ABSTRACT
The increase or decrease of the price which is too sharp, will cause the demand for the purchase of the shares decline and may lead to the stock will not be optimal to be traded. Stock split is the company's right to make the share price become more attractive to be traded. The purpose of this study is to analyze the difference between before and after the stock split on trading volume activity and the shares return in 2007 - 2011. The samples that are used in this study are companys which execute stock split and publish annual report. The result of the shares trading volume research shows that the value of Sig 0,033 lower than the significance level 5%. It means there is a big shares trading volume difference before and after the stock split. Meanwhile the abnormal return shows that the value of Sig 0,701 higher than significance level that is 5%. It means there is no difference of abnormal return before and after stock split.
Universitas Kristen Maranatha
ABSTRAK
Kenaikan maupun penurunan harga yang terlalu tajam, akan menyebabkan permintaan terhadap pembelian saham tersebut mengalami penurunan dan pada akhirnya dapat menyebabkan saham tersebut menjadi tidak optimal diperdagangkan. Stock split adalah aksi perusahaan untuk membuat harga saham menjadi lebih menarik untuk diperdagangkan. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui perbedaan sebelum dan setelah stock split pada aktivitas volume perdagangan dan return saham tahun 2007 - 2011.
Sampel yang digunakan adalah perusahaan yang melakukan stock split dan menerbitkan
laporan keungan. Hasil penelitian volume perdagangan saham menunjukkan bahwa nilai Sig sebesar 0,033 lebih kecil dari tingkat signifikansi yang digunakan yaitu sebesar 5%
artinya terdapat perbedaan volume perdagangan saham sebelum dan setelah stock split,
sedangkan abnormal return menunjukan bahwa nilai Sig sebesar 0,701 lebih besar dari tingkat signifikasi yang digunakan sebesar 5% artinya tidak terdapat perbedaan abnormal return sebelum dan setelah stock split.
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ... i
HALAMAN PENGESAHAN ... ii
SURAT PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI ... iii
SURAT PERNYATAAN PENGGUNAAN DATA SEKUNDER ... iv
KATA PENGANTAR ... v
ABSTRACT ... viii
ABSTRAK ... ix
DAFTAR ISI ... x
DAFTAR TABEL ... xiv
DAFTAR LAMPIRAN ... xv
BAB I PENDAHULUAN ... 1
1.1 Latar Belakang Penelitian ... 1
1.2 Identifikasi Masalah ... 5
Universitas Kristen Maranatha
1.4 Kegunaan Penelitian ... 6
1.5 Rerangka Pemikiran ... 6
1.6 Rumusan Masalah ... 9
BAB II LANDASAN TEORI ... 10
2.1 Investasi ... 10
2.2 Teori Motivasi Stock Split ... 14
2.2.1 Signalling Theory ... 14
2.2.2 Trading Range Theory ... 15
2.3 Even Study ... 16
2.4 Stock Split ... 17
2.5 Reverse Stock Split ... 18
2.6 Likuiditas Saham ... 19
2.7 Abnormal Return ... 20
2.8 Rata-rata Abnormal Return ... 23
BAB III METODE PENELITIAN... 24
xii
3.2 Populasi dan Sampel ... 24
3.3 Teknik Pengambilan Sampel ... 24
3.4 Jenis dan Data Sekunder ... 26
3.5 Variabel Penelitian ... 27
3.6 Teknik Pengolahan Data ... 29
3.7 Metode Analisis Data ... 32
3.7.1 Uji Asumsi Klasik ... 32
3.7.1.1 Uji Normalitas ... 32
3.7.2 Uji Hipotesis ... 33
3.7.2.1 Uji t-test ... 33
3.7.2.2 Uji Willcoxon ... 33
3.8 Uji Hipotesis ... 33
3.9 Penarikan Kesimpulan ... 34
BAB IV HASIL PENELITIAN ... 35
4.1 Analisis Data ... 35
