan pelaporan yang adadi Puskesmas, Rumah sakit maupun unit-unit kesehatan lainnya ;

7. Tersedianya alat untuk memacu penyempurnaan sistem pencatatan dan pelaporan kesehatan.

C. Dasar Penyusunan

Pembangunan sektor kesehatan termasuk hal yang sangat penting karena

merupakan salah satu unsur dari kesejahteraan umum yang sangat menentukan

ketahanan dari bangsa Indonesia.

(16)

Profil Kesehatan Kab. Donggala Tahun 2016 Penyusunan Profil Kesehatan Kabupaten Donggala memiliki landasan hukum pada beberapa Peraturan Perundangan Kesehatan, antara lain :

1. Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1999 Tentang Pemerintahan Daerah.

2. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 Tentang Perimbangan Keuangan Antara Pusat dan Daerah.

3. Undang-undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional tahun 2005-2025.

4. Undang-undang Nomor 36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan.

5. Peraturan Presiden RI nomor 72 Tahun 2012 Tentang sistem Kesehatan Nasional (SKN).

6. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 46 Tahun 2014 Tentang Sistem Informasi Kesehatan (SIK).

7. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 92 Tahun 2014 Tentang Penyelenggaraan Komunikasi Data (KOMDAT) dalam Sistem Informasi Kesehatan (SIK) Terintegrasi.

8. Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 741/MENKES/PER/VII/2008 tentang SPM Bidang Kesehatan di Kabupaten/Kota.

9. Instruksi Presiden Republik Indonesia Nomor 9 Tahun 2000 tentang Pengarusutamaan Gender dalam Pembangunan Nasional.

10. Instruksi Presiden Republik Indonesia Nomor 3 Tahun 2010 tentang Program Pembangunan yang Berkeadilan.

11. Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor 837/MENKES/VII/2007 Tentang Pengembangan Sistem Informasi Kesehatan Nasional (SIKNAS) Online.

12. Kesepakatan bersama (No.07/MEN.PP dan PA/5/2010 Nomor 593/MENKES/SKB/V/2010) antara Menteri PP dan PA dengan Menteri Kesehatan tentang pelaksanaan pengarusutamaan gender di bidang kesehatan.

Dalam Sistem Kesehatan Nasional disebutkan bahwa keberhasilan manajemen kesehatan sangat ditentukan antara lain oleh tersedianya data dan informasi kesehatan, dukungan kemajuan ilmu pengetahuan, dukungan hukum kesehatan serta administrasi kesehatan. Lebih lanjut disebutkan bahwa SKN terdiri dari 6 subsistem, yaitu :

1) Subsistem Upaya Kesehatan

2) Subsistem Pembiayaan Kesehatan

3) Subsistem Sumber Daya Manusia Kesehatan

4) Subsistem Obat dan Perbekalan Kesehatan

(17)

Profil Kesehatan Kab. Donggala Tahun 2016 5) Subsistem Pemberdayaan Masyarakat

6) Subsistem Manajemen Kesehatan

Untuk manajemen kesehatan tingkat keberhasilannya sangat ditentukan oleh tersedianya data dan informasi dengan dukungan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi.

Unsur utama dalam manajemen kesehatan tersebut adalah informasi kesehatan. Dalam tatanan desentralisasi atau otonomi daerah di bidang kesehatan, kualitas dari informasi kesehatan nasional dengan SIKNAS sangat ditentukan dari Sistem Informasi Kesehatan Daerah (SIKDA).

Penataan kembali dan pengembangan lebih lanjut merupakan sesuatu yang sangat penting, disamping untuk kepentingan nasional juga merupakan sebuah sarana pemantauan dan evaluasi dari pembangunan di daerah. Dengan berlakunya Sistem Kesehatan Nasional tersebut, dilaksanakan pengumpulan data dan pengolahan data yang dibukukan dalam sebuah Profil Kesehatan Kabupaten Donggala Tahun 2016.

Profil Kesehatan Kabupaten Donggala adalah gambaran situasi kesehatan di Kabupaten Donggala yang diterbitkan setahun sekali. Profil Kesehatan Kabupaten Donggala menyajikan data tentang kesehatan dan data pendukung lain yang berhubungan dengan kesehatan. Data yang ada ditampilkan secara sederhana dalam bentuk tabel dan grafik, dimana data yang disajikan mengacu pada Indikator SPM yang ditetapkan dalam Peraturan Menteri kesehatan RI Nomor 741/MENKES/PER/VII/2008.

D. Sistematika Penyajian

Penyajian informasi yang terdapat di dalam Profil Kesehatan Kabupaten Donggala Tahun 2016 disusun berdasarkan sistematika sebagai berikut :

Bab I : Pendahuluan

Bab ini menyajikan tentang latar belakang, tujuan, dasar penyusunan dan sistematika penyajian Profil Kesehatan Kabupaten Donggala Tahun 2016.

Bab II : Gambaran Umum

Bab ini menyajikan gambaran Kabupaten Donggala secara umum dilihat dari kondisi geografis wilayah Kabupaten Donggala. Selain itu mengulas tentang faktor-faktor yang berpengaruh terhadap kesehatan meliputi kependudukan, ekonomi, pendidikan, sosial budaya, perilaku masyarakat, dan lingkungan.

Bab III : Situasi Derajat Kesehatan

Bab ini menguraikan tentang hasil pembangunan kesehatan sampai dengan

tahun 2016 mencakup angka kematian bayi, balita dan ibu; angka kesakitan;

(18)

Profil Kesehatan Kab. Donggala Tahun 2016 dan angka status gizi masyarakat yang merupakan indikator dari pencapaian pembangunan kesehatan secara menyeluruh.

Bab IV : Situasi Upaya Kesehatan

Bab ini menguraikan tentang upaya–upaya kesehatan yang telah dilaksanakan dalam pembangunan di bidang kesehatan sampai tahun 2016 untuk tercapai dan berhasilnya program–program pembangunan di bidang kesehatan. Gambaran tentang upaya kesehatan yang telah dilakukan meliputi pencapaian cakupan pelayanan kesehatan dasar, rujukan dan penunjang; pemberantasan penyakit menular; pembinaan kesehatan lingkungan dan sanitasi dasar; pencapaian perbaikan gizi masyarakat; pelayanan kefarmasian dan alat kesehatan serta pelayanan kesehatan dalam situasi bencana.

Bab V : Situasi Sumber Daya Kesehatan

Bab ini menguraikan tentang sarana kesehatan, tenaga kesehatan, pembiayaan kesehatan dan sumber daya kesehatan lainnya. Gambaran tentang keadaan sumber daya yang mencakup tentang keadaan tenaga dan sarana kesehatan pada tahun 2016. Pada Bab ini juga akan dijelaskan tentang jumlah serta distribusi tenaga per Kecamatan, serta jumlah dan penyebaran sarana pelayanan kesehatan yang terdiri dari Rumah Sakit dan UPT Puskesmas termasuk Pustu, Poskesdes. Selain itu, digambarkan pula tentang perkembangan penyediaan obat generik, distributor obat yang terdiri dari Pedagang Besar Farmasi, Apotek dan Toko Obat.

