• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS PENENTUAN BIAYA PRODUKSI PADA USAHA PENGRAJIN KERIPIK TEMPE CIPTO ROSO KECAMATAN MEGANG SAKTI KABUPATEN MUSI RAWAS

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "ANALISIS PENENTUAN BIAYA PRODUKSI PADA USAHA PENGRAJIN KERIPIK TEMPE CIPTO ROSO KECAMATAN MEGANG SAKTI KABUPATEN MUSI RAWAS"

Copied!
36
0
0

Teks penuh

(1)

i

HASIL PENELITIAN

(2)

ii ANALISIS PENENTUAN BIAYA PRODUKSI PADA USAHA PENGRAJIN

KERIPIK TEMPE CIPTO ROSO KECAMATAN MEGANG SAKTI KABUPATEN MUSI RAWAS

Astuti Karya Dewi, Dosen STIE-MURA Prodi Akutansi Shelly Eka Desiana, Mahasiswa STIE-MURA Prodi Akutansi

ABSTRACT

The purpose of this study was to determine the determination of production costs which should tempeh chips in Tempe Chips Craftsmen Enterprises Cipto Roso Megang Way Musi Rawas. Based on the results of research and discussion conducted by researchers determination of the cost of production is by totaling the cost of raw materials, direct labor costs and factory overhead costs. The production costs should at Tempe Chips Craftsmen Enterprises Cipto Roso in 2012 amounted to 18 354 / kg in raw material costs of Rp.73.659.600, - direct labor costs amounting to Rp. 100 800 000, - overhead costs Rp. 87.6486 million, - in 2013 amounted to 22 210 / kg in raw material costs of Rp.104.126.400, - direct labor costs amounting to Rp. 110 880 000, - overhead costs Rp. 120 823 400, -, 2014 amounted to 23 989 / kg in raw material costs of Rp.118.692.000, - direct labor costs amounting to Rp. 120 960 000, - overhead costs Rp. 163 365 000, -. The difference occurs because the cost of this production overhead costs on businesses craftsmen tempeh chips cipto Roso holding magic calculate overall overhead costs, this has resulted in increased production costs than they should.

Keywords: Production Cost, Full Costing

ABSTRAK

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui penentuan biaya produksi keripik tempe yang seharusnya pada Usaha Pengrajin Keripik Tempe Cipto Roso Megang Sakti Kabupaten Musi Rawas. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang dilakukan oleh peneliti Penentuan biaya produksi adalah dengan menjumlahkan biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead pabrik. Biaya produksi seharusnya pada Usaha Pengrajin Keripik Tempe Cipto Roso di tahun 2012 adalah sebesar 18.354/Kg dengan biaya bahan baku sebesar Rp.73.659.600,- biaya tenaga kerja langsung sebesar Rp. 100.800.000,- biaya overhead pabrik sebesar Rp. 87.648.600,-, tahun 2013 sebesar 22.210/Kg dengan biaya bahan baku sebesar Rp.104.126.400,- biaya tenaga kerja langsung sebesar Rp.

110.880.000,- biaya overhead pabrik sebesar Rp. 120.823.400,-, tahun 2014 sebesar 23.989/Kg dengan biaya bahan baku sebesar Rp.118.692.000,- biaya tenaga kerja langsung sebesar Rp. 120.960.000,- biaya overhead pabrik sebesar Rp. 163.365.000,-. Perbedaan biaya produksi ini terjadi karena biaya overhead pabrik pada usaha pengrajin keripik tempe cipto roso megang sakti menghitung secara keseluruhan biaya overhead pabrik, hal ini mengakibatkan biaya produksi juga mengalami kenaikan dari yang seharusnya.

Kata Kunci: Biaya Produksi, Full Costing

(3)

iii DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL……….. i

ABSTRAK..……… ii

DAFTAR ISI……… iii

DAFTAR TABEL……… iv

DAFTAR GAMBAR………... v

BAB I. PENDAHULUAN……….. 1

1.1 Latar Belakang Masalah……… 1

1.2 Perumusan Masalah……….. 4

1.2.1 Identifikasi Masalah……….. 4

1.2.2 Batasan Masalah………... 4

1.2.3 Rumusan Masalah... 4

1.3 Tujuan Penelitian……….. 4

1.4 Manfaat Penelitian……… 4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA………. 6

2.1 Teori – Teori Yang Mendukung... 6

2.1.1 Pengertian Biaya Produksi………. 6

2.1.2 Pengertian Biaya Bahan Baku……… 6

2.1.3 Pengertian Biaya Tenaga Kerja Langsung………. 6

2.1.4 Pengertian Biaya Overhead Pabrik……… 7

2.1.5 Metode Penentuan Biaya Produksi……… 7

2.2 Kerangka Pemikiran………. 8

2.3 Hasil Penelitian Yang Relevan………. 9

BAB III METODELOGI PENELITIAN……… 10

3.1 Variabel Penelitian……… 10

3.2 Waktu dan Tempat Penelitian……….. 10

3.2.1 Waktu Penelitian……… 10

3.2.2 Tempat Penelitian……….. 10

3.3 Sumber Data dan Teknik Pengumpulan Data………. 10

3.3.1 Sumber Data……….. 10

3.2.2 Teknik Pengumpulan Data...………. 10

3.4 Teknik Analisis Data……… 11

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN……… 13

4.1 Gambaran Umum Perusahaan………. 13

4.1.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian ……… 13

4.1.2 Struktur Organisasi Perusahaan……… 13

4.1.3 Deskripsi Penelitian……….. 14

4.2 Pembahasan………. 16

4.2.1 Perhitungan Biaya Produksi Keripik Tempe Yang Seharusnya Pada Usaha Pengrajin Keripik Tempe Cipto Roso Megang Sakti………..… 16

4.2.2 Besarnya Perbedaan Biaya Produksi Menurut Perusahaan dan Menurut Perhitungan Seharusnya………….. 28

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN………. 30

5.1 Kesimpulan……….. 30

5.2 Saran………. 30

DAFTAR PUSTAKA……….. vi

(4)

iv DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1.1 Jumlah Produksi Keripik Tempe Tahun 2012-2014………….. 2

Tabel 1.2 Biaya Produksi Menurut Perusahaan………. 3

Tabel 3.1 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel……… 10

Tabel 4.1 Perhitungan Biaya Produksi Menurut Perusahaan Tahun 2012……… 14

Tabel 4.2 Perhitungan Biaya Produksi Menurut Perusahaan Tahun 2013………... 15

Tabel 4.3 Perhitungan Biaya Produksi Menurut Perusahaan Tahun 2014………... 16

Tabel 4.4 Biaya Bahan Baku Langsung Tahun 2012……….. 17

Tabel 4.5 Biaya Bahan Baku Langsung Tahun 2013……….. 17

Tabel 4.6 Biaya Bahan Baku Langsung Tahun 2014……….. 18

Tabel 4.7 Biaya Tenaga Kerja Langsuung Tahun 2012……….. 19

Tabel 4.8 Biaya Tenaga Kerja Langsuung Tahun 2013……….. 19

Tabel 4.9 Biaya Tenaga Kerja Langsuung Tahun 2014……….. 20

Tabel 4.10 Biaya Overhead Pabrik Variabel Tahun 2012……….. 20

Tabel 4.11 Biaya Overhead Pabrik Tetap Tahun 2012………... 22

Tabel 4.12 Biaya Overhead Pabrik Variabel Tahun 2013……….. 22

Tabel 4.13 Biaya Overhead Pabrik Tetap Tahun 2013………... 23

Tabel 4.14 Biaya Overhead Pabrik Variabel Tahun 2014……….. 24

Tabel 4.15 Biaya Overhead Pabrik Tetap Tahun 2014………... 25

Tabel 4.16 Rekapitulasi Biaya Produksi………... 25

Tabel 4.17 Biaya Produksi Keripik Tempe Berdasarkan Metode Full Costing Tahun 2012………. 26

Tabel 4.18 Biaya Produksi Keripik Tempe Berdasarkan Metode Full Costing Tahun 2013……….. 27

Tabel 4.19 Biaya Produksi Keripik Tempe Berdasarkan Metode Full Costing Tahun 2014……….. 27

Tabel 4.20 Perbandingan Harga Pokok Produksi PerKg Keripik Tempe Cipto Roso………. 28

(5)

v DAFTAR GAMBAR

Halaman Gambar 1 Kerangka Pemikiran……….. 8 Gambar 2 Struktur Organisasi Perusahaan……… 13

(6)

1 BAB I

PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

Sejalan dengan pertumbuhan ekonomi Indonesia, berkembang pula dunia usaha dewasa ini, terbukti dengan berdirinya perusahaan besar, perusahaan menengah dan perusahaan kecil. Pengaruh dari banyak berdirinya perusahaan ini adalah semakin kompleksnya masalah-masalah yang dihadapi. Salah satunya adalah masalah tingginya biaya operasi perusahaan yang mengakibatkan perusahaan harus melakukan efisiensi disemua aspek yang berhubungan dengan kegiatan tersebut agar efisiensi dan efektivitas dapat dicapai. Untuk menghadapi kondisi seperti ini diperlukan sistem manajemen yang baik yang dapat menunjang suatu perusahaan.

