• Tidak ada hasil yang ditemukan

IMPLEMENTASI AKAD MURABAHAH PADA PEMBIAYAAN KPR DI UNIT USAHA SYARIAH (UUS) BANK SULSELBAR CABANG SYARIAH MAKASSAR

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "IMPLEMENTASI AKAD MURABAHAH PADA PEMBIAYAAN KPR DI UNIT USAHA SYARIAH (UUS) BANK SULSELBAR CABANG SYARIAH MAKASSAR"

Copied!
77
0
0

Teks penuh

(1)

i SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Guna Memperoleh GelarSarjana (S.H) Pada Program Studi Hukum EkonomiSyaria’ah (Mu’amalah) Fakultas Agama IslamUniversitas Muhammadiyah Makassar

Oleh:

NURUL ARIFA AULIA NIM:105251107118

PROGRAM STUDI HUKUM EKONOMI SYARI’AH FAKULTAS AGAMA ISLAM

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR 1443 H/2021 M

(2)

ii

HALAMAN JUDUL

IMPLEMENTASI AKAD MURABAHAH PADA PEMBIAYAAN KPR DI UNIT USAHA SYARIAH (UUS) BANK SULSELBAR

CABANG SYARIAH MAKASSAR

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana (S,H) Pada Program Studi Hukum Ekonomi Syari’ah Fakultas Agama Islam

Universitas Muhammadiyah Makassar

Oleh:

Nurul Arifa Aulia Nim: 105251108018

PROGRAM STUDI HUKUM EKONOMI SYARI’AH (MU’AMALAH) FAKULTAS AGAMA ISLAM

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR 1443 H/ 2022 M

(3)

iii

PERSETUJUAN PEMBIMBING

(4)

iv

(5)

v

(6)

vi ABSTRAK

Nurul Arifa Aulia, 105251107118, 2022, IMPLEMENTASI AKAD MURABAHAH PADA PEMBIAYAAN KPR DI UUS BANK SULSELBAR CABANG SYARIAH MAKASSAR, Di bimbing oleh Ibu Hurriah Ali Hasan dan Bapak Hasanuddin.

Adapun rumusan masalah adalah bagaimana proses transaksi KPR mengunkan Akad murabahah pada UUS Bank Sulselbar Cabanga Syariah Makassar, apakah impelementasi pembiayaan KPR akad murabahah sesuai dengan syariah, sedangkan tujuan penelitian untuk mengetahui proses transaksi KPR mengunakan akad murabahah pda UUS Bank Sulselbar Cabang Syariah Makasssr.Penelitian ini mengunakan metode kualitatif dengan analisis deksriptif, teknik pengumpulan data digunakan dalam penelitian ini melalui peruses wawancara dan dokumentasi dengan salah seorang keryawan yang bekerja pada bidang analisis kredit pembiayaan, nasabah pembiayaan dan juga pakar agama.

Penelitian ini dilakukan di kantor UUS Bank Sulselbar Cabang Syariah Makassar yang dilaksanakan pada bulan desember 2021 sampai Februari 2022.

Berdasarkan hasil penelitian dapat diketahuai bakwa peraktik akad murabahah pada pembiayaan KPR di UUS Bank Sulselbar Cabang Syariah Makassar telah seuai dengan syriah islam tentang penerapan Jual beli barang melalui akad murabahah, dimana Bank akan membeli barang mengunakan akad Al- ba’i yaitu dengan cara langsung dan kemudian menjual kembali ke nasabah dengan cara pembiayaan tanggu

Kata kunci : Akad murabahah, Pembiayaan KPR, UUS Bank Sulsalbar Cabang Syariah Islam

(7)

v

(8)

vi

KATA PENGANTAR

مْيِحهرلا ِنَمْحهرلا ِ هاللَّ ِمْسِب

Alhamdulillah, segala puji dan syukur bagi Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karunianya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan tepat waktu. Shalawat serta salam semoga selalu tercurahkan kepada Nabi Besar Muhammad SAW, yang kita nanti-nantikan syafa’at-Nya baik di dunia maupun di akhirat kelak. Skripsi yang berjudul“ Implementasi Akad Murabahah Pada pembiayaan KPR Di Bank Sul-Selbar Cabang Syariah Makassar”

ini disusun guna memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana pada Program Studi Hukum Ekonomi Syari’ah, Universitas Muhammadiyah Makassar.

Dalam proses penyusunan skripsi penulis banyak mendapatkan bantuan baik dukungan, bimbingan dan saran dari berbagai pihak, sehingga skripsi ini dapat terselesaikan. Untuk itu penulis mengucapkan banyak terimakasih kepada:

1. Bapak Prof. Dr. H. Ambo Asse, M.Ag selaku Rektor Universitas Muhammadiyah Makassar.

2. Ibu Dr. Amirah Mawardi, S.Ag.,M.Si selaku Dekan Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah Makassar.

3. Bapak Dr. Ir. H. Muchlis Mappangaja, MP, selaku Ketua Prodi Hukum Ekonomi Syariah dan Bapak Hasanuddin, S.E.Sy., M.E selaku Sekretaris Prodi serta para dosen Prodi Hukum Ekonomi Syariah Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah Makassar.

4. Ibu Hurriah Ali Hasan., ST.,ME.,Ph.D, selaku Pembimbing I dan Bapak Hasanuddin, SE.,SY.,ME. Selaku Pembimbing II yang telah bersedia meluangkan waktu, tenaga danpikiran untuk memberikan bimbingan dan pengarahan dalam proses penyusunan Skripsi ini.

5. Bapak Irham Muin selaku Pimpinan Cabang PT Bank Sulsebar Cabang Syariah Makassar beserta seluruh Karyawan yang telah memberikan izin

(9)

vii

kepada Penulis untuk melakukan penelitian di PT. Bank SulSelbar Cabang Syariah Makassar.

6. Orang tua tercinta Ayahanda Baharuddin dan Ibunda Ruslia yang dengan tulus membesarkan, mendidik, dan mendoakan penulis sampai dengan detik ini. Dan serta Keluaraga besar yang senantiasa memberikan dukungan dan semangat kepada Penulis.

7. Untuk sepupu saya Andi Fatmawati Marya Rosa dan Sahabat-sahabat saya AlifaDzahabiyah sir, RafikaMayasari, Asti Afifa, Muhammad Aqsal, Rahman, dan Farid Risbahuddin yang selalu member dukungan dan ide-ide baru dalam penyelesaian Skripsi ini.

8. Teman-teman seperjuangan angkatan 2018 yang namanya tidak bisa Penlis sebutkan satu persatu.

9. Dan yang terakhir terimakasih untuk diri saya sendiri yang sampai saat masih berjuang dan terus bertahan walaupun terkadang terkalahkan oleh ego sendiri.

Makassar, 22 Zulkaidah 1443 M 15 Juni 2022

NURUL ARIFA AULIA N I M. 105251107118

(10)

viii DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... ii

PERSETUJUAN PEMBIMBING ... iii

ABSTRAK ... iv

SURAT PERNYATAAN... Error! Bookmark not defined. KATA PENGANTAR ... vi

DAFTAR ISI ... viii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah ... 5

C. Tujuan penelitian ... 5

D. Manfaat Penelitian ... 5

BAB II TINJAUAN TEORITIS ... 7

A. Akad Pembiayaan... 7

1. Akad Murabahah ... 7

2. Akad Murabahah bil Wakalah ... 14

B. Kredit Pemilikan Rumah (KPR) ... 18

C. Penelitian Terdahulu ... 20

1. Penelitian Mahfuds ... 20

2. Penelitian Alghiffari Yuranda, Rulfah M Daud ... 21

3. Penelitian Agus Taufik Hidaya, Nurhayati ... 21

D. Kerangka Pikir ... 23

BAB III METODE PENELITIAN ... 24

a. Jenis Penelitian ... 24

(11)

ix

b. Lokasi Penelitian ... 24

c. Fokus Penelitian ... 24

d. Sumber Data ... 25

e. Instrumen Penelitian... 25

f. Teknik Pengumpulan Data ... 26

g. Teknik Analisis Data ... 27

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 29

A. Gambar umum lokasi penelitian ... 29

B. Deskripsi narasumber ... 31

C. Hasil Penelitian Dan Pembahasan ... 31

BAB V PENUTIP ... 42

A. Kesimpulan ... 42

B. Saran ... 42

DAFTAR PUSTAKA ... 43

RIWAYAT HIDUP ... 46

LAMPIRAN ... 47

(12)

1 BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Manusia selaku mahluk sosial memiliki kebutuhan hidup yang bertabiat raga dan non raga. Kebutuhan hendak senantiasa terdapat bersamaan kehidupan manusia berlangsung, agar bisa menggapai kebutuhan tersebut manusia hidup dengan ketergantungan antara satu sama lain. Manusia mempunyai kemampuan buat tumbuh serta berhubungan dengan lingkungannya.1

Salah satu kebutuhan manusia merupakan rumah karna rumah mempunyai makna berarti. Rumah merupakan bangunan yang berperan selaku tempat ataupun hunian serta fasilitas pembinaan keluarga,2 Tempat tinggal bersama keluarga supaya bisa mempunyai ikatan sosial dengan warga sekitarnya, dan rumah pula dapat jadi tempat ternyaman buat kembali supaya bisa mengembalikan tenaga serta tempat tumbuhnya inspirasi.3 Sebagai mana firman Allah SWTdi dalam QS.An- Nahl ayat 80:

اًنَكَس ْمُكِتوُيُب ۢنِّم مُكَل َلَعَج ُ هللَّٱَو اَهَنوُّفِخَتْسَت اًتوُيُب ِم ََٰعْنَ ْلْٱ ِدوُلُج نِّم مُكَل َلَعَجَو

نيِح َٰىَلِإ اًعََٰتَمَو اًثََٰثَأ ٓاَهِراَعْشَأَو اَهِراَبْوَأَو اَهِفاَوْصَأ ْنِمَو ۙ ْمُكِتَماَقِإ َمْوَيَو ْمُكِنْعَظ َمْوَي

Terjemahannya:

Dan allah menjadikan bagimu rumah-rumahmu sebagai tempat tinggal yang nyaman dan dia menjadikan bagimu rumah-rumah (kemah-kemah) dari kulit binatang ternak yang kamu merasa ringan (membawa)nya di

1MaskoeriJasin, IlmuAlamiahDasar, (Jakarta : Rajawali Press 2010), h. 1

2Siti Nurratih Mustikasari, “Analisis Implementasi Akad Murabahah Pada Pembiayaan Pemilikan Rumah Dalam Perspektif Ekonomi Islam”, Skripsi: Universitas Islam Negeri Raden Intan,2019, h.4

3Putri Setianti Huzaimah,”Studi Komparasi Penggunaan Akad Istishna Dan Murabahah Pada Pembiayaan KPR Di Bank Tabungan Negara KCP Syariah Ciputat”, Skripsi: Universitas Islam Negari, 2017, h.13-14

(13)

waktu kamu berjalan dan di waktu kamu bermukim dan (dijadikannya pula) dari bulu domba, bulu onta dan bulu kambing, alat-alat rumah tangga dan perhiasan (yang kamu pakai) sampai waktu (tertentu).4

Allah SWT menjadikan rumah-rumah yang kami bangun dari batu serta yang lain selaku tempat tinggal serta rehat. Allah menjadikan buat kamu dari kulit unta, sapi serta domba tenda-tenda serta kubah-kubah di pedalaman semacam rumah-rumah yang di kota-kota, gampang untuk kamu bawa tenda-tenda tersebut dikala kamu wajib berangkat serta pindah dari satu tempat yang lain. Allah menjadikan dari bulu domba, bulu unta serta bulu kambing peralatan perlengkapan buat rumah kamu, selimut serta baju yang kamu gunakan buat masa tertentu.5

Salah satu metode mempermudah warga buat memperoleh rumah ialah lewat Kredit Bank. Bank berbasis syariah menawarkan pembiayaan kredit pemilikan rumah bank yang berupaya memperaktikan praktek syariah iyalah perihal yang pantas disyukuri, bank syariah tidak kalah banyak diminati oleh warga sebab tiap kaluarga membutuhkan rumah se sebagian besar kaluarga muslim yang mau mempunyai rumah yang cocok dengan syariah.6

Tetapi berjalannya waktu harga rumah yang terus menerus terus menjadi tinggi menumbulkan tidak sering orang yang tidak sanggup membeli rumah secara tunai, sehingga kesempatan inilah yang banyak dimanfaatkan oleh banyak lembaga

4 Depertemen Agama RI, Al-Qur’an Dan Terjemahnya, (Jakarta: CV Darus Sunnah,2007), h.277.

5 Al-Imam Jalaluddi Muhammad Bin Ahmad Bin Muhammad Al-Mahalli Al-Imam Jalaluddin Abdirrahman Bin Abu Bakar As-Suyuthi, Tafsir Jalalain, (Surabaya: PT. Elba Fitrah Mandiri Sejahtera,2015) Jili.2, h.281

6 Ahmad Gozali, Serba-Serba Kredit Syariah : Jangan Ada Bunga Diantara Kita, (Jakarta: PT Elex Media Komputindo Kelompok Gramedia,2005), h.28

(14)

pembiayaan serta perbankan buat menawarkan peroduk konsumtif yang banyak diketahui dengan Keredit Pemilikan Rumah (KPR).7

KPR ialah produk pembiayaan atau pinjaman yang diberikan kepada pembeli rumah dengan skema pembiayaan, KPR ini diperuntukan untuk pembelian rumah yang disesuaikan dengan prinsip-prinsip syariah8.KPR berdiri karna banyaknya permintaan yang semakin lama semakin tinggi namun belum dapat mengitarakan kemampuan daya beli masyarakat,9 serta terdapat respon yang positif dari masyarakat karna nasaba tidak terbebani suku bunga yang selalu mengalami perubahan.

Dalam kegiatan operasional KPR ada akad yang digunakan dalam proses kredit rumah salah satunya adlah akad murabahah. Murabahah adalah suatu transaksi jual beli di mana pihak bank mengatakan jumlah keuntungannya. Bank bertindak sebagai penjual, sedangkan nasabah sebagai pembeli. Harga jual iyalah harga beli bank dari pemasok ditambah keuntungan (harga). Kedua belah pihak harus menyetujui harga jual serta jangka waktu pembayaran. Harga jual dicantumkan dalam akad jual beli. jika telah disepakati sudah tidak dapat diubah selama berlakunya akad. Dalam dunia perbankan, murabahah selalu dilakukan dengan cara pembayaran cicilan. Dalam transaksi ini barang diserah terima ketika terjadinya akad, selain itu pembayarannya dilakukan secara tangguh atau cicilan.10

7 Muhammad Arifin Bin Badri, Riba Dan Tinjauan Kritis Perbankan Syariah, (Yagyakarta:

Pustaka Darul Ilmu,2009), h.28

8 Helmi Haris, Pembiayaan Pemilikan Rumah (Sumber Investasi Pembiayaan Perbankan Syariah), (Jakarta: PT Grafindo, 2007), h 116

9 Suzzanna Hardjono, Mudah Memiliki Rumah Indah Lewat KPR, (Jakarta: PT.Pustaka Grahatama, 2008), h.25

10Adiwarman Karim, Bank Islam: Analisis Dan Keuangan, (Jakarta : PT Rajagrafiindo Persada, 2004), , h.88

(15)

Salah satu bentuk jual, beli pembayaran murabahah yang populer merupakan jual beli tangguh, yaitu jual beli dengan barang di terima.pada saat akad dan pembayaran menyusul.sesuai kesepakatanih.Dalam jual beli tanngguh, apabila kesepakatan telah terjadi, penjual memberikan barang kepada pembeli.untuk kemudian pembeli membayar.barang tersebut dalam jangka waktu yang telah disepakati.11

Pada dasarnya jual beli secara murabahah biasa dilaksanakan secara kontan, di mana serah terima benda serta harga dicoba pada dikala akad. hendak namun bersamaan berjalannya waktu, terdapat yang melaksanakan jual beli murabahah dengan pembayaran tangguh. Dalam perihal ini, umumnya pembeli menginginkan buat memperoleh suatu benda, hendak namununtuk tidak memounyai perlengkapan ubah yang cukupuntuk membeli benda tersebut sehingga ia memohon pihak lain buat menjual kepadanya secara tangguh. Jual beli semacam ini diperbolehkan meski penjual sedikit menaikkan biayanya dari pasaran dengan petimbangan mungkin terdapatnya pergantian nilai benda dikemudian hari (selaku prediksi kerugian).

wujud jual beli ini diperbolehkan serta bukan terciptanya riba. Ada pula jual beli sejenis yang digolongkan riba merupakan kalau seseorang penjual menawarkan banda dengan harga sekian bila dibayar secara tangguh serta harga dekat bila dibayar secara langsung.12

Berdasarkan latar belakang diatas maka peneliti tertarik untuk meneliti bagaimana proses pembiayaan KPR menggunakan akad murabahah. Maka dari itu

11Ibid, 2004, h.90

12Kariyono, 2019, Implementasi Jual Beli Murabahah Dalam Lembaga Keuangan Syariah, Jurnal Tahkim, Vol.15, No.2, h. 225.

(16)

peneliti mengangkat judul: “Analisis Implementasi Akad Murabahah Pada Pembiayaan KPR Di Unit Usaha Syariah (Uus) Bank Sulselbar Cabang Syariah Makassar”.

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimanakah proses transaksi KPR menggunakan akad Murabahah pada Bank syariah (Studi Kasus Bank Sulselbar Cabang Syariah Makassar) ? 2. Apakah implementasi pembiayaan KPR akad murabahah sesuai dengan

syariah?

C. Tujuan penelitian

1. Untuk mengetahui proses transaksi Keredit Pemilikan Rumah (KPR) menggunakan akad Murabahah pada bank Syariah (Studi Kasus Bank SulSelBar Cabang Syariah Makassar)

2. Untuk mengetahui implementasipembiayaan Keredit Pemilikan Rumah (KPR) akad murabahah sesuai dengan syariah islam?

D. Manfaat Penelitian 1. Bagi Peneliti

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi kalangan mahasiswa dan lapisan masyarakat luas terutama setiap yang melakukan akad Murabahah pada pembiayaan KPR Bank Syariah.

