• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN TERHADAP SIKAP DAN MINAT SISWA DALAM PEMBELAJARAN PENJAS : Penelitian Deskriptif Pada Siswa – Siswi Kelas X SMA Negeri 23 Bandung.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN TERHADAP SIKAP DAN MINAT SISWA DALAM PEMBELAJARAN PENJAS : Penelitian Deskriptif Pada Siswa – Siswi Kelas X SMA Negeri 23 Bandung."

Copied!
48
0
0

Teks penuh

(1)

PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN TERHADAP SIKAP DAN MINAT SISWA DALAM PEMBELAJARAN PENJAS

SKRIPSI

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi

Oleh

Purnama Sidiq Nugraha 0804521

PENDIDIKAN JASMANI KESEHATAN DAN REKREASI FAKULTAS PENDIDIKAN OLAHRAGA DAN KESEHATAN

(2)

PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN TERHADAP SIKAP DAN MINAT SISWA DALAM PEMBELAJARAN PENJAS

Oleh

Purnama Sidiq Nugraha

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Olahraga dan Kesehatan

© Purnama Sidiq Nugraha 2013 Universitas Pendidikan Indonesia

November 2013

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

(3)

PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN TERHADAP SIKAP DAN MINAT SISWA DALAM PEMBELAJARAN PENJAS

DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH PEMBIMBING :

Pembimbing I

Drs. Yoyo Bahagia, M.Pd NIP. 194903161972111001

Pembimbing II

Drs. Mudjihartono, M. Pd NIP. 196508171990011001

Mengetahui Ketua Program Studi

Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi

(4)

STUDENT'S INTEREST IN PHYSICAL EDUCATION LEARNING. (A descriptive study on students class X at SMA Negeri 23 Bandung)

Pembimbing : 1. Drs. Yoyo Bahagia, M.Pd.

2. Drs. Mudjihartono, M.Pd

Purnama Sidiq Nugraha*

This research was motivated by the lack of enthusiasm in the student's attitude and interest in physical education learning. The research problem is about: How much the influence of using learning media to attitudes and student's interests in physical education learning at SMAN 23 Bandung? The research purpose is to obtain a clear picture about The Influence of Using Learning Media to Attitudes and Student's Interest in Physical Education Learning at SMAN 23 Bandung. This research was conducted by used descriptive methods with quantitative approaches. The research sites at SMAN 23 Bandung, while the research respondents were students in class X of SMAN 23 Bandung. Based on calculations, the tendency of respondents score to the X variable (Learning Media) included in good category, with an average score of 3,39 and Y variable (Attitudes and Student's interest) included in quite well category, with an average score of 2,74. From the analysis of the correlation coefficient rxy by using SPSS 17.0 for Windows statistics was obtained value of 0,417. That figure included into the category of being or ordinary. Based on the results of significance test of correlation, it stated that variables influence of learning media toward variables attitudes and students interest has a significant effect. The influence was exerted by the X variable to Y variable of 17.4%. The results of the regression coefficient indicates the equation Y = 46,772 + 0,417 X which means that any change or increase in one unit in the X variable (Learning The suggestions is a teacher should more care again a level of attitudes motivation and interest of student's learning, because if both of these have been met will encourage students to further enhance the spirit of achievement in physical education learning.Media) then change or increase also Y variable (Attitudes and Student's Interest) for 0,417. Based on the research findings, it can be concluded that the hypothesis research of using Learning Media has the Positive Influence and Significant to Attitudes and Students' Interest in Physical Education Learning at SMAN 23 Bandung has been proven and accepted. The suggestions is a teacher should more care again a level of attitudes motivation and interest of student's learning, because if both of these have been met will encourage students to further enhance the spirit of achievement in physical education learning.

(5)

MINAT SISWA DALAM PEMBELAJARAN PENJAS

(Penelitian Deskriptif Pada Siswa – Siswi Kelas X SMA Negeri 23 Bandung)

Pembimbing : 1. Drs. Yoyo Bahagia, M.Pd.

2. Drs. Mudjihartono, M.Pd

Purnama Sidiq Nugraha*

Penelitian ini dilatar belakangi oleh masih kurangnya antusias sikap dan minat siswa dalam mengikuti pembelajaran penjas. Permasalahan penelitian adalah mengenai : Seberapa besar pengaruh penggunaan media pembelajaran terhadap sikap dan minat siswa dalam pembelajaran penjas di SMA Negeri 23 Bandung? Tujuan penelitian adalah memperoleh gambaran yang jelas tentang Pengaruh Penggunaan Media Pembelajaran Terhadap Sikap dan Minat Siswa Dalam Pembelajaran Penjas di SMA Negeri 23 Bandung. Penelitian ini dilakukan menggunakan metode deskripif dengan pendekatan kuantitatif. Lokasi penelitian di SMA negeri 23 Bandung, adapun yang menjadi responden penelitian adalah para peserta didik kelas X di SMA Negeri 23 Bandung.Berdasarkan hasil perhitungan, kecenderungan skor responden untuk variabel X (Media Pembelajaran) termasuk dalam kategori baik, dengan rata-rata skor 3,39 dan variabel Y (Sikap dan Minat Siswa) termasuk dalam kategori cukup baik, dengan rata-rata skor 2,74. Dari hasil analisis koefisien korelasi rxy dengan

menggunakan bantuan SPSS statistics 17.0 for windows diperoleh nilai 0,417. Angka itu termasuk kedalam kategori sedang. Berdasarkan hasil uji signifikansi korelasi, menyatakan pengaruh variabel media pembelajaran terhadap variabel sikap dan minat siswa berpengaruh signifikan. Adapun pengaruh yang diberikan oleh variabel X terhadap variabel Y sebesar 17,4%. Hasil koefisien regresi menunjukkan persamaan Y = 46,772 + 0,417 X yang berarti bahwa setiap adanya perubahan atau peningkatan satu unit pada variabel X (Media Pembelajaran) maka berubah atau meningkat pula variabel Y (Sikap dan Minat Siswa) sebesar 0,417. Berdasarkan temuan penelitian dapat disimpulkan bahwa hipotesis penelitian Penggunaan Media Pembelajaran Berpengaruh Positif dan Signifikan Terhadap Sikap dan Minat Siswa Dalam Pembelajaran Penjas di SMA Negeri 23 Bandung, telah terbukti dan dapat diterima. Saran yang diajukan hendaknya Guru lebih memperhatikan lagi tingkat motivasi sikap dan minat belajar peserta didiknya, karena apabila kedua hal tersebut telah terpenuhi akan mendorong para peserta didik untuk lebih semangat meningkatkan prestasinya dalam pembelajaran penjas.

(6)

DAFTAR ISI

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKAPEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN ... 8

A. Konsep Penggunaan Media Pembelajaran ... 8

1. Media Pembelajaran ... 8

2. Kegunaan Media Pembelajaran ... 9

3. Prinsip Umum Media Pembelajaran ... 10

4. Tujuan dan Landasan Penggunaan Media Pembelajaran ... 11

5. Manfaat Media Pembelajaran ... 11

6. Jenis-jenis Media Pembelajaran ... 12

B. Konsep Sikap dan Minat ... 12

3. Pengaruh Media Pembelajaran Terhadap Sikap dan Minat ... 20

D. Kerangka Pikir Penelitian ... 20

E. Asumsi/Anggapan Dasar ... 21

(7)

\

BAB III METODE PENELITIAN ... 23

A. Lokasi dan Subjek Populasi/Sampel Penelitian ... 23

B. Desain Penelitian ... 24

1. Deskripsi Variabel X (Media Pembelajaran) ... 49

2. Deskripsi Variabel Y (Sikap dan Minat Siswa) ... 56

3. Pengaruh Media Pembelajaran Terhadap Sikap dan Minat Siswa Pada Pembelajaran Penjas di SMAN 23 Bandung ... 70

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 72

A. Kesimpulan ... 72

B. Saran ... 72

DAFTAR PUSTAKA ... 75

LAMPIRAN PENGOLAHAN DATA ... 77

(8)

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Golongan Media ... 17

Tabel 2.2 Alat Media Pembelajaran Penjas di SMAN 23 Bandung ... 17

Tabel 3.1 Desain Penelitian ... 25

Tabel 3.2 Kriteria Pengskoran Alternatif Jawaban ... 30

Tabel 3.3 Kisi-kisi Instrumen Penelitian ... 31

Tabel 3.4 Hasil Uji Coba Angket Variabel X (Media Pembelajaran) ... 35

Tabel 3.5Hasil Uji Coba Angket Variabel Y (Sikap dan Minat) ... 36

Tabel 3.6 Uji Realibilitas Variabel X (Media Pembelajaran) ... 38

Tabel 3.7 Uji Realibilitas Variabel Y (Sikap dan Minat) ... 38

Tabel 3.8 Tabel Konsultasi Hasil Perhitungan WMS ... 44

Tabel 3.9 Kriteria Koefisien Korelasi ... 46

Tabel 4.1 Skor Baku Variabel X ... 62

Tabel 4.2 Skor Baku Variabel Y ... 63

Tabel 4.3 Test Statistics Variabel X ... 64

Tabel 4.4 Test Statistics Variabel Y ... 64

Tabel 4.5 Correlations ... 65

Tabel 4.6 Pedoman Intepretasi Koefisien Korelasi ... 66

Tabel 4.7 Model Summary ... 68

(9)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1Media Pembelajaran ... 18