Bab VI : Kesimpulan

Bab ini menyajikan tentang hal-hal penting yang perlu disimak dan ditelaah lebih lanjut dari Profil Kesehatan Kab. Donggala Tahun 2016. Selain keberhasilan-keberhasilan yang perlu dicatat, bab ini juga mengemukakan hal- hal yang dianggap masih kurang dalam rangka penyelenggaraan pembangunan kesehatan.

Lampiran

Pada lampiran ini berisi 81 tabel yang berupa data kesehatan pencapaian

Kabupaten Donggala dan terkait dengan kesehatan gender yang responsif. Profil

Kesehatan dapat disajikan dalam bentuk hardy copy (berupa buku) atau dalam bentuk

soft copy (file).

(19)

Profil Kesehatan Kab. Donggala Tahun 2016 Kabupaten Donggala adalah salah satu Kabupaten di Propinsi Sulawesi Tengah, Indonesia yang merupakan Ibukota sekaligus pusat administrasi terletak di Kota Donggala.

Donggala adalah kabupaten terluas ke-7, terpadat ke-4, populasi terbanyak ke-4 di Sulawesi Tengah.

Berikut gambaran umum Kabupaten Donggala dan perilaku penduduk pada tahun 2016 yang meliputi letak geografis, keadaan iklim, keadaan penduduk, keadaan ekonomi, keadaan pendidikan, keadaan lingkungan, keadaan sosial budaya dan perilaku masyarakat.

A. Letak Geografis

Secara astronomi, Kabupaten Donggala terletak diantara 0

0

-30 Lintang Utara dan 2

0

-20 Lintang Selatan, serta 119º,45’ dan 121º,45’ Bujur Timur.

Berdasarkan posisi geografisnya, Kabupaten Donggala memiliki batas wilayah sebagai berikut :

1. Sebelah Utara : berbatasan dengan Kabupaten Tolitoli

2. Sebelah Selatan : berbatasan dengan Kabupaten Sigi, Kota Palu dan wilayah Propinsi Sulawesi Barat

3. Sebelah Timur : berbatasan dengan Kabupaten Sigi dan Kabupaten Parigi Moutong

4. Sebelah Barat : berbatasan dengan Selat Makassar dan wilayah Propinsi Sulawesi Barat

Kabupaten Donggala sebelum adanya pemekaran Kabupaten sesuai dengan Undang-Undang No.27 tahun 2008 tentang Pembentukan Kabupaten Sigi mempunyai luas wilayah 1.047.171 Ha yang terbagi atas 30 Kecamatan dengan 302 Desa dan 9 Kelurahan. Dengan terbentuknya Kabupaten Sigi, maka Kabupaten Donggala pada Tahun 2016 memiliki wilayah seluas 527.569 Ha (5.275,69 Km²) dengan penduduk sebesar 293.742 jiwa yang terbagi menjadi 16 Kecamatan, 158 Desa dan 9 Kelurahan, dimana Kecamatan Rio

GAMBARAN UMUM DAN PERILAKU

PENDUDUK

(20)

Profil Kesehatan Kab. Donggala Tahun 2016 Pakava merupakan kecamatan terluas (872,16 Km²) sedangkan kecamatan dengan luas wilayah tekecil adalah Kecamatan Banawa Tengah yang hanya memiliki luas 74,64 Km². Sebagai gambaran dapat dilihat pada tabel 2.1 berikut :

Tabel 2.1

Luas Wilayah Menurut Kecamatan Kabupaten Donggala

Tahun 2016

N

o. Kecamatan Luas (Km²) Persentas

e

Jumlah Desa/Kel

1 Rio Pakava 872,16 16,53 14

2 Pinembani 402,61 7,63 9

3 Banawa 99,04 1,88 14

4 Banawa Selatan 430,67 8,16 19

5 Banawa Tengah 74,64 1,41 8

6 Labuan 126,01 2,39 7

7 Tanantovea 302,64 5,74 10

8 Sindue 177,19 3,36 13

9 Sindue Tombusabora 211,55 4,01 6

1 0

Sindue Tobata 211,92 4,02 6

1 1

Sirenja 286,94 5,44 13

1 2

Balaesang 314,23 5,96 13

1 3

Balaesang Tanjung 188,85 3,58 8

(21)

Profil Kesehatan Kab. Donggala Tahun 2016 1

4

Damsol 732,76 13,89 13

1 5

Sojol 705,41 13,37 9

1 6

Sojol Utara 139,07 2,64 5

Luas Kabupaten Donggala 5.275,69 100,00 167

Sumber : Badan Pusat Statistik Kabupaten Donggala, 2016.

Berdasarkan letak geografis, kondisi sosio kultur, potensi sumber daya dan infrastrukturnya Kabupaten Donggala dapat dipetakan sebagai berikut Pantai Barat, meliputi Kecamatan Labuan, Tanantovea, Sindue, Sindue Tombusabora, Sindue Tobata, Sirenja, Balaesang, Balaesang Tanjung, Damsol, Sojol dan Sojol Utara yang merupakan daerah pantai dengan potensi yang menonjol adalah perikanan, pertambangan, peternakan dan perdagangan.

Wilayah ini memiliki potensi tambang yang cukup besar khususnya galian C dan emas. Banawa, meliputi kecamatan Banawa, Banawa Tengah, Banawa Selatan, Pinembani dan Rio Pakava yang merupakan daerah yang relatif subur.

Khusus Kecamatan Banawa sebagai ibukota Kabupaten Donggala, infrastrukturnya sudah mulai tertata dengan baik sehingga dapat menunjang kegiatan pemerintah dan masyarakat. Potensi pariwisata juga sudah mulai ditata. Bagian terbesar dari struktur ekonomi adalah pertanian, perkebunan dan perikanan.

Kondisi Topografi Kabupaten Donggala cukup beragam, mulai dari dataran yang rendah, dataran yang berbukit hingga pengunungan. Dataran rendah tersebar di sepanjang pesisir Kabupaten Donggala yang berhadapan langsung dengan Selat Makassar dimana sebagian besar berada di wilayah Pantai Barat. Wilayah perbukitan dan pegunungan sebagian besar berada pada wilayah perbatasan dengan Kabupaten Parigi Moutong dengan ketinggian yang bervariasi mulai dari ketinggian 1.000 meter di atas permukaan laut hingga mencapai ketinggian di atas 2.500 meter di atas permukaan laut. Secara lebih terperinci dapat dilihat pada tabel 2.2 berikut.

Tabel 2.2

Kondisi Topografi Berdasarkan Luas Wilayah

Kabupaten Donggala

(22)

Profil Kesehatan Kab. Donggala Tahun 2016 Tahun 2012

N o.