2. Bagi Manajerial

Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan masukan dan evaluasi yang mendapatkan melakukan akad Murabahah pada

(17)

pembiayaan KPR Bank Syariah 3. Bagi Masyarakat

Memberi pengetahuan yang lebih luas lagi tentang melakukan akad Murabahah pada pembiayaan KPR Bank Syariah.

(18)

7 BAB II

TINJAUAN TEORITIS A. Akad Pembiayaan

1. Akad Murabahah

Pengertian murabahah bagi bahasa yakni saling menguntungkan kalau keuntungan didapatkan oleh pihak awal dan pihak kedua. bila keuntungan pihak awal. terpenuhi serta keuntungan pihak kedua merupakan ekstra harga pokok yang didapatkan oleh dipihak awal. serta bagi sebutan murabahah didefinisikan oleh para pakar, murabahah murupakan jual beli pada harga pokok dengan bonus harga keuntungan yang disetujui. Ataupun dengan metode penjua memberitahukan harga pokok yang dia beli setelah itu ditambah keuntungan yang diinginkan.13

Menurut Al-kasani, murabahah adalah transaksi jual beli, harga jual yang menyatakan akumulasi dari biaya-biaya yang telah dikeluarkan untuk membentuk objek transaksi atau harga pokok pembelian pada tambahan keuntungan yang diinginkan penjual (untung), harga beli serta jumlah keuntungan yang diinginkan diketahui oleh pembeli.14

Pendapat lain yang menyatakan bahwa murabahah adalah. jual beli dengan dasar adanya informasi dari pihak penjual terkait dengan harga pokok pembelian dengan tingkat keuntungan yang di inginkan. Murabahah iyalah salah satu bentuk

13Kasmir, Dasar-Dasar Perbankan, (Jakarta : PT Raja Gerafindo Persada,2003), h.196

14 Muttaqin Nurhuda, Analisis Pelaksanaan Akad Pembiayaan Murabahah, (Surakarta:Universitas Muhammadiyah Surakarta,2015), h.1

(19)

transaksi jual beli amanah (atas dasar kepercayaan) sehingga harga pokok pembelian dan tingkat keuntungan harus diketahui secara jelas.15

Fiqih madzhar syafi’I mengatakan bahwa murabahah adalah hubungan harga jual beli yang dibeli kepada orang yang akan membeli, dengan syarat agar barang tersebut diberi untug.16 Karakteristik dari pembiayaan merubahah ini iyalah penjual harus memberi tahukan pembeli mengenai harga pembelian suatu peroduk dengan mengutarakan jumlah keuntungan yang ditambahkan pada biaya tersebut.17

Akad pembiayaan murabahah dapat dilakukan dengan pembelian barang langsung oleh lembaga keuangan atau pembelian barang diwakilkan kepada nasabah itu sendiri yang disebut dengan murabahah bil wakalah.Proses pembiayaan dapat dilakukan secara tunai atau tangguh secara angsuran atau waktu tertentu.18

Jadi, murabahah adalah jual beli dimana si penjual mengambil keuntungan dari barang yang dijualnya dan pihak pembeli mengetahui harga awal barang tersebut.

a. Landasan Hukum Murabahah

Dalam pembiayaan murabahah terdapat dasar hukum yang digunakan :

15Dimyauddin Djuwaini, Pengantar Fiqih Muamalah, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar,2008), h.82

16 Idris Ahmad, Fiqih Menurut Madzhab Syafi’i, Jilid II(Jakarta:Widjata.1969), h.30

17 Wiroso, jual beli murabahah, (Yogyakarta: UII press), h.13

18 Siti mardiyah, teori & praktikum manajemen pembiayaan syariah, (Palembang: noer fikri, 2016), h.117

(20)

1) Al-Qur’an

Al-Qur’an Surah An-Nisa ayat 29:

ْنَع ًةَراَجِت َن ْوُكَت ْنَا ٓ هلَِا ِلِطاَبْلاِب ْمُكَنْيَب ْمُكَلاَوْمَا ا ْٓوُلُكْأَت َلَ اْوُنَمَٰا َنْيِذهلا اَهُّيَآَٰي اًمْيِحَر ْمُكِب َناَك َ َٰٰاللَّ هنِا ۗ ْمُكَسُفْنَا ا ْٓوُلُتْقَت َلََو ۗ ْمُكْنِّم ضاَرَت

Terjemahnya:

“wahai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling memakan harta sesamamu dengan jalan yang batil, kecuali dengan jalan perniagaan yang berlaku dengan suka sama-suka di antara kamu. Dan janganlah kamu membunuh dirimu sesunggunhnya Allah adalah maha penyayang kepadamu”19

Ayat di atas menjelaskan kepada orang yang beriman untuk memakan dan mendapatkan harta dengan sesamanya melalui jalan perniagaan (jual beli) atas dasar suka sama suka dan melarang memakan dan mendapatkan harta dengan jalan yang batil.

2) Al-hadist

ِهِلآَو ِهْيَلَع ُاللَّ ىهلَص ِاللَّ َل ْوُسَر هنَأ هنع اللَّ يضر ْيِرْدُخْلا دْيِعَس ْيِبَأ ْنَع

، ضاَرَت ْنَع ُعْيَبْلا اَمِّنِإ :َلاَق َمهلَسَو

Artinya:

Dari abu sa’id al-khudri berkata bahwa rasulullah SAW bersabda:

“sesunggunhnya jual-beli adalah berdasarkan asas ridha (kerelaan hati)”20

3) Ijma

Ulama telah sepakat bahwa jual beli (murabahah) diperbolehkan dengan alasan bahwa manusia tidak mampu mencukupi kebutuhan dirinya sendiri,

19 Depertemen Agama RI, Al-Quran Dan Terjemahanya, (Bandung: Cv Penerbit Diponegoro, 2005), h.56

20 Muhammad Nasruddin Al-Albani, Shahih Sunan Ibnu Majah, (Jakarta: Pustaka Azzam, 2007), Cet.Ke-1, h,313

(21)

tampa bantuan orang lain. Namun demikian, bantuan atau barang milik orang lain yang dibutuhkannya itu harus diganti dengan barang yang lainnya yang sesuai.21

b. Macam-macam Murabahah

Dalan fiqih islam macam-macam pembiayaan murabahah terdiri dari dua yakni:

1) Murabahah al-amanah

Dimana penjual melaporkan harga pokok jualnya, dalam jual beli ini penjual dan pembeli sama-sama tau harga asal dari suatu komoditi yang dijual.

2) Murabahah bil wakalah

Dimana peraktek jual beli, seorang mengamanahkan orang lain untuk melakukan pembiayaan pada bidang terutama yang boleh diwakilkan.22 c. Rukun Murabahah

Berikut Rukun murabahah:

1) Pelaku akad, yaitu Bai (penjual) yang memiliki barang untuk dijual, dan musytari (pembeli) yang membutuhkan dan akan membeli barang.

2) Objek akad yaitu mabi (barang dagangan) dan tsaman (harga).

3) Shighat, yaitu ijab dan qabul23

21 Rachmat Syafe'i, Fiqih Muamalah, (Bandung: Pustaka Setia,2001), h.75

22 Sayyid Sabiq, Fiqih Sunnah, Jilid II(Bairut:Dar Al-Fikr,1984), h.72

23 Ascarya, Akad Dan Produk Bank Syariah, (Jakarta: PT. Raja Grfindo Persada, 2007) Cet. Ke- 1, h.82

(22)

d. Syarat Murabahah

1) seleksi yang berakad, wajib ikhlas serta sanggup buat melaksanakan transaksi jual beli

2) Objek, benda yang diperjual belikan wajib terdapat kesanggupan untuk penjual buat mengadakan benda tersebut ataupun kepunyaan legal penjual, ataupun merupakkan banda halal yang tidak cacat jikalau benda tersebut cacat serta di kenal oleh nasabah hingga peroses jual beli tetap sah.

3) Harga, harga jual yang ditawarkan bank ialah harga beli ditambah dengan margin keuntungan, harga jual jg tidak boleh berganti sepanjang masa perjanjian, sistem serta jangka waktu pembayaran disepakati bersama antara penjual dan pemeli,

4) Tidak mengandung unsur paksaan, tipuan dan mudharat.24

e. Fatwa Dewan Syariah Nasioal Majelis Ulama Indonenesia (DSN – MUI) Dewan Syariah Nasional telah menetapkan aturan tentang murabahahyang diputuskan dalam fatwa DSN No. 04/DSN-MUI/IV/2000 tanggal 1 April 2000 sebagai berikut.

Ketentuan Umum murabahah dalam bank syariah:

a) Bank dan nasabah harus melakukan akad murabahah yang bebas dari riba.

b) Barang yang diperjualbelikan tidak diharamkan oleh syariat Islam.

