• Tidak ada hasil yang ditemukan

SKRIPSI. Ditulis Sebagai Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana (S-1) Pada Jurusan Pendidikan Agama Islam MAHMUDAH NIM:

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "SKRIPSI. Ditulis Sebagai Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana (S-1) Pada Jurusan Pendidikan Agama Islam MAHMUDAH NIM:"

Copied!
88
0
0

Teks penuh

(1)

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE DAN EVERYONE IS A TEACHER HERE PADA MATA PELAJARAN PENDIDIDIKAN AGAMA ISLAM DAN BUDI PEKERTI

MATERI IMAN KEPADA RASUL KELAS XI SMAN 1 PARIANGAN

SKRIPSI

Ditulis Sebagai Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana (S-1) Pada Jurusan Pendidikan Agama Islam

MAHMUDAH NIM: 14 101 073

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) BATUSANGKAR

2019 M/1440 H

(2)
(3)
(4)
(5)

i ABSTRAK

MAHMUDAH, NIM.14 101 173, dengan judul :“PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE DAN EVERYONE IS A TEACHER HERE PADA MATA PELAJARAN PAI DAN BUDI PEKERTI KELAS XI SMAN 1 PARIANGAN” Jurusan Pendidikan Agama Islam Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Institut Agama Islam Negeri Batusangkar, yang terdiri dari 75 halaman.

Penelitian ini di latar belakangi oleh hasil belajar PAI dan Budi Pekerti siswa khususnya kelas XI di SMAN 1 Pariangan masih belum maksimal. Hal ini dapat dilihat dari rata-rata ulangan harian. Untuk mengatasi hal tersebut perlu dilakukan perbaikan dalam proses pembelajaran, salah satunya yaitu dengan Model pembelajaran Kooperatif tipe Think Pair Share dan Everyone is a Teacher Here lebih baik dari pada hasil belajar siswa yang menggunakan motode pembelajaran diskusi pada pembelajaran Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti materi Iman kepada Rasul Allah di SMAN 1 Pariangan.

Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimen semu, dengan rancangan penelitian Randomzed Control Group Postest Only. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI IPS 1-XI IPS2-XI IPS 3-XI IPS 4 SMAN 1 Pariangan tahun ajaran 2018/2019 yang terdiri dari 4 kelas. Teknik penentuan sampel adalah menggunakan Simple Random Sampling dan diperoleh jumlah sampel yang diteliti sebanyak 58 orang, 29 orang kelas eksperimen dan 29 orang kelas Kontrol.

Berdasarkan hasil penelitian, rata-rata kelas eksperimen 80,34 sedangkan, pada kelas Kontrol 70,82 dengan selisih hasil dari rata-rata 9,52. Begitupun dengan melihat persentase ketuntasan belajar siswa secara klasikal yaitu pada kelas eksperimen persentase ketuntasan diperoleh 72,41% sedangkan, pada kelas Kontrol diperoleh 44,82%% dengan selisih hasil persentase 27,59%. Dengan demikian dapat dikemukakan bahwa “Hasil belajar siswa dengan model pembelajaran Kooperatif tipe Think Pair Share dan Everyone is a Teacher Here lebih lebih baik daripada pembelajaran dengan metode diskusi pada mata pelajaran PAI dan Budi Pekerti di SMAN 1 Pariangan

Kata Kunci: Model pembelajaran Kooperatif tipe Think Pair Share, Everyone is a Teacher Here, Hasil Belajar

(6)

ii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL

PERNYATAAN KEASLIAN

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING HALAMAN PENGESAHAN PENGUJI

BIODATA PENULIS ... i

PERSEMBAHAN ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

ABSTRAK ... v

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR TABEL ... viii

DAFTAR GAMBAR ... ix

DAFTAR LAMPIRAN ... x

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 7

C. Batasan Masalah ... 8

D. Perumusan Masalah ... 8

E. Tujuan Pnelitian ... 8

F. Manfaat Penelitian ... 9

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Model Pembelajaran Kooperatif ... 10

B. Metode Think Pair Share ... 12

C. Strategi Everyone is Teacher Here ... 14

D. Hasil Belajar. ... 18

E. Mata Pelajaran PAI ... 20

F. Materi ... 25

G. Penelitian yang relevan ... 26

(7)

iii

H.Kerangka Berfikir ... 29

I. Hipotesis ... 31

BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian. ... 32

B. Rancangan Penelitian ... 32

C. Tempat dan waktu Penelitian ... 33

D. Populasi dan Sampel ... 33

E. Definisi Operasional ... 40

F. Variabel Penelitian ... 41

G. Prosedur Penelitian ... 41

H. Instrument Penelitian ... 47

I. Teknik Pengumpulan Data ... 55

J. Teknik Analisis Data ... 55

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Analisis Data ... 60

B. Analisis Data ... 64

C. Pembahasan ... 69

D. Kendala... 73

BAB V Penutup A. Kesimpulan ... 75

B. Saran ... 75 DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

(8)

iv

DAFTAR TABEL

Tabel 1 Persetase Ketuntasan Nilai UH kelas XI SMAN1 Pariangan Tabel 2.1 Standar Isi

Tabel 2.2 Skema Kerangka Konseptua Tabel 3.1 Rancangan Penelitian

Tabel 3.2 Jumlah Kelas Populasi Tabel 3.3 Normalitas Populasi

Tabel 3.4 Desain acak lengkap kelas populasi Tabel 3.5 Kesamaan Rata-rata

Tabel 3.6 Tabel Bantu

Tabel 3.7 Langkah-langkah metode pembelajaran Tabel 3.8 Hasil Validitas

Tabel 3.9 Tabel Kritis r tabel Tabel 3.10 Kriteria Daya Pembeda Tabel 3.11 Hasil Daya Pembeda

Tabel 3.12 Klasifikasi tingkat kesukaran soal Tabel 3.13 Hasil klasifikasi tingkat kesukaran soal Tabel 3.14 Hasil Klasifikasi soal

Tabel 4.1 Jadwal Pelaksanaan Pembelajaran pada Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol

Tabel 4.2 Hasil Perhitungan Data Tes Hasil Belajar Tabel 4.3 Persentase Ketuntasan Hasil Belajar Siswa pada Tabel 4.4 Hasil Uji Normalitas Kelas Sampel

Tabel 4.5 Hasil Uji Homogenitas Kelas Sampel Tabel 4.6 Hasil Uji Hipotesis Kelas Sampel

Hal 5 21 29 31 32 34 37 37 38 41 49 49 51 51 52 52 53 59

60 61 64 65 67

(9)

v

DAFTAR GAMBAR

Hal Gambar 1

Gambar 2

Hasil belajar Siswa Kelas eksperimen Hasil belajar Siswa Kelas Kontrol

62 62

(10)

vi

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Distribusi Nilai UH Kelas XI SMAN 1 Pariangan Lampiran 2 Uji Normalitas Kelas Populasi

Lampiran 3 Uji Homogenitas Kelas Populasi Lampiran 4 Uji Analisis Variansi

Lampiran 5 Kisi-kisi Soal Tes Uji Coba Lampiran 6 Soal Penelitian

Lampiran 7 Hasil Uji Coba Tes

Lampiran 8 Perhitungan indeks Pembeda Soal Tes Uji Coba Lampiran 9 Perhitungan indeks Kesukaran Soal

Lampiran 10 Perhitungan reliabilitas Soal Uji Coba

Lampiran 11 Hasil Belajar Siswa Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol Lampiran 12 Uji Normalitas Kelas Eksperimen dan Kontrol

Lampiran 13 Uji Homogenitas data Lampiran 14 Uji Hipotesis data Lampiran 15 Tabel pedoman Lampiran 16 Validitas soal

Lampiran 17 RPP kelas eksperimen Lampiran 18 RPP kelas Kontrol

Surat Permohonan Validasi Instrumen Penelitian Surat Rekomendasi Penelitian dari LPPM

Surat Rekomendasi Penelitian dari Dinas Pendidikan Provinsi

Surat Keterangan Telah Melaksanakan Penelitian dari SMAN 1 Pariangan

Hal 76 78 83 85 88 89 90 92 97 100 102 105 108 109 111 119 131 147

(11)

1 BAB 1 PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan adalah usaha secara sadar dan terencana untuk mengwujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran yang dilakukan seseorang dengan sengaja untuk menyiapkan peserta didik secara aktif mengembangakan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spritual keagamaan, pengendalian diri menuju kedewasaan, bercakap tinggi, berkepribadian, berakhlak mulia dan kecerdasan berpikir melalui bimbingan dan latihan sehingga bisa berguna bagi dirinya sendiri serta masyarakat sekitarnya seta bangsa dan negara. Selain itu dengan pendidikan itulah manusia akan memperoleh pengetahuan tentang segala sesuatu.