Para pemimpin perusahaan dihadapkan pada suatu keadaan yang mengharuskan mereka mempunyai kemampuan bersaing dengan perusahaan yang sejenis, terutama dalam menghadapi para pesaing yang mengelola perusahaannya dengan cara yang lebih baik, dalam arti telah mengikuti dan menerapkan perkembangan ilmu dan teknologi sehingga efisiensi dan efektivitas usaha dapat dicapai untuk menjamin kelangsungan hidup perusahaan. Fungsi manajemen yang utama dalam menciptakan system pengendalian yang baik adalah fungsi perencanaan dan fungsi pengendalian.

Biaya produksi mendukung dalam kegiatan produksi, oleh karena itu diperlukan suatu perencanaan dan pengendalian yang tepat terhadap biaya yaitu melalui anggaran biaya produksi. Biaya produksi merupakan salah satu faktor penting yang dapat mempengaruhi hasil kegiatan produksi, yang mana biaya produksi ini merupakan biaya-biaya yang dikeluarkan perusahaan yang berkaitan dalam proses dari bahan baku menjadi produk jadi. Maka dibutuhkan anggaran biaya produksi yang mencakup biaya bahan baku, biaya tenaga kerja, dan biaya overhead pabrik.

Usaha pengrajin keripik tempe cipto roso yang terdapat diwilayah Kecamatan Megang Sakti Kabupaten Musi Rawas adalah usaha yang bergerak di bidang industri makanan dan sebagian besar pemasarannya meliputi daerah kecamatan Megang Sakti dan sekitarnya. Home industri ini dalam melangsungkan kegiatan produksinya belum melakukan pencatatan biaya produksi yang sesuai dengan teori akuntansi biaya. Pencatatan yang dilakukan masih sebatas pencatatan jumlah uang yang dikeluarkan dan diterima, jumlah bahan yang dibeli dan dijual.

(7)

2 Tabel 1.1

Jumlah Produksi Keripik Tempe Tahun 2012 – 2014

Bulan Tahun 2012 Tahun 2013 Tahun 2014

Januari 1.170 1.280 1.400

Februari 1.190 1.250 1.450

Maret 1.200 1.200 1.550

April 1.190 1.250 1.400

Mei 1.210 1.340 1.400

Juni 1.180 1.300 1.450

Juli 1.180 1.250 1.550

Agustus 1.170 1.250 1.550

September 1.210 1.200 1.500

Oktober 1.210 1.300 1.500

November 1.180 1.200 1.025

Desember 1.190 1.300 1.025

Total perkilogram 14.280 15.120 16.800

Sumber: Data Usaha Pengrajin Keripik Tempe Cipto Roso

(8)

3 Tabel 1.2

Biaya Produksi Menurut Perusahaan

No Keterangan Kebutuhan Harga Beli (Rp) Jumlah (Rp)

2012 2013 2014 2012 2013 2014 2012 2013 2014

1. Kedelai 5.040 Kg 6.720 Kg 6.720 Kg 6.500 7.500 7.500 32.760.000 50.400.000 50.400.000 2. Sagu 6.720 Kg 7.560 Kg 8.400 Kg 6000 7000 8000 40.320.000 52.920.000 67.200.000

3. Ragi 25.2 Kg 33.6 Kg 42 Kg 23.000 24.000 26.000 579.600 806.400 1.092.000

4. Garam 336 Bks 504 Bks 672 Bks 750 750 1000 252.000 378.000 672.000

5. Ketumbar 25.2 Kg 33.6 Kg 42 Kg 23.000 24.000 24.000 579.600 806.400 1.008.000

6. Bawang Putih 42 Kg 84 Kg 100.8 Kg 15.000 18.000 20.000 630.000 1.512.000 2.016.000 7. Minyak Goreng 8.400 Kg 10.080 Kg 10.920 Kg 8.000 9.000 11.000 67.200.000 90.720.000 120.120.000 8. Kayu Bakar 12 Set 14 Set 16 Set 70.000 75.000 70.000 840.000 1.050.000 1.120.000

9. Bensin 24 Liter 24 Liter 24 Liter 9.000 8.500 8.000 216.000 204.000 192.000

10. Label 84 Rim 96 Rim 168 Rim 55.000 55.000 60.000 4.620.000 5.280.000 10.080.000 11. Plastik 168 Kg 336 Kg 504 Kg 30.000 32.000 32.000 5.040.000 10.752.000 16.128.000 12. Tepung Beras 1.176

Bks

1.344 Bks 1.512 Bks 6.000 6.500 7.000 7.056.000 8.736.000 10.584.000 13. Listrik 12 Bulan 12 Bulan 12 Bulan 100.000 115.000 120.000 1.200.000 1.380.000 1.440.000 14. Tenaga Kerja 336 Hari 336 Hari 336 Hari 300.000 330.000 360.000 100.800.000 110.880.000 120.960.000 15. Penyusutan Peralatan 1Tahun 1 Tahun 1 Tahun 15.000 5.000 5.000 15.000 5.000 5.000

Total Biaya 262.108.200 335.829.800 403.017.000

Sumber: Data Usaha Pengrajin Keripik Tempe Cipto Roso

(9)

4 Berdasarkan dari hasil observasi awal yang dilakukan oleh peneliti adapun data yang diperoleh berkaitan dengan jumlah produksi pada tabel 1.1 tahun 2012 sebesar 14.280 Kg, tahun 2013 sebesar 15.120 Kg, dan tahun 2014 sebesar 16.800 Kg. Dengan biaya produksi pada tabel 1.2 tahun 2012 sebesar Rp. 262.108.200,-, tahun 2013 Rp. 335.829.800,-, dan tahun 2014 Rp. 403.017.000 dari hasil data yang diperoleh.

Berdasarkan data yang diperoleh perusahaan belum menentukan berdasarkan perhitungan biaya produksi yang sesuai standar umum hal ini dapat terlihat dari belum adanya perhitungan secara full costing ataupun variabel costing.

Berdasarkan uraian dari latar belakang di atas, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Analisis Penentuan Biaya Produksi Pada Usaha Pengrajin Keripik Tempe Cipto Roso Kecamatan Megang Sakti Kabupaten Musi Rawas.”

1.2 Perumusan Masalah 1.2.1 Identifikasi Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang diatas, maka penelitian ini mengidentifikasikan masalah yaitu perhitungan biaya produksi keripik tempe masih menggunakan metode yang sederhana, agar penentuan biaya produksinya menghasilkan informasi yang tepat dan akurat maka peneliti menggunakan metode full costing .

1.2.2 Batasan Masalah

Agar pembahasan tidak menyimpang dan analisis menjadi terarah, maka pembahasan dibatasi pada Penentuan Biaya Produksi Keripik Tempe pada Usaha Pengrajin Keripik Tempe Cipto Roso Kecamatan Megang Sakti Kabupaten Musi Rawas dengan pendekatan full costing, dari tahun 2012-2014.

1.2.3 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka rumusan masalah yang peneliti kemukakan yaitu sebagai berikut :

1. Bagaimana penentuan biaya produksi keripik tempe yang seharusnya pada Usaha Pengrajin Keripik Tempe Cipto Roso Kecamatan Megang Sakti Kabupaten Musi Rawas ?

2. Berapa besar perbedaan biaya produksi per unit menurut perhitungan Usaha Pengrajin Keripik Tempe Cipto Roso Kecamatan Megang Sakti Kabupaten Musi Rawas dengan biaya produksi dengan metode full costing ?

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan pada rumusan masalah, maka tujuan penelitian ini yaitu :

1. Untuk mengetahui penentuan biaya produksi keripik tempe yang seharusnya pada Usaha Pengrajin Keripik Tempe Cipto Roso Kecamatan Megang Sakti Kabupaten Musi Rawas.

2. Untuk mengetahui besarnya perbedaan penentuan biaya produksi per unit menurut perhitungan Usaha Pengrajin Keripik Tempe Cipto Roso Kecamatan Megang Sakti Kabupaten Musi Rawas dengan biaya produksi dengan metode full costing.

(10)

5 1.4 Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat bagi aspek-aspek sebagai berikut :

a. Aspek Teoritis

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat dan menambah referensi dalam pengembangan penelitian yang lebih luas mengenai penentuan biaya produksi serta sebagai bahan kajian dalam proses belajar mengajar pada program studi akuntansi.

b. Aspek Praktis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan pada pihak perusahaan dalam menerapkan penentuan biaya produksi pada Usaha Pengrajin Keripik Tempe Cipto Roso Kecamatan Megang Sakti Kabupaten Musi Rawas.

(11)

6 BAB II

TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Teori-Teori yang Mendukung

2.1.1 Pengertian Biaya Produksi

Menurut Baldric Siregar dan Bambang Suripto (2013, h. 28) biaya produksi adalah biaya yang terjadi untuk mengubah bahan baku menjadi barang jadi.