Universitas Kristen Maranatha 4.1.2 Analisis Abnormal Return Sebelum dan Setelah Peristiwa
Pemecahan Saham ... 37
4.2 Pembahasan Hasil Penelitian ... 39
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 44
5.1 Kesimpulan ... 44
5.2 Keterbatasan Penelitian ... 45
5.3 Saran ... 45
DAFTAR PUSTAKA ... 46
LAMPIRAN
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
3.1 . Daftar sampel Emiten-Emiten Yang Memenuhi Persyaratan Sebagai
Sampel periode 2007-2011 ... 25
3.2 Definisi Operasional Variabel ... 28
4.1 Hasil Uji Normalitas – Variabel Rata-rata TVA ... 36
4.2 Hasil Uji t-test – Variabel Rata-rata TVA ... 37
4.3 Hasil Uji Normalitas – Variabel Rata-rata Abnormal Return ... 38
xv
Universitas Kristen Maranatha DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran A : Data Perusahaan Yang Melakukan Stock Split Di BEI
Lampiran B : Hasil Perhitungan Rata-Rata TVA
Lampiran C : Hasil Perhitungan Rata-Rata Abnormal Return
Lampiran D : Hasil Uji TVA Sebelum Dan Sesudah
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Penelitian
Investasi merupakan penyaluran sumber dana yang ada sekarang dengan
mengharapkan keuntungan di masa mendatang. Tujuan dari investasi adalah
memperoleh penghasilan serta menambah nilai modal yang ditempatkan.
Pasar modal merupakan salah satu sarana untuk melakukan investasi. Pasar
modal memiliki dua fungsi yaitu fungsi ekonomi dan fungsi keuangan. Pasar
modal sebagai fungsi ekonomi yaitu sarana bagi pendanaan usaha atau sebagai
sarana bagi perusahaan untuk mendapatkan dana dari masyarakat pemodal
(investor). Sedangkan pasar modal sebagai fungsi keuangan yaitu sarana bagi
masyarakat untuk berinvestasi pada instrumen keuangan, seperti saham, obligasi,
reksadana, dan lain-lain (Gusti, 2010).
Saham merupakan salah satu instrumen keuangan jangka panjang.
Menerbitkan saham merupakan salah satu pilihan bagi perusahaan untuk
menggalang dana bagi kegiatan operasionalnya. Pada sisi yang lain, saham
merupakan instrumen investasi yang banyak dipilih para investor karena saham
mampu memberikan tingkat keuntungan yang menarik. (Martalena et. al. 2009).
Untuk bisa mencapai keuntungan dan meminimalkan risiko dalam
berinvestasi saham, para investor memerlukan informasi dalam membuat
Universitas Kristen Maranatha menganalisa kinerja saham perusahaan. Analisa bisa dilakukan baik secara
fundamental, yaitu analisa terhadap keadaan perusahaan dan keadaan
perekonomian negara. Sedangkan analisa teknikal, yaitu melihat pergerakan harga
saham melalui grafik. Semua analisa ini memberikan informasi yang penting bagi
investor untuk mengambil keputusan. Selain analisa di atas, salah satu informasi
yang juga penting bagi investor untuk mengambil keputusan pemilihan saham
adalah stock split. (Martalena et. al., 2009).
Stock split adalah suatu aktivitas yang dilakukan oleh perusahaan go public untuk menaikkan jumlah saham yang beredar. Pada dasarnya stock split terbagi menjadi dua yaitu split up (pemecahan naik) dan split down (pemecahan turun). Split up adalah penurunan nilai nominal per lembar saham yang mengakibatkan bertambahnya jumlah saham yang beredar. Dan Reverse Stock Split atau Split Down merupakan kebalikan dari stock up, yaitu menggabungkan nilai nominal
saham menjadi nominal yang lebih besar sesuai dengan rasioyang telah ditentukan
dengan tujuan untuk membuat harga saham menjadi lebih tinggi dari sebelumnya
(Sutikno, 2008).
Secara teoritis motivasi yang melatarbelakangi perusahaan melakukan stock
split tertuang dalam beberapa teori, antara lain Trading Range Theory dan Signaling Theory. (Hari, 2006). Aktivitas Trading Range Theory dilakukan pada saat harga dinilai terlalu tinggi sehingga akan mengurangi kemampuan investor
3
sahamnya tetap berada dalam rentang perdagangan yang optimal adalah dengan
melakukan pemecahan saham(Hasna, 2010).
Sedangkan Signaling theory menyatakan bahwa pemecahan saham
memberikan informasi kepada investor tentang prospek peningkatan return masa depan yang substantial. Dengan memandang bahwa perusahaan akan memberikan
return (tingkat pengembalian) yang tinggi, akan memberikan daya tarik investor untuk berinvestasi dan akan mendorong perusahaan untuk melakukan pemecahan
saham (Marwata, 2001 sebagaimana dikutip oleh Tampobulon, 2003).
Aktivitas pemecahan saham biasanya akan mempengaruhi jumlah saham
yang beredar ataupun harga yang berlaku di pasar saham, yang mencerminkan
emiten saham. Semakin baik kinerja perusahaan akan semakin tinggi pula harga
saham dan volume perdagangannya. Tetapi harga saham yang terlalu tinggi juga
menyebabkan kurang aktifnya saham tersebut diperdagangkan atau likuiditasnya
kurang optimal (Hari, 2006).
Untuk melihat pengaruh pemecahan saham terhadap volume perdagangan
saham dilihat dari aktivitas perdagangan saham yang bersangkutan yang diukur
dengan trading volume activity (TVA). Trading Volume Activity (TVA)
merupakan perbandingan antara jumlah saham yang diperdagangkan pada waktu
tertentu dengan jumlah saham perusahaan yang beredar pada periode tertentu.
Universitas Kristen Maranatha penurunan yang sangat signifikan, yang artinya kinerja saham setelah melakukan
stock split mengalami dampak yang negatif.
Penelitian di atas memberikan hasil yang serupa dengan penelitian yang
dilakukan Elen dan Esti (2006) yang meneliti rata-rata return saham perusahaan di BEI sebelum dan sesudah melakukan stock split, dan hasil yang di didapat sesudah pemecahan saham yaitu rata-rata return saham menurun dibandingkan sebelum melakukan kebijakan stock split. Begitu juga penelitian yang dilakukan oleh Fitriana (2010) menunjukan rata-rata return, likuiditas, dan harga saham mengalami hasil yang negatif di dalam kinerjanya.
Namun hasil penelitian di atas berbeda dengan penelitian yang dilakukan
oleh Melinda & Dwi (2006) dalam ”The Analisys Impact Of Stock Split And Reverse Stock Split On Stock Return And Volume The Case Of Jakarta Stock
Exchange” menyatakan bahwa kebijakan mengenai stock split yang dilakukan
tidak berpengaruh positif maupun negatif baik dari return maupun volume. Begitu juga penelitian yang dilakukan oleh I Gusti (2010) mendapatkan hasil yang
menyatakan tidak ada pengaruh yang signifikan pada abnormal return namun terdapat pengaruh negatif pada volume penjualan saham.
Menurut Hari (2006) rata-rata TVA sebelum dan pada saat pengumuman
pemecahan saham adalah lebih kecil daripada rata-rata TVA sesudah
pengumuman pemecahan saham, sehingga pemecahan saham dalam penelitian ini
secara signifikan dapat meningkatkan likuiditas perdagangan saham dengan
5
Dengan beragamnya hasil yang didapat di dalam penelitian mengenai stock split, maka secara garis besar hasil penelitian dapat dibedakan menjadi dua kelompok. Pertama, stock split dianggap hanya sebagai perubahan yang bersifat "kosmetik" atau hiasan karena stock split tidak berpengaruh pada arus kas perusahaan dan proporsi kepemilikan investor. Kedua, Stock Split dianggap dapat mempengaruhi keuntungan pemegang saham, risiko saham, dan sinyal yang
diberikan kepada pasar karena split mengembalikan harga per lembar saham pada
tingkat perdagangan yang optimal dan meningkatkan likuiditas (Baker dan Powell,
1993. sebagaimana dikutip oleh Sutrisno, 2000).
Mengacu pada berbagai penelitian yang telah dilakukan, maka penelitian ini
bertujuan untuk menguji dampak pemecahan saham terhadap volume dan return
saham yang difokuskan pada perubahan harga saham relatif sebelum dan sesudah
pengumuman pemecahan saham. Berdasarkan latar belakang di atas maka
penelitian ini berjudul : “Analisis Perbedaan Sebelum dan Setelah Pemecahan
Saham (Stock Split) Pada Volume Perdagangan Dan Abnormal Return Saham
Perusahaan Yang Terdaftar Di BEI Tahun 2007 – 2011.”
1.2 Identifikasi Masalah
a. Apakah terdapat perbedaan sebelum dan setelah stock split pada volume
perdagangan saham-saham perusahaan yang listing di BEI periode
2007-2011?
Universitas Kristen Maranatha
1.3 Tujuan Penelitian
Tujuan dan maksud dari penelitian ini adalah untuk menjawab segala rumusan
masalah yang telah dipaparkan diatas, yaitu sebagai berikut :
a. Untuk mengetahui perbedaan sebelum dan setelah stock split volume
perdagangan saham yang listing di BEI periode 2007-2011
b. Untuk mengetahui perbedaan sebelum dan setelah stock split abnormal return saham yang listing di BEI periode 2007-2011
1.4 Kegunaan Penelitian
Kegunaan dari penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Akademisi
Sebagai referensi di bidang keuangan, khususnya mengenai perbedaan sebelum
dan setelah stock split volume perdangan saham dan abnormal return 2. Peneliti selanjutnya
Sebagai bahan referensi bagi peneliti-peneliti selanjutnya yang hendak
melakukan penelitian dengan topik serupa.
1.5 Rerangka Pemikiran
Pasar modal dikatakan memiliki fungsi ekonomi karena pasar modal
menyediakan fasilitas yang mempertemukan dua kepentingan yaitu pihak yang
memiliki kelebihan dana dan pihak yang memerlukan dana. Dengan adanya pasar
modal maka perusahaan publik dapat memperoleh dana dari masyarakat melalui
7
dan salah satu informasi yang patut dicermati adalah pengumuman stock split
atau pemecahan saham. Stock split merupakan fenomena yang menarik dan
membingungkan. Hal ini terjadi karena stock split mempengaruhi jumlah saham yang beredar ataupun harga yang berlaku. Efeknya pada para pemegang saham
akan terlihat lebih makmur karena jumlah saham yang dipegangnya lebih banyak,
namun hal ini tidak mempengaruhi proporsi kepemilikan terhadap perusahaan.
Selain itu menurut signaling teory, stock split juga memberikan sinyal positif bagi investor tentang prospek perusahaan di masa yang akan datang, sebab
mereka percaya bahwa hanya perusahaan yang bagus yang mampu melakukan
stock split. Hal ini menjadi menarik karena terkadang teori yang ada tidak selalu sesuai dengan kenyataan sebab pada beberapa penelitian terdahulu menunjukkan
hasil yang beragam atas peristiwa stock split baik bersifat positif, netral, maupun
negatif terhadap abnormal return saham dan volume perdagangan. Pada dasarnya
ada dua pendapat mengenai stock split yaitu pendapat pertama stock split
merupakan perubahan yang bersifat “kosmetik” karena stock split tidak berdampak
pada arus kas perusahaan dan porsi kepemilikan investor. Pendapat yang kedua
stock split dapat memberi keuntungan melalui sinyal yang disampaikan kepada pasar.
Menurut signaling theory pemecahan saham akan memberikan sinyal
Universitas Kristen Maranatha Dengan meningkatnya transaksi saham tersebut maka akan terjadi overbought pada saham tersebut sehingga harga saham melonjak naik sehingga investor dapat
memperoleh return yang melampaui ekspektasi normal return seperti inilah yang disebut abnormal return. Untuk menguji adanya potensi return yang akan diterima oleh investor setelah melakukan pemecahan saham dan untuk mengetahui
abnormal return yang diperoleh seputar pengumuman pemecahan saham diukur dengan mencari selisih antara actual return dengan ekspektasi return. Setelah abnormal return harian masing-masing perusahaan diketahui maka dihitung rata–
rata abnormal return antara sebelum dan setelah pemecahan saham secara
keseluruhan sampel.
Di samping itu, apabila pemecahan saham tersebut mempunyai kandungan
informasi yang menguntungkan, maka akan berpengaruh terhadap volume
perdagangan saham dimana kuantitas perdagangannya menjadi lebih besar. Hal ini
disebabkan karena pemecahan saham membuat harga saham menjadi lebih rendah
yang akan mendorong investor-investor kecil untuk ikut melakukan transaksi.
Besarnya perbedaan tersebut bisa dilihat dari perubahan yang terjadi dalam
volume perdagangan saham. Perubahan volume perdagangan saham diukur
dengan trading volume activity (TVA) dengan membandingkan jumlah saham
yang diperdagangkan periode tertentu dengan saham perusahaan yang beredar
9
Maka akan didapat nilai untuk melihat perbedaan sebelum dan setelah stock split terhadap volume perdangan saham.
1.6 Perumusan Hipotesis
Dari uraian di atas, maka peneliti menduga bahwa terdapat perbedaan sebelum dan
setelah stock split pada volume perdangan saham dan abnormal return saham pada perusahaan yang listing di BEI yang dijadikan sampel. Hal ini dikarenakan stock split memberikan sinyal yang informatif pada investor mengenai prospek peningkatan return masa depan yang substansial. Selain itu, stock split akan meningkatkan likuiditas perdagangan saham karena harga berubah dan menjadi
44
Universitas Kristen Maranatha BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Dari hasil penelitian, maka peneliti dapat menyimpulkan :
1. Dengan diterimanya H1 pada hipotesis pertama yaitu terdapat perbedaan yang
signifikan sebelum dan setelah stock split pada volume perdagangan saham maka dapat disimpulkan bahwa volume perdagangan saham yang
diperdagangkan di BEI di sebelum dan setelah pengumuman pemecahan saham
berbeda secara signifikan. Aktivitas volume perdagangan sebelum pemecahan
saham lebih dibanding dengan aktivitas volume perdagangan setelah
pemecahan saham. Dengan adanya peningkatan aktivitas volume perdagangan
tersebut, maka pemecahan saham juga mengakibatkan peningkatan pada tingkat
likuiditas saham. Sehingga dapat dikatakan bahwa pasar modal Indonesia
bereaksi dari sisi likuiditas sahamnya terhadap informasi pengumuman
pemecahan saham. Hal ini memberikan sinyal positif bagi perusahaan untuk
dapat bersikap optimis apabila di kemudian hari perusahaaan mengambil
kebijakan stock split sebagai upaya untuk meningkatkan likuiditas saham. 2. Dengan diterimanya HO pada hipotesis kedua yaitu tidak terdapat perbedaan
45
signifikan. Dengan tidak adanya perbedaan yang signifikan pada abnormal return sebelum dan setelah pemecahan saham, hal ini menunjukan bahwa aktivitas stock split tidak mempunyai nilai ekonomis karena hanya menambah jumlah lembar saham dan harga saham baru sesuai dengan rasio stock split perusahaan dari harga saham lama.
5.2 Keterbatasan Penelitian
1. Dalam penelitian ini hanya sebatas meneliti perbedaan volume perdagangan
sebelum dan setelah pemecahan saham, tanpa meneliti lebih lanjut
penyebab-penyebab dari perbedaan tersebut.
2. Penelitian hanya sebatas meneliti perbedaan abnormal return sebelum dan setelah pemecahan saham, tanpa meneliti lebih lanjut penyebab-penyebab dari
tidak adanya perbedaan tersebut.
5.3 Saran
Dari hasil penelitian dan kesimpulan tersebut, maka peneliti perlu
mengemukakan beberapa saran bagi para peneliti yang tertarik mengambil topik
tentang stock split :
1. Meneliti lebih dalam penyebab-penyebab dari perbedaan volume
perdagangan saham sebelum dan setelah stock split.
2. Meneliti lebih dalam penyebab-penyebab dari tidak adanya perbedaan return
46
Universitas Kristen Maranatha
DAFTAR PUSTAKA
Fitriana, Miriam, 2010, Analisis Kinerja Keuangan, Kemahalan Saham dan Likuiditas Pada Pemecahan Saham Perusahaan Yang Go Public Di Bursa Efek Indonesia. Skripsi Ekonomi, Program Sarjana Universitas Airlangga, Surabaya.
Gusti, I Ayu Mila W, 2010, Analisis Pengaruh Pemecahan Saham (Stock Split) Terhadap
Volume Perdagangan Saham Dan Abnormal Return Saham Pada Perusahaan
Yang Terdaftar Di BEI Tahun 2007 – 2009. Skripsi Ekonomi, Program Sarjana
Diponogoro, Semarang.
Hamzah, Amir, 2006, Analisis Kinerja Saham Perbankan Sebelum & Sesudah Reverse Stock Split di Bursa Efek Jakarta. Jurnal Manajemen & Bisnis Sriwijaya 4(8), hal 12-68.
Hari, Widodo Mulyanto, 2006, Analisis Kinerja Saham Di Seputar Pengumuman Pemecahan Saham. Tesis S-2 Universitas Diponogoro, Semarang.
Hasna, Chotyahani Rizka Fortuna, 2010, Analisis Pengaruh Stock Split Terhadap Harga
Saham Pada Perusahaan Go Public Di Bursa Efek Indonesia. Skripsi Ekonomi, Program Sarjana Petra. Surabaya.
Jogianto, HM, 2003, Teori Portofolio dan Analisis Investasi. Edisi 3. BPFE. Yogyakarta.
Martalena dan Maya Malinda, 2009, Pengantar Pasar Modal. ANDI. Yogyakarta.
Permata, Nurlela, 2010, Analisis Pengaruh Stock Split Pada Harga Saham Terhadap Volume Perdagangan Di Bursa Efek Indonesia (BEI). Jurnal Manajemen & Akuntansi 1(1).
Rusliati, Ellen dan Esti Nur Farida, 2006, Pemecahan Saham Terhadap Likuiditas dan Return Saham. Jurnal Manajemen dan Kewirausahaan, 2(2), hal 1-13.
Sujuko, 2008, Analisis Kandungan Informasi dan Ketepatan Reaksi Pasar: Pengujian Terhadap Deviden Signalling Theory Study Empiris di Bursa Efek Jakarta. Tesis S-2. Universitas Gajah Mada, Jogyakarta.
Sutikno, Danar, 2008, Pengaruh Stock Split : Analisis Likuiditas Saham Di Bursa Efek Jakarta. Skripsi Ekonomi, Program Sarjana Muhammadiyah, Surakarta.
Sutrisno, Wang., dkk., 2000, Pengaruh Stock Split Terhadap Likuiditas dan Return Saham di Bursa Efek Jakarta. Jurnal Manajemen dan Kewirausahaan, Vol. 2(2) hal 1-13.
Tampubolon, Robert, 2003, Analisis Faktor Pembeda Keputusan Pemecahan Saham. Tesis S-2. Universitas Diponogoro, Semarang.