• Tidak ada hasil yang ditemukan

Hubungan antara interaksi belajar mengajar, motivasi belajar siswa, dan lingkungan belajar dengan prestasi belajar ekonomi akuntansi : studi kasus pada siswa-siswi kelas XI IPS SMA Pangudi Luhur Sedayu Bantul.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Hubungan antara interaksi belajar mengajar, motivasi belajar siswa, dan lingkungan belajar dengan prestasi belajar ekonomi akuntansi : studi kasus pada siswa-siswi kelas XI IPS SMA Pangudi Luhur Sedayu Bantul."

Copied!
179
0
0

Teks penuh

(1)

ABSTRAK

HUBUNGAN ANTARA INTERAKSI BELAJAR MENGAJAR, MOTIVASI BELAJAR SISWA, DAN LINGKUNGAN BELAJAR DENGAN

PRESTASI BELAJAR EKONOMI AKUNTANSI

Studi Kasus pada siswa-siswi kelas XI IPS SMA Pangudi Luhur Sedayu Bantul

Petrus Taryono Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta 2007

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui:1) hubungan interaksi belajar mengajar dengan prestasi belajar ekonomi akuntansi, 2) hubungan antara motivasi belajar siswa dengan prestasi belajar ekonomi akuntansi, 3) hubungan antara lingkungan belajar siswa di keluarga dengan prestasi belajar ekonomi akuntansi, 4) hubungan antara lingkungan belajar siswa di sekolah dengan prestasi belajar ekonomi akuntansi, dan 5) hubungan antara interaksi belajar mengajar, motivasi belajar siswa, lingkungan belajar di keluarga, dan lingkungan belajar siswa di sekolah secara bersama-sama dengan prestasi belajar ekonomi akuntansi.

Penelitian ini dilaksanakan di SMA Pangudi Luhur Sedayu Bantul pada bulan Februari sampai dengan bulan Maret 2007. Populasi dalam penelitian ini sebanyak 68 siswa.Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah kuesioner dan dokumentasi. Teknik analisis data menggunakan korelasiproduct momentdan korelasi linier ganda.

(2)

ABSTRACT

THE RELATIONSHIP BETWEEN TEACHING LEARNING INTERACTION, STUDENT LEARNING MOTIVATION, LEARNING ENVIRONMENT AND LEARNING ACHIEVEMENT OF STUDYING

ACCOUNTING OF ECONOMICS

A Case Study at 11thgrade students of IPS of SMA Pangudi Luhur Sedayu Bantul

Petrus Taryono Sanata Dharma University

Yogyakarta 2007

The objectives of this research are to know about: 1) the relationship between teaching learning interaction and learning achievement of studying accounting of economics, 2) the relationship between student’s learning motivation and learning achievement of studying accounting of economics, 3) the relationship between student’s learning environment in family and learning achievement of studying accounting of economics, 4) the relationship between student’s learning environment in school and learning achievement of studying accounting of economics, and 5) the relationship between teaching learning interaction, student’s learning motivation, student’s learning environment in family, student’s learning environment in school and learning achievement of studying accounting of economics.

This research was done in SMA Pangudi Luhur Sedayu Bantul in February and March 2007. The population of this research was 68 students. The data of this research taken by applying questionnaire and documentation. The data analysis techniques were product moment correlation and double linier correlation.

(3)

HUBUNGAN ANTARA INTERAKSI BELAJAR MENGAJAR, MOTIVASI BELAJAR SISWA, DAN LINGKUNGAN BELAJAR DENGAN PRESTASI

BELAJAR EKONOMI AKUNTANSI

Studi Kasus pada siswa-siswi kelas XI IPS SMA Pangudi Luhur Sedayu Bantul

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Akuntansi

Oleh:

PETRUS TARYONO NIM : 011334099

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AKUNTANSI JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA

(4)
(5)
(6)

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

“Janganlah kamu takut pada kegagalan jika kamu

ingin meraih kesuksesan”

Skripsi ini aku persembahkan untuk :

Allah Bapa yang Bertahta di Surga yang telah meniupkan

nafas kehidupan dan kedamaian hidupku

Kedua orang tuaku Bpk. Y. Pujo Martono

&

Ibu E. Tuwuh

Keluarga kakakku Mas Agung Sukoco

&

Mbak Sukarmi

(7)
(8)

ABSTRAK

HUBUNGAN ANTARA INTERAKSI BELAJAR MENGAJAR, MOTIVASI BELAJAR SISWA, DAN LINGKUNGAN BELAJAR DENGAN

PRESTASI BELAJAR EKONOMI AKUNTANSI

Studi Kasus pada siswa-siswi kelas XI IPS SMA Pangudi Luhur Sedayu Bantul

Petrus Taryono Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta 2007

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui:1) hubungan interaksi belajar mengajar dengan prestasi belajar ekonomi akuntansi, 2) hubungan antara motivasi belajar siswa dengan prestasi belajar ekonomi akuntansi, 3) hubungan antara lingkungan belajar siswa di keluarga dengan prestasi belajar ekonomi akuntansi, 4) hubungan antara lingkungan belajar siswa di sekolah dengan prestasi belajar ekonomi akuntansi, dan 5) hubungan antara interaksi belajar mengajar, motivasi belajar siswa, lingkungan belajar di keluarga, dan lingkungan belajar siswa di sekolah secara bersama-sama dengan prestasi belajar ekonomi akuntansi.

Penelitian ini dilaksanakan di SMA Pangudi Luhur Sedayu Bantul pada bulan Februari sampai dengan bulan Maret 2007. Populasi dalam penelitian ini sebanyak 68 siswa.Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah kuesioner dan dokumentasi. Teknik analisis data menggunakan korelasiproduct momentdan korelasi linier ganda.

(9)

ABSTRACT

THE RELATIONSHIP BETWEEN TEACHING LEARNING INTERACTION, STUDENT LEARNING MOTIVATION, LEARNING ENVIRONMENT AND LEARNING ACHIEVEMENT OF STUDYING

ACCOUNTING OF ECONOMICS

A Case Study at 11thgrade students of IPS of SMA Pangudi Luhur Sedayu Bantul

Petrus Taryono Sanata Dharma University

Yogyakarta 2007

The objectives of this research are to know about: 1) the relationship between teaching learning interaction and learning achievement of studying accounting of economics, 2) the relationship between student’s learning motivation and learning achievement of studying accounting of economics, 3) the relationship between student’s learning environment in family and learning achievement of studying accounting of economics, 4) the relationship between student’s learning environment in school and learning achievement of studying accounting of economics, and 5) the relationship between teaching learning interaction, student’s learning motivation, student’s learning environment in family, student’s learning environment in school and learning achievement of studying accounting of economics.

This research was done in SMA Pangudi Luhur Sedayu Bantul in February and March 2007. The population of this research was 68 students. The data of this research taken by applying questionnaire and documentation. The data analysis techniques were product moment correlation and double linier correlation.

The result of this research shows that: 1) there isn’t any positive and significant relationship between teaching learning interaction and learning achievement of studying accounting of economics(r = 0,192 ; ρ = 0,116), 2) there is relationship between student’s learning motivation and learning achievement of

studying accounting of economics (r = 0,242 ; ρ = 0,046), 3) there isn’t any

positive and significant relationship between student’s learning environment in family and learning achievement of studying accounting of economics

(r = 0,181 ; ρ = 0,141), 4) there isn’t any positive and significant relationship between student’s learning environment in school and learning achievement of

studying accounting of economics (r = 0,177 ; ρ = 0,148), and 5) there isn’t any

positive and significant relationship between teaching learning interaction, student’s learning motivation, student’s learning environment in family, student’s learning environment in school and learning achievement of studying accounting

(10)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kehadirat Allah Bapa di surga atas segala rahmat dan

anugerah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi yang

berjudul Hubungan Antara Interaksi Belajar Mengajar, Motivasi Belajar Siswa,

dan Lingkungan Belajar dengan Prestasi Belajar Ekonomi Akuntansi.

Dalam penyusunan skripsi ini penulis memperoleh banyak bantuan,

semangat serta doa yang sangat mendukung penulis dalam penyelesaikan skripsi

ini. Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih yang

sebesar-besarnya kepada:

1. Drs. T. Sarkim, M.Ed., Ph.D. selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu

Pendidikan Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

2. Yohanes Harsoyo, S.Pd., M.Si. selaku Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu

Pengetahuan Sosial Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

3. Laurentius Saptono, S.Pd., M.Si. selaku Ketua Program Studi Pendidikan

Akuntansi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

4. Drs. FX. Muhadi, M. Pd. selaku Dosen Pembimbing I yang telah

menyediakan waktunya, saran-saran, masukan, dan pengarahan kepada

penulis dalam penyusunan skripsi ini sampai dengan selesai.

5. E. Catur Rismiati, S.Pd., M.A. selaku Dosen Pembimbing II yang telah

menyediakan waktunya, saran-saran, masukan, dan pengarahan kepada

(11)

6. Seluruh Bapak dan Ibu dosen Program Studi Pendidikan Akuntansi

Universitas Sanata Dharma Yogyakarta yang telah memberikan dukungan

dan bimbingan selama penulis menempuh pendidikan di USD.

7. Drs. Markoes Padmonegoro selaku Kepala SMA Pangudi Luhur Sedayu

Bantul yang telah memberikan ijin kepada penulis untuk melaksanakan

penelitian.

8. Bapak dan Ibu guru serta seluruh karyawan SMA Pangudi Luhur Sedayu

Bantul yang telah memberikan pelayanan yang baik kepada penulis selama

melaksanakan penelitian.

