• Tidak ada hasil yang ditemukan

YOUTUBE SEBAGAI SUMBER BELAJAR SEJARAH DI ERA REVOLUSI INDUSTRI 4.0

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "YOUTUBE SEBAGAI SUMBER BELAJAR SEJARAH DI ERA REVOLUSI INDUSTRI 4.0"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

YOUTUBE SEBAGAI SUMBER BELAJAR SEJARAH DI ERA REVOLUSI INDUSTRI 4.0

Badrudin

SMA Negeri 1 Rantau Badauh e-mail: lineibad@gmail.com

ABSTRAK

Revolusi Industri 4.0 Sangat berpengaruh terhadap sejarah baik secara substansi yang menyebabkan semakin kompleksnya sumber-sumber sejarah maupun proses belajarannya. Pebelajaran sejarah tidak mungkin mengabaikan semua itu, walaupun tidak semuanya berdampak positif bagi peserta didik dan seorang pendidik. Mereka hendaknya bisa selektif dalam menyikapi berbagai perkembangan akan ketersediaan informasi kesejarahan. Kolaborasi dan elaborasi antara sejarah dengan bidang ilmu yang lain terus dilaksanakan untuk melihat berbagai perubahan dan perkembangan (change and development) dimasyarakat dalam berbagai bidang.

Pada era revolusi industri 4.0 para generasi milenial telah mampu menjawab tantangan jaman dengan menggunakan youtube sebagai media pembelajaran Sejarah Indonesia, karena aplikasi youtube banyak diminati saat ini dan cara menggunakannya mudah, cepat dalam menerima informasi, informasi dapat dimanfaatkan dan diakses oleh masyarakat luas, video dapat digunakan dalam jangka waktu yang panjang serta youtube dapat membantu peserta didik dalam menerima informasi dengan mudah dan tepat.

Kata Kunci: Youtube, Sumber Belajar Sejarah, dan Revolusi Industri 4.0

PENDAHULUAN

Istilah globalisasi saat ini menjadi sangat popular karena berkaitan dengan gerak pembangunan Indonesia, terutama berkaitan dengan sistem ekonomi terbuka dan perdagangan bebas. Era globalisasi ditandai dengan adanya persaingan yang semakin tajam, padatnya informasi, kuatnya komunikasi dan keterbukaan.

Keberadaan teknologi informasi, jaringan internet, dan percepatan aliran informasi menjadi dasar pergeseran paradigma, khususnya dalam dunia Pendidikan dan pengetahuan di era informasi mendatang.

Pengguna aktif smartphone atau android yang didominasi oleh usia muda ini menjadi hal wajar ketika berada di sekolah-sekolah menengah. Semakin banyak siswa yang memiliki dan mengoperasikan perangkat smartphone atau android maka semakin besar pula peluang pemanfaatan teknologi smartphone dalam dunia pendidikan. Smartphone ini dapat menjadi alternatif sebagai media pembelajaran yang disebut dengan mobile learning (M-Learning). Melalui mobile atau teknologi bergerak

(2)

ini maka layanan pembelajaran dapat dikembangkan dengan mengacu pada prinsip pembelajaran tanpa batas ruang dan kondisi (Darmawan, 2016:5).

Kebutuhan teknologi informasi/internet, akan menambah tekanan yang ada menjadi tekanan dan tantangan yang sangat luar biasa bagi sistem Pendidikan di Indonesia saat ini. Knowledge (pengetahuan) dapat diperoleh dengan mudah melalui jaringan internet. Pada sisi ekstrem, knowledge (pengetahuan) tidak lagi berpusat pada seorang pendidik yang mana dalam hal ini adalah guru, tidak lagi diperlukan sekolah, tidak lagi diperlukan perguruan tinggi. Knowledge (pengetahuan) bisa langsung diperoleh dari rakyat banyak.

Disini pola pengajaran yang selama ini dianut akan memperoleh tantangan yang sangat besar dari keberadaan knowledge (pengetahuan) yang demikian banyak dan terbuka bagi para siswa. Konsep learning based (pembelajaran dasar) menjadi sangat dominan di mana seorang pendidik yakni guru akan lebih banyak menjadi fasilitator. Namun pada demikian masih banyak ditemukan para pendidik yang masih kurang memahami akan pemanfaatan pada media video pembelajaran yang ada di Youtube, Kurangnya knowledge (pengetahuan) dalam penggunaan media gadget ataupun internet.