Rentang Tingkat Kemiringan

Kondisi Luas

Wilayah (Ha)

Persentas e (%)

1 0 – 3° Datar 123.094 23,33

2 3 – 15° Landai sampai

berombak 12.506 2,37

3 15 – 40° Berombak sampai

bergelombang 95.075 18,02

4 > 40° Begelombang

sampai berbukit 296.894 56,28

Total 527.569 100,00

Sumber : Kajian Potensi Sumberdaya yang terkait dengan investasi di Kabupaten Donggala, Tahun 2012.

B. Keadaan Iklim

Sebagaimana dengan daerah–daerah lain di Indonesia, Kabupaten Donggala memiliki 2 musim yaitu musim panas dan musim hujan. Musim panas terjadi antara bulan April–September sedangkan musim hujan terjadi pada bulan Oktober–Maret.

Hasil pencatatan suhu udara pada Stasiun Udara Mutiara Palu tahun 2015 bahwa suhu udara rata-rata tertinggi terjadi pada Bulan Oktober dan Desember (29,5

0

C) dan suhu udara terendah terjadi pada bulan Februari (27,1

0

C).

Sementara kelembaban udara yang dicatat pada stasiun yang sama berkisar antara 64-79%. Kelembaban udara rata-rata tertinggi terjadi pada Bulan Januari dan Juni yang mencapai 78,8% sedangkan kelembaban udara rata-rata terendah terjadi pada Bulan September yaitu 64,7%.

Curah hujan tertinggi yang tercatat pada Stasiun Mutiara Palu Tahun 2015 terjadi pada bulan Juni 112,5 mm², sedangkan curah hujan terendah terjadi pada bulan Desember yaitu 0,00 mm².

Sementara itu kecepatan angin rata-rata berkisar antara 3-6 knots. Pada Tahun 2015 arah angin terbanyak setiap bulannya dari arah Barat Laut. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 2.3 berikut.

Tabel 2.3

Rata – rata Parameter Cuaca

(23)

Profil Kesehatan Kab. Donggala Tahun 2016 pada Stasiun Meteorologi Mutiara Palu Menurut Bulan

Kabupaten Donggala Tahun 2015

N o.

Kecamata n

Suh u Udara

(

0

C )

Tekana n Udara (

mb )

Kelembab an Udara ( %

)

Penyinar an Matahari

( % )

Cura h Hujan

( mm )

Kecepat an Angin (

Knots )

1 Januari 27,2 1012,0 78,8 54,2 55,9 4,1

2 Februari 27,1 1012,4 77,9 55,0 58,0 4,4

3 Maret 27,5 1012,8 77,9 62,0 64,6 4,2

4 April 28,1 1011,4 75,2 72,0 69,6 4,3

5 Mei 28,5 1012,0 74,0 76,6 32,4 4,1

6 Juni 27,7 1011,7 78,8 59,6 112,5 3,4

7 Juli 28,4 1012,2 69,6 92,3 21,2 4,6

8 Agustus 28,6 1012,3 67,2 90,1 4,5 4,8

9 September 29,3 1012,2 64,7 86,7 20,0 5,5

1

0 Oktober 29,5 1012,4 65,0 84,2 11,5 5,2

1

1 November 29,0 1010,1 72,6 75,5 42,5 4,9

1

2 Desember 29,5 1009,4 68,4 72,9 0,0 4,8

Rata-rata Tahun

2015 28,0 1011,7 72,5 73,4 41,1 4,5

2014 27,2

8 1011,07 77,88 63,06 58,76 3,83

2013 27,7

0 1010,20 76,40 57,70 62,33 3,60

2012 27,7

0 1010,30 76,00 62,90 63,38 3,80

(24)

Profil Kesehatan Kab. Donggala Tahun 2016

2011 27,6

0 1009,90 76,10 54,50 71,98 3,00

Sumber : Badan Pusat Statistik Kabupaten Donggala, 2016.

C. Keadaan Penduduk

Masalah utama kependudukan di Indonesia meliputi tiga hal pokok yaitu jumlah penduduk yang besar, persebaran penduduk yang kurang merata serta komposisi penduduk yang kurang menguntungkan dimana proporsi penduduk berusia muda masih relatif tinggi yang berimplikasi pada Rasio Beban Tanggungan (RBT). Untuk wilayah Kabupaten Donggala sendiri masalah utama kependudukan yang dihadapi adalah penyebaran penduduk yang tidak merata dan hanya berpusat pada daerah–daerah tertentu saja. Hal ini dapat terlihat di Kecamatan Banawa dan Banawa Tengah yang merupakan ibukota Kabupaten Donggala dengan jumlah penduduk paling terbesar sebanyak 44.129 jiwa.

1. Jumlah dan Kepadatan Penduduk

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik Kabupaten Donggala, jumlah penduduk masih sama pada tahun 2015 dengan 2016 karena sesuai dengan data terakhir yang diberikan oleh BPS. Adapun jumlah penduduk menurut Kecamatan di Kabupaten Donggala tahun 2012–2016 dapat dilihat pada tabel 2.4 berikut.

Tabel 2.4

Jumlah Penduduk Menurut Kecamatan Kabupaten Donggala

Tahun 2012–2016

No. Kecamatan Jumlah Penduduk (Jiwa)

2012 2013 2014 2015 *2016

1 Sojol utara 9.516 9.516 9.786 10.132 10.132

2 Sojol 25.852 25.852 26.670 26.784 26.784

3 Damsol 29.431 29.431 29.997 30.219 30.219

4 Balaesang 23.185 23.185 23.710 23.953 23.953

5 Balaesang Tanjung 10.526 10.526 10.873 11.203 11.203

6 Sirenja 20.551 20.551 20.953 21.177 21.177

7 Sindue Tobata 8.924 8.924 9.186 10.675 10.675

8 Sindue Tombusabora 11.512 11.512 12.026 10.746 10.746

9 Sindue 18.751 18.751 19.118 19.409 19.409

10 Labuan 13.546 13.546 14.039 14.311 14.311

11 Tanantovea 15.441 15.441 15.806 16.103 16.103

12 Banawa 32.564 32.564 33.220 22.379 22.379

13 Banawa Tengah 10.244 10.244 10.564 21.356 21.356

14 Banawa Selatan 24.079 24.079 24.645 24.802 24.802

15 Rio Pakava 22.593 22.593 23.635 23.503 23.503

16 Pinembani 6.037 6.037 6.687 6.990 6.990

JUMLAH 282.752 282.752 290.915 293.742 293.742

Sumber : Badan Pusat Statistik Kabupaten Donggala, 2012 – 2016.

Kepadatan penduduk Kabupaten Donggala tahun 2016 menurut

kecamatan tidak merata dengan jumlah penduduk sebesar 293.742 jiwa

dan luas wilayah 5.275,69 Km

2

sehingga diperoleh rata-rata angka

kepadatan penduduk sebesar 55,7 jiwa per Km

2

. Ditinjau dari kepadatan

(25)

Profil Kesehatan Kab. Donggala Tahun 2016 penduduk, Kecamatan Banawa adalah terpadat (337,8 jiwa per Km

2

) disusul Kecamatan Banawa Tengah (143 jiwa per Km

2

). Hal ini disebabkan karena Kecamatan Banawa dan Banawa Tengah merupakan wilayah ibukota Kabupaten Donggala dengan jumlah penduduk terbesar 44.129 jiwa namun tidak dengan luas wilayah yang terbesar (173,68 Km

2

) dan merupakan pusat kegiatan pemerintahan dan perdagangan.