9. Seluruh siswa-siswi kelas XI IPS 1 dan XI IPS 2 SMA Pangudi Luhur

Sedayu Bantul selaku responden yang telah membantu mengisi kuesioner.

10. Bapak Yohanes Pujo Martono dan Ibu Emerita Tuwuh yang tercinta, yang

telah memberikan semangat baik dalam bentuk doa, bimbingan, saran, dan

dukungan baik moral maupun materi kepada penulis.

11. Mas Agung Sukoco dan Mbak Sukarmi serta ketiga bidadari kecil Mega, Vera dan Ratna yang telah memberikan semangat dan keceriaan kepada penulis.

12. Keluarga besar SMA Budi Mulia Minggir yang telah memberikan

dorongan dan semangat selama penulisan skripsi, khususnya untuk

Ibu E.Chrisnarti Banun TS yang telah membantu penulis dalam pembuatan

abstract.

13. Special thank’s buat Anry“Contrex (atas bantuannya, dan kebersamaan

(12)

komputernya yang telah membantu kelancaran penulis dalam

menyelesaikan skripsi).

14. Keluarga Bpk. Pusiyo di Sentolo dan keluarga Bpk. Pariman di

Argomulyo yang telah memberikan dorongan semangat dan tempat

menginap selama penulis mengerjakan penulisan skripsi.

15. Sobat baikku sekaligus musuh bebuyutanku Joko “Suthur” dan Diar “Beda”, yang telah memberikan dorongan, saran dan teman penghilang stress ( PS memang tiada matinya bro).

16. Teman-teman di PAK 2001: Joko “Suthur”, Anry “Contrex”,

Heru“Compos”, Dwi“Duwex”, Arie”Teklek”, Beni”Bendot”,

Yudha”Gudhel”, Eka, Diar“Beda”, Adi“Sarjoe”, Sigit, Remond, Andre, Wawan“Bakwan”, Ciptadi“Cipi”, Allan “Jembling”, Anton“ Burket”,

Satya, Titus “Pakde”, W.C. Sunu “Paijo”, thank’s sobat atas

kebersamaannya dikala susah dan senang.

17. Joyo community : Iwan “ Kenthang” dan Ghani “Gabug”, serta Pagupon terima kasih atas tumpangan kostnya.

18. Teman-teman di Mudika Santa Fransisca Daratan Lor. “Ayo tetap semangat”.

19. Teman-teman satu angkatan PAK’01 khususnya kelas B.

20. Semua pihak yang telah membantu dan memberikan dukungan kepada

penulis yang tidak dapat disebut satu persatu.

Dengan kerendahan hati, penulis menyadari bahwa skripsi ini

(13)

diharapkan demi perbaikan skripsi ini. Akhir kata penulis semoga skripsi

ini bermanfaat bagi semua pihak yang memerlukannya.

Yogyakarta, November 2007 Penulis

(14)

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN... iii

MOTTO DAN PERSEMBAHAN ... iv

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... v

ABSTRAK ... vi

ABSTRACT... vii

KATA PENGANTAR ... viii

DAFTAR ISI ... xii

DAFTAR TABEL ... xvi

DAFTAR LAMPIRAN ... xvii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 4

C. Batasan Masalah ... 4

D. Rumusan Masalah ... 4

E. Tujuan Penelitian ... 5

F. Manfaat Penelitian ... 6

BAB II KAJIAN PUSTAKA ... 8

A. Kajian Teoretik ... 8

(15)

2. Interaksi Belajar Mengajar... 9

3. Motivasi Belajar ... 11

4. Lingkungan Belajar... 14

B. Kajian Hasil Penelitian yang Relevan... 20

C. Kerangka Berfikir... 21

1. Hubungan antara Interaksi Belajar Mengajar dengan Prestasi Belajar Ekonomi Akuntansi ... 21

2. Hubungan antara Motivasi Belajar dengan Prestasi Belajar Ekonomi Akuntansi ... 22

3. Hubungan antara Lingkungan Belajar dengan Prestasi Belajar Ekonomi Akuntansi ... 22

4. Hubungan antara Interaksi Belajar Mengajar, Motivasi Belajar, Lingkungan Belajar Siswa secara bersama-sama dengan Prestasi Belajar Ekonomi Akuntansi... 23

D. Hipotesis Penelitian... 24

BAB III METODE PENELITIAN... 25

A. Jenis Penelitian... 25

B. Tempat dan Waktu Penelitian ... 25

C. Populasi dan Sampel ... 25

D. Variabel Penelitian dan Pengukurannya ... 26

E. Pengumpulan Data ... 29

F. Teknik Analisis Data... 36

(16)

BAB V DESKRIPSI, ANALISIS DATA, DAN PEMBAHASAN... 61

A. Deskripsi Data ... 61

1. Variabel Interaksi Belajar Mengajar ... 61

2. Variabel Motivasi Belajar ... 62

3. Variabel Lingkungan Belajar di Keluarga ... 63

4. Variabel Lingkungan Belajar di Sekolah ... 64

5. Variabel Prestasi Belajar Ekonomi Akuntansi... 65

B. Pengujian Prasyarat Analisis... 65

1. Uji Normalitas... 65

2. Uji Linieritas ... 67

C. Pengujian Hipotesis Penelitian... 68

1. Pengujian Hipotesis I ... 68

2. Pengujian Hipotesis II ... 69

3. Pengujian Hipotesis III... 70

4. Pengujian Hipotesis IV ... 71

5. Pengujian Hipotesis V... 72

D. Pembahasan Hasil Penelitian ... 74

1. Hubungan antara Interaksi Belajar Mengajar dengan Prestasi Belajar Ekonomi Akuntansi ... 74

2. Hubungan antara Motivasi Belajar dengan Prestasi Belajar Ekonomi Akuntansi ... 76

(17)

4. Hubungan antara Lingkungan Belajar di Sekolah dengan

Prestasi Belajar Ekonomi Akuntansi ... 79

5. Hubungan antara Interaksi Belajar Mengajar, Motivasi Belajar, Lingkungan Belajar Siswa secara bersama-sama dengan Prestasi Belajar Ekonomi Akuntansi... 80

BAB VI KESIMPULAN, KETERBATASAN PENELITIAN, DAN SARAN ... 83

A. Kesimpulan ... 83

B. Keterbatasan Penelitian ... 84

C. Saran ... 85

DAFTAR PUSTAKA ... 87

(18)

DAFTAR TABEL

Tabel 1 Skor Variabel Interaksi Belajar Mengajar ... 27

Tabel 2 Skor Variabel Motivasi Belajar... 27

Tabel 3 Skor Variabel Lingkungan Belajar di Keluarga... 28

Tabel 4 Skor Variabel Lingkungan Belajar di Sekolah ... 28

Tabel 5 Kisi-kisi kuesioner ... 30

Tabel 6 Hasil Uji Validitas Interaksi Belajar Mengajar... 32

Tabel 7 Hasil Uji Validitas Motivasi Belajar... 33

Tabel 8 Hasil Uji Validitas Lingkungan Belajar di Keluarga ... 33

Tabel 9 Hasil Uji Validitas Lingkungan Belajar di Sekolah... 34

Tabel 10 Uji Reliabitilas ... 35

Tabel 11 Tingkat Keterhandalan Variabel Penelitian ... 35

Tabel 12 Koefisien Tingkat Hubungan antar Variabel ... 43

Tabel 13 Daftar Guru dan Karyawan ... 53

Tabel 14 Daftar jumlah siswa ... 55

Tabel 15 Deskripsi Variabel Interaksi Belajar Mengajar... 61

Tabel 16 Deskripsi Variabel Motivasi Belajar... 62

Tabel 17 Deskripsi Variabel Lingkungan Belajar di Keluarga ... 63

Tabel 18 Deskripsi Variabel Lingkungan Belajar di Sekolah... 64

Tabel 19 Deskripsi Variabel Prestasi Belajar Ekonomi Akuntansi ... 65

Tabel 20 Rangkuman Hasil Pengujian Normalitas ... 66

Tabel 21 Rangkuman Hasil Pengujian Linieritas ... 67

(19)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Data Induk Penelitian ... 88

Lampiran 2 Pengujian Validitas dan Reliabilitas ... 91

Lampiran 3 Pengujian Normalitas dan Linieritas ... 95

Lampiran 4 Korelasi dan Regresi ... 100

Lampiran 5 Sumbangan Relatif dan Sumbangan Efektif ... 105

Lampiran 6 Distribusi Frekuensi ... 108

Lampiran 7 Kategori Kecenderungan Variabel ... 117

Lampiran 8 Perhitungan Product Moment ... 122

Lampiran 9 Daftar Tabel ... 131

Lampiran 10 Kuesioner ... 134

(20)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Melalui pendidikan baik formal maupun non formal orang akan

mengalami suatu proses perubahan baik dalam pengetahuan dan kelakuan.

Proses perubahan tersebut dinamakan belajar. Menurut Winkel (1986:35),

belajar merupakan suatu proses psikis yang berlangsung dalam interaksi aktif

subjek dengan lingkungan, yang menghasilkan perubahan-perubahan dalam

pengetahuan, pemahaman, ketrampilan, nilai, dan sikap yang sifatnya tetap.

Pandangan seseorang tentang belajar akan mempengaruhi

tindakan-tindakannya yang berhubungan dengan belajar. Seorang guru yang

mengartikan belajar sebagai kegiatan menghafalkan fakta, maka akan berbeda

dalam pengajaran dengan guru yang mengartikan belajar sebagai suatu

penerapan prinsip. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi belajar, yaitu

faktor intern (kondisi fisik, motivasi diri, intelegensi, minat, bakat, perhatian)

dan faktor ekstern (lingkungan keluarga, lingkungan sekolah dan lingkungan

masyarakat).