Ajaran agama Islam juga menjelaskan betapa mulianya orang yang mempunyai Ilmu pengetahuan seperti yang dijelaskan dalam firman Allah dalam Q.S Al Mujadillah ayat 11:































































11.Hai orang-orang yang beriman apabila dikatakan kepadamu berlapang- lapanglah dalam suatu majelis maka berlapang-lapanglah niscaya Allah akan memberikan kelapangan untukmu dan apabila dikatakan:”Berdirilah kamu”maka berdirilah niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman diantara kamu dan orang-orang yang diberi Ilmu Pengetahuan beberapa derajat, dan Allah maha mengetahui apa yang kamu kerjakan.(Q.S Al-Mujadillah ayat 11)

(12)

Firman Allah SWT tersebut menggambarkan tentang tingginya kedudukan orang yang mempunyai ilmu pengetahuan. Hal ini beralasan bahwa dengan pengetahuan yang mengantarkan manusia untuk selalu berfikir dan menganalisa hakikat semua fenomena yang ada pada alam, sehingga mampu membawa manusia semakin dekat dengan Allah.

Pendidikan Islam adalah suatu sistem kependidikan yang mencakup seluruh aspek kehidupan yang dibutuhkan oleh hamba Allah SWT. Oleh karena itu islam mempedomani seluruh aspek kehidupan manusia muslim baik dunia maupun akhirat ( Nur, 1997: 13). Pendidikan agama Islam secara umum adalah upaya sadar dan terencana dalam menyiapkan peserta didik untuk mengenal, memahami, menghayati hingga mengimani, bertaqwa dan berakhlak mulia dalam mengamalkan ajaran agama Islam dari sumber utamanya kitab suci Al-qur’an dan hadist, melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, latihan, serta penggunaan pengalaman. (Abdurrahman, 2005: 3-7)

Dari penjelasan diatas dapat dipahami bahwa pendidikan agama Islam pada dasarnya saling melengkapi dan memiliki tujuan yang tidak berbeda, yakni agar siswa dalam aktivitas kehidupanya tidak lepas dari pengamalan agama sehingga tercipta kehidupan yang baik di dunia dan di akhirat. Salah satu untuk mendapatkan pendidikan Islam yaitu dengan cara menempuh jenjang pendidikan di sekolah yang di dalamnya terdapat proses belajar mengajar yang harus dikondisikan, dalam artian harus diciptakan lingkungan yang mendukung terjadinya proses belajar mengajar tersebut.

Pembelajaran berlangsung sebagai suatu proses saling mempengaruhi antara guru dan siswa. Diantara keduanya terdapat hubungan atau komunikasi interaksi.

Guru mengajar di suatu pihak dan siswa belajar di lain pihak. Keduanya menunjukan aktivitas yang seimbang hanya berbeda perananya saja. Proses pembelajaran berlangsung dalam situasi pengajaran, dimana di dalamnya terdapat komponen-komponen atau faktor lain diantaranya tujuan mengajar,

(13)

siswa yang belajar, guru yang mengajar, metode mengajar, alat bantu mengajar, penilaian dan situasi pengajaran.(Oemar,2001:54)

Dari penjelasan diatas dapat dilihat dalam proses pengajaran terdapat beberapa komponen yang bergerak dalam suatu rangkaian kegiatan terarah dan membawa kepada pertumbuhan siswa ke tujuan yang diinginkan. Metode pembelajaran merupakan salah satu komponen yang menentukan keberhasilan pencapaian tujuan pembelajaran. Bagaimanapun lengkapnya komponen yang lain jika penggunaan metode yang tidak tepat dalam proses pembelajaran, maka akan menghambat pencapaian tujuan yang ditetapkan. Oleh karena itu, dalam proses pembelajaran guru harus bisa menggunakan berbagai macam metode pembelajaran yang tepat agar proses berjalan secara efektif dan tujuan tercapai secara maksimal.

Kenyataanya yang banyak dijumpai di sekolah adalah pembelajaran yang berpusat pada guru (teacher center) yang mana, disini guru yang mentransfer ilmu pengetahuan kepada siswa dan cara penyampaianya cendrung masih didominasi dengan metode ceramah yang menyebabkan siswa pasif, tidak berani dalam mengeluarkan pendapat, dan tidak bersemangat dalam memperhatikan pembelajaran. Adapaun metode pembelajaran yang dilaksanakan yaitu dengan metode diskusi namun dalam pelaksanaanya masih belum sesuai dengan apa yang diharapkan, ini dikarenakan metode diskusi yang diterapkan oleh guru masih belum bervariasi. Terjadinya hal yang demikian maka akan menyulitkan siswa dalam memahami materi pembelajaran dalam hal mencapai tujuan pembelajaran, sehingga berdampak pada hasil belajar siswa yang merupakan salah satu indikator dalam melihat sejauh mana tujuan pembelajaran itu telah tercapai.

Berdasarkan observasi yang penulis lakukan pada tanggal 09 Agustus 2018 di SMAN 1 Pariangan Kabupaten Tanah Datar. Penulis mendapat gambaran dari guru mata pelajaran yang bersangkutan bahwa dalam proses pembelajaran

(14)

metode yang lebih sering diterapkan adalah metode ceramah, metode diskusi, tanya jawab, role Play dan pemberian tugas. Mengenai beberapa metode yang digunakan oleh guru ada salah satu metode yang tidak cocok dalam mencapai tujuan pembelajaran yaitu role play, metode role play merupakan metode bermain peran. Biasanya metode role play cocok digunakan pada materi sejarah diantaranya kisah-kisah kisah khulafaurrasyin, selain itu juga pada materi akhlak terpuji. Hal ini jelas terlihat antara metode dan tujuan yang ingin dicapai tidak cocok untuk diterapkan dalam pembelajaran materi Iman kepada Rasul sedangkan tujuan pembelajaran yang akan dicapai dalam setiap materi itu berbeda-beda, hal ini terbukti dalam rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) yang telah dirancang oleh guru. Terdapat beberapa tujuan pembelajaran yang dirumuskan guru mata pelajaran PAI dan Budi Pekerti dengan Materi Iman kepada Rasul Allah diantaranya siswa mampu menjelaskan pengertian Iman kepada Rasul Allah, siswa mampu menjelaskan dalil naqli beriman kepada rasul, siswa mampu mengemukakan tugas dan sifat wajib, mustahil dan jaiz rasul, siswa mampu menerapkan perilaku mulia yang mencerminkan beriman kepada rasul, siswa mampu menunjukan contoh perilaku mulia pada rasul.

Metode yang digunakan oleh guru untuk mencapai tujuan yang telah dirumuskan adalah metode ceramah, metode diskusi, tanya jawab, pemberian tugas dan role play. Berdasarkan metode yang digunakan guru tersebut, menyebabkan siswa tidak aktif, kurang perhatianya dalam mengikuti pembelajaran, tidak bersemangat dalam mengikuti pembelajaran, dan apabila guru mengajukan pertanyaan setelah selesai pembelajaran hanya beberapa siswa yang mampu menjawab.

Berdasarkan kondisi siswa tersebut tentunya sangat berpengaruh sekali terhadap hasil belajar siswa akibatnya hasil belajar siswa rendah dalam mata pelajaran PAI dan Budi Pekerti. Rendahnya hasil belajar siswa dapat dilihat melalui persentase ketuntasan nilai ulangan harian mata pelajaran Pendidikan

(15)

Agama Islam dan Budi Pekerti pada materi Iman kepada Rasul Allah di kelas XI SMAN 1 Pariangan sebagai berikut:

Tabel 1: Persentase Ketuntasan Ulangan Harian Kelas XI Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti di SMA Pariangan.

No Kelas XI IPS

Jumlah Siswa

Tuntas Tidak Tuntas

Persentase Ketuntasan Tuntas Tidak

tuntas

1 IPS 1 29 15 14 51,72% 48,27 %

2 IPS 2 29 14 15 48,27% 51,72%

3 IPS 3 29 15 14 51,72% 48,27%

4 IPS 4 29 10 19 34,48% 65,51%

Jumlah 116 54 62 46,55% 53,44%

Sumber: Guru Mata Pelajaran PAI Kelas XI SMAN 1 Pariangan

Berdasarkan tabel diatas, terlihat bahwa persentase nilai ulangan harian, separuh dari jumlah siswa masih banyak yang nilainya berada di bawah KKM sebagaimana yang telah diterapkan disekolah tersebut, yaitu 80,00. Berdasarkan hal tersebut diatas dapat disimpulkan bahwa salah satu hal yang menyebabkan rendahnya hasil belajar siswa pada pembelajaran Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti adalah metode pembelajaran yang digunakan guru yang masih kurang bervariasi dimana guru lebih sering menggunakan metode ceramah, metode diskusi, Role play, dan tanya jawab dalam pembelajaran, sehingga proses pembelajaran bersifat monoton dan siswa kurang aktif untuk mengikuti proses pembelajaran. Proses yang kurang baik tentu akan berdampak pada hasil akhir yang ingin dicapai.

