• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH PENERAPAN PEMBELAJARAN METODE BRAIN GYM TERHADAP PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGGAMBAR ANAK USIA TAMAN KANAK-KANAK.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH PENERAPAN PEMBELAJARAN METODE BRAIN GYM TERHADAP PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGGAMBAR ANAK USIA TAMAN KANAK-KANAK."

Copied!
47
0
0

Teks penuh

(1)

Siti Nurholilah, 2013

Pengaruh Penerapan Senam Otak (Brain Gym) Terhadap Peningkatan Kemampuan Menggambar Anak Usia Taman Kanak-Kanak

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

PENGARUH PENERAPAN SENAM OTAK (BRAIN GYM) TERHADAP PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGGAMBAR

ANAK USIA TAMAN KANAK-KANAK

(Penelitian Kuasi Eksperimen Terhadap Anak Kelompok B di RA AL-HIDAYAH Cicalengka Bandung)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan GuruPendidikan Anak Usia Dini

Oleh

Siti Nurholilah

0804753

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU PENDIDIKAN ANAK USIA DINI JURUSAN PEDAGOGIK

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

(2)

Siti Nurholilah, 2013

Pengaruh Penerapan Senam Otak (Brain Gym) Terhadap Peningkatan Kemampuan Menggambar Anak Usia Taman Kanak-Kanak

(3)

Siti Nurholilah, 2013

Pengaruh Penerapan Senam Otak (Brain Gym) Terhadap Peningkatan Kemampuan Menggambar Anak Usia Taman Kanak-Kanak

(4)

Siti Nurholilah, 2013

Pengaruh Penerapan Senam Otak (Brain Gym) Terhadap Peningkatan Kemampuan Menggambar Anak Usia Taman Kanak-Kanak

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

PENGARUH PENERAPAN SENAM OTAK (BRAIN GYM) TERHADAP PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGGAMBAR

ANAK USIA TAMAN KANAK-KANAK

(Penelitian Kuasi Eksperimen Terhadap Anak Kelompok B di RA AL-HIDAYAH Cicalengka Bandung)

Oleh Siti Nurholilah

0804753

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Program Studi Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini Fakultas

Ilmu Pendidikan

© Siti Nurholilah 2013 Universitas Pendidikan Indonesia

Agustus 2013

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

(5)

Siti Nurholilah, 2013

Pengaruh Penerapan Senam Otak (Brain Gym) Terhadap Peningkatan Kemampuan Menggambar Anak Usia Taman Kanak-Kanak

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

ABSTRAK

PENGARUH PENERAPAN PEMBELAJARAN METODE BRAIN GYM TERHADAP PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGGAMBAR ANAK

USIA TAMAN KANAK-KANAK

Siti Nurholilah 0804753

Menggambar sebagai salahsatu cabang seni rupa tak bisa dilepaskan dari dunia anak-anak. Di Taman Kanak-Kanak, aktivitas menggambar dapat dilakukan secara spontan, sebagai sarana pengekspresian ide, gagasan dan pengalaman-pengalaman yang telah dialami, aktivitas menggambar memiliki peranan yang sangat penting, Namun anak terkadang menghadapi masalah ketika menggambar. Hal ini salahsatunya disebabkan karena kontrol gerakan motorik halusnya yang belum matang sehingga menghasilkan gambar yang masih berantakan tidak melukiskan ketulusan dan kesungguhan mereka dalam karyanya. Hal tersebut dialami oleh anak-anak Raudhatul Athfal Al-Hidayah yang cenderung kurang memperhatikan pengembangan motorik halus anak sehingga kurang optimal dalam meningkatkan perkembangan motorik halus anak yang sangat berpengaruh terhadap minat menggambar anak. Salah satu metode yang dapat digunakan untuk meningkatkan kemampuan menggambar anak yaitu melalui pembelajaran metode Brain Gym. Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian kuasi eksperimen, yang dilakukan di Raudhatul Athfal Al-Hidayah Cicalengka kelas B, dimana kelas B1 sebagai kelas eksperimen dan kelas B2 sebagai kelas kontrol. Tujuan dari penelitian ini untuk melihat pengaruh pembelajaran metode Brain Gym dalam meningkatkan kemampuan menggambar anak usia taman kanak-kanak.Berdasarkan hasil analisis data, di dapat hasil uji t independen data pre test kelompok eksperimen dan kelompok kontrol adalah tidak signifikan secara keseluruhan karena memiliki nilai p>0,05. Hal ini berarti bahwa pada saat pre test (sebelum perlakuan) kemampuan menggambar anak keseluruhan tidak ada perbedaan antara kelompok eksperimen dan kontrol, sedangkan hasil uji t independen data post test kelompok eksperimen dan kontrol secara keseluruhan adalah signifikan karena memiliki nilai p<0,05. Hal ini berarti bahwa penggunaan metode brain gym berpengaruh terhadap peningkatan kemampuan menggambar anak.Guru dapat menggunakan metode pembelajaran yang mudah, dengan media yang murah, namun tetap menyenangkan dalam meningkatkan kemampuan menggambar anak usia taman kanak-kanak. Brain gym merupakan salah satu alternatif yang dapat digunakan, karena terbukti berpengaruh dalam meningkatkan kemampuan menggambar anak.

(6)

Siti Nurholilah, 2013

Pengaruh Penerapan Senam Otak (Brain Gym) Terhadap Peningkatan Kemampuan Menggambar Anak Usia Taman Kanak-Kanak

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu ABSTRAK

Influence The Application of Brain Gym Exercise to Increase the ability to Draw Children Ages Kindergarden

Siti Nurholilah 0804753

Drawing as a branch of art can not be separated from the world of children. In kindergarden, the activity of drawing can be done spontaneously, as means of expressing ideas, concept and experiences that have been experienced drawing activity has a very important role, but the children sometimes face problems when drawing. This is partly due to control fine motor movements are not yet mature, thus produces an image that is still a mess, do not describe their sincerity and seriousness in his work. It is experienced by children Raudhatul Athfal Al-Hidayah which tend to be less fine motor development of children, until less than optimal in improving fine motor development of children who are influential in their drawing interest. One method that can be used to improve the ability of children drawing is through brain gym. The research method used was a quasi-experimental research method which are done at Raudhatul Athfal Al-Hidayah cicalengka class B. Class B as the experimental class and class B2 as the control class. The purpose of this study to see the impact of Brain Gym to improve the ability of children drawing. Based on the results of the data analyst, can result in independent test data is pre-test the experimental group and the control group, was not significant overall because it has a value of p>0.5. This means that at the time of pre-test the ability of the child to draw a whole there is no ddifference between the experimental and control group as a whole is significant because it has a value

of p>0.5. This means that the use of brain gym affect the child’s increasing ability

(7)

iv

Siti Nurholilah, 2013

Pengaruh Penerapan Senam Otak (Brain Gym) Terhadap Peningkatan Kemampuan Menggambar Anak Usia Taman Kanak-Kanak

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

DAFTAR ISI

Isi Hal

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... ii

UCAPAN TERIMA KASIH ... iii

DAFTAR ISI ... iv

DAFTAR TABEL ... v

DAFTAR GRAFIK ... vii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. LatarBelakang ... 1

B. RumusanMasalah ... 4

C. TujuanPenelitian ... 4

D. Metode Penelitian ... 5

E. Manfaat Penelitian ... 5

F. Struktur Organisasi Skripsi ... 6

BAB II KAJIAN TEORITIS KEMAMPUAN MEWNGGAMBAR DAN METODE BRAIN GYM ... 8

A. Hakekat Menggambar ... 8

1. Pengertian Gambar ... 8

2. Pengertian Menggambar ... 9

3. Jenis-jenis Menggambar... 9

4. Tahapan Menggambar ... 12

5. Metode Meningkatkan Keterampilan Menggambar Anak Usia Dini ... 19

B. Landasan Konseptual Brain Gym ... 21

1. Teori Neuro Brain...21

2. Teori Neuron Science ... 23

3. Teori Educational Kineshiology (Edu-K) ... 24

C. Metode Brain Gym Untuk Meningkatkan Keterampilan Menggambar Pada Anak ... 25

1. Pengertian Brain Gym ... 25

2. Kegunaan Brain Gym ... 26

3. Manfaat Brain Gym ... 27

4. Jenis-jenis Gerakan Brain Gym ... 28

D. Pengaruh Brain Gym terhadap Kemampuan Belajar Anak...34

BAB III METODE PENELITIAN... 36

A. Lokasi dan Sampel Penelitian ... 36

(8)

iv

Siti Nurholilah, 2013

Pengaruh Penerapan Senam Otak (Brain Gym) Terhadap Peningkatan Kemampuan Menggambar Anak Usia Taman Kanak-Kanak