Sekolah sebagai salah satu lembaga pendidikan yang membantu proses

belajar anak, pastilah memiliki tujuan untuk menghasilkan lulusan-lulusan

yang bermutu. Sekolah dikatakan bermutu jika mampu menghasilkan lulusan

dengan nilai yang tinggi, dan prestasi belajar siswa baik. Sehingga untuk

(21)

kualitasnya dengan merekrut guru-guru yang profesional, siswa-siswa dengan

tingkat intelegensi baik dan penyediaan sarana prasarana pendukung

pembelajaran yang memadai.

Dalam penelitian ini peneliti tertarik untuk mengetahui prestasi belajar

siswa dalam mata pelajaran ekonomi akuntansi. Hal ini karena mata pelajaran

ekonomi akuntansi merupakan salah satu mata pelajaran yang ikut

menentukan bagi kelulusan siswa SMA jurusan Ilmu Pengetahuan Sosial.

Banyak siswa-siswa SMA yang tidak lulus karena nilai mata pelajaran

ekonomi akuntansi rendah atau dibawah standar kelulusan. Untuk itulah

peneliti ingin mengetahui apakah kegagalan tersebut disebabkan oleh proses

pembelajaran yang kurang baik, motivasi belajar siswa yang kurang atau

karena lingkungan belajar yang kurang kondusif.

Dalam proses kegiatan belajar mengajar guru harus mampu menciptakan

interaksi yang baik dengan siswa, karena hal ini dapat menunjang proses

kelancaran dalam pembelajaran di kelas. Dengan terjalinnya interaksi yang

baik antara guru dengan siswa, maka seorang guru akan lebih mudah untuk

mengetahui taraf perkembangan siswa baik dalam prestasi akademik ataupun

keaktifan siswa. Interaksi yang baik antara guru dengan siswa juga dapat

merangsang munculnya motivasi dalam diri siswa untuk mengikuti pelajaran

dengan baik, keinginan untuk dapat menguasai materi, dan ketekunan dalam

belajar. Agar siswa tetap termotivasi dalam mengikuti pelajaran di kelas, maka

seorang guru harus senantiasa memiliki variasi dalam penyampaian materi

(22)

pelajaran atau materi yang disampaikan oleh guru. Dengan gaya mengajar

yang bervariasi akan membuat siswa lebih berkesan dengan materi yang

disampiakan oleh guru, sehingga materi yang disampaikan oleh guru akan

mudah diingat oleh para siswa.

Lingkungan belajar anak juga merupakan faktor yang sangat berpengaruh

terhadap usaha pencapian prestasi belajar anak. Lingkungan belajar tidak

hanya terbatas pada lingkungan sekolah saja, tetapi juga lingkungan

masyarakat dan lingkungan keluarga dimana siswa bertempat tinggal.

Lingkungan sosial yang lebih banyak berpengaruh terhadap kegiatan belajar

siswa adalah lingkungan keluarga, karena di lingkungan ini anak lebih banyak

meluangkan waktunya bersama keluarga. Banyak faktor yang berasal dari

keluarga yang sangat mempengaruhi usaha pencapaian prestasi belajar seperti

cara mendidik orang tua, suasana dalam keluarga, keadaan sosial ekonomi

orang tua, dan pengertian orang tua atau perhatian orang tua terhadap

perkembangan belajar anaknya. Faktor-faktor ini secara langsung dan tidak

langsung akan berpengaruh terhadap kondisi siswa dan motivasi diri siswa

dalam belajar.

Dalam penelitian ini peneliti mencoba untuk melihat sejauh mana interaksi

belajar mengajar, motivasi belajar dan lingkungan belajar dapat

mempengaruhi prestasi belajar siswa. Berdasarkan latar belakang diatas maka

peneliti mengambil judul “ Hubungan antara Interaksi Belajar Mengajar,

Motivasi Belajar Siswa, dan Lingkungan Belajar Siswa dengan Prestasi

(23)

B. Identifikasi Masalah

Masalah-masalah yang muncul dalam pencapaian prestasi belajar siswa

diduga berhubungan dengan faktor internal dan eksternal. Faktor internal

yang berpengaruh terhadap pencapaian prestasi hasil belajar siswa adalah

kondisi fisik (kesehatan) siswa selama mengikuti proses belajar, minat siswa,

motivasi siswa untuk belajar, dan tingkat kecerdasan siswa. Sedangkan faktor

eksternal yang berpengaruh terhadap pencapaian prestasi hasil belajar siswa

adalah cara mendidik yang dilakukan orang tua terhadap anak, dukungan dari

teman untuk belajar, profesionalisme guru dalam mengajar, kurikulum, dan

fasilitas yang menunjang kelancaran proses belajar.

C. Batasan Masalah

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang

mempengaruhi prestasi belajar anak di SMA Pangudi Luhur Sedayu. Karena

keterbatasan waktu, tenaga, dan biaya maka penelitian ini dibatasi pada tiga

faktor saja yaitu interaksi belajar mengajar guru dengan siswa, motivasi

belajar siswa, dan lingkungan belajar siswa. Ketiga faktor tersebut diduga

mempunyai pengaruh yang dominan terhadap pencapaian prestasi belajar.

D. Rumusan Masalah

Dari batasan masalah di atas dapat dirumuskan beberapa masalah sebagai

(24)

1. Apakah ada hubungan yang positif dan signifikan antara interaksi

belajar mengajar guru-siswa dengan prestasi belajar ekonomi

akuntansi ?

2. Apakah ada hubungan yang positif dan signifikan antara motivasi

belajar siswa dengan prestasi belajar ekonomi akuntansi ?

3. Apakah ada hubungan yang positif dan signifikan antara lingkungan

belajar di keluarga dengan prestasi belajar ekonomi akuntansi ?

4. Apakah ada hubungan yang positif dan signifikan antara lingkungan

belajar di sekolah dengan prestasi belajar ekonomi akuntansi ?

5. Apakah ada hubungan yang positif dan signifikan antara interaksi

belajar mengajar guru-siswa, motivasi belajar siswa, lingkungan

belajar di keluarga, dan lingkungan belajar siswa di sekolah secara

bersama-sama dengan prestasi belajar ekonomi akuntansi ?

E. Tujuan Penelitian

Dari rumusan masalah di atas dapat dirumuskan tujuan dari penelitian yang

dilakukan yaitu :

1. Untuk mengetahui ada tidaknya hubungan yang positif dan signifikan

antara interaksi belajar mengajar guru-siwa dengan prestasi belajar

ekonomi akuntansi.

2. Untuk mengetahui ada tidaknya hubungan yang positif dan signifikan

antara motivasi belajar siswa dengan prestasi belajar ekonomi

(25)

3. Untuk mengetahui ada tidaknya hubungan yang positif dan signifikan

antara lingkungan belajar siswa di keluarga dengan prestasi belajar

ekonomi akuntansi.

4. Untuk mengetahui ada tidaknya hubungan yang positif dan signifikan

antara lingkungan belajar siswa di sekolah dengan prestasi belajar

ekonomi akuntansi.

5. Untuk mengetahui ada tidaknya hubungan yang positif dan signifikan

antara interaksi belajar mengajar guru-siswa, motivasi belajar siswa,

lingkungan belajar di keluarga, dan lingkungan belajar siswa di

sekolah secara bersama-sama dengan prestasi belajar ekonomi

akuntansi

F. Manfaat Penelitian

1. Bagi Guru

Hasil penelitian ini diharapkan akan dapat memberikan masukan

kepada guru untuk lebih menyempurnakan kegiatan belajar mengajar

dengan mengingat pentingnya interaksi belajar mengajar guru-siswa,

motivasi belajar siswa dan lingkungan belajar siswa dalam pencapaian

prestasi belajar yang maksimal.

2. Bagi Siswa

Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai masukan bagi

siswa agar memiliki motivasi belajar yang tinggi, sehingga tujuan

(26)

Selain itu siswa dalam proses pembelajaran dapat menjalin komunikasi

yang baik dengan guru demi kelancaran pembelajaran siswa. Selain itu

siswa diharapkan menjadi terdorong untuk memanfaatkan

fasilitas-fasilitas yang disediakan sekolah untuk menunjang kelancaran belajar

siswa.

3. Bagi Universitas

Hasil penelitian ini diharapkan akan dapat menambah referensi

kepustakaan, khususnya referensi tentang pendidikan yang dapat

digunakan oleh berbagai pihak yang berkepentingan dalam dunia

pendidikan.

4. Bagi Penulis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah informasi dan

wawasan dalam bidang pendidikan dan menjadi pegangan serta

pengambangan karier, mengingat penulis selama ini menempuh studi

(27)

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Kajian Teoretik

1. Prestasi Belajar

Menurut Winkel (1986:35), belajar merupakan suatu proses psikis yang berlangsung dalam interaksi aktif subjek dengan lingkungannya, yang menghasilkan perubahan-perubahan dalam pengetahuan, pemahaman, ketrampilan, nilai dan sikap yang bersifat tetap. Prestasi merupakan suatu kemampuan yang dimiliki seseorang yang merupakan hasil dari proses yang dilakukan dan menghasilkan perubahan yang khas, yaitu perubahan dalam sikap dan tingkah laku yang tercapai dan dapat dilihat secara nyata serta dapat diukur dengan menggunakan alat ukur yaitu tes (Winkel,1986:48).