Gambar 2.2 Kerangka berfikir ... 21

Gambar 4.1 Histrogram Means Variabel X ... 56

(10)

DAFTAR LAMPIRAN

1. Angket Penelitian ... 77

2. Lampiran Uji Validitas dan Reabilitas Angket ... 82

3. Lampiran Data Mentah Variabel X (Media Pembelajaran) dan Variabel Y (Sikap dan Minat Siswa) ... 86

4. Lampiran Tabel Frekuensi dan WMS Variabel X dan Y ... 93

5. Lampiran Skor Mentah menjadi Skor BakuVariabel X dan Y... 110

6. Lampiran Uji Normalitas Distribusi Data ... 112

(11)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan memainkan peranan yang sangat penting dalam menjamin

kelangsungan suatu Bangsa, karena pendidikan merupakan wahana untuk

meningkatkan dan mengembangkan sumber daya manusia. Negara-negara yang

sedang berkembang seperti Indonesia misalnya, haruslah lebih mengedepankan

pendidikan secara formal dikarenakan dengan pendidikan akan menjamin terjadinya

peningkatan kualitas sumber daya manusia. Dengan sumber daya manusia yang baik

tersebut, akan meningkatkan pula tarap hidup bangsa Indonesia.

Tanpa adanya pendidikan jasmani maka pendidikan yang lainnya tidak akan

berjalan dengan baik, begitu pun juga sebaliknya pendidikan jasmani tanpa

pendidikan yang lain maka pendidikan jasmani tidak akan dapat berjalan dengan

baik. Oleh karena itu, antara pendidikan jasmani dan pendidikan yang lainnya tidak

dapat berjalan sendiri-sendiri.

Hal tersebut selaras dengan pendapat Arsyad (2007:07), menyatakan bahwa “Pendidikan jasmani merupakan bagian integral dari proses pendidikan secara keseluruhan, sehingga tujuan pendidikan jasmani selaras dengan tujuan yang ingin dicapai dalam dunia pendidikan Indonesia”.

Pendidikan jasmani merupakan media untuk mendorong perkembangan

keterampilan motorik, kemampuan fisik, pengetahuan, penalaran dan pembiasaan

pola hidup sehat yang bermuara untuk merangsang pertumbuhan serta perkembangan

yang seimbang. Hal ini sesuai dengan apa yang diungkapkan oleh Sadiman

(2008:04), bahwa “Pendidikan jasmani pada hakikatnya adalah proses pendidikan

yang memanfaatkan aktivitas fisik untuk menghasilkan perubahan holistik dalam kualitas individu, baik dalam fisik, mental serta emosional”.

Pendidikan sebagai suatu proses pembinaan manusia yang berlangsung

(12)

dalam berbagai pengalaman belajar melalui aktivitas jasmani yang terpilih yang

dilakukan secara sistematis. Pembekalan pengalaman belajar itu diarahkan untuk

membina pertumbuhan fisik dan perkembangan psikis yang lebih baik, sekaligus

membentuk pola hidup sehat dan bugar sepanjang hayat.

Peranan penjas sangat penting, yakni memberikan kesempatan pada siswa

yang terlibat langsung dalam aneka pengalaman belajar melalui akivitas jasmani

yang dilakukan secara sistematis. Di dalam proses pembelajaran penjas siswa

dituntut untuk bisa bergerak aktif agar keterampilan motorik anak atau siswa bisa

berkembang dengan baik.

Konsep pendidikan jasmani, olahraga dan kesehatan merupakan bagian

penting dalam proses pendidikan. Artinya pendidikan jasmani, olahraga dan

kesehatan bukan hanya dekorasi atau ornamen yang ditempel dalam program sekolah

sebagai alat untuk membuat anak sibuk, tetapi pendidikan jasmani adalah bagian

yang terpenting dalam pendidikan. Melalui pendidikan jasmani diarahkan dengan

baik anak-anak akan mengembangkan keterampilan yang berguna bagi pengisian

waktu senggang, terlibat dalam aktivitas yang kondusif untuk mengembangkan hidup

sehat, berkembang secara sosial, dan menyumbang pada kesehatan fisik dan

mentalnya meskipun pendidikan jasmani menawarkan kepada anak untuk

bergembira, tidaklah tepat untuk mengatakan penjas diselenggarakan semata-mata

agar anak-anak bergembira dan bersenang-senang. Jadi pendidikan jasmani diartikan

sebagai proses pendidikan melalui aktivitas jasmani atau olahraga. Inti pengertianya

adalah mendidik anak. Yang membedakannya dengan mata pelajaran lain adalah alat

yang digunakan adalah gerak insani, manusia yang bergerak secara sadar oleh

gurunya dan diberikan dalam situasi yang tepat, agar dapat merangsang pertumbuhan

dan perkembangan peserta didik.

Tujuan pendidikan jasmani yaitu memberi kesempatan kepada anak untuk

mempelajari berbagai kegiatan yang membina sekaligus mengembangkan potensi

anak baik dalam aspek fisik, mental, sosial, emosional dan moral. Singkatnya

pendidikan jasmani bertujuan mengembangkan potensi setiap anak setingi-tingginya

(13)

percaya bahwa pendidikan jasmani merupakan wahana yang paling tepat untuk “membentuk manusia seutuhnya” karena pada dasarnya hasil riset telah menunjukan adanya hasil psikologis yang positif dan keuntungan sosial dari keterlibatan anak

muda dalam aktifitas jasmani.

Pendidikan jasmani, olahraga dan kesehatan yang diajarkan di sekolah

memiliki peranan sangat penting, yaitu memberikan kesempatan kepada peserta

didik untuk terlibat langsung dalam berbagai pengalaman belajar melalui aktivitas

jasmani, olahraga dan kesehatan yang terpilih yang dilakukan secara sistematis.

Pembekalan pengalaman belajar itu diarahkan untuk membina pertumbuhan fisik dan

pengembangan psikis yang lebih baik, sekaligus membentuk pola hidup sehat dan

bugar sepanjang hayat. Pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan memiliki sasaran

pedagogis, karena gerak sebagai aktivitas jasmani adalah dasar bagi manusia untuk

mengenal dunia dan dirinya sendiri yang secara alami berkembang searah dengan

perkembangan zaman.

Salah satu yang tidak dapat dipungkiri bahwa pembelajaran penjas dalam

prakteknya dirasakan belum optimal, ini terbukti dari hasil pengamatan yang

dilakukan oleh penulis saat melakukan Praktek Profesi Lapangan atau PPL

(Mei-Juni,2012) di SMAN 23 Bandung, menunjukkan bahwa masih rendahnya sikap dan

minat siswa siswi mengikuti pembelajaran penjas. Hal ini ditandai dengan :

1. Kurangnya antusias siswa dan siswi ketika akan mengikuti pembelajaran penjas

2. Masih adanya tindakan indisipliner siswa dan siswi dalam mengikuti

pembelajaran penjas, seperti ; terlambat berkumpul dilapangan, mangkir pada

saat proses pembelajaran

3. Masih kurangnya ketersediaan media pembelajaran, seperti ; kurangnya

persediaan alat, masih kurangnya fasilitas penunjang

Dengan adanya masalah-masalah tersebut, ini akan berdampak pada

pencapaian tujuan pembelajaran yang tidak optimal. Dari pemaparan permasalah di

atas, permasalahan umum yang sering dijumpai dalam praktek pembelajaran

(14)

dan sarana, rendahnya kualitas pengajaran atau kurang relevannya model-model

pembelajaran dengan perkembangan fisik dan mental anak.

Penggunaan media pembelajaran memiliki berbagai peran dalam

pembelajaran, khusunya dalam pembelajaran pendidikan jasmani dan olahraga.

Dalam hal ini pembelajaran olahraga mungkin saja bergantung pada keberadaan

seorang guru, bahkan dalam situasi ini guru mungkin saya bergantung penggunaan

media. Namun di sisi lain, pembelajaran mungkin tidak memerlukan seorang guru.

Seperti siswa mengarahkan pembelajaran yang sering disebut belajar mandiri

maupun berkelompok walaupun dalam kenyataan dituntun oleh siapapun yang

mendesain media. Penggunaan media dan teknologi dalam situasi pengajaran adalah

untuk memberikan dukungan tambahan bagi instruktur agar lebih hidup di dalam

maupun di luar kelas. Media juga dapat digunakan secara efektif dalam situasi

pendidikan formal dimana guru tidak berfungsi atau bekerja dengan siswa-siwa lain.