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

C. Metode Penelitian ... 38

D. Definisi Operasional Variabel ... 39

E. Instrumen Penelitian ... 40

F. Teknik Penelitian ... 44

G. Teknik Pengolahan Data ... 45

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 58

A. HasilPenelitian ... 58

B. Pembahasan ... 74

BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI ... 83

A. Simpulan ... 83

B. Rekomendasi ... 8

DAFTAR PUTAKA ... 8 LAMPIRAN

(9)

iv

Siti Nurholilah, 2013

Pengaruh Penerapan Senam Otak (Brain Gym) Terhadap Peningkatan Kemampuan Menggambar Anak Usia Taman Kanak-Kanak

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

DAFTAR GRAFIK

Grafik Hal

Grafik 4.1 ProfilKemampuan Menggambar Anak RA Al-Hidayah KelompokEksperimenSebelumPenerapanMetode

Brain Gym (Pre test) ... 60 Grafik 4.2 ProfilAspekKemampuan MenggambarAnak RA Al-Hidayah

KelompokEksperimenSebelumPenerapanMetode

Brain Gym (Pre test) ... 61 Grafik 4.3 ProfilKemampuan Menggambar Anak RA Al-Hidayah

KelompokEksperimenSesudahPenerapanMetode

Brain Gym (Post test) ... 63 Grafik 4.4 ProfilIndikator Kemampuan MenggambarAnak RA Al-Hidayah

KelompokEksperimenSesudahPenerapanMetode

Brain Gym (Post test) ... 64 Grafik 4.5ProfilKemampuan Menggambar Anak RA Al-Hidayah

KelompokKontrolpadaSaatPre test ... 65 Grafik 4.6ProfilIndikatorKemampuan Menggambaranak RA

Al-HidayahKelompokKontrolpadaSaatPre test ... 66 Grafik 4.7ProfilKemampuan Menggambaranak RA

Al-HidayahKelompokKontrolpadaSaatPost test ... 68 Grafik 4.8 ProfilIndikator Kemampuan Menggambaranak RA

Al-HidayahKelompokKontrolpadaSaatPost test ... 69 Grafik 4.9 Rata-Rata SkorPre TestKemampuan

MenggambarAnakAntaraKelompokEksperimendanKelompokKontro l ... 71 Grafik 4.10Rata-Rata SkorPre TestIndikatorKemampuan

MenggambarAnakAntaraKelompokEksperimendanKelompokKontro l ... 72 Grafik4.11Rata-Rata SkorPost TestKemampuan

MenggambarAnakAntaraKelompokEksperimendanKelompokKontro l... ... 73 Grafik 4.12 Rata-Rata Skor Post TestIndikator Kemampuan Menggambar

(10)

iv

Siti Nurholilah, 2013

Pengaruh Penerapan Senam Otak (Brain Gym) Terhadap Peningkatan Kemampuan Menggambar Anak Usia Taman Kanak-Kanak

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

DAFTAR TABEL

Tabel Hal

Tabel3.1 DesainPenelitian... 38

Tabel3.2 Data AnakPadaKelompokEksperimendanKelompokKontrol... 37

Tabel3.3 Kisi-kisiInsrtumen ... 41

Tabel3.4 InstrumenKemampuan Menggambar AnakUsia TK ... 42

Tabel3.5 Instrumen Guru dalamKegiatanMetodeBrain Gym ... 43

Tabel3.6 KriteriaPenilaianKemampuan Menggambar Anak ... 45

Tabel 3.7 HasilPerhitunganPengujianValidasi Item ... 47

Tabel 3.8 PedomanuntukMemberikanInterpretasiKoefisienKorelasi ... 49

Tabel 3.9 KategorisasiProfilKemampuan Menggambar Anak TK ... 51

Tabel 4.1 ProfilKemampuan Menggambar Anak RA Al-Hidayah KelompokEksperimenSebelumPenerapanMetodeBrain Gympada Kelompok Eksperimen ... 59

Tabel 4.2 ProfilIndikator Kemampuan MenggambarAnak RA Al-Hidayah KelompokEksperimenSebelumPenerapanMetode Brain Gym ... 61

Tabel 4.3 ProfilKemampuan Menggambar anak RA Al-Hidayah KelompokEksperimenSesudah Penerapan Metode Brain Gym (Post test) ... 62

Tabel 4.4 ProfilAspekKemampuan MenggambarAnak RA Al-Hidayah KelompokEksperimenSesudahPenerapanMetode Brain Gym (Post test) ... 63

Tabel 4.5ProfilKemampuan Menggambar anak RA Al-HidayahKelompokKontrolpadaSaatPre test ... 65

Tabel 4.6ProfilIndikatorKemampuan Menggambar Anak RA Al-Hidayah KelompokKontrolpadaSaatPre test ... 66

Tabel 4.7ProfilKemampuanMenggambar anak RA Al-HidayahKelompokKontrolpadaSaatPost test ... 67

(11)

iv

Siti Nurholilah, 2013

Pengaruh Penerapan Senam Otak (Brain Gym) Terhadap Peningkatan Kemampuan Menggambar Anak Usia Taman Kanak-Kanak

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu Tabel 4.9 UjiNormalitas Data Pre-Post testpadaKelompokEksperimen

danKontrol ... 70 Tabel4.10UjiHomogenitas Varian Data KelompokEksperimendan

Kontrol ... 70 Tabel4.11HasilUji t Independen Data Pre testKelompokEksperimendan

Kontrol ... 71 Tabel4.12HasilUji t Independen Data Post testKelompokEksperimendan

(12)

Siti Nurholilah, 2013

Pengaruh Penerapan Senam Otak (Brain Gym) Terhadap Peningkatan Kemampuan Menggambar Anak Usia Taman Kanak-Kanak

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Anak usia Taman Kanak-kanak merupakan individu yang sedang mengalami proses pertumbuhan dan perkembangan yang sangat pesat, bahkan dikatakan sebagai lompatan perkembangan. Karena itulah masa anak usia prasekolah dikatakan sebagai masa keemasan (the golden age), yaitu masa yang amat penting bagi salah seorang anak dan merupakan fase kehidupan yang sangat unik. Masa perkembangan anak ini selalu mendapat perhatian yang cukup besar dari para pakar pendidikan dan psikolog, yang menyatakan bahwa pendidikan untuk anak usia dini ini harus disesuaikan dengan pertumbuhan dan perkembangan anak karena banyak sekali terjadi kesalah pahaman orang yang menganggap anak sebagai miniatur orang dewasa yang bisa dijadikan apa saja sesuai dengan keinginannya.

Lembaga-lembaga PAUD sekarang marak di selenggarakan di perkotaan maupun pedesaan sehingga pertumbuhan dan perkembangan pendidikan anak usia dini (PAUD) saat ini semakin berkembang ke arah yang lebih baik. Hal tersebut menunjukkan bahwa kesadaran masyarakat terhadap pentingnya pendidikan anak usia dinipun semakin meningkat, sehingga mereka berupaya untuk memberikan pendidikan yang terbaik kepada anak-anaknya.

(13)

2

Siti Nurholilah, 2013

Pengaruh Penerapan Senam Otak (Brain Gym) Terhadap Peningkatan Kemampuan Menggambar Anak Usia Taman Kanak-Kanak

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

Upaya untuk mencapai tujuan pendidikan Taman Kanak-Kanak utamanya dilakukan melalui isi dan proses pembelajaran. Seni sebagai salah satu isi pembelajaran di Taman Kanak-Kanak sudah sepatutnya mendapatkan porsi yang berimbang baik dalam program pembelajaran maupun perencanaan. Di Taman Kanak-kanak pembelajaran seni umumnya meliputi seni rupa, seni musik dan tari.