Berdasarkan pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa prestasi

belajar adalah hasil dari proses psikis yang berlangsung dalam interaksi

subjek dengan lingkungannya yang menghasilkan perubahan berupa

pengetahuan, nilai, sikap, dan ketrampilan dimana hasil perubahan tersebut

dapat dilihat dan diukur.

Menurut Ahmadi dan Supriyono seperti dikutip Sisilia Sriyani

(1998:17-18), disebutkan faktor-faktor yang mempengaruhi perolehan

prestasi belajar antara lain :

a. Faktor Internal, yaitu faktor yang berasal dari dalam diri siswa yang

terdiri dari:

1. Faktor jasmani meliputi seluruh hal yang berkaitan dengan

keadaan jasmani atau fisik siswa, baik yang bersifat bawaan

(28)

2. Faktor psikologis seperti sifat ingin tahu, kreativitas, dan

keinginan.

b. Faktor Eksternal, yaitu faktor yang barasal dari luar diri siswa yang

berpengaruh terhadap perolehan prestasi belajar siswa antara lain :

1. Faktor lingkungan sosial dimana siswa tinggal, yaitu

lingkungan keluarga, lingkungan sekolah, lingkungan

masyarakat, dan lingkungan teman sebaya.

2. Faktor budaya yang ada di sekitar lingkungan hidup siswa

seperti adat istiadat yang berlaku di masyarakat, ilmu

pengetahuan, teknologi, dan kesenian.

2. Interaksi Belajar Mengajar

Interaksi belajar mengajar mengandung pengertian adanya kegiatan

yang dilakukan oleh dua belah pihak yaitu guru sebagai pendidik

dengan siswa sebagai warga belajar.

Dalam interaksi belajar mengajar memandang bahwa siswa adalah

subjek belajar dan bukan merupakan objek belajar, sedangkan guru

hanya berperan sebagai fasilitator yang diharapkan mampu

menciptakan iklim yang kondusif untuk kelancaran proses belajar

siswa. Agar potensi belajar siswa dapat berkembang, maka seorang

guru harus senantiasa memotivasi para siswanya untuk belajar.

Menurut Sardiman (1986:13), dalam interaksi belajar mengajar

terkandung unsur-unsur yang harus dipenuhi yaitu:

(29)

2). Bahan (materi) yang menjadi isi interaksi;

3). Siswa yang aktif mengalami;

4). Guru yang melaksanakan;

5). Metode untuk mencapai tujuan;

6).Sikap yang memungkinkan proses belajar mengajar berlangsung

dengan baik;

7). Penilaian terhadap hasil interaksi.

Menurut Winarno Surakhmad (1982:81) alat interaksi dapat

digolongkan menjadi tiga hal yaitu:

1). Pengalaman riil, yakni segenap media yang ada dalam

kehidupan sehari-hari

2). Pengalaman buatan, yakni seganap media yang sengaja

diciptakan untuk mendekatkan pengertian pada pengalaman

riil.

3). Pengalaman verbal, yakni dimana bahasa adalah alat utama,

baik secara lisan maupun tertulis.

Dalam interaksi belajar mengajar, guru berkewajiban untuk

menjadi pendidik yang baik. Pendidikan oleh guru dapat dilakukan

dalam bentuk bimbingan, pelatihan dan pengajaran, serta pemeliharaan

dan pengarahan perkembangan siswa.

a. Ciri-ciri interaksi belajar mengajar

Menurut Sardiman (1989:15-18) ciri-ciri interaksi belajar mengajar

(30)

1) Interaksi belajar mengajar memiliki tujuan, yakni untuk membantu perkembangan anak dalam perkembangan tertentu;

2) Ada suatu prosedur uang direncanakan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan;

3) Interaksi belajar mengajar ditandai dengan satu penggarapan yang khusus;

4) Ditandai dengan adanya aktivitas siswa;

5) Dalam interkasi belajar mengajar, guru berperan sebagai pembimbing;

6) Dalam interaksi belajar mengajar diperlukan suatu kedisiplinan;

7) Adanya batas waktu:

8) Adanya unsur penilaian, yaitu unsur yang sangat penting dalam kaitannya dengan tujuan yang ditetapkan, maka penilaian digunakan untukmengetahui apakah tujuan itu telah tercapai lewat interaksi belajar mengajar.

Dari unsur-unsur yang termuat dalam interaksi belajar mengajar

diatas penulis menarik tiga unsur yaitu :

a. Relasi guru dengan siswa di kelas.

b. Varisi metode mengajar oleh guru di kelas.

c. Kedisiplinan siswa saat kegiatan belajar.

3. Motivasi Belajar

Motivasi menurut Echlos (Ali Imron, 1996:87), berasal dari kata

motivationyang berarti dorongan, pengalasan, dan motivasi.

Menurut Thomas L Good dan Jere B Broopy (Elida Prayitno,

1989:8), menyatakan motivasi sebagai energi penggerak, pengarah dan

memperkuat tingkah laku.

Mc.Clelland (Sondang P Siagian, 1989, 167-170) menggunakan

istilah“ n-Ach”kependidikan dari istilahneed for achievementbagi motif berprestasi. Ia mendefinisikan motif berprestasi sebagai usaha untuk

(31)

Ukuran keunggulan ini dapat berupa prestasi orang lain atau prestasinya

sendiri sebelumnya. Mc.Clelland berpendapat bahwa orang yang

mempunyai motivasi belajar tinggi akan lebih berprestasi, dalam situasi

dimana ia dapat berpacu dengan ukuran keunggulan yang

diinternalisasikan dan prestasinya akan lebih baik jika capian dapat

ditentukan sendiri.

a. Fungsi motivasi

Ngalim Purwanto (1987:4) mengemukakan bahwa motivasi belajar

berkait erat dengan dengan tujuan dan cita-cita. Semakin besar

tujuan bagi yang bersangkutan, makin kuat pula motivasinya.

Fungsi motivasi adalah:

1). Motivasi mendorong manusia untuk berbuat dan bertindak

2). Motivasi sebagai penggerak, yang memberikan energi kepada

seseorang untuk melakukan kegiatan.

3). Motivasi menumbuhkan arah perbuatan yang mengarah

kepada pencapaian tujuan dan mengalihkan manusia dari

penyelewengan.

4). Motivasi menyeleksi perbuatan, artinya menentukan

perbuatan mana yang harus dilakukan sebagaimana mestinya

dengan mengesampingkan perbuatan yang tidak bermanfaat.

b. Jenis-jenis motivasi

Menurut Winkel (1996:173-174) motivasi dibagi menjadi dua

(32)

Motivasi intrinsik merupakan bentuk motivasi yang

didalamnya aktivitas belajarnya dimulai dan diteruskan

berdasarkan suatu dorongan secara mutlak berkait dengan aktivitas

belajar. Sedangkan motivasi ekstinsik merupakan bentuk motivasi

yang didalamnya aktivitas belajar dimulai dan diteruskan

berdasarkan dorongan yang secara tidak mutlak berkaitan dengan

aktivitas belajar.

c. Unsur-unsur yang mempengaruhi motivasi

Menurut Ali Imron (1996;100-104) ada beberapa unsur yang

mempengaruhi motivasi belajar yaitu:

1). Cita-cita atau apresiasi belajar

Setiap manusia memiliki cita-cita atau apresiasi tertentu dalam

hidupnya yang dikejar dan diperjuangkan. Oleh karena itu,

cita-cita sangatlah mempengaruhi motivasi belajar.

2). Kemampuan Belajar

Kemampuan belajar setiap orang berbeda-beda, sehingga

motivasi yang dimilikipun berbeda-beda juga.

3). Kondisi pembelajar

Kondisi ini dibedakan menjadi dua yaitu kondisi fisik dan

psikologis. Kedua kondisi ini akan berpengaruh satu sama lain.

4). Kondisi lingkungan belajar

Lingkungan belajar meliputi lingkungan fisik dan sosial.

(33)

lingkungan sosial adalah lingkungan seseorang dalam kaitannya

dengan orang lain.

d. Karakteristik siswa yang mempengaruhi motivasi belajar

Karakteristik siswa yang mempengaruhi motivasi belajar menurut

Brown, (Ali Imron,1996:88) adalah sebagai berikut:

1) Tertarik kepada guru, artinya tidak membenci atau bersikap acuh tak acuh.

2) Tertarik kepada mata pelajaran yang diajarkan

3) Mempunyai aktivitas yang tinggi serta mengendalikan perhatiannya terutama pada guru.

4) Ingin selalu bergabung di dalam kelas 5) Ingin identitas dirinya diakui oleh orang lain

6) Tindakan kebiasaan dan moralnya selalu dalam kontrol diri 7) Selalu mengingat pelajaran dan mengulangi pelajaran 8) Selalu terkontrol oleh lingkungannya.

Setiap anak memiliki banyak faktor-faktor yang mendukung

motivasi belajarnya. Dalam kaitan ini penulis menarik tiga faktor

yaitu:

a. Kemauan untuk mengikuti pelajaran.

b. Keinginan untuk berprestasi

c. Kerelaan untuk menyediakan waktu.

4. Lingkungan Belajar

a. Lingkungan Keluarga

Menurut Roestiyah (1982:159) faktor-faktor yang datang dari

keluarga yang mempengaruhi belajar siswa, yaitu :

1). Cara mendidik

Orang tua yang memanjakan anaknya, maka setelah anak sekolah

(34)

menghadapi tantangan kesulitan. Juga orang tua yang mendidik

anaknya secara keras akan membuat anak menjadi penakut.