Teknologi informasi dan Komunikasi (TIK) merupakan segala bentuk teknologi yang menunjang penyampaian informasi dan pelaksanaan komunikasi dua arah atau bahkan lebih yang didalamnya mencakup radio, televisi, komputer dengan segala aplikasinya, internet (online atau offline), video pembelajaran, dan DVD/VCD pembelajaran (Kwartolo, 2010:16).

Pendidikan di Abad 21 menjadi semakin penting untuk menjamin peserta didik untuk memiliki keterampilan belajar dan berinovasi, memiliki keterampilan untuk hidup (life skills) dan keterampilan menggunakan teknologi dan media informasi (Wijaya, et al, 2016:264). Manfaat Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) dalam pendidikan diantaranya sebagai gudang ilmu pengetahuan adapun sebagai fasilitas pembelajaran serta Sebagai infrastuktur pembelajaran, dan sebagai alat bantu pembelajaran (Simajuntak, 2013).

Begitu pentingnya teknologi informasi dan komunikasi dalam membantu kegiatan pembelajaran, maka dari itu penting kiranya untuk memanfaatkan TIK sebagai media pembelajaran, yang dalam kesempatan ini memanfaatkan aplikasi youtube video sebagai media pembelajaran Sejarah pada era revolusi industri 4.0.

Manfaat dari penulisan ini secara Teoritis yakni dengan hasil penelitian ini bermanfaat untuk memberikan alternatif multimedia pembelajaran interaktif dalam penyampaian materi daging sapi dan olahnya pada mata pelajaran sejarah dengan

(3)

menggunakan media pembelajaran berbasis media Youtube sebagai sumber belajar siswa (i) di tingkat kalangan pelajar menengah yakni SMA/SMK.

Adapun manfaat secara praktis bagi penulis/peneliti adalah dapat menambah wawasan pengetahuan dan pengalaman mengenai pembuatan multimedia pembelajaran interaktif dalam bentuk bersumber youtube dan bagi instansi seperti sekolah adalah Dapat digunakan sebagai salah satu multimedia pembelajaran interaktif dan dapat digunakan siswa sebagai sarana belajar secara mandiri yang mudah diakses dimana pun.

METODE PENULISAN

Rancangan penelitian menggunakan metode kualitatif, tahapan-tahapan yang biasa dilakukan dalam penelitian ada empat langkah yaitu; (1) mengidentifikasi masalah di mana meliputi merumuskan hipotesis dan pertanyaan, (2) mengumpulkan dan mengevaluasi bahan-bahan sumber yang di dalamnya ialah merumuskan kembali hipotesis dan pertanyaan, (3) melakukan sintesis informasi dari bahan-bahan sumber, atau pada bagian ini dapat pula melakukan revisi hipotesis, kemudian (4) analisis penafsiran, merumuskan kesimpulan (menerima hipotesis atau menolak).

Penelitian kualitatif berakar pada latar alamiah sebagai keutuhan, mengandalkan manusia sebagai alat penelitian, memanfaatkan metode kualitatif, mengandalkan analisis data secara induktif. Dari temuan di lapangan selanjutnya diverifikasi dan dianalisis secara rasional dengan pengumpulan data yang lebih seperti hal demikian disebabkan karna jumlah sumber data yang masih kecil belum mampu mengungkapkan data secara menyeluruh mengenai pengembangan sumber belajar sejarah di era revolusi industri 4.0.

PEMBAHASAN 1. Youtube

Youtube merupakan layanan video berbagi yang disediakan oleh Google bagi para penggunanya untuk memuat, menonton dan berbagi klip video secara gratis.

Youtube merupakan wujud dari pergeseran teknologi internet (world wide web) dari

“read only web” ke “read write web” (Wilson, 2015:10).

