PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN TERHADAP SIKAP DAN MINAT SISWA DALAM PEMBELAJARAN PENJAS
SKRIPSI
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi
Oleh
Purnama Sidiq Nugraha 0804521
PENDIDIKAN JASMANI KESEHATAN DAN REKREASI FAKULTAS PENDIDIKAN OLAHRAGA DAN KESEHATAN
PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN TERHADAP SIKAP DAN MINAT SISWA DALAM PEMBELAJARAN PENJAS
Oleh
Purnama Sidiq Nugraha
Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Olahraga dan Kesehatan
© Purnama Sidiq Nugraha 2013 Universitas Pendidikan Indonesia
November 2013
Hak Cipta dilindungi undang-undang.
PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN TERHADAP SIKAP DAN MINAT SISWA DALAM PEMBELAJARAN PENJAS
DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH PEMBIMBING :
Pembimbing I
Drs. Yoyo Bahagia, M.Pd NIP. 194903161972111001
Pembimbing II
Drs. Mudjihartono, M. Pd NIP. 196508171990011001
Mengetahui Ketua Program Studi
Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi
STUDENT'S INTEREST IN PHYSICAL EDUCATION LEARNING. (A descriptive study on students class X at SMA Negeri 23 Bandung)
Pembimbing : 1. Drs. Yoyo Bahagia, M.Pd.
2. Drs. Mudjihartono, M.Pd
Purnama Sidiq Nugraha*
This research was motivated by the lack of enthusiasm in the student's attitude and interest in physical education learning. The research problem is about: How much the influence of using learning media to attitudes and student's interests in physical education learning at SMAN 23 Bandung? The research purpose is to obtain a clear picture about The Influence of Using Learning Media to Attitudes and Student's Interest in Physical Education Learning at SMAN 23 Bandung. This research was conducted by used descriptive methods with quantitative approaches. The research sites at SMAN 23 Bandung, while the research respondents were students in class X of SMAN 23 Bandung. Based on calculations, the tendency of respondents score to the X variable (Learning Media) included in good category, with an average score of 3,39 and Y variable (Attitudes and Student's interest) included in quite well category, with an average score of 2,74. From the analysis of the correlation coefficient rxy by using SPSS 17.0 for Windows statistics was obtained value of 0,417. That figure included into the category of being or ordinary. Based on the results of significance test of correlation, it stated that variables influence of learning media toward variables attitudes and students interest has a significant effect. The influence was exerted by the X variable to Y variable of 17.4%. The results of the regression coefficient indicates the equation Y = 46,772 + 0,417 X which means that any change or increase in one unit in the X variable (Learning The suggestions is a teacher should more care again a level of attitudes motivation and interest of student's learning, because if both of these have been met will encourage students to further enhance the spirit of achievement in physical education learning.Media) then change or increase also Y variable (Attitudes and Student's Interest) for 0,417. Based on the research findings, it can be concluded that the hypothesis research of using Learning Media has the Positive Influence and Significant to Attitudes and Students' Interest in Physical Education Learning at SMAN 23 Bandung has been proven and accepted. The suggestions is a teacher should more care again a level of attitudes motivation and interest of student's learning, because if both of these have been met will encourage students to further enhance the spirit of achievement in physical education learning.
MINAT SISWA DALAM PEMBELAJARAN PENJAS
(Penelitian Deskriptif Pada Siswa – Siswi Kelas X SMA Negeri 23 Bandung)
Pembimbing : 1. Drs. Yoyo Bahagia, M.Pd.
2. Drs. Mudjihartono, M.Pd
Purnama Sidiq Nugraha*
Penelitian ini dilatar belakangi oleh masih kurangnya antusias sikap dan minat siswa dalam mengikuti pembelajaran penjas. Permasalahan penelitian adalah mengenai : Seberapa besar pengaruh penggunaan media pembelajaran terhadap sikap dan minat siswa dalam pembelajaran penjas di SMA Negeri 23 Bandung? Tujuan penelitian adalah memperoleh gambaran yang jelas tentang Pengaruh Penggunaan Media Pembelajaran Terhadap Sikap dan Minat Siswa Dalam Pembelajaran Penjas di SMA Negeri 23 Bandung. Penelitian ini dilakukan menggunakan metode deskripif dengan pendekatan kuantitatif. Lokasi penelitian di SMA negeri 23 Bandung, adapun yang menjadi responden penelitian adalah para peserta didik kelas X di SMA Negeri 23 Bandung.Berdasarkan hasil perhitungan, kecenderungan skor responden untuk variabel X (Media Pembelajaran) termasuk dalam kategori baik, dengan rata-rata skor 3,39 dan variabel Y (Sikap dan Minat Siswa) termasuk dalam kategori cukup baik, dengan rata-rata skor 2,74. Dari hasil analisis koefisien korelasi rxy dengan
menggunakan bantuan SPSS statistics 17.0 for windows diperoleh nilai 0,417. Angka itu termasuk kedalam kategori sedang. Berdasarkan hasil uji signifikansi korelasi, menyatakan pengaruh variabel media pembelajaran terhadap variabel sikap dan minat siswa berpengaruh signifikan. Adapun pengaruh yang diberikan oleh variabel X terhadap variabel Y sebesar 17,4%. Hasil koefisien regresi menunjukkan persamaan Y = 46,772 + 0,417 X yang berarti bahwa setiap adanya perubahan atau peningkatan satu unit pada variabel X (Media Pembelajaran) maka berubah atau meningkat pula variabel Y (Sikap dan Minat Siswa) sebesar 0,417. Berdasarkan temuan penelitian dapat disimpulkan bahwa hipotesis penelitian Penggunaan Media Pembelajaran Berpengaruh Positif dan Signifikan Terhadap Sikap dan Minat Siswa Dalam Pembelajaran Penjas di SMA Negeri 23 Bandung, telah terbukti dan dapat diterima. Saran yang diajukan hendaknya Guru lebih memperhatikan lagi tingkat motivasi sikap dan minat belajar peserta didiknya, karena apabila kedua hal tersebut telah terpenuhi akan mendorong para peserta didik untuk lebih semangat meningkatkan prestasinya dalam pembelajaran penjas.
DAFTAR ISI
BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKAPEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN ... 8
A. Konsep Penggunaan Media Pembelajaran ... 8
1. Media Pembelajaran ... 8
2. Kegunaan Media Pembelajaran ... 9
3. Prinsip Umum Media Pembelajaran ... 10
4. Tujuan dan Landasan Penggunaan Media Pembelajaran ... 11
5. Manfaat Media Pembelajaran ... 11
6. Jenis-jenis Media Pembelajaran ... 12
B. Konsep Sikap dan Minat ... 12
3. Pengaruh Media Pembelajaran Terhadap Sikap dan Minat ... 20
D. Kerangka Pikir Penelitian ... 20
E. Asumsi/Anggapan Dasar ... 21
\
BAB III METODE PENELITIAN ... 23
A. Lokasi dan Subjek Populasi/Sampel Penelitian ... 23
B. Desain Penelitian ... 24
1. Deskripsi Variabel X (Media Pembelajaran) ... 49
2. Deskripsi Variabel Y (Sikap dan Minat Siswa) ... 56
3. Pengaruh Media Pembelajaran Terhadap Sikap dan Minat Siswa Pada Pembelajaran Penjas di SMAN 23 Bandung ... 70
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 72
A. Kesimpulan ... 72
B. Saran ... 72
DAFTAR PUSTAKA ... 75
LAMPIRAN PENGOLAHAN DATA ... 77
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Golongan Media ... 17
Tabel 2.2 Alat Media Pembelajaran Penjas di SMAN 23 Bandung ... 17
Tabel 3.1 Desain Penelitian ... 25
Tabel 3.2 Kriteria Pengskoran Alternatif Jawaban ... 30
Tabel 3.3 Kisi-kisi Instrumen Penelitian ... 31
Tabel 3.4 Hasil Uji Coba Angket Variabel X (Media Pembelajaran) ... 35
Tabel 3.5Hasil Uji Coba Angket Variabel Y (Sikap dan Minat) ... 36
Tabel 3.6 Uji Realibilitas Variabel X (Media Pembelajaran) ... 38
Tabel 3.7 Uji Realibilitas Variabel Y (Sikap dan Minat) ... 38
Tabel 3.8 Tabel Konsultasi Hasil Perhitungan WMS ... 44
Tabel 3.9 Kriteria Koefisien Korelasi ... 46
Tabel 4.1 Skor Baku Variabel X ... 62
Tabel 4.2 Skor Baku Variabel Y ... 63
Tabel 4.3 Test Statistics Variabel X ... 64
Tabel 4.4 Test Statistics Variabel Y ... 64
Tabel 4.5 Correlations ... 65
Tabel 4.6 Pedoman Intepretasi Koefisien Korelasi ... 66
Tabel 4.7 Model Summary ... 68
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1Media Pembelajaran ... 18
Gambar 2.2 Kerangka berfikir ... 21
Gambar 4.1 Histrogram Means Variabel X ... 56
DAFTAR LAMPIRAN
1. Angket Penelitian ... 77
2. Lampiran Uji Validitas dan Reabilitas Angket ... 82
3. Lampiran Data Mentah Variabel X (Media Pembelajaran) dan Variabel Y (Sikap dan Minat Siswa) ... 86
4. Lampiran Tabel Frekuensi dan WMS Variabel X dan Y ... 93
5. Lampiran Skor Mentah menjadi Skor BakuVariabel X dan Y... 110
6. Lampiran Uji Normalitas Distribusi Data ... 112
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan memainkan peranan yang sangat penting dalam menjamin
kelangsungan suatu Bangsa, karena pendidikan merupakan wahana untuk
meningkatkan dan mengembangkan sumber daya manusia. Negara-negara yang
sedang berkembang seperti Indonesia misalnya, haruslah lebih mengedepankan
pendidikan secara formal dikarenakan dengan pendidikan akan menjamin terjadinya
peningkatan kualitas sumber daya manusia. Dengan sumber daya manusia yang baik
tersebut, akan meningkatkan pula tarap hidup bangsa Indonesia.