2). Suasana keluarga

Hubungan antar keluarga yang kurang intim, menimbulkan

suasana kaku, tegang dalam keluarga, menyebabkan anak kurang

bersemangat dalam belajar. Suasana yang akrab, menyenangkan

dan penuh kasih sayang akan memberi motivasi yang mendalam

pada anak.

3). Pengertian orang tua

Anak belajar perlu dorongan dan pengertian orang tua. Bila anak

sedang belajar jangan diganggu dengan pemberian tugas-tugas di

rumah. Bila anak mengalami penurunan semangat belajar maka

orang tua harus senantiasa memberi dorongan untuk belajar.

4). Keadaan sosial ekonomi keluarga

Anak dalam belajar kadang-kadang memerlukan sarana-sarana

yang kadang-kadang mahal. Bila keadaan sosial ekonomi keluarga

tidak memungkinkan maka kadang kala akan menjadi penghambat

anak dalam belajar.

5). Latar belakang kebudayaan

Tingkat pendidikan atau kabiasaan di dalam keluarga

mempengaruhi sikap anak dalam belajar. Perlu kepada anak

ditanamkan kebiasaan-kebiasaan yang baik, agar mendorong

(35)

Dari faktor-faktor yang mempengaruhi belajar siswa yang

berasal dari lingkungan keluarga penulis menarik tiga faktor yaitu:

a. Suasana yang kondusif dalam keluarga

b. Perhatian orang tua kepada anak

c. Keadaan sosial ekonomi orang tua

b. Lingkungan Sekolah

Sekolah merupakan tempat dimana siswa melakukan

kegiatan pembelajaran. Penciptaan suasana yang kondusif akan

sangat membantu kelancaran siswa dalam belajar. Menurut

Roestiyah (1982:159-161) faktor-faktor yang berasal dari dalam

sekolah yang berpengaruh terhadap proses belajar siswa, yaitu:

1). Interaksi guru dengan murid.

Guru yang kurang berinteraksi dengan para murid dengan baik,

menyebabkan proses belajar mengajar kurang lancar. Selain itu

siswa terkesan jauh dengan guru sehingga siswa menjadi segan

untuk ikut berpartisipasi dalam belajar.

2). Cara penyajian materi

Dalam proses pembelajaran yang belangsung di dalam kelas jika

guru tidak melakukan variasi dalam metode pengajarannya akan

membuat siswa cepat bosan. Untuk itu sedapat mungkin seorang

guru tidak menggunakan metode ceramah setiap kali mengajar di

(36)

betah. Bila perlu seorang guru selalu menerapkan metode-metode

penyampaian materi yang berbeda dalam tiap kesempatan.

3). Hubungan antar murid

Guru yang kurang dekat dengan siswa dan kurang bijaksana akan

menjadi tidak tahu dengan keadaan yang terjadi di dalam kelas jika

di kelas ada persaingan yang tidak sehat antar siswa. Bila

gajala-gajala adanya konflik di dalam kelas tidak segera diselesaikan

maka hal ini akan menghambat proses pembelajaran. Untuk itu

seorang guru harus bisa mengelola manajemen kelas dengan baik.

4). Standar pelajaran di atas ukuran

Guru harus memiliki standar ukuran pencapaian belajar para

siswanya. Hal ini dapat digunakan oleh guru sebagai bahan

evaluasi apakah tujuan yang ditetapkan oleh guru sudah tercapai

atau belum.

5). Media pendidikan

Media-media pendidikan seperti ketersediaan buku perpustakaan,

laboratorium, dan prasarana lainnya akan sangat membantu

kelancaran proses belajar mengajar.

6). Kurikulum

Sistem kurikulum saat ini menghendaki siswa untuk aktif dan guru

hanya berperan sebagai fasilitator. Dengan sistem kurikulum

(37)

membantu taraf perkembangan pemikiran, pemahaman, nilai dan

sikap yang ada pada siswa.

7). Keadaan gedung

Keadaan fisik bangunan gedung sekolah juga sangat berpengaruh

terhadap kelancaran proses belajar. Jika kondisi fisik gedung tidak

kokoh, maka hal ini akan sangat membahayakan bagi keselamatan

dalam proses belajar.

8). Waktu Sekolah

Waktu belajar yang efektif adalah pagi hari hingga siang hari,

karena dalam waktu-waktu tersebut siswa masih dalam kondisi

yang segar. Jika proses pembelajaran dilakukan pada sore hari

akan menyebabkan siswa cepat lelah karena kondisi cuaca pada

sore hari panas.

9). Pelaksanaan disiplin

Pelaksanaan disiplin disekolah akan sangat membantu kelancaran

proses belajar, karena dengan adanya peraturan-peraturan akan

membatasi siswa untuk tidak melakukan tindakan yang

menyeleweng.

10).Tugas rumah

Tugas rumah merupakan tugas yang diberikan guru kepada siswa

agar siswa senantiasa belajar. Namun jika terlalu banyak siswa

dibebani dengan tugas rumah akan membuat waktu siswa untuk

(38)

Dari faktor-faktor yang mempengaruhi belajar siswa yang berasal

dari lingkungan sekolah penulis menarik tiga faktor yaitu :

a. Keadaan fisik bangunan

b. Sarana prasarana penunjang kelancaran kegiatan belajar

c. Lingkungan yang kondusif untuk belajar.

c. Lingkungan Masyarakat

Siswa menjalani kehidupannya di keluarga dan di masyarakat.

Dalam kehidupan di masyarakat siswa menjalin hubungan dengan

teman sebaya, dengan orang yang lebih tua, maupun dengan orang

yang lebih muda. Menurut Roestiyah (1982:162), anak perlu bergaul

dengan anak lain, untuk mengembangkan sosialisasinya.

Lingkungan pergaulan siswa di masyarakat harus senantiasa

dikontrol oleh orang tua, karena jika siswa salah dalam bergaul akan

sangat membahayakan bagi perkembangan belajar anak. Menurut

Muhibbin Syah (1995:138), kondisi masyarakat di lingkungan yang

kumuh dan serba kekurangan, serta terdapat anak-anak yang

menganggur dapat mempengaruhi aktivitas belajar siswa. Sementara

jika di dalam masyarakat siswa bergaul dengan anak-anak yang rajin

belajar, maka akan mendorong siswa untuk rajin belajar. Hal ini

ditegaskan oleh Roestiyah (1982:163), yang mengatakan bahwa di

lingkungan yang anak-anaknya rajin belajar, kemungkinan besar anak

(39)

dikarenakan anak akan merasa malu jika prestasi belajarnya lebih

rendah dibandingkan dengan teman-teman di sekitarnya.

B. Kajian Hasil Penelitian Yang Relevan

Antonius (1998) dalam penelitiannya yang berjudul “Hubungan Interaksi

Belajar Mengajar, Motivasi Belajar, dan Gaya Mengajar dengan Prestasi

Belajar Siswa”, menyatakan bahwa interaksi belajar mengajar dapat

memberikan sumbangan dalam rangka meningkatkan prestasi belajar siswa.

Interaksi belajar mengajar dapat memberikan sumbangan terhadap prestasi

belajar karena ada interaksi yang baik antara guru dengan siswa.

Fransiska Dian Wasitaningsih (1998) dalam penelitiannya yang berjudul

“Hubungan antara Disiplin Belajar, Motivasi Belajar, dan perhatian Orang Tua

dengan Prestasi Belajar Siswa”, menyatakan bahwa motivasi belajar

mempunyai hubungan yang positif dan signifikan dengan prestasi belajar

siswa, maka hal ini menunjukkan siswa yang termotivasi dalam belajar

mempunyai prestasi yang tinggi.

Alfonsa Mintarti (1998) dalam penelitiannya yang berjudul “Hubungan

antar Motivasi Belajar dan Lingkungan Belajar Siswa dengan Prestasi Belajar

Ekonomi”, menyatakan bahwa lingkungan belajar di keluarga dapat

memberikan sumbangan terhadap prestasi belajar siswa, karena adanya

dukungan orang tua dalam pemberian dorongan, dan penyediaan fasilitas

belajar. Dalam penelitian tersebut juga menyatakan bahwa lingkungan belajar

(40)

penyediaan fasilitas belajar oleh sekolah seperti buku-buku pelajaran,

laboratorium, dan perpustakaan.

Melengkapi penelitian terdahulu, penelitian ini menambahkan bahwa

prestasi belajar siswa akan tercapai jika siswa memiliki motivasi tinggi dalam

belajar. Hal ini akan memunculkan ketertarikan siswa untuk berinteraksi

dalam kegiatan belajar mengajar dan mendorong siswa lebih aktif untuk

mencari sumber-sumber belajar. Prestasi belajar siswa juga berhubungan

dengan kondisi lingkungan belajar siswa baik lingkungan dalam keluarga

maupun lingkungan belajar di sekolah. Kondisi lingkungan belajar yang

kondusif akan sangat membantu pencapaian prestasi belajar siswa.

Dari ketiga hasil penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa prestasi

belajar siswa dipengaruhi oleh interaksi belajar mengajar, motivasi belajar dan

lingkungan belajar siswa.

C. Kerangka Berfikir

1. Hubungan antara Interaksi Belajar Mengajar dengan Prestasi

Belajar Ekonomi Akuntansi

Terciptanya interaksi belajar mengajar yang harmonis antara guru

dengan siswa akan memiliki andil yang besar dalam rangka kelancaran

proses belajar mengajar. Terciptanya interaksi antara guru dengan siswa

yang harmonis berarti tercipta suatu komunikasi dua arah antara guru

dengan siswanya secara baik. Dengan demikian siswa tidak akan enggan

untuk mengajukan pertanyaan kepada gurunya jika materi yang

(41)

Siswa yang menerima materi pelajaran secara jelas dan menguasai materi

pelajaran dengan baik akan menjadi lebih bersemangat untuk belajar, baik

saat proses pembelajaran di kelas ataupun saat siswa belajar mandiri. Hal

ini tentunya akan berpengaruh positif dengan pencapaian prestasi belajar

oleh siswa.