Menurut Firdaus Ahmad Dunia dan Wasilah Abdullah (2009, h. 42) biaya produksi adalah biaya yang terjadi sehubungan dengan kegiatan manufaktur atau memproduksi suatu barang terdiri atas bahan langsung, tenaga kerja langsung, overhead pabrik.

Menurut William K. Carter dan Milton F. Usry (2004, h. 40) biaya produksi adalah jumlah dari tiga elemen biaya bahan baku langsung, tenaga kerja langsung, dan overhead pabrik.

Menurut Bastian Bustami dan Nurlela (2007, h. 10) biaya produksi adalah biaya yang digunakan dalam proses produksi yang terdiri dari bahan baku langsung, tenaga kerja langsung, dan biaya overhead pabrik.

Menurut Mulyadi (2012, h. 14) biaya produksi adalah biaya-biaya yang terjadi untuk mengolah bahan baku menjadi produk jadi yang siap untuk dijual.

Berdasarkan pengertian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa biaya produksi adalah biaya yang terjadi untuk memproduksi bahan baku menjadi barang jadi yang terdiri dari biaya bahan baku, biaya tenaga kerja dan biaya overhead pabrik.

2.1.2 Pengertian Biaya Bahan Baku

Menurut V. Wiratna Sujarweni (2015, h. 11) biaya bahan baku adalah biaya yang dikeluarkan untuk membeli bahan baku utama yang dipakai untuk memproduksi barang.

Menurut Baldric Siregar dan Bambang Suripto (2013, h. 29) biaya bahan baku adalah besarnya nilai bahan baku yang dimasukkan kedalam proses produksi untuk diubah menjadi barang jadi.

Menurut Firdaus Ahmad Dunia dan Wasilah Abdullah (2009, h. 42) biaya bahan baku adalah biaya perolehan dari bahan baku yang secara integral telah membentuk barang jadi seperti kayu dalam membuat meja dan kursi.

Menurut M. Nafarin (2009, h. 23) biaya bahan baku adalah bahan baku dipakai dalam satuan uang.

Menurut Bastian Bustami dan Nurlela (2007, h. 10) biaya bahan baku adalah bahan baku yang merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dari produk selesai dan dapat ditelusuri langsung kepada produk selesai.

Berdasarkan pengertian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa biaya bahan baku merupakan bagian penting dalam proses produksi untuk menghasilkan produk jadi.

2.1.3 Pengertian Biaya Tenaga Kerja Langsung

Menurut V. Wiratna Sujarweni (2015, h. 11) biaya tenaga kerja langsung adalah biaya yang dikeluarkan untuk membayar tenaga kerja utama yang langsung berhubungan dengan produk yang diproduksi dari bahan baku mentah menjadi barang jadi.

(12)

7 Menurut Baldric Siregar dan Bambang Suripto (2013, h. 29) biaya tenaga kerja adalah besarnya biaya yang terjadi untuk menggunakan tenaga karyawan dalam mengerjakan proses produksi.

Menurut Firdaus Ahmad Dunia dan Wasilah Abdullah (2009, h. 42) biaya tenaga kerja langsung adalah jumlah biaya upah dari tenaga kerja yang secara langsung ikut dalam proses produksi, seperti upah operator mesin pabrik.

Menurut Bastian Bustami dan Nurlela (2007, h. 10) biaya tenaga kerja langsung adalah tenaga kerja yang digunakan dalam merubah atau mengkonversi bahan baku menjadi produk selesai dan dapat ditelusuri secara langsung kepada produk selesai.

Berdasarkan pengertian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa biaya tenaga kerja langsung merupakan harga yang dibebankan untuk penggunaan tenaga karyawan yang terkait langsung dengan proses produksi.

2.1.4 Pengertian Biaya Overhead Pabrik

Menurut V. Wiratna Sujarweni (2015, h. 11) biaya bahan baku adalah biaya yang dikeluarkan untuk memproduksi barang, selain biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja langsung.

Menurut Baldric Siregar dan Bambang Suripto (2013, h. 29) biaya overhead pabrik adalah biaya-biaya yang terjadi di pabrik selain biaya bahan baku maupun biaya tenaga kerja langsung.

Menurut Firdaus Ahmad Dunia dan Wasilah Abdullah (2009, h. 42) biaya overhead pabrik adalah semua biaya untuk memproduksi suatu produk selain dari bahan langsung dan tenaga kerja langsung yaitu bahan tidak langsung, tenaga kerja tidak langsung, dan semua biaya tidak langsung lainnya.

Menurut Bastian Bustami dan Nurlela (2007, h. 10) biaya overhead pabrik adalah biaya selain bahan baku langsung dan tenaga kerja langsung tetapi membantu dalam merubah bahan menjadi produk selesai.

Berdasarkan pengertian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa biaya overhead pabrik merupakan bagian yang terdapat dalam proses produksi tetapi tidak dapat digolongkan ke dalam biaya bahan baku maupun biaya tenaga kerja langsung dan tidak dapat ditelusuri secara langsung pada produk atau kegiatan tertentu.

2.1.5 Metode Penentuan Biaya Produksi

Menurut Mulyadi (2012, h. 17-19) full costing merupakan metode penentuan kos produksi yang memperhitungkan semua unsur biaya produksi ke dalam kos produksi, yang terdiri dari biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, dan biaya overhead pabrik, baik yang berperilaku variabel maupun tetap. Dengan demikian kos produksi menurut metode full costing terdiri dari unsur berikut ini :

Biaya bahan baku xxx

Biaya tenaga kerja langsung xxx Biaya overhead pabrik tetap xxx Biaya overhead pabrik variabel xxx +

Kos produksi xxx

(13)

8 2.2 Kerangka Pemikiran

Usaha Pengrajin Keripik Tempe “Cipto Roso” Megang Sakti merupakan Industri rumah tangga yang bergerak di bidang usaha pengolahan keripik tempe.

Dalam suatu perusahaan di butuhkan penentuan biaya produksi, dalam menentukan biaya produksi perlu adanya ketepatan perhitungan biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, dan biaya overhead pabrik, agar dapat menghadapi para pesaing dari perusahaan sejenis, serta mengharuskan adanya keahlian dalam menentukan perhitungan unsur biaya produksi untuk menetapkan biaya produksi.

Adapun kerangka pemikiran dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

Gambar 1.

Kerangka Pemikiran

Penentuan biaya produksi seharusnya (Full Costing):

- Biaya Bahan Baku - Biaya Tenaga Kerja

Langsung - Biaya Overhead

Pabrik (BOP Variabel dan BOP Tetap).

Penentuan Biaya Produksi Perusahaan:

- Biaya bahan baku - Biaya Tenaga Kerja

Langsung - Biaya Overhead

Pabrik

Perbedaan : - Penentuan biaya produksi

seharusnya (full costing) lebih terperinci dan terdapat selisih dengan penentuan biaya produksi perusahaan

Penentuan Biaya Produksi

(14)

9 2.3 Hasil Penelitian Yang Relevan

Penelitian yang dilakukan oleh Thelbic Lasut pada tahun 2015 dengan judul “Analisis Biaya Produksi Dalam Rangka Penentuan Harga Jual Makanan Pada Rumah Makan Ragey Poppy Di Tomohon”. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui perhitungan biaya produksi dan penentuan harga jual pada RM.

Ragey Poppy. Metode yang digunakan adalah metode deskriptif dengan menggunakan pendekatan kualitatif juga dapat menggunakan penelitian untuk perhitungan harga harga pokok produksi dan pengumpulan biaya yang telah dikeluarkan untuk usaha makanan. Penelitian menunjukkan bahwa RM. Ragey poppy mengalami kondisi keuangan yang stabil bahkan dapat mencapai hasil yang maksimal. Biaya yang telah dikeluarkan ini seharusnya dipakai sebagai elemen perhitungan pembentukan harga pokok produksi dan penentuan harga jual.

Penelitian yang dilakukan oleh Sitty Rahmi Lasena pada tahun 2013 dengan judul “Analisis Penentuan Harga Pokok Produksi Pada PT. Dimembe Nyiur Agripro.” Tujuan penelitian ini untuk mengetahui dan mengenalkan penentuan harga pokok produksi pada PT. Dimembe Nyiur Agripro. Penelitian ini menggunakan desain penelitian analisis deskriptif. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa PT. Dimembe Nyiur Agripro menerapkan metode full costing dalam menentukan harga pokok produksi.

Penelitian yang dilakukan oleh NienikHsamsul pada tahun 2013 dengan judul “Perbandingan Harga Pokok Produksi Full Costing dan Variabel Costing Untuk Harga Jual CV. Pyramid.” Tujuan penelitian ini untuk menganalisis perbandingan metode full costing dan variabel costing dalam perhitungan harga pokok produksi untuk penentuan harga jual pada CV. Pyramid. Metode analisis yang digunakan metode deskriptif yaitu metode yang digunakan untuk menggambarkan atau menganalisis suatu hasil penelitian tetapi tidak digunakan untuk membuat kesimpulan yang lebih luas.hasil penelitian dan perhitungan, adanya kelemahan dalam perhitungan harga pokok perusahaan.