Sedangkan Kecamatan Pinembani merupakan wilayah kerja di Kabupaten Donggala dengan jumlah penduduk yang terkecil sebesar 6.750 jiwa dengan luas wilayah terbesar ke-5 (402,61 Km

2

) dengan kepadatan penduduk 16,8 jiwa per Km

2

di wilayah Kabupaten Donggala pada tahun 2016. Adapun luas wilayah, jumlah dan kepadatan penduduk menurut Kecamatan pada tabel 2.5 berikut.

Tabel 2.5

Luas wilayah, Jumlah dan Kepadatan Penduduk Menurut Kecamatan Kabupaten DonggalaTahun 2016

Sumber : Badan Pusat Statistik Kabupaten Donggala, 2016.

2. Komposisi penduduk

a. Komposisi Penduduk Menurut Kelompok Umur

Komposisi penduduk menurut kelompok umur dapat menggambarkan tinggi/rendahnya tingkat kelahiran. Selain itu komposisi penduduk juga mencerminkan Rasio beban tanggungan (Dependency Ratio) yaitu perbandingan antara penduduk umur non produktif (umur 0–14 tahun dan umur 65 tahun keatas) dengan penduduk produktif (umur 15–64 tahun). Tingginya Dependency Ratio mencerminkan besarnya beban tanggungan pemerintah secara ekonomi di wilayahnya.

Angka beban tanggungan untuk Kabupaten Donggala tahun 2016 sebesar 65,1% dengan penduduk sebesar 293.742 jiwa yang terdiri dari 105.124 jiwa penduduk usia belum produktif (anak-anak No. Kecamatan Luas Wilayah

(Km

2

)

Jumlah Penduduk (Jiwa)

Kepadatan Penduduk (per Km

2

)

1 Sojol utara 139,07 10.002 71,9

2 Sojol 705,41 12.140 17,2

3 Damsol 732,76 15.004 20,5

4 Balaesang 314,23 30.681 97,6

5 Balaesang Tanjung 188,85 24.229 128,3

6 Sirenja 286,94 11.105 38,7

7 Sindue Tobata 211,55 21.372 101,0

8 Sindue Tombusabora 211,92 21.623 102,0

9 Sindue 177,19 19.553 110,4

10 Labuan 126,01 14.304 113,4

11 Tanantovea 302,64 16.149 53,4

12 Banawa 99,04 44.593 450,3

13 Banawa Tengah 74,64 25.103 336,3

14 Banawa Selatan 430,67 12.068 28,0

15 Rio Pakava 872,16 11.697 13,4

16 Pinembani 402,61 6.757 16,8

JUMLAH 5.275,69 296.380 56,2

(26)

Profil Kesehatan Kab. Donggala Tahun 2016 dan remaja; usia 0-14 tahun), 177.955 jiwa penduduk usia produktif (15-64 tahun), dan 10.663 jiwa penduduk tidak produktif (lanjut usia; 65+ tahun). Artinya bahwa setiap 100 orang penduduk usia produktif (15-64 tahun) menanggung sebanyak 65 jiwa terhadap penduduk usia belum produktif (0-14 tahun) dan tidak produktif lagi (65+ tahun). Proporsi komposisi penduduk menurut kelompok golongan umur dapat dilihat pada gambar 2.1 berikut.

Gambar 2.1

Proporsi Komposisi Penduduk Menurut Kelompok Golongan Umur Kabupaten Donggala

Tahun 2016

Sumber : Badan Pusat Statistik Kabupaten Donggala, 2016.

Berdasarkan gambar 2.1 tersebut, bahwa beban tanggungan ekonomi pada usia produktif tergolong tinggi karena harus menanggung sebesar 36 persen untuk usia belum produktif dan 3 persen untuk usia tidak produktif lagi.

b. Ratio Penduduk Menurut Jenis Kelamin

Komposisi penduduk menurut jenis kelamin dapat dilihat dari ratio jenis kelamin, yaitu perbandingan penduduk laki-laki dan perempuan per penduduk perempuan. Berdasarkan hasil proyeksi oleh Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Donggala didapatkan rasio jenis kelamin penduduk tahun 2016 sebesar 104,7%, yaitu masing-masing sebesar 150.224 jiwa penduduk laki-laki dan 143.518 jiwa penduduk perempuan. Dengan demikian di Kabupaten Donggala, setiap 100 penduduk perempuan terdapat sekitar 104 penduduk laki-laki.

Adapun rasio penduduk menurut jenis kelamin dapat disajikan pada tabel 2.6 berikut.

Tabel 2.6

Rasio Penduduk Menurut Jenis Kelamin 36%

61%

3%

Usia belum produktif (0-14 tahun)

Usia produktif (15-64 tahun)

Usia tidak produktif lagi (65

+ tahun)

(27)

Profil Kesehatan Kab. Donggala Tahun 2016 Kabupaten Donggala

Tahun 2015

No .

Golon gan Umur (Thn)

Laki-Laki Perempuan

Jumla

h %

Rasio Jenis Kelam

in

Jumlah % Jumlah %

1 0 - 14 53.875 35,

9 51.249 35,

7

105.12 4

35,

8 105,1

2 15 – 64 90.976 60,

6 86.979 60,

6

177.95 5

60,

6 104,6

3 65 + 5.373 3,6 5.290 3,7 10.663 3,6 101,6

Jumlah 150.22

4

100 ,0

143.51 8

100 ,0

293.74 2

100

,0 104,7

Sumber : Badan Pusat Statistik Kabupaten Donggala, 2016.

D. Keadaan Ekonomi

Tujuan utama pembangunan adalah untuk meningkatkan taraf hidup dan kesejahteraan masyarakat secara adil dan merata dengan memanfaatkan

potensi dan sumber-sumber daya yang tersedia. Sejalan dengan maksud tersebut berbagai upaya telah dilakukan khususnya untuk menciptakan lapangan kerja dan memberikan kesempatan berusaha yang dapat meningkatkan pendapatan masyarakat. Dengan demikian maka secara otomatis akan merangsang dan mendorong pertumbuhan ekonomi.

1. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)

Salah satu tolok ukur keberhasilan pembangunan di bidang ekonomi yang diperlukan untuk evaluasi dan perencanaan ekonomi makro, biasanya dilihat dari pertumbuhan angka Produk Domestik Regional Bruto baik atas dasar harga berlaku maupun berdasarkan atas dasar harga konstan.

Produk Domestik Regional Bruto sebagai ukuran produktivitas mencerminkan seluruh nilai tambah barang dan jasa yang dihasilkan oleh suatu wilayah dalam 1 Tahun. Produk Domestik Regional (PDR) batas dasar harga konstan menunjukkan peningkatan, hal ini berarti bahwa terjadi perbaikan perekonomian Kabupaten Donggala.