2. Hubungan antara Motivasi Belajar dengan Prestasi Belajar Ekonomi

Akuntansi

Motivasi belajar merupakan energi penggerak yang dapat

mendorong siswa untuk belajar dalam rangka untuk mencapai prestasi

belajar yang baik. Siswa yang memiliki motivasi intrinsik yang kuat untuk

berprestasi akan terpacu untuk belajar lebih giat. Siswa yang memiliki

motivasi belajar tinggi akan terdorong untuk aktif dalam pembelajaran di

kelas, aktif mencari referensi lain yang dapat menambah wawasan pribadi,

dan aktif mengerjakan tugas-tugas yang diberikan oleh guru. Semakin

aktif siswa untuk memperkaya ilmu pengetahuan terhadap dirinya, akan

membawa pengaruh positif terhadap pencapaian prestasi belajarnya.

3. Hubungan antara Lingkungan Belajar dengan Prestasi Belajar

Ekonomi Akuntansi

Siswa adalah bagian dari masyarakat dan hidup di masyarakat.

Maka dari itu siswa perlu menjalin hubungan dengan anggota masyarakat

yang lainnya. Dalam menjalin hubungan dengan anggota masyarakat yang

lain, perlu dijaga agar siswa tidak bergaul dengan teman yang buruk

(42)

mengawasi dengan siapa anaknya bergaul di masyarakat. Sebab

lingkungan pergaulan siswa juga berpengaruh terhadap semangat belajar

siswa. Bila siswa bergaul dengan anak-anak yang pengangguran atau

anak-anak yang tidak bersekolah, maka semangat belajar siswa akan

menjadi berkurang. Sebaliknya jika siswa bergaul dengan anak-anak yang

rajin dalam belajar, maka siswa akan termotivasi untuk belajar giat. Hal

ini menandakan adanya hubungan yang positif antara lingkungan belajar

dengan prestasi belajar.

4. Hubungan antara Interaksi Belajar Mengajar, Motivasi Belajar,

Lingkungan Belajar Siswa secara bersama-sama dengan Prestasi

Belajar Ekonomi Akuntansi

Pencapaian prestasi belajar siswa dipengaruhi oleh beberapa faktor

internal maupun faktor eksternal. Faktor-faktor tersebut melingkupi proses

pembelajaran siswa baik di sekolah, di rumah atau di masyarakat. Untuk

proses pembelajaran di sekolah siswa dihadapkan pada beberapa faktor

seperti interaksi dengan guru, interaksi dengan teman, motivasi siswa

untuk belajar, ketersediaan sarana penunjang proses kelancaran belajar,

cara mengajar guru dan lingkungan belajar di sekolah dapat berpengaruh

terhadap hasil belajar siswa. Sedangkan faktor-faktor yang berpengaruh

terhadap proses belajar siswa di rumah atau di masyarakat adalah peran

serta dan dukungan dari orang tua atau keluarga terhadap anak, motivasi

belajar siswa sewaktu di rumah, dan pergaulan siswa di masyarakat juga

(43)

Berdasarkan kajian diatas, dapat dilihat hubungan yang saling

menunjang antara interaksi belajar mengajar, motivasi belajar, dan

lingkungan belajar dengan prestasi belajar siswa.

D. Hipotesis Penelitian

1. Ada hubungan yang positif dan signifikan antara interaksi belajar mengajar

dengan prestasi belajar ekonomi akuntansi.

2. Ada hubungan yang positif dan signifikan antara motivasi belajar dengan

prestasi belajar ekonomi akuntansi.

3. Ada hubungan yang positif dan signifikan antara lingkungan belajar di

keluarga dengan prestasi belajar ekonomi akuntansi.

4. Ada hubungan yang positif dan signifikan antara lingkungan belajar di

sekolah dengan prestasi belajar ekonomi akuntansi.

5. Ada hubungan yang positif dan signifikan antara interaksi belajar

mengajar, motivasi belajar, lingkungan belajar di keluarga, dan lingkungan

belajar di sekolah secara bersama-sama dengan prestasi belajar ekonomi

(44)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang dilaksanakan adalah studi kasus pada SMA Pangudi

Luhur Sedayu. Studi kasus adalah penelitian yang dilaksanakan pada objek

tertentu sehingga kesimpulan yang diambil berdasarkan penelitian tersebut

hanya berlaku pada objek yang diteliti. Penelitian ini dilaksanakan pada

semua siswa-siswi SMA Pangudi Luhur Sedayu, sehingga hasil penelitiannya

hanya berlaku pada sekolah yang diteliti dan tidak berlaku pada sekolah lain.

B. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat : SMA Pangudi Luhur Sedayu

Jln. Wates Km. 12, Sedayu, Bantul.

2. Waktu : Februari – Maret 2007

C. Populasi dan Sampel

1. Populasi Penelitian

Populasi adalah totalitas semua nilai yang mungkin, hasil

menghitung atau pengukuran, kuantitatif maupun kualitatif mengenai

karakteristik tertentu dari semua anggota kumpulan yang lengkap dan jelas

yang ingin dipelajari sifat-sifatnya. Populasi dalam penelitian ini adalah

seluruh siswa kelas XI jurusan IPS yang berjumlah 68 siswa dengan

rincian kelas XI IPS 1 sebanyak 33 siswa dan kelas XI IPS 2 sebanyak 35

(45)

kelas XI sudah beradaptasi dengan lingkungan sekolahnya dan belum

berkonsentrasi menghadapi Ujian Akhir Nasional.

2. Sampel Penelitian

Sampel adalah sebagian atau wakil dari populasi yang diteliti. Dalam

menentukan besar kecilnya sampel, sebenarnya tidak ada ketepatan yang

mutlak. Sebagai pertimbangan Suharsimi Arikunto menyatakan sebagai

berikut:

Apabila subjek kurang dari 100, lebih baik diambil seluruhnya

sehingga penelitiannya adalah penelitian populasi. Selanjutnya jika subjeknya

besar dapat diambil antara 10%-15% atau 20%-25%. Karena jumlah subjek

untuk siswa kelas XI IPS hanya 68 siswa, maka diambil semuanya sehingga

penelitiannya merupakan penelitian populasi .

D. Variabel Penelitian dan Pengukurannya

1. Variabel Penelitian

a. Variabel Bebas

Variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi variabel

lainnya. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah interaksi belajar

mengajar (X1), motivasi belajar siswa (X2), lingkungan belajar di

keluarga (X3), dan lingkungan belajar di sekolah (X4).

b. Variabel Terikat

Variabel terikat adalah variabel yang menjadi akibat dari variabel

bebas (Suharsimi Arikunto,1991:93). Variabel terikat dalam penelitian

(46)

2. Pengukuran Variabel

a. Variabel Interaksi Belajar Mengajar

Indikator interaksi belajar mengajar terdiri dari relasi guru dengan

siswa di kelas, variasi metode mengajar oleh guru di kelas, dan

kedisiplinan siswa saat kegiatan belajar. Indikator-indikator

tersebut dituangkan dalam bentuk kuesioner dan diukur dengan

skala likert.Pemberian skor adalah sebagai berikut : Tabel 1

Skor variabel interaksi belajar mengajar

Pilihan Kuesioner Jawaban

Positif Negatif

Sangat Setuju (SS) 4 1

Setuju (S) 3 2

Tidak Setuju (TS) 2 3 Sangat Tidak Setuju (STS) 1 4

b. Variabel Motivasi Belajar

Indikator Motivasi Belajar terdiri dari kemauan untuk mengikuti

pelajaran, keinginan berprestasi, dan kerelaan menyediakan waktu.

Indikator-indikator tersebut dituangkan dalam bentuk kuesioner

dan diukur dengan skala likert. Pemberian skor adalah sebagai berikut :

Tabel 2

Skor variabel motivasi belajar

Pilihan Kuesioner Jawaban

Positif Negatif

Sangat Setuju (SS) 4 1

Setuju (S) 3 2

(47)

c. Variabel Lingkungan Belajar di Keluarga

Indikator lingkungan belajar di keluarga yang terdiri dari suasana

kondusif keluarga , perhatian orang tua terhadap anak, dan keadaan

sosial ekonomi orang tua.. Indikator-indikator tersebut dituangkan

dalam bentuk kuesioner dan diukur dengan skala likert. Pemberian skor adalah sebagai berikut :

Tabel 3

Skor variabel lingkungan belajar di keluarga

Pilihan Kuesioner Jawaban

Positif Negatif

Sangat Setuju 4 1

Setuju 3 2

Tidak Setuju 2 3

Sangat Tidak Setuju 1 4

d. Variabel Lingkungan Belajar di Sekolah

Indikator lingkungan belajar di sekolah yang terdiri dari keadaan

fisik bangunan, sarana prasarana penunjang kelancaran kegiatan

belajar dan lingkungan yang kondusif untuk belajar.

Indikator-indikator tersebut dituangkan dalam bentuk kuesioner dan diukur

denganskala likert.Pemberian skor adalah sebagai berikut : Tabel 4

Skor variabel lingkungan belajar di sekolah

Pilihan Kuesioner Jawaban

Positif Negatif

Sangat Setuju 4 1

Setuju 3 2

Tidak Setuju 2 3

(48)

e. Variabel Prestasi Belajar Ekonomi Akuntansi

Variabel prestasi belajar ekonomi akuntansi diukur berdasarkan

nilai hasil raport siswa pada bidang studi ekonomi akuntansi.