Menggambar sebagai salah satu cabang seni rupa tak bisa dilepaskan dari dunia anak-anak. Di Taman Kanak-Kanak, menggambar dijadikan salah satu kegiatan pembelajaran, hal ini dapat di lihat dalam kegiatan sehari-hari atau kegiatan terencana. Dalam kegiatan sehari-hari, aktivitas menggambar dapat dilakukan secara spontan (berdasarkan keinginan anak), sesuai dengan rencana pembelajaran atau sebagai media evaluasi bagi anak dimana anak menggambarkan pengalaman/pengetahuan mereka mengenai hal yang telah mereka pelajari pada hari tersebut.

Sebagai sarana pengekspresian ide, gagasan dan pengalaman-pengalaman yang telah dialami, aktivitas menggambar memiliki peranan yang sangat penting mengingat perbendaharaan kosa kata anak yang masih terbatas. Hal tersebut

didukung oleh Berger dalam Suwarni (2005) yang mengemukakan bahwa “seeing

comes before words. The child looks and recognize before it can speak”. Anak -anak mengungkapkan ide-ide yang dilihatnya kemudian mengungkapkan dalam goresan-goresan sebelum mereka dapat mengungkapkannya dengan kata-kata. Hal tersebutlah yang dimaksud dengan proses menyampaikan ide secara visual, atau lebih tepatnya mencoret, menggores, menggambar yang merupakan suatu proses berkomunikasi secara visual.

(14)

Siti Nurholilah, 2013

Pengaruh Penerapan Senam Otak (Brain Gym) Terhadap Peningkatan Kemampuan Menggambar Anak Usia Taman Kanak-Kanak

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

pengembangan motorik halus anak sehingga kurang optimal dalam meningkatkan perkembangan motorik halus anak yang sangat berpengaruh terhadap minat menggambar anak.

Kemampuan menggambar dapat diperoleh melalui bimbingan dan latihan. Untuk mengikuti latihan menggambar dengan baik anak harus dalam kondisi yang kondusif baik secara fisik maupun psikologis. Anak yang kurang keterampilan menggambar biasanya disebabkan anak mengalami kesulitan dalam kegiatan motorik halus atau ketidakmampuan tangan menggunakan pensil, krayon, dan gunting.

Berdasarkan penelitian, Brain Gym merupakan salah satu cara yang dapat dijadikan sebagai metode untuk membantu meningkatkan keterampilan menggambar anak. Melalui Brain Gym perkembangan motorik halus anak tidak akan terhambat sehingga tidak mengganggu kekuatan otot halus, kemampuan koordinasi, manipulasi, dan fleksibilitas tangan dan jari-jari.

Brain Gym merupakan serangkaian gerakan tubuh yang sederhana yang

digunakan untuk memadukan semua bagian otak untuk meningkatkan kemampuan belajar, membangun harga diri dan rasa kebersamaan (Gunawan, 2006:270). Menurut pakar Brain Gym, Paul E Dennison, Ph.D, kegiatan brain gym dibuat guna menstimulasi (dimensi lateralis), meringankan (dimensi

pemfokusan), atau merelaksasi (dimensi Pemusatan) anak yang terlibat dalam situasi belajar tertentu

Brain Gym digunakan menurut kecepatan gerakan anak itu sendiri. Akan

tetapi secara efektif membantu anak kembali pada kondisi mental yang optimal untuk pembelajaran (Gunawan, 2006:271)

Brain Gym sangat baik digunakan pada awal proses pembelajaran terlebih

(15)

4

Siti Nurholilah, 2013

Pengaruh Penerapan Senam Otak (Brain Gym) Terhadap Peningkatan Kemampuan Menggambar Anak Usia Taman Kanak-Kanak

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

Berdasarkan pernyataan dan permasalahan yang diuraikan di atas, maka perlu dilakukan penerapan metode Brain Gym, untuk melihat pengaruhnya terhadap keterampilan menggambar pada anak usia Taman Kanak-Kanak.

Penelitian ini akan dilakukan di RA Al-Hidayah pada kelompok B yang akan menjadi kelas eksperimen. Berdasarkan uraian di atas, maka penelitian ini

akan difokuskan pada ” PENGARUH PENERAPAN PEMBELAJARAN

METODE BRAIN GYM TERHADAP PENINGKATAN KEMAMPUAN

MENGGAMBAR ANAK USIA TAMAN KANAK-KANAK”

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan di atas, maka

masalah utama dalam penelitian ini dirumuskan sebagai berikut, ”Bagaimana

pengaruh Pembelajaran metode Brain Gym terhadap peningkatan kemampuan menggambar anak usia Taman Kanak-kanak?”

Secara khusus rumusan masalah yang akan diteliti dituangkan dalam pertanyaan sebagai berikut:

1. Sejauh apa profil kemampuan menggambar anak kelompok B RA Al-Hidayah sebelum dan setelah penerapan metode Brain Gym pada kelompok eksperimen?

2. Bagaimana profil kemampuan menggambar anak RA Al-Hidayah pada kelompok kontrol?

3. Apakah terdapat pengaruh penerapan pembelajaran metode Brain Gym terhadap kemampuan menggambar anak kelompok B RA Al-Hidayah?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut

(16)

Siti Nurholilah, 2013

Pengaruh Penerapan Senam Otak (Brain Gym) Terhadap Peningkatan Kemampuan Menggambar Anak Usia Taman Kanak-Kanak

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

2. Mengetahui kemampuan menggambar anak usia TK Kelompok B di RA Al-Hidayah pada kelompok kontrol.

3. Mengetahui apakah terdapat pengaruh terhadap kemampuan menggambar anak usia TK Kelompok B di RA Al-Hidayah sebelum dan sesudah penerapan pembelajaran metode Brain Gym.

D. Metode Penelitian

Dalam penelitian ini metode yang digunakan menggunakan quasi eksperimen. Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah desain control group pre test-post test non random. Rancangan ini dipilih karena kelompok

eksperimen maupun kelompok kontrol tidak dipilih secara random (acak). Untuk mengetahui kondisi awal kedua kelompok, peneliti menerapkan pre test terhadap kedua kelompok, dengan begitu peneliti mengetahui kemampuan menggambar pada kedua kelompok sebelum mendapatkan perlakuan, setelah dilakukan pre test kelompok ekperimen diberikan treatmen berupa metode Brain Gym sedangkan kelompok kontrol tidak diberikan. Kemudian peneliti

melakukan post test untuk mengukur kemampuan menggambar anak sesudah diberi perlakuan. Desain yang digunakan dalam penelitian adalah:

Tabel 3.1

Desain penelitian group pre test-post test non random

Group Pre test treatmen Post test

E Y1 X Y2

K Y2 - Y2

Sukardi (2007:186) Keterangan

(17)

6

Siti Nurholilah, 2013

Pengaruh Penerapan Senam Otak (Brain Gym) Terhadap Peningkatan Kemampuan Menggambar Anak Usia Taman Kanak-Kanak

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu Y1 : Pre- Test

Y2 : Post-Test X : Treatmen

- : Tidak diberi perlakuan

E. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan suatu informasi tentang pengaruh penerapan metode Brain Gym terhadap kemampuan menggambar anak usia Taman Kanak-kanak.

2. Manfaat Praktis a. Bagi peneliti

Memberikan pengalaman dan wawasan pribadi dalam melakukan penelitian pendidikan khususnya tentang pengaruh metode Brain Gym terhadap kemampuan menggambar pada anak usia Taman Kanak-kanak.

b. Bagi Guru

Penerapan metode Brain Gym ini diharapkan dapat menjadi salah satu solusi untuk menyelesaikan permasalahan yang dihadapi guru dalam meningkatkan kemampuan menggambar pada anak usia Taman Kanak-kanak.

c. Bagi lembaga Pendidikan Usia Dini

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi positif kepada lembaga pendidikan dalam rangka meningkatkan kualitas kemampuan menggambar pada anak usia Taman Kank-Kanak melalui penerapan metode Brain Gym.

(18)

Siti Nurholilah, 2013

Pengaruh Penerapan Senam Otak (Brain Gym) Terhadap Peningkatan Kemampuan Menggambar Anak Usia Taman Kanak-Kanak

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan bahan kajian lebih lanjut bagi peneliti selanjutnya mengenai hal yang sama secara lebih mendalam.

F. Struktur Organisasi Skripsi

Penulisan skripsi ini terdiri dari 5 bab dimana:

BAB I berisi pendahuluan, yang terdiri dari latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, meode penelitian, manfaat penelitian, struktur organisasi skripsi.

BAB II berisi kajian teoritis, yang terdiri dari, keterampilan menggambar anak usia dini, metode Brain Gym, Brain Gym dalam meningkatkan keterampilan menggambar anak usia taman kanak-kanak.