Salah satu ukuran yang dapat memberikan gambaran mengenai

(28)

Profil Kesehatan Kab. Donggala Tahun 2016 kondisi suatu daerah adalah melalui angka PDRB, pada tahun 2015 PDRB atas dasar harga berlaku Kabupaten Donggala mencapai 9.371 Miliar Rupiah dan atas dasar harga konstan sebesar 7.281 Miliar Rupiah dengan pertumbuhan ekonomi mencapai 6,12 persen yang berarti keadaan ini menurun jika dibandingkan dengan tahun 2014 yang mencapai angka pertumbuhan 6,24 persen.

Tabel 2.7

Total PDRB dan PDRB per Kapita Kabupaten Donggala atas Dasar Harga Berlaku dan Harga Konstan 2010, 2012 - 2015

Rincian

Total PDRB (Miliar Rupiah)

PDRB per Kapita (Juta Rupiah)

2013 2014 2015 2013 2014 2015

Harga Berlaku 7.452 8.405 9.371 25,8 28,89 31,9

Harga Konstan 6.458 6.861 7.281 22,4 23,6 24,8

Sumber : PDRB Menurut Lapangan usaha dalam IPM Kab. Donggala, 2015.

Dari sisi pendapatan per kapita atas dasar harga berlaku mengalami peningkatan cukup tinggi yakni dari 28,89 juta rupiah tahun 2014 menjadi 31,9 juta rupiah tahun 2015. Meningkatnya pendapatan perkapita diakibatkan karena meningkatkan output seluruh ekonomi, utamanya output sektor pertanian dan sektor penggalian yang merupakan sektor penyumbang terbesar dalam pembentukan PDRB Kabupaten Donggala.

Output sektor pertambangan dan penggalian mengalami kenaikan pertumbuhan yang cukup signifikan, hal ini disebabkan maraknya ekplorasi bahan galian C di Kabupaten Donggala. Secara umum, seluruh kategori ekonomi PDRB mengalami pertumbuhan yang positif.

2. Angka Beban Tanggungan

Rasio Beban tanggungan digunakan untuk mengetahui beban

tanggungan ekonomi suatu negara. Tingginya rasio beban tanggungan

merupakan faktor penghambat pembangunan ekonomi suatu negara karena

sebagian besar pendapatan yang diperoleh oleh golongan yang produktif harus

dikeluarkan untuk memenuhi kebutuhan golongan yang non produktif.

(29)

Profil Kesehatan Kab. Donggala Tahun 2016 Semakin besar rasio tanggungan berarti semakin besar beban tanggungan bagi kelompok usia produktif. Tinggi rendahnya angka tanggungan dapat dibedakan 3 golongan, yaitu :

a. Angka beban tanggungan rendah apabila< 30 b. Angka beban tanggungan sedang apabila 30 - 40 c. Angka beban tanggungan tinggi apabila > 41

Berdasarkan jumlah penduduk menurut kelompok umur maka Angka Beban Tanggungan penduduk Kabupaten Donggala tahun 2012 dan 2013 sebesar 65,08 kemudian tahun 2014 kembali meningkat menjadi 65,10 namun menurun lagi menjadi 63,3 pada tahun 2015 dan kembali meningkat menjadi 65,10 pada tahun 2016.

Hal ini berarti bahwa tahun 2016, setiap 100 orang berusia produktif (usia 15-64 tahun) harus menanggung 65 orang yang berusia belum produktif (0-14 tahun) dan usia tidak produktif lagi (usia 65- 75+) dengan termasuk golongan angka beban tanggungan tinggi. Rasio beban tanggungan penduduk Kabupaten Donggala tahun 2012–2016 secara rinci dapat dilihat pada grafik 2.1 berikut.

Grafik 2.1

Rasio Beban Tanggungan Penduduk Kabupaten Donggala

Tahun 2012– 2016

Sumber Data : Badan Pusat Statistik Kabupaten Donggala, 2012 - 2016.

Salah satu faktor yang menyebabkan beban tanggungan ekonomi tersebut meningkat dari tahun 2015 adalah secara umum kinerja pertumbuhan perekomonian tahun 2016 lebih baik dibandingkan dengan tahun 2015.

Meningkatnya pertumbuhan ekonomi tersebut memberikan harapan bagi penduduk Kabupaten Donggala dalam meningkatkan taraf hidupnya.

Berdasarkan data dari BPS Kabupaten Donggala tahun 2016, PDRB per kapita Kabupaten Donggala mencapai 31,902.000 Juta Rupiah dengan pertumbuhan

65.08

65.08

65.10

63.30

65.10

62.00 62.50 63.00 63.50 64.00 64.50 65.00 65.50

2012 2013 2014 2015 2016

(30)

Profil Kesehatan Kab. Donggala Tahun 2016 sebesar 11,67 persen sedangkan pada tahun 2012-2014 sebesar 10,79 persen ; 11,62 persen ; dan 10 ;42 persen.

E. Keadaan Pendidikan

Pendidikan merupakan salah satu indikator yang kerap ditelaah dalam mengukur tingkat pembangunan manusia. Pendidikan berkontibusi terhadap perubahan perilaku masyarakat serta menjadi pelopor utama dalam rangka penyiapan SDM dan merupakan salah satu aspek pembangunan yang merupakan syarat mutlak untuk mewujudkan tujuan pembangunan nasional. Untuk meningkatkan peran pendidikan dalam pembangunan, maka kualitas

pendidikan harus ditingkatkan salah satunya dengan meningkatkan rata-rata lama sekolah.

Penduduk Kabupaten Donggala tergolong penduduk muda, berarti pada umumnya masih berada pada usia sekolah (sekitar 40 persen). Dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa sebagaimana termaktub dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 maka dibutuhkan sarana dan prasarana pendidikan yang memadai, terutama dalam rangka menyukseskan program wajib belajar pendidikan dasar 9 tahun.

Kemampuan baca tulis tercermin dari angka melek huruf penduduk yang dalam hal ini didefinisikan sebagai persentase penduduk usia 10 tahun ke atas yang pernah sekolah, dapat membaca dan menulis huruf latin dan huruf lainnya. Pada tahun 2015, jumlah penduduk Kabupaten Donggala yang berumur 10 tahun ke atas sebesar 221.118 jiwa sedangkan yang berumur 10 tahun ke atas yang melek huruf sebesar 213.147 jiwa. Gambaran jumlah penduduk Kabupaten Donggala yang berumur 10 tahun keatas dan yang melek huruf serta pendidikan tertinggi yang ditamatkan dapat dilihat pada grafik 2.2 dan 2.3 berikut.

Grafik 2.2

Jumlah Penduduk Berumur 10 Tahun Keatas dan Penduduk Berumur 10 Tahun Keatas yang Melek Huruf

Kabupaten Donggala Tahun 2015

221,118 213,147

Berumur 10 Th ke atas Berumur 10 Th ke atas yg Melek

Huruf

(31)

Profil Kesehatan Kab. Donggala Tahun 2016 Sumber Data : Badan Pusat Statistik Kabupaten Donggala, 2015. (Lampiran Profil Tabel 3).