Tanpa adanya pendidikan jasmani maka pendidikan yang lainnya tidak akan
berjalan dengan baik, begitu pun juga sebaliknya pendidikan jasmani tanpa
pendidikan yang lain maka pendidikan jasmani tidak akan dapat berjalan dengan
baik. Oleh karena itu, antara pendidikan jasmani dan pendidikan yang lainnya tidak
dapat berjalan sendiri-sendiri.
Hal tersebut selaras dengan pendapat Arsyad (2007:07), menyatakan bahwa “Pendidikan jasmani merupakan bagian integral dari proses pendidikan secara keseluruhan, sehingga tujuan pendidikan jasmani selaras dengan tujuan yang ingin dicapai dalam dunia pendidikan Indonesia”.
Pendidikan jasmani merupakan media untuk mendorong perkembangan
keterampilan motorik, kemampuan fisik, pengetahuan, penalaran dan pembiasaan
pola hidup sehat yang bermuara untuk merangsang pertumbuhan serta perkembangan
yang seimbang. Hal ini sesuai dengan apa yang diungkapkan oleh Sadiman
(2008:04), bahwa “Pendidikan jasmani pada hakikatnya adalah proses pendidikan
yang memanfaatkan aktivitas fisik untuk menghasilkan perubahan holistik dalam kualitas individu, baik dalam fisik, mental serta emosional”.
Pendidikan sebagai suatu proses pembinaan manusia yang berlangsung
dalam berbagai pengalaman belajar melalui aktivitas jasmani yang terpilih yang
dilakukan secara sistematis. Pembekalan pengalaman belajar itu diarahkan untuk
membina pertumbuhan fisik dan perkembangan psikis yang lebih baik, sekaligus
membentuk pola hidup sehat dan bugar sepanjang hayat.
Peranan penjas sangat penting, yakni memberikan kesempatan pada siswa
yang terlibat langsung dalam aneka pengalaman belajar melalui akivitas jasmani
yang dilakukan secara sistematis. Di dalam proses pembelajaran penjas siswa
dituntut untuk bisa bergerak aktif agar keterampilan motorik anak atau siswa bisa
berkembang dengan baik.
Konsep pendidikan jasmani, olahraga dan kesehatan merupakan bagian
penting dalam proses pendidikan. Artinya pendidikan jasmani, olahraga dan
kesehatan bukan hanya dekorasi atau ornamen yang ditempel dalam program sekolah
sebagai alat untuk membuat anak sibuk, tetapi pendidikan jasmani adalah bagian
yang terpenting dalam pendidikan. Melalui pendidikan jasmani diarahkan dengan
baik anak-anak akan mengembangkan keterampilan yang berguna bagi pengisian
waktu senggang, terlibat dalam aktivitas yang kondusif untuk mengembangkan hidup
sehat, berkembang secara sosial, dan menyumbang pada kesehatan fisik dan
mentalnya meskipun pendidikan jasmani menawarkan kepada anak untuk
bergembira, tidaklah tepat untuk mengatakan penjas diselenggarakan semata-mata
agar anak-anak bergembira dan bersenang-senang. Jadi pendidikan jasmani diartikan
sebagai proses pendidikan melalui aktivitas jasmani atau olahraga. Inti pengertianya
adalah mendidik anak. Yang membedakannya dengan mata pelajaran lain adalah alat
yang digunakan adalah gerak insani, manusia yang bergerak secara sadar oleh
gurunya dan diberikan dalam situasi yang tepat, agar dapat merangsang pertumbuhan
dan perkembangan peserta didik.
Tujuan pendidikan jasmani yaitu memberi kesempatan kepada anak untuk
mempelajari berbagai kegiatan yang membina sekaligus mengembangkan potensi
anak baik dalam aspek fisik, mental, sosial, emosional dan moral. Singkatnya
pendidikan jasmani bertujuan mengembangkan potensi setiap anak setingi-tingginya
percaya bahwa pendidikan jasmani merupakan wahana yang paling tepat untuk “membentuk manusia seutuhnya” karena pada dasarnya hasil riset telah menunjukan adanya hasil psikologis yang positif dan keuntungan sosial dari keterlibatan anak
muda dalam aktifitas jasmani.
Pendidikan jasmani, olahraga dan kesehatan yang diajarkan di sekolah
memiliki peranan sangat penting, yaitu memberikan kesempatan kepada peserta
didik untuk terlibat langsung dalam berbagai pengalaman belajar melalui aktivitas
jasmani, olahraga dan kesehatan yang terpilih yang dilakukan secara sistematis.
Pembekalan pengalaman belajar itu diarahkan untuk membina pertumbuhan fisik dan
pengembangan psikis yang lebih baik, sekaligus membentuk pola hidup sehat dan
bugar sepanjang hayat. Pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan memiliki sasaran
pedagogis, karena gerak sebagai aktivitas jasmani adalah dasar bagi manusia untuk
mengenal dunia dan dirinya sendiri yang secara alami berkembang searah dengan
perkembangan zaman.
Salah satu yang tidak dapat dipungkiri bahwa pembelajaran penjas dalam
prakteknya dirasakan belum optimal, ini terbukti dari hasil pengamatan yang
dilakukan oleh penulis saat melakukan Praktek Profesi Lapangan atau PPL
(Mei-Juni,2012) di SMAN 23 Bandung, menunjukkan bahwa masih rendahnya sikap dan
minat siswa siswi mengikuti pembelajaran penjas. Hal ini ditandai dengan :
1. Kurangnya antusias siswa dan siswi ketika akan mengikuti pembelajaran penjas
2. Masih adanya tindakan indisipliner siswa dan siswi dalam mengikuti
pembelajaran penjas, seperti ; terlambat berkumpul dilapangan, mangkir pada
saat proses pembelajaran
3. Masih kurangnya ketersediaan media pembelajaran, seperti ; kurangnya
persediaan alat, masih kurangnya fasilitas penunjang
Dengan adanya masalah-masalah tersebut, ini akan berdampak pada
pencapaian tujuan pembelajaran yang tidak optimal. Dari pemaparan permasalah di
atas, permasalahan umum yang sering dijumpai dalam praktek pembelajaran
dan sarana, rendahnya kualitas pengajaran atau kurang relevannya model-model
pembelajaran dengan perkembangan fisik dan mental anak.
Penggunaan media pembelajaran memiliki berbagai peran dalam
pembelajaran, khusunya dalam pembelajaran pendidikan jasmani dan olahraga.
Dalam hal ini pembelajaran olahraga mungkin saja bergantung pada keberadaan
seorang guru, bahkan dalam situasi ini guru mungkin saya bergantung penggunaan
media. Namun di sisi lain, pembelajaran mungkin tidak memerlukan seorang guru.
Seperti siswa mengarahkan pembelajaran yang sering disebut belajar mandiri
maupun berkelompok walaupun dalam kenyataan dituntun oleh siapapun yang
mendesain media. Penggunaan media dan teknologi dalam situasi pengajaran adalah
untuk memberikan dukungan tambahan bagi instruktur agar lebih hidup di dalam
maupun di luar kelas. Media juga dapat digunakan secara efektif dalam situasi
pendidikan formal dimana guru tidak berfungsi atau bekerja dengan siswa-siwa lain.