BAB III berisi lokasi dan sampel penelitian, desain penelitian, meetode penelitian, definisi operasional variabel, instrumen penelitian, proses pengembangan penelitian, tehnik pengumpulan data, analisis pengolahan data.

BAB IV berisi pembahasan hasil penelitian terdiri daari hasil penelitian dan pembahasan.

(19)

36

Siti Nurholilah, 2013

Pengaruh Penerapan Senam Otak (Brain Gym) Terhadap Peningkatan Kemampuan Menggambar Anak Usia Taman Kanak-Kanak

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Lokasi dan Sampel Penelitian

I. Lokasi

Lokasi yang digunakan sebagai tempat penelitian ini adalah Raudhatul Athfal Al-Hidayah yang beralamat di Jl. Sirna Galih Kebon Kapas Rt.02/09 Ds. Waluya Kec. Cicalengka Kab. Bandung.

II. Polulasi

Menurut Sugiono (2010:80) populasi adalah “wilayah generalisasi yang terdiri atas subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemusian ditarik kesimpulannya”. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh anak-anak kelas TK B Raudhatul Athfal Al-Hidayah Cicalengka.

III. Sampel

Menurut Sugiono (2010:81) sampel adalah “bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut”. Sampel dalam penelitian ini yaitu anak-anak Raudhaul Athfal Al-Hidayah yaitu, kelas B1 dan kelas B2 sebanyak 20 orang dengan 11 anak laki-laki dan 9 anak perempuan, dimana 10 orang dari kelas B2 menjadi kelompok kontrol dan kelas B1 menjadi kelas eksperimen. Adapun kriteria pemilihan populasi didasarkan pada usia anak yaitu 5-6 tahun.

(20)

Siti Nurholilah, 2013

Pengaruh Penerapan Senam Otak (Brain Gym) Terhadap Peningkatan Kemampuan Menggambar Anak Usia Taman Kanak-Kanak

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

Tabel 3.2

Data anak pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol

Kelompok Eksperimen Kelompok Kontrol

Nama Anak P/L Usia Nama Anak P/L Usia

Fasha L 5 Tahun Jiddan L 5 Tahun

Aulia P 5 Tahun Rengga L 5 Tahun

Khalisa P 5 Tahun Nauval L 5 Tahun

Rifa P 5 Tahun Nisa P 5 Tahun

Annisa P 5 Tahun Faqih L 5 Tahun

Faisal L 5 Tahun Fibri P 5 Tahun

Naomi P 5 Tahun Milzam L 5 Tahun

Asri P 5 Tahun Rasha L 5 Tahun

Farhan L 5 Tahun Sani P 5 Tahun

Febri L 5 Tahun Fatur L 5 Tahun

B. Desain Penelitian

Desain yag digunakan dalam penelitian ini adalah desain control group pre test-post test non random. Rancangan ini dipilih karena kelompok eksperimen

(21)

38

Siti Nurholilah, 2013

Pengaruh Penerapan Senam Otak (Brain Gym) Terhadap Peningkatan Kemampuan Menggambar Anak Usia Taman Kanak-Kanak

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

mengukur kemampuan menggambar anak sesudah diberi perlakuan. Desain yang digunakan dalam penelitian adalah:

Tabel 3.1

Desain penelitian group pre test-post test non random

Group Pre test treatmen Post test

E Y1 X Y2

K Y2 - Y2

Sukardi (2007:186) Keterangan

E = Kelompok Eksperimen K = Kelompok Kontrol Y1 : Pre- Test

Y2 : Post-Test X : Treatmen

- : Tidak diberi perlakuan

C. Metode Penelitian

Metode penelitian sangat diperlukan dalam memecahkan masalah yang terdapat dalam sebuah penelitian. Menurut Sugiono (2010:2) metode penelitian adalah:

(22)

Siti Nurholilah, 2013

Pengaruh Penerapan Senam Otak (Brain Gym) Terhadap Peningkatan Kemampuan Menggambar Anak Usia Taman Kanak-Kanak

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

berarti cara-cara yang dilakukan dapat diamati oleh indra manusia, sistematis artinya proses yang digunakan dalam penelitian menggunakan langkah-langkah tertentu yang bersifat logis, sehingga data yag diperoleh merupakan data empiris yang mempunyai kriteria tertentu yaitu valid dan sesuai dengan tujuan serta kegunaan dari penelitian.

Pada penelitian ini metode yang digunakan adalah metode kuasi eksperimen, yang bertujuan untuk mengetahui pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat setelah diberikan rangsangan pembelajaran metode Brain Gym. Metode kuasi eksperimen dilakukan karena peneliti tidak memakai teknik randomization (sampel yang diacak) tetapi menggunakan kelompok yang sudah

tersedia (intact grop) di sekolah.

Penelitian kuasi eksperimen ini terdiri dari dua kelas, yaitu kelas eksperimen dan kelas kontrol yang dimaksudkan untuk membandingkan tingkat kemampuan menggambar pada kelas ekperimen yang diberikan treatmen berupa metode Brain Gym dan kelas kontrol tidak diberikan treatmenpembelajaran metode Brain Gym.

D. Definisi Operasional Variabel

Penelitian ini terdiri dari dua variabel, penggunaan metode Brain Gym memiliki kedudukan sebagai variabel bebas (variabel independen) sementara kemampuan menggambar memiliki kedudukan sebagai variabel terikat (variabel dependen). Untuk memfokuskan penelitian ini, maka penulis memberikan definisi

variabel mengenai hal-hal yang berkenaan dengan judul penelitian:

(23)

40

Siti Nurholilah, 2013

Pengaruh Penerapan Senam Otak (Brain Gym) Terhadap Peningkatan Kemampuan Menggambar Anak Usia Taman Kanak-Kanak

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

menimbulkan gambar yang merupakan kebiasaan anak pada usia dini. (Pamadhi,Sukardi:2008).

2. Menurut Pamadhi dan Suardi (200:2.19) manfaat menggambar bagi anak adalah sebagai alat bercerita, media mencurahkan perasaan, alat bermain, melatih ingatan, melatih berpikir komprehensif (menyeluruh), media sublimasi perasaan, media keseimbangan, mengembangkan kecaapan emosional, melatih kreativitas anak, melatih ketelitian melalui engamatan langsung dan juga berkaitan dengan perkembangan sosialnya.

3. Menurut Lowenfeld (1982) bahwa gambar anak-anak dari usia 4-7 adalah tahapan pra-bagan yaitu anak mulai menggambar dengan suatu metode yang berbeda, mencipta bentuk dan memulai komunikasi melalui gambar/grafik. Anak mulai membuat bentuk –bentuk yang memiliki hubungan dengan lingkungan sekitar mereka.

4. Permen No 58 tahun 2009 menyatakan bahwa indikator dari anak dapat dikatakan bisa menggambar yaitu (a) anak dapat menggambar sesuai dengan gagasannya (b) anak dapat meniru bentuk (c) anak dapat mengekspresikan diri melalui gerakan meggambar secara detail.

5. Metode Brain Gym

Brain Gym adalah seragkaian gerakan tubuh yang sederhana yang

digunakan untuk memadukan semua bagian otak untuk meningkatkan kemampuan belajar, membangun harga diri dan rasa kebersamaan. Brain Gym dapat juga didefnisikan sebagai senam otak (Gunawan, 2006: 270)

Brain Gym atau Edu-K adalah aktivitas diri dan gerakan untuk

berlatih menyelaraskan fungsi belahan otak kiri dan otak kanan, otak bagian depan dan belakang, otak atas dan bawah, serta fungsi tubuh kiri dan kanan.

(24)

Siti Nurholilah, 2013

Pengaruh Penerapan Senam Otak (Brain Gym) Terhadap Peningkatan Kemampuan Menggambar Anak Usia Taman Kanak-Kanak

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

Menurut Arikunto (2002) instrumen merupakan serentetan pertanyaan atau latihan serta alat lain yang digunakan untuk mengukur keterampilan, pengetahuan, intelegensi, kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh individu atau kelompok. Instrumen dalam penelitian ini adalah instrumen tes yang di kemas dalam pembelajaran, yang disusun berdasarkan teori yang dikemukakan Steinberg (Tampubolon 1993) dan permen 58 standa PAUD formal dan Nonformal.