(15)

10 BAB III

METODE PENELITIAN 3.1 Variabel Penelitian

Variabel penelitian dan definisi operasional variabel dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

Tabel 3.1

Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel Variabel Definisi variabel Indikator Biaya Produksi

Keripik Tempe

Biaya produksi adalah biaya-biaya yang dikeluarkan untuk memproduksi keripik tempe.

1. Standar biaya bahan baku.

2. Standar biaya tenaga kerja langsung.

3. Standar biaya overhead pabrik.

Sumber : Data diolah 2016 3.2 Waktu dan Tempat Penelitian 3.2.1 Waktu Penelitian

Waktu penelitian ini dilakukan selama 6 bulan yaitu dimulai dari bulan Juli 2016 sampai bulan Desember 2016.

3.2.2 Tempat Penelitian

Adapun tempat yang menjadi objek penelitian ini yaitu Usaha Pengrajin Keripik Tempe “Cipto Roso” Megang Sakti yang beralamat di Jl. Sugito No. 16 Lk. 3 Kelurahan Megang Sakti 1, Kecamatan Megang Sakti, Kabupaten Musi Rawas.

3.3 Sumber Data dan Teknik Pengumpulan Data 3.3.1 Sumber Data

Menurut Sugiyono (2011, h. 225) Pengumpulan data dapat dilakukan dalam berbagai setting, berbagai sumber, dan berbagai cara. Bila dilihat dari sumber datanya, maka pengumpulan data dapat menggunakan sumber primer dan sumber sekunder.

1. Sumber Primer

Data Primer adalah sumber data yang langsung memberikan data kepada pengumpul data.

2. Sumber Sekunder

Data sekunder adalah sumber yang tidak langsung memberikan data kepada pengumpul data.

Berdasarkan pengertian tersebut, data yang digunakan peneliti dalam penelitian ini adalah data primer yang diperoleh langsung dari pemilik perusahaan mengenai data biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, biaya overhead pabrik tahun 2012-2014.

(16)

11 3.3.2 Teknik Pengumpulan Data

Menurut Abdurrahmat Fathoni (2011, h. 104) data merupakan informasi yang didapat melalui pengukuran-pengukuran tertentu, untuk digunakan sebagai landasan dalam menyusun argumentasi logis menjadi fakta. Secara metodologis dikenal beberapa macam teknik pengumpulan data, diantaranya :

1. Observasi adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan melalui suatu pengamatan, dengan disertai pencatatan-pencatatan terhadap keadaan atau perilaku objek sasaran.

2. Wawancara adalah teknik pengumpulan data melalui proses Tanya jawab lisan yang berlangsung satu arah, artinya pertanyaan yang datang dari pihak yang mewawancarai dan jawaban diberikan oleh yang diwawancara.

3. Studi Dokumentasi adalah teknik pengumpulan data dengan mempelajari catatan-catatan mengenai data pribadai responden, seperti yang dilakukan oleh seorang psikolog dalam meneliti perkembangan seorang klien melalui catatan pribadinya.

Teknik pengumpulan data yang digunakan peneliti adalah sebagai berikut : 1. Metode Observasi

Pengumpulan data yang dilakukan untuk memperoleh data yang lengkap dengan melakukan pengamatan secara langsung terhadap objek yang diteliti dan melakukan pencatatan terhadap penggunaan bahan baku, tenaga kerja langsung, dan biaya-biaya tidak langsung (BOP).

2. Metode Dokumentasi

Pengumpulan data yang dilakukan dengan mempelajari catatan-catatan terhadap penggunaan bahan baku, tenaga kerja langsung, dan biaya- biaya tidak langsung (BOP).

2.4 Teknik Analisis Data

Menurut Sugiyono (2011, h. 8) teknik analisis data ada dua yaitu :

1. Metode Kuantitatif dapat diartikan sebagai metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat positifisme, digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu, pengumpulan data menggunakan instrument penelitian, analisis data bersifat kuantitatif/statistic, dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan.

2. Metode Kualitatif adalah metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat positivism, digunakan untuk meneliti pada kondisi objek yang alamiah, dimana peneliti adalah sebagai instrument kunci, teknik pengumpulan data dilakukan secara gabungan, analisis data bersifat induktif/kualitatif dan hasil penelitian kualitatif terlebih menekankan makna daripada generalisasi.

Teknik analisis yang peneliti gunakan yaitu dengan menggunakan data kuantitatif dengan menyajikan data biaya produksi selama tiga tahun terakhir, dari tahun 2012-2014. Dengan menghitung biaya produksi menurut perusahaan dan menurut standar umum kemudian dibandingkan perbedaannya.

(17)

12 Metode yang peneliti gunakan dalam pembahasan ini yaitu:

1. Penentuan Biaya Produksi

Metode full costing adalah metode penentuan kos produksi yang memperhitungkan semua unsur biaya produksi ke dalam kos produksi, yang terdiri dari biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, dan biaya overhead pabrik, baik yang berperilaku variabel maupun tetap. Menurut Mulyadi (2012, h.

17-19) kos produksi menurut metode full costing terdiri dari unsur biaya produksi berikut ini:

Biaya bahan baku xxx

Biaya tenaga kerja langsung xxx Biaya overhead pabrik variabel xxx Biaya overhead pabrik tetap xxx +

Kos produksi xxx

(18)

13 BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Perusahaan

4.1.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian

Usaha Keripik Tempe Cipto Roso merupakan industri rumah tangga, yang bergerak dalam bidang pembuatan keripik tempe. Usaha Pengrajin Keripik Tempe Cipto Roso beralamatkan di Jl. Sugito No. 16 Lk. 3 Kelurahan Megang Sakti 1, Kecamatan Megang Sakti, Kabupaten Musi Rawas. Usaha Pengrajin Keripik Tempe ini dipimpin oleh Bapak Sulikan sebagai pemilik tunggal usaha pengrajin keripik tempe ini dengan dibantu oleh beberapa karyawan. Usaha ini didirikan pada 2003 pada awalnya usaha ini didirikan hanya untuk lingkungan tempat tinggalnya saja.

Setelah mengetahui keuntungan yang didapat dari menjual tahu tersebut lumayan besar maka pemilik usaha berinisiatif untuk memasarkan usahanya tersebut keluar daerah, maka pemilik usaha pengrajin keripik tempe menambahkan modalnya. Seiring berjalannya waktu usaha ini mengalami kemajuan yang dahulunya hanya untuk memenuhi kebutuhan lingkungan tempat tinggalnya saja, namun sekarang usaha ini sudah dipasarkan dibeberapa wilayah di Sumatera Selatan, Jambi, dan Bengkulu.

4.1.2 Struktur Organisasi Perusahaan

Untuk mencapai tujuan perusahaan perlu adanya suatu struktur organisasi yang menunjang segala aktivitas perusahaan. Struktur organisasi Usaha Pengrajin Keripik Tempe Cipto Roso Megang Sakti adalah sebagai berikut:

Gambar 2

Struktur Organisasi Perusahaan KEPALA PIMPINAN

BAGIAN PENGIRISAN

TEMPE

BAGIAN PENGGORENGAN

KERIPIK TEMPE

BAGIAN PEMBUNGKUSAN

KERIPIK TEMPE

(19)

14 4.1.3 Deskripsi Penelitian

Untuk menentukan biaya produksi dengan teliti, perlu dipahami proses pembuatan produk, yang lebiih dikenal dengan istilah kegiatan atau proses produksi.

Penentuan biaya produksi terdiri dari biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, dan biaya overhead pabrik. Data biaya produksi Usaha Pengrajin Keripik Tempe Cipto Roso Kecamatan Megang Sakti, yng berupa biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, dan biaya overhead pabrik dapat dilihat pada tabel dibawah ini:

Tabel 4.1

Perhitungan Biaya Produksi Menurut Perusahaan Tahun 2012

No Keterangan Kebutuhan Harga Beli (Rp) Jumlah (Rp)

1 Kedelai 5.040 Kg 6.500 32.760.000

2 Sagu 6.720 Kg 6000 40.320.000

3 Ragi 25.2 Kg 23.000 579.600

4 Garam 336 Bgkus 750 252.000

5 Ketumbar 25.2 Kg 23.000 579.600

6 Bawang Putih 42 Kg 15.000 630.000

7 Minyak Goreng 8.400 Kg 8.000 67.200.000

8 Kayu Bakar 12 Set 70.000 840.000

9 Bensin 24 Liter 9.000 216.000

10 Label 84 Rim 55.000 4.620.000

11 Plastik 168 Kg 30.000 5.040.000

12 Tepung Beras 1.176 Bgkus 6.000 7.056.000

13 Listrik 12 Bulan 100.000 1.200.000

14 Tenaga Kerja 336 Hari 300.000 100.800.000

15 Penyusutan Alat 1 Tahun 15.000 15.000

Total Biaya 261.108.200

Jumlah Keripik Tempe (Kg) 14.280

HPP per unit 18.354

Sumber: Data Usaha Pengrajin Keripik Tempe Cipto Roso

(20)

15 Tabel 4.2

Perhitungan Biaya Produksi Menurut Perusahaan Tahun 2013

No Keterangan Kebutuhan Harga Beli (Rp) Jumlah (Rp)