Efektifitas penggunaan media pembelajaran bukan ditentukan oleh seberapa

canggih dan modernnya alat yang disediakan guru, melainkan kesesuaian media

tersebut dengan materi (contain) pelajaran yang diajarkan. Mungkin saja guru

mengajar tanpa bantuan media pembelajaran, karena materi yang disajikan adalah

materi yang sederhana dan tidak terlalu berat, sehingga cukup dengan memberi

penjelasan secara verbal. Guru dalam menggunakan media pembelajaran harus

memperhatikan secara cermat berbagai prinsip dan aturan yang harus dipatuhi dalam

penggunaan media pembelajaran. Agar penggunaan media pembelajaran yang

seyogyanya memberi kemudahan, justru menjadi penghalang keberhasilan

pembelajaran. Akibat ketidaktahuan atau ketidakfahaman guru tentang kaidah dalam

penggunaan media pembelajaran.

Proses pembelajaran akan berlangsung lancar jika keseluruhan faktor

pendukungnya tersedia, fasilitas beserta perlengkapan misalnya seperti lapangan,

bola, pluit. Jika semuanya lengkap, minat siswa meningkat apabila fasilitas dan

perlengkapan olahraga dalam pembelajaran pendidikan jasmani yang digunakan pada

saat pembelajaran itu memadai dan cukup menunjang serta kesesuaian penggunaan

(15)

efesien. Minat akan memberikan pengaruh terhadap seseorang untuk melakukan

sebuah aktivitas.

Berdasarkan uraian latar belakang tersebut, maka penulis menganggap

masalah ini menarik untuk diteliti, sehingga penulis memilih judul untuk meneliti seberapa besar “Pengaruh Penggunaan Media Pembelajaran Terhadap Sikap dan Minat Siswa Dalam Pembelajaran Penjas”.

B. Identifikasi dan Perumusan Masalah

Rumusan masalah merupakan hal yang sangat penting dalam sebuah

penelitian yang dilakukan tidak keluar dari masalah-masalah yang dibahas.

Mohammad Ali (1985:36) mengemukakan bahwa rumusan masalah pada hakekatnya

merupakan generalisasi deskripsi ruang lingkup masalah penelitian dalam

pembatasan dimensi dan variabel yang tercakup didalamnya. Permasalahan umum

yang sering dijumpai dalam praktek pembelajaran pendidikan jasmani, olahraga dan

kesehatan antara lain terbatasnya prasarana dan sarana, dan rendahnya kualitas

pengajaran atau kurang relevannya model-model pembelajaran. Dengan demikian

rumusan masalah membatasi, menspesifikasi dan memperjelas masalah yang diteliti.

Masalah pokok tersebut dirumuskan kedalam bagian-bagian yang lebih tegas agar

tidak menimbulkan perbedaan terhadap masalah yang diteliti. Oleh karena itu maka

rumusan masalah penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Seberapa besar pengaruh penggunaan media pembelajaran terhadap sikap siswa

dalam pembelajaran pendidikan jasmani di SMAN 23 Bandung ?

2. Seberapa besar pengaruh penggunaan media pembelajaran terhadap minat siswa

dalam pembelajaran pendidikan jasmani di SMAN 23 Bandung ?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk memperoleh gambaran yang jelas

tentang Pengaruh Penggunaan Media Pembelajaran Terhadap Sikap dan Minat Siswa

(16)

penelitian ini mempunyai tujuan untuk mendapatkan gambaran mengenai hal - hal

sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui gambaran penggunaan media pembelajaran dalam

pembelajaran penjas.

2. Untuk mengetahui gambaran sikap dan minat siswa dalam pembelajaran penjas.

3. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh penggunaan media pembelajaran

terhadap sikap dan minat siswa dalam pembelajaran penjas.

D. Manfaat/Signifikansi Penelitian

1. Manfaat Ilmiah

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi dan memperkaya

ilmu pengetahuan yang bersifat ilmiah di bidang sosio-pedagogi olahraga. Penelitian

ini guna mengetahui perkembangan dimensi afektif siswa khususnya sikap dan minat

siswa terhadap pembelajaran pendidikan jasmani

.

2. Manfaat Praktis

Untuk memberikan masukan-masukan :

a. Bagi Sekolah Meliputi :

1) Untuk menunjukkan bahwa pendidikan jasmani berkontribusi langsung terhadap

pengembangan ranah afektif, khususnya pengembangan sikap dan minat siswa,

sehingga pendidikan jasmani bermanfaat untuk meningkatkan kualitas

pendidikan.

2) Untuk meningkatkan efektivitas pembelajaran pendidikan jasmani yang

dikaitkan dengan pengembangan mutu pendidikan.

b. Bagi Guru Penjas :

1) Sebagai bahan pertimbangan untuk memperbaiki proses pembelajaran

2) Sebagai kajian untuk menyusun rencana pembelajaran

c. Bagi Pengembangan Kurikulum :

Sebagai bahan masukan dan acuan dalam menyempurnakan subtansi dan

(17)

d. Bagi Penelitian Lain :

Diharapkan penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan rujukan lebih lanjut

untuk penelitian yang akan datang, dalam rangka pengembangan pembelajaran

pendidikan jasmani di SMA Negeri.

E. Struktur Organisasi Skripsi

Untuk memberikan gambaran yang lebih jelas tentang isi skripsi ini,

penulis sajikan uraian dari sistematika skripsi yang sudah ditetapkan berdasarkan

Keputusan Rektor Universitas Pendidikan Indonesia Nomor 5032/UN40/HK/2012 tentang “Pedoman Penulisan Karya Ilmiah di Universitas Pendidikan Indonesia tahun 2012” sebagai berikut :

BAB I Pendahuluan, Pendahuluan peneliti sajikan pada bagian pertama isi

skripsi yang di dalamnya merupakan uraian dari Latar Belakang Penelitian,

Identifikasi dan Perumusan Masalah, Tujuan Penelitian, Manfaat/Signifikansi

Penelitian, dan Struktur Organisasi Skripsi.

BAB II Kajian Pustaka, Kerangka Pemikiran dan Hipotesis Penelitian. Dalam

bab ini berisi tentang, Kajian Pustaka yang menjadi dasar penelitian, Kerangka

Pemikiran Penelitian dan Hipotesis Penelitian.

BAB III menguraikan mengenai Metode Penelitian. Dalam bab ini berisi

tentang Lokasi dan Subjek Populasi/Sampel Penelitian, Desain Penelitian, Metode

Penelitian, Definisi Operasional, Instrumen Penelitian, Proses Pengembangan

Instrumen Penelitian, Teknik Pengumpulan Data, dan Analisis Data.

BAB IV menguraikan mengenai Hasil Penelitian dan Pembahasan. Bab ini

berisi mengenai Pengolahan/Analisis Data yang dapat dilakukan berdasarkan

prosedur penelitian kuantitatif dan Pembahasan/Analisis Temuan.

BAB V menguraikan mengenai Kesimpulan dan Saran. Bab ini berisi

(18)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Lokasi dan Subjek Populasi/Sampel Penelitian 1. Lokasi Penelitian

Lokasi dalam penelitian ini adalah tempat peneliti melakukan penelitian

tentang pengaruh penggunaan media pembelajaran terhadap sikap dan minat

siswa dalam pembelajaran penjas. Penelitian dilakukan di Sekolah Menengah

Atas Negeri 23 Bandung yang berlokasi di Jalan Antapani Bandung.

2. Populasi dan Sampel Penelitian

Seperti yang dikemukakan oleh Sugiyono (2006:90) mengemukakan bahwa, “Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri dari objek/subjek yang memilki kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh

peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya”. Dalam

penelitian ini yang dijadikan populasi oleh peneliti adalah siswa-siswi kelas X

(sepuluh) di SMAN 23 Bandung. Jumlah siswa-siswi kelas X (sepuluh)

seluruhnya sebanyak 405 orang.

Bila populasi besar, dan peneliti tidak mungkin mempelajari semua

yang ada pada populasi, maka peneliti dapat menggunakan sampel yang

diambil dari populasi itu. Apa yang dipelajari dari sampel tersebut,

kesimpulannya akan berlakukan untuk populasi, maka sampel yang diambil

dari populasi harus betul-betul representative (mewakili). Untuk

mempermudah melakukan penelitian, peneliti memerlukan sampel penelitian yang merupakan bagian dari populasi. Menurut Sugiyono (2006:91), “Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut”.

Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini dengan menggunakan

cluster sampling (area sampling). Teknik tersebut digunakan dalam penelitian

ini karena populasi mempunyai anggota yang luas, terdiri dari beberapa kelas,

(19)

populasi itu bersrata (tidak sama) maka pengambilan sampelnya perlu

menggunakan stratified random sampling, adapun yang perlu dipastikan yaitu

yang menjadi sampel dalam penelitian ini harus merupakan siswa-siswi kelas

X (sepuluh) yang bersekolah di SMAN 23 Bandung.