1. Kisi –kisi Instrumen

Fokus kompetensi yang dibahas dalam penelitian ini adalah mengenai kemampuan menggambar anak usia dini dan bagaimana guru menggunakan metode Brain Gym. Kisi-kisi instrumen dalam penelitian ini berupa:

Tabel 3.3 Kisi-kisi Instrumen

Variabel Indikator Sub Indikator Item

pernyataan

Menggambar  Memegang alat tulis dengan baik

 Dapat menyambung

titik-titik sebuah objek gambar 1, 2, 3

 Dapat menggambar

bentuk yang sama dengan menggunakan dua tangan secara bersamaan

4, 5, 6

 Menggambar sesuai gagasan

 Dapatmenciptakangambar

sesuaidengantema 7, 8, 9

 Dapat menciptakan gambar dari bentuk

 Menciptakan bentuk gambar dengan berbagai

(25)

42

Siti Nurholilah, 2013

Pengaruh Penerapan Senam Otak (Brain Gym) Terhadap Peningkatan Kemampuan Menggambar Anak Usia Taman Kanak-Kanak

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu menggambar

secara detail 

Dapat mewarnai objek gambar dengan banyak

variasi warna 18, 19, 20

Kisi-kisi instrumen yang telah dijabarkan dalam bentuk indikator pembelajaran, akan dituangkan dan dikembangkan dalam instrumen kemampuan menggambar anak usia Taman Kanak-Kanak. Berikut tabel 3.4 mengenai instrumen kemampuan menggambar anak usia Taman Kanak-Kanak :

Tabel 3.4

Instrumen Kemampuan Menggambar Anak Usia Taman Kanak-Kanak

No Aspek yang titik-titik sebuah objek gambar

1. Anak dapat menyambungkan titik – titik gambar bentuk bulan 2. Anak dapa menyambungkan

titik-titik gambar bentuk bintang 3. Anak dapat menyambungkan

titik-titik gambar bentuk matahari

4. Anak dapat menggambar bentuk bulan dengan kedua tangan secara bersamaan

5. Anak dapat menggambar bentuk bintang dengan kedua tangan secara bersamaan

6. Anak dapat menggambar bentuk matahari dengan kedua tangan secara bersamaan

3 Menciptakangam barsesuaidengant ema

7. Anak dapat membuat gambar sesuai dengan imajinasi anak 8. Anak dapat menciptakan

(26)

Siti Nurholilah, 2013

Pengaruh Penerapan Senam Otak (Brain Gym) Terhadap Peningkatan Kemampuan Menggambar Anak Usia Taman Kanak-Kanak

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu 9. Anak dapat menceritakan

gambar yang sudah dibuat anak 4 Menciptakan

gambar dari bentuk geometri

10.Anak dapa menciptakan objek gambar dari bentuk lingkaran 11.Anak dapat menciptakan objek

gambar dari bentuk segitiga 12.Anak dapat menciptakan objek

gambar dari bentuk persegi panjang

13.Anak dapat menciptakan objek gambar dari bentuk bujur

14.Anak dapat menggambar di kaca dengan mengunakan spidol hitam dengan warna-warna primer (merah, biru dan kuning)

19.Anak dapat mewarnai gambar dengan warna sekunder

20.Anakdapatmewarnaigambardeng angradasiwarna

Instrumen yang dibuat dalam penelitian ini tidak hanya melihat sejauh mana kemampuan menggambar anak usia dini, namun bagaimana guru menyampaikan metode Brain Gym sesuai dengan tahap perkembangan anak usia dini. Berikut tabel 3.5 instrumen yang digunakan sebagai acuan oleh guru dalam menyampaikan metode Brain Gym.

(27)

44

Siti Nurholilah, 2013

Pengaruh Penerapan Senam Otak (Brain Gym) Terhadap Peningkatan Kemampuan Menggambar Anak Usia Taman Kanak-Kanak

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu Instrumen Guru Dalam Kegiatan Metode Brain Gym

No Aspek Keterangan

Ya Tidak

1 Tahap Persiapan

a. Guru mempersiapkan musik pengiring Brain Gym

b. Mengajak anak untuk duduk melingkar c. Bercakap-cakap tentang Brain Gym d. mengajak anak untuk minum air putih

sebelum memulai Brain Gym

2 Tahap Pelaksanaan

a. Mencontohkan gerakan-gerakan Brain Gym dengan iringan musik instrumen dengan urutan gerakan:

1. Pernapasan perut sebagai persiapan (kedua tangan memegang perut, dan menarik nafas perlahan-lahan)

2. Mengaktifkan tangan (satu tangan diluruskan ke atas, tangan yang lain memijat pundak). Lakukan secara bergantian kanan-kiri

3. Mengaktifkan telinga (satu tangan memijit hidung perlahan, tangan yang lain memijat daun telinga dari bawah ke atas dan sebaliknya

4. Putaran leher (memutar leher secara perlahan ke kanan dan kiri

5. Angka 8 tidur . Tangan digerakan berayun membentuk angka 8di kaca denan menggunakan spidol

6. Double doodle (coretan ganda)

7. Burung Hantu (satu tangan memegang pundak, kepala menengok ke arah samping)

8. Gerakan Silang (anak mengangkat kaki secara bergantian kanan-kiri, anak saling bertepuk tangan dengan teman ) 9. Menguap Berenergi (kedua tangan

memijat pipi, mulut dibuka)

(28)

Siti Nurholilah, 2013

Pengaruh Penerapan Senam Otak (Brain Gym) Terhadap Peningkatan Kemampuan Menggambar Anak Usia Taman Kanak-Kanak

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

3 Evaluasi

a. Guru mengajak anak beristirahat

b. Guru meminta anak mengingat kembali gerakan-gerakan Brain Gym

c. Guru meminta anak menjawab pertanyaan tentang nama gerakan Brain Gym dengan mencontohkan gerakannya

F. Teknik Penilaian

Instrumen ini menggunakan skala Guttmen dimana menurut Sugiono (2010;96) skala pengukuran dengan tipe ini akan didapat jawaban yang tegas, yaitu “ya-tidak”, „benar-salah”, “pernah-tidak pernah” “positif-negatif”, dan lain -lain. Jawaban dapat dibuat skor tertinggi 1dan skor terendah 0. Instrumen ini menggunakan skala pengukuran muncul dan belum muncul untuk jawaban muncul diberi skor 1, dan untuk jawaban belum muncul diberi Skor 0 seperti tersaji tabel 3.6 berikut:

Tabel 3.6

Kriteria Penilaian Keterampilan Menggambar

Pernyataan Kemampuan Menggambar

Kriteria Penilaian Kemapuan Menggambar

1 0

Muncul Belum Muncul

G. Teknik Pengolahan Data

1. Analisis Instrumen

a. Uji Validasi Item

(29)

46

Siti Nurholilah, 2013

Pengaruh Penerapan Senam Otak (Brain Gym) Terhadap Peningkatan Kemampuan Menggambar Anak Usia Taman Kanak-Kanak

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

validitas dilakukan dengan membandingkan atau mengkorelasikan antara hal yang dinilai dengan kriteriumnya. Pengujian validitas instrumen dapat menunjukkan seberapa besar alat untuk penelitian mampu mengukur variabel yang terdapat dalam suatu penelitian sehingga hasilnya menjadi akurat.

Menurut Sugiyono (2010:177) dalam pengujian validitas terdapat tiga cara yang dilakukan yaitu:

1) Validitas Konstrak (Construct Validity)

Dalam menguji validitas konstrak, dapat digunakan pendapat dari ahli (jugdement experts). Dalam hal ini setelah instrumen dikontruksi tentang

aspek yang akan diukur berlandaskan pada teori tertentu, maka selanjutnya dikonsultasikan dengan ahli.

2) Validitas Isi (Content Validity)

Validitas ini digunakan untuk instrumen yang berbentuk test, pengujian validitas isi dilakukan dengan membandingkan antara isi instrumen dengan materi pelajaran yang telah diajarkan.

3) Validitas Eksternal

Validitas Eksternal instrumen diuji dengan cara membandingkan (untuk mencari kesamaan) antara kriteria yang ada dengan fakta-fakta empiris yang terjadi dilapangan.