Efektifitas penggunaan media pembelajaran bukan ditentukan oleh seberapa
canggih dan modernnya alat yang disediakan guru, melainkan kesesuaian media
tersebut dengan materi (contain) pelajaran yang diajarkan. Mungkin saja guru
mengajar tanpa bantuan media pembelajaran, karena materi yang disajikan adalah
materi yang sederhana dan tidak terlalu berat, sehingga cukup dengan memberi
penjelasan secara verbal. Guru dalam menggunakan media pembelajaran harus
memperhatikan secara cermat berbagai prinsip dan aturan yang harus dipatuhi dalam
penggunaan media pembelajaran. Agar penggunaan media pembelajaran yang
seyogyanya memberi kemudahan, justru menjadi penghalang keberhasilan
pembelajaran. Akibat ketidaktahuan atau ketidakfahaman guru tentang kaidah dalam
penggunaan media pembelajaran.
Proses pembelajaran akan berlangsung lancar jika keseluruhan faktor
pendukungnya tersedia, fasilitas beserta perlengkapan misalnya seperti lapangan,
bola, pluit. Jika semuanya lengkap, minat siswa meningkat apabila fasilitas dan
perlengkapan olahraga dalam pembelajaran pendidikan jasmani yang digunakan pada
saat pembelajaran itu memadai dan cukup menunjang serta kesesuaian penggunaan
efesien. Minat akan memberikan pengaruh terhadap seseorang untuk melakukan
sebuah aktivitas.
Berdasarkan uraian latar belakang tersebut, maka penulis menganggap
masalah ini menarik untuk diteliti, sehingga penulis memilih judul untuk meneliti seberapa besar “Pengaruh Penggunaan Media Pembelajaran Terhadap Sikap dan Minat Siswa Dalam Pembelajaran Penjas”.
B. Identifikasi dan Perumusan Masalah
Rumusan masalah merupakan hal yang sangat penting dalam sebuah
penelitian yang dilakukan tidak keluar dari masalah-masalah yang dibahas.
Mohammad Ali (1985:36) mengemukakan bahwa rumusan masalah pada hakekatnya
merupakan generalisasi deskripsi ruang lingkup masalah penelitian dalam
pembatasan dimensi dan variabel yang tercakup didalamnya. Permasalahan umum
yang sering dijumpai dalam praktek pembelajaran pendidikan jasmani, olahraga dan
kesehatan antara lain terbatasnya prasarana dan sarana, dan rendahnya kualitas
pengajaran atau kurang relevannya model-model pembelajaran. Dengan demikian
rumusan masalah membatasi, menspesifikasi dan memperjelas masalah yang diteliti.
Masalah pokok tersebut dirumuskan kedalam bagian-bagian yang lebih tegas agar
tidak menimbulkan perbedaan terhadap masalah yang diteliti. Oleh karena itu maka
rumusan masalah penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Seberapa besar pengaruh penggunaan media pembelajaran terhadap sikap siswa
dalam pembelajaran pendidikan jasmani di SMAN 23 Bandung ?
2. Seberapa besar pengaruh penggunaan media pembelajaran terhadap minat siswa
dalam pembelajaran pendidikan jasmani di SMAN 23 Bandung ?
C. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk memperoleh gambaran yang jelas
tentang Pengaruh Penggunaan Media Pembelajaran Terhadap Sikap dan Minat Siswa
penelitian ini mempunyai tujuan untuk mendapatkan gambaran mengenai hal - hal
sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui gambaran penggunaan media pembelajaran dalam
pembelajaran penjas.
2. Untuk mengetahui gambaran sikap dan minat siswa dalam pembelajaran penjas.
3. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh penggunaan media pembelajaran
terhadap sikap dan minat siswa dalam pembelajaran penjas.
D. Manfaat/Signifikansi Penelitian
1. Manfaat Ilmiah
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi dan memperkaya
ilmu pengetahuan yang bersifat ilmiah di bidang sosio-pedagogi olahraga. Penelitian
ini guna mengetahui perkembangan dimensi afektif siswa khususnya sikap dan minat
siswa terhadap pembelajaran pendidikan jasmani
.
2. Manfaat Praktis
Untuk memberikan masukan-masukan :
a. Bagi Sekolah Meliputi :
1) Untuk menunjukkan bahwa pendidikan jasmani berkontribusi langsung terhadap
pengembangan ranah afektif, khususnya pengembangan sikap dan minat siswa,
sehingga pendidikan jasmani bermanfaat untuk meningkatkan kualitas
pendidikan.
2) Untuk meningkatkan efektivitas pembelajaran pendidikan jasmani yang
dikaitkan dengan pengembangan mutu pendidikan.
b. Bagi Guru Penjas :
1) Sebagai bahan pertimbangan untuk memperbaiki proses pembelajaran
2) Sebagai kajian untuk menyusun rencana pembelajaran
c. Bagi Pengembangan Kurikulum :
Sebagai bahan masukan dan acuan dalam menyempurnakan subtansi dan
d. Bagi Penelitian Lain :
Diharapkan penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan rujukan lebih lanjut
untuk penelitian yang akan datang, dalam rangka pengembangan pembelajaran
pendidikan jasmani di SMA Negeri.
E. Struktur Organisasi Skripsi
Untuk memberikan gambaran yang lebih jelas tentang isi skripsi ini,
penulis sajikan uraian dari sistematika skripsi yang sudah ditetapkan berdasarkan
Keputusan Rektor Universitas Pendidikan Indonesia Nomor 5032/UN40/HK/2012 tentang “Pedoman Penulisan Karya Ilmiah di Universitas Pendidikan Indonesia tahun 2012” sebagai berikut :
BAB I Pendahuluan, Pendahuluan peneliti sajikan pada bagian pertama isi
skripsi yang di dalamnya merupakan uraian dari Latar Belakang Penelitian,
Identifikasi dan Perumusan Masalah, Tujuan Penelitian, Manfaat/Signifikansi
Penelitian, dan Struktur Organisasi Skripsi.
BAB II Kajian Pustaka, Kerangka Pemikiran dan Hipotesis Penelitian. Dalam
bab ini berisi tentang, Kajian Pustaka yang menjadi dasar penelitian, Kerangka
Pemikiran Penelitian dan Hipotesis Penelitian.
BAB III menguraikan mengenai Metode Penelitian. Dalam bab ini berisi
tentang Lokasi dan Subjek Populasi/Sampel Penelitian, Desain Penelitian, Metode
Penelitian, Definisi Operasional, Instrumen Penelitian, Proses Pengembangan
Instrumen Penelitian, Teknik Pengumpulan Data, dan Analisis Data.
BAB IV menguraikan mengenai Hasil Penelitian dan Pembahasan. Bab ini
berisi mengenai Pengolahan/Analisis Data yang dapat dilakukan berdasarkan
prosedur penelitian kuantitatif dan Pembahasan/Analisis Temuan.
BAB V menguraikan mengenai Kesimpulan dan Saran. Bab ini berisi
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Lokasi dan Subjek Populasi/Sampel Penelitian 1. Lokasi Penelitian
Lokasi dalam penelitian ini adalah tempat peneliti melakukan penelitian
tentang pengaruh penggunaan media pembelajaran terhadap sikap dan minat
siswa dalam pembelajaran penjas. Penelitian dilakukan di Sekolah Menengah
Atas Negeri 23 Bandung yang berlokasi di Jalan Antapani Bandung.
2. Populasi dan Sampel Penelitian
Seperti yang dikemukakan oleh Sugiyono (2006:90) mengemukakan bahwa, “Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri dari objek/subjek yang memilki kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh
peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya”. Dalam
penelitian ini yang dijadikan populasi oleh peneliti adalah siswa-siswi kelas X
(sepuluh) di SMAN 23 Bandung. Jumlah siswa-siswi kelas X (sepuluh)
seluruhnya sebanyak 405 orang.
Bila populasi besar, dan peneliti tidak mungkin mempelajari semua
yang ada pada populasi, maka peneliti dapat menggunakan sampel yang
diambil dari populasi itu. Apa yang dipelajari dari sampel tersebut,
kesimpulannya akan berlakukan untuk populasi, maka sampel yang diambil
dari populasi harus betul-betul representative (mewakili). Untuk
mempermudah melakukan penelitian, peneliti memerlukan sampel penelitian yang merupakan bagian dari populasi. Menurut Sugiyono (2006:91), “Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut”.
Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini dengan menggunakan
cluster sampling (area sampling). Teknik tersebut digunakan dalam penelitian
ini karena populasi mempunyai anggota yang luas, terdiri dari beberapa kelas,
populasi itu bersrata (tidak sama) maka pengambilan sampelnya perlu
menggunakan stratified random sampling, adapun yang perlu dipastikan yaitu
yang menjadi sampel dalam penelitian ini harus merupakan siswa-siswi kelas
X (sepuluh) yang bersekolah di SMAN 23 Bandung.