E. Pengumpulan Data

1. Teknik Pengumpulan Data

Untuk mengumpulkan data dalam penelitian ini digunakan

teknik pengumpulan data sebagai berikut :

a. Teknik Angket atau Kuesioner

Kuesioner adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan

untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan

tentang pribadinya atau hal-hal yang ia ketahui (Suharsimi

Arikunto,1991:124). Teknik ini digunakan untuk mengumpulkan data

mengenai variabel bebas, yaitu interaksi belajar mengajar, motivasi

belajar, lingkungan belajar di keluarga, dan lingkungan belajar di

sekolah.

Butir-butir pertanyaan disajikan dalam dua bentuk, yaitu

pertanyaan negatif dan pertanyaan positif. Pertanyaan negatif adalah

pertanyaan yang tidak mendukung gagasan, sedangkan pertanyaan

positif adalah pertanyaan yang mendukung gagasan

Kisi-kisi kuesioner untuk variabel Interaksi Belajar Mengajar,

Motivasi Belajar Siswa, Lingkungan Belajar Siswa di Keluarga, dan

Lingkungan Belajar Siswa di Sekolah disajikan dalam tabel sebagai

(49)

Tabel 5 Kisi-kisi Kuesioner

No Variabel Indikator Positif Negatif

1. Interaksi Belajar Mengajar a. Relasi guru dengan siswa di kelas. b. Variasi metode

mengajar oleh guru di kelas.

c. Kedisiplinan siswa saat kegiatan belajar. 1,2,3,4, 5 7,8,11 10,13, 14, 15 6 9 12

2. Motivasi Belajar a. Kemauan untuk mengikuti pelajaran b. Keinginan untuk

berprestasi c. Kerelaan menyediakan waktu 1,2,3,4 6,7,9 10,11, 12,13 5 8 14

3. Lingkungan Belajar di Keluarga

a. Suasana kondusif keluarga

b. Perhatian orang tua terhadap anak c. Keadaan sosial

ekonomi orang tua

1,2,3, 10 4,5

6,8,9 7

4. Lingkungan Belajar di Sekolah

a. Keadaan fisik bangunan

b. Sarana prasarana penunjang

kelancaran kegiatan belajar.

c. Lingkungan yang kondusif untuk belajar.

1,2

3,4

5,6

d. Teknik Dokumentasi

Menurut Suharsimi Arikunto (1991:131), metode

dokumentasi adalah metode pengumpulan data mengenai hal-hal atau

veriabel yang berupa benda-benda tertulis seperti buku-buku, majalah,

dokumen, peraturan-peraturan, notulen rapat, catatan harian, dan

(50)

data prestasi belajar siswa dan sebagai ukurannya berpedoman pada

nilai legger siswa kelas XI program IPS. Nilai tersebut dapat digunakan sebagai alat ukur untuk mengetahui prestasi belajar siswa.

2. Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen Penelitian

a. Uji Validitas

Yang dimaksud dengan validitas adalah taraf sampai di mana suatu

kuesioner mampu mengukur apa yang seharusnya diukur (Masidjo,

1995:242). Dalam penelitian ini yang diuji adalah butir-butir

pertanyaan dari variabel interaksi belajar mengajar (X1), variabel

motivasi belajar (X2), variabel lingkungan belajar di keluarga (X3), dan

variabel lingkungan belajar di sekolah (X4).

Besaran koefisien validitas tersebut dapat dihitung dengan teknik

korelasi Product Momentdari Pearson, yang rumusnya sebagai berikut (Sudjana,1996:369):

 

2 2

2

2

    i i i i i i xy Y Y n X X n Y X Y X N r Keterangan:

X = skor masing-masing item kuesioner

Y = total skor item kuesioner

xy = jumlah kali x dan y n = jumlah sampel

rxy = Koefisien korelasi masing-masing item.

Koefisien korelasi yang diperoleh dari perhitungan

(51)

diukur. Untuk menentukkan kesahihan setiap item ditentukan

derajat kebebasan (df) = N-2 dengan taraf signifikansi 5%. Jika

r hitung > r tabel, maka kuesioner dikatakan valid dan jika

rhitung < r tabel, maka kuesioner dikatakan tidak valid. Jika ada item

kuesioner yang tidak valid maka, item kuesioner tersebut harus

dibuang atau tidak dipakai.

Pelaksanaan uji coba ini dilakukan di SMA Budi Mulia

Minggir dengan jumlah responden sebanyak 30 orang, di mana

dk = n-2. Dari hasil uji coba tersebut diketahui derajat kebebasan

sebesar 28 (30-2), dengan harga product moment tabel (r tabel)

sebesar 0,2407 dengan taraf signifikansi 5%. Adapun rangkuman

hasil penelitian uji coba validitas sebagai berikut :

Tabel 6 Hasil Uji Validitas

Instrumen interaksi belajar mengajar

No. rhitung rtabel Hasil Analisis

1. 0,6516 0,2407 valid

2. 0,6502 0,2407 valid

3. 0,6103 0,2407 valid

4. 0,6962 0,2407 valid

5. 0,4715 0,2407 valid

6. 0,4657 0,2407 valid

7. 0,3488 0,2407 valid

8. 0,2071 0,2407 Tidak valid 9. -0,1898 0,2407 Tidak valid

10. 0,3785 0,2407 valid

11. 0,3736 0,2407 valid

12. 0,4097 0,2407 valid

13. 0,3081 0,2407 valid

14. 0,0767 0,2407 Tidak valid

(52)

Tabel 7 Hasil Uji Validitas Instrumen motivasi belajar

No. rhitung rtabel Hasil Analisis

1. 0,7231 0,2407 Valid

2. 0,7633 0,2407 Valid

3. 0,6083 0,2407 Valid

4. 0,8180 0,2407 Valid

5. 0,6753 0,2407 Valid

6. -0,1077 0,2407 Tidak valid

7. 0,5341 0,2407 Valid

8. 0,0183 0,2407 Tidak valid 9. 0,2067 0,2407 Tidak valid

10. 0,7561 0,2407 Valid

11. 0,5410 0,2407 Valid

12. 0,8042 0,2407 Valid

13. 0,6824 0,2407 Valid

14. 0,0640 0,2407 Tidak valid

Tabel 8 Hasil Uji Validitas

Instrumen lingkungan keluarga

No. rhitung rtabel Hasil Analisis

1. 0,5498 0,2407 Valid

2. 0,5476 0,2407 Valid

3. 0,7400 0,2407 Valid

4. 0,7146 0,2407 Valid

5. 0,7033 0,2407 Valid

6. 0,4969 0,2407 Valid

7. 0,4483 0,2407 Valid

8. 0,4812 0,2407 Valid

9. 0,5020 0,2407 Valid

(53)

Tabel 9 Hasil Uji Validitas Instrumen lingkungan sekolah

No. rhitung rtabel Hasil Analisis

1. 0,4114 0,2407 Valid

2. 0,4129 0,2407 Valid

3. 0,3703 0,2407 Valid

4. 0,3898 0,2407 Valid

5. 0,4498 0,2407 Valid

6. 0,5315 0,2407 Valid

b. Uji Reliabilitas

Yang dimaksud dengan reliabilitas adalah taraf sampai

dimana suatu kuesioner mampu menunjukkan konsistensi hasil

pengukurannya yang diperlihatkan dalam taraf ketepatan dan

ketelitian hasil. Taraf reliabilitas suatu kuesioner dinyatakan dalam

suatu koefisien yang disebut koefisien reliabilitas.

Untuk mengetahui koefisien reliabilitas digunakan rumus

koefisien Alpha sebagai berikut (Suharsimi

Arikunto,1989:164-165):

r11=

              

2

2 1 1 t b k k   Keterangan:

r11 :reliabilitas instrumen

k : jumlah soal

∑σb2 : jumlah varians butir

σ2

(54)

Untuk menentukan reliabel tidaknya kuesioner, ditetapkan derajat

kebebasan (df) = N-2 dan taraf signifikansi 5%. Jika r hitung > r tabel,

kuesioner dikatakan reliabel dan jika r hitung < r tabel, maka kuesioner

dikatakan tidak reliabel.

Hasil analisis uji reliabilitas dihitung dengan program komputer

seri SPSS. Dari hasil analisis tersebut diperoleh hasil reliabilitas seperti

pada tabel di bawah ini :

Tabel 10

Hasil Uji Reliabilitas

No. Variabel Penelitian rhitung rtabel Status

1. Interaksi belajar mengajar 0,7612 0,2407 Reliabel 2. Motivasi belajar 0,8677 0,2407 Reliabel 3. Lingkungan belajar di keluarga 0,8580 0,2407 Reliabel 4. Lingkungan belajar di sekolah 0,6498 0,2407 Reliabel

Sebagai pedoman untuk menentukan keterhandalan variabel

penelitian, digunakan interpretasi nilai r sebagai berikut (Suharsimi

Arikunto,1989:167):

Tabel 11

Tingkat keterhandalan variabel penelitian

No. Koefisien Alpha Tingkat Keterandalan

1. 0,800-1,00 Sangat Tinggi

2. 0,600-0,799 Tinggi

3. 0,400-0,599 Cukup

4. 0,200-0,399 Rendah

(55)

F. Teknik Analisis Data

1. Uji Prasyarat Analisis Korelasi

a. Uji Normalitas

Uji normalitas dalam penelitian ini digunakan untuk mengetahui

apakah data yang terjaring berdistribusi normal atau tidak. Apabila

data yang terjaring berdistribusi normal, maka analisis untuk menguji

hipotesis dapat dilakukan (Sudjana,1996:291).