Dengan perhitungan untuk menentukan ukuran sampel peniliti

menggunakan rumus Taro Yamane dalam Akdon dan Hadi (2005:107) yaitu :

Keterangan :

n = Jumlah Sampel

N = Jumlah Populasi

d2 = Presisi yang ditetapkan

Dalam penilitian ini jumlah populasi sebanyak 405 orang dimasukkan

ke dalam rumus diatas dengan tingkat presisi yang ditetapkan yaitu 0,1%. Jadi

dijabarkan sebagai berikut :

=

n = 80,1 = 80

B. Desain Penelitian

Dalam melakukan suatu penelitian sangat diperlukan perencanaan dan

perancangan penelitian, agar penelitian yang dilakukan dapat berjalan dengan

baik dan sistematis.Oleh karena itu dalam penelitian diperlukan desain

penelitian. Pengertian desain penelitian menurut Nasution (2003:23) dijelaskan bahwa : “Desain penelitian merupakan rancangan tentang cara mengumpulkan dan menganalisis data agar dapat dilaksanakan secara ekonomis serta serasi dengan tujuan penelitian itu”.

(20)

dalam proses penelitian secara benar dan tepat sesuai dengan tujuan yang telah

ditetapkan. Adapun langkah-langkah yang ditempuh oleh peneliti dalam

melakukan penelitian adalah sebagai berikut :

1. Peneliti melakukan studi pendahuluan (Mei-Juli, 2012) untuk merumuskan

latar belakang masalah, identifikasi masalah, batasan masalah, dan rumusan

masalah apa yang akan diteliti menjadi sebuah penelitian.

2. Peneliti mengumpulkan data-data dilapangan yang dapat menunjang proses

penelitian.

3. Peneliti mencari teori-teori yang relevan yang dapat digunakan untuk

menjelaskan tentang variable yang akan diteliti.

4. Berdasarkan teori-teori yang dikemukakan, maka selanjutnya peneliti

membuat kerangka berfikir, dengan kerangka berfikir ini selanjutnya

peneliti dapat menyusun hipotesis. Hipotesis merupakan jawaban sementara

terhadap rumusan masalah.

5. Setelah hipotesis diajukan, maka langkah berikutnya adalah menentukan

bagaimana agar hipotesis tersebut dapat teruji secara empirik. Untuk

diperlukan tahapan-tahapan seperti menentukan populasi dan sampel,

menyusun instrument penelitian, teknik pengumpulan data, pengolahan

data, dan menentukan teknik analisis data.

Adapun untuk menggambarkan hubungan kedua variabel dalam

penelitian ini maka dapat dilihat dalam gambar desain penelitian dibawah ini :

Tabel 3.1 Desain Penelitian

 Interesest : kondisi kelas kondisi teman

Sarwono (2000:23) Media Pembelajaran

( Variabel X )

Indikator :

 Media Berbasis Manusia

 Media Berbasis Cetakan

 Media Berbasis Visual

 Media Berbasis Audio

(21)

Hubungan Antara variabel X dan Y

Keterangan :

Variabel X : Media Pembelajaran

Variabel Y : Sikap dan Minat Siswa

: Hubungan variabel X dengan variabel Y

C. Metode Penelitian

Metode penelitian merupakan suatu cara ataupun teknik yang

dipergunakan sebagai alat bantu untuk mengumpulkan data serta

menganalisisnya agar diperoleh suatu kesimpulan guna mencapai tujuan

penelitian. Menurut Surakhmad (1998:31), ”Metode merupakan cara utama

yang dipergunakan untuk mencapai tujuan, misalnya untuk menguji

serangkaian hipotesis, dengan menggunakan teknik serta alat-alat tertentu.” Untuk menemukan jawaban penelitian yang berjudul “Pengaruh Media Pembelajaran Terhadap Sikap dan Minat Siswa Dalam Pembelajaran Penjas”,

yang sesuai dengan rumusan masalah dan tujuan penelitian, maka digunakan

metode penelitian deskriptif dengan pendekatan kuantitatif.

Menurut Arikunto (2002:86) menyatakakan bahwa : ”Metode

Deskriptif adalah metode penelitian yang digunakan dalam mengkaji

permasalahan-permasalahan yang terjadi saat ini atau masa sekarang”. Tujuan

dari penelitian deskriptif ini adalah untuk membuat deskripsi, gambaran atau

lukisan secara sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat

hubungan antarfenomena yang diselidiki. Penelitian deskriptif mempelajari

masalah-masalah dalam masyarakat, serta tata cara yang berlaku dalam

masyarakat serta situasi-situasi tertentu, termasuk tentang hubungan,

kegiatan-kegiatan, sikap-sikap, pandangan-pandangan serta proses-proses yang sedang

berlangsung dan pengaruh-pengaruh dari suatu fenomena.

(22)

metode yang tepat digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif

dengan pendekatan kuantitatif dimana penggambaran data-data yang diperoleh

benar-benar aktual yang disajikan dalam bentuk angka-angka sebagai hasil

penelitian yang dilakukan terhadap populasi ataupun sampel penelitian.

Sudjana (1996:53) mengemukakan pentingnya metode penelitian deskriptif

dengan pendekatan kuantitatif sebagai berikut, metode penelitian deskriptif

dengan pendekatan secara kuantitatif digunakan apabila bertujuan untuk

mendeskripsikan atau menjelaskan peristiwa atau suatu kejadian yang terjadi

pada saat sekarang dalam bentuk angka yang bermakna.

Selain menggunakan metode deskriptif dengan pendekatan secara

kuantitatif, penelitian ini ditunjang pula dengan studi kepustakaan terhadap

sumber-sumber yang relevan dengan masalah yang diteliti yang berupa

buku-buku, jurnal, blog yang jelas, laporan penelitian dan lain-lain, sehingga

teori-teori yang diperoleh dapat dijadikan bahan rujukan dalm mengkaji

permasalahan penelitian. Seperti pendapat Surakhmad (1998: 61)

mengemukakan tentang pentingnya studi kepustakaan dalam penelitian,

sebagai berikut :

Penyelidikan kepustakaan (bibliografis) tidak diabaikan sebab di sinilah peneliti berusaha menemukan keterangan mengenai segala sesuatu yang relevan dengan masalahnya, yaitu teori yang dipakainya, pendapat para ahli mengenai aspek itu, penelitian yang sedang berjalan atau masalah-masalah yang disarankan oleh para ahli.

D. Definisi Operasional

Moh. Nazir (1998:152) mengemukakan bahwa; “Definisi operasional adalah suatu definisi yang diberikan kepada suatu variabel dengan cara

memberikan arti atau menspesifikasikan kegiatan ataupun memberikan suatu operasional”.

Berdasarkan uraian di atas peneliti menyimpulkan bahwa definisi

operasional adalah suatu definisi diberikan oleh peneliti dan sekaligus

memberikan penjelasan tentang cara mengukur masing-masing variabel

(23)

1. Media Pembelajaran

Secara umum media pembelajaran adalah alat bantu dalam proses

belajar mengajar. Sesuatu apa pun yang dapat dipergunakan untuk merangsang

pikiran, perhatian, perasaan, dan kemampuan atau keterampilan pebelajar

tersebut sehingga dapat mendorong terjadinya proses belajar atau kegiatan

pembelajaran.

Secara konseptual media pembelajaran adalah perantara atau pengantar

pesan dari pengirim ke penerima pesan. Menurut Robinson (2009:24) media

pembelajaran terdiri dari media berbasis manusia, media berbasis cetakan,

media berbasis visual, dan media berbasis audio. Setiap jenis media

mendasarkan pada hal-hal tertentu dengan tujuan dapat mempengaruhi siswa

siswi untuk meningkatkan prestasinya.

Berdasarkan definisi media pembelajaran yang telah disebutkan di atas,

maka peneliti dapat menyimpulkan bahwa yang dimaksud dengan media

pembelajaran merupakan suatu alat sebagai perantara untuk pemahaman makna

dari materi yang disampaikan oleh pendidik atau guru baik berupa media cetak

atau pun elektronik dan media pembelajaran ini juga sebagai alat untuk

memperlancar dari penerapan komponen-komponen dari sistem pembelajaran

tersebut, sehingga proses pembelajaran dapat bertahan lama dan efektif,

suasana belajar pun menjadi menyenangkan. Dapat menyalurkan pesan, dapat

merangsang pikiran, perasaan, dan kemauan peserta didik sehingga dapat

mendorong terciptanya proses belajar mengajar baik berupa alat yang berfungsi

sebagai perantara atau penyampai isi berupa informasi pengetahuan maupun

yang berupa visual dan verbal untuk keperluan pengajaran.

Setiap sekolah pada umumnya memiliki ketersediaan media

pembelajaran yang bermacam-macam, namun dapat dikatakan semakin bagus

kualitas sebuah sekolah maka akan semakin lengkap pula ketersediaan media

pembelajaran yang mereka miliki untuk menunjang proses belajar mengajar di

(24)

2. Sikap dan Minat Siswa

Sikap dan minat merupakan faktor internal psikologis yang sangat

berperan dalam proses belajar. Seorang siswa akan mau dan tekun dalam

belajar atau tidak sangat tergantung sangatdalam sikap dan minat yang ada

pada dirinya

Menurut psikologi, sikap dan minat adalah merupakan pola reaksi

individu terhadap sesuatu stimulus/lingkungan. Sikap (attitude) diartikan

sebagai suatu kecenderungan untuk mereaksi terhadap suatu hal, orang atau

benda dengan suka, tidak suka atau acuh tak acuh.Kecendrungan mereaksi atau

sikap seseorang terhadap sesuatu hal, orang atau benda dengan demikian bisa

tiga kemungkinan, yaitu suka (menerima/senang), tidak suka (menolak/tidak

senang) dan sikap acuh tak acuh.