Internet hanya menyediakan sumber bacaan bagi penggunanya, ketika internet menyediakan sarana bagi penggunanya untuk membuat dan membagikan sumber bacaan bagi pengguna yang lain. Kecenderungan orang menonton Youtube naik 60%

tiap tahunnya dan 40% tiap harinya. Selain itu, jumlah penonton Youtube naik tiap tahunnya tiga kali lipat (Faiqah & Nadjib, 2016:260).

(4)

Youtube merupakan aplikasi internet yang menguploud/mengunggah, berbagi dan menonton video melalui platform/bentuk yang terintegrasi dan sederhana (Duncan, Yarwood-ross, & Haigh, 2013). Youtube dapat memfasilitasi pengguna untuk mendownload dan berbagi klip video pada masyarakat luas yang didalamnya mencakup film, acara televisi, musik, dan video instruksional, vlogs atau videovlogs, serta video amatir. Youtube menjadi media sosial ketika video dibagikan dan terjadinya bentuk interaksi melalui komentar terjadi di situs tersebut (Dewitt et al., 2013).

2. Sumber Belajar Sejarah

Kebanyakan orang menganggap bahwa ilmu sejarah dan pendidikan sejarah adalah dua disiplin ilmu yang sama. Pada hakekatnya Pendidikan Sejarah berbeda dengan Ilmu Sejarah. Pendidikan Sejarah memiliki subyek kajian kemanusiaan manusia muda. Di sisi lain, Ilmu Sejarah menempatkan peristiwa yang pernah terjadi di masa lampau sebagai subyek kajian. Perbedaan juga dapat disimak dari aspek epistemologi masing-masing disiplin ilmu.

Pendidikan Sejarah bertujuan untuk menanamkan dan mengembangkan kesadaran sejarah dalam diri generasi muda, sedangkan Ilmu Sejarah bertujuan untuk menyusun eksplanasi (penjelasan) tentang peristiwa sejarah yang terjadi di masa lampau. Oleh karena secara epistemologis berbeda, maka fokus aktivitasnya pun sendiri-sendiri. Pendidikan Sejarah menekankan aktivitasnya pada pembelajaran, sedangkan Ilmu Sejarah berfokus pada penelitian. Akhirnya hasil dari semua proses yang dilakukan oleh Pendidikan Sejarah adalah terbentuknya generasi muda yang berkesadaran sejarah, yaitu menjadikan pengalaman historis sebagai referensi dalam menyikapi kehidupan masa kini.

Di sisi lain, pergumpulan yang dilakukan oleh Ilmu Sejarah bermuara pada lahirnya historiografi yang memiliki kebenaran ilmiah, yaitu didukung oleh sumber yang memadai (korespondensi) dan selaras dengan kebenaran umum (koherensi).

Meskipun berbeda secara hakiki, Pendidikan Sejarah memiliki hubungan yang erat dengan Ilmu Sejarah. Keeratan hubungan itu terutama pada tahap persiapan pembelajaran, yaitu di dalam penyusunan bahan ajar. Untuk menanamkan kesadaran sejarah, Pendidikan Sejarah membutuhkan hasil kajian Ilmu Sejarah yang berupa historiografi.

Apabila dianalogikan dengan industri, historiografi merupakan bahan baku.

Untuk menjadi barang siap konsumsi, yang dalam Pendidikan Sejarah dikenal sebagai bahan ajar, bahan baku tersebut harus melalui berbagai tahap pengolahan. Dengan kata lain, historiografi yang dihasilkan oleh Ilmu Sejarah tidak layak dan pantas untuk

(5)

secara langsung dijadikan bahan ajar dalam pembelajaran pada Pendidikan Sejarah.

Dari sudut pandang ini, pengolahan historiografi sebagai bahan baku untuk menjadi bahan ajar menjadi salah satu kompetensi terhadap metodologi yang khas dalam Pendidikan Sejarah.

3. Revolusi Industri 4.0

Istilah Industri 4.0 lahir dari ide revolusi industri ke empat. European Parliamentary Research Service dalam Davies (2015) menyampaikan bahwa revolusi industri terjadi empat kali. Revolusi industri pertama terjadi di Inggris pada tahun 1784 di mana penemuan mesin uap dan mekanisasi mulai menggantikan pekerjaan manusia. Revolusi yang kedua terjadi pada akhir abad ke-19 di mana mesin-mesin produksi yang ditenagai oleh listrik digunakan untuk kegiatan produksi secara masal.