Oleh karena itu perlu adanya solusi supaya proses pembelajaran berjalan dengan lebih efektif dan efisien, hasil belajar siswa meningkat dan tercapainya tujuan pembelajaran. Salah satu solusinya yaitu dengan penerapan pembelajaran yang tepat dan sesuai dengan kondisi siswa dan materi yang akan diajarakan.

(16)

Ada banyak metode pembelajaran yang dapat digunakan guru dalam proses pembelajaran Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti untuk mencapai tujuan pembelajaran selain dari metode ceramah, metode diskusi dan tanya jawab diantaranya yaitu, metode jigsaw, quiz, drill (latihan), think pair share, the power of two, everyone is a teacher dan lain sebagainya. Metode pembelajaran akan tepat digunakan jika diterapkan pada materi yang sesuai. Setiap metode mempunyai kelebihannya masing-masing. Menggabungkan metode yang satu dengan yang lain akan saling menutupi kekurangan dari metode yang lain. Salah satu metode pembelajaran yang bisa diterapkan dalam pembelajaran Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti yaitu Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think Pair Share dan Everyone is a Teacher Here pada materi Makna iman kepada Rasul-rasul Allah SWT. Penerapan Pembelajaran Kooperatif Tipe think Pair Share dan Everyone is a Teacher Here merupakan salah satu cara dalam peningkatan hasil belajar siswa dan ketercapaian tujuan pembelajaran.

Model Pembelajaran kooperatif adalah kegiatan belajar siswa yang dilakukan dengan cara berkelompok. Model pembelajaran kelompok adalah rangkaian kegiatan yang dilakukan yang oleh siswa dalam kelompok-kelompok tertentu untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah dirumuskan.(Rusman,2010: 201-202)

Metode Think Pair Share atau berfikir berpasangan merupakan suatu cara yang efektif untuk membuat variasi suasana pola diskusi kelas secara keseluruhan, dan prosedur yang digunakan dalam Think Pair Share dapat memberi siswa lebih banyak waktu langkah berfikir, untuk merespons dan saling membantu.

Strategi pembelajaran Everyone is a Teacher Here (setiap siswa adalah seorang guru) ini cukup efektif diterapkan untuk melatih kemampuan peserta didik dalam mengemukan pendapat pada peserta didik dan berlatih berfikir kritis.

Masing-masing peserta didik menjelaskan suatu hal seperti layaknya seorang guru. Ciptakan suasana kelas yang nyaman dan menyenangkan agar siswa tidak

(17)

canggung mengunkapkan ide, gagasan dan pendapatnya. Tepuk tangan dan semangat bisa memotivasi peserta didik berani dan mengungkapkan gagasanya.

(Asis, 2015, 121&14 ).

Adapun alasan memilih Model Pembelajaran Kooperatif tipe Think Pair share dan Everyone is a Teacher Here ini pada mata pelajaran PAI dan Budi Pekerti dengan materi Makna iman kepada Rasul-rasul Allah SWT yaitu karena dalam materi ini menuntut siswa untuk berfikir kritis agar mampu menganalisis, mengemukakan, menyebutkan, menjelaskan dan menerapkan nilai-nilai yang terkandung dalam materi tersebut. Penerapan metode ini akan membiasakan siswa untuk melatih kemampuan berfikir, berkerja sama, bertukar pendapat, berpartisipasi aktif dikelas agar tujuan pembelajaran tercapai dan hasil belajar meningkat.

Berdasarkan permasalahan tersebut di atas maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul: “Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif tipe Think Pair Share dan Everyone is a Teacher Here pada Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti Kelas XI di SMAN 1 Pariangan Kabupaten Tanah Datar” pada Materi Iman kepada Rasul Allah.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan di atas maka penulis mengidentifikasikan permasalahan tersebut sebagai berikut:

1. Tujuan pembelajaran yang tidak tercapai.

2. Proses pembelajaran terlihat monoton

3. Guru belum optimal menerapkan berbagai strategi dan metode yang dapat menjadikan siswa aktif dalam proses pembelajaran.

4. Rendahnya hasil belajar siswa pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti.

(18)

C. Batasan Masalah

Berdasarkan latar belakang dan Identifikasi masalah, maka penulis membatasi masalah tersebut pada hasil belajar siswa dengan Penerapan Model Pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share dan Everyone is a Teacher Here pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti dengan materi Makna Iman kepada Rasul-rasul Allah SWT di Kelas XI SMA Pariangan Kabupaten Tanah Datar.

D. Perumusan Masalah

Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini adalah “Apakah hasil belajar siswa dengan penerapan Model Kooperatif tipe Think Pair Share dan Everyone is a Teacher Here dengan materi Makna iman kepada Rasul-rasul Allah SWT lebih baik dari pada pembelajaran dengan metode diskusi di SMAN 1 Pariangan di kelas XI Kabupaten Tanah Datar?”

E. Tujuan Penelitian

Berdasarkan perumusan masalah yang dikemukakan diatas maka tujuan yang hendak dicapai diantaranya:

1. Untuk menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe think pair share dan everyone is a teacher here Here dengan materi Makna Iman kepada Rasul Allah lebih baik dari pada pembelajaran dengan metode diskusi pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti di kelas XI di SMAN 1 Pariangan Kabupaten Tanah Datar.

2. Untuk mengetahui hasil belajar siswa dengan penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think Pair Share dan Everyone Is a Teacher Here dengan materi Makna Iman kepada Rasul Allah lebih baik dari pada pembelajaran dengan metode diskusi pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti di kelas XI di SMAN 1 Pariangan Kabupaten Tanah Datar.

(19)

F. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat penelitian ini antara lain :

1. Menambah ilmu pengetahuan dan wawasan bagi penulis tentang penerapan Model Pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share dan Everyone is a Teacher Here serta pengaruhnya terhadap hasil belajar siswa.

2. Memberikan kontribusi pemikiran kepada perpustakaan IAIN Batusangkar tentang permasalahan yang penulis teliti.

3. Dapat dijadikan sebagai pedoman bagi para pembaca dalam memahami penerapan Model Pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share dan Everyone is a Teacher Here pengaruhnya terhadap hasil belajar siswa.

(20)

10 BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Model Pembelajaran Kooperatif 1. Model Pembelajaran Kooperatif

Menurut Slavin (1985) kooperatif learning adalah suatu model pembelajaran dimana siswa belajar yang anggotanya 4-6 orang dengan struktur kelompok heterogen (Isjoni,2012:14). Dalam model pembelajaran kooperatif ini, guru lebih berperan sebagai fasilitator yang berfungsi sebagai jembatan penghubung kearah pemahaman yang lebih tinggi, dengan catatan siswa sendiri. Guru tidak hanya memberikan pengetahuan pada siswa, tetapi juga harus membangun pengetahuan dalam pikiranya. Siswa mempunyai kesempatan untuk mendapatkan pengalaman langsung dalam menerapkan ide- ide mereka sendiri.

Pembelajaran kooperatif merupakan kegiatan belajar siswa yang dilakukan dengan cara berkelompok. Model pembelajaran kelompok adalah rangkaian kegiatan belajar yang dilakukan oleh siswa dalam kelompok- kelompok tertentu untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah dirumuskan dan dilaksanakan melalui sharing proses antara peserta didik sehingga dapat mengwujudkan pemahaman bersama antara peserta didik itu sendiri. Pembelajaran kooperatif adalah suatu pendekatan yang menekankan kerja sama dalam sebuah kelompok.

Dari penjelasan diatas dapat dilihat bahwa pembelajaran kooperatif adalah bentuk pembelajaran dengan cara belajar siswa dalam kelompok- kelompok kecil agar saling berinteraksi dengan anggota kelompok menyampaikan ide-ide mereka sendiri dan dapat mengwujudkan pemahaman bersama peserta didik sehingga bisa mencapai tujuan pembelajaran yang telah dirumuskan.

(21)

2. Karakteristik Model Pembelajaran Kooperatif a. Pembelajaran secara tim

Pembelajaran kooperatif adalah pembelajaran yang dilakukan secara tim.