Perwujudan atau terjadinya sikap seseorang itu dapat di pengaruhi oleh

faktor pengetahuan, kebiasaan dan keyakinan karena itu untuk membentuk /

membangkitkan suatu sikap yang positif atau untuk menghilangkan suatu sikap

yang negatif dapat dilakukan dengan memberitahukan / menginformasikan

faedah atau kegunaan, dengan membiasakan atau dengan dasar keyakinan.

Dengan demikian, sikap dan minat siswa merupakan tentang bagaimana

seorang siswa siswi merespon kegiatan belajar mengajar yang mereka terima,

baik yang bersumber dari stimulus yang guru berikan maupun dari media

pembelajaran yang mereka gunakan.

E. Instrumen Penelitian

Menurut Arikunto (2002:134),”Instrumen penelitian/pengumpulan data

adalah alat bantu yang dipilih dan digunakan oleh peneliti dalam kegiatannya

mengumpulkan agar kegiatan tersebut menjadi sistematis dan dipermudah olehnya”

Ibnu Hadjar (1996:160) berpendapat bahwa “Instrumen merupakan alat

(25)

Seperti yang dikatakan Sugiyono (2006:105), Skala pengukuran

merupakan seperangkat aturan yang diperlukan untuk mengkuantitatifkan data

dari pengukuran suatu variabel. Para ahli sosiologi membedakan dua tipe skala

menurut fenomena sosial yang diukur yaitu skala pengukuran untuk mengukur

perilaku susila dan kepribadian dan skala pengukuran untuk mengukur

berbagai aspek budaya lain dan lingkungan sosial. Berbagai skala sikap yang

sering digunakan ada 5 macam, yaitu skala likert, skala guttman, rating scale,

sematict defferensial, dan skala thurstone.

Dalam penelitian ini peneliti akan menggunakan skala likert, karena

skala likert digunakan untuk mengatur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang

atau sekelompok orang tentang fenomena sosial. Dengan skala likert, maka

variabel yang akan diukur dijabarkan menjadi sub variabel. Kemudian sub

variabel dijabarkan menjadi komponen-komponen yang dapat terukur.

Komponen-komponen yang terukur ini kemudian dijadikan sebagai titik

tolak untuk menyusun item instrument yang dapat berupa pertanyaan atau

pernyataan yang kemudian dijawab oleh responden.

Jawaban setiap item instrument yang menggunakan skala likert

mempunyai gradasi dari sangat positif sampai sangat negatif, yang dapat

berupa kata-kata antara lain:

Tabel 3.2 Kriteria Pengskoran Alternatif Jawaban Dari Likert Variabel X Dan Variabel Y

Variabel Indikator Alternatif Pilihan Dalam Instrumen Media Pembelajaran 1. Media berbasis manusia Selalu (SL)

Sering (SR)

Kadang – kadang (KD) Jarang (JR)

Tidak Pernah (TP) 2. Media berbasis cetakan

3. Media berbasis visual 4. Media berbasis audio

(26)

Untuk keperluan analisis secara kuantitatif, maka jawaban itu dapat

diberi skor, seperti yang dikemukan oleh Sugiyono (2006:107), yaitu :

1) Selalu diberi skor 5 2) Sering diberi skor 4

3) Kadang – kadang diberi skor 3 4) Jarang diberi skor 2

5) Tidak Pernah diberi skor 1

Instrumen penelitian yang menggunakan skala likert dapat dibuat dalam

bentuk checklist ataupun pilihan ganda. Adapun penyusunan instrument

penelitian dari tiap-tiap variabel bebas dan terkait dengan kisi-kisi sebagai

berikut :

Tabel 3.3 Kisi-kisi Instrument Penelitian

Variabel Indikator Sub indicator No.item

Media

Proses pengembangan instrument dilakukan untuk memperoleh hasil

penelitian yang baik, maka perlu didukung data yang baik pula. Sedangkan

(27)

reliabel. Uji coba instrument penelitian dilakukan untuk melihat sejauhmana

keberhasilan suatu penelitian, karena data-data yang peneliti peroleh berasal

dari instrument penelitian (angket).

Dalam mengadakan uji coba instrument penelitian (angket) sebelumnya

peneliti melakukan uji coba instrument penelitian (angket) kepada responden

yang memiliki karakteristik yang sama dengan responden yang ada dalam

penelitian sesungguhnya.

Kegiatan uji coba angket dilakukan kepada 20 siswa kelas X (sepuluh)

di SMA Negeri 23 Bandung. Dalam uji coba angket kepada responden

dilakukan analisi validitas dan reliabilitas instrument.

1. Validitas

Validitas dilakukan untuk mengetahui apakah instrument yang

digunakan valid atau tidak, artinya apakah dapat mengukur yang benar-benar

dikehendaki untuk diukur dalam penelitian.Hal ini sebagaimana yang dikemukakan oleh Sugiyono (2006:137), “Valid berarti instrument tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur”.Sejalan dengan pendapat Riduwan dan Sunarto (2011:348), “Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukan tingkat kevalidan atau kesahihan suatu instrument”.

Uji validitas dilakukan dengan menganalisis setiap item, yaitu dengan

mengkorelasikan skor dari tiap butir dengan skor total yang merupakan jumlah

tiap skor butir. Perhitungan validitas dilakukan dengan bantuan SPSS statistics

17.0 for windows . Hasil perhitungan korelasi (r hitung) dilihat dari corrected

item -total correlation yang merupakan korelasi antara skor item dengan skor

total item (nilai r hitung) dibandingkan dengan nilai r table (0,444). Jika nilai r

hitung lebih besar dari nilai r table atau nilai r hitung > nilai r table, maka item

tersebut adalah valid. Namun jika nilai r hitung < dari r table, maka item

tersebut adalah tidak valid.

Adapun rumus yang dipergunakan dalam pengujian validitas instrument

(28)

Product Moment. Berikut merupakan langkah-langkah uji validitas dalam

penelitian ini.

r

xy

=

√ √

(Arikunto, 2002 : 162)

Keterangan :

n = jumlah responden ( subyek )

X = skor setiap item

Y = skor total

(∑X)² = kuadrat jumlah skor item ∑X² = jumlah kuadrat skor item ∑Y² = jumlah kuadrat skor total (∑Y)² = kuadrat jumlah skor total

rxy = koofisien korelasi variabel x dan y

Selanjutnya dihitung dengan Uji-t dengan rumus :

t

hitung

=

√ √ Dimana :

thitung = Nilai thitung

r = koefisien korelari hasil rhitung

n = Jumlah responden

Dengan menggunakan belah dua (Slip –Half Methode), yaitu membagi

item soal menjadi dua bagian. Dengan langkah-langkah :

a. Mengelompokkan skor butir soal bernomor ganjil (X) sebagi belahan

pertama dan kelompok skor butir soal bernomor genap (Y) sebagai

belahan kedua.

b. Untuk selanjutnya dikorelasikan dengan rumus korelasi Sperman dari

(29)

r

1

= 1-

Keterangan :

r1 = koefisin relasi 6 & 1 = bilangan konstan

bi2 = selisih antara beda peringkat X dan Y yang data aslinya berpasangan

n = jumlah sampel (banyaknya data)

Pengujian uji validitas instrument dilakukan dengan angket (kuesioner)

yang dibagikan kepada 20 siswa SMA Negeri 23 Bandung. Uji validitas

dilakukan sekaligus dengan pengujian realibilitas dengan metode split half

menggunakan bantuan SPSS 17.0 statistics for windows.

Berdasarkan hasil perhitungan (terlampir), validitas dari kedua variabel

penelitian adalah sebagai berikut :

1) Validitas variabel X (Media Pembelajaran)

Berdasarkan hasil perhitungan dengan menggunakan bantuan SPSS

statistic 17.0 for windows untuk variabel X tentang Media Pembelajaran adalah

(30)

Tabel 3.4 Hasil Uji coba angket variabel X (Media Pembelajaran)

No item (r hitung) r table Keputusan

1 0,779 0,444 Valid

2 0,503 0,444 Valid

3 0,524 0,444 Valid

4 0,477 0,444 Valid

5 0,779 0,444 Valid

6 0,612 0,444 Valid

7 0,502 0,444 Valid

8 0,524 0,444 Valid

9 0,779 0,444 Valid

10 0,470 0,444 Valid

11 0,779 0,444 Valid

12 0,503 0,444 Valid

13 0,482 0,444 Valid

14 0,779 0,444 Valid

15 0,524 0,444 Valid

16 0,502 0,444 Valid

17 0,524 0,444 Valid

18 0,779 0,444 Valid

19 0,666 0,444 Valid

20 0,503 0,444 Valid

Setelah dilakukan uji validitas terhadap angket variabel X (Media

Pembelajaran) dapat disimpulkan bahwa dari 20 item pernyataan yang hendak

ditanyakan kepada responden dinyatakan 20 item valid (semua item valid).