24 Roifatus Syauqoti, Mohammad Ghozali,” Aplikasi Akad Murabahah Pada Lembaga Keuangan Syariah”, Jurnal Ekonomi Dan Perbankan Syariah, Vol.3, No.1. (2018), h.6-7

(23)

c) Bank membiayai sebagian atau seluruh harga pembelian barang yang telah disepakati kualifikasinya.

d) Bank membeli barang yang diperlukan nasabah atas nama bank sendiri, dan pembelian ini harus sah dan bebas dari riba

e) Bank harus menyampakaikan terkait semua hal tentang pembelian, misalnya jika pembelian dilakukan secara hutang.

f) Bank kemudian menjual barang tersebut kepada nasabah (pemesan) dengan harga jual senilai harga beli beserta keuntungannya. Dalam hal ini bank harus memberitahu secara terang – terangan harga pokok barang kepada nasabah tentang biaya yang diperlukan.

g) Nasabah membayar harga barang yang telah disepakati tersebut dengan jangka waktu tertentu sesuai dengan yang telah disepakati.

h) Untuk mencegah terjadinya penyalahgunaan atau kerusakan terhadap akad tersebut, maka pihak bank dapat mengadakan perjanjian khusus dengan nasabah.

i) Jika bank hendak mewakilkan kepada nasabah untuk membeli barang dari pihak ketiga, maka akad jual beli murabahah harus dilakukan setelah barang, secara prinsip akan menjadi milik bank.25

f. Proses pembiayaan akad Murabahah

Dalam pengaplikasian murabahah di bank syariah, bank berperang sebagai penjual yang menyediakan barang kemudian dijual kepada nasaba (pembeli)

25 Bambang Rianto Rustam, Perbankan Syariah (Akuntansi Pendanaan dan Pembiayaan), (Pekanbaru: Mumtaz Cendekia Adhitama, 2008), h.49

(24)

dengan harga yang lebih tinggi dari harga pembelian barang oleh banKsyariah, dimanapembayaran dapat dilakukan dengan sekaligus atau secara berangsur dalam jangka waktu yang disepakati.26

Aplikasi Teknis Pembiayaan Perbankan

1. negosiasi&

pemenuhan persyaratan

3.akad jual beli

6. Bayar Rp (cicil) 5.terima

Barang &

dokumen

2. Beli barang 4. Kirim

Keterangan:

1. Bank syariah dan nasabah bernegosiasi mengenai rancana transaksi jual beli 2. Berdasarkan negosiasi yang dilakukan, bank syariah kemudian membeli

barang dari supplier

3. Bank syariah dan nasaah melakukan jual beli dimana bank syariah sebagai penjual dan nasabah sebagai pembeli

4. Supplier mengirimkan barang secara langsung kepada nasabah atas permintaan bank Syariah

5. Kenudian nasaba menerima dokumen kepemilikan atas penerimaan barang tersebut

26 Ismail, Perbankan Syariah, (Jakarta: Kencana, 2011), h.139

Na NASABAH LKS (UUS)

SUPPLIER/

PENJUAL

(25)

6. Nasabah kemudian melakukan pembayaran pada umumnya secara ansuran.27

g. Tujuan Murabahah

Ada beberapa tujuan murabahah menurut beberapa ahli fiqih :

bagi Al-Marghinani, tujuan dari murabahah merupakan buat melindungi konsumen yang tidak berdaya terhadap tipu muslihat para pedegang yang curang sebab konsumen tersebut tidak mempunyai kemampuan buat bisa melaksanakan jual beli. Buat seorang yang tidak mempunyai ketrampilan melaksanakan pembelian di pasar dengan caramusawamah, seyogianya menghubungi seseorang dealer murabahah yang diketahui kejujurannya derta membeli benda yang dibutuhkannya dari dealer tersebut dengan membayar harga perolehan dealer tersebut atas barang itu ditambah dengan keuntungan.28

2. Akad Murabahah bil Wakalah

Murabahah bil Wakalah adalah teransaksi jual beli antara pembeli (nasabah) dan penjual (bank), bank dalam hal ini membeli barang yang dibutuhkan nasabah (nasabah yang menentukan spesifikasinya )dan menjual kepada nasabah dengan harga ditambah keuntungan.29

Jual beli murabahah dalam aplikasi lembaga keuangan syariah umumnya diiringi dengan akad wakalah. iktikad dari wakalah dimana bank jadi wakil dari lembaga keuangan buat mencari serta membeli benda yang diajukan oleh nasabah.30Akad murabahah bil wakalah merupakan jual beli dimana pihak bank

27Ibid, h.139-140.

28 Sutan Remi, Akuntansi Syariah Di Indonesia, (Jakartta: Salemba Empa,2012), h.169

29 Syofyan Syafiari Harahap, Akuntansi Islam, (Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2004), h.95

30 Imam mustofa, fiqih muamalah kontemporer, (Jakarta; Rajawali pers, 2016), h.66

(26)

mewakilkan membeli produk kepada nasabah setelah itu sehabis produk tersebut didapatkan oleh nasabah setelah itu nasabah membagikan kepada pihak bank.

Setelah benda tersebut dipunyai oleh pihak bank serta harga dari benda tersebut jelas hingga pihak bank memastikan keuntungan yang di idamkan dan serta jangka waktu pengembalian yang hendak disepakati oleh pihak bank serta nasabah. Cocok dengan syarat Fatwa DSN MUI akad murabahah bil wakalah bisa docoba dengan ketentuan bila benda yang dibeli oleh nasabah seluruhnya telah kepunyaan Bank, setelah itu sehabis benda sudah tersebut dipunyai oleh pihak bank hingga akad murabahah bisa dilakukan.31

a. Dasar hukum murabaha bil wakalah Fitman allah dalam QS. Al-kahfi ayat 19:

ِب ۡمُكِتۡاَيۡلَف اًماَعَط ى َٰك ۡزَا ۡۤاَهُّيَا ۡرُظۡنَيۡلَف ِةَنۡيِدَمۡلا ىَلِا ۡۤ هِذَٰه ۡمُكِقِرَوِب ۡمُكَدَحَا ا ۡۤۡوُثَعۡباَف ؕ ُه ۡنِّم ق ۡزِر

ًدَحَا ۡمُكِب هنَرِع ۡشُي َلََو ۡفهطَلَتَيۡلَو ا

Terjemahnya:

Maka suruhlah salah seorang di antara kamu pergi ke kota dengan membaa uang perakmu ini dan hendaklah dia liat manakah makanan yang lebih baik, dan bawalah sebagian makanan itu untukmu, dan hendaklah dia berlaku lemah lembut dan jangan sekali-kali menceritakan halmu kepada siapa pun.

Firman Allah dalam QS. Yusuf Ayat 93:

ًرْيِصَب ِتْأَي ْيِبَا ِهْجَو ىَٰلَع ُهْوُقْلَاَف اَذَٰه ْيِصْيِمَقِب اْوُبَهْذِا

ا Terjemahnya:

31 Roifatus syauqoti dan Muhammad ghozil, “aplikasi akad murabahah pada lembaga keuangan syariah”, jurnal masharif al syariah: jurnal ekonomi dan perbankan syariah Vol.3 No.1,(2018), h.71

(27)

“pergilah kamu dengan membawa bajuku ini, lalu usapkan ke wajah ayahku, nanti di akan melihat kembali”.32

Ayat-ayat di atas memang tidak menjelaskan wakalah secara langsung, akan tetapi apa yang tertulis dan dikisahkandalam ayat diatas ialah terkait masalah wakalah, lafaz-lafaz yang berupa kata perintah dalam ayat tersebut menunjukan bahwa ada perwakilan atau wakalah.33

Hadist:

َر هنَأ ِر اَصْنَلْا َنِم لاُج َر َو عِفا َر َابَأ َثَعَب َمهلَس َو ِهْيَلَع للَّ هلَص ِاللَّ َل وُس

ِث ِراَحْلا َتْنِب َةَن وُمْيَم ُهَاجهوَزَف

Artinya:

“bahwasanya Rasulullah SAW. Mewakilkan kepada Abu Rafi’ dan seorang Anshar mewakilinya mengawini Maimuna Binti Harits,”

b. Rukun murabahah bil wakalah

Rukun murabahah bil wakalah adalah sama dengan rukum jual beli murabahah yang mebedakan adalah adanya muwakil dan wakil dalam pembelian barangnya yaitu:

1. Penjual (al-ba’i)adalah pihak yang memiliki barang untuk dijual, tidak terpaksa dan menurut hukum

2. Pembeli (al-maustari) merupakan pihak yang memerlukan barang dan akan membeli barang

3. Barang yang diberi (al-mabi) adalah barang yang tidak dilarang oleh syarat, dan hakmilik penuh yang berakad

32 Departemen Agama RI, Op.Cit, h.236

33 Hendi Suhendi, Fiqih Muamalah, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2010), h.234

(28)

4. Muwakil (pemberi kuasa) adalah pihak yang diberikan kuasa kepada pihak lain

5. Wakil (penerima kuasa) adalah pihak yang diberikan kuasa

6. Harga (al-isaman) adalah memberi tahukan harga pokok dan keuntungan yang telah disepakati

7. Sighat (ijab qaabul) adalah harus jelas, harga dan barang yang disebutkan harus seimbanh

c. Syarat murabahah bil wakalah Adapun syaratnya yaitu:

1) Harus digunakan untuk barang-barang yang halal, barang najis tidak sah diperjualbelikan dan barang bukan larangan Negara

2) Penjual memberi tahu biaya modal kepada nasabah

3) Kontrak pertama harus sah sesuai dengan rukum yang ditetapkan 4) Kontrak harus bebas dari riba

5) Penjual harus menjelaskan kepada pembeli bila terjadi cacat atas barang

6) Penjual harus menyampaikan semua hal yang berkaitan dengan pembeli 7) Objek akad harus jelas dan dapatdiwakilkan

8) Tidak bertentangan dengan syariat islam.34

34 Anugerah Sahvitri H,”Analisis Pemmbiayaan Syariah Terhadap Nasabah Berpenghasilan Rendah”, Skripsi: Univevrsitasislam Negeri Raden Intan Lempung, 2018, h.60-61

(29)

B. Kredit Pemilikan Rumah (KPR)

Kredit Pemilikan Rumah ataupun diucap KPR merupakan salah satu pelayanan kredit yang diberikan oleh bank kepada nasabah yang mau mempunyai pembagunan rumah ataupun kebutuhan renovasi rumah, KPR timbul serta diperhitungkan secara tentu bersumber pada presentase untuk bank syariah ataupun konvesional yang melaksanakan operasional selaku balas jasa, yang diberikan oleh bank kepada nasabah yang membeli ataupun menjual produknya. KPR ialah metode buat mencicil rumah ataupun keperluan konsumtif yang lain dengan menjamin rumah yang hendak di miliki, dengan skema pembiayan dari harga rumah.

