• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Perbedaan Sebelum dan Setelah Pemecahan Saham (Stock Split) pada Volume Perdagangan dan Abnormal Return Saham Perusahaan yang Terdaftar di BEI Tahun 2007-2011.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Analisis Perbedaan Sebelum dan Setelah Pemecahan Saham (Stock Split) pada Volume Perdagangan dan Abnormal Return Saham Perusahaan yang Terdaftar di BEI Tahun 2007-2011."

Copied!
21
0
0

Teks penuh

(1)

ABSTRACT

The increase or decrease of the price which is too sharp, will cause the demand for the purchase of the shares decline and may lead to the stock will not be optimal to be traded. Stock split is the company's right to make the share price become more attractive to be traded. The purpose of this study is to analyze the difference between before and after the stock split on trading volume activity and the shares return in 2007 - 2011. The samples that are used in this study are companys which execute stock split and publish annual report. The result of the shares trading volume research shows that the value of Sig 0,033 lower than the significance level 5%. It means there is a big shares trading volume difference before and after the stock split. Meanwhile the abnormal return shows that the value of Sig 0,701 higher than significance level that is 5%. It means there is no difference of abnormal return before and after stock split.

(2)

Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK

Kenaikan maupun penurunan harga yang terlalu tajam, akan menyebabkan permintaan terhadap pembelian saham tersebut mengalami penurunan dan pada akhirnya dapat menyebabkan saham tersebut menjadi tidak optimal diperdagangkan. Stock split adalah aksi perusahaan untuk membuat harga saham menjadi lebih menarik untuk diperdagangkan. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui perbedaan sebelum dan setelah stock split pada aktivitas volume perdagangan dan return saham tahun 2007 - 2011.

Sampel yang digunakan adalah perusahaan yang melakukan stock split dan menerbitkan

laporan keungan. Hasil penelitian volume perdagangan saham menunjukkan bahwa nilai Sig sebesar 0,033 lebih kecil dari tingkat signifikansi yang digunakan yaitu sebesar 5%

artinya terdapat perbedaan volume perdagangan saham sebelum dan setelah stock split,

sedangkan abnormal return menunjukan bahwa nilai Sig sebesar 0,701 lebih besar dari tingkat signifikasi yang digunakan sebesar 5% artinya tidak terdapat perbedaan abnormal return sebelum dan setelah stock split.

(3)

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PENGESAHAN ... ii

SURAT PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI ... iii

SURAT PERNYATAAN PENGGUNAAN DATA SEKUNDER ... iv

KATA PENGANTAR ... v

ABSTRACT ... viii

ABSTRAK ... ix

DAFTAR ISI ... x

DAFTAR TABEL ... xiv

DAFTAR LAMPIRAN ... xv

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang Penelitian ... 1

1.2 Identifikasi Masalah ... 5

(4)

Universitas Kristen Maranatha

1.4 Kegunaan Penelitian ... 6

1.5 Rerangka Pemikiran ... 6

1.6 Rumusan Masalah ... 9

BAB II LANDASAN TEORI ... 10

2.1 Investasi ... 10

2.2 Teori Motivasi Stock Split ... 14

2.2.1 Signalling Theory ... 14

2.2.2 Trading Range Theory ... 15

2.3 Even Study ... 16

2.4 Stock Split ... 17

2.5 Reverse Stock Split ... 18

2.6 Likuiditas Saham ... 19

2.7 Abnormal Return ... 20

2.8 Rata-rata Abnormal Return ... 23

BAB III METODE PENELITIAN... 24

(5)

xii

3.2 Populasi dan Sampel ... 24

3.3 Teknik Pengambilan Sampel ... 24

3.4 Jenis dan Data Sekunder ... 26

3.5 Variabel Penelitian ... 27

3.6 Teknik Pengolahan Data ... 29

3.7 Metode Analisis Data ... 32

3.7.1 Uji Asumsi Klasik ... 32

3.7.1.1 Uji Normalitas ... 32

3.7.2 Uji Hipotesis ... 33

3.7.2.1 Uji t-test ... 33

3.7.2.2 Uji Willcoxon ... 33

3.8 Uji Hipotesis ... 33

3.9 Penarikan Kesimpulan ... 34

BAB IV HASIL PENELITIAN ... 35

4.1 Analisis Data ... 35

(6)