1 Kedelai 6.720 Kg 7.500 50.400.000

2 Sagu 7.560 Kg 7000 52.920.000

3 Ragi 33.6 Kg 24.000 806.400

4 Garam 504 Bgkus 750 378.000

5 Ketumbar 33.6 Kg 24.000 806.400

6 Bawang Putih 84 Kg 18.000 1.512.000

7 Minyak Goreng 10.080 Kg 9.000 90.720.000

8 Kayu Bakar 14 Set 75.000 1.050.000

9 Bensin 24 Liter 8.500 204.000

10 Label 96 Rim 55.000 5.280.000

11 Plastik 336 Kg 32.000 10.752.000

12 Tepung Beras 1.344 Bgkus 6.500 8.736.000

13 Listrik 12 Bulan 115.000 1.380.000

14 Tenaga Kerja 336 Hari 330.000 110.880.000

15 Penyusutan Alat 1 Tahun 5.000 5.000

Total Biaya 335.829.800

Jumlah Keripik Tempe (Kg) 15.120

HPP per unit 22.210

Sumber: Data Usaha Pengrajin Keripik Tempe Cipto Roso

(21)

16 Tabel 4.3

Perhitungan Biaya Produksi Menurut Perusahaan Tahun 2014

No Keterangan Kebutuhan Harga Beli (Rp) Jumlah (Rp)

1 Kedelai 6.720 Kg 7.500 50.400.000

2 Sagu 8.400 Kg 8000 67.200.000

3 Ragi 42 Kg 26.000 1.092.000

4 Garam 672 Bgkus 1000 672.000

5 Ketumbar 42 Kg 24.000 1.008.000

6 Bawang Putih 100.8 Kg 20.000 2.016.000

7 Minyak Goreng 10.920 Kg 11.000 120.120.000

8 Kayu Bakar 16 Set 70.000 1.120.000

9 Bensin 24 Liter 8.000 192.000

10 Label 168 Rim 60.000 10.080.000

11 Plastik 504 Kg 32.000 16.128.000

12 Tepung Beras 1.512 Bgkus 7.000 10.584.000

13 Listrik 12 Bulan 120.000 1.440.000

14 Tenaga Kerja 336 Hari 360.000 120.960.000

15 Penyusutan Alat 1 Tahun 5.000 5.000

Total Biaya 403.017.000

Jumlah Keripik Tempe (Kg) 16.800

HPP per unit 23.989

Sumber: Data Usaha Pengrajin Keripik Tempe Cipto Roso

4.2 Pembahasan

4.2.1 Perhitungan Biaya Produksi Keripik Tempe yang Seharusnya Pada Usaha Pengrajin Keripik Tempe Cipto Roso Megang Sakti.

Berdasarkan hasil penelitian yang telah peneliti lakukan pada Usaha Pengrajin Keripik Tempe Cipto Roso Megang Sakti, diketahui bahwa Usaha Pengrajin Keripik Tempe Cipto Roso dalam melangsungkan kegiatan produksinya belum melakukan pencatatan biaya produksi yang sesuai dengan teori akuntansi biaya.

Pencatatan yang dilakukan masih sebatas pencatatan jumlah uang yang dikeluarkan dan diterima, jumlah bahan yang dibeli dan dijual.

Perhitungan biaya produksi dimulai dengan menjumlahkan biaya – biaya produksi yang terdiri atas biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, biaya overhead pabrik, sehingga diperoleh total biaya yang dibebankan pada pekerjaan pada suatu periode. Untuk menghitung biaya produksi secara tepat dan teliti, biaya yang dikeluarkan haruslah diklasifikasikan menurut aliran – aliran biaya itu sendiri.

Berdasarkan hasil penelitian pada usaha pengrajin keripik tempe cipto roso megang sakti, maka perlu dilakukan perhitungan dengan benar dalam menentukan biaya produksi. Berikut merupakan penyajian biaya produksi berdasarkan metode full costing.

A. Biaya Bahan Baku

Berdasarkan tinjauan pustaka, biaya bahan baku adalah bagian penting dalam proses produksi untuk menghasilkan produk jadi. Biaya bahan baku biasanya adalah biaya untuk bahan – bahan yang dapat dengan mudah dan

(22)

17 langsung diidentifikasikan dengan barang jadi atau bahan utama yang digunakan dalam proses produksi dan menjadi bagian utama dari produk jadi yang dihasilkan. Tetapi, bahan baku dari suatu perusahaan mungkin sudah menjadi produk jadi bagi perusahaan lainnya. Misalnya, bahan baku kayu untuk perusahaan furnitur atau bahan baku tembakau untuk perushaan rokok.

Biaya bahan baku langsung yang digunakan dalam pembuatan keripik tempe pada pengrajin keripik tempe cipto roso megang sakti, meliputi biaya bahan baku tempe yaitu kedelai, ragi, dan sagu. Biaya – biaya tersebut ditentukan dengan cara mengalikan jumlah bahan baku yang dipakai dengan biaya produksi bahan baku. Perhitungan biaya bahan baku langsung yang terjadi dalam proses produksi keripik tempe dari tahun 2012 – 2014 dapat dilihat dalam tabel berikut ini:

Tabel 4.4

Biaya Bahan Baku Langsung Tahun 2012

No Keterangan Kebutuhan Biaya

1. Kedelai 5.040 Kg x 6.500 Rp. 32.760.000,-

2. Sagu 6.720 Kg x 6.000 Rp. 32.760.000,-

3. Ragi 25.2 Kg x 23.000 Rp.579.600,-

Total biaya bahan baku Rp.73.659.600,-

Hasil Produksi 14.280 Kg

Jumlah biaya bahan baku langsung per Kg Rp.5.158

Sumber : Data yang telah diolah tahun 2016

Tabel 4.4 tersebut di atas menunjukkan bahwa total biaya bahan baku langsung yang digunakan untuk memproduksi keripik tempe dalam tahun 2012 pertahunnya berjumlah Rp. 73.659.600,-. Jumlah biaya bahan baku langsung yang dikeluarkan pada tabel 4.6 tersebut mampu menghasilkan keripik tempe sebanyak 14.280 Kg per tahun produksinya, dengan jumlah biaya bahan baku langsung perkilonya Rp. 5.158,-.

Tabel 4.4 selain menunjukkan total biaya bahan baku langsung yang digunakan tabel 4.4 tersebut juga menunjukkan rincian – rincian biaya bahan baku langsung dalam proses produksi keripik tempe seperti biaya bahan baku langsung kedelai yang digunakan yaitu sebesar Rp. 32.760.000,-/5.040 Kg, dengan harga per kilonya Rp. 6.500,-. Biaya bahan baku langsung berupa sagu sebesar Rp.

32.760.000,-/6.720 Kg, dengan harga beli perkilogramnya sebesar Rp. 6.000,-.

Biaya bahan baku langsung untuk ragi sebesar Rp. 579.600/25.2 Kg, dengan harga beli perkilogramnya sebesar Rp. 23.000,-.

Tabel 4.5

Biaya Bahan Baku Langsung Tahun 2013

No Keterangan Kebutuhan Biaya

1. Kedelai 6.720 Kg x 7.500 Rp. 50.400.000,-

2. Sagu 7.560 Kg x 7.000 Rp.52.920.000,-

3. Ragi 33.6 Kg x 24.000 Rp.806.400,-

Total biaya bahan baku Rp.104.126.400,-

Hasil Produksi 15.120 Kg

Jumlah biaya bahan baku langsung per Kg Rp.6.886 Sumber : Data yang telah diolah tahun 2016

(23)

18 Tabel 4.5 tersebut di atas menunjukkan bahwa total biaya bahan baku langsung yang digunakan untuk memproduksi keripik tempe tahun 2013 pertahunnya berjumlah Rp.104.126.400,-. Jumlah biaya bahan baku langsung yang dikeluarkan pada tabel 4.5 tersebut mampu menghasilkan keripik tempe sebanyak 15.120 Kg per produksinya, dengan jumlah biaya bahan baku langsung perkilogramnya sebesar Rp.6.886.

Tabel 4.5 selain menunjukkan total biaya bahan baku langsung yang digunakan, tabel 4.5 tersebut juga menunjukkan rincian – rincian biaya bahan baku langsung yang digunakan dalam proses produksi keripik tempe seperti biaya bahan baku langsung kedelai yang digunakan yaitu sebesar Rp. 50.400.000,-/

6.720 Kg, dengan harga beli perkilogramnya Rp. 7.500,-. Biaya bahan baku langsung berupa sagu sebesar Rp.52.920.000,-/ 7.560 Kg, dengan harga beli perkilogramnya sebesar Rp. 7.000,-. Biaya bahan baku langsung untuk ragi sebesar Rp.806.400,-/ 33.6 Kg, dengan harga beli perkilogramnya sebesar Rp.

24.000,-.