Keuntungan dari KPR ini merupakan dengan mengajukan KPR secara tidak langsung karna tidak peril menabung buat membeli rumah disebabkan saat ini sekarang pembayaran KPR dapat di coba dengan metode mencicil yang meringankan dalam pembayaran35

KPR merupakan peroses kredit yang diberikan kepada nasabah yang membeli rumah atau memperbaiki rumah, saat ini dikenal ada 2 jenis KPR yaitu KPR subsidi dan KPR non subsidi.

1. KPR subsidi

Yaitu suatu kredit yang diperuntukan kepada masyarakat berpenghasilan menengah kebawa dalam memenuhi kebutuhan perumahan atau perbaikan rumah yang telah dimiliki, KPR subsidi diberikan

35 Muhammad Rizal Satria, Tia Setiani,” Analisis Perbandingan Pemberian Kredit Pemilikan Rumah (KPR)Pada Bank Konvensional Dengan Pembiayaan Murabahah (KPR) Pada Bank Syariah (Studi Kasus Pada Bank BJB Dengan Bank BJB Syariah)”, Jurnal Ekonomi Dan Keuangan Syariah, Vol.2, No.1, (Janua 2018), h.110-111

(30)

berupa,yaitu dengan meringankan kredit dan menambah dana pembangunan atau perbaikan rumah. Kredi subsidi ini diatur tersendiri oleh pemerintahan sehingga tidak setiap yang mengajukan kredit mendapatkan fasilitas secara umum batas yang ditetapkan oleh pemerintah dalam memberikan subsidi adalah penghasilan pemohon dan maksimum kredit yang diberikan.

2. KPR Non subsidi

Yaitu suatu KPR yang diperuntukan bagi masyarakat yang menengah ke atas atau bagi seluruh masyrakat dan kredit non subsidi di atur langsung oleh bank.36

Secara universal pembiayaan yang bisa dibiayai oleh KPR merupakan rumah dengan status ready stock, indent serta take over. Tetap tidak Cuma tipe rumah namun tetapi rusun, ruko, serta apertemen baik itu dicoba secara orang ataupun lembaga. Ada pula rumah dengan ready stock merupakan pembelian rumah siap gunakan, sebaliknya pembelian rumah dengan status indent merupakan pembiayan rumah dalam wujud pesanan diatas lahan atau kavling yang sudah di miliki maupun yang belum dimiliki oleh calon nasabah, yang terakhir pembiayaan rumah dengan status take over merupakan pengambilalihan pembiayaan yang lagi berjalan dari satu nasabah ke nasabah lainny.37

Produk pembiayaan KPR yang digunakan dalam perbankan syariah memiliki berbagai macam perbedaan dengan KPR di perbankan konvensional.Hal

36 Muhammad, Lembaga Keuangan Umat Kontemporer, (Yogyakarta: UII Press, 2002), h.147

37 Putri Setianti Huzaimah, op.cit, h.15

(31)

ini merupakan implikasi dari perbedaan prinsip yang diterapkan perbankan syariah dan perbankan konvensional, Adapun perbedaannya yaitu:

1. KPR syariah merupakan salah satu fasilisat pembiayaan yang dilaksanakan oleh perbankan kepada nasabah perorangan yang hendak membeli ataupun membetulkan rumah dengan mengunakan sistem syariah yang leluasa riba dan tidak terdapat pihak yang dirugikan, Keredit Pemilikan Rumah syariah saat ini sudah banyak di kembangkanoleh lembaga intermediasi keuangan yang berbasiskan syariah. Dana yang dikeluarkan oleh bank buat membiayai orang yang mau mempunyai rumah dengan metode mencicil. serta KPR syariah dapat dicoba dengan sebagai opsi akad alternatif cocok kebutuhan nasabah (akad murabahah), bila warga tidak diberati oleh hal-hal yang berkaitan dengan pembangunan.

2. Perbedaan KPR konvensional terletak pada akadnya, konterak bank konvensional mengunakan pada suku bunga tertentu yang sifatnya bisa fluktuatif, bank berasumsi harus selalu untung tampa mempertimbangkan untang atau rugi, dan tidak jelas halal dan haram.38

C. Penelitian Terdahulu 1. Mahfuds

Proses dalam mekanisme pembiayaan KPR IB berdasarkan akad murabahah pada bank BRI syariah Kendari. Adapun rujukan yang digunakan adalah Al-Quran, Hadis serta fatwa DSN-MUI. Berdasarkan dfhasil penelitian, bank BRI syariah

38 Slamet Ristanto, Jangan Salah Memilih KPR,(Yogyakarta: Asdamedia, 2016), h.35

(32)

Kendari dalam menerapkan pembiayaan KPR IB belum sepenuhnya sesuai hukum syariah, khususnya terkait uang muka/DP dan penjaminan rumah yang melibatkan pihak lain.39

2. Alghiffari Yuranda, Rulfah M Daud

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana kesesuaian pembiayaan murabahah produk kredit rumah bermasalah pada Fatwa Dewan pengawas harta nasional majelis ulama diindonesia (DSN-MUB) Bank BRI sharta badan aceh objek penelitian adalah bank BRI sharta yang berkompeten Account Officer yang berkompeten dibidang pembiayaan murabahah penelitian ini memakai pendekatan deskriptif kualitatif. Penelitian mengumpulkan data dengan mengintervensi Account officer bank BRI shara hasil penelitian ini menampilkan pembiayaan murabahah produk KPR cocok dengan fatwa dewan pengawas harta nasional diindonesia lama cound (D-MILK).40

3. Agus Taufik Hidaya, Nurhayati

Penelitian ini bertujuan buat mengenali kesesuaian pelaksanaan akuntansi pembiayaan murabahah pada bank BRI syariah, ada statement standar Akuntansi keuangan No 102 tentang akuntansi murabahah, penelitian ini berjenis kualitatif.

informasi yang digunakan merupakan perimer yang diperoleh lewat wawancara serta dokumentasi , hasil analisis membuktikan kalau pembiayaan keredit pemilikan rumah pada bank BRI syarih tidak cocok dengan pernyataan standar

39Mahfuds,2018,”Mekanisme Pembiayaan KPR IB Berdasarkan Akad Murabahah Diperbankan Syariah”, Jurnal Pemikiran Islam, Vol.4 No.2, h.91

40 Alghiffari Yuranda, Rulfah M Daud,2019,”Analisis Akad Pembiayaan Murabahah Perumahan (KPR) Pada PT BANK BRI SYARIAH KC BANDA ACEH”, Jurnal Ilmiah Mahasiswa Ekonomi Akutansi (JIMEKA),Vol.4 No.1, h.25

(33)

akuntansi murabahah. Dalam unsure pengakuan dan pengukuran ada beberada yang tidak cocok dengan PSAK 102 ialah, dalam angsuran penerimaan denda bank BRI syariah mengakui denda selaku pemasukan perihal itu tidak cocok dengan PSAK 102.Di dalam penerapan pembiayaan murabaha, Bank BRI syariah cabang pembeli.Selain itu, ada perbandingan antara bunga bank konvensional memastikan bunga terbuat pada waktu akad dengan menggap wajib senantiasa untung, sebaliknya bank syariah penentuan besarnya rasio/ untuk hasil dterbuat waktu akad dengan berpedoman pada mungkin untung rugi.41

41 Agus Taufik Hidayat dan Nurhayati Nurhayati, 2018, “Tinjauan PSAK 102 Penerapan Akuntansi Murabahah Dalam Pembiayaan Kredit Kepemilikan Rumah”, Vol.1 No.1, h.1

(34)

D. Kerangka Pikir

Al- Qur’an

Q.S. An- Nisa ayat 29 Q.S. Al- Kahfi ayat 19

Hadist Abu Sa’id Al Khudri Malik no. 678, kitab al- Muwaththa’, bab Haji)

Implementasi Akad Murabahah Pada Pembiayaan KPR

Di Bank Sulselbar Cabang Syariah Makassar Kajian Teoritis

1. Murabahah menurut Kasmir, pengertian murabaha ialah saling

menguntungkan bahwa keuntungan didapatkan oleh pihak pertama dan pihak kedua.