2) Validitas variabel Y (Sikap dan Minat)

Berdasarkan hasil perhitungan dengan menggunakan bantuan SPSS

statistics 17.0 for windows untuk variabel Y tentang Sikap dan Minat adalah

(31)

Tabel 3.5 Hasil Uji coba angket variabel Y (Sikap dan Minat)

No Item r hitung r table Keputusan

1 0,587 0,444 Valid

2 0,544 0,444 Valid

3 0,587 0,444 Valid

4 0,445 0,444 Valid

5 0,532 0,444 Valid

6 0,530 0,444 Valid

7 0,547 0,444 Valid

8 0,534 0,444 Valid

9 0,505 0,444 Valid

10 0,536 0,444 Valid

11 0,510 0,444 Valid

12 0,540 0,444 Valid

13 0,547 0,444 Valid

14 0,470 0,444 Valid

15 0,467 0,444 Valid

Setelah dilakukan uji validitas terhadap angket variabel Y (Sikap dan

Minat) dapat disimpulkan bahwa dari 15 item pernyataan yang hendak

ditanyakan kepada responden dinyatakan 15 item valid (semua item valid).

2. Reliabilitas

Setelah dilakukan uji validitas, selanjutnya dilakukan uji reliabilitas

untuk mengetahui sejauh mana suatu instrumen dapat dipercaya. Reriabel

artinya dapat dipercaya juga dapat diandalkan sehingga beberapa kali diulang

pun hasilnya akan tetap sama (konstan). Suatu instrumen dapat akan reliabel

apabila instrumen tersebut dipakai dua kali untuk mengukur gejala yang sama

(32)

untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrument tersebut sudah dianggap baik”.

Untuk mengukur realibilitas instrument, peneliti menggunakan bantuan

SPSS 17.0 for windows, untuk variable X dengan melihat nilai korelasi

Gutman Split-Half Coefficient dengan menggunakan langkah-langkah berikut :

a. Mengelompokkan skor butir soal bernomor ganjil (X) sebagai belahan

pertama dan kelompok skor butir soal bernomor genap (Y) sebagai belahan

kedua

b. Untuk selanjutnya dikorelasikan dengan rumus korelasi Spearman sebagai

berikut :

r

1

= 1-

(Sudjana 1996:455)

Keterangan :

r1 = koefisien korelasi 6 dan 1 = bilangan konstan

= selisih antara beda peringkat X dan Y yang data aslinya

berpasangan

n = jumlah sampel (banyaknya data)

c. Dari nilai koefisien korelasi yang didapat, kemudian menghitung t dengan

rumus :

t =

√ (Sugiyono 2006:214)

Keterangan :

(33)

1) Berdasarkan hasil perhitungan uji reriabilitas untuk variable X (Media Pembelajaran) diperoleh hasil sebagai berikut :

Tabel 3.6 Uji Realibilitas Variabel X (Media Pembelajaran)

Reliability Statistics

Correlation Between Forms .982

Spearman-Brown Coefficient Equal Length .991 Unequal Length .991 Guttman Split-Half

Coefficient

.991

Dari perhitungan Spearman-Brown Coefficient menggunakan bantuan

SPSS statistics 17.0 for windows diperoleh nilai berdasarkan Gutman Split

Half = 0,991 sedangkan rtabel =0,444 dengan taraf signifikan 5%. Karena rhitung (0,991) >rtabel (0,444) maka dapat disimpulkan bahwa instrument X (Media

Pembelajaran) reliable.

2) Berdasarkan hasil perhitungan uji reriabilitas untuk variable Y (Sikap dan Minat) diperoleh hasil sebagai berikut :

Tabel 3.7 Uji Realibilitas Variabel Y (Sikap dan Minat)

Reliability Statistics

Correlation Between Forms .739

Spearman-Brown Coefficient Equal Length .850

Unequal Length .851

Guttman Split-Half Coefficient

.842

(34)

>rtabel (0,444) maka dapat disimpulkan bahwa instrument Y (Sikap dan Minat) reliable

G. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data merupakan cara untuk memperoleh dan

mengumpulkan informasi dan keterangan-keterangan mengenai objek

penelitian. Bila dilihat dari segi cara atau teknik pengumpulan data, maka

teknik pengumpulan data dilakukan dengan observasi langsung (pengamatan),

kuisioner (angket), dan gabungan keduanya. Seperti yang dikemukakan oleh

Winarno Surakhmad (1998:162) :

Observasi langsung merupakan teknik pengumpulan data dimana penyelidik mengadakan pengamatan secara langsung (tanpa alat) terhadap gejala-gejala subjek yang diselidiki, baik pengamatan itu dilakukan di dalam situasi sebenarnya maupun dilakukan di dalam situasi buatan yang khusus diadakan.

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu

dengan teknik observasi (pengamatan langsung) dan angket (kuisioner).

Angket (kuisioner) merupakan daftar tertulis yang berisi

pertanyaan-pertanyaan yang harus dijawab oleh responden sehingga diperolah informasi

yang berkaitan dengan masalah yang diteliti. Sugiyono (2006:162)

mendefinisikan angket sebagai teknik pengumpulan data yang dilakukan

dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pertanyaan tertulis kepada

responden untuk dijawabnya. Adapun instrumen yang digunakan dalam

penelitian ini adalah skala (1-5).

Pengumpulan data penelitian yang ditempuh peneliti lebih menitik

beratkan pada pengunaan angket (kuisioner) yang ditunjang dengan teknik

observasi dan studi pendahuluan. Adapun pengumpulan data dilakukan dalam

beberapa tahap, yaitu a) tahap penentuan alat pengumpulan data, b) tahap

penyusunan alat pengumpulan data, c) tahap uji coba angket, d) tahap

(35)

a. Tahap penentuan alat pengumpulan data

Untuk memperolah data-data yang dibutuhkan dalam penelitian,

terlebih dahulu harus ditentukan alat apa yang akan digunakan guna

mengumpulkan data. Berkaitan dengan hal tersebut, maka peneliti memilih

angket tertutup sebagai alat pengumpul data yang diperlukan dalam penelitian,

yang disertai pula dengan alternative jawaban. Penggunaan angket tertutup

dimaksudkan agar memudahkan responden dalam menjawab setiap pertanyaan

yang dikemukakan, sebagaimana dikemukakan oleh Sanafiah faisal

(1992:178-179) bahwa:

Angket tertutup adalah angket yang menghendaki jawab yang pendek

atau jawaban yang diberikan dengan membubuhkan tanda tertentu.Angket

demikian biasanya meminta jawaban dengan pola tertentu, jawaban singkat

yang membubuhkan tanda checklist pada item yang termuat pada alternative

jawaban.Angket tertutup mudah diisi, memerlukan waktu yang singkat,

memuaskna responden pada pokok pernyataan, relative objektif dan sangat

mudah ditabulasi dan dianalisa.

Adapun keuntungan penggunaan dalam pengumpulan data dengan

angket menurut Suharsimi Arikunto (2002:25) adalah :

1) Tidak memerlukan hadirnya peneliti

2) Dapat dibagikan secara serentak kepada banyak responden

3) Memberikan kemudahan untuk menganalisa alternative jawaban yang ada 4) Pengumpulan data lebih efisien dari segi waktu, biaya, dan tenaga

5) Agar memperoleh jawaban-jawaban singkat dan objektif serta untuk memudahkan tabulasi dan perhitungan.

b. Tahap penyusunan alat pengumpulan data

Dalam penyusunan alat penentuan data, terdapat beberapa tahap yang

harus diperhatikan dalam penyusunan angket, yaitu :

1) Menentukan indikator yang dianggap penting untuk diteliti, yaitu variable X

(Media Pembelajaran) dan variable Y (Sikap dan Minat)

2) Mengidentifikasi sub variable dari masing-masing variable penelitian yang

(36)

3) Mengidentifikasi indikator dari masing-masing variable yang telah

ditetapkan.

4) Menyusun kisi-kisi alat pengumpulan data.

5) Menyusun daftar pertanyaan yang disertai dengan alternative jawaban

yang bisa dipilih oleh responden.

6) Menetapkan kriteria penskoran untuk setiap alternative jawaban.

c. Tahap uji coba angket

Setelah angket disusun, biasanya angket tidak langsung disebarkan

untuk penggunaan yang sesungguhnya, akan tetapi terlebih dahulu dilakukan

uji coba angket yang telah disusun. Sebagaimana dikemukakan Sanafiah Faisal

(1992:38) bahwa :

Setelah angket disusun, lazimnya tidak langsung disebarkan untuk penggunaan sesungguhnya (tidak langsung dipakai dalam pengumpulan data yang sebenarnya). Sebelum pemakaian yang sesungguhnya sangatlah mutlak adanya uji coba terlebih dahulu, yaitu uji coba terhadap isi maupun bahasa/redaksi dari angket yang telah selesai disusun.