Dengan perhitungan untuk menentukan ukuran sampel peniliti
menggunakan rumus Taro Yamane dalam Akdon dan Hadi (2005:107) yaitu :
Keterangan :
n = Jumlah Sampel
N = Jumlah Populasi
d2 = Presisi yang ditetapkan
Dalam penilitian ini jumlah populasi sebanyak 405 orang dimasukkan
ke dalam rumus diatas dengan tingkat presisi yang ditetapkan yaitu 0,1%. Jadi
dijabarkan sebagai berikut :
=
n = 80,1 = 80
B. Desain Penelitian
Dalam melakukan suatu penelitian sangat diperlukan perencanaan dan
perancangan penelitian, agar penelitian yang dilakukan dapat berjalan dengan
baik dan sistematis.Oleh karena itu dalam penelitian diperlukan desain
penelitian. Pengertian desain penelitian menurut Nasution (2003:23) dijelaskan bahwa : “Desain penelitian merupakan rancangan tentang cara mengumpulkan dan menganalisis data agar dapat dilaksanakan secara ekonomis serta serasi dengan tujuan penelitian itu”.
dalam proses penelitian secara benar dan tepat sesuai dengan tujuan yang telah
ditetapkan. Adapun langkah-langkah yang ditempuh oleh peneliti dalam
melakukan penelitian adalah sebagai berikut :
1. Peneliti melakukan studi pendahuluan (Mei-Juli, 2012) untuk merumuskan
latar belakang masalah, identifikasi masalah, batasan masalah, dan rumusan
masalah apa yang akan diteliti menjadi sebuah penelitian.
2. Peneliti mengumpulkan data-data dilapangan yang dapat menunjang proses
penelitian.
3. Peneliti mencari teori-teori yang relevan yang dapat digunakan untuk
menjelaskan tentang variable yang akan diteliti.
4. Berdasarkan teori-teori yang dikemukakan, maka selanjutnya peneliti
membuat kerangka berfikir, dengan kerangka berfikir ini selanjutnya
peneliti dapat menyusun hipotesis. Hipotesis merupakan jawaban sementara
terhadap rumusan masalah.
5. Setelah hipotesis diajukan, maka langkah berikutnya adalah menentukan
bagaimana agar hipotesis tersebut dapat teruji secara empirik. Untuk
diperlukan tahapan-tahapan seperti menentukan populasi dan sampel,
menyusun instrument penelitian, teknik pengumpulan data, pengolahan
data, dan menentukan teknik analisis data.
Adapun untuk menggambarkan hubungan kedua variabel dalam
penelitian ini maka dapat dilihat dalam gambar desain penelitian dibawah ini :
Tabel 3.1 Desain Penelitian
Interesest : kondisi kelas kondisi teman
Sarwono (2000:23) Media Pembelajaran
( Variabel X )
Indikator :
Media Berbasis Manusia
Media Berbasis Cetakan
Media Berbasis Visual
Media Berbasis Audio
Hubungan Antara variabel X dan Y
Keterangan :
Variabel X : Media Pembelajaran
Variabel Y : Sikap dan Minat Siswa
: Hubungan variabel X dengan variabel Y
C. Metode Penelitian
Metode penelitian merupakan suatu cara ataupun teknik yang
dipergunakan sebagai alat bantu untuk mengumpulkan data serta
menganalisisnya agar diperoleh suatu kesimpulan guna mencapai tujuan
penelitian. Menurut Surakhmad (1998:31), ”Metode merupakan cara utama
yang dipergunakan untuk mencapai tujuan, misalnya untuk menguji
serangkaian hipotesis, dengan menggunakan teknik serta alat-alat tertentu.” Untuk menemukan jawaban penelitian yang berjudul “Pengaruh Media Pembelajaran Terhadap Sikap dan Minat Siswa Dalam Pembelajaran Penjas”,
yang sesuai dengan rumusan masalah dan tujuan penelitian, maka digunakan
metode penelitian deskriptif dengan pendekatan kuantitatif.
Menurut Arikunto (2002:86) menyatakakan bahwa : ”Metode
Deskriptif adalah metode penelitian yang digunakan dalam mengkaji
permasalahan-permasalahan yang terjadi saat ini atau masa sekarang”. Tujuan
dari penelitian deskriptif ini adalah untuk membuat deskripsi, gambaran atau
lukisan secara sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat
hubungan antarfenomena yang diselidiki. Penelitian deskriptif mempelajari
masalah-masalah dalam masyarakat, serta tata cara yang berlaku dalam
masyarakat serta situasi-situasi tertentu, termasuk tentang hubungan,
kegiatan-kegiatan, sikap-sikap, pandangan-pandangan serta proses-proses yang sedang
berlangsung dan pengaruh-pengaruh dari suatu fenomena.
metode yang tepat digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif
dengan pendekatan kuantitatif dimana penggambaran data-data yang diperoleh
benar-benar aktual yang disajikan dalam bentuk angka-angka sebagai hasil
penelitian yang dilakukan terhadap populasi ataupun sampel penelitian.
Sudjana (1996:53) mengemukakan pentingnya metode penelitian deskriptif
dengan pendekatan kuantitatif sebagai berikut, metode penelitian deskriptif
dengan pendekatan secara kuantitatif digunakan apabila bertujuan untuk
mendeskripsikan atau menjelaskan peristiwa atau suatu kejadian yang terjadi
pada saat sekarang dalam bentuk angka yang bermakna.
Selain menggunakan metode deskriptif dengan pendekatan secara
kuantitatif, penelitian ini ditunjang pula dengan studi kepustakaan terhadap
sumber-sumber yang relevan dengan masalah yang diteliti yang berupa
buku-buku, jurnal, blog yang jelas, laporan penelitian dan lain-lain, sehingga
teori-teori yang diperoleh dapat dijadikan bahan rujukan dalm mengkaji
permasalahan penelitian. Seperti pendapat Surakhmad (1998: 61)
mengemukakan tentang pentingnya studi kepustakaan dalam penelitian,
sebagai berikut :
Penyelidikan kepustakaan (bibliografis) tidak diabaikan sebab di sinilah peneliti berusaha menemukan keterangan mengenai segala sesuatu yang relevan dengan masalahnya, yaitu teori yang dipakainya, pendapat para ahli mengenai aspek itu, penelitian yang sedang berjalan atau masalah-masalah yang disarankan oleh para ahli.
D. Definisi Operasional
Moh. Nazir (1998:152) mengemukakan bahwa; “Definisi operasional adalah suatu definisi yang diberikan kepada suatu variabel dengan cara
memberikan arti atau menspesifikasikan kegiatan ataupun memberikan suatu operasional”.
Berdasarkan uraian di atas peneliti menyimpulkan bahwa definisi
operasional adalah suatu definisi diberikan oleh peneliti dan sekaligus
memberikan penjelasan tentang cara mengukur masing-masing variabel
1. Media Pembelajaran
Secara umum media pembelajaran adalah alat bantu dalam proses
belajar mengajar. Sesuatu apa pun yang dapat dipergunakan untuk merangsang
pikiran, perhatian, perasaan, dan kemampuan atau keterampilan pebelajar
tersebut sehingga dapat mendorong terjadinya proses belajar atau kegiatan
pembelajaran.
Secara konseptual media pembelajaran adalah perantara atau pengantar
pesan dari pengirim ke penerima pesan. Menurut Robinson (2009:24) media
pembelajaran terdiri dari media berbasis manusia, media berbasis cetakan,
media berbasis visual, dan media berbasis audio. Setiap jenis media
mendasarkan pada hal-hal tertentu dengan tujuan dapat mempengaruhi siswa
siswi untuk meningkatkan prestasinya.
Berdasarkan definisi media pembelajaran yang telah disebutkan di atas,
maka peneliti dapat menyimpulkan bahwa yang dimaksud dengan media
pembelajaran merupakan suatu alat sebagai perantara untuk pemahaman makna
dari materi yang disampaikan oleh pendidik atau guru baik berupa media cetak
atau pun elektronik dan media pembelajaran ini juga sebagai alat untuk
memperlancar dari penerapan komponen-komponen dari sistem pembelajaran
tersebut, sehingga proses pembelajaran dapat bertahan lama dan efektif,
suasana belajar pun menjadi menyenangkan. Dapat menyalurkan pesan, dapat
merangsang pikiran, perasaan, dan kemauan peserta didik sehingga dapat
mendorong terciptanya proses belajar mengajar baik berupa alat yang berfungsi
sebagai perantara atau penyampai isi berupa informasi pengetahuan maupun
yang berupa visual dan verbal untuk keperluan pengajaran.