2. Kredit Pemilikan Rumah (KPR) menurut Anugerah Sahvitri KPR adalah salah satu pelayanan yang di berikan oleh Bank kepada nasabah yang ingin memiliki rumah dan meringankan masyarakat.

Kajian Empiris 1. Mahfuds.

berdasarkan dihasil penelitian di Bank BRI Syariah Kendari dalam menerapkan pembiayaan KPR BI belum sepenuhnya

sesuai hukum

syariah.

2. Dalam penelitian Alghiffari Yuranda, Rulfah M Daud.

menunjukkan pembiayaan

murabaha produk

KPRsesuai dengan

Fatwa dewan

pengawasan harta nasional diindonesia.

3. Agus Taufik Hidaya, Nurhayati.

hasil analisa bahwa pembiayaan KPR tdk sesuai dengan akutansi

murabahah 1

Metode Kualitatif

Wawancara Pembahasan Obserfasi

Hasil

Analisis Deskripsi

kesimpulan& saran

(35)

24 BAB III

METODE PENELITIAN a. Jenis Penelitian

Penelitian ini tercantum penelitian lapangan (fied research) dengan metode kualitatif yang lebih menekankan pada aspek uraian secara mendalam terhadap sesuatu permasalahan.42 Tata cara kualitatif selaku prosedur penelitian yang menciptakan informan berbentuk perkata tertulis ataupun lisan dari orang-orang ataupun dari sikap yang bisa diamati. Penelitian kualitatif ialah sesuatu studi yang bertujuan buat menguasai fenomena yang dirasakan oleh subjek penelitian.

Misalnya aksi, sikap, peristiwa, serta lin-lain pada konteks spesial yang alamiah dengan mamanfaatkan bermacam tata cara ilmiah.43

b. Lokasi Penelitian

Lokasi dalam penelitian ini dilakukan di salah satu lembaga keuangan syariah yakni pada Bank Sulselbar Cabang Syariah Makassar yang beralamat di JL.DR Ratulangi Ruko 07 Blok C1-C2

c. Fokus Penelitian

Dalam penelitian ini, peneliti menfokuskan pada implementasi akad mudarabah pada pembiayaan KPR di Bank Syariah

42 Sugiyono, metode penelitian kuantitatif kualitatif dan R&D, (Bandung: Alfebeta, 2014), h.2

43 Lexy J.Moeleong, Metodologi penelitian kualitatif, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2006), h.6

(36)

d. Sumber Data

Dalam penelitia ini ada beberapa sumber data yang digunaka diantaranya yaitu:

1. Data Primer

Data primer adalah data yang diperoleh dari sumber pertama melalui prosedur dan teknik pengembilan data yang berupa interview, observasi, maupun penggunaan instrument pengukuran yang khusus dirancang sesuai dengan tujuannya.44

2. Data Sekunder

Data sekunder merupakan sumber yang tidak langsung memberikan data kepada pengumpulan data, misalnya lewat orang lain atau lewat dokumen, misalnya dalam penelitian ini data sekunder yang digunakan adalah jurnal, dokumen atau data yang berhubungan dengan penelitian.45

e. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian ialah salasatu perlengkapan ataupun sarana yang digunakan oleh peneliti dalam pengumpulan data buar mengukur fenomena alam maupun sosial yang diamati, supaya pekerjaannya lebih gampang serta hasilnya henda lebih baik dalam makna lebih teliti, lengkap serta sistematis sehingga gampang buat diolah.46

Penelitian ini peneliti mengunakan instrunet wawancara (interview), dalam penelitian ini menggunakan alat bantu seperti, alat bantu perekam

44 Saifudin Azsar, Metode Penelitian, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2005), h..36

45 Sugiyono, Metode Penelitian Bisnis, (Bandung: Alfabeta, 2010), h.402

46 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, (Jakarta: Rineka Cipta, 2010), h.274

(37)

suara,dokumentasi (kamera), serta alat tulis sebagai media pendukung dalam mengumpulkan data.

f. Teknik Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini, peneliti bertindak sebagai instrument sekaligus sebagai pengumpul data. Adapun prosedur yang digunakan dalam pengumpulan data yaitu:

1. Observasi

Observasi adalah tenik pengumpulan data yang dilakukan melalui pengamatan, disertai dengan pencatatan-pencatatan terhadap keadaan atau perilaku obyek sasaran.47Dalam penelitian ini peneliti melakukan observasi langsung mengenai implementasi akad murabahah pada pembiayaan KPR pada Bank Sulselbar Cabang Syariah Makassar.

2. Wawancara

Wawancara digunakan selaku metode pengumpulan informasim apabila periset mau melaksanakan riset pendahuluan buat manciptakan kasus yang wajib diteliti, serta dimana peneliti bertanya langsung.48 tipe wawancara semi terstruktur ini digunakan oleh penulis supaya nantinya dalam proses wawancara peneliti telah tidak kebimbangan dengan apa yang hendak dibahasnya, dalam hail ini , periset hendak memwawancarai pihak dari Bank.

3. Dokumentasi

Dokumentasi merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu.

Dokumen juga bisa berbentu tulisan, dokumen bisa berbentuk foto, gambar dan

47 Abdurrahman Fatoni, Metodologi Penelitian Dan Teknik Penyusunan Skripsi, (Jakarta: PT.

Rinekha Cipta, 2006), h.104

48 Sugiyono, Op.Cit, 2011, h.134

(38)

lainnya, hasil pelitian dari obserfasi dan wawancara akan lebih kredibel atau depat dipercepat.49Dalam hal ini peneliti mengunakan foto, rekaman wawancara, tulisa-telisan dan buku yang yang digunakan untuk mencari tada.

g. Teknik Analisis Data

Proses analisin data kualitatif dimulain dengan menelah segala informasi yang ada dari bermacam sumber, yaitu wawancara pengantar yang telah dituliskan dalam catatan lapangan , dokumen individu, dokumen formal foto, gambar serta sebagainya. Sehabis ditelaah, langkah berikutnya merupakan pengertian informasi adalah penafsiran data selama dilpangan data dianalisa secara interaktif dan berlangsung secara terus menerus hingga tuntas.50

Analisis data ialah usaha buat mencari serta menyusun secara sistematis catatan dari observasi, wawancara ataupun dokumentasi buat tingkatan uraian perisetn tentang permasalahan yang diteliti serta menyajikan selaku penemuan. Analisis informasi dicoba dalam upaya mencari arti, ada pula metode analisa informasi yang digunakan peneliti dalam penelitian ini merupakan analisa kualitatif yang meliputi:

1. Redukasi kata

Redaksi kata adalah mencakup, mamili hal-hal pokok, yang memfokuskan pada hal-hal yang penting dicari tema, disain dan membuang yang tidak penting.51

2. Penyajian data

49 Sugiyono, Ibid, 2011, h.240

50 Ezni, Metodelogi Kualitatif Analisis Data, (Jakarta: PT Grafindo Persada,2012), h.134

51 Ibid, 2011, h.431

(39)

Penyajian data ialah sekumpulan informasi tersusun yang meberi kemungkinan adanya penarikan. Hal ini dilakukan dengan alasan data-data yang diperoleh selama proses penelitian kualitatif biasanya berbentuk naratif, sehingga memerlukan penyederhanaan tanpa mengurangi isinya.52 3. Penarik kesimpulan

Kesimpulan ialah sesi tahap akhir dalam proses analisis data, ialah penerikan kesimpulan ataupun verifikasi, langkah ini dilaksanakan guna mencari makna, mencatat keteraturan, pola-pola uraian, alur karena akibat serta proporsi. Sebaliknya verifikasi penerikan kembali yang melintas dalam benak penganalisis sepanjang penyimpulan, sesuatu tinjauan ulang pada catatan-catatan dilapangan seta memohon tresponden yang sudah dijaring informasinya untuk membaca kesimpulan yang sudah disimpulkan oleh peneliti. Makna-makna yang telah sudah timbul selaku kesimpulan informasi tersebut kebenaran serta kecocokannya.53

52 Sandu Siyoto, Dan M,Alik Sodik, Dasar Metodologi Penelitian, (Yogyakarta: Literasi Media Publishing, 2015), .100

53 Mathew B Miles Dan Michael Huberman, Analisi Data Kualitatif, Terjemahan Tjetjep Rohendi Rohidi, (Jakarta: Ul Press,1992), h.16-17

(40)

29 BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambar umum lokasi penelitian

1. Sejarah Bank Sulselbar Syariah Cabang Makassar

Bank pembangunan daerah Sulawesi selatan di dirikan di Makassar pada tanggal 13 januari 1961 dengan nama PT Bank pembangunan Daerah Sulawesi Tenggara sesuai dengan Akta Notaris raden kadiman di Jakarta No 95 Tanggal 23 Januari 1961. Kemudian berdasarkan Akta Notaris raden kadiman No 67 Tanggal 13 juli 1961 Nama PT Bank pembangunan Sulawesi selatan Tenggara (PT BP Suselra) di ubah menjadi Bank Pembangunan daerah Sulawesi selatan tenggara (PT BPD Suselra).

Berdasarkan peraturan daerah tingkat satu Sulawesi selatan tenggara NO.