Uji coba angket dapat dilakukan dengan cara menyebarkannya kepada

sejumlah responden yang dapat digolongkan dalam kategori calon responden

atau dengan kata lain mempunyai karakteristik yang hampir sama dengan

responden yang sebenarnya. Untuk uji coba angket ini, penulis melakukan uji

coba terhadap 20siswa kelas X (sepuluh) di SMA Negeri 23 Bandung.

d. Tahap penyebaran angket dan pengumpulan angket

Setelah melakukan uji coba angket dan diketahui hasilnya, maka

langkah selanjutnya adalah melakukan pengumpulan data dari responden yang

telah ditentukan. Pengumpulan data dilakukan sesuai dengan waktu yang telah

ditentukan berdasarkan kesepakatan penulis dengan subjek penelitian

(responden).

H. Analisis Data

(37)

(2006:169). Kegiatan dalam analisis data adalah mengelompokkan data

berdasarkan variable dan jenis responden, mentabulasi data berdasarkan

variable dari seluruh responden, menyajikan data tiap variable yang diteliti,

melakukan perhitungan untuk menjawab rumusan masalah, dan melakukan

perhitungan untuk menguji hipotesis yang telah diajukan.

Teknik analisis data dalam penelitian kuantitatif menggunakan statistik.

Terdapat beberapa dua macam statistik yang digunakan untuk menganalisis

data dalam penelitian, yaitu statistik deskriptif dan statistik inferensial.Dalam

penelitian ini peneliti menggunakan statistik inferensial. Adapun dalam

proses perhitungan dan pengolahan data, peneliti menggunakan bantuan

perangkat lunak dari bantuan SPSS statistic 17.0 for windows dan dengan

bantuan Microsoft Office Excel 2007.

Menurut Sugiyono (2006:170), statistik inferensial (sering juga disebut

statistik induktif atau statistik probabilitas), adalah teknik statistik yang

digunakan untuk menganalisis data sampel dan hasilnya diberlakukan untuk

populasi. Statistik ini akan cocok digunakan bila sampel diambil dari populasi

yang jelas, dan teknik pengambilan sampel dari populasi itu dilakukan secara

random.

Data yang dikumpulkan tidak akan memberikan banyak arti jika data

tersebut disajikan dalam bentuk data mentah, tidak diolah dan dianalisis. Oleh

karena itu, maka pengolahan data dan analisis data merupakan kegiatan yang

sangat penting dalam penelitian untuk memperoleh kesimpulan atau

generalisasi tentang masalah yang diteliti. Sejalan dengan itu Surakhmad

(1998:111) mengemukakan sebagai berikut:

Mengolah data adalah konkrit untuk membuat data berbicara, sebab betapapun tinggi besarnya nilai data yang terkumpul (sebagai hasil fase pelaksanaan pengumpulan data) apabila tidak disusun dalam sutau organisasi dan tidak diolah menurut sistematik yang baik, niscaya data itu tetap merupakan bahan yang membisu seribu bahasa.

(38)

ditetapkan serta diharapkan dari data-data tersebut, peneliti dapat mengambil

kesimpulan sesuai dengan yang ingin dicapai.

Adapun tahapan pengolahan dan analisis data dalam penelitian ini yaitu

sebagai berikut :

1. Menyeleksi data dan menentukan bobot nilai

Yaitu dengan memeriksa jawaban responden berdasarkan kriteria yang

telah ditetapkan yaitu memilih data yang akan diolah, melihat dan menyeleksi

kelengkapan jawaban responden, dan data yang telah terkumpul dibentuk

dengan sistem tabulasi atau dalam bentuk tabel. Menentukan bobot nilai

dilakukan untuk setiap kemungkinan item variable penelitian dengan

menggunakan skala yang telah ditentukan dan kemudian ditentukan pula

skornya.

2. Menghitung uji kecenderuangan rata-rata (Weighted Means Score)

Perhitungan ini dilakukan untuk mengetahui gambaran secara umum

dari variable penelitian. Perhitungan yang dipergunakan adalah Weighted

Means Score (WMS). Teknik ini digunakan untuk mencari gambaran

kecenderungan variable X dan variable Y atau untuk menggambarkan

keadaan kecenderungan Media Pembelajaran dan Sikap dan Minat Siswa,

sekaligus untuk menentukan kedudukan setiap item atau indicator, maka

digunakan uji statistic yang sesuai dengan penelitian ini. Adapun

langkah-langkah dalam pengelolahan WMS adalah sebagai berikut :

a) Memberi bobot untuk setipa alternative jawaban yang dipilih

b) Menghitung frekuensi dari setiap alternative jawaban yang dipilih

c) Mencari jumlah nilai jawaban yang dipilih responden pada setiap

pertanyaan, yaitu dengan cara menghitung frekuensi responden pada setiap

pernyataan, yaitu dengan menghitung jumlah responden yang telah

memilih alternative jawaban tersebut kemudian dikalikan dengan bobot

alternative itu sendiri.

(39)

̅

=

Keterangan :

̅ = nilai rata-rata yang dicari

= jumlah skor gabungan (frekuensi jawaban dikali bobot nilai untuk tiap alternative jawaban/kategori

n = jumlah responden/sampel

e) Menentukan kriteria pengelompokan WMS untuk skor rata-rata setiap

kemungkinan jawaban

f) Mencocokkan hasil perhitungan setiap variable dengan kriteria

masing-masing untuk menentukan dimana letak kedudukan setiap variable atau

dengan kata lain kemana arah kecenderungan dari masing-masing variable

tersebut.

Tabel 3.8

Tabel Konsultasi Hasil Perhitungan WMS

Rentang Nilai Kriteria

Penafsiran

Variabel X Variabel Y

4,01 – 5,00 Sangat Baik Selalu Selalu

3,01 – 4,00 Baik Sering Sering

2,01 – 3,00 Cukup Baik Kadang-kadang Kadang-kadang

1,01 – 2,00 Kurang Baik Jarang Jarang

0,01 – 1,00 Tidak Baik Tidak Pernah Tidak Pernah

3. Mengubah skor mentah menjadi skor baku

Dalam mengubah skor mentah menjadi baku peneliti menggunakan

bantuan dari statistic SPSS 17.0 for windows dan Microsoft Office Excel

2007. Adapun rumus yang digunakan untuk menghitung skor mentah menjadi

skor baku digunakan rumus yang dikemukakan oleh Sudjana (1996:104)

sebagai berikut :

Ti= 50+10 (

̅

)

Keterangan : Ti = skor baku

(40)

4. Uji Normalitas Distribusi Data

Uji normalitas distribusi dimaksudkan untuk mengetahui apakah normal

tidaknya penyebaran data. Dalam uji normalitas distribusi mempergunakan

rumus digunakan Chi Kuadrat (X2) yaitu :

=

(Sudjana, 1996: 273 Keterangan :

= Chi kuadrat yang dicari

Oi = frekuensi hasil pengamatan/penelitian Ei = frekuensi yang diharapkan

5. Menguji Hipotesis Penelitian

Uji hipotesis ini dilakukan untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh

yang positif dan signifikan antara Media Pembelajaran terhadap Sikap dan

Minat Siswa. Berikut adalah rumusan hipotesis dalam penelitian ini :

1) Ha : Penggunaan Media Pembelajaran Berpengaruh Positif dan

Signifikan Terhadap Sikap dan Siswa dalam Pembelajaran Penjas di

SMA Negeri 23 Bandung.

Ho : Penggunaan Media Pembelajaran Tidak Berpengaruh Positif dan

Signifikan Terhadap Sikap Siswa dalam Pembelajaran Penjas di SMA

Negeri 23 Bandung.

2) Ha : Penggunaan Media Pembelajaran Berpengaruh Positif dan

Signifikan Terhadap Minat Siswa dalam Pembelajaran Penjas di SMA

Negeri 23 Bandung.

Ho : Penggunaan Media Pembelajaran Tidak Berpengaruh Positif dan

Signifikan Terhadap Minat Siswa dalam Pembelajaran Penjas di SMA

Negeri 23 Bandung

Adapun yang menjadi langkah-langkah untuk menguji hipotesis

(41)

a. Mencari analisis korelasi

Perhitungan koefisien korelasi ini dimaksudkan untuk mengetahui arah

dari koefisien dan kekuatan pengaruh antara variable independen (X) terhadap

variable (Y) dengan menggunakan rumus Korelasi Rank Spearman. Secara

manual penggunaan rumus ini mengikuti langkah-langkah pengerjaan sebagai

berikut :

1) Membuat daftar N subjek dan menentukan rangking masing-masing

variable.

2) Menentukan nilai di untuk setiap subjek dengan mengurangkan rangking X

pada Y (di = X-Y), menguadratkan nilai d untuk menentukan d2 masing-masing

subjek. Menjumlahkan harga-harga d2 sehingga diperoleh ∑d2.