Adapun langkah-langkah perhitungan validitas adalah sebagai berikut: a) Menghitung koefisien korelasi product moment/r itung (rxy), dengan

menggunakan rumus sebagai berikut :

∑ ∑ ∑

(30)

Siti Nurholilah, 2013

Pengaruh Penerapan Senam Otak (Brain Gym) Terhadap Peningkatan Kemampuan Menggambar Anak Usia Taman Kanak-Kanak

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

( Arikunto, 2006:170) Keterangan :

rxy = koefesien korelasi yang dicari

∑xy = hasil skor X dan Y untuk setiap responden ∑x = skor iten tes

∑Y = skor responden

b) Proses Pengambilan keputusan

Pengambilan keputusan didasarkan pada uji hipotesa dengan kriteria sebagai berikut:

 Jika r hitung positif dan r hitung ≥ 0,3 maka butir soal valid

 Jika r hitung negatif dan r hitung < 0,3 maka butir soal tidak valid.

Menurut Masrun dalam (Sugiyono 2010:188) menyatakan bahwa item yang dipilih (valid) adalah yang memiliki tingkat korelasi ≥ 0,3, jadi semakin tinggi validitas suatu alat ukur, maka alat ukur tersebut semakin mengenai sasarannya atau semakin menunjukkan apa yang seharusnya diukur.

Untuk lebih jelas tentang uji validitas item data, berikut disajikan hasil rekapituasi uji validitas kemampuan menggambar anak dengan menggunakan program Ms. Excel 2007 sebagai berikut:

Tabel 3.7

Hasil Perhitungan Pengujian Validasi Item

No r Hitung r Tabel Kriteria

1 0.72 0.3 Valid

2 -6 0.3 Invalid

3 0.72 0.3 Valid

4 -0.1 0.3 Invalid

5 0.3 0.3 Valid

(31)

48

Siti Nurholilah, 2013

Pengaruh Penerapan Senam Otak (Brain Gym) Terhadap Peningkatan Kemampuan Menggambar Anak Usia Taman Kanak-Kanak

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

7 0.65 0.3 Valid

8 0.65 0.3 Valid

9 0.4 0.3 Valid

10 -0.07 0.3 Invalid

11 0.46 0.3 Valid

1 0.34 0.3 Valid

13 0.15 0.3 Invalid

14 0.77 0.3 Valid

15 0.44 0.3 Valid

16 0.6 0.3 Valid

17 0.46 0.3 Valid

18 0.6 0.3 Valid

19 0.38 0.3 Valid

20 0.4 0.3 Valid

Berdasarkan tabel 3.7 diperoleh bahwa dari 20 item pernyataan, item valid ada 16 pernyataan dan yang tidak valid ada 4 pernyataan yaitu nomor 2, 4, 10, 13. Item yang tidak valid artinya bahwa item tersebut tidak bisa mengukur apa yang harus diukur. Item no 2, 4, 10, 13 tidak valid karena nilai r lebih kecil dari 0,3. Item-item yang tidak valid sudah memenuhi kriteria penilaian yang dibutuhkan.

a. Uji Relibilitas Instrumen

Sudjana (1996:51) mengungkapkan bahwa reabilitas merupakan suatu ketetapan atau keajegan alat tersebut dalam mengukur apa yang diukur. Hal itu mengandung arti bahwa kapanpun alat ukur tersebut dipergunakan akan memberikan hasil yang sama.

(32)

Siti Nurholilah, 2013

Pengaruh Penerapan Senam Otak (Brain Gym) Terhadap Peningkatan Kemampuan Menggambar Anak Usia Taman Kanak-Kanak

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

Dalam pengujian reliabilitas instrumen, penulis menggunakan bantuan perhitungan program Ms. Excel 2007 dengan rumus statistika Cronbach`s Alpha ( α ) dan tahapannya sebagai berikut.

Pertama, menghitung nilai reliabilitas atau r hitung (r11) dengan menggunakan rumus berikut.

Keterangan :

= Reabilitas tes yang dicari

∑ = jumlah varians skor tiap-tiap item = varians total

n = banyaknya soal

Kedua, mencari varians semua item menggunakan rumus berikut.

(Arikunto, 2002 : 109)

Keterangan : ∑x = Jumlah skor

∑x2 = jumlah kuadrat skor N = banyaknya sampel

(33)

50

Siti Nurholilah, 2013

Pengaruh Penerapan Senam Otak (Brain Gym) Terhadap Peningkatan Kemampuan Menggambar Anak Usia Taman Kanak-Kanak

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

bantuan perhitungan program Ms Excel 2007 dan diperoleh sebagai berikut:

Jumlah varian (δi) = 5,11 Varian Total (δt) = 58,26

Reliabilitas = 0,95 (Sangat Tinggi)

Titik tolak ukur koefisien reliabilitas digunakan pedoman koefisien korelasi dari Sugiyono (1999 : 149) yang disajikan pada tabel berikut.

Tabel 3.8

Pedoman untuk Memberikan Interpretasi Koefisien Kolerasi

Interval Koefisien Tingkat Hubungan

0,00 – 0,199

Merujuk pada tabel interpretasi nilai koefisien korelasi, maka reliabilitas instrument ini dinyatakan sangat tinggi, karena 0,96 berada diantara 0,80-1,00.dengan kata lain, isntrumen ini dapat digunakan untuk penelitian.

2. Profil Tingkat Kemampuan Menggambar Anak Taman Kanak-kanak

Pada Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol

Langkah-langkah dalam membuat profil kemampuan menggambar anak sebelum dan sesudah metode Brain Gym adalah sebagai berikut.

(34)

Siti Nurholilah, 2013

Pengaruh Penerapan Senam Otak (Brain Gym) Terhadap Peningkatan Kemampuan Menggambar Anak Usia Taman Kanak-Kanak

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu Skor maksimal ideal = jumlah soal x skor tertinggi

Aspek Skor Maksimal Ideal

Keseluruhan = 16 x 1= 16

b. Menentukan Skor minimal ideal yang diperoleh sampel: Skor ini minimal ideal = jumlah soal x skor terendah

Aspek Skor Minimal Ideal

Keseluruhan = 16 x 0 = 0

c. Mencari rentang skor ideal yang diperoleh sampel:

Rentang skor = Skor maksimal ideal – skor minimal ideal

Aspek Skor Maksimal Ideal

Keseluruhan = 16 – 0 = 16

d. Mencari interval skor:

Interval skor = Rentang skor / 3

Aspek Skor Maksimal Ideal

(35)

52

Siti Nurholilah, 2013

Pengaruh Penerapan Senam Otak (Brain Gym) Terhadap Peningkatan Kemampuan Menggambar Anak Usia Taman Kanak-Kanak

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

Aspek 1 = 2 / 3 = 0,6

Dari langkah-langkah diatas, didapat kriteria sebagai berikut:

Tabel 3.9

Kategorisasi Profil Kemampuan Menggambar Anak TK

Aspek Kriteria Interval

keseluruhan

(36)

Siti Nurholilah, 2013

Pengaruh Penerapan Senam Otak (Brain Gym) Terhadap Peningkatan Kemampuan Menggambar Anak Usia Taman Kanak-Kanak

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

boleh digunakan, maka diadakan uji normalitas dan homogenitas terlebih dahulu.

Uji normalitas digunakan agar peneliti dapat mengetahui apakah data yang diperoleh di lapangan tersebut berdistribusi normal atau tidak. Apabila hasil dari uji normalitas ini menunjukkan data tidak berdistribusi normal maka data boleh menggunakan statistika non parametik. Sebagaimana yang dikemukakan oleh Arikunto (2006:313):

“Apabila data yang dianalisis berbentuk sebaran normal maka peneliti boleh menggunakan teknik statistik parametik, sedangkan apabila data yang diolah tidak merupakan sebaran normal, maka peneliti harus menggunakan statistik non parametrik”

Pengujian normalitas dan homogenitas varians data dalam penelitian ini menggunakan uji kolmogorov smirnov dan uji F (p > 0,05) yang diolah dengan software SPSS Versi 17.0.