002 tahun 1964 tanggal 21 februari 1964, Nama Bank pembangunan daerah Sulawesi selatan tenggara di ubah menjadi Bank pemanguna daerah tingakat I Sulawesi selatan tenggara dengan modal Rp 250.000.000 dengan pemisahan antara propinsi tingakat I Sulawesi selatan dengan propinsi tingkat I Sulawesi Sulawesi tenggara No.2 Tahun 1964 tentang pendirian Bank pembangunan daerah tingkat I Sulawesi selatan tenggara.

Dengan lahirnya peraturan daerah No.01 Tahun 1993 dan penetapan modal dasar menjadi Rp 25 milyar Bank pembangunan daerah Sulawesi selatan dengan sebutan Bank BPD sulsel dan berstatus perusahan daerah ( PD) dan pada Tahun 1999 perseroan menambah modal dasar menjadi Rp 150 milyar. Selanjutnya dalam rangka perubahan status dari perusahaan daerah (PD) menjadi perseroan terbatas

(41)

(PT) di atur dalam peraturan daerah NO 13 Tahun 2003 tentang perubahan status bentuk badan hukum Banka pembangunan daerah Sulawesi selatan dari PD menjasi PT dengan modal dasar Rp 650 milyar.

Akta pendirian PT mendapat pengesahan dari mentri hukum dan hak asasi manusia RI berdasarkan surat keputusan NO.C-315441.HT.01.01 TH 2004 Tanggal 29 desember 2004 tentang pengesahan Akta pendirian perseroan terbatas Bank pembangunan daerah Sulawesi selatan di singkat Bank sulsel, dan telah di umumkan pada berita Negara republik Indonesia No.13 tanggal 15 februari 2005, tambahan No. 1655/2005. Perseroan telah di daftarkan di kantor pendaftaran perusahaan kota Makassar dengan No.RDP.503/0590/DP-0480/KPP tanggal januari 2005

Pada Tahun 2007,Bank telah membentuk unit usaha syariah yang menjalankan kegiatan usaha perbankkan dengan perinsip-prinsip syariah.

Pelaksanaannya di mulai sejak 28 april 2007 dengan surat izin perinsip dari Bank indosesia No.9/20/DPBS/MKS Tanggal 20 april 2007 dengan surat izin perinsip dari Bank.54

54 Hasil Wawancara Dengan Arief Dirge Kusuma Selaku Keredit Pembiayaan Pada Tanggal 28 Januari 2022

(42)

B. Deskripsi narasumber

No Nama Profesi

1 Arief Dirga Kusuma Analisis Kredit/pembiayaan

2 Andi Fatmawati Marya Rosa Nasabah

4 Zainab Nasabah

5 Ust. Mansur Alam, SS.,MM Pakar Agama

C. Hasil Penelitian Dan Pembahasan

1. Proses Transaksi KPR pada Bank Sulselbar Cabang Syariah Makassar

KPR adalah produk pembiayaan kepemilikan rumah yang diterbitkan Bank untuk pembiayaan rumah dengan dukungan bantuan dana kepada masyarakat berpenghasilan rendah yang ingin memiliki rumah. Berikut ini adalah hasil penelitian dilapangan baik wawancara dan dokumentasi mengenai produk pembiayaan KPR di UUS Bank Sulselbar Cabang Syariah Makassar dalam Hukum Islam.

Akad pembiayaan merupakan kesepakatan atau persetujuan antara Bank dan nasabah yang dibuat secara tertulis yang mengatur hak dan kewajiban para pihak sebagai adanya pembiayaan

a. Akad yang digunakan pada pembiayaan KPR

(43)

Berdasarkan hasil penelitian dengan salah satu pegawai Analisis Kredit Pembiayaan Bapak Arief Dirga Kusuma mengatakan bahwa KPR hadir sebagai layanan masyarakat untuk memberi kemudahan baginasabah yang ingin memiliki rumahtetapi tidak mempunyai modal yang cukup untuk membeli secara tunai dan dengan adanya KPR ini maka nasabah dapat memiliki rumah terlebih dahulu dengan sistem pembayaraannya bisa dilaksanakan secara tangguh.

“KPR di UUS bank sulselbar cabang syariah menggunakan 3 akad yaitu Murabahah, IMBT, dan MMQ bagi rumah yang sudah dibangun bila halnya rumah yang belum jadi beda akad tetapi kalau rumah yang ada dan mau membeli melalu bank mengunakan tiga akad. . .”55

Proses pembiayaaan KPRdapat dilakukan dengan menggunakan 3 akad yaitu AkadMurabahah,IMBT(Ijarah Muntahiyah Bittamlik), dan MMQ (Musyarakah Mutanaqishah). AkadMurabahah, IMBTdan MMQ bukan rumah dalam bentuk pesanan tetapi rumah yang sudah di bangun atau rumah jadi. Ketiga akad ini bisa digunakan untuk membeli rumah yang sudah jadi sedangkan rumah yang belum jadi berbeda akadnya. Bagi nasabah yang ingin membeli rumah yang telah jadi dan ingin membeli melaluibankmakabank biasanya menggunakan akad Murabahah,IMBT, dan MMQ, tetapijika nasabah melakukan transaksi jual beli atau membeli langsung kepada developer maka jual beli tersebut tidak termasuk akad Murabahah melainkan Al-bai.

Sedangkan hasil penelitian dengan salah satu nasabah Bnak Sulselbar Cabang Syariah Makassar yang bernama Ibu Zainap mengatakan :

“pelayana di Bank Sulselbar sangat baik dan perosesnya mudah tidak membutuhkan waktu yang lama dalam melakukan pembiayaan saya setuju dangan

55 Hasil wawancara dengan Arief Dirga Kusuma selaku kredit pembiayaan pada tanggal 28 januari 2022

(44)

akad yang diterapkan, bank sulselbar mengunakan akad murabahah yang memudahkan untuk memilih perumahan yang sy inginkan….”56

Dengan demikian praktik akad murabahah telah dilaksanakan dalam hal mebantu nasabah untuk mendapatkan pembiayaan KPR tersebut. Dapat kita simpulkan bahwa nasbah dan pegawai benar-benar sesuai telah mengunkan akad murabahah

b. Proses transaksi KPR

Perlu kita ketahui transaksi KPR di Bank Sulselbar ada beberapa proses yang dapat di lalu agar bisa mendapatkan pembiayaan KPR tersebut sebagai mana yang telah di jelaskan Bapak Arief Dirga Kusuma selaku pegawai analisis pembiayaan Kredit mengatakan :

“Proses transaksi KPRterjadi apabila ada nasabah atau disebut dengan calon pembeli,ada developer (penjual pertama) dan ada bank (penjual kedua)”.57

Adapun tahapan/mekanisme dalam melakukan proses transaksi KPR yang telah ditetapkan oleh Bank yaitu:

1. Di mana nasabah mengeluarkan surat permohonan ke Bank Sulselbar cabang syariahdan melengkapi identitas data pribadi untuk mengajukan pembiayaan KPR dan melanjutkan wawancara dengan pihak Bank terhadap niat nasabah yang ingin memilih pembiayaan KPR, maka pihak Bank melihat kepribadian dan kapasitas nasabah dalam melakukan pembiayaan KPR sesuai waktu yang telah ditentukan, selanjutnya Bank Sulselbar cabang syariahdan nasaba akan melakukan kesepakatan dari awal, Bank Sulselbar cabang syariah

56 Hasil Wawancara Dengan Zainap Selaku Nasabah Pada Tanggal 4 Juni 2022

57 Hasil Wawancara Dengan Arief Dirga Kusuma Selaku Kredit Pembiayaan Pada Tanggal 28 Januari 2022

(45)

menjelaskan dalam mengunakan murababah atau rincian angsuran, margin, proses pembayaran, berkas-berkas rumah, dan uang muka. Setelah dinyatakan layak maka pihak Bank melanjutkan.

2. kemudian dilakukan pemeriksaan BI Cheking calon nasabah untuk mengetahui nasabah memiliki pembiayaan di bank lain atau tidak, apakah pembayaraan lainya lanjar atau tidak beserta syarat-syaratpersetujuan yang telah nasabah isi jika pantas maka bank mengeluarkan persetujian

3. jika disetuji maka terjadi akad murabahah, terlebih dahulu yaitu pihak Bank berteransaksi ke developer untuk pembelian rumah sesuai yang diinginkan dengan mengunakan akad Al-ba’I atau tunai kemudian mengunakan sistem PSHK 50/55yang dibolehkan murabahah pakai 50/55 yang hanya mengusulkan dalam teransaksi satu kali pajakdengan mengurus sertifikat hak milik atas nama nasabah.

4. Setelahitumuncullah penguasaan sertifikat yang belum seharusnya nasabah pegang tetapi bank mendaftarkan lewat APHT atau di sebut HT (Hak Tanggungan) yang setara Eksekutprial, sebagai jaminan tanggunan rumah di Bank dan memenuhi pajak ataupun akad jual beli

5. Setelah layak diberikan maka bank dan calon nasabah melakukan akad murabahah, kemudian memenuhi margin yang telah ditentuka dan membayar ansuran rumah yang telah disepakati, setelah itu nasabah akan diberikan kunci rumah.