Tim merupakan tempat untuk mencapai tujuan. Oleh karena itu, tim harus mampu membuat setiap siswa belajar. Setiap anggota tim harus saling membantu untuk mencapai tujuan pembelajaran

b. Kemauan untuk berkerja sama

Keberhasilan pembelajaran kooperatif ditentukan oleh keberhasilan secara kelompok, oleh karenaya prinsip kebersamaan atau kerja sama perlu ditekankan dalam pembelajaran kooperatif. Tanpa kerja sama yang baik, pembelajaran kooperatif tidak akan mencapai hasil yang optimal.

d. Keterampilan berkerja sama

Keterampilan berkerja sama itu dipraktikan melalui aktivitas dalam kegiatan pembelajaran secara berkelompok. Dengan demikian, siswa perlu didorong untuk mau dan sanggup berinteraksi dan berkomunikasi dengan anggota lain dalam rangka mencapai tujuan pembelajaran yang ditetapkan.

(Rusman, 2011, 202-203) 3. Tujuan Pembelajaran Kooperatif.

Menurut Depdiknas model pembelajaran kooperatif dikembangkan untuk mencapai setidak-tidaknya tiga tujuan penting diantaranya:

a. Meningkatkan hasil akademik dengan meningkatkan kinerja siswa dalam tugas-tugas akademiknya. Siswa yang lebih mampu akan menjadi narasumber bagi siswa yang kurang mampu.

b. Pembelajaran kooperatif memberkan peluang agar siswa dapat menerima teman-temanya yang mempunyai perbedaan dari latar belajar.

c. Untuk mengembangkan keterampilan social siswa.(Tukiran,2012:60)

(22)

B. Metode Think Pair Share 1. Pengertian Think Pair Share

Metode yang sederhana, namun sangat bermanfaat ini dikembangkan pertama kali oleh Frank Lyman dari University of Maryland. Ketika guru menyampaikan pelajaran kepada kelas, para siswa duduk berpasangan pada tim kelompok masing-masing. Guru memberikan pertanyaan dan meminta siswa untuk memikirkan secara sebuah jawaban dari mereka sendiri, lalu berpasangan dengan pasanganya untuk mencapai sebuah kesepakatan terhadap jwabanya. Akhirnya guru meminta siswa untuk berbagi kepada keseluruhan kelas untuk berbagi hasil yang yang mereka diskusikan.(Robert, 2010:257) 2. Prosedur Metode Think Pair Share

a. Siswa ditempatkan dalam kelompok-kelompok. Setiap kelompok terdiri dari empat anggota

b. Guru memberikan tugas pada setiap kelompok

c. Masing-masing anggota memikirkan dan mengerjakan tugas tersebut sendiri-sendiri terlebih dahulu.

d. Masing-masing anggota memikirkan dan mengerjakan tugas tersebut sendiri-sendiri terlebih dahulu.

e. Kelompok membentuk anggota-anggotanya secara berpasangan. Setiap anggotanya secara berpasangan. Setiap pasangan mendiskusikan hasil pengerjaan individunya.

f. Kedua pasangan lalu bertemu kembali dalam kelompok untuk menshare hasil diskusinya.

g. Perwakilan siswa berbagi pada keseluruhan kelas atau masing-masing kelompok.

Dalam penelitian ini langkah-langkah strategi everyone is teacher yang dipakai yaitu a,b,c,d,e,f dan g

(23)

3. Kelebihan metode Think Pair Share

a. Memungkinkan siswa untuk berkerja sendiri dan berkerja sama dengan orang lain

b. Mengoptimalkan parsitipasi siswa

c. Memberikan kesempatan banyak kepada siswa untuk menujukan partisipasi mereka kepada orang lain.

d. Bisa diterapkan pada semua mata pelajaran dan tingkatan kelas.

4. Kekurangan pembelajaran Think Pair Share

a. Membutuhkan koordinasi secara bersamaan dari berbagai aktivitas.

b. Peralihan dari seluruh kelas ke kelompok kecil dapat menyita waktu pengajaran yang berharga, untuk itu guru harus membuat perencanaan sehingga guru dapat meminimalkan waktu yang terbuang.

c. Membutuhkan perhatian khusus dalam penggunaan ruangan kelas.(Miftahul, 2015:136-137)

5. Langkah-langkah Think Pair Share a. Kegiatan awal

Pembelajaran dimulai dengan doa

1) Peserta didik bersama guru mengaitkan materi yang akan dibahas dengan nilai-nilai agamatis, karakter dan budaya bangsa

2) Guru mengondisikan pembelajaran dengan bernyanyi lagu yang semangat sambil menggerakan fisik

3) Guru menginformasikan tujuan pembelajaran atau kompetensi yang akan dicapai.

b. Kegiatan Inti

1) Peserta didik diminta untuk menyimak tayangan vidio atau stimulasi tentang kegiatan yang mengggunakan penambahan, pengurangan dan pengurangan dan pertukaran uang (kegiatan mengamati)

2) Peserta didik dimotifasi untuk mengembangkan rasa ingin faham

(24)

terhadap materi pembelajaran melalui kegiatan tanya jawab (kegiatan menanya)

3) Peserta didik berdiskusi dengan teman terdekat untuk mengembangkan pengetahuanya (kegiatan mengumpulkan informasi)

4) Peserta didik berfikir untuk memecahkan masalah tentang materi atau soal yang diberikan oleh guru sebagai stimulus (Tahap ini disebut dengan tahap think atau berfikir) kegiatan menalar.

5) Guru meminta peserta didik berpasangan untuk berdiskusi tentang soal yang dibahas, mintalah peserta didik untuk bertukar fikiran dan berkerja sama membahas jawaban mereka (Tahap ini disebut disebut dengan tahap pair atau berpasangan). (Kegiatan mengasosiasi atau mengelola informasi)

6) Setelah waktu yang ditentukan dirasa cukup, guru meminta masing- masing kelompok untuk mempersentasikan hasil diskusinya. Guru boleh mengundi siapa kelompok yang mempunyai kesempatan tampil. (Tahap ini disebut dengan tahap share atau tahap berbagi). (Kegiatan mengomunikasikan

c. Kegiatan Penutup

1) Guru bersama peserta didik menyimpulkan hasil diskusi kelas.

2) Guru menugasi peserta didik merangkum hasil diskusi dalam buku tugas peserta didik (Asis,2014,140-142).

C. Strategi Everyone is a Teacher Here 1. Pengertian Everyone is a Teacher Here

Strategi pembelajaran Everyone is a Teacher Here (setiap orang adalah guru) sangat tepat untuk mendapatkan partisipasi kelas secara keseluruhan dan secara individual. Strategi ini memberikan kesempatan kepada setiap siswa untuk berperan sebagai guru bagi kawan-kawanya dan bisa melatih kemampuan peserta didik dalam mengemukakan pendapat pada peserta didik dan berfikir

(25)

kritis.

2. Prosedur

a. Bagikan secarik kertas kepada seluruh siswa. Setiap siswa diminta untuk menuliskan satu pertanyaan tentang materi pelajaran yang sedang dipelajari di kelas.

b. Kumpulkan kertas, acak kertas tersebut kemudian bagikan kepada setiap siswa. Pastikan bahwa tidak ada siswa yang menerima soal yang ditulis sendiri. Minta mereka untuk membaca dalam hati pertanyaan dalam kertas tersebut kemudian memikirkan jawabannya.

c. Mintalah siswa secara sukarela untuk membacakan pertanyaan tersebut dan menjawabnya.

d. Lanjutkan dengan sukarelawan berikutnya (Ahmad, 131: 2010).

Dalam penelitian ini langkah-langkah strategi everyone is a teacher yang dipakai yaitu a,b,c, dan d

3. Kelebihan Metode Everyone is a Teacher Here

a. Mengembangkan keberanian dan keterampilan siswa dalam menjawab dan mengemukakan pendapat

b. Merangsang siswa untuk melatih dan mengembangkan daya pikir

c. Pertanyaan dapat menarik dan memusatkan perhatian siswa, sekalipun ketika itu siswa sedang ribut.

4. Kekurangan Metode Everyone is A Teacher Here

a. Memerlukan penjelasan materi di awal oleh guru agar soal yang dibuat siswa tidak menyimpang dari tujuan pembelajaran.

b. Membutuhkan waktu yang lama untuk menghabiskan semua pertanyaan untuk kelas besar.

(26)

5. Kegiatan Pembelajaran a. Kegiatam awal

1) Pembelajaran dimulai dengan berdoa

2) Peserta didik bersama guru mengaitkan materi pembelajaran dengan nilai-nilai agamis, budaya dan karakter bangsa.

3) Guru menginformasikan tujuan pembelajaran atau yang akan dicapai 4) Menentukan beberapa topik berkenaan dengan kompetensi yang akan

dicapai.

b. Kegiatan Inti

1) Peserta didik menonton dan mempelajari tayangan video atau membaca artikel

2) Berdasarkan hasil simakan, peserta didik distimulasi untuk memperdalam rasa ingin paham melalui tanya jawab.