Teknik analisis data dalam penelitian kuantitatif menggunakan statistik, data yang dihasilkan dari instrumen berupa skala maka pengolahanterhadap data-data mentah hasil penelitian menggunakan statistik parametis. Penggunaan parametis ini tergantung dari jenis data yang akan dianalisis, adalah sebagai berikut:

a. Jika data berdistribusi normal

Jika data berdistribusi normal maka dapat digunakan Uji t-dua

independent. Berikut langkah-langahnya:

1) Langkah 1

a) Membuat hipotesis

b) Mencari nilai kritis dengan menggunakan nilai α dengan tabel distribusi normal

(37)

54

Siti Nurholilah, 2013

Pengaruh Penerapan Senam Otak (Brain Gym) Terhadap Peningkatan Kemampuan Menggambar Anak Usia Taman Kanak-Kanak

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

(bluman, 2001: 424) Keterangan :

t = nilai t-test

= rata-rata kelompok = 0

= standar deviasi = jumlah sampel 2) Langkah 2

Apabila skor pre-test tidak memiiki perbedaan yang signifikan, maka dilanjutkan dengan memberikan treatment. Setelah treatmen diberikan maka dilanjutkan dengan menguji perbedaan skor post-test kelompok eksperimen dan kelompok kontrol dengan menggunakan Uji t –

dua independen sampel sebagai berikut:

Mencari t-hitung dengan rumus

(bluman, 2001: 424)

Keterangan : t = nilai t-test = rata-rata kelompok

= 0

(38)

Siti Nurholilah, 2013

Pengaruh Penerapan Senam Otak (Brain Gym) Terhadap Peningkatan Kemampuan Menggambar Anak Usia Taman Kanak-Kanak

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

Namun apabila skor pre-test berbeda secara signifikan, maka analisis perbedaan skor pre-test kelompok eksperimen dan kelompok kontrol tidak dapat dilakukan dengan menggunakan rumus uji-t dua independent sampel. Kondisi ini memungkinkan peneliti menggunakan ANCOVA (Analysis of Covarience) dengan bantuan SPSS versi 17. Mengutip dari Anggraeni (2001: 55) dalam Ary et al (2006) mengatakan bahwa ANCOVA merupakan suatu teknik statistik yang digunakan untuk mengatur pengaruh ariabel yang berada diluar variabel penelitian yang mungkin mempengaruhi perbedaan antara kelompok kontrol dan kelompok eksperimen.

b. Jika data tidak berdistribusi normal

Jika data yang dianalisis tidak berdistribusi normal, maka digunakan rumus Uji U Mann-Withney, berikut langkah-langkahhnya: 1) Langkah 1

a) Memberi hiotesis

b) Mencari niai kritis pada tabel k

c) Mencari nilai t, yaitu dengan langkah-langkah:

 Membuat tabel

Post-test Pre-test D = xb– xα D Rank ∑ Rank

 Mencari perbedaan niai post-test dan pre-test, kemudian simpan pada kolom ke-3 (D = xb– xα)

 Mencari nilai absolute dari yang terendah hingga tertinggi, kemudian simpan pada kolom ke-5 (∑ Rank)

 Memberikan tanda (+) atau (−) berdasarkan perbedaan

 Mencari jumlah nilai (+) atau (−) secara terpisah

 Untuk nilai terkecil dari nilai absolute dan gunakan sebagai nilai tes dengan lambang Wf

(39)

56

Siti Nurholilah, 2013

Pengaruh Penerapan Senam Otak (Brain Gym) Terhadap Peningkatan Kemampuan Menggambar Anak Usia Taman Kanak-Kanak

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

 Menjumlahkan hasil

Catatan:

Karena jumlah sampel (n) ≤ 30, maka menggunakan Tabel E dan melanjutkan ke tes nilai sebagai berikut

(Bluman, 2001:602) Keterangan:

n = jumlah pasangan dimana selisihnya bukan

W2 = jumlah lebih kecil pada nilai mutlak dari tingkat yang ditandai.

2) Langkah 2

Apabila perbedaan skor pre-test tidak berbeda secara signifikan, maka dilanjutkan dengan memberikan treatment. Setelah treatment diberikan, maka dilanjutkan dengan menguji perbedaan skor post-test kelompok eksperimen dan kelompok kontrol dengan menggunakan rumus Uji U Mann

Whitney, dengan langkah-langkah sebagai berikut:

a) Membuat hipotesis

b) Mencari nilai kritis pada tabel k

c) Mencari nilai t, yaitu dengan langkah-langkah:

 Membuat tabel

Post-test Pre-test D = xb– xα D Rank ∑ Rank

(40)

Siti Nurholilah, 2013

Pengaruh Penerapan Senam Otak (Brain Gym) Terhadap Peningkatan Kemampuan Menggambar Anak Usia Taman Kanak-Kanak

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

 Mencari nilai absolut dari yang terendah hingga tertinggi, kemudian simpan pada kolom ke-5 (∑ Rank)

 Memberikan tanda ( + ) atau ( − ) berdasarkan perbedaan

 Mencari jumalah nilai ( + ) atau ( − ) secara terpisah

 Untuk nilai terkecil dari nilai absolute dan gunakan sebagai nilai tes dengan lamang W1

 Membuat keputusan dengan menolak Ho jika nilai tes-nya ≤ dari nilai kritis (nk)

 Menjumlahkan hasil Catatan:

Karena jumlah sampel (n) ≤ 30, maka menggunakan Tabel E dan melanjutkan ke tes nilai sebagai berikut;

(Bluman, 2001:602) Keterangan:

n = jumlah pasangan dimana selisihnya bukan

W2 = jumlah lebih kecil pada nilai mutlak dari tingkat yang ditandai.

Namun apabila skor pre-test berbeda secara signifikan, maka analisis perbedaan skor pre-test dan post test kelompok eksperimen dan kelompok kontrol tidak dapat dilakukan dengan menggunakan rumus uji-t dua independent sampel. Kondisi ini memungkinkan peneliti menggunakan ANCOVA (Analysis of

Covarience) dengan bantuan SPSS versi 17.

(41)

58

Siti Nurholilah, 2013

Pengaruh Penerapan Senam Otak (Brain Gym) Terhadap Peningkatan Kemampuan Menggambar Anak Usia Taman Kanak-Kanak

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

Penelitian yang digunakan adalah kuasi eksperimen dimana terdapat kelas kontrol dan kelas eksperimen. Dalam pelaksanaannya kedua kelompok tersebut diberikan tes berupa pre test dan post test. Adapun prosedur yang dilakukan dalam penelitian untuk melihat pengaruh metode pembelajaran Brain Gym dalam meningkatkan kemampuan enggambar anak yaitu:

1. Melakukan observasi awal ke Raudhatul Athfal Al-Hidayah untuk melihat sejauh mana kemampuan menggambar anak.

2. Menentukan kelompok kontrol dan kelompok eksperimen.

3. Meyusun instrumen yang akan digunakan untuk mengukur kemampuan menggambar di Raudhatul Athfal Al-Hidayah.

4. Melakukan pre test yang dikemas dalam kegiatan pembelajaran yang akan dilakukan selama tiga hari

5. Memberikan Treatmen untuk kelompok eksperimen, treatmen akan diberikan sebanyak 6 kali dengan pemberian Brain Gym.

6. Melakukan post test yang dikemas dala kegiatan pembelajaran yang akan dilakukan selama tiga hari.

7. Menghitung hasil penelitian sesudah di berikan treatmen pada kelompok eksperimen.

(42)

Siti Nurholilah, 2013

Pengaruh Penerapan Senam Otak (Brain Gym) Terhadap Peningkatan Kemampuan Menggambar Anak Usia Taman Kanak-Kanak

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

BAB V

SIMPULAN DAN REKOMENDASI

A. SIMPULAN

Adapun simpulan dari hasil penelitian mengenai pengaruh pembelajaran senam otak ͼbrain gymͽ terhadap peningkatan kemampuan menggambar anak usia taman kanak-kanak, yaitu sebagai berikut:

1. Kemampuan menggambar anak pada kelompok eksperimen secara umum sebelum diberikan perlakuan (pre test) berada pada kategori sedang yaitu dengan skor rata-rata 7,30 dan setelah diberikan perlakuan (post test) mengalami peningkatan yang signifikan yaitu 13,80. Jika diuraikan per aspek untuk aspek pertama yaitu menyambung titik-titik sebuah objek gambar meningkat 0,1 skor. Aspek kedua menggambar bentuk yang sama dengan menggunakan kedua tangan secara bersamaan meningkat 1,1 skor. Aspek ketiga menciptakan gambar sesuai dengan tema meningkat 1,7 skor. Aspek keempat menciptakan gambar dari bentuk geometri meningkat 0,7 skor. Aspek kelima menciptakan bentuk gambar dengan berbagai media meningkat 2,6 skor. Aspek keenam mewarnai objek gambar dengan banyak variasi warna meningkat 1,3 skor.