Universitas Kristen Maranatha 4.1.2 Analisis Abnormal Return Sebelum dan Setelah Peristiwa

Pemecahan Saham ... 37

4.2 Pembahasan Hasil Penelitian ... 39

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 44

5.1 Kesimpulan ... 44

5.2 Keterbatasan Penelitian ... 45

5.3 Saran ... 45

DAFTAR PUSTAKA ... 46

LAMPIRAN

(7)

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

3.1 . Daftar sampel Emiten-Emiten Yang Memenuhi Persyaratan Sebagai

Sampel periode 2007-2011 ... 25

3.2 Definisi Operasional Variabel ... 28

4.1 Hasil Uji Normalitas – Variabel Rata-rata TVA ... 36

4.2 Hasil Uji t-test – Variabel Rata-rata TVA ... 37

4.3 Hasil Uji Normalitas – Variabel Rata-rata Abnormal Return ... 38

(8)

xv

Universitas Kristen Maranatha DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran A : Data Perusahaan Yang Melakukan Stock Split Di BEI

Lampiran B : Hasil Perhitungan Rata-Rata TVA

Lampiran C : Hasil Perhitungan Rata-Rata Abnormal Return

Lampiran D : Hasil Uji TVA Sebelum Dan Sesudah

(9)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Penelitian

Investasi merupakan penyaluran sumber dana yang ada sekarang dengan

mengharapkan keuntungan di masa mendatang. Tujuan dari investasi adalah

memperoleh penghasilan serta menambah nilai modal yang ditempatkan.

Pasar modal merupakan salah satu sarana untuk melakukan investasi. Pasar

modal memiliki dua fungsi yaitu fungsi ekonomi dan fungsi keuangan. Pasar

modal sebagai fungsi ekonomi yaitu sarana bagi pendanaan usaha atau sebagai

sarana bagi perusahaan untuk mendapatkan dana dari masyarakat pemodal

(investor). Sedangkan pasar modal sebagai fungsi keuangan yaitu sarana bagi

masyarakat untuk berinvestasi pada instrumen keuangan, seperti saham, obligasi,

reksadana, dan lain-lain (Gusti, 2010).

Saham merupakan salah satu instrumen keuangan jangka panjang.

Menerbitkan saham merupakan salah satu pilihan bagi perusahaan untuk

menggalang dana bagi kegiatan operasionalnya. Pada sisi yang lain, saham

merupakan instrumen investasi yang banyak dipilih para investor karena saham

mampu memberikan tingkat keuntungan yang menarik. (Martalena et. al. 2009).

Untuk bisa mencapai keuntungan dan meminimalkan risiko dalam

berinvestasi saham, para investor memerlukan informasi dalam membuat

(10)

Universitas Kristen Maranatha menganalisa kinerja saham perusahaan. Analisa bisa dilakukan baik secara

fundamental, yaitu analisa terhadap keadaan perusahaan dan keadaan

perekonomian negara. Sedangkan analisa teknikal, yaitu melihat pergerakan harga

saham melalui grafik. Semua analisa ini memberikan informasi yang penting bagi

investor untuk mengambil keputusan. Selain analisa di atas, salah satu informasi

yang juga penting bagi investor untuk mengambil keputusan pemilihan saham

adalah stock split. (Martalena et. al., 2009).

Stock split adalah suatu aktivitas yang dilakukan oleh perusahaan go public untuk menaikkan jumlah saham yang beredar. Pada dasarnya stock split terbagi menjadi dua yaitu split up (pemecahan naik) dan split down (pemecahan turun). Split up adalah penurunan nilai nominal per lembar saham yang mengakibatkan bertambahnya jumlah saham yang beredar. Dan Reverse Stock Split atau Split Down merupakan kebalikan dari stock up, yaitu menggabungkan nilai nominal

saham menjadi nominal yang lebih besar sesuai dengan rasioyang telah ditentukan

dengan tujuan untuk membuat harga saham menjadi lebih tinggi dari sebelumnya

(Sutikno, 2008).