3) Jika jumlah rank kembar baik variable X dan variable Y maupun cukup

besar, maka rumus yang digunakan ialah rumus koefisien korelasi rank

spearman sebagai berikut :

r

s

= 1-

4) Menggunakan penafsiran klasifikasi berdasarkan pada criteria koefisien

korelasi dari Sugiyono (2006:214) :

Tabel 3.9

Kriteria Koefisien Korelasi

Interval koefisien Tingkat Hubungan

0,00 - 0,199

b. Menguji signifikasi koefisien korelasi

Menurut Riduwan dan Sunarto (2011:278), hipotesis penelitian yang

akan diuji dirumuskan secara statistic sebagai berikut :

(42)

Hipotesis dalam bentuk kalimat adalah sebagai berikut :

1) Ha:Penggunaan Media Pembelajaran Berpengaruh Positif dan

Signifikan Terhadap Sikap Siswadalam Pembelajaran Penjas di SMA

Negeri 23 Bandung.

Ho :Penggunaan Media Pembelajaran Tidak Berpengaruh Positif dan

Signifikan Terhadap Sikap dan Minat Siswadalam Pembelajaran Penjas

di SMA Negeri 23 Bandung.

Pengambilan keputusan :

1) Jika nilai probabilitas 0,05 lebih kecil atau sama dengan nilai probabilitas Sig atau (0,05 ≤ Sig), maka Ho diterima dan Ha ditolak, artinya tidak signifikan.

2) Jika nilai probababilitas 0,05 lebih besar atau sama dengan nilai probabilitas Sig atau (0,05 ≥ Sig), maka Ho ditolak dan Ha diterima, artinya signifikan.

c. Uji koefisien determinasi

Derajat determinasi dipergunakan dengan maksud untuk mengetahui

besarnya kontribusi variable X terhadap variable Y untuk mengujinya

dipergunakan rumus yang dikemukakan oleh Akdon dan Hadi (2005: 188)

sebagai berikut :

KD = r2 x 100% Keterangan :

KD = koefisien determinasi yang dicari

r2 = koefisien korelasi

d. Uji Regresi Linier Sederhana

Uji regresi sederhana didasarkan pada hubungan fungsional ataupun

kausal satu variable independen dengan satu variable dependen. Seperti yang

dikemukakan oleh Sugiyono (2006:237), rumus persamaan umum regresi linier

(43)

Y’ = a + bX Keterangan :

Y’ = subyek/nilai dalam variable dependen yang diprediksikan a = harga Y bila X = 0 (hargan konstan)

b = angka arah atau koefisien regresi, yang menunjukkan angka peningkatan ataupun penurunan variable dependen yang didasarkan pada variable independen. Bila b (+) maka naik, dan bila (-) maka terjadi penurunan.

(44)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil temuan-temuan yang diperoleh, secara umum penelitian

mengenai pengaruh media pembelajaran terhadap sikap dan minat siswa dalam

pembelajaran penjas ini berada dalam kategori hubungan yang sedang. Secara

khusus berdasarkan hasil pengolahan data, analisis data dan pengujian hipotesis,

maka peneliti dapat mengambil kesimpulan yang tentunya dapat merujuk pada

rumusan masalah yang telah dirumuskan dalam penelitian ini. Media

pembelajaran yang digunakan di SMAN 23 Bandung termasuk dalam kategori

baik ( ̅ . Kondis ini terbukti dengan tersedianya fasilitas yang cukup

memadai untuk menunjang kegiatan pembelajaran di SMA Negeri 23 Bandung.

Sikap dan Minat Siswa pada pembelajaran penjasdi SMA Negeri 23 Bandung

termasuk dalam kategori cukup baik ( ̅ . Kondisi tersebut dapat dilihat

dari sikap dan minat siswa yang banyak mencapai tujuan pendidikan seperti apa

yang diharapakan, dapat terlihat dari banyaknya lulusan dari SMA Negeri 23 yang

berprestasi secara akademik maupun non akademik (olahraga). Pengaruh media

pembelajaran terhadap sikap dan minat siswa pada pembelajaran penjas di SMA

Negeri 23 Bandung tergolong dalam tingkat hubungan yang sedang (rxy = 0,417).

Perolehan tersebut menunjukkan bahwa media pembelajaran sebagai variable

independen (X) memiliki pengaruh yang sedang terhadap variable sikap dan minat

siswa sebagai variable dependen (Y).

B. Saran

Berdasarkan dari hasil keseluruhan penelitian yang telah dianalisis

mengenai penelitian “Pengaruh Penggunaan Media Pembelajaran terhadap Sikap

dan Minat Siswa Dalam Pembelajaran Penjas” dapat diambil kesimpulan bahwa

(45)

ini, yaitu pihak sekolah, pihak guru, pihak peserta didik, serta peneliti selanjutnya.

Mudah-mudahan rekomendasi yang peneliti ajukan dapat bermanfaat bagi

kemajuan SMA Negeri 23 Bandung dalam meningkatkan mutu sikap dan minat

siswa. Adapun saran yang diajukana dalah sebagai berikut :

1. Sekolah (SMA Negeri 23 Bandung)

a. Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa media pembelajaran yang ada

tergolong dalam kategori baik, untuk itu pihak sekolah hendaknya dapat terus

mempertahankannya atau bila perlu pihak sekolah bias lebih

meningkatkannya lagi, baik dalam segi media pembelajaran berbasis

manusia, cetakan, visual, dan audio.

b. Guru hendaknya lebih memperhatikan lagi tingkat motivasi sikap dan minat

belajar peserta didiknya, Karena apabila kedua hal tersebut telah terpenuhi

akan mendorong para peserta didik untuk lebih semangat meningkatkan

prestasinya dalam pembelajaran penjas.

c. Pengawasan dari pihak sekolah hususnya guru berkaitan dengan sikap dan

minat siswa dalam pembelajaran penjas harus lebih ditingkatkan lagi demi

meminimalisir tingkat indisipliner yang dilakukan oleh para peserta didik.

Hal ini dapat dilakukan dengan memberikan sanksi yang tegas dan sidak

(inspeksi mendadak) kedisiplinanyang lebih intens.

2. PesertaDidik di SMA Negeri 23 Bandung

a. Dengan penyediaan media pemebelajaran yang tergolong baik, hendaknya

peserta didik belajar secara maksimal mengabdikan diri kepada sekolah

maupun bangsa dan negara, hal ini dapat dilakukan dengan bertanggung

jawab atas segala sikap dan minat yang diperbuat selama berada dalam

lingkungan sekolah.

b. Sikap dan Minat Siswa dalam penelitian ini berada dalam kategori cukup

baik, peserta didik hendaknya dapat mempertahankan bahkan meningkatkan

(46)

c. Untuk terus meningkatkan prestasi belajar, hendaknya para peserta didik

lebih disiplin dalam menaati peraturan yang berlaku baik dalam lingkungan

sekolah maupun dalam lingkungan masyarakat.

3. Penelitiselanjutnya

a. Hendaknya dapat memiliki, mengkaji dan memperdalam kembali media

pembelajaran dan sikap dan minat siswa dalam pembelajaran penjas,

mengingat kedua aspek ini memiliki kajian yang sangat luas apabila dikaji

secara komprehensif. Dengan syarat melakukan penelitian yang sama tetapi

ditempat yang berbeda karena belum tentu besarnya pengaruh akan sama jika

diteliti di tempat lain.

b. Untuk peneliti selanjutnya sebaiknya dapat meneliti variabel lain selain media

pembelajaran dan sikap dan minat siswa dalam pembelajaran penjas,

mengingat media pembelajaran juga dapat mempengaruhi beberapa variable

dependen lain seperti motivasi, kedisiplinan, semangat belajar, efektifitas

belajar, prestasi siswa dan lain lain. Sedangkan variable sikap dan minat pun

dapat dipengaruhi oleh banyak variable independen lain seperti

Gambar

Gambar 2.1Media Pembelajaran  ........................................................................
Tabel  3.1 Desain Penelitian
Tabel 3.2 Kriteria Pengskoran Alternatif Jawaban Dari Likert
Tabel 3.3 Kisi-kisi Instrument Penelitian
+6

Referensi

Dokumen terkait

Segala puji dan syukur peneliti panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan karunia-NYA yang tak terhingga sehingga peneliti bisa menyelesaikan skripsi

Hasil penelitian menunjukkan bahwa hasil belajar merias wajah foto berdasarkan indikator konsep merias wajah foto, jenis-jenis merias wajah foto, prinsip-prinsip

[r]

• ANGKA KODE INSTITUSI untuk Sekolah yang tercetak pada Surat Aktivasi Akun yang dibagikan Kemdikbud ke sekolah-sekolah melalui LPMP dan Dinas Pendidikan Kab/Kota di program

Dimunculkan form isian seperti gambar dibawah ini untuk pembukuan Penerimaan dana dan silakan lakukan pengisian kemudian klik tombol Simpan.. Untuk pembukuan Pengeluaran silakan

beberapa faktor risiko terhadap terjadinya kasus penyakit hepatitis C. - Bagi pihak rumah sakit: Diharapkan dapat menjadi bahan

Format Observasi Pelaksanaan Pembelajaran (IPKG 2) ... Format Observasi Aktivitas Siswa ... Format Observasi Tes Hasil Belajar Siswa ... Format Observasi Catatan Lapangan

Negatif Positif Infeksi HCV akut awal; HCV kronik pada pasien dengan status imunosupresi; pemeriksaan HCV RNA positif palsu. Negatif Negatif Tidak adanya infeksi HCV