Setiap sekolah pada umumnya memiliki ketersediaan media
pembelajaran yang bermacam-macam, namun dapat dikatakan semakin bagus
kualitas sebuah sekolah maka akan semakin lengkap pula ketersediaan media
pembelajaran yang mereka miliki untuk menunjang proses belajar mengajar di
2. Sikap dan Minat Siswa
Sikap dan minat merupakan faktor internal psikologis yang sangat
berperan dalam proses belajar. Seorang siswa akan mau dan tekun dalam
belajar atau tidak sangat tergantung sangatdalam sikap dan minat yang ada
pada dirinya
Menurut psikologi, sikap dan minat adalah merupakan pola reaksi
individu terhadap sesuatu stimulus/lingkungan. Sikap (attitude) diartikan
sebagai suatu kecenderungan untuk mereaksi terhadap suatu hal, orang atau
benda dengan suka, tidak suka atau acuh tak acuh.Kecendrungan mereaksi atau
sikap seseorang terhadap sesuatu hal, orang atau benda dengan demikian bisa
tiga kemungkinan, yaitu suka (menerima/senang), tidak suka (menolak/tidak
senang) dan sikap acuh tak acuh.
Perwujudan atau terjadinya sikap seseorang itu dapat di pengaruhi oleh
faktor pengetahuan, kebiasaan dan keyakinan karena itu untuk membentuk /
membangkitkan suatu sikap yang positif atau untuk menghilangkan suatu sikap
yang negatif dapat dilakukan dengan memberitahukan / menginformasikan
faedah atau kegunaan, dengan membiasakan atau dengan dasar keyakinan.
Dengan demikian, sikap dan minat siswa merupakan tentang bagaimana
seorang siswa siswi merespon kegiatan belajar mengajar yang mereka terima,
baik yang bersumber dari stimulus yang guru berikan maupun dari media
pembelajaran yang mereka gunakan.
E. Instrumen Penelitian
Menurut Arikunto (2002:134),”Instrumen penelitian/pengumpulan data
adalah alat bantu yang dipilih dan digunakan oleh peneliti dalam kegiatannya
mengumpulkan agar kegiatan tersebut menjadi sistematis dan dipermudah olehnya”
Ibnu Hadjar (1996:160) berpendapat bahwa “Instrumen merupakan alat
Seperti yang dikatakan Sugiyono (2006:105), Skala pengukuran
merupakan seperangkat aturan yang diperlukan untuk mengkuantitatifkan data
dari pengukuran suatu variabel. Para ahli sosiologi membedakan dua tipe skala
menurut fenomena sosial yang diukur yaitu skala pengukuran untuk mengukur
perilaku susila dan kepribadian dan skala pengukuran untuk mengukur
berbagai aspek budaya lain dan lingkungan sosial. Berbagai skala sikap yang
sering digunakan ada 5 macam, yaitu skala likert, skala guttman, rating scale,
sematict defferensial, dan skala thurstone.
Dalam penelitian ini peneliti akan menggunakan skala likert, karena
skala likert digunakan untuk mengatur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang
atau sekelompok orang tentang fenomena sosial. Dengan skala likert, maka
variabel yang akan diukur dijabarkan menjadi sub variabel. Kemudian sub
variabel dijabarkan menjadi komponen-komponen yang dapat terukur.
Komponen-komponen yang terukur ini kemudian dijadikan sebagai titik
tolak untuk menyusun item instrument yang dapat berupa pertanyaan atau
pernyataan yang kemudian dijawab oleh responden.
Jawaban setiap item instrument yang menggunakan skala likert
mempunyai gradasi dari sangat positif sampai sangat negatif, yang dapat
berupa kata-kata antara lain:
Tabel 3.2 Kriteria Pengskoran Alternatif Jawaban Dari Likert Variabel X Dan Variabel Y
Variabel Indikator Alternatif Pilihan Dalam Instrumen Media Pembelajaran 1. Media berbasis manusia Selalu (SL)
Sering (SR)
Kadang – kadang (KD) Jarang (JR)
Tidak Pernah (TP) 2. Media berbasis cetakan
3. Media berbasis visual 4. Media berbasis audio
Untuk keperluan analisis secara kuantitatif, maka jawaban itu dapat
diberi skor, seperti yang dikemukan oleh Sugiyono (2006:107), yaitu :
1) Selalu diberi skor 5 2) Sering diberi skor 4
3) Kadang – kadang diberi skor 3 4) Jarang diberi skor 2
5) Tidak Pernah diberi skor 1
Instrumen penelitian yang menggunakan skala likert dapat dibuat dalam
bentuk checklist ataupun pilihan ganda. Adapun penyusunan instrument
penelitian dari tiap-tiap variabel bebas dan terkait dengan kisi-kisi sebagai
berikut :
Tabel 3.3 Kisi-kisi Instrument Penelitian
Variabel Indikator Sub indicator No.item
Media
Proses pengembangan instrument dilakukan untuk memperoleh hasil
penelitian yang baik, maka perlu didukung data yang baik pula. Sedangkan
reliabel. Uji coba instrument penelitian dilakukan untuk melihat sejauhmana
keberhasilan suatu penelitian, karena data-data yang peneliti peroleh berasal
dari instrument penelitian (angket).
Dalam mengadakan uji coba instrument penelitian (angket) sebelumnya
peneliti melakukan uji coba instrument penelitian (angket) kepada responden
yang memiliki karakteristik yang sama dengan responden yang ada dalam
penelitian sesungguhnya.
Kegiatan uji coba angket dilakukan kepada 20 siswa kelas X (sepuluh)
di SMA Negeri 23 Bandung. Dalam uji coba angket kepada responden
dilakukan analisi validitas dan reliabilitas instrument.
1. Validitas
Validitas dilakukan untuk mengetahui apakah instrument yang
digunakan valid atau tidak, artinya apakah dapat mengukur yang benar-benar
dikehendaki untuk diukur dalam penelitian.Hal ini sebagaimana yang dikemukakan oleh Sugiyono (2006:137), “Valid berarti instrument tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur”.Sejalan dengan pendapat Riduwan dan Sunarto (2011:348), “Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukan tingkat kevalidan atau kesahihan suatu instrument”.
Uji validitas dilakukan dengan menganalisis setiap item, yaitu dengan
mengkorelasikan skor dari tiap butir dengan skor total yang merupakan jumlah
tiap skor butir. Perhitungan validitas dilakukan dengan bantuan SPSS statistics
17.0 for windows . Hasil perhitungan korelasi (r hitung) dilihat dari corrected
item -total correlation yang merupakan korelasi antara skor item dengan skor
total item (nilai r hitung) dibandingkan dengan nilai r table (0,444). Jika nilai r
hitung lebih besar dari nilai r table atau nilai r hitung > nilai r table, maka item
tersebut adalah valid. Namun jika nilai r hitung < dari r table, maka item
tersebut adalah tidak valid.
Adapun rumus yang dipergunakan dalam pengujian validitas instrument
Product Moment. Berikut merupakan langkah-langkah uji validitas dalam
penelitian ini.
r
xy=
√ √
(Arikunto, 2002 : 162)
Keterangan :
n = jumlah responden ( subyek )
X = skor setiap item
Y = skor total
(∑X)² = kuadrat jumlah skor item ∑X² = jumlah kuadrat skor item ∑Y² = jumlah kuadrat skor total (∑Y)² = kuadrat jumlah skor total
rxy = koofisien korelasi variabel x dan y
Selanjutnya dihitung dengan Uji-t dengan rumus :
t
hitung=
√ √ Dimana :thitung = Nilai thitung
r = koefisien korelari hasil rhitung
n = Jumlah responden
Dengan menggunakan belah dua (Slip –Half Methode), yaitu membagi
item soal menjadi dua bagian. Dengan langkah-langkah :
a. Mengelompokkan skor butir soal bernomor ganjil (X) sebagi belahan
pertama dan kelompok skor butir soal bernomor genap (Y) sebagai
belahan kedua.
b. Untuk selanjutnya dikorelasikan dengan rumus korelasi Sperman dari
r
1= 1-
Keterangan :
r1 = koefisin relasi 6 & 1 = bilangan konstan
bi2 = selisih antara beda peringkat X dan Y yang data aslinya berpasangan
n = jumlah sampel (banyaknya data)
Pengujian uji validitas instrument dilakukan dengan angket (kuesioner)
yang dibagikan kepada 20 siswa SMA Negeri 23 Bandung. Uji validitas
dilakukan sekaligus dengan pengujian realibilitas dengan metode split half
menggunakan bantuan SPSS 17.0 statistics for windows.