Tabel 4.6

Biaya Bahan Baku Langsung Tahun 2014

No Keterangan Kebutuhan Biaya

1. Kedelai 6.720 Kg x 7.500 Rp. 50.400.000,-

2. Sagu 8400 Kg x 8.000 Rp.67.200.000,-

3. Ragi 42 Kg x 26.000 Rp.1.092.00,-

Total biaya bahan baku Rp.118.692.000,-

Hasil Produksi 16.800 Kg

Jumlah biaya bahan baku langsung per Kg Rp.7.065 Sumber : Data yang telah diolah tahun 2016

Tabel 4.6 tersebut di atas menunjukkan bahwa total biaya bahan baku langsung yang digunakan untuk memproduksi keripik tempe tahun 2013 pertahunnya berjumlah Rp.118.692.000,-. Jumlah biaya bahan baku langsung yang dikeluarkan pada tabel 4.6 tersebut mampu menghasilkan keripik tempe sebanyak 16.800 Kg per produksinya, dengan jumlah biaya bahan baku langsung perkilogramnya sebesar Rp.7.065.

Tabel 4.6 selain menunjukkan total biaya bahan baku langsung yang digunakan, tabel 4.6 tersebut juga menunjukkan rincian – rincian biaya bahan baku langsung yang digunakan dalam proses produksi keripik tempe seperti biaya bahan baku langsung kedelai yang digunakan yaitu sebesar Rp. 50.400.000,-/

6.720 Kg, dengan harga beli perkilogramnya Rp. 7.500,-. Biaya bahan baku langsung berupa sagu sebesar Rp.67.200.000,-/ 8.400 Kg, dengan harga beli perkilogramnya sebesar Rp. 8.000,-. Biaya bahan baku langsung untuk ragi sebesar Rp.1.092.000,-/ 42 Kg, dengan harga beli perkilogramnya sebesar Rp.

26.000,-.

B. Biaya Tenaga Kerja Langsung

Berdasarkan pada tinjauan pustaka, biaya tenaga kerja langsung merupakan harga yang dibebankan untuk penggunaan tenaga karyawan yang terkait langsung dengan proses produksi. Biaya tenaga kerja langsung ini termasuk upah untuk para pekerja yang secara langsung membuat produk dan

(24)

19 jasanya dapat langsung diperhitungkan kedalam biaya produksi. Penjelasan lainnya adalah biaya untuk tenaga kerja langsung yang menangani secara langsung proses produksi atau yang dapat diidentifikasikan langsung dengan barang jadi, seperti upah tukang.

Tenaga kerja langsung yang terlibat kegiatan produksi keripik tempe pada usaha pengrajin keripik tempe cipto roso megang sakti, dalam proses produksi adalah tenaga kerja harian. Tenaga kerja harian ini berjumlah 6 orang, dengan upah harian tahun 2012 Rp. 50.000,- tahun 2013 Rp. 55.000,- tahun 2014 Rp.

60.000 perorang. Perhitungan biaya tenaga kerja langsung ditentukan dengan cara mengalikan jumlah tenaga kerja langsung dengan tarif upah yang telah ditetapkan.

Penghitungan biaya tenaga kerja langsung dalam tahun 2012 – 2014 proses produksi keripik tempe dapat dilihat dalam tabel berikut ini :

Tabel 4.7

Biaya Tenaga Kerja Langsung Tahun 2012

No Keterangan Kebutuhan Biaya

1 Tenaga kerja langsung

6 orang x 50.000 x 336 hari Rp. 100.800.000

Total biaya tenaga kerja langsung Rp. 100.800.000

Hasil produksi 14.280 Kg

Jumlah biaya tenaga kerja langsung untuk per Kg Rp.7.058 Sumber : Data yang telah diolah tahun 2016

Tabel 4.7 menunjukkan bahwa total biaya tenaga kerja langsung yang digunakan dalam proses produksi untuk tahun 2012 produksi pertahun sebesar Rp.

100.800.000,-/6 orang, dengan biaya untuk per tenaga kerja sebesar Rp. 50.000,-.

Total biaya tenaga kerja langsung yang dikeluarkan tersebut pada tabel 4.7, mampu menghasilkan keripik tempe dalam tahun produksi pertahunnya berjumlah 14.280 Kg. Biaya tenaga kerja langsung untuk perkilogramnya adalah sebesar Rp.

7.058,-.

Tabel 4.8

Biaya Tenaga Kerja Langsung Tahun 2013

No Keterangan Kebutuhan Biaya

1 Tenaga kerja langsung

6 orang x 55.000 x 336 hari Rp. 110.880.000 Total biaya tenaga kerja langsung Rp. 110.880.000

Hasil produksi 15.120 Kg

Jumlah biaya tenaga kerja langsung untuk per Kg Rp.7.333 Sumber : Data yang telah diolah tahun 2016

Tabel 4.8 menunjukkan bahwa total biaya tenaga kerja langsung yang digunakan dalam proses produksi untuk tahun 2013 produksi pertahun sebesar Rp.

110.880.000,-/6 orang, dengan biaya untuk per tenaga kerja sebesar Rp. 55.000,-.

Total biaya tenaga kerja langsung yang dikeluarkan tersebut pada tabel 4.8, mampu menghasilkan keripik tempe dalam tahun produksi pertahunnya berjumlah 15.120 Kg. Biaya tenaga kerja langsung untuk perkilogramnya adalah sebesar Rp.

7.333,-.

(25)

20 Tabel 4.9

Biaya Tenaga Kerja Langsung Tahun 2014

No Keterangan Kebutuhan Biaya

1 Tenaga kerja langsung

6 orang x 60.000 x 336 hari Rp. 120.960.000 Total biaya tenaga kerja langsung Rp. 120.960.000

Hasil produksi 16.800 Kg

Jumlah biaya tenaga kerja langsung untuk per Kg Rp.7.200 Sumber : Data yang telah diolah tahun 2016

Tabel 4.9 menunjukkan bahwa total biaya tenaga kerja langsung yang digunakan dalam proses produksi untuk tahun 2014 produksi pertahun sebesar Rp.

120.960.000,-/6 orang, dengan biaya untuk per tenaga kerja sebesar Rp. 60.000,-.

Total biaya tenaga kerja langsung yang dikeluarkan tersebut pada tabel 4.9, mampu menghasilkan keripik tempe dalam tahun produksi pertahunnya berjumlah 16.800 Kg. Biaya tenaga kerja langsung untuk perkilogramnya adalah sebesar Rp.

7.200,-.

C. Biaya Overhead Pabrik

Berdasarkan pada tinjauan pustaka bab dua, biaya overhead pabrik merupakan bagian yang terdapat dalam proses produksi tetapi tidak dapat digolongkan ke dalam biaya bahan baku maupun biaya tenaga kerja langsung dan tidak dapat ditelusuri secara langsung pada produk atau kegiatan tertentu.

Kegiatan produksi keripik tempe pada usaha pengrajin keripik tempe cipto roso megang sakti, membebankan biaya overhead pabrik variabel dan biaya overhead pabrik tetap. Biaya overhead pabrik variabel tersebut meliputi garam, ketumbar, bawang putih, minyak goreng, kayu bakar, bensin, label, plastic, tepung beras, dan listrik. Biaya overhead pabrik tetap adalah penyusutan peralatan.

Rincian biaya overhead pabrik proses produksi keripik tempe tahun 2012 – 2014 dapat dilihat dalam tabel berikut ini:

Tabel 4.10

Biaya Overhead Pabrik Variabel Tahun 2012

No Keterangan Kebutuhan Biaya

1 Garam 336 bgks x 750 Rp. 252.000

2 Ketumbar 25.2 kg x 23.000 Rp.579.600 3 Bawang putih 42 Kg x 15.000 Rp. 630.000 4 Minyak goreng 8.400 kg x 8.000 Rp. 67.200.000 5 Kayu bakar 12 set x 70.000 Rp. 840.000 6 Bensin 24 liter/tahun x 7.000 = 168.000 :

336 hari = 500 500 : 2 = 250

Rp. 250

7 Label 84 rim x 55.000 = 4.620.000 : 42.000 lembar = 110/lembar x 14.280 = 1.570.000 : 5 = 314.160 Ket: 1 lembar dibagi 5 bagian.

Rp, 314.160

8 Plastik 168 kg x 30.000 Rp. 5.040.000

(26)

21 9 Tepung beras 1.176 bgks x 6.000 Rp. 7.056.000 10 Listrik 1 tahun Rp. 1.200.000 : 336 hari =

3.571 : 2 = 1.786 (dibulatkan 1785.5)

Rp. 1.786

Total Bop Variabel Rp. 81.913.796

Hasil produksi 14.280 kg

BOP Variabel per Kg Rp. 5.736

Sumber : Data yang telah diolah tahun 2016

Tabel 4.10 menunjukkan bahwa total biaya overhead pabrik dalam pembuatan keripik tempe untuk tahun 2012 proses produksi sebesar Rp.