Secara teoritis motivasi yang melatarbelakangi perusahaan melakukan stock

split tertuang dalam beberapa teori, antara lain Trading Range Theory dan Signaling Theory. (Hari, 2006). Aktivitas Trading Range Theory dilakukan pada saat harga dinilai terlalu tinggi sehingga akan mengurangi kemampuan investor

(11)

3

sahamnya tetap berada dalam rentang perdagangan yang optimal adalah dengan

melakukan pemecahan saham(Hasna, 2010).

Sedangkan Signaling theory menyatakan bahwa pemecahan saham

memberikan informasi kepada investor tentang prospek peningkatan return masa depan yang substantial. Dengan memandang bahwa perusahaan akan memberikan

return (tingkat pengembalian) yang tinggi, akan memberikan daya tarik investor untuk berinvestasi dan akan mendorong perusahaan untuk melakukan pemecahan

saham (Marwata, 2001 sebagaimana dikutip oleh Tampobulon, 2003).

Aktivitas pemecahan saham biasanya akan mempengaruhi jumlah saham

yang beredar ataupun harga yang berlaku di pasar saham, yang mencerminkan

emiten saham. Semakin baik kinerja perusahaan akan semakin tinggi pula harga

saham dan volume perdagangannya. Tetapi harga saham yang terlalu tinggi juga

menyebabkan kurang aktifnya saham tersebut diperdagangkan atau likuiditasnya

kurang optimal (Hari, 2006).

Untuk melihat pengaruh pemecahan saham terhadap volume perdagangan

saham dilihat dari aktivitas perdagangan saham yang bersangkutan yang diukur

dengan trading volume activity (TVA). Trading Volume Activity (TVA)

merupakan perbandingan antara jumlah saham yang diperdagangkan pada waktu

tertentu dengan jumlah saham perusahaan yang beredar pada periode tertentu.

(12)

Universitas Kristen Maranatha penurunan yang sangat signifikan, yang artinya kinerja saham setelah melakukan

stock split mengalami dampak yang negatif.

Penelitian di atas memberikan hasil yang serupa dengan penelitian yang

dilakukan Elen dan Esti (2006) yang meneliti rata-rata return saham perusahaan di BEI sebelum dan sesudah melakukan stock split, dan hasil yang di didapat sesudah pemecahan saham yaitu rata-rata return saham menurun dibandingkan sebelum melakukan kebijakan stock split. Begitu juga penelitian yang dilakukan oleh Fitriana (2010) menunjukan rata-rata return, likuiditas, dan harga saham mengalami hasil yang negatif di dalam kinerjanya.

Namun hasil penelitian di atas berbeda dengan penelitian yang dilakukan

oleh Melinda & Dwi (2006) dalam ”The Analisys Impact Of Stock Split And Reverse Stock Split On Stock Return And Volume The Case Of Jakarta Stock

Exchange” menyatakan bahwa kebijakan mengenai stock split yang dilakukan

tidak berpengaruh positif maupun negatif baik dari return maupun volume. Begitu juga penelitian yang dilakukan oleh I Gusti (2010) mendapatkan hasil yang

menyatakan tidak ada pengaruh yang signifikan pada abnormal return namun terdapat pengaruh negatif pada volume penjualan saham.

Menurut Hari (2006) rata-rata TVA sebelum dan pada saat pengumuman

pemecahan saham adalah lebih kecil daripada rata-rata TVA sesudah

pengumuman pemecahan saham, sehingga pemecahan saham dalam penelitian ini

secara signifikan dapat meningkatkan likuiditas perdagangan saham dengan

(13)

5

Dengan beragamnya hasil yang didapat di dalam penelitian mengenai stock split, maka secara garis besar hasil penelitian dapat dibedakan menjadi dua kelompok. Pertama, stock split dianggap hanya sebagai perubahan yang bersifat "kosmetik" atau hiasan karena stock split tidak berpengaruh pada arus kas perusahaan dan proporsi kepemilikan investor. Kedua, Stock Split dianggap dapat mempengaruhi keuntungan pemegang saham, risiko saham, dan sinyal yang

diberikan kepada pasar karena split mengembalikan harga per lembar saham pada

tingkat perdagangan yang optimal dan meningkatkan likuiditas (Baker dan Powell,

1993. sebagaimana dikutip oleh Sutrisno, 2000).