Berdasarkan hasil perhitungan (terlampir), validitas dari kedua variabel
penelitian adalah sebagai berikut :
1) Validitas variabel X (Media Pembelajaran)
Berdasarkan hasil perhitungan dengan menggunakan bantuan SPSS
statistic 17.0 for windows untuk variabel X tentang Media Pembelajaran adalah
Tabel 3.4 Hasil Uji coba angket variabel X (Media Pembelajaran)
No item (r hitung) r table Keputusan
1 0,779 0,444 Valid
2 0,503 0,444 Valid
3 0,524 0,444 Valid
4 0,477 0,444 Valid
5 0,779 0,444 Valid
6 0,612 0,444 Valid
7 0,502 0,444 Valid
8 0,524 0,444 Valid
9 0,779 0,444 Valid
10 0,470 0,444 Valid
11 0,779 0,444 Valid
12 0,503 0,444 Valid
13 0,482 0,444 Valid
14 0,779 0,444 Valid
15 0,524 0,444 Valid
16 0,502 0,444 Valid
17 0,524 0,444 Valid
18 0,779 0,444 Valid
19 0,666 0,444 Valid
20 0,503 0,444 Valid
Setelah dilakukan uji validitas terhadap angket variabel X (Media
Pembelajaran) dapat disimpulkan bahwa dari 20 item pernyataan yang hendak
ditanyakan kepada responden dinyatakan 20 item valid (semua item valid).
2) Validitas variabel Y (Sikap dan Minat)
Berdasarkan hasil perhitungan dengan menggunakan bantuan SPSS
statistics 17.0 for windows untuk variabel Y tentang Sikap dan Minat adalah
Tabel 3.5 Hasil Uji coba angket variabel Y (Sikap dan Minat)
No Item r hitung r table Keputusan
1 0,587 0,444 Valid
2 0,544 0,444 Valid
3 0,587 0,444 Valid
4 0,445 0,444 Valid
5 0,532 0,444 Valid
6 0,530 0,444 Valid
7 0,547 0,444 Valid
8 0,534 0,444 Valid
9 0,505 0,444 Valid
10 0,536 0,444 Valid
11 0,510 0,444 Valid
12 0,540 0,444 Valid
13 0,547 0,444 Valid
14 0,470 0,444 Valid
15 0,467 0,444 Valid
Setelah dilakukan uji validitas terhadap angket variabel Y (Sikap dan
Minat) dapat disimpulkan bahwa dari 15 item pernyataan yang hendak
ditanyakan kepada responden dinyatakan 15 item valid (semua item valid).
2. Reliabilitas
Setelah dilakukan uji validitas, selanjutnya dilakukan uji reliabilitas
untuk mengetahui sejauh mana suatu instrumen dapat dipercaya. Reriabel
artinya dapat dipercaya juga dapat diandalkan sehingga beberapa kali diulang
pun hasilnya akan tetap sama (konstan). Suatu instrumen dapat akan reliabel
apabila instrumen tersebut dipakai dua kali untuk mengukur gejala yang sama
untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrument tersebut sudah dianggap baik”.
Untuk mengukur realibilitas instrument, peneliti menggunakan bantuan
SPSS 17.0 for windows, untuk variable X dengan melihat nilai korelasi
Gutman Split-Half Coefficient dengan menggunakan langkah-langkah berikut :
a. Mengelompokkan skor butir soal bernomor ganjil (X) sebagai belahan
pertama dan kelompok skor butir soal bernomor genap (Y) sebagai belahan
kedua
b. Untuk selanjutnya dikorelasikan dengan rumus korelasi Spearman sebagai
berikut :
r
1= 1-
(Sudjana 1996:455)
Keterangan :
r1 = koefisien korelasi 6 dan 1 = bilangan konstan
= selisih antara beda peringkat X dan Y yang data aslinya
berpasangan
n = jumlah sampel (banyaknya data)
c. Dari nilai koefisien korelasi yang didapat, kemudian menghitung t dengan
rumus :
t =
√√ (Sugiyono 2006:214)
Keterangan :
1) Berdasarkan hasil perhitungan uji reriabilitas untuk variable X (Media Pembelajaran) diperoleh hasil sebagai berikut :
Tabel 3.6 Uji Realibilitas Variabel X (Media Pembelajaran)
Reliability Statistics
Correlation Between Forms .982
Spearman-Brown Coefficient Equal Length .991 Unequal Length .991 Guttman Split-Half
Coefficient
.991
Dari perhitungan Spearman-Brown Coefficient menggunakan bantuan
SPSS statistics 17.0 for windows diperoleh nilai berdasarkan Gutman Split
Half = 0,991 sedangkan rtabel =0,444 dengan taraf signifikan 5%. Karena rhitung (0,991) >rtabel (0,444) maka dapat disimpulkan bahwa instrument X (Media
Pembelajaran) reliable.
2) Berdasarkan hasil perhitungan uji reriabilitas untuk variable Y (Sikap dan Minat) diperoleh hasil sebagai berikut :
Tabel 3.7 Uji Realibilitas Variabel Y (Sikap dan Minat)
Reliability Statistics
Correlation Between Forms .739
Spearman-Brown Coefficient Equal Length .850
Unequal Length .851
Guttman Split-Half Coefficient
.842
>rtabel (0,444) maka dapat disimpulkan bahwa instrument Y (Sikap dan Minat) reliable
G. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data merupakan cara untuk memperoleh dan
mengumpulkan informasi dan keterangan-keterangan mengenai objek
penelitian. Bila dilihat dari segi cara atau teknik pengumpulan data, maka
teknik pengumpulan data dilakukan dengan observasi langsung (pengamatan),
kuisioner (angket), dan gabungan keduanya. Seperti yang dikemukakan oleh
Winarno Surakhmad (1998:162) :
Observasi langsung merupakan teknik pengumpulan data dimana penyelidik mengadakan pengamatan secara langsung (tanpa alat) terhadap gejala-gejala subjek yang diselidiki, baik pengamatan itu dilakukan di dalam situasi sebenarnya maupun dilakukan di dalam situasi buatan yang khusus diadakan.
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu
dengan teknik observasi (pengamatan langsung) dan angket (kuisioner).
Angket (kuisioner) merupakan daftar tertulis yang berisi
pertanyaan-pertanyaan yang harus dijawab oleh responden sehingga diperolah informasi
yang berkaitan dengan masalah yang diteliti. Sugiyono (2006:162)
mendefinisikan angket sebagai teknik pengumpulan data yang dilakukan
dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pertanyaan tertulis kepada
responden untuk dijawabnya. Adapun instrumen yang digunakan dalam
penelitian ini adalah skala (1-5).
Pengumpulan data penelitian yang ditempuh peneliti lebih menitik
beratkan pada pengunaan angket (kuisioner) yang ditunjang dengan teknik
observasi dan studi pendahuluan. Adapun pengumpulan data dilakukan dalam
beberapa tahap, yaitu a) tahap penentuan alat pengumpulan data, b) tahap
penyusunan alat pengumpulan data, c) tahap uji coba angket, d) tahap
a. Tahap penentuan alat pengumpulan data
Untuk memperolah data-data yang dibutuhkan dalam penelitian,
terlebih dahulu harus ditentukan alat apa yang akan digunakan guna
mengumpulkan data. Berkaitan dengan hal tersebut, maka peneliti memilih
angket tertutup sebagai alat pengumpul data yang diperlukan dalam penelitian,
yang disertai pula dengan alternative jawaban. Penggunaan angket tertutup
dimaksudkan agar memudahkan responden dalam menjawab setiap pertanyaan
yang dikemukakan, sebagaimana dikemukakan oleh Sanafiah faisal
(1992:178-179) bahwa:
Angket tertutup adalah angket yang menghendaki jawab yang pendek
atau jawaban yang diberikan dengan membubuhkan tanda tertentu.Angket
demikian biasanya meminta jawaban dengan pola tertentu, jawaban singkat
yang membubuhkan tanda checklist pada item yang termuat pada alternative
jawaban.Angket tertutup mudah diisi, memerlukan waktu yang singkat,
memuaskna responden pada pokok pernyataan, relative objektif dan sangat
mudah ditabulasi dan dianalisa.
Adapun keuntungan penggunaan dalam pengumpulan data dengan
angket menurut Suharsimi Arikunto (2002:25) adalah :
1) Tidak memerlukan hadirnya peneliti
2) Dapat dibagikan secara serentak kepada banyak responden
3) Memberikan kemudahan untuk menganalisa alternative jawaban yang ada 4) Pengumpulan data lebih efisien dari segi waktu, biaya, dan tenaga
5) Agar memperoleh jawaban-jawaban singkat dan objektif serta untuk memudahkan tabulasi dan perhitungan.
b. Tahap penyusunan alat pengumpulan data
Dalam penyusunan alat penentuan data, terdapat beberapa tahap yang
harus diperhatikan dalam penyusunan angket, yaitu :
1) Menentukan indikator yang dianggap penting untuk diteliti, yaitu variable X
(Media Pembelajaran) dan variable Y (Sikap dan Minat)
2) Mengidentifikasi sub variable dari masing-masing variable penelitian yang
3) Mengidentifikasi indikator dari masing-masing variable yang telah
ditetapkan.