Penggunaan teknologi komputer untuk otomasi manufaktur mulai tahun 1970 menjadi tanda revolusi industri ketiga. Saat ini, perkembangan yang pesat dari teknologi sensor, interkoneksi, dan analisis data memunculkan gagasan untuk mengintegrasikan seluruh teknologi tersebut ke dalam berbagai bidang industri.

Definisi mengenai Industri 4.0 beragam karena masih dalam tahap penelitian dan pengembangan. Kanselir Jerman, Merkel (2014) berpendapat bahwa Industri 4.0 adalah transformasi komprehensif dari keseluruhan aspek produksi di industri melalui penggabungan teknologi digital dan internet dengan industri konvensional.

Schlechtendahl et al (2015) menekankan definisi kepada unsur kecepatan dari ketersediaan informasi, yaitu sebuah lingkungan industri di mana seluruh entitasnya selalu terhubung dan mampu berbagi informasi satu dengan yang lain.

Apabila ditarik benang merah maka pengertian revolusi industri adalah suatu perubahan yang berlangsung cepat dalam pelaksanaan proses produksi dimana yang semula pekerjaan proses produksi itu dikerjakan oleh manusia digantikan oleh mesin, sedangkan barang yang diproduksi mempunyai nilai tambah (value added) yang komersial. Revolusi industri secara simpel artinya adalah perubahan besar dan radikal terhadap cara manusia memproduksi barang. Perubahan besar ini tercatat sudah terjadi tiga kali, dan saat ini kita sedang mengalami revolusi industri yang keempat. Setiap perubahan besar ini selalu diikuti oleh perubahan besar dalam bidang ekonomi, politik, bahkan militer dan budaya. Sudah pasti ada jutaan pekerjaan lama menghilang, dan jutaan pekerjaan baru yang muncul.

4. Youtube Sebagai Sumber Belajar Sejarah di Era Revolusi Industri 4.0 Sumber daya seperti youtube telah memungkinkan setiap orang yang dapat mengunakan kamera dan komputer untuk membuat dan menyebarkan video. Mereka

(6)

menemukan bahwa banyak kegunaan video untuk pembelajaran seperti catatan harian video, stimulasi, dan urutan pembelajaran. Terdapat banyak kegunaan video yang dapat dengan mudah dibawa ke dalam ruang kelas dengan teknologi, dengan demikian video tidak lagi semata-mata untuk menyajikan, akan tetapi juga untuk membuat jaringan pelajar. Dalam kaitan ini mereka menciptakan kerangka yakni imaji, interaktivitas, dan integrasi, untuk menyediakan bantuan praktis bagi seorang pendidik/guru berupa rancangan pedagogis mereka dan pengembangan video untuk pembelajaran secara daring.

Peserta didik yang memilih menonton video online maupun secara offline yang di didownload yang mana berkaitan dengan materi pembeljaran dan menghasilkan nilai yang lebih baik dibandingkan dengan peserta didik yang tidak memilih menonton video (Moghavvemi et al., 2018). Youtube telah terbukti efektif untuk belajar inovatif yang berguna untuk menjaga perhatian peserta didik dan membuat belajar mudah diingat (Duncan et al., 2013).

Peserta didik mampu mengembangkan keterampilan berpikir tingkat tinggi seperti pengambilan keputuan dan pemecahan masalah, serta berkomunikasi dan berkolaborasi menggunakan media sosial. Selain itu, koneksi dapat dibuat seperti apa yang mereka pelajari di dalam kelas dan belajar menjadi lebih menarik. Youtube memiliki potensi baik sebagai video dengan unsur-unsur audio dan visual ataupun sebagai media sosial yang digunakan sebagai instruksi (Dewitt et al., 2013).