Pada grafik 2.3, berdasarkan perhitungan BPS Kabupaten Donggala tahun 2015 kepemilikan ijazah tertinggi berada pada tingkat SMP/MTs sebesar 35,7 persen dan terendah pada tingkat S1/DIV sebesar 0,8 persen.

Grafik 2.3

Persentase Pendidikan Tertinggi yang Ditamatkan Di Kabupaten Donggala

Tahun 2015

Sumber Data : Badan Pusat Statistik Kabupaten Donggala, 2016.Lampiran Profil Tabel 3).

F. Perilaku Masyarakat

Untuk menggambarkan keadaan perilaku masyarakat yang berpengaruh terhadap derajat kesehatan, akan disajikan tiga indikator yaitu Persentase

3.9

24.6

35.7

16.2

13.5

2.8

1.0 0.8 1.6

-

5.0

10.0

15.0

20.0

25.0

30.0

35.0

40.0

(32)

Profil Kesehatan Kab. Donggala Tahun 2016 Rumah Tangga ber Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS), Persentase Posyandu dan Poskesdes.

1. Rumah Tangga ber Perilaku Hidup Bersih dan Sehat

Keluarga mempunyai peran penting dalam meningkatkan kualitas kesehatan masyarakat karena dalam keluarga terjadi komunikasi dan interaksi antara anggota keluarga yang mejadi awal penting dari suatu proses pendidikan perilaku. Pelaksanaan perilaku hidup bersih dan sehat sejak dini dalam keluarga dapat menciptakan keluarga yang sehat dan aktif dalam setiap upaya kesehatan di masyarakat. Dalam upaya meningkatkan kesehatan anggota keluarga, Pusat Promosi Kesehatan Kementerian Kesehatan berupaya meningkatkan persentase rumah tangga ber – PHBS.

Perilaku Hidup Bersih dan Sehat adalah semua perilaku kesehatan yang dilakukan atas kesadaran sehingga anggota keluarga

atau keluarga dapat menolong dirinya sendiri di bidang kesehatan dan berperan aktif dalam kegiatan–kegiatan dimasyarakat. Setiap rumah tangga dianjurkan untuk melaksanakan semua perilaku kesehatan.

Perilaku Hidup Bersih dan Sehat di Rumah Tangga adalah upaya untuk memberdayakan anggota rumah tangga agar tahu, mau dan mampu melaksanakan perilaku hidup bersih dan sehat serta berperan aktif dalam gerakan kesehatan di masyarakat. PHBS pada tatanan rumah tangga dinilai berdasarkan indikator yang meliputi 10 indikator PHBS di rumah tangga yaitu :

a. Persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan b. Memberi bayi ASI Eksklusif

c. Menimbang balita setiap bulan d. Menggunakan air bersih

e. Mencuci tangan dengan air bersih dan sabun f. Menggunakan jamban sehat

g. Memberantas jentik di rumah sekali seminggu h. Makan buah dan sayur setiap hari

i. Melakukan aktivitas fisik setiap hari j. Tidak merokok di dalam rumah

Klasifikasi PHBS ditentukan berdasarkan nilai perilaku dan lingkungan sehat tiap keluarga dengan ketentuan sebagai berikut :

1. Sehat 1, yaitu apabila keluarga berperilaku positif kurang dari 25 persen dari jumlah seluruh indikator PHBS.

2. Sehat 2, yaitu bila keluarga berperilaku positif 25 persen–49 persen

dari jumlah seluruh indikator PHBS.

(33)

Profil Kesehatan Kab. Donggala Tahun 2016 3. Sehat 3, yaitu bila keluarga berperilaku positif 50% - 74% dari

jumlah seluruh indikator PHBS

4. Sehat 4, yaitu bila keluarga berperilaku positif lebih dari 75%.

Manfaat rumah tangga ber-PHBS bagi rumah tangga, yaitu : a) Setiap anggota keluarga menjadi sehat dan tidak mudah sakit b) Anak tumbuh sehat dan cerdas

c) Anggota keluarga giat bekerja

d) Pengeluaran biaya rumah tangga dapat ditujukan untuk memenuhi gizi keluarga, pendidikan dan modal usaha untuk menambah pendapatan keluarga.

Pada tahun 2016 di Kabupaten Donggala, cakupan Rumah Tangga ber-PHBS adalah sebanyak 12.078 rumah tangga (56,4%) dari 21.399 (28,8 persen) rumah tangga yang dipantau sedangkan target Renstra Dinas Kesehatan Kabupaten Donggala tahun 2016 sebesar 67%. Artinya bahwa cakupan rumah tangga ber-PHBS belum memenuhi target. Data persentase rumah tangga ber-PHBS menurut kecamatan dan puskesmas dapat dilihat pada lampiran profil tabel 57.

2. Posyandu

Posyandu merupakan salah satu bentuk Upaya Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat (UKBM) yang paling dikenal dewasa ini.

Posyandu menyelenggarakan minimal 5 program prioritas, yaitu kesehatan Ibu dan Anak, Keluarga Berencana, Perbaikan Gizi, Imunisasi dan Penanggulangan Diare. Untuk Meningkatkan kualitas Posyandu telah dilakukan pengelompokan Posyandu ke dalam 4 tingkat perkembangan, yaitu (1) Posyandu Pratama, (2) Posyandu Madya, (3) Posyandu Purnama dan (4) Posyandu Mandiri.

Berdasarkan tabel 69 Profil Kesehatan Kabupaten Donggala, pada tahun 2016 jumlah Posyandu di Donggala adalah sebanyak 437 unit (strata Pratama 22,2 persen; strata Madya 41,9 persen; strata Purnama 34,3 persen dan srata Mandiri 1,6 persen). Target Renstra Dinas Kesehatan Kabupaten Donggala tahun 2016 untuk strata Posyandu Purnama dan Mandiri sebesar 100%. Artinya bahwa untuk strata Purnama dan Mandiri di Kabupaten Donggala belum mencapai target Renstra Dinas Kesehatan Kabupaten Donggala. Tingkat perkembangan Posyandu dalam 5 tahun terakhir dapat dilihat pada tabel 2.8 berikut.

Tabel 2.8

Distribusi Posyandu Menurut Strata

Kabupaten Donggala

(34)

Profil Kesehatan Kab. Donggala Tahun 2016 Tahun 2012 – 2016

Sumber : Seksi Kesehatan Dasar. Program Promkes. Dinkes Kab. Donggala, 2012 – 2016. (Lampiran Profil Tabel 69).

Berdasarkan tabel 2.7, dapat dilihat bahwa terjadi penurunan jumlah posyandu sepanjang tahun 2012 sampai tahun 2015 sedangkan apabila melihat perkembangan posyandu maka strata Purnama dan Mandiri mengalami peningkatan sepanjang 5 tahun terakhir. Jumlah posyandu aktif di Kabupaten Donggala pada tahun 2016 sebanyak 157 unit atau 35,9 persen.

3. Pos Kesehatan Desa

Pos Kesehatan Desa adalah upaya kesehatan bersumber masyarakat yang dibentuk di desa dalam rangka menyediakan pelayanan kesehatan dasar bagi masyarakat desa. Poskesdes menyelenggarakan kegiatan- kegiatan terutama untuk :

a. Pengamatan epidemiologis sederhana terhadap penyakit, terutama penyakit menular dan penyakit yang berpotensi menimbulkan KLB, dan faktor-faktor risikonya serta kesehatan ibu hamil yang berisiko.

b. Penanggulangan penyakit menular dan penyakit yang berpotensi menimbulkan KLB, serta faktor-faktor risikonya.

c. Kesiapsiagaan dan penanggulangan bencana dan kegawatdaruratan kesehatan.

d. Pelayanan medis dasar, sesuai dengan kompetensinya.

N o.

Strata

Posyandu 2012 2013 2014 2015 2016

Jum

lah % Jum

lah % Jum

lah % Jum

lah % Jum

lah %

1 Pratam

a 115 2

5,6 119 2

6,6 115 2

5,6 119 2

6,6 97 22,

2

2 Madya 251 5

5,8 236 5

2,8 251 5

5,8 236 5

2,8 183 41,

9

3 Purna

ma 80 1

7,8 88 1

9,7 80 1

7,8 88 1

9,7 150 34,

3

4 Mandir

i 4 0

,9 4 0

,9 4 0

,9 4 0

,9 7 1,6

Jumla

h 450 1

00 447 1

00 450 1

00 447 1

00 437 10

0

(35)

Profil Kesehatan Kab. Donggala Tahun 2016 Poskesdes adalah salah satu bentuk upaya kesehatan bersumberdaya masyarakat (UKBM) yang dimiliki oleh Desa Siaga yaitu desa yang penduduknya memiliki kesiapan sumber daya dan kemampuan serta kemauan untuk mencegah dan mengatasi masalah-masalah kesehatan, bencana dan kegawatdaruratan kesehatan secara mandiri.

Berdasarkan data program dilaporkan bahwa pada tahun 2016, dari 167 desa/kelurahan yang ada terdapat 101 Poskesdes, 104 Posbindu dan 101 Desa siaga. Secara rinci jumlah UKBM dan Desa siaga menurut kecamatan disajikan secara rinci pada lampiran profil tabel 70 dan 71.

G. Keadaan Lingkungan

Lingkungan merupakan salah satu variabel yang sering mendapatkan perhatian khusus dalam menilai kondisi kesehatan masyarakat. Bersama dengan faktor perilaku, pelayanan kesehatan dan genetik, lingkungan menentukan baik buruknya status derajat kesehatan masyarakat.

Untuk memperkecil resiko terjadinya penyakit/gangguan kesehatan sebagai akibat dari lingkungan yang kurang sehat, telah dilakukan berbagai upaya untuk meningkatkan kualitas lingkungan. Berikut ini akan disajikan indikator–indikator yang menggambarkan tentang keadaan lingkungan yaitu rumah sehat, tempat–tempat umum sehat, akses terhadap air bersih dan akses terhadap jamban sehat.

Perkembangan kondisi penyehatan lingkungan dan sanitasi dasar di Kabupaten Donggala akan diuraikan berikut.

1. Rumah Sehat

Rumah sehat adalah bangunan rumah yang memenuhi kriteria minimal : akses air minum, akses jamban sehat, lantai, ventilasi dan pencahayaan (Kepmenkes Nomor 829/Menkes/SK/VII/1999 tentang Persyaratan Kesehatan Perumahan dan Permenkes Nomor Pedoman Penyehatan Udara dalam Ruang Rumah). Ukuran rumah yang relatif kecil dan berdesak-desakan dapat mempengaruhi tumbuh kembang mental atau jiwa anak–anak. Anak–anak memerlukan lingkungan

bebas, tempat bermain luas yang mampu mendukung daya kreativitasnya.

Dengan kata lain, rumah apabila terlampau padat disamping merupakan media yang cocok untuk terjadinya penularan penyakit khususnya penyakit saluran nafas juga dapat mempengaruhi perkembangan anak.

Kriteria rumah sehat berdasarkan Riskesdas 2010 adalah apabila

memenuhi 7 kriteria, yaitu atap berplafon, dinding permanen, jenislantai bukan

tanah, tersedia jendela, ventilasi cukup, pencahayaannya alami cukup, dan

(36)

Profil Kesehatan Kab. Donggala Tahun 2016 tidak padat huni (≥ 8 m

2

/orang). Persentase rumah tangga menurut kriteria rumah sehat Per-Puskesmas dapat dilihat pada grafik 2.8.

Pada grafik 2.4 menunjukkan bahwa jumlah rumah sehat sebanyak 38.675 unit dari jumlah seluruh rumah di Kabupaten Donggala tahun 2016 sebanyak 69.939 unit. Rumah sehat tertinggi pada tahun 2016 berada pada wilayah kerja Puskesmas Sabang dengan jumlah 3.740 unit (51,9%) sedangkan rumah sehat terendah adalah Puskesmas Pinembani sebanyak 350 unit ( 23,2 persen).

Grafik 2.4

Persentase Rumah Tangga Menurut Kriteria Rumah Sehat Per-Puskesmas di Kabupaten Donggala

Tahun 2016

Sumber Data : Seksi Kesehatan Lingkungan, Dinkes Kab. Donggala. 2016.

(Lampiran Profil Tabel 58).

2. Tempat – tempat Umum Sehat

Tempat-tempat umum (TTU) adalah tempat yang banyak dikunjungi orang sehingga dikhawatirkan dapat menjadi sumber penyebaran penyakit.

TTU meliputi sarana pendidikan, hotel, rumah sakit, restoran, bioskop, pasar, terminal, tempat wisata, stasiun, kantin sekolah dan lain-lain. TTU memiliki potensi sebagai tempat terjadinya penularan penyakit, pencemaran lingkungan, ataupun gangguan kesehatan lainnya. Pengawasan atau pemeriksaan sanitasi terhadap TTU dilakukan untuk mewujudkan lingkungan tempat-tempat umum

Ogoamas, 55.2

Balukang, 72.1 Tonggolobibi, 70 Sabang, 51.9

Tambu, 70.1 Malei, 64.2

Tompe, 65.6 Batusuya, 62.6 Toaya, 43

Labuan, 49.5 Wani, 49.0

Donggala, 65.1 Lembasada, 45.6

Lalundu, 20

L. Despot, 41 Pinembani ,23.2

- 10.0 20.0 30.0 40.0 50.0 60.0 70.0 80.0

(37)

Profil Kesehatan Kab. Donggala Tahun 2016 yang bersih guna melindungi kesehatan masyarakat dari kemungkinan penularan penyakit dan gangguan kesehatan lainnya

Kategori TTU yang sehat apabila memiliki sarana air bersih, tempat pembuangan sampah, sarana pembuangan air limbah, ventilasi yang baik, luas lantai (luas ruang) yang sesuai dengan banyaknya pengunjung, dan memiliki pencahayaan ruang yang sesuai.