4) Menyusun kisi-kisi alat pengumpulan data.
5) Menyusun daftar pertanyaan yang disertai dengan alternative jawaban
yang bisa dipilih oleh responden.
6) Menetapkan kriteria penskoran untuk setiap alternative jawaban.
c. Tahap uji coba angket
Setelah angket disusun, biasanya angket tidak langsung disebarkan
untuk penggunaan yang sesungguhnya, akan tetapi terlebih dahulu dilakukan
uji coba angket yang telah disusun. Sebagaimana dikemukakan Sanafiah Faisal
(1992:38) bahwa :
Setelah angket disusun, lazimnya tidak langsung disebarkan untuk penggunaan sesungguhnya (tidak langsung dipakai dalam pengumpulan data yang sebenarnya). Sebelum pemakaian yang sesungguhnya sangatlah mutlak adanya uji coba terlebih dahulu, yaitu uji coba terhadap isi maupun bahasa/redaksi dari angket yang telah selesai disusun.
Uji coba angket dapat dilakukan dengan cara menyebarkannya kepada
sejumlah responden yang dapat digolongkan dalam kategori calon responden
atau dengan kata lain mempunyai karakteristik yang hampir sama dengan
responden yang sebenarnya. Untuk uji coba angket ini, penulis melakukan uji
coba terhadap 20siswa kelas X (sepuluh) di SMA Negeri 23 Bandung.
d. Tahap penyebaran angket dan pengumpulan angket
Setelah melakukan uji coba angket dan diketahui hasilnya, maka
langkah selanjutnya adalah melakukan pengumpulan data dari responden yang
telah ditentukan. Pengumpulan data dilakukan sesuai dengan waktu yang telah
ditentukan berdasarkan kesepakatan penulis dengan subjek penelitian
(responden).
H. Analisis Data
(2006:169). Kegiatan dalam analisis data adalah mengelompokkan data
berdasarkan variable dan jenis responden, mentabulasi data berdasarkan
variable dari seluruh responden, menyajikan data tiap variable yang diteliti,
melakukan perhitungan untuk menjawab rumusan masalah, dan melakukan
perhitungan untuk menguji hipotesis yang telah diajukan.
Teknik analisis data dalam penelitian kuantitatif menggunakan statistik.
Terdapat beberapa dua macam statistik yang digunakan untuk menganalisis
data dalam penelitian, yaitu statistik deskriptif dan statistik inferensial.Dalam
penelitian ini peneliti menggunakan statistik inferensial. Adapun dalam
proses perhitungan dan pengolahan data, peneliti menggunakan bantuan
perangkat lunak dari bantuan SPSS statistic 17.0 for windows dan dengan
bantuan Microsoft Office Excel 2007.
Menurut Sugiyono (2006:170), statistik inferensial (sering juga disebut
statistik induktif atau statistik probabilitas), adalah teknik statistik yang
digunakan untuk menganalisis data sampel dan hasilnya diberlakukan untuk
populasi. Statistik ini akan cocok digunakan bila sampel diambil dari populasi
yang jelas, dan teknik pengambilan sampel dari populasi itu dilakukan secara
random.
Data yang dikumpulkan tidak akan memberikan banyak arti jika data
tersebut disajikan dalam bentuk data mentah, tidak diolah dan dianalisis. Oleh
karena itu, maka pengolahan data dan analisis data merupakan kegiatan yang
sangat penting dalam penelitian untuk memperoleh kesimpulan atau
generalisasi tentang masalah yang diteliti. Sejalan dengan itu Surakhmad
(1998:111) mengemukakan sebagai berikut:
Mengolah data adalah konkrit untuk membuat data berbicara, sebab betapapun tinggi besarnya nilai data yang terkumpul (sebagai hasil fase pelaksanaan pengumpulan data) apabila tidak disusun dalam sutau organisasi dan tidak diolah menurut sistematik yang baik, niscaya data itu tetap merupakan bahan yang membisu seribu bahasa.
ditetapkan serta diharapkan dari data-data tersebut, peneliti dapat mengambil
kesimpulan sesuai dengan yang ingin dicapai.
Adapun tahapan pengolahan dan analisis data dalam penelitian ini yaitu
sebagai berikut :
1. Menyeleksi data dan menentukan bobot nilai
Yaitu dengan memeriksa jawaban responden berdasarkan kriteria yang
telah ditetapkan yaitu memilih data yang akan diolah, melihat dan menyeleksi
kelengkapan jawaban responden, dan data yang telah terkumpul dibentuk
dengan sistem tabulasi atau dalam bentuk tabel. Menentukan bobot nilai
dilakukan untuk setiap kemungkinan item variable penelitian dengan
menggunakan skala yang telah ditentukan dan kemudian ditentukan pula
skornya.
2. Menghitung uji kecenderuangan rata-rata (Weighted Means Score)
Perhitungan ini dilakukan untuk mengetahui gambaran secara umum
dari variable penelitian. Perhitungan yang dipergunakan adalah Weighted
Means Score (WMS). Teknik ini digunakan untuk mencari gambaran
kecenderungan variable X dan variable Y atau untuk menggambarkan
keadaan kecenderungan Media Pembelajaran dan Sikap dan Minat Siswa,
sekaligus untuk menentukan kedudukan setiap item atau indicator, maka
digunakan uji statistic yang sesuai dengan penelitian ini. Adapun
langkah-langkah dalam pengelolahan WMS adalah sebagai berikut :
a) Memberi bobot untuk setipa alternative jawaban yang dipilih
b) Menghitung frekuensi dari setiap alternative jawaban yang dipilih
c) Mencari jumlah nilai jawaban yang dipilih responden pada setiap
pertanyaan, yaitu dengan cara menghitung frekuensi responden pada setiap
pernyataan, yaitu dengan menghitung jumlah responden yang telah
memilih alternative jawaban tersebut kemudian dikalikan dengan bobot
alternative itu sendiri.
̅
=
Keterangan :
̅ = nilai rata-rata yang dicari
= jumlah skor gabungan (frekuensi jawaban dikali bobot nilai untuk tiap alternative jawaban/kategori
n = jumlah responden/sampel
e) Menentukan kriteria pengelompokan WMS untuk skor rata-rata setiap
kemungkinan jawaban
f) Mencocokkan hasil perhitungan setiap variable dengan kriteria
masing-masing untuk menentukan dimana letak kedudukan setiap variable atau
dengan kata lain kemana arah kecenderungan dari masing-masing variable
tersebut.
Tabel 3.8
Tabel Konsultasi Hasil Perhitungan WMS
Rentang Nilai Kriteria
Penafsiran
Variabel X Variabel Y
4,01 – 5,00 Sangat Baik Selalu Selalu
3,01 – 4,00 Baik Sering Sering
2,01 – 3,00 Cukup Baik Kadang-kadang Kadang-kadang
1,01 – 2,00 Kurang Baik Jarang Jarang
0,01 – 1,00 Tidak Baik Tidak Pernah Tidak Pernah
3. Mengubah skor mentah menjadi skor baku
Dalam mengubah skor mentah menjadi baku peneliti menggunakan
bantuan dari statistic SPSS 17.0 for windows dan Microsoft Office Excel
2007. Adapun rumus yang digunakan untuk menghitung skor mentah menjadi
skor baku digunakan rumus yang dikemukakan oleh Sudjana (1996:104)
sebagai berikut :
Ti= 50+10 (
̅)
Keterangan : Ti = skor baku
4. Uji Normalitas Distribusi Data
Uji normalitas distribusi dimaksudkan untuk mengetahui apakah normal
tidaknya penyebaran data. Dalam uji normalitas distribusi mempergunakan
rumus digunakan Chi Kuadrat (X2) yaitu :
=
(Sudjana, 1996: 273 Keterangan :
= Chi kuadrat yang dicari
Oi = frekuensi hasil pengamatan/penelitian Ei = frekuensi yang diharapkan
5. Menguji Hipotesis Penelitian
Uji hipotesis ini dilakukan untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh
yang positif dan signifikan antara Media Pembelajaran terhadap Sikap dan
Minat Siswa. Berikut adalah rumusan hipotesis dalam penelitian ini :
1) Ha : Penggunaan Media Pembelajaran Berpengaruh Positif dan
Signifikan Terhadap Sikap dan Siswa dalam Pembelajaran Penjas di
SMA Negeri 23 Bandung.
Ho : Penggunaan Media Pembelajaran Tidak Berpengaruh Positif dan
Signifikan Terhadap Sikap Siswa dalam Pembelajaran Penjas di SMA
Negeri 23 Bandung.
2) Ha : Penggunaan Media Pembelajaran Berpengaruh Positif dan
Signifikan Terhadap Minat Siswa dalam Pembelajaran Penjas di SMA
Negeri 23 Bandung.