Dapat disimpulkan bahwa media Youtube video merupakan media berbasis Teknologi Informasi dan komunikasi (TIK) yang menggunakan apllikasi internet (Youtube) sebagai bahan pembelajaran yang terdiri dari peristiwa film dokumenter, gambar, foto, dokumentasi, peta dan suara untuk diinformasikan ke peserta didik dalam mencapai tujuan pembelajaran tertentu seperti pembelajaran sejarah.

Ketika video tersebut diintegrasikan ke dalam aktivitas pembelajaran yang berpusat pada siswa, yakni meningkatkan motivasi, memperkaya kemampuan komunikasi, dan menambah rata-rata nilai. Sesuai dengan kemajuan teknologi, pendidik dituntut untuk memiliki kemampuan dalam merancang desain pembelajaran.

contoh media berbasis teknologi yaitu video. Kelebihan media video menurut (Rakhman et al, 2010:10) bahwa: (1) Video pembelajaran dapat dimanfaatkan oleh masyarakat luas, dengan cara mengakses di media social Youtube; (2) Video dapat dipakai dalam jangka waktu yang panjang dan kapanpun jika materi yang terdapat dalam video masih relavan dengan materi yang ada; (3) Media pembelajaran yang simpel dan menyenangkan; dan (4) Membantu peserta didik dalam memhami materi pelajaran dan membantu pendidik dalam proses pembelajaran.

(7)

SIMPULAN

Pengguna aktif smartphone atau android yang didominasi oleh usia muda ini menjadi hal wajar ketika berada di sekolah-sekolah menengah. Semakin banyak siswa yang memiliki dan mengoperasikan perangkat smartphone atau android maka semakin besar pula peluang pemanfaatan teknologi smartphone dalam dunia pendidikan.

Youtube memiliki kontribusi untuk meningkatkan kualitas dan mutu dalam kegiatan pembelajaran khususnya pembelajaran Pendidikan Sejarah Indonesia, dimana Pendidikan Sejarah Indonesia mengikuti prinsip pembelajaran Kurikulum 2013 yang mendorong siswa untuk melaksanakan pembelajaran yang berbasis pendekatan saintifik dengan wawasan pendidikan karakter. Pembelajaran Sejarah Indonesia menuntut adanya perubahan tingkah laku oleh karena itu dalam kegiatan pembelajaran Sejarah Indonesia harus berbasis Pendidikan yang terjadi di masa lampau, masa kini dan masa yang akan datang yang mengarah kepada Pendidikan karakter.

Media pembelajaran yang dibutuhkan adalah media yang dapat menciptakan suasana belajar menjadi menyenangkan sehingga dapat meningkatkan motivasi belajar dan pada akhirnya dapat meningkatkan pemahaman konsep siswa sehingga pada era revolusi industri 4.0 para generasi milenial telah mampu menjawab tantangan jaman dengan menggunakan youtube sebagai media pembelajaran Sejarah Indonesia, karena aplikasi youtube banyak diminati saat ini dan cara menggunakannya mudah, cepat dalam menerima informasi, informasi dapat dimanfaatkan dan diakses oleh masyarakat luas, video dapat digunakan dalam jangka waktu yang panjang serta youtube dapat membantu peserta didik dalam menerima informasi dengan mudah dan tepat.

SARAN

Berdasarkan temuan-temuan dari penulisan dalam penelitian ini, maka dikemukakan saran-saran sebagai beikut : (1) Pembelajaran Sejarah harus dilengkapi dengan media-media stimulus peristiwa/ilustrasi dalam pembelajaran, (2) Guru hendaknya mengutamakan penggunaan media riil dalam pembelajaran sejarah dan media video youtube sebagai alternatif, (3) Guru perlu dilatih menggunakan media- media pembelajaran yang ada, (4) Guru harus bisa memilih media sesuai dengan karakteristik materi dan karakteristik guru dan karakteristik siswa.

Media riil dan video youtube cocok digunakan kalau guru sudah tahu cara menggunakannya. Media riil dan media video youtube ini cocok digunakan menjelaskan materi sejarah yang membutuhkan pengalaman belajar sehingga dapat

(8)

meningkatkan pemahaman konsep berpikir sejarah secara kritis dan motivasi belajar siswa khusunya.

REFERENSI

Davies, R. (2015). Industry 4.0 Digitalisation for productivity and growth.

http://www.europarl.europa.eu/RegData/etudes/BRIE/2015/568337/EPRS_BRI (2015)568337_EN.pdf, Diunduh pada 25 September 2020.

Darmawan, D. (2016). Mobile Learning : Sebuah Aplikasi Teknologi Pembelajaran.

Jakarta: Raja Grafindo Persada

Dewitt, D., Alias, N., Siraj, S., Yaakub, M. Y., Ayob, J., & Ishak, R. (2013). The Potential of Youtube for Teaching and Learning in the Performing arts. Social and Behavioral Scieneces, 103, 1118–1126.

Duncan, I., Yarwood-ross, L., & Haigh, C. (2013). Nurse Education Today YouTube as a source of clinical skills education. YNEDT, 33(12), 1576–1580.

https://doi.org/10.1016/j.nedt.2012.12.013

Faiqah, M. F., & Nadjib, A. S. A. (2016). Youtube Sebagai Sarana Komunikasi Bagi Komunitas Makassaravidgram. Komunikasi Kareba, 5(2).

Kwartolo, Y. (2010). Teknologi Informasi dan Komunikasi dalam Proses Pembelajaran, Jurnal Pendidikan Penabur, 14(9).

Merkel, A. (2014). Speech by Federal Chancellor Angela Merkel to the OECD Conference. https://www.bundesregierung.de/Content/EN/Reden/ 2014/2014- 02-19-oecd-merkel-paris_en.html, Diakses pada 25 September 2020.

Moghavvemi, S., Sulaiman, A., & Jaafar, N. I. (2018). The International Journal of Social media as a complementary learning tool for teaching and learning : The

case of youtube, 16(December 2017), 37–42.

https://doi.org/10.1016/j.ijme.2017.12.001.

Rakhman,dkk. 2014. Penerapan Media Video dan Animasi pada materi Memvakum dan Mengisi Refrigeran Terhadap Hasil Belajar Siswa. Journal of Mechanical Engineering Education, 3(1).

Schlechtendahl, Jan dkk.(2015).Making existing production system Industry 4.0- ready. Production Engineering, Vol. 9, No. 1, Hlm.143-148

Simajuntak. (2013). Peranan Teknologi Informasi dan Komunikasi dalam Kurikulum 2013. Jurnal Pendidikan Penabur, 2:21.

Wijaya, E.T., et al. (2016). TRANSFORMASI PENDIDIKAN ABAD 21 SEBAGAI TUNTUTAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA DI ERA GLOBAL. Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Matematika, 1.

Wilson, Andrea. (2015). YouTube in the Classroom. A research paper submitted in conformity with the requirements for the degree of Master of Teaching, Department of Curriculum, Teaching and Learning, Ontario Institute for Studies in Education of the University of Toronto

Referensi

Dokumen terkait

Dari hasil tersebut didapatkan gambaran bahwa karyawan sangat setuju jika progam pelatihan dapat meningkatkan pengetahuan serta keterampilan karya- wan untuk bekerja

percaya diri, setelah fasilitator menjelaskan materi ciri-ciri orang yang. percaya diri, fasilitator menanyakan kepada peserta

Melalui struktur yang baik, pengaturan pelaksanaan pekerjaan dapat dijalankan, sehingga efisiensi dan efektifitas kerja dapat diwujudkan melalui kerja sama dengan korrdinasi

Hasil penelitian menunjukkan bahwa Integrasi nilai-nilai karakter menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Avhievement Division (STAD) pada materi

bahwa individu yang resilien akan lebih sering mencari dukungan sosial. dibandingkan individu yang tidak

Hal ini dapat dicontohkan antara dua teori hubungan internasional yang berlawanan yaitu liberalisme dengan realisme, yang dalam prosesnya tentu memberikan

Tujuan penelitian ini untuk mengetahui dan menggambarkan pelaksanaan pengadaan pasokan bahan baku karkas ayam Rumah Makan “Ayam Bakar Wong Solo” Jember yang

Dari data tabel III, dapat kita lihat persentasi cara pemberian obat antihipertensi yang paling besar di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit Panti Rapih Tahun 2005 pada