Mengacu pada berbagai penelitian yang telah dilakukan, maka penelitian ini

bertujuan untuk menguji dampak pemecahan saham terhadap volume dan return

saham yang difokuskan pada perubahan harga saham relatif sebelum dan sesudah

pengumuman pemecahan saham. Berdasarkan latar belakang di atas maka

penelitian ini berjudul : “Analisis Perbedaan Sebelum dan Setelah Pemecahan

Saham (Stock Split) Pada Volume Perdagangan Dan Abnormal Return Saham

Perusahaan Yang Terdaftar Di BEI Tahun 2007 – 2011.”

1.2 Identifikasi Masalah

a. Apakah terdapat perbedaan sebelum dan setelah stock split pada volume

perdagangan saham-saham perusahaan yang listing di BEI periode

2007-2011?

(14)

Universitas Kristen Maranatha

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan dan maksud dari penelitian ini adalah untuk menjawab segala rumusan

masalah yang telah dipaparkan diatas, yaitu sebagai berikut :

a. Untuk mengetahui perbedaan sebelum dan setelah stock split volume

perdagangan saham yang listing di BEI periode 2007-2011

b. Untuk mengetahui perbedaan sebelum dan setelah stock split abnormal return saham yang listing di BEI periode 2007-2011

1.4 Kegunaan Penelitian

Kegunaan dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Akademisi

Sebagai referensi di bidang keuangan, khususnya mengenai perbedaan sebelum

dan setelah stock split volume perdangan saham dan abnormal return 2. Peneliti selanjutnya

Sebagai bahan referensi bagi peneliti-peneliti selanjutnya yang hendak

melakukan penelitian dengan topik serupa.

1.5 Rerangka Pemikiran

Pasar modal dikatakan memiliki fungsi ekonomi karena pasar modal

menyediakan fasilitas yang mempertemukan dua kepentingan yaitu pihak yang

memiliki kelebihan dana dan pihak yang memerlukan dana. Dengan adanya pasar

modal maka perusahaan publik dapat memperoleh dana dari masyarakat melalui

(15)

7

dan salah satu informasi yang patut dicermati adalah pengumuman stock split

atau pemecahan saham. Stock split merupakan fenomena yang menarik dan

membingungkan. Hal ini terjadi karena stock split mempengaruhi jumlah saham yang beredar ataupun harga yang berlaku. Efeknya pada para pemegang saham

akan terlihat lebih makmur karena jumlah saham yang dipegangnya lebih banyak,

namun hal ini tidak mempengaruhi proporsi kepemilikan terhadap perusahaan.

Selain itu menurut signaling teory, stock split juga memberikan sinyal positif bagi investor tentang prospek perusahaan di masa yang akan datang, sebab

mereka percaya bahwa hanya perusahaan yang bagus yang mampu melakukan

stock split. Hal ini menjadi menarik karena terkadang teori yang ada tidak selalu sesuai dengan kenyataan sebab pada beberapa penelitian terdahulu menunjukkan

hasil yang beragam atas peristiwa stock split baik bersifat positif, netral, maupun

negatif terhadap abnormal return saham dan volume perdagangan. Pada dasarnya

ada dua pendapat mengenai stock split yaitu pendapat pertama stock split

merupakan perubahan yang bersifat “kosmetik” karena stock split tidak berdampak

pada arus kas perusahaan dan porsi kepemilikan investor. Pendapat yang kedua

stock split dapat memberi keuntungan melalui sinyal yang disampaikan kepada pasar.

Menurut signaling theory pemecahan saham akan memberikan sinyal

(16)

Universitas Kristen Maranatha Dengan meningkatnya transaksi saham tersebut maka akan terjadi overbought pada saham tersebut sehingga harga saham melonjak naik sehingga investor dapat

memperoleh return yang melampaui ekspektasi normal return seperti inilah yang disebut abnormal return. Untuk menguji adanya potensi return yang akan diterima oleh investor setelah melakukan pemecahan saham dan untuk mengetahui

abnormal return yang diperoleh seputar pengumuman pemecahan saham diukur dengan mencari selisih antara actual return dengan ekspektasi return. Setelah abnormal return harian masing-masing perusahaan diketahui maka dihitung rata–

rata abnormal return antara sebelum dan setelah pemecahan saham secara

keseluruhan sampel.