Ho : Penggunaan Media Pembelajaran Tidak Berpengaruh Positif dan
Signifikan Terhadap Minat Siswa dalam Pembelajaran Penjas di SMA
Negeri 23 Bandung
Adapun yang menjadi langkah-langkah untuk menguji hipotesis
a. Mencari analisis korelasi
Perhitungan koefisien korelasi ini dimaksudkan untuk mengetahui arah
dari koefisien dan kekuatan pengaruh antara variable independen (X) terhadap
variable (Y) dengan menggunakan rumus Korelasi Rank Spearman. Secara
manual penggunaan rumus ini mengikuti langkah-langkah pengerjaan sebagai
berikut :
1) Membuat daftar N subjek dan menentukan rangking masing-masing
variable.
2) Menentukan nilai di untuk setiap subjek dengan mengurangkan rangking X
pada Y (di = X-Y), menguadratkan nilai d untuk menentukan d2 masing-masing
subjek. Menjumlahkan harga-harga d2 sehingga diperoleh ∑d2.
3) Jika jumlah rank kembar baik variable X dan variable Y maupun cukup
besar, maka rumus yang digunakan ialah rumus koefisien korelasi rank
spearman sebagai berikut :
r
s= 1-
4) Menggunakan penafsiran klasifikasi berdasarkan pada criteria koefisien
korelasi dari Sugiyono (2006:214) :
Tabel 3.9
Kriteria Koefisien Korelasi
Interval koefisien Tingkat Hubungan
0,00 - 0,199
b. Menguji signifikasi koefisien korelasi
Menurut Riduwan dan Sunarto (2011:278), hipotesis penelitian yang
akan diuji dirumuskan secara statistic sebagai berikut :
Hipotesis dalam bentuk kalimat adalah sebagai berikut :
1) Ha:Penggunaan Media Pembelajaran Berpengaruh Positif dan
Signifikan Terhadap Sikap Siswadalam Pembelajaran Penjas di SMA
Negeri 23 Bandung.
Ho :Penggunaan Media Pembelajaran Tidak Berpengaruh Positif dan
Signifikan Terhadap Sikap dan Minat Siswadalam Pembelajaran Penjas
di SMA Negeri 23 Bandung.
Pengambilan keputusan :
1) Jika nilai probabilitas 0,05 lebih kecil atau sama dengan nilai probabilitas Sig atau (0,05 ≤ Sig), maka Ho diterima dan Ha ditolak, artinya tidak signifikan.
2) Jika nilai probababilitas 0,05 lebih besar atau sama dengan nilai probabilitas Sig atau (0,05 ≥ Sig), maka Ho ditolak dan Ha diterima, artinya signifikan.
c. Uji koefisien determinasi
Derajat determinasi dipergunakan dengan maksud untuk mengetahui
besarnya kontribusi variable X terhadap variable Y untuk mengujinya
dipergunakan rumus yang dikemukakan oleh Akdon dan Hadi (2005: 188)
sebagai berikut :
KD = r2 x 100% Keterangan :
KD = koefisien determinasi yang dicari
r2 = koefisien korelasi
d. Uji Regresi Linier Sederhana
Uji regresi sederhana didasarkan pada hubungan fungsional ataupun
kausal satu variable independen dengan satu variable dependen. Seperti yang
dikemukakan oleh Sugiyono (2006:237), rumus persamaan umum regresi linier
Y’ = a + bX Keterangan :
Y’ = subyek/nilai dalam variable dependen yang diprediksikan a = harga Y bila X = 0 (hargan konstan)
b = angka arah atau koefisien regresi, yang menunjukkan angka peningkatan ataupun penurunan variable dependen yang didasarkan pada variable independen. Bila b (+) maka naik, dan bila (-) maka terjadi penurunan.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil temuan-temuan yang diperoleh, secara umum penelitian
mengenai pengaruh media pembelajaran terhadap sikap dan minat siswa dalam
pembelajaran penjas ini berada dalam kategori hubungan yang sedang. Secara
khusus berdasarkan hasil pengolahan data, analisis data dan pengujian hipotesis,
maka peneliti dapat mengambil kesimpulan yang tentunya dapat merujuk pada
rumusan masalah yang telah dirumuskan dalam penelitian ini. Media
pembelajaran yang digunakan di SMAN 23 Bandung termasuk dalam kategori
baik ( ̅ . Kondis ini terbukti dengan tersedianya fasilitas yang cukup
memadai untuk menunjang kegiatan pembelajaran di SMA Negeri 23 Bandung.
Sikap dan Minat Siswa pada pembelajaran penjasdi SMA Negeri 23 Bandung
termasuk dalam kategori cukup baik ( ̅ . Kondisi tersebut dapat dilihat
dari sikap dan minat siswa yang banyak mencapai tujuan pendidikan seperti apa
yang diharapakan, dapat terlihat dari banyaknya lulusan dari SMA Negeri 23 yang
berprestasi secara akademik maupun non akademik (olahraga). Pengaruh media
pembelajaran terhadap sikap dan minat siswa pada pembelajaran penjas di SMA
Negeri 23 Bandung tergolong dalam tingkat hubungan yang sedang (rxy = 0,417).
Perolehan tersebut menunjukkan bahwa media pembelajaran sebagai variable
independen (X) memiliki pengaruh yang sedang terhadap variable sikap dan minat
siswa sebagai variable dependen (Y).
B. Saran
Berdasarkan dari hasil keseluruhan penelitian yang telah dianalisis
mengenai penelitian “Pengaruh Penggunaan Media Pembelajaran terhadap Sikap
dan Minat Siswa Dalam Pembelajaran Penjas” dapat diambil kesimpulan bahwa
ini, yaitu pihak sekolah, pihak guru, pihak peserta didik, serta peneliti selanjutnya.
Mudah-mudahan rekomendasi yang peneliti ajukan dapat bermanfaat bagi
kemajuan SMA Negeri 23 Bandung dalam meningkatkan mutu sikap dan minat
siswa. Adapun saran yang diajukana dalah sebagai berikut :
1. Sekolah (SMA Negeri 23 Bandung)
a. Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa media pembelajaran yang ada
tergolong dalam kategori baik, untuk itu pihak sekolah hendaknya dapat terus
mempertahankannya atau bila perlu pihak sekolah bias lebih
meningkatkannya lagi, baik dalam segi media pembelajaran berbasis
manusia, cetakan, visual, dan audio.
b. Guru hendaknya lebih memperhatikan lagi tingkat motivasi sikap dan minat
belajar peserta didiknya, Karena apabila kedua hal tersebut telah terpenuhi
akan mendorong para peserta didik untuk lebih semangat meningkatkan
prestasinya dalam pembelajaran penjas.
c. Pengawasan dari pihak sekolah hususnya guru berkaitan dengan sikap dan
minat siswa dalam pembelajaran penjas harus lebih ditingkatkan lagi demi
meminimalisir tingkat indisipliner yang dilakukan oleh para peserta didik.
Hal ini dapat dilakukan dengan memberikan sanksi yang tegas dan sidak
(inspeksi mendadak) kedisiplinanyang lebih intens.
2. PesertaDidik di SMA Negeri 23 Bandung
a. Dengan penyediaan media pemebelajaran yang tergolong baik, hendaknya
peserta didik belajar secara maksimal mengabdikan diri kepada sekolah
maupun bangsa dan negara, hal ini dapat dilakukan dengan bertanggung
jawab atas segala sikap dan minat yang diperbuat selama berada dalam
lingkungan sekolah.
b. Sikap dan Minat Siswa dalam penelitian ini berada dalam kategori cukup
baik, peserta didik hendaknya dapat mempertahankan bahkan meningkatkan
c. Untuk terus meningkatkan prestasi belajar, hendaknya para peserta didik
lebih disiplin dalam menaati peraturan yang berlaku baik dalam lingkungan
sekolah maupun dalam lingkungan masyarakat.
3. Penelitiselanjutnya
a. Hendaknya dapat memiliki, mengkaji dan memperdalam kembali media
pembelajaran dan sikap dan minat siswa dalam pembelajaran penjas,
mengingat kedua aspek ini memiliki kajian yang sangat luas apabila dikaji
secara komprehensif. Dengan syarat melakukan penelitian yang sama tetapi
ditempat yang berbeda karena belum tentu besarnya pengaruh akan sama jika
diteliti di tempat lain.
b. Untuk peneliti selanjutnya sebaiknya dapat meneliti variabel lain selain media
pembelajaran dan sikap dan minat siswa dalam pembelajaran penjas,
mengingat media pembelajaran juga dapat mempengaruhi beberapa variable
dependen lain seperti motivasi, kedisiplinan, semangat belajar, efektifitas
belajar, prestasi siswa dan lain lain. Sedangkan variable sikap dan minat pun
dapat dipengaruhi oleh banyak variable independen lain seperti