3) Guru membagi sesi diskusi menjadi beberapa bagian sesuai dengan topik yang akan dibahas

4) Guru membagi siswa menjadi beberapa kelompok sesuai dengan sub topik

5) Setiap peserta didik dalam kelompok masing-masing menulis soal sesuai dengan topik yang sudah ditentukan.

6) Peserta didik dibimbing guru melaksanakan diskusi sesi pertama dengan membahas topik . Kelompok 1 diundi untuk mengemukakan soal yang ditulis. Peserta didik dari kelompok lain diminta menjawab pertanyaan tersebut menjelaskan didepan kelas layaknya seorang guru. Guru menentukan waktu pada setiap sesi.(Kegiatan mengolah dan mengomunikasikan hasil diskusi.

7) Peserta didik bersama guru mengklarifikasi setiap jawaban yang dikemukakan peserta didik pada sesi 1 dan seterusnya. (Kegiatan menalar dan mengomunikasiksan).

(27)

8) Guru memberi reward kepada siswa yang jawabanya tepat.

c. Kegiatan Penutup

1) Selama proses pembelajaran guru melakukan proses penilaian untuk mengukur kompetensi peserta didik.

2) Peserta didik bersama guru menyimpulkan materi pembelajaran.

3) Guru menugasi peserta didik membuat materi yang sedang dibahas.

(Asis,2014:21)

3. Langkah Kooperatif tipe Think Pair Share dan Everyone is a Teacher Here.

a. Guru membagi siswa dalam 4 kelompok.

b. Siswa duduk berkelompok sesuai yang telah dibagi guru.

c. Guru menentukan sub topik kepada masing-masing kelompok.

d. Siswa menerima pembagian topik yang disampaikan guru. Guru mengintruksikan kepada semua anggota dalam kelompok untuk mengerjakan secara individu .

e. Siswa mengerjakan tugas secara individu terlebih dahulu.

f. Guru mengintruksikan untuk mendiskusikan secara berpasangan.

g. Setiap kelompok membentuk anggota secara berpasangan untuk mendiskusikan hasil individu

h. Guru mengintruksikan untuk siswa berpasangan untuk berbagi hasil individunya.

i. Setiap anggota bertemu dalam kelompok untuk berbagi hasil diskusinya

j. Perwakilan siswa dari masing-masing kelompok berbagi hasil diskusinya pada keseluruhan kelompok 1-4.

k. Setelah selasai guru mengintruksikan siswa kembali duduk ketempat masing-masing atau tempat duduk semula.

l. Guru membagikan secarik kertas dan meminta seluruh siswa membuat pertanyaaan.

(28)

m. Setelah selesai lembar jawaban dikumpulkan dan diundi, bagi yang terpilih maka diminta membacakan, menjawabnya dan menjelaskan layaknya seorang guru..

n. Guru mengklarifikasi dan menyimpuln materi.

o. Guru memberikan reward bagi siswa yang jawabanya tepat.

D.Hasil Belajar

1. Pengertian Hasil Belajar

Hasil belajar adalah proses memberikan nilai terhadap hasil belajar yang dicapai siswa dengan kriteria tertentu. Hasil belajar juga memiliki pengertian yaitu kompetensi atau kemampuan tertentu baik kognitif, afektif dan psikomotor yany dicapai datau dikuasai peserta didik setelah mengikuti proses belajar mengajar.( Kunandar, 2013: 62).

2. Ruang Lingkup Hasil Belajar

Secara garis besar hasil belajar diklasifikasikan oleh Benyamin Bloom menjadi 3 ranah yaitu :

a. Ranah Kognitif

Ranah kognitif adalah ranah yang mencakup kegiatan mental (otak).

Meurut Bloom, dalam ranah kognitif itu terdapat enam jenjang proses berfikir, mulai dari jenjang proses berfikir, mulai dari jenjang terendah sampai dengan jenjang yang paling tinggi. Keenam jenjang tersebut adalah sebagai berikut:

1) Pengetahuan (knowledge) adalah kemampuan seseorang untuk mengingat kembali tentang nama, istilah, ide, gejala, rumus-rumus dan sebagainya.

Pengetahuan atau ingatan ini adalah proses berfikir yang paling rendah 2) Pemahaman (comprehension) adalah kemampuan seseorang untuk

mengerti dan memahami sesuatu setelah diketahui dan diingat.

Pemahaman merupakan kemampuan berfikir yang setingkat lebih tinggi dari ingatan atau hafalan.

(29)

3) Penerapan (application) adalah kesanggupan seseorang untuk menerapkan atau menggunakan ide-ide umum, tata cara atau metode, prinsip-prinsip, rumus-rumus, teori dan sebagainya dalam situasi yang baru atau kongret. Penerapan ini merupakan proses berfikir setingkat lebih tinggi dari pemahaman.

4) Analisis (analisis) adalah kemampuan seseorang untuk merinci atau menguraikan suatu bahan atau keadaan yang lebih kecil dan mampu memahami hubungan diantara bagian atau factor-faktor yang satu dengan factor yang lainya.

5) Sintesis (synthesis) adalah kemampuan berfikir yang merpakan kebalikan dari analisis.

6) Penilaian/penghargaan/evaluasi (evaluation) adalah kemampuan seseorang untuk membuat pertimbangan terhadap suatu situasi, nilai atau ide. Penilaian ini merupakan proses berfikir dengan tingkat paling tinggi dalam ranah kognitif.

b. Ranah Afektif

Ranah afektif afalah ranah yang berkaitan dengan sikap dan nilai. Dalam ranah afektif ini terdiri dari lima jenjang sebagai berikut :

1) Menerima atau memperhatikan (receiving atau attending) adalah kepekaan seseorang dalam meneriman ransangan (stimulus) dari luar yang datang kepada dirinya dalam bentuk masalah, situasi, gejala dan lain-lain.

2) Menanggapi (responding) adalah kemampuan yang dimiliki oleh seseorang untuk mengikutsertakan dirinya secara aktif dalam fenomena tertentu dan membuat reaksi terhadapnya dengan salah satu cara.

3) Menilai atau menghargai (value) adalah memberikan nilai atau memberikan penghargaan terhadap suatu kegiatan atau objek.

(30)

4) Mengatur atau mengorganisasikan (organization) adalah mempertemukan perbedaan nilai sehingga, terbentuk nilai baru yang lebih universal, yang membawa kepada kebaikan umum.

5) Karakterisasi dengan suatu nilai atau komplek nilai (charakterization by avalue or value complek) adalah keterpaduan semua sistem nilai yang telah dimiliki seseorang yang mempengaruhi pola kepribadian dan tingkah lakunya.

c. Ranah Psikomotor

Ranah psikomotor adalah ranah yang berkaitan dengan keterampilan (skill) atau kemampuan bertindak setelah seorang menerima pengalaman belajar tertentu. Hasil psikomotor merupakan kelanjutan dari hasil belajar kognitif dan hasil belajar afektif. Ada enam tingkatan keterampilan, yakni sebagai berikut:

1) Gerakan refleks (keterampilan pada gerakan yang tidak sadar) 2) Keterampilan pada gerakan-gerakan dasar

3) Kemampuan perceptual, termasuk di dalamnya membedakan visual, membedakan auditif, motoris dan lain-lain

4) Kemampuan di bidang fisik, misalnya kekuatan, keharmonisan, dan ketepatan

5) Gerakan-gerakan Skill, mulai dari keterampilan sederhana sampai pada keterampilan yang kompleks

6) Kemampuan yang berkenaan dengan komunikasi non-decursive seperti gerakan ekspresif dan interpretatif. (Mulyadi, 2010:3-8).

E. Mata Pelajaran PAI

1. Pengertian Mata Pelajaran PAI

Pendidikan agama Islam secara umum adalah upaya sadar dan terencana dalam menyiapkan peserta didik untuk mengenal, memahami, menghayati hingga mengimani, bertaqwa dan berakhlak mulia dalam mengamalkan ajaran agama

(31)

Islam dari sumber utamanya kitab suci Al-qur’an dan hadist, melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, latihan, serta penggunaan pengalaman. (Abdurrahman, 2005: 3-7)

3. Tujuan Mata Pelajaran PAI

a. Mempersiapkan seseorang dari segi keagamaan yaitu mengajarkan syiar- syiar agama menurut al-qur’an dan sunnah

b. Pembentukan akhlaq yang mulia. Karena muslimin dari dahulu sampai sekarang setuju bahwa pendidikan akhlaq adalah inti pendidikan Islam untuk mencapai akhlaq yang sempurna adalah tujuan pendidikan yang sebenarnya.

c. Menyiapkan seseorang dari segi kemasyarakatan atau sosial.

d. Menyiapkan pelajar dari segi professional dan keterampilan.

e. Menanamkan iman yang kuat kepada Allah.(Nur,1197: 50-54) 3. Ruang Lingkup Mata Pelajaran PAI

Ruang lingkup mata pelajaran PAI meliputi Al-qur an hadits, Akidah, Akhlaq, Fikih dan Sejarah kebudayaan Islam ( Permendiknas no 22 tahun 2006).