Di samping itu, apabila pemecahan saham tersebut mempunyai kandungan

informasi yang menguntungkan, maka akan berpengaruh terhadap volume

perdagangan saham dimana kuantitas perdagangannya menjadi lebih besar. Hal ini

disebabkan karena pemecahan saham membuat harga saham menjadi lebih rendah

yang akan mendorong investor-investor kecil untuk ikut melakukan transaksi.

Besarnya perbedaan tersebut bisa dilihat dari perubahan yang terjadi dalam

volume perdagangan saham. Perubahan volume perdagangan saham diukur

dengan trading volume activity (TVA) dengan membandingkan jumlah saham

yang diperdagangkan periode tertentu dengan saham perusahaan yang beredar

(17)

9

Maka akan didapat nilai untuk melihat perbedaan sebelum dan setelah stock split terhadap volume perdangan saham.

1.6 Perumusan Hipotesis

Dari uraian di atas, maka peneliti menduga bahwa terdapat perbedaan sebelum dan

setelah stock split pada volume perdangan saham dan abnormal return saham pada perusahaan yang listing di BEI yang dijadikan sampel. Hal ini dikarenakan stock split memberikan sinyal yang informatif pada investor mengenai prospek peningkatan return masa depan yang substansial. Selain itu, stock split akan meningkatkan likuiditas perdagangan saham karena harga berubah dan menjadi

(18)

44

Universitas Kristen Maranatha BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Dari hasil penelitian, maka peneliti dapat menyimpulkan :

1. Dengan diterimanya H1 pada hipotesis pertama yaitu terdapat perbedaan yang

signifikan sebelum dan setelah stock split pada volume perdagangan saham maka dapat disimpulkan bahwa volume perdagangan saham yang

diperdagangkan di BEI di sebelum dan setelah pengumuman pemecahan saham

berbeda secara signifikan. Aktivitas volume perdagangan sebelum pemecahan

saham lebih dibanding dengan aktivitas volume perdagangan setelah

pemecahan saham. Dengan adanya peningkatan aktivitas volume perdagangan

tersebut, maka pemecahan saham juga mengakibatkan peningkatan pada tingkat

likuiditas saham. Sehingga dapat dikatakan bahwa pasar modal Indonesia

bereaksi dari sisi likuiditas sahamnya terhadap informasi pengumuman

pemecahan saham. Hal ini memberikan sinyal positif bagi perusahaan untuk

dapat bersikap optimis apabila di kemudian hari perusahaaan mengambil

kebijakan stock split sebagai upaya untuk meningkatkan likuiditas saham. 2. Dengan diterimanya HO pada hipotesis kedua yaitu tidak terdapat perbedaan

(19)

45

signifikan. Dengan tidak adanya perbedaan yang signifikan pada abnormal return sebelum dan setelah pemecahan saham, hal ini menunjukan bahwa aktivitas stock split tidak mempunyai nilai ekonomis karena hanya menambah jumlah lembar saham dan harga saham baru sesuai dengan rasio stock split perusahaan dari harga saham lama.

5.2 Keterbatasan Penelitian

1. Dalam penelitian ini hanya sebatas meneliti perbedaan volume perdagangan

sebelum dan setelah pemecahan saham, tanpa meneliti lebih lanjut

penyebab-penyebab dari perbedaan tersebut.

2. Penelitian hanya sebatas meneliti perbedaan abnormal return sebelum dan setelah pemecahan saham, tanpa meneliti lebih lanjut penyebab-penyebab dari

tidak adanya perbedaan tersebut.

5.3 Saran

Dari hasil penelitian dan kesimpulan tersebut, maka peneliti perlu

mengemukakan beberapa saran bagi para peneliti yang tertarik mengambil topik

tentang stock split :

1. Meneliti lebih dalam penyebab-penyebab dari perbedaan volume

perdagangan saham sebelum dan setelah stock split.

2. Meneliti lebih dalam penyebab-penyebab dari tidak adanya perbedaan return

(20)

46

Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR PUSTAKA

Fitriana, Miriam, 2010, Analisis Kinerja Keuangan, Kemahalan Saham dan Likuiditas Pada Pemecahan Saham Perusahaan Yang Go Public Di Bursa Efek Indonesia. Skripsi Ekonomi, Program Sarjana Universitas Airlangga, Surabaya.