Uji normalitas dalam penelitian ini digunakan rumus One-Sample Kolmogorov-Smirnov(Sugiyono, 1999:255) yaitu:

 

 

F X1 S X1

Max

Don

Keterangan :

D = Deviasi maksimum

 

X1

Fo = Fungsi distribusi frekuensi kumulatif yang ditentukan

 

X1

So = Fungsi distribusi frekuensi kumulatif yang diobservasi Jika nilai Fhitung > dari nilai Ftabel pada taraf signifikansi 5 %, maka

distribusi data dikatakan tidak normal. Sebaliknya, jika nilai

Fhitung< dari nilai Ftabel, maka distribusi data dikatakan normal

b. Uji Linieritas

Uji linieritas dilakukan untuk mengetahui apakah masing-masing

variabel bebas mempunyai hubungan linier atau tidak dengan variabel

terikatnya. Untuk uji linieritas ini digunakan rumus persamaan regresi

dengan menguji signifikansi nilai F. Adapun rumus yang digunakan

untuk mencari nilai F adalah sebagai berikut (Sudjana,1996:332):

e S

TC S

F 2

(56)

Keterangan: 2 ) ( 2   k TC JK TC S 2 ) ( 2   k E JK e S Dimana :

F = harga bilangan F untuk garis regresi

S2TC = varian tuna cocok

S2e = varian kekeliruan

JK(TC) = jumlah kuadrat tuna cocok

JK(E) = jumlah kuadrat kekeliruan

Kita tolak hipotesis model regresi linier jika F > F(1-α) (k-2 , n-k). Untuk

distribusi F yang digunakan diambil dk pembilang = (k-2) dan dk

penyebut = (n-k).

2. Pengujian Hipotesis Penelitian

a. Hipotesis Pertama

Teknik analisis korelasi Product Moment digunakan untuk mengetahui apakah ada hubungan yang positif dan signifikan antara

interaksi belajar mengajar ( X1) dengan prestasi belajar akuntansi (Y).

Adapun rumusnya adalah sebagai berikut (Sudjana,1996:368):

(Sudjana,1996:368):

 

(57)

Keterangan:

X = jumlah nilai X

Y = jumlah nilai Y n = jumlah sampel

rxy = Koefisien korelasi antara variablexdany

Bila r = 0, maka diantara kedua variabel tidak ada

hubungan sama sekali. Bila r = 1 atau mendekati 1, maka antara

kedua variabel mempunyai hubungan yang sempurna dan positif.

Bila r = -1 atau mendekati -1, maka kedua variabel memiliki

hubungan yang sempurna dan negatif.

Untuk pengujian keberartian koefisien korelasi maka

dihitung thitungdan ttabel dengan rumus (Sudjana,1996:380):

2

2 1

2

   r n

t

Keterangan:

r = koefisien korelasi sederhana

n = jumlah sampel

Dalam pengujian ini digunakan taraf signifikansi 5%. Jika

t hitung < t tabel berarti tidak ada hubungan positif antara variabel

interaksi belajar mengajar (X1) dengan prestasi belajar akuntansi

(Y). Jika thitung> ttabelberarti ada hubungan yang positif signifikan

antara variabel interaksi belajar mengajar (X1) dengan prestasi

(58)

b. Hipotesis kedua

Teknik analisis korelasi Product Moment digunakan untuk mengetahui apakah ada hubungan yang positif dan signifikan antara

motivasi belajar ( X2) dengan prestasi belajar akuntansi (Y). Adapun

rumusnya adalah sebagai berikut (Sudjana,1996:368):

 

2 2

2

2

    i i i i i i xy Y Y n X X n Y X Y X N r Keterangan:

X = jumlah nilai X

Y = jumlah nilai Y n = jumlah sampel

rxy = Koefisien korelasi antara variablexdany

Bila r = 0, maka diantara kedua variabel tidak ada hubungan

sama sekali. Bila r = 1 atau mendekati 1, maka antara kedua variabel

mempunyai hubungan yang sempurna dan positif. Bila r = -1 atau

mendekati -1, maka kedua variabel memiliki hubungan yang sempurna

dan negatif.

Untuk pengujian keberartian koefisien korelasi maka dihitung

thitungdan ttabel dengan rumus (Sudjana,1996:380):

2 2 1 2    r n

t

Keterangan:

r = koefisien korelasi sederhana

(59)

Dalam pengujian ini digunakan taraf signifikansi 5%. Jika

thitung< ttabelberarti tidak ada hubungan positif antara motivasi belajar

(X2) dengan prestasi belajar akuntansi (Y). Jika t hitung> t tabelberarti

ada hubungan yang positif signifikan antara variabel motivasi belajar

(X2) dengan prestasi belajar akuntansi (Y).

c. Hipotesis ketiga

Teknik analisis korelasi Product Moment digunakan untuk mengetahui apakah ada hubungan yang positif dan signifikan antara

lingkungan belajar di keluarga ( X3) dengan prestasi belajar akuntansi

(Y). Adapun rumusnya adalah sebagai berikut (Sudjana,1996:368):

(Sudjana,1996:368):

 

2 2

2

2

    i i i i i i xy Y Y n X X n Y X Y X N r Keterangan:

X = jumlah nilai X

Y = jumlah nilai Y n = jumlah sampel

rxy = Koefisien korelasi antara variablexdany

Bila r = 0, maka diantara kedua variabel tidak ada

hubungan sama sekali. Bila r = 1 atau mendekati 1, maka antara

kedua variabel mempunyai hubungan yang sempurna dan positif.

Bila r = -1 atau mendekati -1, maka kedua variabel memiliki

(60)

Untuk pengujian keberartian koefisien korelasi maka

dihitung thitungdan ttabel dengan rumus (Sudjana,1996:380):

2 2 1 2    r n

t

Keterangan:

r = koefisien korelasi sederhana

n = jumlah sampel

Dalam pengujian ini digunakan taraf signifikansi 5%. Jika

t hitung < t tabel berarti tidak ada hubungan positif antara variabel lingkungan belajar di keluarga (X3) dengan prestasi belajar

akuntansi (Y). Jika t hitung > t tabel berarti ada hubungan yang positif signifikan antara variabel lingkungan belajar di keluarga

(X3) dengan prestasi belajar akuntansi (Y).

d. Hipotesis keempat

Teknik analisis korelasi Product Moment digunakan untuk mengetahui apakah ada hubungan yang positif dan signifikan antara

lingkungan belajar di sekolah (X4) dengan prestasi belajar akuntansi

(Y). Adapun rumusnya adalah sebagai berikut (Sudjana,1996:368):

(Sudjana,1996:368):

 

2 2

2

2

    i i i i i i xy Y Y n X X n Y X Y X N r Keterangan:
(61)

Y = jumlah nilai Y n = jumlah sampel

rxy = Koefisien korelasi antara variablexdany

Bila r = 0, maka diantara kedua variabel tidak ada

hubungan sama sekali. Bila r = 1 atau mendekati 1, maka antara

kedua variabel mempunyai hubungan yang sempurna dan positif.

Bila r = -1 atau mendekati -1, maka kedua variabel memiliki

hubungan yang sempurna dan negatif.

Untuk pengujian keberartian koefisien korelasi maka

dihitung thitungdan ttabel dengan rumus (Sudjana,1996:380):

2

2 1

2

   r n

t

Keterangan:

r = koefisien korelasi sederhana

n = jumlah sampel

Dalam pengujian ini digunakan taraf signifikansi 5%. Jika

t hitung < t tabel berarti tidak ada hubungan positif antara variabel

lingkungan belajar di sekolah (X4) dengan prestasi belajar

akuntansi (Y). Jika t hitung > t tabel berarti ada hubungan yang

positif signifikan antara variabel lingkungan belajar di sekolah

(62)

Untuk dapat memberikan penafsiran terhadap koefisien

korelasi, maka dapat digunakan pedoman sebagai

Gambar

Tabel 1Skor variabel interaksi belajar mengajar
Tabel 3Skor variabel lingkungan belajar di keluarga
Tabel 5Kisi-kisi Kuesioner
Tabel 6Hasil Uji Validitas
+7

Referensi

Dokumen terkait

maksudnya adalah untuk menjaga kesehatan, pendidikan dan perkembangan anak, tetapi secara filosofis ketentuan tersebut menginginkan jika memungkinkan anak di bawah usia sekolah

[r]

[r]

Dengan adanya Hijabers Community ini banyak gaya atau cara menggunakan hijab yang lebih modern tapi tetap syar’i.. Kata kunci: hijab, fesyen,

Titik ini tidak muncul sebagai puncak yang jelas namun sebagai perluasan anomali dari baseline pada kurva DTA, seperti yang ditunjukkan pada Gambar 6 dan 7; Tg menunjukkan suhu

Dengan transmisi synchronous, ada level lain dari synchronisasi yang perlu agar receiver dapat menentukan awal dan akhir dari suatu blok data.. Untuk itu, tiap blok dimulai

Jenis penelitian ini adalah deskriptif yang bersifat studi kasus karena dalam hal ini hanya menggambarkan tentang perkembangan yang berlaku di perusahaan yang

Meningkatkan kerja sama dengan dunia usaha untuk memberikan akses yang lebih luas bagi siswa SMK untuk melakukan Praktek Kerja Lapangan (PKL) dan program magang bagi pendidik