4. Standar Kompetensi Lulusan dan Standar Isi Pembelajaran berdasarkan kurikulum tahun 2013.

a. Standar Kompetensi Lulusan (SKL) Mata Pelajaran PAI

1) Memahami ayat al-qur’an tentang berkompetisi dalam kebaikan dan etos kerja

2) Membiasakan Sikap toleran, rukun dan menghindarkan diri dari tindak kekerasan

3) Memahami makna iman kepada Kitab-kitab Allah SWT.

4) Memahami makna iman kepada Rasul-rasul Allah SWT

5) Memahami makna taat kepada aturan, kompetisi dalam kebaikan, dan bekerja keras.

6) Memahami bahaya perilaku tindak kekerasan dalam kehidupan.

(32)

7) Memahami Prinsip-prinsip dan praktik ekonomi dalam Islam b. Standar isi mata pelajaran PAI untuk kelas XI

Tabel 2.1: Standar Isi

KOMPETENSI KOMPETENSI DASAR

1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya

1.1 Menghayati nilai-nilai keimanan kepada kitab-kitab Allah SWT 1.2 Menghayati nilai-nilai keimanan

kepada rasul-rasul Allah Swt.

1.3 Berperilaku taat kepada aturan.Menerapkan ketentuan syariat Islam dalam penyelenggaraan jenazah.

1.4 Menerapkan ketentuan syariat Islam dalam khutbah, tabl³g dan dakwah di masyarakat

2. Mengembangkan perilaku (jujur,disiplin,tanggung jawab, peduli, santun, ramah lingkungan, gotong royong, kerjasama,cinta damai, responsive dan pro-aktif) dan menunjukkan sikapsebagai bagian darisolusi atas berbagai permasalahan bangsadalam berinteraksisecara efektif dengan lingkungan sosialdan alam serta dalammenempatkan

2.1 Menunjukkan perilaku jujur dalam kehidupan sehari-hari sebagai implementasidari pemahaman Q.S. at-Taubah/9:

119 dan hadis terkait.

2.1 Menunjukkan perilaku hormat danpatuh kepada orang tua dan guru sebagai implementasi dari pemahaman Q.S. al-Isrā’/17:

23-24 dan hadis terkait.

2.3 Menunjukkan perilaku kompetitif dalam kebaikan dan kerja keras

(33)

dirisebagai cerminanbangsa dalam pergaulan dunia

sebagai implementasi dari pemahaman Q.S. an-Nisā/4: 59;

Q.S. al-Māidah/5: 48; dan Q.S.at- Taubah/9: 105 serta hadis yang terkait.

2.4 Menunjukkan sikap toleran, rukun danmenghindarkan diri dari tindak kekerasansebagai implementasi dari pemahaman Q.S.Yūnus/10: 40-41 dan Q.S.

al-Māidah/5: 32,serta hadis terkait.

2.5 Menunjukkan sikap semangat menumbuh kembangkan ilmu pengetahuan dan kerjakeras sebagai implementasi dari masakejayaan Islam.

2.6 Menunjukkan perilaku kreatif, inovatif, danproduktif sebagai

implementasi dari

sejarahperadaban Islam di era modern.

3. Memahami,menerapkan, dan menganalisis pengetahuan faktual,konseptual,

prosedural,dan metakognitif dalamilmu

pengetahuan,teknologi, seni,

3.1 Menganalisis Q.S. an-Nisā'/4:

59; Q.S. al-Māidah/5: 48; dan Q.S. at-Taubah/9: 105, serta hadis tentang taat, kompetisi dalam kebaikan, dan etos kerja.

3.2 Menganalisis Q.S. Yūnus/10: 40-

(34)

budaya,dan humaniora denganwawasan

kemanusiaan,kebangsaan,kenegar aan, danperadaban

terkaitpenyebab fenomenadan kejadian,serta

menerapkanpengetahuan proseduralpada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah.

41 danQ.S. al-Māidah/5: 32, serta hadis tentang toleransi dan menghindarkan diri dari tindak kekerasan.

3.3 Memahami makna iman kepada kitab-kitab Allah Swt.

3.4 Memahami makna iman kepada rasul-rasulAllah Swt.

3.5 Memahami makna taat kepada aturan,kompetisi dalam kebaikan, dan bekerja keras.

3.6 Memahami makna toleransi dan kerukunan.

3.7 Memahami bahaya perilaku tindak kekerasan dalam kehidupan.

3.8 Menelaah prinsip-prinsip dan praktik ekonomi dalam Islam.

3.9 Memahami pelaksanaan tata cara penyelenggaraan jenazah.

3.10Memahami pelaksanaan khutbah, tabl³g dan dakwah.

3.11Menelaah perkembangan peradaban Islampada masa kejayaan.

3.12 Menelaah perkembangan Islam pada masa modern.

4. Mengolah, menalar, dan menyaji 4.1 Membaca Q.S. an-Nisā'/4: 59;

(35)

dalam ranah konkret dan ranahabstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya disekolah secara mandiri,bertindak secara efektif dan kreatif, sertamampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan.

Q.S. al-Māidah/5: 48; Q.S. at- Taubah/9: 105 sesuaidengan kaidah tajwid dan makhrajul huruf.

4.2 Mendemonstrasikan hafalan Q.S.

an-Nisā'/4: 59; Q.S. al- Māidah/5: 48; Q.S. at- Taubah/9:105 dengan lancar.

4.3 Membaca Q.S. Yūnus/10: 40-41 dan Q.S.al-Māidah/5:32 sesuai dengan kaidahtajwid dan makhrajul huruf.

4.4 Mendemonstrasikan hafalan Q.S.

Yunus/10:40-41 dan Q.S. al- Māidah/5: 32 dengan lancar.

2.5 Berperilaku yang mencerminkan kesadaran

2.6 beriman kepada kitab-kitab suci Allah Swt.

F. Materi

Dalam penelitian ini penulis akan mengambil materi Makna Iman kepada Rasul-Rasul Allah dengan KI dan KD sebagai berikut:

SK : Meningkatkan keimanan pada rasul-rasul Allah.

KD : 3.4 Memahami makna iman kepada rasul-rasulAllah Swt.

(36)

G. Penelitian yang Relevan

1. Jurnal yang ditulis oleh Mahmud HR, dengan judul Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe think pair share pada materi penjummlahan pecahan di kelas V SD Negeri Banda Aceh. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hasil belajar siswa melalui penerapan model pembelajaran kooperatif tipe hink pair share pada materi penjummlahan pecahan di kelas V SD Negeri Banda Aceh. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa t hitung 0,95=

1,70 sehingga t tabel 1,70 karena 2,72 > 1,70 maka t hitung besar dari t tabel sehingga ho ditolak dan h1 diterima. Jurnal yang ditulis oleh Mahmud HR membahas tentang penerapan model pembelajaran kooperatif tipe think pair share pada materi penjummlahan pecahan di kelas V SD Negeri Banda Aceh sedangkan penulis membahas penerapan model pembelajaran kooperatif tipe think pair share dan everyone is a teacher here pada mata pelajaran PAI dan Budi Pekerti di kelas XI SMAN 1 Pariangan Tanah Datar. Persamaanya sama- sama meneliti tentang model pembelajaran kooperatif tipe think pair share.

2. Jurnal yang ditulis oleh Elsy Dian, Sunarmi dan Suhardi jurusan Biologi dengan judul penerapan model pembelajaran kooperatif tipe think pair share dipadu problem based learning untuk meningkatkan partisipasi dan konsep belajar siswa pada materi rangka. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui aktivitas belajar siswa dan ketuntasan hasil belajar siswa melalui penerapan model pembelajaran kooperatif tipe think pair share dipadu problem based learning pada materi rangka. Hasil penelitian ini menunjukan aktivitas belajar siswa meningkat dan mencapai ketuntasan belajar melalui penerapan model pembelajaran kooperatif tipe think pair share dan problem based learning pada materi rangka. Penelitian yang dibahas oleh Elsy Dian, Sunarmi dan Suhardi membahas penerapan model pembelajaran kooperatif tipe think pair share dipadu problem based learning pada materi rangka. Sedangkan penulis sedangkan penulis membahas penerapan model pembelajaran kooperatif tipe

(37)

think pair share dan everyone is a teacher here pada mata pelajaran PAI dan Budi Pekerti di kelas XI SMAN 1 Pariangan Tanah Datar. Persamaanya sama- sama meneliti tentang model pembelajaran kooperatif tipe think pair share.