(43)

84

Siti Nurholilah, 2013

Pengaruh Penerapan Senam Otak (Brain Gym) Terhadap Peningkatan Kemampuan Menggambar Anak Usia Taman Kanak-Kanak

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

meningkat 0,8 skor. Aspek ketiga menciptakan gambar sesuai dengan tema meningkat 0,1 skor. Aspek keempat menciptakan gambar dari bentuk geometri meningkat 0,2 skor. Aspek kelima menciptakan bentuk gambar dengan berbagai media meningkat 0,7 skor. Aspek keenam mewarnai objek gambar dengan banyak variasi warna meningkat 0,4 skor.

3. Pembelajaran senam otak ͼbrain gymͽ memberikan pengarauh terhadap peningkatan kemampuan menggambar anak usia taman kanak-kanak. Hal tersebut dilihat dari perbedaan secara signifikan terhadap kemampuan menggambar anak sebelum dan sesudah diberikan perlakuan (metode brayn gym di awal KBM). Setelah penerapan metode brain gym di awal kegiatan pembelajaran, terjadi perubahan positif dimana semua anak memjadi memiliki kemampuan menggambar yang termasuk pada kategori tinggi. 4. Penerapan pembelajaran senam otak ͼbrain gymͽ berpengaruh terhadap

peningkatan kemampuan menggambar anak usia taman kanak-kanak, didapat hasil uji t independen data pre test kelompok eksperimen dan kontrol adalah tidak signifikan secara keseluruhan karena memilki nilai p>0,05. Hal ini berarti bahwa pada saat pre test (sebelum perlakuan) kemampuan menggambar anak secara keseluruhan tidak ada perbedaan antara kelompok eksperimen dan kontrol, sedangkan hasil uji t independen data post test kelompok eksperimen dan kontrol secara keseluruhan adalah signifikan karena memilki p<0,05.

B. REKOMENDASI

Berdasarkan temuan yang diperoleh dalam penelitian mengenai pengaruh penerapan pembelajaran senam otak ͼbrain gymͽ terhadap peningkatan kemampuan menggambar anak usia taman kanak-kanak, berikut rekomendasi ditujukan kepada pihak-pihak yang terkait:

(44)

Siti Nurholilah, 2013

Pengaruh Penerapan Senam Otak (Brain Gym) Terhadap Peningkatan Kemampuan Menggambar Anak Usia Taman Kanak-Kanak

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

a. Dalam menerapkan senam otak ͼbrain gymͽ, guru dapat melakukan modifikasi dengan menggunakan alat atau media yang menunjang. b. Guru dapat berkreasi dalam pemilihan musik dan lagu pengiring

brain gym agar menarik bagi anak dan membangkitkan motivasinya.

c. Lebih aktif dalam menciptakan suasana dan lingkungan pelaksanaan Brain Gym, agar kondusif dan menyenangkan bagi anak. Guru dapat memanfaatkan fasilitas yang ada di lingkungan sekolah (aula, halaman, taman sekolah, dll)

d. Guru diharapkan lebih menggali pengetahuannya untuk mengadaptasi gerakan-gerakan Brain Gym, agar lebih menarik dan inovatif, baik melalui buku, film pembelajaran, pelatihan dan seminar-seminar.

2. Bagi Lembaga Pendidikan Anak Usia Dini

a. Memfasilitasi alat/media pelaksanaan Brain Gym bagi guru dalam upaya peningkatan keterampulan menyimak anak di sekolah. b. Memberikan kesempatan pada guru untuk mengikuti pelatihan atau

seminar-seminar mengenai peningkatan kemampuan menggambar dan kemampuan lainnya berkaitan dengan pendidikan anak usia dini.

3. Bagi Peneliti selanjutnya

Hasil penelitian ini dapat menjadi inspirasi kepada peneliti selanjutnya, yaitu:

a. Untuk mengembangkan metode lainnya yang lebih variatif dalam mengembangkan Brain Gym dan peningkatan kemampuan menggambar anak usia taamak kanak-kanak.

(45)

86

Siti Nurholilah, 2013

Pengaruh Penerapan Senam Otak (Brain Gym) Terhadap Peningkatan Kemampuan Menggambar Anak Usia Taman Kanak-Kanak

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

(46)

Siti Nurholilah, 2013

Pengaruh Penerapan Senam Otak (Brain Gym) Terhadap Peningkatan Kemampuan Menggambar Anak Usia Taman Kanak-Kanak

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

DAFTAR PUSTAKA

Akbar, Reni. (2001). Psikologi Perkembangan Anak (Mengenal sifat, bakat, dan kemampuan Anak). Jakarta : Grasindo

Arikunto, Suharsimi. (2006). Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta:Bumi Aksara

Agustin,M & Muhidin (2008). Mengembangkan Kecerdasan Jamak Anak Taman Kanak-Kanak/Raudhatul Athfal: Bandung : Rizqi Press

Aini,Ibunda (2006). Membaca dan menulis Seasyik Bermain. Bandung :Mizan media utama.

Dennison E. Paul, Dennison E. Gail .(2002).Brain Gym .Jakarta : Gramedia. Dennison E. Paul, Dennison E. Gail .(2003).Edu-K for Kids .Jakarta :

Grasindo

Gunadi,T (2009). Meningkatkan Kecerdasan Anak. Jakarta: Penebar Flus. Hanstock, Elizabeth G.(1999).metode pengajaran Montessori Untuk Anak

Prasekolah. Jakarta : Delaprasta.

Hurlock, Elizaberth. (1991). Perkembangan Anak jilid I. Jakarta : Erlangga. Jamaris,M.(2005).Perkembangan dan Pengembangan Anak Usia Taman

Kanak-Kanak. PPS UNJ:Grasindo.

Masitoh,dkk.Strategi Pembelajaran TK, Modul Materi Pokok PGTK UPI. Bandung: Universitas Terbuka..

Muslihuddin.(2009). Kiat Sukses Melakukan Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: Rizqi Press.

Pamadhi, H & Sukardi (2008). Seni Keterampilan Anak. Jakarta : Universitas Terbuka

(47)

Siti Nurholilah, 2013

Pengaruh Penerapan Senam Otak (Brain Gym) Terhadap Peningkatan Kemampuan Menggambar Anak Usia Taman Kanak-Kanak

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

Drs. MS. Sumantri (2005). Model Pengembangan Keterampilan Motorik Anak Usia Dini. Jakarta: Depdiknas, Dirjen Dikti

Gambar

Tabel4.12HasilUji t Independen Data Kontrol .........................................................................................
Tabel 3.1 Desain penelitian group pre test-post test non random
Tabel 3.2
Tabel 3.1
+7

Referensi

Dokumen terkait

Daratan selain memiliki potensi sebagai sumber pakan, juga berpotensi menghasilkan termal yang membantu burung terbang lebih tinggi, sedangkan lautan merupakan barrier yang

Hasil analisis kuantitatif dengan metoda aktif dan pasif, untuk uranium dan thorium alam yang terdapat dalam sedimen sungai, digambarkan sebagai histogram Gambar 1 dan 2,

Hasil studi Identifikasi dan Dokumentasi Bangunan Tua/Bersejarah di Kota Tanjungbalai dapat menjadi dasar bagi pemerintah Kota Tanjungbalai untuk membuat Peraturan Daerah

1 Menurut bapak apa pembelajaran pendidikan jasmani di SLB-A sudah sesuai dengan kurikulum yang ada. 2 Darimana bapak mendapat sumber pedoman dalam mengajar pendidikan

 Kelompok peserta didik untuk mengumpulkan informasi atau data dua segitiga yang kongruen dengan kriteria sisi – sisi – sisi untuk menjawab

” An Experimental Examination of Selected Maneuver That May Induce On-Road Untripped, Light Vehicle Rollover- Phase II of NHTSA’s 1997 -1998 Vehicle Rollover Research

Pengaruh Metode Pembelajaran Field Trip Terhadap Keterampilan Proses Sains Dan Penguasaan Konsep Siswa Pada Materi Keanekaragaman Hayati Kelas X.. Universitas Pendidikan Indonesia |

Berdasarkan hasil wawancara kepada Ibu Sri selaku guru ZEY di SLB Muhammadiyah mengenai interaksi sosial anak disekolah, guru memaparkan bahwa dalam proses interaksi