Dalam melakukan pembiayaan KPR memiliki ketentuan yaitu pegawai, wiraswsta, professional yang memiliki pekerjaan tetap dan penghasilan tetap,

(46)

mengunakan jangka waktu pembiayaan salama 15 tahun dan adaput persyaratan berkas yang di kumpulkan di Bank sebagai berikut:

a. Persyaratan Dokumen kelengkapan Pemohon:

1) KTP Pemohon suami / istri 2) Fotokopi kartu keluarga.

3) Slip gaji, rekening Koran, dan SK kerja 4) Akta Nika ( jika sudah menika)

5) NPWP pribadi

6) SKBM (Surat Keterangan Belum Nika) bagi yang belum nika 7) Surat keterangan bekerja/keterangan usaha

8) Rencana anggaran bangunan

9) Foto jaminan dan bersedia disurvey

Dalam melakukan transaksi murabahah tentunya acuan PASK (Pernyataan Standar Akuntansi) menjadi salah satu hal terpenting dalam terlaksananya akad tersebut, sebagaimana yang dikatakan ole bapak Arief Dirga Kusuma pada proses wawancara bahwa

“Dalam proses transaksi acuan PSAK yang digunakan harus diketahui dengan pasti dan jelas. Dan acuan PSAK yang digunakan di UUS Bank Sulsebar Cabang Syariah ini mengunkan akad 50/55…”58

Berdasarkan dari hasil penelitian maksa dapat disimpulkan bahwa praktik akad murabahah pada UUS Bank Sulselbar Cabang Syariah Makassar telah dilaksanakan sesuai dengan PBI No.07/46/PBI/2005 ayat 1 tentang strandarisasi

58 Hasil Wawancara Dengan Arief Dirga Kusumah Selaku Kredit Pembiayaan Pada Tanggal 28 Januari 2022

(47)

ada yaitu delam hal bank mewakilkan kepada nasabah untuk membeli barang, maka akad murabahah harus dilakukansetelah barang secara prinsip menjadi milik bank, dan UUS Bank Sulselbar Cabang Syariah Makassr telah melaksanakan Praktik tersebut. selama bank menerapkan fatwa DSN-MUI dan PBi dalam menjalankan proses akadnya maka konsep pembiayaan murabahah akan sesui dengan pembahasan para ulama Fiqih.

Sedangkan hasil wawancara dengan salah satu nasabah Bank sulselbar Ibu Fatmawati Marya Rosa mengatakan:

“yang saya lakukan yaitu dengan membawa surat permohonan beserta berkas yang disuruh kumpul ke Bank lalu Bank melakukan pemeriksaan berkas jika di setujui makan Bank melakukan pembiayaan kepada Developer setelah itu muncullah sertifikat tetapi srtifikat itu belu seutuhnya milik saya dan kemudian saya membayar ke bank dengan cara cicil….”59

Berdasarkan dari hasil wawancara maka dapat disimpulkan bahwa Bank lah yang menjdi wakil dari nasabah dimana dalam pembiyaan tersebut bank melakukan pembelian terlebih dahulu dan bank mengurus semua pembayaran terhadap developer dan kemudian nasabah membayardengan cara mengangsurnya, seperti yang di katakana pegawai Bank dalam proses ini Bank mejadi wakil dari nasbah.

c. Cara pembiayaan

Bank Sulselbar Cabang Syariah Makassar dalam melakukan pembiayaan yaitu dengan cara berangsur-angsur dan juga dapat membantu nasabah dalam mendapatkan perumahan yang dia inginkan. Berdasarkan hasil wawancara dengan Analisis Kredit Pembiayaan Bapak Arief Dirga Kusuma mengatakan:

“jual beli murabahah bank melakukan pembeli ke developer yang disebut Al-Ba’i lalu menjual kenasabah lalu nasabah membayar cicilan sesuai dengan waktu yang

59 Hasil Wawancara Dengan Fatmawati Marya Rosa Selaku Nasabah Pada Tanggal 1 Juni 2022

(48)

ditentukan selama 15 tanun tapi semisal saya jual barang kemungkinan sy juga dapat keuntungan sama halnya sy membeli rumah ini ke developer seharga 300.000.000 dan kemudia dijual kenasabah seharga 120.000.000”

Bank Sulselbar Cabang Sayariah Makassar dengan mengunakan skema akad murabahah yaitu jual beli, dimana bank melakukan akad Al-Ba’I yaitu membeli rumah di developer dengan cara langsung dan menjual kembali kepada nasabah kemudian nasabah mebayar tangguh sesuai dengan waktu yang telah ditentukan dalam perjanjian akad tersebut, kemudian bank akan memperoleh margin (keuntungan) yang telah ditentukan dan disepakatai bank dan nasabah.

Secara umum penentuan margin dalam Bank Syariah berbasis Natural Cartainly Contracs (NCC), yaitu akad bisnis yang memberikan kepastian pembayaran, baik dari segi jummlah maupun jangka waktu pembayaran. Margin merupakan sejumlah keuntungan yang diperoleh dari pihak bank dari akad jual beli, sedangkan harga jual ialah harga beli ditambah margin keuntungan yang disepakati dalam pembiayaan.

Berdasarkan hasil wawancara dengan Bapak Arief Dirga Kusumah mengatakan Bahwa:

“Dalam menghitung margin di UUS Bank SulSelbar Cabang Syariah Makassar lima hal penting yang harus di perhatikan yaitu: Cosf Of Fund, Offerhead Cost, Risk Premium, yaitu biaya-biaya tak terduga, Target Profit, Tax (pajak)”

Jika kalimat point tersebut terjaga maka Usaha Bank Syariah akan bberjalan dengan lancer. Perhitungan margin disetiap Bank berubah-ubah tergantung berapa Kesepakatan yang dibagi hasilkan.

(49)

Begitu pula Bank dan Devoloper perlu mengeluarkan surat penawaran yang akan dilakukan jual beli rumah, sebagai mana yang dikatakan Bapak Arief Dirga Kusumah selaku pegawai keredit pembiayaan:

“penawaran bank ke developer harus ada surat penawaran antara lain terjadi, ini kejadian tidak nampak surat ini terjadi ketika diperiksa atau di review kembali, jika nanti di tanyakan mana surat transaksimu ke developer? ini surat penawarannya dia menawarkan harga 100 jt kesaya lalu saya jual kembali kepada anda”

Dalam pembahasan diatas bahwa sebelum terjadi penawaran Bank ke Developer perlu mengunakan surat penawaran, surat penawaran ini sangat penting bagi terciptanya kerja sama bisnis dan sebagai alat bukti terjadinya jual beli antara Bank dan Developer.

Dan tidak hanya surat penawaran ke devoleper tapi Bank melakukan kerjasama dengan Developer dengang membentuk KPR bersubsidi sebagai mana yang dikatakan Bapak Arif Dirga Kusuma selaku keredit pembiayaan pada Bank Sulselbar Cabang Syariah Makassr mengatakan:

“penerapan ini sanagat sering kita lakukan mengunakan murabahah apa lagi dengan perumahan yang bersubsidi banyak bank syriah yang memberikan pembiayaan murabahah, bayangkan target tahun lalu saja 100 dirumah tapi kita buat 1000. kami melakukan kerja sama dengan developer ataupun sebaliknya sehingga kami dapat menawarkan peroduk KPR kenasabah yang belum memiliki bayangan”60

Berdasarkan hasil wawancara Didalam penerapan pembiayaanmayoritas mengunakan akad murabahah pada Bank syariah, yang memberikan target untuk diSulsel sebanyak 1000 rumah yang memilih pembiayaan rumah bersupsidi.Bank Sulselbardapat membantu nasabah dengan mendapatkan referensi perumahan, dengan cara pihak bank melakukan kerja sama dengan developer atau pihak

60 Hasil Wawancara Dengan Arief Dirga Kusuma Selaku Kredit Pembiayaan Pada Tanggal 28 Januari 2022

Referensi

Dokumen terkait

Pelaksaan pembiayaan KUR Mikro iB di Bank BRI Syariah KCP Kebumen menggunakan akad murabahah bil wakalah yaitu akad jual beli dengan ketentuan bank mewakilkan

Populasi penelitian ini terdiri atas 45 perusahaan yang sahamnya masuk jajaran LQ-45.Pengambilan sampel dilakukan dengan teknik purposive sampling sehingga diperoleh 29 perusahaan

Pada penelitian ini pewawancara tidak menggunakan tape recorder karena subjek yang diwawancara adalah anak tunarungu, jadi peneliti menggunakan wawancara penalaran moral

a) Masyarakat golongan atas; b) Masyarakat golongan menengah; c) Masyarakat golongan bawah. Seorang calon jaringan dapat mempunyai akses langsung ke bahan keterangan atau

Prestasi akademik mahasiswa dievaluasi setiap akhir semester untuk mengetahui hasil belajar yang telah dicapai.Apabila mahasiswa tidak dapat memenuhi kriteria akademik

Pada grafik hubungan antara stabilitas dan kadar aspal yang menggunakan aspal pen.60/70 seperti yang terlihat pada Gambar 1, 2, dan 3, terlihat hasil penelitian menunjukan bahwa

Maka dapat disimpulkan bahwa variabel tingkat pertumbuhan jumlah nasabah berpengaruh positif dan signifikan terhadap profitabilitas Koperasi Simpan Pinjam (KSP) di

Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat dan berkat- Nyalah penulis dapat menyelesaikan skripsi ini, dengan judul “Dinamika Psychological Well-Being pada