3. Jurnal yang ditulis oleh Putri Zuliani dengan judul penerapan metode pembelajaran everyone is a teacher here untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar kimia kelas XI di SMAN 1 Negeri V Banda Aceh. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka dari penelitian penilitian ini dapat disimpulkan bahwa hasil belajar mengalami peningkatan setelah diterapkan etode pembelajaran everyone is a teacher here rata-rata yang diperoleh yaitu 92% (Putri Xuliani:65). Penelitian yang dibahas oleh Putri Zukiani berbeda dengan penelitian penulis. Putri Zuliani meneliti tentang penerapan metode pembelajaran everyone is a teacher here untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar kimia kelas XI di SMAN 1 Negeri V Banda Aceh sedangkan penulis meneliti tentang penulis membahas penerapan model pembelajaran kooperatif tipe think pair share dan everyone is a teacher here pada mata pelajaran PAI dan Budi Pekerti di kelas XI SMAN 1 Pariangan Tanah Datar.

Persamaanya sama-sama meneliti tentang model pembelajaran kooperatif tipe everyone is a teacher here.

4. Skripsi yang ditulis oleh Nasrul dengan Judul Penerapan Pembelajaran Kooperatif tipe Talking Stick dan Think Pair Share berbantuan media video pada pembelajaran Pendidikan Agama Islam kelas VIII SMPN 1 Rambatan (Nasrul,2018: 312) . Hasil penelitian menunjukkan bahwa pembelajaran dengan penggunaan metode pada pada siswa kelas VII SMP Negeri 1 Rambatan dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Hasil penelitian menunjukan rata-rata hasil belajar siswa kelas experiment 80,51 dengan persentase ketuntasan 82,8 % dan rata-rata hasil belajar kelas kontrol adalah 62,73% dengan persentase 20% . Peneletian yang diteliti oleh Nasrul berbeda dengan penelitian ini, karena Nasrul membahas tentang Penerapan Penerapan

(38)

Kooperatif tipe Talking Stick dan Think Pair Share berbantuan media video pada pembelajaran Pendidikan Agama Islam kelas VIII SMPN 1 Rambatan sedangkan penulis membahas Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif tipe Think Pair Share dan Everyone is a Teacher Here pada Mata Pelajaran PAI di kelas XI SMAN 1 Pariangan Kabupaten Tanah Datar. Persamaanya adalah sama-sama membahas tentang Penerapan Metode Think Pair Share

5. Skripsi yang ditulis oleh Delfia Susanti demean judul Penerapan Kombimasi Think Pair Share dan Bilboard Rangking pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI) kelas VII SMPN 2 Kubung Solok. Hasil penelitian menunjukan bahwa rata-rata kelas experiment adalah 85,35 sedangkan pada kelas kontrol 78,96 dengan selisih 6,38 begitupun dengan melihat persentase ketuntasan diperoleh kelas experiment 82,61 % sedangkan kelas kontrol 66,67% dengan selisih 15,94%. Penelitian yang ditulis oleh Delfia Susanti berbeda dengan penelitian penulis, Delfia Susanti menulis penelitian demean judul Penerapan Kombimasi Think Pair Share dan Bilboard Rangking pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI) kelas VII SMPN 2 Kubung Solok sedangkan penelitian penulis adalah Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif tipe Think Pair Share dan Everyone is a Teacher Here pada Mata Pelajaran PAI di kelas XI SMAN 1 Pariangan Kabupaten Tanah Datar.

Persamaanya adalah sama-sama membahas tentang Penerapan Metode Think Pair Share

6. Skripsi yang ditulis oleh Febrineng dengan judul Penerapan Metode Pembelajaran Kooperatif Think Pair Share dalam meningkatkan hasil belajar Sejarah Kebudayaan Islam kelas VII MTSN Lawang Mandailing. Hasil penelitian menunjukan bahwa rata-rata hasil belajar SKI experiment 79,40%

dan kelas kontrol 70,68%. Penelitian yang ditulis oleh Febrineng berbeda dengan penelitian penulis, Febrineng menulis Penerapan Metode Pembelajaran Kooperatif Think Pair Share dalam meningkatkan hasil belajar

(39)

Sejarah Kebudayaan Islam kelas VII MTSN Lawang Mandailing sedangkan penelitian penulis adalah Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif tipe Think Pair Share dan Everyone is a Teacher Here pada Mata Pelajaran PAI di kelas XI SMAN 1 Pariangan Kabupaten Tanah Datar. Persamaanya adalah sama-sama membahas tentang Penerapan Metode Think Pair Share.

H. Karangka Berfikir

Dalam pembelajaran Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti banyak sekali faktor yang mempengaruhi hasil belajar dari peserta didik ini dikarenakan tujuan pembelajaran yang tidak tercapai, proses pembelajaran yang bersifat monoton, metode pembelajaran yang masih kurang bervariasi untuk mengatasi masalah tersebut guru dituntut dapat menciptakan kondisi belajar yang memungkinkan siswa terlibat secara aktif, dan berpartisipasi dalam belajar sehingga dapat meningkatkan kemampuan belajar secara optimal mungkin, dengan demikian siswa dapat menahami materi yang disampaikan dengan baik.

Ada beberapa metode yang mampu memotivasi siswa untuk ikut aktif dalam proses pembelajaran sehingga pembelajaran lebih bermakna, siswa cepat memahami karena mereka menyadari bahwa dalam belajar Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti tidak hanya bertemu dengan teori yang membosankan, tetapi mata pelajaran Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti adalah pelajaran yang menyenangkan dan sangat erat hubungannya dengan kehidupan sehari-hari mereka. Salah satu usaha yang dapat dilakukan adalah dengan menggunakan atau menerapkan Model Pembelajaran Kooperatif tipe Think Pair Share dan Everyone is a Teacher Here.

(40)

Diharapkan melalui penerapan metode ini peserta didik lebih aktif dalam kegiatan pembelajaran dengan lebih banyak mengikut sertakan peserta didik dalam pembelajaran mendapatkan suatu pemahaman yang lebih baik sehingga hasil belajar bisa meningkat dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe think pair share dan everyone is a teacher here.

Tabel 2.2: Skema Kerangka Konseptual Penelitian Permasalahan yang terjadi:

1. Tidak tercapainya tujuan pembelajaran

2. Guru belum optimal menerapkan berbagai strategi dan metode yang dapat menjadikan siswa aktif dalam pembelajaran

3. Rendahnya hasil belajar siswa pada mata pelajaran PAI

Pembelajaran dengan menggunakan Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif tipe Think Pair Share

dan Everyone is a Teacher Here

Pembelajaran dengan menggunakan Metode

Diskusi

Hasil belajar Hasil belajar

Perbandingan hasil belajar siswa

Peserta Didik

(41)

I. Hipotesis

Hipotesis merupakan jawaban atau dugaan sementara yang harus diuji lagi kebenarannya melalui penelitian ilmiah. Adapun rumusan hipotesis dalam penelitian ini adalah :

1. Hipotesis altenatif (Ha)

Hipotesis alternatif adalah hasil belajar siswa dengan penerapan Model Pembelajaran Koooperatif Tipe Think Pair Share dan Everyone is a Teacher Here dengan materi Makna Beriman kepada rasul Allah lebih baik dari pada Metode Diskusi pada mata pelajaran PAI Kelas XI di SMAN 1 Pariangan Kabupaten Tanah Datar.

2. Hipotesis nihil (Ho)

Hipotesis nihil adalah hasil belajar siswa dengan penerapan Model Pembelajaran Koooperatif Tipe Think Pair Share dan Everyone is a Teacher Here dengan materi Makna Beriman kepada Rasul-Rasul Allah tidak lebih baik dari pada Metode Diskusi pada mata pelajaran PAI Kelas XI di SMAN 1 Pariangan Kabupaten Tanah Datar.

(42)

32 BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Adapun jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian lapangan (field research), yaitu penelitian yang dilakukan dengan melihat gejala-gejala yang terjadi di lapangan. Metode penelitian yang dilakukan dalam penelitian ini adalah metode experimen semu (quasi experiment). Experimen semu merupakan jenis penelitian untuk memperoleh informasi yang diperoleh dengan experimen dalam keadaan yang tidak memungkinkan untuk mengontrol semua variabel-variabel luar yang mempengaruhi pelaksanaan experiment( Sugiyono,2007:114).