81.913.796,- dengan rincian biaya overhead pabrik untuk garam 336 bungkus tahun 2012 (harga perbungkus Rp. 750,-) jumlah biaya pembelian garam sebesar Rp. 252.000,-, berikutnya ketumbar 25.2 Kg (harga perkilogramnya Rp. 23.000,-) jumlah biaya pembelian ketumbar sebesar Rp. 579.600,- tahun 2012. Bawang putih 42 Kg (harga perkilogramnya Rp. 15.000,-) jumlah biaya pembelian bawang putih sebesar Rp. 630.000,- tahun 2012.. Minyak goreng 8.400 Kg tahun 2012 (harga perkilogram Rp.8.000,-) jumlah biaya pembelian minyak goreng sebesar Rp. 67.200.000,- tahun 2012. Biaya plastik 168 Kg (harga perkilogram Rp. 30.000,-) jumlah rupiah tahun 2012 yang dikeluarkan untuk biaya plastik sebesar Rp. 5.040.000,-. Tepung beras tahun 2012 yaitu 1.176 bungkus (harga perbungkus Rp. 6.000,-) jumlah biaya pembelian tepung beras tahun 2012 sebesar Rp. 7.056.000,-.

Kayu bakar tahun 2012 yaitu 12 set (harga per set Rp. 70.000) jumlah biaya pembelian kayu bakar tahun 2012 sebesar Rp.840.000,-. Biaya bensin yaitu 24 liter berjumlah Rp. 168.00,- (harga per liter Rp. 7.000,-) Rp. 168.000,- dibagi 336 hari sama dengan Rp. 500,- kemudian dibagi lagi 2 (2 disini mewakili 2 produk yang diproses) menjadi Rp. 250,-/hari.

Label 84 rim adalah Rp. 4.620.000,- berisi 42.000 lembar kertas, maka harga per lembar kertas Rp. 110,- selanjutnya Rp. 110,- ini dikalikan dengan jumlah atau hasil produksi tahun 2012 yaitu 14.280 Kg maka hasil perkalian tersebut adalah Rp. 1.570.000,-, karena 1 lembar kertas dibagi 5 bagian maka Rp.

1.570.000,-, dibagi 5 menjadi Rp. 314.160,- (inilah biaya kertas pertahun 2012).

Biaya overhead pabrik variabel berikutnya yaitu listrik dalam tahun 2012 sebesar Rp.1.200.000,-. Rincian biaya listrik tahun 2012 ini adalah sebagai berikut, dimulai dari pembagian biaya listrik selama satu tahun yaitu sebesar Rp.

1.200.000,- dibagi 336 hari, maka jumlah perhari biaya listrik adalah Rp. 3.571,- biaya ini masih dibagi 2 karena ada 2 produksi yang menggunakan tenaga listrik.

Hasil pembagian tersebut sebesar Rp. 1.786,-, inilah biaya listrik yang digunakan untuk memproduksi keripik tempe pertahunnya. Biaya – biaya tersebut pada tabel 4.10 yang dikeluarkan untuk memproduksi keripik tempe dalam tahun 2012 mampu menghasil produksi keripik tempe dalam satu tahun produksi berjumlah 14.280 Kg, sehingga untuk perkilogram keripik tempe mengeluarkan biaya sebesar Rp. 5.736,-.

(27)

22 Tabel 4.11

Biaya Overhead Pabrik Tetap Tahun 2012

No Keterangan Kebutuhan Biaya

1 Penyusutan peralatan 1 tahun Rp. 15.000

Total Bop Tetap Rp. 15.000

Hasil produksi 14.280 kg

BOP Tetap per Kg Rp. 1.05

Sumber : Data yang telah diolah tahun 2016

Tabel 4.11 menunjukkan bahwa total biaya overhead pabrik tetap tahun 2012 dalam pembuatan keripik tempe sebesar Rp. 15.000,- dengan rincian biaya overehead pabrik tetap untuk penyusutan peralatan sebesar Rp. 15.000,- biaya tersebut pada tabel 4.11 yang dikeluarkan untuk memproduksi keripik tempe pada tahun 2012 mampu menghasilkan produksi keripik tempe sebanyak 14.280 Kg, sehingga untuk perkilogram keripik tempe mengeluarkan biaya sebesar Rp. 1.05,-.

Tabel 4.12

Biaya Overhead Pabrik Variabel Tahun 2013

No Keterangan Kebutuhan Biaya

1 Garam 504 bgks x 750 Rp. 378.000

2 Ketumbar 33.6 kg x 24.000 Rp.806.400 3 Bawang putih 84 Kg x 18.000 Rp. 1.512.000 4 Minyak goreng 10.080 kg x 9.000 Rp. 90.720.000 5 Kayu bakar 14 set x 75.000 Rp. 1.050.000 6 Bensin 24 liter/tahun x 8.500 = 204.000 :

336 hari = 607,1 (dibulatkan 607) 607 : 2 = 303,5 (dibulatkan 304)

Rp. 304

7 Label 96 rim x 55.000 = 5.280.000 : 48.000 lembar = 110/lembar x 15.120 = 1.663.200 : 5 = 332.640 Ket: 1 lembar dibagi 5 bagian.

Rp, 332.640

8 Plastik 336 kg x 32.000 Rp. 10.752.000

9 Tepung beras 1.344 bgks x 6.500 Rp. 8.736.000 10 Listrik 1 tahun Rp. 1.380.000 : 336 hari =

4.107 : 2 = 2008.5 (dibulatkan 2.009)

Rp. 2.009

Total Bop Variabel Rp. 114.289.353

Hasil produksi 15.120 kg

BOP Variabel per Kg Rp. 7.558

Sumber : Data yang telah diolah tahun 2016

Tabel 4.12 menunjukkan bahwa total biaya overhead pabrik dalam pembuatan keripik tempe untuk tahun 2013 proses produksi sebesar Rp.

114.289.353,- dengan rincian biaya overhead pabrik untuk garam 504 bungkus tahun 2013 (harga perbungkus Rp. 750,-) jumlah biaya pembelian garam sebesar Rp. 378.000,-, berikutnya ketumbar 33.6 Kg (harga perkilogramnya Rp. 24.000,-) jumlah biaya pembelian ketumbar sebesar Rp. 806.400,- tahun 2013. Bawang

(28)

23 putih 84 Kg (harga perkilogramnya Rp. 18.000,-) jumlah biaya pembelian bawang putih sebesar Rp. 1.512.000,- tahun 2013. Minyak goreng 10.080 Kg tahun 2013 (harga perkilogram Rp.9.000,-) jumlah biaya pembelian minyak goreng sebesar Rp. 90.720.000,- tahun 2013. Biaya plastik 336 Kg (harga perkilogram Rp. 32.000,-) jumlah rupiah tahun 2013 yang dikeluarkan untuk biaya plastik sebesar Rp. 10.752.000,-. Tepung beras tahun 2013 yaitu 1.344 bungkus (harga perbungkus Rp. 6.500,-) jumlah biaya pembelian tepung beras tahun 2013 sebesar Rp. 8.736.000,-.

Kayu bakar tahun 2013 yaitu 14 set (harga per set Rp. 75.000) jumlah biaya pembelian kayu bakar tahun 2013 sebesar Rp.1.050.000,-. Biaya bensin yaitu 24 liter berjumlah Rp. 204.000,- (harga per liter Rp. 8.500,-) Rp. 204.000,- dibagi 336 hari sama dengan Rp. 607,- kemudian dibagi lagi 2 (2 disini mewakili 2 produk yang diproses) menjadi Rp. 304,-/hari.

Label 96 rim adalah Rp. 5.280.000,- berisi 48.000 lembar kertas, maka harga per lembar kertas Rp. 110,- selanjutnya Rp. 110,- ini dikalikan dengan jumlah atau hasil produksi tahun 2013 yaitu 15.120 Kg maka hasil perkalian tersebut adalah Rp. 1.663.200,-, karena 1 lembar kertas dibagi 5 bagian maka Rp.

1.663.200,-, dibagi 5 menjadi Rp. 332.640,- (inilah biaya kertas pertahun 2013).

Biaya overhead pabrik variabel berikutnya yaitu listrik dalam tahun 2013 sebesar Rp.1.380.000,-. Rincian biaya listrik tahun 2013 ini adalah sebagai berikut, dimulai dari pembagian biaya listrik selama satu tahun yaitu sebesar Rp.

1.380.000,- dibagi 336 hari, maka jumlah perhari biaya listrik adalah Rp. 4.107,- biaya ini masih dibagi 2 karena ada 2 produksi yang menggunakan tenaga listrik.

Hasil pembagian tersebut sebesar Rp. 2.009,-, inilah biaya listrik yang digunakan untuk memproduksi keripik tempe pertahunnya. Biaya – biaya tersebut pada tabel 4.12 yang dikeluarkan untuk memproduksi keripik tempe dalam tahun 2013 mampu menghasil produksi keripik tempe dalam satu tahun produksi berjumlah 15.120 Kg, sehingga untuk perkilogram keripik tempe mengeluarkan biaya sebesar Rp. 7.558,-.

Tabel 4.13

Biaya Overhead Pabrik Tetap Tahun 2013

No Keterangan Kebutuhan Biaya

1 Penyusutan peralatan 1 tahun Rp. 5.000

Total Bop Tetap Rp. 5.000

Hasil produksi 15.120 kg

BOP Tetap per Kg Rp. 0.33

Sumber : Data yang telah diolah tahun 2016

Tabel 4.13 menunjukkan bahwa total biaya overhead pabrik tetap tahun 2013 dalam pembuatan keripik tempe sebesar Rp. 5.000,- dengan rincian biaya overehead pabrik tetap untuk penyusutan peralatan sebesar Rp. 5.000,- biaya tersebut pada tabel 4.15 yang dikeluarkan untuk memproduksi keripik tempe pada tahun 2013 mampu menghasilkan produksi keripik tempe sebanyak 15.120 Kg, sehingga untuk perkilogram keripik tempe mengeluarkan biaya sebesar Rp. 0.33,-.

(29)

24 Tabel 4.14

Biaya Overhead Pabrik Variabel Tahun 2014

No Keterangan Kebutuhan Biaya

1 Garam 672 bgks x 1000 Rp. 672.000

2 Ketumbar 42 kg x 24.000 Rp. 1.008.000 3 Bawang putih 100.8 Kg x 20.000 Rp. 2.016.000 4 Minyak goreng 10.920 kg x 11.000 Rp. 120.120.000 5 Kayu bakar 16 set x 70.000 Rp. 1.120.000 6 Bensin 24 liter/tahun x 8.000 = 192.000 :

336 hari = 571.4 (dibulatkan 571) 571 : 2 = 286 (dibulatkan 285)

Rp. 286

7 Label 168 rim x 60.000 = 10.080.000 : 84.000 lembar = 120/lembar x 16.800 = 2.016.000 : 5 = 403.200 Ket: 1 lembar dibagi 5 bagian.

Rp, 403.200

8 Plastik 504 kg x 32.000 Rp. 16.128.000

9 Tepung beras 1.512 bgks x 7.000 Rp. 10.584.000 10 Listrik 1 tahun Rp. 1.440.000 : 336 hari =

4.285 : 2 = 2.142,5 (dibulatkan 2.143)

Rp. 2.143

Total Bop Variabel Rp. 152.053.629

Hasil produksi 16.800 kg

BOP Variabel per Kg Rp. 9.050

Sumber : Data yang telah diolah tahun 2016

Tabel 4.14 menunjukkan bahwa total biaya overhead pabrik dalam pembuatan keripik tempe untuk tahun 2014 proses produksi sebesar Rp.

152.053.629,- dengan rincian biaya overhead pabrik untuk garam 6672 bungkus tahun 2014 (harga perbungkus Rp. 1.000,-) jumlah biaya pembelian garam sebesar Rp. 672.000,-, berikutnya ketumbar 42 Kg (harga perkilogramnya Rp. 24.000,-) jumlah biaya pembelian ketumbar sebesar Rp. 1.008.000,- tahun 2014. Bawang putih 100.8 Kg (harga perkilogramnya Rp. 20.000,-) jumlah biaya pembelian bawang putih sebesar Rp. 2.016.000,- tahun 2014. Minyak goreng 10.920 Kg tahun 2014 (harga perkilogram Rp.11.000,-) jumlah biaya pembelian minyak goreng sebesar Rp. 120.120.000,- tahun 2014. Biaya plastik 504 Kg (harga perkilogram Rp. 32.000,-) jumlah rupiah tahun 2014 yang dikeluarkan untuk biaya plastik sebesar Rp. 16.128.000,-. Tepung beras tahun 2014 yaitu 1.512 bungkus (harga perbungkus Rp. 7.000,-) jumlah biaya pembelian tepung beras tahun 2014 sebesar Rp. 10.584.000,-.

Kayu bakar tahun 2014 yaitu 16 set (harga per set Rp. 70.000) jumlah biaya pembelian kayu bakar tahun 2014 sebesar Rp.1.120.000,-. Biaya bensin yaitu 24 liter berjumlah Rp. 192.000,- (harga per liter Rp. 8.000,-) Rp. 192.000,- dibagi 336 hari sama dengan Rp. 571,- kemudian dibagi lagi 2 (2 disini mewakili 2 produk yang diproses) menjadi Rp. 286,-/hari.

Label 168 rim adalah Rp. 10.080.000,- berisi 84.000 lembar kertas, maka harga per lembar kertas Rp. 120,- selanjutnya Rp. 120,- ini dikalikan dengan jumlah atau hasil produksi tahun 2014 yaitu 16.800 Kg maka hasil perkalian

(30)

25 tersebut adalah Rp. 2.016.000,-, karena 1 lembar kertas dibagi 5 bagian maka Rp.

2.016.000,-, dibagi 5 menjadi Rp. 403.200,- (inilah biaya kertas pertahun 2014).

Biaya overhead pabrik variabel berikutnya yaitu listrik dalam tahun 2014 sebesar Rp.1.440.000,-. Rincian biaya listrik tahun 2014 ini adalah sebagai berikut, dimulai dari pembagian biaya listrik selama satu tahun yaitu sebesar Rp.

1.440.000,- dibagi 336 hari, maka jumlah perhari biaya listrik adalah Rp. 4.285,- biaya ini masih dibagi 2 karena ada 2 produksi yang menggunakan tenaga listrik.

Hasil pembagian tersebut sebesar Rp. 2.143,-, inilah biaya listrik yang digunakan untuk memproduksi keripik tempe pertahunnya. Biaya – biaya tersebut pada tabel 4.14 yang dikeluarkan untuk memproduksi keripik tempe dalam tahun 2016 mampu menghasil produksi keripik tempe dalam satu tahun produksi berjumlah 16.800 Kg, sehingga untuk perkilogram keripik tempe mengeluarkan biaya sebesar Rp. 9.050,-.

Tabel 4.15

Biaya Overhead Pabrik Tetap Tahun 2014

No Keterangan Kebutuhan Biaya

1 Penyusutan peralatan 1 tahun Rp. 5.000

Total Bop Variabel Rp. 5.000

Hasil produksi 16.800 kg

BOP Variabel per Kg Rp. 0.29

Sumber : Data yang telah diolah tahun 2016

Tabel 4.15 menunjukkan bahwa total biaya overhead pabrik tetap tahun 2014 dalam pembuatan keripik tempe sebesar Rp. 5.000,- dengan rincian biaya overehead pabrik tetap untuk penyusutan peralatan sebesar Rp. 5.000,- biaya tersebut pada tabel 4.15 yang dikeluarkan untuk memproduksi keripik tempe pada tahun 2014 mampu menghasilkan produksi keripik tempe sebanyak 16.800 Kg, sehingga untuk perkilogram keripik tempe mengeluarkan biaya sebesar Rp. 0.29,-.

Tabel 4.16

Rekapitulasi Biaya Produksi

Tahun

Biaya Bahan Baku (Rp)

BTK langsung

(Rp)

Biaya Overhead Pabrik (Rp)

(VC+FC)

Total Biaya

Hasil Produksi

(Kg)

HPP/Kg

2012 73.659.600 100.800.000 81.928.796 256.388.396 14.280 17.954 2013 104.126.400 110.880.000 114.294.353 329.300.753 15.120 21.779 2014 118.692.000 120.960.000 152.058.629 391.710.629 16.800 23.316 Sumber : Data yang telah diolah tahun 2016

Dari tabel 4.16 dapat dilihat setelah diklasifikasikan biaya – biaya produksi maka dapat diketahui biaya produksi diperoleh dari penambahan biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, dan biaya overhead pabrik (BOP Variabel + BOP Tetap), besarnya produksi usaha pengrajin keripik tempe cipto roso tahun 2012 sebesar Rp. 256.388.396,-, tahun 2013 sebesar Rp. 329.300.753,- dan tahun 2014 sebesar Rp. 391.710.629,-. Kemudian dibagi dengan hasil produksi tahun 2012

Referensi

Dokumen terkait

(teknologi informasi.. berkaitan dengan segala sesuatu yang berbasis komputer yang digunakan orang untuk melakukan pekerjaan yang berhubungan dengan informasi

Sesuai tugas pokok dan fungsi Satuan Kerja Perangkat Daerah Kecamatan Sekarbela Kota Mataram tahun 2015 dapat berjalan sesuai dengan yang ada artinya tidak terjadinya

Definisi permen secara umum adalah produk yang dibuat dengan mendidihkan campuran gula dan bahan tambahan yang dapat mempertahankan bentuk dalam waktu yang lama

Untuk itu dalam penelitian ini, peneliti akan menelusuri sampai di mana dan bagaimanan penerapan tata kelola perencanaan sistem TIK khususnya dari sisi penerapan

Program studi ilmu penyakit jantung dan pembuluh darah Fakultas kedokteran Universitas Padjajaran saat ini sedang melaksanakan penelitian di bidang kardiomiopati

Dugaan potensi biomassa pada semua jenis tutupan lahan baik secara total maupun pada seluruh tingkat vegetasi yang dihitung menggunakan persamaan W4, menunjukkan hasil

Dengan menggunakan CFD, kita dapat mensimulasikan aliran batu bara pada saat melewati V Flow, sehingga kita dapat mengetahui bentuk konstruksi yang paling optimal

1) Beton dengan kondisi tanpa pemanasan, pemberian campuran kaolin sebesar 5% sampai15% mengakibatkan penurunan kinerja beton antara 0,15 % sampai dengan 30 % dari kuat tekan beton