Gusti, I Ayu Mila W, 2010, Analisis Pengaruh Pemecahan Saham (Stock Split) Terhadap

Volume Perdagangan Saham Dan Abnormal Return Saham Pada Perusahaan

Yang Terdaftar Di BEI Tahun 2007 – 2009. Skripsi Ekonomi, Program Sarjana

Diponogoro, Semarang.

Hamzah, Amir, 2006, Analisis Kinerja Saham Perbankan Sebelum & Sesudah Reverse Stock Split di Bursa Efek Jakarta. Jurnal Manajemen & Bisnis Sriwijaya 4(8), hal 12-68.

Hari, Widodo Mulyanto, 2006, Analisis Kinerja Saham Di Seputar Pengumuman Pemecahan Saham. Tesis S-2 Universitas Diponogoro, Semarang.

Hasna, Chotyahani Rizka Fortuna, 2010, Analisis Pengaruh Stock Split Terhadap Harga

Saham Pada Perusahaan Go Public Di Bursa Efek Indonesia. Skripsi Ekonomi, Program Sarjana Petra. Surabaya.

Jogianto, HM, 2003, Teori Portofolio dan Analisis Investasi. Edisi 3. BPFE. Yogyakarta.

Martalena dan Maya Malinda, 2009, Pengantar Pasar Modal. ANDI. Yogyakarta.

Permata, Nurlela, 2010, Analisis Pengaruh Stock Split Pada Harga Saham Terhadap Volume Perdagangan Di Bursa Efek Indonesia (BEI). Jurnal Manajemen & Akuntansi 1(1).

Rusliati, Ellen dan Esti Nur Farida, 2006, Pemecahan Saham Terhadap Likuiditas dan Return Saham. Jurnal Manajemen dan Kewirausahaan, 2(2), hal 1-13.

(21)

Sujuko, 2008, Analisis Kandungan Informasi dan Ketepatan Reaksi Pasar: Pengujian Terhadap Deviden Signalling Theory Study Empiris di Bursa Efek Jakarta. Tesis S-2. Universitas Gajah Mada, Jogyakarta.

Sutikno, Danar, 2008, Pengaruh Stock Split : Analisis Likuiditas Saham Di Bursa Efek Jakarta. Skripsi Ekonomi, Program Sarjana Muhammadiyah, Surakarta.

Sutrisno, Wang., dkk., 2000, Pengaruh Stock Split Terhadap Likuiditas dan Return Saham di Bursa Efek Jakarta. Jurnal Manajemen dan Kewirausahaan, Vol. 2(2) hal 1-13.

Tampubolon, Robert, 2003, Analisis Faktor Pembeda Keputusan Pemecahan Saham. Tesis S-2. Universitas Diponogoro, Semarang.

Referensi

Dokumen terkait

Setelah adanya perhitungan dapat dilihat bahwa waktu pengamatan pada loket Manajemen lebih besar dari waktu yang diharapkan maka hpotesa yang menandakan bahwa pelayanan loket yang

Kalau dulu karena saya ditugaskan di luar kota jadi memang tiap hari pulang pergi ke luar kota untuk kerja tapi sekarang sudah tidak mungkin Itu karena fisik yang membatasi

Jika fenomena yang terjadi selama ini bahwa pelayanan yang dilakukan untuk lansia di GBKP Yogyakarta hanyalah sekedar kunjungan tahunan dan pemberian bingkisan, maka akan

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh debt to equity ratio, profitabilitas, ukuran perusahaan, ukuran kantor akuntan publik, likuiditas, dan struktur

Setiap satu origami unik dan kreatif yang dihasilkan melebihi target yang telah ditentukan manajer, perusahaan akan memberikan bonus untuk tim anda berupa koin.. Untuk

Berdasarkan hasil lama waktu inflamasi dan kering luka luka tercepat pada salep ekstrak etanol daun kirinyuh konsentrasi 15%, dan berdasarkan hasil statistik dengan

Berdasarkan rute yang diperoleh dari proses pengolahan diperoleh hasil jalan yang menjadi rute dari TPS menuju zona layak TPA terpilih dalam kondisi bagus dan

58 Lenny Firdayanti SMPN 2 Bangilan Tuban 0 Tidak