B. Rancangan Penelitian

Desain penelitian yang digunakan adalah Randomzed Control Group Posttes Only, pada penelitian ini perlakuan diberikan pada kelas eksperimen adalah model pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share dan Everyone is a Teacher Here sedangkan pada kelas Kontrol adalah metode pembelajaran diskusi.

(Punaji, 2010: 187). Desain penelitian yang peneliti gunakan sebagai berikut:

Tabel 3.1: Rancangan Penelitian

No Kelas Perlakuan Posttest

1 Eksperimen x1, 0

2 Kontrol x2 0

Keterangan :

,

x1= Pembelajaran dengan menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif tipe Think Pair Share dan Everyone is A Teacher Here.

x2= Pembelajaran dengan menggunakan metode diskusi.

O = Tes Akhir.(Abdul, 2014: 150)

(43)

C. Tempat dan Waktu Penelitian

Dalam penelitian ini peneliti mengambil lokasi di kelas XI SMAN 1 Pariangan yang dilaksanakan pada bulan November 2018.

D. Populasi dan Sampel 1. Populasi

Sugiyono memberikan pengertian populasi adalah wilayah yang terdiri dari objek atau subjek yang menjadi kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.

Sedangkan Punaji mengatakan populasi adalah kelompok yang lebih besar jumlahnya dan biasa dipakai untuk mengeneralisi hasil penelitian. Dari pendapat diatas dapat ditarik kesimpulan, populasi merupakan objek atau subjek yang berada pada suatu wilayah dan memenuhi syarat-syarat tertentu berkaitan dengan masalah penelitian.

Adapun yang menjadi populasi dari penelitian yang Penulis lakukan ini adalah seluruh siswa kelas XI IPS SMAN 1 Pariangan yang terdiri dari 4 kelas yaitu kelas XI IPS 1, XI IPS 2, XI IPS 3 dan XI IPS 4. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat melalui table berikut:

Tabel 3.2: Jumlah Siswa Kelas XI SMAN 1 Pariangan Tahun Ajaran 2017/2018

NO Kelas Jumlah

1 XI IPS 1 29

2 XI IPS 2 29

3 XI IPS 3 29

4 XI IPS 4 29

Jumlah 116

(Sumber: Guru PAI dan budi pekerti SMAN 1 Pariangan)

(44)

2. Sampel

Sampel adalah bagian dari populasi (Deni,2013:138). Dalam penelitian ini untuk mengambil sampel penelitian dilakukan secara acak (Simple Randomzed sampling), teknik ini dipakai apabila keadaan populasi tersebar pada beberapa wilayah (cluster) yang masing-masing mempunyai ciri yang sama (mirip) maka salah satu atau beberapa wilayah dapat diambil secara acak sebagai sampel. (Abdul,2013:70). Mengingat populasi yang diteliti berjumlah 4 kelas maka hanya dibutuhkan 2 kelas sampel yaitu kelas eksperimen.

Adapun prosedur pengambilan sampelnya adalah dengan cara mengundi setiap lokal dengan membuat nomor undian, selanjutnya lokal yang namanya tercabut akan dijadikan kelas sampel penelitian. Oleh sebab itu, agar sampel yang diambil representative artinya benar-benar mencerminkan populasi maka pengambilan sampel dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut a. Mengumpulkan nilai ulangan harian siswa kelas XI IPS SMAN 1

Pariangan mata pelajaran PAI dan budi pekerti.

b. Melakukan uji normalitas dengan uji liliefors. Melakukan uji normalitas populasi terhadap nilai ulangan harian. Uji ini bertujuan untuk mengetahui populasi tersebut berdistribusi normal atau tidak.

Hipotesis yang diajukan adalah : Ho = populasi berdistribusi normal H1 = populasi tidak berdistribusi normal

Adapun langkah-langkah dalam menentukan uji normalitas yaitu : 1) Menyusun skor hasil belajar siswa dalam suatu tabel skor, disusun

dari nilai yang terkecil sampai nilai yang terbesar.

2) Mencari skor baku dari skor nilai ulangan harian dengan menggunakan rumus sebagai berikut :

( ̅)

(45)

Keterangan : S = simpangan baku ̅ = skor rata-rata

= skor dari tiap siswa

3) Dengan menggunakan daftar dari distribusi normal baku dihitung peluang F(Zi) = P ( Z ≤ Zi ).

4) Menghitung jumlah proporsi skor baku yang lebih kecil atau sama Zi yang dinyatakan dengan S(Zi) dengan menggunakan rumus : S(Zi) =

5) Menghitung selisih antara F( ) dengan S( ) kemudian tentukan harga mutlaknya.

6) Ambil harga yang terbesar dan harga mutlak selisih diberi simbol L0, L0 = maks F( ) - S( ).

7) Kemudian, bandingkan L0 dengan nilai kristis L yang diperoleh dari daftar nilai kritis untuk uji liliefors pada taraf α yang dipilih yang ada pada tabel taraf nyata yang dipilih.

Kriteria pengujiannya :

a) Jika berarti populasi berdistribusi normal.

b) Jika berarti populasi tidak berdistribusi normal.

(Sudjana, 2005: 466-467)

Setelah dilakukan uji normalitas populasi, diperoleh hasil bahwa seluruh populasi berdistribusi normal dengan taraf nyata α = 0,05. Hasil uji normalitas kelas populasi dapat dilihat pada tabel 3.3.

Tabel 3.3: Hasil Uji Normalitas Populasi Kelas XI SMAN 1 Pariangan No. Kelas L0 Ltabel Hasil Keterangan

1. XI IPS 1 0.153 0.161 L0< Ltabel Berdistribusi normal 2. XI IPS 2 0.123 0.161 L0< Ltabel Berdistribusi

(46)

normal 3. XI IPS 3 0.150 0.161 L0< Ltabel Berdistribusi

normal 4 XI IPS 4 0.091 0.161 L0< Ltabel

Berdistribusi normal Untuk lebih jelasnya hasil uji normalitas ini dapat dilihat pada lampiran II halaman 77.

8) Melakukan uji homogenitas variansi dengan uji barltlet. Uji ini bertujuan untuk melihat populasi mempunyai variansi yang homogen atau tidak. Uji bartlet dilakukan karena variansi populasinya lebih dari dua, dengan hipotesis :

Dengan pengujiannya sebagai berikut : a) Tuliskan hipotesis statistik yang diajukan.

b) Hitung k buah ragam contoh s1, s2, … , sk dari contoh-contoh berukuran n1, n2, ...nk dengan

k

i

ni

N

1

c) Gabungkan semua ragam contoh sehingga, menghasilkan dugaan gabungan:

i k

i i

p N k

n

 

1 2

1

d) Dari dugaan gabungan tentukan nilai peubah acak yang mempunyai sebaran bartlett:

 

2

1 2 1

2 1 2 2 1

1) .( ) . .( )

( 1 2

p

k n N k n

n k

b

k

k

n n n

b

b   ;

1

,

2

,  ,

Gambar

Tabel  1:  Persentase  Ketuntasan  Ulangan  Harian  Kelas  XI  Mata  Pelajaran  Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti di SMA Pariangan
Tabel 2.1: Standar Isi
Tabel 2.2: Skema Kerangka Konseptual Penelitian  Permasalahan yang terjadi:
Tabel 3.1: Rancangan Penelitian
+7

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian lain terkait dengan penelitian ini adalah penelitian yang dilakukan oleh Erna Tri Wulandari, Elya B., Hanani E., Pawitan J.A., 2013 yang menguji

Latar belakang: Stroke didefinisikan sebagai suatu gangguan fungsional otak yang terjadi secara mendadak dengan tanda dan gejala klinik baik fokal maupun global

Secara rinci, urutan pelaksanaan tindakan pada pertemuan II dapat dijelaskan sebagai: (a) guru mengucapkan salam untuk membuka pelajaran dan memindah tempat duduk beberapa

Dari uraian diatas, tingkat efisiensi perbankan merupakan suatu hal penting dan harus dijaga setiap bank agar dapat beroperasi dengan lebih kompetitif, maka tujuan dalam

Dalam suatu norma etika dikatakan apabila seseorang dalam berbicara denqan orang lain yang lebih tua, lebih tinggi pangkat dan derajatnya maka haruslah dapat

Penelitian ini bertujuan mengetahui perbedaan pengaruh pemberian madu dengan berbagai konsentrasi terhadap gambaran histopatologi lambung tikus putih jantan galur wistar yang

Dengan menggunakan model yang hanya memperhitungkan interaksi double exchange dalam studi ini dapat dihasilkan data yang bisa digunakan untuk menjelaskan sifat

lebih semangat dan giat dalam melaksanakan pembelajaran. 75) motivasi dapat dikatakan sebagai keseluruhan daya penggerak.. dalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan