FAKULTAS TEKNOLOGI KELAUTAN
JURUSAN TEKNIK SISTEM PERKAPALAN
Kampus ITS Sukolilo, Surabaya 60111
Telp. 031 599 4251 ext. 1102
Fax. 031 599 4757
DISTRIBUSI GAS ALAM CAIR (LNG) DARI KILANG
MENUJU FLOATING STORAGE REGASIFICATION
UNIT (FSRU) UNTUK PEMENUHAN KEBUTUHAN
PEMBANGKIT LISTRIK DI INDONESIA MELALUI
PENDEKATAN SIMULASI
Pengusul Skripsi
Nama Lengkap
: Yohanes Oscarino N. S
NRP
: 4206 100 099
Jurusan
: Teknik Sistem Perkapalan
Dosen Pembimbing
: Dr. AAB. Dinariyana, ST. MES
Krisis Listrik
Cadangan Gas Bumi
Kebijakan Pemerintah mengenai Energi
Pemanfaatan Gas alam
• ketersediaan gas bumi yang cukup
• alternatif pengganti HSD dan MFO
• Ramah lingkungan
• Pemanfaatan bagi pemenuhan
kebutuhan domestik
• bertambahnya jumlah penduduk
• kebutuhan listrik yang meningkat
• kurangnya suplai bahan bakar ke
pembangkit
• Kurang nya pemanfaatan sumber energi
alternatif seperti gas alam
• Distribusi guna pemanfaatan gas
• Pipa Gas
• CNG
• LNG
• PP No. 5 tahun 2009
• Peraturan Menteri ESDM No.19 th 2009
• Peraturan Menteri ESDM No.3 th 2010
• Pemanfaatan Gas Alam sebagai pengganti HSD bagi pembangkit listrik
• Distribusi LNG dengan kapal LNG dan FSRU sebagai receiving terminal
• Simulasi variasi ukuran FSRU, pola distribusi LNG dan pola penugasan kapal
• Penugasan Kapal LNG dan rute terpilih dengan biaya investasi minimum
LNG Plant
FSRU
LNG fleet
•Penentuan lokasi FSRU yang sesuai dengan
memperhatikan kebutuhan permintaan LNG pada tiap
daerah sesuai dengan kapasitas FSRU yang tersedia?
•Bagaimana menentukan kapal LNG carrier yang sesuai
dengan biaya investasi minimum dari ladang LNG menuju
stasiun penerima ( FSRU )?
125000 m
3135000 m
3147500 m
318
knots
129000
147500
180000
LNG Plant Bontang 22,5 MTPY
LNG Plant Donggi-Senoro 2 MTPY
LNG Plant Tangguh 7 MTPY
Pembangkit dengan bahan bakar HSD, MFO
dan Gas Alam
FSRU
LNG Plant
•Penentuan lokasi FSRU yang sesuai dengan memperhatikan kebutuhan permintaan LNG pada tiap daerah sesuai dengan
kapasitas FSRU yang tersedia?
•Bagaimana menentukan kapal LNG carrier yang sesuai dengan biaya investasi minimum dari ladang LNG menuju stasiun
penerima ( FSRU )?
Pengolahan Data dan Pemodelan
Analisa Hasil dan Pembahasan
Studi Literatur dan Pengumpulan Data
Identifikasi Masalah
Sumber data kebutuhan pembangkit listrik PLN
20 wilayah usaha PLN
FSRU ( Floating Storage Regasification
Unit ) Kapal LNG
FSRU
LNG Plant
125000 m
3Peletakan LFSRU yang sesuai
dengan kebutuhan wilayah PLN
Penentuan kapal LNG yang
digunakan sesuai dengan biaya
investasi minimum
Penentuan alternatif lokasi FSRU
•Untuk wilayah Kalimantan terdapat jaringan gas ( Kuala Badak )-Samarinda-Balikpapan-Banjarmasin Kalimantan Onshore 619 Km. Dengan kata lain telah terdapat jaringan pipa gas yang menghubungkan lokasi wilayah usaha PLN di Kalimantan.•Jawa Barat dan Banten, yang diwakili oleh Perairan Bojonegara, Cilegon sebagai lokasi penempatan FSRU dengan kapasitas permintaan sebesar 549,66 MMSCFD atau setara dengan 3.926.143 ton/ tahun. Pada wilayah usaha PLN Jawa barat dan Banten terdapat pipa gas bumi yang berasal dari Pagardewa, Sumatera Selatan, kemudian menuju labuhan Maringgai sampai dengan stasiun penerima yaitu stasiun Bojonegara, Teluk Banten. Dimana terdapat 2 cabang pipa gas yaitu diameter 24 inci menuju arah Serpong dan pipa diameter 16 inci menuju arah Merak, Anyer dan Suralaya. Dimana dengan kondisi gas bumi debit gas yang dialirkan pipa 16 inci adalah sebesar 110 MMSCFD dan pipa 24 inci adalah sebesar 165 MMSCFD. Sehingga kebutuhan gas bumi yang dapat disuplai LNG untuk wilayah usaha PLN Jawa barat dan Banten adalah sebesar 274,66 MMSCFD atau sekitar 1.961.857 ton LNG/tahun. •Untuk wilayah Jawa Timur terdapat suplai pipa gas Kodeco dengan pipa sepanjang 65 Km dan pipa gas yang disuplai dari Kangean sepanjang 425 Km untuk memenuhi kebutuhan gas wilayah Jawa Timur yakni seperti PT. Petrokimia Gresik, PLN dan sebagainya. Pipa Gas Kodeco mensuplai kebutuhan Jawa Timur sebesar 100 MMSCFD dan Kangean sebesar 600 MMSCFD. Sehingga total kebutuhan gas bumi sudah dapat terpenuhi dan tidak perlu diletakkan FSRU sebagai sarana receiving terminal LNG
No. Nama Wilayah Daya ( MW )
MMSCFD
Gas TPD (ton)
1 Nangroe Aceh Darussalam 113.37 22.67 476.15 2 Sumatera Utara 1287.75 257.55 5408.54 3 Wilayah Riau 173.79 34.76 729.91 4 Sumatera Barat 72.66 14.53 305.16 5 SumSel Jambi Bengkulu 655.17 131.03 2751.71
6 Lampung 57.70 11.54 242.34
7 Kalimantan Barat 335.82 67.16 1410.44 8 KalSel & Kalteng 474.64 94.93 1993.49
9 KalTim 305.60 61.12 1283.52
10 Sulut, Sulteng & Gorontalo 330.30 66.06 1387.24 11 Sulsel, Sultra & Sulbar 579.16 115.83 2432.47
12 Maluku 92.32 18.46 387.74
13 Papua 223.50 44.70 938.70
14 NTB 174.99 35.00 734.96
15 NTT 144.40 28.88 606.48
16 DKI Jakarta 2740.70 548.14 11510.94 17 Jabar & Banten 1373.30 274.66 5767.86 18 Jateng & Yogyakarta 1689.00 337.80 7093.80 19 Jatim 3144.80 628.96 13208.16
Kebutuhan LNG PLN dan faktor konversi
No. Nama Wilayah
Daya ( MW ) MMSCFD Gas
TPD (ton)
MTPY
1 Nangroe Aceh Darussalam
113.37
22.67
476.15
0.16
2 Sumatera Utara
1287.7487
257.55
5408.54
1.84
3 Wilayah Riau
173.788
34.76
729.91
0.25
4 Sumatera Barat
72.658
14.53
305.16
0.10
5 SumSel Jambi Bengkulu
655.17
131.03
2751.71
0.94
6 Lampung
92.32
18.46
387.74
0.08
7 Maluku
92.32
18.46
387.74
0.13
8 NTB
174.99
35.00
734.96
0.25
9 NTT
144.40
28.88
606.48
0.21
10 DKI Jakarta
2740.70
548.14 11510.94
3.92
11 Jabar & Banten
740.00
148.00
3108.00
1.06
12 Jateng & Yogyakarta
1689.00
337.80
7093.80
2.41
13 Jatim
3144.80
628.96 13208.16
4.49
14 Bali
432.70
86.54
1817.34
0.62
Dengan nilai konversi
1 MTPY Kubik LNG
=
140 MMSCFD Gas
1 meter kubik LNG
=
600 m3 gas
1 meter kubik LNG
=
21,2 MMBTU
1 MMSCFD Gas
=
15700 m3 Gas
100 MMSCFD
=
700 MW
( type Combined cycle )
100 MMSCFD
=
500 MW
( type Steam cycle )
100 MMSCFD
=
730000
TPY LNG
1 Juta Ton LNG
=
2,2 Juta m3 LNG
Parameter
Cargo capacity of FSRU
Ukuran
m3
129000 147500
180000
Ton LNG
Ton
59340
67850
82800
Perhitungan waktu
operasional tiap ukuran
FSRU sesuai dengan
kebutuhan tiap wilayah
usaha PLN
Wilayah usaha NAD= 476,15 Ton LNG / hari FSRU 129.000 m3= 59340 ton LNG
Kapasitas operasional FSRU= 59340/476,15 = 124,62 hari atau setara dengan 125 hari.
Banyaknya Pengapalan
Jumlah pengapalan berdasarkan waktu operasional pembangkit listrik dalam satu tahun
adalah 365 hari, maka pengapalan LNG diperhitungkan dengan cara :
Waktu Operasional Pembangkit Listrik PLN
Waktu Operasional FSRU-(jarak tempuh + loading+unloading )
=
Banyaknya
Pengapalan
No. Nama Wilayah Daya ( MW ) LNG ( MTPY ) FSRU 129000 m3 FSRU 147500 m3 FSRU 180000 m3 satuan
1Nangroe Aceh Darussalam 113.37 0.16 3.08 3 2.68 3 2.18 2 x pengapalan 2Sumatera Utara 1287.7487 1.84 81.70 82 56.44 56 38.55 39 x pengapalan 3Wilayah Riau 173.788 0.25 4.80 5 4.20 4 3.38 3 x pengapalan 4Sumatera Barat 72.658 0.10 1.93 2 1.68 2 1.37 1 x pengapalan 5SumSel Jambi Bengkulu 655.17 0.94 21.69 22 18.41 18 14.13 14 x pengapalan 6Lampung 57.7 0.08 1.52 2 1.33 1 1.08 1 x pengapalan 7Sulut, Sulteng & Gorontalo 330.296 0.47 8.98 9 7.82 8 6.33 6 x pengapalan 8Sulsel, Sultra & Sulbar 579.16 0.83 16.72 17 14.70 15 11.47 11 x pengapalan 9Maluku 92.32 0.13 2.41 2 2.12 2 1.73 2 x pengapalan 10Papua 223.5 0.32 5.99 6 5.22 5 4.25 4 x pengapalan 11NTB 174.99 0.25 4.70 5 4.07 4 3.33 3 x pengapalan 12NTT 144.4 0.21 3.85 4 3.36 3 2.73 3 x pengapalan 13DKI Jakarta 2740.7 3.92 70.02 70 70.02 70 49.16 49 x pengapalan 14Jabar & Banten 1373.3 1.96 60.32 60 51.77 52 36.32 36 x pengapalan 15Jateng & Yogyakarta 1689 2.41 43.10 43 38.03 38 30.66 31 x pengapalan 16Bali 432.7 0.62 12.46 12 10.64 11 8.63 9 x pengapalan
Berdasarkan asumsi bahwa semua pembangkit listrik PLN berbahan bakar HSD, MFO
dan Gas Alam menggunakan gas alam sebagai bahan bakarnya, didapatkan bahwa
lokasi FSRU yang sesuai untuk ditempatkan sebagai receiving terminal adalah sebagai
berikut.
No.
Nama Wilayah
Destination/Origin
1 Nangroe Aceh Darussalam
Lhokseumawe
2 Sumatera Utara
Belawan
3 Wilayah Riau
Dumai
4 Sumatera Barat
Teluk Bayur
5 SumSel Jambi Bengkulu
Palembang
6 Lampung
Panjang
7 Sulut, Sulteng & Gorontalo
Bitung
8 Sulsel, Sultra & Sulbar
Makassar
9 Maluku
Ambon
10 Papua
Sorong
11 NTB
Bima
12 NTT
Ende
13 DKI Jakarta
Tanjung Priok
14 Jabar & Banten
Bojonegara
15 Jateng & Yogyakarta
Tanjung Mas
Simulasi kondisi 100 % kapasitas produksi kilang bagi kebutuhan domestik
Kapal LNG 125.000 m3 Kapal LNG 135.000 m3 Kapal LNG 135.000 m3 Kilang LNG Bontang Kapasitas 22,5 MTPY1 unit mensuplai LNG menuju NAD 0.16 MTPY Riau 0.25 MTPY SJB 0.94 MTPY JaBanten 1.96 MTPY Jateng-DIY 2.41 MTPY Bali 0.62 MTPY 2 unit mensuplai LNG menuju Jakarta 3.92 MTPY
1 unit mensuplai LNG menuju Sumbar 0.10 MTPY
1 unit mensuplai LNG menuju SumUt 1.84 MTPY
Kilang LNG Donggi Senoro Kapasitas 2 MTPY
1 unit mensuplai LNG menuju SulutTenggo 0.47 MTPY NTB 1.25 MTPY NTT 0.21 MTPY Kapal LNG 125.000 m3
1 unit mensuplai LNG menuju Papua 0,13 MTPY
Kapal LNG 125.000 m3
1 unit mensuplai LNG menuju Maluku 0,32 MTPY
Kapal LNG 135.000 m3