Data yang diolah dari laporan Puskesmas masing–masing per kecamatan tahun 2016 menunjukkan bahwa persentase TTU sehat mencapai 96% untuk Kabupaten Donggala. Apabila dibandingkan dengan persentase cakupan pada tahun 2015 yang mencapai 97,1% maka pada tahun 2016 persentase cakupan TTU sehat mengalami penurunan. Data persentase TTU sehat menurut kecamatan, disajikan pada lampiran profil tabel 63.

3. Akses Terhadap Air Bersih

Air bersih dan sanitasi yang baik merupakan elemen penting yang menunjang kesehatan manusia. Sanitasi berhubungan dengan kesehatan lingkungan yang mempengaruhi derajat kesehatan masyarakat. Berdasarkan data nasional tahun 2012, 90% kualitas fisik air minum di Indonesia termasuk dalam kategori baik (tidak berwarna, tidak berasa dan tidak berbau). Sumber air minum yang digunakan penduduk Kabupaten Donggala dapat dibedakan menurut sarana bukan jaringan perpipaan (sumur gali terlindungi, sumur gali dengan

pompa, sumur bor dengan pompa, terminal air, mata air terlindungi, penampungan air hujan) dan perpipaan (PDAM, BPSPAM).

Terdapat 16 puskesmas di Kab. Donggala melaporkan bahwa dari 293.742 jiwa jumlah penduduk tahun 2016, jumlah sarana sumur gali terlindung sebanyak 1.453 unit dengan 36.616 jiwa penduduk pengguna.

Sedangkan jumlah sarana sumur gali terlindungi memenuhi syarat 1.308 unit dengan jumlah penduduk pengguna memenuhi syarat sebanyak 24.401 jiwa.

Apabila dibandingkan dengan tahun 2015, maka pengguna sumur gali terlindungi dan sarana memenuhi syarat cenderung tetap.

Jumlah sarana sumur gali dengan pompa sebanyak 1.049 unit dengan

penduduk pengguna sebanyak 24.843 jiwa sedangkan sarana sumur gali

dengan pompa memenuhi syarat sebanyak 927 unit dengan 17.669 jiwa

penduduk pengguna. Artinya jumlah sarana sumur gali dengan pompa

memenuhi syarat mengalami peningkatan jika dibandingkan tahun 2015

sedangkan jumlah penduduk pengguna sumur gali dengan pompa cenderung

(38)

Profil Kesehatan Kab. Donggala Tahun 2016 tetap (jumlah sarana sumur gali dengan pompa yang memenuhi syarat, 2015 sebanyak 919 unit).

Pada tahun 2016, untuk jumlah penduduk pengguna sumur bor dengan pompa memenuhi syarat sebanyak 25.141 jiwa dengan jumlah sarana memenuhi syarat sebanyak 1.229 unit dari 1.380 unit sarana dengan jumlah penduduk pengguna sebanyak 32.214 jiwa. Sedangkan pada tahun 2015, jumlah sarana sumur bor dengan pompa memenuhi syarat sebanyak 1.229 unit dengan jumlah penduduk pengguna 25.140 jiwa sehingga jumlah penduduk pengguna dan sarana sumur bor dengan pompa memenuhi syarat pada tahun 2016 cenderung tetap dibandingkan dengan tahun 2015.

Jumlah penduduk pengguna mata air terlindungi memenuhi syarat sebanyak 2.077 jiwa dengan jumlah sarana 25 unit dari 30 unit jumlah sarana dengan 2.377 jiwa penduduk pengguna mata air terlindungi. Sedangkan pada tahun 2015, jumlah penduduk

pengguna mata air terlindungi yang memenuhi syarat sebanyak 1.951 jiwa dengan jumlah sarana 23 unit. Apabila dibandingkan dengan tahun 2015, maka jumlah penduduk pengguna dan sarana mata air terlindungi memenuhi syarat mengalami peningkatan.

Jumlah sarana dan penduduk pengguna penampungan air hujan (PAH) tahun 2016 sebanyak 75 unit dengan 990 jiwa. Sedangkan jumlah sarana PAH memenuhi syarat sebanyak 45 unit dengan 678 jiwa penduduk pengguna PAH.

Apabila dibandingkan tahun 2015, maka jumlah sarana dan penduduk pengguna PAH memenuhi syarat adalah cenderung tetap (tahun 2015, sarana dan penduduk pengguna PAH yang memenuhi syarat sebanyak 45 unit dan 678 jiwa).

Penduduk yang menggunakan perpipaan yang memenuhi syarat sebanyak 122.579 jiwa dengan jumlah sarana yang memenuhi syarat sebanyak 143 unit. Jika dibandingkan pada tahun 2015 penduduk pengguna perpipaan yang memenuhi syarat sebanyak 122.078 jiwa dengan jumlah sarana yang memenuhi syarat sebanyak 138 unit, sehingga dapat dikatakan bahwa penduduk pengguna perpipaan dan sarana yang memenuhi syarat mengalami peningkatan pada tahun 2016.

Jumlah penduduk Kab. Donggala yang memiliki akses air minum berkualitas (layak) pada tahun 2016 sebanyak 232.810 jiwa atau 79,3%

sedangkan tahun 2015, sebanyak 217.439 jiwa atau 74%. Artinya penduduk

pengguna akses air minum berkualitas (layak) pada tahun 2016 mengalami

peningkatan apabila dengan tahun 2015. Cakupan persentase penduduk

Referensi

Dokumen terkait

* Balik daging sapi panggang saat waktu memanggang melewati setengahnya. Setelah dipanggang, bungkus daging sapi panggang dengan kertas aluminium dan biarkan di dalam oven selama

Berdasarkan hasil observasi dan skor ketuntasan hasil belajar pada siklus I guru membuat perencanaan untuk memperbaiki pembelajaran di siklus II dengan tema

terputus-putus dan sumbernya tidak diketahui. c) Secara fisiologis, kebisingan dengan intensitas tinggi dapat menyebabkan gangguan kesehatan seperti, meningkatnya tekanan darah

9 Hal ini sesuai menurut Zin (2004) bahwa faktor Meningkatkan komitmen organisasi adalah perusahaan harus mengembangkan kualitas kehidupan kerja dengan

Alhamdulillahirabbil’alamin, puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala curahan rahmat dan kasih sayang-Nya sehingga penulis dapat

Formulir Pengalihan Unit Penyertaan dari REKSA DANA BNP PARIBAS SOLARIS yang diterima secara lengkap dan benar oleh Manajer Investasi atau Agen Penjual Efek REKSA DANA BNP

Metode wavelet stasioner, model deret waktu autoregressive dan ANFIS digunakan untuk prediksi strain energi release gempabumi pada penelitian ini.. Dengan metode prediksi

Tujuan dari Penyusunan Perubahan Rencana Strategis Badan Keuangan Dan Aset Daerah Tahun 2016–2021 adalah sebagai acuan dalam penyusunan Rencana Kerja (Renja) Badan